Anda di halaman 1dari 7

Konseling genetik adalah proses komunikasi yang menangani masalah manusia

berkaitan dengan terdapatnya atau risiko dari kelainan genetic pada keluarga. Penilaian risiko
genetic bersifat kompleks dan sering melibatkan elemen-elemen ketidakpastian. Dalam
konseling terdapat edukasi genetic yang dapat bersifat konseling psikososial. Peran dari
penasihat genetic (genetic counselor) antara lain :
1. Mengumpulkan dan mendokumentasikan riwayat keluarga yang lengkap.
2. Mengedukasi pasien tentang prinsip genetika umum yang berhubungan dengan risiko
penyakit, untuk mereka sendiri maupun yang lain dalam keluarga mereka.
3. Menilai dan meningkatkan kemampuan pasien untuk menerima informasi genetic
yang disampaikan
4. Mendiskusikan bagaimana faktor nongenetik dapat berhubungan dengan ekspresi dari
penyakit
5. Mengarahkan dalam memilih tes genetika untuk perseorangan dan keluarga.
6. Memastikan bahwa pasien mengetahui indikasi, proses, risiko, keuntungan, dan
keterbatasan dari berbagai pilihan tes genetika.
7. Mengarahkan pasien, keluarga, dokter rujukan dalam interpretasi dari hasil tes.
8. Merujuk pasien dan anggota keluarga at-risk yang lain untuk layanan medic dan
bantuan lain, bila diperlukan.
Kompleksitas dari konseling genetic dan luasnya bidan penyakit genetika telah menbuat
perkembangan dari kilinik multidisipliner yang terspesialisasi dirancang untuk menyediakan
layanan bantuan dan medis untuk mereka yang berisiko dan anggota keluarga mereka.
Beberapa klinik spesialis telah berkembang dengan baik pada disiplin kanker dan penyakit
neurodegeneratif dan sekarang sedang berkembang pada area seperti kardiologi. Tim
multidisipliner sering terdiri dari dokter genetic medic, dokter spesialis, penasehat genetic,
perawat, psikolog, pekerja sosial, dan ahli etika biomedik yang bekerja bersama untuk
menentukan diagnosis, tata laksana, dan pengujian yang sulit.
Indikasi konseling genetic
Usia maternal (>35) atau paternal (>50) yang lanjut.
Consanguinity.
Riwayat sebelumnya anak dengan defek lahir atau kelainan genetic
Riwayat keluarga atau personal dengan indikasi kelainan genetic
Kelompok etnis risiko-tinggi
Adanya perubahan genetic di dalam anggot keluarga
Ultrasound dan prenatal testing mengindikasikan kelainan genetic.

Anamnesis
Penderita thalassemia sering sekali bergejala sebagai anemia, beberapa pertanyaan yang
penting kita tanyakan dalam keadaan pasien anemia adalah usia pasien, pada kasus anak
terutama penting untuk mengetahui bagaimana riwayat kehamilan, riwayat proses partus dan
postpartum sapakah ada komplikasi atau ada masalah dalam proses tersebut. Nutrisi baik
sesudah dilahirkan juga penting untuk ditanyakan apakah mendapatkan nutria yang cukup.
Riwayat penderita dan keluarga sangat penting untuk ditanyakan juga dalam kasus anemia,
halini lebih penting lagi dalam kasus thalassemia, karena pada populasi dengan ras dan etnik
tertentu terdapat frekuensi yang tinggi untuk jenis abnormalitas gen thalassemia yang
spesifik.Riwayat pendarahan abnormal juga penting untuk ditanyakan seperti melenan,
hematemesis,hemoptysis, dan hematuria.Riwayat transfusi darah, splenektomi, kolelithiasis,
kolesistektomi dan tindakan operasi yang pernah dilakukan juga penting untuk ditanyakan.
Untuk orang dewasa atau anak yang lebih besar juga penting untuk ditanyakan apakah
menggunakan obat-obatan tertentu
Penyelidikan pada kemungkinan penderita kelainan genetic dimulai dengan riwayat keluarga.
Langkah pertama untuk memperoleh informasi tertentu pada propositus (pasien dengan
kelainan herediter) atau kasus indeks (misalnya orang yang menderita secara klinis sehingga
menarik perhatian keluarga) dan pada tiap-tiap keluarga tingkat pertama (misalnya, orang tua,
saudara kandung, dan keturunan dari propositus). Keterangan ini meliputi nama panggilan,
nama keluarga, nama gadis, tanggal lahir atau usia kini, usia waktu meninggal, penyebab
kematian, dan nama atau penjelasan tentang penyakit atau cacat apapun.
