Anda di halaman 1dari 102

38

BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
KKN profesi kesehatan yang dilaksanakan selama tujuh pekan yang dimulai
pada tanggal 4 Juli 20 Agustus 2009 di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu
Kabupaten Bantaeng, memiliki program-program kerja yang berbasis kesehatan guna
memecahkan masalah-masalah kesehatan yang ditemukan di tengah-tengah
masyarakat berdasarkan observasi lapangan dan kajian hasil pendataan.
A. Persiapan Observasi
Persiapan observasi dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke berbagai
instansi terkait seperti Kantor Desa, Puskesmas, dan Posyandu. Kunjungan ke Kantor
Desa dan Puskesmas dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2009 dengan tujuan meminta
data sekunder terkait data demografi dan geogafis Desa Bonto Jai. Termasuk data
sekunder berupa profil desa untuk mengetahui gambaran umum kondisi Desa Bonto
Jai. Sedangkan di Puskesmas Campagaloe kami meminta data 10 Penyakit terbesar
serta profil kesehatan penduduk di Desa Bonto Jai dengan mewawancarai petugas
puskesmas. Selain itu kami juga melakukan pertemuan dengan pihak Posyandu yaitu
dengan Bidan Desa Bonto Jai dengan tujuan untuk melihat kondisi balita dan bayi di
Desa Bonto Jai. Semua data tersebut merupakan gambaran kami dalam rangka
melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan data terkait dengan Desa Siaga.

39

B. Observasi Lapangan (Pendataan)
Observasi lapangan dilaksanakan selama empat hari yaitu mulai tanggal 10
Juli 2009 13 Juli 2009 pada dua dusun di Desa Bonto Jai. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ditemukan di tengah-tengah
masyarakat juga untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan berdasarkan
kuesioner yang ada.
Observasi lapangan dilakukan dengan mengumpulkan data primer (melalui
kunjungan dari rumah ke rumah) dan data sekunder (dari kantor desa, puskesmas,
Pustu, dll).
Dari hasil observasi lapangan, ditemukan beberapa masalah kesehatan, antara
lain masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat;
misalnya Masalah sampah, pemanfaatan SPAL dan kepemilikan Jamban keluarga
(Jaga). Selain itu, pemanfaatan tanaman obat keluarga yang masih rendah serta
masalah-masalah kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan terhadap penyakit
menular dan tidak menular.
Berkaitan dengan penggunaan tempat sampah ba$hwa kebanyakan warga
tidak memiliki tempat sampah. Untuk Desa Bonto Jai sendiri kebanyakan bentuk
rumah penduduk adalah rumah panggung yang berdekatan dengan sungai dan laut
sehingga kecendrungan membuang sampah di sungai dan laut sangatlah besar. Untuk
kepemilikan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah) juga kesadaran masyarakat
masih kurang. Demikian juga masalah jamban, masih terdapat beberapa warga yang
belum memiliki jamban, hal ini disebabkan adanya kendala ekonomi dan kurangnya
40

kesadaran masyarakat tentang pentingnya jamban keluarga, sehingga ada warga di
dusun tertentu yang memanfaatkan sungai dan pinggir laut sebagai tempat buang air
besar.
Pada kegiatan perbaikan gizi keluarga, khusus untuk pemanfaatan pekarangan
rumah, masih banyak warga yang kurang memanfaatkan pekarangannya untuk
menanam tanaman obat keluarga (Toga). Sebagian pekarangan rumah dimanfaatkan
untuk menanam bunga, buah atau memelihara ternak.

C. Program Kerja
Berdasarkan observasi lapangan tersebut, maka ditemukan berbagai masalah
kesehatan yang menjadi acuan dalam penentuan program kerja. Bertujuan untuk
memberdayakan masyarakat serta meningkatkan indikator Desa Bonto Jai menjadi
desa siaga.
Program kerja tersebut selanjutnya diseminarkan di hadapan masyarakat pada
tanggal 17 Juli 2009 yang dihadiri kurang lebih 35 orang, untuk mendapatkan
dukungan serta membangun komitmen dalam rangka mensukseskan program kerja
tersebut.
Adapun program kerjanya, antara lain :
1. NON FISIK
a. Penyuluhan Pola Makan Balita dan Bayi
1. Latar Belakang
41

Usia 0-5 tahun merupakan masa penting dalam tahapan
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Dalam masa ini otak berkembang
secara maksimal dan tubuh manusia memerlukan zat gizi yang cukup untuk
menunjang kebutuhannya. Selain itu, imunitas tubuh yang masih rentan juga
memerlukan asupan zat gizi yang adekuat guna pembentukan sel-sel imun
yang efektif melawan berbagai kuman penyakit. Pada masa ini pula, penting
bagi bayi dan balita untuk mulai mengenal berbagai jenis bahan dan tekstur
makanan guna membantu pertumbuhan gigi dan selera makan mereka.
Karena itu, perlu dilakukan upaya memberikan pemahaman kepada
para ibu mengenai asupan bahan makanan serta cara pengolahannya secara
tepat untuk diberikan kepada bayi dan balita sehingga segala kebutuhan
mereka terhadap zat-zat gizi dapat terpenuhi dengan baik.
2. Tujuan
1) Umum
Memberikan pemahaman kepada para ibu mengenai asupan bahan
makanan serta cara pengolahannya secara tepat untuk diberikan kepada
bayi dan balita

2) Khusus
Para ibu mengetahui jenis-jenis bahan makanan yang dapat diberikan
guna menunjang kebutuhan gizi bayi dan balita
42

Para ibu mengetahui cara pengolahan berbagai jenis bahan makanan
untuk diberikan kepada bayi dan balita
3. Peserta
Ibu-ibu yang memiliki bayi dan atau balita di Desa Bonto Jai (Dusun Tino
Toa dan Mattoangin)
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Minggu, 16 Juli 2009 (Posyandu ASOKA) & Senin,
17 Juli 2009 (Posyandu MELATI).
Waktu : 10.00 11.00 WITA
Tempat : Posyandu ASOKA (Dusun Mattoanging) &
Posyandu MELATI (Dusun Tino Toa).
5. Pelaksana Kegiatan
- Penanggung jawab Acara : Dian Pratiwi
- MC : Vanty Rosanti
- Penyuluh : Dian Pratiwi
Hanna Aulia Namirah
- Perlengkapan : Muizz Ooyub Bin Shafie
Wardha Warahmah
- Dokumentasi : Eka Nurrahmah
43

- Anggota : Andika, Sujadi, Sugiarti, Arni Yuliatri,
Sara Karambe
6. Sumber Dana
Swadaya
b. Lomba Bailta dan Bayi Sehat
1. Latar Belakang
Anak balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun. Pada usia tersebut
sangat menentukan status gizi mereka pada masa yang akan datang. Dimana
pada masa tersebut merupakan titik awal pertumbuhan. Oleh karena itu,
sangat penting mengetahui status gizi bayi dan balita sejak dini. Agar
pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik serta
meningkatkan derajat kesehatan bayi dan balita.
2. Tujuan
Untuk mengetahui status gizi dan derajat kesehatan bayi dan balita.
3. Peserta
Semua bayi dan balita yang datang ke Posyandu setempat
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Minggu, 16 Juli 2009 (Posyandu ASOKA) & Senin,
17 Juli 2009 (Posyandu MELATI).
44

Waktu : 08.00 10.00 WITA
Tempat :Posyandu ASOKA (Dusun Mattoanging) & Posyandu
MELATI (Dusun Tino Toa).
5. Pelaksana Kegiatan
- Penanggung jawab Acara : Eka Nurrahmah
- MC : Vanty Rosanti
- Perlengkapan : Micie S. Sariwating
- Dokumentasi : Muizz Ooyub bin Syafie
- Anggota : Andika, Sujadi, Sugiarti, Dian Pratiwi,
Hanna Aulia Namirah, Arni Yuliatri,
Wardha warahma, Sara Karambe
6. Sumber Dana
Swadaya

c. Penyuluhan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
1) Latar Belakang
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari kantor kelurahan
diketahui bahwa Desa Bonto Jai masih terdapat beberapa wilayah di mana
penduduknya memiliki tingkat ekonomi yang rendah dan status
kesehatannya masih belum terjamin dengan baik karena dipengaruhi oleh
45

lingkungan tempat tinggalnya. Berangkat dari keadaan masyakat tersebut,
akan direncanakan program kerja penyuluhan PHBS.
2) Tujuan
1) Umum
Setelah diberikan penyuluhan, pengetahuan para pelajar Sekolah
Dasar tentang PHBS dapat meningkat.

2) Khusus
Memberikan informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
3) Peserta
Siswa Sekolah Dasar
4) Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari/Tgl : Rabu / 29 Juli 2009
Pukul : 08.00 10.00 WITA
Tempat : SD Inpres Mattoanging dan SDN 26 Tino Toa
5) Pelaksana Kegiatan
- Penanggungjawab Kegiatan : Arni Yuliatri
- Penaggungjawab Materi : Sujadi dan Muizz Ooyub Bin Safie
- MC : Wardha
- Perlengkapan : Dian Pratiwi dan Hanna Aulia
Namirah
46

- Dokumentasi : Andika Wirawan
- Anggota : Sugiarti, Sara Karambe, Eka
Nurrahmah Micie E. Sariwating, Vanti
Rosanty.
6) Sumber Dana
Swadaya
7) Susunan Acara
- 08.00-08.10 Pembukaan
- 08.10-08.40 Penyampaian materi
- 08.40-09.00 Tanya jawab
- 09.00-09.20 Penutup
8) Media
- Flipchart

d. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Latar Belakang
Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan hal yang penting yang harus
betul-betul dipelihara dan diperhatikan kesehatannya sedini mungkin, karena
gigi dan mulut merupakan jalur pertama dari masukya berbagai nutrisi ke
dalam tubuh kita. Maka untuk meningkatkan derajat kesehatan Gigi dan
47

Mulut maka sangat perlu untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan
kepada lapisan masyarakat mengenai cara pemeliharaan Gigi dan Mulut
sedini mungkin yang salah satunya adalah memberikan penyuluhan
Kesehatan Gigi dan Mulut dan cara menyikat gigi gigi yang baik
dan benar
2. Tujuan
1) Umum :
Untuk memberikan pengetahuan akan pentingnya kesehatan gigi
dan mulut bagi siswa-siswa Sekolah Dasar (SD)
2) Khusus :
Untuk menurunkan angka penyakit atau gangguan kesehatan gigi dan
mulut di Lingkungan sekolah Dasar
Mengetahui Cara menyikat gigi yang baik dan benar
3. Penanggung Jawab
Penanggung Jawab Kegiatan : Sujadi
Perlengkapan : Andika
Dokumentasi : Muizz Ooyub Bin Syafie
4. Sasaran
Semua siswa kelas 3, 4, 5, dan 6 SD Negeri 26 Tino Toa dan SD Inpres
Mattoanging

48

5. Lokasi Pelaksanaan
SD Negeri 26 Tino Toa dan SD Inpres Mattoanging
6. Waktu Pelaksanaan
Kamis 17 juli 2008, Sabtu 19 Juli 2008, Senin 21 Juli 2008, dan Selasa 22
Juli 2008
7. Sumber Dana
Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan pasta gigi, konsumsi,
foto copy kuesioner seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa.
8. Susunan Acara:
10.00-10.15 Pembukaan
10.15-11.15 Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
11.15-13.00 Penyikatan gigi secara massal
13.00-13.30 Istrahat

e. Pelatihan Dokter Cilik
1. Latar Belakang
Pelatihan dokter kecil merupakan salah satu wadah yang memberikan
pengetahuan kepada murid-murid SD dalam dunia kesehatan terutama dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Pelatihan tersebut
ditunjang dengan pengadaan sarana dan prasarana UKS di sekolah yang
kemudian dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari.
49

Dengan melihat potensi yang dimiliki oleh murid-murid SD yang
berada di Desa Bonto Jai khususnya di SD Negeri No.26 Tino Toa dan SD
Inpres Mattoanging maka pelatihan dokter kecil/cilik ini menjadi wadah
yang sangat tepat bagi mereka. Oleh karena itu, pelatihan dokter kecil sangat
penting untuk mengantisipasi berbagai macam kejadian yang mungkin bisa
terjadi.
2. Tujuan
1) Umum
Secara umum pelatihan kegiatan dokter kecil bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap positif dan keterampilan murid
berkaitan dengan pelaksanaan program UKS.
2) Khusus
- Mengasah potensi dan kemampuan murid-murid dalam memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
- Meningkatkan kemampuan murid-murid untuk mengenal (deteksi
dini) bila ada kelainan atau gangguan kesehatan pada dirinya dan
teman-temannya.
- Meningkatkan pengetahuan murid-murid SD yang ada di SD Inpres
Mattoaning dan SD Negeri No.26 Tino Toa untuk mengenal alat-alat
dan bahan dan bagaimana cara menggunakannya.
3. Peserta
Murid-murid sekolah dasar kelas 3, 4, 5 dan 6.
50

4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari/Tgl : Selasa/ 21 Juli 2009 dan Rabu/ 22 Juli 2009
Pukul : 10.00 12.00 WITA
Tempat : - SD Negeri No. 26 Tino Toa
- SD Inpres Mattoanging
5. Pelaksana Kegiatan
- Penanggungjawab Kegiatan : Muizz Ooyub bin Shafie
- Penaggungjawab Materi : Muizz Ooyub bin Shafie
- MC : Dian Pratiwi
- Perlengkapan : Dian Pratiwi dan Hanna Aulia
Namirah
- Dokumentasi : Andika
- Anggota : Sujadi, Eka Nurrahmah, Sugiarti,
Micie E. Sariwating, Sarah Karambe,
Wardha Warahma, Arni Yuliarti,
Vanty Rosanty
6. Sumber Dana
Swadaya
7. Susunan Acara
- 10.00-10.05 Pre-test Pelatihan Dokter Kecil
51

- 10.05-11.30 Pelatihan Dokter Kecil
- 11.30-11.35 Evaluasi Materi ( Pertanyaan tentang Dokter Kecil)
- 11.35-11.40 Penutup
8. Media
Laptop
LCD

f. Penyuluhan Pemeliharaan Jamban Keluarga
1. Latar Belakang
Jamban sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan untuk digunakan. Maksud pemeliharaan jamban ialah untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit terutama penyakit perut.
Kondisi Jamban hingga saat ini masih belum mendapatkan
perhatian khusus dari masyarakat pada umumnya. Kebanyakan orang tidak
menyadari pentingnya pemeliharaan jamban bagi kehidupan mereka secara
keseluruhan, sehingga mereka menganggap hal tersebut sebagai sesuatu
yang patut disepelekan
Berdasarkan data hasil observasi di Desa Bonto Jai, kami
menemukan bahwa masyarakat di desa ini masih kurang memanfaatkan
52

jamban dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu sedini mungkin pengetahuan
tentang pemeliharaan jamban untuk diterapkan.
Edukasi dan informasi yang tepat merupakan syarat vital untuk
memperbaiki pandangan masyarakat terhadap pemeliharaan jamban.
2. Tujuan
1) Umum
Secara umum, penyuluhan pemeliharaan ini bertujuan untuk
menanamkan kesadaran pada masyarakat mengenai pentingnya
pemeliharaan jamban
2) Khusus
- Menjelaskan pentingnya pemeliharaan jamban
3. Peserta
Masyarakat Bonto Jai

4. Pelaksana Acara :
- Penanggung Jawab Acara : Vanty Rosanti
- Penanggung Jawab Materi : Eka Nurrahmah
- MC : Vanty Rosanty
- Perlengkapan : Sujadi
- Dokumentasi : Muizz Ooyub bin Syafie
- Anggota : Andhika, Sara Karambe, Arni Yuliatri,
Micie E. Sariwating, Wardha
53

Warahmah, Hanna Aulia Namirah,
Sugiarti, Dian Pratiwi
5. Sumber Dana
Swadaya
6. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Hari/Tanggal : Rabu/29 Juli 2009
Pukul : 09.00 10.30
Tempat : Kantor Desa Bonto Jai
7. Media :
- Flip Chart
- Laptop dan LCD
8. Susunan Acara :
09.00-09.10 : Pembukaan
09.10-10.00 : Penyampaian Materi
10.00-10.30: Diskusi
11.00 : Penutup

g. Penyuluhan Pengolahan Sampah dan Limbah Rumah Tangga
1. Latar Belakang
Sampah adalah hal yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Sampah
adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,
perdagangan, industri, dan kegiatan pertanian.Di sekeliling kita tak jarang
54

kita temui sampah yang bertebaran dimana-mana. Tak dapat disangkali
bahwa kesadaran kita akan sampah masih sangat minim. Banyak yang tidak
mengetahui apa efek atau dampak buruk dari sampah bagi kesehatan. Selain
tidak sedap dipandang mata, sampah dapat menjadi vektor munculnya
berbagai macam penyakit serta bisa menyebabkan polusi udara yang
tentunya sangat mengganggu.
Berkaitan dengan masalah di atas, sebenarnya sampah dapat diolah
menjadi barang yang berdaya guna tinggi. Sampah organik dapat diolah
menjadi pupuk kompos & sampah anorganik dapat juga diolah menjadi
barang kerajinan. Sehubungan dengan hasil pendataan yang kami lakukan di
desa Bonto Jai, ternyata masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
cara pengolahan sampah yang baik dan benar. Kebanyakan mereka lebih
suka membuang sampah di sungai, samping rumah, ditimbun, atau dibakar.
Bertolak dari data ini, kami termotivasi untuk melakukan penyuluhan
tentang cara pengolahan sampah. Kami berharap setelah penyuluhan ini,
masyarakat bisa mengerti tentang cara pengolahan sampah yang baik dan
benar.
2. Tujuan
Secara umum, penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan
informasi yang edukatif tentang cara pengolahan sampah dan limbah rumah
tangga.

55

3. Peserta
Warga desa Bonto Jai yang terdiri dari dusun Tino Toa dan dusun
Mattoanging
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Juli 2009
Tempat : Kantor Desa Bonto Jai
5. Pelaksana Kegiatan
- Penanggung jawab Acara : Wardha Warahmah
- MC : Sugiarti
- Perlengkapan : Andika
- Dokumentasi : Muizz Ooyub bin Syafie
- Anggota : Sujadi, Dian Pratiwi, Hanna Aulia
Namirah, Arni Yuliatri, Vanty
Rosanty, Sara Karambe, Dian Pratiwi,
Micie E. Sariwating.
6. Sumber Dana
Swadaya
7. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Hari/Tanggal : Rabu/29 Juli 2009
Pukul : 09.00 10.30
Tempat : Kantor Desa Bonto Jai
56


8. Media :
- Flip Chart
- Laptop dan LCD
9. Susunan Acara :
09.00-09.10 Pembukaan
09.10-10.00 Penyampaian Materi
10.00-10.30 Diskusi
11.00 Penutup

h. Penyuluhan Pencegahan Flu Burung
1. Latar Belakang
Flu Burung adalah penyakit yang mudah menular melalui berbagai
cara. Terutama melalui perapasan atau kontak langsung dengan hewan yang
terkena flu burung.
Desa bonto jai adalah desa yang tergolong rawan akan kejadian flu
burung ini, dimana di desa bonto jai terdapat berbagai warga yang mata
pencahariannya adalah peternak. Disamping itu pembangunan pelabuhan di
Bonto Jai menjadi ancaman bagi mudahnya peneybaran flu burung dimana
mobilisasi penduduk antar pulau dan antar benua semakin meningkat yang
memungkinkan penularan flu burung dapt saja terjadi.
Atas dasar itulah penyluhan flu burung ini kami laksanakan
57



2. Tujuan
1) Umum
Secara umum, penyuluhan pemeliharaan ini bertujuan untuk mmberikan
iniformasi tentang pencegahan flu burung
2) Khusus
- Menjelaskan bagaimana cara penularan flu burung
- Menjelaskan bagaimana cara mengatasi penularan flu burng
- Menjelaskan bagaimana cara pencegahan flu burung
3. Peserta
Masyarakat Bonto Jai
4. Pelaksana Acara :
- Penanggung Jawab Acara : Andika
- Penanggung Jawab Materi : Andika
- MC : Vanty Rosanty
- Perlengkapan : Sujadi
- Dokumentasi : Muizz Ooyub bin Syafie
58

- Anggota : Eka Nurrahmah, Sara Karambe, Arni
Yuliatri, Micie E. Sariwating, Wardha
Warahmah, Hanna Aulia Namirah,
Sugiarti, Dian Pratiwi
5. Sumber Dana
Swadaya
6. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Hari/Tanggal : Rabu/29 Juli 2009
Pukul : 09.00 10.30
Tempat : Kantor Desa Bonto Jai
7. Media :
- Flip Chart
- Laptop dan LCD
8. Susunan Acara :
09.00-09.10 Pembukaan
09.10-10.00 Penyampaian Materi
10.00-10.30 Diskusi
11.00 Penutup

i. Penyuluhan Alat Pelindung Diri (APD)
1. Latar Belakang
59

Penduduk Desa Bonto Jai sebagian besar bermata pencaharian
sebagai petani rumput laut. Dimana sangat memungkinkan untuk terkena
penyakit kulit gatal-gatal akibat kontaminasi dengan rumput laut.
Selain itu, sebagian juga bermata pencaharian sebagai petani
pengarap sawah padi. Dimana memungkinkan untuk menggunakan peptisida
dalam bekerja.
Dari dasar tersebut dilakukanlah Penyuluhan Alat Pelindung Diri
(APD) pada petani rumput laut dan pengguna Peptisida.
2. Tujuan
1) Umum
Secara umum, penyuluhan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) ini ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran pada masyarakat
mengenai pentingnya penggunaan alat pelindung diri
2) Khusus
- Menjelaskan pentingnya penggunaan alat pelindung diri pada petani
rumput laut
- Menjelaskan pentingnya penggunaan alat pelindung diri pada
Pengguna Peptisida
3. Peserta
Masyarakat Bonto Jai
60

4. Pelaksana Acara :
- Penanggung Jawab Acara : Andika
- Penanggung Jawab Materi : Andika
- MC : Vanty Rosanty
- Perlengkapan : Sujadi
- Dokumentasi : Muizz Ooyub bin Syafie
- Anggota : Eka Nurrahma, Sara Karambe, Arni Yuliatri,
Micie E. Sariwating, Wardha
Warahmah, Hanna Aulia Namirah,
Sugiarti, Dian Pratiwi
5. Sumber Dana
Swadaya
6. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Hari/Tanggal : Rabu/29 Juli 2009
Pukul : 09.00 10.30
Tempat : Kantor Desa Bonto Jai
7. Media :
- Flip Chart
- Laptop dan LCD
61

8. Susunan Acara :
09.00-09.10 : Pembukaan
09.10-10.00 : Penyampaian Materi
10.00-10.30 : Diskusi
11.00 : Penutup

j. Penyuluhan Tentang Bahaya Rokok
1. Latar Belakang
Merokok adalah pemandangan yang tidak asing lagi bagi
kita.Hampir di semua tempat penuh dengan orang-orang yang merokok.
Sadar atau tidak kita sadari, bahaya rokok semakin merajalela. Perokok
kadang tidak menyadari betapa besar bahaya rokok bagi kesehatan mereka
dan juga bagi orang lain lebih dari yang mereka bayangkan. Banyak yang
tidak tahu apa kandungan dalam rokok yang sering mereka pakai dan apa
pengaruh zat-zat berbahaya itu bagi tubuh.
Menilik kondisi di lokasi KKN-PK dalam hal ini adalah Desa Bonto
Jai, ternyata masih banyak yang mengkonsumsi rokok tanpa mengetahui
lebih jauh apa kandungan dalam rokok dan efek bahayanya bagi tubuh.
Bertolak dari data ini, kami terinspirasi untuk mengadakan penyuluhan
tentang bahaya asap rokok. Kami berharap setelah penyuluhan ini, setidak-
tidaknya masyarakat bisa mengetahui efek bahaya rokok dan memberi
62

dorongan kepada mereka supaya secara perlahan-lahan berhenti merokok
serta bisa meminimalkan efek rokok bagi orang lain yang ada di sekitarnya.
2. Tujuan
1) Umum
Secara umum, penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan
informasi yang edukatif bagi masyarakat tentang bahaya asap rokok.
2) Khusus
- Memberikan informasi mengenai zat-zat yang terkandung dalam rokok
dan efek-efeknya bagi tubuh.
- Memberikan informasi tentang kerugian merokok dan juga efek
sampingnya bagi orang lain.
3. Peserta
Karang Taruna & Staff Kantor Desa Bonto Jai
4. Pelaksana Acara:
- Penanggung Jawab Acara : Sara Karambe
- Penanggung Jawab Materi : Sara Karambe
- MC : Dian Pratiwi
- Perlengkapan : Wardha Warahmah
- Dokumentasi : Sujadi
63

- Anggota : Vanty Rosanty, Andhika Wirawan,
Arni Yuliatri, Micie E. Sariwating,
Hanna Aulia Namirah, Eka
Nurrahmah. Muizz Ooyub Bin Shafei,
Sugiarti.
5. Sumber Dana
Swadaya
6. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Hari/Tanggal : Kamis/30 Juli 2009
Pukul : 16.00 17.00
Tempat : Kantor Desa Bonto Jai
7. Media :
- Laptop dan LCD
8. Susunan Acara :
16.00-16.10 Pembukaan
16.10-16.30 Penyampaian Materi
16.30-16.55 Diskusi
16.55-17.00 Penutup

k. Penyuluhan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
1. Latar Belakang
64

