Anda di halaman 1dari 6

Etiologi

Etiologi Otitis Media Kronis (OMK) masih belum jelas, walaupun disfungsi dari tuba eustachius diduga
merupakan mekanisme yang mendasari. Namun demikian, belum ada pembuktian yang jelas terhadap
hal tersebut. Sebagai tambahan, bakteri dan/atau virus berperan secara signifikan khususnya pada OMK
yang aktif.
Dua bakteri terbanyak yang diisolasi dari pasien OMK adalah Pseudomonas aurigenosa dan
staphylococcus aureus. Selain itu, spesies Proteus, Eschericia coli, atau spesies Klebsiella juga dapat
ditemukan. Otitis media kronis yang aktif dapat juga disebabakn oleh bakteri anaerob, termasuk
Bacteroides atau Fusobacterium. Adapun jamur (Aspergillus spp dan Candida spp) juga didapatkan pada
isolasi pada beberapa kasus, terutama pada pasien immunosuppresive atau pasien yang mendapatkan
overtreatment dengan antibiotik tetes yang mengandung steroid. Sudah diketahui dengan jelas bahwa
bakteri yang berhubungan dengan OMSK berbeda secara substansial dibandingkan dengan yang
ditemukan dada OMSA, yang mana biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumonia, Haemophiluz
influenza, Moraxella catarrhalis, atau virus (contoh: respiratory syncytial virus).
Faktor lain yang berkontribusi terhadap OMK termasuk predisposisi genetik; gender (didominasi pria);
anomali midfacial kongenital; down syndrome; cleft palate; faktor-faktor perinatal (seperti precocity dan
kurangnya asupan ASI); faktor-faktor lingkungan (lebih sering terjadi saat musim dingin); otitis media
akut berulang, terutama jika episode yang terjadi pada awal kehidupan; status sosial-ekonomi yang
rendah; merokok; rhinitis alergi; penyakit nasofaringeal (seperti hipertrofi adenoid dan tumor); sinusitis;
immunodefisiesi (primer atau acquired); barotrauma; gastroesophageal reflux; dan lain sebagainya.
Gejala
Dua gejala terbanyak dari OMK adalah otorrhea (intermiten atau kontinyu) dan hilangnya pendengaran.
Sebagai gejala umum penentu (tetapi tidak absolut), pada kasus ringan, otorrhea dapat terjadi profuse
dan bersifat mucoid. Pada kasus yang lebih parah, otorrhea biasanya timbul dalam jumlah yang sedikit
dan bersifat purulen, dengan bau yang tidak enak dan terkadang ditambah dengan otalgia. Pada
akhirnya dapat menunjukkan otitis eksterna sekunder atau menimbulkan komplikasi. Tentu saja
komplikasi yang serius dapat terjadi dengan gejala yang sangat ringan dari telinga tengah begitu juga
sebaliknya. Discharge bisa tidak timbul pada waktu yang lama, namun penyakit ini dapat timbul
kembali dengan mengikuti masuknya air ke dalam telinga (seperti setelah berenang ataupun mandi)
atau setelah rhinitis atau rhinopharyngitis. Polip juga dapat ditemukan dari hasil pemeriksaan otoskopi
dan dapat menyembunyikan patologis yang lebih serius (seperti kolesteatoma).
Pasien juga dapat mengalami gejala tuli konduktif yang disebabkan oleh perforasi membrana timpani
yang biasanya bersifat ringan (mild). Namun, pada kasus erosi osikular, hilangnya pendengaran dapat
terjadi moderate hingga severe, mencapai kehilangan 50 hingga 70 dB dan menjadi permanen. Pada
akhirnya perlu digaris bawahi akan pentingnya diagnosis dan manajemen yang lebih dini dan tepat
waktu karena pengobatan yang terlambat atau inadekuat, terutama pada kasus bilateral, dapat
mempengaruhi kemampuan berbicara pada anak-anak yang berhubungan dengan gangguan
komunikasi/kognitif serta kemunduran dari kualitas hidupnya.
Kategori Evidence Desain Penelitian
Level I High-quality randomized trial dengan perbedaan yang signifikan
secara statistic tetapi memiliki interval kepercayaan yang sempit
Level II Review sistematis dari percobaan kontrol acak level I (dan hasil stufi
adallh homogen)
Kualitas yang lebih rendah dari percobaan kontrol acak (missal,
follow up yang kurang dari 80%, tidakada blinding, atau randomisasi
yang tidak sesuai)
Prospective comparative study
Review sistematis dari penelitian ada level II atau I dengan hasil
yang inkonsosten
Level III Studi Case control
Studi retrospektif komparatif
Review sistematik dari studi level III
Level IV Case series
Level V Opini ahli (expert opinion)

DIAGNOSIS
Diagnosis dari OMK berdasarkan dari riwayat penyakit dahulu, pemeriksaan klinis, dan follow up, dan
penemuan dari pemeriksaan CT scan. Riwayat penyakit telinga bagian tengah dan tindakan pembedahan
harus disimpan. Pada beberapa kasus OMK juga sering terdiagnosa pada keadaan asimptomatik;
meskipun, gejala utama adalah otorrhea dan gangguan pendengaran (seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya). Di samping itu, pasien mungkin mengeluh otalgia, hidung tersumbat, atau infeksi saluran
pernafasan atas. Jika terjadi cholesteatoma, otorrhea biasanya berbau. Gejala dan tanda yang lebih
serius lainnya dapat mengarahkan pada adanya komplikasi (contoh: sakit kepala, nistagmus, vertigo, tuli
sensorineural, tanda meningitis, atau kelainan sistem saraf pusat).
Otoskopi dengan bantuan mikroskop (otomikroskopi) harus selalu dilakukan, dan microsuctioning
secara teliti atau debridement adalah suatu kewajiban. Hal ini memungkinkan penglihatan yang lebih
baik dari adanya perforasi atau retraksi membran timpani dan juga dapat melihat adanya kemungkinan
lesi tulang pendengaran, polip, kolesteatoma, jaringan granulasi, atau edema mukosa. Pemeriksaan
hidung dan nasofaring mungkin dapat menunjukkan tanda dari rhinitis, hipertropi adenoid, atau radang
adenoid. Tympanogram biasanya tipe B (dengan volume saluran telinga yang besar), dan evaluasi
audiometri, termasuk Weber dan tes Rinne, diperlukan pada anak yang lebih tua, hal tersebut dapat
menunjukkan adanya tuli konduksi atau dalam beberapa kasus ditemukan adanya tuli campuran.
Pencitraan CT dengan resolusi yang tinggi dari tulang temporal (potongan tipis kurang dari 1mm)
mungkin dapat memberikan informasi yang penting mengenai keadaan telinga tengah dan struktur
sekitarnya, apakah ada kolesteatoma atau granulasi, serta kemungkinan adanya komplikasi dari
intratemporal maupun intrakranial. Hal tersebut biasanya memberikan tanda-tanda klinis yang
mengkhawatirkan bahkan sebelum dilakukannya pencitraan, meskipun hal ini tidak selalu terjadi.
Namun kecanggihan dari CT scan terkadang masih dipertanyakan karena terkadang hasilnya menaksir
terlalu tinggi, ataupun menaksir terlalu rendah keadaan telinga bagian tengah pada pasien dengan OMK.
Teknik MRI yang terbaru mungkin memiliki kehandalan yang lebih baik dalam membedakan diagnosis
dari OMK dengan atau tanpa kolesteatoma dan menilai adanya komplikasi dengan lebih baik.




























Otitis Media Kronis pada anak-
anak
Dry ear
Pemberian antibiotik tetes
golongan kuinolon selama 10
hari
Ottorhea
Mukosa yang sehat , bersih,
tanpa kolesteatoma
Oto-microscopy Retraction pocket
Perforasi
Mukosa patologis, polip
telinga, suspek kolesteatoma
Cegah jangan sampai kemasukan air.
Timpanoplasti khususnya pada tuli
konduksi dan ottorhea rekuren
sebagai parameter

