Anda di halaman 1dari 30

Disusun oleh : Wis udawati

NIM : G1011141122
Kelas : B
Ditujukan kepada : Ir. Mashudi



i

Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih
sayangNya saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Sosial dan Budaya tentang
masalah-masalah yang muncul pada masyarakat.
Pada makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini saya akan membahas
mengenai Manusia dan Kebudayaan. Masalah yang sering timbul di masyarakat
salah satunya adalah adanya perbedaan kebudayaan yang dianut oleh masyarakat
sesuai dengan tempat kebudayaan tersebut dibuat. Dimana yang membuat
kebudayaan itu sendiri adalah manusia.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar dan dukungan yang telah diberikan kepada saya. Saya
menyadari bahwa makalah ini sangat sederhana dan belum sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran dari pihak manapun yang senantiasa akan saya terima untuk
menjadikan makalah ini sesuai dengan harapan. Semoga makalah ini mendapat
perhatian dan bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya.


Pontianak, 10 Oktober 2014
Penulis


Wis Udawati
ii

Daftar Isi
Kata Pengantar . i
Daftar Isi .. ii
Bab 1 Pendahuluan .. 1
1.1 Latar Belakang .... 1
1.2 Rumusan Masalah . 2
1.3 Tujuan Penulisan .. 2
Bab 2 Isi .. 3
2.1 Pengertian dan Hakekat Manusia .. 3
2.2 Pengertian Kebudayaan .. 5
2.3 Wujud-Wujud Kebudayaan . .. 7
2.4 Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Kebudayaan .. 8
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebudayaan .. 11
2.6 Hubungan Manusia dengan Kebudayaan . 15
2.7 Kedudukan Manusia dan Kebudayaan . 17
2.8 Masalah Sosial Antara Manusia dengan Kebudayaan . . 18
Bab 3 Penutup . . 25
3.1 Kesimpulan . . 25
3.2 Saran 26
Daftar Pustaka .. 27
1

BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek-
aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada didalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya dan permasalahan-permasalahan
yang bersifat ada.
Pada makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini akan dibahas Manusia dengan
Kebudayaan. Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan
karena di mana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai
dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya.
Semakin banyak manusia maka semakin banyak juga sifat dan kebudayaan yang
tercipta. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang merupakan bentuk kata
majemuk dari budidaya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Pada dasarnya manusia
adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai
makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dan dorongan nalurinya dan
mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempelajari keadaan sekitar
dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Melalui akal budi yang dimiliki manusia, mereka bisa mempengaruhi orang lain di
sekitarnya, sehingga dengan seiringnya waktu orang-orang sekitar akan memiliki
tingkah laku dengan sifat dan kebudayaan yang hampir sama dengan orang
tersebut.
Budaya yang berbeda-beda membuat kita dapat melihat perbedaan dan dapat
mempelajari kebudayaan orang lainnya, bersosialisme dengan orang lain sehingga
setiap manusia harus mempelajari dengan bertoleransi terhadap budaya orang lain.
Semakin banyak budaya yang ada di tengah-tengah manusia maka semakin banyak
pula konflik yang terjadi meskipun hanya karena masalah kecil.
2

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut dan akan
dibahas pada bab berikutnya.
1. Apa pengertian dan hakikat dari manusia?
2. Apakah pengertian dari kebudayaan?
3. Apa saja wujud-wujud kebudayaan tersebut?
4. Unsur-unsur apa saja yang mempengaruhi kebudayaan?
5. Faktor apakah yang mempengaruhi suatu kebudayaan ?
6. Apa hubungan manusia dengan kebudayaan?
7. Bagaimanakah kedudukan manusia terhadap kebudayaan?
8. Apa saja contoh masalah sosial antara manusia dan kebudayaan?

1.3 Tujuan
Dari perumusan masalah diatas tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Mengerti dan memahami pengertian manusia dan kebudayaan.
2. Mengetahui wujud dan unsur dari suatu kebudayaan
3. Mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi diterimanya suatu
kebudayaan.
4. Mengerti dan memahami hubungan manusia dengan kebudayaan serta
kedudukan dari manusia dan kebudayaan tersebut.
5. Mengetahui masalah sosial antara manusia dan kebudayaan yang terjadi.










