Pathways
6. Komplikasi
Akibat dari infeksi pada telinga bagian luar dapat mengakibatkan:
1.
Tuli konduktif ringan
2.
Peradangan telinga dalam (labirintitis)
3
3.
4.
Kelumpuhan wajah
Infeksi otak
7. Pemeriksaan Khusus
a. Tes laboratorium, pemeriksaan kultur dan sensitifitas antibiotik.
b. Tes audiometrik, memperlihatkan dan mendokumentasikan jumlah
kehilangan pendengaran dan gangguan pada telinga luar.
c. CT-Scan tulang tengkorak
Dengan kriteria hasil : mastoid terlihat kabur dan ada kerusakan
tulang.
d. Scan Galium-67
Dengan kriteria hasil : terlihat focus inf akut yang akan kembali
normal dengan resolusi infeksi.
e. Scan Tekhnetium-99
Dengan kriteria hasil : terlihat aktifitas osteoblastik yang akan kembali
normal beberapa bulan setelah resolusi klinik.
f. MRI : monitor serebral, pembuluh darah yang terkait.
8. Penatalaksanaan
Pembersihan telinga secara menyeluruh merupakan bagian
terpenting dari penanganan infeksi pada liang telinga. Sesegera mungkin,
lakukan irigasi liang telinga dengan larutan salin hipertonis ( 3%) dengan
menggunakan botol irigasi 210 ml yang bersambung dengan alat
untuk mengatur tekanan. Liang telinga kemudian dibersihkan dan
dikeringkan dengan alkohol 70%-95% dan jika mungkin dikeringkan
dengan udara hangat memakai tekanan. Begitu liang telinga sudah bersih
dan kering seluruhnya, maka kontak yang erat antara vehikulum dan obat
yang dikandungnya dengan kulit yang sakit mungkin terjadi dan baik
jadinya sehingga diperoleh efek terapi yang maksimal.
Selain itu, diberikan analgetik selama 48-92 jam pertama. Pasang
sumbu untuk menjaga kanalis tetap terbuka sehingga cairan obat dapat
dimasukan bila edema. Kombinasi antibiotik dan kortikosteroid. Bahan
anti jamur jika diindikasikan. Pasien dilarang untuk berenang dan
diingatkan untuk tidak membersihkan kanalis auditorius eksternus sendiri
dengan lidi kapas.Wool kambing atau kapas dapat diolesi jel yang tak larut
air dan letakkan di telinga untuk mencegah kontaminasi air. Pasien dapat
mencegah infeksi dengan menggunakan preparat antiseptik telinga sehabis
berenang.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
a. Data Biografi
b. Riwayat kesehatan masa lalu dan sekarang yang berhubungan dengan
telinga
c. Keluhan utama yang berhubungan dengan manifestasi klinis termasuk
juga: aktivitas/istirahat, nyeri/kenyamanan.
d. Pola kebiasaan hidup sehari-hari: seperti berenang, gaya hidup.
e. Pemeriksaan fisik seperti: inspeksi bentuk telinga,
f. Pemeriksaan diagnostik:
- Tes laboratorium
- Tes audiometrik
- CT-Scan tulang tengkorak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi
b. Gangguan persepsi sensori (pendengaran) berhubungan dengan adanya
sumbatan pada liang telinga.
3. Rencana Asuhan
a. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan: Dalam waktu 3 x 24 jam setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
Skala nyeri berkurang yaitu 0-1
Pasien dapat beristirahat
Ekspresi meringis (-)
Intervensi:
1) Kaji tingkat nyeri klien dan skala nyeri
2) Lakukan pembersihan telinga secara teratur dan hati-hati.
3) Beri penyuluhan kepada klien tentang penyebab nyeri dan penyakit
yang dideritanya / demamnya
4) Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi abses) untuk
mengeluarkan nanahnya, jika dinding furunkelnya tebal,.
5) Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan antibiotik dosis
tinggi
Rasional
1) Memberi info untuk mengkaji respon terhadap intervensi
5
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 3 Edisi 8. Jakarta:
EGC
Doenges, Marilynn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius.