=etraksi
/esak napas
)munisasi ( P*D (Pneumococcus Daccine diberikan umur 2 bln!# bln!6 bln dan 12
15 bulan
Perbaiki hygiene umum! hindari kontak dengan orang de%asa 9 anak yang
menderita in1eksi saluran napas.
1#
SEPSIS
DE0INISI
/epsis adalah respon sistem in1lamasi sistemik (/)=/ dengan bukti atau dugaan
in1eksi sebagai penyebabnya. /epsis disebabkan oleh respon imun tubuh terhadap in1eksi
seperti bakteri gram positi1 maupun gram negati0e! 0irus! jamur! atau proto;oa! dan
sebagainya. /epsis terjadi bila bakteri yang masuk ke dalam tubuh atau sirkulasi tidak
dapat dieliminasi se0ara elekti1 oleh tubuh atau terjadi kegagalan mekanisme pertahanan
tubuh secara umum. +al tersebut akan merangsang suatu respon in1lamasi sistemik.
ETIOLOGI
Pola mikroorganisme penyebab sepsis berubah dari %aktu ke %aktu dan berbeda
setiap negara dan tempat pera%atan! selain itu juga sangat berhubungan erat dengan umur
dan status imunitas anak. Pada masa neonatus! kuman tersering penyebba sepsis adalah ?.
coli! /taphylococcus aureus! /treptococcus grup 3. /edangkan pada anak yang lebih besar
sepsis banyak disebabkan oleh kuman /taphylococcus pneumonia! +aemophyllus
in1luen;a tipe :! 'eisseria 5eningitidins! /almonella dan /treptococcus spp. +al ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ae0y et all yang mengatakan bah%a sepsis
pada anak umumnya disebabkan oleh adanya in1eksi bakteri yang terdiri dari 1&$ in1eksi
nosokomial! dan bakteremi pada #&$ penderita yaitu gram negati0e sebanyak 52$ dan
gram positi1 #8$. )n1eksi nosokomial yang tersering adalah karena coagulase negati0e
staphylococcus! staphylococcus aereus dan enterococcus! in1eksi jamur meningkat menjadi
20$.
5enurut studi =ismala 2e%i menunjukkan bah%a kuman penyebab sepsis
terbanyak di P)*> =/*5 adalah ,lebsiella pneumoniae (26$! /erratia marcescens
(1#$! dan :urkholderia cepacia (1#$. /ebagian besar "kuman yang ditemukan adalah
kuman gram negati1. Ae0y et al6 jugamenemukan hal yang serupa pada penelitian tahun
1#
1&&6. +asil penelitiannya menunjukkan bah%a bakteri @ram negati0e menyebabkan lebih
dari 50$ dari seluruh kasus bakteremia pada anak! dengan ,lebsiella pneumoniae sebagai
penyebab terbanyak. (2e%i! 2011 Pada penelitian =ismala 2e%i 2itemukan pula hasil
kultur berupa jamur! termasuk didalamnya adalah *andida sp. ,olonisasi *andida sp.
2apat ditemukan pada pasien P)*> seperti dilaporkan oleh /inghi et al. bah%a pasien
dengan kondisi kritis dan status imunokompromais merupakan target in1eksi oportunistik
*andida sp. 5ekanisme pertahanan lokal berupa keasaman lambung! peristaltik! sekresi
substansi antibakteri! dan 1lora endogen mengalami perubahan pada pasien kritis sehingga
terjadi kolonisasi dan pertumbuhan berlebihan *andida sp. Pada pasien sepsis! penggunaan
antibiotik spektrum luas menekan 1lora normal gastrointestinal dan paparankortikosteroid
dosis tinggi membuka jalan untuk proli1erasi *andida sp. /ehingga menyebabkan
perkembangan yang berlebihan. 5enurut /inghi et al! insidens kolonisasi *andida sp.
sangat tinggi pada pasien P)*> yang dira%at lebih dari 5 hari. /ebagian besar kolonisasi
tersebut berhubungan dengan ragi yang diba%a oleh tenaga medis. (/inghi et al.! 2008.
/elain bakteri! ilmu%an 5arshall dan 4aneja menyebutkan bah%a 0irus pernah
diisolasikan dari penderita sepsis dengan gejala mirip dengan sepsis yang disebabkan oleh
in1eksi kuman gram negati0e penting pula untuk diketahui bah%a dahulu para ilmu%an
mempercayai bah%a sepsis selalu disertai dengan bakteriemia! oleh karenya sering kita
dengar istilah septicemia! namun penelitian multisenter akhir8akhir ini menemukan bah%a
bakterimia hanya terjadi pada sebagian kecil pasien dengan gambaran klinis sepsis!