3

BAB 2
Pembahasan

2.1 Pengertian dan Hakikat Manusia

A. Pengertian Manusia
Dilihat dari bahasa, kata manusia berasal dari manu (Sanskerta), mens (Latin)
yang berarti berpikir berakal budi atau makhluk yang berakal budi. Manusia diberi
kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan
bertanggung jawab atas dirinya. Manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan,
dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya.
Manusia memiliki sifat sosial yang tinggi karena manusia membutuhkan manusia
lainnya untuk kelangsungan hidup. Semakin banyak manusia maka semakin banyak
pula tercipta dan kebudayaan yang berbeda.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan
dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan
dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat
pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk
hidup, hewan tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat
oleh alam sekitarnya.
Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
1. Id :struktur kepribadian yang primitif dan tidak nampak. Id
merupakan energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang
irrasional.
2. Ego :ego diatur oleh prinsip realitas, sehingga sadar akan tuntunan
lingkungan luar dan mengatur tingkah laku.
3. Superego :berkembang secara internal dalam diri individu dan terbentuk
dari lingkungan eksternal. Kesatuan standar-standar moral yang
diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas
didalam lingkungan luar diri.
4

B. Hakikat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna
karena manusia dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan
menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk
kebaikan mereka masing-masing dan untuk orang di sekitar mereka.
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
c. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang
tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati
f. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
h. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya
tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.





5

2.2 Pengertian Kebudayaan
Dilihat dari bahasa arti kata budaya adalah cultuur (bahasa Belanda), culture
(bahasa Inggris), dan colere (bahasa Latin yang artinya mengolah, mengerjakan,
menyuburkan, dan mengembangkan. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture
sebagai segala daya aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Sedangkan dari bahasa sanskerta, kebudayaan disebut buddhayah dikaitkan
dengan budi dan akal manusia.
Kebudayaan sangat erat dengan manusia. Konsep kebudayaan pertama kali
dikembangkan menjelang akhir abad kesembilan belas, tokoh pertama yang
memberikan definisi yang jelas dan menyeluruh adalah E.B Taylor pada tahun 1871.
Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang meliputi
pengetahuan kepercayaan, kesenian, hukum, moral kebiasaan, serta lain-lain
kecakapan dan kebiasaan yang diperoleh manusia.
Menurut dua orang antropolog terkemuka yaitu Melville J. Herkovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala
sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukanadanya oleh kebudayaan
yang dimiliki masyarakat itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang superorganic karena kebudayaan yang turun-temurun dari generasi ke
generasi hidup terus.
Menurut E. B Taylor kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-
kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan mencakup semuanya yang
didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Berikut ciri-ciri kebudayaan menurut Suhandi (1987 : 33-36)

1. Kebudayaan dipelajari
Segala sesuatu hasil budaya yang dimiliki manusia diperoleh melalui proses
belajar yang disebut enkulturasi, sedangkan berdasarkan sosiologi disebut
sosialisasi. Enkulturasi adalah awal terbentuknya pengetahuan (kepandaian),
pengalaman dan lain-lain. Sedangkan sosialisasi adalah awal terbentuknya
hubungan antar individu.
6

