Anda di halaman 1dari 27

Manajemen Pengadaan Barang /Jasa

(PBJ)
Arif Kurniawan Wahono (135020304111002)
Fatmawati Yunita (125020306111005)
Sarintan Pratiwi Usman (125020300111002)
Muhamad Risqi W (125020300111039)
M.Januar Setiawan (11502030111113)
Pengertian Pengadaan
Barang/Jasa (PBJ)
Pengadaan Barang/Jasa adalah
kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa oleh Kementerian/
Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Institusi yang prosesnya
dimulai dari perencanaan kebutuhan
sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa
Organisasi Pengadaan
Barang/Jasa
PENGGUNA
ANGGARAN/BARANG
(Kepala SKPD)
GUBERNUR / BUPATI /
WALIKOTA
Pejabat
Pembuat
Komitmen
(PPK)
Bendahara
Pengeluaran
Pejabat
Verifikator
Pejabat
Penandatangan
SPM
Bendahara
Pembantu
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
(Pejabat pada SKPD)
Panitia/Pejabat
Pengadaan/Unit
Layanan
Pengadaan
WAJIB BERSERTIFIKAT
DAPAT DIKUASAKAN
PA
Menetapkan dan Mengumumkan
Rencana Umum Pengadaan
Menetapkan PPK, Pejabat
Pengadaan, dan Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan
Menetapkan paket pengadaan
Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa lainnya di atas
Rp 100 M
Menetapkan paket pengadaan
Jasa Konsultasi diatas Rp 10 M
KPA
adalah pejabat yang ditetapkan
oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh
Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD
KPA memiliki kewenangan
sesuai pelimpahan PA
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pengertian
Pejabat yang pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Tugas dan
wewenang
PPK menyusun dan menetapkan rencana pengadaan
yang meliputi:
Spesifikasi teknis;
Rincian HPS
Rancangan kontrak
Tugas dan
wewenang
menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa
PPK menyetujui bukti pembelian serta menandatangani
kwitansi, SPK, dan Surat Perjanjian
Tugas dan
Wewenang
melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/ Jasa;
melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan
Barang/Jasa kepada PA/KPA
Unit Layanan Pengadaan
(ULP)
Unit Layanan Pengadaan (ULP) adalah unit
organisasi Kementerian/Lembaga/ Pemerintah
Daerah/Institusi yang berfungsi melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen,
dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
sudah ada.
Keanggotaan ULP wajib ditetapkan untuk :
a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
lainnya dengan nilai diatas Rp200.000.000,00
(seratus juta rupiah);
b. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai
diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Kelompok Kerja (Pokja) ULP berjumlah gasal
minimal 3 orang, dan dapat ditambah sesuai
dengan kompleksitas pekerjaan
Tugas Pokok dan Wewenang ULP/Pejabat
Pengadaan
a. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/ Jasa;
b. menetapkan Dokumen Pengadaan;
c. menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
d. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa
e. menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau
pascakualifikasi;
f. melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang
masuk;
g. memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa kepada PA/KPA
Khusus untuk Kelompok Kerja ULP:
1. menjawab sanggahan;
2. menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
a. Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk
paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi
Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);
atau
b. Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk
paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang
bernilai paling tinggi Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah)
Khusus Untuk Pejabat Pengadaan
menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
Pengadaan Langsung untuk paket
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/
Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
dan/atau
Pengadaan Langsung untuk paket
Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai
paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah);
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk:
melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak;
menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui
pemeriksaan/pengujian; dan
membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan
Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa
Adalah badan usaha atau orang
perseorangan yang menyediakan
Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa
Lainnya
Penyedia
Barang/Jasa
Adalah Pengadaan Barang/Jasa
dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan,
dan/atau diawasi sendiri oleh
K/L/D/I sebagai penanggung
jawab anggaran, instansi
pemerintah lain dan/atau
kelompok masyarakat
Swakelola
Ketentuan Penyedia
Barang/Jasa
memiliki Kemampuan Dasar (KD)
untuk usaha non-kecil, kecuali untuk
Pengadaan Barang dan Jasa
Konsultansi, dengan ketentuan
Untuk Pekerjaan Konstruksi, KD
sama dengan 3 NPt (Nilai
Pengalaman Tertinggi dalam kurun
waktu 10 tahun terakhir); dan
Untuk Pengadaan Jasa Lainnya, KD
sama dengan 5 NPt (Nilai
Pengalaman Tertinggi dalam kurun
waktu 10 tahun terakhir).
KD paling kurang sama dengan nilai
total HPS dari pekerjaan yang akan
dilelangkan.
khusus untuk Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus
memperhitungkan Sisa Kemampuan
Paket (SKP) sebagai berikut
SKP = KP P
KP = nilai Kemampuan Paket,
dengan ketentuan:
untuk Usaha Kecil, nilai
Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan;
dan
untuk usaha non kecil, nilai
Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu
koma dua) N.
P = jumlah paket yang sedang
dikerjakan.
N = jumlah paket pekerjaan
terbanyak yang dapat ditangani pada
saat bersamaan selama kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir
Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola
meliputi:

1. pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau
memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia, serta sesuai dengan
tugas dan fungsi K/L/D/I;
2. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi langsung
masyarakat setempat atau dikelola oleh K/L/D/I;
3. pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak
diminati oleh Penyedia Barang/Jasa;
4. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih
dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa akan
menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;
5. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau
penyuluhan;
6. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang bersifat
khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
7. pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah,
pengujian di laboratorium, dan pengembangan sistem tertentu;
8. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi K/L/D/I yang bersangkutan;
9. pekerjaan Industri Kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri;
10. penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan/atau
11. pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista, dan industri
almatsus dalam negeri.
Pelaksana Swakelola
Pengadaan Swakelola
oleh K/L/D/I
Penanggung Jawab
Anggaran:
direncanakan,
dikerjakan dan
diawasi sendiri oleh
K/L/D/I Penanggung
Jawab Anggaran;
dan
mempergunakan
pegawai sendiri,
pegawai K/L/D/I lain
dan/atau dapat
menggunakan
tenaga ahli.
Pengadaan Swakelola
yang dilakukan oleh
Instansi Pemerintah
lain Pelaksana
Swakelola
dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai
berikut
direncanakan dan
diawasi oleh K/L/D/I
Penanggung Jawab
Anggaran; dan
pelaksanaan
pekerjaannya
dilakukan oleh
Instansi Pemerintah
yang bukan
Penanggung Jawab
Anggaran
Pengadaan melalui
Swakelola oleh
Kelompok Masyarakat
Pelaksana Swakelola
mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
direncanakan,
dilaksanakan dan
diawasi oleh
Kelompok
Masyarakat
Pelaksana
Swakelola;
sasaran ditentukan
oleh K/L/D/I
Penanggung Jawab
Anggaran; dan
pekerjaan utama
dilarang untuk
dialihkan kepada
pihak lain
(subkontrak).
Klasifikasi Barang/Jasa
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak
berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan
oleh Pengguna Barang.
Barang
Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang
berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan
atau pembuatan wujud fisik lainnya
Pekerjaan
Konstruksi
Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan
yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware)
Jasa
Konsultasi
Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan
tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam
suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia
usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala
pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi,
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang
Jasa
Lainnya
Metode Pemilihan Pengadaan
Barang/Jasa
Pemilihan
Penyedia
Barang
Pelelangan
Umum;
Pelelangan
Terbatas;
Pelelangan
Sederhana
;
Penunjuka
n
Langsung;
Pengadaa
n
Langsung;
atau
Kontes.
Pemilihan
Penyedia
Pekerjaan
Konstruksi
Pelelangan
Umum;
Pelelangan
Terbatas;
Pemilihan
Langsung;
Penunjuka
n
Langsung;
atau
Pengadaa
n
Langsung.
Pemilihan
Penyedia Jasa
Lainnya
Pelelangan
Umum;
Pelelangan
Sederhana
;
Penunjuka
n
Langsung;
Pengadaa
n
Langsung;
atau
Sayembar
a
Pemilihan
Penyedia Jasa
Konsultasi
Seleksi
Umum;
Seleksi
Sederhana
;
Penunjuka
n
Langsung
Pengadaa
n
Langsung;
Sayembar
a
Pemilihan Penyedia Barang