dikatakan hanya "2$ yang terbukti adanya in1eksi pada aliran darahnya. (4r;eciak! 2005
PRESDIPOSISI
4erdapat beberapa 1aktor risiko yang dapat meningkatkan insidens sepsis pada anak adalah
1. Caktor host yang terdiri dari malnutrisi! imunode1isiensi! problem penyakit kronik!
trauma9luka bakar! penyakit berat dan kritis
2. Caktor pengobatan ( tindakan operasi! prosedur in0asi0e! alat pantau in0asi1! antibiotik!
terapi imunosupresi1! lama pera%atan dan lingkungan rumah sakit. (:udhiarso! 2000
PATOGENESIS
15
Perhatian saat ini ter1okus pada kedua proses yaitu koagulasi dan 1ibrinolisis! yaitu sistem
pembekuan darah yang alamiah. 3da " tahapan mekanisme timbulnya sepsis yaitu ( (1
4ahap in1lamasi! (2 4ahap koagulasi! dan 4ahap dis1ungsi bekuan darah! kerusakan
jaringan! dan kematian
SKEMA PATOGENESIS SEPSIS
16
KLASI0IKASI
:erdasarkan mulai timbulnya gejala klinis! sepsis dibagi menjadi 2! yaitu (
1. /epsis berat
/epsis dengan dis1ungsi organ kardio0askuler atau 3=2/ atau H 2 dis1ungsi organ
lain
2. /yok septik
/epsis dengan dis1ungsi organ kardio0askuler
TANDA DAN GE2ALA KLINIS
5enurut terminologis medis! sepsis mengacu pada adanya bukti in1eksi
dengan ditemukannya minimal " dari kriteria berikut (
a. suhu tubuh 7 "6
0
* atau B"8
0
*
b. denyut jantung B &0E9menit
c. peningkatan 1rekuensi na1as (hiper0entilasi ( B 20 E9menit
16
d. Pa*.2 7 "2 mm+g
e. Peningkatan jumlah lekosit B 12.000 mm" atau penurunan jumlah leukosit 7 #000
sel9mm"
1. +itung jumlah leukosit normal! dengan B 10$ bentuk sel imatur.
@ejala sepsis meliputi penurunan respon mental! bingung! tremor! menggil!
demam! mual! muntah! dan diare dengan adanya in1eksi. Cokus in1eksi tersering yang dapat
menyebabkan sepsis adalah paru8paru! traktus urinarius!traktus gastrointestinal! dan pel0is.
'amun! hampir "0$ dari pasien tidak dapat ditentukan 1ocus in1eksinya. Perjalanan
penyakit dari sindrom sepsis tidak dapat diprediksi! beberapa pasien dapat langsung
mengalami syok sepsis! sementara pasien lainnya mengalami dis1ungsi organ dalam
berbagai tingkatan atau mengalami proses penyembuhan.Pada neonatus tanda primer yang
didapatkan adalah distress respirasi!apneu! distensi abdomen! muntah dan diare! jaundice!
hilangnya tonus otot!penurunan akti0itas spontan! kurangnya respon menyedot letargi!
kejang dan suhu tubuh yang abnormal (dapat hipertermi atau hipotermi.
Pada kulit bayi sering didapatkan mottling! sebagai akibat dari penurunan per1usi!
perubahan curah jantung! dan resistensi 0askuler. ,adang8kadang dapat juga ditemukan
lesi kulit spesi1ik! seperti ptekie atau pustule! terutama yang disebabkan oleh kuman
meningococcus dan Pseudomonas aeuruginosa. 5ani1estasi sekunder merupakan
kelanjutan dari proses perjalan penyakit yang mengarah pada syok septic. Pada 1ase ini
ditandai dengan hipotensi!sianosis! gangrene! oliguria! anuria! jaundice dan tanda gagal
jantung.
+ipotensi merupakan penyebab gagal jantung akut! gangrene peri1er dan asidosis
laktat. Pada 1ase ini rentan untuk terjadinya acute respiratory distress syndrome atau
3=2/! gagal ginjal akut! gagal hati akut! dis1ungsi sara1 pusat! disseminated intra0ascular
coagulation92)* dan dis1ungsi organ multiple. 2is1ungsi organ pada sepsis dapat terjadi
sebagai akibat langsung! atau karena hipoksia atau hipoper1usi! atau karena komplikasi dari
terapi terhadap penyakit yang mendasari. 2is1ungsi organ bukan saja berperan sebagai
petanda sepsis melainkan juga sebagai kontributor terhadap kematian pada pasien sepsis.
a. /istem =espirasi
2is1ungsi organ oaru sering terjadi pada pasien sepsis atau /)=/. 50$ terjadi 3cute
=espiratory 2istress /yndrom dan meningkat menjadi 60$. bila disertai syok. 85$
membutuhkan 0entilator mekanis. 2is1ungsi paru dia%ali dengan adanya radikal oksigen
yang dihasilkan oleh netro1il terakti1asi yang menyebabkan kerusakan pada endotel kapiler
18
paru. 2is1ungsi endotel kapiler paru inilah yang mneyebabkan terjadinya edem al0eolar
dan interstisial yang berisi cairan protein dan eksudat yang kaya akan sel imun 1agosit.
