Anda di halaman 1dari 21

TEORI KINETIKA GAS IDEAL

By Oka Ratnayani
TEORI KINETIKA GAS
Untuk dapat menerangkan kelakuan gas itu telah
disusun suatu teori yang dikenal sebagai Teori Kinetik
Gas. Teori ini, yang untuk pertama kalinya dikemukakan
oleh Bernoulli pada tahun 1738, mempostulatkan suatu
model dimana diandaikan bahwa molekul-molekul gas
berada dalam gerakan cepat ke segala arah dan bahwa
tabrakannya dengan dinding menimbulkan tekanan gas.

Walaupun Bernoulli berhasil menurunkan hukum Boyle,
namun teorinya baru mendapat perhatian kurang lebih
satu abad kemudian, antara lain dari Joule (1848),
Krnig (1856) dan Clausius (1837) yang
mengembangkan teori tersebut lebih lanjut.

1. 1 TEORI KINETIKA GAS IDEAL
Teori ini didasarkan atas beberapa postulat sebagai berikut:

1) Gas terdiri atas sejumlah besar partikel-partikel kecil
(molekul) yang bergerak dengan cepat dalam garis lurus,
yang saling bertabrakan dan yang bertabrakan dengan
dinding. Tekanan gas adalah akibat dari pada tabrakan
antara molekul dengan dinding.
2) Tabrakan antar molekul bersifat kenyal (elastis) artinya
walaupun pada tabrakan itu dapat terjadi pemindahan
energi, akan tetapi energi kinetik total tidak berubah.
3) Antara molekul-molekul dan antara molekul dengan dinding
tidak ada gaya tarik menarik (interaction).
4) Volum dari molekulmolekul cukup kecil dibandingkan
terhadap volum total dari gas sehingga volume molekul
dapat diabaikan.
5) Energi kinetik rata-rata dari molekul-molekul berbanding
lurus dengan temperatur molekul.

PERHATIKAN SUATU RUANG YANG BERBENTUK KUBUS DENGAN
PANJANG RUSUK L YANG MENGANDUNG JUMLAH N MOLEKUL DARI
SUATU GAS (GAMBAR 1)
Sebuah molekul, dengan
massa m, yang bergerak
dengan kecepatan v, dapat
diuraikan kecepatannya ke
dalam komponen-
komponen v
x
, v
y
, v
z

(Gambar 1).

Molekul yang bergerak
dengan kecepatan v
x
pada
arah sumbu x akan
bertumbukan dengan
dinding (yz)
1
(dinding
biru) dengan momentum
m.v
x
. Setelah tumbukan,
molekul bergerak dalam
arah yang berlawanan
dengan kecepatan v
x
dan
momentum m.v
x
.
Gambar 1. Komponen-komponen
kecepatan dalam bidang tiga dimensi
Sumbu X
Sumbu Y
Sumbu Z
v
z
v
x
v
y
PERUBAHAN MOMENTUM
Perubahan momentum yang terjadi pada molekul pada satu kali
tumbukan adalah :
p
1
= m.v
x
, p
2
= -m.v
x

Ap = p1 p2
= m.v
x
(-m.v
x
) = 2 m.v
x
.

Dinding yang sama akan ditabraknya lagi setelah molekul
menempuh jarak 2l.

Penjelasan: Misalnya dinding biru adalah dinding (yz)
1
, dan
dinding kuning adalah (yz)
2
. Jarak yang ditempuh untuk
menabrak dinding (yz)
1
adalah l, karena elastic maka molekul
akan menabrak dinding (yz)
2
dengan jarak l juga. Setelah
menabrak dinding (yz)
2
, molekul akan menabrak dinding (yz)
1

setelah menempuh jarak l lagi. Demikian, dan seterusnya.
Sehingga untuk menabrak dinding (yz)
1
setelah tabrakan yang
pertama, molekul HARUS menempuh jarak l + l = 2 l.

JUMLAH TUMBUKAN
Jumlah tumbukan dengan dinding (yz)
1
adalah:
v
x
/2l tumbukan/detik.

Penjelasan:
Kecepatan = jarak/waktu waktu = jarak/kecepatan

1/waktu = kecepatan / jarak

Kecepatan pada sumbu x v
x


Jarak satu kali siklus tumbukan = jarak yang HARUS ditempuh
untuk membentuk satu tumbukan berikutnya adalah 2 l.

Untuk menghitung jumlah tumbukan kuantitas 1/waktu =
jumlah tumbukan / detik, sehingga jumlah tumbukan dengan
dinding (yz)
1
adalah v
x
/2l tumbukan/detik.


