Anda di halaman 1dari 29

PENDAHULUAN

Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya janin cukup


bulan, sehat dan sempurna. Tetapi ada kalanya ditemukan gangguan pada
perkembangan hasil konsepsi sehingga terjadi kegagalan kehamilan, baik berupa
abortus, kehamilan ektopik, prematuritas, IUFD, IUGR, atau cacat baaan.
Disamping kelainan tersebut, masih ada suatu kegagalan kehamilan lainnya
dimana hasil konsepsi tidak berupa janin, melainkan berkembang secara patologis
berupa gelembung!gelembung atau anggur yang disebut sebagai "ola #idatidosa
$"#%. &ebagian besar penderita mola hidatidosa akan menjadi sembuh setelah
diobati, tetapi lebih kurang '(!)*+ akan mengalami trans,ormasi keganasan
menjadi Tumor Tro,oblas Gestasional $TTG% di kemudian hari.
'

To $'-..% melaporkan baha /0+ anita yang berumur lebih dari 1*
tahun yang menderita "# berkembang menjadi TTG.
)
Penyakit Tro,oblas Gestasional $PTG% adalah suatu kelainan yang
umumnya dimulai dengan suatu kegagalan kehamilan, terdiri dari "# yang jinak
dan TTG yang ganas.
23akuasi "# adalah dengan kuret 3akum dan atau histerektomi totalis.
#isterektomi totalis dilakukan hanya untuk golongan resiko tinggi, dimana umur
penderita lebih dari /( tahun dengan jumlah anak cukup, sebagai tindakan
pro,ilaksis terhadap keganasan di uterus.
'
4alaupun histerektomi pada mola tidak meniadakan TTG, tetapi dapat
mengurangi rekurennya dan dengan pertimbangan lain dimana ,ungsi reproduksi
tidak diperlukan lagi maka hal ini turut menyembuhkan banyak kasus.
),/
5gar adanya trans,ormasi keganasan dapat dideteksi secara dini, maka
semua penderita "# pasca e3akuasi harus diaasi selama satu tahun. Untuk
upaya pemantauan ini, diperlukan kerjasama dengan unit!unit pelayanan yang
berada di rumah sakit daerah. 6arena itu keberhasilan pengelolaan PTG sangat
tergantung kepada hubungan kerja yang serasi antar berbagai unit pelayanan, baik
di dalam maupun di luar rumah sakit.
'
&ampai sekarang karsinoma ser3iks in3asi, masih merupakan kanker
ginekologik yang paling sering ditemukan di Indonesia. Umumnya pasien datang
berobat sudah dalam stadium yang lanjut $in3asi3e%. Di negara!negara maju,
kanker ser3iks in3asi, sudah sangat jarang, lebih sering dijumpai lesi pra kanker
dan kanker in3asi3e dini. #al ini disebabkan program skrining masal sudah
berjalan dengan baik, ditunjang oleh kesadaran masyarakatnya untuk melakukan
tes Pap secara berkala.
1
6arsinoma ser3iks dimulai dari perubahan sel permukaan yang atipik atau
dikenal sebagai 7eoplasia Intraepital &er3iks $7I&%. Telah menjadi kenyataan
baha keganasan dalam stadium dini lebih mudah diobati daripada jika sudah
meningkat ke stadium lanjut. Pada 7I& tidak ada resiko untuk terjadinya
penyebaran secara hematogen lim,ogen, sehingga dengan memusnahkan semua
jaringan abnormal maka lesi akan hilang. Pada anita usia muda cendrung untuk
dilakukan pengobatan secara konser3ati,, tetapi hal ini membutuhkan pengamatan
lanjut dan dilakukan secara teratur dan berkala.
(
Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis terapi yaitu8 ,aktor
lesi dan ,aktor pasien. Faktor pasien menyangkut usia, kebutuhan ,ungsi
reproduksi, patologi uterus dan kepatuhan pasien. Pada derajat lesi resiko tinggi
$7I& II!III%, bila ,ungsi reproduksi tidak diperlukan lagi, dapat dilakukan
histerektomi totalis.
9erikut ini dibicarakan kasus seorang pasien yang didiagnosis sebagai
mola hidatidosa dimana dalam perjalanan penyakitnya setelah dilakukan kuretase
kemudian didiagnosis sebagai mola high risk dan 7I& II!III dan akhirnya
dilakukan histerektomi total atas indikasi mola hidatidosa high risk.
)
KASUS
7ama Pasien 8 7y. 2rita 7ama &uami 8 &yahril
Umur 8 /1 tahun Umur 8 10 tahun
Pekerjaan 8 Ibu RT Pekerjaan 8 Peg. 7egeri
5lamat 8 &ungai :imau Pariaman

&eorang pasien anita umur /1 tahun, masuk bangsal ginekologi tanggal ))!1!
)**/, kiriman Poliklinik dengan Diagnosa8 "ola #idatidosa
ANAMNESA 8
Riayat Penyakit &ekarang
6eluar darah sedikit!sedikit dari kemaluan sejak '* hari yang lalu, berupa
bercak!bercak kehitaman tanpa disertai nyeri perut bagian baah.
6eluar jaringan seperti daging dari kemaluan tidak ada.
6eluar gelembung seperti mata ikan dari kemaluan tidak ada.
Tidak haid sejak ) bulan yang lalu.
"ual dan muntah dirasakan lebih banyak dari biasanya.
Ini hamil ke!., anak terkecil berumur ) ; tahun.
Tidak ada riayat keputihan
Tidak ada riayat demam
Tidak ada riayat trauma
Riayat #aid
"enarche umur '/ tahun, haid teratur setiap bulan, lama siklus '< sebulan,
lama haid (!0 hari, banyaknya )!/ < ganti duk perhari, nyeri haid $!%.
#aid terakhir tanggal
Riayat Perkainan8 ' < Tahun '--*
Riayat 6ehamilan= 5botus= Persalinan 8 . = * = (
I. '--), >, aterm, spontan, dukun, hidup
/
II. '--1, ?, aterm, spontan, dukun, hidup
III. '--., ?, aterm, spontan, dukun, hidup
I@. '---, >, aterm, spontan, dukun, hidup
@. )***, >, aterm, spontan, dukun, hidup
@I. sekarang
Riayat Pemakaian 6ontrasepsi8 Tak ada
Riayat Penyakit Dahulu 8
Tak ada riayat penyakit jantung, paru, hati, ginjal, hipertensi, diabetes
melitus, asma bronchial.
Riayat Penyakit 6eluarga8
Tak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan
kejiaan.
PEMERIKSAAN FISIK
6eadaan Umum 8 &edang, 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tek darah8 ''*=0* mm#g 7adi 8 -A <=menit 7a,as8 )* <=menit
&uhu8 /0
*
B
Tinggi 9adan 8 '(* cm 9erat 9adan 8 () kg
"ata 8 6onjucti3a tidak anemis , sklera tak ikterik
:eher 8 Cugular @enous Pressure (!) cm #)D, 6el Tiroid tak membesar,
Toraks8
Paru 8 Inspeksi 8 &imetris kiri dan kanan , gerakan peerna,asan normal
Palpasi 8 Fremitus kiri sama dengan kanan
1
Perkusi 8 &onor kiri sama dengan kanan
5uskultasi 8 @esikuler normal, rongki dan heeEing tak ada
Cantung8 Inspeksi 8 Iktus tak terlihat
Palpasi 8 Iktus teraba ' jari medial linea medio kla3ikularis sinistra
RIB @
Perkusi 8 9atas jantung normal
5uskultasi 8 Irama teratus, bising tak ada
5bdomen F Genitalia8 &tatus Ginekologis
2kstremitas 8 2dema !=!, Re,leks Fisiologis G=G, Re,leks Patologis !=!.
STATUS GINEKOLOGIS
"uka F "ammae 8 Tanda!tanda hamil
5bdomen 8
Inspeksi8 Tampak sebesar usia kehamilan )* minggu.
:inea mediana hiperpigmentasi, striae ada, sikatrik tidak ada
Palpasi 8 Fundus uteri ) jari baah pusat, lunak, ballottement tidak ada,
nyeri tekan tidak ada.
Perkusi 8 Pekak pada daerah uteri
5uskultasi 8 9ising Usus $G% normal, 9unyi jantung anak tidak terdengar.
Genitalia 8
Inspeksi 8 @ul3a dan uretra tenang
Inspekulo8
@agina 8 ,luksus ada, laserasi tak ada, tumor tak ada,
tampak sedikit darah di ,orniks posterior
(
Portio 8 "ulti para, ukuran normal, ,luksus ada, laserasi tak
ada, tumor tidak ada, DU2 tertutup, tidak tampak darah
dari kanalis ser3ikalis,
Pemeriksaan 9imanual8
@agina 8 Tumor tak ada
Portio 8 "ultipara ukuran normal, DU2 tertutup, nyeri tekan
tak ada, nyeri goyang tidak ada.
6orpus uteri 8 Ukuran sebesar kepala bayi, konsistensi lunak,
permukaan rata, nyeri tekan tak ada
5dneksa Parametrium 8 lemas kiri H kanan, tumor tak ada.
6a3um Dauglasi 8 tidak menonjol, tumor tidak ada
.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah 8 #b 8 -,1 gr + :eukosit 8 ''*** =mm
/

6imia Darah 8 Gula darah sesaat 8 -A mg=dl
Ureum8 '.,* mg=dl 6reatinin8 *,( mg=dl &GDT8 '- U=: &GPT8 '* U=:
Tes kehamilan8 $G%
Urine :engkap 8 Protein Urin $!%
Reduksi $!%
9ilirubin8 $!%
Urobilin 8 $G%
U&G $)) I *1 I )**/% 8
Uterus besar dari normal melebihi layar monitor. Tampak gambaran
3esikuler appearance.
6esan 8 "ola #idatidosa
#asil pemeriksaan radiology8 Bor dan Pulmo dalam batas normal
DI5G7D&5 8 &uspect "ola #idatidosa
&I65P 8
Raat JG:
6ontrol 6U, @&, perdarahan per3aginam
9C5
&iapkan darah (** cc
R27B575 8 6uretase
FOLLOW UP
Tanggal 22 04 2003
5namnesa8
Perdarahan dari kemaluan $!%
0
7yeri perut $!%
Pemeriksaan Fisik
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6omposmentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ''*=0( mm#g, 7adi8 A* <=menit, 7a,as8 )1 <=menit
&uhu 8 /0B
"ata 8 6onjucti3a tak anemis , sklera tak ikterik
:eher 8 Cugular @enous Pressure (!) cm #
)
D. 6el. tiroid tidak membesar.
Thorak 8 Bor dan Pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 &tatus ginekologis
Genitalia 8 &tatus ginekologis
2kstremitas 8 edema !=!, Re,lek ,isiologis G=G, Re,lek Patologis !=!
Diagnosa8
"ola #idatidosa
Tanggal 23 04 2003
5namnesa8
Perdarahan per3aginam $!%
7yeri perut $!%
Pemeriksaan Fisik
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ''*=0* mm#g, 7adi8 A)*<=menit, 7a,as8 )*<=menit
&uhu 8 /0B
"ata 8 6onjucti3a tak anemis , sklera tak ikterik
:eher 8 Cugular @enous Pressure (!) cm #
)
D, 6elenjar Getah 9ening tidak
membesar.
Thorak 8 Bor dan Pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 &tatus ginekologis
Genitalia 8 &tatus ginekologis
ekstremitas 8 edema !=!, Re,lek ,isiologis G=G, Re,lek patologis !=!
A