Nilai pekerjaan > Rp. 5 M Pelelangan Umum
Pengadaan barang bersifat kompleks
Jumlah Penyedianya terbatas
Pelelangan
Terbatas
Pekerjaan tidak kompleks
Nilai pekerjaan Rp 5 M
Pelelangan
Sederhana
Keadaan tertentu
Pengadaan barang bersifat khusus
Penunjukan
Langsung
Nilai Pekerjaan Rp. 200 juta;
Untuk kebutuhan operasional, teknologi
sederhana, risiko kecil
Pengadaan
Langsung
khusus untuk pemilihan Penyedia barang
yang merupakan hasil Industri Kreatif,
inovatif, dan budaya dalam negeri
Kontes
Pemilihan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi

Nilai pekerjaan > Rp. 5 M
Pelelangan
Umum
Pekerjaan konstruksi bersifat kompleks
Jumlah Penyedianya terbatas
Pelelangan
Terbatas
Pekerjaan konstruksi tidak kompleks
Nilai pekerjaan Rp 5 M
Pemilihan
Langsung
Keadaan tertentu
Pekerjaan konstruksi bersifat khusus
Penunjukan
Langsung
Nilai Pekerjaan Rp. 200 juta;
Untuk kebutuhan operasional, teknologi
sederhana, risiko kecil
Pengadaan
Langsung
Pemilihan Penyedia Jasa
Lainnya

Nilai pekerjaan > Rp. 5 M
Pelelangan
Umum
Pekerjaan tidak kompleks
Nilai pekerjaan Rp 5 M
Pelelangan
Sederhana
Keadaan tertentu
Pengadaan jasa bersifat khusus
Penunjukan
Langsung
Nilai Pekerjaan Rp. 200 juta;
Untuk kebutuhan operasional, teknologi
sederhana, risiko kecil
Pengadaan
Langsung
khusus untuk pemilihan Penyedia Jasa
ang merupakan hasil Industri Kreatif,
inovatif, dan budaya dalam negeri
Sayembara
Pemilihan Penyedia Jasa
Konsultasi

Nilai pekerjaan > Rp. 200 juta
Seleksi Umum
Pekerjaan bersifat sederhana
Nilai pekerjaan Rp 200 juta
Seleksi
Sederhana
Keadaan tertentu
Pengadaan jasa bersifat khusus
Penunjukan
Langsung
Nilai Pekerjaan Rp. 50 juta;
Untuk kebutuhan operasional, teknologi
sederhana, risiko kecil
Pengadaan
Langsung
khusus untuk pemilihan Penyedia Jasa
ang merupakan hasil Industri Kreatif,
inovatif, dan budaya dalam negeri
Sayembara
METODE PEMASUKAN
DOKUMEN
Metode
satu
Sampul
Metode
Dua
Sampul
Metode
Dua
Tahap
KUALIFIKASI
Prakualifikasi Pascakualifikasi
Penilaian Kualifikasi
Prakualifikasi dilaksanakan untuk
Pengadaan sebagai berikut
Pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi;
Pemilihan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa
Lainnya yang bersifat kompleks
melalui Pelelangan Umum;
Pemilihan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa
Lainnya yang menggunakan Metode
Penunjukan Langsung, kecuali
untuk penanganan darurat dimana
penilaian kualifikasi untuk
penunjukan langsung dalam
penanganan darurat dilakukan
bersamaan dengan pemasukan
Dokumen Penawaran.
Pemilihan Penyedia melalui
Pengadaan Langsung
Konstruksi/Jasa Konsultasi
Pascakualifikasi dilaksanakan
untuk Pengadaan sebagai berikut
Pelelangan Umum, kecuali
Pelelangan Umum untuk Pekerjaan
Kompleks;
Pelelangan Sederhana/Pemilihan
Langsung; dan
Pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi Perorangan
22
Membandingkan
dokumen penawaran
terhadap dokumen lelang
dengan urutan tahap
adm, teknis, harga
dimana apabila tidak
memenuhi pada setiap
tahapan dinyatakan
gugur
B/PK/JL yang metode teknis
pelaksanaan tidak
bervariasi
Sistem
Gugur
Memberikan nilai unsur
teknis yang telah
ditentukan dalam dokumen
pengadaan, kemudian
dikombinasi dengan nilai
harga penawaran sesuai
dengan bobot yang telah
ditentukan
Sistem
NIlai
Memberikan nilai pada
unsur teknis dan harga
menurut umur ekonomis
kemudian dikonversi ke
dalam uang
B/PK/JL yang dapat di
perkirakan biaya
operasional, biaya
pemeliharaan dan nilai
sisanya serta diketahui
umur ekonomis
Sistem
penilaian
biaya selama
umur
ekonomis
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
B/PK/JL yang mempunyai
metode teknis dan harga
yang bervariasi untuk
memperoleh efesiensi dan
efektifitas/spesifikasi
pekerjaan yang paling baik.
Ketentuan bobot penilaian
unsur teknis yang dapat
dikuantifikasikan adalah
10-30% dan bobot harga
70-90%
Evaluasi berdasarkan
kualitas penawaran
teknis terbaik, dilanjutkan
dengan klarifikasi dan
negosiasi teknis serta
biaya
Mengutamakan kualitas teknis
sebagai faktor yang menentukan
terhadap hasil/manfaat
(outcome) secara keseluruhan;
dan/atau
Lingkup pekerjaan yang sulit
ditetapkan dalam KAK
Metode
evaluasi
Kualitas
Jasa Konsultansi:
Contoh:
Jasa Konsultansi yang bersifat kajian makro (masterplan, roadmap)
Penasihatan (advisory),
Perencanaan dan pengawasan pekerjaan kompleks, seperti desain
pembuatan pembangkit tenaga listrik, perencanaan terowongan di
bawah laut dan desain pembangunan bandar udara internasional
Evaluasi berdasarkan nilai
kombinasi terbaik penawaran
teknis (0,6 s.d 0,8) dan biaya
terkoreksi (0,4 s.d 0,2)
dilanjutkan dengan klarifikasi
dan negosiasi teknis serta
biaya
lingkup, keluaran (output), waktu
penugasan dan hal-hal lain
dapat diperkirakan dengan baik
dalam KAK; dan/atau
besarnya biaya dapat ditentukan
dengan mudah, jelas dan tepat
Jasa Konsultansi:
Contoh:
Desain jaringan irigasi primer, desain jalan,
Studi kelayakan,
Konsultansi manajemen dan supervise bangunan non-gedung
Metoda
evaluasi
kualitas dan
biaya
Evaluasi penawaran teknis
terbaik dengan penawaran
biaya terkoreksinya lebih
kecil atau sama dengan
Pagu Anggaran, dilanjutkan
dengan klarifikasi dan
negosiasi teknis serta
biaya
Ada aturan yang mengatur
(standar);
Pekerjaan dapat dirinci dengan
tepat (waktu, tenaga ahli, input
lainnya); atau
Anggarannya tidak melampaui
pagu tertentu

Jasa Konsultansi:
Contoh:
Pekerjaan desain dan supervisi bangunan gedung
Pekerjaan survei dan pemetaan skala kecil

Metoda
evaluasi pagu
anggaran
Evaluasi berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah
yang nilai penawaran teknisnya diatas ambang batas persyaratan
teknis , dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta
biaya
Pekerjaan yang bersifat
sederhana dan standar

Jasa Konsultansi:
Contoh:
Desain dan/atau supervisi bangunan sederhana
Pengukuran skala kecil
Metoda
evaluasi
biaya
terendah
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai