Anda di halaman 1dari 12

DERMATITIS KONTAK ALERGIK

(DKA)
DKA adalah penyakit peradangan pada kulit
(dermis, epidermis) yang didahului oleh
sensitisasi terhadap alergen

DEFINISI

ETIOLOGI

bahan kimia sederhana dengan berat molekul
umumnya rendah (< 1000 dalton), merupakan
allergen yang belum diproses, disebut hapten,
bersifat lipofilik, sangat reaktif, dapat
menembus stratum korneum sehingga
mencapai sel epidermis di bawahnya (sel
hidup).


Factor yang berpengaruh dalam
timbulnya DKA :

Potensi sensitisasi allergen
dosis per unit area
luas daerah terkena
lama pajanan
oklusi
suhu dan kelembapan lingkungan
vehikulum
pH
factor individu :
keadaan kulit pada lokasi kontak (keadaan stratum korneum,
ketebalan epidermis)
status imunologik (sedang menderita sakit, terpajan sinar matahari)

Patogenesis
2 fase :
Fase sensitisasi
Fase elisitasi
Fase sensitisasi
Hapten epidermis ditangkap sel
langerhans proses kimiawi (melibatkan
sitokin, MHC klas I dan II, T helper) sel T
memori dan danger signal tersensitisasi
danger signal (Sinyal bahaya): berasal dari
alergen, ambang rangsang yang rendah,
bahan kimia hasil inflamasi pada kulit yang
meradang
Fase elisitasi
Hipersensitivitas tipe lambat terjadi pada
pajanan ulang alergen
Hapten epidermis telah ada sel T
memori (di kulit dan kelenjar limfe)
teraktivasi di kulit aktivasi lebih kmpleks
Berlangsung antara 24-48 jam
GEJALA KLINIS

Umumnya gatal
Akut : dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas,
kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula.
Vesikel atau bula dapat pecah mengakibatkan erosi dan
eksudasi (basah).
Lokasi tertentu mempunyai dominansi lesi eritema dan edema yaitu :
kelopak mata, penis, skrotum
Subakut : plak dari eritema ringan yang tampak kecil, bersisik
kering, kadang dihubungkan dengan papul tegas satu lokasi
atau sekeliing yang kecil dan merah

Kronis : likenifikasi plak (penebalan epidermis dengan
batas kulit menjadi lebih dalam dengan pola parallel
atau romboidal, sisik berbentuk satelit, ekskoriasi,
eritema, pigmentasi, kulit kering, berskuama, papul,
fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan
dengan DKI kronis karena manifestasi klinis dan juga
penyebabnya yang dapat campuran.
Predileksi : tangan, lengan, wajah, telinga, leher,
badan, paha, tungkai bawah, genitalia, DK sistemik
Distribusi
Perluasan : terisolasi, terlokalisasi pada 1 regio
(misalnya dermatitis sepatu), atau general
(misalnya dermatitis tumbuhan)
Pola : bermacam-macam atau pada area yang
sering terekspose (misalnya airborne ACD)

Evolusi lesi
Durasi DKA bervariasi dianatara individu, ada yang
sembuh 1-2 minggu. DKA menjadi berat dan kronis
karena terus menerus terpapar allergen.
Akut : eritema papul vesikel erosi krusta
bersisik
Pada dermatitis kontak (DK) bentuk akut, papul hanya
terjadi pada DKA
Kronik : papul bersisik likenifikasi ekskoriasi.
Terjadi inflamasi kronis yang mengakibatkan
penebalan, fisura, sisik, dan krusta


PENGOBATAN

Terminasi eksposur
Mengidentifikasi dan menghilangkan agen penyebab
Terapi topical
Glukokortikoid topical ointment/gel (klas I-III). Efektif untuk lesi non
bula dini.
Vesikel yang lebih besar dapat didrainase
Terapi sistemik
Glukokortikoid merupakan indikasi jika penyakitnya sudah berat (misalnya
penderita sudah tidak bias lagi menjalani aktivitasnya sehari-hari, sulit
tidur), untuk lesi eksudatif. Prednisone mulai diberikan pada dosis 70 mg
(dewasa), ditapering 5-10mg/dosis setelah 1-2 minggu periode

Anda mungkin juga menyukai