Anda di halaman 1dari 237

Perompak itu kemudian mendekap tubuh mulus itu dan berguling sehingga posisinya

sekarang bertukar, tubuh putih Siti sekarang berada di atas tubuh Perompak itu d
engan posisi agak melengkung karena perut Siti tertekan oleh perut Perompak yang
buncit. Dengan posisi seperti itu, Perompak itu memegang pinggang Siti dengan k
edua tangannya, lalu memaksa Siti untuk bergerak sehingga penisnya yang masih me
mbenam di dalam vagina Siti kembali terkocok. Semula Siti hanya mengikuti tarika
n dan dorongan tangan Perompak itu , tapi lama-lama, Siti yang sudah terangsang
hebat mulai menggerakkan tubuhnya sendiri sehingga saat Perompak itu menghentika
n gerakannya, secara refleks Siti melenguh dan mulai menggerak-gerakan pantatnya
sendiri agar vaginanya tetap dikocok oleh kemaluan Perompak itu . Si Perompak t
ertawa melihat reaksi Siti, lalu sambil memeluk tubuh Siti, tangannya mengelus-n
gelus punggung putih mulus Siti. Siti tidak mempedulikan ejekan Perompak itu . D
ia terus menggerakkan pantatnya naik turun memompa penis Perompak itu pada vagin
anya.
Mendadak perompak lainnya maju mendekat. Dipegangnya pantat Siti sambil sesekali
diremasnya bongkahan pantat yang mulus itu. Siti terkejut ketika tangan kasar s
i perompak yang mencengkeram pantatnya mulai membuka celah pantatnya. Sesaat kes
adarannya pulih.
jangan Pakciik.. ampuun.. jangan di situ.. Siti menggeliat mencoba berontak, tapi
tangan Perompak yang sedang memompa vagina Siti secara refleks segera mendekap t
ubuh mulus Siti dengan erat membuatnya tidak bisa bergerak dalam pelukan Perompa
k itu. Siti meronta sekuat tenaga mencoba melawan tapi pelukan itu sangat kuat m
embuat perlawanan siti seperti sia-sia.
Jangan Paak...... tangis Siti mulai pecah lagi, dia tersedu-sedu merasakan tangan
kotor si perompak pada pantatnya. Perompak itu tidak membiarkan Siti berontak, d
ekapannya makin erat membuat Siti terhimpit oleh dua pria sekaligus. Perompak it
u merentangkan kedua paha Siti sampai terbuka lebar-lebar,
Jangan... jangan... . tangis Siti semakin keras.
Seakan-akan tidak mendengarkan tangisan Siti, kemudian perompak itu memegang ked
ua bongkahan pantat Siti. Tarikan Pak Hasan pada pantat Siti itu mengakibatkan l
ubang pantat Siti menjadi terlihat dan sedikit terbuka seakan-akan siap menerima
penis si perompak yang besar.
AAAHHHKKHHH.... Tiba-tiba terdengar jeritan Siti. Rupanya si perompak mulai memasu
kkan penisnya yang besar ke dalam lubang pantat Siti.
Jangaaan... ampuun... saaaakiiittt.. teriak Siti ketika secara perlahan tapi pasti
penis si perompak masuk ke dalam lubang pantatnya. Perompak itu kemudian mengan
gkat pantat Siti sedikit sehingga sekarang posisi Siti makin menungging, di luba
ng pantatnya terbenam seluruh penis si perompak yang besar. Untuk sesaat tidak a
da pergerakan baik dari Hasan, Siti maupun dari kedua perompakyang menyetubuhiny
a, Rupanya mereka sedang memberikan waktu supaya Siti terbiasa dengan keadaan di
mana dua batang penis Hasan yang besar berada didalam lubang pantat dan di vagin
anya.
Aaagg... aaggghhh... jerit pelan Siti ketika si perompak berambut panjang mulai m
enarik penisnya secara perlahan dari lubang pantat Siti sampai tinggal kepala pe
nisnya saja yang masih terbenam dalam lubang pantat Siti. Siti kembali menjerit
dengan keras ketika secara tiba-tiba perompak itu memasukkan kembali seluruh pen
isnya ke dalam lubang pantat Siti. Sementara Perompak yang gemuk juga mulai meng
gerakkan pantatnya sehingga penisnya kembali menyodok vagina Siti. Kemudian kedu
a perompak itu mulai secara kompak memompa penisnya masing keluar masuk vagina d
an lubang pantat Siti.
Pompaan mereka semakin lama semakin cepat, membuat tubuh Siti tergoncang-goncang
. Kepala Siti bergoyang tidak beraturan karena nikmat yang dirasakannya. Kedua p
ayudara Siti dijilati oleh Perompak itu dari bawah. Kedua tangan Perompak itu me
mainkan puting Siti seperti orang mencari sinyal radio.
Selama hampir limabelas menit Kedua laki-laki itu menghimpit tubuh Siti, tubuh p
utih mulus itu seperti daging dalam jepitan roti hamburger. Semua mata menyaksik
an tanpa berkedip bagaimana tubuh putih mulus Sang Diva terhentak-hentak di teng
ah jepitan dua perompak hitam dan dekil itu.
Di tengah tengah pergumulan seru antara Siti dan dua perompak, si perompak yang
tadi penisnya dioral oleh Siti kembali menyodorkan penisnya ke wajah Siti. Siti
yang paham maksudnya mulai mengulum penis itu dan memajumundurkan kepalanya sehi
ngga penis si perompak terkocok di dalam mulutnya. Bibir Siti yang mungil sepert
i membentuk huruf O melingkari dengan ketat penis si perompak gendut. Kocokannya
menimbulkan bunyi berkecipak lirih. Meski begitu hal itu justru membuat Siti ma
kin bersemangat. Dikenyotnya penis itu dengan bertenaga sehingga membuat si pero
mpak mengejan menahan kenikmatan setiap kuluman bibir Siti pada penisnya.
Genjotan demi genjotan penis kedua laki-laki itu pada anus dan vaginanya benar-b
enar memaksa Siti untuk kembali mengalami orgasme, tubuhnya mengejang-ngejang ku
at, kedua tangan dan kakinya kembali meronta-ronta liar.
tubuh mulus itu benar-benar sudah kepayahan,
Ohhgghhh... amm.. puunn. Pakciikk... oohh.. amm.. puuunnn.. sudaaah... oohh.. tak
tahaaaannn... ahhh..... Siti merintih-rintih putus asa di tengah usahanya mengul
um penis perompak yang ada di depannya. Tpi ketiganya terus-menerus menggenjot S
iti yang sudah lemas. Tubuh Siti sekarang tidak ubahnya sebuah boneka kain yang
terhentak-hentak dalam himpitan dua laki-laki tua yang sedang menyetubuhinya sem
entara di depannya seorang lagi memaksa Siti untuk melakukan oral seks.
Siti benar benar tak berdaya, tubuhnya sudah sepenuhnya dikuasai dorongan seksua
l. Siti menggelinjang liar dan erotis, tubuhnya dibiarkan mengikuti apa maunya k
etiga laki-laki itu. Banyak dari penonton yang beronani sampai menyemburkan sper
manya di tempat karena tidak tahan menyaksikan tubuh penyanyi cantik yang begitu
putih, mulus dan sexy itu dihimpit dua tubuh laki-laki tua berbadan gemuk dan h
itam dan dipaksa beroral seks.
Aaaahhhhhkkhhhh... Oohhhhhhhh...!!! Akhirnya Siti tidak tahan lagi, dia mengerang
keras sambil tubuhnya menegang keras bagaikan patung batu, tangannya mengepal ku
at-kuat, kepalanya sampai terdongak menengadah. Dari vaginanya kembali mengucur
deras cairan kewanitaannya. Pada saat yang bersamaan para perompak yang mengerja
i Siti juga mengejang. Ketiganya menekan keras penis mereka kuat-kuat ke dalam v
agina , mulut dan lubang pantat Siti.
Ohhhhkk... Ahhh... Diiringi desah penuh kenikmatan, ketiga perompak itupun menyemb
urkan sperma mereka ke dalam vagina, mulut dan anus Siti, ketiganya mencapai pun
cak orgasme mereka secara hampir bersamaan. Siti merasakan lelehan sperma hangat
memenuhi vagina, anus dan mulutnya. Sebagian sperma yang memenuhi ronggga mulut
nya terpaksa dia telan dan sebagian lainnya meleleh keluar melalui sudut bibirny
a.
Tubuh Siti tergolek lemas di lantai kayu yang dingin, setelah disetubuhi oleh em
pat orang, tenaganya benar-benar habis. Siti merasa seluruh tulang di tubuhnya s
eperti rontok dari sendinya, badannya terasa sakit sekali, seolah baru saja dili
ndas oleh rombongan gajah. . Tubuhnya serasa sudah mati, hanya rintihan lirih ya
ng keluar dari bibir Siti sementara dia hanya bisa terbaring lemas. Siti pun tid
ak mampu berbuat apa-apa ketika Johan mengumumkan, bagi siapapun yang tidak bisa
menahan nafsunya dibolehkan untuk menyemprotkan spermanya ke tubuh Siti ang ter
baring telanjang. Maka berbondong-bondong, para perompak yang memang sejak tadi
tidak kuat menahan ejakulasinya secara bergantian mengocok-ngocok penis mereka d
i atas tubuh Siti, lalu mereka menyemprotkan spermanya ke sekujur tubuh Siti, mu
lai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Setelah selesai acara itu, tubuh Fany sudah benar-benar tidak berdaya, sekujur t
ubuhnya yang putih mulus dan telanjang itu penuh berlumuran sperma, seolah Siti
baru saja mandi sperma.
Siti hanya bisa menangis setelah kesadaranya kebali pulih. Penderitaan yang dial
aminya semalam telah menghancurkan dirinya luar dalam, dia merasa benar-benar hi
na, lebih hina dari pelacur yang paling rendah, dunia seolah sudah terbalik bagi
nya dari posisi sebagai seorang Diva yang terhormat, berubah menjadi wanita pemu
as nafsu seks yang tidak punya kehormatan sedikitpun. Dan Siti merasa kalau pend
eritaan yang sebenarnya belum lagi dimulai.
***
Ohhh.. Ohhh... Ohh.. Desah-desah manja terdengar menggema di kamar. Terlihat di ra
njang Johan sedang menggeluti tubuh mulus Siti Nurhaliza yang telanjang bulat. P
osisi Siti menungging seperti seekor anjang sedangkan Johan ada di belakangnya s
ambil menggenjotkan pantatnya pada daerah kemaluan Siti. Suara berdecak-decak ak
ibat gesekan kemaluan mereka yang bersatu membuat suasana menjadi semakin romant
is. Setelah beberapa hari menjadi budak seksual Johan, Siti mulai menyerahkan di
rinya seutuhnya pada sang pimpinan perompak yang menyeramkan itu. Siti malah mer
asa bahwa masa depannya memang ditakdirkan untuk menjadi pemuas nafsu seksual la
ki-laki itu. keduanya sudah seperti pasangan yang serasi. sudah seirama dan sali
ng beradaptasi dalam persetubuhan itu. Sitipun tak lagi melakukan perlawanan ter
hadap Johan. Dibiarkannya pimpinan perompak itu membimbingnya mendaki puncak ken
ikmatan seksual bersama.
"Oouuuuuuh..." jerit Siti menikmati orgasmenya yang bertubi-tubi dan memabukkan.
Johan terkejut sesaat.
Apa aku menyakitimu Sayangku..? tanya Johan di tengah usahanya menyetubuhi Siti. S
iti menggeleng di tengah desakan orgasmenya.
Ti.. tidak Bang.. Ooohhhh... Oohhh... Siti rasa senang bisa bersetubuh dengan Aba
ng.. ujar Siti manja sambil ikut menggoyangkan pantatnya ke depan dan ke belakang
. Setelah agak lama Johan menarik tubuh Siti dan memintanya kembali untuk terlen
tang. Johan kembali menindih tubuh mulus sang Diva dan terus menyetubuhinya. Per
setubuhan antar dua insain yang berbeda kasta itu terus berlangsung semalaman. E
ntah berapa kali keduanya mengalami orgasme. Siti sendiri tidak bisa menghitung
berapa kali rahimnya terisi oleh sperma pria laknat itu.
Keduanya terbaring lemas setelah semalaman melakukan hubungan seksual dengan pen
uh gairah. Johan sendiri terdengar mendengkur, dia tertidur karena kelelahan men
yetubuhi Siti.
Entah kenapa, tiba-tiba Siti bangkit dari tidurnya, masih dalam keadaan telanjan
g bulat dan sperma berceceran di sekitar kemaluannya. Siti tertatih mengenakan p
akaian yang bisa dia kenakan. Kemudian dia mengambil pakaian Johan. Dirabanya pa
kaian itu beberapa saat. Kemudana dia menemukan sesuatu yang selama ini dicariny
a. Segepok kunci logam.
Dengan keberanian dipaksakan, Siti mendekati pintu dan mencoba membuka kuncinya
dengan tergesa-gesa. Beberapa kunci yang dicobanya gagal sampai akhirnya dia men
emukan kunci yang tepat. Dibukanya pintu kamar dengan sangat pelan, lalu Siti me
nyelinap keluar dengan hati-hati. Suasana koridor tempatnya berdiri remang-reman
g hanya diterangi lampu pijar kecil. Lalu Siti menyusuri koridor dengan mengenda
p-endap.
Siti kemudian berjalan menyusuri tempat itu, sambil berharap tidak ada yang meme
rggokinya. Dia melangkah menuju ke sebuah tempat yang berpintu kayu tebal. Perla
han Siti mencoba kunci yang di tangannya untuk membuka pintu. Beberapa saat dia
mencoba, akhirnya dia berhasil membuka pintu itu.
Ruangan itu lebih gelap dari ruangan sebelumnya. Hanya ada lampu tempel yang dip
asang di dinding batu. Ruangan itu berbau seperti jerami basah menyesakkan. Bebe
rapa terali besi terlihat berderet di sepanjang lorong yang dilewati Siti. Siti
melihat ada beberapa gerakan di balik terali besi itu, entah apa yang ada di dal
amnya, Siti tidak mau memikirkannya. Tujuannya Cuma satu. Menemukan kembali suam
inya. Dia berhasil membujuk Johan untuk mengatakan dimana suaminya disekap setel
ah merayu pimpinan perompak itu selama beberapa hari. Dari keterangan Johan dia
bisa menemukan tempat ini sekarang.
Siti terpaku di depan sel yang menjadi tempat suaminya disekap. Air mata Siti me
ngalir melihat Datuk K terbaring lemah di lantai kotor, tubuh Datuk K menggigil
seperti orang demam.
"Pak Besar..." Seiti memanggil dengan suara lirih. Dilihatnya Datuk menggeliat l
emah dan berusaha mengangkat kepalanya. Siti merasa sakit melihat kondisi Datuk
yang lemah. Bekas-bekas penyiksaan terlihat pada wajahnya yang lebam.
"Sit..? Datuk K berkata lemah. Meski begitu sinar kehidupan yang semula hilang da
ri matanay kembali menyala redup. Seperti mendapat kekuatan baru, Datuk K berusa
ha berdiri. Sesaat keduanya saling bertangisan.
Macam mana keadaan Pak Besar?" tanya Siti di sela tangisnya. Datuk menggeleng.
Tak usah kau khawatirkan aku Siti, Segeralah Siti pergi dari sini.. kata Datuk lem
ah.
"Tidak Pak Besar.. kita pergi bersama, Siti menunjukkan kunci yang dicurinya dari
Johan. Siti lalu membuka sel tahanan. Beberapa menit kemudain mereka untuk pert
ama kalinya berpelukan setelah berhari-hari menjadi tawanan. Lalu keduanya berja
lan keluar dari ruang tahanan.
Lihat! Para penjaganya tak ada," kata Siti setelah melihat keadaan di sekelilingn
ya.
Datuk memperhatikan sekelilingnya dan ia terkejut ternyata Siti benar. Tidak ada
seorang pun penjaga yang terlihat. Ia memandang kembali pada Siti dan langsung
dapat menebak pikirannya. Mereka akan berusaha melarikan diri. Maka dengan terge
sa-gesa keduanyapun segera meninggalkan tempat terkutuk itu.
Setelah beberapa saat nafas Datuk makin berat dan terputus-putus. Kondisinya ama
t lemah membuatnya tidak kuat berjalan lama, apalagi setelah mereka berdua masuk
ke hutan. Semakin masuk ke dalam hutan, semakin sulit keduanya berlari dengan c
epat. Pepohonan yang lebat dan berduri-duri membuat goresan luka di tubuh mereka
. Di pipi Siti yang putih tergurat garis darah berwarna merah. Makin lama, pakai
an yang dikenakan mereka berdua semakin terkoyak-koyak karena tersangkut dahan d
an akar.
Akhirnya, karena letih dan kehabisan nafas mereka berdua jatuh tersungkur di baw
ah pohon yang besar. Selama beberapa menit mereka hanya bisa terengah-engah mena
rik nafas sementara keringat membanjir keluar dari sekujur tubuh mereka. Siti be
rbaring telentang, dan buah dadanya yang mengacung bergerak naik turun seirama d
engan nafasnya yang tersengal-sengal.
"Kita boleh keluar dari tempat itu.." kata Lia dengan senyum penuh kemenangan. W
ajahnya lebih berseri, walaupun ada darah yang menetes dari dahi dan pipinya.
"Siti benar..." kata Datuk lega.
Tapi baru sesaat mereka menikmati kebebasannya, tiba-tiba saja beberapa ledakan
peluru menggema. Siti terkejut bukan main saat sebuah peluru meledak diantara ka
kinya sampai dia terjengkang ke belakang. Tiba-tiba saja mereka sudah dihadang o
leh sekelompok penjaga, dan setiap kelompok memegang senjata api. Siti dan Datuk
langsung jatuh berlutut ketakutan. Usaha mereka untuk melarikan diri gagal tota
l.
"Betul juga kata komandan!" kata salah seorang penjaga.
"Yang dua ini pasti berusaha lari!"
"Ya benar, kita semua pasti dapat hadiah malam nanti!" kata yang lain.
"Ikat mereka lalu seret balik ke penjara." Kata yang lain. Siti berusah ameronta
sementara Datuk berteriak ketakutan menyuruh Siti lari.
Jangan Pakcik.. Ampuni kami.. ampuni kami.. Siti yang bercucuran air mata berlutut
memohon-mohon dengan memelaskan. Tapi perompak-perompak itu hanya tertawa. Mere
ka segera mengikat Siti dan Datuk kemudian menyeret mereka berdua kembali ke tah
anan.
Dari kejauhan Siti sudah melihat sosok Johan yang tinggi besar berdiri di depan
rumahnya, rumah penyekapan Siti. Tampangnya campuran antara murka dan puas yang
meledak-ledak.
Rombongan perompak yang berhasil menangkap Siti dan Datuk K langsung menyerahkan
keduanya pada Johan. Joahn menggelengkan kepala penuh kemarahan.
Aku memberi Siti kebebasan dan kepercayaan.. kata Johan menggeram menahan kemaraha
nnya. Dijambaknya rambut Siti sampai wajah Siti mendongak. Tapi Siti rupanya meng
khianati aku.
Siti menggeleng ketakutan, dia ngeri membayangkan apa yang akan dilakukan Johan
padanya. Mungkinkah Johan akan memperkosanya seperti sebelumnya, ataukah sesuatu
yang lebih mengerikan, Siti tidak berani memikirkannya.
Johan lalu menoleh ke arah Datuk K yang terkapar lemah.
Bawa dia kembali ke penjara dan jangan diberi makan! perintahnya. Siti menjerit me
mohon pada Johan untuk melepaskan Datuk.
Jangan Pakcik! Ampuni suami Siti Siti nak lakukan apa saja Pakcik.. Siti nak laku
kan apa saja..! Siti menjerit seperti orang gila sambil meronta dan menangis.
Oh ya.. itu pasti Siti.. aku akan pastikan Siti melakukan hal itu.. kata Johan di
ngin. Tapi sementara itu, Siti tetap akan mendapat hukuman karena coba melarikan
diri.
Johan memberi isyarat pada anak buahnya. Empat orang penyamun segera menyeret Si
ti menjauh. Mereka mambawa Siti ke tengah lapangan dimana banyak orang berlalu-l
alang jika siang hari. Keempat orang itu kemudian menelanjangi Siti hingga bugil
. Kemudian tubuh telanjang Siti diterlentangkan di tengah lapangan, pergelangan
tangan dan kaki Siti diikat pada tiang pancang dan direntangkan sampai membentuk
huruf X besar warna merah muda. Huruf X yang sangat indah karena terbuat dari t
ubuh seorang wanita telanjang bulat, apalagi wanita itu adalah seorang penyanyi
yang amat dikagumi banyak orang.
Johan tahu-tahu sudah berdiri di atas Siti sambil membawa sesuatu. Semula Siti m
enyangka Johan akan memperkosanya, tapi tidak. Johan hanya memandangi tubuh tela
njang sang Diva dengan tatapan bernafsu.
Hukuman buat Siti adalah ini.. Johan menunjukkan benda di tangannya, sebuah papan
kayu lebar bertuliskan sesuatu. Siti menjerit ketakutan membaca tulisan di papan
itu.
Jangan Pakcik! Ampun Pakcik! Jangan lakukan itu Pakcik! Siti meronta-ronta membuat
tubuhnya yang indah bergoyang-goyang.
Jangan bergoyang dulu Siti.. nanti akan ada saatnya Siti bergoyang. Johan tertawa
seram. Kemudian Johan memasang papan di tangannya tidak jauh dari tubuh Siti te
rbaring.
FREE FUCK
WITH SITI NURHALIZA
TOTALLY FREE!
[IMG]file:///C:/DOCUME%7E1/FRANXO%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/04/clip_image001.
gif[/IMG]
Dan dimulailah hukuman mengerikan itu. Sepanjang hari Siti terus-menerus diperko
sa secara bergantian. Tanpa belas kasihan Johan menerapkan hukuman yang sangat k
ejam pada Siti. Satu-satunya belas kasihan Johan barangkali hanyalah dengan meng
ijinkan memasang atap terpal di atas tubuh telanjang Siti sehingga tubuh mulus i
tu tidak langsung terpanggang sinar matahari. Siti tak tahu berapa banyak lagi v
aginanya harus menerima penis para perompak. Setap ada perompak yang lewat situ
bisa dipastikan dia, atau mereka, akan menyempatkan diri menyetubuhi Siti yang t
erbaring tak berdaya. Ada yang bahkan berkali-kali menyetubuhi Siti. Banyak dian
tara perompak itu yang menyemprotkan spermanyadi dalam mulut Siti, begitu banyak
nya sperma yang masuk ke mulut Siti sampai Siti tidak mampu menelannya sehingga
sebagian meleleh keluar dari sudut bibirnya yang merekah, Siti merasa perutnya p
enuh terisi sperma membuatnya muak ingin muntah, Ada pula yang nekad menyemprotk
an spermanya di wajah dan tubuh Siti sehingga tubuh mulus Siti penuh berlumur ca
iran kental lengket itu.
Berjam-jam lamanya Siti diperkosa secara bergiliran dengan begitu brutal. Mereka
baru selesai memperkosa Siti saat matahari mulai turun ke arah barat. Mereka ya
ng puas melampiaskan nafsu seksualnya pada Siti meninggalkan Siti yang tergolek
telanjang bulat di lapangan itu, sekujur tubuhnya bahkan rambutnya basah oleh ca
iran kental sperma seperti baru saja mandi dengan cairan sperma.
Siti hanya bisa menangis mendapatkan perlakuan begitu brutal. Hidupnya seperti t
idak berharga lagi. Tapi apa dayanya, ancaman Johan yang akan mencelakakan suami
nya membuatnya harus terus kuat menhana penderitaan yang seolah tak akan pernah
berakhir.
END
Perselingkuhan Dewi Persik
fastest livescore
Perselingkuhan Dewi Persik
Siang itu Dewi Persik harus menghadiri sidang perselisihannya dengan mantan mana
jer kepercayaannya Asep Komarudin. Sidang itu sendiri memakan waktu pikiran dan
juga perasaan Dewi yang memang sering sekali mendapat masalah dalam kehidupannya
. Sidang siang hari itu selesai sekitar 2 jam dan membuat Dewi merasa kelelahan,
baik badan dan juga otaknya, bagaimana tidak Asep yang dituntut Dewi 300juta be
rbalik menuntut Dewi 3 triliyun atas dakwaan pencemaran nama baik. Saat perjalan
an pulang pikiran Dewi bercampur aduk dan ia sekarang merasa seperti sendiri tan
pa orang yang ia cintai mendukungnya. Kalau dulu ketika ia merasa capek ada Saip
ul Jamil yang selalu menghilangkan rasa jenuh Dewi yaitu dengan memuaskan Dewi m
elalui salah satu hobinya yaitu bercinta. Dewi selalu meminta Saipul melayani na
fsunya yang cukup besar sampai dia benar-benar merasa puas. Tanpa disadari Dewi
melamunkan semua kenangan selama ia di sisi Saipul, mulai dari permainan oral se
x Saipul sampai dengan genjotan-genjotan Saipul yang cukup hebat. Sayang ketidak
cocokan dalam rumah tangga menyebabkan cerai menjadi pilihan terakhir, belum lag
i ditambah orientasi seks Saipul yang ternyata juga menyukai sesama jenis alias
biseks. Saipul dikabarkan sering mengunjungi kost khusus pria tempat tinggal seo
rang pria yang digosipkan sebagai pacar gay-nya dan bermalam di sana. Berbagai m
asalah datang bertubi-tubi pasca perceraiannya dengan Saipul, mulai dari peleceh
an seks oleh seorang fans yang memegang payudaranya, gosip-gosip miring mengenai
dirinya, protes-protes dari kalangan yang merasa terusik dengan aksi panggungny
a, hingga yang sekarang ini masalah dengan mantan manajernya itu. Lamunan panjan
g Dewi siang itu terpecahkan oleh suara sopir pribadinya yaitu Pak Abdul yang su
dah dipercaya Dewi menjadi sopir pribadi Dewi selama kurang lebih 2 tahun. mau ke
mana lagi non ? tanya Pak Abdul,, bawa saya jalan-jalan keliling Jakarta Pak saya
suntuk di rumah terus lagi banyak pikiran kata Dewi.
Siap non Pak Abdul menyanggupi dan langsung tancap gas.
Mobil pun dibawa Pak Abdul melaju perlahan mengelilingi kota Jakarta. Selama 1 j
am melaju pikiran Dewi selalu menerawang bayangan-bayangan imajinasi jorok karen
a memang ia merasa cukup lama tidak merasakan sentuhan laki-laki. Setelah ia ber
cerai ia selalu masturbasi untuk memuaskan nafsunya. Imajinasi Dewi kembali terg
anggu dan terpecahkan oleh suara sopir pribadinya.
Lagi ngelamun apa Non? tanya Pak Abdul. kalo Non butuh tempat cerita saya siap kok
barangkali saya bisa sedikit meringankan beban Non Dewi sambungnya
terima kasih Pak saya memang butuh tempat bersandarjawab Dewi sepertinya semua oran
g menjauhi dan membenci saya Pak
Ah itu kan hanya perasaan Non Dewi..siapa sih Non yang mau jauh-jauh dari perempu
an secantik dan sesexy non Dewi kata Pak Abdul bahkan kalo saya jadi artis dan gan
teng saya pasti ndeketin non Dewi sambungnya.
ah Pak Abdul bisa saja, saya merasa butuh pendamping lagi Pak,,saya sudah capek s
endiri terus..jawab Dewi
saya kan masih muda Pak jadi ya Pak Abdul kan tau gelora anak muda gimana,,ups ma
af ya Pak kalo saya agak menjurustimpal Dewi sambil tersenyum malu karena ia sada
r bahwa yang diajaknya ngobrol adalah sopirnya bukan pacar atau suAminya.
Gak apa-apa non terusin aja, gini-gini juga kan saya lebih berpengalaman dari non
Dewi, barangkali saya bisa sedikit membantu, anggap saja sya seperti orang tua
non sendiri, saya pasti akan jaga rahasia non Dewisahut Pak Abdul yang membaca ba
hwa ada kesempatan emas untuk bisa menelusuri lebih dalam majikannya yang cantik
tersebut .
Dewi pun mengiyakan untuk terus mengeluarkan uneg-unegnya kepada lelaki yang mem
ang usianya seperi orang tuanya itu sendiri dan Dewi tanpa menaruh rasa curiga s
edikitpun meneruskan ceritanya.
bener ya Pak bisa jaga rahasia? ok deh sebenarnya saya ini sangat merindukan sent
uhan laki-laki Pak karena memang sebenarnya nafsu seks saya itu besar, tapi saya
belum siap untuk menikah lagi Pak karena saya masih mencintai Bang Ipul
lantas selama ini gimana cara non melampiaskan ..maaf nafsu non Dewi? tanya Pak Ab
dul semakin berani
ya saya masturbasi Pak..tapi itu semua gak bisa memuaskan saya Pak..bahkan sepert
inya saya sudah lupa bentuk titit he..he.he.. sahut Dewi sambil bercanda, nampak
ia tersenyum malu-malu mengeluarkan pengakuan tersebut.
Pak Abdul dan Dewi sama-sama diam sejenak terbawa lamunannya masing-masing dan y
ang pastinya sama-sama melamun jorok. Tanpa disangka ternyata Pak Abdul membayan
gkan bisa merasakan majikannya sampai tanpa sadar penisnya mulai membesar dan ng
aceng. Perubahan penis Pak Abdul ternyata tak luput dari pandangan Dewi yang mem
ang sedari tadi juga membayangkan permainan sex orang yang sudah berpengalaman s
eperti Pak Abdul.
ya ampuuuun Pak Abdul mbayangin apa kok ampe berdiri tegak gitu tanya Dewi
ups maaf non saya jadi malu..saya tadi lupa gak pake sempak..trus saya membayangk
anehm
Mbayangin apa?desak Dewi
tapi non janji ya gak akan marah?jawab Pak Abdul
iya saya janji gak akan marah..timpal Dewi
Sebenarnya saya mbayangin bisa bercinta dengan non Dewitapi itu semua jelas gak mu
ngkin kan Non jangan marah ya
Ah nggak koklagian wajar dong kalo laki-laki pengen ama cewektapi emangnya Pak Abdu
l masih kuat bercinta..?jangan-jangan ejakulasi dini lagi he..he..hee..kata Dewi
sambil bercanda.
Pak Abdul dengan cepat membaca kesempatan yang muncul di depannya..
Saya masih kuat bercinta 30 menit tanpa berhenti lo Nongak percaya?tanya Pak Abdul
Bisa buktiin gak tanya Dewi yang sudah mulai tidak sadar bahwa yang ia ajak bicara
adalah sopirnya yang sudah berusia 50 tahun karena ia sudah terpengaruh oleh bir
ahinya yang sudah naik gara-gara melamunkan bercinta..
liat aja ini Non jawab Pak Abdul sambil mengeluarkan penisnya yang sudah tegak berd
iri tanpa canggung pada majikannya lagi.
Wowbesar amat Pakitu asli kan ? tanya Dewi kagum melihat penis Pak Abdul yang ukurany
a kira-kira 17cm dengan diameter yang juga tebal dan dengan urat-urat yang menjo
lor kekar.
Coba aja non pegang kira-kira asli gak?jawab Pak Abdul
Boleh ni saya pegang?
Silahkan tuan putri rudalku ini milikmu sekarangjawab Pak Abdul
Tanpa rasa canggung dan malu Dewi pun memegang dan mengocok perlahan penis sopir
pribadinya. Nafsunya sudah menguasai dirinya, ia lupa bahwa ia adalah artis kel
as atas dan penis yang ia pegang sekarang adalah milik sopir pribadinya yang ber
beda kasta dengannya
ugghhhPak Abdul melenguh panjang ketika Dewi Persik memainkan penisnya.
non kita cari tempat sepi dulu ya takut di lihat orangsela Pak Abdul
Dewi Persik mengangguk tanpa menjawab. Pak Abdul menghentikan mobil di tempat se
pi yang memang ia sudah hapal karena sering membawa lonte langganannya ke tempat
ini.
Silahkan dilanjut tuan puteri Pak Abdul memberi kode kepada Dewi
Puaskanlah aku Pak aku milikmu sekarang jawab Dewi Persik dengan suara serak-serak
basah khas miliknya.
Tanpa pikir panjang Pak Abdul langsung melucuti celananya sendiri sehingga terpa
mpang penis besarnya. Dengan otomatis Dewi langsung meraih penis tersebut dan di
a berkata Are you ready to feel heaven Pak Abdul?. Tanpa menunggu jawaban Dewi lan
gsung memasukan penis super itu ke mulutnya.
Aghhhsedot sayang yaenh.ak..baget Pak Abdul merasa kelonjotan menikmati sepongan Dewi
yang top abis.
Tangan Pak Abdul tak tinggal diam dia mulai meraba-raba payudara majikannya ters
ebut dan mulai melucuti pakaian Dewi satu persatu. Dengan tangan gemetaran Pak A
bdul membuka pakaian Dewi sekaligus bh nya. Ia terkagum-kagum melihat payudara D
ewi yang sintal dan padat tersebut..
Sekarang giliran saya tuan puteri Pak Abdul melepas sepongan Dewi dan mendorong ma
jikannya tersebut hingga terlentang.
Dengan rakus Pak Abdul melumat payudara Dewi hingga membuatnya semakin terangsan
g dan kelonjotan.
aghhh Pak Abdul trus sayangDewi melenguh
Tangan pria itu tak hanya tinggal diam, sambil melumat payudara Dewi tangannya b
ergerilya di balik rok penyanyi dangdut itu. Lalu ia melepaskan mulutnya dari pa
yudara Dewi dan melucuti rok mini dan juga sekaligus celana dalam pink Dewi
.
Ohhhmemekmu bagus dan dan masih rapih sayang Pak Abdul terkagum-kagum melihat vagin
a Dewi yang ditumbuhi bulu-bulu yang cukup lebat tapi rapih.
Tanpa pikir panjang Pak Abdul langsung melumat vagina Dewi tanpa rasa jijik dan
serangannya membuat wanita itu semakin kelonjotan dengan dengan permainan sopirn
ya tersebut.
ohhhtrushhhsayangggenakho hhhh Dewi melenguh dengan suara khasnya. Pak Abdul yang meman
g berpengalaman dalam urusan bercinta memainkan lidahnya dengan jitu di klitoris
Dewi Persik, sedangkan jari tengahnya menerobos lubang vagina Dewi. Aroma khas
vagina segera masuk ke hidung Pak Abdul yang justru membuat dia semakin bernafsu
memainkan lidahnya. Sekitar 5 menit permainan lidah Pak Abdul membuat Dewi akhi
rnya mencapai orgasme pertamanya.
Agh..agh.. aku keluar Pak aghhh. lenguh Dewi panjang meresapi kenikmatan yang melan
da tubuhnya.
Masukin aja Pak saya udah gak tahan lagi pinta Dewi Persik
Iya sayang kamu sekarang nungging ya..
Dewi pun menuruti Pak Abdul dan ia mengambil posisi nungging. Tampaklah disitu l
ubang anus Dewi yang ternyata berwarna kemerahan. Lalu Pak Abdul tanpa rasa jiji
k langsung menjilatinya. Setelah puas menjilati anus Dewi, Pak Abdul langsung me
ngarahkan rudal miliknya ke vagina majikannya itu.
Pelan-pelan ya sayang..pinta Dewi tanpa malu-malu memanggil sopirnya dengan sayang
Iya sayangjawab Pak Abdul cengengesan
ughhh.gila kontol Bapak dahsyat baget.. Dewi merasakan penis Pak Abdul memenuhi vagi
nanya.
memekmu juga nikmat baget
Perlahan Pak Abdul mulai menggenjot memek Dewi Persik yang mulai becek dengan po
sisi menungging.
agh..agh..uh;;oh.. Dewi merasa akan orgasme kembali
ahhhaku keluar sayang.ohhhh
Dewi orgasme untuk yang kedua kalinya dan Pak Abdul merasakan denyutan vagina De
wi seolah-olah akan memakan habis penisnya.
Sekarang giliran aku yang mengendalikan dan menservice penismu kata Dewi sambil me
rubah posisinya di atas Pak Abdul.
Tangan Dewi lalu meraih penis Pak Abdul dan mengarahkan ke vaginanya.
aghhh Dewi Persik menikmati penis itu memenuhi memeknya
Ohhh. Pak Abdul juga merasakan seperti di surga
Dengan lincahnya Dewi lalu menggenjot penis Pak Abdul. Dia menkombinasikan genjo
tnya mulai dari mengebor hingga genjotan patah-patah seperti ketika menari di at
as panggung. Tangan Pak Abdul juga tak tinggal diam dia meraih payudara montok y
ang bergoyang-goyang mengikuti goyangan Dewi. Setelah puas dengan payudara dia l
alu meraih pantat Dewi yang sintal dan jarinya menyusup di lubang pantat Dewi.
Awww.pelan-pelan dong Pak.. pinta Dewi
Maaf sayang aku cuma pengen tanganku ada aroma pantatmu jawab Pak Abdul
Sekitar 15 menit goyangan Dewi di atas penis Pak Abdul membuatnya mengalami orga
sme ketiganya
Aku mau keluar lagi sayang ohhhh
aku juga sayangkita keluarin bareng ya jawab Pak Abdul
AhhhahhhDewi Persik melenguh panjang menikmati orgame ketiganya yang sangat dahsyat
ohhhhh aku juga keluar sayang.ahhh.crotcrot..crot. . Pak Abdul orgasme di vagina Dewi
Mereka berpelukan mesra menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, nafas mereka saling
memburu hingga akhirnya mulai normal lagi.
Bapak hebat juga yah kata Dewi dengan lemas lalu mencium bibir sopirnya itu.
Iya dongAbdul! kelakarnya, siapa yang ga nafsu lagian sama Non Dewi yang seksi gini i
a mencubit puting Dewi dengan gemas, sejak dulu ia selalu bermimpi bisa menikmat
i tubuh majikannya itu bila melihat aksi panggungnya yang menggoda itu baik di T
V ataupun secara live, kini impiannya itu telah menjadi kenyataan.
Pak Abdul kembali melumat bibir Dewi yang seksi, kali ini lebih lama dan lebih b
ergairah. Lidah mereka beradu dengan panas, saling belit dan saling hisap. Sambi
l berciuman, tangan kasar Pak Abdul tak henti-hentinya menjelajahi tubuh mulus D
ewi. Sentuhan-sentuhan erotis Pak Abdul kembali menaikkan birahi Dewi. Dengan ga
ya nakal ia mendorong dada bidang pria setengah baya itu hingga telentang di jok
belakang. Setelahnya ia menaiki wajah pria itu sambil tangannya memegang penis
pria itu yang mulai mengeras lagi. Mereka kini dalam posisi 69.
Jilat yah Pak.puasin Dewi.aahhh! sebelum Dewi menyelesaikan kata-katanya lidah pria
itu sudah lebih dulu menyapu bibir vaginanya.
Dewi meresponnya dengan menjilati kepala penis Pak Abdul yang seperti jamur itu.
Lidahnya menjilati bagian yang disunat itu dan lubang kencingnya, aksinya itu m
embuat tubuh Pak Abdul bergetar dan mulutnya mengeluarkan lenguhan nikmat. Bukan
hanya menjilat, jari-jari pria itu juga aktif menusuk-nusuk vagina maupun dubur
nya. Dewi merasakan vaginanya semakin lama semakin basah saja karena jilatan sop
irnya itu. Seiring birahinya yang semakin tinggi, janda muda itu semakin bersema
ngat mengoral penis dalam genggamannya. Dihisapnya benda itu kuat-kuat, kepalany
a nampak turun-naik, mulutnya sampai kempot menghisapi penis itu. Tangannya yang
halus dan berjari lentik memijati buah pelirnya, menambah kenikmatan ekstra bag
i pemiliknya.
Puas dengan saling mengoral kelamin pasangan masing-masing. Dewi turun dari waja
h Pak Abdul dan naik ke selangkangan pria itu. Ia memegang penis pria itu dan me
ngarahkan ke vaginanya.
Ooohhenakh Pak! kepalanya menengadah sambil mengeluarkan desahan menggoda saat ia m
enurunkan tubuhnya hingga penis itu melesak masuk ke dalam vaginanya yang sudah
basah kuyup.
Kedua tangan Pak Abdul mencaplok sepasang payudara montok Dewi dan meremasinya.
Sebentar kemudian, Dewi sudah mulai menaik-turunkan tubuhnya di atas penis itu.
Pak Abdul melenguh merasakan bibir vagina janda muda itu mengapit penisnya dan d
inding-dinding bergerinjal di dalamnya menggeseki penisnya di dalam sana. Goyang
an naik-turun Dewi semakin liar dan desahannya pun semakin tak karuan. Dewi dapa
t melihat dari kaca jendela mobil, dari jarak tidak terlalu jauh mobil-mobil lai
n lalu-lalang dengan bebasnya. Ada rasa takut juga kalau kepergok seseorang seda
ng dalam keadaan begini, apalagi dirinya adalah public figure yang dikenal luas.
Kalau ketahuan tentu infotainment akan heboh memberitakan Dewi Persik tertangka
p basah sedang main mobil goyang bersama sopirnya, bagaimana bila itu terjadi? N
amun bercinta dalam situasi berisiko ini juga mendatangkan kenikmatan tambahan b
agi Dewi, ini adalah petualangan yang penuh tantangan di tengah kejenuhan dan be
rbagai permasalahan dalam hidupnya, lagipula tempat ini cukup terlindungi karena
posisinya agak tinggi dan banyak pepohonan. Ia pun semakin cepat menaik-turunka
n tubuhnya, desahan keduanya memenuhi mobil. Dewi mencondongkan badannya lebih k
e depan sehingga payudara montoknya mendekati wajah Pak Abdul, tanpa diminta pri
a itu langsung melumat gunung kenyal itu. Tangannya meremasi bongkahan payudaran
ya dan mulutnya menggigit-gigit kecil putingnya. Clepclepclep suara vagina Dewi yang
becek bergesekan dengan penis besar sopirnya. Cairan kewanitaan Dewi semakin ba
nyak sehingga penis Pak Abdul pun semakin lancar keluar masuk vaginanya.
Seperempat jam lebih Dewi menaik-turunkan tubuhnya dengan liar dalam posisi woma
n on top hingga akhirnya tubuhnya dirasakan makin mengejang. Gelombang kenikmata
n itu menyebar ke seluruh tubuh menyebabkan tubuh sintalnya berkelejotan dan mul
utnya mengeluarkan erangan panjang. Dewi merasakan betapa liang kewanitaannya me
njadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap alat kejantanan Pak Abdul
yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-o
totnya yang kekar dengan rakusnya. Erangan Dewi menandai orgasme dahsyat yang me
landanya, ia menjerit sejadi-jadinya, tidak peduli sedang dimana ia sekarang ini
, untung mobil itu tertutup rapat dari dalam sehingga suaranya tidak keluar. Nam
un Pak Abdul masih tetap tegar dan perkasa menyentak-nyentakkan pinggulnya di ba
wah sana, ia sepertinya masih belum puas menyetubuhi majikannya itu. Setelah goy
angan Dewi melemah, pria itu segera mengambil alih kendali dengan berguling dan
menindih tubuhnya. Diciuminya wajah dan bibir Dewi sambil terus menghela pinggul
nya menyetubuhi janda muda itu. Tubuh bugil mereka yang sedang bersatu padu itu
pun basah dengan keringat. Dewi sungguh mengagumi keperkasaan Pak Abdul yang mam
pu membuatnya mencapai orgasme dahsyat itu. Tak lama kemudian akhirnya Pak Abdul
l tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia melepa
skan puncak orgasmenya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh spermanya ke da
lam rahim majikannya dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu alat kejantana
nnya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di liang kewanitaan Dewi sehingga selu
ruh cairan birahinya terhisap dalam tubuh sang janda muda sampai titik penghabis
an. Selanjutnya keduanya terhempas kelelahan di jok belakang itu dengan tubuh ya
ng tetap menyatu. Selama mereka tergolek, alat kejantanan Pak Abdul masih tetap
terbenam dalam vagina Dewi dan Dewi pun memang berusaha menjepitnya erat-erat ka
rena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhnya. Hening, d
i dalam mobil hanya terdengar suara nafas mereka yang terengah-engah dan suara t
iupan AC yang anginnya menerpa tubuh telanjang keduanya. Mereka bercium-ciuman s
ambil saling menggoda menikmati momen-momen pasca orgasme sebelum akhirnya berbe
nah diri.
Pak Abdul jaga rahasia ini ya Dewi meminta kepada sopirnya setelah dia memakai se
mua pakaiannya
tenang aja Non yang penting saya bisa begini terus sama Non sampai Non menikah na
nti jawab Pak Abdul sambil tersenyum
Setelah kembali berpakaian Pak Abdul kembali ke jok kemudi, ia menyalakan mesin
dan mobil itu pun meluncur ke jalan tol. Di perjalanan, Pak Abdul dengan berani
mengelus paha mulus Dewi.
Bapak nakal ahudah ah nanti diliat orang gimana.eemmhh! desahnya karena tangan pria
itu masuk ke roknya dan mengelusi selangkangannya dari luar celana dalam.
Wajah Dewi memerah, nafasnya ngos-ngosan ketika sampai ketika membayar karcis to
l, si penjaga gerbang tol mengenali dan menyapanya. Dewi balas tersenyum dan ber
usaha bersikap biasa menutupi keadaannya yang masih terangsang dan nafasnya yang
terengah-engah. Begitulah skandal Dewi Persik dengan sopirnya, mereka terus mer
eguk kenikmatan terlarang itu dimanapun dan kapanpun setiap ada kesempatan. Bahk
an setelah Dewi menjalin hubungan dengan seorang pria bule asal Belanda, ia masi
h menyempatkan diri bermain gila dengan sopirnya itu. Berita terkini Dewi putus
dengan pacar bulenya itu karena Dewi merasa pacarnya tersebut tidak bisa memuask
an hasratnya yang menggebu-gebu, dia masih kalah dengan Pak Abdul, bolehlah si b
ule itu dalam hal ukuran, tapi gaya percintaannya yang selalu gentle membuat Dew
i cepat bosan. Ia lebih mendambakan gaya bercinta Pak Abdul yang tahu kapan haru
s bermain kasar dan kapan harus bermain lembut, ditambah lagi sensasi liar berci
nta dengan sopirnya sendiri yang tentunya hal yang dianggap tabu. Dalam benaknya
Dewi berpikir, mendingan gak usah nikah dulu biar karirnya terus menanjak lagia
n dia juga terpuaskan terus oleh sopir pribadinya yang berusia 50 tahun. Pak Abd
ul sendiri merasa semakin gembira karena berarti ia bisa menikmati tubuh majikan
nya lebih lama, goyang patah-patah Dewi Persik bukan hanya bisa disaksikannya di
panggung dan televisi, tapi juga dirasakannya bersama di ranjang.Musim Panas di
L.A
fastest livescore
Berhubung banyak permintaan tentang penjelasan penggunaan teknik tao untuk menja
di pria perkasa. berikut ini nubi tampilin awal cerita dari seorang penulis yang
jadi inspirasi buat nubi buat mencari tahu sekaligus mempelajari teknik tao ini
. semoga terhibur. salam croootttt....
Los Angeles di musim panas memang luar biasa panasnya. Udaranya yang kering dan
matahari yang terik membuat tubuhku mandi keringat ketika menyusuri jalan setapa
k melintasi hamparan rumput University of California at Los Angeles. Hari ini ad
alah ujian terakhir untuk mata kuliah Mekanika Kuantum. Aku berharap agar ujian
akhir ini lekas kuselesaikan dan aku bisa menikmati liburan musim panasku yang a
kan kumulai besok.
Di depan pintu ruang kuliah, tak sengaja aku bertabrakan dengan Jeanne Chang, se
orang gadis dari Taiwan yang cantik dan manis (tampangnya mirip sekali dengan bi
ntang film Gong Li). Hmm... sudah lama aku mengagumi dia. Tingginya kira-kira 17
0 cm, termasuk tinggi untuk ukuran tubuh perempuan Asia. Kakinya jenjang dibalut
celana pendek ketat sehingga menampakkan kulit pahanya yang putih mulus. Hari i
ni dia memakai T-shirt longgar dengan sport bra yang sesekali tampak dari balik
bajunya.
"Oh, excuse me... I'm sorry..." kataku agak tergagap. "Oh, it's okay. This exam
makes us a little bit clumsy," jawab Jeanne sambil tersenyum manis. Alamaaak...
bibir mungil yang merah merekah tanpa polesan lipstick itu sungguh menggoda. Dia
mengambil tempat duduk dan aku segera menyusul duduk dua meja di sampingnya. Uj
ian kali ini aku lalui dengan tidak sabar. Soal-soal yang bagi sebagian besar mu
rid di kelas ini dianggap sulit, bisa aku jawab dengan relatif mudah. Memang Tuh
an mengkaruniaiku dengan otak yang lumayan OK. Ketika aku selesai memeriksa ulan
g jawabanku, aku langsung keluar ruang kuliah dan menunggu Jeanne di depan kelas
. Kesempatan ini harus kumanfaatkan, pikirku.
Tak lama kemudian, Jeanne keluar dari ruang ujian. Dia juga termasuk murid yang
pandai di angkatanku. Aku menyapanya dan basa-basi ala kadarnya tentang ujian ya
ng baru saja kami lalui. Akhirnya aku mengajak dia ke kafe di student center unt
uk menikmati "smoothies" (jus buah dan es puter). Ide yang bagus, kata Jeanne, k
arena kebetulan dia sendiri juga haus. Pergilah kami berdua ke kafe di student c
enter. Kami mengobrol kesana kemari tentang apa saja. Rupanya Jeanne orang yang
sangat mudah bergaul dan memang dia sudah "mengenal" aku dari teman-temannya. Di
a bilang, aku dijuluki "damn smart Indonesian". Hmm... boleh juga! Setelah beber
apa saat ngobrol dan saling tertawa karena bertukar jokes, aku memberanikan diri
untuk mengantarkannya pulang. "Did you drive here by yourself?" tanyaku. "In fa
ct, not today. I didn't want to be late just because I had to find a parking spo
t," jawab Jeanne. "Why?" sambungnya lagi. "Well... if you don't mind, I would li
ke to drive you home, or we can go around somewhere. Of course, if it's okay wit
h you," jawabku dengan sedikit dag-dig-dug. Sialan! Jeanne hanya tersenyum dan t
idak segera menjawab. "Let see... Today is my last day for my classes, I don't h
ave anything important to do this afternoon, and indeed... you're a nice guy to
talk to. OK... let's go around somewhere!" Wuiih... betapa aku nyaris bersorak g
irang! "Where did you park your car?" tanya Jeanne penuh ingin tahu. "It's not t
hat far from here," jawabku sambil memegang tangannya dan mengajaknya jalan. Dia
tidak keberatan tangannya kugandeng! Setelah beberapa saat berjalan, sampailah
kami di pelataran parkir. "Sorry Jeanne, I didn't drive to campus. I rode this..
." sambil tanganku menunjuk ke arah motorku, Kawasaki Ninja 750 model terbaru. "
Wow! Why didn't you tell me if we gonna ride a motorcycle!" kata Jeanne. Aku sud
ah cemas saja kalau dia batal jalan-jalan bersamaku. "Then let's go! What are we
waiting for? I'd love to ride this motorcycle. It has been a long time I would
like to try a Ninja. My older brother has a GSX-R 600 F3." Lega deh rasanya. Rup
anya Jeanne ini juga suka sekali naik motor dibonceng kakaknya.
Tak lama kemudian, Jeanne naik ke sadel motorku dan memeluk pinggangku. Jantungk
u berdegub keras dan kencang, karena betapa punggungku merasakan ganjalan lunak
sepasang bukitnya dan telingaku merasakan dengusan nafasnya dan hidungku mencium
wangi tubuhnya. Untung hari ini aku tidak bawa tas ke kampus, karena memang aku
pikir toh aku cuma ujian saja, jadi cukup bawa bolpen dan pensil.
Kularikan motorku dengan kecepatan sedang meninggalkan kampus dan menyusuri jala
n-jalan di kota Los Angeles. Jeanne protes karena aku melarikan motorku terlalu
pelan! Merasa tertantang, aku tarik gas dan kupacu motorku di <I>interstate high
way</I>. Jeanne semakin kencang memelukku. Setelah puas jalan-jalan, Jeanne meng
ajakku untuk mengantarkan dia pulang ke apartemennya di kawasan menengah (sengaj
a daerahnya tidak kusebutkan karena banyak mahasiswa Indonesia yang tinggal di d
aerah itu). Bagi ukuran seorang mahasiswa, kawasan itu termasuk lingkungan yang
cukup elit dan mahal. Jeanne tinggal seorang diri (kakaknya tinggal di apartemen
lain, berdekatan dengan dia). Jeanne menyuruhku masuk. Memasuki ruangan apartem
en dia, aku mencium wangi pengharum ruangan yang lembut. Jeanne pandai sekali me
nata ruangan apartemennya sehingga kelihatan menarik dan nyaman. Dekorasi ruanga
nnya bernafaskan Cina tradisional bercampur modern, dengan hiasan kaligrafi Cina
dan lukisan klasik Cina. Beberapa buah patung menghiasi berbagai tempat.
"Can I get you something? I have Coke, Sprite, 7Up or water?" tawarnya sambil me
ngeluarkan gelas dan membuka lemari es. "Ice cold water is just fine for me. Tha
nk you," jawabku sambil aku duduk di sofa. Ada berbagai jenis majalah di bawah m
eja. Aku tertarik membuka-buka sebuah majalah, Popular Science. "Here's your wat
er..." tiba-tiba Jeanne sudah berada di depanku meletakkan segelas air putih di
atas meja di depanku. Badannya agak membungkuk, sehingga aku bisa melihat sekele
batan tonjolan dua bukit dadanya yang kencang dan dibalut sport bra lewat T-shir
tnya yang longgar. Sejenak dadaku berdesir dan aku merasa celanaku tiba-tiba men
jadi sempit. "Thanks, Jeanne!" Jeanne kemudian duduk di sebelahku. Dekat, sangat
dekat untuk ukuran orang yang baru saja saling mengenal. Tapi rasanya Jeanne da
n aku sudah seperti orang yang sudah kenal lama. Kami mengobrol dan bercerita te
ntang apa saja. Jeanne dan aku juga saling bertukar jokes dan kami tertawa lepas
. Hingga suatu saat, aku memberanikan diri memegang jemari tangannya. Lembut. Di
a agak tertegun, tapi tidak menolak.
"Jeanne... You're so beautiful!" kataku singkat. Jeanne tersenyum. "Thank you,"
jawabnya. Ia menundukkan kepalanya ketika aku memandang wajahnya. Perlahan, kube
ranikan untuk mencium dahinya. Waaah... rupanya dia tidak menolak ketika kudekat
kan bibirku ke dahinya. Perlahan, kukecup keningnya. Jeanne memejamkan matanya.
Mungkin dia sedang menikmati suasana saat itu. Aku semakin berani walaupun dadak
u semakin berdegub kencang. Aku menggeser dudukku hingga makin merapat. Kulingka
rkan tanganku untuk memeluk dia sambil mengelus-elus rambutnya. Perlahan, kupega
ng dagunya dan kudongakkan. "Jeanne..." bisikku. Jeanne hanya bergumam dan membu
ka matanya memandangku. "I like you very much... Would you mind if I kiss you, p
lease...?" kataku sambil masih berbisik. Jeanne tidak menjawab. Dia kembali meme
jamkan matanya dan membuka sedikit bibirnya yang merah ranum. Perlahan dan lembu
t, kukecup dan kukulum bibir yang merah menantang itu. Jeanne melenguh perlahan.
Dia memelukku dan membalas ciumanku. Makin lama nafasnya makin memburu. Kurasak
an dadanya yang semakin kencang ketika kami saling berdekapan. Mungkin dia juga
bisa merasakan betapa batang kelelakianku juga semakin keras. Entah berapa lama
kami menikmati ciuman itu. Sengaja memang aku tidak "menggerayangi" tubuhnya. Ru
panya dia penasaran juga.
Tiba-tiba Jeanne melepaskan pelukanku dan dia berdiri kemudian menuju kamarnya.
"Wait here!" Perintahnya sambil tersenyum penuh arti (yang tidak dapat kumengert
i maksudnya). Aku mendengar sayup-sayup suara air yang mengucur deras dari dalam
kamarnya. Ah, rupanya di dalam ada kamar mandi dalam. Tak lama kemudian, Jeanne
keluar dari kamarnya. "Come on in!" ajak Jeanne sambil menggandeng tanganku. Ak
u menurut saja. "Your bedroom is great!" pujiku sungguh-sungguh, karena memang d
ia pandai sekali menata kamar tidurnya. Jeanne hanya menjawab terima kasih. Dia
menuntunku hingga memasuki kamar mandinya. Di dalam kamar mandi, kulihat air kra
n masih mengucur deras hampir memenuhi separuh dari bathtub. Wangi harum dari bu
bble bath segera memenuhi paru-paruku.
Kali ini Jeanne yang memulai dengan rangkulan dan ciuman sambil meraba sekujur t
ubuhku. Jeanne menciumku dengan bernafsu sekali sambil tangannya meremas-remas p
antatku. Aku pun tak mau kalah. Kucium, kupagut bibir merahnya sambil tanganku m
eremas lembut pantatnya. Jeanne mulai menanggalkan pakaianku satu per satu. Aku
pun mulai melepaskan T-shirtnya. Sport bra berwarna abu-abu yang dipakainya menc
etak bukit dadanya yang sudah mengeras dengan putingnya yang membayang di balikn
ya. Menurut perkiraanku, sekitar 34C. Ukuran yang pas dan sesuai dengan seleraku
. Selangkanganku terasa makin keras. Celana jins yang kupakai rasanya semakin se
sak. Kuraba dan kuremas lembut bukit dada Jeanne. Dia melenguh dan semakin ganas
dengan permainan "french kiss" kami. Jeanne membuka celana jinsku. Aku pun mula
i melepaskan celana pendek ketat yang membalut Jeanne. Gila! Jeanne hanya mengen
akan G-string hitam di balik celana pendek ketatnya!
Jeanne meraba dan meremas lembut batang kemaluanku yang masih dibalut celana dal
amku. Dia memainkan jemarinya dan mulai merogoh masuk celana dalamku, menjemput
batang kelelakianku. Dengan sekali tarik, G-string hitam milik Jeanne segera jat
uh ke lantai. Alamaaak... betapa indah gerbang kewanitaan milik Jeanne. Perutnya
yang putih mulus hingga ke bawah. Rambut pubisnya yang halus dan dicukur rapi,
tidak terlalu lebat, tapi juga tidak terlalu tipis. Celah kewanitaannya membayan
g di balik rambut pubisnya. Kulepaskan pula sport bra yang masih membalut dadany
a. Telanjang sudah perempuan cantik di depanku yang selama ini mengisi khayalank
u. Bukit dadanya yang ranum dengan putingnya yang berwarna pink tegak tegang men
antangku untuk mengulumnya. Perlahan, kususuri bukit dadanya yang sebelah kiri d
engan lidahku. Kumainkan lidahku hingga ke putingnya. Jeanne mendesis. Kujawil-j
awil putingnya dengan lidahku, sementara tangan kiriku meremas lembut dan memain
kan bukit dada dan putingnya yang kanan. Jeanne mengerang. Tangannya merenggut c
elana dalamku hingga terlepas ke lantai. Dengan ganas ia memainkan dan mengocok
batang kelelakianku. Percaya atau tidak, batang kelelakianku bila sedang "full p
ower" bisa mencapai pusar lebih sedikit. Inilah yang membuat Jeanne sepertinya t
erkejut.
Jeanne "menuntun" batang kelelakianku menuju <I>bathtub</I>. Aku merebahkan diri
ke dalam bathtub dan Jeanne dengan perlahan mengocok dan mengurut batang kelela
kianku di antara busa-busa sabun dan air hangat. Jeanne duduk di antara dua kaki
ku sambil masih terus mengurut dan mengocok batang kelelakianku. Aku memejamkan
mataku, menikmati setiap sensasi yang menjalari sekujur tubuhku. Rasa geli yang
nikmat kurasakan setiap gerakan lembut tangan Jeanne beraksi naik turun.
Entah berapa lama aku menikmati permainan tangan Jeanne. Kutarik bahunya dan kub
alikkan badan Jeanne ke arah badanku. Jeanne kupeluk dari belakang. Kini giliran
ku untuk memberikan kenikmatan buat Jeanne. Kumainkan bukit dadanya dengan jalan
meremas, meraba dan memilin-milin lembut dengan tangan kananku. Sementara tanga
n kiriku tidak mau kalah, memainkan paha, lipat paha dan daerah gerbang kewanita
an Jeanne. Jeanne mengerang, mendesis dan melenguh. Hidung dan lidahku menciumi
dan menjilati daerah di belakang daun telinga Jeanne dan sekitar tengkuknya. Kup
ilin dan kugeser-geser lembut klitoris dan labia mayor Jeanne.
Akhirnya, kami menyudahi permainan yang mengasyikkan itu karena kulit kami mulai
keriput disebabkan oleh terlalu lamanya kami berendam dalam air <I>bubble bath<
/I>. Jeanne menciumi wajahku dengan penuh kelembutan dan akhirnya kami melakukan
"french kiss" lagi dengan posisi saling mendekap. Setelah puas melakukan "frenc
h kiss", Jeanne berdiri dan memutar kran shower untuk membilas tubuh kami. Di ba
wah derai siraman air shower, kami berpelukan dan melakukan "french kiss" lagi.
Saling meraba, saling mengelus dan menyusuri tubuh pasangan kami.
Rupanya Jeanne sudah tidak tahan lagi. Ia menaikkan satu kakinya ke pinggir bath
tub dan menuntun batang kelelakianku ke arah gerbang kewanitaannya. Aku membantu
nya sambil tangan kiriku memilin-milin puting payudara kanannya. Kugeser-geserka
n ujung kepala kemaluanku pada klitorisnya. Perlahan, kumasukkan batang kemaluan
ku ke dalam liang kemaluannya. Pelan... lembut... perlahan... sambil terus kukul
um bibir merahnya. Jeanne mendekapku sambil mendesis di sela-sela ciuman kami. A
khirnya kumasukkan kira-kira tiga per empat dari panjang kemaluanku, dan mulai k
umaju-mundurkan pantatku. Jeanne memejamkan matanya sambil terus mendesis dan me
lenguh. Ia memelukku semakin kencang. Kuayunkan pantatku semakin cepat dengan tu
sukan-tusukan dalam yang kukombinasikan dengan tusukan-tusukan dangkal. Jeanne m
embantu dengan putaran pinggulnya, membuat batang kemaluanku seperti disedot dan
diputar oleh liang kemaluannya. Guyuran air shower menambah erotis suasana dan
nikmatnya sensasi yang kami alami.
Aku merasakan lubang kemaluan Jeanne semakin licin dan semakin mudah bagiku untu
k melakukan tusukan-tusukan kenikmatan yang kami rasakan bersama. Setelah agak l
ama melakukan posisi ini, Jeanne menarik pantatnya sehingga batang kemaluanku te
rlepas dari lubang kemaluannya. Kemudian Jeanne membalikkan badannya dan agak me
mbungkuk, menahan tubuhnya dengan berpegangan pada dinding kamar mandi. Rupanya
dia ingin merasakan posisi "rear entry" atau yang lebih populer dengan istilah "
doggy style". Kemaluannya yang berwarna merah jambu sudah membuka, menantang, da
n terlihat licin basah. Perlahan kumasukkan batang kemaluanku yang tegang kaku d
an keras ke dalam lubang kemaluan Jeanne. Jeanne mendesis. Kuayunkan pantatku ma
ju-mundur, menusuk-nusuk lubang kemaluan Jeanne. Jeanne merapatkan kedua kakinya
sehingga batang kemaluanku semakin terjepit di dalam liang kemaluannya. Kurasak
an kenikmatan yang luar biasa dan sensasi yang sukar kulukiskan dengan kata-kata
setiap kali aku menghujamkan kemaluanku. Kuremas-remas pantat Jeanne bergantian
dengan remasan-remasanku pada payudaranya. Sesekali, kugigit-gigit kecil di dae
rah sekitar tengkuk dan pundaknya.
Setelah sekian lama, tiba-tiba Jeanne mengangkat kaki kanannya dan memutarnya me
lampaui kepalaku (seperti sebuah teknik tendangan memutar ke arah kepala) sambil
tangannya berpegangan pada leherku. Gila! Lentur juga nih cewek! pikirku. Dia m
embalik dari posisi "rear entry" ke posisi berhadapan tanpa melepaskan liang kem
aluannya dari tusukan batanganku. Dia menciumku dengan ganasnya sambil mencengke
ram erat punggungku, merapatkan tubuhnya dan mengejan, "Aku keluaaarrr...! Aaagg
ghhh...!" serunya sambil memelukku erat-erat. Aku merasakan liang kemaluannya be
rdenyut-denyut seperti menghisap-hisap kemaluanku. Aku merasakan tubuh Jeanne ya
ng menjadi lemas setelah mengalami orgasme. Aku masih saja memompa kemaluanku sa
mbil menyangga tubuhnya. Kuhisap-hisap puting payudaranya, kiri-kanan sambil lid
ahku berputar-putar pada ujungnya. Sesekali jari-jariku meraba dan memutar-mutar
klitorisnya. Jeanne seperti orang yang sedang tak sadarkan diri. Dia hanya ber-
ah-uh saja sambil sesekali menciumiku. Setelah beberapa saat, mendadak dia menge
jan lagi. Melenguh dan mengerang, "Aaaggghhh...! Ooohhh my goodnesss... Aku kelu
aaarrr lagiii...!" Jeanne engalami orgasmenya yang kedua kalinya. Hmm... multipl
e orgasm! Jeanne menciumiku dengan ganasnya. "Jeanne sayangku... tahan... Aku ak
an keluar sedikit lagi..." kataku sambil memacu pantatku lebih cepat lagi menghu
jam liang kemaluan Jeanne.
Jeanne hanya bisa pasrah. Akhirnya, aku merasakan sebuah gelombang besar yang me
ncari jalan keluar. Aku mencoba untuk menahannya selama mungkin, tapi gelombang
itu semakin besar dan semakin kuat. Aku mengatur pernapasanku, berkonsentrasi pe
nuh. Kudekap erat Jeanne. "Aku keluaaarrrr...!" Aku merasakan kenikmatan yang lu
ar biasa menjalari sekujur tubuhku. Rasanya tubuhku seperti dialiri listrik stat
is dan aku seperti melayang tinggi. Ada rasa hangat menjalari seluruh tubuhku. K
emaluanku berdenyut-denyut di dalam liang kemaluan Jeanne. Jeanne menjerit kecil
merasakan sesuatu yang luar biasa yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. "Oh
My God! You learned the secret!" teriak Jeanne antara girang dan keheranan. "Wh
at secret?" tanyaku keheranan. "This secret..." jawab Jeanne sambil menunjuk ke
arah batang kelelakianku yang masih tegak tegang (yang baru saja kulepaskan dari
gerbang kewanitaan Jeanne) dan tidak mengeluarkan cairan kejantananku. Batang k
elelakianku hanya basah oleh cairan yang dikeluarkan oleh Jeanne. "Rahasia ranja
ng kamar, cara taoist bercinta!" sambung Jeanne.
Aku hanya tersenyum. Mencium lembut keningnya, kemudian mencuci batang kelelakia
nku di bawah shower. Jeanne memelukku dari belakang dan membantu mencuci batang
kelelakianku. Setelah selesai mandi berdua, kami berdua saling mengeringkan diri
dengan handuk. Ketika aku hendak mengenakan pakaianku kembali, Jeanne melarangk
u dan mengajakku untuk ke tempat tidurnya. "Wait..." pintaku. Saat Jeanne menole
h, aku mencuri sebuah ciuman dan kubopong Jeanne ke arah tempat tidurnya (yang b
erukuran queen dengan warna serba hijau tua dihiasi sebuah boneka Garfield). Kul
etakkan Jeanne perlahan di tempat tidurnya. Kuciumi sekujur tubuhnya. Setelah pu
as, aku berbaring di sebelahnya. Jeanne kudekap dan kuciumi di sekitar daun teli
nganya sambil tanganku mengelus-elus punggungnya. Tak lama kemudian Jeanne terti
dur dengan senyum di bibirnya. Kukecup lembut bibirnya, lalu aku ikut tidur di s
ampingnya. Beredekapan, telanjang di bawah selimut. Aku terbangun saat kurasakan
ada jari-jari halus meraba-raba dadaku dan ciuman di keningku. Jeanne telah leb
ih dahulu bangun dan dia membangunkanku. Kukecup bibirnya perlahan, kupagut dia,
dan kami terlibat dalam sebuah "french kiss". Kuelus dan kuraba punggung putih
mulus Jeanne sementara dia mengelus-elus rambutku. "Frank, that was great!" bisi
k Jeanne di telingaku. "Thank you so much. Where did you learn the secret?" samb
ung Jeanne. "Sweetheart..." aku memberanikan diri memanggilnya "Sweetheart", dan
dia tidak keberatan. Aku pikir, jadi deh sepertinya aku pacaran sama dia. "Aku
belum tahu cara taoist bercinta. Kenyataannya, aku mendengar itu sebagai teknik
untuk mengatur qi saya menggunakan teknik yang sama yang digunakan taoist. Kalau
kamu bisa sebarkan apa yang kamu sebut energi seksual sebagai penggantinya, mak
a kamu akan menambah qi kamu dan menumbuhkan ke dalam shen dan jin kamu," kataku
menerangkan. "Itu kenapa saya tidak merasakan secara lambat atau lemah setelah
melakukan hubungan seksual. Saya dapat orgasme yang lebih tanpa ejakulasi sekali
saja dan tetap melakukannya hubungan terus menerus. Saya dapat mengontrol ejaku
lasi saya," lanjutku. "Oh, that's why I felt like I got a low electric shocked,
felt tingle all over my body and a strange sensation when you got your orgasm."
"Well, that's also because I transferred my qi to circulate into your body, to r
ejuvenate and to mix your qi with my qi. It's a yin yang thing, you know."
Jeanne tersenyum dan mengecup bibirku. Gerbang kewanitaannya, entah sengaja enta
h tidak, menggeser batang kelelakianku. "Sssh... I know it, Honey... I've read i
t from an ancient Chinese book. Now, relax and enjoy!"
Jeanne mulai menciumi sekujur tubuhku, menjilati dadaku dan menggelitiki putingk
u dengan lidahnya. Tangannya menjalari sekujur tubuhku dan meraba-raba batang ke
lelakianku, memainkannya, mengelus dan mengurutnya. Seketika batang kelelakianku
bangun dari tidurnya. Kembali tegak tegang kaku. Jeanne tersenyum. Perlahan, di
susurinya perut, pusar dan pinggangku dengan lidahnya. Aku merasakan geli-geli n
ikmat yang membuatku merinding. Kuusap-usap kepala Jeanne dengan penuh kelembuta
n. Kusisir rambutnya dengan jari-jariku dan sesekali kuraba-raba tengkuk dan bal
ik telinganya.
Perlahan jilatan lidah Jeanne semakin turun ke arah selangkanganku. Jeanne menji
lati paha kaki kananku bagian dalam, naik hingga ke lipat paha. Kemudian pindah
ke paha kaki kiriku. Sama. Naik hingga lipat paha. Dengan jemari tangan kirinya
yang halus, Jeanne memegangi batang kelelakianku, mendongakkannya, dan dia mulai
menjilati daerah pangkal batang kelelakianku. Disusurinya batang kelelakianku d
engan lidahnya hingga ke ujung topi bajanya (ya, aku memang disunat, demi keseha
tan). Jeanne memutar-mutar ujung lidahnya ke arah lubang dan sekitarnya pada uju
ng batang kelelakianku. Rasanya luar biasa. Tangan kanannya menyusuri daerah ulu
hati hingga pusarku (yang tercetak karena rajin sit up). Jeanne pandai sekali m
embuat diriku seperti melayang.
Dari ujung batang kelelakianku, Jeanne kembali menyusurinya hingga ke bawah, men
jilat-jilat kantung "peluru" batang kelelakianku dengan sesekali mengecup dan ag
ak menghisap kantung "peluru"-ku. Rasa aneh antara sakit, geli, dan enak menyerg
ap otakku. Jeanne meneruskan jilatannya dengan cara menggeser, memutar dan mengg
elitiki pangkal kantung "peluru"-ku dengan lidahnya, terus hingga ke arah lubang
pembuanganku. Dijilatinya lubang pembuanganku dengan cara memutar-mutar lidahny
a. Rasa geli yang mengenakkan kembali menyergap otakku. Aku mendesah, mendesis.
Rambut Jeanne agak kutarik dan kujambak. "Jeanne... It feels sooo goood!" desahk
u. Jeanne memandangku dengan pandangan mata yang membuatku gemas. Ooh... betapa
cantiknya kamu Jeanne, pikirku. Perempuan cantik yang telanjang bulat di depanku
dan sedang menjilati daerah paling privatku saat ini tiba-tiba berhenti melakuk
an jilatannya. Dia mendekati wajahku. Menciumku dengan mesra dan lembut bibirku.
Lebih tepatnya, mengulum bibirku. Kemudian Jeanne membalikkan badannya dan memb
elakangiku, seperti posisi "69".
Jeanne memegangi batang kelelakianku dan mulai menghisap, mengulum dan menjilati
batang kelelakianku. Kembali rasa geli dan nikmat menyerang kepalaku. Aku menci
um wangi harum yang khas dari gerbang kewanitaan Jeanne yang terpampang menantan
g di depanku. Gerbangnya sudah mulai terbuka, berwarna merah muda dengan dihiasi
rambut-rambut pubis yang halus dan dicukur rapi. Batang kelelakianku berdenyut-
denyut di antara hisapan dan geseran lidah Jeanne.
Kupegangi dan kuelus pantat Jeanne dengan kedua tanganku. Kuarahkan gerbang kewa
nitaannya ke arah mulutku. Kujilati pinggiran gerbang kewanitaannya dan daerah s
ekitarnya. Jeanne mengerang di antara hisapan-hisapannya pada batang kelelakiank
u. Kumainkan lidahku pada gerbang kewanitaan Jeanne yang terasa mulai licin dan
basah, sambil terus menebarkan aroma yang khas harum. Kulihat sebuah tonjolan ke
cil di antara belahan gerbang kewanitaannya. Kujilati benda itu. Jeanne mengeran
g dan mendesis, sejenak melepaskan batang kelelakianku dari mulutnya. Kujilat de
ngan lembut dan sesekali kugeser-geser dengan lidahku tonjolan kecil yang ada di
belahan gerbang kewanitaan Jeanne. Kuvariasikan geseran dan jilatanku dengan se
sekali menghisap-hisap tonjolan kecil milik Jeanne. Jeanne mendongakkan kepalany
a dan mendesis-desis kenikmatan sambil ia menggoyang-goyangkan pantatnya.
Lidahku kembali menjilati dan menyusuri sekitar gerbang kewanitaan Jeanne. Lidah
ku berhenti di antara gerbang kewanitaan Jeanne dan lubang pembuangannya. Kujila
ti daerah itu dan kuputar-putar lidahku di daerah itu. "Ooooh Frank... You make
me crazy!" kata Jeanne di antara erangannya. Jeanne mengurut dan mengocok batang
kelelakianku sambil mulutnya menghisap ujung kepala batang kelelakianku. Setela
h beberapa saat, kujilati juga lubang pembuangan milik Jeanne. Kuputar-putar lid
ahku di daerah itu. Jeanne mendesis-desis. Kedua tanganku tidak tinggal diam saa
t lidahku memainkan aktivitasnya. Terkadang jari-jari tanganku menggaruk mesra p
unggung Jeanne dengan lembut, atau meraba, mengusap dan memainkan bukit dadanya
yang menggantung menantang di atas perutku.
Pernah satu saat, sebuah jariku memasuki gerbang kewanitaannya dan mengusap-usap
dinding depannya dari dalam, daerah yang sering disebut orang sebagai daerah G-
spot. Jeanne agak berteriak kecil saat kuusap daerah itu. Tangannya mencengkeram
erat pahaku, mungkin menahan sensasi yang luar biasa baginya. Gerbang kewanitaa
nnya terasa sangat basah pada jariku. Setelah beberapa lama kami saling menjilat
, menghisap dan menikmati permainan ini, Jeanne tiba-tiba beranjak dari posisiny
a. "Honey... I want it now!" katanya sambil memegang batang kelelakianku yang te
gang tegak kaku menghadap langit-langit kamarnya. Jeanne mengangkangiku sambil m
embelakangiku. Ia mengarahkan batang kelelakianku ke gerbang kewanitaannya. Kuba
ntu dia. Kugeser-geserkan ujung batang kelelakianku pada tonjolan kecil di antar
a belahan gerbang kewanitaannya. Jeanne memejamkan matanya. Mendesah.
Perlahan, batang kemaluanku memasuki liang kemaluan Jeanne yang sudah licin basa
h. Pelan... lembut... Jeanne perlahan menurunkan pantatnya, membuat batang kemal
uanku masuk semakin dalam. Terus masuk... hingga akhirnya tidak bisa lebih dalam
lagi, menyisakan kira-kira seperempat dari panjang batang kemaluanku. Jeanne ag
ak terpekik saat ujung kemaluanku menyentuh dinding cervix-nya. Kemudian Jeanne
mulai menggoyangkan pantatnya naik-turun-naik-turun. Pada mulanya perlahan hingg
a beberapa gerakan, akhirnya Jeanne memainkannya semakin cepat. Aku dan dia meni
kmati sensasi yang luar biasa saat kedua alat kelamin kami menyatu dan saling be
rgeseran. Jeanne berulang kali mendesah, melenguh, mendesis, meracaukan kata-kat
a yang tak jelas kedengaran di telingaku. Aku sendiri menikmatinya dengan pikira
n yang melayang. Mencoba menahan rasa geli dan nikmat yang menjalari sekujur tub
uhku.
Aku mengangkat badanku sekitar 45 derajat dan bersandar pada headboard tempat ti
dur Jeanne. Tentu saja membuat otot-otot perutku menjadi kencang. Jeanne (sambil
membelakangiku) bertumpu pada perutku dan terus mengayuh tubuhnya naik-turun pa
da selangkanganku divariasikan dengan memutar-mutar pinggulnya. Saat dia memutar
-mutar pinggulnya, aku merasakan kemaluanku seperti disedot oleh sebuah vacuum y
ang kuat sambil dipuntir. "Aaaghhh... Jeanne..." teriakku sambil memegangi pingg
angnya yang ramping dan putih mulus. Rasanya aneh sekali, campuran antara sakit,
geli dan nikmat yang sukar untuk bisa aku ceritakan di sini. Kuraih tubuh Jeann
e dari belakang. Kuremas-remas lembut kedua payudaranya yang terasa keras tapi k
enyal. Putingnya aku pilin-pilin dengan mesra. Jeanne menghentikan sejenak ayuna
n pantatnya. Dia mendesah, mendesis. Aku merasakan batang kemaluanku dan liang k
emaluan Jeanne sama-sama berdenyut-denyut. Kuciumi tengkuk Jeanne, sesekali kugi
git-gigit ringan tengkuk, bahu kanannya, dan belakang telinganya. Sambil terus m
eremas, memilin dan memainkan payudara Jeanne, aku menjilati tengkuk hingga di a
ntara kedua tulang belikatnya.
"Jeanne My Dear... turn around!" pintaku pada Jeanne untuk membalikkan posisinya
. Jeanne berbalik tanpa melepaskan batang kemaluanku dari liang kemaluannya. Bat
ang kemaluanku serasa ada yang memuntirnya. Sekarang kami berhadapan. Aku dan Je
anne saling memeluk, saling meraba. Batang kemaluanku masih terasa berdenyut-den
yut di dalam liang kemaluan Jeanne yang juga terasa berdenyut-denyut seperti men
ghisap batang kemaluanku. Kami berciuman dan melakukan "french kiss". Lidah kami
saling berpagut, terkait. Bibir kami bertemu dan saling menggigit, menghisap da
n mengulum. Rasanya nikmat sekali. Tanganku meraba dan jemariku dengan lincahnya
bergerak di sekujur badan Jeanne, membuat Jeanne kegelian dan merinding. Kurasa
kan itu pada sekujur tubuhnya yang putih mulus tanpa cela.
Tanpa kuberitahu, tiba-tiba aku berdiri sambil mengangkat Jeanne. Jeanne terkeju
t dan mempererat rangkulannya pada leherku. Hanya sebentar, ia melanjutkan "fren
ch kiss" kami dan melingkarkan kakinya pada pinggangku. Kuangkat Jeanne dengan m
emegangi pantatnya. Kuayun-ayunkan pinggangku maju-mundur sehingga batang kemalu
anku menusuk dan menghujam liang kemaluan Jeanne. Jeanne menggigit bibirku. Aku
berjalan ke arah pintu kamar mandi sambil memondong Jeanne tanpa melepaskan bata
ng kemaluanku dari liang kemaluannya. Setiap ayunan langkahku berarti setiap tus
ukan batang kemaluanku hingga menyentuh cervix Jeanne. Jeanne mengerang, "Oooh F
rank! You're increadible!" kata Jeanne di antara desahan napasnya. Aku berjalan
mondar-mandir di depan tempat tidur Jeanne dalam posisi ini. Bagiku sendiri, pos
isi ini tidaklah seenak dan sesensasional posisi yang sebelumnya, tapi bagi Jean
ne, ini merupakan suatu posisi yang sangat menantang dan menggairahkan.
"Honey... I'm almost there... Sit on the edge of the bed, please...!" kata Jeann
e. Aku segera berjalan menuju tempat tidur Jeanne dan duduk di pinggir tempat ti
durnya. Kulebarkan kakiku sehingga Jeanne bisa lebih leluasa mengayuh liang kema
luannya bergeseran dengan batang kemaluanku. Kurasakan ada rasa geli yang luar b
iasa yang menerobos otakku. Aku mengerang. Lidahku kutekuk ke langit-langit mulu
tku. Kuatur napasku. Rasanya ada gelombang besar dari pinggangku yang hendak men
cari jalan keluar melalui batang kemaluanku. Kutahan gelombang besar itu sedapat
mungkin. "Jeanne Sayang... Aku hampir keluar sedikit lagi..." kataku. "Let's do
it together, Hon!" jawab Jeanne. Kami berciuman kembali. Jeanne menghentikan ay
unannya. Dia memelukku erat sekali. Aku terkejut! Kurasakan ada semacam aliran l
istrik statis pada ujung batang kemaluanku yang berasal dari cervix Jeanne! Kubu
ka mataku dan kulepaskan ciuman kami. "You...?!" ujarku sambil penuh tanda tanya
. "Shut up and just do it!" dan Jeanne kembali menciumku dengan ganas. Aku pun b
alas menciumnya. Kami berdua sama-sama diam dalam posisi berciuman.
Kurasakan aliran listrik statis mulai merayapi sekujur tubuhku. Kubiarkan. Dari
diriku pun ada semacam energi yang menjalar dari tulang ekorku, naik ke tulang b
elakangku dan menyebar ke seluruh tubuhku. Gelombang besar yang kurasakan dan he
ndak mencari jalan keluar perlahan bisa kuatasi. Dengan teknik pernapasan yang k
upelajari, ku-"tarik" gelombang besar itu ke arah pinggangku, ke arah dua titik
yang disebut <I>ming-men</I> oleh ahli akupunktur. Kuputar gelombang besar itu d
i sana. Perlahan, aku pun merasakan ada aliran listrik statis yang mengalir dari
titik 2 jari di bawah pusarku. Titik ini yang sering disebut oleh orang Cina se
bagai titik <I>dantien</I> atau chakra pusar oleh orang India. Tenaga inilah yan
g disebut oleh orang India sebagai <I>tenaga Kundalini</I>. Inilah kunci dari <I
>cara taoist bercinta</I>, yaitu pembangkitan tenaga terpendam dari <I>dantien</
I> yang didapat dari tenaga seksual dan membuat <I>genital orgasm</I> menjadi <I
>"whole body and soul orgasms</I>.
Sekujur tubuhku terasa hangat, begitu juga dengan tubuh Jeanne. Kami masih berci
uman. Diam, menikmati sensasi yang luar biasa yang tidak akan pernah kami dapatk
an dari <I>orgasme genetik</I>. Aku merasakan ada sesuatu yang berputaran pada t
ubuhku, dari bawah, naik, hingga melalui mulutku masuk ke mulut Jeanne dan dari
mulut Jeanne kurasakan aliran lagi yang menuju ke bawah membentuk suatu siklus.
Inilah yang disebut oleh para taoist sebagai <I>kondisi tao</I>, di mana <I>yin
dan yang bersatu membentuk harmoni</I>. Aku merasa seperti melayang ke ruangan y
ang tanpa dimensi. Senyap. Pandangan mataku seperti melihat cahaya yang terang (
walaupun aku memejamkan mataku). Rasa nikmat yang aneh disertai oleh rambatan se
nsasi menjalari setiap bagian tubuhku dan tubuh Jeanne. Kurasakan tubuhku merind
ing sekujur tubuh (bukan karena dinginnya AC, karena tubuhku terasa hangat). Kur
asakan juga Jeanne merinding di sekujur tubuhnya. Rambut-rambut halus yang ada d
i tubuh kami berdua berdiri, seperti layaknya kalau tubuh teraliri listrik stati
s. Tubuh kami berdua mengejang. Akhirnya aku merasakan suatu yang sangat melegak
an. Nikmat... Cahaya terang yang "tampak" di mataku digantikan oleh kegelapan ya
ng pekat. Sunyi...!
Pelan-pelan Jeanne melepaskan ciuman kami. Dia tersenyum penuh arti dan kemudian
mencium keningku. Kupagut kecil dagu Jeanne saat dia mencium keningku. Aku mera
sakan kesegaran tubuhku seperti orang yang baru selesai berolahraga ringan. Jean
ne perlahan melepaskan gerbang kewanitaannya dari batang kelelakianku. Dia beran
jak dari pangkuanku dan memegang batang kelelakianku, kemudian dikulumnya batang
kelelakianku yang masih tegak tegang dan kaku yang penuh dengan cairan kewanita
annya. Rupanya Jeanne membersihkan batang kelelakianku. Dia cuma sebentar mengul
umnya, kemudian mengambil beberapa lembar tissue dan melap batang kelelakianku.
Kukecup kening Jeanne sambil mengelus rambutnya.
Jeanne mengajakku kembali ke balik selimut. Kami berpelukan sambil masih dalam k
ondisi sama-sama telanjang bulat. Kami kemudian saling berciuman lagi. "Frank...
You're wonderful!" kata Jeanne. Aku cuma tersenyum dan mencium keningnya dengan
penuh kelembutan. Kusisiri rambut Jeanne dengan jari-jari tanganku. "Sayang...
kita bukan hanya melakukan seks, kita benar-benar bercinta. I felt so loved so m
uch that I never felt that kind of feeling before. I love you, Frank!" Aku terke
jut mendengar kata-kata Jeanne, terutama yang terakhir. Ada kebahagiaan yang kur
asakan di hatiku saat itu. Kupeluk Jeanne semakin erat, dan kucium dia.
"Jeanne... do you mind if I ask you a personal question?" tanyaku setelah bebera
pa saat kami berciuman. Jeanne cuma menggeleng. "Where did you learn that secret
and how?" tanyaku penasaran. Harusnya sudah kusadari sejak awal bahwa kalau dia
mengerti tentang "rahasia" ini, tentu paling tidak dia tahu akan "teori"-nya. T
ernyata memang dia juga menguasainya! Jeanne tidak menjawab. Dia hanya tersenyum
dan meletakkan sebuah jarinya di bibirku, tanda bagiku untuk diam. "Are you hun
gry Frank?" tanya Jeanne untuk mengalihkan perhatian. Aku melihat ke arah jam di
nding di kamar Jeanne. Shit! Sudah lewat tengah malam dan hampir jam satu pagi!
Padahal, seingatku aku baru bangun dan memulai permainan kami ini sekitar jam se
mbilan. Mendadak aku merasakan perutku bunyi dan keroncongan. Seingatku, hari in
i aku memang belum makan apapun. Jeanne tersenyum manis lagi (mungkin karena) me
lihat tampangku yang seperti orang linglung.
"Okay Honey... I'm hungry too... I'll make you something," kata Jeanne sambil di
a beranjak dari tempat tidur. Tubuhnya yang putih mulus meliuk dan melenggok dan
tak lepas dari pandangan mataku. Dia menyalakan lampu kamarnya dan berjalan men
uju ke lemari pakaiannya. Membuka sebuah laci, mengambil sebuah celana dalam ber
warna putih dengan hiasan bunga-bunga kecil berwarna-warni, mengenakan celana it
u, mengambil sebuah T-shirt dan kemudian mengenakannya. Jeanne juga mengambil da
n kemudian memakai sebuah celana jins pendek. Dia keluar dari kamar. Aku beranja
k dari tempat tidur Jeanne dan menuju ke kamar mandi, di mana baju dan celanaku
tertinggal. Saat aku mengenakan celanaku, aku mendengar teriakan Jeanne dari dap
ur.
"Sayang... jangan kamu pakai T-shirt kamu! Aku ingin kamu telanjang dada! Aku su
ka dengan dada kamu! Sangat seksi sekali..." teriaknya. Aku menurut. T-shirt yan
g hampir aku kenakan batal aku kenakan. Dadaku memang bidang, karena aku juga me
nyukai olah raga panjat tebing di samping silat yang kulatih sejak kecil. Dadaku
juga ditumbuhi rambut-rambut yang tidak terlalu lebat dan juga tidak terlalu ja
rang yang terus menyambung dari bawah. Ketika keluar dari kamar Jeanne, aku menc
ium wangi makanan. Sepertinya Jeanne membuat nasi goreng dan oseng-oseng ayam da
n udang dengan sayuran. Perutku dengan kurang ajarnya berkeruyuk. Kulihat Jeanne
sibuk menyiapkan makanan dan menata meja makan. Kuhampiri dia dan kupeluk dari
belakang. Kucium balik telinganya sambil tanganku dengan nakalnya meraba dadanya
. "Do you need help, Sweety?" bisikku pada telinganya. Jeanne menepiskan tangank
u dan membalikkan badannya. "No thanks Honey. Just wait there, watch TV or somet
hing. It'll be a moment and not too long." "Okay..." Aku berjalan menuju baby gr
and piano yang ada di sudut ruangan. Kumatikan suara TV yang sedang menyiarkan b
erita CNN melalui remote control. "Sweety... this one is for you!" kataku sambil
mulai memainkan tuts-tuts piano. Aku memainkan sebuah lagu melalui denting pian
o. Malam itu (atau lebih tepatnya pagi dini hari) kulewati dengan makan bersama
Jeanne (masakannya enak lho!) dan aku menginap di apartemennya.
Pagi itu aku bangun dengan pikiran yang berkecamuk. Jeanne masih tidur di dekapa
nku. Aku bisa merasakan hembusan napas halusnya. Berbagai macam perasaan silih b
erganti menerpaku. Aku merasa bahagia, sedih, senang, susah, gembira, dan entah
apa lagi. Sukar sekali untuk bisa mengatakannya. Pikiranku melayang ke masa lalu
ku. Aku dilahirkan tahun 1969, anak tertua dari 2 bersaudara. Adikku, perempuan,
lahir 3 tahun kemudian setelah aku (dia sudah menikah dan berputra seorang seka
rang). Ayahku adalah seorang pegawai negeri. Aku benci ayahku! Dia bukanlah seor
ang bisa dijadikan contoh dan dibanggakan oleh anak-anaknya. Ayahku sering sekal
i memarahi ibuku di depan anak-anaknya. Bahkan terkadang tak segan-segan menempe
leng ibuku! Tak jarang pula aku harus menerima hajaran dari ayahku kalau aku ber
usaha melindungi ibuku. Tapi apa dayaku, waktu itu aku masih kecil. Di kantornya
, ayahku pun bukan orang yang dihormati. Tentu saja orang akan "hormat" di depan
dia. Dia adalah seorang koruptor dan tukang main perempuan! Aku pun sebetulnya
malu untuk menceritakan tentang dia.
Makanya, tak heran apabila aku tumbuh menjadi anak jalanan. Aku tumbuh menjadi a
nak yang nakal. Sangat nakal! Walaupun demikian, aku tetap punya prinsip. Aku be
rprinsip untuk tidak "melukai" diriku sendiri. Itu sebabnya aku tidak merokok, t
idak minum minuman keras dan tidak berurusan dengan narkotik (walaupun nantinya
aku menjadi salah seorang pengedar). Beberapa kali ayahku harus "menebusku" di k
antor polisi atas tingkah lakuku yang sudah termasuk tindakan kriminal.
Akhirnya saat UMPTN tiba. Aku ingat akan kata-kata ibuku yang memintaku untuk be
lajar sungguh-sungguh, demi diriku sendiri dan demi ibuku. Aku turuti kata-kata
ibuku. Tuhan memang memberiku otak yang encer. Aku diterima di perguruan negeri
paling bergengsi di Indonesia. Berangkatlah aku ke Bandung.
Di kota ini aku tambah liar, bagaikan kuda yang lepas dari ikatan. Bayangkan, ti
dak ada yang perduli, kost dan hidup sendiri, punya banyak uang (yang aku tahu i
tu adalah uang haram hasil korupsi ayahku), mau apa lagi? Di kota ini pertama ka
li aku kehilangan keperjakaanku oleh seorang gadis manis yang tadinya cuma iseng
aku pacari (dan dia aku perawani). Namanya Yolanda. Aku panggil dia Yo, saat it
u dia kuliah di perguruan negeri lain yang juga ada di Bandung. Aku kenal dia pe
rtama kali waktu aku jalan-jalan di Cihampelas. Setelah berkenalan, aku sering m
enelepon dia. Kami banyak ngobrol dan aku semakin tertarik dengan dia (walaupun
dengan niat cuma iseng). Yo mempunyai darah Belanda dari ibunya. Dia berambut pa
njang, berkulit kuning langsat dan bermata coklat. Tidak terlalu tinggi, hanya r
ata-rata tinggi perempuan Indonesia.
Setelah sekitar 2-3 bulan, aku "jadian" dengan Yo. Aku tahu, Yo sangat mencintai
ku. Suatu hari, Yo datang ke tempat kost-ku di daerah Bukit Dago. Dia datang sam
bil menangis (karena suatu hal yang membuatnya demikian). Aku mencoba untuk meng
hiburnya, memberikan dukungan dan menyatakan bahwa ada orang yang mencintainya.
Entah siapa yang memulai duluan, akhirnya kami terlibat dalam suatu ciuman yang
mesra, hangat dan sangat intim. Yo mendesah. Mungkin saat itu situasi sangat men
dukung. Aku menggerayangi tubuh Yo, dan dia tidak menolak. Selama ini kami belum
pernah berciuman seperti saat itu. Tanganku menyusup ke bajunya setelah kancing
-kancingnya aku lepaskan. Bra yang dikenakan Yo berwarna krem, berukuran 34B. Ku
raba dan kuremas perlahan buah dada Yo yang kanan. Dia mengerang. Mulut kami mas
ih berciuman. Entah bagaimana ceritanya, akhirnya aku berhasil melepaskan "atrib
ut" atas Yo, sehingga Yo telanjang dada. Kucium buah dada Yo yang putingnya berw
arna coklat muda.
Kukulum dan kuhisap putingnya sambil kuremas-remas dengan tanganku. Waktu itu ak
u sangat berdebar-debar dengan pikiran yang tidak karuan. Banyak pertanyaan sili
h berganti di kepalaku, tapi tidak kuperdulikan. Aku pikir, kapan lagi? Yo mende
sis dan mengerang saat buah dadanya aku "kerjai". Akhirnya, kami berdua sama-sam
a telanjang bulat. Bagiku, inilah pertama kalinya aku melihat tubuh mulus seoran
g perempuan secara nyata. Selama ini aku hanya mengetahuinya dari buku, majalah,
atau film. Gerbang kewanitaan Yo ditumbuhi rambut-rambut halus yang lebat sekal
i dan ia memiliki gundukan <I>mons pubis</I> yang membukit. Pinggulnya benar-ben
ar seperti "bodi gitar". Yo terbelalak melihat batang kelelakianku yang tegak te
gang dan besar mengacung dan berdenyut-denyut. Dia menarik selimutku dan menutup
i tubuh telanjangnya. Badannya bagus dan mulus! Aku memeluknya.
"Frank... aku pengin, tapi aku takut!" kata Yo. "Aku sayang kamu Yo... Aku juga
pengin. Pelan-pelan ya..." "Aku pengin memberikan ini buatmu, Frank!" Pelan-pela
n, kucumbu Yo dan kurasakan gerbang kewanitaannya sudah sangat basah ketika jari
-jari tanganku bermain di sana. Kuarahkan batang kelelakianku ke arah gerbang ke
wanitaan Yo. Yo membuka pahanya. Perlahan kumasukkan batang kemaluanku ke liang
kemaluan Yo. Tidak berhasil! Susah sekali! Seret dan meleset. Aku mencoba bebera
pa kali. Setelah kupikir sudah pas pada lubangnya, aku tusukkan batang kemaluank
u ke dalam liang kemaluan Yo. Yo memekik dan menangis di pelukanku. Kurasakan ad
a cairan hangat mengalir di batang kemaluanku. Kugoyang-goyangkan pantatku maju-
mundur (waktu itu pengetahuanku tentang seks sangatlah minim, hanya lewat majala
h dan video porno) seperti yang kulihat di film porno. Yo memelukku semakin erat
dan air matanya mengalir. "Frank... Sakit! Sakit sekali!" katanya di antara ses
enggukannya.
Kukecup Yo dan kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya. Aku melihat bat
ang kemaluanku "berdarah" dan beberapa bercak darah menetes ke sprei tempat tidu
rku. Darah perawan Yo! Yo dengan tertatih-tatih bangun dan menuju ke kamar mandi
ku. Dia melap liang kemaluannya dengan tissue. Kuhampiri dia dan kupeluk dia. Ku
cium. Hari itu aku "tuntas"-kan dengan "self-service" di kamar mandi karena aku
tidak tega melihat Yo kesakitan. Akhirnya kami berdua tidur telanjang berpelukan
setelah kuganti sepreiku.
Aku dan Yo akhirnya bisa melakukan hubungan seks dengan nyaman dan kami berdua b
isa menikmatinya setelah kami melakukan yang ke-3 atau ke-4 kalinya (aku lupa).
Akhirnya aku jadi sangat mencintai Yo dan dia juga demikian. Dia sangat sabar da
n dia pula yang membuatku untuk mulai "bertobat" dari segala kenakalanku. Aku be
rubah karena Yo.
Hingga suatu hari, aku mendengar kabar yang sangat mengejutkan dan membuat tubuh
ku lemas dan aku sempat mengalami pukulan yang telak. Yo meninggal dunia karena
kecelakaan. Dan yang membuatku semakin menyesal adalah aku tidak sempat melihat
jenazahnya, karena telah dikuburkan di sebuah pemakaman umum di Jakarta. Aku men
dengar kabar ini sepulangku dari latihan survivalku selama seminggu. Begitu aku
mendengar kabar ini dan aku sadar dari rasa terkejutku, aku segera berangkat ke
Jakarta dengan motorku dan kularikan motorku dengan kecepatan sangat tinggi. Bay
angkan, saat itu Bandung-Jakarta kutempuh hanya dalam waktu kurang dari 2 jam! B
aru kuketahui dari keluarganya bahwa Yo telah dimakamkan. Aku segera menuju maka
mnya yang masih basah dan penuh dengan taburan bunga. Aku menangis di sana hingg
a tak terasa aku tertidur dan dibangunkan oleh orangtua penjaga makam.
"What's the matter, Honey...?" tiba-tiba pertanyaan Jeanne mengagetkan aku dan m
enyadarkanku pada situasiku yang sekarang. Jeanne memandangku dengan penuh tanda
tanya dan ia mengusap dadaku, kemudian mencium dadaku. Kucium kening Jeanne dan
aku menarik napas panjang. "Why are you crying...?" Jeanne mengusap setetes air
mata yang menetes dari mataku saat bertanya kepadaku. Aku tersenyum padanya. "I
just have a feeling about how happy I am now!" kataku sambil mengecup kening Je
anne. Maafkan aku Yo, kataku dalam hati. Aku jatuh cinta pada perempuan ini. Sem
oga kamu berbahagia di alam sana, batinku.
"I'm still tired, Frank. I want to continue my sleep," kata Jeanne, dan dia meme
lukku semakin erat. Kuelus rambutnya. "It's all right, Baby... Go back to sleep.
I'm fine." Kulirik jam dinding di kamar Jeanne yang samar-samar kulihat menunju
kkan sekitar pukul sepuluh pagi. Aku sendiri pun masih malas beranjak dari tempa
t tidur, lagipula hari ini adalah hari libur. Kembali pikiranku melayang dan mel
amun. Setelah ditinggal oleh Yo untuk selamanya, aku sempat seperti orang linglu
ng yang kehilangan semangat kira-kira selama 2-3 bulan. Orang yang menyadarkanku
adalah kakak seperguruanku yang sangat perhatian dengan diriku. Dia mengetahui
perubahan pada diriku. Akhirnya, dia berhasil meyakinkanku untuk "get over it" d
an "get real" dengan situasiku. Katanya lagi, Yo akan sangat marah dan kecewa bi
la laki-laki yang dicintainya ternyata sangat lemah. Aku sempat marah padanya da
n kutantang dia berkelahi. Tentu saja dia menolak, tapi kupaksa karena aku sudah
mata gelap. Rupanya dia memang jagoan (biarpun dia kelihatan seperti biasa saja
). Dengan mudah aku dikalahkannya dan aku dilumpuhkan hanya dengan 2 kali totoka
n 2 jarinya. Dia menasihatiku seperti dia menasihati adiknya. Aku sadar dan bisa
mengerti. Dari dia aku belajar silat dengan giat dan tekun untuk mengisi hari-h
ariku di samping belajar lebih sungguh-sungguh pada pelajaranku di bangku kuliah
.
Di tahun yang sama, petaka datang lagi. Ayahku menceraikan ibuku karena dia kawi
n lagi dengan perempuan lain. Aku sangat marah saat itu. Kudatangi ayahku di kan
tornya dan kuhajar dia hingga bibir dan hidungnya pecah berdarah. Sampai-sampai
aku harus diamankan oleh para satpam kantor ayahku karena aku mengamuk. Akhirnya
aku dikirim oleh ibuku ke Amerika Serikat dengan biaya dari harta pembagian aya
hku. Aku hanya dibiayai untuk semester pertama, selanjutnya, aku harus membiayai
hidupku sendiri. Ibuku "menantang"-ku dan aku menerima tantangannya untuk bisa
hidup dan survive di negeri orang. Setelah kutunjukkan kemampuanku pada semester
pertama kuliah, akhirnya semester berikutnya aku mendapatkan beasiswa. Untuk hi
dup, aku bekerja apa saja dan di mana saja. Di negeri orang inilah aku mengenal
arti hidup sesungguhnya. Karena keberuntunganku, aku diterima bekerja di sebuah
perusahaan konsultan engineering. Dari situlah aku mulai menata hidupku dan bisa
seperti sekarang.
Aku masih ingat pertama kali aku melihat Jeanne. Waktu itu aku lagi duduk-duduk
di sebuah bangku putih panjang di Palm Court di UCLA setelah selesai kuliahku ha
ri itu. Entah mengapa aku begitu tertarik dengan dia yang melenggang tepat di de
panku. Baru kuketahui bahwa dia adalah seorang mahasiswi dari jurusanku juga. Ak
u tersadar dari lamunanku saat Jeanne melepaskan pelukannya dan membalikkan bada
nnya memunggungiku. Aku mendesah pelan, dan tersenyum sendiri. Kupeluk Jeanne de
ngan mesra dan kulanjutkan tidurku.
Jadi Korban Penasaran ABG di Kos-Kosan (Part 1)
fastest livescore
Namaku Arya, umur masih 22 tahun dan kuliah di salah satu Universitas Swasta di
Jogja, tapi karena udah akhir skripsi, aku lebih banyak ngabisin waktu di rumah.
Aku tinggal bersama orang tuaku di sebuah rumah di sekitar kawasan pelosok Yogya
karta. Tapi karena rumah ini terlalu besar, jadi sengaja di bikin sekat tembok d
an akhirnya jadilah sebuah kos-kosan.
Orangtuaku sendiri keduanya PNS di kalimantan, jadi mereka jarang pulang, dan ak
u diberi tanggung jawab buat jadi penunggu di rumah ini.
Semacam setan tak langsung gitu, yah tapi aku gak keberatan.
Kos-kosan ku termasuk ketat, tapi nggak ada pembatasan gender, cowok-cewek boleh
ngekos disini asal ikut aturan.
Tapi sejak desember 2012 lalu, memang kebetulan yang kos dirumahku jadi cewek se
mua, total dari 10 kamar, baru di isi empat orang, satu orang perempuan berumur
sekitar 30 tahunan, dan orangnya jarang pulang karena kantornya baru pindah agak
jauh dari kos di sini, jadi dia sering nginep di tempat temennya.
Yang satu udah SMA kelas tiga, Intan namanya. Wajahnya cenderung manis, dan ngga
k membosankan. Dia putih, pake kacamata, rambutnya panjang lurus, seringnya si d
i kuncir, badannya tegap tinggi sekitar 166cm, karena aku suka liat dia suka lat
ihan push up sendiri di teras kosan, badannya jadi lebih sekal dan berisi.
Yang dua masih sekolah kelas dua SMP, namanya Grace dan Putu. Grace termasuk ana
k golongan berpunya, dia putih, rambutnya lurus pendek sebahu, punya wajah orien
tal, nggak tinggi-tinggi amat, agak kurus tapi emang yang paling menonjol sekila
s dari keseluruhan badannya memang susunya, keliatan bulet dan karena dia sering
bolos sekolah, dia sering banget ngajak aku nemenin nonton tivi di ruang tamu,
seringkali juga nggak pernah pake bra, hanya tanktopan biasa aja.
Sial.
Oh ya, yang terakhir si Putu, anak keturunan asli Denpasar, rambutnya panjang se
bahu, kulitnya eksotis, antara sawo matang kuning gitu, punya badan paling monto
k dari sekian cewek tadi, dan kadang juga paling polos mendekati bloon. Dia jara
ng keluar rumah. Keluar rumah paling cuma pas waktu sekolah, sisanya dia sibuk b
elajar dan baca buku di kamarnya.
Aku paling deket sama Grace dan Putu, selain karena mereka sering nongkrong bare
ng, mereka juga paling sering di rumah dan bolos berjamaah. Sementara Intan udah
mulai sibuk ujian, tapi kita juga sempet kencan bareng, Cuma sekedar ngilangin
penat ke bioskop dan makan-makan, di kosan pun kita jarang ketemu karena kesibuk
an masing-masing.
Cerita berikut adalah true story.
Berawal dari pagi hari, aku bangun sekitar setengah tujuh, dan di depan tivi uda
h siaga si Grace, dengan posisi menekuk lutut diantara lengan, sang penonton set
ia spongebob. Kebiasaan ini udah aku perhatiin sejak seminggu lalu, dan hari ini
aku mulai penasaran sama dia kenapa jarang masuk sekolah.
"Loh, Grace, nggak berangkat lagi?", tanyaku basa basi.
"Ah kakak, basi. Jangan bilang baru liat aku di depan sini hari ini. Aku kan uda
h seminggu gak masuk."
"., iya kakak tahu, kamu kalo gitu terus kapan bisa pinternya? Kasian tau orangtua
kamu.."
" Ya aku tahu kak, abis aku emang lagi gak mood aja, mungkin senen besok aku uda
h mau masuk."
Lantas aku langsung ngedeketin dia, dan duduk tepat di samping nya.
"Baiklah, aku temenin nonton yah"
"Iya, aku nungguin spongebob nih,"
Karena masih pagi belom mandi, agan-agan tahu lah, jam segini adalah jam-jam raw
an pikiran cowok buat berfantasi mesum. Dan aku langsung melirik Grace.
"Grace"
"Ya kakak.."
"Ngg. Kamu gak pake daleman lagi?", aku memang biasa ceplas ceplos kalo sama Grac
e.
"hehehehe, keliatan yah kak? Nggak kak aku mau ngirit cucian, lagian aku suka ger
ah aja susuku diganjel gituan, belom terlalu gede juga.."
"Anjrit ni anak", batinku.
"hahahaha, lah nanti kendor loh kalo nggak kamu ganjel, kan emang buat cewek."
"Ngg iya sih tapi emang belom gede-gede banget kok, kalo nggak percaya kakak pega
ng aja.."
Aku ngerasa kesamber geledek.
"Grace serius kamu? Ya ngaku sih, aku sering ngintipin belahan kamu kalo pas pake
tanktop atau kaos yang belahannya agak rendah. "
"Ssssssst iyah, kakak penasaran kan, pegang aja gapapa, aku sambil nonton sponge
bob nih udah mulai"
Glek. Aku nelen liur yang udah berasa jadi segumpal semen. Aku duduk agak ngedek
et.
"Kakak pegang yah."
"Iya, kakak bawel..", sambil melonggarkan lipatan lengannya dari lutut.
Yak dan aku deg-degan setengah mati sambil meraba susu adik kosan ku yang polosn
ya minta ampun ini Memang bener nggak terlalu besar, tapi buletnya itu yang bikin
nggak tahan.. Hampir 5 menit aku merabai susu Grace dengan tangan agak gugup, s
ementara dia nya santai aja nonton dari tadi. Sialan ini anak.
"Kak. Remes aja, diapain kek, takut amat"
"BAWELLLL AH KAMU lagi konsen nih."
"Hahahahahaha", Grace terkekeh."
Aku pindah ke belakang punggung Grace, dan langsung fokus sama genggaman ku, aku
meremasi susu Grace dengan bersemangat. Kenyal dan masih sangat kenceng buat pa
yudara seusianya. Aku mencoba mencari putingnya dan Grace mengeluh halus.
"Nghh.kak nanti aku pengen, biasa aja yah? Tabok nih."
Aku nggak begitu peduli, aku menjepit putingnya dari luar kaos longgarnya, sambi
l meremasi susunya yang kiri, Grace mulai kegelian dan berkeringat dingin.
"Akh.kak.aku jadi nggak konsenhh kampretth. Itu burung kakak udah keras juga, keluar
in gih sana, aku nggakhh awwwwh mauuh bantuinhhh KAAAAKKAAAAAAKHH"
Sontak dia ngejerit, dan aku kaget, takut tetangga denger, dan aku menghentikkan
aktifitasku. Dengan nafsu udah di ubun-ubun aku mencoba protes.
"Kenapa sik Grace.kamu tuh ya."
"Lah aku kan tadi cuma mau ngasih pegang ajah, biar kakak gak penasaran, kenapa
aku malah dirangsang.." cemberutnya.
"Iya sih, sorry Grace kebawa suasana, aku ng. Ke kamar mandi dulu deh"
"Hihihihi, keras banget punya kakak, jadi penasaran megang."
"Hah, yaudah ini pegang aja, sambil bantuin aku buat ngo."
"EEEIIITTT TENDANG NIH ?!"
"HAH JANGAN yaudah yaudah", dengusku sambil kabur ke kamar mandi.
***
Lima menit setelah kejadian tersebut, ternyata Putu terbangun.
"Kamu ngapain sih Grace teriak-teriak barusan?....berisik"
"Ehehehe nggak papa kok.. Tadi kak Arya jail sama aku."
"Oh. Aku duduk sini yah, nunggu nyawa ku penuh"
"Ya sini aja kaku amat sih kamu".
Grace mengganti posisinya dengan bersolonjor di bahu sofa, nggak sadar walaupun
masih bangun tidur, Putu memperhatikan area sekitar pahanya yang agak basah.
"Grace, kamu abis ngapain kok itu basah?"
"Ah iniehm.. Nggak papa. Tadi kena air putih, aku minum, trus ketetesan."
" Oh ya?"
Seketika itu juga Putu langsung meremas susu Grace dan menemukan bahwa putingnya
masih mengeras. Grace kaget.
"Akkkkhhh Put, kamu apaan sih?"
"Grace! Kok tegang gini, ngaku, tadi abis ngapain sma kak Arya?"
"Nghh.anu."
"Kamu kayak sama siapa aja, cerita aja sih.."
"Aku tadi nyuruh kak Arya megang susu aku, biar dia nggak penasaran aja sih.. Ab
isnya aku tau dia sering lirik-lirik mesum gitu. Dan tau nggak, tadi kan dia meg
angnya dari belakang punggung aku, burungnya itu loh put, keras banget! Kayaknya
gede juga deh put.
"AHH Masa??? Ah kamu bikin aku pengen aja ah. Trus-trus? "
"Yaudah lah, orang aku kan Cuma pengen ngilangin penasarannya ajah, kayaknya dia
horni berat, aku tendang dan suruh ke kamar mandi aja, hahahahahahaha"
"Huuuff kenapa nggak dituntasin? Kan nanti aku bisa ikutan *eh* "
"Woi, ngawur aja, biar aku bandel gini juga masih perawan waras tauk.. Nggak kay
ak kamu, bloon."
"Hih, aku kan juga penasaran pengen ngerasain, aku juga belum pernah liat burung
cowok kayak apa.."
"Emang kamu pikir aku pernah? Sama juga kalik, tadi juga udah untung ngerasain d
ari luar, hahahahahak"
***
Sementara di sisi lain, aku sudah selesai dengan urusanku di kamar mandi, dan si
alnya, handuk yang biasa aku pakai tertinggal di belakang jemuran. Karena sudah
kepalang basah, kebetulan aku menemukan handuk selempang kecil di gantungan kama
r mandi.
Ku coba buat melilitkan di sekitar pinggang sampai bawah lutut, ternyata kecil s
ekali. Hanya cukup buat menutupi dibawah pusar dan selangkangan agak kebawah dik
it, sampai paha pun nggak.
"HAAHH SIAL",dengusku.
Aku sudah cukup kesal setengah mati karena nafsuku tadi agak tanggung, dan sekar
ang masalah handuk.
Aku tak punya pilihan, kulilitkan seadanya dan bermaksud untuk mengambil handukk
u yang tertinggal di belakang, sambil memunguti cucian kaosku yang kemarin pun l
upa aku ambil.
Karena memang bagian belakang rumah harus melewati ruang tamu, mau tak mau aku h
arus agak berlari-lari kecil ke belakang rumah, bukan karena malu ada Grace, tap
i karena dingin.
Beberapa menit kemudian, aku terhenyak, rupanya di sana sudah ada Putu yang terb
angun, dan Grace tentunya, Ia memanggilku dengan tersenyum jahil.
"Haeeeee kaakakkkkkk )"
"BODOOOOOK", teriakku.
Karena memang model jemuran belakang rumahku tertutup dari pandangan dan suasana
luar, jadi Aku, Grace, dan Putu yang memang sering di rumah tidak terlalu malu
untuk sekedar bertelanjang ria kalau terpaksa. Tapi kami satu sama lain pun belu
m pernah sama sekali melihat salah satu diantara kami telanjang.
Sampai kejadian 10 menit berikutnya mengubah segalanya..
Aku berniat untuk mengambil kaosku yang rupanya tertiup angin dan membuatku haru
s berjinjit untuk meraihnya karena agak tinggi posisinya. Dan seketika itu juga,
handuk yang melilitku terlepas begitu saja, dan aku menyuguhkan pose indah di p
agi hari kepada dua ekor anak remaja yang sangat beruntung.
"IIIIIIIIIIIIHHHHH KAKAKKK!" .
Mereka berteriak malu serempak, tapi tak ada dari mereka yang menutup mata sama
sekali, malah semakin terfokus ke arah penisku. SIALAAN.
"AAARGHHHHHHH, MATA DI TOTOOOOOPPPP!", teriakku panik karena satu tanganku masih
memegangi satu jemuran yang tak kunjung jatuh ke pelukanku.
Mereka berdua terkikik geli, dan sama sekali tak mau melepaskan pandangannya dar
i penisku.
Fokusku juga sudah mulai kabur, dan aku malah memandangi posisi Grace yang terny
ata sudah berubah menjadi selonjoran di bahu sofa, membuat lekukan badan dan sus
unya menggelayut jelas ke bawah.
Tak sampai tiga detik, penisku ngaceng sempurna.
"AAAAKKKK Kakak, bagus bangeeeeeeeet, itunya berdiriiiiiiiiiii. Hhihihihihih", sa
hut mereka serentak.
"Sial..", batinku putus asa.
Yasudah, aku pasrah. Dan berjalan santai dengan burung tegak berdiri di depan me
reka. Biarlah, penghiburan diri paling tidak. Aku masih sempat meliriki mereka y
ang masih terpesona melihat panjang penisku yang memang agak diatas normal, mung
kin sekitar 16 cm.
"Kak Aryaaaaa, punya kamu panjang bangeeeeeeet aku sukaaaakkk " , Putu meneriaki
aku.
"BODOOOOOOOOOOK", sahutku. Aku pasrah sambil cepat-cepat ke kamar.
"Put, bener kaaan punya Kak Arya panjang banget gitu jadi pengen.. ", kata Grace sam
bil reflek memegangi selangkangannya.
"Iya Grace, aku juga sampe terpukau gitu, panjang amat ya itu dedek.. Tadi proses
manjangnya juga cepet banget gitu lagi lucu xixixixixi.." bisik Grace.
Dan mereka malah ngerumpi.
"WOI KALIAAN NGOMONGIN AKU YAAAAAAAA!", teriakku malu sekaligus kesal, kemudian
aku langsung berlari cepat ke kamar sambil penis ku ikut mengangguk angguk riang
.
"EEEEEEEEEHHHHH KAKAKKKKKK KOK CEPET-CEPET MAU KEMANAAAHHHH??,"
Grace langsung berlari memegangi ku dan memaksaku untuk duduk di sofa. Aku yang
sudah lemes menanggung malu pasrah saja, sekalian penasaran mereka-mereka ini ma
u apa.
"Aku mau diapain sih .nggak cukup liat aku kayak ginii? Malu tauk.", curhatku.
"Eeeeeeeeeeeee, kakak. Kan tadi aku hutang sesuatu sama kakak, aku mau lunasin,
boleh yah?", Grace menatapku dengan tatapan genit. Aku hanya mengangguk.
"Put, put, sini deh.katanya kamu mau liat burung, hahahaha.", ajak Grace.
Putu tampak malu-malu sambil cengar-cengir tak jelas. Sial aku di perkosa anak-a
nak kelas dua SMP sepagi ini. Mimpi apa aku semalam
"Hae kak Arya.......", kata Putu malu-malu.
"Kenapa put?, tuh katanya kamu mau liat burung, udah tegak daritadi gara-gara ka
lian", dengusku.
"Ah kakak itu kan gara-garanya Kak Grace ajah aku kan baru bangun.. , tapi punya ka
kak cakep yah, ujungnya gede gitu jadi pengen ngem.."
"Sssssstttt ah put, aku duluk. Aku kan tadi masih utang sama Kak Arya, nanti gant
ian okeh?, sergah Grace.
Aku pasrah tiduran di bahu sofa, nggak bisa berkata-kata lagi.
"Kak Arya, aku pegang boleh yah burungnya?", sahut Grace centil.
"Suka-suka kamu aja lah Grace, kalo bisa banyakin keluarnya aku."
"Ahahahaha, aku sempet baca buku sih, mungkin aku tau caranya. Put kamu samping a
ku dulu sini, gantian nanti", Grace mulai nakal.
" Nghh iya Grace", Putu mulai terangsang.
Grace menggenggam penisku dengan pasti, sambil mengocok pelan-pelan dari pangkal
ke ujung penisku, ia barengi dengan meremas bergelombang, ia pintar ternyata.
"ah Kak Arya ini gila.. Ini keras banget aku nggak kuat aku gemes hiiiihhhh..", racau
nya.
Seperempat detik kemudian, tak banyak mikir Grace langsung mencaplok bulat-bulat
kepala penisku dan mengulum cukup lama di dalam mulutnya. Ia menjilati ujung pe
nisku dengan posisi masih terkulum di dalam mulut.
"gila ini anak, bisa keluar cepet ini gue, geli banget siaaallll", batinku keena
kan.
"Ahmmmmmm kakhmm maaf yah kakak mulutku kurang gede, Cuma bisa sampe segini aaehh
mmmm,. ,
Ia mengulum penisku berkali-kali keluar masuk mulutnya, aku merasakan penisku su
dah hampir mentok ke tenggorokannya, dan aku sadar, ternyata aku baru saja di de
ep throat oleh anak kelas dua SMP. Aku tak tahan.
" Enghhhh Gila kamu Grace, kamu udah jago banget gini. Aku anghhh.. Nggak tahaaaanh
hh put. Putu. Kamu sini dong. Akuhh aangghh.. Mau pinjem susuhhh kamu.nghhh", racauku
k jelas.
"Ahahahaha kakak nakal, aku lagi konsen liatin kalian nih, susuku mau diapain?"
Putu perlahan mendekat dan menyodorkan dadanya ke tangan ku..
"Ini kak silahkan ", katanya sambil melet genit.
Aku langsung meremasi susu Putu yang ternyata luar biasa besarnya. Paling nggak
untuk anak seumurannya, bukanlah ukuran yang normal. Sekitar 36C mungkin.
"Ahhhh Putu kamu juga ternyata, ini kenapa susu kamu udah gede bener gini siiihh
? Kalian gila semuaaaaaaah", aku meracau sambil meremas ganas susu milik Putu.
"Aku nggak tau kakakh tau-tau emang udah gede sendiri ajah."
Hisapan Grace makin lama makin sadis saja rasanya, aku mulai tak tahan, muka ku
sudah memerah. Aku menarik tubuh Putu dan kemudian ku remas sambil ku hisapi put
ingnya dengan ganas.
"Aaaahk kakak pelan-pelan aja sih.. Kamu kayak anak kecil aja nenen sama aku kek g
ituuuuuhh. Nghhh.. Kak.aku kayaknyahhh mauhhh pipis deh.. Nghhh..", raung Putu.
Grace melepas kulumannya, dan segera mengocok penisku dengan cepat.
"Kak ? Udah mau keluar? Aku kocok cepet yah?, tanya Grace.
"Aaaarrrh iya Grace. Gila kamu ngulumnya, kakak gak kuat..kayaknya kakak keluar seka..
"
"Eeeiiiitt.. Ntar dulu, nih Put , jatah kamu. Hihihihi. Cepet ini dikocok, kasian
kak Arya."
"SIAAAAAAAAAAAAALLLLAN KAMU GRACEEEEEEE", teriakku tanggung.
"uuuh nghh Hahhahaku gak sengaja pipis kak barusan.hahahaha.. Kok enak banget yah ras
anya padahal cuma di nenenin doang bibir kamu itu kak, aku nggak tahan cupu banget
aku. " , ujarnya terbata-bata karena habis orgasme mendadak, tangannya langsung m
eraih penisku.
"Cepet put,, uuuuhhh," ujarku nggak tahan.
"Ah kamu Put baru gitu aja udah kedut-kedut pipishahahaha. Kalian maen berdua yah a
ku ada tugas nih buat besok senen, numpukdah kak Aryaaaaa", sahut Grace.
Sebelum naik keatas , Grace masih sempat-sempatnya menghampiri aku dan mem-frenc
h kiss aku, dengan kondisi penisku masih dikocok-kocok perlahan oleh Putu. Bener
-bener sial ini anak.
"Kak.muka mu merah gitu. Udah beneran nggak tahan yah ?"
"Nghhh., ya kamu bisa liat sendiri kan burung yang kamu pegang itu sekeras apa?"
"Hehehehe, masukin di punyaku aja, kamu mau nggak kak?"
Dan aku di samber geledek dua kali.
"Kamu serius Put?"
"Serius kak, ini liat, punyaku udah basah kuyup. Sehabis pipis tadi, rasanya jad
i gatel banget, mungkin bisa sembuh kalo kamu masukin burungnya kak.", sahut Putu
manja sambil melepaskan semua kaos dan celananya. Kali ini dia bener-bener tela
njang bulat di hadapanku.
"Ah Putu, kamu tu polos apa begok sih segitunya kamu kasih perawanmu ke aku?"
"Kakak berisik deh, punyaku udah gatel banget, kamu diem aja yah."