Diagnosa8
"ola #idatidosa
Tanggal 24 04 2003
5namnesa8
PP@ $!%
7yeri perut $!%
Pemeriksaan Fisik
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ''*=0* mm#g, 7adi8 A( <=menit, 7a,as8 )*<=menit
&uhu 8 /0B
"ata 8 6onjucti3a tak anemis , sklera tak ikterik
Thorak 8 Bor dan Pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 &tatus ginekologis
Genitalia 8 &tatus ginekologis
Diagnosa8
"ola #idatidosa
#b post trans,usi ' ktg 8 '*,. gr +
Cam '*.'( 4I9 dilakukan kuretase.
&onde masuk sedalam 'A cm.
9erhasil dikeluarkan jaringan mola sebanyak (** cc.
Cumlah perdarahan sebanyak /** cc
Cam '(./( 4I9.
5namnesa 8
Demam $!%
PP@ $!%
Pemeriksaan ,isik 8
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
-
Tekanan Darah 8 ')*=A* mm#g, 7adi8 AA <=menit, 7a,as8 ))<=menit
&uhu8/0B
"ata 8 6onjucti3a tak anemis , sklera tak ikterik
:eher 8 Cugular @enous Pressure (!) cm #
)
D. 6el. Tiroid tak membesar
Thorak 8 Dalam batas normal
5bdomen 8 &tatus ginekologis
Genitalia 8 &tatus ginekologis
:abor 8 #b post kuretase 8 -,) gr +
Diagnosa8
Post kuretase a.i "ola #idatidosa
:aboratorium 8
#b 8 '*,/ gr +
:eukosit 8 ..)** = mm
&ikap 8
:anjutkan K
Trans,usi )(* cc hole blood
6ontrol 6U, @&, PP@
Tidur telentang
Tanggal 25 04 2003
5namnesa8
Perdarahan dari kemaluan $!%
7yeri perut $!%
Pemeriksaan Fisik
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ')*=A* mm#g, 7adi8 A* <=menit, 7a,as8 )*<=menit
&uhu8/0B
"ata 8 6onjucti3a tak anemis , sklera tak ikterik
:eher 8 Cugular 3enous pressure (!) cm #)D. 6el. Tiroid tak membesar.
'*
5bdomen 8 &tatus ginekologis
Genitalia 8 &tatus ginekologis.
Diagnosa8
Post kuretase a.i "ola #idatidosa
Tanggal 29 04 2003
5namnesa8
Perdarahan dari kemaluan $!%
7yeri perut $!%
Pemeriksaan Fisik
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ''*=0* mm#g, 7adi8 A* <=menit, 7a,as8 ))<=menit
&uhu8 /0B
"ata 8 6onjucti3a tak anemis , sklera tak ikterik
:eher 8 Cugular 3enous pressure (!) cm #)D. 6el. Tiroid tak membesar.
Thorak 8 Bor dan Pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 &tatus ginekologis
Genitalia 8 &tatus ginekologis
Diagnosa8
Post kuretase a.i "ola #idatidosa
Radiologi 8
cor dan pulmo dalam batas normal
Tanggal 30 04 2003
5namnesa8
Perdarahan dari kemaluan $!%
7yeri perut $!%
Pemeriksaan Fisik
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
''
Tekanan Darah 8 ''*=0* mm#g, 7adi8 A) <=menit, 7a,as8 )*<=menit
&uhu 8 /0B
"ata 8 6onjucti3a tak anemis , sklera tak ikterik
:eher 8 Cugular 3enous pressure (!) cm #)D. 6el. Tiroid tak membesar
Thorak 8 Bor dan Pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 &tatus ginekologis
Genitalia 8 &tatus ginekologis
:aboratorium 8
#b 8 A,A gr +
:eukosit 8 '...** = mm
:2D 'jam 8 '** mm = Cam I.
#itung Cenis 8 *=)=*=0)=)'=(
Gambaran darah tepi 8 eritrosit normokrom, anisositosis.
Diagnosa8
Post kurertase a.i "ola #idatidosa
:abor 8 G5:I"57I7I
Titrasi
I II
),( cc
' cc
*,( cc
*,**( cc
G G
G G
G G
! !
Tanggal 0 05 2003
5namnesa8
Perdarahan dari kemaluan $G%
7yeri di ari!ari $G%
"ual $G%, muntah $G%
')
Untuk
Pemeriksaan Fisik
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ''*=A* mm#g, 7adi8 A) <=menit, 7a,as8 )*<=menit
&uhu8/0B
"ata 8 6onjucti3a anemis
:eher8 C@P (!) cm #
)
D, kel.thyroid tidak membesar
Thora< 8 cor dan pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 &G
Genitalia 8 &G

