Anda di halaman 1dari 10

1

LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR


A. DEFINISI
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
semua orang. Setiap individu memiliki kebutuhan istirahat dan tidur yang
berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur akan memberikan efek
yang bagus terhadap kesehatan.
Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas, meliputi bersantai
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas serta
melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau
menjengkelkan. Dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang
tenang rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas).
(Asmadi, 2008)
Sementara itu, tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar, di mana
persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan
dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup. Tidur
diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, fisiologis dan
kesehatan. (Asmadi, 2008)
Tanda-tanda individu sedang tidur adalah:
a. Aktivitas fisik minimal
b. Tingkat kesadaran yang bervariasi
c. Terjadi perubahan-perubahan proses fisiologis tubuh, seperti:
penurunan tekanan darah, denyut nadi, dilatasi pembuluh darah
kapiler, kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus
gastrointestinal, relaksasi otot-otot rangka, serta BMR (Basal
Metabolism Rate) menurun 10-30%.
2

d. Penurunan respon terhadap rangsangan dari luar
Jenis-jenis tidur, di antaranya:
1. Tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement)
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Dalam
tidur ini gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang
yang sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM: mimpi
berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan
pernafasan turun, metabolisme turun dan gerakan bola mata
lambat.
a. Tahap I
Merupakan tahap transisi, seseorang beralih dari sadar menjadi
tidur. Ditandai dengan, seseorang merasa kabur dan rileks,
seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata,
kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan, aktivitas fisik
menurun, kecepatan jantung dan pernapasan menurun secara
jelas. Seseorang dapat dibangunkan dengan mudah. Bila
terbangun terasa sedang bermimpi.
b. Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
Berlangsung sekitar 10-15 menit. ditandai dengan kedua bola
mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot
perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan
pernapasan turun dengan jelas.
c. Tahap III
Merupakan tahap dari keadaan tidur nyenyak. Berlangsung 15-
30 menit. seseorang sulit untuk dibangunkan. Ditandai keadaan
fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara
menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh
berlanjut mengalami penurunan.
3


d. Tahap IV
Merupakan tahap tidur nyenyak, di mana seseorang berada
dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik
yang sudah lemah lunglai dan sulit dibangunkan. Denyut
jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30%. Pada tahap
ini dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap ini dapat memulihkan
keadaan tubuh.
2. Tidur REM (Rapid Eye Movement)
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur
paradoksial. Sifatnya nyenyak sekali. Namun gerakan bola mata
sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor,
tekanan darah bertambah, gerakan bola mata cepat, sekresi
lambung meningkat, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung
dan pernapasan tidak teratur, serta suhu dan metabolisme
meningkat. Tahap ini berlangsung sekitar 10 menit.

Selama tidur malam sekitar 7-8 jam, seseorang mengalami tidur REM
dan NREM bergantian sekitar 4-6 kali.

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur NREM, maka akan
menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut.
a. Menarik diri, apatis dan respon menurun
b. Merasa tidak enak badan
c. Ekspresi wajah kuyu
d. Malas bicara
e. Kantuk yang berlebihan


4

Sementara apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka
akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut.
a. Cenderung hiperaktif
b. Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi
c. Nafsu makan bertambah
d. Bingung dan curiga

Sedangkan, apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM dan
NREM, manifestasinya adalah.
a. Kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun
b. Tidak mampu untuk konsentrasi
c. Terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan
pusing
d. Sulit melakukan aktivitas sehari-hari
e. Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi dan ilusi
penglihatan atau pendengaran.
Pola tidur berdasarkan tingkat perkembangan usia.
1. Bayi baru lahir (0-28 hari)
Tidur 14-18 jam sehari. Pada minggu pertama kelahiran 50%
adalah tidur tahap REM. 50% tidur NREM. Setiap siklus sekitar
45-60 menit.
2. Bayi (1-12 bulan)
Tidur 12-14 jam sehari. 20-30% tidur REM. Tidur lebih lama pada
malam hari, punya pola terbangun sebentar. Pada malam hari kira-
kira tidur 8-10 jam.
3. Toodler (18 bulan 2 tahun)
Tidur sekitar 10-12 jam sehari. 25% tidur REM. Siklus bangun
tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun.

5

4. Pra sekolah (3-5 tahun)
Tidur sekitar 11 jam sehari. 20% tidur REM. Pada umur 5 tahun
tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.
5. Usia sekolah (6-11 tahun)
Tidur sekitar 10 jam sehari. 18,5% tidur REM. Sisa waktu tidur
relative konstan.
6. Remaja (12-17 tahun)
Tidur sekitar 8,5 jam sehari. 20% tidur REM.
7. Dewasa muda (18-39 tahun)
Tidur sekitar 7-9 jam sehari. 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap
I, 50% tidur tahap II. Dan 10-20% tidur tahap III-IV.
8. Dewasa pertengahan (40-60 tahun)
Tidur sekitar 7 jam sehari.20% tidur REM.
9. Dewasa tua (>60 tahun)
Tidur sekitar 6 jam sehari. 20-25% tidur REM, tidur tahap IV
NREM nyata berkurang. Sering terbangun sewaktu tidur malam
hari.

