Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR, MATARAM

FAKULTAS KEDOKTERAN
KULIAH PENGANTAR : GIZI BURUK
BLOK/ MODUL : BIOPSIKO SOSIO KULTURAL SEMESTER I T. A. 2009/
2010
HARI TANGGAL : NOPEMBER 2009
DOSEN : dr. INDRADJID, MS.

LEARNING OBJECTIVES :
1. Batasan gizi buruk
2. Faktor penyebab dan jenis gizi buruk
3. Dampak terhadap perkembangan anak
4. Penanganan gizi buruk
5. Peran petugas kesehatan/ Pemerintah dan peran serta masyarakat
GIZI BURUK
I. Pendahuluan :
1. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari hal hal tentang makanan yang
dikaitkan dengan kesehatan tubuh, dengan tujuan untuk mencapai,
memperbaiki dan mempertahankan kesehatan tubuh melalui konsumsi
makanan.
2. Kesehatan gizi
a. Kesehatan gizi perorangan gizi klinik yang dominan terapi
dibanding prevensi dan promosi
b. Kesehatan gizi masyarakat lebih banyak prevensi promosi
dibanding terapi, jadi harus melibatkan sektor lain selain kesehatan
(ekonomi, sosial budaya.
3. Bahan makanan dan zat makanan
a. Bahan makanan adalah bahan bahan yang kita olah (masak) menjadi
hidangan makanan, contoh : beras, daging, sayur, buah, dll. Disebut
pula Komoditas Pangan.

b. Zat makanan, disebut juga zat gizi atau nutrient adalah satuan yang
menyusun bahan makanan :
Karbohidrat atau hidrat orang
Protein atau zat putih telur
Lemak
Vitamin dan mineral
(air dan oksigen metabolisme zat gizi)
Fungsi zat makanan/ zat gizi :
Sumber energi atau tenaga
Menyokong pertumbuhan badan
Memelihara jaringan tubuh dengan mengganti yang rusak/ aus
Mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan tubuh (air, asam
basa, mineral dalam cairan tubuh)
Berperan untuk mempertahankan tubuh (antibodi, antitoksin, dll)
Pada kondisi kekurangan zat gizi, maka fungsi penghasil energi yang lebih
dahulu tampak lemah, lesu, malas.
II. KESEHATAN GIZI
1. Tingkat konsumsi
Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yang ditentukan
oleh kuantitas dan kualitas hidangan makanan.
a. Kualitas ditentukan oleh tersedianya jenis jenis zat gizi yang
diperlukan tubuh.
b. Kuantitas kwantum masing masing zat gizi terhadap kebutuhan
tubuh : komsumsi yang ada kuat/ defisiensi/ berlebih.
2. Tingkat Kesehatan Gizi/ Status Gizi
a. Optimum eunutritional state.
b. Gizi lebih overnutritional state
Obesitas risiko terhadap penyakit pembuluh darah, diabetes
mellitus.
c. Gizi kurang undernutritional state
Defisiensi gizi pada jaringan menghambat fungsi fungsi jaringan.
3. Penyakit Gizi .
a. Malnutrition/ Gizi salah :
Obesitas/ Gizi lebih
Gizi kurang/ undernutrition
Masih sering di Indonesia terutama pada kelompok anak BALITA
KKP/ PCM/ PEM kurang kalori protein/ protein calorie
malnutrition/ protein energy mal. Gizi buruk termasuk kelompok
ini.
b. Inborn Erar of Metabolisme = Penyakit Metabolisme Bawaan yang
diturunkan secara genetik.
c. Food Intoxication/ Keracunan Makanan
Infeksi melalui makanan minuman
Bahan beracun dari makanan atau mikroba menghasilkan racun
dalam makanan atau tercemar bahan kimia
III. PENYAKIT KKP (PCM/ PEM)
1. Defisiensi protein hampir selalu berkaitan dengan defisiensi kalori melalui
hubungan metabolisme antara protein dan enersi/ kalori. Jadi bila enersi
kurang didalam hidangan makanan, maka protein tubuh banyak
dikatabolisme menjadi enersi malalui siklus KREBS.
2. Di Indonesia sumber utama enersi dan protein adalah bahan makanan
pokok, khususnya beras (70 90 %). Jadi bila kekurangan konsumsi nasi
(dari beras) akan menimbulkan defisiensi kalori dan protein.
3. Adakalanya defisiensi kalori terjadi secara ekstrim gejala penyakit
khusus kurang kalori MARASMUS
Sangat kurus (tulang dibalut kulit)
BB kurang dari 60% BB standar
Tidak teraba lapisan lemak bawah kulit (paniculus adiposus)
Kulit nampak berlipat lipat terutama dipantat
Kulit pada muka juga terlipat seperti muka orang tua (oldmans face =
monkeys face)
Tidak ada pembesaran hati (hepatomegali)
Anak tidak aktif/ lemas/ apathis.