2. Kebudayaan diwariskan atau diteruskan.
Proses pewarisan kebudayaan sejalan dengan proses belajar yang dialami
manusia. Proses sosialisasi dengan enkulturasi merupakan proses pewarisan
budaya terhadap individu sesuai dengan lingkungan sosialnya, sehingga proses
enkulturasi dan sosialisasi ini merupakan sarana dan cara untuk meneruskan
kebudayaan.
3. Kebudayaan hidu dalam masyarakat
Masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan dan satu keseluruhan
yang tidak dapat dipisahkan, sehingga tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan.
Hubunagn antara individu, kebudayaan, dengan masyarakat sangat erat karena
individu mendukung dan mengembangkan kebudayaan dalam masyarakat,
sedangkan di masyarakat terdapat pengelompokkan individu sehingga tidak ada
masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.
4. Kebudayaan dikembangkan dan berubah
Kebudayaan sifatnya dinamis dan selalu mengalami perubahan dan
perkembangan sehingga tidak ada kebudayaan yang sifatnya statis, walaupun
perubahan yang terjadi berjalan sangat lambat. Perubahan kebudayaan dapat
berasal dari dalam yaitu yang dilakukan oleh masyarakat atau perubahan yang
berasal dari luar yang mempengaruhi masyarakat.
5. Kebudayaan itu terintegrasi
Hubungan yang terjaring antar unsur-unsur kebudayaan yang membentuk
kesatuan. Setiao unsur kebudayaan lainnya lebih luas lagi memiliki hubungan
dengan kebudayaan-kebudayaan lain secara keseluruhan.
Ciri umum kebudayaan ini terdapat dalam setiap masyarakat sebagai pendukung
kebudayaan sehingga dimana pun juga masyarakat berada akan memiliki ciri
khusus kebudayaannya yang membedakan dengan kebudayaan lainnya.

7

2.3 Wujud-Wujud Kebudayaan
Kebudayaan hanya ada dalam kehidupan manusia dari dimensi wujud
kebudayaan Honingmann (Koentjaraningrat, 1974 : 15) menyatakan bahwa
kebudayaan paling sedikit memiliki tiga wujud, yaitu :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan, dsb. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat
abstrak dan berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat
ditempat kebudayaan itu hidup.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas
manusia yang saling berinteraksi berhubungan serta bergaul stu dengan yang
lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat
kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini
adalah hasil karya cipta manusia yang bias diraba dan bersifat konkret.











8

2.4 Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Kebudayaan
Untuk lebih mendalami kebudayaan perlu dikenal beberapa masalah lain yang
menyangkut kebudayaan. Misalnya apa yang disebut dengan unsur. Kebudayaan
setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur
kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan.
C. Kluckhohn didalam karyanya berjudul Universal Categoris of Culture
mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :

1. Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)
Manusia sebagai homo religious menyadari adanya kekuatan yang lebih besar di
atas kekuatan dirinya. Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan
fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia
percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih
tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk
berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan
supranatural tersebut.

2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Manusia disebut sebagai homo socius. Sistem ini muncul karena kesadaran
manusia meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap
memiliki kelemahan dan kelebihan masing masing antar individu sehingga timbul
rasa untuk berorganisasi dan bersatu. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok
masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai
berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari
hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu
keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain.

3. Sistem Pengetahuan
Manusia sebagai homo sapiens mempunyai akal dan pikiran yang berbeda-beda.
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan
hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di
dalam ide manusia.
9

Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain :
a) Alam sekitarnya
b) Tumbuhan yang tumbuh disekitar daerahnya
c) Binatang yang hidup di sekitar tempat tinggalnya
d) Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
e) Tubuh manusia
f) Sifat dan tingkah laku manusia
g) Ruang dan waktu

4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Sistem Ekonomi
Manusia sebagai homo economicus menjadikan manusia memiliki hawa nafsu
dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih. Penelitian etnografi
mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian
suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya. Untuk menunjang kehidupannya, setiap masyarakat pasti
memiliki mata pencaharian utama sehingga terdapat kelompok suku bangsa
memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Manusia sebagai homo faber berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehingga manusia membuat peralatan dan teknologi. Perhatian awal para
antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi
yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai
peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan
demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup
dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.



10

6. Bahasa
Manusia sebagai homo languens untuk berinteraksi atau berhubungan dengan
orang lain harus mempunyai suatu sarana yaitu bahasa. Sesuatu yang berawal dari
kode, tulisan, hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar
sesama manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia
secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri
terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan
beserta variasi - variasi dari bahasa itu.
7. Kesenian
Manusia adalah homo aesteticus. Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia
juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka.
Perasaan yang timbul dari setiap masyarakat dapat dituangkan kedalam bentuk seni
atau perasaan dapat muncul karena seni. Seni itu timbul dan hasil dari seni
merupakan ungkapan ungkapan yang menitikberatkan pada olah rasa.










11

2.5 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang hidup dalam masyarakat. Dari
hidup bermasyarakat itulah maka timbullah kebudayaan. Hanya saja karena
manusia yang hidup terpencar-pencar di segala penjuru dunia, maka kebudayaan
yang ditimbulkan juga bermacam-macam pula.
Menurut Dr. H. Th. Fischer dalam bukunya Pengantar Antropologi ada
sejumlah faktor yang mempengaruhi kebudayaan, dan secara garis besar
disebutkan berikut ini :
1. Faktor Kitaran Geografis (lingkunngan hidup, geografisch milleu)
Lingkungan geografis ikut mempengaruhi kegiatan masyarakat yang terdapat di
suatu wilayah sebagai akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Walaupun
kebudayaan tergantung pada masyarakat sebagai pendukung kebudayaan itu, tetapi
lingkungan geografis akan turut berperan dalam memberikan kemungkinan bagi
masyarakat untuk memilih kebudayaannya.
2. Faktor Induk Bangsa
Induk bangsa sebagai faktor pembentuk kebudayaan turut berperan dalam
tersebarnya kebudayaan ke berbagai daerah. Seperti di Indonesia, pada jaman pra-
sejarah tepat pada zaman bat utu kemudian masyarakat dari Utara sejarah
membawa kebudayaan yang menyebabkan muncul zaman batu madya dan zaman
batu baru, akhirnya Indonesia mengalami zaman logam dengan diperkenalkan
sistem pertanian sawah.
3. Faktor Saling Kontak AntarBangsa
Akibat adanya hubungan antarbangsa ini, dapat atau tidaknya suatu bangsa
mempertahankan kebudayaannya tergantung dari pengaruh kebudayaan mana yang
lebih kuat. Apabila kebudayaan asli lebih kuat daripada kebudayaan asing maka
kebudayaan asli dapat bertahan. Tetapi, apabila kebudayaan asli lebih lemah dari
kebudayaan asing maka lenyaplah kebudayaan asli dan terjadilah budaya jajahan
yang bersifat tiruan (colonial and imitative culture). Tetapi, dalam kontak
antarbangsa ini yang banyak terjadi adalah adanya keseimbangan yang melahirkan
budaya campuran (acculturation).


12

Menurut Soekanto, faktor-faktor penyebab perubahan/dinamika sosial dibagi
menjadi dua golongan besar, sebagai berikut:
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara
lain sebagai berikut :
Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan perubahan dalam
struktur masyarakat seperti munculnya kelas sosial yang baru dan profesi
yang baru.
Adanya penemuan baru (discovery)
Penemuan baru dalam masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Dengan proses inilah unsur yang
baru dapat ditambahkan kepada keseluruhan kebudayaan manusia.
Pertentangan (konflik) masyarakat
Dalam interaksi sosial di masyarakat yang heterogen dan dinamis,
pertentangan-pertentangan (konflik) mungkin saja terjadi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Konflik ini akan menimbulkan perubahan nilai-nilai, pola perilaku dan interaksi
yang baru di masyarakat tersebut.
Terjadinya pemberontakan
Revolusi adalah perubahan yang sangat cepat dan mendasar yang dilakukan
oleh individu atau kelompok. Pengaruh tersebut mulai dari lembaga negara
sampai keluarga yaitu mengalami perubahan-perubahan yang mendasar.

B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat, antara lain
berikut ini :
Lingkungan alam fisik
Salah satu faktor penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam
seperti terjadinya bencana alam banjir, longsor, gempa bumi, kebakaran
hutan, dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan-
perubahan pada lembaga masyarakat.