Berdasarkan hasil observasi, yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-
PK UNHAS Angkatan XXXII kami menemukan bahwa Desa Bonto Jai
merupakan daerah dimana masyarakatnya sadar mengenai kebersihan
lingkungan dan pekarangan namun belum bisa memanfaatkannya dengan
baik. Oleh karena itu, pengetahuan tentang Tanaman Obat Keluarga perlu
diinformasikan kepada masyarakat.
2. Tujuan
1) Umum
Setelah diberikan penyuluhan, pengetahuan warga tentang
Tanaman Obat Keluarga akan meningkat sehingga warga mampu
mencegah dan mengobati penyakit.
2) Khusus
a) Warga dapat memanfaatkan TOGA sebagai bentuk pengobatan
dini sebelum berobat ke dokter
b) Warga dapat mengetahui khasiat-khasiat dari tanaman yang
ditanam di pekarangan rumahnya.
3. Peserta
Warga Dusun Tino Toa dan Mattoanging
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Minggu/2 Agustus Agustus 2009
65

Pukul : 16.00 18.00 WITA
Tempat : Kantor Desa Bonto Jai
5. Pelaksana Kegiatan
- Penanggungjawab Kegiatan : Sugiarti
- Penaggungjawab Materi : Micie E. Sariwating
- MC : Vanty Rosanti
- Perlengkapan : Hanna Aulia Namirah
- Dokumentasi : Muizz Ooyub Bin Safie
- Anggota : Eka Nurrahmah, Wardha Warahmah,
Sara Karambe, Dian Pratiwi, Sujadi,
Andika, Arni Yuliatri.
6. Sumber Dana
Swadaya
7. Susunan Acara
- 16.00-16.10 Pembukaan
- 16.10-16.30 Penyampaian materi
- 16.30-17.50 Tanya jawab
- 17.50-18.00 Penutup


66

l. Pelatihan Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
1. Latar Belakang
Kecelakaan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan dialami oleh
siapa saja. Tidak jarang kecelakaan tersebut bahkan dapat merenggut nyawa.
Kebanyakan kematian pasca-kecelakaan bukan disebabkan oleh
kecelakaannya itu sendiri, namun disebabkan oleh kesalahan pada
pertolongan pertama.
Untuk itu, kami melaksanakan pelatihan Penanganan Penderita
Gawat Darurat, atau biasa disingkat PPGD. Pelatihan ini dilaksanakan agar
kami dapat berbagi pengetahuan dan keterampilan mengenai langkah-
langkah yang benar untuk menolong penderita gawat darurat yang sewaktu-
waktu dapat terjadi.
Sasaran kegiatan ini adalah anggota Karang Taruna Desa Bonto Jai
dan warga muda lainnya. Pemilihan sasaran ini dikarenakan warga muda
umumnya lebih sigap dalam bertindak di saat-saat kritis. Selain itu,
diharapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan ini dapat
diajarkan lagi kepada warga lainnya.
2. Tujuan
1) Umum
Secara umum pelatihan Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD) ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
warga, terutama pemuda desa, berkaitan dengan PPGD.
67

2) Khusus
- Meningkatkan kemampuan warga untuk mengenal kondisi gawat
darurat yang terjadi pada seseorang.
- Meningkatkan potensi dan keterampilan warga dalam memberikan
pertolongan pada penderita gawat darurat secara baik dan benar.
3. Peserta
Anggota Karang Taruna Desa Bonto Jai dan warga lainnya.
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/Tgl : Kamis/ 30 Juli 2009
Pukul : 17.00 20.30 WITA
Tempat : Kantor Desa Bonto Jai
5. Pelaksana Kegiatan
- Penanggungjawab Kegiatan : Hanna Aulia Namirah
- Penaggungjawab Materi : Hanna Aulia Namirah
- MC : Dian Pratiwi
- Perlengkapan : Sara Karambe
- Dokumentasi : Andika dan Eka Nurrahmah
- Anggota : Sujadi, Sugiarti, Micie E. Sariwating,
Wardha Warahma, Arni Yuliarti,
Vanty Rosanty, Muizz Ooyub Bin
Shafie.
68

6. Sumber Dana
Swadaya
7. Susunan Acara
- 17.00 - 18.00 Pemberian materi PPGD
- 18.00 - 19.00 ISHO
- 19.00 - 20.30 Praktikum PPGD
- 20.30 - 20.45 Penutup
8. Media
Laptop
LCD

m. Lomba Sanitasi Lingkungan
1. Latar Belakang
Menurut hasil pendataan yang diadakan sebelumnya, prioritas
utama masalah kesehatan yaitu masalah sampah. Sebagian besar mayarakat
yang tidak memiliki tempat sampah. Sehingga yang menjadi tempat
pembuangan sampah adalah sungai dan laut yang ada di sekitar perumahan
penduduk. Selain itu dibuang di sembarang tempat dan dibakar secukupnya.
69

Hal itulah yang menjadi dasar untuk diadakannya lomba sanitasi
lingkungan ini dengan harapan agar masyarakat dapat terpacu untuk menjaga
kebersihan lingkungan sekitarnya.
2. Tujuan
1) Umum
Secara umum kegiatan ini bertujuan sebagai wadah terhadap
masyarakat dalam rangka menjaga sanitasi lingkungan
2) Khusus
- Agar masyarakat dapat menjaga kebersihan halaman rumahnya.
- Agar masyarakat dapat menjaga keragaman tanama pekarangan
rumah
- Agar masyarakat dapat menjaga ketahanan pelindung pekarangan
atau pagar pekarangan
- Agar masyarakat dapat menanam dan memelihara tanaman obat
keluarga di sekitar rumahnya.
3. Peserta
Masyarakat Bonto Jai
4. Pelaksana Acara :
- Penanggung Jawab Acara : Andika
70

- Penanggung Jawab Materi : Andika
- Penilai
o Kepala Desa tentang masalah kebersihan
o Ibu PKK tentang masalah kerindangan tanaman
o Ketua BPD tentang masalah Ketersediaan Pelindung Pekarangan
(Pagar)
o Mahasiswa KKN tentang masalah Tanaman Obat Keluraga (TOGA)
- Anggota : Eka Nurrahma, Sara Karambe, Arni
Yuliatri, Micie E. Sariwating, Wardha
Warahmah, Hanna Aulia Namirah,
Sugiarti, Dian Pratiwi
5. Sumber Dana
Swadaya
6. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Tanggal : 15-17 Agustus 2009
Pukul : 08.00 Selesai
Tempat : Desa Bonto Jai

71

n. Lomba Kejuaraan Futsal
1. Latar Belakang
Hari proklamsi yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2009
merupakan hari ulang tahun ke 64 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dimana hari ini adalah hari yang paling bersejarah bagi Bangsa Indonesia
yang ditandai dengan diikrarkannya Proklamasi oleh tokoh Proklamator kita
yaitu Bung Karno dan Bung Hatta pada 64 tahun yang lalu. Jasa beliau
beserta para pahlawan lainnya patut kita hargai dan berikan apresiasi.
Sebagai pemuda penerus bangsa, tanggung jawab yang patut kita laksanakan
adalah mengisi kemerdekaan itu, termasuk salah satunya adalah memberikan
apresiasi kepada para pendahulu kita dengan merayakan hari kemenangan
bangsa indonesia. Oleh karena itu, kami bermaksud mengadakan berbagai
kegiatan perlombaan olah raga, salah satunya adalah kejuaraan fusal antar
RT se-Desa Bonto Jai.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk merayakan hari
kemerdekaan republik indonesia yang ke-64 tahun.
3. Peserta
Pemuda dan Masyarakat Bonto Jai
4. Pelaksana Acara :
- Penanggung Jawab Kegiatan : Andika
72

- Penanggung Jawab Pelaksana : Sujadi
- Anggota : Eka Nurrahma, Sara Karambe, Arni
Yuliatri, Micie E. Sariwating, Wardha Warahmah, Hanna Aulia
Namirah, Sugiarti, Dian Pratiwi
5. Sumber Dana
Hasil Proposal Kegiatan
6. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Tanggal : 14-17 Agustus 2009
Pukul : 08.00 Selesai
Tempat : Pelabuhan Bonto Jai

2. FISIK
a. Pendataan Masalah Kesehatan
1. Latar Belakang
Masalah kesehatan setiap daerah adalah masalah utama yang patut
mendapat perhatian untuk mewujudkan cita-cita bangsa indonesia yaitu
indonesia sehat 2010. Utamanya dari wilayah kecil seperti desa dan
keluarahan hingga ke tingkat yang lebih besar. Sebagai KKN Profesi
Kesehatan maka masalah kesehatan adalah program unggulan. Termasuk
salah satunya adalah pendataan tentang berbagai masalah kesehatan.
73

2. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data
base tentang masalah kesehatan di Desa Bonto Jai pada khsusnya dan pada
kabupaten bantaeng pada umumnya.
3. Peserta
Masyarakat Bonto Jai
4. Pelaksana Acara :
- Penanggung Jawab Kegiatan: Andika
- Anggota : Eka Nurrahma, Sara Karambe, Arni
Yuliatri, Micie E. Sariwating, Wardha
Warahmah, Hanna Aulia Namirah,
Sugiarti, Dian Pratiwi, Sujadi, Vanty
Rosanty, Muizz Ooyub Bin Safhie
5. Sumber Dana
Swadaya
6. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Tanggal : 10-13 Juli 2009
Pukul : 08.00 Selesai
Tempat : Desa Bonto Jai
74

b. Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita
1. Latar Belakang
Pemberian makanan tambahan merupakan salah satu komponen
penting usaha perbaikan gizi keluarga dan program yang dirancang oleh
pemerintah.
Pemberian makanan tambahan juga merupakan salah satu sarana
pemulihan gizi dalam arti kuratif, rehabilitatif dan sebagai sarana untuk
penyuluhan merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian gizi berupa
makanan dari luar keluarga, dalam rangka program perbaikan gizi
keluarga.
2. Tujuan
Umum
Sebagai sarana pemulihan gizi pada balita yang ada di desa
Bonto Jai yang terbagi atas 2 posyandu.
Khusus
a. Meningkatkan ketahanan fisik Seluruh balita desa Bonto Jai.
b. Sebagai daya tarik agar ibu2 yang memiliki balita mau datang
ke posyandu untuk mengimunisasi balitanya serta iku
mendengarkan penyuluhan yang di bawakan.
3. Peserta
75

Seluruh balita yang ada di Desa Bonto Jai (Dusun Tino Toa dan
Mattoanging).
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Jumat, 17 Juli 2009 dan Sabtu, 18 Juli 2009
Waktu : 09.00 11.00 WITA
Tempat : Posyandu Asoka (dusun Mattoanging) dan Posyandu
Melati (dusun Tino Toa)
5. Pelaksana Kegiatan
- Penanggung jawab Acara : Wardha Warahma
- MC : Vanti Rosanti
- Penyuluh : Dian Pratiwa dan Hanna Aulia Namirah
- Perlengkapan : Andika dan Muizz Ooyub
- Dokumentasi : Arni Yuliatri dan Eka Nurrahma
- Anggota : Sarah Karambe, Sugiarti, Micie
Sariwating, Sujadi
6. Sumber Dana
Swadaya


76

c. Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Gratis
1. Latar Belakang
Dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
574/Menkes/SK/IV/2000 telah ditetapkan Visi pembangunan Kesehaan,
yaitu Indonesia sehat 2010. Visi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun
2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku
hidup bersih dan sehat serta mampu mejangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Tingginya angka kematian, terutama kematian ibu dan kematian
bayi, menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan.
Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan yang akhir-akhir ini
ditandai dengan munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti malaria
dan tuberculosis paru, merebaknya berbagai penyakit paru yang bersifat
pandemik seperti HIV/ AIDS, SARS dan flu burung; serta belum hilangnya
penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah.
Untuk Desa Bonto Jai sendiri, berdasarkan hasil penelitian dari
mahasiswa KKN-Profesi Kesehatan Angkatan XXXII UNHAS telah
dianalisis bahwa ternyata dominan masyarakatnya 6 bulan terakhir
mengalami masalah kesehatan yang tidak memeriksakan dirinya ke
pelayanan kesehatan terutama masalah gigi dan mulut dengan alasan tempat
pelayanan kesehatan yang cukup jauh dan biaya yang tidak bisa di tanggung
77

Sebagai mahasiswa yang bergerak dalam bidang kesehatan timbul
kesadaran untuk melakukan intervensi berupa pemberian pelayanan
kesehatan secara gratis yang selain untuk meningkatkan kesehatan juga
menimbulkan kesadaran kepada masarakat akan pentingnya menjaga
kesehatan dan berperilaku hidup sehat.
2. Tujuan
1) Umum
Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Desa Bonto Jai
2) Khusus
Mewujudkan masyarakat Bonto Jai yang sehat
Mewujudkan masyarakat Desa Bonto Jai yang sadar akan
pentingnya kesehatan
Mewujudkan masyarakat Desa Bonto Jai yang berperilaku hidup
sehat
3. Peserta
Warga masyarakat Desa Bonto Jai (Target 100 peserta).
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Rabu, 29 Juli 2009
78

Waktu : 10.00 13.00 WITA
Tempat : Kantor Desa Bonto Jai
5. Pelaksana Kegiatan
- Penanggung jawab Acara : Dian Pratiwi
- Registrasi : Andika dan Wardha Warahma
- Tensi Meter : Sara Karambe, Yuli Aryu (Dibantu
paramedis dari Puskesmas Campagaloe).
- Tim Periksa Umum : Dokter PJ dari Puskesmas Campagaloe,
Dian Pratiwi, Hanna Aulia Namirah, Muizz Ooyub Bin Shafie.
- Tim Periksa Gigi :Dokter Gigi PJ, Sujadi, Muhammad Hatta,
Ramli
- Apoteker : Sugiarti, Micie E. Sariwating, Vanty
Rosanty
- Perlengkapan : Muizz Ooyub Bin Shafie, Sujadi
- Dokumentasi : Eka Nurrahmah
6. Sumber Dana
Swadaya dan kerjasama dengan Dinas Kesehatan (Puskesmas
Campagaloe) khususnya dalam tenaga medis dan obat-obatan.



79

d. Praktik Percontohan Sikat Gigi
1. Latar Belakang
Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan hal yang penting yang harus
betul-betul dipelihara dan diperhatikan kesehatannya sedini mungkin, karena
gigi dan mulut merupakan jalur pertama dari masukya berbagai nutrisi ke
dalam tubuh kita. Maka untuk meningkatkan derajat kesehatan Gigi dan
Mulut maka sangat perlu untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan
kepada lapisan masyarakat mengenai cara pemeliharaan Gigi dan Mulut
sedini mungkin yang salah satunya adalah mengadakan sikat gigi massal
yang sebelumnya diberikan penyuluhantentang cara menyikat gigi yang baik
dan benar
2. Tujuan
1) Umum :
Untuk membiasakan siswa-siswa Sekolah Dasar (SD) dalam
menyikat gigi dengan baik dan benar
2) Khusus :
Untuk menurunkan angka penyakit atau gangguan kesehatan gigi dan
mulut di Lingkungan sekolah Dasar
Mengetahui Cara menyikat gigi yang baik dan benar
3. Penanggung Jawab
Penanggung Jawab Kegiatan : Sujadi
80

Perlengkapan : Andika
Dokumentasi : Muizz Ooyub Bin Syafie
4. Sasaran
Semua siswa kelas 3, 4, 5, dan 6 SD Negeri 26 Tino Toa dan SD Inpres
Mattoanging
5. Lokasi Pelaksanaan
SD Negeri 26 Tino Toa dan SD Inpres Mattoanging
6. Waktu Pelaksanaan
Kamis 17 juli 2008, Sabtu 19 Juli 2008, Senin 21 Juli 2008, dan Selasa 22
Juli 2008
7. Sumber Dana
Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan pasta gigi, konsumsi,
foto copy kuesioner seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa.
8. Susunan Acara:
10.00-10.15 Pembukaan
10.15-11.15 Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
11.15-13.00 Penyikatan gigi secara massal
13.00-13.30 Istrahat




81

e. Praktik Percontohan Cuci tangan
1. Latar Belakang
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari kantor kelurahan
diketahui bahwa Desa Bonto Jai masih terdapat beberapa wilayah di mana
penduduknya memiliki tingkat ekonomi yang rendah dan status
kesehatannya masih belum terjamin dengan baik karena dipengaruhi oleh
lingkungan tempat tinggalnya. Berangkat dari keadaan masyakat tersebut,
akan direncanakan program kerja penyuluhan PHBS.
2. Tujuan
1) Umum
Tujuan dari kegiatan ini secara umum adalah untuk membiasakan
diri siswa-siswa Sekolah Dasar untuk mencuci tangan dengan baik dan
benar.
2) Khusus
Memberikan praktik percontohan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
dengan mencuci tangan secara baik dan benar
3. Peserta
Siswa Sekolah Dasar
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Tanggal : 21-22 Juli 2009
Pukul : 10.00 13.00 WITA
82

Tempat : SD Inpres Mattoanging dan SDN 26 Tino Toa
5. Pelaksana Kegiatan
- Penanggungjawab Kegiatan : Arni Yuliatri
- Penaggungjawab Materi : Sujadi dan Muizz Ooyub Bin Safie
- MC : Wardha
- Perlengkapan : Dian Pratiwi dan Hanna Aulia
Namirah
- Dokumentasi : Andika
- Anggota : Sugiarti, Sara Karambe, Eka
Nurrahmah Micie E. Sariwating, Vanti
Rosanty.
6. Sumber Dana
Swadaya
7. Susunan Acara
- 08.00-08.10 Pembukaan
- 08.10-08.40 Penyululuhan
- 08.40-09.00 Praktik cuci tangan percontohan
- 09.00-09.20 Penutup

f. Kerja Bakti
83

1. Latar Belakang
Kebersihan merupakan hal utama yang patut diperhatikan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu kerja bakti
dalam membersihkan tempat-tempat umum sangatlah penting. Apalagi Desa
Bonto Jai terdapat berbagai sumber yang dapat menjadi sampah seperti
dedaunan pohon yang setiap harinya berguguran dan jika tidak dibersihkan
maka sangat menganggu kebersihan lingkungan. Olehnya itu kerja bakti
membersihkan tempat-tempat umum dilaksanakan setiap Jumat
2. Tujuan
1) Umum
Tujuan dari kegiatan ini secara umum adalah untuk menjaga
kebersihan lingkungan
2) Khusus
Untuk menjaga kebersihan lingkungan
Untuk meningkatkan derajat kesehatan warga Desa Bonto Jai
3. Peserta
Warga dan staf Desa Bonto Jai
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap jumat
Pukul : 07.00 10.00 WITA
Tempat : Temapat-tempat umum di Desa Bonto Jai
84

5. Pelaksana Kegiatan
- Penanggungjawab Kegiatan : Andika
- Anggota : Sujadi dan Muizz Ooyub Bin Safie,
Dian Pratiwi dan Hanna Aulia Namirah,
Sugiarti, Sara Karambe, Eka Nurrahmah
Micie E. Sariwating, Vanti Rosanty.

g. Pengadaan Buku Panduan TOGA
1. Latar Belakang
Desa Bonto Jai adalah desa yang memiliki topografi pola
pemukiman yang penyebarannya tidak merata, dimana jarak antar dusun
berjauhan, hal ini yang menyebabkan desa ini seakan-akan terisolasi dari
daerah yang lain. Sarana transportasi sangat sulit untuk menjangkau desa ini.
Hambatan-hambatan inilah yang menyebabkan pelayanan kesehatan di desa
ini sangat kurang, seperti Puskesmas yang terlalu jauh, tidak adanya Pustu,
dan kurangnya tenaga kesehatan.
Kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di desa ini
mendorong kami peserta KKN Profesi Kesehatan untuk merencanakan salah
satu program fisik, yaitu Pengadaan Buku panduan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA)
Melihat tanaman tradisional di Desa Bonto Jai yang cukup banyak,
namun cara penggunaan untuk pemanfaatan pengobatan oleh warga masih
85

kurang, maka buku panduan ini dapat menjadi pedoman dalam rangka
penggunaan dan pemanfaatan tanaman tradisional sebagai obat keluarga

2. Tujuan Kegiatan
Tujuan pengadaan Buku Panduan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
ini sebagai pedoman masyarakat tentang penggunaan tanaman-tanaman apa
saja yang bisa dimanfaatkan sebagai obat dengan harapan waraga dapat
termotivasi untuk menggunakan tanaman sekitar pekarangan sebagai obat
keluarga
3. Manfaat Kegiatan
Pengadaan Buku Panduan TOGA ini adalah agar masyarakat dapat
mengatasi sendiri masalah kesehatannya pada tahap preventif ataupun
kuratif yang masih bisa teratasi hanya dengan TOGA.
4. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat desa Bonto Jai, Kecamatan
Bissappu, Kab. Bantaeng.
5. Tempat dan Waktu Pelaksanan
Hari, tanggal : 15-20 Agustus 2009
Tempat : Desa Bonto Jai
6. Pelaksana Kegiatan
Penanggun Jawab : Sugiarti
Anggota
86

Andika
Muizz Ooyub
Sujadi
Hanna Aulia Namirah
Micie E Sariwating
Dian Pratiwi
Sara Karambe
Eka Nurrahmah
Arni Yuliatri
Vanty Rosanti
Wardha Warahm

h. Pembuatan Pecontohan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
1. Latar Belakang
Desa Bonto Jai adalah desa yang memiliki topografi pola
pemukiman yang penyebarannya tidak merata, dimana jarak antardusun
berjauhan, hal ini yang menyebabkan desa ini seakan-akan terisolasi dari
daerah yang lain. Sarana transportasi sangat sulit untuk menjangkau desa ini.
Hambatan-hambatan inilah yang menyebabkan pelayanan kesehatan di desa
ini sangat kurang, seperti Puskesmas yang terlalu jauh, tidak adanya Pustu,
dan kurangnya tenaga kesehatan.
87

Kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di desa ini
mendorong kami peserta KKN Profesi Kesehatan untuk merencanakan salah
satu program fisik, yaitu Pengadaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
yang insyaAllah akan bermanfaat untuk masyarakat desa ini. Hal ini
didukung oleh masih luasnya lahan di pekarangan rumah masyarakat yang
belum dimanfaatkan dengan baik.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan pengadaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) ini menambah
pengetahuan masyarakat tentang tanaman-tanaman apa saja yang bisa
dimanfaatkan sebagai obat, dan sebagai program percontohan kepada
masyarakat desa untuk memotivasi masyarakat agar mereka mau membuat
TOGA sendiri di pekarangan rumah mereka.
3. Manfaat Kegiatan
Pengadaan TOGA ini adalah agar masyarakat dapat mengatasi
sendiri masalah kesehatannya pada tahap preventif ataupun kuratif yang
masih bisa teratasi hanya dengan TOGA.
4. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat desa Bonto Jai, Kecamatan
Bissappu, Kab. Bantaeng.
5. Gambaran Kegiatan
Pengadaan tanama obat keluarga ini akan diadakan di dua dusun
dalam waktu berbeda. Pelaksanaan kegiatan ini dumulai dari pengumpulan
88

tanaman obat yang akan ditanam dan penyediaan lahan penanaman TOGA.
Seluruh rangkaian kegiatan akan dilaksanakan oleh team work dengan
koordinasi penanggung jawab dan dibantu oleh masyarakat sekitar. Setelah
penanaman, setiap tanaman akan dituliskan namanya masing-masing.
6. Tempat dan Waktu Pelaksanan
Tanggal : 29 Juli- 9 Agustus 2009
Tempat : Kantor Desa Bonto Jai
7. Pelaksana Kegiatan
Penanggung Jawab Kegiatan : Micie E. Sariwating
Anggota:
Andika
Muizz Ooyub
Sujadi
Hanna Aulia Namirah
Sugiarti
Dian Pratiwi
Sara Karambe
Eka Nurrahmah
Arni Yuliatri
Vanty Rosanti
Wardha Warahmah
89

i. Pengadaan Papan Nama Posyandu
1. Latar Belakang
Posyandu adalah satu-satunya instansi kesehatan yang ada di Desa
Bonto Jai. Namun kelengkapan atributnya masih kurang. Termasuk salah
satunya adalah papan namanya belum ada. Oleh karena itu, atas sawadaya
sendiri maka kami berisiatif untuk membuat papan nama posyandu dengan
ukuran 50 cm X 100 cm.
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan papan nama posyandu ini adalah untuk
kelengkapan atribut posyandu di dua posyandu yang ada di Desa Bonto Jai
3. Pelaksana Acara :
- Penanggung Jawab Kegiatan : Andika
- Penanggung Jawab Pengadaan : Hanna Aulia Namirah
- Anggota : Eka Nurrahma, Sara Karambe, Arni Yuliatri,
Micie E. Sariwating, Wardha
Warahmah, Hanna Aulia Namirah,
Sugiarti, Dian Pratiwi
4. Sumber Dana
Swadaya
90

5. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Tanggal : 15- 20 Agustus 2009
Tempat : Posyandu Melati dan Asoka

j. Pengadaan Perlengkapan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Berupa Kotak
P3K
1. Latar Belakang
Salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang kesehatan di
sekolah adalah Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Namun UKS di sekolah
Dasar Inpres Mattoanging belum aktif menjalankan programnya, maka kami
mengadakan pelatihan dokter kecil dengan membekali sekolah dengan
perlengkapan berupa kotak Pertolongan Pertama Pada kecalakaan (P3K).

2. Tujuan
Tujuan dari pengadaan perlengkapan UKS kotak P3K ini adalah untuk
membantu UKS dalam melaksanakan kegiatannya yang kini masih belum
bisa aktif menjalankan program.
3. Pelaksana Acara :
- Penanggung Jawab Kegiatan : Muizz Ooyub Bin Safhie
91

- Anggota : Eka Nurrahma, Sara Karambe, Arni
Yuliatri, Micie E. Sariwating, Wardha Warahmah, Hanna Aulia
Namirah, Sugiarti, Dian Pratiwi
4. Sumber Dana
Swadaya
5. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Tanggal : 22 Juli 2009
Tempat : SD Inpres Mattoanging
Pukul : 10.00-Selesai

k. Pengadaan Poster Kesehatan
1. Latar Belakang
Pengadaan Poster kesehatan ini dilaksanakan atas dasar melihat
Posyandu,Sekolah dan Kator Desa yang tidak memiliki pesan-pesan
bergambar sehingga kami berinisiatif untuk memberikan poster kesehatan
yang diambil di Dinas Kesehatan Kabuapaten Banteng.
2. Tujuan
Tujuan dari pengadaan poster ini adalah untuk memudahkan
penyampaian pesan-pesan tentang masalah kesehatan dengan mudah melaui
gambar-gambar yang menarik
92

3. Pelaksana Acara :
- Penanggung Jawab Kegiatan : Vanty Rosanty
- Anggota : Hanna Aulia Namirah, Dian Pratiwi, Eka Nurrahma, Sara
Karambe, Arni Yuliatri, Micie E. Sariwating, Wardha Warahmah,
Hanna Aulia Namirah, Sugiarti, Dian Pratiwi
4. Sumber Dana
Swadaya Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng
5. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Tanggal : 10-15 Agustus 2009
Tempat : SD Inpres Mattoanging, SD Negeri 26 Tino Toa,
Posyandu Melati Dusun Tino Toa. Posyandu Asoka
Dusun Mattoanging, dan kantor Desa Bonto Jai

l. Pengadaan Sertifikat dan Piagam Peghargaan
1. Latar Belakang
Pengadaan sertifikat dan piagam penghargaan ini dilaksanakan atas
dasar inisiatif anggota KKN Profesi kesehatan sebagai apresiasi atas
partisispasi dalam mengikuti berbagai kegiatan seperti pelatihan dokter cilik,
93

Pelatihan Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Sedangkan piagam
penghargaan ditujukan kapada Juara-juara perlombaan Sanitasi Lingkungan
2. Tujuan
Tujuan dari pengadaan sertifikat ini adalah sebagai apresiasi atau
reward atas partisipasinya dalam mengikuti berbagai kegiatan
3. Pelaksana Acara :
- Penanggung Jawab Kegiatan : Muizz Ooyub Bin Safhie dan Hanna
Aulia Namirah
- Anggota : Andika, Dian Pratiwi, Eka Nurrahma, Sara Karambe, Arni
Yuliatri, Micie E. Sariwating, Wardha Warahmah, Hanna Aulia
Namirah, Sugiarti, Dian Pratiwi
4. Sumber Dana
Swadaya
5. Tempat Dan Waktu Kegiatan
Tanggal : 17-20 Agustus 2009
Tempat : Desa Bonto Jai



94

D. Pelaksanaan Program Kerja
Adapun dari program kerja yang telah dibuat, kegiatannya dilaksanakan
dengan mendapat dukungan dan partisipasi dari seluruh warga desa Bonto Jai
utamanya aparat desa, tokoh masyarakat/agama serta kerjasama tim anggota
mahasiswa KKN Profesi kesehatan di Desa Bonto Jai Kecamatan Bissappu,
Kabupaten Bantaeng.
1. Pendataan
Kegiatan pendataan melalui dua cara yaitu Pengambilan data sekunder di
kantor kepala desa, bidan yang ada di di Puskesmas Campagaloe dan posyandu di
Desa Bonto Jai, sedangkan pengambilan data primer yang dilakukan secara
langsung yaitu kunjungan dari door to door (dari rumah ke rumah ) di setiap
rumah yang memiliki kepala keluarga dengan metode wawancara berdasarkan
kuesioner yang telah disediakan oleh pihak pengelola KKN PK dan melalui
observasi. Dilaksanakan mulai tanggal 10 Juli 13 Juli 2009.
Adapun hasil pendataannya kemudian diinput dan dianalisis sebagai bahan
kajian untuk penilaian desa sehat.
Hasil pendataannya, antara lain :
a. Data Umum Masyarakat
1) Distribusi Penduduk Menurut Suku



95

Tabel 9
Distribusi Penduduk Menurut Suku
Desa Bonto Jai, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
SUKU FREKUENSI (%)
Bugis 4 0.3
Makassar 1291 98,0
Toraja 2 0,2
Mandar 4 0.3
Jawa 8 0.6
Lainnya, sebutkan..... 8 0.6
Total 1317 100
Sumber : Data Primer, 2009
Dari tabel 9 di atas menunjukkan bahwa suku yang terbanyak di Desa Bonto
Jai adalah suku Makassar dengan jumlah 1291 orang dengan persentase 99%, yang
kemudian disusul dengan suku Jawa sebanyak 8 orang dengan persentase 0,6% . dan
yang paling sedikit adalah Toraja yaitu hanya 2 orang dengan persentase 0,2%.
2) Distribusi Jenis Penyakit yang Diderita Penduduk Selama Enam Bulan
Terakhir







96

Tabel 10
Distribusi Jenis Penyakit yang Diderita Penduduk Selama 6 BulanTerakhir
Desa Bonto Jai, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
Gejala penyakit 6 bln terakhir Frekuensi (%)
Batuk Pilek 208 15.8
Demam 173 13.1
Sakit Kepala 158 12.0
Pegal Linu 81 6.2
Sakit Ulu Hati 49 3,7
Sesak Nafas 31 2.4
Kelainan Kulit 18 1.4
Diare 18 1.4
Sakit Tenggorokan 8 0.6
Mata Merah 8 0.6
Gangguan Pendengaran 4 0.3
Sesak napas 20 2.4
Mual-Mual 21 1.6
Total 797 61,5
Sumber : Data Primer, 2009
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa dari 1317 penduduk, yang
mengeluhkan sakit selama enam bulan terakhir adalah 797 penduduk. Jenis penyakit
yang paling sering dikeluhkan adalah batuk pilek dengan frekuensi 208 orang (15,8
%), demam sebanyak 173 orang (13,1 %) dan sakit kepala sebanyak 158 orang
(12,0%). Untuk jenis penyakit lainnya, kami menemukan bahwa terdapat penduduk
yang menderita hipertensi, TB Tualng, kanker, Stroke, Syaraf, tumor
97

3) Distribusi Penduduk Menurut Masalah Gimul dan Pengobatannya.

Tabel 11
Distribusi Penduduk yang Mengalami Masalah Gigi dan Mulut
Desa Bonto Jai, Kec. Bissapu, Kab. Bantaeng
Tahun 2009

Dusun

Masalah gigi dan mulut 1 tahun terakhir
Total Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa 217 16,5 539 40,9 756 57,4
Mattoanging 124 9,4 437 33,2 561 42,6
Jumlah 341 25,9 976 74,1 1317 100
Sumber : Data Primer, 2009
Dari tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 341 (25,9%) penduduk
desa Bonto Jai mengalami masalah gigi dan mulut selama satu tahun terakhir
sementara yang tidak mengalami masalah gigi dan mulut sebesar 976 (74,1%)
penduduk.






98

Tabel 12
Distribusi Penduduk yang Mengalami Masalah Gigi dan Mulut yang
Melakukan Pengobatan Desa Bonto Jai, Kec. Bissappu
Kab. Bantaeng Tahun 2009

Dusun

Pengobatan Gigi dan Mulut
Total Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa 122 9,3 634 48,1 756 57,4
Mattoanging 58 4,4 503 38,2 561 42,6
Jumlah 180 13,7 1137 86,3 1317 100
Sumber : Data Primer, 2009

Dari tabel 12 menunjukkan bahwa warga yang mengalami masalah gigi dan
mulut yang melakukan pengobatan sebanyak 180 (13,7%) orang, sedangkan yang
tidak melakukan pengobatan jumlanya lebih banyak yaitu sebanyak 1137 (86,3%)
orang, hal ini dipicu dengan anggapan bahwa masalah gimul yang mereka alami
belum perlu mendapatkan pengobatan dan tempat pemeriksaan jaraknya jauh dan
biaya pelayanannya yang cukup mahal.

b. Indikator Penilaian Desa Sehat
1) Sumber air bersih


99

Tabel 13
Distribusi Sumber Air Bersih yang Digunakan Warga
Desa Bonto Jai, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng
Tahun 2009

Dusun

Sumber Air Bersih

Jumlah
Ledeng
(PAM)
Sumur
Tembok
Pompa
Tangan/ Mesin
Dibeli ( Air
Galon)
N % n % N % n % N %
Tino Toa 169 55,0 1 0,3 - - 12 3,9 182 59,3
Mattoanging 66 21,5 48 15,6 1 0,3 10 3,3 125 40,7
Total 235 76,5 49 16,0 1 0,3 22 7,2 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009
Dari tabel 13 menunjukkan bahwa sumber air bersih yang paling banyak
digunakan warga untuk kedua dusun di desa Bonto Jai adalah air ledeng sebanyak
235 RT (Rumah Tangga) atau sekitar 76,6 % dan yang paling sedikit yang digunakan
adalah pompa tangan/mesin sebanyak yaitu hanya 1 RT atau 0,3%.






100

2) Cakupan air bersih
Tabel 14
Distribusi Cakupan Air Bersih Menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN CAKUPAN AIR BERSIH TOTAL
Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi
Syarat
N % N % N %
Tino Toa 182 59,3 0 0 182 59,3
Mattoanging 125 40,7 0 0 125 40,7
Total 307 100,0 0 0 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009


Berdasarkan data pada tabel 14 diatas dapat diketahui bahwa 100% air
minum di Desa Bonto Jai memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan sumber air minum
yang mereka gunakan adalah air PAM yang tidak mengeluhkan bau, rasa, dan
warnanya.






101

Tabel 15
Distribusi Kualitas Fisik Air Minum Penduduk Menurut Bau Air
Desa Bonto Jai, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng
Tahun 2009
Air berbau Frekuensi (%)
Ya 0 0
Tidak 307 100
Total 307 100
Sumber : Data Primer, 2009
Dari tabel 15 menunjukkan bahwa 100% warga Bonto Jai tidak
mengeluhkan air minumnya berbau, hal ini lebih dikarenakan waga Desa Bonto Jai
sebagian besar menggunakan air ledeng sebagai air minum.

Tabel 16
Distribusi Kualitas Fisik Air Minum Penduduk Menurut Rasa Air
Desa Bonto Jai, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng
Tahun 2009
Air Berasa Frekuensi (%)
Ya 0 0
Tidak 307 100
Total 307 100
Sumber : Data Primer, 2009
Dari tabel 16 di atas menunjukkan bahwa 100% warga Bonto Jai tidak
mengeluhkan air minumnya berasa. Hal ini juga dikarenakan air yang digunakan
adalah air PAM
102


Tabel 17
Distribusi Kualitas Fisik Air Minum Penduduk Menurut Kekeruhan Air
Desa Lotang Salo, Kec. Suppa, Kab. Pinrang
Tahun 2008
Air Keruh Frekuensi (%)
Ya 0 0
Tidak 307 100
Total 307 100
Sumber : Data Primer, 2008
Dari tabel 17 di atas menunjukkan bahwa 100% warga Bonto Jai tidak
mengeluhkan air minumnya keruh.
3) Air minum di masak
Tabel 18
Distribusi Penduduk yang Memasak Air Minum di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN AIR MINUM DI MASAK TOTAL
Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa 152 49,5 30 9,8 182 59,3
Mattoanging 107 34,9 18 5,9 125 40,7
Total 259 84,4 48 15,6 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009


103

Dari tabel 18 menunjukkan bahwa sebanyak 259 RT (84,4%) yang tersebar
di dua dusun telah memasak airnya sebelum diminum, dan hanya 48 RT (15,6%)
yang tidak memasak airnya sebelum diminum.
Tabel 19
Distribusi Alasan Penduduk Tidak Memasak Air Minum Menurut RT
Desa Bonto Jai, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
Dusun
Alasan Tidak Masak Air

Total
Air sudah
bersih
Malas
memas
ak
Air
kemasan/
galon
Alasan
lainnya....
N % n % N % N % N %
Tino Toa 8 16,7 1 2,1 12 25 9 18,8 30 62,5
Mattoanging 2 4,2 1 2,1 10 20,8 5 10,4 18 37,5
Total 10 20,9 2 4,2 22 45,9 14 29,2 48 100
Sumber : Data Primer, 2009

Dari tabel di 19 diatas menunjukkan bahwa dari 48 RT yang tidak memasak
airnya sebelum di minum terdapat 10 RT (20,9 %) yang tidak memasak airnya
dengan alasan Air sudah bersih dan yang malas memasak terdapat 2 RT atau 4,2%
dan ada 22 RT (45,9%) yang menggunakan air galon. Untuk alasan lainnya terdapat
14 RT (29,2%) yang tidak memasak airnya karena kebiasaan dan rasa yang tidak
enak jika dimasak



104

4) Kepemilikan Jamban
Tabel 20
Distribusi Kepemilikan Jamban Menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009