"Lahlah Put kok giOoooohkkk nggghhhhh..Puuuut.", Putu langsung duduk diatas pahaku d
engarahkan penisku ke liang vaginanya.
"Uuuuhhh,.. Ehehehe nggh maaf kakh. Putu beneran gatel nggak tahan lagikok agak sakit
yah.."
"Nghh. Pelan-pelan aja putth.."
"Iya kakh. Burung kakak.. Uuuuuuuuuh kepanjangan aku coba teken lagi yahnggh OOOOHHH KA
KKKK. INI MENTOOOOK KAK AAAHHH BURUNG KAKAK MENTOOOOK DI PUNYAKUaaahhhh", racau Putu
keenakan.
"uungggghhh Putt. Kamu goyang put,.. Atas bawah. Naik turun. Suka-suka kamu."
"Aaahhhh iya kak..aku lagi coba adaptasi.. Sialan kak burungmu ini gede banget. Pen
uh banget rasanya punyaku "
Tak perlu waktu lama, Putu menggoyang penisku naik turun Ia terlihat merem melek
keenakan
"Put udah mulai enak Put?"
"Sssssttt ini kak . Uuuhhh bener kaanh. Enak di garuk garuk pake burung kakak.. Gatel
nya tapi gak bisa ilang.enak terush..uuuhhrrrh.."
"Hahahaha dasar nakal.kamu di bawah sini, aku genjotin"
"Iya kak"
Kami berganti posisi misionaris. Aku melihat wajah Putu sudah berlumur nafsu. Ak
u juga sudah tak tahan lagi. Ku genjot Putu dengan cukup cepat.. Vagina Putu ben
ar-benar legit, cairan dari dalam vaginanya terasa tak habis-habis Penisku terasa
sangat licin keluar masuk dari liang vaginanya.
Aku reflek meremasi susunya yang tampak semakin membesar dengan puting menegang.
..
"Ooooooohhh kkak, cepetin kaaaaakkkcepetinn aku mau pipis lagi.sini kak cium aku. Ise
pin mulut lidahkunggghhhh.", Putu semakin liar.
Aku menciumi bibir nya dengan ganas, kami bertukar air liur dan saling menghisap
i lidah.Berbarengan dengan penisku yang sudah keras mencapai puncaknya, vagina Pu
tu semakin mantap meremasi batang penisku dari dalam, dan aku merasakan sesuatu
mulai berkedut-kedut dari dalam vaginanya.
"Oooooooooohhhh kak. Putu. Uuuhh. Yang dalemhh kak. Aku mauhh uuhh Putu mauuuh. Mauhhhp
iiii.aaaaaahh..."
Langsung ku cabut penisku, dan terjadilah pemandangan fantastik. Putu berkelojot
an sambil mengangkat selangkangannya, Ia pipis dengan derasnya, merembes sampai
ke bawah sofa, Putu Squirting.
"Nnggghhhh Kakhhh. Putu Pipisss. Kaaaakh.... Masukiiinhh.masukinhhh lagi.pleeaseee"
Aku langsung menghujamkan penisku lagi dan mengocok vaginanya dengan supercepat.
Aku pun sudah tak tahan lagi melihat adegan barusan.
"Put. Kakak mau keluarnghhhhhh di dalemhhh.. apa di luar."
"Enggghhhhh Putu mau pipis lagi kakhhh. Di dalemhhh di daleeeemmm!!"
"Ohhhh Putuuuuu. Aku keluaaaaaar Puuuuuuut. Oooohhhhhhh"
"Yang banyaaaaaaakk kaaaaaaakkhhhhh ooooohhhhh"
Sperma ku menyemprot kencang karena birahi yang sedari tadi tertahan ku hujamkan
penisku sampai mentok cukup banyak sehingga merembes hingga luar vagina Putu. Ma
sih ku kocok-kocok keluar masuk perlahan, sperma ku terus keluar karena di peras
oleh sempitnya vagina Putu yang berdenyut-denyut dari tadi.
Sial, aku puas sekali.
Putu terkulai. Aku menepuk pipinya, dia tertidur. Dari raut wajahnya, dia terlih
at senang sekali.
"Putu kamu hebat,,, nakal. Begok juga Makasih ya sayang." , batinku.
Aku beranjak bangkit, sejenak mengecup bibir Putu dengan mesra, dan menutupi tub
uh polosnya dengan potongan kaosnya tadi, dan aku berniat untuk mandi lagi.
Saat perjalanan ke kamar mandi, aku berpapasan dengan Grace yang rupanya hendak
mandi juga.
Grace tersenyum nakal.
"Bareng kak? .."
erita seks-rumah sakit
fastest livescore
Peristiwa ini terjadi awal April 1990 yang lalu pada waktu penyakit Demam Berdar
ah Dengue (DBD) sedang mewabah. Nah, waktu itu aku juga terkena penyakit DBD ter
sebut.
Pagi itu, setelah bangun tidur, aku merasa pusing sekali, suhu tubuh tinggi dan
pegal-pegal di sekujur tubuh. Padahal kemarin siangnya, aku masih bisa mengemudi
kan mobilku seperti biasa, tanpa ada gangguan apa-apa. Keesokan sorenya, karena
kondisi tubuhku semakin memburuk, akhirnya aku pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD)
sebuah rumah sakit terkenal di Jakarta. Ketika aku periksa darah di laboratoriu
m klinik di rumah sakit tersebut, ternyata hasilnya trombosit-ku turun jauh menj
adi hampir separuh trombosit yang normal. Akhirnya karena aku tidak mau menanggu
ng resiko, sore itu juga aku terpaksa harus rawat inap alias diopname di rumah s
akit tersebut.
Aku memperoleh kamar di kelas satu. Itu pun satu-satunya kamar yang masih tersed
ia di rumah sakit tersebut. Kamar-kamar lainnya sudah penuh terisi pasien, yang
sebagian besar di antaranya juga menderita DBD sepertiku. Di kamar itu, ada dua
tempat tidur, satu milikku dan satunya lagi untuk seorang pasien lagi, tentu saj
a cowok juga dong. Kalau cewek sih bakal jadi huru-hara tuh! Dari hasil ngobrol-
ngobrol aku dengannya, ketahuan bahwa dia sakit gejala tifus.
Akhirnya, aku menghabiskan malam itu berbaring di rumah sakit. Perasaanku bosan
sekali. Padahal aku baru beberapa jam saja di situ. Tapi untung saja, teman seka
marku senang sekali mengobrol. Jadi tidak terasa, tahu-tahu jam sudah menunjukka
n pukul sebelas malam. Di samping mata sudah mengantuk, juga kami berdua ditegur
oleh seorang suster dan dinasehati supaya istirahat. Aku dan teman baruku itu t
idur.
Saking nyenyaknya aku tidur, aku terkejut pada saat dibangunkan oleh seorang sus
ter. Gila! Suster yang satu ini cantik sekali, sekalipun tubuhnya sedikit gempal
tapi kencang. Aku tidak percaya kalau yang di depanku itu suster. Aku langsung
mengucek-ngucek mataku. Ih, benar! aku tak bermimpi! aku sempat membaca name tag
di dadanya yang sayangnya tidak begitu membusung, namanya Vika (bukan nama sebe
narnya).
Mas, sudah pagi. Sudah waktunya bangun, kata Suster Vika.Nggg dengan sedikit ras
a segan akhirnya aku bangun juga sekalipun mata masih terasa berat.Sekarang suda
h tiba saatnya mandi, Mas, kata Suster Vika lagi.Oh ya. Suster, saya pinjam hand
uknya deh. Saya mau mandi di kamar mandi.Lho, kan Mas sementara belum boleh bang
un dulu dari tempat tidur sama dokter.Jadi?Jadi Mas saya yang mandiin.Dimandiin?
Wah, asyik juga kayaknya sih. Terakhir aku dimandikan waktu aku masih kecil ole
h mamaku.
Setelah menutup tirai putih yang mengelilingi tempat tidurku, Suster Vika menyia
pkan dua buah baskom plastik berisi air hangat. Kemudian ada lagi gelas plastik
berisi air hangat pula untuk gosok gigi dan sebuah mangkok plastik kecil sebagai
tempat pembuangannya. Pertama-tama kali, suster yang cantik itu memintaku gosok
gigi terlebih dahulu. Oke, sekarang Mas buka kaosnya dan berbaring deh, kata Su
ster Vika lagi sambil membantuku melepaskan kaos yang kupakai tanpa mengganggu s
elang infus yang dihubungkan ke pergelangan tanganku. Lalu aku berbaring di temp
at tidur. Suster Vika menggelar selembar handuk di atas pahaku.
Dengan semacam sarung tangan yang terbuat dari bahan handuk, Suster Vika mulai m
enyabuni tubuhku dengan sabun yang kubawa dari rumah. Ah, terasa suatu perasaan
aneh menjalari tubuhku saat tangannya yang lembut tengah menyabuni dadaku. Ketik
a tangan Suster Vika mulai turun ke perutku, aku merasakan gerakan di selangkang
anku. Astaga! Ternyata batang kemaluanku menegang! Aku sudah takut saja kalau-ka
lau Suster Vika melihat hal ini. Uh, untung saja, tampaknya dia tidak mengetahui
nya. Rupanya aku mulai terangsang karena sapuan tangan Suster Vika yang masih me
nyabuni perutku. Kemudian aku dimintanya berbalik badan, lalu Suster Vika mulai
menyabuni punggungku, membuat kemaluanku semakin mengeras. Akhirnya, siksaan (at
au kenikmatan) itu pun usai sudah. Suster Vika mengeringkan tubuhku dengan handu
k setelah sebelumnya membersihkan sabun yang menyelimuti tubuhku itu dengan air
hangat.
Nah, sekarang coba Mas buka celananya. Saya mau mandiin kaki Mas.Tapi, Suster ak
u mencoba membantahnya.Celaka, pikirku.Kalau sampai celanaku dibuka terus Suster
Vika melihat tegangnya batang kemaluanku, mau ditaruh di mana wajahku ini.Nggak
apa-apa kok, Mas. Jangan malu-malu. Saya sudah biasa mandiin pasien. Nggak laki
-laki, nggak perempuan, semuanya.
Akhirnya dengan ditutupi hanya selembar handuk di selangkanganku, aku melepaskan
celana pendek dan celana dalamku. Ini membuat batang kemaluanku tampak semakin
menonjol di balik handuk tersebut. Kacau, aku melihat perubahan di wajah Suster
Vika melihat tonjolan itu. Wajahku jadi memerah dibuatnya. Suster Vika kelihatan
nya sejenak tertegun menyaksikan ketegangan batang kemaluanku yang semakin lama
semakin parah. Aku menjadi bertambah salah tingkah, sampai Suster Vika kembali a
kan menyabuni tubuhku bagian bawah.
Suster Vika menelusupkan tangannya yang memakai sarung tangan berlumuran sabun k
e balik handuk yang menutupi selangkanganku. Mula-mula ia menyabuni bagian bawah
perutku dan sekeliling kemaluanku. Tiba-tiba tangannya dengan tidak sengaja men
yenggol batang kemaluanku yang langsung saja bertambah berdiri mengeras. Sekonyo
ng-konyong tangan Suster Vika memegang kemaluanku cukup kencang. Kulihat senyum
penuh arti di wajahnya.
Aku mulai menggerinjal-gerinjal saat Suster Vika mulai menggesek-gesekkan tangan
nya yang halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Makin lama makin cepat
. Sementara mataku membelalak seperti kerasukan setan. Batang kemaluanku yang me
mang berukuran cukup panjang dan cukup besar diameternya masih dipermainkan Sust
er Vika dengan tangannya.
Akibat nafsu yang mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada S
uster Vika. Seperti mengetahui apa maksudku, Suster Vika mendekatkan dadanya ke
tanganku. Ouh, terasa nikmatnya tanganku meremas-remas payudara Suster Vika yang
lembut dan kenyal itu. Memang, payudaranya berukuran kecil, kutaksir hanya 32.
Tapi memang yang namanya payudara wanita, bagaimanapun kecilnya, tetap membangki
tkan nafsu birahi siapa saja yang menjamahnya. Sementara itu Suster Vika dengan
tubuh yang sedikit bergetar karena remasan-remasan tanganku pada payudaranya, ma
sih asyik mengocok-ngocok kemaluanku. Sampai akhirnya aku merasakan sudah hampir
mencapai klimaks. Air maniku, kurasakan sudah hampir tersembur keluar dari dala
m kemaluanku. Tapi dengan sengaja, Suster Vika menghentikan permainannya. Aku me
narik nafas, sedikit jengkel akibat klimaksku yang menjadi tertunda. Namun Suste
r Vika malah tersenyum manis. Ini sedikit menghilangkan kedongkolanku itu.
Tahu-tahu, ditariknya handuk yang menutupi selangkanganku, membuat batang kemalu
anku yang sudah tinggi menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ditutupi o
leh selembar benang pun. Tak lama kemudian, batang kemaluanku mulai dilahap oleh
Suster Vika. Mulutnya yang mungil itu seperti karet mampu mengulum hampir selur
uh batang kemaluanku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ketujuh merasaka
n kenikmatan yang tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut Suster Vika menyedoti ke
maluanku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi kemaluanku tersebut. Tubuh
ku terguncang-guncang dibuatnya. Dan suster nan rupawan itu masih menyedot dan m
enghisap alat vitalku tersebut.
Belum puas di situ, Suster Vika mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat kemalua
nku hampir keluar setengahnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian masuk lagi. B
egitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat. Gesekan-gesekan yang terjadi ant
ara permukaan kemaluanku dengan dinding mulut Suster Vika membuatku hampir menca
pai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Suster
Vika yang semakin bertambah ganasnya. Beberapa kali aku mendesah-desah. Namun se
kali lagi, Suster Vika berhenti lagi sambil tersenyum. Aku hanya keheranan, mend
uga-duga, apa yang akan dilakukannya.
Aku terkejut ketika melihat Suster Vika sepertinya akan berjalan menjauhi tempat
tidurku. Tetapi seperti sedang menggoda, ia menoleh ke arahku. Ia menarik ujung
rok perawatnya ke atas lalu melepaskan celana dalam krem yang dipakainya. Melih
at kedua gumpalan pantatnya yang tidak begitu besar namun membulat mulut dan ken
cang, membuatku menelan air liur. Kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadapku.
Di bawah perutnya yang kencang, tanpa lipatan-lipatan lemak sedikitpun, walaupun
tubuhnya agak gempal, kulihat liang kemaluannya yang masih sempit dikelilingi b
ulu-bulu halus yang cukup lebat dan tampak menyegarkan.
Tidak kusangka-sangka, tiba-tiba Suster Vika naik ke atas tempat tidur dan berjo
ngkok mengangkangi selangkanganku. Lalu tangannya kembali memegang batang kemalu
anku dan membimbingnya ke arah liang kemaluannya. Setelah merasa pas, ia menurun
kan pantatnya, sehingga batang kemaluanku amblas sampai pangkal ke dalam liang k
emaluannya. Mula-mula sedikit tersendat-sendat karena begitu sempitnya liang ken
ikmatan Suster Vika. Tapi seiring dengan cairan bening yang semakin banyak memba
sahi dinding lubang kemaluan tersebut, batang kemaluanku menjadi mudah masuk sem
ua ke dalamnya.
Tanganku mulai membuka kancing baju Suster Vika. Setelah kutanggalkan bra yang d
ikenakannya, menyembullah keluar payudaranya yang kecil tapi membulat itu dengan
puting susunya yang cukup tinggi dan mengeras. Dengan senangnya, aku meremas-re
mas payudaranya yang kenyal. Puting susunya pun tak ketinggalan kujamah. Suster
Vika menggerinjal-gerinjal sebentar-sebentar ketika ibu jari dan jari telunjukku
memuntir-muntir serta mencubit-cubit puting susunya yang begitu menggiurkan.
Dibarengi dengan gerakan memutar, Suster Vika menaik-turunkan pantatnya yang ram
ping itu di atas selangkanganku. Batang kemaluanku masuk keluar dengan nikmatnya
di dalam lubang kemaluannya yang berdenyut-denyut dan bertambah basah itu. Bata
ng kemaluanku dijepit oleh dinding kemaluan Suster Vika yang terus membiarkan ba
tang kemaluanku dengan tempo yang semakin cepat menghujam ke dalamnya. Bertambah
cepat bertambah nikmatnya gesekan-gesekan yang terjadi. Akhirnya untuk ketiga k
alinya aku sudah menuju klimaks sebentar lagi. Aku sedikit khawatir kalau-kalau
klimaksku itu tertunda lagi.
Akan tetapi kali ini, kelihatannya Suster Vika tidak mau membuatku kecewa. Begit
u merasakan kemaluanku mulai berdenyut-denyut kencang, secepat kilat ia melepask
an batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluannya dan pindah ke dalam mulutnya.
Klimaksku bertambah cepat datangnya karena kuluman-kuluman mulut sang suster ca
ntik yang begitu buasnya. Dan Crot crot crot beberapa kali air maniku muncrat di
dalam mulut Suster Vika dan sebagian melelehi buah zakarku. Seperti orang kehau
san, Suster Vika menelan hampir semua cairan kenikmatanku, lalu menjilati sisany
a yang belepotan di sekitar kemaluanku sampai bersih.
Tiba-tiba tirai tersibak. Aku dan Suster Vika menoleh kaget. Suster Mimi yang ta
di memandikan teman sekamarku masuk ke dalam. Ia sejenak melongo melihat apa yan
g kami lakukan berdua. Namun sebentar kemudian tampaknya ia menjadi maklum atas
apa yang terjadi dan malah menghampiri tempat tidurku. Dengan raut wajah memohon
, ia memandangi Suster Vika. Suster Vika paham apa niat Suster Mimi. Ia langsung
meloncat turun dari atas tempat tidur dan menutup tirai kembali.
Suster Mimi yang berwajah manis, meskipun tidak secantik Suster Vika, sekarang g
antian menjilati seluruh permukaan batang kemaluanku. Kemudian, batang kemaluank
u yang sudah mulai tegang kembali disergap mulutnya. Untuk kedua kalinya, batang
kemaluanku yang kelihatan menantang setiap wanita yang melihatnya, menjadi korb
an lumatan. Kali ini mulut Suster Mimi yang tak kalah ganasnya dengan Suster Vik
a, mulai menyedot-nyedot kemaluanku. Sementara jari telunjuknya disodokkan satu
ruas ke dalam lubang anusku. Sedikit sakit memang, tapi aduhai nikmatnya.
Merasa puas dengan lahapannya pada kemaluanku. Suster Mimi kembali berdiri. Tang
annya membukai satu-persatu kancing baju perawat yang dikenakannya, sehingga ia
tinggal memakai bra dan celana dalamnya. Aku tidak menyangka, Suster Mimi yang b
ertubuh ramping itu memiliki payudara yang jauh lebih besar daripada milik Suste
r Vika, sekitar 36 ukurannya. Payudara yang sedemikian montoknya itu seakan-akan
mau melompat keluar dari dalam bra-nya yang bermodel konvensional itu. Sekalipu
n bukan termasuk payudara terbesar yang pernah kulihat, tapi payudara Suster Mim
i itu menurutku termasuk payudara yang paling indah. Menyadari aku yang terus me
lotot memandangi payudaranya, Suster Mimi membuka tali pengikat bra-nya. Benar,
payudaranya yang besar menjuntai montok di dadanya yang putih dan mulus. Rasa-ra
sanya ingin aku menikmati payudara itu.
Tetapi tampaknya keinginan itu tidak terkabul. Setelah melepas celana dalamnya,
seperti yang telah dilakukan oleh Suster Vika, Suster Mimi, dengan telanjang bul
at naik ke atas tempat tidurku lalu mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemal
uannya yang sedikit lebih lebar dari Suster Vika namun memiliki bulu-bulu yang t
idak begitu lebat. Akhirnya untuk kedua kalinya batang kemaluanku tenggelam ke d
alam kemaluan wanita. Memang, batang kemaluanku lebih leluasa memasuki liang kem
aluan Suster Mimi daripada kemaluan Suster Vika tadi. Seperti Suster Vika, Suste
r Mimi juga mulai menaik-turunkan pantatnya dan membuat kemaluanku sempat mencel
at keluar dari dalam liang kemaluannya namun langsung dimasukkannya lagi.
Tak tahan menganggur, mulut Suster Vika mulai merambah payudara rekan kerjanya.
Lidahnya yang menjulur-julur bagai lidah ular menjilati kedua puting susu Suster
Mimi yang walaupun tinggi mengeras tapi tidak setinggi puting susunya sendiri.
Aku melihat, Suster Mimi memejamkan matanya, menikmati senggama yang serasa memb
awanya terbang ke awang-awang. Ia sedang meresapi kenikmatan yang datang dari du
a arah. Dari bawah, dari kemaluannya yang terus-menerus masih dihujam batang kem
aluanku, dan dari bagian atas, dari payudaranya yang juga masih asyik dilumat mu
lut temannya.
Tiba-tiba tirai tersibak lagi. Namun ketiga makhluk hidup yang sedang terbawa na
fsu birahi yang amat membulak-bulak tidak mengindahkannya. Ternyata yang masuk a
dalah teman sekamarku dengan keadaan bugil. Karena ia merasa terangsang juga, ia
sepertinya melupakan gejala tifus yang dideritanya. Setelah menutup tirai, ia m
enghampiri Suster Vika dari belakang. Suster Vika sedikit terhenyak ke depan sew
aktu kemaluannya yang dari tadi terbuka lebar ditusuk batang kejantanan teman se
kamarku dari belakang, dan ia melepaskan mulutnya dari payudara Suster Mimi. Kem
udian dengan entengnya, sambil terus menyetubuhi Suster Vika, teman sekamarku it
u mengangkat tubuh suster bahenol itu ke luar tirai dan pergi ke tempat tidurnya
sendiri. Sejak saat itu aku tidak mengetahui lagi apa yang terjadi antara dia d
engan Suster Vika. Yang kudengar hanyalah desahan-desahan dan suara nafas yang t
erengah-engah dari dua insan berlainan jenis dari balik tirai, di sampingku send
iri masih tenggelam dalam kenikmatan permainan seks-ku dengan Suster Mimi.
Batang kemaluanku masih menjelajahi dengan bebasnya di dalam lubang kemaluan Sus
ter Mimi yang semakin cepat memutar-mutar dan menggerak-gerakan pantatnya ke ata
s dan ke bawah. Tak lama kemudian, kami berdua mengejang.Suster Saya mau keluar
kataku terengah-engah.Ah Keluarin di dalam saja Mas jawab Suster Mimi.Akhirnya d
engan gerinjalan keras, air maniku berpadu dengan cairan kenikmatan Suster Mimi
di dalam lubang kemaluannya. Saking lelahnya, Suster Mimi jatuh terduduk di atas
selangkanganku dengan batang kemaluanku masih menancap di dalam lubang kemaluan
nya. Kami sama-sama tertawa puas.
Sementara dari balik tirai masih terdengar suara kenikmatan sepasang makhluk yan
g tengah asyik-asyiknya memadu kasih tanpa mempedulikan sekelilingnya.
Tepat seminggu kemudian, aku sudah dinyatakan sembuh dari DBD yang kuderita dan
diperbolehkan pulang. Ini membuatku menyesal, merasa akan kehilangan dua orang s
uster yang telah memberikan kenikmatan tiada tandingannya kepadaku beberapa kali
.
Hari ini aku sedang sendirian di rumah dan sedang asyik membaca majalah Gatra ya
ng baru aku beli di tukang majalah dekat rumah.Ting tong Bel pintu rumahku dipen
cet orang.Aku membuka pintu. Astaga! Ternyata yang ada di balik pintu adalah dua
orang gadis rupawan yang selama ini aku idam-idamkan, Suster Vika dan Suster Mi
mi. Kedua makhluk cantik ini sama-sama mengenakan kaos oblong, membuat lekuk-lek
uk tubuh mereka berdua yang memang indah menjadi bertambah molek lagi dengan pay
udara mereka yang meskipun beda ukurannya, namun sama-sama membulat dan kencang.
Sementara Suster Vika dengan celana jeansnya yang ketat, membuat pantatnya yang
montok semakin menggairahkan, di samping Suster Mimi yang mengenakan rok mini b
eberapa sentimeter di atas lutut sehingga memamerkan pahanya yang putih dan mulu
s tanpa noda. Kedua-duanya menjadi pemandangan sedap yang tentu saja menjadi pel
epas kerinduanku. Tanpa mau membuang waktu, kuajak mereka berdua ke kamar tidurk
u. Dan seperti sudah kuduga, tanpa basa basi mereka mau dan mengikutiku. Dan ten
tu saja, para pembaca semua pasti sudah tahu, apa yang akan terjadi kemudian den
gan kami bertiga.
TAMAT
Menikmati Tubuh Mungil
fastest livescore
Namaku Andi, ketika aku SMP, aku tinggal dengan saudaraku di Jakarta, di rumah i
tu aku bersama tiga orang anak dari saudaraku itu yang usianya sebayaku kecuali
Marlena si bungsu, gadis kecil yang masih kelas enam SD.
Setahun sudah aku tinggal dengan mereka, di usia puber sepertiku, semakin hari t
ubuh Marlena yang biasa kupanggil Lena, terlihat semakin bongsor saja, dengan ku
litnya yang putih bersih semakin terlihat menggairahkan nafsuku. Maklumlah turun
an dari ibunya yang bertubuh bongsor dan montok.
Setiap pulang sekolah aku selalu meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan L
ena, sekedar untuk melihatnya dari dekat, apalagi payudaranya mulai terlihat ben
tuknya. Aku pun mulai mengincarnya, suatu ketika aku akan mendekatinya, pikirku.

Dihari berikutnya saat Marlena pulang dari sekolah langsung menuju ke kamar temp
at cucian-cucian yang belum kering, karena di rumah lagi tidak ada orang, akupun
mengikutinya. Aku berusaha agar kedatanganku tidak mengagetkannya.
"Len..udah pulang..?" iya kak, sambil melepas sepatunya.
"Awas dong..mau ganti baju nih..!" katanya memohon.
"Iya..aku keluar deh..tapi kalo udah ganti baju boleh masuk lagi ya..!" pintaku
padanya.
"Iya....boleh.." ungkapnya.
"Aku masuk ya..!" pintaku dari luar sambil membuka pintu. Wow..seperti bidadari
Marlena memakai daster kecilnya yang bertali satu, jantungku berdegup kencang se
akan tidak percaya akan pemandangan itu.
"Len..kamu cantik sekali pakai baju itu..!" ungkapku jujur padanya.
"Masa sih..!" kata Marlena sambil berputar bergaya seperti peragawati.
"Aku boleh bilang sesuatu nggak Len..?" tanyaku agak ragu padanya.
"Mau bilang apaan sih kak..serius banget deh kayaknya..!" ungkap Marlena penasar
an.
"A..aku.. boleh peluk kamu nggak..,sebentar aja..!" ungkapku memberanikan diri.
"Aku janji nggak ngapa-ngapain...sungguh..!" janjiku padanya.
"Iiih..peluk gimana sih.., emang mau ngapain.., nggak mau ah..!" bantahnya.
"Sebentar...aja...ya..Len. ." kembali aku membujuknya, jangan sampai dia jadi ta
kut padaku.
"Ya udah cepetan ah..yang enggak-enggak aja sih.." ungkapnya agak genit sambil b
erdiri membelakangiku.
Tak kusia-siakan aku langsung memeluknya diri belakang, tanganku melingkar di tu
buhnya yang kecil mulus, dan padat itu, lalu tanganku kuletakkan di bagian perut
nya, sambil ku usap-usap dengan perlahan.
Gila..kontolku langsung berdenyut begitu menyentuh pantat Marlena yang empuk dan
bentuknya sedikit menungging menyentuh ke arah kontolku. Langsung saja kugesek-
gesekkan pelan-pelan di pantatnya itu.
"Iiih...diapain sih tuh..udah...ah..!" seru Marlena sambil berusaha melepaskan p
elukanku.
"Aku terangsang Len..abis kamu cantik sekali Len..!" ungkapku terus terang.
Marlena pun membalikkan badannya menghadapku, sambil menatapku penuh rasa penasa
ran.
"Anunya bangun ya kak..?" tanya Marlena heran.
"Iya Len..aku terangsang sekali.." ungkapku sambil mengelus-elus celanaku yang m
enyembul karena kontolku yang sudah tegang.
"Kamu mau lihat nggak Len..?" tanyaku padanya.
"Nggak ah..entar ada orang masuk lho..!" katanya polos.
"Kita kunci aja dulu pintu gerbangnya ya..!" ungkapku, sambil beranjak mengunci
pintu gerbang depan.
Sementara Marlena menungguku dengan sedikit salah tingkah di kamar itu.
Sekembali mengunci pintu gerbang depan, kulihat Marlena masih di kamar itu menun
ggu dengan malu-malu, tapi juga penasaran.
"Ya udah aku buka ya....?" ungkapku sambil menurunkan celana pendekku pelan-pela
n.
Kulihat Marlena mengbuang muka pura-pura malu tapi matanya sedikit melirik mencu
ri pandang ke arah kontolku yang sudah kembali ngaceng.
"Nih lihat...cepetan mumpung nggak ada orang..!" ungkapku pada Marlena sambil ku
elus-elus kontolku di depannya. Marlena pun melihatnya dengan tersipu-sipu.
"Iiih ngapain sih... Malu tahu..!" ungkapnya pura-pura.
"Ngapain malu Len..kan udah nggak ada orang.." kataku berdebar-debar.
"Mau pegang nggak...?" Ungkapku sambil menarik tangan Marlena kutempelkan ke ara
h kontolku. Tampak muka Marlena mulai memerah karena malu, tapi penasaran. Masih
dalam pegangan tanganku, tangan Marlena kugenggamkan pada batang kontolku yang
sudah ngaceng itu, sengaja ku usap-usapkan pada kontolku, dia pun mulai berani m
elihat ke arah kontolku.
"Iiiih..takut ah..gede banget sih..!" ungkapnya, sambil mulai mengusap-ngusap ko
ntolku, tanpa bimbinganku lagi.
"Aaaah..ooouw...terus Len..enak banget..!" aku mulai merintih. Sementara Marlena
sesuai permintaanku terus menggenggam kontolku sambil sesekali mengusap-usapkan
tangannya turun naik pada batang kontolku, rasa penasarannya semakin menjadi me
lihat kontolku yang sudah ngaceng itu.
"Aku boleh pegang-pegang kamu nggak Len..?" ungkapku sambil mulai mengusap-usap
lengan Marlena, lalu bergeser mengusap-usap punggungnya, sampai akhirnya ku usap
-usap dan kuremas-remas pantatnya dengan lembut. Marlena terlihat bingung atas t
ingkahku itu, di belum mengerti apa maksud dari tindakanku terhadapnya itu, deng
an sangat hati-hati rabaan tanganku pun mulai keseluruh bagian tubuhnya, sampai
sesekali Marlena menggelinjang kegelian, aku berusaha untuk tidak terlihat kasar
olehnya, agar dia tidak kapok dan tidak menceritakan ulahku itu kepada orang tu
anya.
"Gimana Len.....?" ungkapku padanya.
"Gimana apanya..!" jawab Marlena polos.
Aku kembali berdiri dan memeluk Marlena dari belakang, sementara celanaku sudah
jatuh melorot ke lantai, sekalian saja kulepas. Marlena pun diam saja saat aku m
emeluknya, sentuhan lembut kontolku pada daster mini warna bunga-bunga merah yan
g dipakai Marlena membuatku semakin bernafsu padanya. akupun terus menggesek-ges
ekkan batang kontolku di atas pantatnya itu. Sementara tangan Marlena terus meng
genggam batang kontolku yang menempel di pantatnya, sesekali dia mengocoknya pel
an-pelan.
Tak lama setelah itu perlahan kuangkat daster tipis Marlena yang menutupi bagian
pantatnya itu, lalu dengan hati-hati kutempelkan batang kontolku diatas pantat
Marlena yang tidak tertutupi oleh daster tipinya lagi.
"Len...buka ya celana dalamnya...!" pintaku pelan, sambil membelai rambutnya yan
g terurai sebatas bahunya itu.
"Eeeh...mau ngapain sih...pake dibuka segala..?" tanyanya bingung.
"Nggak apa-apa nanti juga kamu tahu.. Lena tenang aja..!" bujukku padanya agar d
ia bersikap tenang, sambil perlahan-lahan aku turunkan celana dalam Marlena.
"Tuh kan....malu..masa nggak pake celana dalam sih..!" ungkapnya merengek padaku
.
"Udah nggak apa-apa...kan nggak ada siapa-siapa..!" aku menenangkannya.
"Kamu kan udah pegang punyaku..sekarang aku pegang punyamu ya..Len..?" pintaku p
adanya, sambil mulai ku usap-usap memeknya yang masih bersih tanpa bulu itu.
"Ah..udah dong..geli nih.." ungkap Marlena, saat tanganku mengusap-usap selangka
ngan dan memeknya.
"Ya udah...punyaku aja yang ditempelin deket punyamu ya..!" ungkapku sambil mene
mpelkan batang kontolku ditengah-tengah selangkangan Marlena tepat diatas lubang
memeknya. Pelan-pelan kugesek-gesekkan batang kontolku itu di belahan memek Mar
lena. Lama kelamaan memek Marlena mulai basah, semakin licin terasa pada gesekka
n batang kontolku di belahan memek Marlena, nafsu birahiku semakin tinggi, darah
ku rasanya mengalir cepat keseluruh tubuhku, seiring dengan degup jantungku yang
makin cepat.
Masih dalam posisi membelakangiku, aku meminta Marlena membungkukkan badannya ke
depan agar aku lebih leluasa menempelkan batang kontolku di tengah-tengah selan
gkangannya. Marlena pun menuruti permintaanku tanpa rasa takut sedikitpun, rupan
ya kelembutan belaianku sejak tadi dan segala permintaanku yang diucapkan dengan
hati-hati tanpa paksaan terhadapnya, meyakinkan Marlena bahwa aku tidak mungkin
menyakitinya.
"Terus kita mau ngapain nih..?" ungkap Marlena heran sambil menunggingkan pantat
nya persis kearah kontolku yang tegang luar biasa. Kutarik daster tipisnya lalu
kukocok-kocokkan pada batang kontolku yang sudah basah oleh cairan memek Marlena
tadi. Lantas aku masukan kembali batang kontolku ketengah-tengah selangkangan M
arlena, menempel tepat pada belahan memek Marlena, mulai kugesek-gesekan secara
beraturan, cairan memek Marlena pun semakin membasahi batang kontolku.
"Aaah..Len..enaaaak...bangeet. .!" aku merintih nikmat.
"Apa sih rasanya...emang enak..ya..?" tanya Marlena, heran.
"Iya..Len..rapetin kakinya ya..!" pintaku padanya agar merapatkan kedua pahanya.

Waw nikmatnya, kontolku terjepit di sela-sela selangkangan Marlena. Aku terus me
nggenjot kontolku disela-sela selangkangannya, sambil sesekali kusentuh-sentuhka
n ke belahan memeknya yang sudah basah.
"Ah geli nih... udah belum sih..jangan lama-lama dong..!" pinta Marlena tidak me
ngerti adegan ini harus berakhir bagaimana.
"Iya..Len.. sebentar lagi ya..!" ungkapku sambil mempercepat genjotanku, tangank
u meremas pantat Marlena dengan penuh nafsu.
Tiba-tiba terasa dorongan hebat pada batang kontolku seakan sebuah gunung yang a
kan memuntahkan lahar panasnya.
"Aaaaakh..aaaoww..Leenn..a ku mau keluaarr..crottt..crott..crott t..oouhh..!" ai
r maniku muncrat dan tumpah diselangkangan Marlena, sebagian menyemprot di belah
an memeknya.
"Iiiih...jadi basah..nih..!" ungkap Marlena sambil mengusap air maniku diselangk
angannya.
"Hangat..licin..ya..?" ungkapnya sambil malu-malu.
"Apaan sih ini...namanya..?" Marlena bertanya padaku.
"Hmm..itu namanya air mani..Len..!" jelasku padanya.
Dipegangnya air mani yang berceceran di pahanya, lalu dia cium baunya, sambil te
rsenyum. Aku pun menatap Marlena sambil melihat reaksinya setelah melihat tingka
hku padanya itu. Tapi untunglah Marlena tidak kaget atas tingkahku itu, cuma sed
ikit rasa ingin tahu saja yang terlihat dari sikapnya itu.
Aku sungguh beruntung dengan keadaan di rumah itu sore itu yang telah memberiku
kesempatan untuk mendekati Marlena gadis kecil yang cantik.
Marlenapun menurunkan daster mininya sambil mengusapkannya ke selangkangannya ya
ng belepotan dengan air maniku, lalu dipakainya kembali celana dalamnya yang kul
epas tadi.
"Len..makasih ya..udah mau pegang punyaku tadi..!" ungkapku pada Marlena yang ma
sih terheran-heran atas ulahku tadi.
"Kamu nggak marahkan kalau besok-besok aku pengen seperti ini lagi..?" pintaku p
ada Marlena.
"Iya..nggak apa-apa..asal jangan lagi ada orang aja..kan malu..!" ungkap Marlena
polos.
Setelah itu Marlena pun bergegas mengambil tas sekolahnya berlalu ke dalam kamar
nya, aku benar-benar merasa puas dengan kepolosannya tadi, pokoknya nanti aku ak
an bujuk dia untuk seperti itu lagi, kalau perlu kuajari yang lebih dari itu.
Tamat
cerita seks-ML dengan penjual jamu nakal
fastest livescore
Hai, nama saya Andi. Ini kisah saya liburan ke ke rumah ortu saya di suatu kabup
aten yang terletak di lereng pegunungan karena lagi libur pergantian semester di
universitas saya. Tetapi pembantu saya yang biasanya saya jadikan pelampiasan n
afsu saya, Paini (baca Paini, Pembantu Pemuas Nafsu dan Nikmatnya Tidur Dengan Pemb
antu dan Baby Sitter) sedang pulang kedesanya karena mbahnya sakit. Tapi jangan k
hawatir para pembaca, karena kali ini saya tidur dengan seorang penjual jamu kel
iling gendongan.
Pada saat itu saya sedang duduk-duduk di teras sambil menghirup udara segar tida
k seperti di bandung yang sekarang sudah mulai tercemar polusi. kemudian setelah
berselang beberapa menit, kemudian ada seorang wanita menggunakan capil (topi b
ambu berbentuk kerucut yang biasanya dipakai petani) dan menggendong sebuat baku
l yang berisi botol-botol bekas syrup. Mukanya tidak kelihatan karena ditutupi c
apil coklatnya tapi terlihat dari tanganya kalau dia berkulit putih. mungkin kar
ena saya lama memerhatikanya dia kemudian dia masuk dari pagar yang terbuka dan
masuk keteras.
jamunya tuan..
kemudian dia membuka capilnya. terlihat seorang wanita yang kira-kira berumur 28
tahun. mukanya cantik sekali, putih mulus dan tak satupun jerawat hinggap di wa
jah cantiknya.
jamunya ada apa aja mbok
ada jamu kuat, encok, pegel linu, cekot-cekot, asam urat dst. (macam-macam sampai
pusing mendengarkanya)
waduh maaf mbok, saya nggak sakit
oh kalau begitu minum jamu ini aja mas, ini buat sehari-hari supaya tetap sehat
ya udah deh mbok, yang itu aja
kemudian dia mengeluarkan sebuah gelas kaca dan mulai tanganya mengambil bermaca
m-macam botol dan menuangakanya ke gelas itu seperti bartender. Saya diam diam m
eliahatnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. rambutnya yang hitam panjang dan
lurus menghiasi wajahnya yang bersih itu. dan terlihat badannya sangat sintal d
an langsing singset dan kaki putihnya yang tidak ditumbuhi bulu-bulu. Terlihat d
ia sangat merawat dirinya. mungkin dirinya rajin minum jamunya itu. dari atas me
lihat gundukan payudaranya dibalik bajunya. terlihat payudaranya yang SANGAT BES
AR dan kencang itu. rupanya dia tidak menggunakan BH. tapi tetap saya kesulitan
melihat putingnya karena bajunya ketat. tapi putingnya pun tidak terlihat karena
bajunya tebal
ini mas jamunya
triam kasih
kemudian saya minum jamunya sedikit demi sedikit sambil melihat wajahnya yang ca
ntik itu sambil berbincang-bincang
waduh mbok, jamunya enak banget
trima kasih mas
andi, nama saya andi. nama mbok siapa
nama saya Sumirah
panggilanya siapa mbok sumirah?
terserah mas
kalo manggilnya mbok mirah boleh nggak?
boleh mas, tapi jangan panggil saya mbok, saya kan belum nenek-nenek(tertawa keci
l)
iya mirah kamu masih muda, cantik lagi
ah mas bisa aja deh
pasti suami kamu pasti senang sama kamu ucapan ini tersirat untuk menanyakan statu
snya karena biasanya disini orang kawin pada umur 20 tahunan
saya belum kawin mas
ohh begitu toh
ngomong-ngomong mirah sudah jualan jamu sejak kapan?
sudah 7 tahun
ohh gitu toh mbak, oh ini mbak sudah habis
kemudian saya memberikan gelas kepadanya
3000 mas
kemudian saya berdiri dan mengambil dompet saya di kantong dan mengambil selemba
r 5000 an
ini mbak
kemudian saya menyenggol tanganya. halus sekali.
ini mas kembalianya kemudian saya menyenggol tanganya kembali
kemudian dia pergi dan menjajakan ketempat lain.
kemudian keesokan harinya saya ingin bertemu dia lagi sehingga saya kembali menu
nggu di teras rumah di pagi hari. cukup lama saya menuggunya sekitar setengah ja
m. tapi ujung hidungnya belum tampak juga. kemudian saya masuk kerumah. kemudian
sekitar 3 jam kemudian terdengar sebuah ketukan di pintu depan. kemudian saya b
uka pintunya dan ternyata yang datang rupanya si mirah.
mas andi, jamunya lagi nggak?
wahh dari tadi sudah saya tunggu-tunggu kok nggak datang
iya mass tadi saya lagi nganter anak saya ke sekolahan
kemudian saya bingung, belum kawin kok punya anak sih? gumamku
kemudian saya ajak ke dalam rumah saya
ayo mbak masuk aja
trima kasih mas
kemudian dia langsung masuk kerumah saya dan melepaskan sendal kumalnya di depan
eh mirah jangan dibuka sendalnya!
nggak papa mas nanti ngotorin lantai mas aja
kemudian dia masuk kerumah dan duduk beralas ubin
em mirah kok duduk disitu sih
kan kebiasaan saya begini mas, masa tukang jamu duduk di kursi, kan nggak sopan?
ini kan di ruang tamu jadi nggak apa-apa ayo duduk
kemudian dia duduk di sofa.
nah gitu dong nanti kalo duduk di lantai masuk angin lo
iya mas
oh ya mirah, kemarin minumanya bikin saya sehat dan bertenaga
maksih mas, mas mau minum itu lagi?
iya mirah
kemudian dia mulai meramu minumannya. tapi perbincangan kami membuatnya berhenti
sebentar-sebentar
mirah, biasanya yang laku itu jamu apa?
oh, biasanya jamu buat perempuan sama jamu kuat mas
jamu buat perempuan itu apa aja?
jamu pembesar dan pengencang payudara dan pantat, kulit putih dan mulus & jamu ra
pet mas. biasanya pagi-pagi saja sudah laku mas
rupanya menedengar begini saya penis saya sudah berdiri separo
oh gitu toh, pantesan yang punya cantik sekali
ah mas bisa aja deh katanya tersipu malu
abis itu tetek kamu juga besar, pasti sering minum jamunya ya
ah mas ngga enak loh didengar orang
tenang mbak santai saja di sini cuman kita berdua, tapi yang tadi beneran lo mbak
oh itu gara-gara saya harus minum tiap hari
kok harus?
iya karena kalau rasanya beda berarti racikanya beda mas jadi hasilnya juga beda
mas
oh gitu toh, ngomong-ngomong tadi mbak ini janda ya?
nggak mas
ngangkat anak angkat?
nggak mas, kok pertanyaannya seperti itu sih?
anu mbak saya bingung kok katanya nganter anaknya tapi belum nikah
kemudian dia menumpahkan air jamunya ke lantai
maaf mas nggak sengaja
enggak saya yang minta maaf saya lancang, saya mau ngambil pel dulu
kemudian saya mengambil pel lantai di sudut ruang dan membawanya ke ruang tamu
udah mas saya aja ngelap
sebetulnya saya ogah-ogahan jadi langsung memberi pelnya ke mirah
ini mirah
kemudian dia langsung menjongkok di hadapan saya dan mengelap. ini adalah kesemp
atan emas melihat payudaranya. maju mundur maju mundur terlihat bukitnya bergoya
ng dengan indah tapi tetap putingnya tidak kelihatan tapi melihat separuh dadany
a sudah cukup bagiku.
kemudian setelah itu dia kembali meramu jamunya
sebetulnya begini mas, kisahnya memalukan mas saya pacaran di desa terus main gitu
an sama dia, tapi dia melarikan diri
waduh maaf mirah kalau begitu
udah mas nggak papa, semuanya sudah terjadi nggak bisa kembali, lagipula ini juga
salah saya, ini mas jamunya
ya makasih
kemudian saya mengambil gelas penuh jamu itu dari tanganya
saya jadi kepikiran mas
udah mas, itu kan masa lalu
kemudian saya meneguk jamunya kembali
mas emang udah pernah main gituan ya?
ya, emang kenapa?
nggak mas emang nggak takut hamil, rupanya gadis ini gapsek (gagap seksual)
mas kan punya ilmu biar nggak hamil
ah mas bisa aja deh
betulan, mas nggak bohong
trus kesakitan nggak mas?
enggak, malah mau lagi
ah mas bohong ah
iya betulan
mas keliatan bohongnya, buktinya dulu saya begituan sakit
emang sama mantan pacar kamu diapain?
dulu pacarku pernah remas-remas itu saya, sakit mas, terus dia nunjukin itunya, s
aya ngeri mas ada bulunya kriwil-kriwil hiii
saya tertawa mendengar ini
terus gimana mbak?
dia masukin itunya ke ini saya mas, perih banget mas trus pas dikeluarin ada dara
hnya mas, trus saya juga pernah ngeliat orang begituan mas di mobil, pas dicium
dileher, perempuanya mangap-mangap mas, trus lehernya merah mas.saya jadi takut
padahal ibu-ibu yang beli jamu suka ngobrol katanya sama suaminya begituan senan
g banget
itu tandanya perempuanya keenakan rah , terus yang dikatain ibu-ibu itu bener rah
tapi kok saya sakit, apa saya kelainan mas?
nggak, kamu nggak kelainan, pacar kamu yang kelainan, mas bisa buktiin kalo begit
uan itu enak
nggak ah mas, nanti anak saya jadi dua deh, susah mas
lho kan tadi mas sudah bilang, mas kan punya ilmu biar nggak hamil
bukan ilmu hitam kan mas?
iya dong, gimana, mau nggak?
nggak mas, trima kasih nawarin
eh mirah, mas nggak nawarin dua kali lho, mas janji kamu nggak hamil dan nggak sa
kit seperti yang kamu lakuin sama pacar kamu
gimana ya mas
udah bilang ya aja susah banget, mas bikin kamu keenakan bahkan mau lagi
tapi mas janji ya, kalo nggak mas saya laporin ke polisi lo mas
iya
kemudian dia mengangguk-angguk kecil. berarti sudah ada lampu hijau buat saya. k
emudian saya mendekatinya dengan duduk di sampingnya. saya berusaha mendekatinya
. tapi iya bergeser menjauhiku terus-menerus, tapi akhirnya dia dipojok juga.
rah, kalo kamu minggir terus, kamu nggak dapat enaknya nanti
saya ndredeg (deg-degan) mas
kalo gitu kamu merem ya
kemudian dia merem. saya mendekatakan bibir saya ke mulutnya. kemudian saya menc
ium bibit merekahnya itu kemudian setelah itu saya melepaskan bibir saya
gimana rah?
enak mas
ini ada yang lebih enak, caranya nanti mulut kamu kebuka terus lidah kita ketemu
ih mas jijik
kamu kan belum rasain, kamu coba dulu, pas ti ketagihan
kemudian dia membuka mulutnya. kemudian saya memiringkan kepala saya dan mendeka
takan kepala saya dan kami melakukan french kiss. hmpphhhmpph katanya yang membuatku
bergelora. rupanya tanganya mendorong keras punggungku seakan-akan tidak ingin
melepaskanku. kemudian terasa juga payudaranya dan putingnya di dadaku. konstan
penisku naik dan sudah menempel di pinggangnya di balik bajuku. tanganku juga di
punggungnya juga merayap-rayap dan tangan saya surun ke bokongya yang bulat itu.
tak puas dengan bibir sensualnya itu, saya naik ke kupingnya. kupingnya saya gig
it-gigit kecil dan lidah saya dengan nakalnya saya masukan kelubang telinganya.
tercium aroma samponya.
mas, geliii mas uhh sshhh ahhh
cukup lama saya bermain dengan kupingnya kemudian saya turun ke lehernya dan men
ggigit kecil lehernya
hmmpph ahhuhh
desahanya berulang kali dan makin lama makin keras. tangan saya yang tadi di pan
tatnya sekarang sedang membuka kancing bajunya.
sshhh mas apa-apaan nih ahh uhhh jangan mas ochhh
tetapi saya terus melanjutkannya sambil menggigit-gigit kecil lehernya. kemudian
setelah membuka kacaningnya. FANTASTIS! tertampanglah sebuah sepasang buah dada
sempurna!, tidak menggantung, bulat,besar montok seperti buah semangka yang sud
ah siap untuk dipanen. lebih besar dari punyanya paini. kemudian saya turun di d
adanya dan membenamkan muka saya diantara dua bola basket itu dan kedua tangan s
aya memegan dua payudara itudan menjepitkan muka saya. ohh enaknya, muka saya se
perti dipijit-pijit. kemudian setelah itu saya mulai meremas-remas payudaranya
ochhh mass geli aduh ahhh katanya bertubi-tubi. kemudian saya mulai mengemut payudar
a kananya dan tangan kiriku melemas gunung satunya. saya mulai menggigit putingn
ya yang sudah menegeras dan menyedot payudaranya dengan kekuatan vacum cleaner ma
s ngilu ahh enak terus mas ouch ouch desahanya sambil menggelinjang tak karuan. set
elah cukup lama kemudian saya berpindah kepayudara kirinya dan sekarang tangan k
anan saya mulai meremas payudara kanannya yang bahsah terkena air liuruku. bedan
ya di payudara kiri terasa lebih keras dari pada yang kanan. saya pun bersemanga
t. kemudian setelah itu kedua tangan saya turun lagi dan menurunkan resletingnya
di belakang. kemudian setelah itu saya melepaskan kancingnya dan terlihatlah se
buah pemandangan yang nggak kalah serunya sama bukitnya. Terlihat pahanya mulus
tak berbulu dan saya mulai mengelus-elus kedua tangan saya di pahanya. rupanya d
ia kegelian mas geli mas uhh katanya sambil bergoyang. setelah itu saya menurunkan
celana dalamnya yang berwarna merah muda dan ada simbol talinya berwarna merah
yang terlihat sudah basah di depannya.
mas jangan mas
tapi tidak saya hirau kan perkataanya dan saya turunkan CD-nya dan tertampaklah
sebuah vagina yang sudah basah dan menggembung dan pink merekah serta dihiasi as
esoris bulunya yang tipis dan haitam itu dan setelah itu hidungku saya benamkan
di lubanganya itu
eh mass mau diapain ahhh mas geli mass uhh ouch ouch dan saya gesekan ke atas dan ke
kiri. setelah itu, giliran lidah saya yang beraksi. saya memasukan lidah saya da
n menggerayapi vaginanya. dia berdesah lebih keras lagi mas ach..ach terus mas kat
anya sambil menjambakku. kemudian akhirnya saya menemukan klitorisnya. desahan n
ya lebih keras lagi. mas terus mas jangan stop mas terus ahhhhh ahhhhh. kemudian s
etelah beberapa menit, mas mau keluar mas kemudian setelah berselang beberapa deti
k dia memuncratkan cairanya ke muka saya
mas maaf nggak sengaja
nggak papa kok
kemudian saya yang saat itu masih berpakaian lengkap saya buka sampai telanjang
bulat. rupanya ia ngeri punya saya yang dihiasi bulu bulu hitam
mas saya takut mas
udah, nggak papa kok, sekarang kamu emut konthol saya
di emut mas?
iya diemut
enggak mau mas
lho kan tadi saya emut itu kamu masa kok saya yang diemut kok nggak mau
jorok mas, kan itu buat pipis
tenang rah, saya kalo cebok selalu pake sabun, terus jembutnya saya sampoin kok,
tenang aja rah
kemudian dia mulai mendekatakan mulutnya dan dia masih taku
ayo rah, pegang punya saya
iya mas
tetapi tanganya hanya di keatas kan, tapi tidak menyentuhnya, karena tidak sabar
, saya menggapai tanganya dan langung mendekatkan tanganya ke penisku dan saya t
untun tanganya untuk mengocok penis saya. kemudian kepalanya saya pegang dan say
a dekatkan ke penis saya. enak sekali rasanya, meskipun awalnya rada sakit (kena
giginya) tapi kemudian teratur, begini rasanya dikocokin sama orang yang biasa
megang botol jamu jadi kocokanya lebih enak dan nyaman seperti pengocok profesio
nal, maju mundur maju mundur gerakanya sangat sempurna. ahh mairah terus, kamu pi
ntar ahh terus mirah uhhhh saking enaknya. dan beberapa menit kemudian mairah saya
ingin keluar dan akhirnya crruuut saya mengeluarkan mani saya dimulutnya kerena l
upa memberitahukannya.
mas kok di mulut saya sih mas?, kan jijik tauk katahnya sambil membuang mani di mul
utnya
udah di telen aja
mas jangan sembarangan dong, masa ditelen?
kamu tau nggak, itu isinya protein semua, bahkan khasiatnya bisa ngalahin jamu ka
mu
ah mas kerjaanya bohong
mas nggak bohong, betulan kok
kalo tau gitukan nggak saya buang mas, kalo gitu sekali-sekali dimasukin botol aj
a mas biar buat campuran jamu saya
aneh-aneh saja mirah ini
mirah tolong bikinin jamu penambah tenaga biar mas kuat
iya mas, kemudian dia mulai mengeluaran gelas dan mulai meramu lagi. saya pun tida
k tinggal diam. saya duduk dibelakangnya dan kedua tangan saya memilin-milin put
ingnya
mas, nanti tumpah loo
tapi tidak saya hiraukan malah saya sambil cium tengkuknya
mas geli mas mau tumpah lo mas
kemudian setelah itu jamunya jadi saya suruh mirah memasukannya ke mulutnya tapi
tidak ditelan kemudian setelah itu saya suruh berbalik badan dan kemudian kami
french kiss lagi dan mentransfer airjamunya ke mulut saya. setelah jamunya habis
saya telan, saya meremas payudaranya. efeknya jamunya dahsyat, setelah beberapa
detik meminumnya, badan saya terasa panas dan penis saya berdiri lagi, urat-ura
tnya terlihat lebih menonjol dibanding sebelumnya kemudian setelah itu saya suru
h mirah untuk tiduran
mirah, kamu siap ya
iya mas. tapi janji beri saya kenikmatan tapi jangan beri saya anak ya mas
iya
kemudian pertama kali saya menggesek-gesekan terlebih dahulu penis saya ke sekit
ar lubangnya
mas enak mas udah mass masukin saja mass ahhhhh
kemudian saya mulai memasukin liang surgawinya yang sangat kecil itu, bayangkan,
saya meniduri seorang wanita yang meminum jamu rapet selama bertahun-tahun pada
hal tidak pernah behubungan. pasti sangat kecil sekali dan mengalahkan lubang or
ang perawan. tadi saja hampir tidak terlihat dibalik jembutnya. sehinggga saya j
uga sedikit kesusahan karena terlau sempit tapi perlahan lahan saya akhirnya ber
hasil memasukan seperempat dan perlahan-lan akhirnya penuh juga. setelah ful bar
u saya oper ke gigi 6. dengan gaya konvensional, saya mulai menjalankan kontak s
exual. ah ah ah uh mas och ouc yess ochhhh ahhhh terus mas ahhh desahanya yang men
gundang birahi siapapun yang mendengarkanya. enak sekali dijepit dengan vagina s
uper sempit ini. enak sekali rasanya ahhh. melihat payudaranya yang juga bergera
k. menambah semangatku untuk memuaskanya, setelah sepuluh menit, saya minta kepa
da mirah untuk berposisi doggy style. enak sekali, ini adalah posisi paling enak
dengan bakul jamu ini, tak lupa saya meremas pantatnya yang semok itu dan sesek
ali memukulnya, dan tak lupa juga saya memegang rambutnya dan menariknya seperti
naik kuda yes yess ah ah ah enak terus mirah genjotanya RUARR BIASA pijatanya yan
g memijat penisku enak sekali dan beberapa menit kemudian si mirah akhirnya orga
sme juga. setelah itu saya capek menggoyangkan pingang saya saya suruh mirah sek
arang untuk posisi woman on top. sambil tiduran yang mirah diatas saya sambil be
rgerak keatas-kebawah tangan saya meremas payudaranya yang extra besar dan extra
empuk. beberapa menit kemudian saya ingat janji saya pada mirah, saya yang juga
ingin keluar langsung melepaskan penis saya dan melepaskan mani saya di lantai.
kami berdua mengehentikan permainan ini karena permainan kami cukup lama (40 me
nit) gara-gara pengaruh jamu kuatnya mirah bahkan mirah orgasme 3kali.
gimana mirah, enak kan?
iya mas, betul kata mas
lain kali kalo kamu mau kamu tinggal ke rumah saya kalo sedang liburan kesini
iya mas, terima makasih ya mas
iya
Kemudian kami saling bericiuman.
mas, saya hampir lupa, jamu sehat sama jamu kuat jadinya 7000 mas masih aja ingat
jamunya
ini mirah kamu saya kasih bonus jadi 50 ribu (disini uang dua puluh ribu saja suda
h dibilang banyak
Setelah ini kami sering kontak fisik dengan mirah baik dirumahnya (apabila anakn
ya kesekolah) maupun dirumah saya dan tidak lupa saya kasih uang kadang-kadang b
uat bayar sekolahan anaknya. kadang-kadang kami sering threesome dengan paini. y
a enak seperti saya threesome dengan ina(baca nikamtanya tidur dengan pembantu d
an baby sitter) tapi bedanya kalo saya three some sama paini itu pertarungan anta
r Toket gede.
Demikian cerita saya kalau ada salah ketik saya mohon maaf
kalau anda berkenan saya akan menceritakan memanen anaknya si mirah (kalo anda m
au)
Inikah Rasanya ML Dengan Anak SMP
fastest livescore
Sebenarnya Trit ini adalah Trit yang sama dengan Trit saya yang ini :
http://173.199.167.192/showthread.ph...engan-Anak-SMP
Berhubung Trit yang lama udah di closed ama Momod, jadi saya bikin trit baru den
gan perbaikan sedikit.
Berikut Ceritanya:
Cerita ini adalah pengalaman pribadi dan bukan fiksi. Pengalaman ini sangat memb
ekas di ingatanku karena termasuk pengalaman sex ternikmat yang pernah aku alami
. Saya adalah seorang karyawan perusahaan swasta yang bergerak di bidang pemasok
alat-alat berat untuk pertambangan. Jadi saya sering keluar kota untuk menangan
i proyek2 dari perusahaan tempat saya bekerja. Dan kebetulan saya dapat proyek k
e satu daerah di provinsi Sum-sel tepatnya di kota Muara Enim. Ada proyek dengan
perusahaan tambang di daerah tersebut.
Untuk tempat tinggal perusahaan menyediakan rumah kantor atau rumah dinas yang b
erada di dekat daerah pasar kota muaraenim. Untuk kendaraan biasanya dijemput ol
eh Pak Surya salah satu driver perusahaan pertambangan disana. Saya benar-benar
buta dengan daerah tersebut. Jadi kalo weekend biasanya saya isi dengan kegiatan
main game di laptop atau mengecek lagi file2 kerjaan. Pernah sesekali diajak ol
eh Pak Surya jalan-jalan berkeliling kota muaraenim. Tidak banyak yang bisa dili
hat di kota kecil ini. Gak ada mall, gak ada bioskop, dan tempat hiburan seperti
di Jakarta, untuk object rekreasinya pula jauh dari kota. Membosankan dan membu
atku rada tertekan.
Suatu ketika pimpinan meminta saya untuk mengirimkan data ke alamat emailnya. Ya
ng jadi masalahnya modem portable untuk browsing internet tidak berlaku di tempa
t ini, sinyalnya belum bisa mengupload data, bahkan untuk membuka website google
aja bisa sampe 15 menit. Terpaksa saya harus mencari warnet. Dan saya coba tany
akan ke tetangga sebelah, Rumah Pak Agus. Awalnya saya memang diberitahu Pak Sur
ya kalo ada apa-apa atau butuh sesuatu yang mendesak bisa minta tolong dengan Pa
k Agus. Saya langsung bergegas ke rumah Pak Agus dan tidak lupa membawa flashdis
k yang berisi file yang harus saya kirim secepatnya.
Saya ketuk pintu rumah Pak Agus dan menekan bel rumahnya, tak lama kemudian pint
u di buka. Terlihat seorang Abg manis ketika pintu tersebut terbuka.
"Iya, mau cari siapa Kak?" tanya abg tersebut.
Saya tertegun ketika melihat Abg manis muncul dari balik pintu Rumah Pak Agus. P
asti ini Sarah anak Pak Agus yang paling kecil. Karena kedua kakaknya semua suda
h menikah. Pak Surya pernah bercerita sedikit tentang keluarga Pak Agus dan saya
sudah beberapa kali ketemu dengan beliau. Namanya sarah, masih smp kelas delapa
n. Tingginya lumayan untuk anak smp 158cm. Parasnya cantik dan manis dengan leku
k tubuh yang sangat indah untuk seukuran anak smp. Kulitnya putih dan amat mulus
tanpa cacat.
Agak lama tertegun akhirnya saya menjawab.
"Sarah ya? Anak Pak Agus? Bapaknya ada dik?"
"Bapak lagi pergi kak sama Ibu, ketempat hajatan temen Ibu."
"Yaaaah, lagi pergi ya? Emmmm, kakak mau tanya nih..., disekitar sini ada warnet
gak ya?"
"Warnet? Tempat untuk internetan ya Kak? Disini sih belum ada..."
Dalam hati saya ngedumel dan sumpah serapah. Ya ampun, benar- benar kota terpenc
il. Warnet aja gak ada.
"Aduh..., serius nih?" jawab saya getir.
"Iya kak..., disini belum ada warnet..."
Mendengar jawaban sarah saya jadi agak bingung. Saya sempat berfikir mau menghub
ungi Pak Surya untuk menjemput saya ke kantor. Karena di kantor jaringan interne
tnya lumayan lancar. Karena jarak rumah dinas dan kantor lumayan rada jauh juga.
Tapi belum sempat saya cek kontak Pak Surya di hp. Sarah bertanya ke saya.
"emmmm..., nama kakak kak Putra ya?"
"eh..., iya..., nama saya Putra. Kok Sarah tau...?"
" Ya jelas tau donk kak..., tau dari Ibu Sarah, dan Sarah juga sering liat kakak
dijemput oleh Om Surya."
"Haaahahaha..., Sarah sering merhatiin dan liatin Kakak ya?"
"Iya lah..., kakak aja yang jarang keliatan, anteng aja di dalem rumah, paling k
eliatan pas pagi kalo di jemput Om Surya".
"Hahaha..., habis gak ada temen sih. Pak Surya juga sibuk, jadi bingung mau jala
n kemana."
"O iya Kak, kakak cari warnet buat apa?"
"Ada data yang harus kakak kirim secepatnya ke bos kakak..."
"Data penting ya? Kalo gitu pake aja komputer Sarah..., bisa buat internet kok..
."
Mendengar jawaban Sarah saya rasanya tertolong. Dan tanpa pikir panjang saya moh
on bantuan ke sarah.
"Serius Sar? Bisa internetan? Jadi kakak boleh pake komputernya ya?"
"Bisa dong Kak..., gini-gini sarah juga up to date, sarah minta pasang internet
dengan Bapak."
"Wah syukurlah kalo begitu..., makasih Sar sebelumnya..., coba bilang daritadi h
ehehehehe..."
Akhirnya saya tertolong oleh Sarah. Saya dipersilahkan masuk ke ruang keluargany
a karena komputer berada diruang tersebut. Rumah Pak Agus lumayan besar dan bagu
s. Pada saat itu Sarah lagi ditemani oleh Bibi pembantunya yang sedang asyik non
ton TV. Ternyata Sarah lumayan paham soal dunia maya. Dia juga sudah mengenal em
ail, friendster, bloger, serta facebook yang pada saat itu lagi booming di jakar
ta. Yang pasti karena momen itu saya lebih akrab dengan keluarga Pak Agus juga S
arah. Sarah juga tidak segan-segan lagi padaku. Hubungan kami sudah seperti kaka
k adik. Saya jadi lebih sering berkunjung ke rumah Pak Agus saat pulang kerja. S
arah juga sering mampir ke rumah dinas saya buat sekedar curhat pasal sekolah at
au berbagi pengalaman saya pasal kehidupan di jakarta. Sarah ingin sekali berkun
jung ke Dufan. Tapi belum sempat karena kalau liburan Pak Agus selalu pulang ke
kota Palembang. Saya juga sering jalan-jalan bermotor berdua dengan Sarah, maklu
m anak smp di kota ini sudah diperbolehkan naik Motor.
Hingga suatu hari, kebetulan saya pulang kerja agak cepat dari biasanya. Terliha
t Pak Agus dan Istrinya mendekati saya. Mereka berencana mau pergi ke kota Palem
bang karena anak pertamanya mengalami kecelakaan. Mereka minta tolong ke saya un
tuk jagain Sarah. Walaupun ada pembantu tapi mereka masih khawatir karena tidak
ada anak laki-laki disitu. Saya sudah dianggap seperti anak sendiri jadi mereka
sangat percaya pada saya. Tentu saja saya menyanggupinya. Malamnya sekitar pukul
7 saya langsung ke rumah Pak Agus. Pembantunya terlihat asik nonton tv di ruang
keluarga. Sarah terlihat lagi serius di depan komputer.
"Dooor!! Serius amat Sar!!!"
"aaaaaa..., Kak Putra iseng deh!! Kaget tau..."
"Hahahahaha..., siapa suruh maen FS(Friendster) sampe segitunya..."
"suka suka dong!!! Weeeeee"
Akhirnya saya dan Sarah asyik browsing internet. Dan tanpa sengaja Sarah ter kli
k iklan untuk orang dewasa. Terpampanglah gambar wanita dan pria yang sedang ber
senggama. Sentak saya terkejut dan salah tingkah. Takut dikira ngajarin hal-hal
yang gak benar ke sarah oleh pembantunya. Beruntung pembantunya gak liat. Sarah
pun tertawa kecil.
"Sarah kok malah ketawa sih..."
"Habis Kakak lucu deh..., seperti ketangkep basah pas maling celana dalem"
"weeeew..., nih anak kecil pikirannya yaaaa"
Setelah 2 jam browsing internet pembantu Sarah pamit ke saya mau istirahat. Saya
juga tau kebiasaan sarah yang tidurnya jam 12an. Dan kami tetap asyik browsing
internet berdua dengan sarah. Tak lama kemudian sarah bertanya.
"Kak, kakak pernah cium cewek belum?"
Terkejut dengan pertanyaan sarah, aku coba jawab enteng.
"Loh..., kok nanya gituan sih?"
"emmm..., temen sarah disekolah sering banget cerita dengan bangga kalo mereka u
dah pernah dicium oleh cowok mereka."
Mendengar kata kata sarah entah kenapa naluri iblis mulai merasuk perlahan di tu
buh saya. Yang semula gak mikir macem-macem jadi berfikiran kotor dan mulai mene
rawang kemana mana. Fantasi liar mulai tergambar jelas di otak saya. Saya pun mu
lai sadar kalau dari kemarin saya ditemani oleh bidadari mungil yang sangat meng
goda. Iblis mulai berkuasa.
"Emangnya Sarah belum dicium cowok Sarah?" jawabku enteng.
"Sarah gak ada cowok Kak..."
"aaah..., bo'ong banget!!! Cewek model Sarah gak punya cowok... Sarah tuh manis
loh.. cantik pula.."
"Eh..., bener nih Sarah manis? Emang Kak Putra suka ama Sarah?"
Mendengar pertanyaan tersebut saya benar-benar tak sadarkan diri. Nafsu pun tida
k terbendung lagi. Tapi saya mencoba untuk tenang.
"Yah jelas dong..., Sarah cantik dan ngegemesin..." jawabku agak bercanda.
"Kak Putra..., Sarah suka sama Kakak, Sarah serius loh." jawab Sarah dengan waja
h serius.
Sayapun reflek mencium bibir mungil Sarah. Saya lakukan sehalus mungkin. Saya lu
mat bibir Sarah perlahan dengan sangat sangat halus. Sekitar 15detik saya lepask
an ciuman saya ke bibir sarah. Sarah terdiam seperti patung.
"Maaf..., Kakak lancang Sarah..."
Sarah dengan cepat memeluk saya dengan erat sekali. Dan bertanya.
"Kak Putra beneran sayang dengan Sarah?"
Saya pun mencoba melepaskan diri dari pelukan sarah perlahan dan melihat ke arah
matanya yang berbinar. Dan saya jawab.
"Kak Putra sayang dan cinta dengan Sarah"
Sarah berdiri dan memeluk leher saya. Menatap saya dengan dalam. Dan tanpa sadar
Sarah mencium bibirku. Terasa sekali kalau ini adalah pertama kalinya bagi Sara
h berciuman. Cara berciuman Sarah masih kaku.
Mendapat respon seperti ini oleh Sarah. Kesempatan pun tidak saya sia - sia kan.
Umur saya waktu itu 23 tahun. Wajah saya pun masih terbilang masih mirip anak S
MA daripada orang yang sudah kerja. Jadi saya pikir wajar kalau anak seumur Sara
h jatuh hati dengan saya. Setelah 5menit saya dan Sarah berciuman. sarah pun mel
epaskan ciumannya dengan nafas yang terengah-engah. Saya pun tersenyum...
"Sarah belajar ciuman darimana hayooo?"
"Aaaaah..., Kak Putra..., Sarah sering liat di internet sama tv."
"Hihihihi..., tapi ciuman sarah masih belum teratur"
"Kak Putraaaa..., malu ah..." jawab sarah merona.
"Hahahhah..., Kakak paham kok..., ini yang pertama kali ya?"
Sarah hanya mengangguk dan tersipu malu. Malam itu Sarah benar benar membuatku b
ernafsu. Walau Sarah mengenakan Baju tidur tertutup. Namun otak ini mulai berfan
tasi liar dan tak terbendung membayangkan isi dalam pakaian Sarah malam itu. Mod
us pun dijalankan.
"Sarah mau gak kalo kita ciuman lagi yang mesra. Dijamin selain mesra dan romant
is Sarah bakal ngerasain hal yang enak banget."
Sarah senyum - senyum malu dan menjawab.
"Boleh Kak..., Sarah penasaran deh apa sih rasanya ngelakuin kayak gitu setelah
orang pacaran ciuman."
Mendengar hal tersebut dari mulut Sarah. Saya yakin apa yang dilihat sarah lebih
dari sekedar ciuman. Inilah zaman modern,anak kecil juga akhirnya tau sebelum w
aktunya gara2 media elektronik yang terkesan terlalu bebas dan tanpa pengawasan
dari orang tua. Tapi hal ini justru mempermudah akal bulus saya berjalan lancar
di malam tersebut.
"Sarah yakin mau coba...?"
Sarah hanya menganggukan kepala dan masih tersipu.
"ok, tapi janji ini rahasia kita berdua..."
"Sarah janji Kak."
"Kita lanjutin di Kamar Sarah gimana? Soalnya gawat kalo ketahuan Bibi pembantu
Sarah..."
" Boleh Kak..., kita ke kamar Kakak sarah aja di lantai 2 sebelah kamar Sarah. B
ibi juga kalo tidur udah kayak mayat."
Tanpa Ba Bi Bu saya dan Sarah langsung ke lantai 2 tempat kamar kakaknya. Sarah
mengambil kunci kamar kakaknya di kotak penyimpanan kunci. Dan lumayan, kamar ka
kaknya masih tertata rapih dan bersih. Kalo di rumah saya kamar kakak saya udah
jadi gudang.
Setelah memastikan keadaan aman. Saya dan sarah mulai melanjutkan pelajaran terl
arang tersebut.
Saya dan sarah duduk berhadapan di ranjang. Saya tatap mata Sarah lekat-lekat de
ngan penuh arti. Sarah pun membalas tatapan tersebut. Kitapun tersenyum kecil be
rsama. Saya mulai membelai rambut sarah dari bagian poni turun ke arah telinga k
iri Sarah. Saya turunkan dan merangkul leher Sarah dengan tangan kanan saya untu
k mendekatkan wajah Sarah ke arah saya.
Kamipun berciuman dengan lembut. Saya ajarkan ciuman ke Sarah perlahan demi perl
ahan. Naluri sarah dengan baik menerima respon yang kita lakukan bersama. Bibir
kami berpagutan lembut dan sarah mulai terbiasa dengan hal tersebut. Nafas Sarah
mulai terengah-engah desela ciuman yang berlangsung.
Saya mulai gigit perlhan bibir bagian atas Sarah. Dan sarah pun mendesah lembut.
"ah..."
Saya mulai memainkan lidah saya di dalam mulut Sarah..., dan lidah sarahpun meng
ikuti tempo permainan lidahnya dengan baik. Saya tingkatkan lagi tempo ciuman ka
mi dengan nafas yang tersengal-sengal. Kondisi mulai memanas..., saya dan sarah
terus berpagutan tanpa henti. Selang sekitar 20menit berciuman..., Sarah melepas
kan bibirnya dengan wajah yang bernafsu dan memerah padam. Sarah tersenyum manis
sekali.
Saya mulai mencium bibirnya lagi. Dan kali ini saya tambahkan belaian halus ke b
agian leher belakang sarah...,lalu ke arah telinganya..., sarah pun reflek menai
ki kakiku. Posisiku duduk bersila dan sarah berada tepat diatasku. Sarah memeluk
leherku dengan tetap melumat bibirku dengan nafsu.
Saya mulai berkonsentrasi perlahan memasukan lengan kanan ke baju tidur sarah. S
aya usap perut sarah perlahan. Lalu saya coba raba buah dada Sarah. Saya terkeju
t, ternyata buah dada sarah lumayan berisi. Saya semakin penasaran untuk melihat
tubuh sarah tanpa sehelai benang pun. Namun saya harus tetap mempertahankan tem
po permainan agar Sarah merasa nyaman.
Masih berciuman dan meraba payudara Sarah. Tangan saya keluar perlahan dari baju
tidur sarah. Saya mulai melepas kancing baju. Sarah dari atas sampai ke bawah.
Perlahan namun pasti hingga berhasil kutanggalkan baju tidurnya. Saya lepaskan c
iuman bibir Sarah dan mulai menciumi leher Sarah. Saya jilat perlahan leher Sara
h dan saya berikan kecupan demi kecupan kecil.
Saya ubah posisinya dari duduk diatas pangkuan dengan merebahkan Sarah ke posisi
tidur. Sarahpun benar benar pasrah dan menikmati permainan ini.
Saya lihat dengan jelas keindahan tubuh anak ini. Saya mulai dengan ciuman kecil
di bagian perut Sarah saya jilati bagian pusar Sarah dan bergerak kearah payuda
ranya.
Sembari mendartkan ciuman halus saya perlahan melepaskan BH sarah dengan lembut.
Dan terpampanglah bukit kembar Sarah yang ranum dan sangat indah. Putingnya mas
ih merah muda merona belum terjamah. Secepat kilat saya remas perlahan bagian ki
ri dan kanannya bersamaan.
"sssssssshh.....haaah..., ssshhhh ah"
Sarah mulai mencoba menahan desahannya. Bibirku mulai mengarah ke payudara Sarah
. Kumulai dengan jilatan jilatan di bagian sekitar puting. Sarah mulai menggelin
jang tak karuan dan tetap mencoba menhan desahannya.
Saya mulai sedotan ringan dan menjilati puting Sarah bergantian secara lembut.
"sssssssh....ah...,aw...aa aah. ..., sssssshhhh"
Mendengar desahan Sarah..., tempo permainan agak saya percepat...
Saya kecup lagi bibir sarah..., sembari tetap meremas payudara sarah bergantian.
Perlahan saya turunkan belaian jemari ke arah CD nya Sarah. Saya usap celananya
perlahan....
"aaaaaaaaaaargh...., sssssssshhh...mhhhhmmmmhhh!!!"
Desah sarah di sela pagutan bibir kami. Jemari sayapun mulai menyusup masuk ke d
alam CD Sarah yang telah basah. Wah, sudH mulai basah nih ABG. Pikir saya dalam
hati. Dan saya terkejut. Saat saya mengusap bagian vagina Sarah ternyata masih l
icin belum ada bulu. Saya mulai penasaran dengan bentuk vagina Sarah. Ciumanku p
un saya turunkan dari bibir ke leher lalu ke payudara Sarah..., dan langsung ke
arah perutnya. Selam saya memainkan lidah di perut Sarah perlhan saya tarik cela
na dan CD Sarah bersamaan. Dan saya lihat tubuh Abg ini tanpa sehelai benang.
Saya menelan ludah. Betapa beruntungnya aku mendapatkan Sarah.
Payudara yg indah dan vagina yang merona tanpa bulu. Tubuh sarah yang mulus, put
ih bersih terpampang jelas dimata saya. Lama sya perhatikan tubuh sarah. Kinikma
ti pemandangan indah itu setiap lekuknya.
"Sarah..., bodi sarah tuh sexy banget..." kalimat spontan yang terucap.
Sarah pun yang daritadi terpejam kenikmatan membuka mata dan mengatur nafasnya.
Wajahnya menunjukan ekspresi penasaran yang luar biasa dari permainan ini. Sarah
mulai menarik tubuhku untuk menidurinya. Sarah mulai ganas melumat bibirku.
Saya pun mulai memberikan perlawanan agresif. Saya lumat setiap jengkal tubuh sa
rah. Saya kecup bagian bagian intimnya. Dari payudara hingga vaginanya yang masi
h mulus. Saya jilati klitorisnya dan saya hisap2 vaginanya. Saya masukkan lidah
saya ke vaginnya yang sangat basah. Siap dimasuki rudal kepunyaan saya.
Sssssssshhhhh....ah...ah ah ah....aw....sshhhhh...mmmmmmmm hhhhh....
Sarah terus mendesah tak karuan oleh permainan lidahku. Serangan demi serangan t
erus saya lancarkan dan akhirnya...
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaah....hah.. .hah...ah...
Sarah keluar! Saya pun kaget..., belum sempat permainan inti Sarah sudah keluar
duluan. Nafasnya tersengal...., Sarah mengambil bantal dan menutup wajahnya demg
an bantal tersebut.
Dibukanya kembali wajhnya. Penuh dengan ekspresi terpuaskan dan senyum kecil yan
g indah.
"Enak Gak Sar?"
Sarah masih terengah engah memulihkan nafasnya...
"Kak Putraaaa..., enak..., enak banget...."
Saya mulai beranjak dari vagina Sarah. Saya lepas semua pakaian saya yang belum
sempat saya buka selama permaianan terlarang ini berlangsung.
Saat saya hendak melepas CD saya. Saya kaget..., tiba tiba sarah berinisiatif me
lepas CD saya. Sarah terbelalak melihat isi dalam CD saya. Penis saya berdiri da
n keras luar biasa. Penis saya yang berukuran sedang dengan panjang 15cm dipanda
nginya dengan seksama.
Perlahan wajah Sarah mendekat dan mengecup penis saya..., sontak saja saya meras
akan nikmat yang tak terkata.
"Sarah sering nonton film blue ya?"
"hihihihi" sarah tersenyum manja.
Sarah mulai memberanikan diri untuk memegang penis saya dan diusapnya perlahan.
Dikocoknya perlahan dan mulai dia masukan ke mulutnya. Sensasi kenikmatan membua
t saya terdiam dan menahan rasa geli dan juga nikmat secara bersama. Namun sayan
g Sarah masih belum berpengalaman untuk hal BlowJob. Mulunya yang mungil hanya b
isa merengkuh 5cm penisku.
Giginya masih sering terasa menggores kepala serta batang penisku. Nikmat dan sa
kit sakit ngilu.
Saya lepaskan kuluman Sarah. Karena saya tidak sabar untuk melnjutkan ke ronde e
xekusi.
Saya baringkan Sarah perlahan. Saya lumat bibirnya perlahan. Saya belai payudara
nya. Saya buat rasa yang amat nyaman terhadap dirinya.
"ssssshmmmmmmmhhhh..mmhhhh ahhh h"
Sarah mulai bergirah memuncak lagi..., tubuhnya mulai menggelinjang diikuti suar
a desahan yg di tahannya...
Dalam posisi saya meniduri Sarah. Saya usapkan penis saya ke vagina Sarah. Saya
biasakan bibir vagina Sarah menerima penis saya. Masih saya lumat bibir sarah ya
ng ranum tangan kiri memainkan puting payudara sarah. Dan tangan kanan mencoba m
embiasakan penis di vagina Sarah. Setelah terasa amat basah.
Saya ubah posisi dengan posisi misionaris. Saya buka paha sarah lebar lebar. Say
a pandangi Sarah yang pasrah sepenuhnya. Saya agak pesimis dengan ukuran penis s
aya. Apakah bisa masuk di vagina Sarah yang mungil ini. Saya mulai tempelkan kep
ala penis saya di bibir vagina Sarah. Saya usap usapkan perlhan dan menekannya l
embut.
"Tahan sedikit ya Sar..., nanti lebih enak dari yang tadi..., tapi coba untuk ta
han...
Sarah mungkin belum mengerti maksud saya tadi. Dengan menekan berat tubuh ke tan
gan kiri dan kedua kaki saya. Tangan kanan terus mencoba mengusap penis ke vagin
a sarah. Perlahan saya berikan tekanan sedkit demi sedikit.
"aw....ssssshhhhhh...
Sarah menjerit kecil.
Kepala penis saya sudah mulai tak terlihat. Saya berikan tekanan lagi secara per
lahan dan sangat hati2.
Saya tidak mau permainan inti menjadi rusak karena mood Sarah berubah karena ras
a sakit. Saya lumat perlahan lagi bibir sarah..., dan saya coba berikan tekanan
lagi.
Setelah mencoba kurang dari 10 menit dan dengan susah payah akhirnya penis saya
menghujam vagina sarah 90%. Saya pandangi wajah Sarah yang menhan rasa sakit nam
un tetap menvoba rilex.
Saya peluk tubuh sarah. Saya mulai memberikan kecupan lembut di bibirnya, leher,
serta payudaranya. Kubiarkan Sarah membiasakan penisku yang sudah masuk keliang
vaginanya. Penisku terasa dicengkram kuat sekali oleh vagina Sarah. Tubuh Sarah
tegang belum terbiasa menhan rasa perih dari penis saya.
Wajah Sarah yang cantik itu masih terlihat meringis kesakitan.
Saya mulai berikan stimulasi ke tubuh sarah. Dan setelah beberapa menit kemudian
. Kurasakan Vagina sarah mulai menerima penisku. Perlhan kutarik keluar dan perl
ahan kumasukan kembali.
"sssssssssssssh.....ah.... .aaa aaaah....."
Lenguhan panjang sarah mulai menandakan kenikmatan permainan ini menjalar di tub
uhnya. Namun tempo permainan masih tetap kujaga hingga kubenamkan penisku dalam
dalam ke vagina Sarah. Saya tidak menyangka kalau penisku bisa masuk seluruhnya.
Dan yang membuat saya agak down pada saat darah keperawanan Sarah mulai keluar
dari sela penisku. Dengan bergerak perlhan saya ambil baju saya untuk dijadikan
alas agar darah keperawanan Sarah tidak mengotori ranjang kakaknya.
Setelah beberapa lama dengan tempo yang halus. Saya merasakan Vagina Sarah mulai
lancar, basah namun tetap mencengkram kuat. Saya percepat gerakan maju mundur p
inggul saya. Kenikmatan yang tak terkata benar2 saya rasakan dimalam itu.
Wajah sarah mulai berubah..., yang semula meringis kesakitan. Kini berubah denga
n wajah penuh kenikmatan.
Desahan Sarah mulai terdengar. Suara nafasnya menjadi berat. Namun sarah tetap m
enjaga suara desahannya terkontrol agar tidak terdengar sampai ke lantai bawah.
Mmmmmmmmmmmhhhh...., aaaaargghh...ahhhhh....mmmmmmm mmhhh...ssshhhhhhh....
Saya terus menambah kecepatan pinggul saya. Vagina Sarah terasa nikmat sekali. P
enis saya mulai lancar sekali keluar masuk dari vagina Sarah. Dengan bunyi bunyi
an saat pangkal penis dan vagina kami saling beradu.
Tubuh sarah mulai terasa kejang.
Aaaaaaaaaah....., ssssshhhhhh...argh....awwww... ahhhhhhhshhhhhhjmmmmmmmmmmm...
...mmmmmhhh
kak Putraaaa.... Ahhhh.....Sarah gak tahan....ssssshhhhhhhhh....
Mendengar deshan Sarah saya tak perduli lagi dengan sekitar. Gerakan saya semaki
n meliar. Merengkuh setiap detik kenikmatan tubuh Sarah. Saya remas payudaranya
agak keras. Saya percepat gerakan saya.
Desahan sarah meledak tak karuan.
Sarah memeluk saya dengan erat..., menggigit punggung kiri saya. Mendesah dan me
nikmati permainan ini.
Aaaaah.....shhhhhhhh.....
Mmmmmmmmh......sssssssshhhhhss hhhhhh...aw....ahhhrghhharghhh ....
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarr rrghhh.......
Lenguhan panjang Sarah tanda dia mencapai kenikmatan terdengar sangat indah...,
diikuti vaginanya yang sangat kuat mencengkram penis saya...dan tubuhnya yang me
nggelinjang liar serta kedua pahanya kejang. Pupil mata Sarah membesar dan lengu
han nafas panjang diikuti senyuman kecil menghiasi wajah indahnya.
Kuhentikan sejenak permainan. Dengan penis yang masih ada di dalam vagina Sarah
saya bisa rasakan vaginanya berdetak di penisku.
Saya belai rambutnya sarah. Saya kecup lagi bibirnya. Saya biarkan Sarah menikma
ti Orgasmenya yang kedua kalinya.
Sarah tak berkata-kata apa apa padaku. Wajahnya tersirat kebahagian yang am sang
at. Bibirnya tersenyum tanpa henti melihat ke arahku.
Kucabut penisku dan kubersihkan darah keperwanan sarah. Saya lihat sarah tidak m
erasa bersLH sedkitpun atas apa yang terjadi.
Setelah beberapa saat kemudian, saya ubah posisi dengan Sarah membelakangiku. Sa
ya berniat mencoba gaya doggy style ke Sarah. Saya hujamkan penis ini ke vaginan
ya dari belakang. Dan tidak seperti di awal tadi. Kali ini penis saya mudah masu
k ke vagina Sarah.
Pertama kali mencoba gaya ini, GSpot Sarah tersentuh dengan sempurna.
Sarah mendesah hebat....
Aaaaaaaaaaaaarghhhhhhh.....
Sssssssssshhhaaaaah.....
Mmmmmmmmmmmmhhhhh...
Saya mulai genjot Sarah dari belakang dengan perlhan dan kemudian mempercepat ge
rakan. Sarah terkulai lemas tertelungkup menikmati gerakan saya.
Bokong sarah aku tampar halus.
Aaaaww...., Kak Putra nakaaal...
Kata sarah manja.
Jelas mendengar suaranya yang manja malah menambah nafsuku memuncak..., kubalik
tubuh sarah dengan posisi terlentang. Dan ku goyang Sarah dwngan posisi misionar
is. Darah mengalir cepat dan aku rasakan ada sesuatu yang akan meledak di penisk
u.
Kupercepat genjotanku ke tubuh sintal Sarah.
Dan untuk ketiga kalinya Sarah Orgasme.
Aaaaaaaaaaaaaaah......, sssssssssshhhhaaaaaaaaaaaaaaaa rrrrrrrggggggjhhhhttttt..
..aaa aahahhhh....
Aaaah.....
Ssssaaahhhhaaaaaaaaaah....
Dan saya tidak bis menahan lahar yang akan meledak dari penisku ini. Ku cabut pe
nisku dan ku hujamkan ke arah mulut Sarah.
Dan seketika lahar saya pun meledak di rongga mulut sarah..., Sarah saya suruh m
enelan air mani saya.
Dan dengan nikmat dia menghisap serta menjilati air mani saya sampai habis.
"gurih Kak..., sarah Suka..."
Saya hanya tersenyum puas dan memandang sarah. Saya pun berbaring lemas di sebel
ah Sarah. Sarah memeluk saya swmbari tetap mengatur nafasnya.
"Sar, kita maen gini udah gak peduli lagi kalo bibi bangun dan dibrak ni kamar"
"Aduh kakak..., mau kakak jerit kenceng juga bibi gak bakal denger. Nih kamar ke
dap suara Kak." jawab sarah manja.
"serius Sar? Tapi kok daritadi Sarah kok nahan desah gitu...?"
"hehehee..., Sarah kan maluuuu"
"oalaaaaaaah....,sarah...s arah ..., mau lanjut lagi gak..."
"Boleh kak...., hayooooo!!!"
"Jiaaaah...., ketagihan yaaaaa? Nanti gimana kalo Bibi bangun...?"
"Santai aja Kakak..., Kita pindah ke kamar Sarah mainnya. Nanti kalo udah selesa
i kakak keluar dari jendela kamar Sarah ke kamar Kakak Sarah. Kan kamar ini bisa
Sarah bilang kamar tamu aja sama Bibi. Kasihan kan kalo Kak Putra tidur di sofa
. Jadi Kak Putra bobo di kamar Kakak Sarah. Tenang aja Kak. Belakang rumah Sarah
kan pager tinggi jadi gak mungkin dilihat orang dari luar kalo kakak mencuri tu
buhku. Wakakakak" Sarah menjelaskan.
"Dodol kamu Sar..., akal bulusnya mantab"
Saya san sarah pun pindah ke kamarnya. Tidak lupa kubuka sedkit jendela kamar ka
kaknya Sarah buat alibi kalo Saya tidur di kamarnya Kakak Sarah. Di kamar Sarah
kami melanjutkan permainan kenikmatan tersebut dengan mencoba variasi gaya. Dan
akhirnya kami tidak tidur sama sekali malam itu.
Besoknya Sarah bolos sekolah dan diam-diam ke rumah dinas saya. Pembantunya tida
k bakal curiga karena biasanya Sarah sering mampir dulu ke rumah saya saat pulan
g sekolah.
Pagi itu kami benar-benar tidur. Karena semalaman bergadang ML. Siang hari setel
ah bangun. Kami berdua melakukannya lagi dan Sarah pamit pulang dengan berpura-p
ura habis pulang sekolah dan mampir ke rumah saya sebentar.
Hubungan ini terus berlangsung selama 3bulan. Dan hubungan saya mulai renggang s
emenjak saya pindah tugas ke kota Jambi.
Sekarang Sarah sudah bersekolah di SMA kota Palembang. Dia sudah memiliki kekasi
h disana. Waktu masih kelas 10 - 11 kita masih sering jadi TTM(teman tapi mesum)
. Walau kami memiliki kekasih masing2. Namun kami berpendapat sama kalau Sarahla
h yang bisa memuaskan saya dalam hal sex. Begitupun Sarah walau sudah pernah ML
dengan kekasihnya tapi dia tidak pernah terpuaskan selain dengan saya.
Sekarang Sarah tidak ingin diganggu siapapun. Baik saya ataupun Kekasihnya. Sara
h bilang mau konsen buat Ujian Nasional tahun ini.
Saya masih berharap Sarah jodoh saya.
Makanya kemrin pas saya datang ke Palembang. Saya minta bantuan suhu krucil buat
cari info WP sebagai obat kegalauan iblis ini. Walau hanya Sarah yang dapat mem
uaskan saya.
Saya masih nubie. Jadi mohon maaf kalau cerita saya mengandung kalimat yang kura
ng berkenan.
Terima kasih.
Payudaranya Hanya sebesar nasi di Kentucky Fried Chicken.
fastest livescore
Aku adalah seorang ayah dari 2 orang anak lelaki yang berusia 9 dan 4 tahun. Ist
eriku bekerja sebagai Direktur di suatu prusahaan swasta. Kehidupan rumah tangga
ku harmonis dan bahagia, kehidupan seks-ku dengan isteriku tidak ada hambatan sa
ma sekali. Kami memiliki seorang pembantu, Sumiah namanya, berumur kurang lebih
23 tahun, belum kawin dan masih lugu karena kami dapatkan langsung dari desanya
di Jawa Timur. Wajahnya biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, kulitnya bers
ih dan putih terawat, badannya kecil, tinggi kira-kira 155 cm, tidak gemuk tapi
sangat ideal dengan postur tubuhnya, buah dadanya juga tidak besar, hanya sebesa
r nasi di Kentucky Fried Chicken.
Cerita ini terjadi pada tahun 1999, berawal ketika aku pulang kantor kurang lebi
h pukul 14:00, jauh lebih cepat dari biasanya yang pukul 19:00. Anakku biasanya
pulang dengan ibunya pukul 18:30, dari rumah neneknya. Seperti biasanya, aku lan
gsung mengganti celanaku dengan sarung kegemaranku yang tipis tapi adem, tanpa c
elana dalam. Pada saat aku keluar kamar, nampak Sumiah sedang menyiapkan minuman
untukku, segelas besar es teh manis.
Pada saat dia akan memberikan padaku, tiba-tiba dia tersandung karpet di depan s
ofa di mana aku duduk sambil membaca koran, gelas terlempar ke tempatku, dan dia
terjerembab tepat di pangkuanku, kepalanya membentur keras kemaluanku yang hany
a bersarung tipis. Spontan aku meringis kesakitan dengan badan yang sudah basah
kuyup tersiram es teh manis, dia bangun membersihkan gelas yang jatuh sambil mem
ohon maaf yang tidak henti-hentinya.
Semula aku akan marah, namun melihat wajahnya yang lugu aku jadi kasihan, sambil
aku memegangi kemaluanku aku berkata, Sudahlah nggak pa-pa, cuman iniku jadi peg
el, sambil menunjuk kemaluanku.
Sum harus gimana Pak? tanyanya lugu.
Aku berdiri sambil berganti kaos oblong, menyahut sambil iseng, Ini musti diurut
nih!
Ya, Pak nanti saya urut, tapi Sum bersihin ini dulu Pak! jawabnya.
Aku langsung masuk kamar, perasaanku saat itu kaget bercampur senang, karena men
dengar jawaban pembantuku yang tidak disangka-sangka. Tidak lama kemudian dia me
ngetuk pintu, Pak, Mana Pak yang harus Sum urut.. Aku langsung rebah dan membuka s
arung tipisku, dengan kemaluanku yang masih lemas menggelantung. Sum menghampiri
pinggir tempat tidur dan duduk.
Pake, rhemason apa balsem Pak? tanyanya.
Jangan.. pake tangan aja, ntar bisa panas! jawabku.
Lalu dia meraih batang kemaluanku perlahan-lahan, sekonyong-konyong kemaluanku b
ergerak tegang, ketika dia menggenggamnya.
Pak, kok jadi besar? tanyanya kaget.
Wah itu bengkaknya mesti cepet-cepet diurut. Kasih ludahmu aja biar nggak seret, k
ataku sedikit tegang.
Dengan tenang wajahnya mendekati kemaluanku, diludahinya ujung kemaluanku.
Ah.. kurang banyak, bisikku bernafsu.
Kemudian kuangkat pantatku, sampai ujung kemaluanku menyentuh bibirnya, Dimasukin
aja ke mulutmu, biar nggak cape ngurut, dan cepet keluar yang bikin bengkak! per
intahku seenaknya.
Perlahan dia memasukkan kemaluanku, kepalanya kutuntun naik turun, awalnya kemal
uanku kena giginya terus, tapi lama-lama mungkin dia terbiasa dengan irama dan t
usukanku. Aku merasa nikmat sekali. Akh.. uh.. uh.. hah.. Kulumannya semakin nikma
t, ketika aku mau keluar aku bilang kepadanya, Sum nanti kalau aku keluar, jangan
dimuntahin ya, telan aja, sebab itu obat buat kesehatan, bagus sekali buat kamu,
bisikku. Hepp.. ehm.. HPp, jawabnya sambil melirikku dan terus mengulum naik turu
n.
Akhirnya kumuncratkan semua air maniku. Akh.. akh.. akh.. Sum.. Sum.. enakhh.. Pad
a saat aku menyemprotkan air maniku, dia diam tidak bergerak, wajahnya meringis
merasakan cairan asing membasahi kerongkongannya, hanya aku saja yang membimbing
kepalanya agar tetap tidak melepas kulumannya.
Setelah aku lemas baru dia melepaskan kulumannya, Udah Pak?, apa masih sakit Pak?
tanyanya lugu, dengan wajah yang memelas, bibirnya yang basah memerah, dan sedik
it berkeringat. Aku tertegun memandang Sum yang begitu menggairahkan saat itu, a
ku duduk menghampirinya, Sum kamu capek ya, apa kamu mau tahu kalau kamu diurut j
uga kamu bisa seger kayak Bapak sekarang!
Nggak Pak, saya nggak capek, apa bener sih Pak kalo diurut kayak tadi, bisa bikin
seger? tanyanya semakin penasaran. Aku hanya menjawab dengan anggukan dan sambi
l meraih pundaknya kucium keningnya, lalu turun ke bibirnya yang basah dan merah
, dia tidak meronta juga tidak membalas. Aku merasakan keringat dinginnya mulai
keluar, ketika aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, sama sekali dia t
idak berontak hingga tinggal celana dalam dan Bh-nya saja.
Tiba-tiba dia berkata, Pak, Sum malu Pak, nanti kalo Ibu dateng gimana Pak? tanyan
ya takut.
Lho Ibu kan baru nanti jam enam, sekarang baru jam tiga, jadi kita masih bisa bik
in seger badan, jawabku penuh nafsu. Lalu semua kubuka tanpa penutup, begitu juga
aku, kemaluanku sudah mulai berdiri lagi. Dia kurebahkan di tepi tempat tidur,
lalu aku berjongkok di depan dengkulnya yang masih tertutup rapat, Buka pelan-pel
an ya, nggak pa-pa kok, aku cuma mau urut punya kamu, kataku meyakinkan, lalu dia
mulai membuka pangkal pahanya, putih, bersih dan sangat sedikit bulunya yang me
ngitari liang kewanitaannya, cenderung botak.
Dengan ketidaksabaranku, aku langsung menjilat bibir luar kewanitaannya, tanpa a
mpun aku jilat, sesekali aku sodokkan lidahku ke dalam, Akh.. Pak geli.. akh.. ak
uhhfh.. Klitorisnya basah mengkilat, berwarna merah jambu. Aku hisap, hanya kira-
kira 5 menit kulumat liang kewanitaannya, lalu dia berteriak sambil menggeliat d
an menjepit kepalaku dengan pahanya serta matanya terpejam. Akh.. akh.. uahh.. ter
iakan panjang disertai mengalirnya cairan dari dalam liang kewanitaannya yang la
ngsung kujilati sampai bersih.
Gimana Sum, enak? tanyaku nakal. Dia mengangguk sambil menggigit bibir, matanya ba
sah kutahu dia masih takut. Nah sekarang, kalau kamu sudah ngerti enak, kita coba
lagi ya, kamu nggak usah takut!. Kuhampiri bibirnya, kulumat bibirnya, dia mulai
memberikan reaksi, kuraba buah dadanya yang kecil, lalu kuhisap-hisap puting su
sunya, dia menggelinjang, lama kucumbui dia, hingga dia merasa rileks dan mulai
memberikan reaksi untuk membalas cumbuanku, kemaluanku sudah tegang.
Kemudian kuraba liang kewanitaannya yang ternyata sudah berlendir dan basah, kes
empatan ini tidak kusia-siakan, kutancapkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatan
nya, dia berteriak kecil, Aauu.. sakit Pak!. Lalu dengan perlahan kutusukkan lagi,
sempit memang, Akhh.. uuf sakit Pak... Melihat wajahnya yang hanya meringis denga
n bibir basah, kuteruskan tusukanku sambil berkata, Ini nggak akan lama sakitnya,
nanti lebih enak dari yang tadi, sakitnya jangan dirasain.. tanpa menunggu reaks
inya kutancapkan kemaluanku, meskipun dia meronta kesakitan, pada saat kemaluank
u terbenam di dalam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin menangis) tap
i aku sudah tidak memikirkannya lagi, aku mulai mengayunkan semua nafsuku untuk
si Sum.
Hanya sekitar 7 menit dia tidak memberikan reaksi, namun setelah itu aku merasak
an denyutan di dalam liang kewanitaannya, kehangatan cairan liang kewanitaannya
dan erangan kecil dari bibirnya. Aku tahu dia akan mencapai klimaks, ketika dia
mulai menggoyangkan pantatnya, seolah membantu kemaluanku memompa tubuhnya. Tak
lama kemudian, tangannya merangkul erat leherku, kakinya menjepit pinggangku, pa
ntatnya naik turun, matanya terpejam, bibirnya digigit sambil mengerang, Pak.. Pa
k terus.. Pak.. Sum.. Summ..Sum.. daapet enaakhh Pak.. ahh.. mendengar erangan se
perti itu aku makin bernafsu, kupompa dia lebih cepat dan.. Sum.. akh.. akh.. akh
.. kukrucil.netkan semua maniku dalam liang kewanitaannya, sambil kupandangi waja
hnya yang lemas. Aku lemas, dia pun lemas.
Sum aku nikmat sekali, habis ini kamu mandi ya, terus beresin tempat tidur ini ya
!, suruhku di tengah kenikmatan yang kurasakan.
Ya Pak, jawabnya singkat sambil mengenakan pakaiannya kembali.
Ketika dia mau keluar kamar untuk mandi dia berbalik dan bertanya, Pak.. kalo
pulang siang kayak gini telpon dulu ya Pak, biar Sum bisa mandi dulu, terus bisa
ngurutin Bapak lagi, lalu ngeloyor keluar kamar, aku masih tertegun dengan omong
annya barusan, sambil menoleh ke sprei yang terdapat bercak darah perawan Sum.
Saat ini Sum masih bekerja di rumahku, setiap 2 hari menjelang menstruasi (datan
g bulannya sangat teratur), aku pulang lebih awal untuk berhubungan dengan pemba
ntuku, namun hampir setiap hari di pagi hari kurang lebih pukul 5, kemaluanku se
lalu dikulumnya saat dia mencuci di ruang cuci, pada saat itu isteriku dan anak-
anakku belum bangun.
Phobia koleksi gadis
fastest livescore
Pemirsa.. Indonesia kembali diguncang berita misterius. Baru saja kita kehilangan
lagi yang kali ini seorang presenter berbakat, dimana sehari sebelumnya kita ke
hilangan pengantin muda artis. Mereka.. Bla bla bla bla, suara pembawa acara beri
ta di TV.
Flip!, TV dimatikan.
Orang yang mematikan televisi menyeringai. Hehehe..kita masuk berita, Wuak hak ha
k hak hak, ia tertawa bangga. Penisnya tengah dikulum dua wanita muda cantik jeli
ta yang duduk bersimpuh di kiri dan kanan mengapitnya duduk bagai raja diraja. T
entu dua wanita itu adalah celebrity tanah air yang dimaksud penyiar berita TV t
adi.
Mereka tidak berbusana...
Mereka serta beberapa artis lain yang tengah merangkak di lantai dengan kalung b
udak.
Mereka??
-# Beberapa Waktu Sebelumnya #-
di sebuah Pendopo, tempat Lelaku ilmu hitam.
Seorang dukun sakti mandraguna tengah duduk bertapa di sebuah ruang penuh kepula
n asap kemenyan, dinding berpajangan kepala tengkorak manusia serta jejeran keri
s. Matanya terpejam, mulutnya komat-kamit was wes wos.. was was was belon bayar g
as.. was pa dah ditagih tukang gas.. wah gas wat uange nge-pas.
Tring!!! tiba-tiba mata dukun itu terbuka, seperti baru terima bisikan ghoib. Ia
lantas berdiri dan keluar dari ruang pertapaan.
Nyok! Penyook.. kesini!. Seorang pemuda berperawakan IQ jongkok lari mendengar pan
ggilannya, Ay, ay Ndoro.. ondewe, (on the way).
Saat pria tersebut tiba, sang Dukun berkacak pinggang. Sampeyan itu TK aja ndak lu
lus di DO.. mbo ya ndak usah Inggris-Inggrisan gitu toh, Nyook-Nyok!.
Pria itu cengengesan, E-hehe.. punten Ndoro, anuu.. Aku habis baca buku Tintin, j
adi mau tiru Kaptennya yang brewokan itu, sii.. si.. Kapten Kredok!,
Haddock kali, kredok mah gado-gado mentah!.
Hoo iya ya, betul! Seraatus buat Ndoro!.
Seratus perak buat opo? Wong pengamen aja paling kecil lima ratus perak sekarang!
eh Nyok, aku baru dapat wangsit ka,
Hah, pangsit? Aku juga mau Ndoro. Pakai baso tapi sawi jangan, potong pria itu pak
ai titip pesanan pula.
Wangsit! bukan pangsit! Budek! omel sang Dukun.
Punten Ndoro.. punteen, pria yang dipanggil Penyok-nyok itu langsung menunduk mint
a maaf.
Yo wis. kowe pasang plank Pengumuman!! tutup praktek sementara, tidak melayani jas
a perdukunan dulu. Akan kembali dibuka pada waktu yang akan ditentukan nanti., di
depan gerbang ya Nyok!,.
siap Ndoro, baiknya ditambah tulisan milik pribumi saja Ndoro!
Memangnya lagi ada kerusuhan? Demo anarkis? takut dijarah? Heh? ada-ada saja kamu
itu Nyook-Nyok!, pie toh
hehehe iya ya Ndoro.. betul juga. Tapi itu berarti kita masih terima wanita melahi
rkan dong?,.
memangnya aku dukun bersalin! Hah?! kata si dukun kesal.
Punten Ndoro, siap laksanakan!, pria itu hormat layaknya paskibraka dan lantas nga
cir tahu sang juragan marah diledeknya. Sambil lari sambil ia bersenandung, Mata-
muu.. Ahh!.
Bagi yang telah menyimak, Behind the Mask of Celebrity 2 Hypnotized, tentu telah f
amiliar pada mereka berdua. Mereka adalah Ki Joko Edan, dukun sakti yang ternama
di dunia ilmu hitam dengan keahlian khusus hipnotis, dan pemuda yang bersamanya
tidak lain adalah Penyok, asisten yang bertugas membagi-bagikan nomer urut antr
ian pasien.
Karena punya feeling kerjaan Penyok tidak becus, Ki Joko sidak langsung ke lokas
i seperti halnya Gubernur DKI Jokowi. Dan didapati tulisan suruhannya ditambahi
Penyok, Awas.. Mbah Dukun Galak!!, di plank itu.
Wong edyaan.. dasar kadal bunting, kecoa cubby, babi ngepet, dinousaurus, brontos
aurus! PENYOOK!! Ki Joko memanggil dengan geram memaki layaknya pelawak Alm. Kasi
no.
YA NDOROOooo suara itu malah semakin kecil terdengar lantaran Penyok minggat tahu Ki
Joko marah.
Dziiiing..!! Penyok lari dengan kecepatan cahaya, dalam sekejap dirinya hilang tak
berbekas.
# Tragedi Sang Artis
Dua dara tengah berbincang di sebuah meja makan foodcourt kampus, Universitas te
rnama artis kita, Efranda Stephanus. Atau lebih akrab disapa VJ Franda atau Fran
da saja.
eh Nda.. gila deh, ini artis khan pendatang baru.. tapi main di film ini, film it
u. Lebih muda dari lu padahal, masa elu kalah sama dia. Gw perhatiin, banyakan d
ia deh filmnya daripada lu, ledek wanita yang duduk bersama Franda, membahas isi
tabloid Cek & Ricek.
Ah nggak juga!, Franda membela diri, dalam hatinya membenarkan hal tersebut. Sesek
ali ia lontar senyuman ke seorang pemuda yang duduk di kedai sama tempatnya minu
m lantaran pemuda itu terus pandangi dirinya tanpa berkedip sedikit pun.
Coba aja hitung filmnya.. adu sama lu, ayoh! tantang teman Franda itu.
Franda tidak suka dengan arah perbincangan, udah ah, ngomong yang lain aja yang l
ebih bermutu!.
Hahaay, takut kan lu?! ejek temannya, Franda kesal bukan main dalam hati.
Kemarahan Franda sedikit surut ketika pemuda yang terus memperhatikannya datang
menghampiri. Wajah si pemuda memang tidak bisa dibilang tampan. Cenderung culun
dengan tubuh gempal, pendek, berkacamata. Ia memperkenalkan diri bernama Ronald
dan ingin minta tanda tangan. Pemuda itu sambil memperhatikan tanda tangan di fo
to yang dibawanya..sambil ia pandangi Franda dari dekat. Rupanya dia seorang man
iak, sampai memperhatikan hal lain termasuk apa yang diminum Franda. Wow! Sis Fra
nda suka Fanta juga ya? tanya fans Franda yang bernama Ronald-Ronald itu.
Ngg.. iyaaa! jawab Franda diusahakan dengan senyum manis lantaran pertanyaan tidak
penting sama sekali untuk dijawab. Pikir Franda, namanya juga jadi artis, resik
o-lah, lumrah.
Sama dong Sis! sahut Ronald itu. Di saat yang sama, (perasaan gak nanya deh gw!), F
randa membatin. Buru-buru saja ia tanda tangan dan menyerahkan kembali barang mi
lik fans-nya itu.
Bukannya mengucap terima kasih lalu pamit pergi, pemuda itu malah terus berdiri
disitu dan bicara tak karuan, Fanta lebih enak kalau dikolab sama susu, Sis! usul-
nya.
Hah? di koolab? Apaan tuh? Dicampur maksudnya?, Nggak juga! Aku lebih suka Fanta
biasa sih, sahut Franda agar pemuda itu tahu kalau Franda mulai muak dengan keber
adaannya yang mengganggu dan ingin dia segera enyah pergi.
enak sis soda susu! kata si Ronald lagi, terus memaksakan kehendak apa yang disuka
inya pada orang lain.
Mungkin karena pemuda itu terbuat dari kulit Badak dan agak-agak tidak nyambung
lantaran sedikit terbelakang dia jadi aneh seperti itu. lagi juga nggak ada susu
Maaas disini! tambah Franda makin kesal padanya.
Susunya Sis Franda aja, kan enak susu perawan hehehe, pemuda tersebut malah menyah
ut tanpa kenal sopan santun dan tahu aturan yang membuat Franda makin BT.
Hahahaha, Frandaa-Franda.. sekali punya fans yang kayak begini model-nya.. Hhh!, s
indir temannya, hal ini jadi bahan empuk dirinya makin diremehkan dan dijatuhkan
. Persahabatan terkadang kejam tanpa disadari.
Eh Mas.. gw belum punya anak! So, nggak mungkin payudara gw keluar susu.. sekolah
nggak sih loh?! Franda kelepasan jadi ketus judes.
Tetangga saya ada kok Sis yang begitu!, pemuda itu malah ngotot mempertahankan ali
bi-nya yang tidak ilmiah, bukan sadar kalau Franda sudah gerah tidak suka padany
a.
Capek deh, Gubrakk!! Franda merebahkan kepala di meja menutup wajahnya, teman Fran
da yang tadi senang dipikir bisa meledek Franda, jadi jengah juga.
Eh Mas! nggak semua!, umumnya nggak gitu.. namanya juga gak umum, ya nggak semual
ah, mungkin aja terjadi, tapi tidak pada semua wanita! Lagi juga nggak etis bang
et sih laki-laki bicara masalah cewek sama cewek langsung! Mana ini tempat umum!
, kata teman Franda kesal disertai wajah jutek.
Kalau dia nggak mau pergi, kita aja yuk yang pergi? kata Franda ke temannya sambil
rogoh tas tangan cari dompet.
Sis Franda pulang naik apa? kalau naik busway kita kolab! kata Ronald si pemuda, l
agi-lagi untuk yang kesekian ribu kali mengulang kata-katanya.
(apa sih nih orang?! kelainan jiwa, steb atau keterbelakangan mental barangkali.
. kata-katanya nggak jauh dari kolab.. susu, perawan?), Franda bertanya-tanya da
lam hati.
Tiba-tiba lelaki berkepala botak menyela, eit-eit-eit.. tunggu duluu! Mau kemana
Nona-nona cantik!? jangan pergi dulu dong!. Dari tadi Abang perhatiin Non berdua
ini digoda laki-laki tengik ini kan? Makanya pada mau pergi, kata si Abang botak
yang rupanya pelayan warung yang ditempati Franda dan kawannya.
Franda jadi urung ambil dompet, ia memang masih ingin duduk dan ngobrol disitu j
ika saja pemuda sang pengganggu Ronald itu pergi. Si Abang botak melipat kaus di l
engan yang ibarat siap berkelahi.
Coy, jangan ganggu pelanggan orang ye!. Lu mau gua beri..? Hah..? Gua jotos gante
ng lu! kata si Abang dengan nada keras sambil mengepal tangan ke depan wajah Rona
ld.
Siapa yang ganggu?, ujar Ronald dengan ekspresi wajah tak berdosa.
bujug nih bocah, entar gua lempar juga lu ke bangku Kora-Kora Dufan paling belaka
ng biar jerit-jerit tahu rasa. Lu mahasiswa bukan sih? otak lu dimana Brur? di k
epala kontol gua rasa, bukan disini! sahut si Abang sembari menunjuk kepala botak
nya.
Ada juga yang keganggu yang ditanya, bukan eLu-nya! Tolol!. Mahasiswa IPK nol kom
a kali lu ya? masa kalah sama gua yang SD aja gak lulus? Bego lu! Nih gua tanyain
langsung biar lu dengar, ehm, apa Non berdua merasa terganggu dengan kehadiran M
asteng ini?, tanya si Abang sembari menunjuk Ronald dengan gaya mengejek.
Masteng apa tuh Bang? tanya balik Franda.
Mas-mas Tengil, heheheh, jawab si Abang sembari menoleh ke Ronald.
Namun ekspresi pemuda itu tetap seperti anak SLB yang tidak mengerti pembicaraan
orang dewasa normal. Sedang Franda dan temannya menutup mulut menahan ketawa.
ya kalau boleh jujur sih.. kita terganggu Mas..yang nggak, Nda? jawab dong, dia k
an fans lu! ujar teman Franda bernada keras agar Franda sedikit tegas.
Franda berfikir sesuatu sebelum bicara, Ngg..iya Mas, tapi by the way thanks ya s
udah jadi fans aku. Cukup sampai sini kali yaa ketemuannya, kita kembali ke akti
vitas masing-masing, Franda bermaksud ingin mengakhiri dengan cara baik-baik. Sal
ah orang!.
siapa yang nge-fans? Aku cuma mau perawanin dan perkosa susu sis kok!, tanggap pem
uda bernama Ronald itu ringan jauh di luar dugaan, sudah itu ia pergi begitu saj
a tanpa pamit serta merta dengan wajah polos pula.
itu.. Orang bukan sih? Apa manusia planet mana kali ya nyasar ke Bumi? ujar Franda
sembari garuk-garuk rambut padahal tidak gatal, lantaran tidak mengerti sikap a
neh fans-nya itu. ada ya Mahasiswa kayak gitu? OMES! Otak mesum! Freak! Weird! ih
h tambah teman Franda dengan ekspresi jijik di wajah.
Tuh anak lahirnya dilepehin kali sama Emak-nya! Bagus dia pergi, baru mau dilempa
r ke comberan biar nganyut bareng tinja! si Abang botak ngomel-ngomel sendiri. Nah
.. Nona-Nona cantik.. silahkan dilanjut! penggangu sudah pergi kata si Abang lagi
dengan ramah.
makasih Bang, sahut Franda dengan senyum manis, si Abang pun pergi dengan senang s
erasa jadi pahlawan.
Teman Franda rupanya tidak lama juga pamit pergi setelah terdengar bicara dengan
seseorang di HP. Tinggal ia termenung seorang diri. Franda berpikir keras, baga
imana cara agar para produser dan sutradara tertarik untuk selalu mengajak dirin
ya main film terus dan terus hanya dia saja. Jual diri ke pejabat atau cukong su
dah, lalu harus bagaimana? Lobby hanya menghantar ia menjadi pembawa acara singk
at berita olah raga malam hari. Kesibukan dan penghasilan yang tidak seberapa di
banding celebrity lain hingga memaksanya cari kesibukan di kampus dengan jadi st
af, tidak sulit dengan nilai IPK tinggi ditambah wajah cantik. Jika ditelisik da
ri kasus Eyang Kabur yang masih hangat terdengar, itu berarti para artis juga ma
in kotor lewat jasa ilmu ghoib / dukun. Persaingan di dunia hiburan memang sanga
t ketat. Tapi..darimana dia bisa kenal dukun? apalagi yang jaminan. Haruskah ia
datangi seluruh dukun dan menjajal keahliannya satu persatu?. Sebagai entertaine
r yang baru naik daun, tentu ia bahan sorotan paparazzi, akan tercoreng nama bai
k jika ketahuan terlihat di tempat-tempat praktek dukun.
Franda tidak sadar terlarut lamunan, orang-orang di sekitarnya pergi satu demi s
atu lantaran langit menguning. Masih hanyut dalam lamunan, sebuah jari tangan hi
tam kehijauan sebesar pisang ambon membekap mulutnya,
eMpf! Mmpff! rontaan Franda terhenti ketika menghirup aroma tangan pembekap mulutn
ya, mata serasa gelap, aromanya sangat tidak sedap dan ada bau-bau mistis sebang
sa kemenyan.
Bisa dibilang Franda sempat tak sadar seperti terbius, lemas tubuh namun masih d
apat merasa dirinya dipapah sang penculik, dibawa ke balik semak belukar dan dit
elungkupkan di atas rerumputan. Ia mendengar suara derit meja digeser yang entah
untuk apa, tubuhnya lalu ditelungkupkan di atas meja bekas dia minum tadi. Kedu
a tangannya ditikung ke belakang dan di ikat erat dengan seutas tali. Herannya m
ulut tidak disumpal apa-apa, seakan sang penculik yakin, tidak takut, kalau Fran
da akan teriak minta tolong. Franda sempat berpikir, apakah pemuda bernama Ronal
d tadi yang melakukan ini lantaran dendam. Penculik yang hanya dapat diterkanya
itu memelorotkan celana beserta dalamannya. Agar yakin, sang penculik menciumkan
tangannya ke hidung Franda sekali lagi, dan Franda pun berangsur tertidur, yang
lagi-lagi herannya tidak lama. Seakan sang penculik ingin Franda setengah sadar
ketika diperkosa, namun tidak melawan ketika ditelanjangi. Sang penculik membal
ik tubuh Franda terlentang. Franda dapat sedikit membuka mata. Tubuhnya masih ti
dak dalam kendali penuh, lemas tak bertenaga. Ia dapat melihat penculiknya kini,
seperti bukan manusia utuh, aneh, dengan kulit hitam agak kehijauan. Hanya meng
enakan kolor berwarna hijau, dalam hati Franda terbesit. Ia ingat memang sedang
ramai kasus Kolor Ijo yang memperkosa para Ibu Rumah Tangga. Tapi yang paling me
ngagetkan, ternyata sosoknya botak?! Abang-abang tadi! (Aargh!), teriak Franda d
alam hati, tidak dapat berbuat apa-apa. Franda seperti kena Sirep, hanya dapat mel
ihat tanpa mampu gerak maupun bersuara, apalagi teriak. Franda menatap langitgela
p! Berarti hari telah menginjak malam. Sekitarnya pohon rimbun, dan ia tergeleta
k tak berdaya di atas meja bundar tempatnya duduk berdua temannya tadi. Kakinya
mengangkang terlipat seperti huruf V dengan celana dan dalaman warna putih menggan
tung di kaki kiri. Kancing bajunya terbuka dua, mempertontonkan belahan dada ala
Franda yang sangat seksi menggoda. Dan sialnya, wajah laki-laki kolor ijo berun
tung itu ada di depan kewanitaannya. Keanehan kembali muncul, wajah pria itu tid
ak senyum mesum, senyum menang dsb, seperti biasa, justru tanpa ekspresi. Bahkan
ketika dia lekatkan hidung ke vagina Franda juga terlihat biasa-biasa saja. Tan
pa diketahui Franda, bukan penculik itu sebenarnya yang menikmati namun seseorang
yang berada di kejauhan. Dengan ilmu hitam tingkat tinggi, orang dikejauhan itu
yang merasakan nikmatnya. Jadi apa yang sang penculik lihat, dia juga bisa meli
hat jelas, apa yang sang penculik hendus, indera penciuman orang sakti itu juga
menciumnya tanpa kontak langsung.
Hmhhh.. haruumnya iki memek! Enaaak, Hak hak hak! celoteh si orang sakti dari keja
uhan.
Begitu juga ketika sang penculik menjulur lidah dan menyapukannya ke vagina Fran
da, si orang sakti yang berperawakan aki-aki itu merasakannya di mulut sampai li
urnya menetes, ibarat lapar tiga hari belum makan dan kini menyeruput kuah baso
yang lezat.
Franda hanya mampu bersuara kecil, engh.. nghh.. menikmati perkosaan mulut sang Ko
lor Ijo. Jika saja ia dapat bergerak, ingin rasanya tangan menjambak rambut Kolo
r Ijo itu untuk lampiaskan gairah yang menggelegak. Franda sangat menyukai jilat
an-jilatan rakus penculiknya, mulutnya sampai megap-megap dengan lidah terjulur
keluar seperti ingin berkata, eMhh Ki-kimochi! layaknya pemain JAV.
Slrrrphh.. Slrrrrrp!! Ahhh.. wuenae memek jeng ayu iki! Aromae, wuiiih.. pancen oy
e pokoe! celoteh si orang sakti tentang vagina Franda yang serasa dijilat dan diem
utnya.
Dia pun merasa puas bukan main. Dapat cuma-cuma memperkosa dengan mulut vagina F
randa yang bentuknya indah, rasanya manis dan aromanya wangi. Sang penculik beke
rja keras menyapukan lidah, menjilat-jilat klitoris Franda, si orang sakti tingg
al duduk santai mulut otomatis menikmati kelezatan itil Franda. Bahkan lendir ma
nis vagina Franda terasa di lidah, tentu langsung ditelan oleh orang tua sakti i
tu. Keluarnya cairan vagina yang begitu banyak menandakan jebolnya pertahanan Fr
anda, ia telah jauh terangsang. Kecantikan dan fisik Franda memang bak Bidadari
Nirwana, tapi ia anak manusia. Bidadari Dunia. Manusia yang memiliki nafsu lahir
iah. Jamak jika terus dicumbu, ia takluk juga dan akan pasrah disenggama siapa s
aja. Seolah dengan telepati, si orang sakti menyuruh sang penculik berhenti, lan
jut ke kenikmatan yang lebih-lebih lagi, penetrasi. Yapenetrasi. Sang penculik me
lepas kolor hijaunya. Penis ukuran penis kampung miliknya membuat Franda cemas k
hawatir. Tidak sebanding bukan tandingan, vagina Franda terlalu mungil. Apalagi
liangnya, hampir tidak terlihat kasat mata hanya berupa garis. Tidak heran para
cukong dan pejabat yang membooking tidak tahan lama menyetubuhinya. Mereka yang
pada dasarnya orang kaya, payah! di ranjang, hanya nafsu besar di awal, kebanyakan
Ejakulasi Dini. Sang penculik melekatkan ujung kepala penisnya yang gundul besa
r seperti kepalanya. Digesek-gesek sepanjang bibir vagina Franda, daerah kewanit
aan itu pun semakin basah dan licin. Lancarlah sudah jalan menuju nirwana yang a
kan dipandu Bidadari Franda. Kolor Ijo itu menekan penisnya agar masuk ke liang
surga Franda. JLEB!, Ookhh!! si orang sakti merasakan kepala penisnya terhimpit dag
ing vagina yang super legit luar biasa, sesuai dengan kondisi sebenarnya dimana
kepala penis Kolor Ijo tertancap mantap di vagina Franda.