PERUBAHAN MOMENTUM PER MOLEKUL PER DETIK
Perubahan momentum per molekul per detik pada dinding
(yz)
1
(dinding biru) adalah:

(2 m.v
x
)(v
x
/2l) = m.v
x
2
/l

Penjelasan:
Jumlah tumbukan yang terjadi = v
x
/2l tumbukan/detik.

Perubahan momentum molekul setiap satu kali tumbukan = 2
m.v
x
/ tumbukan.molekul.

Dengan demikian, perubahan momentum per molekul per
detik pada dinding (yz)
1
=
Jumlah tumbukan yang terjadi x perubahan momentum
molekul setiap satu kali tumbukan
= (v
x
/2l tumbukan/detik) x ( 2 m.v
x
/ tumbukan.molekul)
= m.v
x
2
/l /detik.molekul

PERUBAHAN MOMENTUM TOTAL PER MOLEKUL PER DETIK
Perubahan momentum yang sama akan terjadi pada dinding
(yz)
2
(dinding kuning).

Jadi total perubahan momentum/molekul/detik dalam arah
sumbu x:
= perubahan momentum (yz)
1
+ perubahan momentum (yz)
2

= m.v
x
2
/l + m.v
x
2
/l
= 2 m.v
x
2
/l.

Perubahan momentum total/molekul/detik dalam semua
sumbu (x,y,z):
= 2 m.v
x
2
/l + 2 m.v
y
2
/l + 2 m.v
z
2
/l
= 2 m.v
2
/l dimana: v
2
= v
x
2
+v
y
2
+v
z
2

PERUBAHAN MOMENTUM TOTAL N MOLEKUL
Untuk jumlah total molekul N :
Perubahan momentum per detik
= 2 m.v
1
2
/l + 2 m.v
2
2
/l + . + 2 m.v
N
2
/l

= 2m/l v
N
2
= 2m/l . N
2


Dimana kecepatan kuadrat rata-rata
dilambangkan
2


2
= 1/N (v
1
2
+ v
2
2
+ ..+ v
N
2
)

N=1
N

Menurut hukum Newton ke dua:

F = m.a = m dv/dt = d(mv)/dt

Jadi gaya adalah perubahan momentum per detik.

Bila luas total dari kubus adalah A = 6 l
2
, maka

P = F/A F = P. A
2 m/l .N
2
= P 6 l
2


P = 1/3 Nm
2
/l
3
= 1/3 Nm
2
/V .(1)

Dimana V = volume kubus

Persamaan ini terkenal sebagai persamaan pokok teori
kinetik gas.

BEBERAPA RUMUS YANG DITURUNKAN DARI TEORI
KINETIK


1. Hukum Boyle

PV = 1/3 Nm
2
= 2/3 (1/2 Nm
2
) = 2/3 Ek

Menurut postulat (5) di atas, energi kinetik (Ek) rata-rata dari semua
molekul berbanding lurus dengan temperatur mutlak.

1/2 Nm
2
= kT, dengan k adalah konstanta Boltzmann

Jadi, PV = 2/3 kT , shg pada temperature tetap PV = konstan.


2. Hukum Avogadro

Menurut hukum ini, dua gas yang mempunyai volum yang sama, pada
tekanan dan temperatur yang sama mengandung jumlah molekul yang
sama.

Menurut teori kinetik

P
1
V
1
= 1/3 N
1
m
1

1
2
dan P
2
V
2
= 1/3 N
2
m
2

2
2


Pada tekanan dan volume yang sama P1V1 = P2V2

sehingga N
1
m
1

1
2
= N
2
m
2

2
2


Pada temperatur yang sama energy kinetik molekul
akan sama

1/2 m
1

1
2
= 1/2 m
2

2
2
atau m
1

1
2
= m
2

2
2


Sehingga N
1
= N
2




3. Energi kinetik translasi molekul

Untuk satu mol gas PV = 1/3 N
0
m
2
dengan
N
0
adalah bilangan Avogadro.

Karena PV = RT, maka :

RT = 1/3 N
0
m
2

RT = 2/3 (1/2 N
0
m
2
) = 2/3 E
k


Sehingga E
k
= 3/2 RT


4. Kecepatan molekul gas

Untuk 1 mol gas, PV = 1/3 N
0
m
2
= RT
Karena N
0
m = M = berat molekul, maka
1/3 M
2
= RT

2
= 3RT/M


= [ 3RT/M ]
1/2


disebut kecepatan akar kuadrat rata-rata (root
mean square speed)

CONTOH SOAL
Tentukan kecepatan akar kuadrat rata-rata dari
molekul CO2 pada suhu 298K.