13

Peperangan
Peperangan antara negara satu dengan negara yang lain kadang bisa
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga
kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya negara yang
menang memaksakan nilai-nilai, cara-cara, dan lembaga yang dianutnya
kepada negara yang kalah.
Pengaruh kebudayaan lain
Di era globalisasi ini tidak ada satupun negara yang mampu menutup dirinya
dari interaksi dengan bangsa lain. Interaksi yang dilakukan antara dua negara
mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh lain kadang juga
bisa menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul
suatu nilai-nilai sosial budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau
akulturasi kedua budaya.
Dalam kaitannya dengan pengaruh kebudayaan masyarakat lain, dikenal
istilah-istilah sebagai berikut:
Akulturasi
Dr. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa akulturasi adalah
proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan
asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur kebudayaan
asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri,
tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
Asimilasi
Suatu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai oleh
perbedaan atara individu-individu dan antar kelompok-kelompok, dan
makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses mental yang
berhubungan dengan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.
Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha
mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah
lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.


14

Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu
individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu masyarakat
disebut difusi intramasyarakat. Sedangkan penyebaran dari
masyarakat ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat.
Inovasi
Inovasi merupakan suatu perubahan yang baru menuju kearah
perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang sudah ada sebelumnya,
yang dilakukan dengan sengaja dan berencana atau tidak secara
kebetulan.
Sinketisme
Kata sinkretisme yang telah menjadi kata kita sehari-hari ini adalah
kata asing, yang bisa dilacak dari kata Yunani."Sunistanto,
Sunkretamos" artinya "kesatuan"; dan kata "synkerannumi" yang
berarti "mencampur aduk".
Istilah tersebut mula-mula adalah istilah Politik, yang digunakan
oleh Plutarch untuk menggambarkan kesatuan orang-orang dari pulau
Kreta yang melawan musuh bersamanya. Kesatuan tersebut adalah
sebagai sinkretismos. Kemudian Istilah ini juga dipakai di dalam bidang
filsafat dan agama guna menggambarkan suatu keharmonisan dan
perdamaian.











15

2.6 Hubungan Manusia dengan Kebudayaan
Manusia diciptakan Tuhan dengan akal budi dengan pikiran berbeda dengan
makhluk hidup lainnya. Pada hakikatnya manusia dan kebudayaan memiliki
hubungan yang sangat erat. Budaya diciptakan manusia yang berasal dari tingkah
laku dan lingkungan pada kehidupan manusia itu sendiri. Manusia secara sadar atau
tidak sadar dapat membuat suatu kebudayaan sendiri. Dan dengan akal budi,
manusia dapat mempengaruhi manusia lainnya sehingga seiring waktu orang-orang
disekitarnya memiliki tingkah laku, sifat, dan kebudayaan yang hampir sama dengan
dia. Dari sisi lain hubungan antar manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang
setara dengan hubungan manusia dan masyarakat yang dinyatakan sebagai
dialektis.
Proses dialektis tercipta melalui tiga :
1. Eksternalisasi
Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat mejadi kenyataan buatan
manusia.
2. Obyektivasi
Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan
membentuk perilaku manusia.
3. Internalisasi
Proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya
bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat
hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.
Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai pula kebudayaan. Hewan yang
tidak mempunyai jiwa tidak pula akan mempunyai kebudayaan. Kesimpulannya: jiwa
yang sesungguhnya memyebabkan adanya kebudayaan. Yang membedakan
manusia dan hewan secara abstrak adalah jiwa yang merupakan sumber dan
ciptaan kebudayaan.
16

Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau
biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki
yang melamar.
2) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life )
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang
dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan
diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai
sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3) Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa
sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai
kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada
setiap individu.
4) Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian
yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5) Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang
pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara
mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat
erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah
tempat tinggal.

17

2.7 Kedudukan Manusia terhadap Kebudayaan dan Peran Kebudayaan
Semakin banyaknya budaya yang ada di tengah-tengah manusia, konflik yang
terjadi semakin banyak meskipun hanya karena masalah kecil. Kalau manusia yang
memiliki toleransi tinggi, konflik tidak akan terjadi, karena manusia yang berakal budi
baik tentu saja melihat keindahan dalam perbedaan sehingga kedamaian dan
kebersamaan akan tercipta.
Hubungan antara manusia dengan kebudayaan dapat dilihat dari kedudukan
manusia terhadap kebudayaan.
Manusia mempunyai empat kedudukan kebudayaan :
1. Manusia sebagai pencipta kebudayaan
2. Manusia sebagai pembawa kebudayaan
3. Manusia sebagai penganut kebudayaan
4. Manusia sebagai manipulator kebudayaan
Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan
Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intusi, perasaan dan emosi
kemauan fantasi dan perilaku. Kebudayaan adalah produk manusia namun manusia
adalah produk kebudayaan artinya kebudayaan ada karena ada manusia sebagai
penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya
dan kebudayaan akan terus hidup bila ada manusia sebagai pendukungnya.
Kebudayaan memiliki peran sebagai :
Sebagai suatu hubungan pedomana antar manusia atau kelompoknya
Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lainnya.
Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
Membedakan manusia dengan binatang
Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak, berbuat
dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
Sebagai modal dasar pembangunan
18

2.8 Masalah Sosial Antara Manusia dengan Kebudayaan
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan
tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup
perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian
dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat
sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).
Seperti di Indonesia, kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam
menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta
mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat
membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta
memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan
perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih
memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan
budaya lokal.
Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa.
Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun
kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak
menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian
negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang
akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.
Pada dasarnya perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan ke dalam
beberapa bentuk, yaitu :
1. Perubahan lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang lama.
Perubahan ini biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang saling
mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan
sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.
19

Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan,
dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
2. Perubahan cepat (Revolusi)
Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih
dahulu maupun tanpa direncanakan. Ukuran kecepatan suatu perubahan
sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama.
Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat karena mengubah sendi-
sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan
hubungan antarmanusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan
didahului suatu pemberontakan.
Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu
revolusi dapat tercapai.
a. Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan
perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas
terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan
yang lebih baik.
b. Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin
masyarakat untuk mengadakan perubahan.
c. Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau aspirasi dari rakyat
untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program
kerja.
d. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat
oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.
e. Harus ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu
saat di mana keadaan sudah tepat dan baik untuk mengadakan suatu
gerakan.
3. Perubahan kecil
Pada zaman dahulu, kaum perempuan di Indonesia setiap harinya
mengenakan baju kebaya. Seiring dengan perkembangan zaman dan
perubahan mode, model pakaian yang mereka kenakan pun mengalami
perubahan. Ada yang memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos,
dan lainlain.
20

Contoh tersebut merupakan suatu bentuk perubahan Perubahan kecil
adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial
yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
4. Perubahan besar
Perubahan besar adalah suatu perubahan yang berpengaruh terhadap
masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam sistem kerja, sistem
hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.
Contohnya kepadatan penduduk di Pulau Jawa telah melahirkan berbagai
perubahan, seperti semakin sempitnya lahan, terjadinya banyak
pengangguran tersamar di desa-desa, dan lainnya.

5. Perubahan yang dikehendaki
Perubahan ini merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak ini dinamakan agent of change,
yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat adalah dengan
rekayasa sosial ( social engineering ), yaitu dengan sistem yang teratur dan
direncanakan terlebih dahulu. Contohnya, lahirnya undang-undang pemilu
yang merubah tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia.
Saat ini rakyat memilihnya secara langsung.

6. Perubahan yang tidak dikehendaki
Pada tanggal 27 Mei 2006 di Jogjakarta dan Jawa Tengah diguncang
gempa yang mengakibatkan banyak penduduk kehilangan keluarga dan
tempat tinggal. Banyak fasilitas umum, seperti jalan, sekolah, dan rumah
sakit rusak. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam
masyarakat. Perubahan itu terjadi di luar jangkauan pengawasan
masyarakat dan tidak bisa diantisipasi atau diprediksi sebelumnya. Dalam
sosiologi, perubahan tersebut biasa disebut dengan perubahan yang tidak
dikehendaki karena menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan
oleh masyarakat.