Diagnosa8
Post curetase a.i "ola #idatidosa
Tanggal 02!05!2003
5namnesa 8
6eluar darah dari kemaluan $G%
7yeri ari!ari $G%
"ual, muntah $G%
Pemeriksaan Fisik 8
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ''*=0* mm#g, 7adi8 A1 <=menit, 7a,as8 )*<=menit
&uhu8/0B
"ata 8 6onjucti3a tidak anemis
:eher8 C@P (!) cm #
)
D, kel.thyroid tidak membesar
Thora< 8 cor dan pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 &G
Genitalia 8 &G
2kstremitas 8 edema ! = !, r,.,isiologis G=G, r,.patologis ! = !
Diagnosa8
Post curetase a.i "ola #idatidosa
'/
Tanggal 03 05 2003
5namnesa 8
6eluar darah dari kemaluan $G%
7yeri ari!ari $G%
"ual, muntah $G%
Pemeriksaan Fisik 8
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ''*=0* mm#g, 7adi8 A) <=menit, 7a,as8 )*<=menit
&uhu8 /0B
"ata 8 6onjucti3a tidak anemis
:eher8 C@P (!) cm #
)
D, kel.thyroid tidak membesar
Thora< 8 cor dan pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 &G
Genitalia 8 &G
2kstremitas 8 edema ! = !, r,.,isiologis G=G, r,.patologis ! = !
Diagnosa8
Post curetase a.i "ola #idatidosa
:aboratorium sitologi 8 $pengambilan bahan tgl )- I *1 ! )**/%
! 5dekuasi spesimen8 "emuaskan untuk e3aluasi, tetapi terganggu karena sel
darah merah dan lekosit $5bnormalitas sel!sel epitel%
! Diagnosis Deskripti,8 7I& II!III
! Penjelasan 5njuran8
&ediaan terdiri dari sel seper,isial, sel intermediet, dan sel endoser3iks. Dalam
sediaan ditemukan leukosit $GG%, sel darah merah dan sel!sel yang intinya besar
dari normal, kromatin kasar, membran inti tidak rata, dan mengalami
keratinisasi.
:aboratorium 8
9!#BG darah 8 L *,0 $nilai rujukan8 L),-(mIU=ml%
'1
Tanggal 05 05 2003
5namnesa 8
6eluar darah dari kemaluan $G%
7yeri ari!ari $!%
"ual, muntah $!%
Pemeriksaan Fisik 8
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ''*=0* mm#g, 7adi8 A* <=menit, 7a,as8 )*<=menit
&uhu8 /0B
"ata 8 6onjucti3a tidak anemis
:eher8 C@P (!) cm #
)
D, kel.thyroid tidak membesar
Thora< 8 cor dan pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 I8 Tidak membuncit
P8 FUT teraba / jari &DP
P8 Tympani
58 9U $G%
Genitalia 8 I8 @=U tenang
PP@ $G%
2kstremitas8 edema ! = !, r,. ,isiologis G=G, r,. patologis ! = !
Diagnosa8
Post curetase a.i "ola #idatidosa
Tanggal 0" 05 2003
Cam '*.'( 8 $dilakukan laparatomi%
&etelah peritoneum dibuka tampak uterus sebesar tinju deasa, arna merah
muda, konsistensi kenyal lunak, permukaan rata.
R= 8 #isterektomi total
Tanggal 0# 05 2003 $RR%
5namnesa 8
'(
Flatus $!%, Demam $!%
Pemeriksaan Fisik 8
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ''*=0* mm#g, 7adi8 A* <=menit, 7a,as8 )*<=menit
&uhu8 /0B
"ata 8 6onjucti3a tidak anemis, sclera tidak ikterik
:eher8 C@P (!) cm #
)
D, kel.thyroid tidak membesar
Thora< 8 cor dan pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 I8 Tidak membuncit, luka operasi tertutup perban
P8 7yeri tekan $G%, 7yeri :epas $!%, D" $!%
58 9U $G%
Genitalia 8 I8 @=U tenang,
2kstremitas8 edema ! = !, r,. ,isiologis G=G, r,. patologis ! = !
Diagnosa8
Post histerektomi a.i "ola #igh Risk
&ikap8
598 Be,ota<ime )<' gr, Gentamisin )<A* mg
6ontrol 6U, TD, 7d, 7,s, jumlah urine, balance cairan
minum dan mobilisasi bertahap
pindah ke ruangan
Tanggal 2 05 2003
5namnesa 8
Demam $!%, perdarahan per3aginam $!%, 959 F 956 biasa
Pemeriksaan Fisik 8
6eadaan umum8 sedang 6esadaran 8 6ompos mentis kooperati,
Tekanan Darah 8 ''*=0* mm#g, 7adi8 A* <=menit, 7a,as8 )*<=menit
&uhu8 /0B
'.
"ata 8 6onjucti3a tidak anemis, sclera tidak ikterik
:eher8 C@P (!) cm #
)
D, kel.thyroid tidak membesar
Thora< 8 cor dan pulmo dalam batas normal
5bdomen 8 I8 luka operasi teraat baik, pus $!%,
P8 &upel, 7yeri tekan $!%, 7yeri :epas $!%, D" $!%
58 9U $G%
Genitalia 8 I8 @=U tenang, perdarahan per3aginam $!%
2kstremitas8 edema ! = !, r,. ,isiologis G=G, r,. patologis ! = !
Diagnosa8
Post histerektomi hari ke . a.i "ola #igh Risk
&ikap8
9oleh pulang, kontrol ke poliklinik
Periksa 9!#BG
#asil P58 Tgl ')!(!)**/
"akroskopik8 terima jaringan uterus )*<)*<'* cm berisi gelembung!gelembung.
"ikroskopik8 Dalam sediaan yang kami terima terdiri atas 3illi choriales yang
sembab tanpa pembuluh darah dengan proli,erasi sedang
tro,oblast.
Diagnosa 8 "ola #idatidosa dengan proli,erasi sedang tro,oblast.
'0
TIN&AUAN PUSTAKA
MOLA HIDATIDOSA
"ola hidatidosa $"#% merupakan salah satu dari penyakit tropoblas
gestasional $PTG%. "# dapat berkembang menjadi koriokarsinoma dimana resiko
perkembangan koriokarsinoma yang berasal dari "# memiliki angka '*** kali
lebih besar daripada yang berasal dari kehamilan normal. Resiko "# pada anita
yang hamil pada usia lebih 1* tahun dapat mencapai )** kali lebih besar
dibanding usia )*!/( tahun.
.
"ola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak ajar
dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh 3illi korialis mengalami
perubahan hidropik. Dalam hal demikian disebut "ola #idatidosa atau complete
mole, sedangkan bila disertai janin atau bagian dari janin disebut mola parsialis
atau Partial mole.
0
Insiden di 5& muncul ' dalam )*** kehamilan sedangkan di 5sia
Tenggara, 5merika Utara dan 2ropa tidak berbeda jauh yaitu antara *,)!',-.
kasus per '*** kehamilan.
Tingginya angka insiden ini berhubungan dengan status sosioekonomi,
nutrisi yang kurang protein dan asam ,olat.
A,-
&tudi lain menyebutkan baha
'A
hipotesis dari nutrisi berhubungan dengan insidensi mola hidatidosa tidak dapat
dibuktikan dari data yang ada. &eperti yang terjadi di 5laska, baha insiden "#
tinggi pada populasi yang mengkonsumsi daging dan ikan.
Resiko yang dapat terjadi pada pasien "# adalah morbiditas dan
mortalitas akibat perdarahan uterus, koagulophati, per,orasi uterus, emboli
tropoblas atau in,eksi. Cuga resiko kehilangan ,ungsi reproduksi jika harus
dilakukan histerektomi.
.

Dasar diagnosis dari "# adalah dari anamnesis didapatkan amenore,
perdarahan per3aginam, uterus lebih besar dari umur kehamilan, tidak ditemukan
tanda pasti kehamilan atau tampak gelembung mola. Dari pemeriksaan ,isik
disamping pemeriksaan terhadap status generalis dan status ginekologis juga
harus dicari tanda!tanda penyulit seperti P29, tirotoksikosis dan emboli paru!
paru. Diagnosis kerja dapat ditegakkan jika tampak gelembung mola, adanya
gambaran 3esikuler pada pemeriksaan U&G.
'
S'()'* S+,-'ng B.-/a(a-+an Fa+),-!0a+),- R.('+,
"
&6DR
* ' ) 1
Umur M/- N/-
6ehamilan 5ntesenden "# 5borsi 5term
Inter3al $bln% 1 1!. 0!') ')
#cg $IU=liter% '*
/
'*
/
!'*
1
'*
1
!'*
(
N'*
(
Golongan darah 59D
$anita < pria%
D O 5
5 O D
9
59
9esar tumor $cm% /!( N(
Tempat
metastasis
:impa
Ginjal
GI Tract
#epar
Dtak
Cumlah metastasis '!1 1!A NA
6emoterapi terdahulu tunggal P )
Total skor8 M 1 8 Resiko rendah
(!0 8 Resiko sedang
NA 8 Resiko tinggi
'-
Faktor!,aktor Resiko
Pengelolaan terdiri dari 1 tahap yaitu perbaikan keadaan umum, e3akuasi,
pro,ilaksis dan ,ollo up. 23akuasi terdiri dari ) cara8 kuret 3akum dan
histerektomi totalis. 6uret 3akum langsung bila gelembung mola telah keluar dan
setelah keadaaan umum stabil. #isterektomi total dilakukan dengan jaringan mola
intoto atau beberapa hari pasca kuretase. #isterektomi total dilakukan untuk
golongan resiko tinggi dimana umur lebih dari /( tahun dengan jumlah anak
cukup, sebagai tindakan pro,ilaksis terhadap keganasan di uterus. Pro,ilaksis
dilakukan dengan ) cara yaitu histerektomi totalis dan kemoterapi jika pasien
menolak atau tidak bisa dilakukan histerektomi dan pada anita muda dengan
histopatologi yang mencurigakan.
23akuasi dengan 3akum kuret merupakan pilihan dan pada pasien yang
memang meminta untuk dilakukan sterilisasi maka histerektomi dapat dilakukan.
'*

Follo up bertujuan menentukan secara dini adanya trans,ormasi
keganasan. Dimana dilakukan pemeriksaan kadar Q!hBG. :amanya adalah satu
tahun dengan jadal / bulan pertama setiap ) minggu, / bulan kedua setiap '
bulan dan . bulan terakhir setiap ) bulan. Dengan syarat selama ,ollo up tidak
boleh hamil dan kontrasepsinya adalah kondom atau bila haid sudah teratur dapat
digunakan pil.
'
9agaimanapun juga, prosedur ,ollo up yang membutuhkan pemeriksaan
berkala dalam masa ' atau ) tahun mungkin tidak menjadi masalah pada negara!
negara yang telah maju tetapi sulit dilakukan pada negara!negara berkembang.
.
Terdapat beberapa ,aktor yang dapat mempengaruhi masalah pengobatan
pasien baik secara langsung atau tidak langsung yang disebut sebagai ,aktor!
,aktor konstektual. Faktor konstektual adalah aspek sosial, ekonomi dan
keuangan, keluarga, hukum dan lain!lain, serta pengaruh lingkungan institusional
tempat pasien itu diraat. &ebagai lebih rinci, ,aktor!,aktor eksternal terhadap
pasien itu adalah 8
''