Fundus terlihat jelas Fundus tidak terlihat Perbaikan (oto-microscopy) Ottorhea berlanjut
Ottorhea berlanjut Perbaikan(oto-
microscoppy
Memperpanjang pemberian terapi
sebelumnya
Kirim SWAB telinga
Pertimbangan terapi Antibiotik
intravena
Pertimbangan untuk
pemasangan tube ventilasi
Follow up
CT-MRI
Retraction pocket
tanpa diiringi gejala-
gejala patologis
Tanpa kolesteatoma
Tanpa gejala patologis
Tanpa komplikasi
Tanpa tuli
Suspek kolesteatoma
Erosi ossikular
Komplikasi

Cegah jangan sampai kemasukan
air.
Follow up
Pertimbangan timpanoplasti

Penanganan dengan teknik pembedahan yang lebih konservatif mungkin lebih menjamin pada
membran timpani dengan adanya Pocket Retraction. Meski kekurangan bukti-bukti khusus dari uji
Randomized Trial , Ketika fundus dari Pocket retraction terlihat dan jelas, pemasangan Tympanoplasty
Tube dan follow-up yang teratur sebaiknya dilakukan. Pencitraan telinga tengah sebaiknya perlu
diperhitungkan ketika tidak ada kejelasan tentang kondisi fundus.
Manajemen pembedahan dari Otitis media kronis dengan kolesteatoma bertujuan untuk menghilangkan
kelainan di Telinga tengah, serta membuat situasiTelinga yang aman dengan resiko rendah
komplikasi, meningkatkan ventilasi dari telinga tengah dan rongga mastoid, dan jika memungkinkan
memperbaiki perforasi membran timpani dan fungsi pendengaran.
Jenis operasi bervariasi tergantung penyakit, pasien, pusat pelayanan kesehatan, dan dokter yang
menangani (Ear canal wall up vs ear canal wall down masoidectomy, atticotomy, etc) dan mungkin
diikuti tympanoplasty meski selama operasi pertama, dengan tujuan mengembalikan dan meningkatkan
fungsi pendengaran. Ada kecenderungan untuk menggunakan teknik pembedahan yang kurang invasif
pada anak-anak(Canal wall up mastoidectomy atau atticotomy dengan limited
(terbatas)mastoidectomy), untuk mendapatkan sebuah rongga mastoid yang kecil yang dapat
dibersihkan sendiri serta fungsi pendengaran yang baik (EBM III, tingkat Recomendasi C). Walaupun
demikian cholesteatoma mungkin lebih agresif mengenai pada anak-anak dan tidak jarang terjadi gejala
penyakit sisa atau kumatan, sehingga kadang-kadang kita memerlukan operasi yang lebih invasif atau
operasi ulang.
Meski demikian semua tolak ukur ini sebaiknya dipertimbangkan dan dibahas dengan orang tua dan
anak selama rencana pengobatan, pelaksanaan operasi pada kasus cholesteatoma sangat diperlukan
dan seharusnya dianggap urgent ketika komplikasi-komplikasi muncul atau mungkin terjadi.
KESIMPULAN
Otitis media kronis (OMK) mungkin lebih agresif mengenai pada anak-anak dan dapat mempengaruhi
kualitas hidup mereka. Walaupun, hal itu terjadi dari muncul gejala-gejala minimal sampai terjadi
ketulian atau komplikasi memerlukan waktu yang lama. Tenaga medis mempunyai tanggung jawab
terbesar terhadap diagnosis dan pengobatan. Gambar 1 menyediakan algoritma yang detail dan mudah
dipelajari sehubungan dengan diagnosis dan manajemen dari OMK. Ottorhea dan ketulian adalah gejala
utama dari penyakit, dan otomicroscopy serta teknik pencitraan dapat membantu dalam menegakan
differensial diagnosisnya. Terapi konservatif diperbolehkan dalam beberapa kategori, khususnya pada
Kasus OMK ringan tanpa kolesteatoma, dan telah dibuktikan bahwa tindakan ini dapat membuat telinga
kering, pendengaran bagus, dan tanpa komplikasi. Walaupun, terapi utama pada beberapa kasus OMK
pada anak dengan kolesteatoma , adalah pembedahan. Teknik pembedahan modern bertujuan untuk
mencapai hasil teliga yang kering, meningkatkan kualitas pendengaran pada pasien muda bila
memungkinkan, dan mengurangi resiko komplikasi dan gejala kumatan.

Anda mungkin juga menyukai