4. Defisiensi protein yang ekstrim disebut KWASHIORKOR dengan gejala :
BB tidak sampai dibawah 60% BB standart karena adanya oedema
Apathis, pandangan mata redup.
Sering menagis dan cengeng
Rambut halus dan jarang, kemerahan, tidak mengkilap, warna rambut
berseling hitam pirang FLAG SIGN PHENOMENA.
Kulit kering, kasar (xerosis) dengan garis garis permukaan seperti
MOZAIC. Didaerah tungkai, siku, bokong kulit hiperpigmentasi dan
sering mengelupas dengan dasar putih mengkilap CRAZY
PAVEMENT DERMATOSIS.
Perut buncit kerena hepatomegali.
Oedema khas kwashiorkor
Protein darah menurun terutama albumin.
5. Kasus terbanyak adalah campuran kurang kalori protein (KKP) disebut
MARASMIC KWASHIORKOR GOMEZ mengadakan kualifikasi berat
ringannya KKP berdasarkan berat badan dibandingkan dengan berat badan
standart universitas HARVARD, Amerika Serikat.
Indonesia mengadakan penyesuaian terhadap kualifikasi GOMEZ :
a.KKP 0 (anak sehat) BB 110 85% standart
b.KKP I BB : 84 75% standart HARVARD
c.KKP II BB : 74 60% standart HARVARD
d.KKP III BB : kurang 60% standart HARVARD.
KKP I dan II disebut KKP ringan sedang KKP III KKP berat = GIZI BURUK.
Kualifikasi GOMEZ ini bermanfaat untuk penilaian status Gizi anak di
lapangan (masyarakat) serta, untuk evaluasi suatu program aksi.
6. Penyakit Penyerta
KKP menurunkan daya tahan tubuh lebih rentan terhadap penyakit
infeksi, ISPA, diare, dll. Karena penyakit penyerta inilah biasanya anak baru
dibawa ke unit YANKES.
7. PENANGGULANGAN
a. Secara Klinis (Gizi Klinis)
Terlebih dahulu terhadap gejala penyakit yang akut (kejang,
dehidrasi) kemudian penyakit infeksi dan kondisi KKP-nya secara
parenteral.

Realimentasi dimulai dengan makanan cair yang mengandung cukup
komponen zat gizi dengan konsentrasi dimulai parsial misalnya
dengan pengenceran setengah dan secara bertingkat dinaikkan
sampai 100%. Tahap selanjutnya dengan makanan setengah padat
kemudian baru makanan padat dengan komponen tinggi kalori, tinggi
protein dan zat gizi lainnya.
b. Penanggulangan dilapangan (Gizi Masyarakat)
Di Indonesia program UPGK (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga) oleh
pemerintah (Lintas Sektoral) dan Masyarakat (Peran Serta). Kegiatan
utama adalah monitoring berat badan anak melalui kegiatan
penimbangan secara teratur setiap bulan KMS (Kartu Maju Sehat).
Dengan kegiatan ini maka KKP akan dapat diamati sejak mesih tahap
ringan lebih mudah terapi.
Ada enam upaya pencegahan KKP lainnya dalam bentuk PELAYANAN
TERPADU KESEHATAN/ GIZI/ KB :
a. Pemberian ASI secara baik disertai monitoring berat badan bayi/
balita.
b. ASI eksklusif sampai umur bayi 4 bulan.
c. Makanan Pendamping ASI mulai umur bayi 5 bulan.
d. Pemberian imunisasi lengkap sesuai umur.
e. Menggunakan air yang sudah dimasak dan penyediaan oralit.
f. Mengatur jarak kehamilan.
Dinegara lain kegiatan ini disebut GOBI-FF = Growth monitoring,
Oralite, Breastfeeding, Immunization, Foood Supplementation, Family
Planning.


IV. PERKEMBANGAN ANAK DAN GIZI BURUK PENUGASAN KEPADA
MASING MASING KELOMPOK MENYUSUN ESSAY

V. REFERENSI :
1. MOEHJI, S : ILMU GIZI 1, 2 : Papas Sinar Sinanti, jakarta 2003
2. PINATIH, GMI : MENGUKUR STATUS GIZI; LAB. GIZI-IKM, F. K. UNUD,2002
3. Sediaoetama. A. D : ILMU GIZI; Dian Rakyat, Jakarta 2000

Anda mungkin juga menyukai