15020130270 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem saraf otonom adalah bagian dari sistem saraf yang mewakili persarafan motorik dari otot polos, otot jantung dan sel-sel kelenjar. Sistem ini terdiri dari dua komponen fisiologis dan anatomis yang berbeda, yang saling bertentangan yaitu sistem simpatik dan parasimpatik Dengan adanya sistem saraf, manusia dapat merasakan berbagai stimulus yang datang kepada dirinya, misalnya berupa panas, tekanan, rasa nyeri, dan sebagainya. Dalam tubuh manusia memiliki susunan sistem yang kompleks. Salah satunya yakni Sistem Saraf. Sistem saraf didalam tubuh manusia dapat bekerja sendiri, tidak dipengaruhi secara langsung oleh kendali kesadaran, berperan dalam mengendalikan kerja didalam tubuh dan kerja utamanya berhubungan dengan mengatur berbagai aktivitas dari sistemsistem lainnya dalam tubuh, yakni fungsi organ-organ dalam tubuh seperti jantung, aliran darah, pencernaan, ekskresi, dan lain-lain proses yang penting dalam kehidupan. Dengan adanya sistem pengaturan tersebut, maka terjalinlah komunikasi dari berbagai sistem didalam tubuh hingga terjalin berbagai unit yang harmonis. Kemampuan tubuh untuk dapat menerima berbagai respons terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja terintegrasi dari sistem saraf. Sistem saraf sangat berperan penting bagi manusia karena fungsinya sebagai sarana dalam mengirim, menerima dan memproses segala informasi Sistem Saraf Otonom
SURYA BULANDARI RAMADHANI 15020130270 dari otak. Karena fungsi dari sistem saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Adapun sistem saraf manusia terdiri sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang, dan berfungsi sebagai pusat pengaturan, sedangkan sistem saraf otonom dapat bekerja sendiri tidakdipengaruhi secara langsung oleh kendali kesadaran. Efek-efek dari suatu obat dapat disampaikan oleh sisten saraf ke reseptornya sehingga kita dapat merasakan efek dari suatu obat. Dalam praktikum farmakologi dan toksikologi kali ini akan di bahas mengenai sistem saraf otonom. Pada umumnya, untuk melihat aktivitas biologik (efek, khasiat, guna), toksisitas suatu bahan obat atau obat, haruslah dilakukan pada hewan percobaan lebih dahulu sebelum diberikan/ dicoba pada manusia. Oleh karena itu, pada percobaan ini digunakan hewan coba berupa mencit dan kelinci. Pemberian obat-obat untuk saraf harus dilakukan dengan teliti karena efeknya yang sangat fatal bagi tubuh. Oleh karena itu, pengetahuan tentang obat-obat, dan mekanisme kerja suatu bahan obat, khususnya obat-obat Sistem saraf otonom dan sistem saraf pusat, harus dikuasai oleh seorang farmasis agar dapat mengaplikasikannya didalam kehidupannya sehari-hari.
Sistem Saraf Otonom
SURYA BULANDARI RAMADHANI 15020130270 I.2 Maksud dan Tujuan I.2.1 Maksud Praktikum Untuk mengetahui dan memahami cara pemberian obat dan efek farmakologi obat Sistem Saraf Otonom 1.2.2 Tujuan Praktikum 1. Mengetahui reaksi dan efek yang ditimbulkan oleh pemberian obat Adrenalin, Cendokarpin, Cendotropin, dan Propanolol, dan sebagai kontrol yaitu API dan Natrium CMC, terhadap hewan coba mencit (Mus musculus). 2. Mampu membedakan pengaruh atau efek dari obat yang termasuk parasimpatis dan simpatis terhadap hewan coba mencit (Mus musculus). I.3 Prinsip Percobaan Penentuan tingkat efektifitas pemberian obat Sistem Saraf Otonom yakni Adrenalin, Cendokarpin, Cendotropin, dan Atenolol, dan sebagai kontrol yaitu API dan Natrium CMC, terhadap hewan coba mencit (Mus musculus), berdasarkan pengamatan efek farmakodinamik yang timbul setiap interval waktu 15, 30, 45, dan 60 menit.