B. ETIOLOGI
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur, antara lain.
a. Adanya suatu penyakit atau rasa nyeri
b. Faktor lingkungan yang tidak nyaman atau tidak tenang
c. Kelelahan
d. Kecemasan
e. Emosi yang tidak stabil
f. Stres
g. Gaya hidup
h. Pengaruh obat-obatan tertentu
6

i. Insomnia
j. Somnabulisme (gangguan tingkah laku saat tidur, seperti tidur
berjalan)
k. Narkolepsi (keinginan tidur tidak terkendali)
l. Night terrors (mimpi buruk)
m. Enuresis (mengompol)
n. Mendengkur

C. PATOFISIOLOGI
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua
mekanisme serebral yang bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak
untuk tidur dan bangun. Dua mekanisme itu adalah Reticularis Activiting
System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Regional (BSR).
RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri dan sensori raba.
Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS melepaskan
katekolamin misalnya norepineprin. Sementara, terjadinya tidur disebabkan
oleh pelepasan serum serotinin di pons dan batang otak tengah yaitu BSR.
Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan impuls
yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer seperti bunyi, stimulus
cahaya, dan sistem limbiks seperti emosi.









7

D. POHON MASALAH

































Kerusakan neurologi reseptor
Nyeri, cemas, stres, dll
Aktivitas RAS berlebihan

Susah tidur (insomnia), bangun atau terjaga terus-
menerus
Penyebab gangguan kebutuhan istirahat dan tidur
- Adanya suatu penyakit atau rasa nyeri
- Faktor lingkungan yang tidak nyaman
atau tidak tenang
- Kelelahan
- Kecemasan
- Emosi yang tidak stabil
- Stres
- Gaya hidup
- Pengaruh obat-obatan

- Insomnia
- Somnabulisme
- Narkolepsi
- Night terrors
- Enuresis
- Mendengkur
Gangguan istirahat dan tidur
Gangguan istirahat berhubungan dengan pola akivitas
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
Deprivasi tidur berhubungan dengan aktivitas di siang hari tidak adekuat
Gangguan pada psikologis berhubungan dengan gangguan pola istirahat


8

E. MANIFESTASI KLINIS
a. Letih, lesu
b. Malaise
c. Gelisah
d. Ansietas
e. Mudah tersinggung
f. Warna kehitaman di
sekitar mata
g. Bengkak di sekitar mata
h. Konjungtiva merah
i. Pusing
j. Mual
k. Perubahan penampilan
dan perilaku
l. Iritabilitas
m. Sering menguap
n. Halusinasi

F. TEST DIAGNOSTIK
Pada pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur, pemeriksaan
penunjang yang dilakukan seperti.
a. Rontgen
b. EEG
c. Laboratorium

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aspek yang perlu dikaji pada klien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur di antaranya adalah.
1. Pola tidur
2. Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur
3. Gangguan tidur yang sering dialami
4. Kebiasaan tidur siang
5. Lingkungan tidur klien
6. Peristiwa yang baru dialami dalam hidup
7. Status emosi dan mental klien
8. Perilaku deprivasi tidur, seperti penampilan wajah, perilaku klien, dan
kelelahan.
9

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Insomnia
Faktor yang berhubungan:
a. Pola aktivitas (mis, waktu, kuantitas)
b. Ansietas
c. Stres dan depresi
d. Faktor lingkungan
e. Tidur siang terlalu lama
f. Gangguan pola tidur normal
g. Ketidaknyamanan fisik (nyeri, dll)

2. Deprivasi tidur
Faktor yang berhubungan:
a. Demensia
b. Aktivitas di siang hari tidak adekuat
c. Narkolepsi
d. Mimpi buruk
e. Ketidaknyamanan lama
f. Penggunaan obat
g. Enuresis terkait tidur

3. Gangguan pola tidur
Faktor yang berhubungan:
a. Kelembapan dan suhu lingkungan sekitar
b. Kurang kontrol tidur
c. Kurang privasi
d. Pencahayaan
e. Bising
f. Tidak familiar dengan perabot tidur
10

DAFTAR PUSTAKA


Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC

Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing

Zainab. 2014. Kebutuhan Istirahat dan Tidur. Bahan Ajar. Banjarbaru: Poltekkes
Banjarmasin Jurusan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai