Anda di halaman 1dari 5

PENTINGNYA SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP LABA PADA ORGANISASI BISNIS

I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki banyak sumber daya, baik sumber daya alam
maupun manusia. Namun sumber daya tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah
satunya adalah sumber daya manusia, dengan jumlah sumber daya manusia yang sangat banyak
saat ini jumlah pengangguran di Indonesia masih tergolong besar. Hal ini dikarenakan mayoritas
masyarakat Indonesia memiliki mental pekerja, bukan mental pengusaha.
Indonesia ketinggalan sangat jauh dalam urusan jumlah pengusaha ideal suatu negara (minimal
2-4%). Jumlah pengusaha Indonesia baru 0,24% atau baru sekitar 40.000 orang dari total
populasi yang ada, sungguh sangat amat memprihatinkan sekali. Banyak faktor yang
mempengaruhi, diantaranya adalah:
1. Sistem pendidikan yang berorientasi menghasilkan kepegawaian dan pekerja bukan
kewirausahaan dan pengusaha
2. Kesadaran dan paradigma berfikir generasi muda
3. Mental kepribadian bangsa yang mayoritas pekerja bukan pengusaha
4. Dukungan pemerintah yang kurang kepada kemajuan dunia usaha misalnya birokrasi
yang berbelit-belit
5. Tidak adanya kepastian hukum
6. Sikap perbankan mematok suku bunga tinggi
7. masih maraknya kolusi pengusaha dengan pemerintah
8. Dan lain-lain
Bandingkan dengan India yang pengusahanya 11 persen dari populasi. Lalu Singapura yang
antara 5-7 persen atau Thailand yang mencapai 2 persen. Di Indonesia masih jauh dari ideal.
Idealnya, di sebuah negara, jumlah pengusahanya minimal 2-4% dari jumlah penduduk. Dengan
demikian bisa membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran ataupun meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
Maka menjadi pebisnis dan belajar menjadi pengusaha adalah lahan dakwah,dan perjuangan
yang sangat amat nyata di negeri ini, karena sesungguhnya bisnis itu adalah ibadah.



Raja Sapta Oktohari, calon Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
mengatakan, jumlah pengusaha muda di Indonesia hanya 0,18 persen dari total
penduduk di Tanah Air. "Angka tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan
jumlah pengusaha muda di Malaysia yang jumlahnya 16 persen dari total populasi
penduduk di negeri itu," katanya usai tatap muka dengan BPD Hipmi Bali di Kuta,
Jumat malam. Pada beberapa tahun belakangan ini, semakin banyak
masyarakat Indonesia yang mulai melirik dunia usaha. Hal ini dibuktikan dengan
semakin banyaknya bisnis baru yang bermunculan mulai dari bisnis waralaba, bisnis
online, frenchise apalah (goleki dewe).

II. PEMBAHASAN
Sistem Pengendalian manajemen adalah .. Sistem pengendalian manajemen
meliputi Sistem pengendalian manajemem diperlukan untuk menjalankan
.(opo wae) Tujuan dari system pengendalian manajemen adalah .
Sistem pengendalian manajemen adalah Suatu proses dan struktur yang tertata secara
sistematik yang digunakan manajemen dalam pengendalian manajemen.Manajemen adalah suatu
organisasi yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersam-sama untuk mencapai tujuan
bersama ( dalam organisasi bisnis tujuan utamanya adalah memperoleh tingkatan laba yang
memuaskan ).
Pengendalian manajemen merupakan keharusan dalam suatu organisasi yang
mempraktikkan desentralisasi. Salah satu pandangan berargumentasi bahwa sistem pengendalian
manajemen harus sesuai dengan strategi perusahaan. Ini menyiratkan bahwa strategi pertama kali
dikembangkan melalui proses formal dan rasional, dan strategi ini kemudian menentukan desain
sistem manajemen perusahaan. Satu perspektif alternatif mengatakan bahwa strategi muncul
melalui eksperimentasi yang dipengaruhi oleh sistem manajemen perusahaan. Menurut
pandangan ini, sistem pengendalian manajemen dapat mempengaruhi perkembangan strategi.
Kedua sudut pandang ini akan dibahas, beserta implikasinya dalam hal desain dan operasi sistem
pengendalian manajemen.