Hh-hhh.. Slerrrrp! Ahh.. si orang sakti menyapu liur-nya dengan tangan, saking ena
knya dia sampai ngiler-ngiler, padahal baru kepala penis yang kejepit.
Pikiran jorok dan nafsu binatang yang besar buatnya tak sabar, ingin seluruh bat
ang penis masuk hingga pangkal ke liang pussy juicy Franda. Di lain sisi, Franda
sedang kesusahan. Jelas ia menolak disetubuhi pria asing apalagi orangnya jelek
, gratisan lagi. Namun sayang, tubuh berkata lain. Tubuh moleknya berkhianat, ma
lah menikmati apa yang orang asing itu lakukan pada tubuhnya. Dia.. tubuh Franda,
malah ingin Tuan penis masuk lebih dalam, sedalam-dalamnya, agar kenikmatan lebih
nyata dapat diraih.
Kolor Ijo itu mendorong paksa masuk penis. Sedikit demi sedikit vagina Franda de
ngan bodoh menelan penis kampung itu, dan banyak demi banyak liur si orang sakti
meleler deras lantaran ke-enakan. SLUB!, vagina Franda mengunci seluruh batang
penis, masuk sudah dari kepala sampai pangkal.
O-ookhh Memek artis memang e-enyaaaak, hhh..hhh..hhh..hhh!, si orang sakti meracau
dan nafasnya memburu lantaran penis akhirnya masuk total dan dicengkram erat-era
t liang vagina Franda yang wangi, legit lagi sempit. Siapapun pasti iri.
(Genjot habis memek Jeng ayu iki!!), perintah via telepati si orang sakti ke kol
or ijo.
Kolor ijo otomatis patuh, perlahan ia mengulur penis, baik Franda maupun si oran
g tua sakti sama-sama meliur keenakan menikmati pergesekan penis dan vagina. Vag
ina Franda mencengkram penis seakan tak rela jika ditarik habis keluar semua yan
g ternyata disisakan bagian kepalanya. Batang penis terlihat mengkilap, basah ol
eh lendir cinta vagina Franda.
Enghh!! Franda meluapkan suara erangan kecil lantaran si kolor ijo menghujamkan pe
nisnya masuk vagina hingga membentur dinding rahim.
Begitu kerasnya sentakan hingga Franda yang di cap lemas tak dapat bersuara jadi
mengerang juga. Sedang ekspresi wajah si orang sakti di kejauhan jelek tak karu
an jeleknya. Sodokan itu nikmatnya sampai membuat wajah si tua itu terlihat bloon
. Beruntung dia, sodokan terulang berkali-kali, penisnya yang mengacung konak be
rkedut-kedut lantaran serasa bergesek dengan liang senggama Franda sungguhan.
Ugh! Ugh! Ooh! Ugh!, begitu lenguhan si orang sakti menikmati persetubuhannya deng
an VJ Franda. Lewat telepati juga ia menyuruh kolor ijo meremas payudara dan mem
ilin puting merah muda Franda.
Sodokan-sodokan kolor ijo kian lama kian brutal, seirama erangan Franda maupun l
enguhan si orang tua sakti. Aki-aki telanjang itu berdiri dari duduknya, Aaakh..!
! Aaaakh..!! Aaaaakh..!! Aaaaaakh!! lenguhnya serak parau, kian lama kian keras d
an panjang mendekati ejakulasi. Ia menggeram menahan nafas, Hrgkh!!.
CRAAAATS!!!, spermanya muncrat keluar dari penisnya yang mengacung tegak. CROOOT
T!!! CROT! CROOT! ia mengejang nikmat ibarat orang kambuh ayan. Kolor Ijo berhen
ti menyodok seolah tahu Tuan-nya tengah klimaks, yang aneh penis dia malah tidak
keluar sperma. Seolah mereka tukar setengah jiwa pisah raga.
Wajah si orang tua sakti nampak puas namun tidak lelah. Batang penisnya masih te
gak gagah mengacung yang seperti masih kepingin menggauli Franda, entah karena d
ia sudah menenggak ramuan kuat senggama atau fisik tidak begitu lelah lantaran t
ak bersetubuh secara langsung atau karena Franda yang terlalu cantik dan seksi b
aginya, hingga dia tak kenal lelah. Kesemuanya mungkin terjadi. Namun sayang, ni
at cabul gagal berlanjut di kala sorotan sinar terang benderang dari dua lampu s
enter milik satpam kampus menyinari jalan dan semak-semak sekitar.
Li, aneh tuh.. kok meja tenda kayak kurang satu? Emang bisa jalan tuh meja? tanya
seorang satpam senior pada rekannya yang muda.
ya kagak-lah Beh, masa iye.. punya kaki dong berarti! kagak sekalian punya meki! ja
wab satpam muda yang dipanggil Li-Li itu.
Hus.. lagi tugas jaga malem gini ngeres aja otak lu! entar disamperin pocong nges
ot baru tahu! omel si satpam tua.
Jiaah.. pocong sih ada yang ngesot. Ada juga loncat Beh,.
ada noh..di pilem serem Indonesia nyang baru, ho-oh.. ngarang ye. Aneh-aneh aje p
ilem sekarang.. aneh tapi kagak mutu!..
Ye iye Beh, kagak sekalian tuh pocong salto sambil bilang Wow!.
iye udeh lu ke semak sono gih, gua kesini!.
Jiaah Babeh pinter.. nyari yang deketan, aye disuruh yang jauh! keluh si satpam mu
da.
Huss, dosa nentang orang tue! udeh sono! entar gue tepak biji lu nyisa satu, mao?
!.
jangan dong Beh.. bisa mandul tujuh turunan aye,.
Mereka berdua pun berpencar. SREK!! SREK!! semak demi semak belukar mereka rinta
ngi, si satpam tua melotot melihat sesuatu di depannya, Haaahh ia terpana. LII!! ROJ
ALIII!!!, KEMARI!!! teriaknya.
BEK? BENTAAR.. NANGGUNG!!.
YAELAAH, CEPETAN!!!.
BENTAR BEEH, LAGI NYARI DAUN DULU.. ABIS KENCING!! BUAT NYEKA PALA PELER!!.
BUJUG BUNENG, UDEH PAKE LUDAH AJEE..!!. BUKANNYE KERJA MALAH.. SINI CEPET AH!!.
IYE-IYE SABAR NAPE.. INI LAGI NGESOT KESITU, (ada apaan sih? palingan juga takut d
ilihatin Kuntilanak! Rasain!), pikir Jali si satpam muda. Heeeeh giliran dia yang t
erperangah ketika tiba, keduanya berbarengan mulut keluar liur lantaran lihat Fr
anda rebah di atas meja tenda minum dengan kaki ngangkang seperti huruf V, dan d
alaman menggantung di betis. Vagina Franda yang mungil sedikit berbulu tipis lub
er cairan cinta terlihat jelas.
Tes..! Tes..! Tes..! liur mereka menetes di rumput bersamaan.
Li gua masing idup ape di sorga nih? ape cuman ngimpi? Slrrrp!.
Sakaratul maut kali.. Babeh kan udah bau tanah, Slrrrp!
Sompret lu! Slrrrp!.
ini artis ngentot aeh nge-top Beh.. asisten dosen juga, dulu mahasiswi bunga kamp
us sini, Neng Franda namanya, Slrrrrpp! jelas si satpam muda sambil menghirup liu
rnya yang sebagian sudah tumpah.
Oo, gua tahu-gua tahu.. nyang maen di bioskop itu pan..Kung-pu Pranda? Slrrp!,
Babeh sok u know, itu mah film kartun barat, Kungfu Panda. Bukan.. ini artis yang
bawa acara lensa olahraga malem yang suka kite pantengin di tipi, sambil maen g
aple ama ngemil gorengan di pos..
Ho-oh, Ho-oh.. gua baru inget!,
jamak aje.. orang seumuran Babeh kan pikun..
Nyemot (Monyet) luh! nyela mulu!. Gua sering papasan di kampus ama ni anak, diseny
umin.. waduhh, jadi dah ngaceng seharian si Justin, Slrrrp! sahut si satpam tua j
uga menyapu lelehan liur di mulut dengan lidah.
Justin? name Babeh Sobirin, kontol namenye Justin, kerenan name kontolnye Beh!
Diem lu ah! terus gimane.. kok si Neng ini diem aje kagak begerak? Jangan-jangan
abis diperkaos aeh diperkosa?.
bisa jadi Beh, antara die takut ape dipelet, ape jangan-jangan pacarnye kabur tak
ut ketangkep terus dikawinin? emang kite hang-sip (hansip) kampung lagi ronda!.
Ngaco lu Li! semua juga mao kawin ama anak cantik gini, homo aja tuh orang kalo k
abur, goblok!. Diperkosa gua rasa nih, kagak bisa begerak, kena ilmu macem sirep
atau hipnotis!.
sok tahu Babeh ah,.
Tong, satpam zaman sekarang rata-rata cuman bisa bela diri kayak lu.. angkatan gu
a beda, kudu punya pegangan juga!.
Keren Beh punya pegangan, seriusan?,.
ye ade-lah.. noh, bini di rumah!.
Mpok Yuyun? Jiaaah.. entu mah dipegangin.. bukan pegangan. Ye udeh.. terus pegima
ne nih urusan? masa dibopong bugil gini masuk kampus? bisa jadi layar tancep bua
t anak kuliah malem entar.. ke-enakan!. (kalo yang nonton aye sendiri mah kagak n
ape!), dalam hati si satpam muda sesungguhnya.
Ye jangan, sahut si satpam tua juga sok mikir padahal matanya terus melotot ke vag
ina Franda, tidak lepas memandang, gini aje, gua usahain lepas sirep si Neng ini
biar dia bisa pake pakaian.. lu sebentar cari ke sekitar semak. Gua yakin pemerk
osanye ngumpet belon jauh kalo dilihat dari keadaan si Neng ini. Kudu kita tangk
ep tuh sebelon ade korban nyang laen!, usul si satpam tua yang dipanggil Babeh it
u dengan nada mantap dan meyakinkan.
siap Beh! Jali on duty, sahut si satpam muda penuh semangat 45.
ho-oh deh sono, kagak ngarti gua entu bahase,.
Satpam muda bernama Rojali itu langsung mengemban tugas mencari tersangka pemerk
osa yang berkeliaran. Sementara tanpa diketahui oleh Rojali, satpam tua rekannya
malah memasukkan jari tengah gemuknya ke vagina Franda dan berulah mengobok-obo
k, Franda pun ah-uh jadinya. Mulut artis keturunan itu megap-megap, dirasa Sobirin
si satpam tua jarinya basah sekali, Franda orgasme rupanya. Dia tarik keluar ja
ri untuk menciumnya, (sayang nonok si Neng udah kecampur sama bau kontol! kalo b
elon.. bakal gua jilatin nonok-nye ampe ledes!), katanya dalam hati, lalu buru-b
uru melepas celana dan kolor buluknya.
Penis gemuknya yang sudah mengacung konak langsung dihujam masuk vagina Franda t
anpa ba-bi-bu. Siapapun pasti sama tidak akan tahan. (Bujugg! nggkh!! liat bener
nonok ni amoy!!) Okh..enak! lenguh satpam tua itu, ia langsung mencengkram kedua
pergelangan kaki Franda dan merentangnya lebar-lebar, lantas bergerak menghentak
brutal-brutal.
Ehh..ehh..ehh..ehh!, desah Franda seksi dengan suara tipis. Ia masih belum bisa me
nggerakkan tubuh, hanya bisa pasrah disetubuhi. Namun sorot matanya yang sayu ma
sih dapat melihat jelas satpam kampus yang menyenggamainya. Tulisan sobirin terter
a di baju putih satpam tua tersebut, Franda mencatat.
Disaat yang sama, Wooy! jangan lari luh!!, suara itu teriakan Rojali ketika meliha
t kolor ijo yang sembunyi, lari lantaran tersorot lampu senternya. Babeh sempat
menoleh sejenak berhenti menggenjot, namun sebentar lanjut karena vagina Franda
serasa memijat-mijat penis gemuknya seolah minta kembali dipenetrasi.
Tiba-tiba Franda merasa mendapat kembali tenaganya, namun ia merasa tanggung unt
uk menyudahi persetubuhan. Vagina-nya yang banjir lendir jelas sudah kecolongan
masuk dan digesek-gesek penis gemuk hitam jelek seperti sosok satpam yang menyet
ubuhinya. Jadi ia biarkan saja semua berlanjut, toh terlanjur basah, sekalian sa
ja mandi. Jika saja Sobirin ngeh, dia harusnya tahu Franda sudah lepas dari Sirep, d
esahan Franda lebih keras kini. Sirep itu telah dilepas si orang sakti lantaran
sudah tiada guna. Korban sudah tak dapat dipakai lagi. Sobirin tidak ngeh juga wa
jar, tubuhnya tengah diselubungi kenikmatan seks yang luar biasa. Baginya, berma
in seks dengan wanita cleaning service paruh baya saja asoy, apalagi dengan wani
ta muda cantik jelita macam Franda.
Anggh!! Anggh!! Anggh!! Anggh!! Franda mengerang, tangannya berpegangan di sisi me
ja oleh sebab tubuhnya terpental dan kepalanya membentur tiang payung di tengah
meja.
Sobirin tidak menyadari kondisi menyakiti Franda itu, dia asyik memakai vagina F
randa buat muncrat air mani-nya.
Jiah.. ane disuruh ngudak begundal, die asik enggong.. pinter bener dah! Bukannye
ngelepas sirep, malah lepas kolor, hadeeeh, Babeh-Babeh.. culas deeh! keluh Roja
li, rupanya dia telah kembali karena gagal menangkap kolor ijo yang hilang secar
a ghoib. Sobirin masa bodo terus meng-kimpoy Franda. Kapan lagi Tong.. bisa ewek-
in cewek caem kayak si Neng ini? ohh-ohh, tanggap satpam tua itu sambil terengah-e
ngah.
iye juga sih.. paling mentok muke Babeh dapete babu!
monyong lu!, Ukh! Ukh!,.
abis ajak-ajak dong kalo ngewong.. sendirian aje!.
sabar.. tap dulu,Hnggk!Kkkh!! Engkkh!!! ekspresi Sobirin menunjukkan kalau dia eja
kulasi, cengiran senang di bibir Rojali, berarti gilirannya sekarang.
eM.ahh.. ahh! Franda mendesah pasrah merasakan cairan kental hangat satpam kampusn
ya tersembur begitu banyak di relung kewanitaannya, sampai-sampai luber keluar p
adahal penis masih menancap ketat tak ada celah.
Satpam kampus tua itu menarik batang penis gemuknya ketika dirasa tak ada lagi a
ir mani keluar, untuk sementara, ia cukup puas berhasil menyenggama Franda hingg
a sex klimaks. Gumpalan cairan kental putih pekat hasil karya-nya di vagina Fran
da, berhamburan keluar, menetes di rerumputan ketika ia usai mencabut.
Busyet! Beh.. ngen-crot dalem memek? Ntar anak orang bunting aje!, Rojali cemas ta
pi kepingin juga.
emang gua pemaen pilem Be-eP, ngocok terus crot diluar.. mana enak? Hh..hh.. Biar
in, kalo die bunting minta tanggung jawab, gua kawinin! Hh.. hh.. capek tapi, hh
.. hh, enak! ngaso dulu ah! sahut Sobirin sambil terengah dan merebah ke rerumputa
n.
Mana mao die ame Babeh biar kata bunting juga, mending ama aye yang muda-an!.
siape tahu, kali aje!.
Wooo.. ngarep! Mpok Yuyun mao dikemanain? Di lego? kagak bakal laku.. mane bekas
Babeh lagi, dibuang ke tong sampah palingan!.
Anak kurap lu! udeh.. mao coblos tuh nonok kagak? ngemeng aje, kalo kagak gua nya
ng nambah nih!.
busyet! muke giile doyan ape doyan Beh? Emang kemek di warteg nambah! ya mao lha B
eh, aye! Masa kagak mao memek cewek kece gini.. bego aje, homo kali! ujar Rojali se
raya bersiap menempatkan kepala penis di depan bibir vagina Franda. Namun tiba-t
iba saja Franda terbangun sedikit, siku lengannya menumpu badan, Rojali kaget. P
LAK!!!, Adaw!!, belon juga make udah kena gaplok.. apes gua!, keluhnya, Sobirin ant
ara mau ketawa dan takut lantaran Franda akan menuntut di-entotnya.
Sama aja kalian berdua! cari-cari kesempatan! bentak Franda dengan suara marah yan
g keras.
Rojali memegangi pipinya yang terasa sakit, tiba-tiba dia menarik Franda hingga
kakinya menapak rumput lalu membalikkan tubuh Franda. Beh! Beh! bantuin aye Beh..
tulung! teriak Rojali ke Sobirin yang terkejut dengan kenekatan anak muda itu.
Rojali ingin Sobirin menekan dan menahan punggung Franda ke meja. Franda mencoba
berontak, Eh.. eh! jangan main gila lagi ya! nanti gw laporin polisi kalian!, anc
am Franda disela rontaan.
Rojali nampak tak perduli, ia terus melolosi celananya. Li.. dengar gak tuh, dia m
ao ngelaporin kite ke Pak RT aeh..Pak Polisi!! kabur nyok?! Sobirin ketakutan tap
i mau tak mau karena masih merasa punya hutang, dia bantu juga Rojali.
Halaah, peduli setan! Babeh mah enak udah ngerasain nih amoy.. aye secelup aje be
lon, kagak adil! Masa aye di bui kagak dapet ape-ape! Mending aje sekalian, tangg
ap Rojali.
Eh! eh! jangan! ja-Anghh! Sssh.. eMhh! rontaan Franda terpotong desahannya, lantar
an penis kampung Rojali sukses besar menyeruak masuk vagina tanpa ampun.
Anjrit memeknyee! Ngkh!, Rojali mendengus-dengus keenakan, jantungnya berdegup aka
n keberuntungan.
Pertama kali dalam hidup penisnya merasakan jepitan vagina artis..bersetubuh den
gan Tv sport anchor, mantan bunga kampus, asisten dosen amoy. Satpam itu pun lan
gsung menggenjot ugal-ugalan lantaran enaknya. Franda disamping tubuhnya dipitin
g tak dapat bergerak, dia sendiri menikmati. Tidak seorang pun dapat menolak ken
ikmatan ketika vagina sudah kemasukan penis. Apalagi tubuh Franda ibarat mesin m
obil yang sudah hidup, tinggal dibawa jalan-jalan saja ke puncak, dalam hal ini
puncak kenikmatan. Saking enaknya, Rojali hanya tahan beberapa menit.
Akh! Akh!, ia menahan nafas tiap kali mani-nya muncrat keluar di dalam liang kewan
itaan Franda. Franda lagi-lagi hanya dapat mendesah pasrah keras-keras tiap kali
sperma Rojali muncrat Crot!.
Satpam muda itu menarik keluar penisnya dari liang kewanitaan Franda, Sobirin ju
ga berhenti menindih punggung Franda.
Ngehek!. Memeknye enak baanget! anjrit!!. Aahh sekarang bodo habis ini, di bui-di b
ui dah..yang penting puass.. pernah ngerasain kimpoy artis, haha! ujar Rojali den
gan mata berbinar dan muka puas duduk di rerumputan meski harus dibayar hilang p
ekerjaan plus mendekam di penjara.
Neng..Neng..maap Neng! Bapak kagak mao masuk penjare.. entar disodomi ame napi-na
pi kerasan disane, bisa kagak suka lagi entar ame cewek.. berabe dah si otong ma
kan gaji bute!, Sobirin berlutut memohon pada Franda yang mulai bangun berdiri me
ngenakan pakaian perlahan karena masih lemas.
Rojali yang tadi pasrah, lihat seniornya begitu dia langsung ikutan, daripada te
rima nasib jadi Maho, pikirnya. Franda pasang muka galak BT, meski ia tak bisa m
enyembunyikan kelelahan dan nikmat sisa orgasme di wajah cantik orientalnya. Tan
gannya masih menumpu meja tenda, sebagai korban perkosaan, tentu ia lelah fisik
maupun mental.
Hmhh.. ya sudahlah..sudah terjadi juga sih, mau gimana lagi. Bantu aku saja Pak k
e parkiran mobil!, pinta Franda dengan nada bicara maupun mimik wajah tidak terli
hat naik pitam.
Tentu Franda pun lega, banyak pemerkosa yang membunuh korbannya untuk hilangkan
jejak agar lepas dari hukum pidana. aduh.. makasih Neng! untung banget kite Li, t
au gitu nambah dah, tanggap satpam tua itu malah.
Yeee, pegimane si Babeh.. udeh bagus dimaapin juga, malah ngelunjak! dikasih pete
minta jengkol Babeh mah! sahut Rojali.
Udah ah! nggak penting! Mau bantu gak?! omel Franda sambil jalan tertatih-tatih, sia
p Neng! tanggap keduanya sambil hormat layaknya pada atasan dan segera bantu mema
pah.
Pak, nggak usah bertiga-tiga begini! yang satu tolong lihat jalan di depan saja j
angan sampai ada orang lihat dan tahu, bisa jadi gosip nggak sedap nanti!.
Oh, rebes (beres) Neng. Kopral Jali, biar Komandan yang mapah si Neng, kamu amank
an jalan! Kasih kode kalo sepi!. Laksanakan!. Sobirin sok ngatur sok jadi atasan,
padahal niatnya mesum, Rojali tahu.
si Babeh pinter bener pilih peran dari tadi! Aye kebagian gak enak melulu aye aje
sini yang bopong Neng Franda! usul Rojali, Sobirin lebih bulus darinya. Hus, nyang
senior sape disini.. entu nyang kudu jadi Bos! Ayo sono cepet pigi (pergi)! Hus
s-huss..!.
emang aye ayam diusir gitu! keluh Rojali kesal bukan pada usiran Sobirin sebenarny
a, tetapi karena kebagian peran yang tidak enak.
Rojali terpaksa nurut meski ekspresi muka masam. Dia mendahului awasi jalan yang
akan dilalui. ayoo.. kosong! tangan Rojali melambai-lambai memanggil, artinya ama
n, Franda dan Sobirin jalan meski perlahan.
Neng Franda.. jalan masing (masih) jauh.. mending Bapak gendong aje ye biar cepet
?, tanpa dengar persetujuan Franda, Sobirin langsung menggendong Franda layaknya
pasangan pengantin baru nikah. Pak, awhh!, Franda terkejut, tanggannya spontan men
ggelayut ke belakang leher Sobirin,
Rojali makin iri dengki. Ia jadi ingat lagu yang sering didengarnya di radio, ing
in kubunuh satpam-mu! saat dia peluk tubuh indahmu! Di depan kedua mata-ku.. mak
an ati ama jengkol oh cantik.. aku cemburu!.
Tentu tangan Sobirin dengan ini leluasa mengelus kemulusan paha Franda yang puti
h mulus, Franda tahu itu. Ia hanya bisa ngedumel, bagus ya..? pintar usaha cari c
elahnya! sindirnya, ee-hehe.. namanya juga laki-laki Neng, maklum deh, hehe, tangga
p Sobari merasa Franda tahu akal-akalannya kesempatan dalam kesempitan. Franda j
uga terpaksa mendiamkan, toh dia terbantu juga, secara tubuhnya lemah lunglai, l
emas tak bertenaga.
ta gendong.. si eNeng Franda ta ewong.. dimana-mana, Sobirin bersenandung menikmati m
oment langka baginya.
Kira-kira setengah jalan, Rojali minta gantian, jika tidak dia mengancam akan pe
rgi meninggalkan mereka berdua. ini anak emang ye!, Sobirin kesal kesenangannya di
renggut. (Sejenis aja nih orang barbar berdua, dasar!), keluh Franda dalam hati.
Bedanya Rojali minta gendong kuda, jadi dada montok Franda juga dapat dinikmati
kekenyalannya selain bisa pegang paha.
Sik-asyik.. sik-asyik.. ngentot denganmu. Sik-asyik.. sik-asyik.. ewek-in kamu, s
ampe abis peju-u-u-! Rojali tidak mau kalah bersenandung ketika menggendong kuda
Franda.
Sampai di pintu mobil Franda berpesan, Pak, tolong rahasiakan masalah ini yah! ja
ngan sampai ke telinga publik! Hanya kita bertiga yang tahu!.
Baik Neng, siap! tanggap kedua satpam tersebut serentak seraya hormat.
Satu lagi, aku mau minta tolong.. carikan info penjual minuman di warung tenda it
u, kepalanya gundul pokoknya Pak! imbuh Franda lagi.
Oh betul Neng, saya tadi juga waktu ngejar sempat lihat.. memang kepalanya botak!
. Mukanya jelek, item.. idup lagi,.
mirip lu dong!?, celetuk Sobirin.
Aye emang item Beh, tapi kagak botak.. ganteng lagi!.
Muke lu jauh! nah, Rohane tukang jamu gendong aje kagak sudi sama lu!. Franda mene
puk kening capek deeh! dengar obrolan ngalor ngidul mereka yang sama sekali tidak
penting.
ya sudah Pak, itu saja ya.. informasi-nya aku tunggu, oya.. hubungi aku kesini sa
ja!, Franda lalu memberikan sebuah nomer HP yang dicatatnya di secarik kertas, di
a malas mendengarkan pembicaraan mereka yang tidak bermutu itu. Pintar dia, tent
u nomer yang diberikannya adalah nomer yang hanya untuk sekali pakai bisa langsu
ng dibuang, jadi kedua satpam itu hanya bisa menghubungi seperlunya saja. Tentu
nomor ponsel pribadi tidak diumbar ke sembarang orang.
Lihat Li, nomer HP si Neng.. wuiih, mantep gua dapet nomer cantik si cantik.. Hih
uuy!. Sobirin memamerkan lalu mencium-ciumi kertas bertuliskan nomer HP Franda it
u.
Yee Babeh, ntu bukan buat Babeh seorangan.. buat aye juga! mane lihat Beh? bagus
nomernye.. kite pasang buat togel aje ape..?, kali aje dapet! tambah Rojali, memb
uat Franda makin geleng kepala, kok bisa-bisanya dia sampai jatuh ke pelukan mer
eka, disetubuhi mereka yang notabene orang udik yang bisanya judi togel dan main
sama Mbok-mbok. Hari yang aneh, pikir Franda.
Pak, ini untuk sekedar uang rokok! Franda menyodori uang beberapa ratus ribu.
Waduh.. kagak usah Neng! kite aje masing (masih) kagak enak masalah kimpoy tadi!
Bener gak Li?, tanggap Sobirin.
bener Neng, udah kayak pemaen Be-eP abis kimpoy dibayar.. dapet meki, dapet duit!
tambah Rojali.
Justru itu! ini..agar supaya Bapak berdua lebih bertanggung jawab pegang rahasia,
ada beban.. jaga Aib! Jangan sampai keceplosan! imbuh Franda dengan tatapan taja
m.
Sobirin dan Rojali saling bertukar pandang, Sobirin membisik sesuatu ke juniorny
a itu. Mereka berbaris merapat layaknya upacara satpam, bersamaan mereka ber-ikr
ar,
SIAP!! KAMI SUMPAH POCONG TIDAK AKAN MEMBEBERKAN RAHASIA KEPADA SIAPAPUN!!! sumpah
mereka dengan suara lantang.
Sungguh? Janji?, Franda belum percaya 100 %.
DEMI TUKUL aeh DEMI TUHAAAN!!, jawab mereka menirukan salah satu murid Eyang Kabur
seperti yang dilansir Youtube. asal.. Neng Franda bersedia kita kimpoy lagi, heh
ehehe tambah mereka kompak dengan suara pelan sambil garuk kepala persis orang oon
.
Heeh? tanggap Franda dengan mimik wajah WTH?!. Sobirin kemudian mengambil duit itu d
ari tangan Franda, kita lihat nanti Pak, kata Franda lagi langsung menyalakan mesi
n mobil dan tancap gas pergi.
Yihaaa! yes..yes, nak ning.. ning nang ning nuung.. nak ning!, Sobirin girang joge
t jaipongan layaknya orang baru menang togel setelah pasang nomer ratusan kali.
kenape Beh.. udeh sinting ape kesurupan? tanya Rojali dengan muka serius. Sobirin
langsung berhenti joget.
Bloon lu ye, persis tampang lu! Entu artinye Neng Franda kagak bisa nolak kalo kit
e kimpoy die lagi, bodo lu ah! jelas Sobirin.
Babeh sotoy..tau dari mane?.
Dasar pea! lu denger gak jawab si Neng lihat aja ntar, nah.. kalo die mao nolak pan d
ie bakal bilang kagak bisa kek..ape kagak mao kek!, gituu, dongo banget sih lu jad
i orang!.
yaa Babeh.. jelasin aje nape, gak usah bego-begoin aye gitu..entar bego beneran la
gi,.
emang lu udeh bego dari pabrik! nyok ah kite balik ke pos lagi sekarang.. untung
Silalahi kagak ikut ngider, bisa-bisa lender nonok Neng Franda dipake tigaan kon
tol segede gaban!.
anyo deh Beh, kite selidik besok sebelon tugas ye, imbuh Rojali meng-usul.
Mereka berdua pun kembali ke pos.
###############
Esok harinya, selagi Franda istirahat tidak ke kampus maupun off syuting, Sobiri
n dan Rojali coba cari informasi. Mereka sok jadi detektif. Sembunyi dibalik sem
ak-semak mengawasi orang yang dicurigai sekitar lokasi kejadian kemarin.
S : Li.. ono bukan orangnye?.
R : bukan! entu mah Pak Soleh Beh.. tukang sapu!,.
S : alah, sok tau lu.. bisa aje die nyaru pake wig (rambut palsu),.
R : emm dibilangin.. terserah deh, aye kagak ikutan!.
S : oke, tapi awas lu kalo gua bener.. lu kagak boleh ngikut gua ngewek-in Neng F
randa,.
R : sok aja Beh.. mata Babeh tuh yang burem.. giliran cewek ame duit aje, baru je
las!.
S : ye iyelah.. normal dong? lu juga sih.. katenye sore-an, eh, malem juga pas ro
nda! Udeh tau mata gua sliwer suka keder kalo malem!.
R : sori Beh aye ketiduran.. masing ngantuk bekas kemaren begadang, lagian kan se
kalian biar kalo malem kite bisa ngendep-ngendep gini. Kalo siang kan keliatan o
rang, malah kite disangka maling trus digebukin orang sekampus lagi!.
S : Tapi eni gua yakin Li, kagak salah deh.. gua piting no orang pokoknye!.
R : ye udeeh.. gi dah, bekep sonoo.. dibilangin badung Babeh mah!,.
bilang aje lu takut, pengecut! Sobirin ngedumel, Rojali cuma ketawa tanpa sudi mem
bantu. Satpam gembul itu bergerak mengendap-endap hendak menyergap sasaran sendi
ri.
Dengan gerak cepat ia jalan ke belakang si tersangka dan menjambak rambutnya, dap
et lu, modar!.
Sol : Adeh-deh-deh, sakit! sakit!. Rin.. apa-apaan ente malem-malem gini cande, a
h?!, Sobirin langsung melepas jambakan saat lihat muka orang tersebut.
Sob : waduh, Leh.. salah orang gua! Sobirin menunduk-nunduk minta maaf. Rojali ket
awa terpingkal-pingkal karenanya.
Sol : bijimane sih..?! bahlul ente!.
Sob : mangap aeh maap Bos, gelap kagak keliatan!.
Sol : ah..gilo le aeh gile lo, hampir botak pala ane..
Sob : di Reboisasi aje Bos kalo gundul mah,
Sol : emangnye hutan ditebangin?! ade-ade aje. Lagi ngapain dimari antum pade, ha
h?.
Terpaksa karena tak dapat alasan lain, Sobirin pun menceritakan seluruh kejadian
kepada Solehudin, hanya saja dia tidak bilang wanita korban adalah Franda pada
awalnya. Setelah mendapat pencerahan balik, dia beserta Rojali balik ke pos. Mer
eka cukup terkejut dengan kenyataan yang ada, bahkan karena penasaran mereka men
erusi penyelidikan hingga ke luar kampus karena kasus ini rupa-rupanya juga terj
adi di kampus tetangga yang sama-sama kampus populer sekitar Jakarta Barat sesua
i info yang didapat dari Solehudin.
Diculik dan diperkosa 3 wanita
fastest livescore
Keluar dari club, aku berjalan menuju mobilku di parkiran sementara rintik hujan
jatuh semakin deras. Mobilku berada di sudut yang agak gelap dan sedikit tersem
bunyi di samping sebuah Fortuner hitam. Kukeluarkan kunci mobil dan kutekan tomb
ol pembuka pintu, saat itu aku merasa ada seseorang di belakangku. Baru saja aku
hendak berbalik, ketika seseorang dengan tubuh besar menyergapku. Tangan kiriny
a yang memegang kain menyekap hidungku dan hanya hitungan detik aku sudah tak sa
darkan diri.
Setelah beberapa lama, aku tersadar dan saat kubuka mata aku berada dalam sebuah
kamar dengan cahaya temaram. Sedetik kemudian, aku menyadari kalau kedua tangan
ku terikat juga kaki-kakiku. Kemudian aku juga menyadari kalau aku tak mengenaka
n baju sama sekali. Kutarik nafas dalam-dalam sambil memejamkan mata, mencoba me
nyegarkan fisikku. Tanganku mencoba menarik tali yang membelit pergelangan tanga
nku tetapi ternyata ikatannya sangat kokoh.
"Aahh, sudah sadar rupanya", sebuah suara wanita terdengar dan aku menengok ke a
rah suara tersebut. Aku melihat sesosok tubuh wanita dengan muka yang setengahny
a tertutup topeng.
Sesaat kemudian, beberapa orang ikut masuk ke dalam kamar dan wanita yang bersua
ra tadi memerintahkan temannya, "Del, tolong ambil obat sama air minumnya".
Keempat orang itu kemudian mendekatiku dan salah seorang dari mereka menyorongka
n gelas mendekat ke mulutku. Tanpa rasa curiga, kuminum habis air segelas walaup
un kemudian aku merasa curiga karena rasanya agak aneh. "Mau apa kalian ?", tany
aku dengan bingung.
Si suara pertama tertawa dan kemudian berkata, "Kami ingin bersenang-senang". Ke
mudian salah satu wanita dengan kimono merah duduk di sampingku dan tangannya me
ngelus penisku. Satu wanita lagi kemudian juga duduk di sisiku, tangannya yang h
alus mengelus dadaku.
"Heii..mau apa kalian ?", teriakku dengan sedikit panik.
Si suara pertama kembali berkata, "Jangan takut sayaang, kami cuma ingin bersena
ng-senang..dan kamu pasti enjoy juga".
Perlahan tapi pasti, penisku makin menegang dan kemudian nafasku juga sedikit te
rengah. Walaupun sedikit merasa pening, aku merasa libido seks-ku naik. Dalam ha
ti aku menyumpah-nyumpah karena aku baru menyadari kalau air minum tadi pasti be
risi obat perangsang. Saat aku sibuk berpikir tentang situasiku, si wanita suara
pertama menekan pipiku yang memaksaku membuka mulut. Sesaat kemudian dua buah t
ablet masuk ke dalam mulutku dan temannya kemudian menuangkan air putih ke dalam
mulutku. Aku tersedak..tetapi terlambat, satu dari kedua tablet itu sudah masuk
tertelan.
Si wanita berkimono merah kemudian menyemprot penisku dengan sebotol kaleng spra
y. Aku memberontak dengan sekuat tenaga, tapi rasanya percuma saja karena tali-t
ali itu mengikatku dengan erat. Aku mulai menyadari kalau wanita-wanita ini mema
sukkan obat perangsang dan tablet penahan ejakulasi ke tubuhku, juga krucil.neta
n pemati rasa pada penisku. Beberapa menit kemudian, birahi seks-ku makin naik s
ementara penisku makin tegak mengeras.
Si wanita berkimono merah kemudian mengoral-ku, bibir dan lidahnya bermain di pe
nisku yang makin membuatku makin terangsang. Diantara gejolak birahi dan juga ra
sa pening, aku masih sempat menyadari kalau seorang wanita memegang sebuah handy
cam dan memfilmkan apa yang terjadi. Aku sempat memperhatikan kalau ada sebuah t
ato di lehernya, sebuah tato bunga mawar berwarna merah, setelah itu akal sehatk
u hilang tertelan gairah seks yang luar biasa.
Tiga dari empat wanita itu sekarang telah telanjang, hanya memakai topeng yang m
enutup mata dan dahi. Mulanya mereka merangsangku dengan menciumi dada, leher da
n bibirku selain juga melakukan oral. Si suara pertama kemudian berjongkok di de
pan mukaku, tangannya memegang rambutku, "Ayoo sayaang, give me oral..jilat, emu
t itil gue". Gue sebenarnya sadar dengan apa yang terjadi tetapi gelora birahi y
ang sangat kuat menghilangkan akal sehatku. Saat lidah dan bibirku bermain di cl
itorisnya, si wanita suara pertama sangat menikmatinya, lenguhan kepuasan keluar
dari bibirnya.
Salah seorang wanita itu kemudian mengambil posisi mengangkang di atas pinggulku
, saat dia menurunkan tubuhnya penisku masuk dalam ke liang vaginanya. Awalnya d
ia hanya duduk diam sambil memeluk si suara pertama dan meremas payudaranya. Beb
erapa menit kemudian si suara pertama merasakan orgasme, keluarlah cairan dari v
aginanya yang kemudian membasahi muka dan leherku. Saat dia berdiri, wanita yang
duduk dipinggulku menggerakkan tubuhnya naik turun. Aku tak tahu berapa lama di
a melakukan WOT tapi setelah dia merasakan orgasmse, wanita ketiga menggantikann
ya.
Entah berapa lama mereka memerkosaku, tapi rasa-rasanya wanita yang bertato mawa
r di leher tidak menyetubuhiku, dia hanya memfilmkan apa yang terjadi. Penisku t
erasa sakit karena menegang dan bergesek untuk waktu yang cukup lama, akupun bel
um merasakan orgasme. Ketiga wanita yang juga kelelahan ini berbaring di sekitar
ku dan akupun jatuh tertidur.
Mendadak aku terbangun ketika satu dari mereka kembali mengambil posisi WOT. Ket
iganya kemudian bergantian mengerjaiku dan penisku makin terasa sakit. Perlahan
kesadaranku mulai kembali, aku merasa haus dan lapar dan ingin berisitirahat tet
api ketiga wanita ini menyetubuhiku seolah tanpa kenal rasa puas. Beberapa waktu
kemudian rasanya aku jatuh pingsan karena kelelahan, semuanya terasa gelap.
Aku terbangun dengan tubuh terasa lemah, haus, lapar dan lelah menjadi satu. Per
lahan aku menyadari kalau aku berada dalam sebuah mobil dan dalam keadaan telanj
ang. Baju dan celanaku berada dalam pangkuanku dan kemudian aku tahu kalau aku a
da di jok belakang mobilku sendiri. Suasana di luar telah gelap dan mobilku masi
h berada di tempat semula, hanya saja sekarang tersembunyi di balik sebuah Alpha
rd. Kupakai baju dan celanaku, lalu kubersihkan mukaku dengan tissue. Aku juga m
engecek dompet, jam tangan, handphone serta karcis parkir, ternyata semua masih
lengkap.
Aku keluar dari club sekitar pukul 1 pagi dan sekarang waktu menunjukkan pukul 9
malam, jadi aku diculik dan diperkosa sekitar 20 jam. Dengan badan yang terasa
tidak karuan, kunyalakan mesin mobil lalu kutinggalkan parkiran kembali menuju k
amar apartemenku.
Batang penisku masih terasa sakit dan apa yang bisa kukenali dan ingat adalah ta
to mawar merah di leher.. Akan aku cari wanita itu, aku menginginkan balas denda
m.. perkosaan harus dibalas dengan perkosaan...
[KUMPULAN KISAH DEWASA JILBAB] egy the series 09 : kesan pertama emang terpaksa
fastest livescore
Mohon Maaf Suhu semua Ijin kan ane untuk copas cerita dewasa jilbab yang menurut
ane berfantasi tinggi dan layak di baca di forum ini, spesial trims untuk suhu
jhon allen atas cerita nya.
Hobi ibu2 memang ngerumpi.Ini yang gak demen.Apa lagi rumahku suka dijadikan aja
ng ngumpul.
Tapi yang aku suka,ada tetanggaku yang sering dateng dan curhat sama istriku.Nam
anya Ai Mutmainnah.Orangnya cantik,mata lentik,idung mancung dan bodynya masih a
duhai.
Pokoknya napsuin banget.Apa lagi liat bibirnya yang selalu basah.Bikin geregetan
pengen ngelumat.
Dia berumur 28tahun dah menikah punya anak satu.Suaminya lelaki tua tapi kaya.Mu
ngkin itu yang menjadikan dia mau dijadikan istri.
Pepatah bilang,witing tresno jalaran soko kulino.Karena sering ketemu dan ngelia
t dia,bikin aku demen dan selalu membayangkan dapat em-el dengan Ai.
Apa lagi,aku pernah denger pas curhat sama istriku Nafisah,dia belum pernah mera
sakan apa itu nikmatnya bercinta.Bikin tambah aku penasaran aja mau muasin dia.H
ehehe.
Dan kesempatan itu datang.Waktu itu hari minggu.Anak2ku lagi maen sama anaknya A
i juga.Dia pas dateng ke rumah.Biasa ngerumpi lah.
Pas dia lagi ngerumpi,istriku dapet telpon dari ibu mertua disuruh jemput di ter
minal.Biar cepet dia naek mio aja.Toh lumayan jaraknya sekitar 40menit lah kalo
naek motor mah.
Si Ai disuruh nunggu dirumah,toh kata istriku bakalan sebentar dan bakalan langs
ung pulang.
Aku asyik motongin rumput di halaman.Pas dah setengah jam,aku masuk rumah,kuliha
t Ai ketiduran di sofa.Mungkin kesel dan ngantuk.Akhirnya ketiduran.
Yang membuat aku deg2an,kulihat rok dia terbuka sampai paha dan memperlihatkan p
aha mulus putih dengan bulu2 halusnya sangat menggoda.Aku sampe nelen ludah liat
itu.Pengen banget ngelusin paha itu.Tapi apa daya,takut dia bangun,terus istrik
u datang.Bisa kiamat nanti.
Ketika lagi asyik ngeliatin pemandangan,tiba2 hp ku bunyi.Dukh ganggu aja.Aku la
ngsung menuju kedepan takut Ai bangun dan menerima telpon.Ternyata dari istriku.
Assalamualaikum,kata istriku.Wa'alaikum Salam,jawabku.Ada apa mi nelpon,dah nyam
pe?Udah bi,nih ibu disamping umi.Jawabnya.
Kenapa nelpon mi?Tanyaku.Gini bi,bilangin aja sama Ai,takutnya kesel nunggu,umi
mau nganterin ibu dulu belanja.Takutnya lama.Tau sendiri ibu kalo dah belanja,su
ka lupa waktu katanya.Buat oleh2 katanya.Ya udah,abi bilangin Ai,tuh lagi di dal
em baca majalah sama nonton Tv.Abi lg motongin rumput neh.Ya udah yah,kata istri
ku.E...h belum mi,abi pesen bawain duren yah.Yah abi,kan lg gak musim.Pokoknya c
ari aja umi sayang yah.Gak apa2 lama juga,asal dapet duren.Timpalku.Ya udah ya.A
ssalamualaikum.Waalaikumsa lam jawabku.
Yes,ye...s,kesempatan ne.Moga si Ai belum bangun.Aku kunci dulu pager gerbang,te
rus masuk dan ngunci rumah juga.Kulihat Ai lagi pules aja ketiduran.Dan ketika k
ulihat,pahanya semakin terbuka.Busye...t,semakin membuatku nafsu.
15 menitan aku menikmati pemandangan ini.Kulihat wajah Ai begitu cantik dalam ba
lutan jilbab coklatnya.
Kontolku sampe ngaceng melihat pemandangan ini.Karena dah gak kuat,aku mengeluar
kan kontolku dengan melorotkan kolorku dan cd ku.Kukocok sambil melihat pemandan
gan paha dan betis Ai.Tapi yang kudapat justru malah kontolku tambah tegang.Deng
an perlahan kudekati Ai yang terlelap tidur di sofa.Kutengok kanan kiri.Setelah
memastikan sepi dan anakku asyik bermain,aku memberanikan diri memegang betis ai
.
Takut2 aku menempelkan tanganku,ternyata ai pules.Lalu perlahan rok Ai kutarik k
eatas.Tiba2 dia gerak.Kaget aku.Untung gak bangun.Oh ya,Ai memakai pakaian model
gamis gitu.Jadi agak gampang narik roknya ke atas.
Kini didepanku terpampang paha Mulus Ai.Kulihat dia memakai CD warna krem.Dan da
ri Cd nya terbayang bulu2 hitam menggunung.Aku sampe nelen ludah.
Jantungku berdebar2 melihat pemandangan ini.Dengan hati2 kutekan gundukan dibali
k CDnya.Aman,dia masih pules.
Aku berjingkat ke kamarku mengambil pisau silet.Setelah dapat,dengan perlahan,ak
u potong cdnya pake silet.Dan terbukalah pemandangan sangat indah di depanku.Buk
it indah nan lebat terpampang didepan mataku.Karena sudah gak kuat,dan nafsu sye
tan dah bersemayam,aku semakin berani.Kulebarkan kedua kaki Ai.Persis sekarang A
i kek orang mau ngelahirin.
Kubuka labia mayora memek ai dengan perlahan dengan jariku.Busye...t,sempit bang
et memeknya.Perlahan kudekatkan mulut dan hidungku ke memeknya.Tercium wangi sab
un sirih.
Aku semakin mendekatkan mulutku ke gundukan memek ai.Fikiranku dah sempit karena
terbawa nafsu.Yang terpikir gimana nanti lah,yang penting sekarang heppy.
Aku melorotkan kolor dan Cd ku.Kini aku setengah telanjang.Aku bertekad,ingin me
nggagahi Ai.Apa pun resikonya.Lalu dengan perlahan,kujilati gundukan memeknya de
ngan hati2.Dukh,nikmat banget harumnya.Kubuka mulut memeknya biar tambah merekah
.Gila,klitorisnya gede banget.Tanda nafsu Ai gede.Ketika kujilati memeknya,Ai ag
ak bergerak.Mungkin terbawa dalam mimpinya,tapi ketika ku kenyot itilnya,dia ter
bangun.Dia tampak kaget dan mau serentak bangun.Untung segera kupegang kedua pah
anya dengan kedua tanganku dan aku semakin menenggelamkan mulutku dalam memek Ai
.Ai berteriak,mas ngapain ma...s,tolo....ng!Kata dia.Tapi mana mungkin kedengar
lah,rumahku luas dan dibenteng.Jadi mana mungkin kedengaran keluar.Semakin kused
ot dan kujilati memeknya,ai memukuli dan menjambak rambutku.Aku langsung menindi
h dia dan memegang kedua lengannya.
Ai terus memberontak dan berteriak teriak minta tolong.Dia menangis dan menghiba
.Mas,jangan mas Eggy!.Tapi gak kuhiraukan.Tenang sayang,mas egi mau ngasih kenik
matan,aku tau kamu gak pernah dapet kenikmatan dari suamimu bandot tua.
Ai terus meronta2.Aku semakin kuat menindihnya diatas sofa lebarku.
Kurenggangkan dan kulebarkan kedua pahanya dengan paksa.Lengan ai kupegang kuat.
Sambil menindih Ai dan memegangi kedua lengannya,sejenak kupandangi wajah dia.Ku
lihat air matanya mengalir dengan deras.Tapi aku gak peduli.Apa lagi pas kulihat
bibirnya yang seksi,ingin segera aku melumatnya.
Ma...s,jangan ma...s.Ai menghiba sambil terisak.Dia mencoba berontak lagi ingin
lepas dari tindihanku.Tapi apa daya,ten****ya kalah jauh.Dia hanya bisa menangis
sambil terus menghiba.
Sambil menindihnya,kucoba melumat bibir dia.Saat mau kulumat bibirnya,kepala dia
terus bergerak kekanan dan kekiri.Ini membuatku semakin bernafsu.
Sambil kudekap erat,aku lumat bibirnya,mm..mmh,dia berteriak tapi tertahan lumat
an bibirku.Aku lumat bibirnya,tapi dia terus mengelak tanda menolak.Nafasku sema
kin memburu.Walau dia gak merespon lumatan bibirku,tapi aku terus melumat bibirn
ya dan menciumi wajahnya.
Ai meronta2 ingin lepas.Semakin dia berusaha meronta,semakin kuat aku menindih d
an mendekapnya.
Kini Ai seperti kehabisan tenaga dan hanya bisa pasrah.Air matanya terus berlina
ng.
Kurenggangkan kedua paha ai dengan mendorong kedepan lututku.Aku semakin bernafs
u.Sambil menindih dan mendekap dia dengan kuat,tangan kiriku membimbing kontolku
mengarah ke lobang kenikmatan Ai.Ai berusaha ingin lepas dan meronta lagi.Panta
tnya bergoyang2 sehingga kontolku terus meleset.
Tapi aku terus berusaha.Dan ketika kontolku tepat dilobang kemaluan dia,aku lang
sung menekan masuk kontolku.
A....kh,saki....t!!!Ai merintih kesakitan.Ternyata memek Ai sangat sempit.Dan me
mang belum terlumasi dengan baik.Kontolku kini baru masuk setengahnya.Terasa san
gat nikmat seakan memek ai meremas dan menjepit dengan kuat.Juga karena pantat d
ia yang bergerak2 karena meronta ingin lepas.
Lalu dengan sekali hentakan,aku mendorong masuk kontolku.Slep blez,kontolku ambl
as semua.A...kh,tiba2 ai menggigit leherku.Mungkin karena kesakitan.
Sejenak aku mendiamkan kontolku.Merasakan denyutan dan remasan memek ai.A....h,s
ungguh sangat nikmat.
Lalu aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
Tiba2 dari mulut ai keluar desahan.Sshhh....a...h,mmm...m hh.Tampaknya Ai mulai
merasakan nikmatnya tusukan kontolku.Ini dibuktikan dengan pantatnya yang bergoy
ang2.Matanya terpejam dan dia mengigit bibirnya sendiri disertai dengan desah ke
nikmatan.
Aku terus mengocok kontolku dengan ritme pelan.Kutarik keatas dan menekan kedala
m dengan keras dengan menghentakan pantatku.Ketika kuhentak dengan keras,mulut A
i mendesah,a...h.
Sambil terus menggoyang pantatku turun naik,aku lumat bibir Ai.Dan gak disangka,
dia membalas lumatan bibirku.Aku melumat bibirnya dengan ganas.Dan Ai membalas l
umatan bibirku dengan ganas pula.
Kini ai tak lagi meronta.Malah dia yang mendekap dan memelukku dengan erat.Kedua
kakinya melingkar di pinggangku.
Sekitar 15 menit kemudian,tiba2 dekapan dan pelukan Ai semakin kuat.Kedua kakiny
a mengapit pinggangku dengan erat.Badan dia kejang sambil berteriak,a....h!!!.
Tampaknya ai mencapai orgasme.Orgsme pertama yang baru Ai nikmati.Sejenak aku me
nghentikan goyangan dan tusukan kontolku.Aku menekan pantatku kuat2.Membiarkan a
i menikmati orgasmenya.Kami saling berpelukan dengan erat.Lalu tubuh ai lunglai.
Kulihat Mata ai terpejam dan dia menggigit bibir bawahnya.
Tampak wajah ai bersimbah peluh.Kulihat wajahnya yang cantik dalam balutan jilba
bnya.
Aku menggoyang lagi dan menaik turunkan tusukan kontolku.A....h,mmm....mmmhh,s s
sh...A....h,mulut ai mendesah dan merintih lagi.Matanya masih terpejam.Tampak di
a sangat menikmati setiap tusukan kontolku.
Sambil terus memompa kontolku,aku menarik lepas jilbab ai dan melemparnya kebawa
h sofa.Kini tergerai lah rambut ai yang lurus hitam nan lebat sebahu.Lehernya ya
ng putih tampak jenjang.Segera aku menjilatinya.Ai semakin merintih dan mendesah
keenakan.Apa lagi pas kujilati telinganya dan aku semakin memompa kontolku,ai s
emakin merintih dan mendesah.A...h ah ah ah,ssrhh.Semakin aku memompa kontolku.T
iba2 ai mengejang lagi sambil memelukku dengan erat,dia berteriak a....h!!!Ai me
ndapatkan orgasme keduanya.Kubiarkan lagi ai menikmati orgasmenya.Badan kami ber
simbah peluh.Tampak kening ai penuh dengan keringat.Kaos yang ku pakai pun sampa
i basah.Begitu pula gamis yang dipake ai.Maka ketika aku menggoyang kontolku lag
i,aku melepas kaosku dan melemparnya kebawah.Aku juga menarik gamis ai semakin k
eatas.Dan seperti tak sadar,ai membantu melepaskan gamisnya.Kini ai hanya tingga
l memakai beha saja.Warnanya hitam kontras dengan kulitnya yang putih.Aku menari
k behanya keatas.Dan menyembullah kedua payudaranya yang membulat indah.Ukuranny
a lumayan sekitar 36D.Puting susunya berwarna pink kecoklatan.Urat2nya menghiasi
sekitar putingnya.Sambil kupompa terus kontolku,kuremas2 payudaranya dan kupili
n putingnya.Ai semakin mendesah dan berteriak2 keenakan.
Sayang,enak gak ngewe sama mas Eggy,a...h,enak ma...s.Jawab dia.Ai dah gak malu
lagi dan gak sungkan ketika ditanya.Aku semakin cepat memompa kontolku hingga ak
u dan ai mendesah dan berteriak keenakan.Sesuatu terasa akan keluar dari kontolk
u.Maka aku semakin cepat dan kuat memompa kontolku keluar masuk memek ai.
Ah ah ah a....h,saya....ng!!!Aku berteriak dan se...r,crot,crot,crot,kontolku me
muntahkan laharnya dalam memek ai.Disusul dengan teriakan ai dan dekapan erat di
a.Kami orgasme hampir bersamaan.Badanku lemas dan ambruk diatas tubuh ai.Kami be
rpelukan dengan erat menikmati sisa2 orgasme kami.
Tiba2 hp ku berbunyi diatas meja.
Langsung aku meloncat dan menyambar hp ku dari meja.Hallo,assalamualaikum.Ter ny
ata dari Nafisah istriku.Sambil mengatur nafas kujawab salamnya.Waalaikum salam,
masih dimana mi?Tanyaku seperti orang habis lari aja.Umi masih belanja bi.Kayakn
ya masih lama neh ibu belanjanya.Oh ya durennya gak ada,gimana kalo umi beliin l
engkeng aja?Ya udah mi terserah umi aja.Kalo masih lama,abi mau ke rumah Pak Rid
wan.Sekalian rumah abi kunci.Azka gak ikut maen sama Andri di rumah Ai.Kataku be
rbohong.Ya udah,umi jadi tenang kalo gitu.Tau sendiri ibu kalo belanja.Nanti kal
o pulang telpon abi dulu takutnya masih di rumah Pak Ridwan.Udah yg tenang aja u
mi nganter ibu belanja.Ya udah bi,assalamualaikum.Setelah kujawab salamnya,kutut
up telponnya.
Ups,hampir hampi...r,untung aja.Batinku.Ketika kulihat ke sofa,wajah Ai pucat pa
si.Badan dia tampak bergetar.Mungkin karena ketakutan dan tersadar atas yang kam
i lakukan.
Kuhampiri dia dan duduk samping dia.Tiba2 dia bangkit dan,plak plak plak,aku dit
ampar dia.Kemudian dia menangis keras.Kamu jahat mas,kamu tega merusak teman ist
rimu kata Ai sambil terus memukuli badanku.
Kubiarkan dia puas dulu.Lalu kupegang tangannya dan kutarik supaya duduk disampi
ngku.
Kupeluk dia sambil kuelus rambutnya.Maafin mas Eggy Ai.Mas Eggy bener2 khilaf.Ka
mu jahat mas.Padahal dah kuanggap kakak sendiri kata ai sambil terus menangis.
Aku terus berusaha menenangkan dia dan merayunya supaya diam.Kusandarkan kepala
Ai di dadaku.Sudahlah Ai,mas Eggy bener2 khilaf dan minta maaf.Tadi mas Eggy ker
aksukan melihat kamu tertidur di sofa.Beneran,ini yang terakhir Ai,mas Eggy bene
r2 menyesal.Rayuku.
Akhirnya setelah dengan berbagai macam cara,Ai diam juga.Tapi dia masih sesenggu
kan.
Gimana kalo teh Nafisah tau mas?Kata Ai.Sudah lah ai,mas Eggy jamin dia gak baka
lan tau.Mas Eggy siap tanggung jawab kalo ada apa2.Aku mencoba menenangkan.
Walau masih sesenggukan,tangis Ai dah reda.Sambil kupeluk dan kubelai rambutnya,
sesekali aku mencium keningnya.Ai,sebenarnya mas Eggy sangat menyukaimu.Semenjak
kamu dan Nafisah akrab dan sering kesini,mas dah menaruh hati padamu Ai.
Ai cuman diam saja.Apa lagi pas aku dengar ceritamu kalo kamu gak pernah bahagia
,mas pengen banget bisa bahagiain kamu.Hingga pas tadi kamu ketiduran di sofa,en
tah syetan mana yang meraksuki mas Eggy.
Kamu juga sayang kan sama mas eggy?Ai cuman diam saja.
Sambil kubelai rambutnya dan kukecup keningnya,aku mengelus dan meraba payudara
Ai.Terkadang kumainkan puting susunya.Kamu bahagia kan tadi sama mas Eggy sayang
?Aku merayunya.Ai cuman diam saja.
Gimana kalo teh Nafisah tau mas?Kata Ai.Mas Eggy jamin,beneran dia gak bakal tau
.Lagian dia lagi sibuk belanja sama ibu sayang.Tenang aja kalo ada apa2,mas eggy
bakal tanggung jawab.Aku meyakinkan.
Tampaknya gak ada pilihan lain buat Ai.Toh semua dah terjadi.Lagian dia juga tad
i begitu menikmatinya.
Aku mulai meraba dan mengelus2 lagi bagian sensitif tubuh ai.Kuremas dan kuusap
payudaranya.Lalu kuelus dengan lembut paha mulus ai.Kini ai mulai meresapi dan m
ulai terhanyut.Apa lagi pas kukenyot puting susunya.Ma...s,jangan ma...s!!!Kata
Ai sambil mengatur nafasnya yang mulai gak teratur.Ai gak pernah diginiin mas sa
ma suami ai.Jawabnya.Bodoh banget batinku.Dasar bandot tua.Aku ketawa dalam hati
.
Lalu kubaringkan Ai diatas karpet.Kuusap dan kujilati leher jenjang ai.Aku gak b
erani mencupangnya karena takut nanti suami ai tahu.Bisa bahaya.Hanya payudarany
a yang kucupang habis.Karena kata ai,suaminya gak pernah meraba payudaranya.Bahk
an kalo maen,cukup tarik rok keatas copot Cd,lalu tancap.Itu pun hanya sebentar.
Pantes aja ai gak pernah bahagia.
Lalu ku usap gundukan lebat di pangkal paha ai.Ma...s,a....h!!!Ai mendsah.
Kujilati betis ai terus naik ke pahanya.Ai tampak meresapi dan menikmati setiap
apa yang kulakukan.
Lalu kubuka dan kurenggangkan kedua paha ai.Dan tampaklah lobang memeknya memera
h bekas kupakai dan masih terdapat sisa2 hubungan kami.
Kemudian mulutku hinggap di memeknya.Tercium bau peju.Tapi gak kuhiraukan.Ma...s
,janga...n,na nti kamu jijik kata ai dengan nafas berat.Tenang aja sayang,mas eg
gy gak bakal jijik.Kamu juga nanti bakal dapat sesuatu yang lain.Jawabku.
Lalu dengan rakus,aku mulai melumat dan menjilati memek ai.Ai semakin mendesah d
an merintih keenakan.Mungkin ini hal pertama kali seumur hidupnya.Tangan ai mere
mas2 rambutku.Dan ketika kusedot dan kumainkan itilnya,tiba2 ai menjerit,ma....s
!!!Kedua pahanya menjepit kuat kepalaku.Tampaknya dia orgasme.Dari memeknya kelu
ar cairan berbau khas dan langsung kulumat dan kujilat sampe habis.Lalu aku memb
imbing tangan ai dan menaruhnya di kontolku.Ai tampak kaget pas memegang kontolk
u.Kenapa sayang?Tanyaku.Punya mas gede banget jawabnya.Tenang aja sayang,mas egg
y akan buat kamu bahagia dengan punya mas yang gede ini.
Aku belum berani menyuruh ai mengemut kontolku.Karena takut mengurangi mood dia
sebab dia belum pernah melakukannya.
Kuambil bantal dan kuganjalkan dipantat ai.Kubuka lebar kedua pahanya.Sayang,mem
ekmu sempit banget.Kataku.Aku lahiran cessar mas.Jawab ai.Pantes aja memeknya ma
sih sempit.Lagian kontol suaminya kan kecil.
Lalu aku mulai bersiap.Aku berjongkok diantara kedua pahanya.Kutaruh kontolku te
pat dilobang memeknya.Aku mulai menggesek2 kontolku di mulut memeknya.Mata ai me
rem melek mendapat perlakuan itu.
[KUMPULAN KISAH DEWASA JILBAB] egy the series 04 : kakak ipar seorang ustazah
fastest livescore
Mohon Maaf Suhu semua Ijin kan ane untuk copas cerita dewasa jilbab yang menurut
ane berfantasi tinggi dan layak di baca di forum ini, spesial trims untuk suhu
jhon allen atas cerita nya.
Lelaki memang buaya darat.Tak cukup satu.Bahkan aku pun yang sudah beristri dua,
pengen nambah lagi dan lagi.Rumput tetangga memang lebih hijau dan subur dari ya
ng tumbuh di halaman kita.
Melihat kecantikan dan body semlohay istri kakak iparku mas Fulan kakanya Nafisa
h,jadi pengen menjamah juga.Apa lagi lihat kulit putih,hidung mancung dan body o
ke,sapa yang mau nolak kalo dia mau.Apa lagi dia keturunan Arab,dukh gak kebayan
g gimana kalo dia main.
Dah hampir dua tahun kakak iparku mas Fulan menikah dengan Salwa.Tapi belum dika
runiai putra juga.Mungkin belum rezekinya aja.Atau mungkin suaminya yang gak bis
a ngasih anak.Hehehe.Hanya tuhan yang tahu.
Yang kulihat kehidupan mereka cukup harmonis.Untuk menghilangkan kesuntukannya,k
adang mereka suka main ke rumah.Bahkan sampe nginap segala.Biasa maen sama kepon
akannya anakku.Mereka nikah belakangan duluan aku sama Nafisah.Maklum mas Fulan
kan adiknya cewek Nafisah.Ya jelas aja keduluan nikah sama adiknya.
Kadang kalo maen ke rumah suka kugodain teh Salwa sama aku.Kok belum punya anak
juga ya teh,jangan2 mas Fulan gak bisa bikinnya.Kataku.Hus,istighfar Eggy,dosa!!
!Allah aja yang belum mempercayai kami.Jawabnya sambil muka merah karena marah.I
ya iya teh.Eggy cuma bercanda aja.Tukasku.Sering banget kugodain,ya karena mungk
in dah biasa denger godaanku,akhirnya jadi biasa dan dianggap bercanda aja.Kadan
g kusuruh supaya mungut anak,ya sebagai pemancing gitu.Tapi jawaban mas Fulan sa
ma teh Salwa katanya musyrik jangan percaya gituan.Maklum mereka ustaz dan ustaz
ah.Malah mereka bilang,kan kami sayang anakku.Bahkan mereka memperlakukan anakku
sebagaimana anak mereka.Lebih sayang pakde sama budenya malah.Hehehe.
Suatu waktu mereka menginap di rumahku.Karena mas Fulan ada pengajian jamaah,ter
paksa teh Salwa tidur dikamarku sama istriku Nafisah.Padahal waktu itu,giliran a
ku sama Nafisah bukan sama Nida istriku yang pertama.Karena teh Salwa nginep,ter
paksa aku ngalah tidur di kamar tamu.Dukh sial.Padahal si otong dah gak kuat pen
gen ngentot.Kalo gak takut terjadi kiamat mah,pengen kujamah seluruh tubuh teh S
alwa sebagai ganti Nafisah.Apa daya cuman bisa dalam hayalan saja.Akhirnya aku c
oli sendiri sama liat video 3x di hp ku.Kacau deh.
Sekitar jam 11 malam karena hawa panas banget di kamar tamu gak ada AC,aku pergi
mandi ke Wc belakang pengen mandi.Ibu2 dan anakku dah pada tidur.Di Wc aku mala
h terbayang teh Salwa dan malah coli lagi.Lagi enak2 telanjang sambil coli duduk
di closet sambil ngocokin kontolku yang gede lagi panjang,tiba2 ada yang terbur
u2 masuk Wc dan gak menghiraukan aku.Mungkin saking kebelet pengen pipis.Langsun
g tarik daster tidur,cd dan we...sh pipis.Ternyata teh Salwa euy.Anjrit,pas kuli
hat dari belakang,pantatnya putih dan bahenol banget.Dah gitu seksi banget pake
daster istriku.Belum pernah aku liat dia pake daster.Ya maklum dia ustazah lagi
akhwat.Walau depan saudara,mereka tetep pake jubah dan jilbab.Kecuali kalo merek
a mau tidur.Itu pun ganti di kamar.Teh Salwa belum nyadar kalo ada aku didalam W
c.Mungkin saking kebeletnya.Tapi,pas dia mau cebok nyuci memeknya dan nengok keb
elakang,dia hampir jatuh dan menjerit melihat aku lagi duduk di closet sambil me
gangin kontolku yang lagi ngaceng.Beruntung aku cepet narik dan megangin tangann
ya hingga dia gak sampe terjengkang.Sssttt.Kataku.Aduh teh,jangan menjerit.Nanti
nafisah bangun.Ntar kita disangka ngapa2in.Akhirnya teh Salwa diam.Terus dia me
longok liat kontolku yang gede lagi ngaceng.Dia memalingkan mukanya.Sambil bilan
g,Eggy.Ngapain kamu disini?Gak sopan banget kamu.Ssstt.Pelan2 teh.Justru teteh y
ang gak sopan.Tau Eggy lagi didalam.Tukasku.Maafin teteh,tadi kebelet pengen pip
is katanya.Wa...h,kesempatan neh.Sapa tau bisa memanfaatkan.Udah teh,cebok dulu,
nanti bau loh.Apa Eggy yang cebokin?Kataku sambil terkekeh.I...kh,gak sopan bang
et kamu Eggy.Jawabnya nyolot.Sudah lah teh,teteh mau liat ini kan?Kataku sambil
ngeliatin kontolku padanya.I.....y,jijik Eggy.Sambil memalingkan mukanya.Sudah l
ah teh,Eggy tahu kok teteh gak bahagia sama Mas Fulan.Sambil begitu,kutarik tang
annya dan kutempelkan di kontolku.Kugenggamkan telapak tangannya di kontolku.Lan
gsung kupeluk dia,dan tanganku menarik dasternya keatas dan tangan kananku langs
ung hinggap di memeknya.Langsung kupegang dan kuremas memeknya yang masih basah
oleh sisa air seni dia karena belum sempat cebok.Tanpa memberi kesempatan,sambil
kupeluk dia,aku kobel memeknya.Dia mau berontak,tapi pas dah kukobel memeknya,d
ia malah mendesah dan merintih.Jangan Eggy,dosa besar katanya.Tapi terus kukobel
2 dan kumainkan itilnya dan kuremas teteknya.A.....h!!!Dia cuman mendesah diperl
akukan begitu.Kutarik tangannya dan kugenggamkan di kontolku.Dia cuman menggengg
am aja.Tapi seiring kukobel memeknya,akhirnya tangan dia pun meremas2 kontolku.A
....h,ssshhh,Eggy jangan gy.Inget,aku tetehmu.Tapi tak kupedulikan,terus kuremas
2 teteknya dan kukobel memeknya.Tanpa menunggu kesadaran dia pulih sepenuhnya,ak
u membuat tangan dia berpegangan sama bak mandi sampe posisi dia nungging.Dan ta
npa menunggu waktu,aku mengarahkan kontolku pada lobang memeknya.Dan ketika dah
tepat dilobang memeknya,maka langsung kutekan.Slep blessh.A....h!!!Teh Salwa men
desah keenakan.Beruntung memeknya masih basah dan licin oleh cairan dari rangsan
gan tadi.Kontolku amblas kedalam memek teh Salwa.A...h,nikmat banget.Memeknya te
rasa sempit dan menjepit kontolku yang gede.
A...h,nikmat banget.Kontolku serasa diremas2.Lalu aku memompa dan menggenjot kon
tolku.A....h,ah ah ah a....h,sssh o....h!!!Teh salwa mendesah keenakan.Sambil ku
genjot,aku meremas2 teteknya.Pantat dia yang bahenol bergoyang2 mengimbangi seti
ap sodokan kontolku.Serasa ngentot perawan.Ya maklum aja teh Salwa belum punya a
nak.Sekitar 10 menitan aku menggenjot memek teh salwa.Terasa aku pengen orgasme.
Lalu aku mempercepat sodokanku.Dan pada sodokan terakhir,a.....kh,se...r.Crot cr
ot crot crot.Kontolku memuntahkan laharnya dengan banyak dalam memek teh Salwa.D
ia pun hampir berteriak dengan keras.Beruntung aku cepat menutup mulutnya dengan
tanganku.Aku dan teh Salwa orgasme secara bersamaan.Kutekan dan kubiarkan konto
lku menancap dalam memek teh Salwa.Kami menikmati sisa2 orgasme kami.Kupeluk dan
kuremas teteknya dari belakang.Setelah kontolku lemas ,aku mencabutnya dari mem
ek teh Salwa.
Tiba2 dia berbalik,dan plak,plak,dia menampar kedua pipiku.Dia terisak dan seper
ti menahan tangis.Kamu bejat Eggy!Kamu tega sama kakak iparmu!Isaknya.Kurangkul
dia,tapi dia mencoba mendorongku.Sudah lah teh.Eggy juga tahu teteh menikmatinya
.Jangan siksa bathin teteh.Eggy tau teteh gak bahagia kan sama mas Fulan.Kataku.
Teh Salwa mau nampar aku lagi,tapi aku pegang tangannya dan mendorongnya bersand
ar di dinding kamar mandi.Sudah lah teh.Teteh kan pengen punya anak.Biar Eggy ka
sih.Nikmatin aja teh.Teh Salwa akhirnya diam.Lalu kuangkat dagu dia dan kutatap
wajahnya.Begitu cantiknya.Hidungnya sangat mancung.Dia gak berani melihat tatapa
nku.Teh,Eggy tahu,nafsu sex teteh sangat besar.Dan mas Fulan gak bisa muasin tet
eh kan?Biar eggy yang muasin teteh aja.Lalu kukecup keningnya.Dia diam saja.Keti
ka kulumat bibirnya,dia gak bereaksi.Tapi ketika kuremas tetek dan memeknya,akhi
rnya dia membalas lumatan bibirku.Dengan ganasnya dia melumat bibirku.Ya aku tah
u,dia menginginkan kepuasan.Entah apa yang terjadi sama mas Fulan hingga istriny
a gak bisa hamil dan haus akan sex.
Teh,dikamar belakang aja ya mainnya.Teh salwa cuman menganguk.Tapi kusuruh dia c
ebok dulu.Aku yang nyuci pake sabun sirih istriku dan menyiranya dengan air.Lalu
kami pergi ke kamar belakang dengan hati2 takut Nafisah bangun dan bercinta lag
i dengan ganasnya.Aku menuntaskan hasratku sama teh salwa kakak iparku.Dan teh s
alwa pun menikmatinya.Dia benar2 haus akan sex.Gak pedulia dia akhwat atau ustaz
ah,kalo hasrat dah menggelora disimpan dulu gelarnya itu.Aku menikmati setiap le
kuk tubuh teh salwa.Benar2 sangat mulus dan menggairahkan.Teh salwa pun bermain
dengan ganas.Hampir2 aku gak bisa mengimbangi.Katanya kontol mas Fulan sangat ke
cil dan cepet banget keluar.Dia terlalu egois dan ingin enaknya sendiri.Dah dico
ba bilangin supaya konsul ke dokter spesialis,malah dia marah2.Akhirnya teh salw
a cuma bisa menahan rasa sendiri.Pantas saja mainnya sangat liar.
Dan setelah puas,dia balik lagi ke kamar dan tidur sama Nafisah istriku.
Itulah awal perselingkuhanku.Dan setelah itu,kami melakukannya setiap ada kesemp
atan.Tebak aja,akhirnya dia hamil dan mengandung anakku.Ketika dah lahir dan kuc
oba tes DNA,ternyat persis punyaku.Mas Fulan gak tahu kalo itu anaknya dan menga
nggap itu adalah anaknya.
Sampe sekarang perselingkuhanku tetap berjalan.Semoga aja langgeng dan gak ketah
uan.Hehehehe
[KUMPULAN KISAH DEWASA JILBAB] egy the series 05 : keperawanan ponakan
fastest livescore
Mohon Maaf Suhu semua Ijin kan ane untuk copas cerita dewasa jilbab yang menurut
ane berfantasi tinggi dan layak di baca di forum ini, spesial trims untuk suhu
jhon allen atas cerita nya.
Setiap lelaki pasti ingin dapet yang masih perawan.Gak peduli dia jejaka bahkan
duda.Yang punya bini pun,kalo bisa pengen ngentot sama perawan lagi.
Suatu hari,keluargaku kedatangan anaknya kakak sepupu istriku yang pertama yaitu
Nida.Ya boleh dibilang keponakan lah.Namanya Laila dan panggilannya Ella.Dia du
duk dibangku kelas tiga Madrasah Aliyah di salah satu kota di Jawa Timur sambil
mondok di sebuah pesantren.
Rencananya dia pengen liburan semester pertama di Jakarta.Dan sebagai tujuannya
adalah rumahku.
Tujuan dia pengen diantar ngeliat-liat tempat bakal dia kuliah nanti setelah lul
us Aliyah.Oh ya,dia sekolah sambil nyantren yang sekolah maupun pesantrennya itu
cewek semua.Dia minta dijemput di stasiun Gambir coz dia langsung naek kereta a
pi dari pesantrennya.Aku dan istriku Nida menunggunya pagi2 coz kata dia kereta
tibanya pagi hari.
Aku belum tau rupa anaknya.Hanya istriku yang tau.Waktu itu pas jam 6,akhirnya k
ereta tiba.
Setelah agak lama menunggu,tiba2 kulihat ada anak gadis memakai jilbab dengan me
nenteng tas besar menuju kearah kami.
Setelah dekat,dia bilang salam.Assalamu'alaikum.Kami jawab Wa'alaikum salam.Dia
lalu cium tangan sama aku dan istriku.Pa kabar tante Nida?Sapanya.Oh ini suami t
ante om Eggy itu ya?Katanya sama istriku.Iya Ella.Duh ganteng juga ya suami tant
e.Maaf ya,Ella gak bisa hadir pas nikahan tante,kan Ella mondok sama sekolah.Gak
apa2 Ella.Yang penting kan doanya kata istriku.
Akhirnya kami menuju mobilku di tempat parkir dan langsung menuju rumahku.
Kalo diperhatikan,Ella ini anaknya cantik banget.Kulitnya putih,hidungnya mancun
g,matanya lentik.Dan yang paling menarik senyumnya itu bro.Dia punya lesung pipi
t.Anaknya sopan,tapi cepet akrab.
Setelah perjalanan 1 jam karena agak macet.Maklum Jakarta,pagi2 dah pada macet b
row,akhirnya sampe juga ke rumah.
Setelah nyampe,istriku menyuruh Ella mandi,sarapan,lalu istirahat.Aku melanjutka
n ke tempat usahaku jualan.
Aneh banget,di toko aku kepikiran terus tuh sama si Ella.Adu...h,senyumnya itu y
ang ada lesung pipitnya yang bikin keingetan terus.
Sorenya aku pulang ke rumah.Kebetulan pas giliran aku sama Nida.Malamnya kami ma
kan malam bersama sambil ngobrol.Ya ngobrol pengalaman dia sekolah sambil mondok
.
Waktu itu,Ella pake pakaian nyantenya.Dia gak pake jilbab.Ternyata dia sangat ca
ntik bro.Rambut panjang sepinggang,dan lehernya sangat jenjang..Aku aja yang lia
t jadi .Setan alas,fikiran kotor dah menghinggapi otakku.
Dia bercerita tentang pengalaman sekolah dia.Katanya sekolah sama pondoknya cewe
k semua.Kecuali guru dan pengurusnya.Dah gitu ketat banget katanya.Ketika kutany
a dah punya pacar,dia malah ngoceh,boro2 pacaran om,ketemu cowok aja jarang2.Kat
anya.Pokoknya ketat banget.Hp aja gak boleh punya.
Setelah jam 8,aku pamitan mo istirahat.Istriku Nida asik ngobrol sama Ella sambi
l asik bermain sama Anakku Alfan yang berumur 3 tahun.
Tapi,boro2 bisa tidur,mataku kebayang si Ella terus.Jam 9 lebih aku belum bisa t
idur juga sampe istriku dan anakku yang udah tidur masuk ke kamar.Kutanya Ella d
ah tidur,jawab Nida belum masih nonton TV katanya.Karena dah sange berat,aku lan
gsung aja maen sama Nida istriku sambil ngebayangin si Ella.Nida sampe ampun2an
maen denganku.Katanya gak seperti biasanya.Suara rintihannya sampe keras banget.
Padahal aku lagi ngebayangin ngentot sama Ella keponakan istriku.
Besoknya istriku nganterin nida liat2 kampus.Pertama ke bekas kampusnya dulu pas
Nida kuliah.Gak kerasa,Ella dah 3 hari di rumahku.Semakin kuperhatikan,semakin
cantik aja.
Pagi itu,istriku nganterin anakku yang pertama sekolah TK.Biasanya dia nungguin
sampe anakku selese sekolah sekitar jam 11 siang.Maklum TK elit.Jadi pulangnya r
ada siang.Aku gak berangkat ke matrialku pagi ini,biar nanti siang aja.Toh dah a
da orang kepercayaanku.
Aku pengen ngobrol sama si Ella.
Aku ajak dia di ruang tamu.Ya gitu,sebagai omnya aku tanya2 sekolah dia,pondok d
ia.Juga tanya2 apa dia dah punya pacar.Ya seperti jawaban dia sebelumnya,dia bel
um punya pacar.Ketika kutanya apa ada cowok dari pesantren sekitar yang kenal,di
a jawab boro2.Ketat banget om.Katanya.
Terus ketika kutanya apa dia pengen punya pacar,dia jawab pengen banget.Masa kat
anya dah abg dia masih belum punya pacar.Dia jarang ketemu cowok luar.Maklum dia
mondok semenjak lulus SD.Paling ketemu ya sama sodaranya di rumah.Sama tetangga
sekitar aja dia jarang keluar.Aku sengaja ngajakin ngobrol yang agak nyerempet.
La,kamu dah pernah ciuman sama cowok belum?Dia jawab boro2.Paling dalam mimpi do
ang.Katanya.Dia juga cerita,karena sekolah dan pondoknya cewek semua,so dia agak
demen juga sama sesama cewek.Batinku,wah parah neh sekolah sama pondok.Bisa bik
in anak didiknya jadi lesbian.Hehehe.
Aku bawain majalah dewasa,dikasih ma dia.Ne liatin la,buka2 aja.Malu om,katanya.
Ngapain malu.Kan pendidikan sex itu harus dipelajari sejak dini.Apa lagi kamu da
h dewasa.Aliyah lagi setingkat SMA.Aku meyakinkan.Akhirnya walau agak malu2,dia
mau juga buka2.
La,katanya pacaran satu jenis itu kan dosanya lebih besar daripada pacaran sama
lawan jenis.Apa lagi kalo maen sama sesama jenis.Kataku.Iya juga sih om.Jawabnya
.Wah parah tuh sekolahan,bisa2 kamu jadi lesbian la kalo lama2.Dia cuman senyum.
Kamu mau gak om Eggy ajarin biar kamu gak jadi lesbian?Mau mau om,tapi gimana ca
ranya om?Katanya semangat.Gampang banget la.Jawabku.Lalu aku ngambil DVD bokef d
ari kamar.Kusetel BF indonesia.I...h si Ella malu2 tuh.Tapi dia penasaran banget
.Om,gak enak neh.Ntar tante Nida tau gimana?Tenang aja la,kan baru jam 9.
Tante Nida pulangnya kan nanti jam setengah dua belas.Wi...h,kuliat si Ella naha
n nafas pas liatin si cewek ngemutin kontol cowoknya di film.Aku pindah duduk sa
mping si Ella.Sambil kuelus tangannya,aku usap2 rambutnya.Gimana la,asik gak?Dia
cuman senyum malu2.Gitu la.Aturan cewek tuh sama cowok,bukan demen sama cewek.K
ataku.
Tampaknya Ella dah naek tuh.Aku juga horny berat.Jakunku dah naek turun.Kontolku
dah ngaceng dari tadi.
La,Kamu dah pernah liat barang cowok asli gak?Si Ella cuman menggeleng.Nafasnya
dah berat tuh.Tanpa dia sadarin,aku ngeluarin kontolku yang udah ngaceng berat.K
uliat Ella lagi khusyuk liatin film.Tanpa dia sadarin,aku tarik tangan si Ella d
an menaruh telapak tangannya di kontolku.A....w!!!Apaan sih om?Dia kaget banget.
Tenang aja la.Ini barang om Eggy.Biar kamu tau.Hayoh,mau jadi lesbian gak?Dosa b
esar loh,lebih dari zina.Kataku.Akhirnya tangan dia hinggap juga di kontolku.Se.
..r,anget banget.Tangannya lembut banget.Tapi dia belum ngapa2in.Aku sabar aja.L
alu sambil ku belai rambutnya,aku cium pipinya,eh dia langsung narik tangannya d
ari kontolku.Jangan om,dosa!Hayoh,dosa mana sama lesbian?Jawabku.Om cuman pengen
kamu normal aja la,gak mau jadi lesbian.Terus gimana kalo kamu nanti gak suka s
ama cowok?Masa cantik2 kamu gak normal suka sama cewek.Masa jeruk minum jeruk.Ka
takaku.Ella akhirnya diam aja.
Pas ku pegang teteknya,ella cuman bilang,jangan om,ella geli.Dengan sabar kutari
k ulur dan kurangsang dia.
Udah om geli!!!Kata Ella.Tapi terus aja kuremas dengan pelan dari luar bajunya.N
afas Ella semakin berat.Gimana la,enak mana cowok sama cewek?Tapi Ella diam aja.
Kayaknya dia semakin meresapi setiap yang kulakukan.Lalu tanganku mulai hinggap
diatas memeknya.Gila,pas kupegang dan kutekan empuk banget.Ella menggelinjang ke
tika kuremas memeknya dari luar.O...m,jangan om!!!Ella takut!.Takut apa sayang.T
enang aja.Nanti juga biasa kok.
Laku kukecup kening dia,Ella terpejam.Tampak dia menggigit bibir bawahnya ketika
semakin kuremas tetek dan memeknya.O...m,ntar tante Nida tau om!Kata nida denga
n nafas berat.Tenang aja La,tantemu gak bakal tau.Jawabku dengan bernafsu.
Perlahan tanganku mencoba menelusup kebalik bajunya,dan dengan pengalamanku,tang
an kiriku berhasil menembus kebalik baju dan BH ella kemudian hinggap di tetek d
ia,se...r,deg.Jantungku seakan mau copot.Teteknya empuk banget.Kulitnya sangat h
alus.Empuk dan kenyal.Langsung kuremas dengan pelan,kupilin putingnya dan Ella m
endesah,a....h,o...m!Tangan kananku langsung menerobos kebalik roknya dan CD Ell
a dari atas dan langsung hinggap di memeknya.Anjri....t!Memeknya tembem dan penu
h dengan bulu.A....h,om Eggy....!!!Nida mendesah sambil menggelinjang ketika tan
gan kananku meremas memeknya.Ella semakin merem melek.Sayang,pegangin burung om!
Tanpa berkata,tangan Ella langsung hinggap di kontolku.Dia mengocok dan meremas2
kontolku.A...h,nikmat banget.Tangannya halus banget.
Lalu aku menyingkap baju Ella ke atas.Kutarik juga BH nya keatas,dan menyembulla
h tetek dia yang putih dengan puting susu yang berwarna pink.Urat2 tampak hijau
saking putihnya tetek Ella.Busye...t,indah banget!Teteknya bulet dan padet.Besar
nya lumayan.Kutaksir 34D.
Langsung mulutku hinggap di teteknya.Sambil kuhisap teteknya,tangan kananku ngob
el memeknya.A....h,o....m!!!Geli bange....t!Ella mendesah.Sayang,gimana,enak gak
?Dia cuman mengangguk sambil menggigit bibirnya merasakan nikmatnya perlakuanku.
Tangan Ella semakin meremas2 kontolku.Ketika kulumat bibirnya,dia membalas denga
n ganas.Cukup lama aku memperlakukan Ella begitu.Memeknya banjir oleh cairan len
dir.
Sayang,buka aja ya bajunya,biar gak susah dan lebih enak.Ella cuman mengangguk t
anda setuju.Langsung kubuka kancingnya dan kutarik keatas.Kucopot BH nya dan kut
arik Rok dan CD nya kebawah.Kubaringkan Ella di sofa.Kini dia telanjang bulat.Di
depanku tampak sesosok abg cantik nan elok berkulit putih terlentang di sofa sam
bil telanjang bulat.
Gak sabar,langsung kubuka paha dia dan mulutku langsung hinggap di memeknya yang
lebat oleh jembut dan tembem.
Kujilati lobang memeknya dan kusedot2 itilnya.Memeknya wangi sabun sirih.Tiba2 d
ia menjerit dan mengapitkan kedua pahanya.A....h,om Eggy....!!!Dan dari memeknya
keluar lendir kenikmatan.Kujilati sampai habis.Terasa asin2 gurih.Lobang memekn
ya berwarna pink kecoklatan dengan lobang yang sangat sempit.
Kenapa sayang?Enak gak?Enak banget om.Ella belum pernah sampe gitu.Kamu pernah g
ak diginiin?Belum pernah om.Paling remas2 tetek dan memek sama Nabila temen seke
lasku om.Jawabnya polos.Ya maklum aja sekolah sama pondoknya cewek sumua.Jadi wa
jar kalo timbul lesbian gitu.Tapi yang jelas,Ella penuh rasa kepenasaran dan naf
su sexnya meluap2.
Ella pengen liat burunya cowok kan?Dia cuman menganguk.Pas kuliatin kontolku,mat
a dia sampe melotot.Wo...w,burung om gede banget.Lebih gede dari yang di film.Ja
wabnya polos.Sekarang kamu emutin ya kek yang di film itu.Gak mau om,jijik ah.Co
bain dulu,pasti kamu suka.Lalu aku melorotin dan membuka seluruh pakaianku hingg
a sama2 bugil.Pertama Ella seperti mo muntah pas nyepong kontolku,tapi lama2 dia
jadi seperti ahli.A...h,nikmat banget.
Lalu kujilatin seluruh tubuh nida tanpa ada yang terlewat.Kucupangi teteknya tan
pa mencupang lehernya yang jenjang.Bisa berabe nanti kalo Nida istriku melihat b
ekas cupangan.Dah tiga kali Ella mencapai orgasme kuperlakukan begitu.
Sayang,kamu mau yang lebih enak lagi gak?Enak gimana om?Wah pokoknya enak deh.Ke
k yang di film itu.Kataku sambil menunjuk TV.Kebetulan filmnya pas cowok lagi ng
entot memek ceweknya.Tapi Ella takut om?Takut kenapa sayang?Tuh liat,di film aja
ceweknya keenakan gitu.
Lalu kami pindah kebawah diatas karpet.Kubuka dan kukangkangkan paha Ella lebar2
.Kini tampak memeknya merekah merah dengan lobang kecil nan sempit menganga siap
menanti datangnya hujaman kontolku.
Kuambil bantal dan kuganjalkan di pantat Ella biar kontolku lebih gampang masuk.
Kini aku dah bersiap.Kontolku di gesek2 dilobang memeknya.Mata Ella merem melek
meresapi kenikmatan.Kepalanya bergerak.Dia menggigit bibirnya.Desahan dan eranga
n dia semakin keras.Untung rumah lagi sepi.
Memek Ella semakin licin dan basah aja.Aku belum menekan masuk kontolku.Kuingin
Ella semakin terangsang biar memeknya siap dijebol kontolku.
Kadang kulumat bibirnya dan kusedot2 teteknya.Ketika kontolku digesek2 di lobang
memek dia,pantat ella gak berhenti bergoyang.
Sayang,om masukin ya?Tapi Ella gak menjawab.Dia dah terlena dalam kenikmatan.Den
gan perlahan kugesek2 dulu kontolku dan kucoba menekan kontolku dengan pelan.A..
.h,enak om.Begitu kata Ella ketika kontolku kutekan dan kugesek2 di memeknya.Sem
akin lama memeknya semakin licin.Tangan nida berpegangan di lenganku.Ketika kute
kan,kontolku masuk palanya doang.A....h,anget dan nikmat.Tampak memek Ella berke
dut2.Ketika kutekan lagi,seperti ada yang menghalangi.Kontolku tergelincir dan l
epas lagi.Gila,licin tapi sempit banget.Lalu kutaruh lagi kontolku dan kutekan t
erus kedalam memeknya,a...kh,perih om!Kata Ella.
Tenang sayang,sebentar lagi pasti enak dan nikmat.Gila banget.Memeknya sempit ba
nget.Sebenarnya aku bisa aja langsung menjebol memeknya.Tapi aku kasihan.Takut d
ia kesakitan.Dia kan masih perawan.Aku ingin secara perlahan2 biar memek dia yan
g perawan gak begitu kesakitan ditembus kontolku yang gede dan panjang.
Kini kontolku dah masuk setengahnya.Kudiamkan sebentar.Terasa memeknya menjepit
kontolku dengan kuat.A...h sangat nikmat.Kontolku seperti diremas2 dengan kuat.L
alu aku menarik dan menekan kontolku dengan perlahan.A....h,a....h a....h!Enak b
anget om,tapi perih.Kata Ella.Tenang sayang,sebentar lagi pasti kamu keenakan.Om
Eggy akan ngasih kamu kesenangan dan membuatmu terbang.
Kutarik,kutekan perlahan kontolku.Kedua paha Ella semakin kulebarkan.Memeknya se
makin licin dan basah aja.Lalu pada suatu kesempatan,ketika kontolku kutarik kea
tas,aku menekan kuat kontolku dalam memeknya,slep,pret seperti ada yang robek,la
lu blez kontolku amblas masuk semua.A.....kh,sakit o....m!Ella berteriak kesakit
an.Dia sampe menggigit pundakku karena menahan kesakitan.A....h,nikmat banget.Ko
ntolku telah amblas semua dan berhasil menerobos selaput dara dia.Kubiarkan sebe
ntar biar memek dia adaptasi terhadap barang asing yang baru masuk.A...h,sangat2
nikmat.Memeknya meremas2 dengan kuat dan menyedot2 kontolku.
Lalu aku mulai memompa naik turun kontolku.A....h,enak om,terus o....m!Nida mula
i mendesah dan mengerang keenakan.Nampaknya dia dah mulai merasakan nikmatnya ku
goyang.Ella,enak gak?Enak banget om,terus o....m!!!Kupompa kontolku dengan perla
han.A....h,sshhh.....h o...m!!Yang keras o...m!Erang Ella.Aku terus memompa kont
olku.Pantat Ella gak berhenti bergoyang mengikuti irama sodokan kontolku.Memekny
a gak berhenti meremas2 dan menyedot2 kontolku.Aku hampir gak kuat pengen muncra
t.Maka semakin kencang aku memompa kontolku.Ah ah ah ah ah,o....m!Lalu pada hent
akan terakhir,aku memuncratkan cairanku,ser,crot crot crot.Kontolku memuncratkan
cairan dalam memek Ella disertai erangan hebat dia.Kami orgasme hampir bersamaa
n.Gila,baru pertama aku merasakan memek perawan kek gini.Cepet sekali aku orgasm
e.
Tubuhku ambruk diatas tubuh Ella.Kami meresapi dan menikmati sisa2 orgasme kami.
Kontolku tetap menancap di memek Ella.Setelah agak lama,kontolku jadi lemas dan
keluar sendiri dari memek Ella.Lalu kupeluk dan kuusap2 punggung dia.
Ketika kuliat memek Ella,ternyata ada bercak darah cukup banyak bercampur dengan
cairan kenikmatan.Sayang,memekmu berdarah,kataku dengan gugup.Mana om?Ketika di
a melihat darah di memeknya,dia langsung menangis dengan keras.O....m,om Eggy ja
ha....t.Tangisnya.Lalu aku memeluk dia.Maafin om sayang,om saya...ng banget ma E
lla.Om gak mau kalo kamu sampe jadi lesbian.Tenang aja sayang,om bakal tanggung
jawab.
Setelah kubujuk dan kurayu2 dia,akhirnya tangisnya berhenti juga.Bener om mau ta
nggung jawab?Katanya sambil cemberut.Beneran sayang.Om,kita dah ngelakuin dosa o
m.A...h tenang aja sayang.Kan dosaan lesbian daripada ginian.Hayo...h,kamu juga
pasti tahu ka...n?Jawabku ngeles.Dia cuman diam aja.Sudahlah Ella sayang,tadi en
ak ka...n?Kataku sambil menjawil dagunya.I....h,om Eggy genit!Kata Ella sambil m
encubit pahaku.Akhirnya kugelitik dia dan seterusnya kami main ngewe lagi sampe
puas.Aku sampe lemes banget.Nafsu sex Ella sangat besar.Hampir aku keteteran.Ket
ika kutanya berapa lama kalo dia mens,dia jawab lima hari.Dan ketika kutanya kap
an dia haid,ternyata sekarang dia lagi dalam masa gak subur menurut perhitungank
u.Moga aja gak salah dan gak sampe dia hamil.Bahaya kalo sampe gitu.Akhirnya set
elah puas kami mandi bareng.Dan kupesan dia supaya bersikap biasa seakan gak ter
jadi apa2.Ya begitulah,sampe Nida istriku pulang.Aku dah berangkat ke toko matri
alku.Untung Nida gak curiga dan bertanya melihat Ella keponakannya kalo jalan ag
ak lain.
Sorenya,aku berpesan sama Ella kalo malem jangan mengunci kamarnya.Jam satu,keti
ka Nida dan anak2ku tidur,aku mengendap2 ke kamar yang dipake Ella kemudian main
ngentot lagi sampe jam 3 pagi.
Dan tebak aja,selama Ella di rumahku,setiap ada kesempatan,kami ngentotan lagi.G
ak terasa hingga dua hari masa liburan Ella selesai,akhirnya dia pamitan mau ber
angkat kembali mondok dan sekolah.Dia juga sudah menetapkan mau kuliah di UIN Ja
karta.Malemnya sebelum pagi dia berangkat naik kereta,kami main ngentot lagi.Kuk
asih dia duit 1.5 juta.Kubilang buat bekal dia.Tadinya dia menolak mendapat uang
segitu.Tapi setelah kubujuk wat bekal dia dan membeli buku2 wat sekolah dan per
siapan dia kuliah nanti,akhirnya dia mau jua.
Ya duit segitu itung2 sebagai bayaran aku maen ma dia.Hehehe.Ku kasih no hp ku,b
iar pas dia kangen,bisa menelponku.Maklum,pondoknya melarang santrinya punya hp.
Jadi pas dia kangen,dia menelponku di wartel.Selama satu semester terakhir selal
u kutransfer duit ke rekening dia 500rebu.Hitung2 biaya nelpon dia di wartel.Ell
a seneng banget.
Sampe dia lulus dan kuliah di UIN dan dia ngekost,kami suka janjian dan menuntas
kan hasrat sex kami.Gak lupa pula selalu kukirim dia duit.Bahkan kalo dia maen k
e rumahku dan ada kesempatan,kami pasti maen gituan.Sampe sekarang pun Ella dudu
k di semester 4,aku masih suka gituan.
[KUMPULAN KISAH DEWASA JILBAB] egy the series 06 : threesome dengan ponakan
fastest livescore
Mohon Maaf Suhu semua Ijin kan ane untuk copas cerita dewasa jilbab yang menurut
ane berfantasi tinggi dan layak di baca di forum ini, spesial trims untuk suhu
jhon allen atas cerita nya.
aku masih tetap menjalin hubungan gelap dengan keponakanku Ella.
Bahkan dia kutempatkan di rumah kontrakan yang cukup besar di dekat tempat kulia
hnya.Biar pas lagi pengen maen,bisa tenang gak kaya di kos-kosan.
Biasanya seminggu sekali aku suka rutin kesana.Ya sekedar melepas rindu sama Ell
a.Tapi ini baru dua kok dah lagi pengen ngewe dia.Apa gara2 malem minggu kemaren
dia ngasih servis yang hebat ya???Au ah,yang penting sekarang aku lagi pengen n
gewe aja.
Daripada terus karena hari rabu sore,aku langsung ngeluncur aja kesana.Bilang sa
ma kedua istriku ada bisnis orang mau bikin rumah aja.So pulang pasti malem.Pada
hal ya pengen melepas rindu aja sama si Ella.
Perjalanan ke Ciputat emang macet.Ampyu...n dah.Udah macet,panas,mana jauh lagi.
Cos dari tempat usahaku cukup jauh.Ya ujung ke ujung dah.
Aku berangkat pake kijangku.Pas ngelewatin kampus dia yang kokoh berdiri megah,k
ulihat para mahasiswa dan mahasiswinya lagi bubaran kuliah kali.Wah,banyak yang
cantik2 euy.Dalam hati,kapan dapat memek mahasiswi perawan lagi ya??Ah bagen dah
.Yang penting sebentar lagi,aku dapat melepaskan hasratku sama si Ella ponakanku
.Aku mampir di Alfamart sebentar beli makanan wat oleh2.
Setelah melewati jalan gang yang cukup wat satu mobil,nyampe juga ketempat kontr
akan si Ella.Kuparkir mobil di halaman yang cukup luas.Tapi kok sepi amir.Biasan
ya si Ella langsung nyambut kalo denger suara mobilku.Tapi ini tidak.Emang sih k
agak ngasih kabar dia dulu.Pan biasanya rutin datengnya.Kalo gak malem sabtu,ya
malem senen.Tadinya ya pengen ngasih kejutan dia aja.
Kulihat di halaman ada sepatu cewek,tapi sepi amir.Kemana si Ella ya?Aku ketok2
pintu kagak dibukain.Dikunci lagi.
Untung aja aku punya kunci cadangan.Toh aku yang ngasih rumah kontrakan wat si E
lla.Kumasukan kunci,dan langsung terbuka.Untung kuncinya yang di dalem dicabut s
i Ella,so gampang aja bukanya.
Tapi kok sepi ya.Kemana si Ella?Kalo pergi,kenapa ada sepatu cewek di depan ya.B
atinku.
Penasaran aku langsung menuju kamar depan,kubuka gak ada siapa2.
Pas aku ke kamar belakang,anjri....t!!!Terdenga r suara orang lagi horny.Deg,hat
iku langsung panas!!!Setan alas,jangan2 si Ella selingkuh.Anji...ng!!!Batinku. A
ku langsung esmosi tingkat tinggi.Pengennya langsung kudobrak kamar belakang tuh
.Biar kuhajar orang yang selingkuh sama si Ella.Gini2 aku juga ban hitam taekwon
do pas kuliah dulu.Tapi aku menenangkan diri.Harus dilihat dan diintip dulu,sama
siapa si Ella selingkuh.
Dengan mengendap2,aku menuju kamar belakang.Anjrit,ternyata gak dikunci.Pintu ka
marnya terbuka sedikit.
Kudengan erangan dan rintihan keenakan dari dalam kamar.Tapi aneh,kok seperti ad
a dua cewek!!!.Wah,tambah panas aja hatiku.Sapa ne cowok yang berani2 maen sama
si Ella,bawa cewek lain lagi.Syeta...n!
Dengan perlahan,aku mengendap2.Dan ketika kulihat dari pintu yang terbuka sediki
t,Astaghfirullaahal'adhi ....m!!!,kulihat si Ella lagi telanjang bulat dan bergu
mul sama seorang cewek!!!Anjrit,jeruk minum jeruk neh!!!Lesbian brow.Kulihat tem
an ceweknya sama2 telanjang bulat,lagi dalam posisi 69.
Wo...w,hatiku jadi dag dig dug plus kaget.Kok si Ella bisa maen sama cewek ya?Bi
sex kali ya?Apa penyakit si Ella belum sembuh yang demen sama sesama cewek sejak
dari pondok dan sekolahnya dulu?Batinku sambil terus ngintip.
Aku semakin penasaran dan jadi horny berat euy.Wa...h,bisa dapet dua memek nanti
.Batinku.
Yang di dalem asyik aja.Mereka gak nyadar kalo ada yang ngintipin mereka main.Si
Ella kagak nyangka kalo aku bakal datang.
Dan yang bikin aku tambah horny,kuliat temen si Ella cantik banget brow.Tetek ge
de,langsing,pantat semok,memeknya gundul kagak berbulu.
Jadi ngiler aku ngeliatnya.Pengen aku segera masuk dan gabung dengan mereka.Tapi
aku menahan diri dulu.Pemandangan langka bro.Aku ingin menikmatinya dulu.
Kuliat si cewek ngobel memek si Ella dan jilatin itilnya.Kudengar Ella mengerang
,mendesah dan merintih keenakan.Begitu juga si cewek itu.
Karena aku dah gak kuat,akhirnya aku membuka pintu dengan keras dan berteriak,El
la....!!!Lagi ngapain kamu???Tampak Ella dan temen ceweknya terperanjat kaget da
n langsung menghentikan aksinya dan segera temen ceweknya menyambar selimut dan
menutupi tubuhnya.
Wajah mereka tampak memerah bercampur putih karena saking kagetnya.A....a...Anu
o....m,ka ka kapan datengnya?Ella gelagapan.
Aku berkacak pinggang sama melotot.O....h,jadi kamu selingkuh ya?Ma ma ma ma...f
in Ella om.Ella gak ta ta tahu.Kenapa gak nel nel nelpon Ella dulu om ka ka kalo
mo datang.Ella semakin gelagapan dan tampak cemas.
Temennya apa lagi.Mukanya sampe pucat gak bisa ngomong.
Kututup pintu dan kukunci lalu kuambil biar mereka gak bisa kabur.O...h,jadi beg
ini ya kamu La?Kataku sambil menampakkan wajah emosi.Padahal dalam hati ketawa.
Temen si Ella mo ngambil bajunya.Tapi langsung kubentak.Diam kamu.Tetep duduk!!!
.Si cewek ketakutan.Kuambil kursi pelastik dan duduk dihadapan mereka.
Maafin Ella o...m,beneran Ella gak bermaksud begini.Kata Ella memelas.Beneran om
,Ella gak pernah selingkuh sama cowok lain,cuman,cuma...n!!!.Cuman apa?Kataku me
mbentak.
Gini o...m,maafin Ella ya.Sungguh Ella gak bisa ngilangin rasa suka Ella om sama
cewek.Ini dah ada sejak Ella mondok dulu om.Ella terisak.Temennya diam aja samb
il tertunduk.
Ini siapa?Kataku sambil menunjuk temennya.Ini Devi om.Temen Ella mondok dan seko
lah dulu.Kata Ella.O...h,jadi gitu ya??I...i...iya om.Ella sering begini om sama
Devi semenjak di pondok.
Devi temen kuliah di kampus om,cuman beda jurusan aja.Ella menjelaskan dengan ge
lagapan.Kuambil hp,lalu kufoto keduanya.
Wa...h,gak bisa dibiarkan ne,kalian harus dihukum.
Ja...jangan o...m,pliz,kasian aku o...m!!!.Tiba2 si Devi membuka suara.Kemudian
dia menuju kearahku dan merangkul kakiku.Pliz,jangan om,aku janji gak bakal gini
lagi om.Maafin Devi!!!Dia merajuk sambil terisak.
Ya udah,om gak bakal ngehukum kamu dan menyebar foto kamu,tapi kalian berdua har
us puasin om.
Tiba2 si Ella bangkit dan langsung merangkulku dan menciumi aku.Beneran ya om ku
saya....ng.Kata Ella sambil terus menggelendoti aku.Aku aja sampe kaget bercamp
ur senang loh.Udah,sekarang kamu Devi,bukain baju om semua.Si Devi ragu2.Tapi ke
mudian si Ella ngedipin dia,e...h,akhirnya dia mau juga loh.Pas dia jalan ke ara
hku,alama....k!!Teteknya sekel banget.Bulat dan padet.Putingnya pink lagi.Walo a
da bekas cupangan si Ella,tapi indah banget brow.Kontolku langsung tambah ngacen
g.Wo...w,kulitnya putih dan lembut,rambutnya panjang tergerai sepinggang.Anjri..
.t,cantik banget.Cantikan Devi malah dibanding Ella.Se...r,darahku berdesir keti
ka tangan dia mulai melucuti pakaianku.Anjri...t,lembut bange...t!!!Tampak bulu2
halus tumbuh di tangan dan betisnya.Menambah keseksian dia aja.Aku dah gak saba
r,kubantu membuka pakaianku biar cepet2 telanjang bulat.Lalu kontolku yang sejak
tadi ngaceng,akhirnya terbebas dan bisa bernafas lega.Dia tampak berdiri kokoh,
gede dan panjang bagai berdirinya kampus si Ella dan Devi di depan tadi.
Mata Devi sampe melotot ngeliat kontolku.Kenapa kamu?A a anu om,Devi belum perna
h ngeliat yang beginian.Jawabnya polos.Ya udah,sekarang kamu kocokin dan emutin.
Tapi o...m?Sudah Dev,lakuin aja,kamu pasti suka kata si Ella.Akhirnya walau agak
ragu,dia mau juga.Kutarik si Ella,lalu kami saling melumat bibir.Si Devi ngocok
in dan ngemutin kontolku.A...w,uenak tena...n!!Mimpi apa ya semalam?!.Anjrit,sep
ongan Devi mantep banget brow.Gak nunggu lama,dia seperti dah ahli aja.Kontolku
diemut dan disepong mulut seksi dia.A....h,sungguh nikmat.Si Ella tampak ganas m
emainkan lidahnya.Kuremas2 teteknya.
Lalu aku bangkit dari kursi dan minta pindah ke ranjang aja
Kugandeng Ella dan Devi ke atas ranjang.Kusuruh Ella ngambil hp di meja biar dia
merekam.Kubaringkan Devi di ranjang.Kuangkat jempol ke arah Ella biar dia siap
merekam,Ella mengangguk dan tersenyum.
Kupandangi seluruh tubuh Devi yang putih mulus.Nafasku dah gak beraturan.Jakunku
naik turun.Ketika kutatap wajah Devi,dia memalingkan mukanya.Mungkin dia malu.K
etika tanganku memegang toketnya,dia tampak hendak menolak.Jangan o...m!Kenapa s
ayang?Sambil kuremas teteknya dengan lembut.Jangan o...m,Devi belum pernah disen
tuh cowok.Sambil memalingkan mukanya gak berani menatap wajahku.
Aku semakin semangat aja.Mana mau dengar larangan dia.Hehehe.Bego aja!Kuremas te
teknya dengan lembut.Gak ada reaksi.Semakin kutatap wajahnya,kelihatan semakin c
antik aja.Wajah dia keluar keringat.
Ketika mau kukecup keningnya,dia gak mau.Tapi kubiarkan saja.Mungkin dia malu da
n gak biasa.Kuremas dan kumainkan puting susunya.Devi tampak menahan nafas.Mau k
u kiz lagi,dia masih menolak.Gak habis akal,tangan kiriku meremas2 tetek kirinya
,mulutku lalu hinggap di tetek kanannya.Kulumat dan kusedot2.Tangan kananku lang
sung menuju pangkal pahanya.Anjrit,memeknya tembem banget.Licin dan gak berbulu.
Langsung kuremas dan kukobel.Telunjukku memainkan itilnya.Tiba2 terdengar rintih
an Devi.A.....h,ssshhh,mmmhhh o....h.
Gantian mulutku melumat teteknya Devi.Sekarang Devi jadi larut dalam permainan.T
angan dia meremas2 rambutku.Tanganku aktif mengobel memeknya yang semakin basah.
Kulihat mata Devi terpejam.Dia sampe menggigit bibir bawahnya.Mungkin dia merasa
kan sensasi yang lain ketika dia maen sama Ella.Ketika kulumat bibirnya,dia lang
sung membalas lumatanku.Kuserbu dengan ganas.
Lalu kujilati telinganya,kemudian lehernya yang penuh keringat,kucupangi sampe d
ia mengerang dan mendesah2.Jilatanku terus turun dan hinggap di teteknya.Kujilat
i dan kusedot2 putingnya.Ketika kugigit dengan halus,dia mengerang dengan keras.
A....kh,o...h!Kucupangi sampe teteknya yang putih mulus penuh bekas warna merah.
Ketika jilatanku terus turun kebawah sampe perutnya yang rata,dia semakin merint
ih dan mendesah.Kepalanya bergerak2.Aku semakin bernafsu saja.Ciuman dan jilatan
ku semakin kebawah.Sudah tercium aroma khas yang bikin syahwat semakin kuat.Lalu
mulutku kini hinggap di bukit kenyal yang gundul.Tiba2 Devi mengapitkan pahanya
.Gak tinggal diam,aku jilati atasnya.Dia semakin mengerang dan mendesah.A....h,s
sshh,mmmhh o....h.Karena semakin terlarut,Devi gak melawan ketika kulebarkan pah
anya.Dan kini tampak di mukaku memek dia yang dah sangat basah.Lobangnya berwarn
a pink dan tampak sempit.Memeknya menebar aroma khas bercampur bau keringat.Makl
um aja,tadi dia dah maen sama Ella.Kusibak labia mayoranya dan kini tampak loban
g kecil nan sempit berwarna pink.Ketika kumainkan itilnya dengan jariku,pantat d
evi tampak bergoyang dan bergetar hebat.Lalu aku berjongkok dan memulai menjilat
i memeknya.Nafasku semakin memburu.Kujilati dan kukenyot itilnya.Devi semakin me
ngerang dan mendesah2.Lima menit kemudian,devi mengapitkan pahanya sampe aku kes
ulitan bernafas.Tangan dia sampe menjambak rambutku.Dari memeknya keluar cairan
kental berbau anyir dan agak asin.Kujilati sampe habis.Jilatanku gak berhenti.Ak
u merasa belum puas.Namanya nemu barang baru.Pantat Devi sampe bergerak2 hebat.T
angan dia pun gak berhenti meremas rambutku.
Tiba2 kontolku ada yang melumat dari bawah.Tampaknya Ella gak kuat melihat perma
inan kami.Dia menyepong dan mengocok2 kontolku dengan mulutnya.A...H,terasa sang
at nikmat.Untung aku tadi sebelum berangkat minum levitra dulu,so aku jadi kuat.
Kemudian aku meminta posisi 69.Aku yang dibawah,dan Devi yang diatas.Kepalaku di
ganjal bantal biar enak ketika ngenyot memek Devi dari bawah.Devi sepertinya dah
terlarut dalam asyiknya permainan.Tiba2 Ella maju ke arah devi dan minta dia ng
enyot teteknya.Devi tampak asyik ngenyotin teteknya Ella.Lalu ella memegang kont
olku dan mengarahkan ke memeknya,ketika dah pas di mulut memek dia,lalu Ella men
ekan kebawah,slep blez.Kontolku masuk ke memek Ella.A....h,ssrhh,nikmatnya.Ki ni
Ella bergerak menaik turunkan pantatnya.Dia asyik cipokan sama Devi.Aku yang ke
enakan jilatin dan ngenyotin memek Devi.Lima menit kemudian Ella orgasme.Lalu di
a mencabut memeknya dari kontolku.
Aku yang dah gak kuat pengen ngentot memek Devi,segera membalikan badan.Kuganjal
pantat Devi denan bantal.Kulebarkan paha devi,dan kutaruh tepat di lobangnya.Ke
tika kugesek,mata devi semakin merem melek.Terasa memeknya sudah sangat licin.
Tiba2 Ella ikut nimbrung lagi.Dia meremas2 tetek devi dan kadang mengenyot putin
gnya.Tangan devi pun kulihat meremas tetek Ella dan ngobel memeknya.Erangan dan
rintihan semakin membuatku bernafsu.Aku telah bersiap,kutekan kontolku ke memek
Devi,tapi meleset karena licin.Juga karena pantat devi yang bergerak2 terus.Sehi
ngga aku rada kesulitan.Kuusap2 lagi kontolku dan bersiap menembak.Ella dan devi
tampak asyik.Kulebarkan lagi kedua paha devi.Ella tampak meremas2 tetek devi,da
n devi pun aktif mengobel memek Ella.Kini kontolku dah tepat di lobang memek dev
i yang semakin basah oleg lendir.Tangan kananku membantu membimbing kontolku sup
aya tepat sasaran.Kugesek2 pelan,lalu agak kutekan,masuk kepalanya doang.Terasa
sangat sempit dan hangat,kutarik keatas lagi,lalu dengan sekali hentakan,slep,pr
et blez,a.....Kh,saki.....t.Devi berteriak kesakitan ketika kontolku berhasil ma
suk tembus seluruhnya kedalam memek devi.A....h,terasa kontolku dijepit dan dire
mas2 memek devi.Memeknya berkedut2.Untung memeknya dah sangat basah dan licin
Kugandeng Ella dan Devi ke atas ranjang.Kusuruh Ella ngambil hp di meja biar dia
merekam.Kubaringkan Devi di ranjang.Kuangkat jempol ke arah Ella biar dia siap
merekam,Ella mengangguk dan tersenyum.
Kupandangi seluruh tubuh Devi yang putih mulus.Nafasku dah gak beraturan.Jakunku
naik turun.Ketika kutatap wajah Devi,dia memalingkan mukanya.Mungkin dia malu.K
etika tanganku memegang toketnya,dia tampak hendak menolak.Jangan o...m!Kenapa s
ayang?Sambil kuremas teteknya dengan lembut.Jangan o...m,Devi belum pernah disen
tuh cowok.Sambil memalingkan mukanya gak berani menatap wajahku.
Aku semakin semangat aja.Mana mau dengar larangan dia.Hehehe.Bego aja!Kuremas te
teknya dengan lembut.Gak ada reaksi.Semakin kutatap wajahnya,kelihatan semakin c
antik aja.Wajah dia keluar keringat.
Ketika mau kukecup keningnya,dia gak mau.Tapi kubiarkan saja.Mungkin dia malu da
n gak biasa.Kuremas dan kumainkan puting susunya.Devi tampak menahan nafas.Mau k
u kiz lagi,dia masih menolak.Gak habis akal,tangan kiriku meremas2 tetek kirinya
,mulutku lalu hinggap di tetek kanannya.Kulumat dan kusedot2.Tangan kananku lang
sung menuju pangkal pahanya.Anjrit,memeknya tembem banget.Licin dan gak berbulu.
Langsung kuremas dan kukobel.Telunjukku memainkan itilnya.Tiba2 terdengar rintih
an Devi.A.....h,ssshhh,mmmhhh o....h.
Gantian mulutku melumat teteknya Devi.Sekarang Devi jadi larut dalam permainan.T
angan dia meremas2 rambutku.Tanganku aktif mengobel memeknya yang semakin basah.
Kulihat mata Devi terpejam.Dia sampe menggigit bibir bawahnya.Mungkin dia merasa
kan sensasi yang lain ketika dia maen sama Ella.Ketika kulumat bibirnya,dia lang
sung membalas lumatanku.Kuserbu dengan ganas.
Lalu kujilati telinganya,kemudian lehernya yang penuh keringat,kucupangi sampe d
ia mengerang dan mendesah2.Jilatanku terus turun dan hinggap di teteknya.Kujilat
i dan kusedot2 putingnya.Ketika kugigit dengan halus,dia mengerang dengan keras.
A....kh,o...h!Kucupangi sampe teteknya yang putih mulus penuh bekas warna merah.
Ketika jilatanku terus turun kebawah sampe perutnya yang rata,dia semakin merint
ih dan mendesah.Kepalanya bergerak2.Aku semakin bernafsu saja.Ciuman dan jilatan
ku semakin kebawah.Sudah tercium aroma khas yang bikin syahwat semakin kuat.Lalu
mulutku kini hinggap di bukit kenyal yang gundul.Tiba2 Devi mengapitkan pahanya
.Gak tinggal diam,aku jilati atasnya.Dia semakin mengerang dan mendesah.A....h,s
sshh,mmmhh o....h.Karena semakin terlarut,Devi gak melawan ketika kulebarkan pah
anya.Dan kini tampak di mukaku memek dia yang dah sangat basah.Lobangnya berwarn
a pink dan tampak sempit.Memeknya menebar aroma khas bercampur bau keringat.Makl
um aja,tadi dia dah maen sama Ella.Kusibak labia mayoranya dan kini tampak loban
g kecil nan sempit berwarna pink.Ketika kumainkan itilnya dengan jariku,pantat d
evi tampak bergoyang dan bergetar hebat.Lalu aku berjongkok dan memulai menjilat
i memeknya.Nafasku semakin memburu.Kujilati dan kukenyot itilnya.Devi semakin me
ngerang dan mendesah2.Lima menit kemudian,devi mengapitkan pahanya sampe aku kes
ulitan bernafas.Tangan dia sampe menjambak rambutku.Dari memeknya keluar cairan
kental berbau anyir dan agak asin.Kujilati sampe habis.Jilatanku gak berhenti.Ak
u merasa belum puas.Namanya nemu barang baru.Pantat Devi sampe bergerak2 hebat.T
angan dia pun gak berhenti meremas rambutku.
Tiba2 kontolku ada yang melumat dari bawah.Tampaknya Ella gak kuat melihat perma
inan kami.Dia menyepong dan mengocok2 kontolku dengan mulutnya.A...H,terasa sang
at nikmat.Untung aku tadi sebelum berangkat minum levitra dulu,so aku jadi kuat.
Kemudian aku meminta posisi 69.Aku yang dibawah,dan Devi yang diatas.Kepalaku di
ganjal bantal biar enak ketika ngenyot memek Devi dari bawah.Devi sepertinya dah
terlarut dalam asyiknya permainan.Tiba2 Ella maju ke arah devi dan minta dia ng
enyot teteknya.Devi tampak asyik ngenyotin teteknya Ella.Lalu ella memegang kont
olku dan mengarahkan ke memeknya,ketika dah pas di mulut memek dia,lalu Ella men
ekan kebawah,slep blez.Kontolku masuk ke memek Ella.A....h,ssrhh,nikmatnya.Ki ni
Ella bergerak menaik turunkan pantatnya.Dia asyik cipokan sama Devi.Aku yang ke
enakan jilatin dan ngenyotin memek Devi.Lima menit kemudian Ella orgasme.Lalu di
a mencabut memeknya dari kontolku.
Aku yang dah gak kuat pengen ngentot memek Devi,segera membalikan badan.Kuganjal
pantat Devi denan bantal.Kulebarkan paha devi,dan kutaruh tepat di lobangnya.Ke
tika kugesek,mata devi semakin merem melek.Terasa memeknya sudah sangat licin.
Tiba2 Ella ikut nimbrung lagi.Dia meremas2 tetek devi dan kadang mengenyot putin
gnya.Tangan devi pun kulihat meremas tetek Ella dan ngobel memeknya.Erangan dan
rintihan semakin membuatku bernafsu.Aku telah bersiap,kutekan kontolku ke memek
Devi,tapi meleset karena licin.Juga karena pantat devi yang bergerak2 terus.Sehi
ngga aku rada kesulitan.Kuusap2 lagi kontolku dan bersiap menembak.Ella dan devi
tampak asyik.Kulebarkan lagi kedua paha devi.Ella tampak meremas2 tetek devi,da
n devi pun aktif mengobel memek Ella.Kini kontolku dah tepat di lobang memek dev
i yang semakin basah oleg lendir.Tangan kananku membantu membimbing kontolku sup
aya tepat sasaran.Kugesek2 pelan,lalu agak kutekan,masuk kepalanya doang.Terasa
sangat sempit dan hangat,kutarik keatas lagi,lalu dengan sekali hentakan,slep,pr
et blez,a.....Kh,saki.....t.Devi berteriak kesakitan ketika kontolku berhasil ma
suk tembus seluruhnya kedalam memek devi.A....h,terasa kontolku dijepit dan dire
mas2 memek devi.Memeknya berkedut2.Untung memeknya dah sangat basah dan licin.
Hingga gak sulit untuk kujebol.Ella mengerti banget.Dengan sigap dia meremas dan
menyedot teteknya Devi.Hingga Devi gak lama merasakan sakit memeknya berhasil k
ujebol.Aku mendiamkan kontolku dalam memek Devi.Terasa hangat dan nikmat.Sejenak
kudiamkan meresapi sensasi nikmat memek Devi.
Lalu aku mulai memompa kontolku.Kini Devi dah merasakan nikmat memeknya kuentot.
Kumaju mundurkan pantatku memompa keluar masuk kontolku.A....h,sungguh sangat ni
kmat.Pantat devi dah bergoyang2 mengikuti irama sodokan kontolku.Memeknya terasa
mencengkram dengan kuat.A...w,sungguh nikmat.Ella dan devi saling meremas toket
dan berciuman bibir.
Sambil menggenjot kontolku,aku ngobelin memek Ella yang nungging rada nyamping d
i depanku.Tiba2 devi mengerang hebat.A....h,o....m!!!Memeknya berkedut2 dan menc
engkram kuat kontolku.Tampak Ella yang kukobel memeknya juga ikut mengejang.Mung
kin dia orgasme juga.
Lalu aku semakin memacu genjotanku.Lima menit kemudian,kontolku terasa ada yang
mau keluar.Aku semakin keras memompa kontolku.Dan pada hentakan terakhir diiring
i suara erangan Devi,a....h,ser.Crot crot crot,kontolku memuntahkan laharnya den
gan banyak dalam memek Devi.Dilanjutkan erangan Ella.Aku ambruk lemas sambil mem
eluk tubuh Devi.ella terbaring lemas juga disamping tubuh aku dan devi.Kunikmati
akhir orgasmeku.Kurasakan setiap kedutan dan remasan memek devi yang mencengkra
m kuat.Sungguh sangat nikmat.Nikmat tiada taranya.Pengalaman yang baru kualami.A
ku yang mempunyai dua istri aja belum pernah sampe begini.
Sepulug menitan perkiraan,kontolku lemas dan keluar sendiri dari memek devi.Aku
berbaring sambil memeluk devi.Disebelahnya Ella juga terbaring lemas.Ketika kura
ba kontolku ada cairan basah yang agak lain.Ketika kulihat tanganku,ternyata dar
ah bercampur peju.Ketika devi melihat tanganku,tiba2 dia bangun dan melihat meme
knya.Dan ketika dia melihat darah dari memeknya,dia langsung nangis dengan keras
sambil memeluk Ella.
La,om mu jahat,jaha...t.Tangis dia.Tapi kemudian Ella sigap.Dielusnya rambut Dev
i sambil menenangkan dia.Sudah vi jangan menangis.Tenang aja,omku ga jahat kok.D
ia orangnya baik dan penuh tanggung jawab.Dan dengan rayuan dan support yang dib
erikan Ella,akhirnya dia tenang.Tapi isaknya masih terus.Kupeluk devi sambil kub
elai rambutnya yang hitam.Tenang sayang,om akan tanggung jawab,om gak bakal nyia
2in kamu.Devi takut hamil om.Isaknya sambil menaruh mukanya di dadaku.Tengang sa
yang.Kalo kamu hamil om akan tanggung jawab.Jawabku menenangkan.