Jawab:
M=Berat molekul CO2 = 44 g/mol
= [ 3RT/M ]
1/2

= [ (3 x 8,314 x 298)/ (44 x 10
-3
)]
1/2

= 411 m/dt
Jadi kecepatan akar kuadrat rata-rata molekul CO2
= 411 m/dt
1. 2 HUKUM DISTRIBUSI MAXWELL

Walapun persamaan teori kinetik memungkinkan
perhitungan kecepatan akar kuadrat rata-rata ()
dari molekul, akan tetapi persamaan ini tidak
memberikan keterangan apa-apa tentang
kecepatan dari masing-masing molekul. Molekul-
molekul dalam suatu gas bergerak dengan
kecepatan yang berbeda-beda. Lagi pula
kecepatan dari sebuah molekul selalu berubah dan
dapat bervariasi antara harga yang rendah sekali
dan harga yang sangat tinggi, akibat daripada
tumbukan dengan molekul-molekul yang lain.


Pada tahun 1860 Maxwell menunjukkan bahwa distribusi kecepatan
diantara molekul-molekul mengikuti suatu pola tertentu.
Berdasarkan teori kebolehjadian, Maxwell berhasil menurunkan suatu
persamaan untuk menghitung fraksi dari jumlah total molekul yang
mempunyai kecepatan antara v dan v+dv, dengan dv ialah suatu
bilangan yang sangat kecil.
Persamaan ini, yang terkenal sebagai Hukum Distribusi Kecepatan
Molekul, adalah:







(2)

Dengan dN ialah jumlah molekul dari jumlah total N, dengan kecepatan
antara v dan v+dv, m ialah massa molekul dan k ialah tetapan Boltzmann
(R/N
0
= 1,3805 x 10
-16
erg molekul
-1
der
-1
). dN/N menyatakan fraksi dari
jumlah total molekul dengan kecepatan antara v dan v+dv.
Persamaan Maxwell biasanya digambarkan dengan mengalurkan
(1/N)dN/dv terhadap v (Gambar 2).
dv v e
kT
m
N
dN
kT mv 2 2 / 2 / 3
2
)
2
( 4

=
t
t
2 2 / 2 / 3
2
)
2
( 4
1
) ( v e
kT
m
dv
dN
N
v f
kT mv
= =
t
t






GAMBAR 2. DISTRIBUSI KECEPATAN MOLEKUL GAS
MENURUT MAXWELL

Kebolehjadian untuk menemukan
sebuah molekul dengan
kecepatan antara dua harga
(antara v dan v+dv) diberikan
oleh luas di bawah kurva antara
kedua harga kecepatan ini.
Titik maksimum pada kurva
menunjukkan bahwa sebagian
besar dari molekul-molekul
mempunyai kecepatan di sekitar
titik maksimum ini. Bila
temperatur dinaikkan maka titik
maksimum akan bergeser ke arah
kecepatan yang lebih besar dan
kurva menjadi lebih melebar dan
luas di bawah kurva-kurva ini
adalah sama, yaitu sama dengan
satu.

KECEPATAN PALING BOLEH JADI

Kecepatan pada titik maksimum disebut kecepatan paling boleh jadi (the
most probable speed), c
pb
, yang dapat dihitung dengan cara
mendiferensialkan Persamaan (2) dan hasilnya disamakan dengan nol.
(catatan: nilai maksimum suatu fungsi akan diperoleh jika y=0)






Maka hasil akhirnya didapat:


c
pb
= (2RT/M)
1/2 ..
(3)













0 )
2
( 4
1
) ( '
2 2 / 2 / 3
2
= = =

v e
kT
m
dv
dN
N
v f
kT mv
t
t
KECEPATAN RATA-RATA


Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai: . (4)

Dapat dihitung dari:

.. (5)

Dengan memasukkan dN dari persamaan (2) ke pers. (5) diperoleh:





Yang akhirnya menghasilkan:


.(6)








=
=
N
N
N C
N
c
1
1
}
=
v
vdNdv
N
c
0
1
dv e v
RT
M
c
RT mv
v
2 /
0
3
2 / 3
2
2
4

}
|
.
|

\
|
=
t
t
M
RT
c
t
8
=

Anda mungkin juga menyukai