Langkah kedua adalah menanyakan pertenayaan-pertanyaan yang dirancang untuk
menyelidiki keluarga akan adanya penyakit atau cacat. (1) Apakah ada keluarga yang
mempunyai trait indentik atau yang mirip? (2) Adakah keluarga yang mempunyai trait yang
tidak ada pada propositus walaupun diketahui terdapat pada beberapa penderita dengan
penyakit yang sama? Pertanyaan ini membutuhkan dokter yang memiliki pengetahuan
tentang gejala-gejala penyakit yang ditanyakan. Misalnya, waktu memperoleh riwayat
keluarga dari propositus dengan aneurisma disekans yang mungkin disebabkan oleh sindrom
Marfan, seseorang harus menanyakan adanya kelainan mata, jantung, dan kelainan tulang
pada keluarganya. (3). Adakah keliarga yang menderita trait yang diketahui ditentukan secara
genetic? Tujuan pertanyaan ini adalah untuk memastikan adanya penyakit herediter dalam
keluarga walaupun penderita tertentu tidak diserang. (4). Adakah keluarga yang mengalami
penyakit luar biasa, atau mempunyai ke.uarga yang meninggal akibat keadaan yang langka?
Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengidentifikasikan keadaan yang ditentukan secara
genetic walaupun tidak diketahui olhe pemberi informasi. Di samping itu, pertanyaan ini
dapat membantu mengidentifikasi keadaan dalam keluarga yang secara etiologik terkait
dengan masalah penderita. Misalnya, penderita feokromositoma harus dicurigai menderita
penyakit von Recklinghausen jika dia mempunyai saudara laki-laki menderita scoliosis dan
retardasi mental, yang keduanya merupakan gejala penyakit neurofibromatosis tipe I
(penyakit von Recklinhausen). (5). Adakah konsanguinitas dalam keluarga? Penyelidikan ini
harus dilakukan langsung. Di samping itu, seseorang harus menanyakan nama keluarga yang
umum terdapat dalam keluarga pasangan suami dan istri. Perkawinan dalam keluarga dapat
menjadi sumber sindrom autosom resesif yang langka, dan kadang-kadang terdapat dalam
keluarga yang tidak diketahui oleh propositus. (6). Apakah asal etnik keluarga? Orang yang
berasal dari etnik tertentu, misalnya kulit hitam, Yahudi, dan Yunani, mempunyai
kemungkinan yang tinggi untuk penyakit gentik tertentu.
Pemeriksaan penunjang
Hb elektroforesis
Molekul hemoglobin di dalam larutan alkali mempunyai muatan negatif dan bergerak menuju
anode pada sistem elektroforesis. Sebuah metode yang praktis untuk elektroforesis Hb rutin
adalah dengan menggunakan selulosa asetat pada pH alkali. Teknik ini dapat membedakan
Hb A dengan varian tipe Hb yang lain.
Screening dan diagnosis prenatal pada kelainan Hb
Pada populasi dimana terdapat insidens signifikan terhadap bentuk parah dari talasemia, para
wanita harus disaring pada kehamilan awal untuk trait talasemia dan sel sabit. Jika kedua
orang tua adalah pembawa, pencegahan penyakit yang parah dimungkinan melalui konseling
genetic dan menawarkan diagnosis prenatal dengan pilihan aborsi terapeutik. Pada wilayah
dengan frekuensi tinggi, penapisan pada anak-anak sekolah atau konseling pranikah telah
dilaksanakan. Tes permulaan meliputi MCV (<80 fL), MCH (<27 pg), dan HPLC untuk
estimasi HbA2 (>3,5 %) dan untuk mendeteksi varian Hb umum. Pada diagnosis prenatal,
analisis DNA janin dari cili korialis menggantikan analisis darah fetus pada awal 1990an.
Serum Iron
Interval referensi dari serum iron adalah 50-160 g/dL (9-29 mol/L) pada orang dewasa.
Nilainya akan rendah pada anemia defisiensi besi, infeksi, dan anemia dengan penyakit
kronis.
Total Iron Binding Capacity
Interval referensinya untuk dewasa adalah 250-400 g/dL (45-72 mol/L). Pada anemia
defisiensi besi, TIBC serum meningkat. Nilainya dapat normal atau menurun pada anemia
penyakit kronik,. Jika infeksi kronik terdapat pula pada perdarahan kronik, TIBC mungkit
tidak bertambah, meskipun pasien mengalami defisiensi besi.