Iya vi,tenang aja.Lagian gak bakal hamil,gua jamin kata Ella.Seminggu lagi elu k
an mens.Kata Ella.Udah lah dev,om Eggy baik kok.Aku bisa gini aja kan sama om Eg
gy.Tambah ella menenangkan Devi.Akhirnya devi berhenti menangis.
Kami saling berpelukan sambil saling mengelus tubuh.Dev gimana rasanya tadi?Lain
kan?Kata ella nanya devi.Au ah.Timpal devi sambil mencubit tangan Ella.Lalu kam
i saling tertawa.Setelah itu,kami melanjutkan permainan kami,lebih hot dan seru.
Devi pun sekarang gak ragu lagi.Gila,kami maen mulai jam 5 sore sampe jam 9 mala
m.Sampe lupa makan tuh.Akhirnya,setelah puas,lalu kami mandi bertiga.Sungguh ind
ah.Aku dimandiin dua bidadari cantik.Andai aku gak janji pulang sama istriku,ten
tu pengen maen sampe pagi.
Kusuruh Devi pindah kosan jadi satu rumah sama ella.Dan dia pun mau.Tak lupa,aku
juga memperlakukan devi seperti ke Ella.Biarin aja dia maen di rumah,asal janga
n sama cowok aja.Ternyata mereka memang bisex.Sama cowok siap,sama cewek pun dia
mau.Aku sih seneng aja.
Ya,akhirnya aku punya peliharaan lagi.Tak lupa sebelum pulang kukasih gopek wat
uang jajan devi.
Dan tentunya hubungan kami pun tetap berjalan sampe sekarang.Untungnya kedua ist
riku gak sampe curiga.Dan semoga aja jangan sampe ketahuan.
Lucunya,kadang kalo sama istriku Nida nengokin ponakannya Ella ke tempat kontrak
annya,aku ngelakuin ngentotan sama Devi dan Ella pas ada kesempatan dalam kesemp
itan.Hehehehe.Dan sensasinya sungguh
sangat rua...r biasa.Si Devi sama si Ella kusuruh ikut KB.Ya biar dia gak hamil.
Lagian kasian kalo mereka hamil duluan.Masa mahasiswi PTN islam bisa bunting.Heh
ehehe.
Emang hidup harus dinikmati selagi ada kesempatan.Gila juga aku ini.Memek kakak
ipar pun aku gasak sampe punya anak.Hehehe.Pis ah.Tiada maksud apa2.Hanya sekeda
r ingin berbagi pengalaman aja.Moga terinspirasi.Bukankah berbagi itu amalan bai
k dan termasuk sedekah?Hehehehe.Ntar lah kubagi cerita dari pengalamanku yang la
in.Semoga berkenan di hati .
KUMPULAN KISAH DEWASA] egy the series 07 : kepergok selingkuh malah dpt dobel
fastest livescore
Mohon Maaf Suhu semua Ijin kan ane untuk copas cerita dewasa jilbab yang menurut
ane berfantasi tinggi dan layak di baca di forum ini, spesial trims untuk suhu
jhon allen atas cerita nya.
Dunia lendir memang gak bosen2 kalo dibahas.***** dah pada tahu,kalo bercinta al
ias ngentot itu sangat nikmat.Dan kenikmatan bercinta akan terasa lebih nikmat k
alo dilakuin sama selingkuhan.Betul apa betu....l???Hehehehe.
Akan kuceritakan kisah ngentotku sama selingkuhanku yaitu Teh Salwa seorang akhw
at istri dari kakak iparku Mas Fulan.Seperti yang pernah kuceritakan dalam kisah
ku ngentot teh salwa,aku masih terus melakukan perselingkuhan sampe sekarang.Bah
kan aku punya anak dari teh Salwa.
Siang itu,aku habis pulang dari Serpong untuk urusan bisnis.Karena bakal lewat P
amulang,iseng2 aku telpon Mas Fulan kakak iparku.Ya sekedar tanya kabar dan kalo
bisa pengen mampir gitu.Aslinya pengen ketemu Teh Salwa coz dah lama gak ketemu
.Hehehe,sekedar ingin menyalurkan hasrat kalo ada kesempatan.
Tapi mas Fulan lagi gak ada di rumah.Dia lagi ngedosenin katanya.Tapi kalo mau m
ampir,dateng aja.Coz di rumah katanya ada teh Salwa istrinya.Yes,yes,ye....s!!!.
In i yang kuharapkan.Jadinya aku bisa ngentot tenang bareng teh Salwa.
Sekitar setengah jam kemudian,aku nyampe di komplek perumahan tempat mas Fulan d
an teh Salwa tinggal.Tak lupa aku membawa oleh wat mereka terutama anaknya mas F
ulan,eh anakku lah buah perselingkuhanku dengan teh Salwa.
Setelah nyampe,aku pencet bel dan bilang salam.Assalaamu'alaikum!!!.Tak berapa l
ama ada jawaban wa'alaikum salam dari dalam rumah kemudian pintu pun terbuka.
Eh Eggy,ayo masuk.Sambutnya ramah.Dari mana Gy?Bareng Nafisah?Tanya dia.O...h,ha
bis dari Serpong teh,ada urusan bisnis.Nggak lah teh,Nafisah mah lagi di rumah.S
etelah duduk di kursi,teh Salwa bikinin aku minuman.Lalu sama2 duduk dan ngobrol
.Mang bisnis apaan Gy?Adalah,pokoknya lumayan kataku.Ni oleh wat Najif.Kataku sa
mbil ngasih bungkusan.Ah gak usah repot2 Gy.Gak juga teh,kan wat anakku.Jawabku
sambil cengengesan.Teh salwa nyubit pahaku.A...w,sakit teh.
Tadi Eggy habis dari Serpong,terus nelpon mas Fulan mo mampir,eh dia lagi ngajar
katanya.Ya udah aku mampir kesini aja,toh dia juga nyuruh.Kataku sambil pindah
duduk ke samping teh Salwa.
Sayang,aku kangen.Langsung kupeluk teh salwa dan kukiz pipinya.Egy,tenang dulu d
onk.Aduh,eggy dah kuangen banget teh.
Tanpa menunggu basa basi dulu,aku langsung menyergap teh Salwa.Dia sampe kewalah
an loh.Langsung kupeluk dia sambil kuremas2 teteknya dari balik gamisnya.Gy,nant
i ada orang!Kata dia dengan nafas berat.Ah biarin teh.Kan mas Fulan lagi ngajar
ngedosenin.Tukasku.
Tanpa menunggu lama,aku langsung menarik rok dia keatas.Kuremas memeknya dari ba
lik CD-nya.A....h,sshhh!Teh Salwa mendesah dan mengerang.Pelan2 donk Eggy.Kata T
eh Salwa.Eggy dah gak kuat teh,kangen banget ma teteh.Dah lama kita gak ngentot
sayang.Kataku sambil menarik dan melepas jilbab dan gamis dia.Setelah dia telanj
ang,aku membaringkan dia di sofa.Tanpa menunggu lama,aku langsung menjilati selu
ruh badan dia.Dengan terburu2 aku pun melepas semua pakaianku.
Kubuka kedua paha dia dan langsung aku menyerbu memeknya.Kujilati memeknya dan k
usedot itilnya.A....h,mmmhh,sshhh,o.. ..h,terus saya....ng!Teh Salwa merintih da
n mengerang mendapatkan serangan dari aku.
Lalu,tanpa menunggu lama aku menindih dia dan mengarahkan kontolku ke lobang mem
eknya.Aku menggesek2 dulu sebentar,lalu slep,blez.Kontolku langsung ilang ditela
n memek teh Salwa.A....h,nikmat banget.Memeknya tetep sempit dan peret men.Maklu
m dia lahiran lewat cesar.
Kudiamkan kontolku sejenak merasakan kedutan dan remasan memek teh Salwa.Lalu ak
u mulai memompa kontolku.Plok plok plok.Suara paha kami beradu.A.....h,ssshh,yan
g kenceng saya....ng!Teh Salwa mengerang dengan keras merasakan nikmatnya sodoka
n kontolku.Kami terus bergumul.Entah berapa kali teh Salwa dapet orgasme.Yang je
las aku belum.
Sekitar 15 menit kemudian,aku pun menyusul mau orgasme.Sayang,egy mau dapet neh!
A...h,terus sayang,yang kence...ng!Teh Salwa berteriak kenceng.Aku pun semakin m
empercepat sodokanku.A...h,o...h,saya.... ng,eggy mo nyampe ne..h!Aku juga saya.
..ng!Lalu,se...r.Crot crot crot.Kontoku memuntahkan laharnya dengan banyak dalam
memek teh Salwa.Teh Salwa memelukku dengan erat.Kedua kakinya mengapit kuat di
pinggangku.Kami menikmati sisa2 dari orgasme kami.Kami saling berpelukan dengan
lemasnya.
Sedang asyiknya kami begitu,tiba2."Astaghirulla.... h!!!Tete....h!!!Lagi ngapain
kalia....n???!!!.Kami terperanjat dan bangun.Kulihat di depan ada seorang cewek
cantik berdandan akhwat sambil bertolak pinggang.Ampyu....n!Kacau deh!
Ampyu....n,kiamat kubro ne.Teh Salwa gak bisa ngapa-ngapain.Wajahnya merah padam
.Dia bagaikan patung aja.
Astaghfirullaah!Bener2 gak nyangka.Ternyata teteh lebih dari bintang.Kata si cew
ek berapi2.Teh salwa gak ngejawab.Dia malah menangis.Hey kamu!Dasar baingan,bina
tang kamu!!Katanya ke aku.Bener2 kalian.Gak tahu malu.Katanya lagi.
Maafin teteh de,teteh khilaf.Katanya sambil merangkul cewek itu.Ternyata dia adi
knya teh salwa.Teteh gak tahu malu.Bener2 binatang.Aisyah gak bakal maafin teteh
.Katanya sambil mendorong salwa.
Aku hanya melongok aja menyaksikan itu.Ya dah mati kutu waktu itu.
Siapa itu?Kata si Aisyah sambil menunjuk ke arahku.Ampun ais,jangan bilang sapa2
.Teteh bener2 khilaf,tadi dia memaksa teteh.Dia adik ipar mas fulan.Biadab kalia
n!Katanya lagi.
Lalu Aisyah menuju ke arahku.Plak,plak.Pipiku kena tampar dia.Syetan kamu.Tega b
ener kamu ngotorin kakak iparmu sendiri.Timpalnya.Anjrit.Denge r gitu aku panas
juga.Enak banget dia bilang gitu.Salwa lagi.Bilang dipaksa sama aku.Pas dia mau
nampar aku lagi,langsung kutangkap tangannya.Kepalang tanggung dah.Fikirku.Eit,j
angan gitu cantik.Tangan mu lembut banget ya.Syeta...n,lepasin tanganku.Kata dia
sambil berusaha menarik tangannya pengen lepas.
Hey cantik.Tanya kakakmu.Gue bermain sama2 senang tau.Ibli...s,lepaskan tanganku
.Katanya lagi.
Fikiranku dah gelap.Dah kepalang tanggung.Mending kugarap sekalian.Fikirku.Langs
ung kutarik dia ke sofa.Dia berusaha terus ingin lepas.Tangan kirinya berusaha m
encakar mukaku.Tapi apa daya men.Tenaga cewek.Gini2 gue juga sabuk item karate s
ama taekwondo.
Udah kutarik dan langsung kutindih dia.Syeta....n,lepasin aku jahannam.Dia teria
k2 sambil berusaha ingin lepas.Udah diem cantik.Sebentar lagi kamu bakalan dapet
yang enak.Timpalku.Tiba dia menggigit tanganku.Syetan.Sakit juga.Langsung aja d
engan reflek kuhantam lehernya.A....kh.Dia pingsan men!Kubaringkan dia di sofa.
Adik mu teh?Tanyaku sambil melirik teh salwa.Tiba2 plak,plak,salwa menampar muka
ku,bajingan kamu Eggy.Kata dia sambil menangis.Udah lah teh.Toh kita dah ketahua
n.Iya,gara2 kamu,hancur keluargaku.Gimana kalo dia bilang mas fulan?Isak Salwa.
Tenang aja sayang,eggy jamin gak bakal sampe ketahuan,tenang aja say.Aku tertawa
ngehkeh ke teh salwa.Mau ngapain kamu eggy?Tanya teh salwa pas melihatku mendek
at ke arah Aisyah adiknya yang terbaring pingsan di sofa.Hehehe,mau ngasih yang
enak adikmu.Tiba2 teh salwa memegang dan menarik tanganku.Jangan eggy!Jangan kau
rusak adikku.Kata teh salwa memohon dan menghiba.Sudah kamu diam aja.Kamu mau k
eluargamu hancur?Apa mau dia ngoceh dan ngomongin kita selingkuh?Bisa dipenjara
kita nanti.Gua kagak apa2,tapi kamu!!Mau nama baik kamu sebagai ustazah hancur?B
entakku ke teh Salwa.Tapi eggy,kata teh Salwa.Sudah diam aja.Liatin,eggy jamin d
ia gak bakal ngoceh.Timpalku.
Lalu aku duduk samping sofa.Kuperhatikan aisyah yang lagi terbaring pingsan.Ambo
y,cantik banget.Idungnya mancung.Bulu matanya brow,lentik banget.Wajahnya itu lo
h,cantik khas indo Arab persis kek kakaknya salwa.Bedanya dia masih langsing coz
masih 20tahun.Kupandangi wajahnya yang cantik,lalu kucium bibirnya.Anjri...t,se
ge banget.Lalu kuambil HP dan siap merekam.Eggy,mau ngapain kamu?Tanya salwa.Sud
ah kamu diam aja.Kamu mau ketahuan kalo kita selingkuh?Bentakku.Tenang aja.Aku g
ak bakal ngapa2in adikmu.Jawabku.Kesini aja,bantuin aku.Mesti ngapain aku gy?Tim
pal salwa.Udah,pegangin ne hp.Kamu rekamin aja.Eggy mau nelanjangin dia wat dire
kam.Biar bisa ngancam dia supaya diam gak ngoceh ke orang2 dan suami kamu.Eggy,k
amu janji ya gak bakal ngapa2in adikku.Kata salwa.Iya,sudah kamu rekam aja.Timpa
lku.
Ya karena mungkin fikiran salwa juga dah gelap,mau aja dia kusuruh ngerekam.Mung
kin karena takut ketahuan dan imej dia yang ustazah takut hancur kali.Hehehehe.J
adi syetan juga dia mau bantuin gue ngegagahin adiknya.Lalu kutarik dan kulepas
jilbabnya aisyah.Anjri....t,cantik banget euy dia tanpa jilbab.Rambutnya hitam p
anjang tapi ikal.Persis Salma Hayek euy.Aku sampe menelan ludah ngelihat leher d
ia yang jenjang.Kusuruh Salwa untuk merekam setiap yang aku lakukan.Lalu aku mel
epas seluruh gamisnya dan sekarang Aisyah tinggal memakai BH dan Cd.Alama....k!P
utih dan mulus banget kulitnya.Kuusap2 seluruh tubuh dia.Begitu lembut dan licin
.Pas kutarik BH nya,ambo...y,sekel banget brow.Teteknya bulet kek apel.Putingnya
warna pink kecoklatan.Urat2 hijau kelihatan saking putih kulit teteknya.Salwa t
erus merekam setiap yang aku lakukan.Lalu aku mulai meremas dan menjilati tetekn
ya Aisyah.Wa....h,nikmat betul.Ukurannya lumayan besar,34D.Kucupangi tetek dan l
ehernya.Lalu jilatanku terus turun ke perutnya.Wa....w,bener2 lembut dan licin k
ulitnya.Aku memberi isyarat Salwa supaya terus merekam.Kecupan dan jilatanku akh
irnya sampe kebawah ke pangkal pahanya Aisyah.Sejenak kupandangi memek Aisyah ya
ng masih terbungkus CD warna krem.Gila,memeknya tembem banget.Tampak jembutnya m
embayang di celdamnya.Lalu kucium dari luar.Mmmhh,memeknya wangi banget men.Kuhi
rup aroma yang keluar dari memek aisyah.Salwa terus merekam setiap apa yang kula
kukan sama adiknya yang lagi pingsan.
Lalu aku menarik dan melorotkan CD Aisyah kebawah.Subhaanallaah!Begitu indhnya.M
emeknya diselimuti jembut yang tebal tapi tertata rapih.Mungkin dia rajin merawa
tnya.Sejenak aku pandangi memeknya itu.Nafasku dah gak karuan.Tapi aku berusaha
mengatur nafasku itu.
Kuusap-usap pahanya yang putih lembut
Wow,halus banget!Kuelus dan kuusap2.Licin banget.Betisnya penuh bulu2 halus.Lalu
kujilatin mulai dari kakinya keatas.Rasanya nikmat banget.
Kubuka dan kurenggangkan kedua paha Aisyah.Kini dihadapanku terpampang lobang ke
nikmatan Aisyah yang aku yakin belum terjamah lelaki manapun.Lobangnya berwarana
pink kecoklatan berbalut bulu jembut hitam nan lebat.
Sejenak aku pandangi.Lalu aku menyibak labia mayoranya.Anjri...t,lobangnya sempi
t banget.Pasti nikmat kalo kontolku bisa bersarang didalamnya.Kuusap2 dengan jar
iku.Dalam pingsannya sepertinya Aisyah merasakan nikmatnya memeknya kuusap2.
Kumainkan dan kupilin2 itilnya.Jakunku dah naik turun.Nafasku terasa berat terba
wa birahi.Lalu mulutku hinggap di lobang kenikmatan Aisyah.Kujilati lobangnya de
ngan lidahku.Terasa asin2 gurih.Memeknya wangi sabun sirih.Menambah gairahku tuk
terus menjilatinya.Pas kusedot itilnya,tiba2 dari memek Aisyah keluar cairan ke
ntel berbau agak anyir dan rasanya asin2 sepet.
Mungkin dia dah orgasme walaupun dia pingsan.Kini memeknya dah semakin basah ole
h cairan yang habis kujilati.Lobang memeknya yang merah merekah kini tampak meng
kilat.Aku dah gak mikirin teh Salwa ngerekam kegiatanku apa kagak.Yang jelas aku
lagi terhanyut dalam kenikmatan menjilati memeknya Aisyah.
Waktu kukobel memeknya dengan jariku,tampak pantat Aisyah bergerak2.Seakan ikut
mengimbangi jilatanku.
Kemudian aku memindahkannya kebawah diatas karpet persia yang tebal dan lembut.
Kulihat teh Salwa yang merekam kegiatanku sepertinya ikut terlarut dan terhanyut
.Sepertinya dia mau ikut.Tapi kubiarkan aja.
Kuambil bantal dari sofa dan mengganjal pantatnya Aisyah.Kuremas pantatnya yang
cukup semok.
Kini aku dah bersiap,kuarahkan kontolku tepat di lobang memek Aisyah.Eggy,kamu m
au ngapain?Tanya teh Salwa.Tenang aja sayang.Eggy cuman menggesek2nya doang.Jawa
bku.Teru aja rekam.Tambahku.
Lalu aku mulai menggesek2 kontolku.A....h,nikmat banget.Memek Aisyah pun semakin
basah dan licin aja.Terasa lobang memeknya berkedut2.
Sambil menggesek2 kontolku,aku meremas teteknya yang sekal.Sesekali aku menyedot
putingnya.Lehernya yang jenjang habis kujilat dan kucupang.Begitu juga kedua pa
yudara Aisyah.Tampak bekas berwarna merah hasil cupanganku.
Aku gak peduli,walau teh salwa melarangku untuk memasukkan kontolku kedalam meme
knya Aisyah.Aku terus berusaha menggesek2 kontolku dan menekannya masuk pelan2.
Biar teh salwa gak curiga,kusuruh dia merekamku dari depan.
Sapa yang tahan,kalo kontol dah tepat diatas lobang memek.Begitu juga aku.Secara
perlahan,sambil menggesek2 kontolku di memeknya,aku juga menekan kontolku biar
bisa masuk.Gila,memeknya sempit banget men.Beberapa kali kontolku meleset.
Tapi untungnya memek Aisyah dah licin dan becek oleh cairan.Hingga sambil merema
s dan menjilati teteknya Aisyah,tangan kiriku tetap membantu dan mengarahkan kon
tolku supaya tepat di lobang memeknya dan membantu kontolku menerobos masuk.
Kini kontolku dah masuk sebatas helemnya.Gila,sempit banget.Dan terasa seperti a
da yang menghalangi.Mataku merem melek merasakan kehangatan memek Aisyah yang be
rkedut2 meremas2 kepala kontolku.Sambil mengalihkan perhatiannya teh Salwa supay
a dia terus merekam,aku berusaha terus menekan kontolku supaya terus masuk.
Secara perlahan tapi pasti,dengan menekan kuat pantatku kedepan,akhirnya kontolk
u bisa masuk setengahnya.A...h,nikmat banget.Memeknya terasa semakin meremas2 ko
ntolku.Lalu dengan hentakan keras,akhirnya kontolku berhasil masuk seluruhnya.Ku
diamkan sejenak kontolku didalam memeknya.A...h,terasa kontolku direms2 dan meme
k Aisyah seperti menyedot kuat kontolku.
Aku dah gak peduli sama teh Salwa.Kini aku mulai memompa keluar masuk kontolku.E
ggy,kamu masukin ya?Tanya teh Salwa.Aku gak jawab.Malah aku semakin kenceng memo
mpa keluar masuk kontolku.Mataku merem melek merasakan nikmatnya jepitan memek A
isyah.Aku semakin kenceng menggenjot kontolku.Gak ku dengar teriakkan teh salwa.
Aku larut dalm nikmatnya ngentot memek Aisyah yang perawan.
Sekitar tujeh menitan lebih aku menggenjot kontolku keluar masuk.Aku merasakan s
esuatu akan keluar dari kontolku.Maka aku semakin cepet dan kenceng memompa kont
olku.Dan sedetik kemudian diiringi erangan kenikmatanku,A....h,ser,crot crot cro
t.Kontolku memuntahkan laharnya dengan banyak dalam liang kenikmatan Aisyah.
Lalu aku ambruk lemas diatas tubuh Aisyah.Gak kuhiraukan teh Salwa yang marah da
n memukuli badanku.Aku masih merasakan sisa2 dari orgasmeku.
Setelah kontolku lemas dan keluar sendiri dari memek Aisyah,aku terduduk lemas s
amping tubuh aisyah yang tertidur pingsan.
Tiba2 plak plak,teh salwa menampar kedua pipiku.Gila kamu Eggy.Adikku kamu emba
juga.Katanya sambil terisak dan emosi.Kubiarkan aja dia berceramah.Lalu kuhampir
i dia dan kupeluk lalu kukiz.Sudahlah sayang.Toh semua dah terjadi.Teh salwa mem
ukul2 tubuhku.Langsung aja kutindih dia.Dia berusaha berontak ingin lepas sampe
hp yang tadi dipake merekan terlepas.Untung jatuh ke sofa.Sempat khawatir juga h
p nya rusak.Gimana kalo rusak.Ntar rejamannya hilang.Lalu kutindih teh salwa dia
tas sofa.Tampak dia berontak.Tapi gak kupedulikan.Terus kuremas dan kukobel meme
knya.Walau kontolku masih agak lin dan lemas,aku tetap merangsang teh Salwa
Kutindih teh salwa diatas sofa.Kuremas teteknya dan kukobel memeknya.Tampak dia
mulai terangsang.Langsung kulebarkan kedua pahanya,dan langsung kutusuk memeknya
dengan kontolku.
Aku gak memberi kesempatan jeda.Langsung kupompa dan kugenjot kontolku dengan ri
tme cepat.Mendapat serangan cepat dan mendadak membuat teh salwa gelagapan.Tapi
tusukan kontolku sekarang membuatnya merem melek.Mulutnya gak berhenti merintih
dan mengerang.Saya....ng,terus sayang,ena....k,a....h,mmmhh o...h.
Pantat teh salwa bergoyang mengimbangi sodokan kontolku.Badan kami dah basah ole
h keringat.Entah berapa kali teh salwa mendapat orgasme.Sedang aku terus menggen
jot memeknya.Aneh juga aku lama sekali orgasme.Mungkin karena dah 2x maen sama t
eh salwa dan ngentot Aisyah.
Teh salwa sampe ampun2an karena dah gak kuat.Saya....ng,udah sayang.Teteh dah ga
k kuat.Namun aku terus menggenjot kontolku.Saya...ng,kamu jaha....t,udah saya...
.ng.Teh salwa memohon2 agar aku udahan.Tapi kubiarkan aja.Sekitar 20menit aku me
nggentot memek teh salwa.Terasa sesuatu mau keluar dari kontolku.Maka aku semaki
n mempercepat sodokanku.Terdengar kecipak dan suara plok plok plok.Dan pada hent
akan terakir.Seiring eranganku,a....kh,eggy nyampe te...h!Ser.Crot crot kontolku
memuntahkan laharnya.Gak sebanyak tadi waktu pertama ngentot sama teh salwa.Dan
ngecrot banyak sekali pas ngentot memek aisyah.Mungkin dah abiz kali.
Aku jatuh lemas diatas tubuh teh salwa.Dia memelukku dengan erat.
Setelah agak lama,aku mencabut kontolku dan duduk di sofa samping teh salwa.
Tiba2 teh salwa bangun,dan plak plak.Pipiku ditamparnya.Gika kamu eggy.Bener2 be
jat.Udah kakaknya,adiknya kamu embat juga.
Udahlah sayang.Toh semuanya dah terjadi.Lagian kalo gak gitu,kita bakal ancur.Gi
mana kalo dia bilang mas fulan?Terus gimana kalo dia bilang ayah ibumu?Bisa ancu
r kita.Aku sih gak apa2.Tapi imej kamu yang ustazah gimana?Teh salwa akhirnya di
am.
Udah sayang,sekarang bantuin aku beresin adikmu.Mau kamu gimanain lagi Eggy?Udah
bantuin aja.Ambilin air anget sama anduk kecil.Kataku.Teh salwa akhirnya ke dap
ur menyiapkan air hangat.Pas dia lagi kedapur,aku ngeliatin tubuh aisyah yang la
gi pingsan.Gila nafsuku bangkit lagi men.Maka aku langsung menindih dia.Pas kubu
ka pahanya,kulihat di s*****kangannya ada bercak darah bercampur peju.Tanpa bany
ak cingcong,kuarahkan kontolku yang udah bangun ke lobang memeknya.Gak seperti p
ertama tadi,kini kontolku dengan mudah masuk memek aisyah.Slep,blez.A....h.Memek
m u enak banget aisyah.Beruntung sekali aku bisa ngentot memekmu yang perawan.
Pas aku lagi genjot memeknya Aisyah,teh salwa dateng dari dapur dengan membawa s
ewadah air hangat dan handuk kecil.Eggy,ngapain kamu?Udah sini sayang.Ayo gabung
aja.Nggak ah.Bejat kamu eggy.Udah sayang ayo sini.Akhirnya teh Salwa mau juga.M
emang nafsu sex teh salwa sangat besar.Dia menaruh wadah dan handuk di meja.Lalu
dia nyamperin kami.Sambil terus aku menggenjot memek aisyah,aku melakukan frenc
kiss sama teh salwa.Memeknya kukobel dengan tangan kananku.5menit kemudian,konto
lku mau keluar lagi.Memang memek aisyah super sempit dan peret.Walau dia lagi pi
ngsan,tapi kontolku seakan diremas2 dan disedot2 memeknya.Beda sama memek teh sa
lwa yang udah turun mesin.Maka pada genjotan terakhir,kontolku memuntahkan lahar
nya.Teh salwa pun mengejang tanda orgasme karena kobelanku dimemeknya sangat cep
at dan tepat di gispotnya.
Setelah puas,aku dan teh salwa membersihkan tubuh aisyah dengan air hangat.Lalu
kami memakaikan gamisnya dan jilbabnya dengan rapi.Aku dan teh salwa pun mandi b
areng.Setelah itu kami pun sama2 berpakaian.Lalu kami keruang tamu lagi tuk meli
hat Aisyah.
Kulihat dia masih pingsan bro.Hantamanku tadi tepat di tengkuknya.Memang dulu pa
s belajar karate,aku berlatih cara melumpuhkan lawan.Kemudian aku memijit dia.Da
n ketika minyak angin kuarahkan ke hidung aisyah,akhirnya dia siuman.
Dia yang kududukkan di kursi menatap kami berdua.Tiba-tiba dia terbangun dan men
uju ke arahku mau menamparku.Tetapi dia Limbung dan hampir terjatuh.Beruntung ak
u cepat menangkap dia.Bajingan lepaskan aku.Najis aku kena tanganmu.Kata dia.
Kenapa kamu cantik?Jangan marah2 donk.Kataku sambil cengengesan.Kalian berdua bi
ntang,syetan.Kata aisyah.Teh salwa nunduk dan diem.Awas,aku bakal ngomong sama m
as fulan.Sama abi dan umi juga.Kata Aisyah mengancam.
Siapa yang bejat sayang?Tanyaku sambil cengengesan.Kamu Eggy.Bener2 bejat kamu y
a.Beraninya kamu merusak kakakku.
A...h,kata siapa sayang.Tanya aja sama tetehmu.Apa mas Eggy maksa.Timpalku sambi
l ketawa.
Lalu aku mengambil hp dan membuka file rekaman tadi.Aisyah sayang,kalo kamu mau
bilang sama mas fulan silahkan.Sama abi umi juga silahkan,tapi lihat dulu ini.Ak
u memperlihatkan rekaman tadi sama Aisyah.Tiba2 dia jatuh duduk karena lemas.Waj
ah dia pucat pasi.
Aisyah sayang,apa kamu gak merasakan perih di memekmu?Tanyaku sambil cengengesan
.Udah,tinggal bilangin aja.Tapi kamu juga bakal ikutan loh.Aku balik mengancam.
Lalu aku keluar rumah sebentar untuk menaruh hp di mobilku.Kemudian aku masuk la
gi.Kulihat teh salwa terdiam.Sedang aisyah menangis sambil tangannya memukul2 so
fa.
Udah aisyah diam.Kamu jangan menangis.Awas kalo kamu macam2.Videonya akan mas eg
gy sebar.Semua orang bakal tahu.Terutama teman2 kampusmu.Ancamku.Udah nurut aja.
Tenang,mas Eggy bakal tanggung jawab kalo kamu ada apa2.Tukasku.Tanya aja tetehm
u.Mas Eggy dah lama selingkuh ma dia.Bahkan keponakanmu bukan anaknya mas fulan.
Dia darah daging mas Eggy.Mendengar ini teh salwa diam menunduk.Aisyah terdiam k
aget.Udah,sekarang ikutin aja kemauan mas eggy.Mas eggy juga tetep tanggung jawa
b ngurusin dan biayain teteh kamu.
Kuhampiri Aisyah.Tampak air matanya berlinang.Teh salwa tetap diam dan membisu.K
utatap wajah dia.Tapi dia memalingkan mukanya.Tampak dia sangat marah dan benci.
Tapi kupegang kepalanya dan kuusap2.Ku tatap matanya dan kupegang dagunya.Udah s
ayang,tenang aja.Mas Eggy bakal tanggung jawab.Lagian mas Eggy juga suka sama ka
mu.Asal kamu nurut,mau apa aja mas eggy kasih.Tapi kalo macem2,liatin aja.
Lalu kukecup keningnya.Dia gak menghindar.Ya mungkin dia takut ancamanku.Teh sal
wa diem aja sambil ngeliatin kami.
Lalu kupeluk aisyah dari samping.Dia tampak mau nolak,tapi kubisikin,inget ya Ai
syah sayang,kamu harus nurut.Apa boleh buat.Gak ada pilihan lagi wat dia.Bahkan
ku ancam,kalo mau bunuh diri juga silahkan.Tapi inget,kamu tahu juga kan hukumny
a?Kataku sambil ketawa.
Sekarang bukain pakaian mas Eggy,cepa...t!Bentakku.Kini Aisyah bener2 menuruti p
erintahku.Teh salwa cuman terisak melihat adiknya kuperlakukan begitu.Tapi dia g
ak bisa ngapa2in.Gak punya kuasa men!
Ketika kulihat jam dinding,gila dah pukul dua.Aku sempet kaget juga.Lalu aku bil
ang ke teh salwa.Sayang,telponin suamimu kapan dia pulang.Pura2 aja mas Eggy pen
gen ketemu.Teh salwa menuruti perintahku.Dengan nada bicara yang datar seakan ta
npa dosa dia nlp mas fulan suaminya.Ternyata jawabannya dia gak bisa pulang cepa
t.Sebab di kampusnya ada rapat dan seminar.Paling tidak juga pulangnya jam 9/jam
10 malam.Dia minta sampein maaf sama aku karena gak bisa nemuin.
Yes,yes,ye....s.Itulah yang kuharapkan.
Setelah aisyah melepas pakaianku sehingga tinggal aku memakai CD,aku meminta dia
duduk di samping kananku.Begitu juga,aku meminta salwa duduk disamping kiriku.B
ener2 kanan kiri oke gan.Aisyah,bukain CD mas Eggy!Dengan agak ragu2 dia menarik
CD Raiderku kebawah.Dia tampak terkejut melihat kontolku yang gede dan berdiri
tegak.Kenapa sayang,kamu suka ya?Dia diem aja.Lalu kusuruh dia ngemutin dan ngoc
ok2 kontolku.
Begitulah kawan,biar gak kepanjangan.Akhirnya Aisyah takluk juga.Kami akhirnya b
isa bermain threesome sama kakak beradik.Setelah tahu nikmatnya ngentot,akhirnya
Aisyah bermain sangat liar dan ganas.Dibarengin ganasnya permainan kakaknya teh
salwa.Aku sampe kewalahan.Jam6 sore kami berhenti bermain.Setelah puas,aku lalu
pulang.Berikutnya,dua hari kemudian aku nelpon aisyah dan kami menghabiskan mal
am yang indah di villa daerah cibodas.Sekarang gak ada paksaan lagi waktu bercin
ta.Setelah satu bulan aku sempat khawatir kalo dia hamil.Eh ternyata tidak.Maka
pada masa awal dia mens,aku menyuruhnya ikut suntik KB yang 3bulan.Biar gak was2
kalo maen.Selama hampir dua tahun aku selingkuh sama kakak iparku teh Salwa dan
adiknya Aisyah.Setelah itu,aisyah dapat jodoh dan menikah setelah lulus.Dia dib
awa suaminya pergi ke Batam.Sebelum dia menikah,kami bermain dulu sama dia sampe
puas.Tentu di rumah kakaknya teh salwa.Dan kami maen bertiga.
KUMPULAN KISAH DEWASA JILBAB] egy the series 08 : Munifah guru ngaji anakku
fastest livescore
Mohon Maaf Suhu semua Ijin kan ane untuk copas cerita dewasa jilbab yang menurut
ane berfantasi tinggi dan layak di baca di forum ini, spesial trims untuk suhu
jhon allen atas cerita nya.
Gak kerasa usia si cikal anakku dari Nida istri pertamaku dah hampir 6 tahun.Dan
istriku Nida nyekolahin Nazril anakku di RA/TPA.
Dan untuk semakin menunjang pendidikan anakku,istriku Nida memanggil guru prifat
ngaji untuk anakku.
Abi,mulai maghrib nanti,kita bakal kedatangan guru ngaji buat si Nazril,biar nga
ji dia semakin bagus.Begitu kata istriku.Ya sudah,terserah ummi aja.Jawabku.Mema
ng selama ini aku terlalu sibuk bisnis dan usaha.Sehingga,untuk urusan pendidika
n anak,aku kurang memperhatikan.Untung istri2ku sangat perhatian terhadap anak2k
u.
Setelah berjamaah maghrib,agak lama kemudian,tiba2 terdengar bel berbunyi.Istrik
u Nida yang bukain pintu.Aku anteng aja liat berita di TV.Lagi anteng liatin TV,
eh ada yang bilang salam.Assalaamu'alaikum!Pas kutengok dan kujawab salamnya,ala
ma....k,disamping istriku berdiri seorang gadis ayu dan anggun dengan jilbab dan
gamisnya.Wa'alaikum salam.Jawabku.
Abi,ini yang ummi ceritakan tadi.Ini guru ngajinya Nazril.Namanya Munifah.Kata i
striku.O...h,ini guru ngajinya ya.Mas Eggy mah cuman bisa bilang nitip dan ajari
n Nazril aja ya sampe pinter ngaji.
Setelah itu,istrku mengantar ke ruang belajar anakku untuk mengajarinnya ngaji.G
ila,kirain laki,ternyata bidadari yang mrifat anakku ngaji.Batinku.
Aku ngelanjutin nonton berita di TV.Munifah mungkin langsung ngajarin anakku nga
ji.
Gak terasa,waktunya sholat isya.Setelah semua selesai berjamaah di mesjid dekat
rumahku,kami langsung menuju ruang makan.Ya kata istriku,biar semua kenal dan ga
k kaku sama guru ngajinya Nazril.
Pas lagi makan,kuperhatikan si Munifah ini.Dia sangat cantik gan.Hidung mancung,
mata lentik,bibir mungil dan seksi.Merah asli tanpa lipstik.Dan kalo senyum,ambo
...y,ada lesung pipitnya.Kulit wajah dan tangan dia sangat putih.Ini yang membua
t aku membayangkan bagaimana kalo pas dia telanjang.Ngeres lagi dah.Hehehe.Meman
g pesona wanita bergamis dan berjilbab selalu membuat rasa penasaran yang sangat
.
Setelah makan malam,lalu kami ngobrol sebentar.Ternyata Munifah ini sangat mandi
ri.Dia lalu menceritakan dirinya.Munifah ternyata masih kuliah semester 4.Dan un
tuk membantu kuliahnya,dia menjadi guru TPA dan memberi prifat anak2 ngaji.Seper
ti yang dia lakukan sama anakku.Dia salah satu alumni sebuah ponpes modern di ja
wa timur.
Setelah itu,lalu dia pamitan.Abi,anterin iffah ke kosan dia ya.Biar gak diganggu
in anak2 kampung.Kata istriku.Deket kok.Seperempat jam.Tambah istriku.
Yah,walau malas beranjak,kalo disuruh nganterin bidadari mah,sapa yang mau nolak
.Sapa tau nanti ada jalan dan kesempatan.Hehehe.
Kuanterin dia pake motor aja,biar cepet.Setelah ngidupin motor,lalu aku suruh di
a naik.Ya...h,kampret,kirain dia naik motor mau nemplok.Ternyata duduk dia nyamp
ing.Tapi lumayan,untuk pertama mah.Hehehe.Daripada lumanyun.
Setelah seperempat jam dan melalui jalanan gang,akhirnya nyampe juga ke tempat k
os dia.Ternyata dia kos di rumah Ust Syafi'i saudaranya yang suka ngisi pengajia
n di mesjidku.Pantes saja istriku minta si munifah mrifat anakku ngaji.Begitu to
h ceritanya.Setelah basa basi,aku langsung pamit sama beliau.
Sepanjang perjalanan pulang,aku keingetan sama si Munifah ini.Parfum yang dia pa
ke,masih tercium brow.Fikiran kotorku membayangkan,andai aku bisa ngerasain tubu
h dia,dukh nikmat kali.
Entah mengapa,aku suka sama cewek berjilbab.Apa lagi kalo yang berdandan kek akh
wat,suka bikin penasaran.
Begitulah,dah sebulan Munifah memberi prifat ngaji anakku.Semakin kuperhatikan,a
ku jadi tambah kesengsem dan tertari sama dia.Tertarik pengen ngerasain tubuhnya
.Hehehe
Suatu hari,kalo gak salah hari Selasa sekitar jam dua siang,Istriku Nida dapet t
elpon penting.Katanya ada acara mendadak.Karena begitu pentingnya,hingga dia ter
buru-buru pergi.Ada urusan keluarga.
Karena Nazril anakku sorenya harus belajar di TPA,terpaksa gak ikut.Nida cuman n
elpon ke toko nyuruh cepet pulang biar nemenin anakku.Pas kebetulan hari itu gil
iran di rumah Nida.
Akhirnya aku cepet pulang langsung menuju rumahku.Sesampainya di rumah,kulihat N
azril lagi nonton TV.Assalaamu'alaikum!.Wa'alaik umsalam jawab anakku.Aa,ummi ka
pan berangkatnya?Tanyaku.Barusan bi,katanya disuruh ke rumah nenek.Jawab Nazril.
Lho kamu gak ikut sama ummi?Nggak bi,kan Nazril harus sekolah TPA dan nanti ngaj
i sama teh Iffah.Jawab anakku.Ya sudah,abi mau mandi dulu.
Setelah jamaah ashar,Nazril pergi ke TPA.Dia pulang biasanya jam 5 sore.Memang a
ku terlalu sibuk usaha,so jadi kurang perhatian sama anak.Nida gak mau ngambil p
embantu lagi.Katanya biar jadi ibu rumah tangga sejati jawabnya.Ya begini ni jad
inya.Pas kutelpon Nida ada urusan apa,jawabnya ibunya lagi sakit dan lagi dirawa
t.Kemungkinan dia gak bisa pulang.Terus besoknya aku disuruh dateng setelah si N
azril sekolah TK.Ya sudah jawabku.
Menj***** maghrib,Munifah dateng ke rumahku.Biasa mau prifat ngaji anakku.Dia su
ka sholat maghrib berjamaah di mesjid dekat rumahku dengan istriku kemudian ngaj
arin ngaji anakku.
Assalaamu'alaikum.Iffah memberi salam.Wa'alaikumsalam jawabku sama anakku.E...h
dek Iffah,ayo masuk.Sambutku.Setelah duduk sambil nunggu datangnya maghrib,kami
ngobrol sebentar.Lho,mbak Nida nya kemana mas?Tanya Munifah atau Iffah panggilan
nya.O...h,ummi Nazril tadi berangkat ke Tangerang,ibu sakit mendadak.Jawabku.Lho
mas sama Nazril gak ikut?Tanyanya lagi.Enggak Fah,kan sayang gak ikut TPA sama
prifat ngaji sama kamu.Paling besok habis pulang sekolah Nazril jawabku.O...h gi
tu mas.Kata Iffah.Iya Fah,ya sudah,sekarang ke Mesjid dulu jamaah.Dah adzan.Kata
ku.
Lalu kami bertiga menuju mesjid.Pas lagi sholat berjamaah maghrib,eh turun hujan
.Pertama gerimis.Untung aja,pas udahan jamaah,hujan belum gede.Lagian jarak dari
Mesjid ke rumah cuman 20meteran lah.Lalu kami langsung menuju rumah.Iffah dan N
azril langsung ke ruang belajarnya untuk belajar ngaji.
Diluar hujan tambah deres aja.Aku ke dapur wat nyiapin makan.Untung aja Nida pas
pergi dah nyiapin lauk pauknya.Jadi kami tinggal makan aja.
Sambil nungguin Iffah dan Nazril selesai ngaji,aku nyalain TV.Mereka selesai bia
sa pas waktunya Isya.Diluar hujan semakin deres aja.Wah kampret juga.Alamat ding
in neh.Mana Nida pergi lagi.Tapi sejurus kemudian,terlintas dalam fikiranku si i
ffah.Wa...h,kebetulan ne.Nida lagi gak ada.Semoga aja hujan gak berhenti dan tam
bah deras,so aku gak usah nganterin iffah pulang.Moga aja dapet kesempatan bisa
berduaan sama Iffah.Hehehe.Syetan dah ngasih jalan dan gambaran aja neh.Wkwkwkwk
.
Sekitar jam 7 lebih dah,pas waktunya isya.Iffah dah Nazril selesai ngaji.Biasany
a kalo gak hujan,kami berjamaah isya di mesjid.Karena hujan,aku ngajakin makan m
alam mereka.
Iffah,diluar hujan deras,ayo kita makan malam aja dulu ya.Biar nanti pas hujan b
erhenti,mas Eggy langsung nganter pulang.A...h,gak usah mas.Makasih.Iffah dah ke
nyang.Jawabnya.Padahal aku tahu,dia gak enak coz gak ada istriku.Tapi dengan sed
ikit paksaan dan ajakan,akhirnya dia mau juga.Aku bilangin kasihan Mbak Nida yan
g dah capek2 nyiapin makanan.
Kami langsung ke ruang makan.Kulihat Iffah seperti gak nafsu makan.Apa lagi pas
dia tahu kalo aku suka liatin dia terus.
Memang cantik ni anak.Moga malam ini gua bisa dikasih kesempatan.Batinku.Ternyat
a hujan malah makin deras,aku terus berharap dan berdoa,hujan,hujan,jangan berhe
nti.Mohon mengerti sama gue yang lagi horny.Hehehe.Kacau dah.
Selesai makan,karena hujan makin deres,aku ajakin mereka sholat isya dulu.Lalu n
yuruh si Nazril tidur.Setelah anakku masuk kamar,aku ngajakin iffah ke ruang ten
gah.Fah,sini aja.Kamu liat2 majalah dulu atau nonton TV sambil nungguin hujan be
rhenti.Kataku.Yaa walau dia agak ogah2an akhirnya dia mau juga.
Untung pas tadi dia ngajar ngaji anakku,aku dah nyeting keadaan.Kusiapin majalah
hot dibawah tabloid Nova dan TV dah kuseting sama Dvd player film hot.
Sudah fah,kamu disini aja.Baca2 dulu sama liat tv.Kalo mau liat film,tinggal pil
ih aja,dvd nya tinggal pilih.Padahal dvd nya dah kuganti semua dengan film hot.J
adi cuman covernya aja yang film biasa.Hehehe.Moga berhasil.Aku mengharap.
Akhirnya iffah mau juga.Sudah kamu disini aja.Mas Eggy mau kedepan,pengen meroko
k.Kataku.Tampaknya iffah seneng aku bilang mau kedepan.Hehehe.
Iffah lalu duduk di sofa.Kulihat dia dari depan cantik dan anggun banget.Memakai
gamis warna ungu dan jilbab ungu pula serasi dengan warna gamisnya.
Diluar hujan semakin deras aja.Ayo hujan,jangan berhenti batinku.Lalu aku ambil
hp dan menelepon pamannya iffah.Pak Ustadz,maaf ni belum nganterin iffah pulang,
hujan deres kataku.Kebetulan mobil lagi dipake ibu mertua.Kataku berbohong.Aku b
ilangin,kalo hujan terus,palingan iffah nginep biar tidur sama Nazril anakku.Akh
irnya paman iffah bilang,gak apa2.Toh istri beliau juga akrab sama istriku.Istri
nya pimpinan majlis taklim istriku.Lagi pula beliau tahu,Nazril anak didik Munif
ah.
Kulihat jam tanganku dah pukul setengah sembilan.Dan ternyata hujan bukannya ber
henti,malah tambah deres aja.Yes yes yes.Aku bersorak.
Pas aku masuk kedalam,aku mengendap liatin si iffah lagi ngapain.Pas kulihat,dia
lagi anteng liatin majalah playboy.Asyi...k batinku.Kulihat dia juga asyik mind
ahin channel TV.
Sambil nengok kanan kiri takut aku liat kali,dia nyetel DVD player.Kulihat dia m
ilih2 dan lihat cover filmnya.Setelah itu dia duduk di sofa kembali.Aku tersenyu
m.Yes,kena juga dia jebakan bekmen.Hehehe.
Sambil meliat2 majalah,dia nyetel DVD.Swit swi....t,yang keluar ternyata film no
yes.Hehehe.Dia nengok kanan kiri lagi,setelah dirasa sepi dan nyangka aku masih
di teras rumah,dia anteng men,liatin film bokef.
Hujan tetep deres aja.Aku yakin,dia baru pertama liat2 majalah playboy sama film
bokef.Gak tau dah kalo di HPnya,dia nyimpen file film gituan.
Coz ane tau,si iffah kan ketua LDK(Lembaga Dakwah Kampus) di tempat kuliahnya.Da
h gitu,guru TPA,mrifat ngaji lagi.Hehehe.
Sambil terkadang nengok kanan kiri,terkadang juga mindhin chanel ke TV,trus bali
k lagi ke film bokef sama buka2 majalah playboy,kulihat dia meremas2 teteknya se
ndiri.Kulihat tangan kanan dia meremas2 pangkal pahanya dari balik gamis dia.
Aku yang ngintipin dia tanpa disadari bersorak dalam hati.Yes,yes.
Kulihat,dia ganti dvd lg,eh yang keluar film bokef lagi.Hehehe.Wa...h,kulihat di
a anteng banget,tak lupa tangannya maenin tetek plus mekinya walau dari balik ga
misnya.Kuliat juga,muka dia memerah.Du...kh,semakin cantik aja dia.Cukup lama ak
u liatin dia begitu.Dengan penuh kesabaran aku menunggu dia on dulu.Sekitar 3/4
jam aku liatin dia.Berapa kali ganti kaset dvd,ya tetep aja yang keluar film bok
ef.Hehehehe.
Pas dia lagi,anteng dan asyik liatin majalah porno dan film bokef,aku mengendap2
perlahan tanpa dia sadari sampe aku berdiri dibelakang sofa tempat dia duduk.
Ehe...m,aku berdehem.Si iffah kaget setengah mati,langsung matiin tv dan ngedudu
kin majalah playboy.Mukanya merah banget.
Gimana fah,majalah sama filmnya bagus2 gak?Aku tanya dia sambil tersenyum.E...h,
i...ya,eh bagus mas.Jawab dia tergagap lalu nunduk.Lho,kenapa tv nya dimatiin fa
h?A...anu mas.Gapap dia.Sudah,nyalain lagi fah,kataku sambil ngambil remote tv d
an langsung nyetel.Ternyata masih film bokef brow,dia gak matiin playernya coz k
eburu kaget pas aku tiba2 dateng.Wajah dia tambah merah.
Lho,film ginian toh.Aduh,maaf,mas lupa nyimpen bekas kemarin malem sama mbak Nid
a.Untung Nazril gak liat.Kataku sambil tersenyum.
A...a...anu mas,maafin iffah ya dah lancang.Dia masih tergagap dan makin nunduk
karena malu mungkin.
O...h,gak apa2 kok.Mas yang harusnya minta maaf naruh dvd sembarangan.Ujarku sam
bil duduk di kurs samping sofa.
Lho,jamu suka baca majalah itu ya?Kataku sambil menunjuk majalah yang dia duduki
.Wajah iffah semakin bertambah merah.Sudah,gak apa2 kok.Lagian kamu dah dewasa.K
an pendidikan sex perlu buat orang dewasa mah.Kataku lagi.
Udah,biar mas eggy temenin ya nontonnya.Aku langsung pindah ke sofa tempat duduk
dia.Kuliat dia mau pindah duduk,tapi gak jadi coz dia malu lagi dudukin majalah
playboy.
Untung diluar hujan semakin deras dan anakku Nazril mungkin dah tidur.Kutambah l
agi volume tv nya.Si iffah semakin nunduk aja.Sudah,ayo liatin filmnya.Bagus tuh
.Kataku sambil tersenyum.Kuliat di tv,seorang cowok lagi jilatin memek si cewek.
Aku tambahin lagi volumenya.Terdengar si cewek mendesah dan mengerang.
Pertama si iffah nunduk aja.Aku pura2 anteng liatin film,tapi kadang kulihat dia
sesekali nengokin tv.Yes,yes,ye....s.Kena kamu iffah.Batinku.Kami gak banyak ng
omong,aku pura2 tanganku menyenggol tangan dia,e...h,dia diem aja.Kucoba tangank
u menumpang di tangan dia,aku pura2 gak nyadar.Filmnya semakin hot aja.Diluar hu
jan semakin deras.Agak kuremas tangan dia,tapi dia diem aja.Aku makin berani.Sem
akin aku mepet kesamping dia.
Kudengar nafas iffah rada berat.Mungkin dia dah on lagi terpengaruh film.Tangank
u menumpang diatas paha dia.Iffah mencoba melepaskan tanganku dari pahanya.Tapi
kutaruh lagi disana.Lama2 kucoba mengelus dan meremas pahanya,pertama dia sepert
i gak mau,tapi akhirnya lama2 dia jadi terhanyut.Aku dan dia cuman diem aja.Kuli
hat dada dia naik turun seperti bernafas berat.
Aku taruh tanganku pas dipangkal paha dia,eh kedua tangan dia mau melepaskan tan
ganku dari sana,tapi aku keburu menekan tanganku dan langsung meremas pangkal pa
hanya.
Pertama dia terus berusaha mau menyingkirkan tanganku tanpa bicara,tapi tenagaku
lebih kuat,aku tetap menekannya dan memainkan jemariku meremas dan ngobel2 dari
balik gamisnya.Akhirnya dia seperti pasrah dan menikmati setiap remasan jemarik
u diatas pangkal pahanya.
Nafas dia semakin berat,dadanya naik turun,kudengar dia seperti menahan desahan
biar gak keluar.Mata dia kadang terpejam manakala aku meremas pangkal pahanya ag
ak kuat.
Begitu juga dengan aku,nafasku semakin terasa berat menahan gejolak dan hasratku
.Tanpa dia sadari,tangan kiriku hinggap di payudaranya.Sementara tangan kananku
tetap meremas pangkal pahanya.Ketika tanganku hinggap di payudaranya,tangan kana
n iffah seperti mau menyingkirkan tangan kiriku dari atas payudara kirinya.
Langsung aku meremas2 pangkal paha dia dengan jemari tanganku agak kuat dan cepa
t.
Sekarang dia seperti terhanyut dan menikmati apa yang kulakukan.
Mau melepaskan tangan kiriku dari atas payudaranya,tangan kananku meremas pangka
l pahanya.Begitu sebaliknya,ketika dia mau melepas tangan kananku dari atas pang
kal pahanya,tangan kiriku meremas payudaranya yang sekal dan empuk.
Dia gak bisa ngapa2in.Cuma pasrah dan menikmati apa yang aku lakukan.Kami gak sa
ling bicara.Aku terus meremas pangkal pahanya dan payudaranya.
Sesekali terdengar desahan pelan iffah walau agak ditahan.Ssshhh mmmh a....h!Naf
as kami semakin memburu.Tiba2 iffah semakin merapatkan pahanya dan badan dia aga
k kejang.
Kulihat mata Iffah terpejam dan dia menggit bibir bawahnya.Aku tahu dia mengalam
i orgasme.Hal nikmat yang mungkin baru dia rasakan untuk pertama kalinya.
Aku gak diem aja,kedua tanganku semakin intens meremas pangkal paha dan payudara
nya.Kini dari mulutnya mulai keluar suara desahan.A....h,ssh....hhh mm...mhh.Aku
semakin semangat aja.Iffah semakin memejamkan matanya.Tak kusia-siakan,aku menc
ium pipinya.Ternyata diam aja.Dan ketika aku melumat bibirnya,dia juga diam.Kulu
mt bibirnya,tapi dia tidak membalas.Ketika aku semakin meremas pangkal paha dan
payudaranya,tiba2 dia membalas lumatan bibirku.Pertama biasa aja.Karena kedua ta
nganku semakin aktif bermain,akhirnya dia membalas juga lumatan bibirku dengan g
anas.A....h,sungguh sangat nikmat dan tidak bisa dilukiskan.Sambil kami berciuma
n,kedua tanganku aktif meremas2 bagian paling sensitif dia.
Sambil begitu,aku geser dia supaya berbaring di sofa sambil tetap melakukan cium
an bibir.
Dia seperti terhipnotis dan menuruti ketika kubaringkan di sofa.Aku duduk dibawa
h sofa dan agak menindih badan dia dengan merangkulnya.Tak lupa tangan kananku t
etap meremas pangkal pahanya.
Iffah bagai terbius dan kesadarannya sudah hilang.Dia lupa akan dirinya siapa da
n lupa apa yang sedang dia lakukan.Ifah kini merenggangkan kedua pahanya.Dan den
gan secepat kilat tangan kananku menerobos gamis dia dari bawah dan langsung hin
ggap diatas gundukan kenyal yang tertutupi celana dalam.
Ternyata iffah hanya memakai celana dalam saja tanpa memakai kaos kaki panjang a
tau stoking yang biasa dia pakai sehari2.Mungkin karena malam dan gak beraktifit
as diluar.
Ambo...y,kulit paha dia terasa halus dan licin.Pas jemariku hinggap dibukit keny
al dia,terasa celana dalam dia dah basah oleh cairan.Bulu2 jembut dia agak jaran
g.Langsung kuremas gundukan kenyal dia dari balik celana dalamnya.Iffah semakin
ganas dalam membalas lumatan bibirku.
Apa lagi,ketika jemariku menerobos lewat bawah cenala dalamnya dan langsung hing
gap diatas kemaluan dia,iffah semakin ganas melumat bibirku.Begitu pula ketika j
ari telunjukku mengobel dan memainkan klitoris dia.Iffah semakin ganas.Kemaluan
dia semakin basah dan becek oleh lendir yang keluar.Aku menarik celana dalamnya
kebawah.Dan tanpa sadar,iffah membantu melorotkan CD-nya kebawah.
Tangan kiriku melepas kain sarung yang melilit pinggangku.Juga menarik kebawah C
D riderku sambil terus melumat bibir iffah.Kini aku cuman memakai atasan baju ko
ko aja.Burungku sudah berdir tegak dan keluar lendir juga tanda dah siap pengen
menerobos masuk.Aku menarik gamis iffah keatas.Lalu sambil tetap melakukan ciuma
n,aku naik keatas tubuh iffah dan menindihnya.
Iffah gak melawan sama sekali.Malah dia semakin melebarkan kedua pahanya.Lalu ke
eua pahaku kini sudah berada diantara kedua paha Munifah.
Tanpa menunggu waktu lama takut kesadaran iffah kembali,sambil terus ciuman,tang
an kiri meremas payudara iffah yang berhasil menerobos lewat gamisnya yang telah
berhasil kutarik dan kusingkap keatas.Melewati BH dia,tanganku kini tepat memeg
ang payudaranya yang padat dan sekal,ketika kupegang putingnya,terasa sudah meng
eras.Tanganku meremas2 dan memilin puting susunya.Kedua tangan iffah meremas2 ra
mbut dikepalaku.Terkadang dia menjambak rambutku sambil terus berciuman.Aku memb
imbing burung dan mengarahkannya ke lobang kenikmatan munifah.Setelah tepat,lalu
aku menggesek2kan ujung kemaluanku di bibir kemaluan iffah.
Dia semakin melebarkan pahanya.Terasa memeknya sudah sangat licin.Tanpa menunggu
waktu,aku mencoba menekannya masuk.Tapi terus meleset karena licin.
Gila juga,lobang kemaluannya sangat sempit.Apa lagi pantat dia bergoyang2 terus.
Sehingga aku agak kesulitan memasukkan batang kelakianku.
Tapi tangan kananku tetap membimbing supaya ujung kemaluanku tepat dilobang keni
kmatan Munifah.
Dan ketika tepat berada di lobang kemaluan iffah yang sempit,dengan bantuan tang
an kananku,aku menekannya masuk.Clep,gila sangat sempit tapi licin.Aku dah gak m
ikirin berapa kali munifah orgasme.Yang penting aku ingin segera memasukkan buru
ngku di memeknya.
Ketika kutekan,akhirnya ujung kemaluanku berhasil menancap sebatas kepalanya.
Iffah semakin ganas melumat bibirku.
Jari telunjukku memainkan klitorisnya,dan ini membantu kemaluan munifah semakin
banjir oleh cairan lendir.
Lalu aku menekan pantatku dan mendorng kontolku masuk,clep,kini batang kemaluank
u hampir masuk setengahnya.Setelah dapat masuk setengahnya,tangan kananku menero
bos masuk kebalik BH dia dan menariknya keatas.
Kini kedua payudara iffah sudah berada dalam genggaman kedua tanganku.Kedua payu
daranya kuremas2 dan kupilin kedua puting susunya.Munifah semakin ganas melumat
bibirku.
Lalu kontolku kutarik dan semakin kutekan kedalam.Gila,sangat2 sempit.Kontolku t
erasa sangat dijepit dan diremas memek munifah.Ketika kutekan lagi,kini kontolku
bisa masuk setengahnya dan sepertinya ada sesuatu yang menghalangi.Mungkin ini
karena ukuran burungku yang besar diatas rata2 orang indonesia
Ketika aku menggenjot kontolku dengan perlahan,Iffah semakin ganas melumat bibir
ku.Tangan dia gak berhenti meremas dan menjambak rambutku.
Lobang kemaluan dia semakin licin dan basah oleh cairan,tapi sangat sempit dan s
ulit ditembus.
Sambil menaik turunkan genjotanku,kedua tanganku meremas2 kedua payudara Iffah.K
ini dia semakin melebarkan kedua pahanya.Dia gak merasakan perih ketika batang k
emaluanku dah menembus lobang kenikmatannya.Walau baru masuk setengah.Mungkin di
a dah sangat bernafsu,sehingga memeknya basah dan licin oleh lendir kenikmatan.
Aku sampai kesulitan bernafas meladeni lumatan iffah yang super ganas.Apa lagi p
as kugenjot kontolku secara perlahan.
Ketika kedua puting susunya kupilin dengan jemariku,iffah semakin ganas sajah.Pa
ntatnya ikut bergoyang.Kedua pahanya semakin ngangkang.Dan ini agak memudahkanku
untuk menekan terus kontolku semakin dalam.
Kugenjot dengan perlahan.Kutarik keatas lalu kutekan kedalam.Memeknya semakin ba
sah dan licin saja.Dan pada suatu kesempatan,ketika aku menarik kontolku keluar,
dengan sekali hentakan yang penuh tenaga,aku tekan kontolku dengan kuat.Slep,pre
t,blez,a...mmhh,m unifah menjerit tapi tertahan karena bibir kami saling berpagu
tan.Dia mencakar punggungku ketika kontolku amblas seluruhnya kedalam memek Muni
fah.Untung aku masih memakai baju koko.Agak perih juga sih.
Kubiarkan kontolku didalam memeknya merasakan sensasi kedutan dan remasan memekn
ya.Kedua kakinya mengapit di pinggangku.
Kemudian aku mulai menggoyang pantatku naik turun.Aku menghentikan lumatan bibir
ku di bibirnya.Kulihat wajah dia yang cantik penuh keringat dalam balutan jilbab
ungu.Matanya merem.Tampak gigi dia menggigit bibir bawahnya yang tipis dan seks
i.
Sambil kugoyang memeknya,aku menarik lepas jilbabnya dan melemparnya kebawah sof
a.Ambo...y,betapa cantiknya dia tanpa jilbab.Rambutnya lurus panjang sepunggung
ketika aku menarik ikatan rambutnya.Kini tampak leher dia yang jenjang putih mul
us.
Gak kuat melihatnya,aku langsung mencupang lehernya itu sambil tetap menggenjot
pantatku dan meremas2 payudaranya.
Karena kurang bebas sebab dia masih memakai gamis,maka aku tarik lepas keatas.Da
n iffah ikut membantu melepas gamisnya itu.Kini dia hanya memakai BH warna hitam
yang tertarik diatas payudaranya yang sekal.Wo...w,betapa putih dan mulusnya tu
buh dia.Payudara yang bulat dengan pentil berwarna pink berhias biru kehijauan u
rat2 payudaranya.Aku semakin semangat menggentot pantatku.
Dari mulut dia keluar desahan lembut.Emm....mmmhhh a....h,sshhh a...h.Ternyata d
ia tipe cewek yang gak berisik waktu bercinta.Tapi dia sangat penuh penghayatan.
Dia meresapi setiap goyangan pantatku dan remasan tanganku di payudaranya.Karena
gerah,aku juga menarik lepas baju koko ku dan melemparkannya kesamping.Aku juga
melemparkan kaos dalamku yang berhasil kulepas.Kucupangi payudara dan lehernya.
Kini di leher dan payudaranya ada tanda merah bekas cupanganku.
Pantat dia ikut bergoyang mengimbangi tusukan kontolku.A...w,terasa memeknya men
yedot dan meremas kontolku.
Ketika aku semakin cepat menggenjot kontolku,iffah semakin memejamkan kedua mata
nya dan dia semakin menggigit bibir bawahnya.Dan waktu kujilati telinganya denga
n lidahku sambil terus kugenjot kontolku,tiba2 dia menggigit leherku sambil kuat
memegang punggungku dan kedua kakinya merapat dengan kuat di pinggangku.Tampakn
ya dia baru mengalami orgasme yang hebat.Maka aku pun semakin kencang memompa ko
ntolku.Kini aku pun mau menyusul orgasme.Dan pada hentakan terakhir yang kuat ke
tika ujung kontolku mentok dalam memek iffah,ser,crot crot crot crot,kontolku me
muntahkan laharnya dengan banyak.A....h,iffa....h!!!Aku berteriak menyebut naman
ya ketika aku pun mencapai orgasme.Tubuhku lemas dan ambruk diatas tubuh iffaah.
Aku meresapi sisa2 orgasmeku.Kontolku tetap menancap dalam memek Munifah.Terasa
memeknya berkedut2.Kami saling berpelukan dengan kuat.Hujan diluar gak membuat k
ami kedinginan,tapi justru kami bersimbah peluh setelah menggapai kenikmatan.
Setelah kontolku lemas dan keluar sendiri dari memek iffah,aku duduk tersandar d
i ujung sofa.Sementara iffah terbaring lemas sambil memejamkan matanya.
Tak berapa lama,iffah membuka matanya.Dan dia sangat kaget dengan keadaannya.Kin
i dia tersadar.Kemudian dia nengok kanan kiri.Dan ketika dia melihat gamisnya me
lumbuk dibawah sofa dan menyambarnya.Kemudian dia menutupi tubuhnya dan duduk di
ujung sofa sambil menangis.
Tampak dia sangat menyesali apa yang telah dilakukannya.Dia menangis tapi menaha
n suara tangisnya.Tampak kedua matanya bersimbah air mata.Mungkin dia sangat dan
sangat menyesal dan tampak sangat shock.
Tapi apa daya,semuanya dah terjadi.Dan dia pun menikmatinya.Ketika aku menghampi
ri dia dan duduk disampingnya,tiba2 dia memukuliku dan meledak lah tangisnya.
Tapi kupegang tangannya dan menariknya supaya dia bersandar di dadaku.
Sambil kubelai rambut lurusnya yang acak2an.Aku bilang sama dia.Dek Iffah,maafin
mas eggy ya.Sungguh mas sangat khilaf dan gelap mata.Mas gak sadar iffah.Lalu a
ku bilang,tapi iffah jangan kuatir.Mas Eggy bener2 bakal bertanggung jawab sama
kamu.Dan dengan segala rayuan dan bujukan,akhirnya tangisnya berhenti.Tapi tetap
saja,kedua matanya masih berlinang air mata.
Ketika kulihat diatas sofa ada lendir bercampur noda darah.Dan ketika kulihat ko
ntolku,juga ada lendir bercampur darah.Aku hampir gak percaya dan seakan dalam m
impi saja bisa merenggut keperawanan iffah guru TPA dan ngaji anakku.Lalu kuambi
l celana dalam iffah dan dipakai membersihkan sisa2 hasil bercinta kami.
Setelah itu,aku duduk kembali samping iffah.Dia masih terus tampak shock.Tapi te
rus kurayu dan kukasih harapan.
Dia menatap wajahku.Beneran mas mau tanggung jawab?Tanya dia dengan penuh harap.
Beneran sayang.Jawabku.
Gimana dengan mbak Nida?Iffah gak enak sama dia.Iffah dah ngerusak rumah tangga
mas sama mbak Nida.Tambahnya sambil terisak dan menyandarkan kepalanya di dadaku
.Aku mengusap dan membelainya dengan lembut.
Iffah,asal kamu mau bersabar dan menyimpan rahasia sampai ada kesempatan,mas ben
er2 akan menikahi kamu.Kamu mau kan?Di cuman mengangguk.Ya apa boleh buat.Dia ga
k punya pilihan.
Lalu aku mengajaknya mandi di kamar mandiku yang jadi satu dalam kamar tidur.Seb
elumnya kulihat dulu Nazril di kamarnya.Ternyata dia dah pulas tidur.Aku membetu
lkan letak selimutnya.
Lalu aku mandi bareng sama iffah dan berendam air hangat.Kami saling menyabuni.K
etika dia sedang menyiram rambutnya dengan shower,kulihat betapa seksi dan langs
ingnya tubuh dia.Timbul hasratku kembali.Maka aku langsung menghampiri dia dan l
angsung memeluknya.Sekarang dia dengan sepenuh hati dan gak malu2 bercinta denga
nku.Kami melakukan percintaan dengan berbagai macam gaya.Di kamar mandi,juga di
kamar tidur.Ternyata hasrat dan nafsu sex iffah sangat besar.Malam itu kami habi
skan berdua dengan iffah,menikmati setiap lekuk tubuh dia.Dan iffah pun tak sung
kan untuk mengulum kontolku.Dan hasrat dan nafsu sex nya yang besar,membuat dia
menjadi cepat ahli dan profesional.Apa lagi aku stelin film hot pake laptop di k
amar.
Begitulah,sebelum tidur,aku pasang alarm supaya bangun jam setengah empat.Biasan
ya anakku bangun jam 5 lebih.Biar dia gak tahu.Nanti bisa gawat kalo dia tahu da
n ngomong sama ummi nya.Ketika alarm berbunyi,iffah masih tidur.Dan sebelum mand
i,aku masih melakukan percintaan.Setelah azan shubuh,jam 5 pagi aku anterin iffa
h dulu.Dia memakai CD dan BH istriku.Punya dia kusimpan wat kenang2an.Sebelum ak
u pergi nganterin iffah,aku tulis pesan di kamar Nazril.Sayang,abi pergi keluar
dulu mau beli bubur ayam wat sarapan.Kalo bangun,nazril langsung mandi aja ya.Ka
n sudah besar.
Kemudian aku nganterin iffah.Seperempat jam kalo pake motor ke rumah pamannya it
u.Setelah itu aku kembali lagi sambil mampir dulu beli bubur ayam.
Sesampai di rumah,ternyata Nazril dah bangun dan menjalankan pesanku.
Anak pintar,ini baru anak abi.Kataku.Terus kami makan.Aku putuskan nazril gak se
kolah dan menelpon gurunya minta izin dan langsung setelah itu menyusul ke rumah
sakit tempat ibu mertua dirawat.
Setelah kejadian itu,kalo ada kesempatan,aku mencuri2 waktu untuk bisa bercinta
dengan iffah.Untung pas bercinta pertama gak bikin dia hamil.Biar aman,aku suruh
dia pakai KB.
Terkadang dia menuntutku kapan mau menikahinya.Tapi kujawab sabar dan sabar.Belu
m ada kesempatan dan memungkinkan.Anehnya dia gak nolak kalo diajak bercinta.Mal
ah dia sering minta.Ya nafsunya emang besar.Terkadang kalo habis dia ngajar ngaj
i anakku,pas ada kesempatan,aku hajar aja.Kami melakukan hubungan intim.Walau te
rburu2 takut ketahuan.Tapi sensasinya sangat lain dan luar biasa.
[KUMPULAN KISAH DEWASA JILBAB] egy the series 03 : teman istri
fastest livescore
Mohon Maaf Suhu semua Ijin kan ane untuk copas cerita dewasa jilbab yang menurut
ane berfantasi tinggi dan layak di baca di forum ini, spesial trims untuk suhu
jhon allen atas cerita nya.
Sudahkah ****-**** tahu,kalo ternyata syahwat para akhwat itu sangat besar.Dibal
ik balutan jilbab dan jubah nan anggun,tersimpan syahwat nan besar yang terpenda
m.Dan kalo bisa membuka potensi itu ***** akan merasakan sensasi ngentot yang sa
ngat sangat lezat dan nikmat.Kepuasan agung yang akan didapat dan berlipat meleb
ihi ngentot dengan siapa pun.Apa lagi dapet yang perawan.Seperti kisahku ini.
Pernikahanku dengan seorang akhwat cantik bernama Nida terbilang cukup bahagia.K
ami menikah ketika kami masih kuliah.Ya istilah kerennya pacaran sambil nikah.Hu
bungan sexsual kami sangat hot dan kehidupan kami sangat harmonis.Maklum masih 3
bulan menikah.Boleh dibilang masih bulan madu.Kehidupan kami membuat iri teman2
ku di kampus.Mereka sangat mengagumi kehidupan kami.Salah satu yang mengaguminya
adalah Nafisah teman dekat istriku.Satu kampus tapi beda jurusan.Nah akan kucer
itakan kisah ngentotku sama Nafisah ini.Setelah nikah kami langsung berpisah dan
tinggal di rumah kontrakan.Ya biar bisa bebas dan hitung2 belajar mandiri.
Nafisah ini orangnya cantik juga.Sebanding sama istriku Nida.Cuma dia agak pende
kan aja.Bahkan dalam hati ada keinginan untuk polygami sama dia.Hehehe.Padahal m
asih bulan madu loh.Ya emang dah sifat laki2.***** juga pasti sama lah.Di depan
dia kami suka mengumbar kemesraan.Bahkan sampe peluk cium.Kadang istriku suka be
rcandain dia.Nafisah,cepetan nikah,entar nyesel loh.Katanya.Dan Nafisah cuman te
rsenyum aja.Gila juga ya.Kalo cewek dah nikah,gak canggung ovenbar tentang nikma
tnya menikah.Bahkan aku suka mendengar,istriku suka bercerita tentang nikmatnya
bercinta dan kegagahanku dalam memberi nafkah bathin.Nafisah ini sudah seperti s
audara sendiri.Bahkan dia gak canggung dan sungkan kalo maen ke rumah.Cukup sala
m,langsung masuk ke rumah tanpa mendengar jawaban salam dulu,tau2 dah masuk ruma
h aja.Dan aku juga gak merasa keberatan.Toh dia dah seperti saudara sendiri.Kada
ng dia juga suka nginap di rumahku sambil ngerjain tugas.Biasa minjam komputer.E
nak kan kalo gratis.
Pagi itu hari rabu pas libur kuliah sehari.Sekitar jam 8 pagi,kami sedang asyik
masyuk bercinta dengan istriku setelah kami lebih dulu nonton BF.Karena dah kebe
let,kami langsung ngelanjutin ngentotan di kamar tanpa lebih dulu mematikan DVD
player.Pintu rumah juga gak dikunci.Lagian siapa yang mau dateng pagi2 pas libur
an.
Cukup lama aku ngentot sama istriku.Kami melakukan berbagai macam gaya.Sampe kam
i merasa puas dan kelelahan.Bahkan istriku Nida sampe pulas tertidur karena keca
pekan.Sampe2 digoyang2 badannya gak bangun.Mungkin saking lelahnya.Padahal aku p
engen nambah loh.Karena haus,aku keluar dari kamar yang lupa kututup.Ketika nyam
pe ruang tengah aku kaget.Lho kok DVD sama TV mati?Siapa yang matiin ya?Batinku.
Aku telanjang loh pas itu.
Ketika aku mau ke dapur,aku mendengar suara desahan dan rintihan dari kamar bela
kang.Lho,kok sepertinya aku mengenal suaranya.Tapi bagen lah.Karena semakin erot
is,membuatku jadi penasaran.Siapa gerangan ya?Lalu dengan perlahan aku mendekati
kamar yang pintunya terbuka sedikit.
Subhanallaah!!!Maa ajmalahaa.Alangkah indahnya.Kulihat Nafisah gak telanjang sih
,cuman naekin jubahnya ke atas sebatas payudaranya.Kulihat dia lagi meluk guling
.Tangan kanannya maenin memeknya.Tangan kirinya ngeremasin toketnya sendiri.Kada
ng dia meluk2 guling.Aku berdiri terpana melihat pemandangan indah ini.Kulihat m
emek Nafisah merekah merah nan indah dihiasi lebatnya bulu nan hitam.Payudaranya
yang putih dan pentilnya yang berwarna pink.Ukurannya sekitar 36D.Tampak dia sa
ngat menikmati yang dia lakukan tanpa menyadari aku yang berdiri mematung menyak
sikan yang dia lakukan.Tak terasa kontolku jadi bangun dan berdiri kokoh.Sekitar
10 menitan aku menyaksikan Nafisah yang lagi asyik tanpa dia sadari.Perlahan ak
u dorong pintunya ke dalam untuk melihat lebih dekat dan jelas.
Nafisah tidak menyadari kalo aku dah masuk dan ada dekat dia.Maklum,disamping di
a lagi horny berat dan asyik masturbasi,wajah dia ditutupi bantal.Entah apa maks
udnya.Kutatap dan kulihat dengan jelas.Memek nafisah dah basah oleh lendir.Kulih
at paha nafisah sangat putih mulus.Pantat dia tampak bergoyang2.Perlu diketahui,
pantat Nafisah lebih bohay dari pantat istriku.
Kulihat jemari Nafisah menggesek2 memeknya dan memainkan itilnya.Mulutku jadi ng
iler ngelihatnya.Jakunku naik turun.Aku berusaha mengatur nafas.Terasa kontolku
semakin keras dan menegan.Dengan perlahan kututup pintu biar rapat.
Jantungku dagdigdug gak jelas.Karena aku sudah gak kuat dan horni berat melihat
Nafisah yang lagi ngangkang dan maenin memek dan itilnya,maka dengan perlahan ak
u mendekatkan kepalaku diantara kedua paha nafisah yang mengangkang lebar.Terciu
m bau cairan khas yang keluar dari memek.Kepalaku semakin mendekati pangkal paha
nya.
Ambo....y!!!Seger banget!!!Gila gan!Memeknya merekah indah.Aku semakin mendekatk
an kepalaku.Nafisah belum nyadar juga kalo kepalaku sejengkal depan memek dia.Te
lunjuk Nafisah asyik gesek2 itilnya.Asli sampe ngiler gan.Memek sempit dengan lo
bang kecil ditumbuhi bulu lebat hitam nan tertata rapi.
Gila gan,pahanya tuh!Putih dan muluz banget.Bikin gemez aja.Aku sampe ngiler dan
ngaceng berat melihat memek indah Nafisah.Karena sudah gak kuat,aku langsung me
megang erat kedua paha Nafisah dan mulutku langsung nyosor memeknya yang sudah s
angat basah oleh lendir kenikmatan.
Nafisah tampak sangat kaget.A.....w!!!Teriak dia mendapat perlakuan begitu.Dia b
erontak dan meronta2.Tapi pegangan tanganku di pahanya sangat kuat dan mulutku d
ah aktif nyosor dan jilatin memeknya.Kusedot2 itilnya dan kusapu lobang memeknya
dengan lidahku.Kuhisap habis cairan yang keluar dari memek Nafisah.Sekarang Naf
isah gak meronta2 lagi malah ganti dengan desahan dan rintihan erotis.A.....h,uo
....h,sshhh a....h!!!.Terus A....!Teru....s!!!.Dengan rakusnya aku jilatin dan n
yedot2 memeknya.Tiba2 Nafisah mengapitkan kedua pahanya dan menjambak rambutku s
ehingga aku hampir sulit bernafas.A.....h!Nafisah berteriak merasakan kenikmatan
.Dari memeknya keluar lagi cairan kenikmatan yang habis kusapu dan kuhisap sampe
habis.
Aku langsung menaiki tubuh Nafisah.Dia tampak pasrah dan menantikan yang kulakuk
an selanjutnya.Kuremas payudaranya dengan kedua tanganku.Kadang kujilat dan kuhi
sap puting susunya.Sehingga Nafisah semakin merintih dan mendesah.Aku dah lupa d
iri terhanyut dalam buaian nafsu syahwat yang melandaku.Akal sehatku dah hilang
sudah.
Kutarik dan kulepas jubah dan jilbab Nafisah ke atas.Kutarik BH-nya di atas dada
nya sampe terlepas.Kini dalam dekapanku terbujur sesosok akhwat yang telanjang b
ulat dengan body yang sangat aduhai.Pantat semok dan payudara putih mengkal deng
an puting berwarna pink.Kira2 gedenya sekitar 36D.Lehernya yang putih jenjang ha
bis kujilat dan kucupangi.Sehingga nampak bekas tanda merah sisa cupanganku.
Nafisah semakin pasrah aja.Dia menatapku nanar dan tidak menolak.Ketika ku kiz b
ibirnya,dia malah membalasnya dengan ganas.Tangan dia mencari2 sesuatu dan hingg
ap di kontolku.Dia tampak kaget memegang kontolku yang super tegang gede dan pan
jang.Tapi selanjutnya malah dia mengocok2 dan meremas2 kontolku.Kujilati telinga
dia hingga dia tambah merintih.Lalu jilatanku beralih ke payudaranya yang putih
mengkal.Tak luput aku mencupangnya juga dengan ganas.
A Eggy,Nafisah sayang kamu A.Kata dia dengan desahnya yang erotis.
Lalu aku bersiap mengarahkan dan membimbing kontolku ke arah lobang memek Nafisa
h.Kedua pahanya semakin kubuka lebar.Tampak mata Nafisah merem melek dan dia men
ggigit2 bibir bawahnya karena saking nikmatnya kala kontolku kuusap2 tepat di lo
bang memeknya.A....h,uo....h,ssshhh a....kh!Cepet masukin kontolna A.Cepet ewe m
emek Nafisah.Desahnya.Nafsu syahwat telah membuat Nafisah lupa kalo dia seorang
akhwat.Seorang perempuan yang menjaga dan menutupi semua auratnya.Dia malah ngom
ong jorok pengen cepet2 kuentot.
Aa masukin ya sayang?Nafisah cuma mengangguk tanda setuju.Lalu aku semakin mengg
esek2 kontolku di lobang memeknya.Memek dia semakin basah dan licin aja.Maka den
gan perlahan kutekan masuk kontolku ke dalam memeknya.Blep,kontolku masuk helemn
ya doang.Terasa sangat hangat dan nikmat.Memeknya meremas dengan kuat dan terasa
ngempot2 mau nyedot kontolku kedalam.Karena sudah basah dan licin,tak sulit aku
dalam mendorong masuk kontolku.Tampaknya memek nafisah dah bener2 siap untuk di
masukin kontol.Ketika kutekan lagi kedalam,terasa ada sesuatu yang mengganjal.Ta
pi dengan memompa secara perlahan dan disertai hentakan agak kuat,slep,pret blez
!!.A....kh!Nafisah berteriak merasakan sedikit perih di memeknya tatkala kontolk
u berhasil masuk seluruhnya kedalam memek Nafisah
Aku membiarkan sejenak kontolku didalam memek Nafisah merasakan sensasi nikmat y
ang tak terlukiskan.Kontolku terasa terjepit dan diremas memek Nafisah.Memeknya
seperti menyedot kontolku.Kala aku mulai memompa keluar masuk kontolku,Nafisah m
ulai mendesah erotis lagi.Kami bermain bibir sama dia.Kadang kujilati telinganya
dan ini semakin membuat Nafisah mendesah.
Ketika aku memompa dengan ritme cepat,tiba2 dia memeluk aku dan menghimpitkan ke
dua kakinya di pinggangku dan berteriak,a.....h,A Eggy....!!!Mungkin dia orgasme
.Terasa memeknya berkedut2.Kubiarkan sejenak.Setelah itu aku memompa kontolku la
gi.Walau terasa licin,tapi jepitan memeknya terasa kuat.Aku merasakan ngilu berc
ampur nikmat tiada tara.Aneh juga,aku belum mau keluar juga.Mungkin ini karena s
ebelumnya aku maen dulu sama istriku Nida.Pantat Nafisah tak berhenti bergoyang
mengimbangi setiap sodokan kontolku.Mulut Nafisah tak berhenti mendesah.Kadang b
ercampur ucapan jorok.Membuat aku semakin mempercepat setiap sodokan kontolku.Se
kitar 40 menitan aku memompa kontolku di memek Nafisah.Dan aku merasakan sesuatu
mau keluar dari kontolku.Semakin kupercepat sodokanku.Sayang,aa mau keluar ne!!
!Dan ketika pada hentakan terakhir,ser,crot crot crot,kontolku memuntahkan lahar
nya dengan banyak.Disertai teriakan Nafisah sambil mencakar punggungku dan mengg
igit pundakku.A.....h,a Eggy....!!!Lalu aku terkulai lemas diatas tubuh Nafisah.
Dia memelukku dengan erat.Kami merasakan sisa2 orgasme kami.Setelah itu aku jatu
h disamping tubuh Nafisah.Tiba2 setelah itu,Nafisah mengambil bantal dan menutup
i memek dan teteknya dengan cara mendekap bantal itu.Dia terisak dan memalingkan
mukanya.Aku juga seperti tersadar.Kulihat Nafisah memunggungiku.Kupegang dan ku
usap pundaknya,tapi dia melepaskannya.Dia seperti ingin menangis dengan keras,ta
pi dia menahannya.
Nafisah,maafin A Eggy ya!!!Aa bener2 khilaf.Sungguh aa sangat menyesal.Kutarik t
ubuh dia dan memeluknya sambil membelai rambutnya.Dia terisak dan membenamkan wa
jahnya di dadaku.Gak apa2 A.Lagian salah Nafisah juga.Datang ke rumah Aa tanpa m
emberi tahu dulu.Tadi Nafisah dah salam sampe beberapa kali,tapi gak ada jawaban
.Tapi TV terus nyala.Nafisah masuk aja sapa tau Aa dan Nida gak dengar karena si
buk.Pas masuk ke rumah,liat film begitu.Terus ada suara Aa sama Nida di kamar.Pa
s diliat,lagi gituan.Ya udah,karna gak kuat,aku masuk kamar belakang.Tau2 pas sa
dar,kita dah ngelakuin begini.Babarnya disertai isakan.Sekali lagi maafin Aa ya!
Gak apa2 a.Toh dah terjadi.Mau gimana lagi.Toh aku juga sama2 menikmatinya.Cuman
aku gak enak sama Nida aja A.
Aku langsung terperanjat.Sambil bilang tunggu sebentar,aku mengendap2 pergi ke k
amar depan.Kulihat Nida masih tertidur pulas.Mungkin karena capek banget.Alhamdu
lillaah.Untung saja dia gak bangun.Kalo dia tahu,bisa kiamat nanti.
Lalu aku menutup pintu kamarku pelan2 sampe rapat.Lalu berjingkat2 kembali ke ka
mar belakang nyamperin Nafisah lagi.Kulihat dia duduk termenung dan matanya semb
ab.Kuhampiri dia dan duduk disampingnya.Kubelai rambutnya lalu kukecup keningnya
.Dia diam saja.Dan pandangan matanya kosong kedepan.Sambil kubelai rambutnya,aku
ngomong sama dia.Nafisah,maafin Aa ya.Aa akan tanggung jawab dengan menikahimu.
Walau secara siri dulu.Aa gak mau sampe Nida tahu dulu.Dan aa harap,kamu bisa me
ngerti.Beneran yang aa bilang?Bener Nafisah.Aa gak mau jadi lelaki yang gak bert
anggung jawab.Aa gak mau rumah tangga aa yang baru 3bulan sama Nida hancur beran
takan.Kuharap kamu mengerti.Nafisah cuma mengang tanda mengerti.Aku memeluk dia
sambil mengelus2 punggung dia.Kulihat dibekas CD dia yang dipake membersihkan si
sa2 hubungan kami terlihat ada bercak darah kemerahan.Aku telah merenggut kepera
wanan Nafisah.Lalu kuusap2 payudaranya.Dia mendesah lagi.Sudah a,nanti Nida bang
un.Bisa gawat nanti.Kata Nafisah.Tenang aja sayang,dia lagi pules tidur.Jawabku.
Jangan a,Nafisah takut.Takut apa sayang?Tenang aja.Kita maennya pelan2 ya.Langsu
ng kupeluk dan kutindih dia.Kami bermain cinta lagi walau disertai degdegan taku
t Nida bangun.Tapi sensasinya sangat luar biasa.Bahkan kalo Nafisah mendesah aga
k keras,lalu kulumat bibirnya.Ya takut Nida bangun dan ketahuan.Bisa gawat nanti
.Kami melakukan dengan berbagai macam gaya.Terasa lebih nikmat karena terkejar w
aktu.Kami melakukannya hampir 1 jam.Kadang kami berhenti sambil melihat situasi.
Setelah dirasa aman,kami lanjut lagi.Aku merasa sangat puas.Karena dapat menikma
ti seluruh lekuk tubuh Nafisah dengan sempurna gak seperti main yang pertama.Set
elah puas,Nafisah membersihkan badannya dengan handuk.Lalu setelah merapikan pak
aiannya kembali,dia pamit pulang.Ya takut ketauan Nida.Beruntung dia datang pake
motor beatnya.Setelah pulang,aku kembali ke kamar tidurku dan tidur pulas.Tau2
aku dibangunin Nida.Abi,bangun,cepet mandi gih.Kita sholat jamaah ya.Katanya.Lal
u setelah mandi,aku sholat berjamaah sama istriku ini.Dilanjutkan dengan makan s
iang.
Begitulah kisahku *****.Selanjutnya hubunganku sama Nafisah tetap berlanjut.Aku
belum menikahinya,toh Nafisah juga gak menuntut.Kadang kami bercinta dengan Nafi
sah pas ada istriku loh,di dapur,di kamar mandi lah.Pokoknya setiap ada kesempat
an dan memungkinkan kami lakukan.Tapi ya gak bisa sambil telanjang.Cukup singkap
rok ke atas sama pelorotin celdam lalu nungging,jadi deh.Pokoknya sangat nikmat
.
Percaya atau tidak,akhirnya aku menikahi Nafisah.Tentu dengan seizin istriku.Set
elah melalui pendekatan Nafisah ke Nida melalui curhat dan sharing pendapat.Dala
m jamaah kami,polygami adalah sesuatu yang wajar.
[KUMPULAN KISAH DEWASA JILBAB] egy the series 02 : temen sekampus
fastest livescore
Mohon Maaf Suhu semua Ijin kan ane untuk copas cerita dewasa jilbab yang menurut
ane berfantasi tinggi dan layak di baca di forum ini, spesial trims untuk suhu
jhon allen atas cerita nya.
Namaku sebut aja Eggy.Saat ini kuliah di salah satu PTS Islam di kotaku.Aku pind
ah kuliah dari salah satu PTN di ibukota propinsi Jabar karena dah banyak kasus
narkoba.Ya karena atas alasan ini dan supaya pergaulanku gak terjerumus dalam ju
rang nista,akhirnya ortuku memindahkanku ke tempat kuliah sekarang.Tentu setelah
melalui proses rehabilitasi narkoba dulu.Setelah aku dinyatakan waras,akhirnya
aku kuliah di kampusku yang baru di kota tempat tinggalku.Mungkin alasan orang t
ua biar lebih gampang ngawasi.
Apa lagi di kampus ini,salah satu pamanku adalah pembantu rektor satu.Belum lagi
aku masih kerabat yang punya yayasan kampus ini.Namanya kuliah di kampus Islam,
tentu dandanan mahasiswanya pun harus Islami.Semua berdandan kek ikhwan dan akhw
at.Cuma aku sendiri yang laen.Kadang suka pake jeans kalo kuliah.Tapi tetep pake
kemeja.Biar dikatakan sopan.
Di kelasku ada salah satu cewek cuantik.Sebut saja namanya Nida.Anaknya cukup ti
nggi sekitar 165cm.Kulit kuning langsat kalo lihat dari tangan dan mukanya.Kan d
ia pake pakean jubah gitu,hehehe.
Yang aku suka hidungnya mancung,alisnya tebel,bulu matanya lentik,bibirnya tipis
merah tanpa lipstik,e...h punya lesung pipit.Ajib dah.Dah gitu pinter lagi.Aku
sendiri paling oon.Apa lagi kalo pas mata kuliah yang ada hubungannya dengan aga
ma.Mampus gua.Hehehe.Kan beda ekonomi konvensional sama ekonomi islam.
Aku kadang jadi olok2an cewek2 kelasku kalo pas ditanya dosen jawabnya ngawur.Ta
pi cuek aja dah,emang gua gak ngarti.Tapi menyenangkan juga,temen2 baik laki or
cowok,mau bantuin aku.Mungkin mereka dah dapet amanat dar pamanku yang pembantu
rektor itu supaya bantuin aku dan mengarahkanku pada kebaikan.Biar gua gak balik
ke narkoba lagi keknya.
Walau aku dandan nyelenah dibanding mereka,aku dapet pengecualian.Fikir dosen sa
ma temen2 mungkin nanti juga aku bisa terpengaruh lingkungan.
Aku sering godain Nida,tapi ampu....n!!!.Dia ketus banget.Dan mungkin gak demen
cowok kek aku ini.Tapi temen2 cowok pada dukung aku sama si bintang kampus ini.E
ntah karena mengolok2 ato apa gak penting.Yang jelas gue demen same die.Hehehe.
Sering aku godain dia,eh malah dia tambah benci keknya.Pernah juga nembak dia di
depan kelas kek ceramah pas dosen gak masuk,eh malah dia ngelempar pake penghapu
s.Dah gitu dapet sorak sorai temen2.Tapi bagen dah.Tambah bikin penasaran aja.
Suatu waktu pas dia lagi baca2 dibawah pohon sendirian aku samperin.Askum bu haj
i.Ane temenin ya?Aku basa basi.Dia cuma ngebales salaam.Lalu nyuekin.Bangzat zug
a ne cewek.Bikin penazaran aza.Pas aku bilang,Nid,kamu cantik banget.Dia bilang
makasih doank.Lalu nyuekin lagi.Anzing,pengen gue perkosa aze keknya.Apa lagi pa
s aku bilang,Nid,bibirmu indah banget,mau donk ngezun!!!.Tiba2 plak,pla...k!!!Ak
u ditampar.Terus diludahin.Setan alaz.Dah gitu nyeramahin lagi.Ampyu....n,jdi ja
di pengen dech.
Aku makin penasaran aja.Tapi si Nida keknya tambah gedek aja sama diriku.Pernah
saking kesel,aku liatin gambar orang lagi ngentot.Dia cuman istighfar doang plus
dapet ludah lagi dah.Ini yang membuatku makin menggebu pengen dapetin dia.
Suatu saat aku terus ngikutin dia tanpa disadarinya.Waktu itu dia ke perpustakaa
n.Terus dia duduk sambil buka2 hp.Mo OL keknya.Tapi aku liatin,dia serius banget
.Dah gitu nafasnya kek berat gitu.Pas aku ngendap2 deketin tanpa dia sadarin dan
berada dibelakang dia.Pas aku lihat,astaghfir e....h alhamdulillaah.Dia lagi li
at video bokef bo.Anjri....t!!!.Ternyata cewek akhwat nan alim ini demen liat bo
kef.
Aku liatin terus.Pas kebetulan perpus lagi sepi.Dan dia di ruangan sebelah sendi
ri sama aku yang gak dia sadarin.Pas dia lagi khusyuk liat bokef di HP-nya,aku n
gendap2,lalu aku samber tuh hp dia diambil sama gue.Hehehehe.Dia kaget banget.Ka
taku:Assalaamu'alaiku m Nida,khusyuk banget.Lagi ngapain?Kataku sambil cengenges
an.Muka Nida langsung berubah merah.Eggi kembalikan hendphon ku.Katanya membenta
k.Ei....t nanti dulu.Kataku.Wa....h!!Bisa jadi berita besar ne.Kampus bisa geger
.Kataku sambil ngeliatin hp dia yang lagi on film bokef.Wajah Nida tambah merah.
Nida ngancam.Eggy,kembalikan hp ku.Kalo enggak saya teriak kalo kamu ngerampas h
p saya.Katanya.Ei...t,hehehehe.T ereak aja sayang.Biar Eggi teriak Nida cewek al
im demen liat bokef.Kataku penuh kemenangan.Akhirnya Nida diem.Plis Eggy kembali
kan hp ku.Katanya memelas.
Tapi aku malah cengar cengir.Nida sayang,kalo kamu mau hp mu kembali,ambil sendi
ri nanti sore ke tempat kost ku ya.Dada....h.Assalaamu'alaikum kataku sambil nge
loyor ninggalin dia.
Aku ketawa2 penuh kemenangan.Awas lo nanti batinku.Kebetulan hari itu dosen gak
masuk.Aku pulang aja ke kostan.Jaraknya cukup dekat dengan kampusku sekitar 400
meteran dah.Walau banyak saudara,aku gak mau tinggal sama saudara.Gak bebas.Sesa
mpainya di kamar,kubukain isi fail hp Nida.Anjri....t!!!Isinya banyak fail porno
.Bener2 gak nyangka dech.Dan yang lebih mengagetkan sekaligus bikin senang,di da
lamnya banyak foto2 dia pas lagi gak pake jubah ma jilbab.Anjri...t!Cantik bener
.Rambutnya panjang lagi.Dan yang paling heppy,ada foto2 semi nude dia.Langsung a
ku copy ke laptopku semua fail otrehnya.
Aku tunggu sorenya,si Nida gak dateng2.Besoknya pas hari minggu juga gak dateng.
Kemana dia ya?Apa dia takut sama gua?Fikirku.Bagen dah.Yang penting aku dah puny
a kunci dia.Besok seninnya pas masuk kuliah,aku bersikap sebagaiman biasanya.Kek
gak punya masalah.Tapi kulihat Nida murung banget gak ada semanget.Sebelum dose
n dateng,aku maju ke depan kelas mo kultum gitu.Assalaamu'alaikum Wr.Wb.Temen2 E
ggy semua yang baik hati.
dikarenakan Eggy yang baik hati ini lagi senang karena dapet rizqi yang banyak.S
ebagai tanda syukur,maka nanti istirahat antum semua Eggy traktir di kantin.Pero
rang jatah ceban.Kecuali wat Nida 100rebu juga gak apa2 dah.Lebih juga boleh.Kat
aku.
Temen2 semu bersorak.Beneran Gi....!Katanya kompak.Kalo boleh bersumpah,demi Nid
a dah.Jawabku.Hu....h,temen2 menyorakiku.Beneran temen2.Masa Eggy boong.Boong ka
n dosa.Jawabku.
Lalu pas istirahat semua aku traktir.Temenku si Rifky nanyain,gi dapet apa kamu
sampe nraktir begini?Ada deh.Yang penting halal.Kataku.
Nida juga ikut.Tapi dia diem terus.Gak kugodain.Sampe temen2 cewek bilang.Nid,ka
lo kamu sakit,kenapa masuk.Jawab Nida.Aku gak apa2 kok.Udah pulang aja kamu,jang
an maksain.Kata temen2 cewek.Aku seh cengar cengir aja.Tau rasa dia.
Pas di kelas,aku sms Nida.Coz dia punya hp dua.Satunya yang Cdma.Nida,kalo gak k
amu ambil sendiri,tunggu aja,foto2mu akan beredar di dunia maya.Dan inget,kampus
akan geger melihat foto2 kamu.Bakal eggy liatin juga isi hp kamu ke temen2 seka
mpus.Inget hp kamu masih sama aku.Pulangnya sesampe di kamar,aku liat2 foto2 dia
dan rekaman video dia.Du...kh,bikin horny euy.Lagi khusuknya liatin laptop,tiba
2 hp berdering,eh dari nida ternyata.Wa alaisun sayang nida,pa kabar candaku.Uda
h deh gy.Jangan basa basi,kembalikan hp ku kata Nida.Ei...t,ambil sendiri ke kos
t ku.Jawabku.Gak mau....!Jawab Nida.Ya sudah,tunggu geger aja Nid.Bakal Eggy kas
ih kalo kamu ambil sendiri sama mau jadi pacar Eggy.Kataku lagi.
Akhirnya setelah banyak diplomasi,Nida mau juga datang.Janjinya jam 4 dia mo dat
eng.Perlu diketahui,aku mengontrak rumah kecil buat tempat kostku.Lokasinya cuku
p sepi.Dan orang2 sekitar pada sibuk kerja.Pulangnya sorean jam limaan.Pas jam s
etengah empat Nida sms.gy,aku di jalan anu.Udah jemput aku.Aku gak mau ngedatang
in tempat tinggal cowok sendirian.Yes,yes yes.Akhirnya aku bergegas menjemput di
a pake vixionku.Kulihat nida pake jilbab kurung merah berpadu jubah ungu.Setelan
akhwat dah.Pake sepatu plus stoking.Cantik banget.Udah gy buruan kata Nida,aku
mau ngambil hp ku.Kata nida ketus.Sabar dong sayang.Jawabku.Akhirnya dia mau aku
bonceng.Tapi gila bo.Dadanya dihalangin tas.Terus tangannya pegangan sama behel
.Gila amat tuh.Tapi gak apa2,tunggu sebentar lagi sayang.Sesampainya di rumah ko
ntrakanku,aku persilahkan masuk.Eh Nida malah nyolot.Sudah,sini mana hp ku.Cepet
kembalikan katanya.Du du du du...h.Masa bu haji gak salam sih.Godaku.Tapi ida m
alah ngejawab.Gak perlu salam sama binatang kek kamu.Awas lo bentar lagi batinku
.Nida aku suruh duduk di kursi tamu.Sebentar sayang,aku ambil di kamar.Lalu aku
menuju kamar dan keluar membawa laptop.Sengaja aku ulur2 dan dah disiapin nyetel
rekaman dia mandi.Udah gy,mana hp ku?Kata ida nyolot.Sebentar donk sayang.Kutar
uh laptop di meja,aku ngeloyor ngunci pintu.Nida teriak,apa apaan ne?Mau aku ter
iak?Ancam Nida.Teriak aja,orang2 lagi pada gak ada.Jawabku.Lagian orang2 sini ma
h nafsi2 sayang.Jawabku cengengesan.Sudah tenang aja.Eggy gak bakal ngapa2in.Ten
ang aja neng.Kataku.Kuambil minuman dari kulkas.Kutawari Nida.Tapi dia gak mau.T
akut dikasih obat kali.Gy,buruan kembalikan hp ku!Kata Nida.Tenang sayang.Egy cu
man mo ngomong bentar.Sayang,kamu mau gak jadi yayang Eggy?Cui...h,nida ngeludah
in lagi.Nazi...s.Jawab Nida.Ya sudah kalo gak mau.Temenin Eggy liat video kamu d
ulu ya.Kataku sambil mengarahkan monitor laptop ke arah Nida.Aku duduk samping N
ida,eh malah dia pindah ke kusi satunya.Ya sudah aku tarik.Sebenarnya bisa saja
kuperkosa saat itu.Tapi itu gak menarik.Sudah Nid.Aku bisa aja macam2 sama kamu
sekarang.Kamu teriak aja gak bakal ada yang nolongin.Udah temenin eggy bentar li
at rekaman video kamu aja.Sumpah Demi Gusti eggy gak bakal macam2.Akhirnya walau
terpaksa,Nida mau juga.Tapi duduknya dihalangin bantal.Kuputar video Nida lagi
mandi.Muka Nida langsung merah padam.Malu kali ya.Sayang,kamu cantik dah kalo te
lanjang.Nida cuman menunduk aja.Lalu kupindah ke film bokef.Karena dah ku progra
m tinggal klik.Nida malah membalikan badan.Kukerasin suaranya.Di film si cowok l
agi masukin kontol ke memek ceweknya.Sudah lah Nid,aku tau kamu jug senang nonto
n ginian.Walau dia gak ngeliat,tapi nafas nida dah keliatan berat.Apa lagi mende
ngar suara2 erotis filem bokef.Pas dia lagi nengok kesamping,aku sun pipinya.Eh
nida langsung nampar.Tapi kutangkis dan kupegang tangannya.Lalu kutarik biar dud
uk disampingku.Kupegangin biar dia gak bisa gerak.nida berontak,tapi apa daya,te
naga cewek men.Kupaksa Nida melihat film itu.Walaupun dia terus nunduk,tapi nafa
s dia berat banget.Ada sedikit merangsang mungkin gara2 liat film dan denger des
ahan dan rintihan erotis dari film itu.
Kupeluk dia dan kuremas toketnya.Sayang sekali dia pake baju kurung.Coba pake ka
os.Dah kugasak tuh toketnya.Walaupun begitu,aku masih bisa meremas toketnya.Cuku
p besar juga rupanya.Eggy,jangan gy.Nida memelas.Tapi mana mau gua dengar.Dah na
fsu.Aku tindih Nida di kursi,dan kupaksa nyiumin wajah nida.Nida berusaha beront
ak,tapi gak bisa.Kedua tangan dia dah dipegang kuat,dan dia dah ditindih sama ak
u.Kutarik jilbab dia dan kulemparkan.Maka tergerailah rambut dia yang panjang.Eg
gy,jangan kurang ajar kamu.Kata Nida terisak sambil berusaha berontak.Tapi mana
menang tenaga cewek ma cowok gagah kek aku.Kusosor lehernya dan kucupang.Nida be
rusaha meronta biar gak bisa dicupang.Apa daya.Kucupang dan kusosor lehernya yan
g jenjang.Walau dia berusaha menghindar.Kuremas2 payudaranya dari balik jubahnya
.Walau dia berusaha melawan,tapi dia rupanya agak terangsang juga.
Apa lagi pas kusingkap jubahnya dan kukodok memeknya dari bawah,dia agak mengeli
njang.Jangan Eggy,nyebut gy.Kata Nida memelas.Boro2 inget tuhan.Yang ada mah hor
ny we.Ternyata Nida pake stoking alias kaos kaki panjang.Pake Cd tebel juga.Tapi
yang jelas,kerasa dari luar,jembutnya lebat banget.Pas kuremas memeknya,dia men
desah,a...h,jangan Eggy.Dan dia sudah gak begitu meronta.Tanganku menelusup ke b
alik cd dia dan hinggap di memek dia.Kukobel itilnya dengan jari,tiba2 Nida mend
esah,ah,a...h,jangan eggy.Dengan nafas berat.Tapi terus aja kuremas2 memeknya.Se
karang Nida malah menggoyangkan pantatnya.Aku makin bernafsu.Lalu kutarik jubahn
ya.Ida seperti sadar.Tapi tetap kupaksa.Akhirnya lepas juga jubahnya.Nida ternya
ta memakai daleman kaos tangan panjang.
Tapi kini nida tinggal memake kaos,cd dan stoking.Nida duduk ndeprok di pojok ku
rsi.Eggy jangan eggy.Sambil menangis.Tapi aku malah ketawa.Rasain Nid,kamu dah s
ering ngeludahin aku.Kutarik dan kutindih Nida.Tiba2 dia teriak tolng.Langsung k
utampar.Diam kamu.Percuma teriak juga.Nikmatin aja.Nida menangis terisak.Kutarik
kaosnya keatas menutupi wajahnya.Kulihat payudara nida indah membusung putih mu
lus dalam BH.Langsung kutarik Bh nya sehingga copot dan kusambar langsung lalu k
usedot putingnya,eggy,janga....n!Nida teriak.Kutarik kaosnya dari kepala Nida da
n kulempar kesamping.Wajah nida tampak ketakutan.Kubiarkan dulu dia duduk menikm
ati ketakutannya.Dia duduk sambil menutup payudaranya dengan kedua tangannya.Lal
u dengan tergesa,aku melepaskan kaosku,celanaku hingga tinggal memake cd saja.De
ngan mendekati Nida kukeluarkan kontolku yang cukup besar.Sayang,ini apa?Kataku.
Hi....y,katanya.Tap i kulihat mata Nida agak melotot.Kusamperin dia,duduk disamp
ingnya dan menarik tangannya biar memegang kontolku.Nida ketakutan.Tapi kutarik
tangannya dan langsung kubuat dia megang kontolku.Lalu setelah itu kutarik Nida
ke kamarku.Nida gak mau dan melawan.Tapi kupaksa hingga dia ikut masuk ke kamar.
Ku kunci dan melemparkannya ke kolong ranjang.Kupelorotkan cd ku dan melemparkan
nya ke muka Nida.Eggy,jangan eggy,pli....s.Nida memohon.Tapi gak aku dengerin.Ku
kocok dan kumainkan kontolku depan Nida.Apa namanya ini Nid?Jawab?Bentakku.Nida
malah menggeleng,apa namanya?Plak aku tampar.Ampun gy....!Cepet,apa namanya?Bent
akku lagi.Kontol gy.Jawabnya ketakutan.Dengan penuh kemenangan kuhampiri dia.Sek
arang buka cd dan stoking kamu?Ampun eggy,janga....n!Langsung kutampar dia.Cepet
buka.Jangan membuat kamu lebih menderita.Ngelawan gak ngelawan,kamu bakal eggy
ewe.Janga....n,jangan gy!Katanya memelas sambil berlinang air mata.Karena gak sa
bar,kutarik dan kudorong Nida hingga terjengkang di kasur.Lalu dengan paksa,kuta
rik cd dan stokingnya.Kini Nida dah telanjang bulat.Badannya sungguh mulus gak a
da cacat.Kulitnya kuning langsat.Rambutnya tergerai acak2kan.Toketnya kutaksir 3
4c.Bulat kek apel dengan puting berwarna pink.Sambil menyeringai kutatap seluruh
tubuhnya.Nida nampak sangat ketakutan.Kuhampiri dan langsung kutindih dia.nida
meronta2.Belum kuperkosa.Aku ingin nida juga menikmati perkosaanku.Kuremas tetek
nya dan kusedot puting susunya.Lehernya habis aku cupangin.Begitu juga toketnya.
Tangan kananku meremas pantat Nida yang cukup semok.Lalu meremas2 memeknya yang
penuh dengan jembut.Ternyata sekarang nida agak pasrah.Malah mendesah dan merint
ih lagi.Kubuka pahanya dan langsung kulumat memeknya.Baunya wangi sabun sirih.Te
rnyata nida pandai merawat barangnya.Tiba2 Nida menjambank rambutku,dan dari mem
eknya keluar cairan anyir dan asin.Kulumat dan kujilati semua.Akhirnya sekarang
Nida pasrah.Dadanya naik turun.Dan matanya malah terpejam.Tampak dia menggigit b
ibirnya seakan menikmati setiap yang aku lakukan.Bahkan ketika kurenggangkan ked
ua pahanya,dia tak melawan sama sekali.Ketika pahanya terbuka lebar,kulihat loba
ng memeknya begitu indah.Lobangnya begitu sempit dan kecil.Tampak merah merekah
indah.Langsung kucipok dan kujilatin lagi.A....h,a.....h,a.....h.Ku dengar nida
mendesah.Dan ketika itilnya kusedot dan kugigit halus,dia orgasme lagi.Memeknya
keluar air kenikmatan lagi.Aku telah bersiap.Kutaruh kontolku di mulut memeknya.
Nida seakan pasrah dan siap menanti hujaman kontolku.Kugesek2 dan pantat nida be
rgoyang2 kekiri dan kekanan.Mata dia tetap terpejam tapi mulutnya tak berhenti m
endesah dan merintih.Sambil menggesekan kontolku di memeknya,kadang kuremas dan
kusedot teteknya.Tangan Nida kutarik,dan telapak tangannya kuarahkan ke kontolku
.Sekarang Nida malah meremas dan mengelus2 kontolku.Namanya apa sayang?Tanyaku.K
ontol eggy!Katanya sambil tetep terpejam.Ternyata nida cewek akhwat bintang kamp
usku yang pinter dan banyak hafalannya bisa ngomong jorok juga kalo lagi horny.K
etika kugesek2 kontolku di lobang memeknya,kutanya lagi.Sayang,eggy masukin ya?N
ida cuma mengangguk pelan.Lalu dengan perlahan kutekan masuk.Memek Nida sudah ba
sah dari tadi,sehingga tak begitu sulit untuk memasukkan kontolku sampe helmnya
aja.A.....h,mmmhhh,sssHHHH,A.. ..h.Desah Nida.Sayang,memeknya lagi diapain sama
kontol eggy sayang?Lagi diewe gy.Jawabnya.Gila ngomong jorok lagi.Enak sayang?En
ak gy....!A....h,ssshhh o....h.Kutarik kutekan,begitu terus.Sampe nida merintih2
.Mau kutekan lagi sampe batas kepala kontolku seperti terhalang,ternyata Nida be
ner2 perawan.Aku gak ingin membuat Nida terlalu sakit ketika kujebol keperawanan
nya.Maka sambil kumainkan itilnya dengan tangan kiriku,aku juga meremas payudara
nya.Terkadang sambil kusedot putingnya.
Ketika aku kecup bibirnya,tiba2 dengan penuh gairah ida melumat dan melahap bibi
rku.
Bener2 ganas.Aku sampe gak nyangka.Aku pun membalas lumatan bibirnya.Sambil kure
mas payudaranya aku tetap memaju mundurkan kontolku dengan perlahan di memeknya.
Ketika memek Nida semakin aku sodok dengan kuat,slep blez.A....kh!Nida menjerit.
Kontolku berhasil menembus pertahanan terakhir Nida.Langsung kusosor bibir Nida.
Dan kami berpagutan lagi.Sejenak kubiarkan kontolku dalam memek Nida.Terasa dipi
jat dan diremas2 dengan kuat.Memeknya berkedut.Lalu nida memelukku dengan erat s
ambil berciuman bibir denganku.Setelah agak lama kupompa kontolku naik turun.Ah.
...Ah ah ah ah,uo.....h ssshhh ah ah.Nida mendesah dan merintih keenakan.Nida ga
k sadar kalo aku rekam.Segalanya dah kupersiapkan semenjak aku mendapat hp Nida.
Sayang,enak gak?Ena...K,sshhh a....h.Nikmat gak ngewe ma Eggy?Nikmat gy,a....h.K
ugenjot dan kupompa dengan cepat,tiba2 Nida berteriak,a.....h dan merangkulku de
ngan kuat.Nida dah mencapai orgasme.Aku belum,karena sebelumnya aku dah minum ob
a kuat.Karena aku dah ada rencana mau merkosa Nida.Kudiamkan sejenak biar Nida m
erasakan orgasmenya dulu.Lalu kugenjot lagi.Nida merintih dan mendesah2 lagi.Say
ang,kita lagi ngapain?Ewean eggy.Mau gak ewean terus ma eggy?Mau gy.Ah ah ah sss
hh terus eggy.....!A.....h.Nida berteriak keenakan.Pantat Nida bergoyang2 membua
t kontolku diremas2 dan disedot kuat.Sekitar 20 menitan aku menggenjot,sesuatu m
au muntah dari kontolku.Maka semakin kupercepat genjotanku.Dan rintihan Nida pun
semakin keras.Lalu ser,crot crot crot.Kontolku mengeluarkan laharnya dengan ban
yak dalam memek Nida.Nida memelukku dengan erat.Kedua kakinya diapitkan dipingga
ngku.Aku terkulai lemas diatas tubuh Ida.Kami orgasme secara bersamaan.Kubiarkan
kontolku dalam memek ida.Memek ida berkedut2.Sungguh sangat nikmat.Setelah kont
olku keluar dengan sendirinya dari memek Nida,aku mencium kening Nida.Kami terba
ring lemas.Sungguh sangat nikmat.Perkosaan berakhir kepasrahan berujung kenikmat
an.Ketika kuelus payudara Nida,tiba2 dia tersadar.Langsung dia menangis dan memu
kul2 tubuhku.Eggy,kamu beja....t,kamu merkosa aku tangisnya.Aku pegangin tangan
dia sambil kukecup keningnya.Sudahlah Nida.Kata siapa eggy merkosa kamu?Iya kamu
merkosa Nida!Hiks hiks hiks.Tangis Nida.Sebentar sayang.Lalu kuambil hp yang me
rekam kami ngentotan dan memutarnya sambil mengelus2 rambut nida.Ini buktinya sa
yang.Melihat rekaman itu,tangis Nida berhenti dan menunduk lesu.Ya dia terpukul
melihat rekaman itu.Apa lagi lihat keganasan dia pas ngentot tadi.
Sudah sayang,kamu jangan kuatir,Eggy bakal tanggung jawab kalo terjadi sesuatu m
a kamu.Nida tiba2 nangis di dadaku.Kuusap dan kubelai rambutnya.Tenang sayang,Eg
gy beneran bakal tanggung jawab.Kamu juga kan tahu,eggy suka sama kamu semenjak
aku kenal kamu.Ya mau apa lagi,nasi dah jadi bubur.Kehormatan dia dah hilang sam
a aku.Walau dengan terpaksa,mau gimana lagi.Ternyata cewek akhwat itu bernafsu b
esar dibalik anggunnya balutan jubah dan jilbab.Setelah agak reda tangisnya,dan
mendapat janji tanggung jawab,dengan rangsangan lagi,kami ngentot lagi sampe pua
s dengan berbagai macam gaya.Dan Nida sungguh pandai dalam bermain cinta.Hasil d
ari sering ngeliat bokef di hp.Hehehe.
Jam setengah tujuh setelah kami mandi dan makan,aku mengantarkan Nida ke rumahny
a.Sesampainya di rumahnya,aku disambut kecut orang tua nida.Dan menanyakan dari
mana jam segini baru pulang.Nida berbohong dan menjawab ada rapat BEM di kampus.
Padahal tidak. Dalam budayanya yang religius,aib wanita akhwat diantar cowok.
Ortunya nanya aku.Walau agak kecut,dibantu Nida aku ngasih alasan sama bokap Nid
a bahwa aku temen Nida.Sekalian nganter Nida karena khawatir di jalan,juga penge
n silaturrahmi.Aku beralasan,Nida bisa membuat perubahan besar dalam hidupku dan
membimbing ke jalan yang baik.Aku juga menceritakan keluargaku.So akhirnya mere
ka mengerti.Ya walo bokis,kan yang penting selamat.
Tapi yang jelas sekarang Nida dah jadi istriku.Hehehehe
diperkosa......dinikmati...... ...dinikahi
fastest livescore
TREK... TREK ... TREK ...
Aku mendengar bunyi ketukan pada pagar besi rumahku yang telah terkunci.
Setiap menjelang maghrib aku memang selalu mengunci pintu pagarku karena hanya t
inggal sendirian di rumah. Suamiku sehari-hari berkerja di sebuah BUMN bidang en
ergi di Jakarta dan hanya ada di Bandung Jum'at malam sampai hari Minggu.
Oh iya, perkenalkan namaku Ina, pada saat kejadian ini umurku sekitar 33 tahun.
Walaupun aku sudah menikah sekitar 10 tahun tapi belum punya anak sehingga sehar
i-hari aku praktis sendirian di rumahku. Ironisnya aku memutuskan menikah dengan
suamiku ini justru karena aku hamil sebelum menikah walaupun kemudian digugurka
n. Aku sendiri bekerja sebagai sekretaris direksi di sebuah pabrik karpet yang c
ukup besar di Bandung Selatan.
Untuk melihat siapa yang datang, aku coba intip melalui tirai ruang tamu. Ternya
ta yang datang adalah Yanto adik iparku, suami dari adikku yang nomor tiga. Sebe
lumnya ibuku memang sudah menelepon bahwa ada barang untukku yang dititipkannya
kepada adik iparku ini, sehingga sewaktu-waktu akan diantarkan olehnya ke rumah.
Aku segera membuka pintu rumah untuk membuka gembok pintu pagar supaya adik ipar
ku bias masuk. Saat itu sebenarnya aku sudah mengenakan daster rumah yang cukup
longgar dengan tangan terbuka tanpa memakai bra lagi di dalamnya karena memang t
idak menyangka akan ada tamu malam ini. Tapi karena aku pikir yang datang adalah
adikku iparku sendiri maka aku merasa tidak perlu ganti baju dulu seperti yang
biasa aku lakukan kalau ada tamu-tamu lainnya.
'Yanto, apa kabar ?
Maaf pintunya sudah di kunci, kamu tau kan Ina hanya tinggal sendiri
Kamu langsung dari kantor ?' Berondongku pada adik iparku sambil tanganku berusah
a membuka kunci gembok pintu pagar.
'Iya nih, saya bawa titipan ibu dari Jakarta buat Ina' Jawab adik iparku sambil
masuk dan kemudian membantu menutup dan mengunci kembali pintu pagarnya.
Aku kemudian mempersilahkannya masuk ke ruang tengah karena tadi aku sedang meno
nton suatu acara di TV dan tidak ingin ketinggalan kelanjutannya. Pintu ruang ta
mu di depan tetap aku buka, seperti yang biasa aku lakukan kalau menerima tamu l
aki-laki. Maklumlah aku tinggal sendiri, sehingga aku tidak ingin jadi omongan d
an kecurigaan tetangga lainnya kalau kebetulan ada yang melihatnya. Jadi walaupu
n yang datang adalah adik iparku sendiri, aku tetap menjalankan 'aturanku' itu.
'Mau minum apa Yan ? Teh atau kopi ? Jangan menolak ya, kan udah repot-repot dat
ang ke ujung dunia' Aku menawarkan minum sambil tersenyum.
Rumahku memang ada di daerah by-pass, sehingga cukup jauh bagi Yanto untuk datan
g ke rumah dari kantornya yang di tengah kota pada jam pulang kantor yang macet.
'Kopi aja deh ...' Jawab Yanto pendek sambil menghempaskan diri duduk di sofa di
mana aku sebelumnya duduk menonton TV.
Yanto badannya tinggi besar, sekitar 180 cm dengan berat badan mungkin sekitar 8
0 Kg, umur sekitar 2 - 3 tahun lebih muda dariku dan wajah di atas rata-rata. Ak
u sendiri cukup mungil dengan tinggi kurang dari 160 cm dan berat badan sekitar
40 Kg. Hal lainnya yang kontras adalah, Yanto berkulit coklat dengan bulu-bulu y
ang lebat di badannya, sedangkan aku berkulit kuning langsat.
Berbeda dengan suamiku yang pegawai negeri, Yanto adalah seorang pengusaha yang
ulet membangun usahanya sendiri mulai dari nol. Walaupun kami jarang bertemu (se
ringnya hanya di arisan keluarga dan kumpul-kumpul hari raya), tapi Yanto selalu
menjadi teman mengobrol yang menyenangkan karena wawasan dan pengalamannya yang
sangat luas.
Kami duduk bersebelahan di sofa sambil mengobrol tentang banyak hal dan nonton T
V, sekali-sekali aku bangkit dari kursi untuk mengambil kue-kue maupun tambahan
minum baik buat aku sendiri maupun buat Yanto. Setiap kali aku menaruh atau meng
ambil barang di meja, posisiku selalu berdiri menunduk menghadap Yanto karena po
sisi meja yang cukup rendah.
Sampai pada satu saat ketika sedang menunduk lagi, tanpa sengaja mataku melirik
ke arah Yanto dan melihat ekspresi yang aneh dari Yanto, terutama saat memandang
ke arah baju bagian atasku. Sehingga secara otomatis akupun ikut melihat ke ara
h yang dipandangi oleh Yanto itu.
Ya ampun ternyata selama ini setiap aku menunduk seluruh payudaraku yang polos t
anpa bra terpampang dengan jelas menggantung bebas melalui leher dasterku yang m
emang sangat lebar dan longgar. Payudaraku tidak lah besar, tetapi masih sangat
padat dan terawat baik dengan putingnya yang masih kecil berwarna coklat terang.
Mungkin karena tidak pernah dipakai menyusui anak.
Seketika itu juga aku menjadi merasa salah tingkah, jadi aku coba kembali duduk
di sebelah Yanto sambil menunduk dengan muka yang merah padam karena rasa malu y
ang amat sangat.
Belum lagi rasa maluku itu hilang, tiba-tiba Yanto memelukku dari depan sambil m
encoba mencium bibirku dengan nafas yang sedikit memburu dan membuatku terdorong
ke posisi setengah berbaring di sofa.
Yantooo Apa yang kamu lakukan ?! Kataku setengah berteriak dan mencoba mendorong t
ubuh Yanto yang sudah setengah menindihku.
Yanto sama sekali tidak menjawab, hanya nafasnya yang makin memburu berusaha men
cium bibirku terus menerus. Karena aku selalu memalingkan muka setiap kali akan
dicium, maka Yanto mengalihkan ciumannya ke telinga dan leher sambil tangannya m
ulai meremas-remas payudaraku dari luar daster.
Yanto jangan !!! Itu saja yang bisa aku katakan berulang-ulang dengan suara teriaka
n yang tertahan sambil kedua tanganku berusaha berontak menjauhkannya dari tubuh
ku.
Aku sama sekali tidak berani berteriak keras-keras karena dengan pintu depan yan
g terbuka justru jadi merasa takut terdengar tetangga dan membuat masalahnya jad
i tambah runyam karena melibatkan adik iparku sendiri.
Sebaliknya keraguanku itu rupanya membuat Yanto menjadi semakin berani dan menco
ba menurunkan bagian atas dasterku supaya bisa meremas payudaraku secara langsun
g. Tentu saja aku juga melawan dengan sekuat tenaga mencegah tangannya untuk ber
gerak lebih jauh. Tapi tenaganya ternyata jauh lebih besar sehingga akhirnya ....