peran keluarga, teman dekat, majikan dan sebagainya
biaya pengobatan
alokasi dan distribusi sumber daya kesehatan oleh pemerintah
peran dan perkembangan asuransi kesehatan= CP6"
)*
perkembangan teknologi medis
tingkat kesejahteraan masyarakat
H1*an 23,-',n'4 G,na/,)-,5'n $H2G%
#BG dibuat selama kehamilan oleh sinsitiotro,oblast. "erupakan hormon
glikoprotein yang terdiri dari ) rantai yakni al,a dan beta. 6adar serum #BG
meningkat pada penyakit gestasional tropoblas.
')
Pasien dengan mola komplit sering menunjukkan peningkatan kadar #BG
pree3aluasi. "encEer dkk melaporkan 1'+ pasien mola komplit mempunyai nilai
#BG pre e3aluasi lebih dari '**.*** mIU=ml.
/
Dan serum Q!hBG N 1*.***
mIU=ml.
'/
Titer pengenceran hBG yang tinggi dapat mencapai '=)** sampai '=(** di
atas '** hari kehamilan sangat mendukung terhadap mola hidatidosa.
'1
NEOPLASIA INTRAEPITEL SER6IKS $NIS%
Penelitian!penelitian epidemiologi menyimpulkan baha penyakit ini
mengikuti gambaran penyakit menular seksual. 6eterangan yang ada sekarang
mengatakan baha agen penular seksual adalah human papilloma 3irus. Resiko
sepanjang kehidupan untuk memperoleh kontaminasi dengan 3irus itu ' dalam /
atau lebih. 7amun hanya '/.*** anita setiap tahun yang didiagnosis kanker
ser3iks. Terdapat beberapa ko,aktor yang membantu dalam proses neoplastik,
seperti mengisap rokok, adanya macam!macam onkogen, dan mungkin juga
,aktor!,aktor lain. Faktor!,aktor risiko untuk kanker ser3iks meliputi persetubuhan
pertama pada usia dini, mitra seksual berganti!ganti, supresi imunitas, kedudukan
sosial ekonomi rendah, dan kurang melakukan pemeriksaan Pap smear.
'(
7eoplasia Intraepitelial &er3iks $7I&% atau Ber3ikal Intraepitelial
7eoplasma $BI7% ialah gangguan di,erensiasi sel pada lapisan epitel skuamosa
ser3iks, dan mempunyai potensi menjadi karsinoma in3asi3e. 6edalam golongan
ini dimasukkan displasia ringan sebagai 7I& I, displasia sedang sebagai 7I& II,
)'
displasia berat dan karsinoma in!situ $6I&% sebagai 7I& III, &ecara biologik
displasia berat dan 6I& tidak ada perbedaan.
Perbedaan tingkat displasia didasarkan atas tebal epitel yang mengalami
kelainan dan berat ringannya kelainan pada sel. Pada displasia ringan perubahan
tersebut mencakup lapisan dasar, displasia sedang '=) !/=1 tebal dan displasia
berat lebih dari R tebal atau seluruhnya. Pada 6I& sel!sel pada seluruh ketebalan
kehilangan di,erensiasi sehingga menyerupai sel!sel karsinoma, tetapi membrana
basalis masih utuh.
Tidak semua 7I& dapat berkembang menjadi karsinoma in3asi3e.
&ebagian 7I& dapat berkurang tingkatannya atau menetap bertahun!tahun. 7I&
banyak ditemukan pada anita berusia )*!/( tahun, terutama pada golongan
anita yang kain atau berhubungan seksual pada usia muda, golongan anita
yang bebas berganti pasangan dan golongan anita dengan sosio ekonomi rendah.
Tidak jarang gejala pada 7I& tidak ditemukan. Gejala yang dapat timbul berupa
keputihan, perdarahan setitik setelah bersetubuh, dan pengeluaran cairan encer
dari 3agina.
'.
Pap smear sebagai uji!coba penapisan $screening% terbukti sangat berhasil
mencegah kanker ser3iks. Deteksi perubahan!perubahan premaligna $displasia%
memberi peluang bagi keberhasilan pengobatan dan pencegahan dari kanker itu.
6egagalan!kegagalan dalam pencegahan masih terjadi karena beberapa sebab.
"asih banyak penduduk yang tidak patuh pada penuntun!penuntun penapisan.
4anita!anita sehat setelah ligasi saluran telur mungkin tidak pernah lagi datang
kepada dokter untuk maksud penapisan. 4anita!anita pasca menopause yang
datang kepada dokter yang tidak melakukan pemeriksaan pel3is untuk peraatan
rutin bias tidak terjaring. 4anita!anita dengan akses terbatas kepada peraatan
bisa tidak memperoleh penapisan yang memadai. 6egagalan pengobatan terhadap
displasia bisa juga disebabkan oleh laporan sitologi yang negati, palsu.
'(
#ampir semua 7I& terjadi pada daerah trans,ormasi yaitu daerah yang
terjadi akibat proses metaplasia. Daerah ini seluruhnya dapat dilihat dengan alat
kolposkop, sehingga biopsy dapat dilakukan lebih terarah.
'.
Penggunaan kolposkopi tidak hanya dapat melihat beratnya lesi tapi juga
lokasi lesi dan perluasannya.
'/
))
Pemeriksaan kolposkopi dapat mempertinggi ketepatan deteksi sitologi
menjadi -A,0+ dan menurunkan ,rekuensi konisasi sebanyak -.+.
Dalam pengobatan harus dipahami beberapa ,actor yaitu letak dan luas
lesi, usia, paritas, keinginan menambah jumlah anak, adanya patologi lain pada
uterus, keadaan sosial ekonomi dan ,asilitas.
'1
9eberapa metode pengobatan dapat dilakukan dan dapat diterima untuk
mengobati penyakit ini. Dengan metode ablasi $cryotherapy, electrocautery, laser
3aporiEation atau e<cisional%, laser, electrosurgical loop e<cision atau cold!kni,e
coniEation. Dasar pengobatan ini adalah untuk membuang lesi secara e,ekti, pada
anita muda untuk meminimalkan e,ek buruk terhadap ,ungsi reproduksi di
kemudian hari.
'/
6eberhasilan terapi 7I& sangat tergantung dengan derajat 7I& dan cara
terapi yang diberikan. :esi resiko tinggi merupakan lesi 7I& II I 7I& III. Terapi
pada 7I& II I III dengan krioterapi mempunyai resiko kegagalan ).,'+, terapi
3aporasi dengan laser mempunyai resiko kegagalan '),(+.
'0

#isterektomi sebenarnya tidak harus pada pengobatan 7I& dalam stadium
apapun. Tetapi pada 7I& dengan resiko tinggi dimana telah memiliki cukup anak
dan moti3asi untuk mengikuti program pengaasan yang berkala sangat
meragukan, maka hal ini merupakan terapi pilihan.
'A
&esudah pengobatan pada penderita 7I&, pengamatan lanjut harus
dilakukan secara teratur dan berkala. Pada post histerektomi toal pemeriksaan
sitologi dan kolposkopi dilakukan setiap / bulan dalam tahun pertama, kemudian
seterusnya setiap . bulan dilakukan pemeriksaan sitologi.
'.