Serum Ferritin
Pada dewasa, nilai referensinya adalah 12-300 g/L, dengan nilai yang lebih tinggi pada pria
daripada wanita. Ferritin serum mempunyai keseimbangan dengan ferritin jaringan dan
merupakan gamabaran baik pada penyimpanan besi dalam subjek normal maupun sakit. Pada
pasien dengan beberapa penyakit hepatoseluler, keganasan, dan penyakit radang, ferritin
serum secara disproporsional meningkat karena ferritin serum merupakan acute phase
reactant. Dalam beberapa penyakit, anemia defisiensi besi dapat memiliki gambaran
konsentrasi fetitin serum normal, pada peradangan, pasien dengan ferritin serum kurang dari
50-60 g/L akan merespon bila diterapi dengan besi.
Patofisiologi
Defek primer pada talasemia- adalah ketidakseimbangan biosintesis globin, dengan
berlebihanya rantai globin dan/atau . Tidak seperti rantai , dimana sangat tidak stabil dan
tidak dapat membentuk tetramer yang larut, rantai berlebih pada kehidupan fetal dan rantai
pada kehidupan ektrauterin berhubungan dengan pembentukan Hb Bart ( 4) dan Hb H (
4). Kelebihan rantai non- ini merusak kebanyakan sel darah merah matur dan precursor
eritroid, menimbulkan hemolysis dan eritopoiesis inefektif.
Sel darah merah pada talasemia kaku, seperti pada talasemia , tetapi hiperhidrasi dan
mempunyai membran sel yang hiperstabil. Alasan terjadinya hiperhidrasi masih belum jelas,
tetapi mungkin disebabkan oleh konsekuensi efek dari kelebihan rantai pada sistem
kotransporter KCl. Membran globin terikat-skeletal menjadi teroksidasi sebagian dengan
kerusakan membran. Penelitian in-vitro telah menunjukkan bahwa mengisolasi rantai pada
sel darah merah normaltidak menghasilkan perubahan signifikan pada fungsi protein
membran, tetapi menghasilkan deformabilitas sel darah merah, seperti yang dilaporkan pada
pasien dengan penyakit Hb H.
Tetramer globin berpresipitasi saat sel darah merah menjadi tua, membentuk badan inklusi.
Badan inklusi ini dapat diinduksi oleh pewarnaan vital, seperti brilliant cresyl blue atau new
methylene blue. Penelitian menggunakan antibody monoclonal telah menunjukkan bahwa
badan inklusi sel darah merah pada penyakit Hb H terdiri dari globin . Badan inclusi terikat-
membran mengganggu kecepatan aliran saat melewati kapiler limpa, menghasilakn
mechanical trapping dan fagositotsis makrofag. Hemolysis sel darah merah merupakan
patofisiikologi utama pada penyakit Hb H, tetapi eritropoiersis inefektif merupakan sebuah
komponen. Kelebihan rantai berakumulasi dan presipiasi tidak hanya pada sel darah merah
tua, tetapi juga di precursor eritroid sumsum tulang dimana mereka dapat menyebabkan
kematian sel intrameduler. Badan inklusi 4 mengganggu membran fosfolipid bilayer
normal, menghasilkan fosfatidilserin, yang merupakan sinyal untuk apoptosis dan
menyingkirkan sel darah merah dengan cara fagositosis oleh makrofag di limpa dan organ
retikuloendotel lainnya.
Tetramer -globin lebih sedikit rentan dari tetramer globin untuk berpresipitasi dan
membentuk badan inklusi.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan antara lain pemeriksaan tanda-tanda vital dan
pemeriksaan tanda-tanda anemis. Tanda-tanda anemis dapat dilihat dari konjungtiva dan
warna kulit. Perhatikan juga bila ada tanda-tanda hemolysis, seperti ikterus, pembesaran
limpa dan hati.
Individu dengan pembawa sifat talasemia alpha biasanya asimtomatik, dengan hasil
darah lengkap yang normal. Apusan darah tepi biasanya menunjukkan hipokrom,
mikrositosis, dan sel target. MCV biasanya kurang dari 80 fL dan MCH selalu dibawah 27
pg. hitung eritrosit biasanya lebih tinggi dari normal.
Etiologi
Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam
pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan.
Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya.
Jika hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi pembawa tetapi tidak
menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.
Terdapat dua bentuk talasemia alpha berdasarkan alel yang terganggu, yaitu talasemia alpha
delesi dan talasemia alpha non-delesi. Pada talasemia alpha delesi, salah satu dari keempat
alel globin alpha terdelesi sehingga menyebabkan sedikit atau tidak sama sekali rantai alpha
yang terbentuk. Sedangkan pada talasemia alpha non-delesi, mutasi pada satu nukleotida atau
delesi/insersi oligonukleotida pada wilayah yang kriit untuk ekspresi gen alpha globin akan
menyebabkan talasemia alpha.
Epidemiologi
Talasemia dianggap sebagai kelainan genetic paling umum di dunia. Talasemia terjadi pada
frekuensi yang tinggi di sabuk luas dari lembah sungai di Mediterania melalui Timur Tengah,
sub benua india, Burma, Asia Tenggara, Melanesia, dan pulau-pulau di Pasifik. Menurut data
terbaru melalui Hereditary Disease Program od the World Health organization dan
berdasarkan pada survey local dan laporan dari para ahli, carrier dari kelainan hemoglobin di
dunia diperkirakan sekitar 269 juta.
Penyakit yang disebabkan oleh talasemia alpha ditemukan umumnya di Asia Tenggara dan
China, dan sedikit di India, Kuwait,, Timur tengah, Yunani, Italia, dan Eropa Utara. Di oase
timur Arab Saudi, lebih dari 50% dari populasi muncul sebagai talasemia alpha tipe diam
(silent form) dan penyakit Hb H ditemukan dengan peningkatan insidens. Pada sampel
populasi acak, frekuensi gen dari talasemia alpha 2 tipe delesi adalah 0,18 di Sardinia dan
0,07 di Yunani; kejadian dari talasemia alpha non-delesi diperkirakan satu per tiga dari tipe
delesi. Pada orang kulit hitam Amerika,talasemia alpha bersifat umum, tetapi jarang untuk
signifikan secara klinis. Tiga persen dari bayi hitam yang lahir di Philadelphia ditemukan
mempunyai karakteristik elektroforetik dan hematologis, dan 5,7 % .
Penatalaksanaan
Seorang wanita dengan talasemia alfa minor mempunyai gejala anemia yang ringan,
akan tetapi saat kehamilan terjadi, anemianya akan bertambah berat karena hemodilusi
fisiologis saat kehamilan. Oleh karena itu, pemberian transfusi sel darah merah profilaksis
cukup membantu. Penelitian menunjukkan dengan transfusi, gejala anemia berkurang. Akan
tetapi, terapi profilaksis ini masih membutuhkan banyak bukti lain karena masih
kontroversial.
Untuk mencegah terjadinya komplikasi dari kehamilan dengan talasemia alpha,
kontrasepsi dan sterilisasi dapat menjadi saran yang penting. Menurut American College of
Obstetricians and Gynecologists, kontrasepsi oral progesterone-estrogen belum dinilai
dengan baik pada wanita dengan talasemia. Banyak praktisi tidak merekomendasikan
kontrasepsi ini karena efek estrogen-progesteron terhadap vascular dan proses thrombosis.
Kontrasepsi yang paling aman, tetapi dengan tingkat kegagalan yang tinggi adalah kondom
dan diafragma.
Komplikasi
Oleh karena talasemia alpha minor tidak menimbulkan gejala yang berat, terkadang
pasien gagal untuk didiagnosis. Bila pasien dengan talasemia alpha minor menikah dengan
seorang pembawa gen talasemia alpha minor, maka kemungkinan besar keturunannya akan
menderita talasemia alpha mayor, meskipun probabilitasnya sekitar 25% menurut Hukum
Mendel. Anak dengan Hb Bart (globin alpha) akan meninggal in utero dan menunjukkan
gambaran hidrops fetalis nonimmune. Hal ini dapat diatasi dengan mentransfusi fetus pada
kehamilan ke 25, 26, dan 32 minggu dan membalikkan keadaan asitesnya. Anemia fetal dapat
pula terjadi, dan dapat dideteksi dengan USG Doppler. Bila fetus mendapatkan 2 dari 4 alel
gen globin (-/- atau /--) maka ia akan menderita talasemia alfa minor, dengan
karakteristik anemia mikrositik hipoktrom ringan sampai sedang.

Anda mungkin juga menyukai