BREEEET . ! Dasterku robek sampai ke bagian perut sehingga memperlihatkan seluruh b
agian atas tubuhku.
Saat itu juga aku benar-benar mengalami syok sampai seluruh badanku menjadi lema
s dan gemetaran. Akibatnya tanpa kesulitan Yanto kemudian bisa melorotkan daster
ku ke arah bawah sekaligus melepaskan celana dalamku. Dalam sekejap saja Yanto t
elah membuatku benar-benar dalam keadaan telanjang bulat, tanpa sehelai benangpu
n lagi yang bisa menutupi tubuhku.
Aku meringkuk tidak berdaya di sofa yang terpikir olehku hanyalah berusaha sebis
a mungkin menutupi tubuhku dengan kedua tanganku dan mulai menangis. Melihat aku
menangis sikap Yanto berubah menjadi lebih lembut walaupun tetap tidak bekata s
epatahpun dan dengan hati-hati dia kemudian membopongku ke kamar tidur. Setelah
membaringkanku di tempat tidur, Yanto mulai membuka bajunya satu persatu sambil
tetap berdiri menatapku di samping tempat tidur.
Setelah bajunya terlepas semua, Yanto kembali menyingkirkan tanganku yang menutu
pi payudara dan kemaluanku kemudian menindihku dengan tubuhnya yang tinggi besar
. Dengan menggunakan tekanan kedua pahanya, Yanto memaksaku membuka kedua pahaku
lebar-lebar. Yanto kembali menciumi bibirku, tapi aku tetap menghindar dengan m
emalingkan mukaku setiap kali bibirnya datang. Ciumannya dialihkan lagi mulai da
ri leherku sampai ke payudaraku dan mengulum-ngulum putingnya sedangkan payudara
yang lain dia mainkan dengan tangannya. Di bagian bawah, kemaluanku yang terkan
gkang lebar, otomatis bergesekan dengan perutnya yang ditumbuhi bulu-bulu.
Rasa geli yang aneh mulai menyerangku dan jantungku mulai berdegup kencang walau
pun aku tetap berusaha mendorong badannya yang tinggi besar itu dengan kedua tan
ganku.
Karena perlawananku sama sekali tidak berhasil akhirnya aku mulai putus asa dan
menyerah, badanku mulai terasa lemas kelelahan karena telah berusaha berontak. K
edua tanganku akhirnya kubiarkan tergeletak di samping badanku dengan pasrah dan
aku hanya bisa memejamkan mata sambil berurai air mata. Walau pun begitu entah
kenapa pikiranku tetap mengikuti setiap tindakan Yanto pada tubuhku, sehingga se
tiap sentuhan dan ciuman Yanto malah semakin terasa olehku.
Perlakuan Yanto yang jauh lebih lembut dari sebelumnya membuat rasa takut dan ka
getku pelan-pelan mulai mereda, berganti dengan rasa geli dan nikmat akibat cium
an-ciuman dan sentuhan-sentuhannya.
Setelah puas mengulum-ngulum puting payudaraku, ciuman dan jilatan Yanto mulai m
engarah ke bagian bawah tubuhku. Akhirnya mulut Yanto sampai juga ke kemaluanku,
terasa lidahnya yang besar dan kasar tapi hangat mencoba membuka belahan kemalu
anku yang ditumbuhi bulu-bulu yang selalu kucukur rapi, sedangkan kedua tanganny
a masih tetap sibuk meremas kedua payudaraku.
Tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas kain sprei tempat tidur karena mulai ti
dak tahan dengan gelombang serangan rasa nikmat yang makin besar aku rasakan sam
pai membuat kedua lututku terasa bergetar.
Yanto kemudian menggunakan tangannya untuk membuka bagian luar bibir kemaluanku
sehingga lidahnya lebih bebas lagi mejilati bagian dalam kemaluanku. Kontur lida
hnya yang kasar seolah-olah menggosok-gosok permukaan dalam vaginaku, mempercepa
t efek rangsangan yang mulai mempengaruhiku.
Aku mulai gelisah karena ada sesuatu yang terasa meledak ledak dari dalam sehing
ga tanpa terasa aku mulai menggerakkan mukaku ke kiri kanan mengikuti irama jila
tan lidah Yanto yang semakin agresif memasuki kemaluanku.
Bukan hanya bibir dalam kemaluanku saja yang dijilatinya, tapi klitoriskupun tid
ak terlewat dimainkan dengan lidahnya. Entah bagaimana lidah Yanto juga kurasaka
n bisa menerobos ke dalam liang senggamaku yang mulai basah dan merekah.
Setelah puas dengan memainkan lidahnya, Yanto mulai memasukkan satu jari tangann
ya ke dalam liang senggamaku yang sudah semakin basah sedangkan bibir dan lidahn
ya mulai menghisap-hisap klitorisku. Tanpa malu-malu lagi aku mulai bereaksi den
gan mengangkat pantatku setiap kali jari Yanto menusuk masuk ke dalam liang seng
gama.
Satu jari dua jari dan akhirnya tiga jari Yanto yang meliuk-liuk di dalam liang
senggamaku membuatku melambung ke awang-awang. Jari-jari Yanto bukan hanya menus
uk, tapi juga menyentuh, menggesek dan menekan bagian dalam liang senggamaku yan
g sangat sensitif menimbulkan sensasi nikmat yang hebat.
'AAAAAAAAAHHHHHhhhhhh..' Tanpa sadar aku mengeluarkan lenguhan yang cukup kencang
saat aku mencapai orgasmeku yang pertama !
Kenikmatan orgasme telah membuat aku lupa bahwa saat ini aku sedang diperkosa ol
eh adik iparku sendiri. Bahkan tanpa sadar aku memegang kepala Yanto yang sedang
mengisap klitorisku dan menekannya setiap kali gelombang orgasmeku datang, seak
an-akan memberi isyarat supaya Yanto jangan menghentikan aktivitasnya yang menda
tangkan gelombang rasa nikmat yang sedang kurasakan sekarang.
Aku sangat jarang mengalami orgasme kalau bersetubuh dengan suamiku sendiri, mun
gkin hal inilah yang membuatku cepat lupa diri saat Yanto berhasil memancing org
asmeku bahkan sebelum menyetubuhiku.
Sesaat kesadaranku benar-benar hilang, seluruh pikiranku dan perasaanku hanya di
penuhi oleh rasa nikmat dari hasil cumbuan paksa adik iparku sendiri. Samar-sama
r aku melihat Yanto sudah kembali berada di atas tubuhku, kedua kakiku direntang
kannya lebar-lebar dan sedang bersiap-siap akan memasukkan penisnya ke dalam kem
aluanku.
Perlahan-lahan aku merasakan sebuah benda yang besar dan lunak mulai memasuki li
ang senggamaku. Seketika aku menjadi tersadar dan secara refleks kuulurkan tanga
nku memegang pangkal batang penisnya yang masih tersisa di luar untuk menahannya
masuk lebih jauh.
Yyyanto a..a..aku i..ini masih ka..kakak kamu Kataku dengan tersendat karena menah
an gejolak aneh yang kembali muncul saat merasakan kehangatan penisnya yang suda
h setengah masuk di dalam liang senggamaku.
Kita bukan saudara kandung Na, jadi apa yang kita lakukan bukanlah incest jawab Ya
nto dengan pelan tapi terdengar seperti mencoba meyakinkanku.
Entah mengapa jawaban Yanto tersebut terdengar olehku seperti jawaban yang meleg
akan buatku saat itu dan membuatku melepaskan pegangan tanganku dari pangkal pen
isnya. Tapi rupanya tindakanku tadi menyebabkan Yanto menunggu reaksiku karena w
alaupun penisnya sudah tidak kupegang lagi dia tidak melanjutkan penetrasinya.
Walaupun penis Yanto baru masuk setengahnya tetapi sudah terlanjur membakar gair
ah berahiku yang baru saja mengalami orgasme. Sehingga tanpa sadar aku memandang
Yanto dengan tatapan memohon untuk segera menyetubuhiku karena tentu saja saat
itu tidak mungkin aku memintanya secara terang-terangan. Selain itu dengan tanpa
disadari otot-otot liang senggamaku pun mulai berkontraksi meremas-remas penis Ya
nto.
Yanto rupanya bisa menangkap isyaratku itu, penisnya dengan lembut dia teruskan
masuk memenuhi liang senggamaku yang masih sempit tapi sudah mulai basah akibat
cairan orgasmeku yang tadi. Ada sedikit rasa sakit karena mungkin belum biasa de
ngan penisnya Yanto sehingga membuatku sedikit meringis menahan sakit tapi rasa
nikmat yang lebih besar membuatnya menjadi tidak terlalu terasa.
Setelah seluruh penisnya masuk, Yanto tidak langsung memompa tapi membiarkan din
ding-dinding kemaluanku berkontraksi menyesuaikan diri dengan ukuran benda asing
yang baru dikenalnya ini. Ujung penis Yanto yang langsung bisa mencapai mulut r
ahimku menambah tinggi sensasi nikmat yang segera aku rasakan.
Sebelum sensasi itu habis, Yanto mulai menggerakkan pantatnya naik turun dengan
sangat perlahan sehingga aku hampir bisa merasakan gesekan dari setiap tonjolan
pada penisnya yang menghasilkan sensasi kenikmatan yang berbeda-beda pada perger
akannya di dalam liang senggamaku. Belakangan aku tahu bahwa penis Yanto saat er
eksi dipenuhi dengan tonjolan urat-urat pembuluh darah yang membentuk seperti ak
ar-akar pohon besar.
Aku mulai merasakan cairan kemaluanku makin banyak keluar tanpa aku bisa tahan l
agi. Tanganku yang tadinya hanya meremas-remas seprei sekarang aku pindahkan mem
eluk pinggang Yanto sedangkan kedua kakiku menjepit pinggulnya. Aku juga mulai m
enyambut ciuman-ciuman Yanto di bibirku walaupun masih sangat canggung dengan pe
rmainan lidahnya di dalam mulutku, maklum lah selama ini suamiku hanya mencium b
ibirku tanpa ada permainan lidah.Tidak sampai 5 menit kemudian aku sudah mulai m
encapai orgasmeku yang kedua !
Kedua tanganku secara refleks memegang kedua belahan pantat Yanto yang sedang pe
rlahan memompa dan menekannya keras-keras untuk memastikan orgasmeku tidak terpu
tus karena perubahan posisi penis di dalam liang senggamaku. Kedua kakiku kemudi
an aku silangkan untuk membantu mengunci paha dan pinggulnya. Yanto rupanya meng
erti aku kembali mendapat orgasme sehingga dia juga menekan penisnya lebih dalam
lagi sampai beradu dengan mulut rahimku untuk menjaga puncak orgasmeku.
Setelah orgasme yang kedua ini aku kembali merasa lemas, sehingga aku biarkan sa
ja saat Yanto mulai merubah posisi kakiku dan juga tubuhnya. Yanto mengambil pos
isi 1/2 berjongkok sedangkan kakiku dia naikkan ke atas bahunya sehingga lututku
tertekuk hampir menyentuh payudaraku. Dalam posisi ini aku jadi bisa melihat ke
maluanku sendiri dengan penis yang tertancap ke dalam liang senggamaku.
Yanto mulai mengayunkan pantatnya lagi, walaupun masih pelan tetapi karena dalam
posisi jongkok ayunannya menjadi terasa lebih panjang, cepat dan keras. Setiap
kali penisnya terayun masuk aku merasakannya seolah-olah penis itu dapat menghuj
am menembus rahimku sampai keulu hati. Pelan pelan tapi pasti hasrat berahiku se
gera bangkit kembali dan aku mulai berani mengeluarkan suara lenguhan kenikmatan
walaupun masih pelan. Melihat hal itu Yanto mulai memompa dengan lebih cepat sa
mpai membuat seluruh badanku terguncang-guncang dengan kerasnya.CROKCROK CROK CROK
CROK terdengar bunyi becek yang keras akibat cairan kemaluanku beradu dengan pang
kal penisnya saat dipompa masuk.
Dari sudut mataku aku melihat cairan dari kemaluan itu sampai berbuih-buih memba
sahi bulu-bulu kemaluanku, perutku serta bulu-bulu penis dan perut Yanto bagian
bawah. Kali ini kenikmatan yang aku rasakan sedikit bercampur sensasi rasa ngilu
membuat aku mulai mencakar-cakar punggung Yanto setiap kali dia melakukan ayuna
n yang lebih dalam.
Keringatku mulai bercucuran dengan derasnya demikian juga keringat Yanto mulai m
enetes ke atas tubuhku, malah lubang pusarku berubah menjadi danau kecil penampu
ngan keringat kami berdua. Yanto mulai menurunkan kecepatan pompaannya dan merub
ahnya menjadi ayunan pelan yang panjang sehingga setiap kali penisnya masuk ke d
alam badanku rasanya ikut terangkat dan payudaraku terguncang-guncang.
OOOOOOOOOOOOHHHHHHHHhhhhhhhh . Akhirnya aku tidak tahan lagi untuk mengeluarkan len
guhan panjang yang keras saat mendapat orgasmeku yang ketiga sambil mencakar pan
tatnya untuk melampiaskan kenikmatan luar biasa yang aku rasakan. Yanto membiark
an aku menikmati orgasmeku dengan memutar-mutar penisnya di dalam liang senggama
ku yang sudah sangat longgar karena aku sudah begitu lemasnya sehingga otot-otot
kemaluanku sampai tidak sanggup lagiuntuk mengimbangi serangan penisnya.
Pelan-pelan Yanto menurunkan kedua kakiku yang berada di atas bahunya dan tanpa
mencabut penisnya dia merapatkan posisi kedua kakiku sehingga sekarang kedua kak
i Yanto justru ada di sebelah luar menjepit kakiku. Posisi liang senggamaku otom
atis tertarik ke atas mengikuti posisi penisnya yang sekarang menjadi lebih vert
ikal.
Rupanya Yanto sudah merasakan kemaluanku menjadi longgar sehingga mengurangi ken
ikmatan gesekan pada penisnya tapi dia mengerti bahwa aku sudah sangat lemas aki
bat tiga kali orgasme tadi. Dengan posisi ini otomatis kemaluanku dapat kembali
menjepit penisnya karena dibantu otot paha dan otot pinggulku tanpa aku harus me
nggunakan otot-otot kemaluanku yang sudah kelelahan.
Seluruh badan Yanto sekarang menempel langsung pada bagian atas tubuhku sehingga
aku bisa mencium langsung bau badannya dan keringatnya yang menimbulkan sensasi
tersendiri buatku. Setelah kejadian ini aku menjadi sering mencium-cium ketiakn
ya saat kami berdua untuk mengingatkan aku pada pengalaman luar biasa hari ini.
Sambil menciumi telinga dan leherku, Yanto mulai memompa penisnya lagi dengan me
nggerakan pantatnya perlahan. Gerakan penis yang naik turun secara vertikal memb
uat aku merasakan seolah-olah penisnya Yanto bisa menghujam menembus sampai ke l
uar lubang anusku. Sedangkan pada saat Yanto menarik penisnya aku merasakan selu
ruh bibir labia minora-ku ikut tercerabut ke atas, sungguh sensasi rasa nikmat y
ang tidak terkira. Selain itu Yanto kadang-kadang sengaja menggesek-gesekkan pay
udaraku yang sudah sangat basah oleh keringat dengan dadanya yang bidang.
Tiba-tiba aku merasakan badan Yanto mulai mengejang beberapa kali dan penisnya j
uga mulai terasa berdenyut-denyut dengan keras di dalam liang senggamaku.
INNNAAAA se..sebentar lagi ss..saya sudah mau ke luar ujarnya
K.kamu mau saya keluarkan di dalam atau di luar ? lanjutnya dengan nafas yang mula
i memburu
Di ..di di dalam saja Yan sahutku tersendat sendat tanpa pikir panjang lagi karena
aku juga mulai merasakan gelombang orgasmeku yang ke empat kali akan datang, mun
gkin karena terpancing oleh rangsangan dari gelombang orgasmenya Yanto.
Untuk sesaat ada rasa takut akan hamil akibat hubungan ini sempat terlintas di b
enakku, tapi perasaan ingin mendapatkan kenikmatan persetubuhan yang lengkap den
gan Yanto mengubur perasaan takut itu dengan cepat. Apalagi statusku yang sudah
punya suami sudah tentu kalau tiba-tiba hamil bukan sesuatu yang aneh bagi orang
lain.
Yanto mulai mempercepat gerakan penisnya dan mengangkat bagian atas badannya yan
g tadinya menempel pada tubuhku dengan bertumpu pada kedua tangannya. Sedangkan
kedua lutut kakinya agak sedikit ditekuk untuk mempermudah gerakan penisnya. Ger
akan penisnya makin cepat tapi mulai tidak teratur, tubuhnya juga mulai bergetar
dengan kencang sedangkan aku sendiri sudah mulai dilanda gelombang awal orgasme
ku yang ke empat.
Akhirnya tubuh Yanto mengejang dengan keras dan menancapkan penisnya dalam-dalam
sambil berdenyut-denyut dengan liarnya.
'ARRRRRRRGHHHHHHHHH' Yanto berseru tertahan
Aku merasakan adanya krucil.netan yang keras dan hangat dalam liang senggamaku;
sekali, dua kali, tiga kali krucil.netan kuat yang diikuti belasan kali krucil.n
etan kecil sampai akhirnya berhenti setelah Yanto ambruk di atas tubuhku.
'YANTOOOOOO....OOOHHHHHHhhh' Aku ikut berteriak merasakan puncak orgasmeku sendi
ri yang datang bersamaan dengan ejakulasinya Yanto
Penisnya yang masih keras kadang-kadang berdenyut sendiri di dalam liang senggam
aku menimbulkan rasa geli dan membuatku senyum-senyum kecil merasakannya sambil
memeluk Yanto yang kelelahan diatas tubuhku.
Yanto kemudian mencium bibirku dengan lembut, kemudian sambil tersenyum dia mena
tapku dan berkata :
Terima kasih Na, semoga kamu mau memaafkan saya
Kamu nakal sekali sama kakakmu sendiri jawabku pendek dengan nada manja sambil mem
balas senyumnya. Tanpa terasa aku mengeluarkan air mata lagi, tapi kali ini buka
n air mata ketakutan tapi justru air mata kenikmatan yang bercampur rasa sesal.
Entah mengapa, aku jadi lupa bahwa persetubuhan ini sebenarnya diawali dari perk
osaan oleh adik iparku sendiri. Kenikmatan duniawi yang aku rasakan sekarang bel
um pernah aku dapatkan dari 10 tahun pernikahan dengan suamiku sendiri. Rasa kag
um akan figur Yanto yang sangat berbeda dengan suamiku sendiri rupanya membuat a
ku sudah punya benih-benih simpati terhadap adik iparku yang pada akhirnya melan
carkan proses perkosaan kali ini.
AAAAAAAAAAAAAHHHH . Aku kembali melenguh lagi saat Yanto menarik penisnya dari kema
luanku dengan perlahan dan kemudian berbaring kelelahan di sebelahku.
Yanto kemudian menggerakan tangannya melingkari pundakku, aku menyambutnya denga
n merapatkan badanku dan membenamkan kepalaku ke dalam dadanya. Sehingga tubuh t
elanjang kami kembali berpelukan dengat eratnya dan bisa saling mendengar denyut
jantung masing-masing yang masih berdegup kencang.
Beberapa saat kemudian aku paksakan bangun dan melihat seprai tempat tidurku bas
ah oleh keringat kami berdua, malah pada bagian dekat kemaluanku seperti terjadi
genangan air yang merupakan campuran dari cairan kemaluanku dan juga sebagian s
perma Yanto yang keluar lagi. Aku lihat labia minora kemaluanku seperti mengelem
bung kemerahan sehingga lobang kemaluanku masih menganga lebar dengan lelehan sp
erma di bibirnya.
Aku segera mengambil daster lain yang tergantung di kamarku terus membersihkan k
emaluanku di kamar mandi sambil membawa handuk untuk Yanto yang masih bersimbah
keringat di tempat tidur. Kemudian aku menutup dan mengunci pintu depan yang dib
iarkan terbuka selama kejadian ini dan hati kecilku malah merasa bersyukur aku t
idak berteriak keras saat Yanto memulai aksinya.
Sebelum Yanto pulang kami sempat bersetubuh lagi, tentu saja kali ini aku tidak
memberikan penolakan seperti awal persetubuhan perdana kami. Yanto ternyata oran
gnya sangat telaten, sambil menyetubuhiku dia kadang menanyakan di mana saja tit
ik-titik kenikmatanku yang selama ini aku sendiri tidak mengerti dan langsung di
praktekkan.
Sejak saat itu Yanto menjadi sering mengunjungiku atau mengajakku dalam perjalan
an bisnisnya, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Hubungan kami hampir s
eperti pengantin baru, setiap ronde kami melakukannya minimal dua kali dan bila
sedang menginap bersama bisa sampai empat kali dalam sehari. Rupanya aku tidak b
isa hamil lagi walaupun Yanto telah berusaha menyiramiku dengan spermanya bertubi-
tubi di masa suburku karena sangat ingin punya anak dariku padahal dari istrinya
yang juga adikku dia mudah sekali mendapatkan beberapa anak.
Setahun setelah diperkosa Yanto, aku menuntut cerai kepada suamiku atas kemauanku
sendiri walaupun tadinya aku sempat berpikir untuk mempertahankannya kalau Yanto
berhasil menghamiliku. Tak lama kemudian Yanto memaksa untuk menikahiku sebagai
istri keduanya, tentu saja tanpa sepengetahuan keluarga kami. Beberapa teman de
kat kami yang sengaja diminta datang sebagai saksi pernikahan, awalnya merasa sa
ngat kaget tapi akhirnya berusaha bisa menerimanya.
Hubunganku dengan adik iparku ini berlangsung terus sampai sekarang dan aku mema
ng telah memilih menjadi istri dari adik iparku sendiri
Anak Petani - Part 1
fastest livescore
Di dusun Sukamandi, tinggalah keluarga kecil suami isteri dengan seorang anak. M
ereka tinggal di rumah kayu dengan kebun kecil mengelilingi rumah. Si Suami adal
ah buruh tani yang mengerjakan ladang orang lain. Si isteri mengurusi anaknya ya
ng baru saja masuk sekolah menengah pertama.
Anak mereka adalah anak laki-laki yang cukup bongsor seusianya. Namanya adalah A
rjuna. Dan, ternyata nama itu cukup pas untuk dia, karena walaupun baru menginja
k usia remaja, namun wajahnya sudah lumayan ganteng. Bahkan bisa dibilang di dus
un itu untuk anak-anak remaja, dialah yang paling ganteng.
Si Suami bernama Waluyo. Wajahnya tidak terlalu tampan, namun merupakan wajah la
ki-laki yang penuh ketegasan dan kekuatan, tanda bahwa ia bukanlah laki-laki yan
g gampang disepelekan, apalagi badannya yang tinggi besar dan kekar, sedikit uba
n memperlihatkan penderitaan karena usianya baru empat puluhan. Si Isteri bernam
a Dewi, baru berusia dua puluh delapan tahun, karena menikah ketika usianya 14 t
ahun. Wajahnya cantik. Tampaknya ketampanan anaknya menurun dari dia. Bila suami
nya bertinggi 177 cm, Dewi bertinggi badan 160 cm. Walaupun ini adalah tinggi ra
ta-rata wanita indonesia, namun karena tubuh Dewi yang berisi dan cenderung terl
ihat gemuk sehingga dia tidak nampak tinggi ataupun pendek dibanding perempuan l
ain. Arjuna yang berusia 13 tahun bertinggi badan sekitar 155 cm, paling tinggi
di antara teman-teman sebayanya. Dan badannya mengikuti postur ayahnya, kekar da
n kokoh, walaupun tidak sama persis dibanding ayahnya.
Sebenarnya Dewi adalah isteri kedua Waluyo. Sebelumnya Waluyo pernah menikah dan
bercerai. Isteri pertamanya bernama Fauziah, anak pedagang sapi dari Kalimantan
yang keturunan Arab. Dari Fauziah, Waluyo mempunyai seorang anak gadis berusia
16 tahun bernama Annisa. Fauziah dan Annisa tinggal bersama keluarga Fauziah di
Kalimantan. Fauziah kini berusia 35 tahun dan belum bersuami lagi. Berhubung aya
h Fauziah telah meninggal dan ia adalah anak tertua, maka Fauziah kini yang meng
urusi bisnis keluarga.
Waluyo pernah bekerja di Kalimantan selama sepuluh tahun, dan disanalah ia menik
ahi Fauziah dan memiliki anak. Namun, karena orangtua Fauziah tidak setuju maka
pernikahan itu berakhir dengan perceraian dan Waluyo kembali pulang ke Jawa. Dua
tahun di kampung halaman, Waluyo akhirnya menikahi Dewi.
Selama ini keluarga Waluyo dan Dewi adalah keluarga yang tampak harmonis. Namun
memang, karena mereka tinggal di dusun kecil yang berpenduduk sedikit, lagipula
tempat tinggal mereka agak jauh dari perkampungan, sekitar sekilo dari kampung,
maka sebenarnya tidak pernah ada yang tahu apakah rumah tangga mereka itu bagaim
ana sebenarnya. Karena itu, kejadian yang akan menimpa keluarga inipun kemungkin
an besar tidak akan ada orang yang tahu.
Kejadian ini dimulai saat Arjuna, atau Jun, panggilannya, memasuki masa akil bal
iq dan juga karena pengaruh oleh teman-temannya. Kejadian ini akan menjadi suatu
aib bagi keluarga mereka. Aib yang menghasilkan berbagi aib nantinya, yang syuk
urnya sampai saat inipun tidak diketahui orang lain.
Bagaimanakah aku tahu? Pada saatnya nanti pun akan terlihat. Maka marilah kita m
ulai kisah keluarga kecil ini dari awal penyebab segalanya.
***
Hari itu baru pertama kalinya Jun melihat tubuh wanita telanjang. Walaupun wanit
a itu hanyalah foto dalam majalah, namun Jun mendapatkan informasi yang baru men
genai lawan jenis. Apalagi, si Harun, anak Pak Lurah yang membawa majalah itu ju
ga menambahkan informasi baru. Informasi mengenai ngemprut. Yaitu aktivitas laki
dan perempuan yang sangatlah tidak masuk akal kalau diterima pertama kali, yait
u saling mengadukan kelamin sehingga menyatu. Itu sebabnya, kata Harun, bahasa I
ndonesia untuk ngemprut adalah bersetubuh. Menjadi satu tubuh. Yang laki masukin
tititnya ke tempik perempuannya. Terus rasanya enak.
Mang kamu pernah, Run?
Belum. Tapi aku pernah ngintip Bapak dan Ibu ngemprut. Ibu kelihatannya kayak mak
an rujak, mulutnya mendesah-desah, Bapak kayak abis lari di lapangan, nafasnya m
emburu sambil menggeram kayak anjing gitu. Tapi Bapak berkali-kali bilang, tempik
mu legit bener, Jeng! terus juga bilang wuenak, Jeng.
Ibu kamu ga ngomong?
Iya, dia bilang juga enak. enak, pak. Enak, pak. Terus, pak.
Jun membayangkan kedua orang itu telanjang dan ngemprut di kamar. Diingatnya Ibu
si Harun itu lumayan cantik, walau tak secantik dan seputih Ibunya, namun Ibu s
i Harun ini lebih kurus, dan kuning langsat.
Ibu kamu teteknya besar, Run?
Gede, Jun. kayak buah lontar. Pentilnya kayak tutup spidol gedenya.
wah, enak tuh kalo diisepin.
Hush! Itu Ibuku! Sana isep susu Ibumu sendiri! Ibumu kan susunya keliatan lebih g
ede.
Setelah itu Jun dan Harun membahas persoalan ngemprut dengan Ibu masing-masing,
lalu Harun mengajarkan Jun untuk mengkhayal sambil mengocok kontol sendiri.
Ini namanya ngeloco, Jun. enak banget. Telapak kita ini kalau kita genggam di tit
it maka udah kayak dijepit lubang tempik perempuan.
Maka keduanya ngeloco sambil masing-masing membayangkan Ibu mereka. Akhirnya mer
eka ejakulasi di kamar Harun.
***
Semenjak saat itu, Arjuna menjadi dewasa sebelum waktunya. Arjuna selalu mencari
tempat dan waktu yang tepat bagi dirinya agar bisa seorang diri dan melakukan u
saha barunya dibidang seksual ini. Kadang di kamar mandi, kadang di kamarnya sen
diri yang sempit. Seringkali Arjuna masturbasi sambil membayangkan Ibunya si Har
un yang lumayan cantik itu, namun terkadang Arjuna membayangkan Ibunya sendiri.
Arjuna merasa bersalah dan kotor, namun anehnya di lain pihak, kenikmatan yang I
a rasakan itu lebih hebat dibanding bila ia membayangkan Ibunya Harun.
Hari berganti hari dan akhirnya dua minggu telah lewat. Arjuna selalu menghadapi
dilema setiap harinya. Ia mengalami kenikmatan orgasme yang sangat dahsyat bila
ia membayangkan ngemprut dengan Ibunya yang agak gemuk itu. Dan sedikit demi se
dikit, kewarasannya hilang dan kalah oleh kenikmatan setan yang tak dapat lagi i
a tolak.
Sekarang bayangan tubuh Ibunya yang sintal dan padat itu selalu menjadi bahan un
tuk ngelamun jorok dan juga untuk ngeloco. Arjuna tak pernah melihat Ibunya tela
njang, namun Ibunya seringkali mondar-mandir di rumah hanya mengenakan handuk, s
ehingga Arjuna dapat melihat bagian atas dada Ibunya yang besar dan juga paha Ib
unya yang kuning langsat itu.
Lama kelamaan hanya membayangkan saja tidaklah memuaskan Arjuna. Arjuna ingin se
kali melihat tubuh Ibunya telanjang betulan. Maka diambilnya-lah keputusan untuk
mengintip Ibunya waktu lagi mandi.
Rumah mereka adalah rumah petani sederhana terbuat dari kayu. Kamar tamu kecil d
engan dua kamar tidur. Sementara dapur mereka di belakang semi permanen bersandi
ngan dengan kamar mandi yang juga hanya semi permanen dengan anyaman bambu. Kedu
a kamar itu hanya terpisah oleh satu buah dinding saja. Kamar mandi di sebelah k
iri dan di sebelah kanan adalah dapurnya.
Berhubung ilham ini datang sewaktu malam, maka Arjuna malam itu ketika semua ora
ng tidur mulai bekerja. Dicobanya mengintip dari lubang anyaman bambu, ternyata
agak susah. Maka, di sudut ujung dapur, Arjuna membuat beberapa lubang, beberapa
di bagian atas, beberapa di tengah dan beberapa bawah, dengan pisau. Lubang itu
dibuat tepat diantara anyaman. Setelah selesai, dia menambal dengan potongan ka
in coklat sehingga tidak akan begitu terlihat.
Ketika subuh, si Arjuna baru bangun. Arjuna merasa tak sabar sehingga ia harus m
elihat Ibunya telanjang secepatnya hari itu. Arjuna tidak tahu, bila hari biasa
seperti hari itu, kapan Ibunya mandi. Arjuna hanya tahu bila hari minggu maka Ib
unya akan mandi sekitar subuh, karena Ibunya sudah mandi ketika Arjuna bangun pa
gi.
Perlahan Arjuna beringsut keluar kamar, ternyata Dewi sudah bangun dan sedang me
ncuci piring, berhubung rumah ini adalah rumah kampung, maka cuci piring dilakuk
an di kamar mandi. Dewi rupanya belum mandi, namun sudah bersiap untuk mandi. Pe
rempuan itu memakai handuk, dan Arjuna dapat melihat tali BH Hitam Ibunya itu ma
sih dipakai. Bila selesai mandi biasanya Ibunya tidak akan memakai BH di balik h
anduknya.
Setelah beberapa lama, akhirnya Dewi selesai mencuci piring. Setelah piring dita
ruh di dapur, maka Dewi segera masuk ke kamar mandi. Dewi tidak tahu bahwa anakn
ya mengawasinya dengan hati-hati dari dalam rumah. Ketika Dewi menutup pintu kam
ar mandi, maka Arjuna bergegas ke dapur dan membuka lubang-lubang yang telah dis
iapkannya.
Kamar mandi itu terdiri dari bak mandi dan toilet. Keduanya terletak di kanan ta
k jauh dari pintu, berhubung kamar itu tidak begitu luas, dengan toilet menempel
dengan dinding yang berpintu dan persis disebelah yang lain bak mandi itu menem
pel pada toilet. Bak itu tidak tinggi, hanya setinggi paha orang dewasa, namun m
emanjang kesamping. Dinding bambu kamar ini dicat putih dengan penerangan lampu
neon yang di taruh persis di antara kedua kamar itu. Berhubung atapnya tidak ter
lalu tinggi, maka lampu neon cukup menerangi kamar itu dengan jelas.
Ibunya sedang kencing dengan jongkok di toilet. Karena toilet itu letaknya di ka
nan sehingga berhadapan langsung dengan tembok dapur yang dilubangi oleh Arjuna.
Maka ketika Arjuna mulai mengintip, ia sedikit kecewa karena Ibunya sedang memu
nggunginya. Namun, jarak antara mereka berdua kini hanyalah sekitar 10 cm dan be
rbataskan dinding anyaman bambu saja. Arjuna dapat melihat tubuh Ibunya yang tel
anjang bulat dari belakang. Kulit Ibunya yang kuning langsat bagaikan bersinar k
arena tertimpa lampu neon seakan mengundang lelaki untuk mengelus dan menciuminy
a. Arjuna juga dapat melihat kedua pantat Ibunya yang bulat dan sekel yang seaka
n meminta diremas-remas. Arjuna tidak sabar menunggu Ibunya segera mandi. Akhirn
ya tak lama Ibunya berdiri, lalu turun dari toilet dan melangkah untuk berdiri d
i depan bak mandi, sehingga kini Arjuna dengan bebasnya melihat tubuh telanjang
Ibunya dari depan. Ibunya menaruh kaki kirinya di bak mandi dan mulai cebok seca
ra perlahan.
Arjuna terkejut dan sedikit menarik nafas kaget melihat pemandangan indah nan er
otis di hadapannya ketika Ibunya berdiri dan melangkah ke depan bak mandi. Walau
pun tidak muda lagi Ibunya memiliki tubuh yang sangat sintal berlekuk cantik dan
menggiurkan. Ibunya tidak kurus, namun juga tidak gendut. Ketika berpakaian, Ib
unya tampak memiliki tubuh yang sintal dan agak gemuk, namun ketika telanjang, t
ubuh Ibunya tampak sekel dan sangat seksi. Tubuh itu tampak berisi, tidak ada ur
at atau otot yang menonjol, namun juga tidak terlihat gembyor karena gemuk. Dada
Ibunya padat, perutnyapun padat dengan sedikit lemak di atas pinggang, namun ti
dak gendut.
Arjuna dapat melihat pentil buah dada Ibunya dengan jelas, berwarna coklat muda
kemerahan dengan ujung seperti penghapus pensil berbentuk silinder tumpul bundar
dan pada bagian dasarnya berbentuk lingkaran yang sedikit lebih lebar dari tutu
p botol sirup. Pentil itu menghiasi puncak payudara Ibunya yang bentuknya bagaik
an tetesan air mata dengan bagian bulat menggantung ke bawah hampir sebesar buah
kelapa yang sudah diserut kulitnya.
Payudara itu amat indah, dengan puting yang terletak hampir tepat di tengah-teng
ah, sehingga secara proporsional menunjukkan keadaan yang masih lumayan kencang,
hanya sedikit agak kendor karena usia Ibunya itu tidaklah muda lagi dan sudah p
unya anak, namun masih dapat dibilang indah. Bahkan, karena Ibunya ini adalah pe
rempuan desa yang tidak pernah pergi ke salon atau perawatan kecantikan, bisa di
bilang inilah salah satu payudara dengan keindahan alami yang jarang dimiliki ol
eh perempuan pada umumnya.
Ketika Ibunya mulai cebok dengan satu kaki di atas bak mandi, Arjuna menelan lud
ah berkali-kali melihat seluruh selangkangan Ibunya yang telanjang tanpa ditutup
i apapun. Dengan rambut kemaluan yang lebat dan keriting yang tumbuh sepanjang s
elangkangan itu dan melingkari bibir memek yang merah muda nan mengkilat karena
terkena air kencing dan kini di siram air untuk membersihkan bekas kencing itu,
membuat kontol Arjuna tidak dapat menjadi lebih keras lagi. Arjuna mengeluarkan
kontolnya dan mulai mengocok batangnya perlahan-lahan sambil terus mengintip.
Untungnya Ibunya bukanlah orang yang suka bergegas. Ia melakukan segala sesuatu
tanpa ada kesan terburu-buru. Karena itulah Arjuna dapat menikmati cukup lama ke
indahan kemaluan Ibunya. Arjuna berusaha menghafal segala lekuk lubang kencing I
bunya itu. bagaimana bentuk bibir kemaluannya, bagaimana warna dan tekstur dindi
ng di dalamnya, yang dapat ia lihat ketika Ibunya menggosokkan tangannya waktu c
ebok, bagaimana jembut Ibunya berkilau terkena air, bagaimana gerakkan memek itu
ketika digosok dan seluruh pemandangan yang bisa ia dapatkan.
Setelah itu Ibunya mulai mandi. Arjuna dengan bahagia mengamati dengan teliti se
gala gerakan tubuh Ibunya yang dimatanya semakin lama semakin erotis. Padahal Ib
unya hanya mandi. Dinikmatinya deburan air yang menghujam badan Ibunya itu, meni
nggalkan jejak-jejak basah di seluruh kulit kuning langsat itu. Bulir-bulir air
yang menempel di tubuh Ibunya ditingkahi oleh sinar lampu neon membuat tubuh yan
g molek itu bagaikan permata yang berkilau-kilau. Diikutinya gerakan air ketika
Ibunya menyiramkan air ke tubuhnya sendiri, bagaimana air menyusuri tubuh Ibunya
dari kepala, leher, dada, sepanjang payudara dan belahan dada, turun ke perut d
an menyebar jatuh melewati kedua kaki dan selangkangan Ibunya. Andaikan aku adal
ah air, tak akan kutinggalkan tubuh seksi itu, pikir Arjuna yang semakin memperc
epat kocokan pada tititnya.
Kemudian pemandangannya berubah lagi ketika Ibunya mulai menyabuni badannya. Bus
a-busa dari sabun menghiasi tubuh telanjang Ibunya bagaikan salju yang menghampa
r di pegunungan Jayawijaya. Bagaimana busa-busa itu mengubah bentuk menjadi sepe
rti tubuh yang dIbungkusnya. Busa-busa menghampar sepanjang tangan dan kaki, nam
un melingkari buah dada dan perut, menambah kesan dan aksen akan keindahan yang
ada. Apalagi ketika busa itu menipis, kulit kuning langsat Ibunya itu kini bukan
hanya bersinar tapi seakan berkerlap-kerlip dan menjanjikan sesuatu yang licin
untuk dirasakan dan dinikmati.
Ketika Ibunya mengangkat sebelah kaki lagi dan menaruhnya di bak mandi untuk ked
ua kalinya, untuk lalu menyabuni selangkangannya, Arjuna mulai mengocok kemaluan
nya dengan cepat dan brutal. Pemandangan erotis di ruang sebelah itu sungguh sem
akin lama semakin membuat Arjuna tidak tahan. Sambil mengerang dengan suara yang
tertahan karena takut ketahuan, Arjuna membelalakkan matanya lebar-lebar dan me
nganiaya kontolnya dengan nafsu yang di ubun-ubun kepala.
Tubuh telanjang Ibunya yang licin dan mengkilat ditambah dengan memek Ibunya yan
g kini terlihat lagi dan sedang diusap dengan tangan bersabun sehingga bibir vag
ina Ibunya itu bergerak merekah ketika jemari Ibunya mengusap lewat dan menunjuk
kan dinding kemaluan Ibunya bagian dalam yang tampak basah kemerahan, akhirnya b
erhasil membuat Arjuna mencapai klimaksnya. Dengan desahan dan erangan yang dita
han, Arjuna ejakulasi di dinding dapur itu.
Arjuna bergegas mencari lap dan membersihkan dinding dapur dengan cepat namun ke
tika menggosok dinding ia melakukannya dengan lembut sehingga tidak berisik. Ia
takut apabila Ibunya setelah selesai mandi akan masuk ke dapur dan melihat lendi
r pejunya menempel di dinding, atau bila ayahnya yang datang ke dapur. Setelah d
apur bersih Arjuna ngibrit ke kamar lagi dan pura-pura tidur.
***
Kegiatan Arjuna mengintip Ibunya mandi sekarang menjadi aktivitas harian yang ti
dak akan dilewatkannya. Arjuna kini sudah hafal bentuk tubuh Ibunya dari ujung k
epala sampai ujung kaki. Dari bagian belakang maupun bagian depan. Apalagi kedua
buah dada Ibunya yang besar dan ranum itu, yang dihiasi oleh puting indah bagai
kan buah yang ditaruh di atas es krim sebagai penghias. Bentuk payudara Ibunya t
erekam dengan begitu jelas sehingga seakan meninggalkan jejak di benaknya yang t
ak dapat dihilangkan. Arjuna tinggal memejamkan mata, maka kedua payudara itu ak
an muncul di benaknya. Lekuk lingkar buah dada itu, jurang yang terjadi antara d
ua buah payudara itu, warna kulitnya yang kuning langsat, dan kilauan kulitnya y
ang basah ketika terkena sinar neon.
Kemudian ilham kedua datang saat Arjuna sedang asyik mengintip Ibunya yang mandi
pagi. Arjuna ingin sekali melihat Ibunya dan ayahnya melakukan hubungan suami i
steri. Ilham ini membuat Arjuna ejakulasi lebih cepat dari biasanya. Namun Arjun
a tidak kecewa, malah menjadi asyik memikirkan bagaimana rencana selanjutnya aka
n dilakukan.
Setelah matang rencananya, Arjuna menjalankan niatnya hari itu juga. ketika ia p
ulang sekolah dan Ibunya sedang keluar mengantarkan makanan kepada ayahnya, maka
Waluyo masuk kamar orang tuanya yang letaknya persis di sebelah kamar tidurnya
sendiri untuk menyelidiki keadaan. Rumah mereka adalah rumah kayu tanpa langit-l
angit. Tipikal rumah petani sederhana. Membolongi kayu tidaklah mungkin, karena
pasti akan terlihat, namun karena rumah mereka tidak memiliki langit-langit, mak
a ada jalan lain untuk dapat mengintip.
Arjuna dapat melongok dari atas dinding kamarnya secara langsung, hanya saja tem
pat itu banyak debunya sehingga sangat kotor, lagian letaknya cukup jauh. Maka m
ulailah Arjuna mendekorasi ulang kamarnya. Ia menempatkan lemari pakaiannya pada
dinding kamarnya yang tepat di sebelah kamar orangtuanya. Meja belajarnya yang
dIbuat ayahnya, yang sebenarnya hanya sebilah papan dipaku pada empat buah kaki,
buatannya kasar namun sangat kokoh ditaruhnya disamping lemari pakaiannya. Berh
ubung lemari itu tidak begitu tinggi, melainkan hanya setengah dinding, maka pas
sekali kalau ia jongkok di atas lemari dan melongok.
Dewi, Ibunya, sempat melihat ke dalam kamar dan menyaksikan Arjuna sedang member
sihkan bagian atas lemari itu. Ibunya malah senang melihat anaknya mendekorasi u
lang kamarnya dan membersihkannya juga. Dewi tidak tahu bahwa anaknya begitu raj
in justru karena memiliki otak yang kotor dan ingin mengintip kedua orangtuanya
ngemprut! Dewi tidak melihat ketika Arjuna juga membersihkan bagian atas dinding
penyekat kedua kamar itu dan juga tiang di tengahnya, agar nanti tangan Arjuna
tidak kotor.
Ketika tengah malam datang, Arjuna yang tidak tidur, mulai beraksi. Dipanjatnya
meja belajarnya, kemudian dengan hati-hati dipanjatnya lemari pakaiannya dengan
perlahan. Ketika ia sudah berjongkok di atas lemari itu, di pegangnya ujung atas
dinding pembatas itu lalu mulai melongokkan kepalanya untuk melihat ke kamar se
belah.
Arjuna kecewa karena yang dilihatnya hanya Ibunya yang tidur dengan kain, namun
ayahnya tidak terlihat. Arjuna bingung, karena jadwal ronda ayahnya masih jauh.
Maka dengan perlahan ia turun dari lemari itu lalu keluar kamar dan mencari ayah
nya. Ayahnya ternyata tidur di bale-bale di depan rumah. Hari itu Arjuna gagal.
Namun Arjuna tidak patah semangat, mungkin saja hari ini ayahnya begitu letih se
hingga tertidur di depan. Maka, Arjuna berencana untuk melihat keesokkan harinya
.
Namun, ayahnya tidak tidur di kamar tidur bersama Ibunya keesokkan harinya, atau
esoknya lagi, atau besoknya lagi, bahkan selama seminggu ini Arjuna tidak perna
h melihat kedua orang tuanya tidur bersama. Bahkan pada hari sabtu, ayahnya just
ru tidak ada di rumah sama sekali. Padahal malamnya mereka makan bersama, namun
pada tengah malam ayahnya tidak dapat ditemukan di mana-mana.
Anehnya, ketika sepanjang minggu depannya lagi, hal yang sama terjadi. Arjuna me
njadi bingung dan menjadi sangat ingin tahu kenapa kedua orang tuanya tidak tidu
r sekamar.
Paginya setelah mandi, ketika sarapan pagi, Arjuna bertanya pada Ibunya. Seperti
biasa ayahnya sudah berangkat ke sawah ketika Arjuna mandi.
Bu, minggu lalu Arjuna bangun malam-malam. Terus Arjuna mau ke kamar mandi, tapi
karena masih ngantuk Arjuna malah keluar ke serambi. Eh Bapak tidur di bale-bale
. Arjuna pikir Bapak kecapekan. Tapi tadi malam waktu Arjuna bangun lagi, eh Bap
ak kok masih tidur di sana ya? Ibu sama Bapak lagi marahan ya?
Dewi tampak terkejut dengan perkataan Arjuna. Hush kamu kok ngurusin orangtua? Bap
akmu sama Ibu enggak marahan, kok.
Bukan ngurusin, Bu, tapi Arjuna takut. Temen Arjuna si Arjuna itu dulu orangtuany
a marahan, eh tahu-tahu cerai. Jangan cerai ya, Bu?!
Dewi hanya menghela nafas sambil menggeleng, Bapak sama Ibumu ini ga bakalan cera
i. Kamu tenang saja. Bapak memang dari dulu tidak tidur di kamar. Soalnya panas.
Bapak lebih senang tidur di luar karena sejuk dan dingin. Kamu ga usah takut, J
un.
Arjuna mengangguk saja. Namun ia jadi tambah heran. Menurut Harun temannya itu,
ngemprut itu kegiatan paling enak. Jadi, pasti hampir tiap hari suami isteri itu
ngemprut. Kecuali kalau perempuannya haid atau datang bulan. Tapi biasanya data
ng bulan itu hanya seminggu. Nah, kedua orangtua Arjuna tidak puasa ngemprut han
ya seminggu, tapi sudah dua minggu. Pasti ada sesuatu yang aneh. Maka, Arjuna te
tap mengintip kamar Ibunya selama sebulan. Jadi dalam sehari, ia mengintip Ibuny
a dua kali. Sekali waktu mandi pagi, kedua kali waktu Ibunya tidur. Dan Arjuna m
enyadari bahwa kedua orangtuanya tidak pernah tidur bersama!
Setelah mengetahui hal ini, Arjuna yang adalah anak pintar mulai dapat melihat b
ahwa sebenarnya hubungan ayah dan Ibunya tidaklah harmonis. Ada sesuatu masalah
dalam keluarganya yang ia sendiri tidak tahu apakah itu. namun dihadapan Arjuna,
kedua orangtuanya tetap berbicara santai seperti biasa. Hanya saja kini Arjuna
dapat menilai bahwa perhubungan mereka bukanlah hubungan yang intim dan romantis
. Lebih seperti seorang kakak dan adik. Mereka saling menyayangi, namun tidaklah
saling mencintai selayaknya pasangan suami isteri.
Dan Harun pernah mengatakan kepada Arjuna, bahwa lelaki dan perempuan itu sama s
aja. Dua-duanya butuh melakukan hubungan suami isteri. Karena contohnya, Mbak Sa
ri yang suaminya, Mbah Bejo yang sudah kakek-kakek itu pernah ketahuan warga mel
akukan hubungan terlarang dengan pemuda dari dusun seberang. Saat itu heboh seka
li. Arjuna juga mendengar bahwa Mbak Sari itu selingkuh, hanya saja waktu itu Ar
juna tidak mengerti, dan kedua orangtuanya ketika ditanya malah menyuruh Arjuna
diam. Barulah dari Harun Arjuna mengerti bahwa selingkuh itu berarti melakukan h
ubungan suami isteri bukan dengan pasangannya, melainkan dengan orang lain. Dan
Mbak Sari selingkuh, karena ia butuh melakukan hubungan seks sedangkan Mbah Bejo
sudah tidak sanggup lagi melakukan itu.
Kini, Arjuna menjadi curiga. Apakah dengan ini Ibunya juga selingkuh? Untuk bebe
rapa lama, Arjuna akhirnya berusaha mengikuti Ibunya kemana-mana, tentunya ketik
a sudah pulang sekolah. Namun Ibunya tidak pernah keluar rumah kalau tidak perlu
. Ibunya hanya pergi mengantar makanan pada ayahnya. Sesekali mampir di tetangga
untuk bertamu, namun bertamu kepada Ibu-Ibu yang lain. Kalau begitu, kalau pere
mpuan butuh tapi tak pernah melakukannya bagaimana jadinya?
Harun yang tahu banyak itu malah berkata, Kalalu kamu ketemu perempuan yang sudah
menikah dan dia sudah tidak lama begituan sama suaminya, kamu kasih tahu aku, J
un. biar aku dekati. Perempuan seperti itu pasti gampang dirayu karena nafsunya
sudah lama ditahan-tahan. Kamu kenal perempuan jablay seperti itu?
Arjuna buru-buru berbohong dan berkata, Belum sih. Cuma mau tahu aja, kalau ada p
erempuan seperti itu harus bagaimana?
Ya dirayu donk. Pasti mau deh!
Kamu kok tahu sih? Umur kita kan sama!
Aku ini kenal sama Zainal. Itu loh, selingkuhannya Mbak Sari. Nah, Zainal itu per
nah cerita tentang perempuan yang jarang dibelai, atau jablay. Yang penting dide
ketin, dipuji-puji sama dirayu-rayu deh. Itu katanya.
Arjuna mengangguk-angguk. Ia simpan hal ini dalam hatinya baik-baik. Apakah Ibun
ya bisa dirayu-rayu sama dia? Berhubung Arjuna masih kecil, ia belum bisa berfik
ir baik dan buruk. Orang dewasa tentu tahu bahwa merayu Ibu sendiri adalah sesua
tu yang absurd dan tidak mungkin dilakukan. Namun, bukanlah salah Arjuna bahwa i
a tidak tahu, namun keadaan lingkunganlah yang membuat Arjuna dewasa pada saat y
ang tidak tepat.
***
Maka keesokan harinya, Arjuna mulai beraksi. Ia kini tidak malas di rumah. Ia ba
ntu Ibunya untuk mencuci piring bahkan pakaian sendiri. Kamar tidurnya selalu ra
pi bahkan kamar mandi dan dapur dibersihkannya seminggu sekali. Ibunya tentu sen
ang Arjuna membantunya karena selama ini untuk merapikan tempat tidur sendiri sa
ja Arjuna malasnya bukan main.
Ketika ditanya Ibunya, Arjuna menjawab, Arjuna baru sadar, Ibu capek sekali meraw
at rumah, anak dan ayah. Arjuna baru sadar Ibu sayang sama keluarga. Nah, Arjuna
memutuskan untuk membalas kebaikan dan rasa sayang Ibu. Arjuna akan bantu Ibu d
an akan menyayangi Ibu.
Dewi yang tidak mengetahui intensi dari anaknya, menjadi berkaca-kaca dan terhar
u. Dipeluknya anak tunggalnya itu lalu berkata, Kamu memang anak Ibu yang pintar.
Sementara Arjuna bagaikan diberikan kado sebelum hari ulangtahun. Baru kali ini
setelah ia mengetahui mengenai seks, Ibunya merangkulnya. Arjuna tak ingat kapan
terakhir kali dipeluk Ibunya, mungkin kelas satu SD atau dua SD. Tapi kini Ibun
ya merangkulnya.
Arjuna balas merangkul dengan kencang sambil berkata, Arjuna sayang Ibu. Arjuna a
kan selalu menyenangkan Ibu, jangan sampai Ibu capek atau sedih. Arjuna akan men
jaga Ibu selamanya.
Dewi tambah terharu dan mempererat rangkulannya. Sementara, Arjuna bagaikan di a
wang-awang. Saat itu sudah sore hari. Ia membantu Ibunya mencuci banyak perabota
n dan piring. Berhubung mereka cuci piring di kamar mandi, maka keduanya jongkok
sambil mencuci. Suasana hari itu panas sekali, mungkin karena hujan tidak turun
selama berminggu-minggu. Keduanya berkeringat saat mencuci dan membilas perabot
an itu. setelah selesai, maka barulah kedua Ibu dan anak itu berangkulan.
Kepala Arjuna masih setinggi mulut Ibunya. Ketika Ibunya memeluknya, hidung Arju
na hinggap di bagian atas dada Ibunya, karena Dewi menarik kepala Arjuna sehingg
a dagu Dewi menempel pada ubun-ubun anaknya. Arjuna dapat mencium bau tubuh Ibun
ya yang berkeringat itu. Bau tubuh perempuan dewasa yang belum mandi. Baunya lum
ayan jelas dan menyengat hidung, namun bukan bau yang membuat mual, namun justru
bau yang membuat gairah kelelakian bangkit, membangkitkan si rudal scud untuk b
ersiap-siap mencari sarang beludru di mana bau itu sangat jelas memancar, selain
dari dua buah ketiak yang jauh di atas.
Kulit Ibunya licin di wajah Arjuna karena keringat. Baik keringat Arjuna sendiri
dan Ibunya kini berbaur. Dapat dirasakan Arjuna, buah dada Ibunya menekan dadan
ya sendiri. Ingatan akan bentuknya membuat burung Arjuna kini menegak sampai ser
atus persen dan tidak dapat bertambah panjang lagi. Maka Arjuna membenamkan waja
hnya di dada Ibunya, dapat dirasakan bibirnya menempel di bagian atas kedua payu
dara Ibunya dan sedikit bibirnya menempel di sela-sela buah dada itu yang seakan
adalah jurang pemisah kedua gundukan indah.
Tiba-tiba Dewi membeku. Lalu mendorong tubuh anaknya sambil berkata, Jun, sekaran
g kamu mandi dulu. Badan kamu keringetan.
Arjuna kecewa. Namun ia harus sabar. Ia tahu bahwa usahanya tidak akan langsung
berhasil melainkan keberhasilan akan datang bila ia sabar. Maka Arjuna bergegas
bangkit untuk mandi, sesuai dengan perintah Ibunya.
Untuk selanjutnya, Arjuna terus membantu di rumah. Bahkan tanpa disuruh ia memba
ntu. Ketika atap bocor, maka Arjuna tanpa diminta membetulkannya. Ketika pagar p
erlu diperbaiki, ia segera membetulkannya. Untuk sebulan kemudian, Arjuna menjad
i anak yang berbakti sekali, menjadikannya tidak hanya disayang Dewi, melainkan
bahkan mulai dipuji oleh Waluyo.
Selama sebulan itu ia tidak pernah berpelukan lagi dengan Ibunya. Maka Arjuna be
rpikir apa yang akan menjadi aksinya berikut, karena usahanya tampak tidak berha
sil menambah kedekatannya dengan Ibunya. Akhirnya ia menemukan suatu akal.
Saat itu Arjuna akan pergi sekolah. Ia telah sarapan dan sudah berseragam dan me
nyandang tasnya. Ibunya sedang membereskan bale. Karena mereka selalu sarapan di
sana, berhubung tidak punya meja makan. Arjuna menghampiri Ibunya dan mencium t
angannya seperti kebiasaannya selama ini.
Namun setelah itu ia bertanya kepada Ibunya, Bu, kenapa ya, orang indonesia cium
tangan orangtuanya ketika mau pergi?
Mmmm sudah tradisi dari dulu, Jun.
Iya, tradisi ini memang bagus, karena menunjukkan rasa hormat pada orang tua. Nam
un sepertinya tetap memberikan jarak. Sepertinya susah sekali untuk menjadi deka
t dengan orangtua.
Maksud kamu apa sih, Jun?
Iya, Bu. Waktu itu Arjuna nonton film barat di kelurahan. Itu loh yang hari mingg
u. Film tentang keluarga yang harmonis di Amerika sana.
Terus?
Di sana mereka bukan cium tangan lho, Bu.
Lah? Terus bagaimana?
Mereka itu cium pipi kanan kiri. Kalau dilihat, keluarga mereka dekat sekali. Ban
yak masalah dalam keluarga diselesaikan dengan mudah dengan saling berbicara buk
an seperti orangtua dan anak, tapi seperti sederajat begitu. Mungkin itu karena
mereka sangat dekat satu sama lain.
Itu kan orang Amerika, Jun. kita kan orang Indonesia.
Iya sih. Tapi selama sebulan ini, Arjuna bantu Ibu di rumah, Arjuna merasa kita m
enjadi semakin dekat. Ga kayak dulu-dulu. Sekarang kita banyak ngomong, deket se
kali, Bu. Nah, Arjuna pikir, Ibu dan Arjuna sudah mulai berbicara dengan nyaman,
seperti sederajat, sudah kayak orang Amerika itu dan terbukti hubungan kita leb
ih dekat lagi. Benar kan, Bu?
Betul. Terus?
Nah, bagaimana kalau selain cium tangan, Arjuna juga cium pipi Ibu, siapa tahu na
nti kita bisa lebih dekat lagi, Bu. Supaya nanti Ibu lebih sayang Arjuna, dan Ar
juna lebih sayang Ibu?
Dewi berpikir sebentar. Namun, berhubung Dewi tidak tahu niat Arjuna sebenarnya,
maka akhirnya ia memutuskan untuk memperbolehkan Arjuna. Segera Arjuna mencium
kedua pipi Ibunya dengan cepat, agar tidak menimbulkan curiga. Lalu Arjuna seger
a berangkat sekolah. Akhirnya, kegiatan ini menjadi rutinitas setiap pagi. Arjun
a akan cium tangan Ibunya, lalu mencium kedua pipi Ibunya. Minggu-minggu pertama
ciuman Arjuna hanya sekejap. Namun makin lama, ciuman itu sedikit dilamakan ole
h Arjuna. Dari hanya sepersekian detik, pada akhir minggu ketiga ciuman itu menj
adi satu detik.
Dewi senang juga dalam hatinya. Anaknya menunjukkan kasih sayang padanya. Arjuna
selalu membantu di dalam rumah, selain itu Dewi juga merasa bahwa perkataan Arj
una benar, bahwa dengan mencium pipi, mereka menjadi lebih dekat satu sama lain.
Dewi menjadi lebih banyak bercerita kepada Arjuna mengenai rumah dan permasalah
annya. Tentu saja bukan permasalahan seks dengan suaminya yang sudah lama tak pe
rnah menafkahi secara batin, namun mengenai permasalahan rumah lainnya. Terkadan
g pula Dewi curhat bila ada permasalahan dengan tetangga. Makin lama mereka seak
an menjadi teman yang dekat.
Suatu hari, sekitar dua bulan setelah ciuman pertama Arjuna, Dewi memutuskan unt
uk membelikan baju baru untuk Arjuna dari uang tabungannya selama ini. Walaupun
tidak menghabiskan tabungan, namun cukup mahal juga kalau dalam ukuran petani ke
cil. Arjuna gembira sekali, dipeluknya Ibunya, lalu diciumnya pipi Ibunya, kali
ini sekitar dua detik dan ciuman Arjuna ketika dilepas terdengar suara kecupan.
Dewi kaget, namun ketika dilihatnya wajah Arjuna sangat gembira, Dewi tidak curi
ga apa-apa. Mulai saat itu Arjuna mencium Ibunya dengan memberikan kecupan saat
melepaskan bibirnya. Dan mereka menjadi lebih dekat lagi.
Beberapa hari kemudian, saat hari minggu dan banyak orang desa menonton disana,
Dewi memutuskan untuk menonton juga. Kali ini film barat mengisahkan tentang per
juangan seorang Ibu membesarkan keluarganya tanpa suami. Dan yang lucu, anak lel
aki perempuan itu yang berusia sekitar enam tahunan, mencium bibir Ibunya ketika
akan pergi bermain.
Ketika mereka pulang, mereka membahas hal ini. Saat itu mereka sudah selesai cuc
i piring dan telah selesai pula menaruh perabotan dan piring di rak piring di da
pur. Waluyo entah pergi ke mana, karena biasanya hari minggu ia pergi sampai wak
tu makan malam.
Tuh, kan bu. Orang Amerika cium anaknya juga. bagaimana kalau kita juga cium sepe
rti mereka, di bibir? Boleh kan, Bu?
Hanya Waluyo yang pernah mencium Dewi di bibir. Namun itu ciuman yang penuh nafs
u dan lama. Dewi berfikir kalau hanya sebentar apalagi dengan anak sendiri tentu
nya tak masalah. Malah hubungan mereka mungkin bertambah kental. Maka Dewi menja
wab dengan mengangguk.
Arjuna lalu mengecup kedua pipinya seperti biasa lalu mengecup bibir Dewi. Entah
kenapa Dewi merasakan sesuatu yang aneh. Bibir Arjuna begitu hangat ketika mene
mpel pada bibirnya. Nafas Arjuna tercium bersih, beda dengan nafas perokok Waluy
o. Hanya 2 detik dan Dewi tiba-tiba saja merasa bahagia. Mungkin Arjuna benar, p
ikir Dewi. Karena ia merasa menjadi sangat dekat dengan anaknya itu.
Sementara itu Arjuna berteriak senang dalam hatinya. Rupanya aksi dia berhasil.
Tentunya bila ia tetap sabar, maka apapun bisa dilakukan. Arjuna memegang tangan
kiri Ibunya, lalu menariknya sambil berkata, Aku punya hadiah untuk Ibu. Aku mau
kasih Ibu sekarang
Ia menarik Ibunya ke dalam kamarnya. Selama ini Arjuna menabung selama beberapa
bulan ini. Selama usahanya dalam merayu Ibunya. Pada hari sabtu kemarin, ia bert
emu dengan pedagang keliling yang menjual pakaian. Kebetulan ia melihat daster.
Daster itu jenisnya menggunakan karet sehingga dapat melar, namun ukurannya lebi
h kecil satu nomer untuk Ibunya yang lumayan tinggi itu, bila dipakai Ibunya ten
tu akan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah tanpa menyebabkan robek. Dibeli
nya daster itu, dikatakan Arjuna bahwa ia mau beli kado untuk teman sekolah. Pad
ahal untuk Ibunya.
Arjuna mengambil daster itu dari lemari sambil berkata, Ibu kan ga pernah punya d
aster kayak tetangga. Selama ini Arjuna perhatikan Ibu cuma pakai kain kalau mau
tidur. Nah, Arjuna bela-belain beli ini dengan menyisihkan uang jajan Arjuna. A
rjuna ga jajan selama empat bulan, lho bu.
Ibunya menjadi terharu. Dicobanya daster itu dengan menempelkannya didepan tubuh
nya, dan ternyata tidak sama dengan ukuran tubuhnya. Daster itu bermodel rok di
atas lutut, namun karena ukurannya kecil, jatuhnya tepat di tengah antara pantat
dan lututnya. Untung saja ada karetnya sehingga bila dipaksa dipakai tidak akan
robek.
Ibu ga suka, ya? tampak wajah Arjuna menjadi sedih.
Dewi berfikir mungkin karena Arjuna melihat reaksi dari dirinya yang terkejut. Oh
, Ibu suka, katanya untuk menghibur Arjuna.
Ibu pakai ya nanti malam? Udah Arjuna cuci tuh
Dewi hanya mengangguk. Namun ia menjawab, Ibu pakai, nanti kalau Bapakmu sudah se
lesai makan.
Itu berarti kalau Bapak tidak masuk rumah lagi, pikir Arjuna. Tentunya Ibunya ta
kut kalo Bapaknya melihat Ibunya memakai daster kecil sehingga membuat tubuh men
jadi seksi.
Arjuna boleh lihat ya? Soalnya Arjuna bangga kalau Ibu memakai pemberian Arjuna.
Dewi hanya mengangguk pelan.
Malamnya, ketika Waluyo telah merebahkan diri di bale-bale, Dewi masuk kamarnya.
Arjuna sudah siap di atas lemari mengintip Ibunya. Ibunya membuka kainnya sehin
gga hanya memakai kutang dan celana dalam. Lalu dipakainya daster itu. Daster it
u tidak bertali dan menunjukkan sedikit bagian dada dan agak banyak bagian pungg
ung. Ketika bercermin, Dewi melihat bahwa tali BH nya menyembul keluar, dan di b
agian punggung Bhnya terlihat sehingga tampak tidak begitu enak untuk di lihat.
Dengan cekatan tanpa membuka daster, Dewi membuka Bhnya dan menaruhnya di tempat
tidur. Barulah dapat dilihat seorang perempuan seksi memakai daster, dengan pen
til terlihat menyembul dari balik kain dasternya. Dewi merasa sedikit malu, kare
na yang dilihat di cermin tampak seperti bukan perempuan baik-baik, namun di lai
n pihak ia merasa amat seksi sehingga ia cukup lama bercermin dan melihat keadaa
nnya dari berbagai sudut.
Arjuna yang tak sabar segera turun dari lemari dan mendatangi kamar Ibunya. Dewi
terkejut ketika didengarnya pintu kamar diketuk. Apakah suaminya mau masuk? Nam
un didengarnya Arjuna memanggilnya perlahan, maka Dewi membuka pintu.
Wah Ibu cantik sekali, kata Arjuna ketika melihat Dewi, dan Arjuna bangga Ibu menjad
i cantik karena pemberian Arjuna. Kok Arjuna baru tahu ya, kayaknya Ibu ini wani
ta tercantik di desa kita.
Dewi merasa jengah namun bahagia juga. Ia tidak curiga maupun heran, karena dipi
kirnya anaknya memuji dia karena sayang saja. Maka Dewi memeluk Arjuna sambil me
ncium pipi kirinya. Terimakasih ya, Jun.
Ibu, kok cuma pipi? Kan kita cium bibir.
Dewi kemudian mencium bibir Arjuna.
Pipi kanan belum.
Dewi mencium pipi kanan Arjuna.
sekarang giliran Arjuna, karena Ibu mau memakai pemberian Arjuna, maka Arjuna jug
a sangat berterima kasih. Arjuna mencium kedua pipi Ibunya. Kali ini sudah tiga d
etik. Lalu diciumnya bibir Ibunya. Sedetik, dua detik, tiga detik, empat detik..
Dewi merasakan tubuhnya hangat karena ciuman bibir Arjuna yang hangat seakan me
njalar ke seluruh badannya. Setelah lima detik Arjuna melepaskan bibirnya.
Bu?
Ya? jawab Dewi dengan suara sedikit serak.
Arjuna sayang banget sama Ibu. Boleh kan kalo Arjuna mencium Ibu kapan saja?
Maksud kamu?
Maksudnya ga hanya waktu pamit saja. Soalnya Arjuna pengen kasih liat bahwa Arjun
a sayang sama Ibu.
Boleh saja.
Arjuna kemudian mencium bibir Ibunya lagi. Mereka berangkulan semakin erat. Lalu
setelah lima detik, Arjuna melepaskan bibirnya dan rangkulannya dan pamit untuk
tidur. Sebenarnya ia buru-buru pergi karena tidak mau membuat Ibunya curiga dan
selain itu ia ingin masturbasi di kamar.
Ketika Arjuna bangun, Ibunya sedang menata piring untuk sarapan di bale-bale. Tu
buhnya membungkuk ke depan. Arjuna menyapa Ibunya, lalu mencium pundak Ibunya se
lama lima detik. Ia mencium bau ketiak Ibunya secara jelas.
Ih ngapain kamu cium pundak Ibu? Lagian Ibu kan belum mandi.
Katanya Arjuna boleh cium kapan aja. Dan biar Ibu belum mandi tetap aja wangi, ko
k.
Bau gini kok wangi? Ngaco! Ibunya lalu duduk di pinggir bale-bale.
Arjuna yang pintar itu segera duduk di sebelahnya. Untuk Arjuna sih bau badan Ibu
itu wangi. Ga percaya? Arjuna mengangkat tangan Ibunya lalu membenamkan wajahnya
di ketika Ibunya yang lembab. Hidungnya dibelai bulu ketiak halus namun tidak l
ebat milik Ibunya. Bau tubuh Ibunya kini menyerang hidungnya dan menguasai otakn
ya.
Ibunya yang kegelian menarik tubuhnya ke samping dan tertawa sambil berkata, dasa
r bocah gemblung! Makan sana!
Maka Arjuna makan dengan lahap. Setelah itu, seperti biasa, ia mencium pipi dan
bibirnya Ibunya. Kali ini proses ciuman di bibir sudah lima detik. Ibunya mendor
ong kepala Arjuna perlahan dan berkata, Nanti kamu terlambat sekolah.
Arjuna hanya tertawa, lalu mencium ketek Ibunya. Namun karena sedang tertutup, m
aka ia mencium bagian kiri atas dada Ibunya dan tangan kirinya tepat ditempat di
mana ketek itu berada. Mending Ibu jangan mandi deh sebelum sarapan, kata Arjuna
lalu bergegas berangkat ke sekolah.
Setelah itu Ibunya tidak pernah mandi sebelum selesai sarapan yang menyebabkan A
rjuna mengintip Ibunya mandi hanya pada sore hari saja. Ada sedikit penyesalan,
namun setidaknya dia dapat mencium Ibunya tidak hanya pipi dan bibir.
Aktivitas cium Arjuna menjadi bertambah. Kini bilamana mereka berduaan saja, mak
a Arjuna mencium pundak Ibunya, pipinya dan bibirnya. Pertama-tama hanya sekilas
, namun karena Ibunya tidak marah, maka menjadi lebih lama. Namun untuk tidak me
ncurigakan, maka ciuman itu dilancarkan sekali-kali dan belum beruntun. Arjuna s
egera mencari akal agar dapat menciumi Ibunya secara beruntun.
***
Suatu ketika mereka selesai makan siang, Ibunya duduk di pojok bale melihat ke a
rah luar rumah sementara Arjuna duduk di samping Ibunya. Ibunya sesekali menoleh
ke belakang sementara berbicara dengan Arjuna mengenai pengalaman masa kecilnya
di desa yang sedih karena keluarganya miskin. Dewi rupanya sedang mengenang mas
a-masa sulit di waktu yang telah lalu.
Arjuna memeluk Ibunya dari belakang dan berkata, Sedih sekali ya waktu itu lalu mul
ai mencium pundak Ibunya perlahan.
Seperti biasa, Ibunya memakai kain yang dilibat di atas dadanya, BH hitamnya ter
lihat pada bagian tali. Ibunya terus berbicara, lalu Arjuna mencium lagi. Kemudi
an lagi. Jarak antara ciuman sekitar sepuluh detik. Makin lama secara perlahan j
arak itu mengecil, hingga akhirnya Arjuna mulai menciumi pundak Ibunya berkali-k
ali bagaikan ayam sedang mematuki beras di tanah sementara Ibunya berbicara. Aka
lnya berbuah hasil juga. Kini Arjuna dapat menciumi pundak Ibunya secara beruntu
n.
Setelah beberapa lama, sekitar lima menitan Arjuna mencumbu pundak Ibunya, barul
ah anak itu sadar bahwa Ibunya telah berhenti bicara. Arjuna buru-buru mengajak
ngomong agar tidak dicurigai.
Bu?
Ya?
Kalau sekarang, apakah Ibu masih merasa sedih. Kita kan juga bukan keluarga yang
kaya
Tidak, Jun. kalau dibanding dahulu, sekarang ini jauh lebih baik. Ibu senang hidu
p seperti sekarang. Makan dan tidur cukup, walaupun enggak berlebihan. Udah dulu
ngomong-ngomongnya, sebentar lagi sore nih. Ibu belum masak sama beres-beres.
Dewi beringsut pergi dari bale-bale. Arjuna kecewa, namun kekecewaannya sedikit
terobati karena ia kini bisa menciumi Ibunya tidak hanya di pipi dan bibir, namu
n di pundaknya pula tanpa kena marah. Setidaknya ada kemajuan pada hari ini.
Keesokan harinya, Dewi duduk di pinggir tempat tidur Arjuna lalu membangunkan Ar
juna untuk mandi pagi. Arjuna terbangun, melihat Ibunya menatapnya dan hendak be
rdiri. Sambil beringsut bangun, Arjuna memegang tangan kanan Ibunya mengunakan t
angan kirinya dan berkata, Cium dong.
Ah, kamu belum mandi sama gosok gigi.
Ya udah pundak aja. Arjuna mencium pundak Ibunya selama beberapa detik.
Udah ya. Kamu kan harus mandi dan sarapan.
Yaaaah. Baru sebentar juga. Lalu Arjuna menciumi lengan Ibunya. Lalu dengan tangan
kirinya yang masih memegang pergelangan tangan kanan Ibunya, ia angkat tangan Ib
unya dan ditaruh di pundak kirinya, lalu dibenamkannya mukanya di ketiak Ibunya
yang belum mandi itu. Dihirupnya bau tubuh Ibunya dalam-dalam.
Arjuna Ibu geli. Udah donk. Kamu belum mandi dan sarapan. Nanti kamu terlambat sek
olah.
Arjuna menjawab tanpa menarik wajahnya. Sehingga ia berbicara masih dengan hidun
g yang menempel pada bulu ketiak Ibunya yang lembab, Yaaaah sebentar banget. Arjun
a paling seneng menghirup bau badan Ibu yang belum mandi. Harum banget sih. Beso
k bangunin Arjuna lebih pagi lagi ya?! Lagian Ibu kok jam segini mulu bangunin A
rjuna?
Ibu kan harus cuci perabot dulu sehabis Ayah kamu sarapan. Biar cepat bersih ruma
h.
Arjuna justru memeluk Ibunya, tangan kanannya tepat dibawah payudara Ibunya sehi
ngga merasakan gundukan bukit kembar. Ia menghirup dalam-dalam lagi aroma ketek
Ibunya itu. Kata Arjuna setelah beberapa saat, Arjuna ga mau lepasin. Lebih baik
hari ini ga usah sekolah aja.
Jangan donk. Kamu mau ngapain di rumah?
Ciumin ketek Ibu aja.
Ngaco kamu. Ketek bau diciumin terus.
Harum kok. Pokoknya Ibu harus janji besok bangunin Arjuna sebelum cuci perabotan.
Terserah kamu deh.
Dengan semangat 45, Arjuna tiba-tiba membuka mulutnya lalu menjulurkan lidahnya
ke ketek Ibunya. Dikenyotnya bulu ketek Ibu secara cepat. Ibunya kaget. Namun be
lum sempat Ibunya bereaksi, Arjuna sudah melepaskan dirinya dari Ibunya lalu ber
gegas ke kamar mandi. Dewi terkaget, namun melihat anaknya sudah bergegas mandi
ia tidak berkata apa-apa lagi.
Setelah mandi secara cepat, Arjuna mendapatkan Ibunya sedang di bale-bale memper
siapkan makanan untuk sarapan. Arjuna menghampiri Ibunya dan duduk disampingnya.
Dewi tersenyum. Dari samping, Arjuna melingkarkan sebelah tangannya ke pinggang
Ibunya. Lalu seperti biasa, Arjuna mencium kedua pipi Ibunya masing-masing seki
tar tiga detik diakhiri dengan kecupan yang menimbulkan bunyi. Lalu mereka berci
uman di bibir. Biasanya sekitar lima detik. Tapi hari itu setelah lima detik, Ar
juna memang melepaskan bibirnya sehingga menimbulkan suara kecupan lagi, namun k
embali menempelkan bibirnya. Setelah lima detik Arjuna mengakhiri lagi dengan ke
cupan, namun kembali diciumnya bibir Ibunya.
Akhirnya setelah kecupan ketiga, Dewi mendorong kepala anaknya dan berkata, Kamu
semangat banget hari ini cium Ibu.
Habis, Arjuna semakin hari semakin sayang Ibu.
Ya udah, makan sana.
Tapi ketek Ibu kan belum
Nanti kamu kesiangan. Lagian, kok kamu seneng banget ciumin ketek Ibu?
Kan udah Arjuna bilang, Arjuna suka sekali sama bau badan Ibu yang belum mandi. K
arena inilah bau badan Ibu yang asli. Ga ada bau tambahan kayak sabun. Kalo menc
ium bau badan Ibu ini rasanya Arjuna semakin dekat sama Ibu.
Ya udah. Jangan lama-lama. Nanti kamu kesiangan. Dewi mengangkat tangan kirinya ke
atas. Tangan yang dekat dengan Arjuna.
Arjuna berkata, Ibu nanti pegal. Ibu tiduran aja sebentar.
Aduh. Sempit di bale-bale. Banyak perabotan. Piring, periuk sama gelas.
Yah Di kamar Ibu aja, ya? Sebentar.
Pertama-tama Ibunya enggan, namun Arjuna yang pintar itu memelas dan dengan alas
an ingin lebih dekat dan mengenal Ibunya, dan salah satu caranya adalah mengenal
bau tubuh Ibunya, selain itu ciuman juga akan semakin mendekatkan juga menambah
rasa sayang mereka, akhirnya Ibunya mengalah. Selain itu, Dewi setiap kali mend
engar Arjuna berbicara mengenai ciuman, ada perasaan aneh di dalam dadanya. Dan
mungkin karena memang Dewi sendiri ingin dekat dengan anak tunggalnya itu, makan
ya Dewi tidak pernah keberatan anaknya menciumi dirinya.
Setelah menutup makanan di bale-bale dengan tudung saji. Mereka berdua masuk kam
ar Dewi. Dewi rebah di sana di tengah ranjang. Arjuna rebah disampingnya dan mul
ai menciumi ketek kiri Ibunya. Berhubung Ibunya bersikeras bahwa hanya lima meni
t saja, maka Arjuna memutuskan untuk tidak hanya mengeksplorasi ketiak Ibunya.
Arjuna mulai menciumi ketek kiri Ibunya. Sesekali dipagutnya bulu ketiak Ibunya.
Kini Arjuna mulai hafal bau tubuh Ibunya. Bahkan ketika masturbasipun bau tubuh
Ibunya teringat di benaknya. Ciuman di ketek itu dilanjutkan Arjuna dengan mula
i mencium ke arah dada Ibunya.
Ketika Dewi merasakan bibir Arjuna mulai meninggalkan ketiaknya dan kini berjala
n menyusuri pinggir ketiak dan akhirnya menyusuri bagian atas dadanya, ia berkat
a, Jun, kamu ngapain?
Mau cium ketiak Ibu sebelah kanan, kata Arjuna lalu meneruskan perjalanan bibirnya
itu yang kini sudah di tengah bagian atas tetek Ibunya yang terbuka dan tidak t
erbungkus kain. Dewi merasakan kulitnya bagai tersengat listrik arus rendah, dan
kepalanya bagaikan berputar.
Bu? kata Arjuna tiba-tiba.
ya?
Kemarin ada kakak kelas yang bilang bahwa ada cewek yang manis dan ada yang tidak
. Ibu termasuk yang manis, kan ya? Pasti deh.
Ah, Ibu itu biasa aja. Gak terlalu manis.
Ah, Ibu bohong. Coba deh kata Arjuna dan tiba-tiba Arjuna menjilat payudara kiri ba
gian atas Dewi. Dewi tersentak kaget dan menarik nafas cepat ketika merasakan li
dah muda Arjuna menyapu payudara kanannya itu.
Wah. Benar, kan. Ibu rasanya manis.
Dewi harus menarik nafas dulu baru menjawab, Kamu itu. Jelas-jelas Ibu asin begin
i karena belum mandi.
Enggak kok. Nih buktinya Arjuna menjilat lagi, kini agak ke tengah, tuh kan. Manis
lho, Bu.
Dewi kini merangkul kepala Arjuna dengan tangan kirinya secara perlahan. Udah, Ju
n. nanti kamu kesiangan.
Namun Arjuna kembali menjilat dada Ibunya, kini lembah diantara kedua bukitnya y
ang disapu oleh lidah Arjuna. Arjuna yang mulai berahi kini semakin berani. Sebe
lumnya ia menjilat Ibunya sekali-sekali. Kini setelah lidahnya mencapai pinggir
bukit sebelah kanan Ibunya, ia mulai menjilati daerah itu dengan sapuan lidah ya
ng cepat.
Dewi merasa tiba-tiba dilanda birahi. Dan ia tiba-tiba merasa takut. Mengapa ia
birahi pada anak sendiri? Maka ia segera mendorong Arjuna dan berkata, Udah, Jun.
kamu bakal kesiangan.
Yaaah ketek kanan Ibu belum.
Udah, nanti aja
Arjuna sebenarnya sudah birahi dan tidak ingin menghentikan aksinya. Namun ia ta
hu bila ia bersikeras, maka Ibunya akan marah. Oleh karena itu, ia segera menghe
ntikan aksinya lalu tersenyum dan berkata, Ibu udah janji, lho. Dengan perkataan i
tu ia meninggalkan kamar Ibunya untuk sarapan pagi.
Dewi tidak tahu harus berbuat apa-apa. Karena hal yang dimulai untuk membuat ia
dan anaknya menjadi dekat, kini seakan mulai bergerak ke arah yang lain. Dewi mu
lai merasakan nafsu birahi ketika anaknya mulai menjilati dada atasnya. Ia bingu
ng. Ia tidak ingin merasakan birahi kepada anaknya sendiri, ia harus menolak dan
melarang Arjuna bila ingin menjilatnya lagi. Tapi ia takut bila dilarang, maka
kedekatan mereka yang sudah terjadi, akan lenyap begitu saja.
Dewi adalah perempuan desa yang mempunyai pikiran yang sederhana. Tidak ada sedi
kitpun kecurigaannya kepada anaknya. Ia tidak berfikiran bahwa memang sebenarnya
anaknya hendak membuatnya birahi. Ia percaya, Arjuna memang ingin dekat dengann
ya. Jadi, apa yang harus dilakukan olehnya agar tidak memiliki nafsu itu?
Siang hari Arjuna pulang. Dewi sedang di bale-bale termenung memikirkan segalany
a. Seperti biasa Arjuna duduk di sampingnya lalu mencium dan mengecup pipi dan b
ibirnya. Namun kali itu Arjuna berkata, Bu, akhir-akhir ini Arjuna merasa Ibu sud
ah ga sayang sama Arjuna lagi.
Loh, kok kamu berkata begitu?
Pertama. Tadi pagi Ibu mengusir Arjuna dari kamar Ibu
Tapi Jun. kamu kan harus sekolah. Ibu ga mau kamu terlambat dan dihukum, sela Ibun
ya.
Dengerin Jun sampai habis dulu, dong. Pertama, Ibu mengusir Jun dari kamar tidur.
Kedua, selama ini Jun mengecup Ibu, Ibu hanya diam dan tidak mengecup balik. Ar
juna takut sebenarnya Ibu tidak ingin dekat dengan Jun. padahal Jun sangat ingin
dekat sama Ibu.
Ibu juga ingin dekat sama Jun. benar, kok.
Kalau gitu Ibu juga kecup dong.
Arjuna kemudian mencium bibir Dewi lagi. Dikecupnya Ibunya, namun Ibunya terlamb
at mengecup balik. Tuh, kan.
Abis kamu cepat banget.
Kan harusnya kerasa, setiap kali mau Jun kecup, bibir Jun kan menekan bibir Ibu.
Coba lagi deh.
Arjuna mencium bibir Ibunya lagi. Kali ini Ia merangkul Dewi. Dewi memusatkan pe
rhatian pada tekanan bibir Arjuna pada bibirnya. Dirasanya bibir anaknya itu men
ekannya, maka Dewipun menekan bibirnya untuk membalas kecupan itu. Akhirnya mere
ka berdua mengecup dan karena kedua bibir saling mengecup, bunyi yang dihasilkan
lebih keras dari suara kecupan sebelum-sebelumnya.
Nah, gitu dong. Ini kan artinya Ibu juga sayang seperti Arjuna sayang Ibu. Tapi I
bu masih kaku nih. Harus banyak-banyak dilatih. Kalau menyamping kayak gini rasa
nya pegal, Bu. Di kamar Ibu aja ya? Sambil rebahan. Arjuna tadi abis olahraga.
Makan siang dulu, Jun.
Sebentar aja, kok.
Dewi merebahkan dirinya di kasur. Arjuna secara cepat sudah berbaring pula di sa
mpingnya. Untuk dapat berciuman mereka berbaring menyamping. Dengan tangan kirin
ya, Arjuna merangkul Ibunya, dengan bujukan Arjuna Ibunya merangkul pundak anakn
ya itu. Karena seharusnya dua orang yang saling menyayangi tidak canggung saling
memeluk. Mereka berciuman dan saling mengecup.
Dewi merasakan kecupan Arjuna yang basah, karena sebelum berciuman Arjuna menjil
at bibirnya sendiri untuk membasahi bibirnya itu. Arjuna menyuruh Ibunya juga un
tuk membasahi bibirnya sendiri, agar enggak kering. Soalnya kalo kering ga enak,
kata Arjuna.
Bibir Arjuna terasa hangat dan basah. Ciuman dan kecupan Arjuna pertama-tama ter
asa perlahan dan lambat. Makin lama tekanan bibir itu makin diperkeras. Tak sada
r, Dewi mengikuti irama permainan bibir anaknya itu. Birahi Dewi kini mulai mena
njak lagi.
Sejenak Arjuna menghentikan ciumannya dan Dewi sedikit kecewa. Kata Arjuna, Bibir
ibu kering lagi tuh. Biar Arjuna yang basahin deh. Lalu Arjuna mencium Dewi lagi
, namun kini dirasakan lidah Arjuna menyapu bibirnya. Dewi mengecup lidah itu.
Sekarang ibu yang membasahi bibir Arjuna, kata remaja itu.
Dengan kaku Dewi menyapu lidahnya ke bibir anaknya sekali. Namun Arjuna menyuruh
ibunya terus membasahi bibirnya. Akhirnya Dewi mulai menjilati bibir Arjuna sec
ara perlahan. Tiba-tiba Dewi merasa bibir Arjuna menjepit lidahnya secara perlah
an. Listrik birahi tiba-tiba menyetrum kemaluannya sehingga kini mulai basah dan
lututnya menjadi lemas. Dijulurkannya lagi lidahnya ke mulut anaknya dan Arjuna
mengenyot lidah ibunya itu dengan perlahan, membuat Dewi terbuai oleh nafsu bir
ahi sehingga kini ia mendekap kepala anaknya. Dewi kini membalas mengenyoti bibi
r Arjuna.
Jilatin lidah, Bu, kata Arjuna sambil mengulurkan lidahnya.
Dewi lalu membalas dengan mengeluarkan lidahnya. Lidah mereka menari-nari, menek
an dan menjilati satu sama lain. Air liur mereka bercampur di mulut mereka. Arju
na kemudian mengecup bibir ibunya yang mengecup balik. Sesaat mereka saling berc
iuman dan mengecup, lalu mereka mulai lagi adu lidah. Kadang mereka mengenyot li
dah secara bergantian, kadang saling mengenyot bibir. Keringat mereka mulai dera
s membasahi tubuh mereka.
Arjuna tahu kapan harus berhenti. Dia pikir mungkin saja sekarang ia bisa mengga
uli ibunya, tapi prosesnya terlalu cepat. Ibunya harus secara perlahan mengingin
kannya. Bila terlalu cepat, maka mungkin hubungan ini akan terjadi sekali saja,
sedangkan Arjuna ingin ibunya menjadi miliknya selama-lamanya.
Maka Arjuna lalu menghentikan aksinya. Lalu berkata, Arjuna senang sekali. Kini k
ita udah sangat dekat. Yang kurang cuma cium ketek aja.
Ibunya yang terengah-engah hanya memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian ibun
ya membuka mata lalu mengangkat kedua tangannya. Arjuna kemudian menjilati ketia
k kiri ibunya yang kini sudah basah oleh keringat dan sudah mengeluarkan bau bad
an lagi. Ibunya menggelinjang kegelian namun hanya tertawa tanpa melarang. Setel
ah beberapa menit, maka ketek sebelahnya lagi dilahap oleh Arjuna, sehingga kini
kedua ketek itu basah oleh keringat Dewi sendiri dan air liur anaknya itu. Sete
lah itu Arjuna menghentikan aksinya.
***
Malam itu ada perubahan di rumah. Ayah Arjuna, Waluyo, pulang dengan batuk-batuk
. Ketika pulang maka Waluyo mengajak Dewi ke kamar dan mereka berbicara lama. Ar
juna mengintip, mungkin kali ini mereka akan melakukan hubungan seks. Ternyata m
ereka berembug, bahwa Waluyo harus tidur di dalam agar tidak bertambah parah sak
itnya. Yang anehnya, keduanya membicarakan mengenai apakah harus tidur berdua at
au tidak.
Aku sudah tidak bisa tidur dengan kamu lagi, Wi. Kamu tahu itu, kata Waluyo, maka a
ku tidak bisa berbagi ranjang. Mungkin sebaiknya aku tidur di kamar Arjuna.
Hal ini menambah senang Arjuna. Kalau mereka tidur bersama dan berhubungan seks
lagi, rencana Arjuna akan hancur total.
Nanti Arjuna ketularan. Jangan dong, Mas.
Ya sudah. Suruh dia tidur di bale-bale saja.
Jangan, Mas. Nanti dia juga sakit kena angin malam. Dia kan ga biasa tidur di lua
r kaya Mas.
Terus bagaimana?
Biar Arjuna tidur sama aku saja di kamar depan.
Waluyo menghela nafas. Akhirnya mereka setuju. Arjuna merasakan seperti di surga
ketujuh. Usaha-usahanya pasti akan berhasil dengan sukses dengan kemungkinan di
atas 90%, pikirnya.
Jam sembilan malam biasanya Arjuna masuk kamar. Sementara ibunya masuk kamar puk
ul sepuluh atau lebih. Kini mereka berdua berbagi kamar, Arjuna mengharapkan ibu
nya seperti biasa akan berganti daster. Maka ditunggunya ibunya dengan cara ia p
ura-pura belajar dengan membaca di kamar tidur. Selain itu, kini ia telah siap d
engan memakai sarung tanpa CD dengan kaos kutang saja.
Reply With Quote Reply With Quote
The Following 2 Users Say Thank You to nightcrawler13 For This Useful Post:
buahpoker (11-18-2013), GlobalBola (09-19-2013)
02-18-2013, 01:25 PM #2
nightcrawler13 nightcrawler13 is offline
Murid Krucil
nightcrawler13's Avatar Join Date
Apr 2008
Posts
176
Thanks
8
Thanked 114 Times in 23 Posts
Default
Ketika ibunya masuk, ibunya berkata, Sudah. Ayo tidur.
Arjuna meletakkan bukunya di meja di samping tempat tidur. Lalu menunggu dengan
harap-harap cemas. Namun, ibunya malah naik ke tempat tidur.
Loh? Selama ini ibu sudah bohongin Arjuna ya?
Maksud kamu?
Arjuna sudah beliin ibu daster, ternyata tidak dipakai. Padahal Arjuna tahu ibunya
selalu memakai daster. Cuma mungkin sekarang ia agak risih karena tidur bareng
anaknya sendiri mengenakan daster yang kecil itu. Dewi jadi bingung harus bagaim
ana. Namun karena takut anaknya marah, maka ia bilang bahwa ia selalu pakai, dan
hari ini lupa karena mengurusi bapaknya yang sakit.
Ya sudah. Kamu balik badan dulu. Ibu mau pakai daster.
Emangnya kenapa, Bu?
Ibu kan malu.
Malu? Kalo sama orang lain boleh dan harus malu. Tapi sama anak sendiri masa malu
, bu?
Dewi menjadi serba salah. Tapi dia selalu kalah debat sama anaknya. Maka, ia mem
buka lemari di mana tergantung daster itu. Dibukanya kainnya. Arjuna segera ngac
eng melihat tubuh ibunya yang hanya berbalutkan BH dan celana dalam putih. Tubuh
ibunya yang sudah sering dilihatnya itu tampak semakin menggiurkan bila dilihat
langsung tanpa melalui lubang intip.
Ketika ibunya telah selesai memakai daster dan membalikkan badannya Arjuna berka
ta lagi, Ibu. Kok kelihatannya jelek ya daster itu jadinya, karena ada tali BH di
balik daster.
Iya, emang keliatan jelek.
Jadi selama ini ibu selalu pakai BH di balik daster?
Dewi terdiam sebentar, namun karena dia adalah orang kampung yang jujur, akhirny
a diberitahukanlah kepada anaknya bahwa sebenarnya ia tidak pernah pakai BH di b
alik daster selama ini.
Wah, kalo gitu jangan pakai BH dong, Bu. Masa Ibu keliatan aneh gini. Ibu sendiri
merasa jelek kalau pake BH. Arjuna kan mau ibu terlihat bagus memakai daster pe
mberian Arjuna. Kalo kelihatan jelek, Arjuna jadi sedih dan menyesal jadinya mem
buat Ibu keliatan jelek.
Dewi menghela nafas. Akhirnya dengan keahlian seorang perempuan, ia membuka BHny
a langsung tanpa membuka daster. Arjuna agak kecewa karena dikiranya ibunya akan
buka daster dulu. Lalu Dewi merebahkan dirinya di tempat tidur.
Arjuna tidur menyamping mengarah kepada ibunya sementara Dewi tidur telentang. A
rjuna mengangkat tangan kanan ibunya dan memeluk pinggang ibunya kemudian menemp
elkan hidungnya di ketiak kanan ibunya yang berbulu dan mulai menjilati daerah i
tu.
Dewi kegelian namun berkata sambil menahan tawa, Kamu apaan sih jilat-jilat kayak
anjing.
Ah, ibu tadi siang juga kita jilat-jilat lidah kayak anjing juga.
Dewi merasa jengah dan membiarkan anaknya menjilati ketiak kanannya. Kemudian sa
mbil berkata bahwa ibunya harum, Arjuna mulai menciumi pundaknya. Tangan kiri Ar
juna mulai menggeser tali daster Dewi perlahan sambil terus menciumi.
Kok talinya dibuka? tanya Dewi.
Abis menghalangi bibir Arjuna. Ga enak kan cium kain. Melihat ibunya tidak marah, A
rjuna menarik tali itu hingga jatuh dari pundak ibunya dan meneruskan menciumi p
undak dan kini menjalar ke leher. Dewi otomatis merangkul kepala Arjuna sehingga
kini tali yang tadi jatuh, kembali ke pundaknya. Arjuna mendapat akal, lalu men
ciumi pundak ibunya lagi.
Tiba-tiba Arjuna berhenti dan berkata, Yahh kena tali lagi, Bu. Talinya balik lagi
waktu ibu mengangkat tangan. Cape deh.
Dewi yang tadinya mulai terangsang jadi menghilang rangsangan itu lalu menjawab
enggan, Terus kenapa?
Ibu pakai kain lagi deh, biar ga rese. Biar Arjuna bisa cium pundaknya tanpa kena
tali melulu. Lalu Arjuna menarik badannya dan duduk di samping ibunya.
Dewi merasa repot sekali. Tadi disuruh pake daster, sekarang disuruh pake kain l
agi. Ribet amat nih anak. Dewi berdiri ke arah gantungan baju dan membuka daster
nya. Arjuna dapat melihat punggung ibunya yang telanjang.
Ketika ibunya mengambil BH, Arjuna berkata, Ga usah bu. Tar Arjuna cium tali BH m
alah.
Dewi akhirnya memakai kainnya dan dilipatnya disamping badannya. Arjuna sebenarn
ya ingin memeluk ibunya dari belakang sehingga ibunya tidak sempat memakai kain,
namun anak itu berfikir bahwa kini belum saatnya. Maka dibiarkannya ibunya mema
kai kain itu. Jangan sampai ibunya tahu bahwa sebenarnya Arjuna ingin menyetubuh
inya.
Dewi merebahkan dirinya di samping Arjuna telentang, sementara Arjuna dengan sig
ap memeluk perut ibunya dengan tangan kanan. Lalu mulai menciumi pundak ibunya l
agi. Dewi memeluk kepala Arjuna dengan tangan kanannya yang tertindih badan anak
nya itu sehingga kini posisi Arjuna agak menindih bagian tubuh sebelah kanan ibu
nya. Dada kanan Arjuna dapat merasakan menempel di dada kanan ibunya yang terbal
ut kain. Arjuna menciumi pundak kanan ibunya lalu turun ke bagian atas dada ibun
ya yang menjendol karena tertutup kain.
Arjuna, bisik ibunya, ibu kok rasanya aneh ya. Kamu itu ciumin ibu kayak gini kok k
ita jadi kayak sepasang kekasih?
Arjuna menegakkan kepalanya. Katanya, Bu. Kita ini lebih dekat lagi hubungannya d
ibanding sepasang kekasih. Kita kan ibu dan anak. Maka, kalau kekasih itu kayak
begini, kenapa ibu sama anak ga boleh dekat kayak begini juga? Kekasih itu salin
g menyayangi, kan?
Iya sih Tapi kan beda
Ibu sayang Arjuna, ga?
Ya sayang lah.
Arjuna sayang sama ibu. Nah kalau kita sama-sama sayang, bukankah saling mengasih
i?
Dewi terdiam. Hal seperti ini agak berat dipikirkan dalam otak perempuan desa. A
rjuna berkata lagi, Kekasih kan berarti orang yang mengasihi. Artinya kalau ibu m
engasihi Arjuna dan Arjuna juga mengasihi ibu, artinya kan kita kekasih ya?
Akhirnya Dewi berkata, Aduh, ga tahu deh. Iya kali. Ibu jadi pusing.
Nah, ibu sendiri ngaku. Sekarang kita berdua adalah kekasih. Ibu kekasih Arjuna.
Iya kan?
Iya deh, kata Dewi.
Arjuna beringsut menindih seluruh tubuh ibunya. Dewi menghela nafas karena tubuh
nya ditindih anaknya lalu bertanya, Kamu mau ngapain?
Cium bibir kekasih
Arjuna mencium bibir ibunya sambil tangannya diselusupkan di bawah tubuh ibunya
sehingga memeluknya. Dewi secara instingtif memeluk Arjuna dan mendekap kepala a
naknya itu.
Arjuna mulai mengecup-ngecup bibir ibunya dan Dewi pun membalas, karena Dewi tah
u kalau ia tidak mengecup balik maka Arjuna akan protes. Kecupan bibir mereka mu
la-mula perlahan, namun makin lama semakin mesra. Tekanan bibir mereka makin ker
as dan lama. Situasi memanas karena ciuman mereka semakin hot dan berani. Tak la
ma terdengar suara kecupan kecil susul menyusul ketika bibir mereka saling diadu
. Suara kecupan itu makin lama makin keras dan basah.
Arjuna mulai menjilati mulut ibunya sementara ibunya mengecap-ngecap bibir dan l
idah Arjuna. Balas jilat dong, bu
Dewi menjulurkan lidahnya dengan canggung yang disambut dengan sedotan bibir ana
knya. Lidah Dewi menyapu-nyapu perlahan dan malu-malu, sementara Arjuna dengan n
afsu balas menjilat dan sesekali menyedot lidah ibunya. Lama-kelamaan birahi Dew
i bertambah tinggi sehingga kini jilatan dan kecupan bibirnya tak kalah serunya
dengan anaknya. Tiba-tiba, karena tidak tahan lagi, berhubung sudah lama tidak d
inafkahi secara batin oleh suaminya, Dewi membalikkan badannya sambil memeluk er
at anaknya sehingga kini Dewi yang menindih anaknya. Didorongkan tangannya sehin
gga pelukan mereka berdua lepas, setengah duduk Dewi memposisikan selangkanganny
a sehingga kini menekan bagian bawah tubuh anaknya. Sarung anaknya telah tertari
k hingga kontolnya mencuat, namun karena diduduki, maka kini posisinya terhimpit
. Memek Dewi yang terbungkus celana dalam kini menekan bagian bawah batang konto
l Arjuna.
Ketika dirasakannya posisinya telah tepat, Dewi segera merebahkan diri lagi lalu
dengan buas mencaplok mulut anaknya yang tampak sedikit terkejut karena tindaka
nnya. Arjuna serasa di surga ke tujuh. Ia sempat kaget badannya diputar sehingga
sekarang ia yang telentang. Namun ketika ia baru hendak bertindak, dirasakan ko
ntolnya menempel ke sesuatu yang halus namun basah. Rupanya celana dalam ibunya
yang basah oleh cairan kewanitaan. Tiba-tiba pula ibunya menciuminya lagi.
Dewi harus sedikit melengkungkan tubuhnya karena Arjuna belum mencapai tinggi ba
dan yang ideal dalam posisi ini. Namun pikiran Dewi tidak terlalu memperhatikan
hal ini. Nafsu birahi perempuan ini sudah menguasai jalan pikirannya. Sambil men
ggoyangkan dan menekan pantatnya, ia merasakan sensasi klitorisnya digeseki sepa
njang batang kontol anaknya yang lumayan besar. Mungkin hampir sebesar burung su
aminya. Dewi menjadi liar bagai binatang buas. Ia mengentoti kontol anaknya wala
upun dibatasi celana dalam sambil menyerang bibir dan lidah anaknya dengan bibir
dan lidahnya sendiri. Birahi yang besar tidak memikirkan apa-apa lagi selain se
ks, sehingga ludahnya yang mulai menetes dan kadang teruntai dari mulutnya ke mu
lut anaknya tidak lagi diindahkan. Segala sopan-santun dan norma dilupakan.
Arjunapun menjadi senang. Dilahapnya ludah ibunya dengan rakus bagaikan minum ai
r surgawi. Ia mengimbangi gerakan selangkangan ibunya dengan goyangan pantatnya
sendiri. Sementara keringat mereka berdua kini telah membasahi sekujur tubuh mer
eka.
Tiba-tiba ibunya melenguh keras lalu menekan selangkangannya dalam-dalam. Arjuna
merasakan celana dalam ibunya kini sudah lepek sekali dan hangat terasa di kont
olnya. Ia tiba-tiba merasa lututnya lemas dan tiba-tiba pula ia ejakulasi. Sperm
anya menghambur ke segala arah membasahi perutnya, kain ibunya di bagian perut d
an juga celana dalam ibunya.
Akhirnya ibunya tak bergerak namun masih menindih tubuh Arjuna. Bibir mereka ber
satu kelelahan. Tak lama ibunya membaringkan dirinya di sebelah Arjuna lagi.
Maafkan ibu, Jun. ibu sudah lama tidak merasa begini
Arjuna memotong, Arjuna sayang ibu. Apapun yang ibu mau, akan Arjuna lakukan. Ibu
senang?
Dewi hanya mengangguk. Mereka diam beberapa saat. Tapi ini salah, Jun.
Ga ada yang salah. Ibu adalah kekasih Jun. Itu ibu sendiri yang mengakui. Kalau i
bu senang dengan begini, maka Arjuna ga akan menolak. Yang penting ibu senang
Tapi
Ga ada tapi-tapi ibu kekasih Jun, kan?
Dewi mengangguk.
Ga ada yang perlu dibicarakan lagi. Ga ada yang perlu dimaafkan.
Ibu jadi pusing. Ibu tidur dulu Dewi membalikkan badannya hingga membelakangi Jun t
anpa berusaha membersihkan bajunya maupun tempat tidur dari peju anaknya.
Arjuna memegang pundaknya. Katanya, Bu Arjuna takut sekarang ibunya menjadi tak ing
in lagi bersama dirinya. Ibu marah sama Jun?
Tapi Dewi tidak menyahut. Gawat, pikir Arjuna. Ia merangkul ibunya dari belakang
. Dipanggilnya ibunya lagi. Tapi tetap tak ada jawaban. Harus ditest, pikir Arju
na. Maka ia mencium punggung ibunya. Tak ada jawaban. Dicupangnya leher ibunya.
Ibunya menggeliat dan mendesah tapi tidak ada jawaban. Kalau ibu marah dan tak m
au lagi, tentu Arjuna akan dibentak, tapi ibunya diam. Dengan penuh perasaan leg
a Arjuna memejamkan matanya dan ia segera tertidur.
Paginya Arjuna dibangukan ibunya yang telah memakai kain yang lain. Ibunya berge
gas pergi namun Arjuna mengejarnya sampai di dapur dan ibunya sedang merapihkan
lemari piring yang seharusnya tidak perlu dirapikan.
Ibu marah?
Dewi hanya menggeleng. Arjuna memeluk ibunya dari belakang. Tidak ada tanggapan.
Arjuna mengenyoti pundak ibunya di bagian belikat sampai tempat itu bertanda un
gu. Tak ada tanggapan. Arjuna menarik tangan ibunya dengan hati yang kesal. Ibun
ya tidak berkata apa-apa pula bahkan ibunya tampak berusaha tidak memandang mata
Arjuna. Arjuna membawa ibunya ke kamar. Arjuna mendorong tubuh ibunya ke atas t
empat tidur. Ibunya duduk di pinggir tempat tidur sambil menunduk. Arjuna duduk
di tengah tempat tidur di sebelah ibunya, lalu memeluk ibunya dari belakang lalu
menarik tubuh ibunya untuk berbaring di tempat tidur sejajar dengan dirinya. Ib
unya beringsut berbaring di ranjang dengan menaruh kedua kakinya ditempat tidur
dan kini mereka berbaring berhadapan.
Ibunya hanya diam saja bahkan kini matanya terpejam. Arjuna menciumi muka ibunya
dengan sedikit kasar lalu diciumnya bibir ibunya. Tak disangka kali ini ibunya
balas mencium bibirnya. Mereka akhirnya berpelukan menyamping dengan dada saling
berhimpitan. Setelah puas berciuman dan bertukaran ludah Arjuna mulai menjilati
leher ibunya yang kini telah berkeringat. Ibunya menggelinjang sambil mendesah.
Desahan ibunya berbeda dengan tadi malam. Tadi malam mereka berusaha meredam su
ara karena ada ayah di kamar yang satu, kini mereka hanya berdua saja. Kini desa
han ibu dapat terdengar dengan jelas.
Arjuna mengenyoti leher ibunya. Ibunya mengerang-ngerang dan tiba-tiba saja berk
ata, Aaahhhhhh udah, Jun geli leher ibu lidah kamu nakal ibu geli
Arjuna merasakan sebelah kaki ibunya yang bebas kini melingkari pahanya. Dari ba
lik sarungnya, Arjuna merasakan ibunya mulai menekan-nekan burungnya dengan sela
ngkangan ibunya. Arjuna segera menarik sarungnya keras-keras sehingga kontolnya
bebas. Arjuna kini merasakan celana dalam ibunya yang kering menekan batang kont
olnya. Tibalah ide brilian yang lain.
Aduh, bu celana dalam ibu masih kering, titit Arjuna sakit. Buka aja deh celana da
lam ibu
Jangan, Jun. begini aja, kata ibunya di antara desah dan erangannya.
Please, bu Sakit nih
Dewi yang sedang birahi, karena rupanya dari bangun pagi terbayang orgasme semal
am yang sudah lama tak dirasakannya lagi, tetap menggeseki burung anaknya sambil
memeluk erat anaknya, seakan tak mendengar suara anaknya.
Ibu jahat ga sayang Arjuna! Gimana kalau luka?
Mendengar kata-kata Arjuna yang sedikit tinggi, Dewi menjadi berfikir. Kasihan j
uga anaknya kalu burungnya luka. Walaupun berpikir, Dewi terus menggeseki burung
anaknya itu. Akhirnya, dengan gerakan cepat dewi mengangkat kainnya, melepaskan
celana dalamnya, lalu menindih anaknya. Untuk posisi ini Dewi pertama-tama berl
utut di samping tubuh anaknya, lalu menduduki kontol anaknya lalu menindih lagi
anaknya.
Arjuna menjadi sangat girang. Dirasakan batang kontolnya ditekan oleh sesuatu ya
ng hangat dan sedikit lembab. Kedua tangan Arjuna meraih pantat ibunya. Senangny
a ketika ia merasakan pantat ibunya yang telanjang dikarenakan kain ibunya telah
ditarik sampai ke pinggang.
Arjuna menggoyangkan pantatnya juga. Kini mereka berdua saling menggesekkan alat
vital-masing-masing. Mulut Arjuna pun sudah mulai bergerilya lagi.
Bila kemarin malam Arjuna merasa di surga dunia, kini Arjuna merasa bagaikan di
surga ke tujuh. Kontolnya dapat merasakan bibir memek ibunya membungkus batang k
ontolnya. Dan dinding di balik bibir vagina itu begitu hangat dan licin juga bas
ah. Di remasnya pantat telanjang ibunya dengan kedua tangannya sementara mulutny
a asyik menyedot-nyedot dan mencupangi leher ibunya.
Aaah ahhh Peluk ibu, Jun goyang, Jun goyang yang keras Dengan kedua tangannya, Dewi mem
egang wajah anaknya lalu mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Arjuna merasakan l
idah ibunya yang basah menerobos mulutnya, tak mau kalah Arjuna membalas dengan
lidahnya. Lidah mereka kini berperang di dalam dan luar bibir mereka, sementara
bibir ibunya bagian selangkangan sedang membungkus kontol Arjuna, kedua organ in
tim mereka juga sedang bertempur untuk mencapai puncaknya.
Arjuna kini menggerakkan tangannya ke atas. Di pegangnya kain ibunya pada bagian
atas, lalu dibetotnya kebawah keras-keras sehingga kain ibunya kini berjumbel d
i pinggang. Ibunya kini telanjang. Kedua tangan Arjuna disisipkan di antara tubu
h mereka, lalu mulai meremasi payudara ibunya. Ibunya melenguh keras lalu melepa
s ciuman.
Iyaa aaahhh Remas tetek ibu, naaaakk Ibunya kini duduk di atas kontol Arjuna dengan k
edua tangan memegang tangan Arjuna yang sedang meremasi payudaranya.
Arjuna melepaskan tangan kirinya dari payudara ibunya. Kini dapat dilihatnya tet
ek ibunya yang sebesar parutan buah kelapa namun berbentuk tetesan air itu secar
a dekat. Kulit toket ibunya basah oleh keringat sehingga tampak mengkilat. Penti
l ibunya sudah membesar sementara bagian dasar pentil itu sudah mengecil, sehing
ga tampak bagai ujung belakang pulpen yang tegak menantang. Arjuna tak tunggu wa
ktu lama mengenyot puting kanan ibunya itu.
Iyaaaaahhhhh isep tetek ibu, Jun
Arjuna merasakan tetek ibunya agak asin dan ada juga bau tubuh ibunya yang terba
wa di sana. Sungguh sangat lezat. Hisapan Arjuna membuat ibunya semakin kencang
menggoyangkan pantatnya dan kini selangkangan mereka berdua telah basah kuyup ol
eh cairan kewanitaan Dewi dicampur dengan keringat ibu anak itu. Bau tubuh ibuny
a memenuhi ruangan.
Keringat mereka bercampur lagi. Toket kanan ibunya telah basah oleh campuran ker
ingat mereka berdua, juga ludah Arjuna. Setelah lama-kelamaan toket ibunya itu s
udah bau mulut Arjuna, maka Arjuna ganti melahap payudara kiri ibunya. Dikenyot
dan dijilatnya buah dada ranum ibunya itu dengan rakus bagaikan orang kelaparan
yang baru ketemu makanan.
Goyangan pantat Dewi semakin lama semakin hebat. Selangkangannya dan anaknya sud
ah licin dan basah karena cairan kewanitaannya. Arjuna pun mengimbangi goyangan
ibunya dengan menekan-nekan batang kontolnya sepanjang kemaluan ibunya yang sang
at hangat. Bahkan Arjuna merasakan memek ibunya mengeluarkan cairan kental, lici
n dan sedikit panas yang menambah hot suasana, terutama di selangkangan mereka b
erdua.
Akhirnya ibunya menekan kontol Arjuna dengan keras sambil berteriak kecil,
Ibu sampeeeeeee
Bersamaan dengan itu, Arjuna merasakan lubang ibunya bagaikan memancarkan air pa
nas yang membuat dirinya juga tak dapat menahan diri. Sambil menyedot puting sus
u ibunya keras-keras, Arjuna memeluk erat tubuh telanjang ibunya sambil menekan
pantatnya ke atas sehingga batang kontolnya dan memek ibunya beradu dengan kuat
seakan sedang adu kekuatan untuk saling menjatuhkan.
Kontol Arjuna berkedut-kedut keras menumpahkan sperma yang menciprati selangkang
annya dan selangkangan ibunya. Selama beberapa saat mereka menikmati orgasme yan
g mereka rasakan. Lalu kemudian Dewi merebahkan diri di samping kiri Arjuna kele
lahan. Telapak tangan kanannya ditaruh di dahi. Ia memejamkan mata dan beristira
hat setelah orgasme yang bahkan lebih hebat dari semalam.
Lima menit kemudian Dewi merasakan seseorang menarik kainnya yang melingkari pin
ggangnya. Dilihatnya Arjuna yang sekarang telanjang tanpa sarung memegang kain i
tu. Arjuna perlahan menggunakan kain itu untuk mengeringkan peju di selangkangan
Dewi lalu kemudian Arjuna membersihkan selangkangannya sendiri.
Dewi yang masih mabuk kenikmatan memejamkan matanya lagi. Dalam ketelanjangannya
, ia seakan tidak berdaya melakukan apa-apa lagi.
Setelah membersihkan pejunya dari tubuh ibunya dan diri sendiri, Arjuna melempar
kain ibunya ke lantai. Lalu merebahkan diri di samping ibunya yang masih tidura
n dengan tangan kanan terangkat, bagian belakang telapak tangan ibunya pun masih
ditempelkan di dahi.
Arjuna yang tadi sudah ejakulasi, perlahan mulai horny lagi. Tubuh ibunya yang s
intal, perut yang sedikit buncit namun tidak terlalu gendut menunjukkan lekuk tu
buh perempuan dewasa yang walaupun pernah melahirkan namun tampak begitu manusia
wi dan indah. Kedua payudaranya yang kini sedikit melebar ke samping karena seda
ng tiduran tidak tampak sebesar yang seharusnya, namun tidak mengurangi keindaha
n tubuh itu. Selangkangan yang dihiasi rambut tebal menambah erotis ketelanjanga
n ibunya itu. Apalagi bulu ketek yang tipis namun ikal, yang basah oleh keringat
tampak menantang ketika dibuka seperti itu.
Arjuna mendekatkan hidungnya ke ketek ibunya. Hidungnya digelitik rambut di keti
ak ibunya ketika bau tubuh ibunya yang belum mandi, bahkan sudah keringatan kare
na aktivitas tadi, menusuk tajam di hidungnya. Bau perempuan dewasa yang sangat
digilai Arjuna membawa penis Arjuna yang tadi telah ciut, perlahan tapi pasti ba
ngkit dari tidurnya.
Dewi merasakan ketiaknya disentuh oleh hidung anaknya yang mengendus-endus menge
luarkan udara yang membelai pangkal lengannya mengirimkan sensasi menggelitik. Ka
mu ga sekolah? tanyanya.
Hari ini ijin sakit saja, Bu.
Sakit apa? Orang kamu sehat
Sakit cinta. Arjuna cinta mati sama ibu. Cuma ibu yang bisa menyembuhkan penyakit
ini.
Kamu kok gombal? kata Dewi, namun ada perasaan bangga dan sensual ketika ia menden
gar anaknya mengatakan cinta kepadanya.
Enggak gombal, bu. Arjuna cinta banget sama ibu. Sakit rasanya kalau ibu enggak m
embalas cinta ini. Ibu gimana? kata Arjuna sambil terus bernafas di ketek ibunya,
sementara dagunya disandarkan di tempat tidur agar tidak pegal, sementara tanga
n kanannya membentuk huruf V dengan telapak tangan yang ditaruh di payudara kiri
ibunya sambil perlahan mengusap-usap payudara itu.
Ibu sayang Arjuna
Kok sayang? Cinta dong, bu. Arjuna ga hanya sayang, tapi cinta. Cinta kekasih. Ka
n kita kekasih? Ibu kan kekasih Arjuna
Iya
Cinta, kan?
Iya
Kok iya-iya mulu? Bilang dong ibu cinta Arjuna
Ibu cinta Arjuna, kekasihku
Nah gitu dong tapi harus jelas, bu. Siapa kekasih ibu? Harusnya ibu bilang cinta k
epada anakku gitu Biar ga salah. Kan yang namanya Arjuna ga cuma satu di Indonesia
Ibu cinta kamu, anakku anakku kekasihku anakku yang ganteng
Gitu dong kata Arjuna senang. Lalu mengecup ketiak ibunya. Arjuna seneng banget. Arj
una sudah punya pacar. Pacarnya cantik dan seksi. Dewasa, lagi. Arjuna kayak mim
pi aja. Masih ga percaya
Kamu kok gombal mulu, Jun? tapi hati Dewi jadi berbunga-bunga. Dibilang cantik dan
seksi. Arjuna sungguh romantis. Bapaknya saja beda jauh kalo dibanding anak ini
. Ayah Arjuna tidak punya sifat romantis sama sekali.
Bau ibu enak banget. Bikin Arjuna semangat.
Lalu Arjuna mulai menjilati ketiak ibunya lagi sambil meremas payudara kiri ibun
ya. Dewi mulai terangsang lagi. Mulut Arjuna asyik menjelajahi Dewi. Setelah pua
s menjilati ketek kanan ibunya, Arjuna mulai menjilati dada kanan ibunya. Dewi m
ulai bangkit birahinya perlahan. Kedua payudaranya mulai diserang anaknya lagi.
Tetek kirinya dijamahi oleh tangan kanan anaknya, sementara bukit yang kanan dij
ilati dan disedoti oleh mulut anaknya itu. Dewi mulai mengerang-erang.
Aaaaah iya, Jun. terus terus remes tetek ibu Isepin tetek ibumu ini Sayangku anakku say
ang terus nenenin ibu
Dada kiri Dewi mulai diselomoti mulut Arjuna, sementara kini ganti tangan kiri A
rjuna meremasi payudaranya yang sebelah kanan. Dewi merasakan gejolak birahinya
makin meninggi. Diremas-remasnya kepala anaknya dengan kedua tangannya.
Terus, Jun kekasih ibu anak ibu sayang Terus sedot tetek ibumu ini Anakku pacarku Kekas
ihku
Mulut Arjuna kini mulai menjilati perut Dewi. Dewi merasa geli sekaligus birahi.
Kini kedua tangan anaknya mulai meremasi kedua payudaranya. Kini genggaman anak
nya mulai mengeras membuat Dewi merasakan sensasi liar dan buas. Sementara lidah
anaknya itu mulai menari dipusarnya, berputar-putar lalu menyapu dari atas ke b
awah seakan ingin merasakan seluruh jengkal pusarnya itu.
Arjuna mencium bau tubuh ibunya makin santer tercium, keluar dari memek ibunya.
Tak sabar, ia mulai menjilat ke bawah. Dijilatinya jembut ibunya yang lebat dan
ikal itu, lalu disibaknya jembut itu, maka terlihatlah memek ibunya yang telanja
ng. Baru kali ini Arjuna melihat kemaluan ibunya tanpa tutup sedekat ini. Dua bu
ah bibir rapat dihiasi ladang jembut di antara sepasang paha yang putih. Ditarik
nya kedua bibir memek ibunya, maka terlihatlah bagian dalam vagina ibunya. Bau t
ubuh ibunya kini seakan menguasai segenap lubang hidung Arjuna. Bau tubuh ibunya
keluar dari organ intim, mahkota ibunya yang suci.
Bagian dalam memek ibunya berwarna merah, sedikit merah muda namun agak gelap. D
ilihatnya klitoris ibunya menghiasi puncak keintiman ibunya dan di bagian bawah,
bibir dalam vagina itu membuka memperlihatkan lubang surgawi milik ibunya.
Arjuna mulai menjilati memek ibunya. Dewi yang memeknya belum pernah dijilat ora
ng terkejut merasakan sensasi baru namun asyik. Geli-geli namun geregetan sekali
rasanya.
Jun itu kan kotor Bekas kencing jangan ah jorok Namun walau Dewi melarang, tapi tangann
ya malah menekan kepala Arjuna minta dijilat terus.
Arjuna merasakan sensasi aneh di lidahnya. Ada rasa asam dan getir di lidahnya,
hidungnya mencium bau campuran antara bau tubuh ibunya dengan bau pesing air ken
cing ibunya. Namun, bukannya jijik, Arjuna malah tenggelam dalam nafsu binatang.
Arjuna malah menjadi makin bernafsu menjilati kemaluan ibu kandungnya sendiri i
tu.
Bagaikan Anjing yang kehausan, Arjuna asyik sekali menjilati vagina ibunya. Ibun
ya kini menggelinjang tak keruan, matanya terpejam setengah dan hanya bagian put
ih yang terlihat dari bola matanya. Dewi merasa di awang-awang surga ketujuh. Me
meknya terasa geli dan enak disapu lidah Arjuna. Apalagi karena yang menjilat ad
alah anak kandungnya sendiri, darah dagingnya sendiri, kenikmatan yang dirasakan
Dewi menjadi bertambah hebat. Ada perasaan bersalah dan dosa, namun malah menam
bah intensitas birahinya. Dewi merasakan nikmatnya oral seks membuat dirinya lup
a daratan. Seakan-akan seluruh tubuhnya hilang dan yang eksis hanya memeknya saj
a yang sedang dijilati.
Dewi tidak tahu berapa lama sudah anaknya menjilati kemaluannya, yang jelas sebe
ntar lagi ia kan mengalami orgasme, erangan Dewi kini terdengar menjadi bentakan
, Terus! Jilati memek ibu! Anak baik! Terus! Jilat yang cepat! Ah aha Jun jangan ber
henti, Jun! terus! Jilat memek ibumu, Jun! geli, rasanya, Jun! enak Aaaaaah heeeee
h terus jilat
Tahu-tahu Dewi merasakan klitorisnya disedot. Dewi jadi menggila, ditekannya kep
ala anaknya ke memeknya keras-keras sambil memutar pantatnya, Anak bandeeell kelen
tit ibu disedooooot aaaaaaah enak banget, Juuuuuun! Sedot terusssss aaaaaaaah
Dewi tiba-tiba menggelinjang keras dan menekan kepala anaknya sekuat tenaga. Dir
asakannya orgasme yang dahsyat, namun tidak hanya itu, Dewi tiba-tiba merasa ing
in pipis, dan keluarlah air kencingnya yang membanjur muka anaknya yang gelagapa
n karena susah bernafas.
Ngentooooooooot kammuuuuuuuuuuuu Ibu jadi kenciiiiiiing dasar anak bandeeeellllllll
Ibu jadi beginiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Lalu Dewi terhenyak di tempat tidur kelelahan.
Ia meringkukkan badan sehingga tidur menyamping dengan posisi bagaikan janin, d
engan kedua kaki membentuk siku dan kedua tangan yang memeluk kaki.
Arjuna baru saja melihat ibunya liar. Ia menjadi senang. Tidak lama lagi ibu aka
n jadi budak seksku, pikirnya. Apalagi ketika ibunya orgasme dan mengatakan kata
-kata yang belum pernah ia dengar keluar dari mulut ibunya. Ditambah ibunya yang
tak kuasa kencing juga menambah nuansa liar. Tadi Arjuna berusaha meminum semua
air itu, namun tetap saja air itu tidak semuanya masuk ke mulutnya. Banyak yang
menciprati wajahnya dan ada juga yang jatuh di kaki ibunya. Arjuna kini menjila
ti selangkangan dan paha ibunya yang terkena air kencing ibunya.
Arjuna cinta ibu. Air kencing ibu aja Arjuna minum. Nah, ini Arjuna bersihin bada
n ibu dari air kencing, kata Arjuna sebelum mulai menjilati selangkangan, paha da
n tentunya memek ibunya.
Ketika akhirnya Arjuna menjilati memek ibunya terus, ibunya berkata,
Udah, Jun. ibu capek
Arjuna menghentikan aksinya. Tapi Jun kan belum?
Dewi meluruskan kakinya walaupun tetap tidur menyamping. Kamu selipin aja di anta
ra paha ibu, di bawah selangkangan.
Arjuna lalu memposisikan dirinya dibelakang ibunya. Ibunya mengangkat sebelah ka
kinya. Arjuna menaruh penisnya di bawah memek ibunya. Ibunya merapatkan lagi kak
inya sehingga kini kontol Arjuna dijepit kedua pahanya. Arjuna lalu memeluk ibun
ya dari belakang dengan kedua tangan menggengam payudara ibunya. Kepala Arjuna k
ini di punggung antara tulang belikat ibunya, berhubung ibunya masih lebih tingg
i. Arjuna mulai menggoyang pantatnya maju mundur.
Punggung ibunya yang mengkilat karena keringat segera dijilati Arjuna. Arjuna da
pat merasakan kulit punggung yang halus bergesekkan dengan lidahnya. Di lain pih
ak, kedua tangannya kembali meremas-remas buah dada ibunya yang lembut dan kenya
l. Sementara itu, kontolnya mulai basah karena terkena cairan memek ibunya yang
tadi baru saja orgasme, apalagi saat ini Arjuna sedang mengocok kontolnya di sel
angkangan ibunya dengan jepitan paha ibunya itu. Sementara, sensasi kedua paha i
bunya yang menjepitnya sungguh dirasa nikmat, lebih nikmat dari coli dengan tang
an sendiri.
Mulut Arjuna juga kadang mengecup dan mengenyot punggung ibunya yang bermandikan
peluh dan sekarang, bermandikan ludah Arjuna juga. Sehingga tak lama kemudian p
unggung mulus ibunya telah dihiasi bekas-bekas merah akibat cupangan. Jilatan ki
ni sudah sangat melebar, cupangan dan sedotannya juga makin kencang, sehingga me
nimbulkan bunyi kecipokan yang keras.
Dewi mulai horny lagi. Memeknya digesekki oleh kontol anak kandungnya yang keras
, sementara kedua payudaranya diremas-remas secara kuat, dan punggungnya dijelaj
ahi oleh mulut dan lidah anak semata wayangnya itu. Semuanya membuat Dewi kembal
i birahi untuk kesekian kalinya pagi itu.
Arjuna mulai menggerakkan tubuhnya perlahan ke bawah, mulutnya mulai menjelajahi
bagian bawah punggung ibunya, namun bukan itu sebabnya, melainkan lama kelamaan
batang kontolnya kini mulai mengarah vertikal ke atas, bagusnya ibunya belum sa
dar. Karena ia terus memaju mundurkan pantatnya yang menyebabkan Dewi tetap terh
anyut goyangan ini dan tenggelam dalam nafsu birahi.
Suatu saat, Arjuna menarik pantatnya agak jauh lalu menusukkannya secara cepat k
e atas. Kepala kontolnya secara tiba-tiba menerobos bibir vagina ibunya yang bas
ah, hanya sayang saja lubang senggama ibunya luput, sehingga kini kepala kontoln
ya terpeleset dan bergerak sejajar lagi seperti semula. Namun dalam sepersekian de
tik itu kontolnya telah masuk ke dalam lipatan bibir vagina ibunya.
Arjuna! Kamu ga boleh masukin! teriak ibunya.
Enggak dimasukkin kok, Bu. Kan ga masuk ke lubangnya. Ini cuma gesek di luar luba
ng, kok.
Dewi tidak menjawab lagi. Karena memang burung Arjuna tadi tidak masuk ke liang
senggamanya, melainkan hanya lewat saja. Arjuna kembali melakukan gerakan tadi,
berhubung tidak ada protes dari ibunya. Ditariknya pantatnya ke bawah lalu ditus
uk ke atas. Kembali bibir luar vagina ibunya merekah, kepala kontol Arjuna masuk
ke dalamnya, kali ini ujung kontolnya menekan ke pinggir lubang memek ibunya, k
arena tidak tepat bidikannya sehingga kembali mencelat keluar dan menggesek sepa
njang dinding vagina ibunya.
Tuh Tadi hampir masuk, omel ibunya.
Enggak, cuma di pinggir lubang. Arjuna ga bakal masukin kok. Nih liat sambil berkat
a begitu, Arjuna menarik pantatnya lagi lalu mendorong kontolnya ke arah memek i
bunya. Kembali kontol Arjuna menggesek lubang senggama ibunya, namun tidak masuk
ke dalam karena posisi kontolnya sejajar dengan memek ibunya.
Ga masuk, kan? Tenang aja, bu kata Arjuna.
Untuk beberapa lama, Arjuna menggeseki bagian dalam memek ibunya, sekedar melint
as di atas lubang memek ibunya untuk kemudian ditekan di sepanjang bagian dalam
memek ibunya itu sampai ke klitorisnya bahkan mungkin lebih jauh lagi karena ter
kadang palkon Arjuna menrasakan lebatnya jembut ibunya pada saat pantatnya menus
uk ke depan. Dewi merasakan permainan ini bahaya, ada kemungkinan kontol anaknya
dapat selip dan tiba-tiba masuk ke dalam liang senggamanya. Hanya saja bahaya i
ni di lain pihak juga membuat jantungnya deg-degan dan menambah rasa erotis yang
lain dibanding dengan pasangannya, perasaan yang menggetarkan jiwa. Persenggama
an ibu dan anak adalah hal yang tabu tapi secara aneh membuat Dewi merinding bil
a memikirkannya.
Janji, ya Jun? jangan dimasukin
Tenang aja, Bu, kata Arjuna, kali ini sambil mendorong tubuh ibunya dengan tubuhny
a sehingga kini ibunya tiduran tengkurap dengan Arjuna menindih bagian belakang
tubuh ibunya yang telanjang bulat itu. Arjuna merubah posisinya hingga badannya
sedikit lagi turun dari posisinya semula, agar lebih mudah beroperasi. Kini kedu
a tangannya ditaruh di pundak ibunya, lalu Arjuna mulai mengocok-ngocok selangka
ngan ibunya lagi.
Gesekan-gesekan kontol anaknya membawa Dewi ke lembah birahi sekali lagi. Memekn
ya kini sudah basah total, bermandikan cairan kewanitaanya sendiri. Terkadang De
wi merasakan kepala kontol anaknya menggowes lubang memeknya untuk kemudian menc
elat lurus menggeseki bagian dalam vaginanya menuju klitoris, sementara punggung
nya menjadi korban keganasan mulut dan lidah anaknya.
Tiba-tiba dalam satu tusukannya, Dewi merasakan kepala kontol anaknya itu menanc
ap di lingkar luar liang senggamanya. Dewi kaget dan ketika ia hendak berteriak
pada Arjuna, kontol Arjuna telah ditarik, untuk kemudian kembali menggesek-gesek
seperti sebelumnya.
Kamu sengaja, ya? Hampir masuk, tadi!
Kan baru hampir, berarti belum masuk, kan bu?
Dewi hanya mendengus. Lalu kembali anaknya mengocoki vaginanya lagi. Bagian dala
m memek Dewi begitu licinnya sehingga gerakan kontol Arjuna begitu lancar mengge
sek naik turun sepanjang vagina bagian dalam Dewi.
Tiba-tiba kembali kepala kontol Arjuna menancap di ujung lubang, namun secepat k
ilat ditarik kembali, lalu kembali menggesek-gesek. Kali ini Dewi tidak berkomen
tar. Yang penting belum masuk, pikirnya. Namun tak lama kemudian kontol itu kemb
ali menancap lalu ditarik. Kemudian menggesek lagi. Dewi jadi curiga apakah ini
kesengajaan atau tidak? Ia menghitungnya. Sekali menancap, sepuluh kali gesek. S
ekali nancap, sembilan kali gesek. Ketika kontol itu menancap di depan lubang, A
rjuna tidak mendorong dengan kuat, hanya cukup untuk menempel saja, namun geraka
n gesek berikutnya adalah gerakan yang cukup kuat untuk menggesek memeknya. Rupa
nya ada suatu pola. Pola berarti kesengajaan. Sungguh anaknya memang bandel.
Kini gerakan Arjuna sudah menjadi sekali nancap, lima kali gesek. Pola ini berla
njut beberapa lama. Mungkin tidak akan berubah lagi, pikir Dewi. Dan Dewi menjad
i tidak terlalu memikirkannya lagi dan sekarang berusaha menikmati goyangan anak
nya. Ketika Dewi mulai terombang-ambing, dirasakannya kini Arjuna telah merubah
pola serangannya. Sekali tancap, dua kali gesek. Dewi belum sadar bahwa gerakan
ini cukup berbahaya karena ia pun sedang menikmatinya atau juga mungkin sebentar
lagi akan orgasme sehingga tidak peduli akan segala hal apapun juga.
Pola gerakan Arjuna diimbangi Dewi. Ketika kontol Arjuna menggeseki memeknya dua
kali, maka Dewi membalas dengan menekan pantatnya kebawah sehingga tusukan maju
Arjuna ditambah dengan tekanannya sendiri membuat gesekkan kedua kelamin itu me
njadi lebih keras.
Dewi mulai mengoceh tak keruan, Iyaaaah gesek terus kontolmu, naaaaaak Cah baguuuuu
us goyang terus kayak gitu ibu bentar lagi sampaaaaiiiiiii
Gerakan mereka bertambah cepat. Dua kali gesek, sekali tancap. Dua kali gesek, s
ekali tancap.
Ibu mau sampeeeeeee Aaaaaaaah! Juuuuuuuuuuun... jangaaaaaaan!! Ibu sampeeeeee
Ternyata ketika Dewi berkata ibu mau sampe, Arjuna merubah pola gerakannya. Dari
satu kali tancap, dua kali gesek, menjadi satu kali tancap, satu kali gesek dan
satu kali tancap dan Arjuna menusuk ke depan dengan kuat, sementara kedua tanga
nnya merangkul ibunya dari belakang dengan cara melingkarkan tangan melalui bawa
h ketiak ibunya, lalu telapak tangan dibuka ke dalam lalu memegang pundak depan
ibunya dari arah bawah, sebelum gerakan tusukan di lancarkan. Gerakan terakhir i
ni membuat kontol Arjuna serta merta ambles ke dalam liang senggama ibunya, kare
na selain tusukkan Arjuna yang disengajakan, Dewi juga sedang menekan ke bawah m
engikuti irama satu tancap dua gesek tadi. Itu yang membuat ibunya teriak jangan
.
Tapi, Dewi tidak berontak karena saat itu juga ia mengalami orgasme. Sudah lama
sekali Dewi menahan nafsunya karena tidak pernah dinafkahi suaminya. Kini tiba-t
iba ada kontol yang memasukki memeknya lagi, apalagi memang dia dalam keadaan bi
rahi tinggi dan sudah hampir klimaksnya, maka ketika anaknya menghujamkan penisn
ya dalam-dalam, maka Dewi mencapai orgasme yang begitu hebat yang belum pernah d
irasakannya sebelumnya.
Arjuna merasa dirinya di surga ketujuh. Kini kontolnya sudah ambles masuk ke lub
ang kencing ibunya. Dirasakannya liang senggama ibunya begitu sempit meremas bat
ang kontolnya. Dinding liang senggama ibunya basah oleh cairan kewanitaan dan te
rasa seperti pipa lembut yang menjepit keras kontolnya. Apalagi sekarang ibunya
sedang orgasme.
Arjuna dapat merasakan pinggul ibunya yang sedikit bergetar seperti menggigil, s
ementara dinding lubang kencing ibunya berdenyut-denyut meremas kontolnya seakan
ingin menyedot habis isi kontolnya. Arjuna segera mengentoti ibunya dengan gera
kan liar dan buas. Ia ingin ejakulasi dan menyebarkan benihnya ke rahim ibunya d
alam-dalam.
Arjuna yang sedang kalap karena nafsu, mengenyot punggung ibunya keras-keras dan
tak menggerakkan mulutnya lagi. Kedua tangannya tetap merangkul ibunya dari bel
akang dan menekan tubuh ibunya seiring irama tusukkan kontolnya. Suara selangkan
gannya beradu dengan pantat ibunya terdengar berkali-kali ditingkahi suara erang
an ibunya yang sedang orgasme.
Juuuuuun jangan entot ibu kayak gitu Aaaaaaahhhhhh jangan dikeluarin di dalam Junnnnn
jangan dikeluarin di dalam ssssshhhhhhhh
Arjuna yang baru sekali ini merasakan nikmatnya bersenggama, apalagi yang disetu
buhi ibunya sendiri yang cantik dan bahenol, tidak berpikiran jenih ditambah but
a soal begituan. Ia mendengar ibunya berbicara namun mengartikannya berbeda. Ket
ika ibunya bilang jangan dikeluarin di dalam, ia mengira ibunya meminta agar kon
tolnya jangan dikeluarin tetapi di dalam aja. Sehingga Arjuna menjadi semakin se
mangat mengobok-obok kemaluan ibunya dengan burungnya.
Uuuuuh memek ibu nikmat banget Anget licin sama sempiiiiit Arjuna ga tahaaaaaan kata Ar
juna lalu kembali mengenyot punggung ibunya yang banjir keringat dengan keras, s
ementara nafsu birahinya seakan meledak.
Arjuna merasakan kenikmatan yang tak ada taranya. Ia sudah sering ejakulasi, tap
i kali ini, sensasi mengentot ibunya sendiri seakan menambah berkali-kali lipat
kenikmatan yang ia alami. Sambil menyedot punggung ibunya kuat-kuat, Arjuna mele
paskan pejunya di dalam rahim ibunya sambil menekan burungnya dalam-dalam.
Bila ada orang yang melihat adegan di kamar itu tentu akan terhenyak. Seorang Ib
u muda yang cantik dan seksi sedang tengkurap ditindih anaknya sendiri, sementar
a anaknya itu merangkul ibunya dan menghujamkan kontolnya secara brutal ke dalam
memek ibunya sambil mengenyot punggung mulus ibunya itu.
Akhirnya Arjuna lemas dan menindih punggung ibunya. Ibunya pun berbaring bagaika
n orang pingsan, hanya saja keduanya bernafas berat, sedikit tersengal-sengal ba
gaikan orang yang baru saja selesai lari marathon.
Setelah hampir dua menit Arjuna menindih ibunya, ibunya membalikan tubuh sehingg
a Arjuna jatuh kesamping. Kemudian Dewi menarik tubuhnya sehingga kelamin mereka
lepas. Air mani anaknya menetes perlahan dari memeknya.
Lalu Dewi berkata, Jun. nanti ibu hamil.
Emang kenapa, bu? Bukannya ibu suka dan menikmati juga emang kenapa kalo hamil? I
bu ga suka punya anak? Arjuna suka banget kalau punya adik. Tapi ibu ga pernah n
gasih ade sih.
Dewi terdiam. Lalu berkata, Panjang ceritanya, Jun. yang jelas, semenjak kamu lah
ir, Ayah kamu sama ibu sudah tidak pernah campur lagi. Kalau ibu hamil, Ayah kam
u akan mengira ibu selingkuh.
Jadi ibu ga boleh hamil?
Dewi menggeleng.
Emang kalau Arjuna masukkin titit ke memek ibu kayak gini, ibu pasti hamil?
Belum pasti. Tapi kemungkinan besar.
Supaya pasti tidak hamil bagaimana?
Bisa pakai alat KB seperti pil, suntik dan lain-lain. Atau KB Alami.
Alat KB mahal ya, bu? Kalau KB alami juga mahal?
KB Alami gratis kok, Cuma lebih susah.
Caranya?
Ada yang pakai kalender, agak susah diceritakan. Tapi yang ini susah untuk diikut
i, dan sebagian besar orang tidak berhasil.
Ada yang lain?
Bisa juga lelakinya ngecrot di luar.
Maksudnya?
Kamu tau kan ejakulasi?
Apa itu?
Titit kamu keluarin cairan putih, tapi bukan kencing. Kayak ini, Dewi menunjukkan
cairan peju anaknya yang keluar dari memeknya yang baru saja dientot anak tungga
lnya itu.
Oh itu emang kenapa?
Nah, kalau lelaki menaruh tititnya di tempik perempuan itu namanya berhubungan ba
dan. Nah, hubungan badan itu akan selesai ketika lelaki mengeluarkan cairan puti
h itu. KB Alami lainnya adalah waktu cairan itu mau keluar, lelaki mencabut titi
tnya dari tempik perempuan lalu mengeluarkan cairan itu diluar tempik perempuan
itu. Mengeluarkan cairan putih itu namanya ejakulasi.
Oh, kalau ejakulasi di dalam tempik perempuan bisa hamil ya?
Iya.
Kalau begitu nanti Arjuna keluarin di luar. Kan ibu ga bakal hamil.
Jarang lelaki yang belum berpengalaman kayak kamu ini bisa menahan ketika saat ej
akulasi. Tadi saja kamu ga tahan kan. Ini peju kamu udah di dalam perut ibu.
Yaaaa Kan Jun tadi ga dikasih tahu. Bagaimana kalau nanti kita beginian lagi, Jun
akan keluarin air mani Jun di luar tempik ibu
Susah, Jun, untuk lelaki menahan tidak buang di dalam. orang harus latihan dulu.
Latihan dimana? Masa cari orang dulu? kata Arjuna, ia ingin sekali ngentotin memek
ibunya terus. Tapi melihat muka ibunya yang serius, maka Arjuna menjadi takut k
alau nanti ibunya ga mau lagi meneruskan hubungan terlarang lagi.
Setelah berpikir agak lama, Arjuna mendapatkan pikiran lain, ia pernah lihat maj
alah porno di mana ada gambar lelaki sedang mengentot perempuan, namun kontolnya
masuk lubang belakang. Mungkin kalau ibunya belum mau dientot memeknya lagi, Ar
juna dapat menggunakan lubang pantat ibunya. Maka katanya, Gini aja deh bu, giman
a kalau Arjuna latihan di lubang yang satu lagi?
Maksud kamu?
Lubang dubur ibu.
Apaaa? Iiiih Kamu jorok banget.
Kalau di situ ibu bisa hamil ga?
Enggak.
Ya udah, biar Arjuna latihan dulu di situ sampai bisa tahan ejakulasi.
Ya ampun, Jun. Itu kan kotor. Tempat keluarnya tai ibu loh
Justru itu. Kan lubang itu kotor. Ibu pakai cuman untuk berak aja. Kalau ibu saya
ng, ibu kasih lubang itu untuk Jun pakai buat latihan, donk. Kan lubang itu ga b
akal bikin hamil dan juga Cuma tempat kotoran aja. Ibu ga boleh pelit.
Dewi terdiam dan terpaksa mengakui kata-kata anaknya. Mereka terdiam beberapa sa
at. Arjuna menikmati melihat ibunya yang telanjang. Buah dadanya yang ranum itu
sedang naik turun karena bernafas. Sementara tubuh ibunya yang mengkilap karena
keringat tampak bagaikan pahatan indah yang hidup.
Sekarang sudah telat untuk sekolah. Arjuna memeluk ibunya dari samping lalu berk
ata, Bu ibu cantik sekali. Lalu mencium ibunya perlahan. Dewi yang sedang banyak pi
kiran tiba-tiba merasakan bibirnya dikecup anaknya perlahan. Akhirnya beberapa s
aat kemudian ia membalas ciuman anaknya itu.
Makin lama ciuman mereka makin hot. Burung Arjuna jadi tegang lagi. Entah karena
baru merasakan ngentot, entah karena ingin merasakan lubang pantat ibunya, sehi
ngga birahi Arjuna menanjak lagi.
Bu Arjuna mau latihan masukkin burung di lubang belakang ibu.
Maka Dewi tidur tengkurap. Arjuna menaruh kakinya di samping paha Dewi, lalu ber
lutut di situ. Ditariknya dua pantat yang sekal dan kencang dengan bentuk bundar
yang tampak kenyal Arjuna memegang kedua pantat ibunya lalu ia menarik kedua pa
ntat itu ke samping. Terlihat lubang anus ibunya itu menutup rapat. Lubang itu s
edikit kehitaman di ujung-ujungnya.
Arjuna menggunakan sebelah tangannya untuk menuntun kontolnya ke lubang itu. Kep
ala kontolnya yang sudah basah karena tadi masuk di memek ibunya mentok di cinci
n ibunya. Ketika ia menusuk keras-leras, kepala kontolnya masuk berhubung kontol
nya yang licin itu. Lubang itu sempit sekali dan panas, namun kering sekali sehi
ngga ada sensasi terbakar dirasakan Arjuna.
Addduuuuuuh sakit, Jun
Arjuna juga merasakan sakit. Kalau masukkin ke tempik perempuan kok gak sesakit i
ni, bu?
Itu lain, biasanya harus licin dulu dalamnya. Kalau tempik punya cairan di dalamn
ya.
Kalo dubur ibu ga ada?
Enggak.
Mendapat ide bagus, Arjuna mencabut kontolnya dan kini mulai menarik pantat ibun
ya ke samping lebih lebar, dan tiba-tiba dijilatinya lubang itu.
Arjunaaaaa! Ih Joroknyaaaa! Masa burit ibu dijilat?
Enak, bu harum lagi
Arjuna melihat pantat ibunya yang bulat dan sekal itu dilapisi kulit yang sediki
t lebih hitam dari kulit ibunya di tempat lain. Ada bintik putih di sana-sini na
mun tidak terlalu banyak yang membuat kontras dengan kulit coklat pantat ibunya.
Arjuna mulai menciumi kedua pantat ibunya, menjilati dan mengecupi. Berhubung k
ulitnya agak gelap jadi cupangan tidak terlalu berhasil di situ. Kulit tubuh ibu
nya telah ia hapal rasanya. Namun menjilati pantat ibunya memberikan nuansa lain
yang ia sukai. Akhirnya Arjuna kembali menjilati lubang anus ibunya dengan laha
p. Kadang-kadang lubang itu membuka dan menutup. Ketika suatu saat lubang anus i
bunya membuka, Arjuna membuat kaku lidahnya, lalu menjojoh lidahnya ke dalam lub
ang lebih jauh.
Aaaaahhhhhh, lidahmu masuk
Arjuna mulai menjilati sejauh lidahnya menjangkau. Ketika air liurnya masih sedi
kit dan tidak menunjukkan pembasahan yang baik, Arjuna membuka lubang pantat ibu
nya lalu meludah ke dalam untuk kemudian menjilati lagi. Lama kelamaan Arjuna ha
pal bau pantat ibunya. Sedikit menyengat dan ada aura panas yang menguar. Dinikm
atinya sensasi lidahnya yang kini menyusuri keliling dinding dalam lubang tahi i
bunya. Terkadang ia seperti merasa ada butiran sangat halus yang terjilat. Arjun
a tidak jijik, malah sering menelan ludah untuk merasakan butiran halus yang mun
gkin adalah tahi ibunya itu.
Dewi mulai menggelinjang. Mula-mulanya ia merasa geli, namun lama-kelaman ia dap
at menikmati sensasi lidah anaknya di dalam lubang eeknya. Memeknya jadi basah l
agi. Baru kali ini Dewi dapat merasakan lubang anusnya. Sebelumnya hanya ketika
buang air ia dapat merasakan tahinya melewati pipa pembuangan tubuhnya itu. Kini
dinding anusnya terasa sekali dibelai-belai oleh lidah anaknya sendiri.
Lubang Dewi sekarang basah, bahkan karena sering meludah ke lubang pantat ibunya
, Arjuna masih dapat melihat sedikit air liur bergelembung di lubang anus ibunya
. Arjuna menuntun kontolnya lagi, lalu dengan bernafsu sekali, berhubung ia suda
h tidak sabar dan tahan lagi, ia menghujamkan kontolnya ke dalam lubang tahi ibu
nya.
Baru setengah gerakannya terhenti lubang yang kecil itu karena seret. Sementara
Dewi berteriak, Saakiiiiiit... Juuuuuuun
Arjuna yang tadinya berlutut, kini menindih ibunya lalu menggenjot pantatnya kua
t-kuat sambil mendekap ibunya dari belakang. Aaaaargggghhhhhhh Pantat ibu robeeeee
eek!!!!!
Padahal tidak. Hanya saja lobangnya menjadi bertambah longgar karena tertarik ke
samping secara paksa. Arjuna merasakan kontolnya dijepit lubang anus ibunya den
gan sangat kuat. Sedikit sakit dirasakan. Namun keberhasilannya menyodomi ibunya
membuat dirinya senang bukan kepalang.
Mereka berdua terdiam selama beberapa waktu. Arjuna lalu mulai menarik kontolnya
perlahan-lahan. Dirasakannya dinding anus ibunya mencengkram keras seluruh bata
ng kontolnya sehingga ada friksi yang kuat ketika kontolnya menggesek pergi. Seb
elum seluruh kontolnya copot dari lubang tahi ibunya, Arjuna mendorong lagi kont
olnya untuk menelusuri dinding anus ibunya yang sempit itu.
Selama beberapa menit, Arjuna perlahan-lahan menumbuki lubang pantat ibunya, sem
entara kedua tangannya telah ia selusupkan ke bagian depan tubuh ibunya sehingga
kini telah menggenggam kedua payudara ibunya yang besar. Dewi menggunakan satu
tangannya untuk menggeseki klitorisnya sendiri, karena birahi telah menguasainya
pula. Udara yang panas dan juga aksi sodomi Arjuna kepada ibunya membuat dua in
san sedarah itu mulai berkeringat lagi.
Arjuna otomatis mulai menjilati punggung ibunya, tangannya mulai meremas-remas p
ayudara ibunya dan kontolnya masih mencangkuli lubang pantat ibunya. Lama-kelama
an birahi Arjuna perlahan memuncak. Ini menyebabkan jilatan Arjuna kini menjadi
kenyotan dan hisapan di punggung ibunya. Remasan tangannya yang tadi perlahan ki
ni menjadi kuat seakan sedang mencengkram kedua tetek ibunya. Dinding Anus ibuny
a mulai terasa tidak terlalu menyakitkan, sehingga kini Arjuna menghujami lubang
anus ibunya dengan keras. Terdengarlah suara benturan selangkangan dan pantat.
Bunyi yang banyak orang telah dengar dan kenali. Bunyi orang sedang ngewe.
Tubuh keduanya kini banjir keringat dan bercampur baur satu sama lain. Punggung
Dewi di berbagai tempat mulai berwarna keunguan karena cupangan anaknya. Dewi me
rasakan nikmat yang aneh ketika lubangnya berkali-kali dibor oleh kontol anaknya
. Sementara tangannya semakin mempercepat kobelannya di klitorisnya sendiri.
Yeeeeeh yeeeeeeh tusuk lubang pantat ibu Juuuun Tusuk yang kenceng entotin lubang tahi
ibu yang bau entotin lubang tahi ibu yang penuh kotoran
Sempit banget dubur ibu Nikmat banget Cantik banget ibu Arjuna ga tahan nih
Ibu mau sampe lagi, Juuuuuun jangan berhenti Jun yang keras entot dubur ibu ibu mau
sampe dikit lagi Aaaaarrgghghhhhhhhh Ibu sampe lagi
Arjuna merasakan lubang pantat ibunya mengecil seakan menggenggam kontolnya deng
an sangat kuat. Arjuna tidak tahan dan ia menghujamkan kontolnya kuat-kuat di da
lam lubang dubur ibunya itu. Arjuna merasakan cairan tubuh keluar dari kontolnya
. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Akhirnya setelah beberapa saat Arjuna l
emas dan berbaring tanpa daya dengan masih menindih ibunya.
Tuh, kan. Kamu ejakulasi di dalam.
Iya, bu. Arjuna akan latihan lebih sering sekarang. Lalu mereka berdua tertidur ke
lelahan.
Dewi mau ga mau sejam kemudian bangung untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
Agak siangan Jun terbangun. Arjuna mencari ibunya. Ia mendapati ibunya telah sel
esai masak dan membereskan rumah, dilihatnya ibunya yang memakai kain. Diciumnya
bibir ibunya. Ibunya membalasnya. Ciuman buas dari Jun yang terbangun horny, se
perti kebiasaan semua anak lelaki remaja. Lidah Jun secara brutal menjelajah mul
ut ibunya, Dewi hanya mengimbangi saja.
Jun membetot kain ibunya hingga lepas. Ibunya telanjang bulat di balik kainnya i
tu. Kalo ga ada orang lain. Mulai sekarang ibu harus telanjang bulat, kata Jun. la
lu mulai menjilati leher ibunya.
Mandi dulu, Jun. Ibu sama kamu kan belum mandi. Kata Dewi sambil mengelus kepala a
naknya.
Hari ini libur dulu. Mumpung Ayah lagi pergi. Boleh kan, bu? sejenak Jun melepas j
ilatannya untuk berbicara, namun kini ia sibuk menarik ibunya ke tempat tidur. J
un mulai menjilati ketiak ibunya seperti biasa.
Kamu bau, Jun.
Ibu ga suka bau Jun?
gimana, ya Bau asem-asem gitu tapi ibu suka juga dikit
Arjuna menjadi senang. Katanya, Sini, gantian ibu jilatin ketek, Jun. Arjuna tidur
an lalu membuka tangannya.
Dewi segera mencium ketek asem anaknya dan akhirnya menjilati ketek anaknya yang
memiliki bulu-bulu halus. Bahkan tidak setebal bulu keteknya sendiri. Lama-kela
maan mereka akhirnya berciuman dengan nafsu. Akhirnya Dewi kembali menggesekkan
memeknya ke kontol anaknya dalam posisi woman on top lagi. Setelah orgasme, maka
seperti pagi tadi, Arjuna melakukan anal seks dengan ibunya hingga ejakulasi.
Mulai saat itu, dimulailah hubungan mereka yang baru. Hubungan yang melampaui ib
u dan anak. Hubungan incest. Hubungan seksual sedarah. Mereka adalah sepasang ke
kasih. Namun, Dewi bersikeras tidak mau bersenggama secara tradisional. Ia hanya
mengijinkan mereka berdua melakukan oral, anal dan paling banter hanya saling m
enggesekkan alat kelamin. Dewi masih merasa was-was. Moga-moga ia tidak hamil. S
ebulan lagi akan terlihat apakah ia mengandung bayi anaknya sendiri atau tidak.
Bila nantinya ia hamil, tentu akan jadi panjang urusannya.
***
Selama sebulan setelah pertama kalinya Arjuna merasakan bersetubuh dengan ibunya
, selama itu pula, setiap hari mereka melakukan anal seks dan juga menggesekkan
kelamin. Suatu hari, Ayahnya tidak ke sawah. Rupanya ia mau membantu temannya pi
ndahan hari itu. Maka pagi itu Arjuna tidak dapat melakukan aksinya seperti bias
a. Ibunya bersikap biasa-biasa saja, malah cenderung sedikit lebih diam.
Arjuna hari itu sekolah. Sayangnya teman-temannya mengajak main bola. Arjuna yan
g sudah tak sabar akhirnya pulang duluan sebelum jam tiga dengan alasan ga enak
badan. Ketika ia pulang ibunya sedang menimba air memakai pipa dragon. Ayahnya t
idak terlihat.
Loh... bu, ayah kemana? Belum selesai bantuin temannya?
Belum, Jun.
Sampai sekarang belum pulang juga?
Bapak pergi rumah temannya hari ini. Siang ini mungkin sudah pulang.
Kebetulan, pikir Arjuna. Jadi lebih bebas. Perlu dibantu? tanya Arjuna.
Sudah kelar kok. Ini ibu mau mandi. Belum sempat mandi dari pagi, abis tadi pagi
ngantar bapak kamu. Siangnya kerjaan di rumah sudah numpuk. Kamu juga biasanya p
ulang siang dan bantu ibu. Sekarang malah pulang sore.
Wah, maaf deh, bu. Janji ga akan lagi. Arjuna akan pulang terus untuk ngebantuin
ibu.
Sekarang bantu ibu isi bak mandi.
Jangan dulu donk, bu.
Tuh kan katanya mau bantu
Pasti dibantu. Cuma, Arjuna kan belum cium ibu.
Ih Ibu belum mandi. Udah bau nih dari pagi kerja di rumah
Biar belum mandi, Arjuna tetap sayang ibu. Cuma, ibu kayaknya ga sayang Arjuna, d
eh.
Loh, kok ngomong gitu?
Kan kemarin Arjuna minta ibu jangan pake baju kalau kita berdua aja. Ibu sekarang
pakai kain. Ibu ga sayang.
Dewi hanya menggeleng sambil tersenyum. Dasar anaknya memang bandel.
Ada yang mau ibu sampaikan kepada kamu terlebih dahulu.
Apa itu, bu?
Dewi mengajak anaknya ke kamar tidur lalu mereka duduk di tempat tidur.
Ibu mau cerita tentang sejarah keluarga kita
Maka, ibunya mulai menceritakan sejarah keluarga mereka kepada Arjuna. Empat bel
as tahun yang lalu, ketika Dewi berumur 14 tahun, ia menikah dengan Waluyo. Kala
itu, ayah dan ibu Dewi kenal dengan Waluyo yang baru pulang dari Kalimantan. Wa
luyo baru sembuh. Ternyata, Waluyo baru cerai dengan isteri pertamanya karena ad
a masalah keluarga.
Keluarga Fauziah, isteri pertama Waluyo adalah keluarga kaya. Dengan 3 orang ana
k. Syafei, putera tertua, Fauziah puteri kedua dan Aisyah puteri terakhir. Ketik
a itu, ayah mereka sakit-sakitan dan menurut dokter tidak akan lama lagi bertaha
n hidup. Maka, terjadilah perang keluarga antara Syafei dan Waluyo memperebutkan
harta keluarga. Akhirnya, Syafei tewas dalam suatu perkelahian massal antara ke
duanya. Waluyo terluka parah.
Akhirnya ibunya Fauziah memaksa anaknya pulang dan menceraikan mereka berdua. Wa
luyo membeli lahan pertanian di kampungnya dan membangun keluarga baru dengan De
wi.
Setelah melahirkan Arjuna, Waluyo tidak pernah menyentuh Dewi lagi secara seksua
l. Lama-kelamaan, Dewi bingung dan menanyakan ini pada Waluyo. Akhirnya Waluyo m
engaku bahwa, sebenarnya ia menyukai lelaki. Ternyata Waluyo itu homo. Sebenarny
a Waluyo suka lelaki dari saat ia remaja, namun karena lingkungan tradisional me
larang dan mencaci homo, maka Waluyo berusaha membangun keluarga. Ia berhasil be
rhubungan seks dengan cara membayangkan lelaki.
Baru di kampungnya ini, Waluyo menemukan kekasihnya. Seorang lelaki bernama Joko
yang bujangan walaupun umurnya sudah empat puluh. Joko ini bekerja sebagai buru
h tani yang ikut menggarap tanahnya Waluyo. Inilah mengapa Waluyo sering pulang
malam, atau bahkan tidak pulang. Berhubung mereka tinggal di bukit yang masih ba
nyak pohon bak hutan, dan rumah tetangga berjauhan, aktivitas Waluyo tidak diket
ahui warga.
Akhirnya Arjuna mengerti. Lalu ibunya berkata, Kamu kan ingat, akhir-akhir ini ki
ta sering berhubungan seks?
Iya, bu.
Sekarang ayah kamu tahu.
Arjuna kaget. Ia sangat ketakutan.
Ibu hamil. Baru kemarin ibu tahu, tadi pagi ibu terpaksa bilang sama ayah kamu.
Waduh gimana, dong? tanya Arjuna takut tapi di lain pihak ia bangga juga bisa mengh
amili ibunya.
Tenang, Jun. Bapakmu sudah merestui kita. Bapakmu itu cemburunya besar. Dia tidak
suka ibu hubungan sama laki-laki lain. Makanya ibu ga pernah selingkuh. Pernah
ada laki-laki yang genit sama ibu, dan lalu ditempiling Bapakmu sampai pingsan.
Tapi, kamu adalah anak laki-laki satu-satunya yang disayangnya. Maka, ia merestu
i kita. Apalagi, Bapak kamu emang udah lama mau punya anak lagi.
Arjuna menjadi lega.
Nah, kemarin Mas Joko pacar bapakmu itu terlibat hutang judi sehingga sekarang ru
mahnya dijual. Oleh karenanya, Bapak bilang karena ibu sudah punya kekasih di ru
mah, Bapak pun harus punya. Mulai hari ini, Bapakmu akan tidur sama mas Joko di
rumah ini.
Oh, rupanya begitu, pikir Arjuna. Berhubung sekarang ibu punya rahasia tabu, mak
a ayahnya berpikir untuk membawa pacarnya ke rumah. Arjuna menjadi semangat. Akh
irnya mereka berhubungan lagi di kamar ibunya. Hari itu berhubung ayahnya tidak
ada, mereka berdua bagai sepasang pengantin yang melakukan hubungan di segala te
mpat.
Banyak sekali yang dibicarakan mereka, sehingga mereka lupa melakukan hubungan s
eks pagi itu. Akhirnya Arjuna buru-buru mandi untuk pergi ke sekolah. Ia hanya s
empat nenen sebentar, lalu berangkat ke sekolah. Walaupun belum ngentot ibunya h
ari itu, Arjuna merasa di awang-awang. Akhirnya hubungan mereka dapat dilakukan
dengan terbuka dihadapan ayahnya.
Siangnya, Mas Joko resmi tinggal di rumah mereka. Orangnya agak lenjeh seperti b
encong, dan tampaknya ini disukai ayah Arjuna.
Malam itu mereka makan di dipan seperti biasa, ditambah dengan satu orang, yaitu
mas Joko. Setelah makan dan dipan sudah dibereskan, Waluyo merangkul Joko denga
n mesra lalu mulai menciumi pipi lelaki itu.
Arjuna dan ibunya jengah. Melihat itu Waluyo berkata, Ga usah malu. Ini adalah ja
ti diriku. Kalian juga tidak usah malu-malu. Sekarang, aku ini suami isteri deng
an Joko. Kamu, Dewi, sekarang adalah isterinya anakku. Kamu, Arjuna, adalah suam
i ibumu. Dengan begini semuanya senang, kan? lalu Waluyo tertawa bahagia dan mula
i mencumbu Mas Joko lagi.
Arjuna yang selalu horny, segera merangkul ibunya dan mencium bibirnya. Dewi yan
g kaget, dengan cepat membalasnya. Dua pasangan itu bercumbu di dipan.
Bu. Di sini rame. Arjuna mau ngemprut ibu.
Waluyo menghentikan aksinya lalu berpaling pada Arjuna. Hati-hati ya, jangan terl
alu keras, ada cucuku di perut isteriku. Kamu sebagai anak harus menghormati ibu
kamu walaupun kamu sedang ngentotin ibumu.
Iya, Pak. Arjuna kan cinta mati sama ibu.
Waluyo tertawa lagi. Bagus. Sana setubuhin ibumu. Bapak juga ga sabar mau ke kama
r.
Dengan berbunga-bunga Arjuna menarik ibunya ke kamar. Selama ini Dewi takut kala
u hamil akan membuat suaminya marah. Tapi ternyata tidak, malah Waluyo senang. M
aka Dewi menjadi sumringah memikirkan akhirnya dapat ngentot dengan anaknya yang
ganteng.
Ketika mereka sampai di kamar, Arjuna yang sudah menahan-nahan sepanjang hari di
sekolah, segera membuka baju dengan cepat dan membuangnya di lantai. Dewi terse
nyum melihat tindakan anaknya itu. Ia lalu membuka kainnya juga. Ketika ia sedan
g membuka bh-nya, Arjuna yang sudah telanjang dengan cepat menarik celana dalamn
ya lalu melempar celana dalam itu asal-asalan di lantai.
Mereka berdiri berhadapan dengan telanjang bulat. Arjuna memegang kedua tangan i
bunya. Mulai hari ini, Ibu adalah isteri Arjuna, kata remaja itu, kita adalah suami
isteri. Ibu sudah mengandung anak hasil hubungan kita. Arjuna janji akan selalu
mencintai ibu sampai selama-lamanya.
Dewi terdiam. Hatinya berbunga-bunga. Ia tersenyum malu-malu bagaikan pengantin
di malam pertama. Ibu selalu mencintai kamu, Arjuna anakku. Ibu akan jadi isteri
yang menurut, yang mengasihi kamu, merawat kamu dan memberikan apapun yang kamu
minta. Sebaiknya kamu memanggil Ibu dengan nama depan, karena sekarang kita suda
h jadi suami isteri.
Dewi, kekasihku. Sepertinya enak didengar. Tapi Arjuna merasa bahwa kalau manggil
Ibu juga menambah perasaan nikmat. Apalagi waktu kita senggama. Arjuna merasa b
ahwa apa yang kita lakukan bertambah asyik kalo Arjuna tetep memanggil Dewi seba
gai Ibu. Dan Dewi juga harus terus memanggil anak waktu kita bercinta. Jangan pa
nggil nama Jun. panggil anakku. Bagaimana menurut kamu, Dewi?
Aku sih terserah suami saja.
Arjuna lalu menerkam ibunya lalu menyosor bibir ibunya dengan rakus. Mereka berc
iuman sambil berdiri dengan saling berpelukan. Suara kecipak bibir beradu mengum
andang. Agak lama, Arjuna yang harus dongak merasa lehernya pegal. Maka beringsu
t, ia maju perlahan mendekati tempat tidur. Dewi mengikuti gerakan anaknya yang
mendorongnya ke tempat tidur.
Mereka berciuman sampai keduanya bertindihan di kasur. Tangan Dewi meremas-remas
rambut anaknya. Sementara kedua tangan Arjuna kini memegang dagu ibunya dari sa
mping. Ciuman mereka basah karena lidah mereka saling menari-nari berkejaran dan
berbenturan. Arjuna menikmati cumbuan itu. Lalu ia mulai menjilati seluruh waja
h ibunya. Ibunya hanya mendesah ketika lidah Arjuna yang basah menyapu sekujur w
ajahnya dari jidat sampai dagu.
Lidah Arjuna kini menyapu leher ibunya. Dewi menggelinjang karena perasaan geli
bercampur nikmat, apalagi jilatan lidah anaknya itu terkadang disertai cupangan-
cupangan yang membuat lututnya lemas. Kedua tangannya tetap meremas rambut anakn
ya. Lidah Arjuna kini menyusuri dadanya. Arjuna menjilat belahan dada ibunya yan
g seperti lembah kecil sambil sesekali mencupang daerah itu juga. Kemudian denga
n rakus Arjuna melahap tetek kanan ibunya sambil tangan kanannya meremas payudar
a ibunya yang sebelah kiri.
Dewi mulai menanjak birahinya ketika dirasakannya lidah anaknya memutar-mutar di
puting payudaranya dan diselingi dengan hisapan mulut. Terkadang mulut Arjuna m
enyedot pinggir payudara Dewi, bagian bawah payudara Dewi, bagian atasnya, pokok
nya setiap jengkal dada kanannya dijelajahi oleh lidah dan mulut anaknya sehingg
a kini di sana-sini terlihat bekas cupangan.
Nasib yang sama juga dialami oleh payudara kirinya. Arjuna menyerang tetek kirin
ya dengan buas dan terkadang terlihat seakan Arjuna sedang makan buah atau makan
an nikmat karena mata anak itu merem melek.
Akhirnya lidah Arjuna bergerak turun sepanjang perut ibunya sampai akhirnya berh
enti di pusar ibunya. Di situ Arjuna menyedoti pusar ibunya dengan seru. Kemudia
n perlahan lidah Arjuna mulai menjilati bagian bawah perut ibunya sampai akhirny
a tiba di semak belukar milik ibunya. Kini Arjuna mulai menjilati seluruh jembut
ibunya bagaikan anjing yang sedang minum.
Memek ibu, anakku jilatin memek ibu donk
Arjuna lalu berlutut di bawah kaki ibunya, lalu membuka bibir luar vagina ibunya
sehingga merekah. Dinding memek ibunya terlihat sedikit mengkilat karena basah
oleh cairan organ intim ibunya sendiri. Bau tubuh ibunya tercium jelas dari luba
ng pernakan itu. Arjuna menjilati memek ibunya.
Oooh anakku cah bagus begitu iya jilatin terus memek ibu kamu memek ini pernah kamu lew
atin waktu kamu lahir. Dari memek ibu kamu lahir, sekarang kamu berkunjung lagi
dan membersihkan memek ini Ooooooh Iya yang keras
Arjuna mulai merogoh lubang kencing ibunya dengan lidahnya. Ada campuran bau pes
ing dan bau tubuh ibunya di daerah itu. Arjuna memainkan klitoris ibunya dengan
telunjuk kanannya sementara lidahnya mengoyok-oyok dinding dalam memek ibunya de
ngan bersemangat.
Tak lama mereka berdua keringatan. Memek ibunya telah basah kuyup karena campura
n keringat dan cairan kewanitaan. Arjuna suka sekali memek ibunya, bagaimana bau
nya dan rasanya di lidah menyatu menjadi suatu bau yang sangat erotis.
Dewi mendekap kepala anaknya lalu mendorong kepala itu sehingga kini seluruh mul
ut Arjuna mampir di vaginanya. Arjuna menjilati dinding memek ibunya dengan memb
uat gerakan memutar.
Kocok memek ibu dengan lidah kamu, anakku jilat terus, anakku, isep-isep terus mem
ek ibu, anakku anak pinter nikmaaaaat
Akhirnya Dewi sudah tidak tahan. Ia pun sepanjang hari memikirkan momen ini. Mom
en dimana puncak kenikmatan sejati akan mereka berdua raih. Hubungan kelamin ada
lah puncak hubungan dua orang manusia. Dan mereka sedang berusaha menggapai punc
ak itu.
Maka Dewi berkata, Udah dulu, anakku Sekarang masukkan kontol kamu ke memek ibu gag
ahi ibu Setubuhi ibu kamu ayo, sayang Anakku kembali ke rahim ibu kamu Ayo bersatu de
ngan ibu Kita jadi satu tanpa ada yang memisahkan kita
Mendengar ibunya berbicara seperti itu, birahi Arjuna meledak. Ia segera bangkit
lalu menuntun rudalnya ke hadapan liang senggama ibunya. Ibunya meraih ujung ko
ntolnya lalu menempatkan kepala kontolnya tepat di ujung lubang kencing ibunya i
tu.
Dorong, nak masukkan kontolmu ke dalam memek ibu kamu inilah waktu yang kamu tunggu
-tunggu mari bersenggama dengan ibu Entotin ibu, nak Entotin ibumu ini, nak gagahi i
bu, nak Jajah rahim ibu dengan pasukan spermamu, nak
Arjuna dengan tenaga penuh mendorong pantatnya ke depan. Serta merta kontolnya a
mbles ke dalam liang senggama ibunya yang licin dan sempit itu.
Enaknya!!!!!!! teriak Arjuna.
Mulailah ibu dan anak itu berpacu dalam kenikmatan tabu. Arjuna menggenjot tubuh
ibunya dengan semangat berkobar-kobar, pantatnya maju mundur untuk menggerakkan
burungnya keluar masuk sarang walet ibunya. Sementara, Dewi asyik mengimbangi d
engan pantat yang diputar sambil didorong dan ditarik, gerakan spiral yang membu
at rudal anaknya seakan mengebor dinding liang senggamanya.
Kedua tangan mereka berpelukan erat, sementara kaki Dewi melingkari tubuh bawah
anaknya dengan kedua lutut menjepit kedua paha atas anaknya itu untuk membantu k
etika ia mendorong pantatnya sambil menarik tubuh anaknya dengan kedua kakinya i
tu sehingga waktu selangkangan mereka beradu terdengarlah bunyi benturan khas or
ang lagi ngentot.
Di lain pihak, Arjuna kini asyik menyusui payudara kiri ibunya. Disedotinya pent
il ibunya yang telah tegak berdiri sambil terkadang lidahnya disapu secara memut
ar di puting ibunya itu. Dewi yang sekarang sudah terbebas dari perasaan takut a
kan suaminya, kini secara lepas mengerang, merintih bahkan bersuara keras menikm
ati hujaman demi hujaman kontol anaknya yang menggagahi memeknya berulang-ulang.
Anak baik entoti ibu, nak Entoti yang keras pakailah ibu sesukamu, nak gagahi ibu ter
us Tusukkan kontolmu keras-keras di memek ibu aaaaahhhhhh terus, nak terus, sayaaaaa
ng jangan berhenti
Ruangan kini dipenuhi suara erangan dan seruan kenikmatan Dewi ditambah dengan s
uara selangkangan yang beradu. Memek Dewi memancarkan bau tubuh perempuan dewasa
yang sedang birahi selain itu aroma ketiaknya juga memperjelas bau tubuhnya itu
, apalagi setelah beberapa menit ia berkeringat deras. Arjuna pun kini mandi ker
ingat. Bau tubuhnya dan bau tubuh ibunya membaur dan menguasai ruang tidur merek
a. Kamar ini penuh dengan aroma seks.
Arjuna dapat merasakan tubuhnya mengeluarkan peluh, sementara tubuh ibunya juga
sudah licin karena basah oleh keringat juga. Keringat mereka kini bercampur sali
ng menempel di kulit masing-masing. Tubuh ibunya memang dibuat untuk dientot Arj
una, pikir anak remaja itu. Tubuh ibunya terasa halus dan empuk dan hangat, seme
ntara memek ibunya serasa sangat pas bagi kontolnya. Seakan-akan kontolnya telah
memasuki suatu cetakan yang tepat sekali ukurannya.
Arjuna merasa melayang di langit ketujuh. Ia sungguh menikmati persetubuhannya d
engan ibunya. Bau tubuh ibunya selalu memabukkan dirinya, kini memek ibunya juga
menjadi sesuatu yang seperti candu baginya. Ia merasa tidak akan pernah bosan n
gentotin ibunya.
Mulut Arjuna kini menjelajah setiap jengkal payudara ibunya. Segala hal yang dap
at dilakukan mulutnya untuk merasakan kulit payudara ibunya telah dilakukannya.
Menjilat, menyedot, mengecap, mencupang bahkan menggigit perlahan dilakukannya t
erhadap payudara ibunya itu.
Setelah payudara kiri ibunya itu telah habis dijelajahinya, meninggalkan bekas c
upang di sana sini dan air liur yang bercampur dengan keringat mereka, Arjuna la
njut mengeksplorasi payudara ibunya yang satu lagi.
Dewi merasa bahagia sekali. Ia akhirnya dapat berhubungan badan dengan anaknya t
anpa takut apa-apa lagi. Ijin dari sang suami menambahkan perasaan euphoria bagi
Dewi. Kini ia tidak menahan-nahan nafsunya lagi melainkan melepaskan segala bir
ahinya dengan anaknya. Telah belasan tahun Dewi hidup tanpa dijamah lelaki, kini
adalah saatnya untuk menggantikan semua waktu yang lewat di mana tak ada belaia
n pria baginya.
Kini, anak laki-lakinya sendiri, darah dagingnya, menjadi pemuas birahi baginya.
Kini, Dewi dan anaknya menjadi satu. Tidak ada penghalang satupun di antara mer
eka. Kedua organ intim mereka menjadi satu, mengirimkan sinyal-sinyal kenikmatan
ke seluruh tubuh, mematikan segala logika di otak dan meniadakan suara hati. Na
fsu primordial kini menguasai akal budi mereka.
Gerakan keduanya menjadi suatu tarian harmonis dua insan berlainan jenis. Mereka
saling mendorong dan menarikkan pantat pada saat yang bersamaan. Mereka sedang
menarikan tarian yang paling tua di sejarah manusia. Tarian reproduksi.
Lama-kelamaan gerakan mereka berdua semakin cepat dan keras. Keduanya berpacu me
ncapai garis finish, yaitu saat yang paling ditunggu-tunggu semua orang yang sed
ang berhubungan seksual. Suatu keadaan di mana waktu seakan berhenti, di mana pa
nca indera bagaikan mati, di mana dunia tidak lagi menjadi persoalan. Yang ada h
anya aku dan pasanganku yang sedang menggapai puncak kenikmatan.
Arjuna mengentoti ibunya terus. Selama sekitar lima belas menit ia menghujami ke
maluan ibunya dengan kemaluannya sendiri. Liang vagina ibunya begitu hangat dan
basah sehingga batang kontolnya meluncur dengan mudah di tempat yang sempit itu.
Walaupun dinding dalam memek ibunya menghimpit dan menjepit kontolnya dengan ku
at, namun justru ketika batang kontolnya bergesek sepanjang dinding kemaluan ibu
nya itu yang menciptakan suatu sensasi yang paling nikmat yang pernah ia rasakan
. Tidak ada satupun hal di dunia yang lebih enak dari ngewe, pikir Arjuna. Apala
gi aku sedang menggauli ibu sendiri. Sungguh hubungan sedarah memang paling top.
Tiba-tiba Dewi memeluk anaknya erat-erat pada kedua tangan dan kakinya sambil be
rkata, Ibu sampeeeeeeeee Juuuuuuuuuuuuuuuun
Dinding vagina ibunya berkedut-kedut seakan mulut yang membuka menutup. Arjuna y
ang juga mendekati klimaks sebelum ibunya orgasme, menjadi tak tahan lagi. Sensa
si memek ibunya yang membuka menutup itu mengirimkan sinyal yang kuat pada tubuh
nya. Akhirnya tak berapa lama setelah ibunya mulai orgasme, Arjuna pun mencapai
puncak kenikmatan itu. Kontolnya melepaskan air mani ke dalam rahim ibunya yang
sudah terisi janin. Janin yang didapat dari Arjuna sendiri. Arjuna menekan dalam
-dalam kontolnya pada memek ibunya yang sedang kontraksi, sehingga selangkangan
mereka menempel keras.
Dewi yang sedang orgasme merasakan kontol anaknya menekan keras, gerakan hujaman
itu, ditambah dengan dorongan pantat Dewi sendiri membuat sedikit ujung kontol
anaknya melewati liang senggamanya. Hampir setengah senti kontol anaknya menembu
s liang senggamanya dan mencapai ke dalam rahimnya. Kemudian Dewi merasakan kont
ol anaknya itu menumpahkan spermanya langsung ke dalam rahimnya.
Kamu di rahim ibuuuuuuuuuuuuuuuu Kamu masuk ke rahim ibu lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
iiii
Arjuna dapat merasakan sedikit ujung kontolnya melewati lingkar lubang kencing i
bunya. Rupanya kontolnya telah masuk begitu jauhnya dan sampai di rahim ibunya.
Saat itu ia dapat merasakan tubuh ibunya, terutama pinggul ke bawah bergetar sea
kan menggigil, lubang vagina ibunya mencengkram batang kontolnya dengan kuat sek
ali, saat itulah ia melepaskan pejunya di dalam rahim ibunya.
Lobang memek ibu rapet bangeeeeeeeeeeet Arjuna ngecrooooooot Arjuna ngecrotin ibuuu
uuuuuuuuu terima mani Arjuna, buuuuuuuuuuuuu
Setelah berkedut-kedut sampai tujuh kali, Arjuna merasakan tubuhnya begitu letih
lalu merebahkan dirinya dengan tetap menindih ibunya. Dewi kali ini merasakan o
rgasme yang paling hebat yang pernah ia rasakan. Pengalaman ini begitu melelahka
n sehingga ia pun menjadi lemas dan lalu telentang pasrah. Keduanya tertidur den
gan bibir yang tersenyum karena baru saja mengalami kenikmatan yang tiada bandin
gnya.
***
Kehidupan keluarga Waluyo kini berbeda. Mereka semua menjadi keluarga yang bahag
ia luar dalam. Walaupun mereka tidak kaya, namun dalam soal batin, mereka sudah
mencapai kepuasan. Namun, yang namanya dunia memang tidak dapat diperkirakan. Ar
juna awalnya bahagia karena setiap hari dapat menggarap ibunya. Tetapi, setelah
tiga bulan ibunya mulai uring-uringan dan kadang marah-marah untuk hal-hal yang
ga begitu jelas. Kata Waluyo, itu bawaan orok. Alhasil, tidak setiap hari Arjuna
dapat menyetubuhi ibunya. Ketika bulan kelima, maka perut ibunya telah besar, j
atah preman Arjuna menjadi berkurang lagi. Ibunya berusaha menjaga kandungannya,
alasan ibunya. Jadi, Arjuna hanya dapat jatah paling banyak empat kali dalam se
minggu, itu juga kadang-kadang. Lebih banyak ibunya mengasih jatah dua kali dala
m seminggu.
Waktu bulan ke lima itulah, ada perubahan dalam keluarga Waluyo. Fauziah, mantan
isteri Waluyo dan anak pertama Waluyo dari Fauziah, yaitu Annisa, datang ke rum
ah mereka. Maka, kisah ini mulai berkembang
Anak Petani - Part 2
fastest livescore
Pada pertengahan bulan Juni, Fauziah dan anaknya datang ke rumah Waluyo. Anak-an
ak sekolah baru saja beberapa hari memulai libur panjangnya. Arjuna sedang memba
ntu ayahnya dan Mas Joko bekerja di sawah. Menjelang pukul 2, Dewi datang diikut
i oleh dua orang perempuan. Arjuna dapat melihat keduanya cantik. Fauziah berkul
it putih dan hampir setinggi ayahnya. Dari perawakan dan raut muka, Arjuna dapat
melihat bahwa perempuan dewasa itu keturunan Arab. Annisa, anak Fauziah, juga m
emiliki kulit putih, namun hidungnya tidak semancung hidung ibunya, tapi tetap s
aja ia terlihat sangat cantik. Postur tubuhnya tidak setinggi Fauziah tapi sepan
taran Dewi.
Waluyo yang sedang beristirahat dengan duduk di sawung, lagi asyik merokok sambi
l bersenda gurau dengan gendaknya, yaitu Mas Joko. Ia terlihat terkejut ketika m
elihat kedatangan mereka. Arjuna memperhatikan ayahnya yang sekarang sudah berdi
ri dan menghampiri ketiga orang yang baru datang itu.
Papaaaaaa teriak Annisa tertahan lalu menubruk Waluyo. Waluyo tercengang namun meng
elus kepala anaknya sambil matanya memperhatikan Fauziah.
Mas. Aku bawa Annisa berkunjung ke sini. Ia sudah kangen dengan papanya, kata Fauz
iah menjelaskan. Waluyo hanya mengangguk perlahan. Tak lama kemudian Fauziah mem
inta untuk bicara empat mata dengan Waluyo lalu mereka bergeser agak jauh hingga
pembicaraan mereka tidak dapat terdengar oleh yang lain.
Sementara itu, Annisa langsung menubruk Arjuna dan berkata, Adiiiiik Kakak dari du
lu pengen punya adik, ternyata sekarang sudah terkabul. Kakak senang bisa ketemu
kamu.
Arjuna tak dapat berkata-kata. Segalanya terjadi begitu cepat. Tentu saja ia tah
u bahwa ia punya kakak yang tinggal di Kalimantan. Hanya saja tak pernah disangk
anya bahwa mereka akan bertemu. Segala rasa bahagia, haru dan kaget bercampur me
njadi satu sehingga Arjuna merasakan kebingungan menghadapi semuanya.
Annisa ternyata cukup bawel. Tanpa melepas pelukannya, gadis muda itu nyerocos t
erus, menceritakan kehidupannya di Kalimantan bersama ibunya. Arjuna hanya mende
ngarkan tanpa membalas ocehan kakaknya. Namun, di lain pihak, ia mulai merasakan
dadanya ditekan oleh kedua payudara kakaknya itu. Terasa oleh Arjuna, kedua tok
et kakaknya cukup besar dan kenyal, sesuatu yang tak terlihat sebelumnya karena
baju longgar yang dipakai gadis itu. Walaupun tidak sebesar melon ibunya, tapi b
uah dada kakaknya itu cukup membuat si otong milik Arjuna mulai mengeras.
Untung saja akhirnya Annisa melepaskan pelukannya lalu menarik Arjuna untuk dudu
k di sawung untuk kemudian kembali berceloteh kepada Arjuna. Hari itu bergerak c
epat bagi Arjuna. Entah bagaimana, tahu-tahu sudah malam, dan mereka sekeluarga
makan malam di rumah Waluyo. Kedatangan mereka merubah keadaan harmonis keluarga
Waluyo, karena sekarang Waluyo, Dewi, Joko dan Arjuna tidak bebas lagi mengumba
r syahwat di rumah. Namun ada satu kelebihannya, kini ayahnya dan Joko tidur di
bale, Fauziah dan anaknya tidur di kamar yang dulunya milik Arjuna, dan Arjuna d
engan ibunya tetap tidur di kamar utama. Setidaknya Arjuna dapat menggarap ibuny
a ketika ibu tirinya dan kakak tirinya itu telah tertidur, pikir Arjuna.
Namun, mendapatkan hubungan seks tidaklah segampang rencananya. Ibunya masih ser
ing uring-uringan dan menolak ajakan Arjuna berhubungan seks. Apalagi ditambah d
engan alasan bahwa ada tamu di kamar sebelah. Arjuna menjadi frustasi.
Kehidupan menjadi berubah. Kini Arjuna ditugasi menemani kakaknya sehingga tidak
perlu ke sawah. Maka Arjuna mengajak kakaknya jalan-jalan dan bermain sepanjang
hari. Rasa rindu punya adik membuat Annisa tidak mau jauh dari Arjuna. Mereka b
erdua saling bercerita satu sama lain mengenai kehidupan mereka sehari-hari. Arj
una jadi merasa mempunyai sahabat baru, teman cewek yang baru. Annisa bisa dibil
ang sangat baik. Berhubung Fauziah adalah orang kaya, maka Annisa mempunyai uang
yang tidak sedikit pula. Pada hari ketiga mereka menginap, Annisa meminta adikn
ya untuk mengantar ke kota kabupaten untuk melihat-lihat keadaan. Di sana, merek
a berkunjung ke pasar tradisional, dan Annisa lalu membelikan adiknya macam-maca
m barang. Mulai dari mainan, baju, celana dan lain sebagainya. Tentu saja yang l
ain juga dapat, seperti ayah, ibu dan mas Joko, tetapi Arjunalah yang paling ban
yak dibelikan barang.
Walaupun dalam segi seksual Arjuna merasa merana, tapi di lain pihak Arjuna mera
sa senang sekali bergaul dengan Annisa berhubung Annisa itu sangat baik lagi roy
al kepadanya. Arjuna pun merasa senang dengan perhatian kakaknya kepadanya. Anni
sa sering menggandeng, memeluk bahkan mencium pipi Arjuna ketika mereka berdua.
Annisa tidak tahu, bahwa semakin lama Arjuna menjadi semakin horny karena perlak
uannya.
Malamnya, Arjuna setengah memaksa ibunya untuk berhubungan badan. Namun tetap sa
ja ibunya menolak sehingga mereka bertengkar kecil. Mereka bertengkar sambil ber
bicara perlahan, namun lama kelamaan dari bisikan mereka jadi berbicara sedikit
lebih keras dan akhirnya ibunya setengah menghardik lalu berkata, Ya udah sekali
ini saja. Abis itu kamu harus belajar puasa sampai mereka pulang. Ngerti?!
Dewi lalu membuka kainnya. Ia telanjang bulat di balik kainnya itu. Arjuna melih
at ibunya yang hamil namun tidak merasa muak. Justru Ia bangga karena yang membu
at hamil ibunya adalah dia sendiri. Kedua payudara ibunya mulai membengkak perla
han sehingga bertambah besar dibanding keadaanya sebelumnya. Perut ibunya yang s
edang hamil bagaikan bukit besar dihiasi dua bukit kecil di atas dan hutan bakau
di bawah.
Jilat dulu biar basah, bisik ibunya, terus kamu langsung sodok saja. Ibu capek.
Maka Arjuna mulai menjilati memek ibunya dengan semangat. Ia menjilati vagina ib
unya sampai akhirnya selangkangan ibunya dipenuhi air liurnya dan juga cairan pe
lumas yang keluar dari organ intim ibunya.
Dewi mulai merintih pelan. Ia berusaha menahan suaranya, namun Arjuna yang kini
sudah sangat ahli dalam hal jilat-menjilat puki, membuat birahi Dewi kembali ter
bangkit. Apalagi cara jilat Arjuna sudah sangat profesional. Lidah Arjuna menyap
u sekeliling memeknya dulu, termasuk jembutnya, baru kemudian perlahan menyapu r
ingan di bibir luar vaginanya. Setelah beberapa lama asyik menjilati bibir luarn
ya, barulah lidah itu perlahan-lahan betambah tekanannya sehingga akhirnya Arjun
a menjilat dengan gaya anjing meminum air. Setelah bibir luar organ intim Dewi s
udah kuyup oleh air liur, Arjuna mulai membuka kedua bibir itu dengan kedua tang
annya, lalu mencelupkan lidahnya ke bagian dalam vagina ibunya.
Lidah itu mula-mula menyusuri pinggiran lubang vagina Dewi, lalu menyusuri bagia
n dalam bibir luar memeknya, tanpa menyentuh klitoris. Dewi akhirnya horny berat
lalu berbisik, Jilatin kelentitnya dong
Tanpa disuruh untuk kedua kalinya, Arjuna mulai menjilati klitoris ibunya, namun
dengan jilatan ringan sehingga bagai menggelitik saja sehingga Dewi akhirnya me
megang kepala anaknya lalu menariknya sehingga lidah dan mulut Arjuna bagaikan d
ibenamkan di selangkangan Dewi.
Arjuna segera menyedot-nyedot kelentit ibunya. Auuuuuh! Sssssh rintih ibunya. Ia lu
pa sejenak bahwa seharusnya ia tidak menimbulkan suara keras, namun terlanjur. K
arena erangan pertama itu dapat terdengar jelas, baru setelah ia sadar, maka ia
menahan suaranya dan berusah merintih dengan pelan saja.
Mulut Arjuna kini dengan buas mengenyot dan menjilati daerah klitoris ibunya. Me
mek ibunya kini basah kuyup oleh cairan kewanitaan. Masukin aja bisik ibunya memeri
ntah.
Arjuna segera duduk di kaki ibunya, menarik sarungnya keatas sehingga kontolnya
terbuka. Ia kemudian mengarahkan kontolnya ke lubang kencing ibunya. Ketika kepa
la kontolnya menancap di pinggir lingkar permulaan liang senggama ibunya, maka A
rjuna mendorong dengan cepat sehingga dalam satu gerakan kontolnya ambles masuk
ke dalam vagina ibunya.
Berhubung ibunya sedang hamil, Arjuna tidak bisa menindih ibunya, sehingga semen
jak perut ibunya buncit, ia selalu duduk dengan kaki diluruskan di samping kiri
kanan tubuh ibunya, lalu mengentot ibunya dengan posisi ini.
Sambil duduk, Arjuna menggoyangkan pantatnya maju mundur. Ibunya juga mulai meny
amakan irama ngewe mereka. Terdengar suara klepok klepok selangkangan beradu. Wa
laupun mereka berusaha tidak menimbulkan suara yang keras, tetap saja dalam kehe
ningan malam, suara selangkangan beradu pelan itu dapat terdengar. Namun mereka
berdua tidak memikirkan hal itu.
Dewi menikmati tiap tusukkan kontol anaknya. Ingin rasanya ia memeluk anaknya, n
amun karena kondisi perut yang sudah buncit maka tidak bisalah ia melakukannya.
Arjuna, di lain pihak, juga merasa ada yang kurang dengan posisi ini. Tapi tiada
rotan akar pun jadi. Selama kontolnya bisa mencangkul liang senggama ibunya, ma
ka Arjuna merasa cukup puas.
Akhirnya mereka berdua mencapai orgasme. Arjuna kembali memuntahkan spermanya di
dalam rahim ibunya. Lalu mereka berdua tertidur.
Keesokan hari, Fauziah mengajak Dewi ke kota kabupaten. Gantian, katanya. Sehing
ga kini Arjuna dan Annisa hanya berduaan di rumah.
Sepanjang pagi itu tumben-tumbennya Annisa tidak mengoceh dengan bawel seperti b
iasa. Ia hanya berbicara seperlunya dengan Arjuna. Arjuna berfikir bahwa mungkin
kakaknya bete karena tidak diajak oleh ibunya.
Mereka sedang duduk di bale. Belum tengah hari. Annisa tiduran di bale sambil ma
tanya menatap langit-langit bale. Ia tidak berbicara melainkan tampak seperti or
ang bengong.
Kak Annisa bete ya ditinggal Mama Fauziah? tanya Arjuna basa-basi.
Annisa seakan tersadar dari lamunannya. Lalu berkata, Enggak, kok.
Trus kenapa diam aja dari tadi?
Soalnya ada sesuatu yang Kakak pikirin
Boleh tahu apa?
Annisa memandang adiknya beberapa saat lalu berkata, Dik, kamu kenapa berhubungan
seks dengan ibu kamu sendiri?
Arjuna gelagapan. Rupanya Annisa kemarin menyaksikan ia ngentot dengan ibunya. Ee
ee enggak kok jawab Arjuna.
Alaaaah Kakak tadi malem kan melihat kamu begituan sama ibu kamu. Ketika Annisa mel
ihat adiknya menjadi gelagapan dan hanya bisa menjawab dengan menggelengkan kepa
la, Annisa berkata lagi, Kemarin malem Kakak dengar kamu bertengkar dengan Mama D
ewi, Kakak jadi penasaran. Terus kakak lihat dinding rumah kan enggak tinggi, ja
di kakak manjat ke situ untuk lihat. Abis ga ada hiburan di rumah ini. TV aja ga
ada. Maka Kakak lalu penasaran mendengar kalian bertengkar sambil bisik-bisik.
Ketika kakak sudah di atas dan mengintip kalian. Itu saat Mama Dewi membuka kain
, lalu kamu ciumin itunya Mama Dewi. Kamu ga jijik apa?
Arjuna menggeleng.
Aneh. Abis jilatin Mama Dewi terus kamu masukkin itu kamu ke dalam itunya Mama De
wi. Itu namanya berhubungan seksual, Dik. Dan seharusnya kamu hanya boleh begitu
an sama isteri yang sah. Ga boleh kalau belum nikah. Apalagi kamu begituin ibu k
amu sendiri. Kenapa kamu berdua bisa melakukan itu sih?
Arjuna masih gelagapan. Akhirnya berkata, So soalnya enak, kak
Oh ya?
Iya, enak banget, Kak. Arjuna jadi kecanduan.
Mama Dewi juga membiarkan kamu begitu. Itu salah. Apalagi dia sedang mengandung a
dik kamu. Sebelumnya kalian bertengkar karena Mama Dewi menolak, kan? Mungkin ka
rena terlalu sayang akhirnya ngalah sama kamu.
Tapi, Kak. Itu bukan adik Arjuna
Maksud kamu?
Yang dikandung ibu, itu adalah anak Arjuna. Kami sudah setengah tahun ini melakuk
annya. Ibu menolak karena ada Kakak dan Mama Fauziah di sebelah kamar. Kalau kal
ian ga ada, pasti ibu ga akan nolak, kata Arjuna berbohong sedikit. Karena ibunya
menolak bukan hanya karena ada tamu, melainkan karena bawaan orok pula.
Kok gitu? Jadi Mama Dewi mau digituin kamu? Anaknya sendiri?
Ya iya lah. Kalau dianya ga mau, udah dari dulu Arjuna diusir, kali. Ibu mau, kar
ena ibu juga menikmati. Soalnya enak banget rasanya. Emangnya Kakak belum pernah
begituan?
Ya belum, donk. Aku kan masih perawan. Tapi kata temanku yang udah, emang enak ra
sanya.
Teman kakak ga bohong. Enak banget. Apalagi kalau sama keluarga sendiri, nikmatny
a bertambah dua kali lipat.
Annisa terdiam.
Kakak mau coba?
Hush! Ga boleh sama keluarga begituannya. Harus sama orang lain.
Maksudnya Kakak, siapa aja boleh, asal bukan keluarga?
Bukan begitu, Dik. Yang Kakak maksud, orang yang kita cintai. Pasangan kita yang
sudah sah. Udah nikah.
Begini, Kak. Arjuna setuju. Harus orang yang kita cintai dan sayangi. Nah, Ibu da
n Arjuna kan saling menyayangi dan mencintai. Kenapa ga boleh? Bahkan, bila nant
i Arjuna menikah, rasa sayang kepada ibu ga akan hilang. Mungkin lebih besar dib
anding sayang kepada isteri. Coba pikir
Annisa terdiam.
Gini aja deh. Kakak lebih baik coba sendiri deh
Maksud kamu?
Biar kakak tahu enaknya. Jadi kakak nanti ga akan mengatakan lagi bahwa ga boleh
berhubungan seks dengan keluarga. Soalnya kalo dicoba pasti deh ga akan nolak la
gi, kayak Ibu Arjuna.
Cobain sama siapa?
Ya sama Jun lah
Ih Ga mau! Kakak mau tetap perawan sebelum menikah.
Kalau soal itu sih gampang. Kita ga usah melakukan hubungan dengan organ intim.
Maksudnya?
Gimana kalau Jun jilatin itunya Kakak aja. Toh kakak akan tetap perawan. Gimana?
Ga mau!
Cobain dulu deh. Nanti kalau ga suka, Arjuna ga akan minta lagi. Apa Kakak ga pen
asaran rasanya gimana?
Annisa terdiam lagi. Ia merasakan memeknya mulai basah membicarakan masalah seks
dengan adiknya. Annisa memang punya pacar, tapi hubungannya hanya sejauh ciuman
saja. Bagaimana ya, rasanya dicium di bagian memek?
Arjuna terus membujuk kakaknya dan menjanjikan kenikmatan yang tak pernah Annisa
rasakan. Annisa berusaha menolak, namun lama kelamaan ia jadi terdiam malu, kar
ena ia merasa kok mulai bernafsu dan ingin juga mengetahui rasanya dijilat kemal
uannya.
Annisa kini terdiam. Arjuna yang masih membujuk-bujuk melihat perubahan itu. Apa
kah kakaknya mulai horny dan penasaran? Arjuna melihat Annisa yang memakai daste
r anak muda dengan rok yang di atas lutut tampak seksi.
Gimana, Kak? tanya Arjuna, kali ini menaruh tangannya di atas paha kakaknya yang t
ertutup rok daster.
Ah kamu gila Kata Annisa perlahan. Namun tidak ada nada marah di suaranya.
Enak lo, kak, kata Arjuna sambil kini mengelus paha kakaknya. Tidak ada perlawanan
. Arjuna perlahan menyelusupkan tangganya ke bawah rok kakaknya lalu mengelus la
ngsung paha putih kakaknya itu.
Annisa memasang tampang cemberut. Keningnya berkerut. Namun di mata Arjuna, kaka
knya jadi seksi sekali. Arjuna merebahkan diri disamping kakaknya. Wajahnya hamp
ir sejajar dengan wajah kakaknya. Dengan gerakan ini, rok kakaknya menjadi tersi
ngkap.
Mau ngapain? tanya Annisa.
Pemanasan dulu, biar enaknya lebih terasa.
Arjuna mencium bibir Annisa. Sementara tangannya sudah memegang selangkangan kak
aknya yang masih terbalut CD. Merasakan sentuhan adiknya itu Annisa membuka mulu
tnya untuk mendesah. Ia sudah mulai horny, apalagi ketika pahanya dielus-elus ad
iknya. Memeknya jadi geli. Sekarang memeknya yang diusap-usap membuat seluruh tu
buh Annisa merinding jadinya.
Mulut Annisa yang membuka ketika dicium membuka kesempatan untuk lidah Arjuna ma
suk. Annisa dapat merasakan lidah hangat adiknya menerobos mulutnya. Annisa menj
adi bernafsu juga. Ia mendekap kepala adiknya dengan kedua tangannya, lalu memba
las lidah adiknya itu.
Kini mereka secara buas berciuman. Saling mengecup, menyedot dan mencium bibir,
sementara lidah mereka terkadang berkelahi saling menempelkan liur ke lawannya.
Tak lama bibir mereka sudah dilapisi cairan campuran liur mereka berdua. Suara o
rang cipokan terdengar berkali-kali ditingkahi suara desahan seorang gadis dan s
eorang remaja lelaki.
Tangan Jun kini bukan hanya mengelus-ngelus selangkangan kakaknya. Tetapi sudah
menyelusup masuk, membelai sepanjang jembut tipis lalu mulai menggosok pelan bib
ir memek kakaknya. Memang enak. Baru dielus-elus saja enak, pikir Annisa.
Enak, nggak? tanya Arjuna di sela-sela kesibukannya menciumi bibir kakaknya.
Banget, kata kakaknya lalu meneruskan acara ciuman mereka.
Jari-jemari Arjuna kini mulai mengusap-usap klitoris kakaknya. Annisa melenguh l
alu melepaskan ciuman dan mendongakkan kepalanya ketika merasakan kelentitnya di
gosok-gosok. Arjuna melihat leher putih kakaknya terbuka, langsung ia mengenyot
leher itu. Annisa tak pernah merasakan nikmatnya birahi, kini lehernya disedot s
ementara memeknya dikobel-kobel, sehingga Annisa bagaikan mabuk berat oleh kenik
matan, tubuhnya menggelinjang karena birahi dicampur geli dan rasa seperti diset
rum listrik di kemaluannya, namun setrum yang ini hanya mengakibatkan rasa kejut
-kejut enak.
Tiba-tiba Arjuna melepaskan mulutnya dari leher kakaknya dan meninggalkan bekas
cupangan merah gelap, lalu ia bersimpuh di bawah kaki kakaknya yang ngengkang. D
isingkapnya rok kakaknya sampai kepinggang, lalu ia memelorotkan CD kakaknya seh
ingga hanya melingkari sebelah kaki kakaknya. Lalu kepalanya terjun ke selangkan
gan kakaknya itu.
Annisa melihat dengan harap-harap cemas gerakan adiknya. Ketika mulut adiknya me
nyentuh kemaluannya, Annisa merintih keras. Lidah itu begitu liar berdansa di ke
maluannya. Menyusup di celah-celah dan menyusuri organ intimnya itu dengan begit
u bernafsu, menjelajahi tiap jengkal memeknya yang sudah basah oleh cairan pelum
as.
Arjuna dapat mencium bau tubuh kakaknya yang berbeda dengan ibunya. Bau tubuh ka
kaknya tidak setajam ibunya, melainkan bau yang menusuk hidung secara perlahan n
amun lama-kelamaan menguasai indera penciumannya itu. Bau memek kakaknya ternyat
a walaupun berbeda dengan ibunya, tapi juga membuat Arjuna mabuk kepayang.
Disedotinya klitoris kakaknya. Annisa kini menjadi liar. Ia mendekap kepala adik
nya, lalu mendekapkan kepala itu ke selangkangannya, sementara, pantat Annisa ki
ni maju mundur secara cepat dalam gerakan ngentot yang liar. Annisa kini mengent
oti muka adiknya dengan kalap.
Diiiiik Diiiiilkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaargh
Arjuna merasakan memek kakaknya seakan banjir oleh cairan hangat. Nafsunya sudah
sampai ubun-ubun sehingga buta akan segalanya, ia segera beringsut duduk, menar
uh kontolnya di lubang kakaknya, lalu menghujamkan kontolnya dalam-dalam sekuat
tenaga sehingga dalam gerakan yang cepat dan kuat kontolnya ambles ke dalam lian
g senggama kakaknya.
Annisa sedang mengalami orgasme. Tiba-tiba ia merasakan sakit di memeknya dan tu
buh adiknya yang menindihnya. Annisa ingin berontak, tapi orgasmenya sedang berl
angsung sehingga ia rasa tanggung sekali. Oleh karena itu, ia hanya bisa memeluk
adiknya erat-erat dengan tangan dan juga kaki, untuk menahan rasa sakit itu.
Ketika kontolnya masuk ke dalam memek kakaknya, Arjuna merasakan gencetan dindin
g kemaluan kakaknya yang amat keras, berhubung masih perawan, dan ia merasakan k
ontolnya merobek sesuatu, keperawanan kakaknya. Ia telah memperawani kakaknya se
ndiri! Pikiran ini membuat birahinya yang dipuncak menjadi meledak bagaikan gunu
ng meletus.
Arjuna hanya sempat lima kali mengocok memek kakaknya dan setelah itu ia langsun
g ejakulasi di dalam kemaluan kakaknya. Arjuna menjadi lemas lalu rebah menindih
kakaknya. Ia beringsut turun dari tubuh kakaknya, namun kakaknya yang telah sel
esai orgasme juga menahan tubuhnya agar tidak bergerak.
Jangan bergerak, dik. Sakit. Diem dulu.
Maka mereka bertindihan selama beberapa menit. Kontol Arjuna hanya melemas sedik
it, sehingga masih dapat tinggal di dalam memek kakaknya. Arjuna beringsut duduk
.
Jangan dulu, dik, kakaknya mencegahnya.
Enggak dikeluarin, kok. Arjuna cuma mau duduk. Kesian kakak ditindih terus. Setela
h duduk, Arjuna mulai mengangkat daster kakaknya. Buka, kak. Arjuna pengen lihat
kakak telanjang.
Annisa berfikir bahwa sudah tanggung, ia sudah diperawani, maka tidak apa kalau
adiknya mau lihat. Maka Annisa membuka dasternya. Annisa kini hanya berbalut BH,
dan Arjuna pun minta kakaknya buka. Annisa menurut.
Kini, di hadapan Arjuna kakaknya berbaring telanjang. Teteknya tidak begitu besa
r, mungkin setengah lebih dibanding tetek ibunya yang sebesar buah kelapa yang d
iparut. Namun bentuknya beda dengan ibunya. Kalau ibunya berbentuk tetesan air m
ata, tetek kakaknya hampir bulat sempurna dan padat. Belum menggantung ke bawah.
Apalagi pentil kakaknya tampak kecil sekali, bahkan hampir rata dengan lingkara
n bagian dasar pentilnya itu yang berwarna coklat kemerahan.
Arjuna segera menaruh tangannya di samping tubuh kakaknya, lalu dengan menopang
tubuh menggunakan kedua tangan itu, ia mulai meneteki kakaknya. Annisa sudah pas
rah. Ia membiarkan saja adiknya mengenyoti teteknya. Lama kelamaan perasaan geli
itu muncul lagi. Dan ia merasa kontol adiknya makin lama juga makin besar.
Lidah adiknya bermain liar di puting kirinya. Annisa merasakan lidah adiknya yan
g basah menyapu-nyapu diselingi dengan hisapan-hisapan mulut adiknya itu. Badann
ya terasa geli. Bukan geli yang tidak enak, tetapi geli yang menjalar ke seluruh
tubuh yang bermula dari pentilnya itu, yang terasa sangat nikmat. Perlahan ia m
erasakan memeknya mulai basah sedikit demi sedikit. Annisa merasakan mulut adikn
ya mulai menjelajah menuju payudara yang sebelah kanan. Sepanjang jalan, mulut i
tu sibuk sekali menjilati dan mengenyoti dadanya. Kenyotan adiknya makin lama ma
kin buas, sehingga ketika sampai ke payudara yang sebelah kanan, adiknya seakan
binatang yang kelaparan yang sedang asyik menggerogoti mangsanya.
Mulut adiknya terasa menjepit, menyedot dan menjilat dengan keras. Ada sedikit r
asa sakit yang Annisa rasakan, namun di lain pihak, ia merasakan kenikmatan yang
teramat sangat menguasai tubuhnya sehingga akhirnya ia mendekap kepala adiknya
erat-erat.
Sedot tetek kakak, Jun sedot terus mulut kamu pinter amat
Pada saat itu, Annisa merasakan adiknya menggoyangkan tubuh sehingga ia dapat me
rasakan gesekan antara dinding memeknya dengan batang kontol adiknya. Ada rasa n
gilu, namun karena adiknya bergerak perlahan, ada rasa nikmat juga di situ.
Aaaah erang Arjuna, Memek kakak sempit banget. Benar-benar enak. Lalu Arjuna menerjan
g bibir kakaknya dengan bibirnya. Mereka kembali berciuman dengan penuh nafsu. L
idah mereka saling menari, bersentuhan dan berjilatan. Ludah mereka bercampur me
njadi satu sehingga lama kelamaan kedua mulut mereka sudah basah juga oleh campu
ran liur itu.
Sementara itu, memek Annisa kini sudah banjir oleh cairan kewanitaan dan membasa
hi kedua selangkangan mereka. Arjuna yang sudah mahir ngentot, mulai mempercepat
permainannya. Kontolnya kini bagaikan piston yang mengaduk-ngaduk liang senggam
a kakaknya. Annisa perlahan mulai belajar untuk mengikuti irama. Lama kelamaan t
arian seks mereka menjadi harmonis. Mereka mendorong dan menarik pada waktu yang
bersamaan sehingga kini terdengar irama selangkangan beradu yang teratur.
Bau tubuh gadis muda mulai santer tercium. Memek Annisa mengeluarkan bau tubuh g
adis remaja yang khas. Bau tubuh perempuan yang belum dewasa benar, namun bukan
juga bau matahari seperti bau anak yang masih bau kencur. Bau ini membuat Arjuna
makin horny saja sehingga kini pantatnya mulai menekan kuat-kuat yang menyebabk
an bunyi plok plok plok suara selangkangan beradu semakin keras terdengar.
Kini Arjuna sudah tidak memikirkan apa-apa lagi selain seks. Tubuhnya kini serat
us persen menindih kakaknya. Kedua tangannya memegang kepala kakaknya menahan la
ju tubuh perempuan itu ketika ia menyodok kuat-kuat.
Annisa baru kali ini merasakan dientot. Yang pertama kali tadi adiknya hanya men
gentotinya sebentar, kini barulah Annisa merasakan enaknya dientot lelaki. Walau
pun perasaan perih itu masih ada, namun ia begitu menikmati hujaman demi hujaman
penis adiknya yang seakan mengocoki memeknya yang basah.
Kedua tubuh mereka kini sudah mandi keringat. Keringat mereka berpadu, seperti h
alnya mereka yang sedang menjadi satu tubuh. Mereka bersatu pada bagian kelamin
dan pada bagian mulut, dan tubuh mereka menempel tanpa ada penghalang. Tidak ada
jarak di antara mereka lagi. Mereka kini bagaikan suatu unit yang menyatu. Yang
memiliki irama dalam berciuman dan bersenggama yang serasi.
Sampai akhirnya mereka mencapai klimaks. Arjuna menghujamkan penisnya sekuat ten
aga ketika ia merasakan kakaknya merangkul erat dirinya. Dinding kemaluan kakakn
ya bergetar tanda orgasme dan pada saat itu pula Arjuna mencapai klimaksnya juga
. Hujaman Arjuna yang keras itu membuat ujung kontolnya masuk ke dalam rahim mel
ampaui dinding memek Kakaknya itu. Kepala kontolnya masuk ke rahim kakaknya lebi
h jauh daripada ketika memasuki rahim ibunya dikarenakan kakaknya itu lebih pend
ek dari ibunya.
Annisa yang sedang orgasme merasakan kontol adiknya menembus liang senggamanya d
an kepala kontol adiknya itu memasuki rahimnya. Dengan terkejut, Annisa merasaka
n orgasmenya seakan bertambah jadi ketika hal itu terjadi.
Arjunaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa teriak Annisa. Ia merasakan kontol adiknya yang besar itu
berdenyut-denyut dan setelah itu Arjuna lemas sambil masih menindih kakaknya.
Aaaaaaaaaaahhhhhhhhh enak banget bisa ngetot sama kakak yang cantik
Lalu untuk beberapa saat mereka berdua lemas dengan Arjuna masih mendindih kakak
nya.
***
Hubungan antara Annisa dan Arjuna mulai saat itu berubah. Mereka seperti dua ora
ng kekasih yang saling mencintai. Berhubung Arjuna belum pernah punya pacar, sem
entara Annisa juga walaupun punya pacar di Kalimantan, namun itu hanyalah cinta
monyet dan hubungan antara dia dan pacarnya hanya sebatas pegangan tangan dan ci
uman.
Dengan Arjuna, walaupun anak laki-laki itu lebih muda darinya, namun Arjuna term
asuk anak yang enak diajak bicara dan curhat, selain itu dialah lelaki yang memp
erawaninya. Pengalaman seks pertama Annisa menjadikan Arjuna seakan-akan pusat d
unia bagi Annisa. Namun tidak bisa dikatakan begitu dengan Arjuna, cinta pertama
Arjuna adalah ibunya. Di lain pihak, kalau dipikir-pikir, Annisa juga dicintai
oleh Arjuna, namun mungkin bisa dibilang Annisa lebih seperti isteri muda Arjuna
. Annisa lebih muda, lebih gurih, vaginanya sempit dan tubuhnya masih kencang. A
rjuna bisa dikatakan sangat menikmati menyetubuhi kakaknya itu, namun cinta pert
amanya adalah ibunya.
Annisa mengkonfrontir Arjuna sehari setelah hubungan seksual mereka. Saat itu, k
edua ibu mereka sedang ada di rumah dan sedang ngobrol. Arjuna yang sedang dimab
uk kepayang oleh tubuh kakaknya, mengajak kakaknya untuk berjalan-jalan. Tepat d
i belakang rumah Waluyo, ada sungai kecil di kelilingi pepohonan yang rimbun mem
anjang di pinggir sungai itu. Bila ada orang yang berjalan-jalan di sana, lalu m
emasuki daerah pepohonan itu, maka orang itu tak akan terlihat lagi. Tempat ini
bagus sekali untuk mojok, pikir Arjuna. Arjuna membawa tikar dan termos air, sem
entara Annisa membawa rantang, berhubung mereka berencana untuk piknik.
Dewi dan Fauziah semenjak bertemu sudah seperti kawan lama saja. Mereka sangat c
ocok satu sama lain. Sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk membiarkan anak-a
nak piknik berdua, sementara mereka berencana untuk ngobrol dan bercerita mengen
ai kehidupan masing-masing.
Arjuna mengajak kakaknya untuk berpiknik di tempat favoritnya. Tempat itu agak j
auh dari rumah, di tempat dimana pepohonan rimbun membentuk lingkaran, sehingga
ditengahnya ada celah. Tempat ini sukar ditemui karena dipinggir sungai banyak s
ekali bebatuan, dan dari arah rumah tersembunyi oleh pepohonan yang lebat.
Mereka memasang tikar, sesekali Arjuna memperhatikan kakaknya. Annisa memakai ba
ju you can see, alias baju kaos lengan buntung dan rok selutut. Sungguh dandanan
ABG yang seksi. Setelah tikar selesai dipasang mereka duduk, Arjuna bertanya, Ka
kak mau makan dulu?
Emangnya kamu mau ngapain?
Arjuna nyengir, lalu tiba-tiba menerkam kakaknya sehingga mereka bertindihan di
atas tikar. Mulut mereka otomatis saling mencari. Dengan rakusnya kedua mulut re
maja itu saling melahap bagaikan orang kelaparan. Lidah mereka saling menjilat d
engan liar dan nafas mereka mulai memburu.
Arjuna berkata, Kakak belum mandi, kan? Seperti yang Arjuna minta tadi malam.
Baru gosok gigi aja, Jun
Lalu Arjuna kembali menciumi bibir basah kakaknya. Sebenarnya tidak perlu Arjuna
bertanya, karena dalam kedekatan seperti ini, Arjuna dapat mencium bau tubuh ka
kaknya perlahan menyapa hidungnya.
Coba Jun cium keteknya Arjuna mementangkan kedua tangan Annisa. Ketek itu dihiasi b
ulu-bulu halus dan jarang yang sedikit basah, berhubung mereka baru saja berjala
n dari rumah ke situ, sementara cuaca panas. Keringat kecil membasahi dahi Annis
a berbentuk butiran-butiran air, bibir atas kakaknya itu pun berkeringat. Sunggu
h pemandangan indah melihat kakaknya pasrah ia tindih.
Annisa merasa ketika hidung adiknya menyentuh keteknya dan ia merasa geli. Idih,
Arjuna! Ketek kok dicium?! Kan bau asem
Ketek Kakak baunya harum bagi Arjuna.
Hidung Arjuna menekan-nekan ketek Annisa. Annisa merasa geli, apalagi hidung adi
knya itu mulai menggeseki ketiaknya. Dapat Annisa rasakan hembusan angin ketika
adiknya mengeluarkan nafas dan juga ketika Arjuna menarik nafasnya, mencoba mema
hami dan mengingat baut tubuhnya.
Kejutan dialami Annisa ketika Adiknya mulai menjilati keteknya. Serta merta Anni
sa merasa lemas karena geli dan enak akibat sapuan lidah adiknya itu.
Arjuna menghirupi aroma tubuh kakaknya lalu mulai menjilat keteknya. Sedikit mas
am, namun gurih banget di mulutnya. Arjuna mulai mengenyoti bulu-bulu halus di k
etek kakaknya itu. Lidahnya ditekannya ketika menjilat seperti anjing yang sedan
minum air. Naik turun ketek kiri kakaknya itu dibasahi dengan air liur Arjuna.
Setelah beberapa lama, giliran yang kanan kembali diciumi, disedot dan dijilatin
ya. Arjuna menjadi bertambah horny. Setiap jengkal ketek Annisa dijelajahi mulut
dan lidahnya. Bau tubuh Annisa yang kini mulai keringatan mulai terkuar dan mem
asuki hidung Arjuna. Arjuna mulai menekan selangkanganya ke selangkangan kakakny
a.
Buka dulu perintah kakaknya. Sehingga kini dengan gerakan cepat Arjuna duduk, membu
ka kaos dan celananya, sementara Annisa mulai membuka bajunya dan roknya.
Langsung masukin, dek Dari pagi kakak udah ga tahan ngebayangin kontol kamu Annisa m
emegang penis adiknya lalu diarahkan tepat ke lubang senggamanya sementara ia ng
engkang. Arjuna segera menghujamkan kontolnya ketika dirasakannya pala kontolnya
berhenti di lubang kencing kakaknya.
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa hhhhhhhh Keduanya mengerang keras ketika kedua kemalu
an mereka bergabung. Mereka merasakan begitu nikmat ketika kontol Arjuna memasuk
i memek Annisa yang sudah basah dan batang kontol itu menggesek dinding vaginany
a sepanjang lubang kencing Annisa itu hingga akhirnya kedua selangkangan mereka
beradu.
Annisa memeluk adiknya erat-erat. Kedua kakinya menjepit bawah pantat adiknya. Ko
cok yang keras kata Annisa yang mulai gemetar karena menunggu dientot sudah dari p
agi, sehingga kini karena puncak nafsu itu begitu hebatnya, Annisa bagaikan gunu
ng yang siap meletus yang diawali dengan gempa. Seluruh badan Annisa serasa ngil
u. Ia butuh dientot dengan keras.
Sambil memeluk kakaknya dengan kedua telapak tangan ditaruh di kedua pipi kakakn
ya itu, Arjuna mulai memaju mundurkan pantatnya dengan kuat. Yeeeahhh lebih keras
lagi, sayang adekku sayang hajar selangkangan kakak keras-keras Kakak udah horny ba
nget nih
Dengan sekuatnya Arjuna mulai mengentoti kakaknya. Selangkangan mereka beradu ke
ras sehingga terdengar bunyi benturan selangkangan dengan keras. Sambil tetap me
megang pipi kakaknya, Arjuna mengeluarkan lidahnya dan menjilati bibir Annisa ya
ng setengah terbuka.
Annisa yang cepat tanggap mengeluarkan lidahnya juga dan membalas jilatan adikny
a. Dengan kedua kepala yang miring, bagian atas lidah mereka saling menempel dan
saling menjilat menukar air liur. Mereka bergantian saling menyedot lidah satu-
sama lain. Ludah mereka bercampur menjadi satu.
Arjuna menikmati lidah kakaknya yang kecil namun terasa seret dan basah. Disedot
inya lidah kakaknya itu sementara pantatnya bergoyang maju mundur dengan kuat. A
nnisa mendekap adiknya erat-erat. Permainan lidah adiknya sungguh nikmat. Permai
nan yang menambah seru hujaman demi hujaman kontol adiknya di dalam memeknya.
Minum ludah Arjuna, kak
Arjuna lalu melepaskan ciumannya. Ia mengumpulkan air liurnya di mulutnya lalu m
ulai meludah perlahan ke mulut kakaknya. Annisa membuka mulutnya. Air liur adikn
ya yang putih dan sedikit berbusa itu perlahan mengalir ke dalam mulutnya dan ja
tuh di lidahnya. Ketika Arjuna merasa ludahnya akan habis, ia segera menggerus l
ehernya, sama seperti ketika orang sedang ingin buang dahak, dirasakannya dahakn
ya walaupun sedikit keluar, lalu ditumpahkannya ke mulut kakaknya.
Minum ludah dan dahak Arjuna dong
Annisa merasakan perbuatan ini sebenarnya jorok, tetapi anehnya kejorokan ini me
nambahkan suatu sensasi nikmat. Bukankah mereka kakak beradik yang sedang berbua
t mesum? Bukankah mereka berhubungan yang jorok, kini ditambah menelan ludah dan
dahak adiknya, maka benar-benar hubungan mereka adalah sesuatu yang liar, binal
namun sangat sensual. Annisa menelan liur adiknya itu.
Arjuna mulai menciumi leher kakaknya. Tubuh kakaknya, sama halnya dengan tubuhny
a itu kini mandi keringat. Arjuna menjilati leher kakaknya itu. Keringat yang se
dikit asin, namun keringat asin ini dimiliki oleh cewek cantik yang adalah kakak
nya. Dan cewek cantik itu kini sedang ia setubuhi!
Lalu Arjuna mulai mencupang leher kakaknya. Annisa merasakan geli dan linu di se
kujur lehernya yang mengakibatkan ia bertambah horny. Annisa lalu menggulingkan
tubuhnya. Dengan posisi Woman On Top, ia setengah duduk dengan tangan di samping
kepala adiknya, dan mulai menekan selangkangannya keras-keras seirama dengan hu
jaman penis adiknya.
Sekarang kamu telan ludah kakak Annisa mengumpulkan ludahnya sambil berusaha mengel
uarkan dahak juga dari lehernya, lalu ia mengeluarkan ludahnya perlahan sehingga
jatuh berbentuk garis lurus tepat di mulut adiknya. Arjuna membuka mulutnya dan
merasakan ludah bercampur dahak kakaknya masuk menerpa lidahnya. Rasanya bagaik
an busa dan asin namun membuat Arjuna semangat. Setelah menelannya, Arjuna seger
a memagut bibir kakaknya lagi dan kali ini mereka berciuman lebih buas lagi. Kad
ang gigi mereka beradu saking serunya menghujamkan mulut pada satu sama lain. Ak
hirnya mereka berdua mencapai orgasme dalam persenggamaan liar yang cenderung br
utal itu.
Kemudian mereka makan siang. Keduanya masih telanjang. Saat itu Annisa mulai ber
tanya, yang mana yang Arjuna lebih sukai. Ibunya ataukah Annisa. Arjuna terkejut
. Ia gelagapan sebentar. Namun akhirnya, Annisa dapat mengorek dalamnya hati Arj
una. Akhirnya Annisa menerima bahwa cinta pertama Arjuna adalah ibunya, baru kem
udian Annisa. Annisa pertama-tama sedikit kecewa, namun ia merasakan cinta yang
begitu besar kepada adiknya itu. Oleh karenanya akhirnya ia dapat menerima bahwa
cinta Arjuna memang sudah terbagi.
Fauziah dan Annisa hanya tinggal enam hari. Namun hari-hari itu Arjuna dan Annis
a mengisinya bak pengantin baru. Yang membuat mereka menjadi pasangan yang cocok
adalah, mereka kompak dalam berhubungan seks. Ketika salah satu dari mereka ing
in seks yang brutal, maka pasangannya mengimbangi. Bila yang satu ingin seks yan
g romantis yang penuh kelembutan, maka pasangannya pun mengimbangi. Juga, siapap
un yang mengajak, maka pasangannya tidak akan menolak.
Arjuna paling suka ketika mereka berhubungan seks di pagi hari. Arjuna dan Annis
a beralasan pada orang tua mereka bahwa mereka ingin lari pagi. Maka, jam empat
pagi mereka berdua bergegas untuk pergi ke luar rumah. Mereka tidak sepenuhnya b
erbohong, karena Arjuna dan Annisa benar-benar lari pagi selama setengah jam, la
lu mereka menuju tempat favorit mereka di samping sungai yang tertutup oleh pepo
honan.
Dengan badan penuh keringat, mereka berdua akan buru-buru melucuti pakaian. Anni
sa segera tiduran, sementara Arjuna mulai menjilati tubuh kakaknya itu perlahan.
Annisa menikmati seks pagi itu. Tubuhnya yang panas dan penuh keringat akan die
lus-elus oleh lidah adiknya. Arjuna suka sekali memulai jilatannya pada ketiak k
akaknya yang dihiasi bulu ketek yang sedikit, tipis dan keriting. Aroma ketiak k
akaknya sungguh harum. Sungguh berbeda bau gadis remaja dengan bau wanita dewasa
. Keduanya memiliki aroma yang khas. Arjuna menyukai kedua bau ini.
Lidah Arjuna terasa geli ketika menjilat ketiak kakaknya, bulu-bulu ketek tipis
kakaknya akan menggelitik indera pengecapnya itu mengirimkan sinyal geli yang se
nsual ke seluruh otot Arjuna. Rasa ketek kakaknya yang sedikit asam dan ada sedi
kit pahit pula menyebabkan Arjuna ketagihan. Annisa biasanya akan segera menyuru
h Arjuna pindah tempat bila terlalu lama di keteknya. Maka Arjuna segera menjila
t ketek yang satu lagi.
Walaupun udara dingin, namun perbuatan terlarang mereka membuat suasana seakan p
anas dan keringat mereka masih saja mengalir, walaupun tidak sebanyak bila merek
a sedang berolahraga. Bau tubuh kakaknya yang alami dan natural menyebabkan kont
ol Arjuna menjadi keras bagaikan kayu. Namun Arjuna yang sudah berpengalaman tid
ak terpengaruh oleh birahinya dan menjadi gelap mata. Arjuna ingin menikmati tia
p jilatan yang ia lakukan.
Setelah kedua ketek kakaknya basah oleh campuran liurnya dan keringat kakaknya,
Arjuna mulai menjilati leher kakaknya. Jilatan Arjuna tidak seperti anjing yang
tergesa-gesa minum air, namun lebih pelan dan sensual. Annisa merasakan geli yan
g perlahan membangun birahi. Lidah adiknya yang lembek namun sedikit kasar diras
akan membelai kulitnya tanpa tergesa-gesa, seakan adiknya ingin menikmati tubuhn
ya dengan cermat dan teliti. Arjuna bagaikan seorang ahli minum anggur, yang men
gecap anggur secara perlahan dan pasti, menikmati setiap detiknya.
Kemudian, Arjuna mulai menjilati dagu kakaknya. Kemudian ia akan menjilati kedua
pipi kakaknya. Arjuna sengaja menghindari mulut, karena ia ingin menjilati selu
ruh tubuh kakaknya tanpa gangguan. Bila ia jilat mulut kakaknya, Annisa akan seg
era membalas yang menyebabkan mereka berdua akan berciuman sehingga niat menikma
ti tubuh kakaknya dengan lidahnya akan gagal.
Setelah itu, Arjuna akan menjilati dagu dan mata kakaknya. Tidak tertinggal hidu
ng kakaknya. Bahkan terkadang lidahnya ia masukkan ke lubang hidung kakaknya. Ar
juna memang cinta kakaknya dan ingin sekali mengenal tiap jengkal tubuh kakaknya
. Mengenal rasanya di lidah, mengenal baunya dan menjelajahinya.
Sehabis seluruh wajah kakaknya disemir oleh ludah dan keringat, maka Arjuna lalu
mulai menjilati perut kakaknya, disedotnya pusar kakaknya yang tampak seksi, me
nunjukkan celah kecil di antara perutnya yang rata dan ramping. Lalu ia mulai me
njilati bagian atas dada kakaknya tanpa menyentuh kedua payudara kakaknya itu.
Sampai di sini Annisa mulai menggelinjang tak karuan. Ingin rasanya untuk langsu
ng ngentot, namun ia tidak ingin merusak kesenangan adiknya itu. Maka diupayakan
sekuat tenaga untuk menahan libidonya yang mulai tinggi. Libido yang makin para
h tingginya ketika Arjuna mulai menyapu salah satu payudaranya dengan lidahnya.
Sampai di sini, Annisa biasanya akan minta untuk dikenyot pentilnya. Dan setelah
menjilat seputar pentil tanpa menyentuhnya, maka Arjuna akan mengabulkan permin
taan kakaknya.
Saat mulut adiknya mengulum puting susunya, Annisa mulai mengerang tak terkendal
i. Lidah adiknya memutar-mutar sekeliling pentilnya itu dengan sesekali Arjuna m
engenyot perlahan pentil Annisa dengan mulutnya. Maka Annisa akan memohon untuk
dikenyot terus teteknya. Arjuna suka sekali melihat kakaknya yang sebelumnya per
awan, kini setiap kali mereka sedang intim seperti ini, tampak berubah menjadi s
eorang gadis yang horny dan ingin lekas-lekas disetubuhi.
Saat ini Annisa mulai memeluk adiknya dengan kedua tangan dan kakinya erat-erat.
Arjuna akan mengenyot dan menjilati salah satu payudara kakaknya itu sampai bas
ah dan bau mulutnya sendiri, lalu kemudian akan beralih ke toket yang satu lagi.
Sampai sini, biasanya Annisa akan minta dientot oleh adiknya. Arjuna biasanya be
lagak tidak mendengar yang membuat kakaknya menjadi tambah penasaran, nafsu dan
gemas. Arjuna suka sekali melihat wajah cantik kakaknya kini tampak begitu berna
fsu dan memelas minta disetubuhi.
Namun Arjuna tetap saja menjilati tubuh kakaknya. Arjuna lalu duduk di bawah kak
aknya, lalu mulai melebarkan kaki Annisa. Annisa akan senang mengira akan langsu
ng diewe, namun Arjuna malah menjilati betis kakaknya. Permohonan kakaknya kini
menjadi makin sering dan memelas, namun Arjuna tidak bergeming. Ia tetap menjila
ti betis itu, lalu pindah ke betis yang lainnya. Semuanya tidak dilakukan dengan
tergesa-gesa.
Setelah habis menggarap betis kakaknya, Arjuna mulai menjilati paha kakaknya, di
sini Annisa mulai berteriak kecil memanggil adiknya dan memohon untuk disetubuh
i cepat-cepat. Arjuna seakan menjadi lelaki yang tega membuat pasangannya menggi
la. Namun sebenarnya ini malah membuat Annisa bertambah sayang dan cinta kepada
adiknya itu. Ketika lelaki mampu membuat seorang perempuan tidak berdaya, maka l
elaki itu akan mendapatkan cinta buta seorang perempuan.
Setelah kedua paha kakaknya selesai dijilati, maka kini giliran selangkangan kak
aknya. Arjuna akan mulai menjilati sekitar memek kakaknya untuk membuat kakaknya
lebih penasaran lagi, namun saat inilah kakaknya biasanya akan segera mencengke
ram kepala Arjuna, lalu menekannya di memeknya, karena ia sudah tidak tahan lagi
digoda oleh lidah adiknya yang secara nakal membuatnya menjadi setengah gila ka
rena nafsu.
Mau nggak mau Arjuna akan segera menjilati memek itu dan hanya beberapa menit, b
iasanya Annisa akan segera mencapai orgasme karena sudah lama menahan-nahan nafs
u birahinya. Arjuna senang sekali ketika memek kakaknya mulai mengeluarkan caira
n bening yang tak terlihat bagaikan air namun sedikit kental dan beraroma tubuh
kakaknya itu. Sungguh cairan vagina memang enak dirasa di lidah, sehingga Arjuna
tak pernah bosan menjilati memek.
Bau memek kakaknya yang menjadi sangat santer tercium akhirnya membuat Arjuna ti
dak tahan juga, maka ia segera memposisikan kontolnya di lubang memek kakaknya,
lalu ia menghujamkan pelirnya itu dalam-dalam sambil menindih tubuh kakaknya.
Arjuna mulai memompa memek kakaknya perlahan-lahan namun dengan tekanan yang cuk
up kuat. Mereka berdua berpelukan dengan tubuh bersimbah peluh dan selangkangan
yang beradu. Setelah beberapa saat, Annisa pun mulai nafsu lagi. Sambil menyeran
g bibir adiknya, ia mengimbangi hujaman kontol adiknya dengan mendorong pantatny
a sehingga terdengar bunyi selangkangan beradu.
Lama-kelamaan, kedua insan satu ayah itu mulai ngentot dengan cepat. Bunyi bentu
ran selangkangan menjadi lebih cepat. Peluh mereka mulai keluar dengan deras, sa
ma seperti waktu tadi sedang lari pagi. Ngentot memang adalah olahraga yang tida
k hanya baik secara fisik, namun juga menjadi candu bagi jiwa manusia.
Tak lama kemudian, Arjuna dan Annisa mengerang keras dan mencapai orgasme. Arjun
a menembakkan peluru pejunya berkali-kali ke dalam rahim kakaknya itu. Setelah b
eberapa menit mereka berpelukan, akhirnya mereka memisahkan diri dan memakai baj
u untuk kembali pulang ke rumah.
Reply With Quote Reply With Quote
The Following 2 Users Say Thank You to nightcrawler13 For This Useful Post:
buahpoker (11-16-2013), GlobalBola (09-19-2013)
02-18-2013, 01:30 PM #2
nightcrawler13 nightcrawler13 is offline
Murid Krucil
nightcrawler13's Avatar Join Date
Apr 2008
Posts
176
Thanks
8
Thanked 114 Times in 23 Posts
Default
Setelah Fauziah dan Annisa pergi, maka hidup kembali normal. Kehidupan seksual A
rjuna kembali lagi seperti sebelumnya. Ia hanya dijatah sekali seminggu. Bila ib
unya sedang senang, maka dapatlah Arjuna mendapatkan tubuh ibunya yang sedang ha
mil itu dua kali seminggu. Tak pernah lebih.
Awal Juli, tiba-tiba Fauziah datang kembali tapi kini sendirian. Arjuna kecewa k
akaknya tidak datang. Fauziah mengajak seluruh keluarga untuk kumpul dan mulai m
emberitahukan tujuan kedatangannya. Ternyata Annisa hamil. Annisa telah mencerit
akan siapa ayah bayi dalam kandungannya. Maka ributlah keluarga itu. Dewi merasa
dikhianati dan menampar muka Arjuna. Sementara ayahnya marah-marah karena Arjun
a telah menghamili dua orang. Apakah Arjuna tidak puas dengan menghamili ibunya?
Fauziah kaget. Barulah ia tahu bahwa anak Dewi itu adalah hasil hubungan ibu dan
anak. Ia tak mampu berkata-kata dan hanya terdiam karena shock. Akhirnya ketika
ia menanyakan kepada Waluyo kenapa membiarkan hal ini, maka barulah Waluyo meng
aku bahwa sebenarnya ia adalah lelaki homo.
Kejadiannya begitu cepat. Akhirnya keluarga memutuskan, untuk nama baik Annisa,
maka Arjuna harus ke kalimantan dan menikahi Annisa. Saat itu Dewi menjadi sedih
. Walaupun ia kecewa dengan tindakan Arjuna, tapi tetap Arjuna adalah anak yang
ia sayangi. Lagipula, kini Arjuna telah mengisi hatinya yang telah lama kosong.
Dewi akhirnya memutuskan ikut pergi ke Kalimantan yang menyebabkan mau tidak mau
Waluyo juga harus ikut.
Maka pada minggu berikutnya, Fauziah bersama Dewi dan Arjuna berangkat ke Kalima
ntan naik pesawat terbang. Waluyo dan Joko tinggal untuk mengurus segala hal sep
erti penjualan rumah dan lain sebagainya. Fauziah, dengan hartanya yang banyak b
erhasil membuat surat kelahiran baru bagi Arjuna. Sekarang Arjuna adalah anak da
ri sahabat dekat Waluyo yang sudah meninggal dunia. Agar orang tidak curiga hubu
ngan mereka, maka dibuat kisah bahwa Arjuna sudah lama ikut Waluyo dan Dewi dan
sudah dianggap anak. Arjuna didaftarkan sekolah di Kalimantan. Sementara, Waluyo
dan Joko tiba di Kalimantan pada akhir Juli. Tepat seminggu sebelum pernikahan
Arjuna dan Annisa.
***
Mereka tinggal di rumah mewah milik Fauziah. Kehidupan Arjuna bahagia sekali. Ia
punya seorang isteri cantik yang masih muda, walaupun lebih tua beberapa tahun
darinya. Isterinya itu cantik dan seksi pula. Pada Bulan Oktober lahirlah puteri
pertama Arjuna dan ibunya. Ia dinamai Ayu. Seluruh keluarga berbahagia karena A
yu adalah bayi yang menggemaskan. Arjuna sangat menyayangi anak pertamanya itu.
Ia selalu bergantian menjaga anaknya dengan ibunya.
Sementara, Annisa melahirkan anak laki-laki tahun berikutnya pada bulan Februari
. Mereka menamakannya Febri. Sungguh lengkap jadinya. Arjuna punya sepasang anak
berlainan jenis. Ia merasa berbahagia sekali. Pada usianya yang ke 15, Arjuna s
udah memiliki dua anak. Tentu saja bagi orang kebanyakan, Ayu adalah anak Waluyo
dan Dewi. Tetapi pada kenyataannya, Ayu adalah hasil hubungan gelapnya dengan i
bunya sendiri.
Dewi tinggal di kamar sendiri. Namun, karena seluruh keluarga tahu bahwa Dewi ad
alah kekasih anaknya, maka Arjuna tidur bergantian tiap harinya. Sehari dengan i
bunya, sehari dengan kakaknya. Sampai sebulan setelah ibunya melahirkan, yaitu b
ulan november, maka Arjuna mulai berhubungan seks dengan ibunya dalam frekuensi
yang lebih banyak dibanding sebelumnya. Tampaknya keluarga mereka harmonis. Teta
pi, ternyata tidak semuanya bahagia.
Fauziah merasa sedih. Karena di rumahnya sendiri ia tidak menemukan cinta. Semua
orang di dalam rumah memiliki pasangan. Waluyo dengan Joko, Arjuna dengan Dewi
dan juga dengan anaknya, sementara, ia sendiri tidak punya siapa-siapa. Jauh di
lubuk hatinya, Fauziah masih mencintai Waluyo. Tetapi Waluyo itu homo. Tidak ada
harapan lagi.
Fauziah terkadang merasa cemburu. Ia cemburu melihat kedekatan Waluyo dan Joko.
Ia cemburu melihat Arjuna begitu mesra dengan dua isterinya. Apalagi terkadang sec
ara tak sengaja, ia melihat Arjuna sedang menggauli salah satu isterinya, entah
di kebun belakang ataupun di dapur atau bahkan di mana saja. Tentu saja, saat it
u Arjuna mengira bahwa tidak ada orang di dalam rumah, ataupun mungkin Arjuna ki
ra Fauziah sedang tidur. Tetapi Fauziah menjadi hafal ketika Arjuna mulai celing
ak-celinguk melihat situasi di rumah. Itu pertanda anak itu sedang horny dan ing
in mencari kesempatan berhubungan seksual. Fauziah sebal sekali, tampak bahwa Ar
juna senang mengentot di tempat terbuka di mana ada kemungkinan terlihat orang l
ain. Mungkin Arjuna bertambah semangat dengan keadaan seperti ini.
Fauziah tidak sadar bahwa selama ini, Arjuna tahu bahwa Fauziah sering melihatny
a berhubungan seks dengan salah seorang isterinya. Justru ini membuat Arjuna mak
in menjadi, mencari kesempatan untuk berhubungan seks di berbagai tempat di ruma
h. Sekarang Arjuna punya obsesi baru. Ia sangat menyukai Fauziah. Darah Arab jel
as terlihat di raut muka dan postur tubuh perempuan ini. Hidungnya yang mancung,
kulitnya yang putih dan bulu matanya yang lentik, membuat lelaki yang memandang
nya ingin menjilati seluruh muka perempuan itu. Apalagi bila Fauziah sedang paka
i daster. Buah dada yang kelihatan lebih besar dari ibunya, pantat yang menonjol
dan lekuk pinggang dan pinggul yang begitu melengkung dan indah cukup membuat A
rjuna ngaceng dengan hanya melihatnya saja.
Suatu ketika, Arjuna baru saja menggauli isterinya. Saat itu bulan Januari. Berh
ubung Annisa sudah mengandung tujuh bulan, maka mereka bersenggama dengan posisi
man on top. Arjuna tidak dapat menindih kakaknya itu, sehingga ia mengentoti ka
kaknya sambil duduk di tempat tidur. Walaupun Arjuna berhasil ejakulasi, namun I
a belum merasa puas. Maka ia bergegas memakai sarung dan pergi ke kamar ibunya u
ntuk melanjutkan ronde ke dua.
Ketika ia masuk kamar ibunya, ibunya tidak di tempat. Arjuna lalu mencari ibunya
. Akhirnya ia sampai pada kamar tidur Fauziah, didengarnya ada suara dua wanita
berbicara. Arjuna penasaran, maka ia berdiri di depan pintu dan mulai menguping.
Ternyata Fauziah sedang menangis sambil curhat. Rupanya ia merasa sedih karena t
idak mempunyai pasangan. Dewi memeluk Fauziah dari samping dan berusaha menghibu
r perempuan itu. Cukup lama Fauziah curhat. Hampir sejam barulah perempuan itu p
ergi. Setelah Fauziah pergi, Arjuna menghampiri ibunya di kamar. Anak mereka sed
ang tidur di box bayi. Situasi aman. Ibunya tidur hanya memakai kain seperti per
mintaan Arjuna. Maka Arjuna segera tidur di sebelah ibunya, lalu menarik kain it
u. Lalu mereka bercinta.
Kejadian tadi malam membuat Arjuna berpikir bahwa Fauziah mulai masuk perangkapn
ya. Perempuan itu pasti horny melihatnya menggarap kedua isterinya di berbagai t
empat di rumah. Namun, hidup dengan dua isteri membuat tidak ada kesempatan bagi
Arjuna untuk mendekati ibu tirinya, atau bisa dibilang juga ibu mertuanya itu.
Pucuk dicinta ulam tiba. Ketika bulan Juni datang, masa libur sekolah selesai. A
palagi Arjuna telah lulus SMP. Saat itu, Fauziah yang adalah business woman, ing
in ke Jakarta karena ada bisnis. Arjuna menggunakan hal ini sebagai alasan. Ia i
ngin ikut karena belum pernah ke Jakarta, alasannya, padahal ia ingin berduaan d
engan Fauziah. Arjuna sudah kepincut ibu tirinya. Kedua isterinya memiliki bayi
yang masih kecil, sehingga mereka tidak mau ikut, apalagi Annisa yang baru jadi
ibu, ia butuh Dewi yang ikut mengasuh anaknya juga. Begitu pula dengan ayah dan
gendaknya, karena mereka sudah puas untuk berduaan saja maka mereka emoh untuk i
kut.
Singkat kata, mereka pergi ke Jakarta dan menginap di sebuah hotel yang berbinta
ng. Sayang, saat itu adalah liburan, sehingga tinggal satu kamar yang tersedia.
Yang lain sudah penuh. Arjuna jadi senang sekali. Berhubung mereka mengaku sebag
ai ibu dan anak, maka petugas hotel memberikan mereka satu kamar itu. Dan untung
nya mereka ambil, karena setelah mereka ada orang yang ingin menginap tapi ditol
ak karena hotel penuh.
Hari itu bergerak sangat cepat bagi Arjuna. Tahu-tahu sudah malam, ia sudah mand
i dan memakai sarung seperti biasanya dengan singlet sebagai baju, namun ia tida
k pakai celana dalam. Lima belas menit kemudian Fauziah baru dari kamar mandi me
nggunakan handuk yang menutupi hanya dari dada sampai paha, bahkan bagian atas p
aha dan paha itu mulus sekali. Sesekali Arjuna melihat bulu ketek lebat ibu tiri
nya itu dan membuat Arjuna langsung konak. Tanpa makeup, kecantikan Fauziah tamp
ak begitu alami. Kecantikan perpaduan Indonesia dan timur tengah. Hampir mirip C
amelia Malik bercampur dengan Kim Kardashian. Dibalik handuk itu, toket besar ta
mpak menonjol dengan lembah yang agak sempit karena dua tetek yang besar. Sunggu
h malaikat dari surga, pikir Arjuna. Hanya saja, saat itu tidak terlihat Fauziah
sudah mandi, karena rambutnya masih kering dan tidak tercium bau sabun ketika F
auziah melewatinya.
Fauziah berdiri di depan meja rias beberapa saat untuk mengambil CD dan BH yang
ia taruh di sana di atas daster hitam yang terlipat rapi, rupanya ia lupa membaw
a pakaiannya. Ketika Fauziah membungkuk sedikit untuk mengambil CD dan BHnya, ti
ba-tiba Fauziah berteriak kecil kesakitan.
Arjuna kaget lalu bertanya, Kenapa, Ma?
Fauziah memegang punggungnya dengan tangan kanannya lalu berkata,
Ga tau, Jun. kayaknya salah urat.
Waduh Terus gimana dong?
Kamu tolong telpon resepsionis. Biasanya hotel menyediakan jasa pijat. Biar Mama
di pijat saja.
Arjuna bergegas menelepon resepsionis. Sayangnya, hotel itu tidak menyediakan ja
sa pemijat. Sementara, Fauziah bergegas duduk di tempat tidur sambil meringis ke
sakitan.
Gimana nih? Ga ada tukang pijat di sini.
Fauziah menjadi kecewa dan sebal. Namun, Arjuna yang melihat kesempatan dalam ke
sempitan ini, segera menawarkan diri. Ya udah, biar Arjuna pijat aja. Jun biasa k
ok pijet Ayah kalau Ayah lagi pegel-pegel.
Fauziah serba salah. Di satu pihak, ia sedang kesakitan karena punggungnya tiba-
tiba salah urat, di lain pihak ia sedang dalam keadaan yang nyaris bugil dan han
ya berbalutkan handuk. Selama beberapa saat pikirannya berputar-putar ingin menc
ari solusi.
Arjuna yang tahu ibu tirinya sedang dalam keadaan dilematis karena rasa malu, se
gera berpikir cepat. Anak ini memang hebat otaknya dalam soal-soal begini. Bukti
nya, dua perempuan berhasil ia taklukkan. Kini, Fauziah adalah piala ke tiga yan
g ingin ia incar.
Kalau Mama malu, begini saja. Biar Arjuna masuk kamar mandi, lalu Mama pakai baju
dulu. Terus Mama panggil Jun kalau sudah selesai. Tanpa menunggu jawaban Arjuna
masuk kamar mandi.
Fauziah beringsut untuk berdiri, namun punggungnya ia rasakan nyeri sekali. Fauz
iah berkutat cukup lama untuk beranjak ke meja rias, tapi akhirnya ia menyerah.
Karena terpaksa, akhirnya Fauziah melepas handuknya, lalu berbaring telungkup. D
engan susah payah ia lalu menaruh handuk itu untuk menutupi pantat dan pahanya.
Setelah dirasa cukup rapi sehingga pantat dan selangkangannya tidak terlihat, Fa
uziah memanggil Arjuna.
Arjuna keluar kamar mandi dan mendapatkan pemandangan yang indah. Ibu tirinya it
u kini telungkup dengan punggung telanjang. Sayangnya pantatnya tertutup handuk,
juga kedua tangan Fauziah ditekuk di sebelah badan sehingga menutupi pinggir pa
yudara perempuan itu. Tetap saja, sedikit jendolan di pinggir badan Fauziah cuku
p membuat batang kontol Arjuna menegang cepat.
Mama Fauziah bawa body lotion ga? Biar enak urutnya.
Di meja rias tuh.
Setelah mengambil body lotion, Arjuna duduk disamping ibu tirinya itu. Lalu mena
ruh lotion di telapaknya, dan mulai membalurkannya sepanjang punggung telanjang
perempuan itu. Kulit ibu tirinya itu begitu halus, kini setelah dibalurkan lotio
n, menjadi licin dan mengkilat bak porselen cina saja. Kemudian Arjuna mulai men
gurut perempuan itu.
Kalau terlalu keras kasih tahu, ya. Soalnya biasa ngurut laki-laki.
Coba pelan sedikit, jangan keras seperti itu.