Sumber : Data Primer, 2009
Tabel 20 dapat diketahui bahwa sekitar 60,9% RT yang tidak memiliki
jamban, yang terbanyak adalah Dusun Tino Toa yaitu sekitar 33,9% RT, sedangkan
Dusun Mattoanging hanya sekitar 27,0% yang tidak memiliki jamban
Hal ini dikarenakan Desa Bono Jai yang dekat dengan laut dan sungai
sehingga penduduk mudah buang air besar di sana sehingga kebanyakan yang merasa
tidak perlu ada jamban








DUSUN
KEPEMILIKAN JAMBAN
TOTAL
Ya Tidak
N % n % N %
Tino Toa 78 25,4 104 33,9 182 59,3
Mattoanging 42 13,7 83 27,0 125 40,7
Total 120 39,1 187 60,9 307 100,0
105

5) Jenis jamban
Tabel 21
Distribusi Jenis Jamban menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
JENIS JAMBAN
TOTAL
Leher Angsa Cemplung
N % N % N %
Tino Toa 74 61,7 4 3,3 78 65,0
Mattoanging 32 26,7 10 8,3 42 35,0
Total 106 88,4 14 11,6 120 100,0
Sumber : Data Primer, 2009

Dari tabel 21 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 106 RT yang memiliki
jamban jenis leher angsa dan yang terbanyak yaitu di dusun Tino Toa sebanyak 74
RT, sedangkan yang memiliki jamban cemplung hanya 14 orang dan yang terbanyak
adalah di Mattoanging yaitu sebanyak 10%. Dengan demikian, cakupan jamban yang
memenuhi syarat adalah 88,4% (Jamban Leher Angsa) dan yang tidak memnuhi
syarat adalah sekitar 11,6% (Jamban Cemplung)





106

6) Kepemilikan SPAL

Tabel 22
Distribusi Kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah Menurut KK
di Desa Bonto Jai, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
KEPEMILIKAN SPAL
TOTAL
Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa 70 22,8 112 36,5 182 59,3
Mattoanging 49 16,0 76 24,8 125 40,7
Total 119 38,8 188 61,2 307 100,0
Sumber : Data Primer 2009

Dari tabel 22 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar Rumah Tangga
tidak memiliki SPAL yaitu sekitar 188 RT (61,2%) dan yang terbanyak adalah dari
dusun Tino Toa yaitu sekitar 112 RT (36,5%). Sedangkan RT yang memiliki SPAL
sebanyak 119 RT (38,8%) dan yang terbanyak juga di Dusun Tino Toa yaitu 70 RT
(22,8%)





107

7) Tempat Membuang Limbah
Tabel 23
Distribusi Tempat Pembuangan Limbah RT Menurut KK
Desa Bonto Jai, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng
Tahun 2009
Sumber : Data Primer, 2009

Dari table 23 di atas menunjukkan bahwa kebanyakan penduduk membuang
limbahnya di tanah (tanpa penampungan) dengan persentase 72,4% (265 KK) dan
hanya 15 KK (4,1%) yang memiliki SPAL, selebihnya membuang limbahnya di
penampungan terbuka di pekarangan sebanyak 57 KK (15,6%), penampungan di luar
pekarangan 5KK (1,4%) dan ada pula yang langsung membuat ke got/sungai
sebanyak 24 KK (6,6%). Data di atas menunjukkan masih kurangnya kesadaran
masyarakat tentang SPAL yang memenuhi syarat yang bisa juga dikarenakan
pengetahuan mereka yang masih rendah tentang SPAL yang memenuhi syarat.

DUSUN
TEMPAT MEMBUANG LIMBAH RT
TOTAL
Penamp
ungan
tertutu
p di
pekara
ngan
(SPAL)
Penampun
gan
terbuka di
pekaranga
n
Penamp
ungan
di luar
pekara
ngan
Tanpa
penampun
gan ( di
tanah)
Langsung
ke got/
sungai
n % n % N % n % n % n %
Tino Toa
9 2,9 47 15,3 2
0,7 87 28,3 37 12,1 182 59,3
Mattoanging
7 2,3 34 11,1 2 0,7 72
23,5 10 3,3 125 40,7
Total
16 5,2 81 26,4 4 1,3
159 51,8 47 15,3 307 100
108

8) Cakupan Kepemilikan SPAL

Tabel 24
Distribusi Cakupan Kepemilikan SPAL di Desa Bonto Jai
Kecmatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
CAKUPAN KEPEMILIKAN SPAL
TOTAL Memenuhi
syarat
Tidak memnuhi
syarat
N % n % n %
Tino Toa 9 2,5 173 56,4 182 59,3
Mattoanging 7 2,3 118 38,4 125 40,7
Total 15 5,2 291 94,8 307 100
Sumber : Data Primer, 2009

Dari tabel 24 di atas menunjukkan bahwa saluran pembuangan air limbah
yang dimiliki penduduk desa Bonto Jai kebanyakan tidak memenuhi syarat, hal ini
terlihat dari data yang menunjukkan bahwa 291 RT (94,8%) SPAL nya tidak
memenuhi syarat dan hanya 15 RT (5,2%) SPAL-nya yang memenuhi syarat
Hal ini dikarenakan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya
SPAL masih kurang




109

9) Kepemilikan Tempat Sampah

Tabel 25
Distribusi Kepemilikan Tempat Sampah Menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
KEPEMILIKAN TEMPAT
SAMPAH TOTAL
Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa 63 20,5 119 38,8 182 59,3
Mattoanging 28 9,1 97 31,6 125 40,7
Total 91 29,6 216 70,4 307 100
Sumber : Data Primer, 2009

Dari tabel 25 di atas menunjukkan terdapat 216 RT (70,4%s) tidak memiliki
tempat sampah, sedangkan yang memiliki tempat sampah sebanyak 91 (29,6%)
Hal ini dikarenakan kesadaran penduduk tentang masalah sampah masih
kurang






110

Tabel 26
Distribusi Tempat Membuang Sampah Menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009

DUSUN
TEMPAT MEMBUANG SAMPAH
TOTAL
Ditimbun Dibakar
Tempat
pembuanga
n sampah
umum
Dibuang
ke got
Sembarang
tempat
N % N % N % N % N % N %
Tino Toa
5 1,6 103 33,6 19 6,2 6 2,0 49 16,0 182 59,3
Mattoanging
4 1,3 54 17,6 7 2,3 2 0,7 58 18,9 125 40,7
Total
9 2,9 157 51,1 26 8,5 8 2,6 107 34,9 307 100
Sumber : Data Primer, 2009

Dari tabel 26 di atas menunjukkan bahwa rata-rata sampah yang dihasilkan
rumah tangga di desa Bonto Jai kebanyakan dibakar yaitu sebesar 157 (51,1%)
10) Jenis Rumah
Tabel 27
Distribusi Jenis Rumah Penduduk Menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
Sumber : Data Primer, 2009
DUSUN
JENIS RUMAH
TOTAL
Panggung
Perman
en
Semi
Permanen
Lainnya,
sebutkan..
N % N % N % N % N %
Tino Toa
103 33,6 22 7,2 42 13,7 15 4,9 182 59,3
Mattoanging
60 19,5 17 5,5 35 11,4 13 4,2 125 40,7
Total
163 53,1 39 12,7 77 25,1 28 9,1 307 100
111

Dari tabel 27 menunjukkan bahwa sebagian besar rumah warga desa Bonto Jai
adalah rumah panggung yaitu sebanyak 163 atau 53,1%. Sedangkan rumah jenis
lainnya sebanyak 9,1%, termasuk rumah jenis Gamacca dan lai-lain.

11) Ventilasi
Tabel 28
Distribusi Kepemilikan Ventilasi Menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
VENTILASI
TOTAL
Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa 169 55,0 13 4,2 182 59,3
Mattoanging 110 35,8 15
4,9
125 40,7
Total 279 90,9 28
9,1
307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009
Dari tabel 28 di atas menunjukkan bahwa dari 307 rumah yang terdata,
sebanyak 279 atau 90,9 %. Hanya 28 (9,1%) rumah yang tidak memiliki ventilasi.







112

12) Pencahayaan Alami
Tabel 29
Distribusi Pencahayaan menurut KK di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
PENCAHAYAAN
TOTAL
Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa 181 59,0 1 0,3 182 59,3
Mattoanging 119 38,8 6 2,0 125 40,7
Total 300 97,7 7 2,3 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009
Dari tabel 29 di atas menunjukkan bahwa dari 307 rumah yang terdata,
sebanyak 300 atau 97,7%. Hanya 7 (2,3%) rumah yang tidak memiliki pencahayaan
alami.

c. Pencegahan Penyakit Menular dan Imunisasi
1) Cakupan imunisasi






113

Tabel 30
Distribusi Cakupan Imunisasi menurut Balita di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
CAKUPAN IMUNISASI
TOTAL
Lengkap Tidak Lengkap
N % N % N %
Tino Toa 52 53,1 4 4,1 56 57,1
Mattoanging 31 31,6 11 11,2 42 42,9
Total
83 84,7 15 15,3 98 100
Sumber : Data Primer, 2009

Dari tabel 30 dapat diketahui bahwa proporsi kelengkapan cakupan imunisasi
balita di Desa Bonto Jai sebanyak 83 atau sekitar 84,7% dari dua dusun yang ada di
Desa Bonto Jai.

2) Angka bebas jentik
Tabel 31
Distribusi Angka Bebas Jentik menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
JENTIK
TOTAL
Ya Tidak
n % N % N %
Tino Toa
76 24,8 106
34,5 182 59,3
Mattoanging
53 17,3 72 23,5
125 40,7
Total
129 42,0 178
58,0 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009
114

Dari tabel 31 di atas menunjukkan bahwa dari 307 rumah yang terdata,
sebanyak 178 atau 58,0% yang dinyatakan bebas jentik. Sedangkan yang ada
jentiknya adalah 129 rumah atau 42,0%.

d. Kesehatan Keluarga, Reproduksi dan KB
1) Pemeriksaan kehamilan lengkap
Tabel 32
Distribusi Cakupan Pemeriksaan Kehamilan di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
CAK. PEMERIKSAAN
KEHAMILAN (K4) TOTAL
Lengkap Tidak
N % N % N %
Tino Toa
7 43,8 5
31,3 12 75,0
Mattoanging
1 6,3 3 18,8
4 25,0
Total
8 50,0 8
50,0 16 100
Sumber : Data Primer, 2009

Tabel 32 di atas menunjukkan bahwa cakupan pemeriksaan kehamilan (K4)
yang lengkap sebanding dengan yang tidak lengkap yaitu 8 atau 50%





115

2) Penolong persalinan
Tabel 33
Distribusi Penolong Persalinan Ibu Hamil di Desa Bonto Jai
Kecamartan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN

PENOLONG PERSALINAN
TOTAL Tenaga
Kesehatan
(Dokter/Bidan)
Dukun
terlatih
Keluarga
N % N % N % N %
Tino Toa 8 50,0 3 18,8 1 6,3 12 75,0
Mattoanging 1 6,3 3 18,8 0 0 4 25,0
Total 9 56,3 6 6,3 1 6,3 16 100
Sumber : Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel 33 di atas dapat diketahui bahwa penolong persalinan oleh
tenaga kesehatan (dokter/Bidan) sebanyak 9 atau sekitar 56,3% dari 16 responden
yang memiliki bayi. Selain itu ada 1 orang yang ditolong oleh keluarga sendiri saat
persalian
Masih adanya pesalinan yang dilakukan oleh bukan tenaga kesehatan
dikarenakan tenaga kesehatan yang tersedia masih kurang dan biaya persalinan yang
harus ditanggung oleh penduduk cukup mahal




116

3) Tempat persalinan
Tabel 34
Distribusi Tempat Persalinan Ibu Hamil di Desa Bonto Jai
Kecamaan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
Sumber : Data Primer, 2009

Tabel 34 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar tempat persalinan warga
Desa Bonto Jai di rumah sendiri yaitu sebanyak 14 (87,5%) yaitu sedangkan yang
melahirkan di rumah sakit dan puskesmas masing-masing 1 orang atau 6,3 % dari 16
Responden.
Hal ini dikarenakan jauhnya jarak tempuh pelayanan kesehatan di Desa Bonto
Jai, baik itu puskesmas maupun rumah sakit




DUSUN
TEMPAT PERSALINAN
TOTAL Rumah
Sendiri
Puskesmas/
Pustu
Rumah
Sakit
N % N % n % N %
Tino Toa
11 68,8 0 0
1

6,3
12 75,0
Mattoanging
3 18,8 1 6,3
0 0
4 25,0
Total 14 87,5 1 6,3 1 6,3 16 100
117

4) Pemeriksaan nenonatus
Tabel 35
Distribusi Pemeriksaan Neonatus di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
PEMERIKSAAN NEONATUS
TOTAL
Ya Tidak
N % n % N %
Tino Toa 11 68,8 1 6,3 12 75,0
Mattoanging 3 18,8 1 6,3 4 25,0
Total 14 87,5 2 12,5 16 100
Sumber : Data Sekunder 2009
Berdasarkan tabel 35 di atas menggambarkan pemeriksaan jumlah ibu dalam
rumah tangga yang melakukan pemeriksaan neonatus sebanyak 87,5% dan sisa 12,5
% yang tidak melakukan pemeriksaan neonatus.