Elemen-elemen sistem pengendalian :
1. Detektor atau sensor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi
dalam suatu proses. Dalam contoh menyerang jalan di atas maka detektor atau sensor
yang bekerja adalah indra penglihatan kita.
2. Alat pembanding / assesor yakni suatu alat unuk menentukan ketepatan. Biasanya
ukurannya dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan. Dalam
contoh diatas, assesor adalah otak yang bekerja membandingkan dengan standar bahwa
seseorang bisa menyerang kalau jalan tidak ada kendaraan atau pada kondisi kendaraan
tidak sibuk.
3. Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assesor.
Dalam contoh di atas, sebelah dibandingkan maka otak langsung mengambil keputusan
apakah seseorang tersebut bisa menyerang atau tidak.
4. Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim antara detektor dan assesor dan antara
assesor dan efektor.


III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN


Pembahasan Tenerapan Si stem Pengendal i an Manajemen
Laba perusahaan adalah sebuah ukuran kinerja bersama perusahaan. Seluru
h bagian dalamperusahaan memiliki tanggun jawab dalam penciptaan laba
perusahaan. Tanggung jawab managermanufaktur menurut penulis adalah dalam
hal manufaktur barang yang dalam hal ini prosespembuatan susu dan proses
pengemasan harus berkualitas baik dan berjalan seefisien mungkindemi mendukung
terciptanya laba perusahaan yang lebih tinggi. Ketika performance
perusahaantidak sama dengan rencana yang diharapkan, evaluasi
harus dilakukan oleh Perusahaan untukmencari dimana letak kegiatan
yang tidak efektif dan tidak efisien. Dengan laporan laporanpendukung, pihak
manajemen puncak dapat melakukan analisis terhadap penyebab meurunnyakinerja
perusahaan. Keterkaitan proses dan sistem penentuan perencanaan anggaran yang
tidakmencapai proyeksi keuntungan perusahaan ditunjukkan dengan penggunaan
Rupiah yang sebagaisatu -
satunya pengukur keberhasilan perusahaan dimana hal ini memaksa Bagian
Manufakturunt uk har us membuat anggar an ber dasar kan r encana yang d
i buat ol eh Bagi an Pendanaan. Menurut pendapat penulis, manajer manufak
tur tidak seharusnya bertanggung jawab terhadaplaba
perusahaan.Pada perusahaan Sari Husada, setiap manajer pusat biaya manufak
tur berkewenangan untukme ne n t u k a n p r o gr a m y a n g b e r s a n gk u t a n d e
n ga n k e gi a t a n ma n uf a k t u r d a n me r u p a k a n i mp l e me n t a s i d a r i s t r a
t e gi y a n g d i j a b a r k a n d a l a m p e r en c a n a an . Pr o gr a m y a n g d i s u s u n
dikonsultasikan kepada manajer pabrik (
plant manager
) yang berkewenangan untuk pengelolaan



eluruh aktivitas manufaktur dan pengelolaan sumber daya yang ada
dengan menggunakan prinsipefisiensi
dan efektif. Perusahaan telah melibatkan setiap bagian atau divisi dalam pen
yusunananggaran, sehingga setiap bagian atau divisi yang berperan dalam
penyusunan anggaran
divisinya,di ber i t anggung j awab unt uk pencapai an at as anggar an yang di
t et apkan. Anggar an bi ayamanufaktur yang disepakati antar manajer pusat biaya
dengan atasannya berfungsi sebagai alatpengendalian biaya manufaktur.Pihak
manajemen puncak telah melakukan perbandingan antara biaya manufaktur dengan
realisasianggar an ser t a mel akukan anal i si s sel i si h dan mencar i penyeba
b t er j adi nya sel i si h at aupenyimpangan dan melakukan tindak lanjut terhadap
setiap penyimpangan.Penyusunan anggaran yang telah ditetapkan, akan dijadikan alat
untuk menilai kinerja manajer danmemotivasi manajer dalam mengendalikan unit
unit pusat pertanggung jawaban,
yang padaakhirnya dapat meningkatkan efisiensi biaya manufaktur. Dalam efi
siensi dan keefektifan iniperusahaan memberikan
punishment
kepada manajer apabila terjadi penyimpangan
dari anggarandar i anggar an yang t el ah di t et apkan dan member i kan i nsen
t i f bonus bagi manaj er pusat pertanggung jawaban
yang berprestasi.Sistem informasi akutansi yang dimiliki perusahaan mendukun
g laporan biaya manufaktur danlaporan biayanya dilaporkan sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab manajer manufaktur.Laporan biaya produksi dilaporkan
tepat waktu dan dibandingkan antara anggaran dengan
realisasipada setiap periodenya. Setiap penyimpangan riil
biaya manufaktur terhadap anggaran yangditetapkan, merupakan tanggung jawab
manajer manufaktur. Kuantitas manufaktur yang sesuaidengan anggaran dapat
dilakukan apabila manufaktur dilakukan tepat waktu dan
dihasilkannyaproduk yang berkualitas. Namun sebaik apapun manajemen
merancang suatu anggaran yangmer upakan wuj ud dar i si st em pengendal i
an manaj emen dal am or gani sasi , kel emahan at auketerbatasan tetap ada.
Beberapa keterbatasan yang dapat diidentifikasi oleh penulis, antara lain:1.Kurang
matangnya suatu pertimbanganEfektivitas pengendalian seringkali dibatasi oleh
adanya keterbatasan manusia dalam pengambilankeputusan. Keputusan yang diambil
oleh manajemen umumnya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang ada
pada saat itu, antara lain informasi yang tersedia, keterbatasan waktu, danbeberapa
variabel lain baik internal maupun eksternal (
environment
). Dalam kenyataannya, seringdijumpai bahwa beberapa keputusan yang diambil
secara demikian memberikan hasil yang
kurangefektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Keterbatasan ini mer
upakan keterbatasanalamiah yang dihadapi oleh manajemen.2.Kegagalan
menterjemahkan perintahPengendalian telah dirancang dengan sebaik -
baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yangdisebabkan adanya pegawai (
staff
) yang salah menterjemahkan perintah dari pimpinan.
Kesalahandalam menterjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari ketida
ktahuan atau kecerobohan

pegawai yang bersangkutan. Terjadinya kegagalan dapat lebih diperparah lagi apabila
kegagalanmenterjemahkan perintah dilakukan oleh
seorang pimpinan.3.Pengabaian manajemenSuatu pengendalian manajemen
dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur dalamorganisasi mulai
dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuaidengan
kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu organisasi memiliki
pengendalianmanajemen yang memadai sekalipun, pengendalian tersebut tidak akan
dapat mencapai tujuannya jika staf atau bahkan seorang pimpinan mengabaikan
pengendalian.I st i l ah pengabai an manaj emen di t uj ukan pada t i ndakan m
anaj emen yang mengai bai kanpengendalian dengan tujuan untuk kepentingan
pribadi atau untuk meningkatkan penyajian kondisilaporan kegiatan dan kinerja
organisasi yang bersangkutan.4 . A d a n y a K o l u s i Kolusi merupakan ancaman
dari pengendalian yang efektif. Pemisahan fungsi yang telah
dilakukannamun j i ka manusi anya mel akukan suat u per sekongkol an unt u
k kepent i ngan pr i badi at aukepentingan tertentu selain organisasi, maka
pengendalian yang sebaik apapun tidak akan dapatmendeteksi atau mencegah
terjadinya suatu tindakan yang merugikan organisasi.
C . Ke s i mp u l a n
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai hubungan penerapan sistem pengendalian
manajemend e n ga n e f i s i e n s i b i a y a ma n uf a k t u r , da pa t d i a mb i l k e s i
mp u l a n b ah wa p e n e r a p an s i s t e mpengendalian di PT Sari Husada telah
dilakukan dengan baik dari sisi struktur
pengendaliannya,yaitu struktur sistem pengendalian manajemen perusahaan
dibuktikan dengan adanya strukturorganisasi yang
dapat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab yang jelas baik
dalamstrukturnya maupun dalam pusat pusat pertanggung jawabannya, sehingga
dapat menciptakan jaringan pusat pertanggung jawaban yang sesuai dengan struktur
formal perusahaan.Inspeksi dari pihak manajemen
puncak perusahaan ke pabrik secara langsung mencerminkanperhatian atasan
kepada bawahannya. Penyusunan anggaran berdasarkan standar baku adalahsebuah
kelebihan karena kinerja perusahaan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan,
tetapikarena anggaran ini sulit untuk dirubah, sebaiknya anggaran disusun serelevan
mungkin dengankondisi perusahaan dan lingkungan selama tahun
berjalan.Dar i penent uan anggar an t er sebut , ada per t ent angan yang di r a
sakan ol eh manaj er di vi si manufaktur tentang penerapan
Engineered Expense Centered
yaitu:
1.
Sistem penyusunan anggaran ini berbelit - belit dan terlalu lama.
2.
Walaupun biaya ini dapat mengukur secara langsung efektifitas dan effisiensi
input danoutput dari pembuatan barang namun anggaran biaya Bagian Manufaktur
yang dibuat dan (Penerapan Enginered Expense Center Divisi Manufaktur di PT Sari
Husada, Pramono Y.S., 2011, http://www.scribd.com/doc/59596580/Hubungan-Penerapan-
Sistem-ian-Manajemen-Dengan-Efisiensi-Biaya-Produksi)

Anda mungkin juga menyukai