Maka Arjuna mulai mengurut Fauziah. Untuk permulaan, Arjuna melakukannya dengan
serius. Ini untuk menjaga agar Fauziah tidak curiga. Dan karena memang Arjuna se
ring mengurut Ayahnya, maka sebenarnya ketrampilan Arjuna dalam mengurut itu cuk
up lumayan. Arjuna dapat menemukan urat yang menjadi problem. Diurutnya daerah i
tu dengan perlahan dahulu, lalu makin lama setelah uratnya mulai melemas dan tid
ak terlalu menonjol, maka urutannya diperkeras.
Fauziah tidak menyangka anak tirinya itu jago mengurut. Gerakan tangan Arjuna ti
dak canggung yang menunjukkan bahwa anak itu memang terbiasa mengurut. Sebelumny
a ia agak takut bila Arjuna hanya pura-pura bisa mengurut padahal hanya mengingi
nkan tubuhnya. Tetapi kini Fauziah tidak curiga lagi. Lagipula, pikir Fauziah, A
rjuna sudah punya dua isteri. Untuk apa pula anak itu menginginkannya?
Tetapi lama dipikirkan Fauziah malah menjadi sedih. Fauziah merasa bahwa dirinya
memang malang. Apakah memang lelaki tidak ada yang mau dengannya? Apakah Fauzia
h tidak cantik? Apakah ada sesuatu dalam dirinya yang membuat semua lelaki menja
uh darinya? Dulu Waluyo pernah bilang bahwa Fauziah itu cantik, tapi, sekarang k
arena Fauziah tahu Waluyo itu Gay, maka Waluyo tidak dapat menjadi acuan. Betapa
malang nasibku, pikir Fauziah.
Fauziah tidak tahu, bahwa banyak lelaki yang sebenarnya menginginkan dia. Namun,
Fauziah adalah anak seorang saudagar kaya. Banyak lelaki yang takut duluan. Sel
ain itu, ayah Fauziah terkenal galak dan memiliki banyak centeng, sehingga bagai
manapun juga Fauziah bagaikan permata yang ada di dalam kandang harimau. Banyak
yang mau tapi hampir tidak ada yang berani mengambil. Hanya Waluyo saja yang ber
ani. Waluyo adalah orang rantau di Kalimantan dan memiliki pandangan nothing to l
ose. Sehingga nekat dalam melakukan apapun. Sehingga akhirnya dapatlah lelaki itu
meminang Fauziah.
Kini punggung Fauziah sudah tidak sakit lagi. Fauziah melirik ke dinding dan mel
ihat jam, sudah hampir sejam Arjuna mengurutnya. Arjuna melihat gerakan ibu tiri
nya itu.
Masih sakit, Ma?
Sudah ga sakit lagi, Jun.
Lalu mereka terdiam. Arjuna tidak menghentikan gerakannya tetapi tetap mengurut
Fauziah. Ia ingin melihat respons wanita ini dulu. Makin lama Arjuna mengurut Fa
uziah makin pelan, sehingga lima menit setelah itu, Arjuna hanya menggosok-gosok
punggung ibu tirinya itu saja.
Fauziah tidak pernah diurut sehingga tidak tahu bagaimana seharusnya seseorang i
tu diurut, sehingga ia diam saja ketika Arjuna mulai menggosok-gosok punggungnya
tanpa ada tenaga seperti sebelumnya. Makin lama gosokkan itu menjadi usapan. Ar
juna mengusap-usap punggungnya dan gerakannya menjadi teratur dan lebih pelan. F
auziah merasakan tangan Arjuna yang kasar itu mengusapi punggungnya menimbulkan
sensasi yang membuat bulu kuduk merinding. Fauziah tidak tahu bahwa sekarang ini
Arjuna tak lagi mengurut, namun membelai punggungnya. Belaian Arjuna itu dilain
pihak membuat pikiran Fauziah mulai melayang. Fauziah menjadi teringat kembali
pengalamannya ketika dulu masih jadi isteri Waluyo, satu-satunya lelaki yang per
nah membelainya. Andaikan saja Pikir Fauziah. Andaikan saja ia masih jadi isteri
orang Perlahan-lahan usapan itu membawa Fauziah ke alam mimpi.
Arjuna mendengar dengkuran kecil Fauziah saat ia sedang membelai punggung peremp
uan itu. Kebetulan nih, pikir Arjuna. Si bidadari dari Arab ini telah tidur sete
ngah telanjang. Arjuna yang berpengalaman walaupun masih muda ini, tidak lalu la
ngsung beraksi. Tidak, Arjuna seperti kita ketahui adalah anak remaja yang pinta
r dan kreatif. Arjuna terus membelai punggung ibu tirinya itu selama beberapa me
nit setelah suara dengkuran terdengar. Orang yang baru tidur, itu gampang sekali
bangun. Tapi kalau sudah pulas, barulah susah bangun. Oleh karena itu, Arjuna h
arus yakin dulu bahwa Fauziah telah tertidur pulas.
Arjuna memanggil Fauziah. Setelah beberapa kali memanggil ibu tirinya itu dan ti
dak ada jawaban, maka Arjuna berkata perlahan, Mama Fauziah Its showtime! sambil ter
tawa kecil.
Arjuna segera mengambil handuk yang ada di atas pantat Fauziah dan menaruhnya di
meja rias. Pantat itu lumayan besar, lebih besar dari pantat ibu kandungnya, na
mun pantat ini begitu putih dan bulat. Sungguh menantang.
Arjuna menggeser duduknya sehingga kini sejajar dengan paha Fauziah. Perlahan ia
menarik kedua kaki ibu tirinya itu sehingga terbuka. Sambil menelan ludah, Arju
na melihat bibir memek ibu tirinya itu. Bibir vagina Fauziah rapat menutup. Tida
k ada bulu jembut dipinggirnya. Bulu kemaluan Fauziah ternyata dipotong rapi dan
hanya menutupi selangkangan bagian atas. Benar-benar dirawat, pikir Arjuna.
Arjuna lalu merubah posisi sehingga ia kini berbaring di bawah kaki Fauziah deng
an kaki terjulur sampai menyentuh lantai, sementara setengah badannya dibaringka
n di atas tempat tidur di antara kaki Fauziah. Dengan tangan gemetar menahan naf
su, ia menyibakkan bibir kemaluan ibu tirinya itu.
Vagina Fauziah terlihat berwarna merah dan agak mengkilat karena lembab. Bau tub
uh Fauziah samar-samar tercium keluar. Tak sabar, Arjuna langsung menjulurkan li
dahnya kedalam memek perempuan itu. Arjuna merasakan pengalaman baru. Ternyata m
emek itu rasanya berbeda-beda. Memek ibu kandungnya, memek kakaknya dan memek Fa
uziah memiliki bau dan rasa yang berbeda. Namun, ibaratnya berbagai jenis coklat
, maka semuanya enak dan memiliki cita rasa yang khas.
Lidah Arjuna menyusuri lembah kenikmatan milik ibu tirinya dengan perlahan karen
a Arjuna ingin puas merasakan intisari tubuh ibu tirinya itu. Dinding memek Fauz
iah yang lembut dan lembab yang memancarkan bau tubuh perempuan keturunan Arab i
tu sungguh membuat Arjuna bagaikan di awang-awang.
Tiba-tiba Arjuna mendengar suara desahan Fauziah. Arjuna kaget dan menghentikan
kegiatannya. Ia melirik ke arah kepala ibu tirinya itu. Setelah ditunggu beberap
a lama, Fauziah tidak menunjukkan tanda bahwa perempuan itu telah sadar. Namun A
rjuna harus sabar, ia tidak mau berhubungan seks ketika Fauziah sedang terlelap.
Ia ingin Fauziah tersadar dan merelakan tubuhnya kepada Arjuna. Saat ini belum
saatnya, pikir Arjuna.
Maka Arjuna mengembalikan handuk itu ke tempatnya semula, lalu Arjuna menyelimut
i tubuh telanjang Fauziah dengan selimut tempat tidur itu. Lalu Arjuna tidur di
lantai yang berkarpet. Paling tidak enggak dingin, pikirnya.
***
Paginya Fauziah bangun dan kaget. Astaga! Ia tertidur dengan hanya tertutup hand
uk di pantat. Apa yang terjadi tadi malam ketika ia tidur? Namun akhirnya Fauzia
h lega, karena sekarang ia tidur berselimut, sementara, Arjuna tidur di lantai.
Selain itu, ia tidak merasakan tanda-tanda sehabis ditiduri anak tirinya itu. Me
meknya tidak terasa pegal atau nyeri. Tampaknya Arjuna cukup gentleman dan tidak
memanfaatkan situasi.
Fauziah bergegas ke kamar mandi. Sehabis mandi dan ganti baju, ia membangunkan A
rjuna dan meminta anak itu untuk tidur di tempat tidur. Arjuna tampak lelah dan
pegal. Fauziah menjadi kasihan.
Lain kali tidur di tempat tidur saja, Jun.
Ma, Arjuna ga mau ngerepotin. Di lantai saja cukup, kok.
Tidak. Nanti malam kamu tidur di tempat tidur dengan mama. Lagipula, pikir Fauziah
, anak ini tidak menunjukkan hasrat untuk berbuat kotor dengannya. Maka, Fauziah
mulai merasa nyaman. Selain itu, Fauziah pun berhutang budi karena Arjuna telah
membantu untuk mengurut sehingga kini otot punggungnya sudah tidak nyeri lagi.
Hari itu Fauziah dan Arjuna pergi ke salah satu rekan bisnis Fauziah. Hari yang
membosankan menurut Arjuna. Mereka makan siang sementara Fauziah dan rekan bisni
snya yang adalah laki-laki membicarakan tetek bengek masalah bisnis. Sementara A
rjuna hanya bisa melamun dan berusaha menahan rasa bosannya.
Arjuna memperhatikan bahwa lelaki itu, seorang yang setengah baya, terus memperh
atikan Fauziah seakan Fauziah adalah bidadari. Dari gerak tubuhnya terlihat bahw
a lelaki ini ingin memakan Fauziah hidup-hidup. Hanya saja, Fauziah seakan tidak
menghiraukan bahkan mungkin tidak ada pikiran ke arah situ sama sekali.
Ternyata, rekan bisnis yang ditemui hari itu tidak hanya satu. Ada tiga pertemua
n. Ketiganya dengan lelaki paruh baya yang menatap Fauziah dengan tatapan penuh
harap dan birahi. Yang jelas, Arjuna menjadi tahu kenapa bisnis ibu tirinya itu
lancar. Semua rekan bisnisnya hari itu selalu menyanggupi permintaan-permintaan
ibu tirinya tanpa perlu panjang lebar berdebat. Ini adalah kekuatan seorang wani
ta cantik yang pintar. Arjuna menjadi kagum juga dengan ibu tirinya itu.
Akhirnya setelah makan malam dengan rekan bisnis terakhir untuk hari itu. Mereka
berdua kembali ke kamar hotel. Arjuna mandi duluan dan memakai singlet dan saru
ng seperti biasa setelahnya. Ketika ia keluar kamar mandi, Fauziah sedang mengus
ap lehernya.
Mama kenapa? Pegel?
Iya nih. Capek juga hari ini ke sana kemari dengan rekan-rekan bisnis Mama. Kayak
nya Mama udah semakin tua.
Ya sudah. Mama mandi dulu, nanti Arjuna pijitin lehernya.
Fauziah tersenyum lalu pergi mandi. Arjuna kini berfikir apakah sebaiknya menawa
rkan untuk mengurut atau tetap memijat saja? Namun Fauziah sedang pegal lehernya
, kalau Arjuna menawarkan untuk diurut, maka mungkin saja Fauziah akan curiga. O
leh karena itu, Arjuna memutuskan untuk memijat saja.
Fauziah keluar dengan gaun tidur berwarna hitam. Modelnya seperti daster, tapi g
aun ini lebih mewah. Gaun terusan dengan tali tipis melibat bahu putih Fauziah.
Gaun itu tidak panjang. Bagian atasnya terbuka sampai terlihat belahan sedikit b
elahan dada yang besar. Roknya sampai di atas lutut dengan renda-renda yang meng
hiasinya, menunjukkan paha dan betis yang putih bersih. Arjuna berusaha untuk ti
dak menatap melainkan belagak sedang membaca dengan ekor mata mengikuti ibu tiri
nya itu.
Kalau dilihat, Fauziah tidak memakai BH. Sedikit putingnya menyembul dibalik gau
n malam itu. Arjuna jadi mengira-ngira apakah Fauziah tidak memakai CD juga yang
menyebabkan kemaluannya jadi menegang memikirkan itu.
Fauziah duduk di pinggir tempat tidur. Kalau bisa sih, Mama duduk di lantai, Arju
na duduk di tempat tidur sehingga gampang mijit leher dan bahunya.
Fauziah melakukan permintaan Arjuna lalu duduk di lantai. Dengan sigap Arjuna du
duk di belakang Fauziah dan mulai memijati leher ibu tirinya itu.
Fauziah merasakan tangan hangat Arjuna mulai memijatnya. Pijatan itu sungguh ena
k. Mungkin tidak sama dengan para pemijat profesional yang biasa ia datangi. Par
a pemijat itu menggunakan teknik shiatsu jepang, sementara teknik Arjuna adalah
teknik kampung, namun cukup efektif. Sungguh Fauziah merasa beruntung membawa se
rta anak ini.
Sementara, Arjuna kini menatap dada ibu tirinya dari atas kepala Fauziah. Pentil
yang tampak menyembul dari balik gaun seakan menantang lelaki yang melihatnya.
Kedua buah payudara besar dengan belahan dada yang rapat menjadi garis lurus yan
g hilang tertutup gaun. Bukit kembar yang begitu besar sehingga menyembul keluar
. Arjuna meneguk ludah beberapa kali.
Setelah cukup lama Arjuna memijat, Fauziah berkata, Leher Mama sekarang sudah men
dingan. Kita tidur saja, ya? Kasihan kamu pasti capek juga dan sekarang malah mi
jitin Mama. Sebaiknya istirahat.
Arjuna sih anak kampung, Ma. Udah biasa. Mama mau dipijit bahunya?
Kalau kamu ga capek sih boleh saja. Kamu capek, ga?
Kan udah biasa. Belum capek. Gimana, Mama mau Jun pijat bahunya?
Ya sudah. Terserah.
Arjuna mulai memijit bahu Fauziah. Ia benar-benar mengeluarkan jurus-jurus pijit
yang dipelajari di kampung. Di lain pihak, Fauziah kini merasa bagaikan dimanja
anak tirinya itu. Pijatan Arjuna membuat segala otot di pundaknya lemas dan tid
ak keras ataupun pegal lagi. Fauziah sangat menikmati ini.
Setelah sekian lama, Arjuna mulai beraksi. Tangan kanannya mulai memijat begitu
rupa, sehingga jari-jarinya mendorong tali gaun di bahu ibu tirinya itu sehingga
mulai bergeser ke arah pundak kanan. Lama-kelamaan tali itu mulai menuju ujung
pundak Fauziah. Fauziah yang sedang keasyikan menikmati pijatan ini tidak memper
hatikan bahwa tali gaunnya mulai menggeser sehingga Arjuna yang selama proses in
i deg-degan dan berusaha menggerakan tangannya perlahan menjadi agak tenang. Dan
akhirnya tali gaun itu jatuh ke lengan Fauziah.
Tiba-tiba saja bagian puting Fauziah yang bundar menyembul sementara gaun itu ki
n menutup bagian menonjol putingnya. Warnanya merah muda. Nafas Arjuna menjadi m
emburu. Sungguh tubuh wanita keturunan Arab ini berbeda dengan tubuh Dewi maupun
Annisa. Pentilnya berwarna merah muda bagaikan aktris bokep yang pernah ia tont
on di film-film. Fauziah memang seksi sekali!
Mata Arjuna kini terpaku pada daerah areola puting Fauziah itu. Areola itu bunda
r dan lingkarnya lebih besar daripada uang logam 100-an jaman dulu. Di atas areo
la, di kulit teteknya ada tahi lalat kecil menghiasi. Pemandangan ini sangat int
im dan pasti tidak banyak lelaki yang pernah melihatnya.
Arjuna ingin menggunakan tangan kirinya dan melakukan hal yang sama. Namun setel
ah dipikir lebih jauh, ada kemungkinan ketika tali gaun sebelah kiri jatuh ke ba
wah, gaun itu akan melorot dan memperlihatkan tetek Fauziah. Tentu saja Arjuna i
ngin melakukan hal itu, namun kemungkinan besar Fauziah akan sadar dan menghenti
kan sesi pijat ini. Dan mungkin Arjuna tak akan dapat menyentuh tubuh wanita ini
lagi.
Maka ia terus memijat bahu Fauziah. Arjuna memikirkan cara bagaimana agar bisa m
enuju level berikutnya. Namun ia tidak dapat menemukan cara yang tidak membuat F
auziah takut dan menghentikan semua ini.
Arjuna lama berfikir dan memijat, sampai tiba-tiba kepala Fauziah sedikit terkul
ai dan dengan cepat tegak lagi. Fauziah hampir tertidur.
Ma, kata Arjuna, daripada nanti tidur di lantai, mending tidur di atas tempat tidur
. Biar Arjuna pijit. Atau Mama Fauziah mau diurut saja?
Fauziah sudah ngantuk, tapi masih ingin dipijat. Katanya, terserah kamu deh, Jun.
Arjuna bergerak cepat dan mengambil lotion. diurut bahunya saja ya, Ma?
Fauziah hanya mengangguk lalu tiduran telungkup di tempat tidur. Arjuna mulai me
ngambil lotion dan mengurut bahu Fauziah dari samping. Fauziah merasakan kenikma
tan ketika otot-ototnya yang sudah dipijit kini diurut pula. Dalam kantuknya, Fa
uziah ingin sekali tiap hari dimanja oleh Arjuna seperti ini.
Arjuna adalah remaja yang memiliki pengalaman dalam merayu wanita dan mendapatka
n wanita. Ibu kandung dan kakaknya sudah menjadi isterinya. Sehingga walaupun Ar
juna sudah horny menjamahi ibu tirinya itu, tapi ia dapat menahan hasratnya dan
tidak melakukan tindakan blunder. Arjuna mengurut Fauziah sampai wanita itu tert
idur. Akhirnya Arjuna pergi ke kamar mandi untuk masturbasi lalu tidur di sampin
g Fauziah yang masih telungkup.
***
Arjuna terbangun horny. Ia bermimpi sedang berhubungan seks dengan ibu tirinya.
Ia bermimpi sedang mengentot ibu tirinya dari belakang dengan posisi doggy style
. Ibu tirinya telanjang dalam mimpinya, juga Arjuna tidak memakai baju. Hanya sa
ja, kontolnya tidak dapat masuk ke dalam memek ibunya itu melainkan hanya menemp
el saja di pantat Fauziah. Entah kenapa kontolnya tidak dapat memasuki lubang ke
maluan ibu tirinya itu melainkan hanya terus menempel.
Ketika terjaga, Arjuna mendapatkan dirinya sedang memeluk Fauziah dari belakang.
Kontolnya yang tegang dibalik sarung sedang menempel pada belahan pantat ibu ti
rinya itu. Rupanya dalam kenyataannya memang seakan-akan Arjuna dan Fauziah dogg
y style hanya saja posisinya berbaring menyamping di tempat tidur.
Tiba-tiba Fauziah bergerak. Arjuna menjadi kaget. Arjuna pura-pura masih tertidu
r dan tidak bergerak. Fauziah bangun kaget juga mendapatkan dirinya sedang dipel
uk anak tirinya. Ia merasakan kontol anak tirinya yang besar itu sedang menempel
di belahan pantatnya.
Jun, panggil Fauziah.
Arjuna pura-pura masih terlelap.
Fauziah memanggil beberapa kali, namun Arjuna tetap tidak bergerak. Fauziah meng
hela nafas memikirkan apa yang harus dilakukan. Fauziah sudah lama tidak didekap
oleh lelaki. Bau tubuh Arjuna yang maskulin, walaupun tidak terlalu keras, namu
n cukup menggetarkan kalbu Fauziah juga. Tubuh hangat Arjuna yang memeluknya mem
berikan kenyamanan. Fauziah bingung harus ngapain.
Arjuna, di lain pihak, merasa tersiksa. Ia sudah horny sekali namun kini harus p
ura-pura tertidur. Masalahnya, kepala Arjuna serasa mau pecah menahan libido. Ap
a yang harus dilakukannya? Apa lagi kini Fauziah tidak berusaha membangunkannya
lagi, melainkan malah terdiam di tempat tidur.
Arjuna yang cerdik berlagak mengigo, Mama Fauziaaah mmmm Mama Fauziah
Jun, kamu sudah bangun?
Arjuna terus berlagak meracau di tempat tidur, Mama Fauziaah Mama sayang Jun, tida
k?
Jun?
Arjuna sayang Mama Fauziah mmmmmmmmmmm Lalu Arjuna belagak sedang memeluk guling dal
am tidurnya dan mempererat rangkulannya.
Fauziah terkejut. Rupanya Arjuna sayang pada dirinya. Tampaknya ini yang benar-b
enar dirasakan Jun, karena Jun berbicara dalam tidurnya. Fauziah agak bingung. A
rjuna menunjukkan rasa sayang kepada ibu kandungnya dengan meniduri dan menghami
li perempuan itu. Apakah artinya Arjuna juga ingin menyetubuhinya?
Pertama kali pikiran ini melintas, Fauziah merasa jijik dan sebal. Namun semakin
dipikirkan, ada rasa aneh menyeliputi dadanya. Fauziah mengingat saat-saat ia l
ihat Arjuna sedang bersenggama dengan Dewi atau Annisa. Mereka begitu menikmati
keintiman itu. Apalagi, kontol Arjuna yang lumayan besar dan panjang. Lama kelam
aan memek Fauziah basah juga. Ia menelan ludah lalu mendekap tangan kanan Arjuna
yang sedang melingkar diperutnya dengan tangan kanannya sendiri.
Arjuna senang sekali. Kini terbukti bahwa Fauziah tidak membenci atau jijik pada
nya. Buktinya perempuan itu malah mendekap tangannya. Langkah pertama Arjuna ber
hasil. Sambil menyeringai lebar, karena Fauziah tidak dapat melihat, Arjuna memi
kirkan langkah selanjutnya.
Tak lama kemudian Fauziah tiba-tiba memutar badannya, dengan tangan kiri memegan
g tangan kanan Arjuna sehingga badan Arjuna dan Fauziah tetap berangkulan sampai
keduanya berhadapan.
Jun Jun bangun Namun suara Fauziah tidak keras melainkan perlahan. Arjuna yang sedang
memejamkan mata hanya merasakan tiba-tiba saja tangan kanan Fauziah menyusup di
samping kiri badannya antara tubuh Arjuna dan tempat tidur. Sekarang Fauziah me
meluk tubuh Arjuna.
Arjuna otomatis beringsut mendekap sambil tetap memejamkan mata. Tadi tubuhnya s
etengah miring ke kanan dengan tangan kiri di belakang tubuh, kini tangan kiriny
a ikut menyusup ke bawah dan melingkari tubuh ibu tirinya itu. Sementara, kaki k
anan Arjuna kini di antara kedua kaki Fauziah yang menjepit.
Fauziah menahan nafasnya ketika ia merasakan Arjuna memeluk dirinya. Arjuna beru
saha menatap wajah Arjuna namun wajah itu kini menempel di dadanya.
Kamu sudah bangun, Jun?
Arjuna pura-pura masih pulas dan tidak menjawab.
Tangan kiri Fauziah mulai mengelus-elus rambutnya. Arjuna mulai frustasi. Ia dap
at mencium bau tubuh Fauziah dengan jelas. Fauziah adalah tipe perempuan yang ba
u tubuhnya tidak menyengat dan dapat dibilang cukup harum tanpa minyak parfum.
Arjuna berfikir bahwa ini saat tepat untuk bangun. Fauziah akan malu, namun Arju
na akan menunjukkan bahwa ia suka dipeluk Fauziah. Arjuna mendongakkan kepalanya
dan pura-pura bingung.
Ma? Ia menatap Fauziah dengan tatapan bingung. Fauziah gelagapan dan mengendurkan
pelukannya. Namun dengan cepat Arjuna mendekap Fauziah erat-erat dan berkata, Adu
h, senangnya dipeluk Mama Fauziah. Jun kirain selama ini Mama Fauziah ga sayang
sama Arjuna.
Kenapa begitu?
Karena kita tidak pernah pelukan kayak begini.
Fauziah bermaksud melepaskan dirinya. Jangan dulu dong, Ma. Arjuna sangat senang
disayangi Mama Fauziah. Sebentar lagi, ya? Kan tadi Mama Fauziah yang peluk. Jun
bangun udah di peluk Mama. Sekarang Jun minta Mama jangan lepasin pelukannya.
Fauziah bingung. Namun ia hanya terdiam. Dapat dirasakannya dekapan kuat anak ti
rinya itu. Nafas anak itu di dadanya yang hangat terasa di kulit. Untuk beberapa
lama mereka berpelukan. Lalu Fauziah mengelus kepala Arjuna dan berkata, Udah ya
? Kita kan harus bisnis lagi.
Arjuna mengelus punggung Fauziah dan berkata, Bentar lagi, dong Mama harum banget.
Lebih harum dari Ibu maupun Kak Annisa.
Fauziah menjadi sumringah. Wanita mana yang tidak senang bila dibilang lebih bai
k daripada wanita yang lain? Mama kan belum mandi.
Masa sih. Kok harum gini ya? Ga pakai parfum?
Ya enggak, lah. Kan baru bangun.
Tapi sumpah deh. Baunya wangi banget.
Tiba-tiba Fauziah merasakan Arjuna mengendus-endus dadanya, ini menyebabkan Fauz
iah merasakan bagai disetrum. Seluruh tubuhnya seakan linu dan tak berdaya. Nafa
s Arjuna di dadanya membuat ia merasakan hal-hal yang telah lama ia lupakan.
Serangan Arjuna yang tiba-tiba datangnya, tiba-tiba pula berhenti. Arjuna melepa
skan diri dari pelukan Fauziah. Dan kembali tiba-tiba, Arjuna mencium pipi Fauzi
ah.
Terima kasih, Ma. Udah mau peluk Arjuna, kata Arjuna setelah mencium pipi Fauziah,A
rjuna mandi duluan ya.
Ketika Arjuna meninggalkannya untuk mandi, membuat Fauziah tiba-tiba saja merasa
kan kekosongan. Ada rasa kecewa menghampiri. Namun Fauziah memutuskan untuk meme
ndam jauh-jauh perasaan itu. Hanya saja, kedekatan mereka berdua sudah tak dapat
ditarik kembali. Dan faktanya, Fauziah menyukai kedekatan itu.
***
Hari ketiga mereka di Jakarta, pertemuan bisnis hanya ada dua kali. Sisanya Fauz
iah mengajak Arjuna untuk shopping di mall. Fauziah membeli banyak oleh-oleh unt
uk keluarga, namun hadiah yang paling banyak adalah untuk Arjuna. Arjuna gembira
sekali, karena ini menunjukkan tidak ada rasa marah dari ibu tirinya itu.
Mereka makan malam di restoran pada pukul enam. Arjuna mengatakan bahwa ia capek
dan pegal sehingga waktu makan malam dimajukan. Padahal, ia ingin satu tempat t
idur lagi dengan Fauziah. Fauziah menuruti saja karena ia sebenarnya sudah mulai
ada rasa juga kepada anak tirinya itu, namun dalam pikirannya ia masih membanta
h dirinya sendiri.
Jam tujuh mereka sudah tiba di kamar tidur.
Arjuna sudah capek mau tidur, kata Arjuna, Mama capek ga?
Ya Mama capek juga lah.
Ya sudah. Mama tidur aja langsung kalau begitu. Arjuna mandi dulu.
Masak kamu mau tidur di samping orang yang bau sih?
Mama Fauziah itu harum biar belum mandi. Arjuna ga masalah kalau Mama Fauziah bel
um mandi dan kita berbagi tempat tidur. Malah Arjuna merasa senang. Lagipula Mam
a Fauziah kan capek.
Kalau begitu kamu juga ga usah mandi. Mama juga ga masalah. Kamu kan juga capek.
Di dalam hati, mereka berdua menyukai bau lawan jenisnya itu. Apalagi sudah tida
k sabar untuk mengalami kedekatan seperti tadi lagi.
Ya udah deh. Arjuna ganti sarung dulu. Mama ganti baju tidur di kamar mandi saja.
Arjuna di sini saja.
Fauziah bergegas mencari gaun tidurnya dan lalu masuk kamar mandi. Namun pintu t
idak ditutup rapat. Fauziah mengintip ketika anak tirinya membuka baju hingga ha
nya singlet dan celana dalam. Lalu Arjuna membuka CDnya dan terlihat burung yang
sudah tegak. Fauziah menelan ludah. Sayangnya Arjuna lalu memakai sarung dan be
rgegas ke tempat tidur.
Fauziah membuka bajunya lalu memakai gaun tidur. Gaun tidur yang lain dari kemar
in. Memang Fauziah jarang tidur dengan gaun yang sama, oleh karena itu ia selalu
membawa tas besar bila berpergian. Gaun tidur ini transparan di bagian perut da
n bagian rok yang pendek, sementara untuk bagian payudara, walaupun transparan p
ada banyak bagian tapi pada bagian putingnya memiliki kain yang tidak transparan
, sehingga tidak memperlihatkan putingnya. Hanya saja bagian dada yang ditutupi
hanya setengah payudara, sehingga bulatan atas teteknya dengan belahan dada terl
ihat jelas. Untuk rok, walaupun transparan, tapi Fauziah memakai celana dalam be
rwarna merah sehingga tidak menunjukkan bulu jembutnya. Yang unik dari gaun ini
adalah, gaun ini tidak punya tali lengan, melainkan jenis koloran.
Fauziah beralasan dalam hati bahwa ia sudah lama tidak pakai gaun ini. Gaun tidu
r yang mahal karena buatan luar negeri. Maka ia ingin memakainya. Padahal sebena
rnya Fauziah berusaha menyangkal suara hatinya yang mengatakan bahwa tidak panta
s memperlihatkan tubuh kepada anak tirinya dengan mencari-cari alasan pembenaran
tindakannya itu.
Arjuna meneguk ludahnya ketika melihat Fauziah keluar kamar mandi. Tubuh Fauziah
yang tinggi dan bahenol sungguh mengundang decak kagum. Walau memakai gaun tidu
r, namun gaun itu bukannya menutupi malahan menambah aksen keindahan tubuhnya. A
rjuna jatuh cinta. Sebelumnya ia memang naksir Fauziah, tapi setelah tiga hari i
a merasakan gejolak yang sama ia rasakan ketika ia melihat ibu kandungnya telanj
ang. Arjuna tahu, ini adalah cinta. Ia cinta ibu tirinya.
Fauziah menyadari bahwa hawa di ruangan tidak dingin lagi. Dilihatnya AC mati. Ko
k AC dimatikan?
Jun mau pilek, Ma. Ga apa-apa ya?
Fauziah hanya mengangkat bahu tanda tak begitu peduli, lalu merebahkan diri di t
empat tidur. Selimut bed cover tampak terlipat rapi di bagian kaki.
Arjuna melihat lirikan Fauziah ke selimut itu lalu berkata, Kalo AC mati dan kita
pakai selimut kan jadi panas. Nanti keringatan.
Fauziah mengangkat bahu lagi. Lalu menghela nafas, namun tidak berkata apa-apa.
Mama Fauziah mau dipijat? Keliatannya capek banget. Padahal, hari ini mereka tidak
begitu capek. Fauziah pun tidak terlihat seperti orang yang letih. Bahkan cende
rung tampak seperti orang yang sedang fit. Namun, Arjuna mengatakan ini sebagai
testing untuk melihat reaksi Fauziah.
Capek, sih. Tapi kamu kan juga capek?
Arjuna kan laki-laki. Mama Fauziah kan perempuan. Lagian, kan Jun bisa pijit Mama
sambil tiduran. Mama Fauziah membelakangi Jun.
Fauziah menurut saja. Ia suka pijatan Arjuna. Setelah Fauziah membelakangi Arjun
a sehingga mereka berdua berbaring miring searah, Arjuna mulai memijat perlahan
bahu Fauziah. Fauziah mulai menikmati pijatan itu. Namun ada yang berbeda kali i
ni. Selain memijat, terkadang Arjuna mengusap dengan telapak tangan terbuka di b
ahu Fauziah.
Setiap kali Arjuna mengusap, maka bulu kuduk Fauziah merinding. Namun tak pernah
Arjuna mengusap berturut-turut dua kali, melainkan hanya sekali lalu memijat la
gi. Lama kelamaan Fauziah menikmati usapan itu juga. Ada kenikmatan lain yang ia
rasakan ketika telapak Arjuna mengusap perlahan bahunya.
Tak sadar, sekali waktu Fauziah menggumam menunjukkan nikmat ketika Arjuna mengu
sap bahunya.
Enak ya, dipijat kayak gini, Ma?
Fauziah antara malu dan nikmat hanya menggumam setuju. Arjuna akhirnya kini meng
usapi kedua bahu Fauziah. Arjuna begitu menikmati kulit licin bahu ibu tirinya i
tu. Licin dan halus sekali. Kulit yang sering dirawat di salon. Sekali waktu, je
mari kanannya menyusup di bawah tali gaun tidur itu, kemudian ia mendorong sambi
l mengelus ke arah lengan kanan sehingga tali gaun tidur itu terlepas dari bahu
dan jatuh ke lengan kanan.
Merinding tengkuk Fauziah ketika dirasakannya tali gaun sebelah kanan telah meni
nggalkan bahunya. Berhubung gaun itu tipis dan fleksibel, maka kini tali itu ham
pir menyentuh sikunya. Dengan gerakan sedikit, tali itu dapat terlepas dari tang
annya. Berdebar dada Fauziah. Ini sungguh berbahaya. Seharusnya ini dihentikan.
Tapi Fauziah sedang menghadapi dilema juga.
Namun, Jun kembali mengusapi bahunya. Tangan kanan itu bahkan kini membelai terk
adang dengan jemari bagian atas, kadang dengan jemari bagian bawah. Jelas sekali
ini bukan pijat, tetapi sentuhan erotis. Fauziah menikmati sekali hal ini. Ia m
engingat nikmatnya hubungan lelaki dan perempuan sehingga tak kuasa menolak.
Sekarang Jun pijat tangan kanan Mama. Jun lalu duduk. Fauziah menjadi kecewa ketik
a didapatinya Arjuna benar-benar memijat daerah lengan kanannya. Bukan membelai.
Namun lama kelamaan ia merasakan tali gaun itu terdorong tangan kanan Jun sehin
gga mencapai siku.
Saat itu Arjuna berkata, Sambungan siku bisa dibunyikan, lo. Lalu dengan tangan ki
ri, Arjuna menarik lengan kanan Fauziah, namun tangan kanan Jun menahan tali gau
n sehingga dalam satu gerakan cepat tali gaun itu lepas dari tangan Fauziah. Ber
debarlah jantung Fauziah begitu tahu maksud Arjuna. Kini bagian kanan gaunnya ti
dak lagi ditahan bahu melainkan sudah terbebas. Untungnya karena tali gaun kiri
masih nyantol, maka dadanya belum terekspos.
Arjuna masih belagak memijat tangan Fauziah. Lalu berkata, Balik badan, Ma. Yang
sebelah kiri.
Padahal kalau memijat beneran, seharusnya bagian bawah lengan dan telapak juga d
ipijit. Tapi Arjuna sudah tidak tahan. Fauziah memejamkan matanya lalu membalika
n badan menghadap Arjuna. Arjuna memijat lengan kiri itu sebentar lalu dengan ca
ra yang sama dengan tadi melepaskan tali gaun dari bahu dan tangan ibu tirinya.
Setelah memijat beberapa saat, Arjuna berkata, Ma, balik badan lagi. Mau dipijit
kepalanya.
Fauziah sedikit lega. Karena dari tadi ia sudah merasa malu sehingga harus memej
amkan mata sementara kedua tali gaunnya dilepas. Ketika sudah kembali berbaring
miring, Fauziah merasakan Arjuna memijat kepalanya dengan kedua tangannya. Namun
hanya yang kanan yang terasa memijat. Tangan kiri Arjuna tampak berusaha memija
t namun dengan susah payah karena bagian kiri kepala Fauziah tertahan bantal.
Susah, Ma. Coba duduk deh. Biar semua kepalanya bisa dipijat.
Fauziah meneguk ludah. Arjuna ternyata pintar sekali mengajak perempuan untuk me
lakukan hal yang tabu tanpa membuat malu. Namun, Fauziah sudah mulai horny memik
irkan semua perlakukan Jun padanya, apalagi ajakan pijat terselubung ini.
Fauziah duduk. Sementara tanpa sepengetahuan Fauziah Arjuna melepas sarungnya le
wat kepala sehingga kontolnya bebas. Sementara itu lengan Fauziah tidak mengepit
badan dengan harapan gaun tidur jatuh ke bawah, namun kedua payudaranya yang be
sar menahan gaun itu jatuh.
Arjuna tampaknya paham problem ini, maka setelah hanya beberapa menit pijat kepa
la, Arjuna segera berkata, Sekarang punggung ya
Arjuna yang duduk di belakang Fauziah dengan leluasa mulai memijat punggung Fauz
iah . Sesuai dengan cara pijat yang benar, ia memijat dari bawah ke atas. Ia men
ggunakan teknik dua jempol yang menekan pinggir tulang pinggang dan menyusur ke
atas secara bergantian. Namun tiap kali jempolnya menekan dan dilepas, ketika ge
rakan lepas itu bukan dengan menarik ke belakang, melainkan ke bawah sehingga se
dikit menyeret kain itu ke bawah. Berhubung gerakan pijat itu cepat dan cukup ku
at, maka ketika kedua jempol belum sampai tengah pinggang maka gaun tidur itu ja
tuh ke bawah dan berjumbel di pinggang.
Arjuna mencoba sabar dengan terus memijat ke atas sampai bahu. Namun, kalau bias
anya tukang pijat akan mengulangi gerakan dari bawah ke atas menggunakan metode
yang sama, kali ini ia malah kembali mengelus bahu Fauziah.
Fauziah merinding lagi kena belai di pundaknya. Apalagi ia merasakan usapan Arju
na mulai bergerak ke tengah punggungnya. Arjuna tahu-tahu menyusupkan tangan di
bawah ketiak Fauziah sehingga telapak tangannya kini memegang pinggir kedua bela
h payudara Fauziah. Fauziah merintih pelan.
Arjuna yang mendengarnya berkata, Pegalnya di sini, Ma.
Lalu Arjuna mulai mengusap-usap gundukan samping payudara Fauziah yang besar itu
. Fauziah mulai mendesah bagaikan baru makan rujak. Arjuna lalu merapatkan diri
ke depan sehingga kini kedua kakinya di samping kedua kaki Fauziah dan kontolnya
menyentuh punggung bawah Fauziah.
Merasakan kontol Arjuna di pinggangnya, Fauziah berkata, Sssssh Arjunaaaaa!
Wah kayaknya pegalnya parah, Ma tapi bukan di situ sumbernya
Dengan penuh nafsu Arjuna memeluk Fauziah dari belakang lalu kedua telapaknya me
remas kedua payudara perempuan itu.
Fauziah mengerang, Ohhhh Juuuuun Ssssssssssssshhhhhh
Arjuna menciumi punggung ibu tirinya yang harum itu sambil meremas kedua tetekny
a. Kedua telapak tangannya bahkan tidak bisa menggenggam secara penuh payudara y
ang bulat dan besar itu. Tubuh harum Fauziah sungguh halus dan licin.
Jun sayang Mama kata Arjuna perlahan di antara kecupan-kecupan bibirnya yang menghu
jami punggung halus Fauziah, Jun harus mendapatkan Mama Fauziah
Lalu Arjuna menarik tubuh Fauziah hingga perempuan itu berbaring telentang. Gera
kan Jun perlahan tapi pasti. Fauziah merasa di awang-awang. Saat ini, Fauziah me
rasa berada di suatu dataran yang penuh dengan erotisme. Segala sentuhan dari an
ak tirinya membuat dirinya di mabuk asmara. Fauziah baru menyadari bahwa ia tela
h jatuh cinta kepada Arjuna.
Memang, pertama kali ia melihat Arjuna ia hanya sekedar melihat bahwa Waluyo mem
iliki anak yang mirip dengan Waluyo muda. Walaupun tubuhnya masih belum setinggi
dan sekekar ayahnya, Arjuna sudah memiliki postur tegap dan kekar. Wajah Arjuna
mirip dengan Waluyo juga. Tetapi, kehangatan yang Arjuna miliki lebih besar dar
ipada ayahnya. Bahkan, Waluyo dari dulu bersikap dingin. Hubungan seks yang mere
ka lakukan selalu monoton dan ada kesan Waluyo hanya melakukan kewajiban sebagai
suami.
Sebaliknya, tiap kali Fauziah melihat Arjuna sedang bersenggama dengan salah sat
u isterinya, Fauziah dapat melihat ada sinar birahi yang menyala pada pandangan
Arjuna. Dan Fauziah merasakan kecemburuan melihat betapa Arjuna dan isteri-ister
inya begitu menikmati kebersamaan mereka. Ada pancaran kebahagiaan yang keluar d
ari ketiga manusia itu. Dewi, Annisa dan Arjuna selalu ceria dan tampak tidak ad
a kesusahan dalam hidup mereka.
Fauziah mulai melihat Arjuna bukan sebagai remaja, melainkan seorang lelaki yang
dapat membahagiakan keluarganya. Arjuna begitu menyayangi kedua isterinya dan s
elalu mendahulukan kepentingan isteri-isterinya. Maka, mau tidak mau mulai tumbu
h rasa kagum dalam diri Fauziah terhadap anak angkatnya itu.
Kini Fauziah telah berbaring di tempat tidur dengan tubuh setengah telanjang. Da
danya tersengal-sengal menahan nafsu karena menanti gerakan Arjuna. Arjuna tampa
k tidak tergesa-gesa. Anak itu tersenyum bahagia. Fauziah dapat melihat binar bi
rahi yang meledak-ledak pada pancaran mata Arjuna yang menyebabkan Fauziah meras
a bahagia. Akhirnya pancaran birahi itu kini ditujukan padanya.
Arjuna membuka sarungnya hingga telanjang. Tubuhnya yang mulai menunjukkan otot-
otot kelelakian seakan menjanjikan kehangatan dan keintiman yang maskulin. Denga
n perlahan Arjuna melorotkan gaun tidur ibu tirinya. Fauziah membantu dengan sed
ikit mengangkat pantatnya. Kini tubuh Fauziah hanya ditutup oleh celana dalam. A
rjuna sejenak menikmati pemandangan ini.
Seorang perempuan keturunan Arab yang cantik, berkulit putih mengkilat dengan da
da yang besar, yang karena besarnya dan kencangnya, kedua payudara itu tidak jat
uh menggelayut ke samping melainkan tampak tegak menantang dan hanya tampak sedi
kit melebar ke samping dan melesak ke dalam, namun tetap menunjukkan lekuk bulat
yang hampir sempurna. Payudara itu naik turun seiring dengan nafas yang memburu
.
Akhirnya Arjuna melorotkan celana dalam Fauziah. Jembut yang rapi tercukur mengh
iasi selangkangan Fauziah. Bibir memeknya yang rapat tampak menambah kecantikan
perempuan itu. Setelah mengagumi tubuh seksi ibu tirinya sesaat, Arjuna mulai me
nindih Fauziah dengan kepala sejajar sehingga kontolnya jatuh di bagian bawah pe
rut Fauziah yang menyebabkan biji peler Arjuna menekan jembut ibu tirinya itu.
Ketika wajah mereka hanya tinggal kurang dari satu senti, Arjuna berbisik, Mama F
auziah Mau enggak jadi isteri Arjuna?
Kedua mata Fauziah berkaca-kaca karena terharu dan bahagia. Dengan menahan sedik
it isak, perempuan itu berkata, Mama terserah mau diapain Arjuna
Dengan itu, Arjuna mengecup bibir Fauziah. Fauziah memeluk kepala anak tirinya i
tu dan Arjuna balas memeluk kepala ibu tirinya. Ciuman mereka dilakukan perlahan
. Arjuna dapat menilai bahwa Fauziah orangnya ingin melakukan sesuatu dengan per
lahan dan penuh erotis. Buktinya perempuan itu tak menunjukkan sikap ingin melak
ukannya dengan brutal seperti Annisa. Fauziah selalu merespon gerakan Arjuna den
gan gerakannya sendiri yang juga pelan. Fauziah adalah jenis perempuan yang ingi
n menikmati sesuatu berlama-lama.
Mereka berciuman penuh dengan perasaan, tidak ada ketergesaan dalam gerakan mere
ka. Kedua bibir itu saling bertautan seiring seirama seakan mereka sedang berger
ak mengikuti musik yang sama. Mereka memang sedang bermain musik, musik percinta
an.
Lalu Arjuna mulai merambah mulut ibu tirinya dengan lidahnya. Fauziah yang meras
akan lidah Arjuna menyapu-nyapu bibirnya, mulai mengimbangi dengan mengeluarkan
lidahnya sendiri dan menyambut serangan lidah Arjuna. Keduanya saling menukar li
dah, yang membuat birahi mereka makin meningkat.
Lama-kelamaan ciuman mereka makin hot dan liar. Suasana kamar yang panas karena
AC dimatikan menjadikan tubuh mereka yang tadinya kering, mulai mengeluarkan pel
uh karena selain udara yang hangat, kedua tubuh yang berhimpitan itu masing-masi
ng mengeluarkan panas tubuh yang semakin menjadi.
Bau tubuh Fauziah makin tercium jelas. Bau wangi Fauziah membuat kontol Arjuna b
erdenyut-denyut minta dimasukkan ke dalam lubang kenikmatan milik perempuan itu.
Dengan tak sabar, Arjuna mengangkat tubuhnya, lalu menarik kedua kaki Fauziah k
e samping. Arjuna duduk di bawah selangkangan ibu tirinya. Dibukanya bibir kemal
uan ibu tirinya dengan kedua tangannya. Memek Fauziah tampak lebih rapat dari me
mek Dewi. Dan bagian dalam memek itu berwarna pink cerah dan mengeluarkan aroma
wangi.
Arjuna menerjunkan kepalanya ke selangkangan Fauziah. Ia mulai menjilati memek y
ang belum pernah disentuhnya itu. Memek Fauziah demikian legitnya dan bisa dikat
akan, lebih terawat daripada memek ibu kandungnya dan bahkan memek Annisa. Dewi
adalah orang kampung, sementara Annisa adalah remaja perempuan yang tidak setela
ten Fauziah dalam merawat kelamin. Mungkin juga Fauziah sudah mengajarkan cara m
erawat kemaluan, namun Annisa memiliki sifat yang tidak sabar dan ada sedikit wa
tak liar dalam diri Annisa, sehingga Annisa tidak terlalu memperhatikan hal-hal
seperti ini.
Arjuna merasakan memek ibu tirinya yang cantik itu dan memutuskan bahwa memek Fa
uziah, selain indah juga memiliki rasa yang paling nikmat kalau dibandingkan mem
ek ibu kandungnya maupun kakaknya sendiri. Arjuna berfikir dalam hati bahwa menj
ilati memek Fauziah setiap hari, adalah salah satu hobby barunya yang akan ia la
kukan seterusnya.
Jun cukup Kata Fauziah. Perempuan itu kini merasakan tubuhnya seakan disetrumi listr
ik yang nikmat, lidah Arjuna menggelitik memeknya dengan lahap yang membuat vagi
nanya itu kini sudah basah kuyup tersiram cairan vaginanya sendiri dan juga kare
na air liur dari mulut Arjuna.
Arjuna memang pintar menggarap daerah sensitif wanita, namun, Fauziah ingin lebi
h. Katanya lagi, Masukin, Jun
Masukin apa, Ma?
Masukin burung kamu
Kontol Jun mau dimasukkin ke mana, Ma?
Fauziah adalah perempuan pintar. Buktinya bisnisnya selalu berkembang menjadi le
bih besar. Kini, Fauziah tahu bahwa Arjuna adalah lelaki yang suka berbicara jor
ok bila sedang bersenggama. Sungguh beda dengan Waluyo yang dingin itu. Maka kat
a Fauziah, Masukin kontolmu ke dalam memek Mama, Jun Mama udah ga sabar kamu entot
Arjuna nyengir bahagia. Ia segera menaruh kontolnya di lubang memek ibu tirinya
itu. Fauziah yang tak sabar setengah bangung untuk meraih pantat anaknya itu lal
u dengan kuat menarik pantat Arjuna, Arjuna merasakan tarikan itu ikut menambah
dengan mendorong pantatnya ke depan.
Dalam satu gerakan panjang, kontol Arjuna ambles masuk ke dalam kemaluan ibu tir
inya itu. Memek Fauziah sangat kencang. Walaupun tidak sekencang memek Annisa ke
tika pertama kali Arjuna setubuhi, namun memek itu lebih kencang dari memek ibu
kandungnya. Arjuna mengerang keras merasakan kini kontolnya diselubungi oleh din
ding lubang memek ibu tirinya yang rapat itu. Fauziah pun melenguh nikmat.
Aaahhhhh kontol kamu besar banget, Jun
Oooohhhhhhhhhhh memek Mama Fauziah juga rapat banget nikmat.
Entotin Mama, Jun entotin Mama
Arjuna sedikit mendoyongkan badan ke arah tubuh ibu tirinya yang sedang berbarin
g itu dan menaruh kedua tangannya di samping perempuan itu. Arjuna masih ingin m
enikmati pemandangan perempuan Arab yang seksi yang sedang telanjang dan bersetu
buh dengannya, lalu Arjuna mengocok memek Fauziah dengan kontolnya. Fauziah mula
i memutar pantatnya dan menggerakkan otot memeknya membuka menutup seakan merema
s-remas kontol Arjuna sambil terus mendekap pantat remaja itu. Arjuna merasa nik
mat sekali mengentot ibu tirinya itu. Matanya menatap kedua toket Fauziah yang b
asah oleh keringat yang terguncang-guncang mengikuti gerakan persenggamaan merek
a berdua.
Maka Arjuna merubah posisi sehingga menggenggam kedua payudara ibu tirinya sambi
l terus mengocoki kemaluan Fauziah. Sambil meremas kedua tetek Fauziah yang besa
r, Arjuna terus menghujami liang senggama ibu tirinya dengan tusukan-tusukan kon
tolnya.
Fauziah sudah berada di surga ke tujuh. Sudah lama tidak ada lelaki yang menafka
hinya secara batin. Kini memeknya sedang diaduk-aduk Arjuna dan kedua teteknya d
iremasi oleh anak tirinya itu. Sungguh Fauziah merasa bahagia sekali.
Kedua selangkangan mereka beradu berkali-kali sehingga menyebabkan terdengar sua
ra tepukan selangkangan berkali-kali. Memek Fauziah yang basah kuyup terus menge
luarkan cairan pelumas. Fauziah dan Arjuna sedang menarikan tarian primitif mahl
uk hidup. Tarian pembuahan manusia. Tarian perkembang-biakan.
Arjuna kini setengah menindih ibu tirinya dan mulai menjilat dan menyedot payuda
ra kanan ibu tirinya. Rasanya sedikit asin namun tidak dipikirkan lagi oleh Arju
na. Bau tubuh ibu tirinya kini seakan memenuhi benak Arjuna, membuat ia lupa aka
n segalanya. Yang menjadi satu-satunya hal di pikirannya adalah persenggamaan in
i. Apalagi Fauziah adalah perempuan yang paling cantik di keluarga mereka. Palin
g seksi. Perut perempuan ini rata, tubuhnya yang besar tidak menunjukkan lemak y
ang berlebih, walau tidak berotot seperti model-model internasional. Namun, leku
k tubuh Fauziah dapat dibilang bagaikan perempuan di usia dua puluh tahunan saja
. Hal ini adalah salah satu alasan kenapa Arjuna begitu ngebet ingin menggarapny
a pula.
Fauziah merasakan lidah dan mulut Arjuna mulai menggagahi toketnya juga. Sementa
ra tetek yang satu lagi tetap diremas-remas Arjuna. Remasan itu kini makin kuat
saja terasa. Apalagi kontol Arjuna mulai bertambah cepat dan benturan selangkang
an mereka makin lama makin menguat. Fauziah meremas-remas rambut Arjuna sambil m
endesah dan mengerang kenikmatan.
Yeaaah Isep tetek Mama, Jun isepin sambil setubuhi Mama entotin Mama terus, Jun Mama
mau nyampe nih Kocokin memek Mama pake kontolmu yang besar itu, Jun setubuhi Mama s
etubuhi teruuuuus
Sambil menyedoti payudara ibu tirinya, sesekali Arjuna menimpali, Tubuh Mama Fauz
iah enak Mmmmmmmm tetek Mama nikmat disedotin dan dijilatin mmmmmmmmmmmmmm Memek Mam
a rapet dan maknyuuuuuuuus
Fauziah sudah sebentar lagi akan orgasme, maka dengan brutal kini ia menarik pan
tat Arjuna kuat-kuat setiap kali Arjuna menyodok memeknya.
Entot yang keras, Juuuun Mama mau sampaiiiiiiiiiii Yang keras nekannya teruuus jangan
berhentiiii Entotin Mama keras-keras yaaaa Begitu, Juuuuun Mama mau sampeeeeee Doron
g kontolmu kuat-kuaaaaaaaaaaaaaaaaat
Kini Arjuna menindih ibu tirinya, sementara mulutnya sudah berhenti menjilat dan
menyedot. Mulutnya kini hanya mengenyot puting merah muda Fauziah keras-keras.
Dalam keharmonisan gerakan ngentot, mereka berdua akhirnya mencapai puncak kenik
matan.
Arjuna sembuuuuuuuuuur memek Mamaaaaaaaaaaaaaaa terima peju Arjuna, Maaaa Arjuna ma
u hamilin Mamaaaaaaaaaaa
Penuhi rahim Mama dengan peju kamu, Juuuuuuuuuuuuun Mama sampeeeeeeeeee
Akhirnya Arjuna lemas dan tiduran masih menindih Fauziah. Keduanya lemas setelah
persenggamaan itu.
***
Semenjak saat itu, Fauziah menjadi salah satu isteri Arjuna. Tiga bulan kemudian
ia hamil. Tidak ada pertentangan di keluarga, karena Fauziah adalah pencari naf
kah bagi keluarga. Selain itu, Dewi dan Annisa juga sayang pada Fauziah sehingga
rela berbagi dengan perempuan itu.
***
EPILOGUE
Pada bagian pendahuluan, aku telah mengatakan bahwa tidak ada orang yang tahu. T
etapi tentunya jadi pertanyaan, kenapa aku tahu? Aku adalah anak dari Arjuna den
gan Annisa. Namaku Febri. Ayahku, Arjuna telah meninggal ketika aku berusia dua
belas tahun. Itu terjadi lima tahun yang lalu. Kini, aku berusia tujuh belas tah
un. Ayahku meninggal ketika dalam perjalanan ke Jakarta bersama Mama Fauziah. Se
mentara, kakekku Waluyo telah pindah dengan kekasihnya.
Aku tinggal bersama Bunda Dewi (baik Mama Fauziah dan Bunda Dewi tidak mau dipan
ggil nenek atau Oma), yang kini berusia 46 tahun, ibuku Annisa, 34 tahun, Kakakk
u, Ayu dari Mama Dewi yang berusia delapan belas tahun dan adikku, Ulfa, berusia
16 tahun. Ketiga isteri Ayahku tidak memiliki anak lagi, karena mereka KB dan t
akut kebanyakan anak.
Kembali ke pokok pembicaraan, aku tahu sejarah Ayahku karena aku memiliki pengal
aman incest juga seperti ayahku itu. Namun itu adalah cerita yang lain.
END
Rumah Dosa - Part 1
fastest livescore
Apakah lingkaran setan ini tidak akan pernah berakhir? Aku bersumpah iblis inces
t telah memilih keluargaku sebagai rumahnya. Semua dimulai dengan saudari peremp
uanku, ibuku, dan aku.
Orangtuaku bercerai ketika aku masih anak-anak. Bersama ayah, aku tinggal sebuah
peternakan milik kakek. Aku adalah anak kesayangan ibu. Hampir setiap malam, ak
u menangis dan memohon kepada ayah agar mengijinkanku untuk tinggal bersama ibu.
Beberapa kali ayah minta kepada ibu untuk bisa rujuk, tapi ibu selalu menolak,
dan akhirnya pada usiaku yang ke 18, ayah bunuh diri.
Karena aku adalah seorang anak yang nakal, kakek dan nenek yang sering dibuat pu
sing oleh tingkah lakuku, akhirnya bertanya pada ibuku apakah dia bersedia memba
waku. Mengingat bahwa aku adalah anak kesayangannya, ibu langsung setuju untuk m
erawatku kembali, bahkan katanya Dari dulu juga aku sudah meminta agar Doni tingg
al bersamaku, sayang ayahnya bersikeras untuk membawa dia. kata ibu pada kakek da
n nenek.
Aku jarang bisa bertemu dengan ibu karena dia sibuk mengelola restoran miliknya.
Hal ini menyebabkan aku lebih banyak tinggal dengan kedua saudari perempuanku,
yaitu Lena, dia setahun lebih tua dariku, serta adik perempuanku Marta, yang bar
u berusia 13 tahun. Kedua saudara perempuanku itu tampak lebih dewasa dibanding
usianya, serta merupakan duplikat yang sempurna dari ibuku, payudara yang besar,
pinggang ramping dan seksi, pantat yang membulat, rambut hitam, mata coklat, bi
bir mungil berwarna merah delima, dan hidung mancung, melengkapi penampilan mere
ka yang menakjubkan. Mereka begitu mirip satu sama lain, seakan-akan mereka kemb
ar dua, oh lupa, kembar tiga dengan ibuku.
Di usiaku yang 18 tahun, hormon kelelakianku sedang giat-giatnya berproduksi. Se
bagai akibatnya, aku secara perlahan terangsang oleh hampir setiap bagian tubuh
wanita yang aku lihat. Sering sekali aku mengkhayalkan bercumbu dengan wanita. A
palagi aku yang dulunya tidak terbiasa dikelilingi wanita, kini tinggal dengan t
iga orang wanita cantik sekaligus dengan ulahnya masing-masing.
Saudari perempuanku sering berjalan di dalam rumah dengan hanya mengenakan celan
a dalam dan BH saja, sedang ibuku setiap malam setelah mandi, mengenakan baju ti
dur yang yang memperlihatkan sebagian besar bagian tubuhnya. Kalaupun tertutup r
apat, baju yang dikenakannya pasti tipis transparan. Aku belum pernah melihat se
orang wanita yang benar-benar dalam keadaan telanjang bulat, namun untuk beberap
a alasan, aku memiliki keinginan kuat untuk melihat rambut kemaluan wanita lebih
dari bagian tubuh mereka yang lainnya.
Ibuku yang menyadari bahwa aku mungkin mengalami trauma akibat peristiwa bunuh d
iri ayahku, mencari cara untuk menghilangkan apa yang dia percaya sebagai kesedi
han terpendam atas kematian ayah. Karena itu, saat seorang pelanggan restorannya
menyarankan agar aku dikirim untuk ikut kegiatan camping yang dikelola oleh seb
uah gereja, maka ibu langsung setuju, dan mendaftarkan aku sebagai salah seorang
pesertanya. Dia pikir ini akan mengalihkan pikiranku dari bunuh diri ayahku. Ak
u sendiri sebenarnya enggan untuk pergi, kalau boleh memilih, maka aku lebih mem
ilih untuk tinggal di rumah, tapi aku tidak memiliki alasan yang kuat untuk meno
laknya.
Akhirnya terpaksa aku ikut juga. Setelah tiga hari melakukan kegiatan camping, s
uatu sore aku melihat kesempatan untuk mengintip para gadis yang sedang mandi. D
i luar kamar mandi perempuan, tepat dibawah jendela, terdapat tangki air seribu
liter. Jika aku naik ke atasnya, maka aku akan bisa mengintip ke dalam kamar man
di perempuan.
Tanpa membuang waktu lagi, segera aku naik ke atas tangki tersebut, terlihat di
dalam ada beberapa orang gadis. Yang seorang kutaksir usianya sekitar 18 tahunan
, yang lainnya adalah remaja putri dengan usia yang bervariasi sedang mandi diba
wah shower. Hampir sepuluh menit mataku melotot melihat tubuh-tubuh telanjang te
rsebut, mataku sempat meneliti seluruh tubuh mereka, terutama pada bagian rambut
kemaluannya. Sungguh suatu pengalaman yang fantastis.
Sayang, rupanya ulahku itu ketahuan oleh seorang pendeta, yang segera menghubung
i ibuku, Di dalam kegiatan gereja, tidak ada tempat bagi seorang anak laki-laki s
eperti anak ibu! katanya kepada ibuku, karena itu ibu langsung menjemputku malam
itu juga. Aku yang tidak menyangka bahwa ulahku diketahui seseorang, sangat terk
ejut saat ibu datang menjemput, dan aku sangat malu sampai aku tidak bisa berbic
ara sepanjang perjalanan pulang. Kedua saudariku yang duduk di kursi belakang ce
kikikan. Untungnya, tidak ada satupun yang dikatakan oleh mereka yang bisa menye
babkan bertambah parahnya penderitaan yang kualami.
Pagi berikutnya, aku bangun pagi-pagi. Karena merasa kebelet untuk kencing, aku
segera pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Aku pun segera kencing setela
h menutup pintu, yang kulanjutkan dengan menggosok gigi. Baru saja pasta gigi ku
torehkan di atas sikat gigi, pintu kamar mandi diketuk, lalu terdengar suara Mar
ta, adikku. Bang, buka sebentar. katanya.
Aku segera membuka pintu kamar mandi dan bertanya, Ada apa?
Boleh aku sekalian ikut mandi? tanyanya.
Boleh saja, tapi aku juga tidak lama kok, paling cuma butuh satu menit, kataku.
Ya sudah, aku mandi sekarang. Aku juga tidak keberatan kok abang menonton aku man
di. jawabnya sambil langsung membuka seluruh bajunya hingga kini dia berdiri tela
njang bulat dihadapanku. Tolong sabunnya, pintanya kemudian.
Wajahku terasa panas dan terlihat merah padam dari pantulan kaca cermin yang ada
di kamar mandi, sementara itu batang penisku langsung tegang kaku menonjol dari
balik celana piyama yang kukenakan.
Mmm... aku lihat penis abang besar dan panjang, katanya sambil melihat ke arah sel
angkanganku. Pernahkah abang bercinta dengan seorang gadis sebelumnya? tanyanya le
bih lanjut.
Err, ti-tidak! kataku sedikit tergagap, sementara mataku melotot melihat buah dada
nya yang sudah tumbuh lebih besar dari ukuran anak seusianya, besar payudaranya
tidak berbeda dengan besar payudara gadis yang kemarin aku intip.
Kenapa, bang? Apa abang tertarik melihat payudaraku? Abang ingin menyentuh payuda
raku? Aku tidak keberatan kok. kata Marta sedikit acuh tak acuh.
Aku menelan ludah dan berkata, A-aku sangat ingin sekali, kataku dengan suara terp
utus dan parau. Tanpa membuang waktu lagi, aku menangkup kedua payudaranya denga
n kedua tangan dan meremasinya lembut. Terasa payudaranya yang tegak menantang t
ersebut sangat halus dan kenyal di tanganku, sedang kedua putingnya yang berwarn
a kemerahan sungguh menggiurkan, bagaikan sepasang anggur dari surga.
I-ini sungguh sangat indah dan mengundang, bolehkah bolehkah kuhisap? kataku sambil
mengelus sepasang puting tersebut.
Hisaplah kalau abang mau! jawabnya. Tanpa banyak bicara lagi, kuturunkan mukaku da
n kuhisap puting payudaranya.
Apakah ini yang abang ingin lihat ketika abang mengintip melalui jendela kamar ma
ndi di kamp? tanya Marta kepadaku saat aku mulai menurunkan mukaku, Akhh desahnya sa
at aku mulai menghisap puting tersebut, sementara badannya sedikit menggeliat.
Kunikmati emutanku pada puting payudaranya, kurasakan badan Marta sedikit gemeta
ran saat aku mengemut putingnya. Setelah beberapa lama baru aku menjawab Ya, tapi
yang aku benar-benar sangat ingin melihat adalah rambut kemaluan perempuan. Aku
sangat suka melihat vagina yang tebal dan tembem seperti punya kamu, Mar... bol
eh aku menyentuhnya? tanyaku.
Boleh, asal aku juga boleh menyentuh penis abang, jawabnya.
Dengan tergopoh-gopoh saking gembiranya, aku segera memegang vaginanya. Sejenak
kuremas mount pubicnya yang ditumbuhi rambut kemaluan yang halus dan masih jaran
g, jari-jariku perlahan menembus sela-sela rambut kemaluannya, dan kuelus belaha
n vaginanya yang terasa basah dan hangat.
Tubuh Marta kembali menggeliat, Akhh desahnya saat jariku mengelus belahan vaginany
a, sementara itu air mazi mulai mengalir dari lubang kencingku, cairan pelicin y
ang berfungsi untuk memudahkan penis masuk ke dalam lubang vagina. Jariku mulai
mengulir-ulir tonjolan daging yang berada tepat pada bagian atas bibir vaginanya
. Tubuh Marta kembali menggeliat Akhh desahnya serasa menggetarkan jiwaku.
Lalu jariku mulai mengelus daerah sekitar lubang vaginanya, sejenak kutekan-teka
n daerah disekitar itu, Apakah ada yang pernah memasukkan penisnya di sini? tanyak
u pada Marta.
Pernah, tapi hanya sekali. Saat itu aku sedang berkencan dengan Toni, dia sangat
ingin sekali memasukkan batang penisnya kesana. Tapi setelah itu aku putus denga
nnya, sejak itu aku tidak pernah melakukannya lagi. Tapi aku suka cara abang men
yentuhku. jawabnya polos.
Sungguh aku nyaris tidak percaya adikku yang baru berusia 13 tahun sudah bukan p
erawan lagi. Banyak teman perempuan kamu yang telah melakukannya? tanyaku lagi den
gan suar semakin parau.
Tentu, umumnya teman-teman perempuanku sudah pernah melakukannya meskipun hanya s
ekali seperti aku jawab Marta.
Kau kau menyukainya ketika Toni menyetubuhimu?
Yang bisa aku ingat adalah... rasa sakit saat pertama penisnya masuk, sakit dan p
erih, tapi itu tidak berlangsung lama. Toni segera memuncratkan air maninya, mem
buat vaginaku basah kuyup oleh cairan kental. Tapi aku sedikit menyukainya, teru
tama saat batang penisnya menggesek lubang vaginaku. Apa abang juga ingin memasu
kkan penis abang ke sana? jawab Marta dengan nada polos dan wajah tidak bersalah.
Tentu tentu saja, apakah ibu sudah pergi? tanyaku tergagap.
Sudah ibu sudah pergi ke restaurant, sedang kak Lena masih tidur, paling bangun ju
ga nanti siang, abang lebih kenal kebiasaannya. jawab Marta padaku. Lalu setelah
terdiam sejenak, dia melanjutkan. Mengapa kita tidak pergi ke kamar abang? katanya
.
Tanpa bicara lagi, segera kubopong tubuhnya dan kubaringkan di tempat tidurku. L
alu di bawah selimut, kami mulai saling menjelajahi tubuh masing-masing. Kuremas
-remas buah dadanya dengan gemas, sementara mulut kami tidak henti saling berpag
utan, sementara lidah kami saling belit dan saling menggelitik dengan nikmatnya.
Saat kuturunkan ciumanku ke arah lehernya, Marta segera menggeliat begitu bagian
bawah telinganya kuelus dengan ujung lidahku, Aakhhh desahnya menikmati aksi yang
kulakukan. Lalu ciumanku terarah semakin ke bawah, menyelusuri bahu dan dadanya,
sampai di pangkal payudaranya yang sebelah kanan. Sejenak aku menatapnya, lalu
tanpa buang waktu lagi segera kukulum puting susunya, sementara sebelah tanganku
meremasi buah dadanya yang lain.
Akhhh okhhh erang Marta tak henti-hentinya. Sekarang, bang... masukkan sekarang! Aku
sudah sangat ingin merasakan batang penis abang yang besar ini dalam vaginaku! ka
tanya sambil mengelus dan sedikit meremas batang penisku. Badanku menggeliat ket
ika merasakan elusannya. Aku segera menelungkupi tubuhnya, kucoba mendorong bata
ng penisku ke dalam vaginanya.
Aww!!! pekik Marta tertahan, Bukan disana, rendahkan sedikit tubuh abang. katanya sam
bil memegang batang penisku dan menuntunnya ke dalam lubang yang benar. Sekarang
dorong, bang! pintanya padaku.
Dengan sekuat tenaga, aku mendorong batang penisku, bles!!! terasa batang penisku
mulai masuk seiring dengan pekik tertahan Marta, Akhhh Terasa dinding vaginanya de
ngan ketat menggesek batang penisku. Sekali lagi kutekan pantatku kuat-kuat dan
slebb!!! batang penisku masuk seluruhnya. Kali ini Marta bukan hanya memekik liri
h, Akkhhh tapi badannya juga menggelinjang kuat.
Selanjutnya naluriku yang mulai bekerja, tanpa diperintah siapapun, aku segera m
engeluar-masukkan batang penisku dalam lubang vaginanya. Sementara itu, tanganku
juga tidak berhenti meremasi kedua buah dadanya, dan mulutku mengulum bibirnya
dengan lidah yang saling membelit. Ketika aku mengalihkan kulumanku pada puting
susunya, terdengar Marta mendesah, Akhh enak, Bang. Gesekan penis abang dalam luba
ng vaginaku terasa jauh lebih enak dibandingkan dulu dengan Toni. katanya.
Aku semakin memacu pompaanku pada vaginanya, karena ini baru kali pertama aku me
nyetubuhi perempuan, aku tidak dapat bertahan terlalu lama, segera kurasakan keg
elian yang nikmat pada batang penisku. Seharusnya aku menahan diri, tapi aku jus
tru semakin mempercepat pompaanku pada Marta.
Tak lama kemudian pompaanku semakin tidak terkendali. Akhh a-aku okh! ceracauku dan
, crutt crutt kurasakan air mani muncrat dari dalam batang penisku.
Seiring dengan itu, Marta justru memutar-mutar pantatnya dengan cepat, kepalanya
tertengadah dengan bibir digigitnya keras-keras. Okhhh lalu dengan diiringi keluha
n panjang, dia memeluk tubuhku erat-erat. Kami mencapai puncak kenikmatan secara
hampir bersama-sama.
Sejenak kami terdiam kaku dalam posisi tersebut, lalu akhirnya aku menggulingkan
tubuhku disisinya, setelah batang penisku yang mengerut lepas dari lubang vagin
anya. Waw... nikmat sekali, baru kali ini aku merasakan kenikmatan seperti itu. I
ni barangkali yang dinamakan orgasme yang, Bang? bisik Marta di telingaku. Aku ha
nya terdiam tanpa mampu menjawab.
Dengan Toni, aku tidak merasakan seperti ini. Ini bahkan lebih nikmat dibanding k
alau aku masturbasi. celotehnya kepadaku. Pantas banyak pria dan wanita yang menik
ah, rupanya bersetubuh merupakan hal yang ternikmat di dunia ini. lanjutnya sambi
l meremas-remas kembali batang penisku, ini ternyata yang jadi penyebabnya. katany
a lagi sambil tetap meremas-remas penisku. Tak lama kemudian penisku mulai tegak
kembali dengan gagah beraninya.
Waw... bang, dia kembali berdiri! cetus Marta sambil cekikikan. Aku tidak menjawab
, tapi aku langsung menggumulinya kembali, sehingga cekikikan Marta berubah menj
adi lenguhan nikmat. Akhh abang nakal, mempermainkan klitorisku terus! desahnya pad
aku. Kurasakan dari lubang vaginanya kembali mengalirkan air nikmat yang membuat
nya kembali basah, setelah aku mempermainkan kelentitnya beberapa lama.
Segera kunaiki tubuhnya kembali, kali ini tanpa dituntun lagi aku langsung memas
ukkan batang penisku pada liang vaginanya, Awww pekiknya saat batang penisku masuk
kembali ke dalam vaginanya. Perlahan sedikit, bang. Jangan terburu nafsu. pintanya
sambil menggigit telingaku pelan.
Hemmm hanya itu jawabku padanya, lalu tanpa banyak bicara lagi aku segera mengayunk
an pantatku, memompa vaginanya. Kali ini aku bisa bertahan dalam waktu yang cuku
p lama, mungkin karena sebelumnya aku sudah memuncratkan air maniku, maka aku ti
dak segera muncrat kembali.
Rintih dan erang Marta berpadu dengan lenguhku, akh okh bang akh
Ehm... ugh... aku semakin mempercepat pompaanku, kami tidak mempedulikan tubuh kam
i yang sudah bermandikan keringat, bahkan di wajah Marta kulihat keringat sebesa
r biji jagung mengembun di kening dan ujung hidungnya.
Semakin cepat dan semakin cepat aku mendayung, semakin cepat juga kurasakan pant
at Marta bergoyang mengimbangi desakanku, sampai akhirnya, Bangggg serunya dan mata
nya terbalik ke atas dengan kepala tertengadah, kurasakan tangannya mencengkram
pantatku sampai kuku jarinya melukaiku
Okhhh erang Marta dengan tubuh mengejang kaku. Aku yang tidak bisa bergerak karena
himpitan tangannya yang merangkul erat pantatku, terpaksa harus berdiam diri, ha
nya mulutku yang mengulum puting susunya, kuemut, kuelus dengan ujung lidah dise
lingi dengan gigitan pelan.
Saat kurasakan tubuhnya melemas, dan dekapan tangannya di pantatku mengendor, ak
u segera memacu kembali pantatku untuk bergerak naik turun di atas tubuhnya. Mar
ta untuk beberapa lama masih berdiam diri dengan lemasnya, tapi kemudian pantatn
ya mulai bergoyang kembali melayani desakanku.
Kembali terulang paduan rintih nikmat dan erang Marta dengan lenguhanku, Akh okh ba
ng akh
Ehm... ugh... kupercepat dan semakin kupercepat pompaanku, keringat bercucuran dar
i tubuhku dan tubuh Marta, kami betul-betul mandi keringat. Sampai akhirnya, kem
bali kurasakan rasa geli yang nikmat menjalar di batang penisku.
Mar aku aku kataku terputus-putus karena desakan nafsu. Tapi meskipun aku tidak menga
takan dengan jelas apa yang kumaksud, tampaknya Marta bisa menangkap maksudku, i
tu terlihat dari jawabannya.
Aku juga, bang mau okh katanya sambil mengguncangkan pantatnya keras-keras. Tak lama
kemudian aku tidak lagi mampu menahan desakan di batang penisku.
Marta kembali mendekap pantatku erat-erat, didorongnya pantatnya ke atas sambil
mengguncangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dengan keras, Bangggg akkkkkhhhhh eran
gnya.
Seiring dengan itu, aku merasakan pijatan yang ketat dan nikmat sekali di batang
penisku. Diiringi lenguhku yang semakin keras, Ugh ehmmm aku memuncratkan air manik
u untuk yang kedua kali.
Setelah berdiam beberapa lama, kami akhirnya pulih kembali dan sepanjang pagi it
u, aku dan Marta bersetubuh berulang kali, sampai sprei yang menutupi tempat tid
urku basah oleh paduan ceceran air nikmat kami serta keringat yang mengucur dari
tubuh kami. Marta kemudian mengganti spreiku dengan yang baru dan membawa yang
lama ke mesin cuci.
Sejak saat itu aku selalu bersetubuh dengan Marta setiap hari. Sedikitnya aku me
nyetubuhinya sekali di pagi hari, tapi seringnya aku menyetubuhinya beberapa kal
i dalam sehari, bahkan kadang malam hari pun kami bersetubuh juga jika keadaan m
emungkinkan.
Ibuku yang melihat Marta sudah menjadi gadis remaja menjelang dewasa mengijinkan
Marta memakai alat kontrasepsi, karena ibu tahu bahwa banyak remaja yang sudah
melakukan hubungan seksual pada masa kini. Dengan demikian aku tidak pernah mema
kai kondom saat aku bersetubuh dengan Marta.
Ibu tidak pernah tahu bahwa yang selama ini selalu menyetubuhi Marta bukanlah te
man atau pun pacarnya, tapi aku, kakak laki-lakinya. Sering sekali Marta mengata
kan, Aku ingin berkuda tanpa pelana, katanya padaku sebagai isyarat bahwa dia mint
a disetubuhi.
Kau terlalu banyak membaca novel seksual. kataku padanya suatu hari, karena Marta
sering sekali meminta posisi yang aneh-aneh saat bersetubuh. Tapi aku sungguh sa
ngat mencintai Marta terutama keahliannya dalam melayaniku bersetubuh.
Rumah Dosa - Part 2
fastest livescore
Apartemen yang kami tinggali berada di tingkat dua sebuah gedung apartemen yang
tingkat pertamanya digunakan untuk lahan bisnis. Tepat di bawah kami adalah toko
yang menjual barang-barang dari kulit, seperti tas, jaket, sepatu dan barang-ba
rang lainnya. Di malam hari, cahaya lampu jalan yang temaram sampai juga ke dala
m kamar-kamar kami. Pada saat-saat tertentu di malam hari, sering saya mencium b
au kulit dari toko di bawah dan saya cukup menyukai baunya, sedangkan suara kere
ta api juga terkadang terdengar sayup-sayup melintasi rel kereta yang berjarak k
urang lebih 500 meteran.
Tata letak apartemen yang kami tinggali melebar, dengan kamarku dan kamar saudar
i perempuanku berada di sayap utara, bagian tengah terdiri dari ruang tamu, ruan
g keluarga, ruang makan dan dapur, sedang sayap selatan terdiri dari kamar ibuku
. Di kedua ujung sayap juga terdapat kamar mandi.
Sedangkan pintu masuk ke dalam apartemen juga ada dua, yaitu yang satu dari ruan
g lobby, ini merupakan pintu utama dan terhubung pada jalan raya di depan aparte
men kami, disana terdapat lift dan tangga yang menghubungkan setiap tingkat dari
gedung apartemen, menggunakan jalan ini kita akan sampai pada pintu ruang tamu
apartemen kami.
Pintu kedua adalah menggunakan tangga darurat yang berada di samping apartemen k
ami serta terhubung pada gang di samping gedung apartemen. Jika kita menggunakan
jalan ini, kita akan sampai pada pintu darurat yang terletak di dalam dapur. Da
pur itu sendiri berada dekat dengan sayap selatan, sehingga begitu kita keluar d
ari dapur, kita akan keluar pada lorong depan kamar ibuku.
Tata ruang yang seperti ini juga memberi kebebasan pada ibuku saat dia berkencan
dengan beberapa orang relasinya. Aku tahu persis bahwa ibuku terkadang memberi
pelayanan seksual kepada relasi-relasinya tersebut, baik dengan tujuan memperlan
car usahanya, maupun sekedar kencan biasa untuk kesenangannya. Pada umumnya rela
si tersebut telah memiliki keluarga sendiri.
Saya ingat salah seorang teman kencan ibu adalah seorang salesman mobil bekas de
ngan istri dan dua anak yang berusia remaja. Aku tidak tahu apa yang membuat ibu
tertarik padanya, mengingat meskipun ibuku menikah di usia muda dan telah memil
iki tiga orang anak dari hasil pernikahannya dengan ayahku, tapi ibuku adalah se
orang wanita cantik yang awet muda, dengan bentuk tubuh yang masih tetap menggiu
rkan bagi laki-laki, bahkan aku yakin jika ibu mau, ibu masih mungkin mendapatka
n jodoh seorang perjaka. Itu terlihat jelas dari cara kaum lelaki memandangnya,
apabila ibu keluar rumah.
Aku ingat saat pertama kali aku melihat ibuku telanjang, kejadian itu setelah ku
rang lebih satu bulan sejak aku dan Marta berhubungan seksual. Suatu hari sepert
i biasa aku kuliah dan pulang lebih awal dari biasanya, rupanya keluargaku terma
suk ibuku menyangka bahwa aku yang biasanya sampai ke rumah jam 10 malam, masih
belum lagi akan pulang, karena hari baru menunjukkan pukul 7 malam. Hal itu terb
ukti kemudian dari tidak tertutupnya pintu kamar ibuku, meskipun aku heran kenap
a ibu tidak memperhitungkan kedua saudariku. Saat itu karena malas memutar ke de
pan yang jaraknya lebih jauh, aku masuk melalui pintu darurat yang biasanya meru
pakan tugasku untuk menguncinya.
Setelah aku masuk dan keluar dari dapur, kulihat pintu kamar ibuku terbuka, dan
terdengar bunyi yang tak asing lagi, suara decit batang penis yang keluar masuk
di lubang vagina serta suara kepala ranjang yang mengenai dinding berulang-ulang
. Penasaran, aku langsung mengintip ke dalam, meskipun saat itu lampu di kamar d
ipadamkan, tapi cahaya lampu jalanan mampu menerangi kamar ibuku melalui jendela
kamar, walaupun temaram.
Disana kulihat ibuku tengah bersenggama dengan si Salesman mobil bekas, saat itu
mereka tengah pindah posisi dari posisi misionaris menjadi posisi doggy style.
Dan aku baru tahu apa yang menarik dari diri si Salesman tadi, rupanya penisnya
besar dan panjang, melebihi ukuran normal. Aku melihat batang penisnya keluar ma
suk vagina ibuku dari arah belakang, mereka bersetubuh dengan serunya, sementara
ibuku berulang-ulang merintih nikmat, berpadu dengan geraman si Salesman yang j
uga merasakan kenikmatan gesekan penisnya dengan dinding vagina ibuku.
Okhhh Herry akhh rintih ibuku sambil memanggil si Salesman. Kulihat ibuku menggoyangk
an pantatnya secara bervariasi, kadang didorong ke belakang menyongsong batang p
enis Herry yang tengah didorong ke depan, kadang bergoyang ke kiri dan ke kanan
secara mendadak. Membuat Herry menggeram tak henti-hentinya. Hemmm ughh
Kocok lebih keras, Herr akhhh pinta ibuku pada Herry, yang segera menjawabnya dengan
memompa ibuku lebih cepat lagi.
Okhh Lin Linda lubang vaginamu sangat seret dan nikmat, uugh ceracau Herry pada ibuku.
Mereka tetap memacu birahi mereka tanpa mempedulikan keringat yang membanjiri t
ubuh Herry dan menetes pada pantat ibuku.
Lalu dengan sebuah geraman yang keras, Hemmm ehm tiba-tiba tubuh Herry menggigil, di
tancapkannya batang kemaluannya dalam-dalam di lubang vagina ibuku, tubuhnya sej
enak mengejang, sedangkan ibuku kalang kabut menggoyang-goyangkan pantatnya deng
an keras.
Akhh sialan kau, Herr aku hampir sampai, kau duluan keluar, uhh dulu kau mampu membu
at aku orgasme dua kali, sekarang kau cuma mampu sekali. keluh ibuku setengah mem
ekik karena kecewa. Sementara batang kemaluan Herry mulai mengerut dengan cepat
dan akhirnya keluar sendiri dari lubang vagina ibuku.
Rupanya meskipun ibuku telah menggoyang pantatnya kalang kabut, tapi puncak keni
kmatan bersetubuh yang kedua tidak dapat diraihnya. Maafkan aku, Lin habis makin l
ama, goyanganmu makin yahud saja, aku benar-benar tidak tahan menerimanya. jawab
Herry meminta maaf sambil merayu ibuku.
Aku sadar ibuku pasti segera keluar dari kamar, maka aku segera menyelinap ke be
lakang pintu dapur yang sedikit terbuka bekas aku masuk tadi. Dari celah pintu y
ang terbuka, segera kulihat ibuku keluar dari kamar dengan telanjang bulat, seme
ntara wajahnya masih menunjukkan raut kecewa, sedang tangan kanannya ditangkupka
n pada selangkangannya lewat celah pantatnya untuk mencegah air mani Herry berce
ceran di lantai.
Kulihat payudara ibuku yang besar berayun dari kiri ke kanan, sementara mount pu
bicnya tampak melentung ke depan, dengan rambut kemaluan yang lebat menutupinya.
Kupandangi tubuh mulus ibuku sambil menelan ludah, paha bulat panjang, pinggang
yang ramping, pantat besar membulat, dan buah dada yang besar, ditambah dengan
wajah yang cantik. Lelaki mana yang tidak akan tergiur untuk memilikinya.
Saat itu juga aku sadar, bahwa aku sangat ingin menyetubuhinya, terbayang dalam
benakku, kalau ibu bisa menyukai Herry si Salesman hanya karena batang penisnya
yang lebih besar dan panjang dari ukuran normal laki-laki, maka ibuku pasti akan
menyukai aku yang juga memiliki batang penis tidak kalah besar dan panjangnya d
ari Herry.
Ibuku rupanya langsung mandi, karena kudengar suara guyuran shower dari balik pi
ntu kamar mandi tersebut, sementara Herry yang telah mengenakan pakaiannya, kemu
dian keluar dari kamar ibuku. Diketuknya pintu kamar mandi, Lin aku pulang ya. kata
nya.
He-eh, jawab ibuku pendek, rupanya dia masih kecewa.
Herry segera keluar dari apartemen kami lewat ruang tamu, aku sendiri segera per
gi keluar dengan menggunakan tangga darurat. Di bawah, kulihat beberapa temanku
yang tinggal di apartemen yang sama, bergerombol di halaman. Rupanya mereka mere
ncanakan main bilyard. Aku ikut dengan mereka main bilyard, tapi hanya satu game
setelah itu aku pulang ke apartemen kami.
Kali ini aku pulang lewat jalan depan, sengaja kubuat beberapa suara yang cukup
berisik, agar ibuku tahu aku telah pulang. Sambil bernyanyi dengan suara sumbang
, aku mengunci pintu keluar dari ruang tamu. Lalu aku beranjak masuk ke ruang ke
luarga. Disana kulihat ibuku tengah duduk menonton TV di sofa dengan mengenakan
daster yang tipis transparan, mempertontonkan keindahan tubuhnya.
Malam, Ma, ada acara yang menarik untuk ditonton? tanyaku pada ibuku.
Tidak ada acara yang benar-benar menarik untuk ditonton. jawabnya sambil meraih se
bungkus rokok Dunhill Light. Diambilnya rokok sebatang dan dinyalakannya, sambil
menghembuskan hisapannya yang pertama, ibuku menepuk-nepuk sofa di sampingnya,
menyuruhku duduk disana.
Rokok? tawarnya padaku sambil menyodorkan bungkus rokok Dunhill Lightnya.
Tentu, jawabku sambil duduk di sampingnya dan mengambil sebatang rokok. Saat menyu
lut rokok, diam-diam aku merasa aneh, karena aku ingat saat pertama aku datang k
emari setelah ayahku bunuh diri, aku pernah ketahuan olehnya sedang merokok di t
angga, dan ibuku saat itu memarahiku sambil berceramah tidak baik seorang pemuda
merokok, meskipun dia sendiri perokok.
Don, Mama sudah berpikir tentang kamu, katanya memulai percakapan sambil matanya t
etap terarah pada TV, meskipun aku tidak yakin dia bisa menikmati tontonannya.
Memangnya kenapa, Mam? tanyaku sambil melirik ibuku dan menghembuskan asap rokok.
Itu, tentang insiden di acara kamp gereja. katanya perlahan sambil berpaling padak
u.
Mam, aku sangat menyesal atas kejadian itu. Aku tahu aku telah membuat malu mama
dan keluarga kita. Aku tidak tahu harus berkata apa, yang jelas aku hanya ingin
tahu bagaimana tubuh gadis-gadis jika tidak memakai baju. Itu saja, tidak ada ma
ksud lain. jawabku mencoba menjelaskan posisiku.
Kamu memang laki-laki normal, karena itu wajar jika kamu punya rasa penasaran ten
tang bagaimana sih tubuh wanita jika tidak mengenakan baju, mama tidak terlalu m
enyalahkanmu mama terhenti sejenak lalu lanjutnya sambil memandang TV kembali. Don,
kamu tahu bahwa dari dulu kamu adalah anak kesayangan mama. Tapi karena sudah t
erlalu lama kamu tidak tinggal dengan mama, maka terkadang sekarang ini sulit ba
gi mama untuk menganggapmu sebagai anak mama, bukankah ini suatu hal yang logis?
Bisakah kamu memahami apa yang mama maksudkan?
Sedikit kurasa. jawabku yang sebenarnya masih kebingungan.
Karena itu, mama sekarang akan bersikap berbeda kepadamu dari sikap mama yang seb
elumnya, karena mama akan berbuat lebih jujur, sesuai dengan apa yang mama rasak
an, bahwa kamu rasanya bukan anak mama, meskipun mama tetap sangat mencintaimu. k
ata mama kepadaku, Kamu bisa menerima itu bukan? lanjutnya padaku.
Sekali lagi, meskipun aku masih kebingungan, aku menganggukkan kepalaku.
Mama mengulurkan tangan untuk mematikan rokoknya, lalu mama bergeser merapat pad
aku, sambil tangannya meraih tanganku serta meletakkannya di buah dadanya. Buah
dada mama jauh lebih besar dari buah dada Marta yang masih tumbuh, dan aku ingat
aureolesnya juga lebih besar dan berwarna coklat.
Ibuku berdiri dan menarikku sampai aku berlutut di depannya, dibukanya baju dast
er tipis yang menerawang itu, sehingga dia berdiri telanjang di depanku. Segera
kenanganku kembali pada saat dia keluar dari kamarnya dengan tangan menangkup va
ginanya lewat celah pantat, serta payudaranya yang bergoyang saat dia bergegas b
erjalan ke kamar mandi. Batang penisku segera mengacung tegak kaku seakan ingin
menjebol celana yang tengah kupakai.
Peluk mama, Nak! Raba, elus dan remas seluruh tubuh mama sesuka hatimu! pintanya p
adaku.
Bibir dan tenggorokkanku terasa kering, dengan menelan ludah aku menuruti permin
taannya. Aku memeluknya dengan erat, sementara tanganku mengelus pinggangnya yan
g ramping, pantat dan pinggulnya yang membulat, lalu perlahan kucium lehernya ya
ng wangi, serta kujilati daun telinganya sampai dengan lubang telinganya. Ciuman
dan jilatanku kembali beralih pada lehernya, Akhh desah ibuku di telingaku.
Sejenak muka kami merenggang, kami saling bertatapan sejenak, lalu entah siapa y
ang memulai, tapi bibir kami akhirnya saling melekat dalam suatu ciuman yang nik
mat. Kukulum bibirnya dengan gemas, sementara tanganku meremas payudaranya yang
besar, Ookh betapa kenyal dan halusnya payudara ibuku. batinku.
Oh, ya begitu caranya, itu terasa begitu nikmat. Ehm, mari kita ke kamar mama, Don
! Dan buka seluruh pakaianmu. kata ibuku kepadaku setelah kuluman bibir kami terl
epas.
Bagaimana dengan saudari-saudariku? tanyaku dengan suara gemetar karena dorongan n
afsu.
Tenang, tadi siang mereka datang ke restaurant untuk pamit kepada mama bahwa mere
ka malam ini akan menginap di rumah teman-temannya. Ini adalah kesempatan bagi k
ita untuk saling mengenal lebih intim, dengan cara yang berbeda dari biasanya. ja
wab ibuku. Baru kini aku mengerti, kenapa ibu sedemikian lalainya tidak menutup
pintu kamarnya saat tadi bersetubuh dengan Herry, rupanya ibu sudah tahu saudari
-saudariku tidak ada, dan aku pasti belum pulang.
Aku nyaris tidak percaya dengan apa yang kualami, aku ingat betapa aku sangat in
gin menidurinya hanya dua jam lalu, saat aku memergokinya bersetubuh dengan Herr
y. Sekarang dia mengundangku ke kamarnya di mana dia baru saja menghibur orang l
ain, sepertinya semua keinginanku yang tadi segera akan terlaksana.
Dengan segera aku membopong tubuh ibuku yang telanjang bulat. Sambil berjalan ke
kamarnya, mulutku kembali mengulum puting susunya yang telah menegak, seakan me
nantang untuk diemut.
Sesampainya di kamar, kulihat tempat tidur ibuku masih berantakan. Meskipun ibuk
u telah merapikan seprainya, aroma persetubuhannya tadi masih tercium di udara,
dan itu membuat gairahku bertambah dua kali lipat, dan batang penisku di dalam c
elana berdenyut-denyut kencang. Dalam hati aku bertanya-tanya, apakah ibuku meny
adari hal itu?
Kuturunkan ibuku, sampai dia terbaring di atas ranjang dalam keadaan telanjang b
ulat. Seperti tengah menggodaku, kedua kakinya segera dikangkangkan, memperlihat
kan secara jelas belahan vaginanya di bawah cahaya lampu kamar. Kulihat rambut k
emaluan ibuku yang lebat, dan bibir vaginanya yang setengah terbuka, dan secuil
daging tampak mengintip tepat pada bagian atas bibir vaginanya.
Segera kulepaskan seluruh bajuku, dan aku segera berbaring disampingnya, Wow rupan
ya anak mama memiliki batang penis yang luar biasa, ughhh begitu indah, sangat be
sar dan panjang, dengan otot yang kuat! pekik ibuku saat melihat batang penisku,
sambil mengangkat sedikit kepalanya memandang penisku.
Ibu segera memiringkan tubuhnya, dan dia mendekapku erat-erat dengan tubuh telan
jangnya. Kain spreinya terasa masih basah dan lengket saat dia memelukku dengan
kuat.
Hal itu semakin merangsang aku, karena mengingatkan akan batang penis Herry yang
menerobos lubang vagina ibuku dari belakang, dan aku nyaris tidak sabar untuk m
emasukkan batang penisku ke lubang yang sama.
Cium aku, Nak! pinta ibuku sambil perlahan mengelus batang penisku. Sedikit tergel
injang karena elusannya, aku segera mencium bibirnya yang mungil, kukulum bibirn
ya dengan penuh nafsu, kurasakan lidah ibuku menujah gigiku dan perlahan mengelu
snya dengan ujung lidahnya.
Segera kukejutkan ibuku dengan lidahku yang kujulurkan langsung ke dalam mulutny
a, Mmmmhhh lenguh ibuku sambil membalas perbuatanku dengan menghisap lidahku. Kami
berciuman dengan penuh gairah, lidah kami saling elus dan saling belit, membuat
gairah kami melambung ke atas awan.
Hmmm... mmm dengusan kami saling bersahutan, sementara nafas kami menjadi tersengal
, bukan saja karena pernafasan kami sedikit terhalang oleh ciuman kami yang sang
at lama, tapi juga karena nafsu yang semakin memuncak dan menggelora.
Kamu tampaknya sudah sangat berpengalaman, apakah kamu pernah meniduri perempuan
sebelum ini? tanya ibuku padaku setelah pagutan bibir kami terlepas.
Aku sempat panik sejenak, aku khawatir mama mengetahui aktifitasku selama sebula
n ini meniduri Marta, adikku, tapi segera kuingat satu-satunya bukti adalah kain
spreiku yang selalu dicuci Marta setiap habis bersetubuh, karena mencucikan baj
u dan lainnya memang tugasnya. Jadi tidak mungkin dapat ditemukan bukti. Dan hal
ini menenangkanku.
Tidak, aku hanya pernah mencium beberapa orang gadis itu saja, selebihnya aku mel
ihatnya di film porno yang kutonton beramai-ramai dengan temanku. jawabku berboho
ng.
Ibuku menatapku dengan lekat, seakan ingin meneliti apa aku bohong atau tidak. A
ku balas menatapnya sambil menenangkan diri. Jadi kamu masih perjaka? tanya ibu sa
mbil tersenyum.
Kecuali mama menganggap onani berarti kehilangan keperjakaan, maka aku memang mas
ih perjaka. kembali aku berbohong.
Doni, Doni, kamu memang anak baik, mama pikir kini saatnya kamu merasakan pengala
man pertamamu. Kemari anakku sayang, biar mama tunjukkan sesuatu. lanjut mama sam
bil tersenyum senang.
Aku tergelinjang kegelian, geli yang sangat nikmat saat ibuku menjilati telingak
u. Aaghh erangku tak tertahankan. Lalu ibu menciumi leherku dan menggigitnya dengan
gigitan mesra, kembali aku tergelinjang.
Nah, kamu dapat berbangga kepada kawan-kawanmu bahwa seorang perempuan telah memb
erimu gigitan cinta, tapi awas jangan mengatakan mama yang melakukannya. bisik ib
uku di telingaku.
Lidahnya menyusur kebawah, diciuminya dadaku sambil terus dijilatnya, saat sampa
i pada puting susuku, tiba-tiba diemutnya sambil ujung lidahnya menggelitik ujun
gnya, Akhh Mam tak tertahankan, aku kembali mengerang kenikmatan. Ibuku beralih mela
kukan hal yang sama pada puting yang satunya lagi, kembali aku menggeliat sambil
mendesah, Aakhh
Sementara ibuku melakukan aksinya, tanganku tidak tinggal diam, kuremas-remas ke
dua buah dadanya dengan nikmatnya. Ketika jilatan ibuku sampai di perut, aku seg
era sadar, dia ingin membuatku mengalami orgasme dengan mulutnya, karena itu aku
segera menahan kepalanya sambil berkata. Mam, posisi tubuh mama jangan begitu. A
ku pernah melihatnya di film, ini seharusnya ada di mulutku! kataku sambil mengus
ap selangkangannya.
Kau benar, itu posisi sixtynine jawab ibuku, Tapi itu kita lakukan nanti, sekarang
mama ingin membuatmu merasakan kepuasan terlebih dahulu. jawab mama sambil melanj
utkan aksinya. Lidahnya kembali menjilati perut bawahku, sampai pangkal paha, la
lu dia menjilati kantung pelirku, dan menghisapnya.
Terasa agak ngilu tapi nikmat saat ibuku mempermainkan buah pelirku, lalu lidahn
ya menjilat makin ke atas, kini batang penisku yang dijilatnya, sampai aku menge
luarkan air mazi yang cukup banyak, dan hup! mulut ibuku tiba-tiba mengulum kepa
la penisku, sambil menghisap air mazi yang meleleh keluar, Aakhhh kembali desahku t
ak dapak kutahan.
Kini mama selain menghisap batang penisku, lidahnya juga bermain-main di lubang
kencingku, mataku terbeliak merasakan kenikmatan itu, Aakhh mama okh... nikmat seka
li ceracauku sambil meremas-remas rambutnya.
Ibuku mulai menaik turunkan mulutnya untuk mengocok batang penisku, saat mulutny
a turun, selalu dibarengi dengan hisapannya pada batang kemaluanku, serta jilata
n lidahnya pada kepala penisku. Aku benar-benar tidak tahan lagi, hasrat yang te
lah muncul sejak aku melihat ibuku bersetubuh, dan telah kutahan sedemikian lama
, membuatku dengan cepat merasakan rasa geli yang nikmat pada penisku.
Segera kujambak rambut di kepalanya dan kupegang kepalanya agar mengulum batang
penisku lebih dalam, dan Akhhh okhhhh... mam akuu okhhh!!! dengan erangan yang keras,
aku memuncratkan air maniku di dalam mulutnya.
Ibuku tetap mengulum batang penisku, kini gerakannya searah, dari pangkal ke kep
ala penis, sambil terus menghisap dan menelan seluruh air maniku, tanpa tersisa.
Badanku kejang beberapa saat, lalu ketika krucil.netan air maniku berakhir, tak
terasa tubuh melemas.
Gimana, nikmat? tanya ibuku sambil melap mulutnya dengan tisue.
Wow hebat sekali, mam, jauh lebih nikmat daripada onani. jawabku.
Nah ingat-ingatlah, mulai kini mama melarang kamu onani. Kalau kamu ingin, mama a
kan membantu memuaskan kamu, Don. lanjut ibuku sambil mencium bibirku.
Mam, bolehkah aku menciumi seluruh tubuhmu? tanyaku setelah bibir kami terpisah.
Tentu tentu Doni boleh melakukannya, bahkan mama akan mengajari Doni bagaimana cara
nya memuaskan wanita. jawab ibuku sambil tersenyum dan berbaring telentang di seb
elahku.
Aku mulai dari menciumi dahinya, lalu menjalar mengarah ke bawah, mata, hidung,
pipi, dan akhirnya kukulum bibir ibuku, cukup lama aku mengulumnya sambil lidah
kami saling hisap dan saling belit. Lalu kutiru gerakannya dengan menjilati luba
ng telinganya, Aaughh kamu pintar, sayang! desah ibuku sambil menggeliat kegelian s
aat lidahku menggelitik lubang telinganya.
Kugigit pelan daun telinganya, lalu kujilati belakang telinganya, jilatanku kemu
dian menjalar pada leher dan kuduknya, kubalas gigitan ibuku dengan memberinya c
upangan yang besar di lehernya. Ssst jangan, Don, nanti banyak yang akan memperhat
ikan mama. cegah ibuku sambil tubuhnya menggelinjang karena cupanganku. Tapi aku
tidak mempedulikannya, aku terus mencupangnya sampai akhirnya ibuku menyerah dan
membiarkan aku mencupangnya.
Lidahku kemudian menjalar pada bahunya, lalu dengan suatu gerakan pasti, kubuka
ketiak ibuku dan kujilati ketiaknya yang tidak berbulu karena rajin ke salon. Sst
tt hess desis ibuku kegelian karena ulahku. Kini lidahku menjalar di dadanya. Denga
n sebuah tangan, kuremas buah dada kirinya, sedangkan mulutku kini mengulum buah
dadanya yang kanan, perlahan tapi pasti, akhirnya kuemut puting susunya yang te
lah tegak menantang. Aku mengemut sambil mengelus-elus kepala puting itu dengan
ujung lidahku. Puas dengan yang kanan, emutanku berganti pada puting yang kiri,
sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya yang kanan.
Lalu lidahku menjilati perutnya, semakin ke bawah dan tampaklah sekarang vaginan
ya terpampang tepat di depan mataku. Aku tertegun sejenak memandang vagina ibuku
, vagina itu lebih besar dibanding punya Marta, dengan rambut kemaluan yang lebi
h lebat juga. Kugerakkan tanganku untuk membuat kaki ibuku lebih terkangkang.
Terlihat klitorisnya juga lebih besar dan lebih menonjol dibandingkan Marta, sem
entara bibir vaginanya tampak sedikit menggelambir. Kusingkapkan bibir vaginanya
dengan jariku sehingga bagian dalam vaginanya yang berwarna merah kecoklatan mu
ncul, terlihat cairan pelicin mulai muncul dari lobang vaginanya.
Apa yang sedang kau lihat, sayang? Ini namanya klitoris dan merupakan pusat kenik
matan wanita, semua wanita akan segera mengalami orgasme jika itu dimainkan deng
an benar. kata ibuku sambil jari telunjuk kanannya menunjuk seupil daging yang be
rada tepat di atas bibir vaginanya.
Tanpa membuang waktu lagi kujulurkan lidahku dan kujilat sepanjang vaginanya. Aak
khhhh... okhhh erang ibuku penuh nikmat. Selama beberapa saat kulakukan hal itu, s
ebelum dengan tiba-tiba kukulum cepat klitorisnya. Ibuku menggelinjang dengan he
bat sambil mengerang lebih keras Aaaakkkhhhh okhhhhh akkkkhhhh... erang nikmatnya te
rasa menggetarkan jiwaku.
Kulihat tangan ibuku meremas-remas kain sprei dengan kuatnya, sementara kakinya
mulai menyepak-nyepak tempat tidur. Aksiku kini berubah, kujilat sekali dari ata
s ke bawah, lalu lidahku kujulurkan masuk dalam lobang vaginanya, terasa cairan
pelicin ibu sedikit asin rasanya.
Aku kembali mengulum klitorisnya, sementara dua jariku kumasukkan ke dalam loban
g vaginanya. Baru juga dua kali jari-jariku menggelitik bagian dalam vaginanya,
pantat ibuku tiba-tiba terangkat ke atas, sedangkan kedua tangannya menekan kepa
laku ke arah selangkangannya, Aaaakkkhhhh okhhhh dengan erangan yang keras, puncak k
enikmatan seksual ibuku diraihnya.
Lalu saat tubuhnya melemas, aku segera menelungkupinya, dan kumasukkan batang pe
nisku ke dalam lubang vaginanya, blesss!!! penisku masuk seluruhnya yang langsun
g disambut dengan emutan dinding vaginanya. Dari posisi klitorisnya yang menonjo
l, aku tahu aku harus lebih banyak melakukan gesekan agar klitorisnya juga lebih
banyak tergesek rambut kemaluanku. Dan aku melakukannya.
Tubuh ibuku yang mula-mula masih lemas dan membiarkan aku memompanya, perlahan b
erubah, kini dia memberi respon dengan menggoyangkan pantatnya ke kiri dan ke ka
nan, mengimbangi desakanku. Aakhhh okhh kamu pintar sekali, Don okhhh!!! ceracau ibuk
u ketika dia mulai mengimbangi pompaanku. Aku sendiri hanya bisa mendengus-dengu
s karena nikmatnya, ternyata dinding vagina ibuku masih ketat meskipun dia sudah
berusia 40 tahun.
Aaaakkkhhh okkhhh desahan ibuku berpadu dengan lenguhanku.
Uughhh ukhhh... kupercepat pompaanku, lalu kurasakan ibuku mulai memutar-mutar pant
atnya, aku segera merubah cara memompaku dengan memompa sambil memutar-mutar pan
tatku berlawanan arah dengan putarannya.
Akhhhh okkhhhh desah kami semakin keras.
Tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba tubuh ibuku mengejang sambil menaikkan pan
tatnya tinggi-tinggi. Doniiiii okhh akh mama... akhh keluarghh ceracaunya sambil meneka
n pantatku dengan kedua tangannya. Kubiarkan ibuku menikmati orgasmenya, sampai
akhirnya tubuhnya melemas sedangkan matanya terpejam.
Kucium bibirnya sekilas lalu aku segera memompanya lagi. Ibuku masih belum menun
jukkan reaksi, tapi aku tetap memompanya perlahan untuk membangkitkan kembali ga
irahnya. Dan harapanku terlaksana beberapa menit kemudian, kurasakan ibuku mulai
merespon pompaanku.
Linda sayang, aku ingin kamu menungging. bisikku di telinganya.
Ibuku yang sejak tadi memejamkan matanya, tiba-tiba membuka matanya, HussDoni mula
i kurang ajar ya sama mama? katanya sambil mencubit pelan pinggangku.
Kenapa, Lin bukankah kamu tidak bisa menganggap aku anakmu, maka akupun tidak bisa
menganggapmu ibuku, bahkan kini aku sudah menyetubuhimu, maka kamu sekarang sud
ah jadi istriku, Linda saying! jawabku.
Uh kamu ada-ada saja, tapi emmm, Doni boleh memanggilku Linda saat kita bersetubuh,
atau hanya ada kita berdua. Tapi kalau ada orang lain, Doni tetap harus memangg
ilku mama, mengerti? katanya sambil tetap memutar-mutar pantatnya. Ketika dilihat
nya aku mengangguk, ibuku tersenyum dan mencium bibirku, Ayo kalau kamu ingin pos
isi doggystyle, katanya kemdian.
Aku menghentikan pompaanku, lalu kami berganti posisi dan kembali kumasukkan bat
ang kemaluanku ke dalam lobang vagina ibuku, dalam posisi ini kemutan dinding va
gina ibuku terasa lebih ketat, pantas Herry segera menyerah. Tapi tidak dengan a
ku, aku telah bertekad untuk memuaskan ibuku sampai dia bertekuk lutut pada diri
ku, karena aku berniat menghilangkan kebiasaannya bersetubuh dengan lelaki lain.
Aku bertekad sejak sekarang hanya aku yang boleh menyetubuhinya.
Kulakukan segala cara untuk membuatnya cepat menggapai orgasmenya, sementara aku
sendiri harus bertahan sekuat tenaga agar tidak muncrat lebih dahulu. Pengalama
nku dengan Marta banyak membantuku, kuulurkan sebelah tanganku untuk meraih klit
orisnya, dan mengulir-ulirnya. Ibuku hanya bertahan beberapa menit sampai akhirn
ya dia mencapai orgasmenya yang kedua.
Akhhh okhhh erangnya dengan keras sebelum tubuhnya mengejang kaku, kembali kubiarkan
ibuku sampai tubuhnya lemas kembali, lalu segera kuminta padanya agar berbaring
terlentang kembali. Okhhh kamu hebat sekali, Don! katanya dengan suara lemah, samb
il membaringkan tubuhnya yang masih lemas.
Tanpa banyak bicara lagi, aku segera memompanya, lagi dan lagi sampai akhirnya a
kupu tidak dapat bertahan lebih lama, Ughhh, Lindaaku tidak tahan lagi! kataku kepa
da ibuku.
Tahan sebentar, sayang, aku juga mau sampai. jawabnya sambil mengguncang-guncangka
n pantatnya dengan dahsyat. Aku kini berdiam diri, berusaha keras agar bisa mera
sakan orgasme secara bersamaan.
Dan ketika tangan ibuku kembali mencengkram pantat dengan kerasnya, akupun memuc
ratkan air maniku yang kedua kalinya malam itu, bersamaan dengan orgasme kelima
ibuku karena ulahku.
Lin, akhhh
Doniiii... okhhh
Erang kami bersamaan saat puncak kenikmatan persetubuhan kami raih secara bersam
a. Tubuh kami mengejang dengan kuatnya, lalu perlahan melemas dan aku ambruk di
atas tubuh ibuku. Sejenak kami terdiam merasakan sisa-sisa kenikmatan. Setelah b
eberapa saat, baru aku mengangkat kepalaku menatap wajah cantik ibuku. Seulas se
nyum tampak di bibir ibuku ketika mata kami bertemu pandang.
Kucium bibirnya lembut, lalu kupandangi kembali wajahnya yang cantik. Mama tidak
mengira kau begitu hebatnya, untuk membuat kamu mengeluarkan air mani kedua kali
nya, harus mama bayar dengan empat kali orgasme. Tahukah kamu, hal seperti ini b
aru kali ini mama alami. katanya dengan suara lirih setengah mengambang.
Sebenarnya mama hampir tidak percaya kalau Doni masih perjaka, karena apa yang ta
di Doni lakukan sulit dikerjakan oleh orang yang sangat berpengalaman sekalipun,
tapi mama terpaksa percaya, karena hanya perjaka yang langsung bisa tegang lagi
setelah memuncratkan air maninya. lanjutnya dengan suara tetap lirih, tapi kuras
akan tangannya meraba batang kemaluanku yang memang menegang lagi.
Aku hanya tersenyum sambil kembali memasukkan batang penisku ke dalam lubang vag
inanya, Uughh kamu memang luar biasa, Doni sayangku! kata ibuku saat batang penisku
masuk kembali ke dalam vaginanya.
Linda sayang, mulai kini Doni tidak mengijinkan kamu berhubungan seks dengan laki
-laki lain, hanya aku yang boleh menyetubuhimu. Doni minta kamu tinggalkan kebia
saan membawa laki-laki ke dalam kamar ini, baik dengan alasan bisnis maupun hany
a sekedar memenuhi hasrat seksualmu. Doni akan setia memuaskanmu kapan pun juga,
sehingga kamu tidak memerlukan siapapun lagi, berjanjilah padaku sekarang. katak
u kepada ibuku.
Darimana kamu tahu aku suka membawa laki-laki ke kamar ini? tanya ibuku dengan ken
ing berkerut.
Aku, Lena dan Marta tidak buta, Lindaku sayang, karena itu kuminta kamu berjanji
padaku untuk tidak bersetubuh dengan siapapun juga kecuali denganku. kataku sambi
l mulai memaju mundurkan pantatku, tapi mataku tetap memandang mata ibuku.
Mata ibuku sedikit meredup saat dirasakannya gesekan batang penisku di lubang va
ginanya, Aku berjanji sayang, asal Doni juga berjanji selalu siap menyetubuhiku k
apan saja. katanya sambil mulai menggoyangkan pantatnya lagi.
Malam itu aku menyetubuhinya sebanyak tiga kali, dan membuat ibuku mengalami org
asme tak kurang dari sebelas kali. Sejak saat itu Linda, ibuku, tidak pernah lag
i menerima tamu laki-laki, dan aku harus membagi waktuku untuk meyetubuhi dua or
ang perempuan sekaligus, Linda, Ibuku dan Marta, adikku.
Aku dan ibuku sering mandi bersama dan aku menyabuni sekujur tubuhnya, termasuk
payudaranya yang besar dan rambut kemaluannya yang lebat dan hitam, serta vagina
nya. Pada saat seperti itu selalu ibuku menghisap batang kemaluanku, tapi aku ti
dak pernah lagi mengijinkannya menghisap air maniku, tapi saat dia memberiku blo
wjob, setiap kali pula aku memasturbasinya, sampai dia orgasme. Dan setiap kali
aku menuntaskan permainan di kamar mandi dengan persetubuhan yang mengasyikan. B
erbagai macam gaya kami lakukan, mulai dari ibuku bersandar di dinding kamar man
di sambil mengangkat sebelah kakinya dan aku berdiri memompanya, atau dia berdir
i sambil nungging sementara aku memompanya dari belakang, sampai dia duduk di pi
nggir bak mandi sementara aku memompanya dari depan.
Tapi saat-saat yang paling kusukai adalah ketika ibuku dengan telanjang bulat me
nyelinap ke tempat tidurku. Kadang di siang hari jika kami ada yang terangsang,
selalu saling menghubungi, lalu janjian bertemu di sebuah motel dan kami bercint
a habis-habisan di kamar motel.
Bertahun kami melakukannya, sampai akhirnya Lena menyandang gelar sarjana dan me
nikah dengan teman kuliahnya, mereka pindah ke kota lain yang jauh karena suamin
ya bekerja disana. Sedang Marta adikku setamat SMA, dia menikah karena hamil ole
h ulahku, suaminya adalah laki-laki yang dijebaknya untuk menyetubuhinya, lalu d
ia harus bertanggung jawab untuk kehamilan yang disebabkan ulahku.
Ibuku sendiri senang Marta cepat menikah, karena dengan demikian hanya tinggal k
ami berdua yang ada di rumah, apalagi Marta juga dibawa suaminya pindah ke kota
yang cukup jauh, kami makin bebas bertindak seperti suami istri di apartemen kam
i, meskipun sebetulnya kami adalah ibu dan anak. Saat aku meraih gelar sarjanaku
setahun setelah Marta menikah, aku tidak bekerja tapi mengurus restauran milik
ibuku atau istriku.
Rumah Dosa - Part 2
fastest livescore
Apartemen yang kami tinggali berada di tingkat dua sebuah gedung apartemen yang
tingkat pertamanya digunakan untuk lahan bisnis. Tepat di bawah kami adalah toko
yang menjual barang-barang dari kulit, seperti tas, jaket, sepatu dan barang-ba
rang lainnya. Di malam hari, cahaya lampu jalan yang temaram sampai juga ke dala
m kamar-kamar kami. Pada saat-saat tertentu di malam hari, sering saya mencium b
au kulit dari toko di bawah dan saya cukup menyukai baunya, sedangkan suara kere
ta api juga terkadang terdengar sayup-sayup melintasi rel kereta yang berjarak k
urang lebih 500 meteran.
Tata letak apartemen yang kami tinggali melebar, dengan kamarku dan kamar saudar
i perempuanku berada di sayap utara, bagian tengah terdiri dari ruang tamu, ruan
g keluarga, ruang makan dan dapur, sedang sayap selatan terdiri dari kamar ibuku
. Di kedua ujung sayap juga terdapat kamar mandi.
Sedangkan pintu masuk ke dalam apartemen juga ada dua, yaitu yang satu dari ruan
g lobby, ini merupakan pintu utama dan terhubung pada jalan raya di depan aparte
men kami, disana terdapat lift dan tangga yang menghubungkan setiap tingkat dari
gedung apartemen, menggunakan jalan ini kita akan sampai pada pintu ruang tamu
apartemen kami.
Pintu kedua adalah menggunakan tangga darurat yang berada di samping apartemen k
ami serta terhubung pada gang di samping gedung apartemen. Jika kita menggunakan
jalan ini, kita akan sampai pada pintu darurat yang terletak di dalam dapur. Da
pur itu sendiri berada dekat dengan sayap selatan, sehingga begitu kita keluar d
ari dapur, kita akan keluar pada lorong depan kamar ibuku.
Tata ruang yang seperti ini juga memberi kebebasan pada ibuku saat dia berkencan
dengan beberapa orang relasinya. Aku tahu persis bahwa ibuku terkadang memberi
pelayanan seksual kepada relasi-relasinya tersebut, baik dengan tujuan memperlan
car usahanya, maupun sekedar kencan biasa untuk kesenangannya. Pada umumnya rela
si tersebut telah memiliki keluarga sendiri.
Saya ingat salah seorang teman kencan ibu adalah seorang salesman mobil bekas de
ngan istri dan dua anak yang berusia remaja. Aku tidak tahu apa yang membuat ibu
tertarik padanya, mengingat meskipun ibuku menikah di usia muda dan telah memil
iki tiga orang anak dari hasil pernikahannya dengan ayahku, tapi ibuku adalah se
orang wanita cantik yang awet muda, dengan bentuk tubuh yang masih tetap menggiu
rkan bagi laki-laki, bahkan aku yakin jika ibu mau, ibu masih mungkin mendapatka
n jodoh seorang perjaka. Itu terlihat jelas dari cara kaum lelaki memandangnya,
apabila ibu keluar rumah.
Aku ingat saat pertama kali aku melihat ibuku telanjang, kejadian itu setelah ku
rang lebih satu bulan sejak aku dan Marta berhubungan seksual. Suatu hari sepert
i biasa aku kuliah dan pulang lebih awal dari biasanya, rupanya keluargaku terma
suk ibuku menyangka bahwa aku yang biasanya sampai ke rumah jam 10 malam, masih
belum lagi akan pulang, karena hari baru menunjukkan pukul 7 malam. Hal itu terb
ukti kemudian dari tidak tertutupnya pintu kamar ibuku, meskipun aku heran kenap
a ibu tidak memperhitungkan kedua saudariku. Saat itu karena malas memutar ke de
pan yang jaraknya lebih jauh, aku masuk melalui pintu darurat yang biasanya meru
pakan tugasku untuk menguncinya.
Setelah aku masuk dan keluar dari dapur, kulihat pintu kamar ibuku terbuka, dan
terdengar bunyi yang tak asing lagi, suara decit batang penis yang keluar masuk
di lubang vagina serta suara kepala ranjang yang mengenai dinding berulang-ulang
. Penasaran, aku langsung mengintip ke dalam, meskipun saat itu lampu di kamar d
ipadamkan, tapi cahaya lampu jalanan mampu menerangi kamar ibuku melalui jendela
kamar, walaupun temaram.
Disana kulihat ibuku tengah bersenggama dengan si Salesman mobil bekas, saat itu
mereka tengah pindah posisi dari posisi misionaris menjadi posisi doggy style.
Dan aku baru tahu apa yang menarik dari diri si Salesman tadi, rupanya penisnya
besar dan panjang, melebihi ukuran normal. Aku melihat batang penisnya keluar ma
suk vagina ibuku dari arah belakang, mereka bersetubuh dengan serunya, sementara
ibuku berulang-ulang merintih nikmat, berpadu dengan geraman si Salesman yang j
uga merasakan kenikmatan gesekan penisnya dengan dinding vagina ibuku.
Okhhh Herry akhh rintih ibuku sambil memanggil si Salesman. Kulihat ibuku menggoyangk
an pantatnya secara bervariasi, kadang didorong ke belakang menyongsong batang p
enis Herry yang tengah didorong ke depan, kadang bergoyang ke kiri dan ke kanan
secara mendadak. Membuat Herry menggeram tak henti-hentinya. Hemmm ughh
Kocok lebih keras, Herr akhhh pinta ibuku pada Herry, yang segera menjawabnya dengan
memompa ibuku lebih cepat lagi.
Okhh Lin Linda lubang vaginamu sangat seret dan nikmat, uugh ceracau Herry pada ibuku.
Mereka tetap memacu birahi mereka tanpa mempedulikan keringat yang membanjiri t
ubuh Herry dan menetes pada pantat ibuku.
Lalu dengan sebuah geraman yang keras, Hemmm ehm tiba-tiba tubuh Herry menggigil, di
tancapkannya batang kemaluannya dalam-dalam di lubang vagina ibuku, tubuhnya sej
enak mengejang, sedangkan ibuku kalang kabut menggoyang-goyangkan pantatnya deng
an keras.
Akhh sialan kau, Herr aku hampir sampai, kau duluan keluar, uhh dulu kau mampu membu
at aku orgasme dua kali, sekarang kau cuma mampu sekali. keluh ibuku setengah mem
ekik karena kecewa. Sementara batang kemaluan Herry mulai mengerut dengan cepat
dan akhirnya keluar sendiri dari lubang vagina ibuku.
Rupanya meskipun ibuku telah menggoyang pantatnya kalang kabut, tapi puncak keni
kmatan bersetubuh yang kedua tidak dapat diraihnya. Maafkan aku, Lin habis makin l
ama, goyanganmu makin yahud saja, aku benar-benar tidak tahan menerimanya. jawab
Herry meminta maaf sambil merayu ibuku.
Aku sadar ibuku pasti segera keluar dari kamar, maka aku segera menyelinap ke be
lakang pintu dapur yang sedikit terbuka bekas aku masuk tadi. Dari celah pintu y
ang terbuka, segera kulihat ibuku keluar dari kamar dengan telanjang bulat, seme
ntara wajahnya masih menunjukkan raut kecewa, sedang tangan kanannya ditangkupka
n pada selangkangannya lewat celah pantatnya untuk mencegah air mani Herry berce
ceran di lantai.
Kulihat payudara ibuku yang besar berayun dari kiri ke kanan, sementara mount pu
bicnya tampak melentung ke depan, dengan rambut kemaluan yang lebat menutupinya.
Kupandangi tubuh mulus ibuku sambil menelan ludah, paha bulat panjang, pinggang
yang ramping, pantat besar membulat, dan buah dada yang besar, ditambah dengan
wajah yang cantik. Lelaki mana yang tidak akan tergiur untuk memilikinya.
Saat itu juga aku sadar, bahwa aku sangat ingin menyetubuhinya, terbayang dalam
benakku, kalau ibu bisa menyukai Herry si Salesman hanya karena batang penisnya
yang lebih besar dan panjang dari ukuran normal laki-laki, maka ibuku pasti akan
menyukai aku yang juga memiliki batang penis tidak kalah besar dan panjangnya d
ari Herry.
Ibuku rupanya langsung mandi, karena kudengar suara guyuran shower dari balik pi
ntu kamar mandi tersebut, sementara Herry yang telah mengenakan pakaiannya, kemu
dian keluar dari kamar ibuku. Diketuknya pintu kamar mandi, Lin aku pulang ya. kata
nya.
He-eh, jawab ibuku pendek, rupanya dia masih kecewa.
Herry segera keluar dari apartemen kami lewat ruang tamu, aku sendiri segera per
gi keluar dengan menggunakan tangga darurat. Di bawah, kulihat beberapa temanku
yang tinggal di apartemen yang sama, bergerombol di halaman. Rupanya mereka mere
ncanakan main bilyard. Aku ikut dengan mereka main bilyard, tapi hanya satu game
setelah itu aku pulang ke apartemen kami.
Kali ini aku pulang lewat jalan depan, sengaja kubuat beberapa suara yang cukup
berisik, agar ibuku tahu aku telah pulang. Sambil bernyanyi dengan suara sumbang
, aku mengunci pintu keluar dari ruang tamu. Lalu aku beranjak masuk ke ruang ke
luarga. Disana kulihat ibuku tengah duduk menonton TV di sofa dengan mengenakan
daster yang tipis transparan, mempertontonkan keindahan tubuhnya.
Malam, Ma, ada acara yang menarik untuk ditonton? tanyaku pada ibuku.
Tidak ada acara yang benar-benar menarik untuk ditonton. jawabnya sambil meraih se
bungkus rokok Dunhill Light. Diambilnya rokok sebatang dan dinyalakannya, sambil
menghembuskan hisapannya yang pertama, ibuku menepuk-nepuk sofa di sampingnya,
menyuruhku duduk disana.
Rokok? tawarnya padaku sambil menyodorkan bungkus rokok Dunhill Lightnya.