)/
DISKUSI
Dilaporkan kasus seorang pasien yang didiagnosa sebagai suspect "ola
#idatidosa. Diagnosa ditegakkan dari anamnesis yaitu dengan adanya perdarahan
per3aginam sedikit!sedikit dengan amenore sejak ) bulan yang lalu. Tidak tampak
adanya gelembung seperti mata ikan yang keluar dari kemaluan. Pada
pemeriksaan ,isik status generalis dalam keadaan normal. Terdapat pembesaran
uterus yang lebih besar dari usia kehamilan yaitu sebesar kepala bayi. Pada
laboratorium hanya didapatkan kadar hemoglobin yang sedikit menurun yaitu -,1
gr+. Sang memperkuat diagnosa pasien ini adalah adanya hasil pemeriksaan U&G
dimana didapatkan gambaran 3esikuler appearance dengan kesan mola hidatidosa.
#al ini telah sesuai dengan kepustakaan.
Pada pasien ini dilakukan kuretase 3akum setelah dilakukan perbaikan
keadaan umum dengan trans,usi darah dan kadar hemoglobin setelah trans,usi
'*,1 gr+. #al ini sesuai dengan kepustakaan baha salah satu pengelolaan mola
hidatidosa adalah dengan melakukan kuret 3akum bila gelembung mola telah
keluar atau keadaan umum stabil.
&etelah kuretase 3akum ternyata hasil galimanini yang didapatkan yaitu
$G% pada titrasi *,(. dimana menurut kepustakaan titrasi tersebut menunjukkan
masih terdapat hormon #cg pada pasien tetapi dengan titer yang tidak lagi tinggi
untuk suatu mola hidatidosa dimana menurut kepustakaan baha titer hcg urine
yang mendukung suatu mola hidatidosa adalah lebih dari '=)** atau bahkan
'=(**. 9erarti telah ada penurunan terhadap kadar hcg pada pasien ini. Tetapi
)1
sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar serum Q!hBG sebelum dilakukan kuretase
untuk kontrol pengobatan dan deteksi dini terhadap timbulnya keganasan.
Pada pasien ini didapatkan hasil Q!hBG post kuretase dengan nilai L*,0
dimana nilai rujukannya adalah L),-( mIU=ml. Dari hasil rontgen ,oto thorak dan
pulmo tidak didapatkan tanda!tanda adanya metastase. Cadi sesuai dengan
kepustakaan baha pada ,ollo up post e3akuasi "# harus diperiksa kadar Q!
hBG serta dicari adanya tanda!tanda keganasan.
Pada pasien ini direncanaka tindakan histerektomi totalis atas indikasi
mola high risk. "enurut kepustakaan, bila dilakukan penghitungan scoring dari
,actor!,aktor resiko menurut 4#D, dari pemeriksaan yang dapat dilakukan pasien
ini termasuk ke dalam resiko rendah. 9erdasarkan umur, maka pasien ini memiliki
skor * karena umurnya kurang dari /- tahun. 6ehamilannya adalah mola
hidatidosa yang berarti skornya adalah *. 6adar Q!hBG pada pasien ini sebelum
dilakukan e3akuasi tidak ada. 9esar tumor N ( cm dengan skor ). Pada pasien ini
tidak terdapat metastasis dan belum mendapat kemoterapi terdahulu. Cadi pada
pasien ini, dengan data!data yang ada, termasuk ke dalam kelompok resiko
rendah. $L 1%. Dengan demikian indikasi untuk dilakukan histerektomi pada
pasien ini yang tepat bukanlah atas indikasi mola high risk karena tidak sesuai
dengan kepustakaan.
Cika mengacu pada kepustakaan yang ada maka indikasi histerektomi pada
pasien ini lebih cocok sebagai indikasi cukup anak dan adanya kemungkinan
baha pada pasien ini tidak dapat dilakukan ,ollo up secara berkala. #al ini juga
dilakukan sebagai pro,ilaksis terhadap kemungkinan timbulnya keganasan pada
masa yang akan datang. Dimana di kepustakaan dikatakan baha ,ollo up pada
pasien post e3akuasi mola membutuhkan aktu ' atau ) tahun yang dilakuan
secara berkala yang bertujuan untuk menentukan secara dini adanya trans,ormasi
keganasan dimana hal ini mungkin tidak menjadi masalah pada negara!negara
yang telah maju, tetapi pada negara!negara yang telah berkembang apalagi dengan
,asilitas yang kurang memadai, disamping karena adanya pengaruh dari ,aktor!
,aktor eksternal misalnya menyangkut keluarga, biaya pengobatan, sumberdaya
dan ,asilitas kesehatan di daerahnya yang tidak mendukung untuk melakukan
)(
,ollo up tersebut maka hal ini akan sulit dilakukan sehingga resiko untuk tidak
terdeteksinya timbulnya keganasan akan semakin tinggi.
Pada pasien ini juga ditemukan kelainan pada ser3iks pada pemeriksaan
sitologi 3agina sebelum dilakukan histerektomi total. Dimana didapatkan
abnormalitas sel!sel epitel yang didiagnosis sebagai 7I& II!III.
Pada pasien ini tidak didapatkan adanya gejala adanya 7I& seperti tidak
ada gejala keputihan, perdarahan setelah bersetubuh dan pengeluaran cairan encer
dari 3agina yang biasanya berbau tidak enak. &esuai dengan kepustakaan baha
pada negara!negara dimana program skrining masal terhadap kelainan ser3iks
masih belum berjalan dengan baik dan kesadaran untuk melakukan skrining masal
belum maksimal maka kelainan atau lesi pada ser3iks ini sering dijumpai pada
stadium yang lanjut.
&ebaiknya pada pasien ini dilakukan pemeriksaan kolposkopi dimana akan
dapat dilihat beratnya lesi, lokasi dan perluasannya.
Pengobatan pada pasien ini telah tepat karena dari ,aktor paritas, keinginan
menambah jumlah anak, keadaan sosial ekonomi dan ,asilitas serta program
pengaasan yang berkala sangat meragukan, maka histerektomi merupakan terapi
pilihan. &ebab menurut kepustakaan, alaupun histerektomi tidak harus
dilakukan pada pengobatan 7I& dalam stadium apapun, tetapi pengobatan lain
untuk 7I& II!III seperti krioterapi dan terapi 3aporasi dengan laser, memiliki
resiko kegagalan sebanyak ).,'+ dan '),(+. 5rtinya perkembangan terhadap
terjadinya karsinoma in3asi, ser3iks dikemudian hari akan beresiko tinggi apalagi
dengan program pengaasan berkala dan ,asilitas pemeriksaan yang sangat tidak
menunjang.
).
KESIMPULAN
9aha tindakan histerektomi pada pasien ini telah tepat, hanya indikasi
untuk melakukan histerektomi pada pasien ini lebih berdasarkan kepada
pertimbangan sosial dimana jumlah anak cukup, pengaasan dan ,ollo up
berkala yang meragukan karena sosioekonomi dan ,asilitas ,ollo up yang tidak
mendukung.
#isterektomi yang dilakukan pada pasien ini ditujukan sebagai pro,ilaksis
terhadap kemungkinan timbulnya keganasan.

)0
DAFTAR PUSTAKA
'. Djamhoer, 5nar 5D, 5rmaan 2, &itorus "D. Protokol Pengelolaan
Penyakit Tro,oblas Gestasional. F6!U7P5D. 9andung. )**'.
). Bunningham, et al. Disease and abnormalities o, The Placenta. 4illiam
Dbstetrics )'
th
edition. 5ppleton F :ange Bompany. )**'T A/-.
/. 9erkoitE R&, Goldstein DP. Gestational Trophoblastic 7eoplasia.
Practical Gynecologic Dncology. Third edition. 2dited by 9erek C&,
#acker 7F. :ippincott 4illiams F 4ilkins. Philadelpia. )***T .'(!./..
1. 9arnas 9. 6olposkopi 6anker &er3iks &kuamosa In3asi3e Dini Dan
7eoplasia Glanduler &er3iks. 6olposkopi Dan 7eoplasia Intraepitel
&er3iks. 2disi Pertama. Perkumpulan Patologi &er3iks dan 6olposkopi
Indonesia. )***T 1A!(1.
(. &jamsuddin &. Terapi Destruksi :okal Pada 7eoplasia intraepitel &er3iks.
6olposkopi dan 7eoplasia Intraepitel &er3iks. 2disi Pertama.
Perkumpulan Patologi &er3iks dan 6olposkopi Indonesia. )***T ((!.*.
.. Report o, a 4#D &cienti,ic Group. Gestational Trophoblastic Diseases.
4orld #ealth DrganiEation Technical Report &eries .-). Gene3a. '-A/.
0. 4inkjosastro #. Penyakit &erta 6elainan Plasenta Dan &elaput Canin.
Sayasan 9ina Pustaka &arono Prairohardjo. Cakarta. '---T //-!/.*.
A. DUVuin 5G, 9arnard D2. Gestational Trophoblastic Diseases. Burrent8
Dbstetric F Gynecologic Diagnosis F Treatment. A
th
edition. 2dited by
Decherney 5#, Pernoll ":. 5 :ange "edical 9ook. 5ppleton F :ange.
U&5. '--1T -.0!-0..
-. 9eckmann BR9. Gestational Trophoblastic Diseases. Dbstetrics F
Gynecology. Third edition. :ippincott 4illiams F 4ilkins. Philadelphia.
'--AT 1-*!1-A.
)A
'*. Bopeland :.C and :andon "9. "alignant Diseases and Pregnancy.
Dbstetrics 7ormal F Problem Pregnancies. Third edition. 2dited by Gabbe
&G, 7iebyl CR, &impson C:. 7e Sork. '--.T ''((!''0..
''. &uiyoga 6, Faktor 6onstektual dalam "asalah 2tika 6linis. 9uku 5jar
Dbstetri dan Ginekologi &osial. Uni3ersitas Udayana
'). "enon U, Cacobs IC. Tumor "arker In8 #oskin 4C. PereE B5. Soung RB
$ed% Principle and Practise o, Gynologic Dncology, :ippincott 4illiams F
4ilkins. U&5. )***T '.(!'A'.
'/. 7gan #S&, et al. Gestational Trophoblastic diseases. &taging
Blassi,ication and Blinical Practice Guidelines o, Gynecologic Bancer by
The FIGD Bommittee on Gynecologic Dncology. 2dited by 9enedet C:,
Pecorelli &. 2lse3ier. )***T 0-!A..
'1. Dutta D.B. #aemorrhage In 2arly Pregnancy. Te<t 9ook o, Dbstetrics.
Fourth edition. 2dited by 6onar #iralal. 7e Bentral 9ook 5gency :td.
Balcutta. '--AT )*.!)'(.
'(. Rayburn F, Barey C.B. 7eoplasia &er3iks. Dbstetri dan Ginekologi. 4idya
"edika. '--(T //.!/1*.
'.. &jamsuddin &. :esi Prekanker 7eoplasia Intraepitel &er3iks $7I&%. "anual
Prekanker Dan 6anker &er3iks Uterus. 2disi Pertama. F6UI. Cakarta.
'-A(T -!'1.
'0. 7uranna :. Pengobatan 7I& dengan 2ksisi. 6olposkopi dan 7eoplasia
Intraepitel &er3iks. 2disi Pertama. Perkumpulan Patologi &er3iks dan
6olposkopi Indonesia. )***T .)!.-.
'A. &pitEer ", 9urton 5, 6rumholE. Intraepithelial 7eoplasms o, the :oer
Genital Tract. 5 :ange Blinical "anual Practical Gynecology. First
2dition. 2dited by Cacobs 5C, Gast "C. Prentice!#all International Inc.
U&5. '--1T '/(!'/0.
)-

Anda mungkin juga menyukai