118

5) Peserta KB
Tabel 36
Distribusi Peserta KB menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
PESERTA KB
TOTAL
Ya Tidak
n % N % N %
Tino Toa
100 32,6 82
26,7 182 59,3
Mattoanging
64 20,8 61 19,9
125 40,7
Total
164 53,4 99
39,1 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009

Tabel 36 di atas menunjukkan jumlah peserta KB di Desa Bonto Jai sebanyak
53,4% yang menggunakan KB, terbanyak di dusun Tino Toa sebanyak 100 (32,6%)
sedangkan yang tidak menggunakan KB sebanyak 99 (39,1%).









119

6) Jenis KB yang digunakan
Tabel 37
Distribusi Jenis KB yang Digunakan di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
JENIS KB YANG DIGUNAKAN
TOTAL
Pil Suntikan Implant
n % N % N % N %
Tino Toa 14 8,5 84 51,2 2 1,2 100 61,0
Mattoanging 9 5,5 55 33,5 0 0 64 39,0
Total 23 14,0 139 84,8 2 1,2 164 100
Sumber : Data Primer, 2009

Tabel 37 di atas menunjukkan dari 164 responden yang menggunakan KB,
jenis KB yang banyak digunakan adalah jenis Pil dan yang paling sedikit adalah jenis
Implant yaitu 2 (1,2%)









120

7) Tingkat Tingkat Partisipasi Masyarakat (D/S)

Tabel 38
Distribusi Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Penimbangan
Desa Bonto Jai, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng
Tahun 2009
Posyandu
Jumlah Balita yang
Datang Menimbang
(D)
Jumlah Balita di
Wilayah Tersebut
(S)
D/S
(%)
Asoka 35 74 47,5
Melati 26 54 48,1
Total 61 128 47,7
Sumber : Data Primer, 2009

Tabel 38 di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan Tingkat Partisipasi
Masyarakat Dalam Penimbangan (D/S) di Desa Bonto Jai yaitu sekitar 47,7%.

8) Tingkat pencapaian program (N/S)
Tingkat pencapaian program dapat dilihat pada tabel 27 berikut:

Tabel 39
Distribusi Tingkat Pencapaian Program di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
Posyandu
Jumlah Balita yang Naik
Berat Badannya
(N)
Jumlah Balita di
Wilayah Tersebut
(S)
N/S
(%)
Asoka 5 74 6,8
Melati 4 54 7,4
Total 9 128 7,0
Sumber : Data Primer, 2009
121

Tabel 39 tersebut di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan Tingkat
Pencapaian Program (N/S) Desa Bonto Jai sebesar 7,0%.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pencapaian program yang berkaitan
dengan perbaikan gizi anak balita masih sangat kurang. Hasil presentase data ini juga
disebabkan karena jumlah anak yang datang ke posyandu pada bulan yang lalu
berbeda jumlahnya pada bulan penimbangan terakhir.

e. Pemanfaatan pekarangan rumah dalam upaya perbaikan gizi
1) Kepemilikan pekarangan

Tabel 40
Distribusi Kepemilikan Pekarangan Menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
KEPEMILIKAN PEKARANGAN
TOTAL
Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa
132 43,0 50
16,3 182 59,3
Mattoanging
114 37,1 11 3,6
125 40,7
Total
246 80,1 61
19,9 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009
Berdasarkan tabel 40 di atas menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang
memiliki pekarangan yaitu sebanyak 24 (80,1%) rumah sedangkan rumah tangga
yang tidak memiliki pekarangan sebanyak 61 (19,9%)
122

Penduduk yang tidak memiliki pekarangan dikaenakan rumah tempat
membangun rumah sangat sempit dan berdesakan dengan rumah tetangga.

2) Pemanfaatan pekarangan
Tabel 41
Distribusi Apakah Pekarangan Dimanfaatkan Menurut RT
Desa Bonto Jai, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
APAKAH PEKARANGAN
DIMANFAATKAN TOTAL
Ya Tidak
n % N % N %
Tino Toa
99 40,2 33
13,4 132 53,7
Mattoanging
88 35,8 26 10,6
114 46,3
Total
187 76,0 59
24,0 246 100
Sumber : Data Primer, 2009
Tabel 41 di atas menunjukkan bahwa dari 246 rumah yang memiliki
pekarangan, sekitar 76% atau 187 rumah yang memanfaatkan pekarangannya
sedangkan yang tidak memanfaatkan pekarangannya sebanyak 59 (24%)
Warga yang tidak memenfaatkan pekarangannya disebabkan karena tanah
yang mereka tempati susah untuk tumbuh tanaman apalagi mereka juga sibuk
melaksanakan kegiatan sehari-harinya sehingga tidak ada waktu untuk mengolah
pekarangan rumahnya


123

f. Jumlah posyandu
Desa Bonto Jai memiliki dua buah posyandu yang bertempat di tiap dusun
yaitu posyandu Melati di Dusun Tino Toa dan Posyandu Asoka di Dusun
Mattoanging. Masing-masing posyandu tersebut memiliki 5 orang kader aktif.
Namun ke dua posyandu tersebut belum termasuk posyandu mandiri. Kegiatan
posyandu ini sudah menggunakan sistem lima meja yaitu pencatatan, penimbangan,
dan kegiatan posyandu lainnya.

g. Tingkat kepesertaan JPKM

Tabel 42
Distribusi Kepesertaan JPKM dan Dana Sehat Menurut RT
di Desa Bonto Jai, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
KEPESERTAAN JPKM & DANA
SEHAT TOTAL
Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa
115 37,5 67
21,8 182 59,3
Mattoanging
85 27,7 40 13,0
125 40,7
Total
200 65,1 107
34,9 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009
Dari tabel 42 di atas dapat diketahui bahwa jumlah peserta JPKM dan dana
Sehat sebanyak jumlah 200 rumah tangga atau 65,1%

124

h. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Pos UKK)
Desa Bonto Jai belum memiliki satupun pos UKK.
i. Anti Tembakau, Alkohol dan Madat
1) Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi anti tembakau, alkohol, dan madat belum pernah
sama sekali diadakan di Desa Bonto Jai, sehingga tidak ada perkantoran yang
dinyatakan bebas asap rokok
2) TTU (Tempat Tempat Umum)
Tempat-tempat umum yang disurvei adalah kantor desa, dan sekolah.
Dimana pada ruangan tersebut telah ada larangan untuk merokok yang
dipasang

j. Pengawasan Obat, Bahan Berbahaya dan Makanan
1) Penyemprotan menggunakan alat pelindung
a) Menyemprot Menggunakan Pestisida













125

Tabel 43
Distribusi Penggunaan Pestisida Menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
MENYEMPROT
MENGGUNAKAN PESTISIDA TOTAL
Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa 54 17,6 128 41,7 182 59,3
Matoanging 33 10,7 92 30,0 125 40,7
Total
87 28,3 220 71,7 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009
data tabel 43 di atas dapat diketahui jumlah pengguna pestisida menurut
Rumah Tangga sebanyak 28,3% atau 87 orang sedangkan yang tidak menggunakan
pestisida sebesar 71,7 atau 220 orang

b) Penggunaan alat pelindung diri

Tabel 44
Distribusi Penggunaan Alat Pelindung Menurut RT di Desa Bonto Jai
Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG TOTAL
Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa
15 17,2 39
44,8 182 59,3
Mattoanging
12 13,8 21 24,1
125 40,7
Total
27 31,0 60
69,0 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009
126



Tabel 44 di atas menggambarkan jumlah masyarakat berdasarkan kelurga
yang menggunakan alat pelindung ketika menyemprot tanaman menggunakan
pestisida yaitu sebanyak 40,8% atau sebanyak 120 KK, sedangkan yang tidak
memakai alat pelindung diri (sarung tangan, masker, pelindung kepala, sepatu) yaitu
sebanyak 59,2% atau sebanyak 174 KK.
2) Penggunaan rombong makanan sehat
Tabel 45
Distribusi Keanekaragaman Makanan Menurut RT
Desa Bonto Jai, Kec. Bissappu, Kab. Bantaeng
Tahun 2009
DUSUN
KEANEKARAGAMAN
MAKANAN TOTAL
Ya Tidak
N % N % N %
Tino Toa
169 55,0 13
4,2 182 59,3
Mattoanging
120 39,1 5 1,6
125 40,7
Total
289 94,1 18
5,9 307 100,0
Sumber : Data Primer, 2009
Tabel 45 di atas menggambarkan 94,5% KK mengkonsumsi makanan yang
beragam tiap harinya. Sedangkan 5,5% yang tidak mengkonsumsi makanan secara
beragam tiap harinya.



127

2. Intervensi non fisik
a. Penyuluhan Masalah Kesehatan
1). Hasil
Penyuluhan dilaksanakan di kantor desa dengan mengundang warga
dari 2 dusun yang ada di Desa Bonto Jai dengan materi penyuluhan yang
sama dan beberapa tambahan materi berdasarkan keadaan Desa Bonto Jai.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara presentasi materi penyuluhan dengan
menggunakan alat bantu proyeksi (LCD) serta melalui diskusi /tanya jawab
terhadap masalah kesehatan.
Penyuluhan I, yaitu penyuluhan tentang tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dan Maslah Gigi dan Mulut. Dilaksanakan di dua
sekolah dasar di Desa Bonto Jai yaitu SDN 26 Tino Toa pada tanggal 21 Juli
2009 dan di SD Inpres Mattoanging pada tanggal 22 Juli 2009. Peserta dari
kegiatan ini adalah kelas III sampai kelas VI sebanyak kurang lebih 100
orang di tiap sekolah.
Penyuluhan II, yaitu penyuluhan tentang Pola makan Balita yang
Dilaksanakan di dua Posyandu yang ada di Desa Bonto Jai yaitu di Posyandu
Asoka dusun Mattoanging pada tanggal 16 Juli 2009 dan di Posyandu Melati
di Dusun Tino Toa pada tanggal 17 Juli 2009.
Penyuluhan III, yaitu penyuluhan tentang SPAL, sampah, jamban,
Flu Burung, Alat Pelindung Diri pada petani rumput laut dan pengguna
128

Pestisida. Dilaksanakan di kantor desa dengan mengundang warga di kantor
Desa Bonto Jai pada tanggal 29 Juli 2008 yang dihadiri oleh 58 orang
Penyuluhan IV, Yaitu Penyuluhan Bahaya Rokok yang dilaksanakan
di kantor Desa Bonto Jai pada tanggal 30 Juli 2009 yang dirangkaikan
dengan penangana penderita gawat darurat(PPGD). Sasaran dari kegiatan ini
yaitu para pemuda desa yang tergabung dalam karangtaruna. Peserta yang
hadir sebanyak
Penyuluhan ke V, yaitu sosialisasi Desa Siaga yang dirangkaikan
dengan seminar program kerja
Penyuluhan VI, yaitu penyuluhan tentang tanaman obat keluarga
(TOGA) yang dirangkaikan dengan seminar evaluasi program kerja bulan
pertama.

