Pembimbing:
dr. Eko Nugroho, Sp.KFR
PENDAHULUAN dan TUJUAN
Pendahuluan
Terdapat berbagai tipe terapi reperfusi untuk stroke iskemik dalam kondisi
akut. Terapi trombolitik intravena merupakan terapi yang paling sering dan
trombektomi intra-arterial merupakan terapi yang mulai sering digunakan.
Lima studi besar pada tahun 2015 menunjukkan hasil yang baik dalam hal
kesembuhan fungsional 3 bulan setelah kombinasi trombektomi dan
trombolisis jika dibandingkan dengan terapi trombolitik saja.
Studi lain menyimpulkan bahwa, berdasarkan hasil dari 5 studi besar ini,
menambahkan trombektomi kedalam protokol terapi standar merupakan
hal yang efisien karena memiliki manfaat yang besar.
Pendahuluan (lanj.)
Proporsi pasien yang mengalami gangguan kognitif pada studi saat ini
(37.5%) dapat dibandingkan dengan tingginya prevalensi penduduk
Swedia yang memiliki gangguan kognitif tanpa demensia, dimana 25%
dari seluruh populasi orang-kembar (twin) yang berusia diatas 65 tahun
mengalami gangguan kognitif.
Mayoritas dari partisipan adalah independen dalam seluruh domain ADL.
Hanya 1 partisipan yang memiliki masalah ketergantungan akan aktivitas
sehari-hari yang berat dan menyebabkan perlunya perawatan di nursing
home.
SIS ADL domain menunjukkan bahwa partisipan masih mengalami
beberapa masalah, tetapi bahwa mereka dianggap lebih baik
dibandingkan dengan apa yang mereka rasakan pada suatu studi yang
lebih besar tentang follow-up post-stroke 12 bulan yang (n= 204) oleh
Guidetti et al.
Pembahasan (lanj.)
Komorbiditas tidak diperhatikan dalam studi ini, dan hal ini dapat
berdampak pada jawaban kuesioner ketika menyelidiki outcome post-
stroke.
Jumlah sampel yang tidak terlalu banyak menyebabkan kesulitan untuk
membedakan apakah adanya perbedaan yang signifikan terhadap
outcome untuk terapi trombektomi dan terapi trombolitik.
Kelompok kontrol dibentuk setelah pengumpulan data dilakukan, yang
berarti bahwa kelompok kontrol tidak di follow-up dengan set kuesioner
yang kedua dan tidak dilakukan pemeriksaan klinis.
SARAN dan KESIMPULAN
Saran
Populasi studi yang lebih besar diperlukan untuk penyelidikan yang lebih
baik mengenai outcome dan memahami jenis terapi apa yang memiliki
hasil terbaik untuk pasien-pasien dengan stroke.
Untuk studi di masa depan, akan menjadi lebih baik jika mengikutsertakan
data komorbiditas, khususnya penyakit yang mungkin memiliki dampak
terhadap mobilitas dan ADL, dan juga menguraikan waktu pajanan
iskemik sebelum terapi ketika membandingkan outcome.
Kesimpulan
Mayoritas dari pasien yang diterapi dengan reperfusi memiliki HRQoL yang
baik dan keparahan dari stroke pasien-pasien tersebut adalah sangat
ringan pada 6 tahun post-stroke.
Lebih dari 1/3 melaporkan adanya masalah mobilitas dan secara
keseluruhan, domain kekuatan lebih terpengaruh dibandingkan domain
mobilitas.
Masih terdapat masalah-masalah terkait banyaknya pasien yang memiliki
ketergantungan dalam aktivitas sehari-sehari dan memiliki gangguan
kognitif.
Kesimpulan (lanj.)