21

7. Perubahan struktural
Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang
menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Contohnya
perubahan sistem pemerintahan dari monarkhi ke sistem pemerintahan
republik.
8. Perubahan proses
Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar.
Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan
sebelumnya. Contohnya, perubahan kurikulum dalam pendidikan. Sifatnya
menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam perangkat
atau dalam pelaksanaan kurikulum sebelumnya.

Beberapa problematika kebudayaan antara lain :
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut
pandang hambatan budaya ini dapat terjadi antara nasyarakat dan pelaksana
pembangunan
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan
4. Masyarakat yang terasing dan kurang komumnikasi dengan masyarakat luar
5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru
6. Sikap etnosentrisme, yaitu sikap yang mengagungkan budaya suku
bangsanya sendiri dan mengaggap rendah budaya suku bangsa lain
7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, seringkali
disalahgunakan oleh manusia
Contoh Perubahan Kebudayaan Di Masyarakat :
1. Pakaian
Perubahan mode pakaian pada masyarakat sering terjadi. Dahulu semua
masyarakat menggunakan pakaian adat khasnya. Seiring dengan kemajuan dari
perkembangan masyarakat tersebut membuat demi sedikit anggota masyarakat
mulai meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan pakaian yang menjadi
trend di daerah itu.
22

Seperti contoh, sekarang adalah zamannya demam Korea. Bagi penggemar
beratnya, mereka selalu mencari dan menggunakan pakaian yang biasa digunakan
orang Korea. Namun, masyarakat tetap tidak meninggalkan pakaian adat mereka
dan tetap menggunakannya dalam acara tertentu. Seperti pakaian adat Bali yang
digunakan setiap kali mereka sembahyang di pura.
2. Pertanian
Pertanian di Indonesia semakin menurun. Banyak petani yang menjual lahan
pertaniannya. Penyebabnya bermacam-macam. Mulai dari hasil panen yang tidak
seberapa bahkan seringkali gagal panen, kebutuhan yang semakin kompleks dan
mahal, hingga tergiur dengan upah yang didapat oleh para tenaga kerja di kota.
Masyarakat juga lebih suka membeli hasil pertanian di swalayan sehingga petani
lokal merugi.
3. Model rambut
Model rambut juga banyak berubah. Bahkan masyarakat cenderung merasa
harus mengikuti trend tersebut jika tidak mau dikatakan jadul atau culun. Pengaruh
terbesar adalah model rambut punk yang membuat banyak remaja mengikuti model
rambut dan gaya hidup orang dengan model rambut tersebut.
4. Ekonomi
Perubahan ekonomi tampak jelas pada sifat masyarakat. Perubahan sosial
dibidang ekonomi mencakup gaya hidup dan aktivitas ekonomi pada masyarakat.
Perubahan ini tentu saja ada dampak baik dan buruknya. Pada umumnya,
masyarakat lebih suka dengan produk impor dibandingkan produk di dalam negeri
karena kualitasnya dianggap lebih bagus. Selain itu, dengan adanya Singapura
sebagai negara maju, maka masyarakat yang kaya lebih memilih berlibur ke
Singapura ketimbang ke Bali. Hal ini dapat mengurangi devisa negara.
5. Kesenian
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman.
Saat ini, banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak
suka dengan kesenian tersebut.
23

Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian asing dengan alasan trendy.
Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia yang masih bisa bertahan
sampai sekarang.
6. Bahasa daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa
yang mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk
menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa
daerahnya sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut jangkauan komunikasinya
lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung hanya dimengerti oleh
anggota masyarakat di daerah tersebut.
7. Pendidikan
Dunia pendidikan di Indonesia berkembang pesat. Perubahan sosial dapat
terjadi dibidang pendidikan. Hal ini seiring dengan berkembangnya metode
pengajaran dan kurikulum yang berlaku. Salah satu penyebab utamanya adalah
perkembangan teknologi. Teknologi membuat para siswa yang biasanya mencari
referensi tugas di perpustakaan berubah menjadi di internet. Teknologi juga yang
membuat cara belajar dan mengajar berubah menjadi menggunakan laptop dan
tablet.
8. Masuknya budaya barat
Budaya di Indonesia telah banyak tercampur dengan budaya asing. Itu mungkin
disebakan karena kebudayaan itu lebih menyenangkan dibandingkan budayanya
sendiri. Seperti budaya hari Valentine dan pesta ulang tahun. Sebenarnya budaya
asli Indonesia telah memiliki budaya yang mirip dengan budaya tadi. Namun, budaya
tersebut terkadang dianggap kurang meriah. Contoh perubahan besar lainnya
adalah penggunaan komputer dan alat-alat teknologi sebagai pengganti buku untuk
mencari tugas. Hal itu disebabkan oleh kemudahan menggunakan alat-alat teknologi
tersebut.


24

9. Industri
Revolusi industri membuat perubahan besar-besaran pada kehidupan sosial
masyarakat. Industri berkembang pesat terutama setelah revolusi industri di Eropa
antara tahun 1750-1850. Pada saat itu, penggunaan mesin uap sebagai pengganti
tenaga manusia mulai marak digunakan sehingga menghemat banyak biaya.
Namun, hal itu justru menimbulkan pengangguran dimana-mana karena jumlah
tenaga kerja tidak sebanding dengan kebutuhan industri akan tenaga kerja. Mulai
dari ketimpangan antara industri dengan agrikultur, banyaknya pengangguran,
munculnya gerakan sosialis, rendahnya kesejahteraan buruh, dll.
10. Cara berkomunikasi
Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun lalu kita
masih menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang, dengan
menggunakan jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi
dengan cepat dan praktis.
Itulah contoh perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat. Semua
masyarakat pasti saja akan mengalami perubahan sosial budaya. Namun,
perubahan tersebut umumnya tidak dirasakan atau tidak terjadi pada masyarakat
terpencil.








25

BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pengertin manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dan
dianugerahiNya akal, hati, fisik. Yang membedakan antara manusia dengan hewan
adalah akal. Pengertian masyarakat sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah
kesatuan yang terjadi antara dua orang atau lebih manusia yang berada dalam
sebuah wilayah dalam jangka waktu tertentu atau Masyarakat adalah sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut.
Pengertian kebudayaan tidak mudah untuk dirumuskan. Berbagai ahli memiliki
pandangan yang tidak selalu sama tentang kebudayaan. Keadaan ini tidak berarti
kita akan sulit untuk memahami apa itu kebudayaan karena dari berbagai definisi
yang ada ternyata saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam
ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur
kehidupan manusia yang sesuai dengannya.
Kebudayaan sifatnya dinamis, dimana selalu mengalami perubahan. Perubahan
dapat bejalan cepat maupun lambat. Terdapat berbagai sebab yang dapat
melatarbelakangi terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya perubahan
lingkungan alam, perubahan karena kontak dengan kelompok lain, atau perubahan
karena adanya penemuan, fenomena menarik yang nampaknya semakin tidak dapat
kita hindari di era globalisasi dimana saling ketergantungan antar warga dunia
semakin besar.

26

3.2 Saran
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan
terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan
bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia
merusak kebudayaan.
Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk
terus dan tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia.
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca,
menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.











27

Daftar Pustaka
Tri Prasetya, Joko, dkk. 2009. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
http://nie07independent.wordpress.com/hakikat-manusia/
http://mbahkarno.blogspot.com/2013/09/unsur-unsur-kebudayaan-beserta.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://dindanurlysa.blogspot.com/2013/04/perubahan-kebudayaan-dan-faktor-
yang.html
http://aryapramudya-gunadarma.blogspot.com/2012/03/hubungan-antara-manusia-
dengan.html
http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/11/contoh-perubahan-sosial-budaya.html
http://erfanscah.blogspot.com/2014/06/dampak-perubahan-sosial-dan-
kebudayaan.html
http://makalahtugasku.blogspot.com/2012/10/tugas-bentuk-bentuk-perubahan-
kebudayaan.html

Anda mungkin juga menyukai