2). Evaluasi
Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan melebihi dari target peserta yang
direncanakan sebelumnya
b. Pelatihan dokter kecil
1). Hasil
Pelatihan dokter kecil dilaksanakan selama dua hari di masing-
masing SDN 26 Tino Toa pada tanggal 21 Juli 2009 dan di SD Inpres
Mattoanging pada tanggal 22 Juli 2007 yang terdiri dari 20 orang dari SD
129

Negeri 26 Tino Toa dan 10 orang dari SD Inpres Mattoanging yang terdiri
dari kelas III sampai Kelas VI.
Materi pelatihan yaitu seputar masalah perilau hidup bersih dan
sehat (PHBS), kesehatan lingkungan, gizi, kesehatan gigi dan mulut, P3K,
dan ujian simulasi.
2). Evaluasi
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar karena
mendapatkdan dukungan dan partisipasi dari pihak sekolah utamanya para
guru dan murid.
c. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta sikat gigi massal
1). Hasil
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta sikat gigi massal
dilaksanakan di dua tempat yaitu pada tanggal 21 Juli 2009 di SD Negeri 26
Tino Toa 54 murid SD (kelas 3, 4, 5 dan 6) dan tanggal 22 Juli 2009 di SD
Inpres Mattoangig yag diikuti oleh 52 murid SD (kelas 3, 4, 5 dan 6).
Pada kegiatan penyuluhan ini, para murid diperlihatkan contoh
menyikat gigi yang benar serta ditampilkan gambar-gambar menarik yang
berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan ini dalam bentuk
interaktif dan mendapatkan respon positif dari guru dan murid SD.
Setelah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, selanjutnya diadakan
kegiatan sikat gigi massal. Hal ini bertujuan untuk mengajak anak-anak
130

(murid SD) agar membiasakan diri unuk menyikat gigi dengan benar. Pada
kegiatan ini, anak-anak dibagikan sikat gigi.
2). Evaluasi
Kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta sikat gigi massal
dapat terlaksana dengan baik dan lancar karena mendapat dukungan dari para
guru dan partisipasi aktif dari seluruh murid yang hadir.
d. Sosialisasi Desa Siaga
1). Hasil
Sosialisasi desa siaga dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2009 secara
formal di kantor desa Bonto Jai yang dihadiri oleh aparat desa, tokoh
masyarakat, tokoh agama, tim PKK, kader dan warga desa.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 35 orang. Adapun tujuannya yaitu
memberikan informasi tentang program pengembangan desa siaga. Dimana di
desa Bonto Jai sendiri telah memiliki pengurus Desa Siaga namun belum
memiliki POSKESDES (Pos Kesehatan Desa)
2). Evaluasi
Kegiatan sosialisasi desa siaga dapat terlaksana dengan lancar dan
sesuai dengan target yang ingin dicapai yaitu penyegaran Pegurus Desa Siaga
agar lebih aktif dalam melaksanakan programnya. Adapun mengenai kegiatan
poskesdes, belum terlaksana secara optimal karena masih merupakan awal
pengembangan desa siaga. Mengenai sarana poskesdes, masih menggunakan
bangunan sementara yang berada di posyandu.
131

3. Intervesi Fisik
a. Sikat Gigi Massal
1) Hasil
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21-22 Agustus 2009 pada dua
sekolah di Desa Bonto Jai. Tanggal 21 Agustus 2009 diadakan di SD Negeri
26 Tino Toa yang diikuti oleh 20 siswa dari kelas III-VI sebagai percontohan.
Pada tanggal 22 Agustus 2009 di laksanakan di SD Inpres Mattoanging yang
diiuti oleh 40 siswa dari kelas III-VI. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk membiasakan siswa menyikat gigi dengan cara yang baik dan benar
2) Evaluasi
Kegiatan ini berjalan sesuai dengan harapan yaitu terlaksananya
percontohan seseuai target yang ditetapkan yaitu 20 siswa

b. Cuci Tangan Massal
1) Hasil
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21-22 Agustus 2009 pada dua
sekolah di Desa Bonto Jai. Tanggal 21 Agustus 2009 diadakan di SD Negeri
26 Tino Toa yang diikuti oleh 10 siswa dari kelas III-VI sebagai percontohan.
Pada tanggal 22 Agustus 2009 di laksanakan di SD Inpres Mattoanging yang
diikuti oleh 10 siswa dari kelas III-VI sebagai percontohan. Adapun tujuan
dari kegiatan ini adalah untuk membiasakan siswa mencuci tangan dengan
cara yang baik dan benar
132

2) Evaluasi
Kegiatan ini berjalan sesuai dengan harapan yaitu terlaksananya
percontohan sesuai target yang ditetapkan yaitu 10 siswa percontohan
c. Pemberian Makanan Tambahan
1. Hasil
Kegiatan pemberian makanan tambahan berupa bubur kacang hijau
pada balita ini dilaksanakan di dua posyandu yang ada di Desa Bonto Jai,
yaitu pada tanggal 16 Juli 2009 di Posyandu Asoka Dusun Mattoanging dan
pada tanggal 17 Juli 2009 di Posyandu Melati Dusun Tino Toa. Adapun
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memulihkan masalah gizi pada balita.
Jumlah peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut dari dua Posyandu yang ada
yaitu 128 balita
2. Evaluasi
Kegiatan ini berjalan dengan lancar meskipun tidak tercapai target yang
ditentukan yaitu sebanyak 160 balita dari 2 posyandu
d. Pembuatan Percontohan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
1). Hasil
Pembuatan percontohan tanaman obat keluarga (TOGA) dilaksanakan
pada tanggal 29 Juli- 9 Agustus 2009 yang terletak di halaman kantor Desa
Bonto Jai. Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh warga Desa Bonto Jai
dengan harapan warga dapat membuat tanaman Obat Keluarga di pekarangan
rumah masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan dengan membuat bedengan
133

di di halaman kantor desa sebanyak 2 bedengan dengan ukuran masing-
masing 1m x 3m yang ditanami tanaman obat sebanyak 16 jenis tanaman
setiap bedengan. Kegiatan ini bertujuan sebagai sosialisasi untuk memberikan
informasi tentang jenis tanaman obat keluarga dan manfaatnya
2). Evaluasi
Pembuatan tanaman obat keluarga ini terlaksana sesuai dengan
harapan namun terdapat kendala dalam pelaksanaannya yaitu tanaman yang
sudah ditanaman sering diganggu oleh hewan peliharaan sehingga tanaman
yang sudah ditanaman agak terganggu
e. Kerja bakti
1). Hasil
Kerja bakti dilaksanakan tiap jumat yaitu pada tanggal 17 Juli 2009
kerja bakti mebersihkan halaman Posko dan sekitarnya bersama tuan rumah di
posko. Tanggal 24 Juli 2009 di jalan umum menuju tempat posko KKN
Profesi Kesehatahn Angkatan XXXII. Pada tanggal 31 Juli 2009 kerja bakti
di kantor desa dan di sekitarnya bersama staf desa dan warga setempat.
Tanggal 7 Agustus 2009 kerja bakti membersihkan Posyandu Melati bersama
kader posyandu dan staf desa. Kegiatan ini kurang mendapat partisipasi dari
warga desa sehingga hanya beberapa warga yang datang dalam kerja bakti
dengan membawa masing-masing peralatan kerja baktinya berupa cangkul,
sapu, lap, dan lainnya. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi sebelumnya
dan warga juga sibuk dengan pekerjaannya
134

2). Evaluasi
Kegiatan ini dapat terlaksana meskipun kurang mendapat partisipasi
dari warga
f. Pembagian Poster Kesehatan
1). Hasil
Pembagian poster ini dilaksanakan dengan cara meminta poster
tentang kesehatan di kantor dinas kesehatan dan membagikannya ke SD
Negeri 26 Tino Toa, SD Inpres Mattoanging, Posyandu Melati di Dusun Tino
Toa dan Posyandu Asoka di Dusun Mattoanging Serta di kantor Desa Bonto
Jai. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 10-15 Agustus 2009.
2). Evaluasi
Kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan harapan yaitu
membagikannya kepada kader posyandu, kepala dan guru sekolah, serta staf
desa
g. Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Gratis
1). Hasil
Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantaeng bersama Puskesmas Keliling Campagaloe. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2009 yang di pusatkan di kantor Desa
Bonto Jai. Sasarannya adalah warga Desa Bonto Jai yang memiliki keluhan-
keluhan tentang masalah kesehatan umum dan kesehatan gigi dan mulut.
Adapun bentuk kegiatannya berupa pemeriksaan tekanan darah, Penimbangan
135

Berat Badan serta pemberian obat gratis berdasarkan keluhan penyakit yang
diderita. Kegiatan ini diikuti oleh 85 Orang se-Desa Bonto Jai
2). Evaluasi
Kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan harapan dan mendapat
dukungan dari masyarakat yang dibuktikan dengan kedatangan masyarakt
yang cukup banyak yaitu 85 warga
h. Pengadaan perlengkapan Unit Kegiatan Sekolah (UKS) berupa kotak P3K
1). Hasil
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2008 berupa
pemberian kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) sebanyak 1
buah untuk SD Negeri Inpres Mattoanging yang diserahkan langsung oleh
Peserta KKN kepada Kepala Sekolah setelah pelatihan Dokter Kecil. Kegiatan
ini dilaksanakan untuk membantu program Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
yang masih belum aktif.
2). Evaluasi
Kegiatan ini dapat terlaksana dan mendapat respon positif dari pihak
sekolah.
i. Pengadaan Sertifikat dan Piagam Penghargaan
1). Hasil
Kegiatan pengadaan sertifikat dan piagam penghargaan ini
dilaksanakan pada tanggal 17-20 Agustus 2009 yang diserahkan kepada
seluruh siswa yang ikut dalam pelatihan dokter kecil dan kepada anggota
136

karang taruna yang ikut pelatihan Penanganan Penderita Gawat Darurat
(PPGD). Sedangkan Piagam Penghargaan diberikan kepada pemenang Juara I,
II, dan III lomba sanitasi pekarangan Rumah. Adapun tujuan dari kegiatan ini
adalah sebagai apresiasi atas partisipasi siswa dalam mengikuti pelatihan
dokter cilik dan kepada pemuda karang taruna atas partisipasinya mengikuti
pelatihan Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Kegiatan ini dihadiri
oleh 17 pemuda karang taruna.
2). Evaluasi
Kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan harapan yaitu
menghampiri target yang ditentukan yaitu 20 orang namun yang datang
sebanyak 17 orang.
j. Pengadaan buku Panduan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
1) Hasil
Kegiatan pengadaan buku Panduan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
dilaksanakan pada tanggal 15-20 Agustus 2009 yang di simpan di kantor
Desa, SD Negeri 26 Tino Toa, SD Inpres Mattoanging, Posyandu Melati
Dusun Tino Toa, Posyandu Asoka Dusun Mattoanging, dan diberikan
kepada 35 warga yang ikut dalam penyuluhan Tanaman Obat Keluraga
(TOGA). Buku panduan TOGA ini berisi tentang jenis-jenis tanaman
tradisional yang dapat di manfaatkan sebagai obat dan mudah didapatkan
di halamn sekitar rumah. Selain itu, buku panduan ini juga berisi resep dan
cara pemanfaatannya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjadi
137

pedoman bagi warga Desa Bonto Jai dalam penggunaan dan pemanfaatan
tanaman obat tradisional yang terdapat di sekitar pekarangan rumah.

2) Evaluasi
Kegiatan tersebut dapat terlaksana sesuai dengan jumlah buku yang
direncanakan yaitu sebanyak 40 buah buku panduan.
k. Pemeriksaan tekanan darah
1). Hasil
Kegiatan ini dilaksanakan sewaktu-waktu selama berada di lokasi
KKN. Kegiatan ini dilaksanakan ketika bekunjung ke sekolah dasa di Desa
Bonto Jai dengan mengukur tekanan darah guru-guru yang ada di sekolah
tersebut. Selain itu, kegiatan pemeriksaan tekanan darah ini juga di
laksanakan ketika berkunjung ke rumah warga saat silahtuhrami. Kegiatan ini
bersifat pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada tiap warga yang ingin
memeriksakan tekanan darahnya.
2). Evaluasi
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dan mendapat pujian dari
masyrakat
l. Pengadaan Papan Nama Posyandu
1). Hasil
kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15-20 Agustus 2009 yang
ditempatkan di Dua posyandu yang ada di Desa Bonto Jai yaitu Posyandu
138

Melati di Dusun Tino Toa dan Posyandu Asoka Di Dusun Mattoanging.
Pengadaan papan nama posyandu ini bertujuan untuk kelengkapan atribut
posyandu yang sebelumnya belum ada papan namanya. .
2) Evaluasi
Kegiatan ini dapat terlaksana namun karena keterlambatan
pembuatannya dan keterbatsan waktu sehingga tidak sempat dipasang di
masing-masing posyandu, tetapi papan nama posyandu tersebut dititip kepada
kader poyandu untuk di pasang.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat
a. Faktor Pendukung
1) Dukungan dari Kepala Desa dan keluarga yang sangat besar terhadap
program-program yang kami laksanakan sehingga program kerja kami dapat
berjalan lancar.
2) Partisipasi masyarakat yang cukup tinggi terutama pada pelaksanaan
seminar-seminar dan penyuluhan-penyuluhan
3) Partisipasi Bidan Desa dan kader Posyandu, dukungan bidan Desa serta
keterlibatan kader Posyandu pada setiap kegiatan sangat banyak membantu
khususnya dalam hal mengenal karakter masyarakat serta penerjemah.
4) Kelengkapan ATK Posko, keberadaan 3 unit Komputer yang dilengkapi
dengan printer, alat scan serta kamera digital, banyak membantu kelancaran
operasional kegiatan.
139

5) Pembagian tugas yang jelas serta tanggungjawab peserta KKN terhadap
tugas-tugas yang diberikan, membuat hampir tidak ada masalah yang berarti
di lapangan.
6) Geografis lokasi KKN yang tidak begitu luas dan berupa dataran rendah
yang mudah dijangkau sehingga memudahkan pendataan dan pelaksanaan
berbagai program kerja
7) Lokasi Posko yang dekat dengan kantor desa sebagai pusat kegiatan
memudahkan kami dalam melakasanakan program kerja
8) Kerja sama yang baik antar anggota posko sehingga semua program kerja
dapat terlaksana sesuai dengan harapan

b. Faktor Penghambat
1) pada bahasa saat pendataan dan penyampaian materi kurang maksimal
karena menggunakan bahasa indonesia formal yang kurang dimengerrti oleh
masyarakat.
2) Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat setempat sehingga menimbulkan
kesan yang kurang ramah

Anda mungkin juga menyukai