Tentu, jawabku sambil duduk di sampingnya dan mengambil sebatang rokok. Saat menyu
lut rokok, diam-diam aku merasa aneh, karena aku ingat saat pertama aku datang k
emari setelah ayahku bunuh diri, aku pernah ketahuan olehnya sedang merokok di t
angga, dan ibuku saat itu memarahiku sambil berceramah tidak baik seorang pemuda
merokok, meskipun dia sendiri perokok.
Don, Mama sudah berpikir tentang kamu, katanya memulai percakapan sambil matanya t
etap terarah pada TV, meskipun aku tidak yakin dia bisa menikmati tontonannya.
Memangnya kenapa, Mam? tanyaku sambil melirik ibuku dan menghembuskan asap rokok.
Itu, tentang insiden di acara kamp gereja. katanya perlahan sambil berpaling padak
u.
Mam, aku sangat menyesal atas kejadian itu. Aku tahu aku telah membuat malu mama
dan keluarga kita. Aku tidak tahu harus berkata apa, yang jelas aku hanya ingin
tahu bagaimana tubuh gadis-gadis jika tidak memakai baju. Itu saja, tidak ada ma
ksud lain. jawabku mencoba menjelaskan posisiku.
Kamu memang laki-laki normal, karena itu wajar jika kamu punya rasa penasaran ten
tang bagaimana sih tubuh wanita jika tidak mengenakan baju, mama tidak terlalu m
enyalahkanmu mama terhenti sejenak lalu lanjutnya sambil memandang TV kembali. Don,
kamu tahu bahwa dari dulu kamu adalah anak kesayangan mama. Tapi karena sudah t
erlalu lama kamu tidak tinggal dengan mama, maka terkadang sekarang ini sulit ba
gi mama untuk menganggapmu sebagai anak mama, bukankah ini suatu hal yang logis?
Bisakah kamu memahami apa yang mama maksudkan?
Sedikit kurasa. jawabku yang sebenarnya masih kebingungan.
Karena itu, mama sekarang akan bersikap berbeda kepadamu dari sikap mama yang seb
elumnya, karena mama akan berbuat lebih jujur, sesuai dengan apa yang mama rasak
an, bahwa kamu rasanya bukan anak mama, meskipun mama tetap sangat mencintaimu. k
ata mama kepadaku, Kamu bisa menerima itu bukan? lanjutnya padaku.
Sekali lagi, meskipun aku masih kebingungan, aku menganggukkan kepalaku.
Mama mengulurkan tangan untuk mematikan rokoknya, lalu mama bergeser merapat pad
aku, sambil tangannya meraih tanganku serta meletakkannya di buah dadanya. Buah
dada mama jauh lebih besar dari buah dada Marta yang masih tumbuh, dan aku ingat
aureolesnya juga lebih besar dan berwarna coklat.
Ibuku berdiri dan menarikku sampai aku berlutut di depannya, dibukanya baju dast
er tipis yang menerawang itu, sehingga dia berdiri telanjang di depanku. Segera
kenanganku kembali pada saat dia keluar dari kamarnya dengan tangan menangkup va
ginanya lewat celah pantat, serta payudaranya yang bergoyang saat dia bergegas b
erjalan ke kamar mandi. Batang penisku segera mengacung tegak kaku seakan ingin
menjebol celana yang tengah kupakai.
Peluk mama, Nak! Raba, elus dan remas seluruh tubuh mama sesuka hatimu! pintanya p
adaku.
Bibir dan tenggorokkanku terasa kering, dengan menelan ludah aku menuruti permin
taannya. Aku memeluknya dengan erat, sementara tanganku mengelus pinggangnya yan
g ramping, pantat dan pinggulnya yang membulat, lalu perlahan kucium lehernya ya
ng wangi, serta kujilati daun telinganya sampai dengan lubang telinganya. Ciuman
dan jilatanku kembali beralih pada lehernya, Akhh desah ibuku di telingaku.
Sejenak muka kami merenggang, kami saling bertatapan sejenak, lalu entah siapa y
ang memulai, tapi bibir kami akhirnya saling melekat dalam suatu ciuman yang nik
mat. Kukulum bibirnya dengan gemas, sementara tanganku meremas payudaranya yang
besar, Ookh betapa kenyal dan halusnya payudara ibuku. batinku.
Oh, ya begitu caranya, itu terasa begitu nikmat. Ehm, mari kita ke kamar mama, Don
! Dan buka seluruh pakaianmu. kata ibuku kepadaku setelah kuluman bibir kami terl
epas.
Bagaimana dengan saudari-saudariku? tanyaku dengan suara gemetar karena dorongan n
afsu.
Tenang, tadi siang mereka datang ke restaurant untuk pamit kepada mama bahwa mere
ka malam ini akan menginap di rumah teman-temannya. Ini adalah kesempatan bagi k
ita untuk saling mengenal lebih intim, dengan cara yang berbeda dari biasanya. ja
wab ibuku. Baru kini aku mengerti, kenapa ibu sedemikian lalainya tidak menutup
pintu kamarnya saat tadi bersetubuh dengan Herry, rupanya ibu sudah tahu saudari
-saudariku tidak ada, dan aku pasti belum pulang.
Aku nyaris tidak percaya dengan apa yang kualami, aku ingat betapa aku sangat in
gin menidurinya hanya dua jam lalu, saat aku memergokinya bersetubuh dengan Herr
y. Sekarang dia mengundangku ke kamarnya di mana dia baru saja menghibur orang l
ain, sepertinya semua keinginanku yang tadi segera akan terlaksana.
Dengan segera aku membopong tubuh ibuku yang telanjang bulat. Sambil berjalan ke
kamarnya, mulutku kembali mengulum puting susunya yang telah menegak, seakan me
nantang untuk diemut.
Sesampainya di kamar, kulihat tempat tidur ibuku masih berantakan. Meskipun ibuk
u telah merapikan seprainya, aroma persetubuhannya tadi masih tercium di udara,
dan itu membuat gairahku bertambah dua kali lipat, dan batang penisku di dalam c
elana berdenyut-denyut kencang. Dalam hati aku bertanya-tanya, apakah ibuku meny
adari hal itu?
Kuturunkan ibuku, sampai dia terbaring di atas ranjang dalam keadaan telanjang b
ulat. Seperti tengah menggodaku, kedua kakinya segera dikangkangkan, memperlihat
kan secara jelas belahan vaginanya di bawah cahaya lampu kamar. Kulihat rambut k
emaluan ibuku yang lebat, dan bibir vaginanya yang setengah terbuka, dan secuil
daging tampak mengintip tepat pada bagian atas bibir vaginanya.
Segera kulepaskan seluruh bajuku, dan aku segera berbaring disampingnya, Wow rupan
ya anak mama memiliki batang penis yang luar biasa, ughhh begitu indah, sangat be
sar dan panjang, dengan otot yang kuat! pekik ibuku saat melihat batang penisku,
sambil mengangkat sedikit kepalanya memandang penisku.
Ibu segera memiringkan tubuhnya, dan dia mendekapku erat-erat dengan tubuh telan
jangnya. Kain spreinya terasa masih basah dan lengket saat dia memelukku dengan
kuat.
Hal itu semakin merangsang aku, karena mengingatkan akan batang penis Herry yang
menerobos lubang vagina ibuku dari belakang, dan aku nyaris tidak sabar untuk m
emasukkan batang penisku ke lubang yang sama.
Cium aku, Nak! pinta ibuku sambil perlahan mengelus batang penisku. Sedikit tergel
injang karena elusannya, aku segera mencium bibirnya yang mungil, kukulum bibirn
ya dengan penuh nafsu, kurasakan lidah ibuku menujah gigiku dan perlahan mengelu
snya dengan ujung lidahnya.
Segera kukejutkan ibuku dengan lidahku yang kujulurkan langsung ke dalam mulutny
a, Mmmmhhh lenguh ibuku sambil membalas perbuatanku dengan menghisap lidahku. Kami
berciuman dengan penuh gairah, lidah kami saling elus dan saling belit, membuat
gairah kami melambung ke atas awan.
Hmmm... mmm dengusan kami saling bersahutan, sementara nafas kami menjadi tersengal
, bukan saja karena pernafasan kami sedikit terhalang oleh ciuman kami yang sang
at lama, tapi juga karena nafsu yang semakin memuncak dan menggelora.
Kamu tampaknya sudah sangat berpengalaman, apakah kamu pernah meniduri perempuan
sebelum ini? tanya ibuku padaku setelah pagutan bibir kami terlepas.
Aku sempat panik sejenak, aku khawatir mama mengetahui aktifitasku selama sebula
n ini meniduri Marta, adikku, tapi segera kuingat satu-satunya bukti adalah kain
spreiku yang selalu dicuci Marta setiap habis bersetubuh, karena mencucikan baj
u dan lainnya memang tugasnya. Jadi tidak mungkin dapat ditemukan bukti. Dan hal
ini menenangkanku.
Tidak, aku hanya pernah mencium beberapa orang gadis itu saja, selebihnya aku mel
ihatnya di film porno yang kutonton beramai-ramai dengan temanku. jawabku berboho
ng.
Ibuku menatapku dengan lekat, seakan ingin meneliti apa aku bohong atau tidak. A
ku balas menatapnya sambil menenangkan diri. Jadi kamu masih perjaka? tanya ibu sa
mbil tersenyum.
Kecuali mama menganggap onani berarti kehilangan keperjakaan, maka aku memang mas
ih perjaka. kembali aku berbohong.
Doni, Doni, kamu memang anak baik, mama pikir kini saatnya kamu merasakan pengala
man pertamamu. Kemari anakku sayang, biar mama tunjukkan sesuatu. lanjut mama sam
bil tersenyum senang.
Aku tergelinjang kegelian, geli yang sangat nikmat saat ibuku menjilati telingak
u. Aaghh erangku tak tertahankan. Lalu ibu menciumi leherku dan menggigitnya dengan
gigitan mesra, kembali aku tergelinjang.
Nah, kamu dapat berbangga kepada kawan-kawanmu bahwa seorang perempuan telah memb
erimu gigitan cinta, tapi awas jangan mengatakan mama yang melakukannya. bisik ib
uku di telingaku.
Lidahnya menyusur kebawah, diciuminya dadaku sambil terus dijilatnya, saat sampa
i pada puting susuku, tiba-tiba diemutnya sambil ujung lidahnya menggelitik ujun
gnya, Akhh Mam tak tertahankan, aku kembali mengerang kenikmatan. Ibuku beralih mela
kukan hal yang sama pada puting yang satunya lagi, kembali aku menggeliat sambil
mendesah, Aakhh
Sementara ibuku melakukan aksinya, tanganku tidak tinggal diam, kuremas-remas ke
dua buah dadanya dengan nikmatnya. Ketika jilatan ibuku sampai di perut, aku seg
era sadar, dia ingin membuatku mengalami orgasme dengan mulutnya, karena itu aku
segera menahan kepalanya sambil berkata. Mam, posisi tubuh mama jangan begitu. A
ku pernah melihatnya di film, ini seharusnya ada di mulutku! kataku sambil mengus
ap selangkangannya.
Kau benar, itu posisi sixtynine jawab ibuku, Tapi itu kita lakukan nanti, sekarang
mama ingin membuatmu merasakan kepuasan terlebih dahulu. jawab mama sambil melanj
utkan aksinya. Lidahnya kembali menjilati perut bawahku, sampai pangkal paha, la
lu dia menjilati kantung pelirku, dan menghisapnya.
Terasa agak ngilu tapi nikmat saat ibuku mempermainkan buah pelirku, lalu lidahn
ya menjilat makin ke atas, kini batang penisku yang dijilatnya, sampai aku menge
luarkan air mazi yang cukup banyak, dan hup! mulut ibuku tiba-tiba mengulum kepa
la penisku, sambil menghisap air mazi yang meleleh keluar, Aakhhh kembali desahku t
ak dapak kutahan.
Kini mama selain menghisap batang penisku, lidahnya juga bermain-main di lubang
kencingku, mataku terbeliak merasakan kenikmatan itu, Aakhh mama okh... nikmat seka
li ceracauku sambil meremas-remas rambutnya.
Ibuku mulai menaik turunkan mulutnya untuk mengocok batang penisku, saat mulutny
a turun, selalu dibarengi dengan hisapannya pada batang kemaluanku, serta jilata
n lidahnya pada kepala penisku. Aku benar-benar tidak tahan lagi, hasrat yang te
lah muncul sejak aku melihat ibuku bersetubuh, dan telah kutahan sedemikian lama
, membuatku dengan cepat merasakan rasa geli yang nikmat pada penisku.
Segera kujambak rambut di kepalanya dan kupegang kepalanya agar mengulum batang
penisku lebih dalam, dan Akhhh okhhhh... mam akuu okhhh!!! dengan erangan yang keras,
aku memuncratkan air maniku di dalam mulutnya.
Ibuku tetap mengulum batang penisku, kini gerakannya searah, dari pangkal ke kep
ala penis, sambil terus menghisap dan menelan seluruh air maniku, tanpa tersisa.
Badanku kejang beberapa saat, lalu ketika krucil.netan air maniku berakhir, tak
terasa tubuh melemas.
Gimana, nikmat? tanya ibuku sambil melap mulutnya dengan tisue.
Wow hebat sekali, mam, jauh lebih nikmat daripada onani. jawabku.
Nah ingat-ingatlah, mulai kini mama melarang kamu onani. Kalau kamu ingin, mama a
kan membantu memuaskan kamu, Don. lanjut ibuku sambil mencium bibirku.
Mam, bolehkah aku menciumi seluruh tubuhmu? tanyaku setelah bibir kami terpisah.
Tentu tentu Doni boleh melakukannya, bahkan mama akan mengajari Doni bagaimana cara
nya memuaskan wanita. jawab ibuku sambil tersenyum dan berbaring telentang di seb
elahku.
Aku mulai dari menciumi dahinya, lalu menjalar mengarah ke bawah, mata, hidung,
pipi, dan akhirnya kukulum bibir ibuku, cukup lama aku mengulumnya sambil lidah
kami saling hisap dan saling belit. Lalu kutiru gerakannya dengan menjilati luba
ng telinganya, Aaughh kamu pintar, sayang! desah ibuku sambil menggeliat kegelian s
aat lidahku menggelitik lubang telinganya.
Kugigit pelan daun telinganya, lalu kujilati belakang telinganya, jilatanku kemu
dian menjalar pada leher dan kuduknya, kubalas gigitan ibuku dengan memberinya c
upangan yang besar di lehernya. Ssst jangan, Don, nanti banyak yang akan memperhat
ikan mama. cegah ibuku sambil tubuhnya menggelinjang karena cupanganku. Tapi aku
tidak mempedulikannya, aku terus mencupangnya sampai akhirnya ibuku menyerah dan
membiarkan aku mencupangnya.
Lidahku kemudian menjalar pada bahunya, lalu dengan suatu gerakan pasti, kubuka
ketiak ibuku dan kujilati ketiaknya yang tidak berbulu karena rajin ke salon. Sst
tt hess desis ibuku kegelian karena ulahku. Kini lidahku menjalar di dadanya. Denga
n sebuah tangan, kuremas buah dada kirinya, sedangkan mulutku kini mengulum buah
dadanya yang kanan, perlahan tapi pasti, akhirnya kuemut puting susunya yang te
lah tegak menantang. Aku mengemut sambil mengelus-elus kepala puting itu dengan
ujung lidahku. Puas dengan yang kanan, emutanku berganti pada puting yang kiri,
sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya yang kanan.
Lalu lidahku menjilati perutnya, semakin ke bawah dan tampaklah sekarang vaginan
ya terpampang tepat di depan mataku. Aku tertegun sejenak memandang vagina ibuku
, vagina itu lebih besar dibanding punya Marta, dengan rambut kemaluan yang lebi
h lebat juga. Kugerakkan tanganku untuk membuat kaki ibuku lebih terkangkang.
Terlihat klitorisnya juga lebih besar dan lebih menonjol dibandingkan Marta, sem
entara bibir vaginanya tampak sedikit menggelambir. Kusingkapkan bibir vaginanya
dengan jariku sehingga bagian dalam vaginanya yang berwarna merah kecoklatan mu
ncul, terlihat cairan pelicin mulai muncul dari lobang vaginanya.
Apa yang sedang kau lihat, sayang? Ini namanya klitoris dan merupakan pusat kenik
matan wanita, semua wanita akan segera mengalami orgasme jika itu dimainkan deng
an benar. kata ibuku sambil jari telunjuk kanannya menunjuk seupil daging yang be
rada tepat di atas bibir vaginanya.
Tanpa membuang waktu lagi kujulurkan lidahku dan kujilat sepanjang vaginanya. Aak
khhhh... okhhh erang ibuku penuh nikmat. Selama beberapa saat kulakukan hal itu, s
ebelum dengan tiba-tiba kukulum cepat klitorisnya. Ibuku menggelinjang dengan he
bat sambil mengerang lebih keras Aaaakkkhhhh okhhhhh akkkkhhhh... erang nikmatnya te
rasa menggetarkan jiwaku.
Kulihat tangan ibuku meremas-remas kain sprei dengan kuatnya, sementara kakinya
mulai menyepak-nyepak tempat tidur. Aksiku kini berubah, kujilat sekali dari ata
s ke bawah, lalu lidahku kujulurkan masuk dalam lobang vaginanya, terasa cairan
pelicin ibu sedikit asin rasanya.
Aku kembali mengulum klitorisnya, sementara dua jariku kumasukkan ke dalam loban
g vaginanya. Baru juga dua kali jari-jariku menggelitik bagian dalam vaginanya,
pantat ibuku tiba-tiba terangkat ke atas, sedangkan kedua tangannya menekan kepa
laku ke arah selangkangannya, Aaaakkkhhhh okhhhh dengan erangan yang keras, puncak k
enikmatan seksual ibuku diraihnya.
Lalu saat tubuhnya melemas, aku segera menelungkupinya, dan kumasukkan batang pe
nisku ke dalam lubang vaginanya, blesss!!! penisku masuk seluruhnya yang langsun
g disambut dengan emutan dinding vaginanya. Dari posisi klitorisnya yang menonjo
l, aku tahu aku harus lebih banyak melakukan gesekan agar klitorisnya juga lebih
banyak tergesek rambut kemaluanku. Dan aku melakukannya.
Tubuh ibuku yang mula-mula masih lemas dan membiarkan aku memompanya, perlahan b
erubah, kini dia memberi respon dengan menggoyangkan pantatnya ke kiri dan ke ka
nan, mengimbangi desakanku. Aakhhh okhh kamu pintar sekali, Don okhhh!!! ceracau ibuk
u ketika dia mulai mengimbangi pompaanku. Aku sendiri hanya bisa mendengus-dengu
s karena nikmatnya, ternyata dinding vagina ibuku masih ketat meskipun dia sudah
berusia 40 tahun.
Aaaakkkhhh okkhhh desahan ibuku berpadu dengan lenguhanku.
Uughhh ukhhh... kupercepat pompaanku, lalu kurasakan ibuku mulai memutar-mutar pant
atnya, aku segera merubah cara memompaku dengan memompa sambil memutar-mutar pan
tatku berlawanan arah dengan putarannya.
Akhhhh okkhhhh desah kami semakin keras.
Tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba tubuh ibuku mengejang sambil menaikkan pan
tatnya tinggi-tinggi. Doniiiii okhh akh mama... akhh keluarghh ceracaunya sambil meneka
n pantatku dengan kedua tangannya. Kubiarkan ibuku menikmati orgasmenya, sampai
akhirnya tubuhnya melemas sedangkan matanya terpejam.
Kucium bibirnya sekilas lalu aku segera memompanya lagi. Ibuku masih belum menun
jukkan reaksi, tapi aku tetap memompanya perlahan untuk membangkitkan kembali ga
irahnya. Dan harapanku terlaksana beberapa menit kemudian, kurasakan ibuku mulai
merespon pompaanku.
Linda sayang, aku ingin kamu menungging. bisikku di telinganya.
Ibuku yang sejak tadi memejamkan matanya, tiba-tiba membuka matanya, HussDoni mula
i kurang ajar ya sama mama? katanya sambil mencubit pelan pinggangku.
Kenapa, Lin bukankah kamu tidak bisa menganggap aku anakmu, maka akupun tidak bisa
menganggapmu ibuku, bahkan kini aku sudah menyetubuhimu, maka kamu sekarang sud
ah jadi istriku, Linda saying! jawabku.
Uh kamu ada-ada saja, tapi emmm, Doni boleh memanggilku Linda saat kita bersetubuh,
atau hanya ada kita berdua. Tapi kalau ada orang lain, Doni tetap harus memangg
ilku mama, mengerti? katanya sambil tetap memutar-mutar pantatnya. Ketika dilihat
nya aku mengangguk, ibuku tersenyum dan mencium bibirku, Ayo kalau kamu ingin pos
isi doggystyle, katanya kemdian.
Aku menghentikan pompaanku, lalu kami berganti posisi dan kembali kumasukkan bat
ang kemaluanku ke dalam lobang vagina ibuku, dalam posisi ini kemutan dinding va
gina ibuku terasa lebih ketat, pantas Herry segera menyerah. Tapi tidak dengan a
ku, aku telah bertekad untuk memuaskan ibuku sampai dia bertekuk lutut pada diri
ku, karena aku berniat menghilangkan kebiasaannya bersetubuh dengan lelaki lain.
Aku bertekad sejak sekarang hanya aku yang boleh menyetubuhinya.
Kulakukan segala cara untuk membuatnya cepat menggapai orgasmenya, sementara aku
sendiri harus bertahan sekuat tenaga agar tidak muncrat lebih dahulu. Pengalama
nku dengan Marta banyak membantuku, kuulurkan sebelah tanganku untuk meraih klit
orisnya, dan mengulir-ulirnya. Ibuku hanya bertahan beberapa menit sampai akhirn
ya dia mencapai orgasmenya yang kedua.
Akhhh okhhh erangnya dengan keras sebelum tubuhnya mengejang kaku, kembali kubiarkan
ibuku sampai tubuhnya lemas kembali, lalu segera kuminta padanya agar berbaring
terlentang kembali. Okhhh kamu hebat sekali, Don! katanya dengan suara lemah, samb
il membaringkan tubuhnya yang masih lemas.
Tanpa banyak bicara lagi, aku segera memompanya, lagi dan lagi sampai akhirnya a
kupu tidak dapat bertahan lebih lama, Ughhh, Lindaaku tidak tahan lagi! kataku kepa
da ibuku.
Tahan sebentar, sayang, aku juga mau sampai. jawabnya sambil mengguncang-guncangka
n pantatnya dengan dahsyat. Aku kini berdiam diri, berusaha keras agar bisa mera
sakan orgasme secara bersamaan.
Dan ketika tangan ibuku kembali mencengkram pantat dengan kerasnya, akupun memuc
ratkan air maniku yang kedua kalinya malam itu, bersamaan dengan orgasme kelima
ibuku karena ulahku.
Lin, akhhh
Doniiii... okhhh
Erang kami bersamaan saat puncak kenikmatan persetubuhan kami raih secara bersam
a. Tubuh kami mengejang dengan kuatnya, lalu perlahan melemas dan aku ambruk di
atas tubuh ibuku. Sejenak kami terdiam merasakan sisa-sisa kenikmatan. Setelah b
eberapa saat, baru aku mengangkat kepalaku menatap wajah cantik ibuku. Seulas se
nyum tampak di bibir ibuku ketika mata kami bertemu pandang.
Kucium bibirnya lembut, lalu kupandangi kembali wajahnya yang cantik. Mama tidak
mengira kau begitu hebatnya, untuk membuat kamu mengeluarkan air mani kedua kali
nya, harus mama bayar dengan empat kali orgasme. Tahukah kamu, hal seperti ini b
aru kali ini mama alami. katanya dengan suara lirih setengah mengambang.
Sebenarnya mama hampir tidak percaya kalau Doni masih perjaka, karena apa yang ta
di Doni lakukan sulit dikerjakan oleh orang yang sangat berpengalaman sekalipun,
tapi mama terpaksa percaya, karena hanya perjaka yang langsung bisa tegang lagi
setelah memuncratkan air maninya. lanjutnya dengan suara tetap lirih, tapi kuras
akan tangannya meraba batang kemaluanku yang memang menegang lagi.
Aku hanya tersenyum sambil kembali memasukkan batang penisku ke dalam lubang vag
inanya, Uughh kamu memang luar biasa, Doni sayangku! kata ibuku saat batang penisku
masuk kembali ke dalam vaginanya.
Linda sayang, mulai kini Doni tidak mengijinkan kamu berhubungan seks dengan laki
-laki lain, hanya aku yang boleh menyetubuhimu. Doni minta kamu tinggalkan kebia
saan membawa laki-laki ke dalam kamar ini, baik dengan alasan bisnis maupun hany
a sekedar memenuhi hasrat seksualmu. Doni akan setia memuaskanmu kapan pun juga,
sehingga kamu tidak memerlukan siapapun lagi, berjanjilah padaku sekarang. katak
u kepada ibuku.
Darimana kamu tahu aku suka membawa laki-laki ke kamar ini? tanya ibuku dengan ken
ing berkerut.
Aku, Lena dan Marta tidak buta, Lindaku sayang, karena itu kuminta kamu berjanji
padaku untuk tidak bersetubuh dengan siapapun juga kecuali denganku. kataku sambi
l mulai memaju mundurkan pantatku, tapi mataku tetap memandang mata ibuku.
Mata ibuku sedikit meredup saat dirasakannya gesekan batang penisku di lubang va
ginanya, Aku berjanji sayang, asal Doni juga berjanji selalu siap menyetubuhiku k
apan saja. katanya sambil mulai menggoyangkan pantatnya lagi.
Malam itu aku menyetubuhinya sebanyak tiga kali, dan membuat ibuku mengalami org
asme tak kurang dari sebelas kali. Sejak saat itu Linda, ibuku, tidak pernah lag
i menerima tamu laki-laki, dan aku harus membagi waktuku untuk meyetubuhi dua or
ang perempuan sekaligus, Linda, Ibuku dan Marta, adikku.
Aku dan ibuku sering mandi bersama dan aku menyabuni sekujur tubuhnya, termasuk
payudaranya yang besar dan rambut kemaluannya yang lebat dan hitam, serta vagina
nya. Pada saat seperti itu selalu ibuku menghisap batang kemaluanku, tapi aku ti
dak pernah lagi mengijinkannya menghisap air maniku, tapi saat dia memberiku blo
wjob, setiap kali pula aku memasturbasinya, sampai dia orgasme. Dan setiap kali
aku menuntaskan permainan di kamar mandi dengan persetubuhan yang mengasyikan. B
erbagai macam gaya kami lakukan, mulai dari ibuku bersandar di dinding kamar man
di sambil mengangkat sebelah kakinya dan aku berdiri memompanya, atau dia berdir
i sambil nungging sementara aku memompanya dari belakang, sampai dia duduk di pi
nggir bak mandi sementara aku memompanya dari depan.
Tapi saat-saat yang paling kusukai adalah ketika ibuku dengan telanjang bulat me
nyelinap ke tempat tidurku. Kadang di siang hari jika kami ada yang terangsang,
selalu saling menghubungi, lalu janjian bertemu di sebuah motel dan kami bercint
a habis-habisan di kamar motel.
Bertahun kami melakukannya, sampai akhirnya Lena menyandang gelar sarjana dan me
nikah dengan teman kuliahnya, mereka pindah ke kota lain yang jauh karena suamin
ya bekerja disana. Sedang Marta adikku setamat SMA, dia menikah karena hamil ole
h ulahku, suaminya adalah laki-laki yang dijebaknya untuk menyetubuhinya, lalu d
ia harus bertanggung jawab untuk kehamilan yang disebabkan ulahku.
Ibuku sendiri senang Marta cepat menikah, karena dengan demikian hanya tinggal k
ami berdua yang ada di rumah, apalagi Marta juga dibawa suaminya pindah ke kota
yang cukup jauh, kami makin bebas bertindak seperti suami istri di apartemen kam
i, meskipun sebetulnya kami adalah ibu dan anak. Saat aku meraih gelar sarjanaku
setahun setelah Marta menikah, aku tidak bekerja tapi mengurus restauran milik
ibuku atau istriku.
keponakanku dan temannya (copas)
fastest livescore
Berkali kali kucoba menghubungi HP Febi, keponakanku yang kuliah di Semarang, ta
pi selalu dijawab si Veronica, sekretaris nasional dari Telkomsel. Akhirnya aku
spekulasi untuk langsung saja ke tempat kost-nya, aku masih punya waktu 2 jam se
belum schedule pesawat ke Jakarta, rasanya kurang pantas kalau aku di Semarang t
anpa menengok keponakanku yang sejak SMP ikut denganku.
Kuketuk pintu rumah bercat biru, rumah itu kelihatan sunyi seakan tak berpenghun
i, memang jam 12 siang begini adalah jam bagi anak kuliah berada kampus. Lima me
nit kemudian pintu dibuka, ternyata Desi, teman sekamar Febi, sudah tingkat akhi
r dan sedang mengambil skripsi.
"Febi ada?" tanyaku begitu pintu terbuka.
"Eh.. Om Hendra.., anu Om.. anu.. Febi-nya sedang ke kampus, emang dia nggak tah
u kalo Om mau kesini?" sapanya dengan nada kaget.
Aku dan istriku sudah beberapa kali menengok keponakanku ini sehingga sudah meng
enal teman sekamarnya dan sebagian penghuni rumah kost tersebut.
"Om emang ndadak aja, pesawat Om masih 2 jam lagi, jadi kupikir tak ada salahnya
kalo mampir sebentar daripada bengong di airport" jawabku sambil mengangsurkan
lumpia yang kubeli di pandanaran.
"Aku ingin nemenin Om ngobrol tapi maaf Om aku harus segera bersiap ke kantor, m
aklum aja namanya juga lagi magang, apalagi sekretaris di kantor sedang cuti jad
i aku harus ganti jam 1 nanti" jawabnya lagi tanpa ada usaha untuk mempersilahka
n aku masuk.
"Sorry aku nggak mau merepotkanmu, tapi boleh nggak aku pinjam kamar mandi, peru
t Om sakit nih" pintaku karena tiba tiba terasa mulas.
Desi berdiam sejenak.
"Please, sebentar aja" desakku, aku tahu memang nggak enak kalau masuk tempat ko
st putri apalagi Cuma ada Desi sendirian di rumah itu.
"Oke tapi jangan lama lama ya, nggak enak kalau dilihat orang, apalagi aku sendi
rian di sini" jawabnya mempersilahkanku masuk.
"Oke, cuman sebentar kok, cuma buang hajat aja" kataku
Aku tahu kamar mandi ada di belakang jadi aku harus melewati kamar Desi yang jug
a kamar Febi yang letaknya di ujung paling belakang dari 9 kamar yang ada diruma
h itu sehingga tidak terlihat dari ruang tamu. Desi tak mengantarku, dia duduk d
i ruang tamu sambil makan lumpia oleh olehku tadi, kususuri deretan kamar kamar
yang tertutup rapat, rupanya semua sedang ke kampus. Kulihat kamar Febi sedikit
terbuka, mungkin karena ada Desi di rumah sehingga tak perlu ditutup, ketika kud
ekat di depannya kudengar suara agak berisik, mungkin radio pikirku, tapi terden
gar agak aneh, semacam suara desahan, mungkin dia sedang memutar film porno dari
komputernya, pikirku lagi. Ketika kulewat di depan kamar, suara itu terdengar m
akin jelas berupa desahan dari seorang laki dan perempuan, dasar anak muda, piki
rku.
Tiba tiba pikiran iseng keluar, aku berbalik mendekati kamar itu, ingin melihat
selera anak kuliah dalam hal film porno, dari pintu yang sedikit terbuka, kuinti
p ke dalam untuk mengetahui film apa yang sedang diputar. Pemandangan ada di kam
ar itu jauh mengagetkan dari apa yang kubayangkan, ternyata bukan adegan film po
rno tapi kenyataan, kulihat dua sosok tubuh telanjang sedang bergumulan di atas
ranjang, aku tak bisa mengenali dengan jelas siapa mereka, karena sudut pandang
yang terbatas. Sakit perutku tiba tiba hilang, ketika si wanita berjongkok diant
ara kaki laki laki dan mengulum kemaluannya dengan gerakan seorang yang sudah ma
hir, dari pantulan cermin meja rias sungguh mengagetkanku, ternyata wanita itu t
ak lain dan tak bukan adalah Febi, keponakanku yang aku sayang dan jaga selama i
ni, rambutnya dipotong pendek seleher membuatku agak asing pada mulanya. Sementa
ra si laki lakinya aku tak kenal, yang jelas bukan pacarnya yang dikenalkan pada
ku bulan lalu. Aku tak tahu harus berbuat apa, ingin marah atau malahan ingin ku
gampar mereka berdua, lututku terasa lemas, shock melihat apa yang terjadi dimuk
aku. Aku ingin menerobos masuk ke dalam, tapi segera kuurungkan ketika kudengar
ucapan Febi pada laki laki itu.
"Ayo Mas Doni, jangan kalah sama Mas Andi apalagi si tua Freddy" katanya lepas t
anpa mengetahui keberadaanku.
Aku masih shock mematung ketika Febi menaiki tubuh laki laki yang ternyata naman
ya Doni, dan masih tidak dapat kupercaya ketika tubuh Febi turun menelan penis D
oni ke vaginanya, kembali aku sulit mempercayai pemandangan di depanku ketika Fe
bi mulai mengocok Doni dengan liar seperti orang yang sudah terbiasa melakukanny
a, desahan nikmat keluar dari mulut Febi dan Doni, tak ada kecanggungan dalam ge
rakan mereka. Tangan Doni menggerayangi di sekitar dada dan bukit keponakanku, m
eremas dan memainkannya. Aku masih mematung ketika mereka berganti posisi, tubuh
Febi ditindih Doni yang mengocoknya dari atas sambil berciuman, tubuh mereka me
nyatu saling berpelukan, kaki Febi menjepit pinggang di atasnya, desahan demi de
sahan saling bersahutan seakan berlomba melepas birahi.
Tiba tiba kudengar suara sandal yang diseret dan langkah mendekat, aku tersadar,
dengan agak gugup aku menuju kamar mandi, bukannya menghentikan mereka. Kubasuh
mukaku dengan air dingin, menenangkan diri seakan ingin terbangun dan mendapati
bahwa itu adalah mimpi, tapi ini bukan mimpi tapi kenyataan. Cukup lama aku di
kamar mandi menenangkan diri sambil memikirkan langkah selanjutnya, tapi pikiran
ku sungguh buntu, tidak seperti biasanya ide selalu lancar mengalir dari kepalak
u, kali ini benar benar mampet. Ketika aku kembali melewati kamar itu menuju rua
ng tamu, kudengar tawa cekikikan dari dalam.
"Nggak apa Mas, ntar kan bisa lagi dengan variasi yang lain" sayup sayup kudenga
r suara manja keponakanku dari kamar, tapi tak kuhiraukan, aku sudah tak mampu l
agi berpikir jernih dalam hal ini.
"Kok lama Om, mulas ya" Tanya Desi begitu melihatku dengan wajah lusuh, sambil m
enikmati lumpia entah yang keberapa.
Aku diam saja, duduk di sofa ruang tamu.
"Kamu bohong bilang Febi nggak ada, ternyata dia di kamar dengan pacarnya" katak
u pelan datar tanpa ekspresi.
Dia menghentikan kunyahan lumpianya, diam tak menjawab, kupandangi wajahnya yang
hitam manis, dia menunduk menghindari pandanganku, diletakkannya lumpia yang be
lum habis di meja tamu.
"Jadi Om memergoki mereka?" katanya pelan
"Ya, dan Om bahkan melihat apa yang mereka perbuat di kamar itu"
"Lalu Om marahi mereka? kok nggak dengar ada ribut?" Desi mulai penuh selidik
"Entahlah, Om biarkan saja mereka melakukannya" aku seperti seorang linglung yan
g dicecar pertanyaan sulit
"Ha?, Om biarkan mereka menyelesaikannya? Om menontonnya?" cecarnya
Aku makin diam, seperti seorang terdakwa yang terpojok, Desi pindah duduk di seb
elahku.
"Om menikmatinya ya" bisiknya, tatapan matanya tajam menembus batinku.
"Entahlah"
"Tapi Om suka melihatnya kan?" desaknya pelan ditelingaku, kurasakan hembusan na
pasnya mengenai telingaku.
Aku mengangguk pelan tanpa jawab.
"Om"
Aku menoleh, wajah kami berhadapan, hanya beberapa millimeter hidung kami terpis
ah, kurasakan napasnya menerpa wajahku. Entah siapa yang mulai atau mungkin aku
telah terpengaruh kejadian barusan, akhirnya kami berciuman. Kejantananku kembal
i menegang merasakan sentuhan bibir Desi, kulumat dengan penuh gairah dan dibala
snya tak kalah gairah pula.
Desi meraih tanganku dan meletakkannya di dadanya, kurasakan bukitnya yang lembu
t tertutup bra, tidak terlalu besar tapi kenyal dan padat. Kubalas meletakkan ta
ngannya di selangkanganku yang sudah mengeras. Desi menghentikan ciumannya ketik
a tangannya merasakan kekakuan di selangkanganku, sejenak memandangku lalu terse
nyum dan kembali kami berciuman di ruang tamu.
Tiba tiba aku tersadar, ini ruangan terbuka dan anak lain bisa muncul setiap saa
t, tentu ini tak baik bagi semua.
"Kita tak bisa melakukan disini" bisikku
"Tapi juga tak mungkin melakukan di kamarku" jawabnya berbisik
"Kita keluar saja kalau kamu nggak keberatan" usulku
"Oke aku panggil taxi dulu" jawab Desi seraya menghubungi taxi via telepon
Sambil menunggu taxi datang kami bersikap sewajarnya, Febi masih juga belum nong
ol, mungkin dia melanjutkan dengan pacarnya untuk babak berikutnya. Ternyata Des
i membohongiku dengan mengatakan ke kantor supaya aku segera pergi, tapi kini di
a bersedia menemaniku selama menghabiskan waktu. Dengan beberapa pertimbangan ma
ka kubatalkan penerbanganku dan kutunda besok, aku ingin bersama Desi dulu. Kuta
wari Desi untuk memilih hotel yang dia mau, ternyata dia mau di hotel berbintang
di daerah Simpang Lima. Akhirnya Taxi yang kami tunggu datang juga, Desi kembal
i ke kamar berganti pakaian dan membawa beberapa barang keperluan menginap, seka
ligus pesan sama Febi kalau dia tidak pulang malam ini. Dia makin cantik dan sex
y mengenakan kaos ketat dengan celana jeans selutut.
Kami mendapatkan kamar yang menghadap ke arah simpang lima, Desi langsung melepa
s kaos dan celananya hingga tinggal bikini putih, tampak body-nya yang sexy dan
menggairahkan. Kupeluk tubuh sintal Desi, dia membalas memelukku sambil melucuti
pakaianku, tinggal celana dalam menutupi tubuhku, kurebahkan tubuhnya di ranjan
g, kutindih tubuhnya dan kuciumi bibir dan lehernya, aku masih terbayang tubuh m
ulus Febi yang sedang dicumbui pacarnya, kalau dibandingkan antara Desi dan Febi
memang keponakanku lebih unggul baik dari kecantikan maupun body-nya. Tanpa sad
ar sambil mencium dan mencumbunya aku membayangkan tubuh Febi, hal yang tak pern
ah terlintas sebelumnya.
Kami sama sama telanjang tak lama kemudian, aku mengagumi keindahan buah dada De
si yang padat menantang dengan puting kemerahan, kujilati dan kukulum sambil mem
permainkan dengan gigitan lembut, dia menggeliat dan mendesis. Jilatanku turun m
enyusuri perut dan berhenti di selangkangannya, rambut tipis menghiasi celah ked
ua kakinya, meski berumur 23 tahun tapi rambut kemaluannya sangat jarang, bahkan
seakan Cuma membayang. Desi berusaha menutup rapat kakinya, dengan kesabaran ku
bimbing posisi kakinya membuka, seakan aku sedang memberikan pelajaran pada muri
dku. Aku sangat yakin kalau ini bukan pertama kali baginya, vaginanya yang masih
segar kemerahan seolah memceritakan kalau tidak banyak merasakan hubungan sexua
l, tapi aku tak tahu kebenarannya. Mata Desi melotot ke arahku ketika bibirku me
nyusuri pahanya dan dia menjerit tertahan ketika kusentuh klitorisnya dengan lid
ahku.
"aahh.. sshh.. ennaak Om, terus Om" desahnya meremas rambutku.
Lidahku menari nari di bagian kewanitaannya, desahnya makin menjadi meski masih
tertahan malu, kupermainkan jari jemariku di putingnya, dia makin menggeliat dal
am nikmat. Desi memberiku isyarat untuk posisi 69, kuturuti kemauannya.
"Tadi Febi dengan posisi ini ketika Om datang" katanya sebelum mulutnya tertutup
penisku.
Dia menyebut Febi membuatku teringat kembali akan keponakanku, masih terbayang b
agaimana dia mengulum penis pacarnya dengan penuh gairah, aku membayangkan seola
h sedang bercinta dengan Febi, masih jelas dalam benakku akan kemulusan tubuh te
lanjang Febi yang selama ini tak pernah aku lihat, masih jelas tergambar betapa
montoknya buah dada nan indah lagi padat, mungkin lebih montok dari istriku send
iri. Kurasakan Desi kesulitan mengulum penisku, aku turun dari tubuhnya, kini ke
pala Desi berada di selangkanganku, dijilatinya kepala penisku.
"Punya Om gede banget sih, nggak muat mulutku, lagian aku nggak pernah melakukan
nya sama pacarku, aku Cuma melihat tadi Febi melakukannya, jadi aku ingin coba"
komentarnya lalu kembali berusaha memasukkan penisku ke mulutnya, kasihan juga a
ku melihatnya memaksakan diri untuk mengulumku.
Kurebahkan tubuh telanjang Desi lalu kuusapkan penisku di bibir vaginanya, tapi
sebelum penisku menerobos masuk dia mendorongku menjauh.
"Pake kondom dulu ya Om" katanya sambil bangun mengambil kondom dari tas tangann
ya.
Aku hampir lupa kalau yang kuhadapi ini seorang mahasiswa, bukan wanita panggila
n yang tak peduli pada kondom karena mereka sudah pasti mempersiapkan dengan pil
anti hamil. Aku jadi teringat Febi, apakah dia juga menggunakan kondom tadi, ta
k sempat kuperhatikan. Desi memasangkan kondom di penisku, kondom itu seperti be
rgerigi dan bentuknya agak aneh.
"Oleh oleh pacarku dari Singapura, ih susah amat mesti punya Om ukurannya XL kal
i" katanya lalu dia kembali telentang di depanku.
"Pelan pelan aja ya Om, baru kali ini aku lakukan selain sama pacarku, lagian pu
nya Om jauh lebih besar dari punya dia" bisiknya
Kembali kusapukan penisku ke vaginanya yang sudah basah, perlahan memasuki liang
kenikmatan Desi, tubuhnya menegang saat penisku menerobosnya, terasa begitu rap
at, sempit dan kencang, penisku serasa dicengkeram, mungkin karena Desi terlalu
tegang atau mungkin memang masih pemula. Desi memejamkan mata lalu melotot ke ar
ahku, seakan tak percaya kalau penisku sedang mengisi vaginanya. Dia menggigit b
ibir bawahnya, tangannya mencengkeram lenganku, tubuhnya menggeliat ketika penis
ku melesak semua ke vaginanya. Kudiamkan sejenak sambil menikmati cantiknya waja
h Desi dalam kenikmatan, dia menahanku ketika aku mulai mengocoknya.
"Jangan dulu Om, penuh banget, seperti menembus perutku" katanya
"Sakit?" tanyaku
"Ya dan enak, seperti perawan dulu" jawabnya sambil mulai menggoyangkan tubuhnya
, aku menganggap pertanda sudah boleh bergerak.
Perlahan aku mulai mengocok vagina Desi, pada mulanya tubuhnya kembali menegang,
penisku seperti terjepit di vagina, dia mulai menggeliat dan mendesah nikmat ke
tika beberapa kocokan berlalu, mungkin bentuk kondom sangat berpengaruh juga pad
a rangsangan di vaginanya. Penisku bergerak keluar masuk dengan kecepatan normal
, desahnya makin menjadi sambil meremas kedua buah dadanya. Kaki kanannya kunaik
kan di pundakku, penisku makin dalam melesak. Entah kenapa, tiba tiba bayangan F
ebi kembali melintas dipikiranku, terbayang Febi sedang telentang menerima kocok
an pacarnya, masih terdengar desahan kenikmatan darinya, maka kupejamkan mataku
sambil membayangkan bahwa aku sedang mengocok keponakanku itu. Belum 5 menit aku
menikmati vaginanya ketika kurasakan remasan kuat dari vaginanya disertai jerit
an orgasme, fantasiku buyar. Desi terlalu cepat mencapai puncak kenikmatan itu,
padahal aku masih jauh dari puncaknya, aku ingin tetap mengocoknya tapi dia sepe
rtinya sudah kelelahan dan minta beristirahat sebentar, kupikir tak ada salahnya
untuk beristirahat dulu, toh kita tidak terburu buru, masih ada waktu semalam h
ingga besok. Akhirnya kuturuti permintaannya, kami telentang berdampingan di ata
s ranjang, Desi merebahkan kepalanya di dadaku, kurasakan jantungnya yang keras
berdetak disertai napas yang berat.
"Punya Om sepertinya masih terasa mengganjal di dalam, abis punya Om gede banget
sih" bisiknya.
Aku tersenyum menghadapi kemanjaannya.
Kuhubungi Room Service untuk memesan makan siang, baru tersadar ternyata kami be
lum makan, tak ada salahnya menambah tenaga dan energi. Tak lebih dari 10 menit
kemudian kudengar bel berbunyi, cepat amat servisnya, pikirku. Kuambil handuk da
n kubelitkan di pinggang, kuminta Desi menutupi tubuhnya dengan selimut. Tanpa p
ikir panjang kubuka pintu dan.. sungguh sangat mengagetkanku, bukannya Room Serv
ice yang nongol ternyata Febi yang berada di depan pintu, aku terkejut tak menya
ngka kedatangannya karena memang aku tak mengharap kedatangannya kali ini. Kuses
ali kecerobohanku untuk tidak mengintip terlebih dahulu dari lubang di pintu.
Febi langsung menerobos masuk, seperti biasa seolah tak pernah terjadi sesuatu,
dengan manja Febi memelukku seperti layaknya seorang keponakan, kucium pipi kiri
kanannya, hal yang biasa kami lakukan, tapi kali ini aku merasakan getaran yang
tidak seperti biasanya, aku bisa merasakan tonjolan buah dadanya yang montok me
ngganjal di dadaku, padahal tak pernah terjadi sebelumnya. Dia langsung nyelonon
g masuk ke dalam.
"Om lagi mandi ya, malam ini Om harus traktir Febi dan temenin aku.. Mbak Desi!"
Belum sempat dia menyelesaikan kata katanya ketika melihat Desi di ranjang, meli
hat ke arahku lalu kembali lagi ke Desi. Kami tertangkap basah, tak ada lagi ala
san untuk mengelak, aku diam seribu basa menunggu reaksi dari Febi. Sebelum aku
tahu harus berbuat apa, Desi bangun dari ranjang, menutupi tubuh telanjangnya de
ngan selimut lalu menggandeng Febi ke kamar mandi, sekilas kulihat mukanya meron
a merah seperti orang marah. Kukenakan piyama yang ada dilemari menunggu kedua g
adis itu, pasrah menerima nasib selanjutnya, meski tidak terlalu khawatir karena
aku juga memegang kartunya Febi. Bel pintu kembali berbunyi ketika kedua gadis
itu masih di kamar mandi, ternyata Room Service pesanan kami, mereka keluar sesa
at setelah Waitress menutup pintu kamar. Bertiga kami makan dalam kebisuan setel
ah Desi mengenakan piyama yang sama denganku, dia berbagi makanan dengan Febi ka
rena memang pesanan Cuma untuk kami berdua, tak ada kata yang terucap selama mak
an.
Aku tak berani membuka topik karena belum tahu bagaimana sikap mereka terhadap k
ejadian ini.
"Om, kita saling jaga rahasia ya, just keep among us, aku nggak keberatan Om sam
a Mbak Desi asal Om juga tidak cerita sama Mbak Lily tentang kejadian tadi siang
" Febi membuka percakapan, aku merasakan lampu kuning mengarah hijau darinya.
Febi melanjutkan, "Karena tadi Om melihatku sama Doni, aku juga ingin melihat Om
sama Mbak Desi" lanjutnya mengagetkan, aku tak tahu apa maunya anak ini.
"Terserah kamu Feb, toh aku juga udah biasa melihat kamu main sama pacar pacarmu
" kata Desi lalu duduk dipangkuanku dengan sikap pamer.
Sebenarnya agak segan juga kalau harus melakukannya didepan keponakanku sendiri,
tapi Sebelum aku protes, Desi sudah mendaratkan bibirnya di bibirku, tangannya
menyelip diselangkanganku, meremas penisku dan mengocoknya. Mau tak mau Kubalas
dengan lumatan di bibir dan remasan di buah dadanya, rasa seganku perlahan hilan
g berganti dengan birahi dan sensasi, Febi seakan tidak melihat kami, menghabisk
an sisa makanan yang masih ada di atas meja. Kami saling melepas piyama hingga t
elanjang di depan Febi. Desi merosot turun diantara kakiku, menjilati dan mengul
um kemaluanku. Terkadang kurasakan giginya mengenai batang penis tegangku, maklu
m masih pemula.
"Feb, lihat punya Om-mu, besar mana sama punya Doni" Desi memamerkan penis tegan
gku yang ada digenggamannya.
"Wow, gede banget" sahut Febi lalu memandang ke arahku.
"Bisa pingsan kamu kalau segede itu" lanjutnya dengan nada kagum
"Nggak tuh, enak lagi, coba aja sendiri" jawab Desi melanjutkan kulumannya, kuli
hat Febi menggeser duduknya melihat penisku keluar masuk mulut Desi seakan tak p
ercaya kalau dia bisa melakukannya.
"Akhirnya berhasil juga mendapatkan Om-ku yang selama ini kamu kagumi" seloroh F
ebi mengagetkanku, Desi hanya tersenyum.
"Mau coba?" goda Desi sambil menyodorkan penisku ke Febi, aku diam saja menunggu
reaksi keponakanku, tapi dia diam saja, Desi menjilati penisku seakan memamerka
n ke Febi mainannya.
Febi menggeser lagi mendekati kami, Desi menuntun tangan Febi dan menyentuhkanny
a ke penisku, ada ke-ragu raguan di wajahnya untuk menyentuh penis Om-nya. Wajah
putihnya bersemu merah ketika Desi menggenggamkan tangannya ke penisku, dia han
ya menggenggam tanpa berani menggerakkan tangannya, memandang ke arahku seolah m
inta pendapat. Aku diam saja, hanya mengangguk kecil pertanda setuju. Perlahan k
eponakanku mulai meremas penisku, tangannya yang putih mulus sungguh kontras den
gan penisku yang kecoklatan gelap, makin lama gerakannya berubah dari meremas la
lu mengocok, sementara Desi masih asyik menjilati kepala penisku sambil mengelus
kantong bola. Gerakan mereka mulai seirama, Febi mengocok keras ketika kepala p
enisku berada di mulut Desi, aku mendesah kenikmatan dalam permainan kedua gadis
ini. Ketika Desi menjilati kantong bola, Febi kembali memandangku, kubalas deng
an senyum dan anggukan, dia menundukkan kepalanya ke arah penisku, tapi sebelum
sampai ke tujuannya Desi memotong.
"Kami sudah telanjang masak kamu masih pakai pakaian lengkap kayak orang mau kul
iah, cepat copot gih" katanya kembali menjilat dan mengulum.
Febi terlihat ragu ragu untuk melepas pakaiannya dan telanjang di depanku, dia d
iam sejenak, aku menghindar ketika dia manatapku, meskipun sebenarnya aku sangat
berharap dia melakukannya.
"Kok jadi bengong gitu, kenapa malu, kan Om-mu sudah melihatmu telanjang tadi da
n lagian waktu kecil kan sering dimandiin, jadi kenapa risih" goda Desi
Akhirnya Febi tunduk pada godaan Desi, dia membalikkan badan membelakangiku samb
il melepas kaos ketatnya, kulihat punggungnya yang mulus dengan hiasan bra hijau
muda, bodynya sungguh menggetarkan tanpa timbunan lemak di perutnya, ketika jea
ns-nya dilepas, aku makin kagum dengan ke-sexy-annya, pantatnya padat membentuk
body seperti gitar spanyol nan indah, baru sekarang aku menyadari betapa keponak
anku tumbuh menjadi seorang gadis yang menawan, selama ini pengamatan seperti in
i telah kulewatkan, aku hanya melihatnya sebagai seorang gadis kecil yang selalu
manja, tapi tak pernah melihatnya sebagai seorang gadis cantik yang penuh gaira
h.
Darahku berdesir makin kencang saat Febi membalikkan badannya menghadapku, buah
dadanya yang sungguh montok indah nian terbungkus bra satin, kaki bukitnya menon
jol seakan ingin berontak dari kungkungannya, kaki Febi yang putih mulus berhias
celana dalam hijau mini di selangkangannya menutupi bagian indah kewanitaannya.
Febi menyilangkan tangannya di dadanya seakan menutupi tubuhnya dari sorotan ma
ta nakalku.
"Alaa sok suci kamu, lepas aja BH-mu sekalian" Desi kembali menggoda tapi kali i
ni Febi tak menurutinya, dengan masih memakai bikini dia ikutan Desi mengeroyok
selangkanganku, tangannya berebut dengan Desi mengocokku, kutarik tubuh Desi unt
uk duduk disampingku, aku ingin melihat saat pertama kali keponakanku menjilat d
an mengulum penisku tanpa gangguan Desi.
Mula mula agak ragu dia menjilati kepala penisku tapi akhirnya dengan penuh gair
ah lidahnya menyusuri seluruh bagian kejantananku sebelum akhirnya memasukkan ke
mulutnya yang mungil, aku mendesis penuh kenikmatan saat pertama kali penisku m
enerobos bibir dan mulut Febi, sungguh kenikmatan yang tak pernah terbayangkan s
ebelumnya, kenikmatan yang bercampur dengan sensasi yang hebat, mendapat permain
an oral dari keponakanku sendiri. Penisku makin cepat meluncur keluar masuk mulu
t Febi. Diluar dugaanku ternyata Febi sangat mahir bermain oral, jauh lebih mahi
r dibandingkan Desi, sepertinya dia lebih berpengalaman dari sobat sekamarnya. L
idah Febi menari nari di kepala penisku saat berada di mulutnya, sungguh ketramp
ilan yang hanya dimiliki mereka yang sudah terbiasa, aku harus jujur kalau perma
inan oral keponakanku menyamai tantenya yaitu istriku. Begitu penuh gairah Febi
memainkan penisku membuatku terhanyut dalam lautan kenikmatan, kepalanya bergera
k liar turun naik diselangkanganku. Aku mendesah makin lepas dalam nikmat.
Desi kembali ke selangkanganku, kini kedua gadis bergantian memasukkan penisku k
e mulutnya diselingi permainan dua lidah yang menyusuri kejantananku secara bers
amaan, aku melayang makin tinggi. Desi memasang kondom, bentuknya unik berbeda d
engan sebelumnya, dikulumnya sebentar penisku yang terbungkus kondom lalu dia na
ik ke pangkuanku, menyapukan ke vaginanya dan melesaklah penisku menerobos liang
kenikmatannya saat dia menurunkan badan.
"Aduuhh.. sshh.. gila Feb, punya Om-mu enak banget, penuh rasanya" komentarnya s
etelah penisku tertanam semua di liang vaginanya.
Febi duduk di sebelahku melihat sahabatnya merasakan kenikmatan dari Om-nya, aku
masih ragu untuk mulai menjamah tubuh Febi, selama ini yang kami lakukan hanya
peluk dan cium dari seorang Om kepada keponakannya yang masih kecil, tapi kini a
ku harus melihatnya sebagai seorang gadis sexy yang menggairahkan. Belum ada keb
eranianku mulai menikmati tubuh sintal keponakanku, hanya memandang dengan kagum
dan penuh hasrat gairah.
"aagghh.. uff.. Feb.. lepas dong bikinimu, kamu harus merasakan nikmatnya Om-mu"
Desi ngoceh disela desahannya.
Sepertinya antara aku dan Febi saling menunggu, sama sama risih dan malu untuk m
ulai, ketika desahan Desi makin liar aku tak tahan lagi, kuraih kepala Febi dala
m rangkulanku dan kucium bibirnya. Ada perasaan aneh ketika bibirku menyentuh bi
birnya, perasaan yang tidak pernah kujumpai ketika berciuman dengan wanita manap
un, mungkin hubungan batin sebagai seorang Om masih membatasi kami. Setelah sesa
at berciuman agak canggung, akhirnya kami mulai menyesuaikan diri, saling meluma
t dan bermain lidah, jauh lebih bergairah dibanding dengan Desi atau lainnya, ka
mi seolah sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Kocokan Desi makin lia
r tapi lumatan bibir lembut Febi tak kalah nikmatnya.
Agak gemetar tanganku ketika mulai mengelus punggung telanjang Febi, dengan susa
h payah, meskipun biasanya cukup dengan tiga jari, aku berhasil melepas kaitan b
ra yang ada di punggung. Masih tetap berciuman kulepas bra-nya, tanganku masih g
emetar ketika menyusuri bukit di dada Febi, begitu kenyal dan padat berisi, kuhe
ntikan ciumanku untuk melihat keindahan buah dadanya, jantungku seakan berdetak
3 kali lebih cepat melihat betapa indah dan menantang kedua bukitnya yang berhia
skan puting kemerahan di puncaknya, I have no idea berapa orang yang sudah menik
mati keindahan ini.
Desah kenikmatan Desi sudah tak kuperhatikan lagi, kuusap dan kuremas dengan lem
but, kurasakan kenikmatan kelembutan kulit dan kekenyalannya, gemas aku dibuatny
a. Febi menyodorkan buah dadanya ke mukaku, langsung kusambut dengan jilatan lid
ah di putingnya dan dilanjutkan dengan sedotan ringan, dia menggelinjang meremas
rambutku. Belum puas aku mengulum puting Febi, Desi sudah turun dari pangkuanku
, lalu kami pindah ke ranjang, Desi nungging mengambil mengambil posisi doggie,
langsung kukocok dia dari belakang sambil memeluk tubuh sexy Febi. Kukulum putin
g kemerahannya untuk kesekian kalinya bergantian dari satu puncak ke puncak lain
nya, Febi mendesis nikmat, inilah pertama kali kudengar desahan nikmat langsung
darinya, begitu merangsang dan penuh gairah di telinga.
Tanpa kusadari, ternyata Febi sudah melepas celana dalamnya, aku kembali terkesi
ma untuk kesekian kalinya, selangkangannya yang indah berhias bulu kemaluan yang
sangat tipis, bahkan nyaris tak ada, sungguh indah dilihat. Gerakan pinggul Des
i makin tak beraturan, antara maju mundur dan berputar, penisku seperti diremas
remas di vaginanya, sungguh nikmat, kali ini Desi bisa bertahan lebih lama. Kami
berganti posisi, aku telentang diantara kedua gadis cantik ini dengan penis yan
g masih tegak tegang menantang.
"Feb, gantian, kamu harus coba nikmatnya Om-mu" Desi mempersilahkan Febi, tapi a
ku menolak dan minta Desi segera naik melanjutkannya.
Terus terang, jauh di lubuk hati ini masih menolak untuk bercinta atau bersengga
ma dengan Febi, aku masih harus berpikir panjang untuk bertindak lebih jauh dari
sekedar oral, saat ini belum bisa menerima untuk melanjutkan ke senggama atau t
idak, aku belum tahu. Desi kembali bergoyang pinggul di atasku, Febi kuberi isya
rat untuk naik ke kepalaku, dia langsung mengerti, kakinya dibuka lebar di depan
mukaku, terlihat dengan jelas vaginanya yang masih kemerahan seperti daging seg
ar, kepalaku langsung terbenam di selangkangannya, lidahku menyusuri bibir dan k
litorisnya sambil meremas pantatnya yang padat, desahan Febi bersahutan dengan D
esi. Seperti halnya Desi, kedua gadis ini menggoyangkan pinggulnya di atasku, va
gina Febi menyapu seluruh wajahku. Febi mendesah keras dan tubuhnya menegang ket
ika kusedot vaginanya, hampir dia menduduki wajahku. Desi minta bertukar tempat,
rupanya dia ingin mendapatkan kenikmatan seperti yang aku berikan ke keponakank
u. Kini vagina Desi yang basah tepat di atas mukaku, sementara Febi melepas kond
om yang membalut penisku, membersihkan sisa cairan dari vagina Desi dengan selim
ut lalu mulai menjilatinya.
Rasa asin dari vagina Desi tak kuperhatikan, cairannya menyapu mukaku, sementara
kemaluanku sudah mengisi rongga mulut Febi dengan cepatnya. Aku begitu asyik me
nikmati vagina Desi dengan lidahku, tanpa kusadari Febi sudah mengambil posisi u
ntuk memasukkan penisku ke vaginanya, aku baru tersadar ketika Febi sudah naik d
i atas tubuhku dan menyapukan penisku ke bibir vaginanya, aku harus mencegahnya,
pikirku, karena masih belum memutuskan apakah harus melakukannya, hati kecilku
masih belum menerima kalau aku bercinta dengan keponakanku sendiri.
"Febi, jangan", teriakku.
Tapi terlambat, penisku sudah meluncur masuk ke vagina keponakanku tanpa kondom,
sudah terjadi, ada rasa sesal meskipun sedikit sekali. Tapi rasa sesal segera b
erubah menjadi heran karena begitu mudahnya penisku menerobos liang vaginanya, t
idak seperti Desi yang cukup sempit dan kesakitan, tapi Febi sepertinya tidak ad
a rasa sakit sama sekali ketika vaginanya terisi penisku yang berukuran 17 cm it
u. Bahkan dia langsung mengocok dan menggoyang dengan cepatnya seolah tak ada ha
langan dengan ukuran penisku seperti yang dialami Desi. Goyangan pinggul Febi le
bih nikmat dari Desi tapi sepertinya vagina Febi tidak sesempit Desi, tidak ada
kurasakan remasan dan cengkeraman otot dari vaginanya, hanya keluar masuk dan ge
sekan seperti biasa, dalam hal ini vagina Desi lebih nikmat, itulah perbedaan an
tara Desi dan Febi, meskipun keduanya sama sama nikmat.
Desi turun dari mukaku, kuraih buah dada montok Febi dan kuremas remas gemas pen
uh nafsu, kutarik Febi dalam pelukanku, kukocok dari bawah dengan cepatnya, desa
hannya begitu bergairah di telingaku.
"Oh.. yess.. enak banget Om truss.. Febi kaangeen.. Febi cemburuu.. Febi sayang
Om.. udah lama Febi menunggu kesempatan ini" desahnya.
Aku kaget ternyata disamping cinta seorang keponakan dia juga menyimpan cinta la
yaknya seorang gadis pada lawan jenisnya. Kami bergulingan, kini aku di atasnya,
kunikmati ekspresi kenikmatan wajah cantik keponakanku yang sedang dilanda bira
hi tinggi, desahannya makin keras dan liar, rasanya lebih liar dari yang kulihat
tadi siang membuatku makin bernafsu mengocok lebih cepat dan lebih keras. Denga
n gemas kuciumi pipi Febi, tidak dengan perasaan kasih sayang seperti biasanya t
api penuh dengan perasaan nafsu, kususuri leher jenjangnya yang putih mulus, bar
u sekarang kusadari betapa menggairahkan tubuh keponakanku ini. Febi menggelinja
ng dan menjerit ketika lidahku mencapai puncak buah dadanya, kupermainkan puting
nya yang kemerahan, dengan kuluman ringan kusedot buah dadanya, itulah yang memb
uat dia menggelinjang hebat penuh nikmat.
Desi memelukku dari belakang, diciuminya tengkuk dan punggungku, dalam keadaan n
ormal bercinta dengan dua wanita cantik tentulah menyenangkan tapi ini keadaan k
husus dimana pertama kali aku mencumbu keponakanku tercinta, aku ingin menikmati
nya secara total, keterlibatan Desi sebenarnya kurasakan mengganggu tapi aku tak
bisa menyuruhnya pergi, karena dialah aku bisa menikmati tubuh sexy Febi. Tanpa
menghiraukan pelukan Desi, kuangkat kedua kaki Febi kepundakku, dengan meremas
kedua buah dadanya sebagai pegangan aku mengocoknya keras dan cepat. Febi menjer
it keras antara sakit dan nikmat, kepala penisku serasa menyentuh dinding terdal
am dari vaginanya, tangannya mencengkeram erat lenganku, matanya melotot ke arah
ku seakan tak percaya aku melakukan ini padanya, tapi sorot matanya justru menam
bah tinggi nafsuku, dia kelihatan makin cantik dengan wajah yang bersemu merah t
erbakar nafsu, lebih menggairahkan dan menggoda, makin dia melotot makin cepat k
ocokanku, makin keras pula jerit dan desah kenikmatannya. Dan tak lama kemudian
dia sampai pada puncak kenikmatan tertinggi.
"Truss.. Om.. Febi mau keluar ya.. truss.. fuck me harder" dia mendesis indah, d
an dengan diiringi jeritan kenikmatan panjang dia menggoyang goyangkan kepalanya
, cengkeraman di lenganku makin erat, tubuhnya menegang, dia telah mencapai orga
sme lebih dulu, kunikmati saat saat orgasme yang dialami Febi.
Inilah pertama kali aku melihat ekspresi orgasme dari keponakanku yang cantik, b
egitu liar dan menggairahkan, sungguh tak kalah dengan tantenya, istriku. Tubuh
Febi perlahan mulai melemah, kuturunkan kakinya dari pundakku lalu kukecup bibir
dan keningnya.
"Makasih Om, ini orgasme terindah yang pernah kualami, nanti lagi ya, aku ingin
merasakan Om keluar di dalam" katanya mendorong tubuhku turun dari atas tubuhnya
.
Desi sudah sampingnya bersiap menerimaku, posisi menungging dengan kaki dibuka l
ebar, penisku yang masih tegang siap untuk masuk ke vagina lainnya. Rupanya Desi
tak pernah melupakan pengamannya, dia memberiku kondom sebelum penisku sempat m
enyentuh bibir vaginanya, sementara Febi tak peduli dengan hal itu, aku tak khaw
atir karena memang tidak berniat memuntahkan spermaku di vagina keponakanku. Feb
i memasangkan kondom di penisku dan kembali untuk kesekian kalinya penisku mengu
ak celah sempit di antara kaki Desi, sungguh sempit, meski udah beberapa kali ku
masuki tapi masih tetap saja terasa mencengkeram pada mulanya.
Berbeda dengan punya Febi yang langsung bisa "melahap" semuanya, Desi meringis s
ebentar saat penisku kudorong menguak vaginanya, cukup lama sebelum akhirnya aku
bisa mengocoknya dengan normal, sesekali hentakan keras menghunjam membuatnya t
eriak entah sakit atau enak. Kupegangi pantatnya yang padat berisi, kocokanku ma
kin cepat, desahan Desi begitu juga makin keras terdengar, kuraih buah dadanya y
ang menggantung dan kuremas sambil tetap mengocoknya. Terus terang setelah meras
akan nikmatnya bercinta dengan keponakanku, terasa Desi begitu hambar, padahal s
aat pertama tadi dia begitu menggairahkan, kini aku hanya berusaha untuk memuask
an dia sebagai balas jasa dan secepat mungkin mencapai orgasme dengannya supaya
berikutnya aku bisa lebih "all out" dengan Febi.
Kocokan kerasku membawa Desi lebih cepat ke puncak kenikmatan, tangan Desi dan F
ebi saling meremas, teriakan orgasme Desi mengagetkanku, apalagi diiringi dengan
denyutan dan remasan kuat dari vaginanya, penisku seperti diremas remas, sunggu
h nikmat yang tak bisa kudapat dari Febi, akhirnya akupun harus takluk pada keni
kmatan cengkeraman vagina Desi, menyemprotlah spermaku di dalam vaginanya. Kemba
li dia menjerit merasakan denyut kenikmatan penisku, kami saling memberi denyuta
n nikmat, lebih nikmat dari yang kudapat tadi. Tubuhku langsung ambruk di atas p
unggun Desi, kami bertiga telentang dalam kenangan dan kenikmatan indah. Aku tel
entang di antara dua gadis cantik yang menggairahkan, Desi melepas kondom, sungg
uh tak menyangka kalau aku akhirnya bercinta dengan keponakanku sendiri yang san
gat sexy dan menggairahkan. Diusianya yang belum 23 tahun dia terlalu pintar ber
main sex apalagi permainan oralnya, sungguh sukar dipercaya kalau dia mampu mela
kukannya dengan sangat baik.
Setelah kudesak akhirnya dia mengakui bahwa dia sudah sering melakukannya sejak
setahun yang lalu. Pertama kali yang menikmati keperawanannya adalah P. Freddy,
dosennya sendiri, seorang duda berumur hampir 50 tahun, orangnya jauh dari simpa
tik, justru lebih mendekati sadis, karena wajahnya tipikal orang maluku yang ker
as. Untuk mendapatkan nilai lulus dari dia akhirnya Febi harus menyerahkan keper
awanannya, kalau tidak dia tidak akan bisa melewati tahap persiapan yang berakib
at Drop Out. Dengan perasaan jijik Febi menyerahkan kehangatan dan kesuciannya p
ada si tua bangka, seminggu sekali dia terpaksa harus melayani nafsu bejat si do
sen, setelah berjalan dua bulan dan merasakan nikmatnya bercinta akhirnya keterp
aksaan itu berubah menjadi ketergantungan, bukan lagi P. Fredy yang memaksa tapi
terkadang justru Febi yang minta karena dia tidak mungkin melakukannya dengan o
rang lain. Hingga akhirnya dia menemukan teman kuliah pujaan hati, tapi begitu s
ampai ke urusan sex ternyata Febi masih tidak bisa melupakan keperkasaan P. Fred
y, jadi dia tetap melakukannya dengan si dosen untuk mendapatkan kepuasan, pacar
nya tidak pernah memperlakukan Febi seperti yang dilakukan P. Fredy, perlakuanny
a begitu sabar dan kebapakan dan dia selalu memenuhi apa yang Febi inginkan, tak
pernah memaksa dan selalu sopan di ranjang, begitu romantis hingga Febi makin t
erhanyut dalam pesona si dosen, dari keterpaksaan menjadi ketergantungan. Semua
berakhir setelah P. Fredy mendapat Profesor dan promosi dipindah tugas ke Ujung
Pandang. Untuk memenuhi ketergantungannya Febi sering melakukannya dengan pacarn
ya, tapi sosok permainan sex seperti P. Fredy tak pernah dia dapatkan dari sang
pacar. Entah sudah berapa kali dia ganti pacar, tak pernah lebih dari 3 bulan me
reka pacaran, selalu diawali dan diakhiri di ranjang.
Cerita Febi sungguh mengagetkanku, rupanya selama ini aku dan istriku terlalu me
mandang enteng masalah yang dihadapi Febi, tak pernah memberi solusi yang kondus
if, kini baru kusadari hal itu. Istriku pernah cerita kalau Febi ingin mendapatk
an suami seperti Om-nya, aku, sabar penuh pengertian dan kebapakan, hal yang tid
ak pernah dia terima dari ayah kandungnya. Diam diam dia mengagumiku, aku tak me
nyangka kalau kekagumannya ternyata lebih jauh dari sekedar seorang Om.
"Om Febi cemburu sekali ketika melihat Om sama Mbak Lily bercinta, begitu penuh
perasaan dan gairah" katanya sambil kepalanya disandarkan di dadaku.
"Oh ya? kapan dan dimana" tanyaku kaget
"Di rumah, ketika direnovasi, hampir tiap kali aku mendengar desahan dari Mbak L
ily aku naik dan mengintip dari celah celah bangunan yang belum selesai itu, set
elah itu aku tak bisa tidur sampai pagi, sejak itu aku bertekad untuk bisa meras
akan nikmat seperti itu dari Om, bahkan aku ingin lebih dari itu" katanya.
Berarti sejak dia kelas 3 SMA dia sudah melihat kami berhubungan.
Febi
Mendengar penuturan Febi gairahku kembali naik, penisku menegang dalam genggaman
Febi, Desi tertidur di samping kami, mungkin kelelahan setelah mendapat 2 kali
orgasme berurutan dariku.
"Di sofa yuk Om, Febi udah lama nggak bermain di sofa sejak terakhir kali dengan
P. Fredy" ajaknya seraya bangun dan menarikku.
Febi langsung duduk di sofa dan membuka kakinya, aku tak mau langsung melakukann
ya, kucium bibirnya lalu turun ke leher dan berhenti di kedua bukitnya, dengan g
emas kuciumi bukit di dadanya, kombinasi jilatan dan kuluman membuat dia mendesa
h.
Sengaja kutinggalkan beberapa bekas kemerahan di buah dadanya supaya dia berhent
i melakukan dengan pacarnya untuk beberapa hari. Dia cemberut ketika tahu ada ke
merahan di dadanya tapi justru kecemberutannya makin menambah kecantikan wajahny
a. Bibirku menyusuri perutnya lalu berhenti di selangkangannya, terasa asin keti
ka lidahku menyentuh vaginanya, mungkin cairan ketika dia orgasme tadi. Tanganny
a meremas rambutku ketika lidahku menari nari di bibir vaginanya, kakinya menjep
it kepalaku, aku makin bergairah mempermainkan vaginanya dengan bibirku.
"Udah.. udah.. Om.. sekarang.. Febi udah nggak tahan nih" desahnya menarik rambu
tku.
Aku berdiri, kusodorkan penisku ke mulutnya, dia menggenggam dan mengocoknya, me
mandang ke arahku sejenak sebelum menjilati dan memasukkan penisku ke mulutnya.
Tanpa kesulitan, segera penisku meluncur keluar masuk mulut mungil keponakanku y
ang cantik, kembali kurasakan begitu pintar dia memainkan lidahnya. Antara jilat
an, kuluman dan kocokan membuatku mulai melayang tinggi. Puas dengan permainan o
ral-nya, aku lalu jongkok di depannya, dia menyapukan penisku ke vaginanya, dia
menatapku dengan pandangan penuh gairah, aku jadi agak malu memandangnya, namun
nafsu lebih berkuasa, dengan sekali dorong melesaklah penisku kembali ke vaginan
ya, dia masih tetap menatapku ketika aku mulai mengocoknya. Kakinya menjepit pin
ggangku, kutarik dia dalam pelukanku, kudekap erat hingga kami menyatu dalam sua
tu ikatan kenikmatan birahi, saling cium, saling lumat.
Febi mendesah liar seperti sebelumnya, kurebahkan dia di sofa lalu kutindih, sat
u kaki menggantung dan kaki satunya dipundakku. Aku tak pernah bosan menikmati e
kspresi wajah innocent yang memerah penuh birahi, makin menggemaskan. Buah dadan
ya bergoyang keras ketika aku mengocoknya, dia memegangi dan meremasnya sendiri.
Kuputar tubuhnya untuk posisi doggie, dia tersenyum, tanpa membuang waktu kules
akkan penisku dari belakang, dia menjerit dan mendorong tubuhku menjauh, kuhenti
kan gerakanku sejenak lalu mengocoknya perlahan, tak ada penolakan. Kupegang pan
tatnya yang padat berisi, Febi melawan gerakan kocokanku, kami saling mengocok,
dia begitu mahir mempermainkan lawan bercintanya.
Aku bisa melihat penisku keluar masuk vagina keponakanku, kupermainkan jari tang
anku di lubang anusnya, dia menggeliat ke-gelian sambil menoleh ke arahku. Kurai
h buah dadanya yang menggantung dan bergoyang indah, kuremas dengan gemas dan ku
permainkan putingnya. Aku sepertinya benar benar menikmati tubuh indah keponakan
ku dengan berbagai caraku sendiri, ada rasa dendam tersendiri di hatiku, kalau o
rang lain telah menikmatinya, aku sebagai orang yang membesarkannya tentu ingin
menikmatinya lebih dari lainnya, tak ada yang lebih berhak dari aku. Kuraih tang
annya dan kutarik kebelakang, dengan tangannya tertahan tanganku, tubuh Febi men
ggantung, aku lebih bebas melesakkan penisku sedalam mungkin. Desah kenikmatan F
ebi mekin keras memenuhi kamar ini. Kudekap tubuhnya dari belakang, kuremas kemb
ali buah dadanya, penisku masih menancap di vaginanya, kuciumi telinga dan tengk
uknya, geliat nikmat Febi makin liar.
"Aduh oom.. enak banget Omm, Febi sukaa, trus Om"
Kulepaskan tubuh Febi, kambali kami bercinta dengan doggie style, tak terasa leb
ih setengah jam kami bercinta, belum ada tanda tanda orgasme diantara kami. Kami
berganti posisi, Febi sudah di pangkuanku, tubuhnya turun naik mengocokku, buah
dadanya berayun ayun di mukaku, segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah
hingga kepalaku terbenam diantara kedua bukitnya. Gerakan Febi berubah menjadi g
oyangan pinggul, berputar menari hula hop di pangkuanku, berulang kali dia menci
umiku dengan gemas, sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa sali
ng mengulum dengannya. Tak lama kemudian, tiba tiba Febi menghentikan gerakannya
, dia juga memintaku untuk diam.
"Sebentar Om, Febi nggak mau keluar sekarang, masih banyak yang kuharapkan dari
Om" katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya, aku hamp
ir tak bisa napas.
"Kamu turun dulu" pintaku
"Tapi Om, Febi kan belum" protesnya
"Udahlah percaya Om" potongku
Kutuntun dan kuputar tubuhnya menghadap dinding, kubungkukkan sedikit lalu kusap
ukan penisku ke vaginanya dari belakang, Febi mengerti maksudku, kakinya dibuka
lebih lebar, mempermudah aku melesakkan penisku. Tubuhnya makin condong ke depan
, desah kenikmatan mengiringi masuknya penisku mengisi vaginanya.
"ss.. aduuh Om, enak Om.. belum pernah aku.. aauu" desahnya sambil membalas gera
kanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.
Kami saling bergoyang pinggul, saling memberi kenikmatan sementara tanganku meng
gerayangi dan meremas buah dadanya. Nikmat sekali goyangan Febi, lebih nikmat da
ri sebelumnya, berulang kali dia menoleh memandangku dengan sorot mata penuh kep
uasan, mungkin dia belum pernah melakukan dengan posisi seperti ini. Tubuhnya ma
kin lama makin membungkuk hingga tangannya sudah tertumpu meja sebelah. Kudorong
sekalian hingga dia telungkup di atasnya, aku tetap masih mengocoknya dari bela
kang, dia menaikkan satu kakinya di pinggiran meja, penisku melesak makin dalam,
kocokanku makin keras, sekeras desah kenikmatannya. Kubalikkan tubuhnya, dia te
lentang di atas meja, kunaikkan satu kakinya di pundakku, kukocok dengan cepat d
an sedalam mungkin.
"ss.. eegghh.. udaahh oom, Febi nggaak kuaat, mau keluar niih" desahnya
"Sama Om juga"
"Kita sama sama, keluarin di dalam saja, aman kok, Febi pake pil, jangan ku.. aa
.. sshhiit" belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya ternyata sudah orgasme dul
uan, aku makin cepat mengocoknya, tak kuhiraukan teriakan orgasme Febi, makin ke
ras teriakannya makin membuatku bernafsu. Semenit kemudian aku menyusulnya ke pu
ncak kenikmatan, kembali dia teriak keras ketika penisku berdenyut menyemprotkan
sperma di vaginanya. Aku telah membasahi vagina dan rahim keponakanku dengan sp
ermaku, dia menahanku ketika kucoba menarik keluar.
"Tunggu, biarkan keluar sendiri" cegahnya, maka kutelungkupkan tubuhku di atas t
ubuhnya, kucium kening dan pipinya sebelum akhirnya kucium bibirnya.
"Makasih Om, permainan yang indah, the best deh pokoknya" bisiknya menatapku taj
am.
Kuhindari tatapannya, tak sanggup aku melawan tatapan tajam keponakanku itu.
Jarum jam masih menunjukkan pukul 17:30, entah sudah berapa lama aku melayani ke
dua gadis ini, gelapnya malam mulai menyelimuti Kota Semarang, para pedagang kak
i lima di simpang lima sudah mulai menata dagangannya. Aku sempat tertidur sejen
ak diantara kedua gadis itu sebelum mereka membangunkanku untuk makan malam, jam
19:30. Kami memutuskan untuk makan di luar sambil shoping di Mall sebelah hotel
. Ternyata mereka lebih senang shopping lebih dulu dari pada makan malam, padaha
l aku sudah lapar akibat bekerja terlalu keras, terpaksa aku memenuhi keinginan
kedua gadis itu. Diluar dugaanku justru mereka memilih untuk belanja parfum, lin
gerie dan pakaian dalam, aku ikutan memilihkan untuk mereka, tentu saja yang kua
nggap sexy, tak jarang aku diminta memberikan penilaian ketika mereka mencoba br
a di ruang ganti, tentu dengan senang hati aku memenuhinya. Tak lupa kami membel
i beberapa VCD porno di pinggiran jalan.
Kami kembali ke hotel hampir pukul 22:00, kuminta mereka memakai apa yang baru m
ereka beli, sungguh sexy dan menggairahkan kedua bidadari itu mengenakan pakaian
dalam yang serba mini pilihanku, hampir semuanya dicoba, tapi aku sudah tak tah
an lagi melihat penampilan mereka. Saat mereka berganti lagi untuk ketiga kaliny
a, aku sudah tak sanggup menahan lebih lama lagi, terutama melihat tubuh sexy Fe
bi, kutarik mereka ke ranjang dan kucumbui mereka bersamaan, kami saling berguli
ngan seperti anak kecil sedang bermain main. Mereka berebutan melepas pakaian da
n celanaku, bahkan suit untuk menentukan siapa yang melepas celana dalamku. Bers
ama sama mereka mulai menjilati dan mengulum penisku, kedua lidah gadis itu seca
ra bersamaan menyusuri penis dan kantong bola dengan gerakan berbeda, aku segera
melayang tinggi didampingi kedua bidadari ini.
"Om percaya nggak, Desi itu udah lama lho kagum sama Om, jadi ini sudah menjadi
fantasinya" kata Febi disela kulumannya.
"Ih kamu buka rahasia deh" Desi yang sedang menjilati pahaku mencubih Febi, mere
ka berdua tertawa sambil terus menjilatiku.
Kedua tanganku meremas remas dua buah dada yang berbeda, baik kekenyalan maupun
besarnya, punya Febi lebih besar tapi Desi lebih kenyal dan padat. Febi lebih ce
pat mengambil inisiatif, kakinya dilangkahkan ke tubuhku hingga posisi 69, Desi
yang kalah cepat bergeser di antara kakiku, sambil menjilati Febi aku masih bisa
merasakan kuluman dari dua mulut yang berbeda. Ketika Febi menegakkan tubuhnya
melepaskan kulumannya pada penisku, Desi segera mengambil posisi untuk memasukka
n penisku ke vaginanya, rupanya takut keduluan Febi dia tak mempedulikan lagi ko
ndomnya seperti sebelumnya, kurasakan vaginanya yang rapat mencengkeram erat pen
isku, apalagi tanpa kondom, kurasakan makin kuat mencengkeram, hingga semua tert
anam dia tak berani bergerak.
"Om kalo keluar bilang ya" rupanya dia masih sedikit sadar
Perlahan tubuhnya turun naik dan mulai menggoyangkan pinggul, penisku terasa dir
emas dengan hebat, gerakannya makin cepat dan tidak beraturan. Tak lebih lima me
nit dia turun dari tubuhku.
"Feb, giliranmu, aku nggak udah tahan, bisa keluar duluan aku nanti, habis enak
banget sih" katanya.
Mereka bertukar posisi, sepeti sebelumnya penisku langsung masuk ke vagina Febi
tanpa hambatan yang berarti, berbeda dengan Desi yang mendiamkan sesaat sebelum
mengocok, tubuh Febi langsung turun naik dengan cepatnya, pinggangnya berputar p
utar sambil tangannya mengelus kantong bola. Aku tak bisa melihat ekspresi wajah
Febi karena mukaku tertutup pantat Desi yang tepat berada di atasku dengan vagi
na terbuka lebar. Jerit dan desahan kedua gadis di atasku saling bersahutan mera
sakan kenikmatan yang berbeda.
Tak lama kemudian Febi turun, Desi mengikutinya, kedua gadis itu lalu telentang
bersebelahan dan membuka kakinya lebar lebar seakan mempersilahkan aku untuk mem
ilihnya, aku bingung, kutatap mata keduanya, sama sama memberikan pandangan yang
menggairahkan. Aku yakin Desi tidak bisa bertahan lama, maka kupilih Desi dulua
n supaya aku bisa menikmati Febi lebih lama dan memuntahkan spermaku ke vagina k
eponakanku itu.
"Om janji ya kalo keluar di luar saja" katanya ketika aku mendekatinya.
"Kalo aku nggak mau" godaku
"Pleese" Desi memelas
Tanpa menjawab lagi kusapukan penisku ke vaginanya dan mendorongnya masuk perlah
an lahan.
"Pelan pelan Om, ini pertama kali aku nggak pake kondom" katanya pelan ketika pe
nisku mulai menerobos liang kenikmatannya.
Kutelungkupkan tubuhku menindih tubuhnya setelah penisku masuk semuanya, pantatk
u mulai turun naik di atas tubuhnya, desah kenikmatan mengiringi kocokanku. Febi
bergeser di belakangku, rupanya dia mengatur kaki Desi, diletakkannya menjepit
pinggangku, penisku makin dalam mengisi liang kenikmatannya. Kukocok dia dengan
cepat dan keras, kuhentakkan sedalam mungkin, tak kupedulikan desahan kenikmatan
nya, aku ingin segera membuatnya orgasme dan secepatnya beralih ke tubuh keponak
anku yang sedang menunggu giliran. Diluar dugaanku, ternyata Desi tidak segera o
rgasme seperti perkiraanku, gerakannya malah semakin liar mencengkeramku, justru
hampir saja aku keluar duluan kalau tidak segera kuhentikan gerakanku dan kucab
ut penisku dari vaginanya.
Desi tersenyum penuh kemenangan melihat aku hampir kalah, kuambil napas dalam da
lam lalu kutahan dan kuhembuskan pelan pelan. Febi sudah bersiap di sampingnya d
engan posisi nungging, kuturunkan teganganku dengan menciumi pantat Febi, menjil
ati vagina dan anusnya, dia menggeliat geli, kukocok vaginanya dengan dua jariku
, dia mendesis. Setelah kurasa aku siap maka langsung kumasukkan penisku ke lian
g Febi dengan sekali dorong disusul kocokan cepat, dia menjerit nikmat lepas.
"Des, remas dadanya" perintahku sambil mengocoknya keras, Desi memandangku bingu
ng, kuraih tangannya dan kuletakkan di dada Febi, kedua gadis itu kelihatan risi
h tapi aku tak peduli, kupaksa Desi meremasnya. Akhirnya Febi bisa menerima rema
san Desi di buah dadanya, aku makin bergairah melihatnya, apalagi ketika Desi me
remas kedua buah dada yang menggantung itu. Nafsuku makin meninggi ketika Febi m
embalas meremas buah dada Desi, mereka saling meremas buah dada.
Aku terkejut ketika Febi mengambil inisiatif lebih jauh, tiba tiba dia menciumi
buah dada Desi dan menjilati putingnya, mulanya Desi tertawa geli menerima hal i
tu, tapi kemudian dia ikutan mendesah dan meremas rambut Febi yang ada di dadany
a. Aku makin bergairah dibuatnya, kocokanku makin cepat dan liar, seliar sedotan
Febi pada buah dada sahabatnya. Desi menyusupkan tubuhnya di bawah Febi, kepala
nya tepat di bawah bukit yang menggantung, mereka saling mengulum buah dada sepe
rti permainan lesbi meski aku yakin mereka bukan golongan itu.
Imajinasiku makin liar melihat kenakalan mereka, kuminta Desi nungging di atas F
ebi, tubuhnya menempel rapat di punggungnya, memeluk rapat dari belakang, vagina
nya tepat di atas pantat Febi, masih tetap mengocok Febi kumasukkan dua jariku k
e liang kenikmatannya, kedua gadis itu mendesah bersahutan. Kutarik keluar penis
ku dan segera beralih ke liang kenikmatan di atasnya, masih saja kurasakan rapat
nya vagina Desi, nikmat yang berbeda dari dua vagina. Kocokanku berpindah dari s
atu vagina ke vagina lainnya. Aku tak tahu harus mengakhirinya di mana, hampir s
aja aku orgasme ketika tiba tiba kudengar bunyi HP-ku. Ingin kuabaikan tapi deri
ngnya terasa mengganggu.
"Terima dulu Om, siapa tahu penting, atau mungkin dari Mbak Lily" kata Febi keti
ka aku sedang mengocok vagina di atasnya.
Terpaksa kutinggalkan kedua vagina yang sedang penuh gairah itu, benar saja istr
iku menelpon, aku menjauhi mereka, duduk di sofa supaya tidak terdengar suara na
pas mereka yang sedang ngos-ngosan. Kedua gadis itu menyusulku, Desi bersimpuh d
i antara kakiku sedangkan Febi duduk di sebelahku, menempelkan telinganya di HP,
ikutan mendengar pembicaraanku dengan tantenya, sambil tangannya mengocok penis
ku bersamaan dengan lidah dan mulut Desi yang menari nari di penisku yang masih
menegang. Handphone kuberikan ke Febi ketika istriku mau bicara padanya, akupun
tak mau berlama lama bicara sama istriku dalam keadaan seperti ini, bisa bisa bi
cara sambil mendesah.
"Ya Mbak, ini Om mau antar Febi pulang, udah malam, lagian besok kan kuliah.. ag
ak siang sih, jam 11 pagi kuliahnya.. tapi Febi belum pamit sama ibu Kost, ntar
dicari"
Untungnya Febi mengikuti pembicaraan kami tadi hingga bisa langsung nyambung, ku
balas Febi dengan mengulum putingnya ketika bicara sama tantenya, dia melototiku
.
"..oke deh Mbak, nanti Febi telpon ke kost deh" jawabnya mengakhiri pembicaraan.
"Nakal ya, awas Febi balas" katanya lalu jongkok di sebelah sahabatnya, bersamaa
n mereka mengulum penisku, lidah kedua gadis itu menyusuri penisku kembali, aku
mendesah sambil meremas rambut keduanya. Begitu nikmat permainan dua lidah, apal
agi ketika bibir keponakanku mulai meluncur di batang kemaluanku, sementara soba
tnya mempermainkan kantong bola dengan lidahnya, membawaku melayang tinggi dalam
kenikmatan.
Akhirnya aku menyerah dalam permainan dua mulut mereka, menyemprotlah spermaku k
etika berada di mulut Desi, segera dia menarik keluar tapi terlambat, beberapa k
rucil.netan sudah membasahi tenggorokannya. Febi segera meraih penisku dan langs
ung memasukkan ke mulut mungilnya, krucil.netanku sempat mengenai wajah dan ramb
ut Desi sebelum akhirnya habis dalam kuluman keponakanku, sedikit tetesan keluar
dari celah bibirnya, dia menyedot habis semburan demi semburan hingga tetes ter
akhir tanpa mengeluarkan dari mulutnya. Kedua gadis itu lalu menyapukan penisku
yang sudah lemas ke wajahnya.
Malam itu kuhabiskan dengan mengarungi lautan kenikmatan bersama keponakanku dan
sahabatnya, sepertinya mereka tak ada kata puas merengkuh kenikmatan demi kenik
matan, bergantian aku harus melayani mereka sampai kewalahan melayaninya, tapi d
engan bantuan film VCD yang kami putar di Laptop, sedikit banyak aku bisa mengim
bangi permintaan mereka. Entah jam berapa kami baru bisa tertidur, "terpaksa" ak
u pulang dengan pesawat terakhir ke Jakarta besoknya, "tak tega" meninggalkan ke
ponakanku tercinta berikut sobat karibnya.
Pesanku sebelum meninggalkannya di airport, jangan merusak rumah tangga orang, j
angan merebut suami orang, dan yang paling penting, jangan sampai hamil. Suatu p
esan yang tak layak disampaikan seorang paman kepada keponakannya, apa boleh bua
t, tak mungkin aku menyadarkan Febi dari kelakuannya kalau aku sendiri berperila
ku sama, bahkan meniduri keponakanku.
Kakak sepupuku - 1
fastest livescore
Waktu itu aku memang telah menjadi seorang remaja pria yang sangat gila dengan m
asalah-masalah sex dan perilakunya.
Oh ah sst.., aku mendesis pelan sambil mengocok penisku yang mulai terasa membes
ar di dalam genggaman tanganku sambil menyaksikan dari atas plafon, Papa dan Mam
aku saling bergumul di dalam kamarnya.
Hanya dengan cara itu selama kurang lebih tiga tahun aku sering lakukan untuk me
muaskan birahiku. Walaupun kadang aku mendapatkan dari Tari atau Ana bila aku me
mpunyai kesempatan kerumah mereka. Namun waktu terakhir kunjunganku kerumah mere
ka tidak jarang Ana maupun Tari menolakku untuk melakukan hubungan sex lagi. Mak
lum mereka telah menjadi gadis dewasa yang lumayan cantik dan mempunyai body yan
g bisa mengeluarkan air liur setiap pria yang melihatnya.
Dan mereka masing-masing memang telah mempunyai pacar. (Baca: Sex Perdanaku 1-3)
Kami bertiga memang pada waktu itu telah berumur 17 tahun.
Keesokkan pagi harinya aku sengaja tidak beranjak dari tempat tidurku untuk mand
i lalu ke sekolah, bahkan aku menutup seluruh tubuhku dengan sebuah selimut sepe
rti orang yang sedang sakit dan kedinginan.
Rur, Rury, bangun, terdengar suara Mamaku dari belakangku sambil mengoyang-goyan
gkan tubuhku.
Kamu sakit ya ?, sambung Mamaku lagi dengan nada bertanya sambil coba membalikka
n badanku agar wajahku bisa terlihat olehnya.
Aduh, ehh, dinginnya, seruku sambil berbalik untuk mengambil posisi terlentang s
ehingga bisa bertatap muka dengan Mamaku.
Kamu kenapa Rur ?, kata Mamaku ketika kami sudah saling berhadapan sambil menari
k selimutku keatas, yang agak turun ketika aku membalikkan badanku tadi.
Aduh.., tubuhku dan tulangku seperti mau remuk semuanya, seruku sambil menunjukk
an wajah seperti orang yang sedang sakit.
Tetapi memang badanku pagi itu agak letih namun bukan karena sedang sakit demam
tetapi karena tenagaku berkurang karena hampir setiap malam menyaksikan Papa dan
Mamaku sedang live show untukku di dalam kamarnya sambil aku ber-onani ria.
Kamu demam tulang mungkin? , seru Mamaku yang beberapa saat sedang mengamatiku s
ambil mulai memijit-mijit tubuhku.
Aku langsung berpikiran porno melihat belahan payudara Mamaku yang mengintip di
balik dasternya. Memang pikiran kotorku itu sudah sering terlintas setelah serin
g menyaksikan gerakan-gerakan binal Mamaku terhadap Papaku setiap kali mereka me
lakukan live show dikamarnya.
Tanpa kuperintah penisku mulai bergerak-gerak sedikit demi sedikit, karena takut
terlihat oleh Mamaku akupun mengambil bantal gulingku lalu kuletakkan diantara
kedua pahaku agar dapat menutupi tonjolan penisku yang mulai membesar.
Kalau begitu sekarang kamu bangun sarapan pagi dulu lalu minum obat, sambil Mama
ku mengambil posisi dari depan untuk memelukku hendak membantuku bangkit dari te
mpat tidur. Payudaranya yang sewaktu aku kecil dulu menjadi tempat makan dan min
umku, terasa hangat menempel dibibirku apalagi Mamaku belum mengenakan bh-nya. B
ukit kembar itu tergantung bebas di dalam daster Mamaku.
Sebentar saja Mam, aku masih ingin berbaring dulu, seruku sambil menahan tubuhku
agar tidak bisa terangkat dari tempat tidur. Gerakan itu sengaja aku lakukan ka
rena bila aku bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar untuk sarapan, penisk
u yang sedang berdiri dan hanya ditutupi oleh celana pendek karet, nanti bisa te
rlihat oleh Mamaku.
Oke, nanti Mama minta tolong Erna kesini melihatmu sesudah Mama nanti pergi ke k
antor, balas Mamaku sambil melepaskan tangannya yang sedang berada dipundakku.
Erna adalah kakak sepupu perempuanku yang tinggal bersebelahan dengan rumah kami
. (Baca: Celahku Onaniku) Waktu itu memang aku telah menjadi anak pria yang suda
h buta akan etika karena sex telah mengalahkan akal sehatku.
Sekarang Mama mau siap-siap ke kantor, kata Mamaku sambil bangkit berdiri dari s
isi tempat tidurku. Aku hanya mengangguk sambil memandang tubuh Mamaku yang hany
a tertutup daster tipisnya sehingga samar-samar terlihat olehku seluruh tubuhnya
yang belum mengenakan pakaian dalam, sambil ia berjalan menuju pintu keluar dar
i kamarku.
Yes..!, seruku spontan ketika Mamaku menutup pintu kamarku dan menghilang dari p
andanganku. Kini tahap pertama dari rencanaku untuk berpura-pura sakit sehingga
tidak ke sekolah hari itu telah berhasil. Tetapi aku belum bangun dari tempat ti
durku karena Mamaku belum pergi meninggalkan rumah.
Rur, Mama pergi dulu ya!, terdengar suara Mamaku dari luar pintu kamarku.
Iya mam, jawabku membalas pamitan Mamaku kepadaku dari dalam kamarku dengan nada
sedikit berat seperti suara orang yang sedang sakit, padahal aku sedang terseny
um gembira karena sebentar lagi rumah telah sepi dan tinggal aku sendiri sehingg
a rencanaku untuk memutar film BF yang aku pinjam dari temanku akan terlaksana d
engan bebas. Namun aku masih tetap bersabar untuk tidak terburu-buru bangkit dar
i tempat tidurku untuk melaksanakan rencanaku itu. Aku masih mengulur-ulur beber
apa waktu untuk memastikan Mamaku benar-benar telah pergi meninggalkan rumah.
Setelah bersabar kurang lebih dua puluh menit akhirnya aku bangkit dari tempat t
idurku dan berjalan keluar dari kamarku. Aku mulai memeriksa semua kamar dan rua
ngan untuk memastikan bahwa benar-benar tinggal aku sendiri yang berada dirumah.
Kemudian aku kembali masuk kekamarku untuk mengambil kaset BF yang kusimpan dil
emari pakaianku setelah yakin bahwa tinggal aku sendiri di dalam rumahku. Setela
h mengambil kaset BF itu aku meletakkan kaset itu di atas video diruangan tengah
atau ruangan tempat keluarga kami sering nonton televisi bersama-sama. Karena m
erasa gerah setelah tertutup selimut di dalam kamar tadi akupun lalu kekamar man
di untuk mandi dahulu sebelum aku sarapan dan memutar kaset BF itu.
Ketika aku akan melewati ruangan tengah setelah selesai mandi dan hendak menuju
ke kamarku aku sangat terkejut saat aku melihat ke layar televisi ada adegan pan
as dari kaset BF yang kuletakkan di atas video tadi. Dan ternyata yang memutar k
aset itu adalah Erna, kakak sepupu perempuanku yang tadi sebelum Mamaku pergi ke
kantor menyuruhnya datang untuk melihatku. Rupanya Erna lewat pintu belakang ya
ng memang luput dari pemeriksaanku karena pintu itu memang hanya sering dilewati
oleh keluarga sepupuku itu bila hendak kerumahku.
Katanya kamu sakit Rur, kok kamu malah mandi, seru Erna dengan sangat santainya
sambil terus menatap ke layar televisi yang sedang menampilkan adegan-adegan pan
as seperti film-film BF lainnya.
E..anu, biar segar siapa tahu bisa sembuh setelah mandi, jawabku ala kadarnya de
ngan nada sedikit gugup karena kaset BF yang aku pinjam itu kedapatan dan kini s
edang diputar oleh Erna.
Sakit apa sakit?, seru Erna lagi dengan nada sedikit menyindir. Sambil tangannya
sengaja atau tidak membesarkan volume telivisi sehingga suara-suara desahan dar
i film BF itu terdengar jelas sekali.
Yes oh yaa, terdengar desahan-desahan nikmat dari dalam televisi, yang tanpa aku
sadari aku mulai menikmatinya.
Rur, payudaranya besar mana dengan punyaku, kata Erna tiba-tiba kepadaku. Aku ya
ng lagi asyik menikmati tontonan yang ada di telivisi itu langsung kaget mendeng
ar pertanyaan kakak sepupuku itu.
Mm Enggak tau ya, jawabku dengan sedikit ragu karena ternyata kakak sepupuku itu
mulai ikut menikmati juga film BF itu.
Masa kamu nggak tau, terus kalau kamu lagi ngintip aku mandi kamu lihat apa sih?
, seru Erna yang spontan saja membuat aku semakin kaget, sehingga penisku yang b
aru mulai akan ereksi karena melihat adegan panas di telivisi langsung kembali l
emas. Ternyata selama ini aktivitas mengintipku waktu Erna sedang mandi dari ata
s plafon rumahku telah ia ketahui. Tetapi aku berpikir kenapa ia tidak menegurku
atau marah padaku.
Pada saat aku sedang berpikir dan tertunduk malu karena kelakuanku selama ini te
lah ia ketahui, tiba-tiba aku melihat bayangan dari lantai keramik diruangan itu
ada bayangan Erna dan telah berada di depanku. Aku langsung mengangkat wajahku
untuk melihat reaksi Erna, apakah datang mendekat kepadaku untuk marah-marah di
depanku. Ternyata dugaanku salah, tangannya justru memegang tanganku dan menuntu
nnya untuk menyentuh payudaranya yang masih tertutup oleh baju kaos tipis yang i
a pakai. Aku yang waktu itu masih mengenakan handuk karena baru selesai mandi ha
nya berdiri terdiam membiarkan tangan Erna menuntun tanganku untuk menjelajahi b
ukit kembarnya.
Rur, ohremas dong!, seru Erna kepadaku untuk meremas buah dadanya.
Aku yang juga mulai terangsang melihat tingkah laku Erna dan ditambah lagi denga
n desahan-desahan dan adegan-adegan yang keluar dari dalam telivisi yang sesekal
i aku lihat, spontan membuat tanganku mulai bergerak sendiri menjelajahi payudar
a Erna tanpa panduan tangannya lagi.
Rur, oh sstt, Erna mulai mendesah menikmati remasan-remasan ringan tanganku pada
payudaranya, sambil tangannya yang mulai nakal meremas batang penisku yang mula
i kencang dari luar handuk yang masih aku kenakan. Mungkin karena kami berdua su
dah sangat terangsang, apalagi penetrasi yang kami lakukan sambil menonton film
BF, tanpa kami sadari kami telah bergumul dilantai depan telivisi dan tubuh kami
sudah dalam keadaan bugil.
Isap Er oh aduh enaknya, desahku menikmati permainan lidah Erna pada kepala peni
sku yang sementara berada di dalam mulutnya. Akupun tidak tinggal diam memainkan
jari tanganku yang dapat mencapai vaginanya. Memanfaatkan posisi Erna yang meng
garap penisku dari samping, jariku yang sudah licin oleh air vaginanya sendiri d
engan sangat lincah memainkan bibir luar lubang kenikmatannya. Bila jariku menye
ntuh nikmat divaginanya maka langsung terasa penisku disedot kuat oleh Erna. Kur
ang lebih lima menit kami bertahan pada posisi itu.
Ahh.. ouh, sedot Rur, seru Erna.
Kami telah mengganti gaya, posisiku kini berada pada sisi kanan Erna sehingga pa
yudaranya yang kanan sedang kugarap habis. Kumainkan pentilnya dengan lidahku me
mbuat ujung susu itu semakin merah merekah, sementara tangan kananku bermain beb
as divaginanya. Jari-jariku yang sudah licin oleh air vaginanya keluar masuk dar
i lubang memek Erna.
Aduh aku sudah mulai rasa Rur, uhh, seru Erna mulai kacau karena merasakan nikma
t jariku yang kini bermain pada clitorisnya. Pantatnya kadang tiba-tiba terangka
t entah kenapa.
Ayo, ahh terus goyang, ohh.. isap, seru Erna menyuruhku semakin kuat menyedot su
sunya dan meggosok dengan cepat clitorisnya. Terlihat kini kakinya mulai ia julu
r-julurkan serta sesekali pantatnya ia angkat.
Ya.. oh.. sedikit lagi, ohh.. ya ahhh, dengan nada sedikit berteriak Erna mengel
uarkan suara itu sambil membuka dan menutup kedua pahanya, aku yang mengetahui b
ahwa Erna pada saat itu sedang memasuki orgasme langsung memasukkan jari tengahk
u kedalam lubang vagina Erna dan memainkannya di dalam rongga vaginanya. Jariku
yang semakin licin dan terasa berada di dalam air diremas-remas oleh otot vagina
Erna.
Pada saat Erna terkulai lemas dan pasrah aku cabut jari tengahku dari vagina Ern
a, air sperma kenikmatan milik Erna yang terbawa di jariku dan di sekitar tangan
ku aku usap-usapkan pada penisku yang sedang tegang menantang, sementara tangan
kiriku mulai kembali meremas lembut payudara Erna. Kedua tanganku terus beraktiv
itas yang kiri tetap meremas payudara Erna dan yang kanan mengocok penisku sendi
ri sambil menyaksikan film BF yang masih berjalan.
Sst ahh ohh, aku mendesis menikmati permainan tanganku pada payudara Erna dan pe
nisku.
Ahh isap ayo oh, kembali aku mendesis sambil membayangkan penisku disedot oleh b
ule wanita yang berada di dalam film BF itu, sambil tanganku terus bergoyang men
gelus lembut penisku yang sudah licin oleh air sperma Erna bercampur sperma beni
ng dari penisku sendiri, mulai dari kepala, batang hingga ke pangkalnya.
Bersambung . .
Kakak sepupuku - 2
fastest livescore
Erna yang melihat gerakan dan desahanku langsung bangun lalu mengambil posisi di
sisi kananku yang kemudian menghisap pentil payudaraku serta gigitan kecil di se
kitarnya sambil tangannya mulai ikut mengocok penisku.
Ihh.. ahh.. uhhh.., hanya itu yang dapat keluar dari mulutku merasakan nikmat ya
ng baru kali ini aku rasakan dengan gaya permainan Erna yang memang belum pernah
aku lihat dan lakukan.
Ouh.. sst.. aduh nikmat Er.., sambil merasakan terus sensasi kenikmatan yang dib
uat oleh Erna.
Tak lama kemudian Erna mulai menjilat dan menciumi seluruh tubuhku yang memang m
asih wangi oleh aroma sabun yang melekat pada tubuhku karena memang aku baru saj
a selesai mandi. Sejengkal demi sejengkal ia menjilati setiap bagian tubuhku tid
ak ada yang terlewatkan.
Ahh.. Er.. ohh.. sstt.., seruku sambil tubuhku mulai mengeliat seperti cacing me
nahan rasa geli bercampur nikmat karena permainan lidah Erna yang sangat hebat p
ada tubuhku.
Ohh.. hoo.. huss, sambil mulai mengangkat-angkat pantatku ketika mulut dan lidah
Erna sudah sampai di sekitar bagian paling sensitif tubuhku.
Ayo.. Er.. sedot dong, hoo.., menyuruh Erna menyedot penisku yang berdiri tegak
seperti tiang bendera disertai mengalirnya air bening kenikmatan yang keluar dar
i lubang penisku. Tetapi Erna tidak menghiraukan permohonanku itu, justru ia asy
ik mempermainkan lidahnya di sekitar selankanganku dan sesekali singgah dibuah z
akar penisku yang mulai memerah.
Napasku mulai tidak beraturan, hawa panas dingin mulai mengalir masuk ke kepalak
u yang kemudian turun ke tubuhku. Namun Erna belum juga menyentuh batang penisku
yang semakin deras mengeluarkan air bening seperti sedang menangis minta dijama
h oleh tangan Erna atau mulutnya, pokoknya terserah yang penting salah satu dari
dua bagian tubuh Erna itu. Sampai-sampai bulu-bulu di sekitar pangkal penisku s
udah terasa basah semua.
Ahh.. Yaaa.. sekarang sedot kuat-kuat Er.., pintaku pada Erna.
Kini batang penisku mulai dijilat perlahan-lahan oleh lidah Erna seperti sedang
menjilat lelehan es lilin yang airnya mengalir turun di batangnya.
Ketika ujung lidahnya menyentuh lubang penisku ia mulai memutar-mutar lidahnya i
tu disitu.
Oh.. nikmatnya, hoo.. sekarang sedot Er.., please, kembali aku memohon agar Erna
menghisap penisku, jangan hanya mempermainkan dengan lidahnya saja.
Ya.. thanks, ohh.. masukkan semua di dalam mulutmu, ohhh.., seruku berterima kas
ih karena Erna kini sudah memasukkan penisku di dalam mulutnya.
Sungguh luar biasa permainan Erna membiarkan perasaanku penasaran dengan bermain
-main dahulu dengan lidahnya di sekitar penisku sehingga ketika penisku sudah sa
ngat ingin dihisap dengan tanda air beningku sudah banyak meleleh baru dia mulai
memasukkannya ke dalam mulutnya. Perasaanku memang langsung seperti dihempas en
tah kemana ketika aku merasakan penisku sudah kuat disedot oleh mulut Erna. Apal
agi gerakan itu ia lakukan tanpa bantuan tangannya, semuanya ia lakukan hanya de
ngan mulut dan lidahnya karena kedua tangannya sibuk juga mempermainkan vaginany
a sendiri.
Sst.. ohh.. Er sedot terus, seruku mulai tidak karuan dengan napas yang mulai me
mburu.
Air kenikmatan mulai terasa berkumpul disetiap persendianku dan mulai mengalir p
elan menuju kebatang penisku.
Ahh.. terus Er.. ya.., seruku lagi terus menyuruh Erna mengocok penisku dengan m
ulutnya.
Ya.. sedikit lagi Er, aku sudah mulai rasa ya.. ohh.., seruku sambil pantatku ik
ut bergoyang kiri kanan mengimbangi mulut Erna yang maju mundur di batang lasoku
. Air spermaku yang mengalir dari seluruh persendianku kini terasa sudah berkump
ul banyak di batang penisku. Sisa menunggu waktu saja untuk mengeluarkannya.
Ayo Rur.. keluarkan di dalam mulutku, aku ingin sekali meminum semua spermamu, s
eru Erna sepintas lalu yang kemudian memasukkan kembali penisku ke dalam mulutny
a dan mengocok, menyedot dan mempermainkan lidahnya di penisku secara bergantian
.
Ya.. terus.. ayo.. sedot Er.., seruku seiring dengan krucil.netan air spermaku s
ebanyak empat kali di dalam mulut Erna. Memang Erna benar-benar meminum air sper
maku, itu dibuktikannya dengan tidak setetespun air spermaku yang keluar dari mu
lutnya padahal penisku juga masih berada di dalam mulutnya. Bahkan ketika aku me
rasa air spermaku sudah keluar semua dan tidak ada yang tertinggal di batang pen
isku, mulutnya justru menyedot kuat di lubang penisku seakan-akan ingin meyakink
an dirinya bahwa air spermaku telah keluar semua dan telah tertelan olehnya.
Ah.. oh.. ahh.., seruku lemas merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja aku
rasakan sungguh sangat luar biasa, sampai-sampai seluruh persendianku terasa ngi
lu. Sementara itu Erna yang sudah mengeluarkan penisku dari mulutnya tersenyum p
uas sambil melihatku dan mengelus-elus penisku yang perlahan-lahan mulai lemas.
Tak terasa permainan sex yang kami lakukan berjalan kurang lebih satu setengah j
am, itu dapat dilihat dari film BF yang kami putar telah habis tanpa kami sadari
berdua. Setelah kami berdua bergantian kekamar mandi untuk membersihkan diri ak
upun mengambil kaset BF dari Video dan menyimpannya kelemari pakaianku di kamar.
Erna yang telah mengenakan celana pendek serta kaosnya kembali dan aku yang jug
a sudah mengenakan celana pendek serta kaos oblong bertemu dimeja makan untuk ma
kan karena perut kami memang terasa lapar akibat tenaga kami terkuras setelah sa
ma-sama berjuang mendaki gunung kenikmatan.
Rur.. kamu sudah pernah melakukkanya ya ?, tanya Erna padaku sambil memasukkan s
epotong roti ke dalam mulutnya.
Soalnya kamu tadi sepertinya sudah pengalaman, sambung Erna coba mengorek pengak
uanku.
Kamu juga bahkan sangat pengalaman persendianku masih terasa ngilu, balas aku ke
pada Erna.
Iya, aku melakukannya dengan pacarku bahkan hampir setiap ada kesempatan kami pa
sti melakukannya, balas Erna.
Sudah sebulan aku tak melakukannya makanya tadi aku sangat agresif, sambung Erna
.
Kenapa?, tanyaku balik mengorek keterangan dari Erna.
Ia lagi tugas belajar ke Jakarta, mungkin enam bulan baru balik, balas Erna menj
awab pertanyaanku.
Wah.., kamu bisa tahan ndak, tanyaku pada Erna sambil kakiku yang berada di bawa
h meja makan mulai kugerak-gerakkan mencari selangkangan Erna yang berhadapan de
nganku.
Kan ada kamu.., jawab Erna sambil memandangku genit dan sedikit agak mendesah ka
rena ujung jari-jari kakiku telah berada diselangkanganya dan sedang mengusap-us
ap vaginanya yang masih tertutup oleh celana pendeknya. Rupanya Erna mulai teran
gsang kembali, setelah sesaat aku menekan-nekan vaginanya dengan ujung jari-jari
kakiku.
Rur, kita ke kamarmu aja ya, seru Erna sambil berdiri dari kursi meja makan.
Aku yang memang mulai berani karena ternyata kakak sepupuku ini memang sudah tid
ak perawan lagi dan sering bermain dengan pacarnya, langsung ikut berdiri dan be
rjalan menuju kamarku.
Aku memang benar-benar mendapatkan hari yang sangat beruntung karena kedua adikk
u ada les tambahan di sekolah hari itu sehingga mereka berdua pasti agak terlamb
at pulang ke rumah. Dengan begitu aku dan Erna masih mempunyai waktu untuk melam
piaskan nafsu kami.
Kami berdua sudah berada di dalam kamarku, Erna langsung membuka pakaiannya dan
tinggal mengenakan celana dalam saja sehingga terlihatlah payudaranya yang sebes
ar bola voli tergantung indah dengan puting yang kaku menandakan ia sedang dalam
keadaan birahi yang tinggi.
Berbeda dengan aku ketika aku telah berada di kamarku dan melihat tubuh Erna tin
ggal mengenakan CD saja langsung membuka celanaku sehingga penisku yang sudah er
eksi berat terlihat juga oleh Erna.
Rur, sedot susuku dulu ya!, seru Erna sambil berbaring mengambil posisi terlenta
ng di tempat tidurku, namun kedua kakinya masih tergantung di pinggir tempat tid
ur hampir menyentuh lantai.
Aku langsung datang mendekat dan mulai tanganku bergerilya di payudara Erna samb
il mulut kami saling menutupi dan lidah kami saling tarik.
Mmh.. mmhh.., suara kami berdua saling berbalas sambil menikmati permainan lidah
kami dan tanganku yang sudah semakin liar di payudara Erna.
Setelah kurang lebih sepuluh menit kami lakukan gaya itu akhirnya mulutku mengga
ntikan posisi tanganku untuk bergerilya dipayudara Erna sementara tanganku sudah
turun bermain di vagina Erna yang telah becek oleh lendir vaginanya.
Oh.. ya.. sedot Rur, ahh.., seru Erna yang mulai meningkat gairah birahinya akib
at sentuhan kenikmatan yang ia dapat dari permainan mulut dan jari tanganku.
Sst.. agh.., masukkan jarimu di lubangnya Rur, sambung Erna memintaku memainkan
jari tanganku di dalam lubang vaginanya.
Ya, ouh.. goyang di dalam agh.., desis Erna menikmati permainan jari-jariku di l
iang vaginanya yang sudah sangat becek.
Hoo.. ya.. cepat Rur, ya.. sedikit lagi, seru Erna yang mengangkat kedua kakinya
dan membuka kedua sisi pahanya sehingga vaginanya terbuka lebar. Pantatnya pun
kini semakin bergoyang ke kiri-kanan yang kadang mengangkat-angkatnya sedikit.
Tetapi memang Erna sudah sangat pengalaman dalam berhubungan sex sehingga ia tid
ak ingin mencapai klimaksnya sendiri. Erna kemudian bangun dan duduk di sisi tem
pat tidur. Posisi wajahnya tepat berada di depan penisku yang berdiri tegak sepe
rti tiang bendera,lalu ia memegang batang penisku yang sudah ereksi berat dan me
masukkannya ke dalam mulutnya.
Ssrr.. cup.. cup.., suara yang keluar dari mulut Erna sedang menyedot kepala pen
isku dengan kuat sekali sehingga ketika ia menariknya keluar terdengar bunyi ter
sebut.
Ahh.. aggh.. wow.., seruku yang mulai merasakan kegelian yang teramat sangat aki
bat permainan mulut Erna terhadap penisku.
Aduhh.. agh.. nikmatnya.., aku mulai rasa nih, seruku memberitahu Erna bahwa aku
sudah mendekati klimaks.
Memang air kenikmatan sudah terasa berada di sekitar bokongku apalagi posisiku s
aat itu masih dalam keadaan berdiri. Rupanya Erna tidak mau menyianyiakan kesemp
atan itu, ia lalu mengeluarkan penisku dari mulutnya secara perlahan agar aku da
pat menahan orgasmeku sesaat.
Rur, baring nanti aku yang diatas, seru Erna menyuruhku menggantikan posisinya u
ntuk berbaring dipinggir tempat tidur dengan kakiku tetap tergantung ke lantai.
Iapun berdiri dan mengambil posisi membelakangiku lalu dengan perlahan seperti o
rang yang akan duduk, ia meraih penisku dan menuntunnya masuk ke dalam lubang va
ginanya. Suatu gaya yang benar-benar dilakukan oleh orang yang sudah berpengalam
an.
Agh.. ohh.., desis Erna ketika memasukkan kepala penisku kedalam vaginanya dan m
encabutnya lalu memasukkannya kembali. Gerakan itu ia lakukan sebanyak dua kali.
Ya.. uhh.. auh.., desahnya lagi ketika ia mulai megeluar-masukkan penisku untuk
mencoba memasukkan bagian demi bagian hingga seluruh batang penisku masuk semua
hingga ke pangkalnya, itu dapat aku rasakan karena kini dua buah sisi pantatnya
telah rapat di kedua pahaku.
Ouhh.. sstt.. yea.., desahku ketika Erna mulai bergoyang diatas kedua pahaku bak
orang lagi menunggang kuda. Goyangan pinggul Erna sungguh sangat erotis, sebent
ar-sebentar lambat dan sebentar-sebentar ia percepat putarannya dan naik turun p
inggulnya.
Setelah kira-kira sepuluh menit ia mengambil posisi begitu akhirnya aku mulai me
rasakan vagina Erna menegang seakan-akan menghimpit penisku dan ingin menghancur
kan batang penisku. Bahkan goyangannya semakin cepat dan tidak beraturan.
Ya.. oh.. ya.. Rur penismu nikmat sekali, desahnya dengan napas yang mulai tidak
beraturan dengan goyangan naik turun tubuhnya yang semakin cepat sehingga menim
bulkan suara seperti orang yang bertepuk tangan akibat pertemuan kedua pahaku da
n dua buah pantatnya yang montok.
Ouh.. agh.. ya.. ya.. aku keluar Rur.. ahh.., desahnya dengan nada yang sedikit
panjang. Ketika itu juga tubuhnya berhenti bergerak dan menekan turun tubuhnya s
ehingga seluruh penisku terasa amblas masuk kedalam vagina Erna.
Oh.. nikmat sekali yah.., desahnya terus mengambil kenikmatan yang masih tersisa
di vaginanya seiring dengan mengalirnya keluar air sperma kenikmatan Erna memba
sahi seluruh pangkal dan bulu penisku, sampai-sampai lubang anusku ikut terasa b
asah.
Menyaksikan erangan dan mimik kenikmatan serta jepitan otot vagina Erna akibat m
encapai orgasme kepala penisku terasa ikut membesar. Sehingga pinggulku membuat
gerakan memutar-mutar kecil. Sambil aku mendesis pelan,
Oh enak ya Er?
Hmm, auh, seru Erna membalas desahan pertanyaanku.
Mungkin karena dorongan birahiku yang spontan meningkat akibat berada dalam suas
ana itu aku langsung mengambil alih kendali dengan menyodok naik lubang vagina E
rna sehingga tubuhnya agak terlempar naik sedikit.
Aku ndak tahan nih ohh seruku pada Erna sambil menyodok-nyodok lubang vagina Ern
a yang masih basah oleh air spermanya dan yang sudah bercampur pula dengan sperm
a beningku.
Aku lalu mengambil posisi untuk duduk di pinggir tempat tidur dengan Erna tetap
di pangkuanku serta penisku yang masih tetap bertahan di lubang vagina Erna dan
membelakangi aku.
Ohh ahh, desah Erna yang mulai kembali terangsang akibat kedua payudaranya aku r
emas dari belakang dengan kedua tanganku sambil menciumi tengkuknya. Erna juga m
ulai membuat gerakan-gerakan kecil dengan mengoyang pelan buah pantatnya sehingg
a ujung kepala penisku terasa menyentuh sesuatu di dalam vagina Erna.
Agh agh agh,
Ohh ohhh auh, desah kami saling bergantian apalagi kalau ujung kepala penisku me
nyentuh entah benda apa yang ada di dalam vagina Erna itu.
Aku semakin tidak tahan dengan gerakan-gerakan kecil Erna yang seakan-akan memel
intir batang dan kepala penisku. Air spermaku rasanya sudah kembali berada di se
luruh pinggulku dan sedang menuju ke batang penisku.
Aduh Er, aku mulai rasa nih seruku kepada erna.
Aku juga Rur, ogh.. auh, desahnya semakin kuat dengan napas yang mulai tidak ber
aturan.
Ahh.. ya.. oh.. ups.. ahhh.., desahku dengan sangat panjang mendapatkan orgasmek
u dan terasa ada tujuh kali krucil.netan yang aku hamburkan di dalam vagina Erna
.
Oh.. Rury.. aku juga agh.., desah panjang Erna megikuti desahanku yang hanya ber
selang kira-kira dua puluh detik setelah aku mendapatkan puncak kenikmatanku.
Aku langsung merebahkankan tubuhku ke belakang diikuti oleh tubuh Erna yang masi
h menempel lemas di depanku. Terasa hangatnya air sperma kenikmatan kami yang te
lah bercampur, mengalir keluar membasahi selangkanganku dan seluruh pahaku sambi
l kami terbaring lemas di atas tempat tidurku. Sampai-sampai air sperma kami ada
yang jatuh ke lantai ketika kami bangkit untuk membersihkan tubuh kami menuju k
amar mandi.
Akhirnya setelah kami berdua telah membersihkan diri dan bertemu di meja makan u
ntuk menikmati soft drink sambil memulihkan tenaga setelah mendaki puncak birahi
, kami berbincang-bincang. Ernapun membuat kesepakatan denganku untuk melupakan
kejadian hari itu. Rupanya Erna terlambat menyadari bahwa aku ini adalah adik se
pupunya.
Dan memang kejadian itu hanya terjadi sekali dalam seumur hidup kami berdua, kar
ena setelah dua tahun kejadian itu Erna menikah karena hamil oleh pacarnya. Kemu
dian mereka pindah jauh ke daerah lain karena penugasan suaminya.
E N D

Anda mungkin juga menyukai