Permeabilitas endotel meningkat karena bereaksi terhadap sitokin proin1lamasi. +al ini
menyebabkan penghancuran membrane dasar.
b. /istem ,ardio0askuler
Gantung maupun pemduluh darah sensiti0e terhadap pengaruh sitokin proin1lamasi.
'itrogen oksida adalah mediator 0asoakti1 yang dianggap menyebabkan penurunan
resistensi 0askuler sistemik yang menjadi latar belakang timbulnya syok pada sepsis.
4erjadi 0asodilatasi dan kebocoran kapiler yang mneyebabkan penurunan 0olume preload
dan curah jantung. :aroreseptor memberikan rangsangan terjadinya takikardi. 'amun
demikian endotoksin dan sitokin proin1lamasi telah terbukti menyebabkan depresi
miokard. /ehingga! gambaran hemodinamik yang terjadi adalah 0asodilatasi! 0olume
intra0askuler tidak adekuat! dan penekanan 1ungsi miokard.
c. /istem >rinarius
2is1ungsi renal terjadi disebabkan oleh adanya hipo0olemia dan 0asodilatasi oleh
sitokin yang mneyebabkan hipoper1usi renal. ,erusakan renal disebabkan oleh karena akut
tubular nekrosis! uropati obstrukti1! ne1ritis interstisial rabdomiolisis dan glomerulone1ritis.
d. /istem 4raktus @astrointestinal
4raktus gastrointestinal adalah salah satu organ yang penting seringkali
dikorbankan dalam keadaan syok atau hipoper1usi untuk lebih memenuhi kebutuhan
oksigenasi organ 0ital seperti ( otak! jantung! paru. 5ani1esatsi klinis dari hipoksia pada
organ pencernaan antara lain adalah hilangnya integritas mukosa yang menyebbakan
nekrosis hemoragik atau perdarahan saluran cerna. Pada penderita8penderita yang dira%at
lama! penghentian diet enteral dapat menyebabkan terjadinya atro1i dari 0ili80ili usus.
3danya kerusakan barier mukosa menyebabkan translokasi bakteri dari usus ke sirkulasi
sistemik. 3kibat lain dari sepsis adalah terjadinya gangguan 1ungsi en;im dan system
1iltrasi imunologis dan mekanis dari hati. Peningkatan serum /@.4 dan /@P4! bilirubin!
dan alkali 1os1atase menandakan adanya kerusakan organ lain.
e. /istem +ematologi
2itandai adanya anemia! leukopenia dan trombositopenia. 2)* menyebabkan
terjadinya konsumsi yang berlebihan terhadap trombosit. 3kibat adanya pembentukan
1ormasi thrombus mikro0askuler dan inhibisi dari 1ibrinolisis menyebabkan semakin
banyaknya pelepasan sitokin! molekul8molekul adhesi dari sel proin1lamasi dan promosi
1&
dari kaskade sepsis. Petanda yang dijumpai adalah kenaikan Protrombin 4ime! Partial
4romboplastin 4ime! 282imer dan produk8produk pemecahan 1ibrinogen. Pada penderita
dengan 0entilator mekanik yang relati0e statis berisiko mengalami thrombosis 0ena dalam
dan emboli pulmonal.
DIAGNOSIS
/alah satu cara pendekatan diagnosis adalah menggunakan pendekatan pendekatan
P)=. (Presdisposition! )n1ection! =esponse! .rgan 2ys1unction. Predisposisi pada anak
misalnya penurunan imunitas tubuh! penggunaan alatalat in0asi1 atau prosedur medik yang
lama (seperti kateter intra0ena! kateter urin! pembedahan! per%atan intensi1! dan lain8lain.
/ulit untuk membuktikan sepsis hanya berdasar kultur darah semata! karena pasien
biasanya sudah mendapatkan antibiotik sebelumnya. :ila kultur darah posti1! diagnosis
menjadi lebih mudah. 2itemukan dis1ungsi organ akan menguatkan diagnosis sepsis berarti
sepsis telah lanjut (se0ere sepsis.
1. =espon sistem in1lamasi sistemik
/)=/ (/ystemik )n1alammatory =esponse /yndrome yaitu respons sistemik
terhadap berbagai kelainan klinik berat (misalnya in1eksi! trauma dan luka bakar yang
ditandai dengan H 2 dari # kriteria sebagai berikut (
a. +ipertermi (B "8!5* atau hipotermi (7 "6*
b. 4akikardi yaitu peningkatan heart rate B 2 /2 di atas normal sesuai umur dalam
keadaan tidak terdapat stimulasi eksternal! pemakaian obatobat jangka panjang atau
rangsang nyeri! atau bradikardia( += 7 10 persentil sesuai umur tanpa stimulus 0agal
eksternal! pemakaian beta blocker atau penyakit jantung ba%aan.
c. 4akipneu dengan == B 2 /2 di atas normal sesuai umur atau 0entilator mekanik yang
akut yang tidak berhubungan dengan penyakit neuromuskuler atau penggunaan
anestesi umum.
d. Gumlah leukosit yang meningkat atau menurun (yang bukan akibat dari kemoterapi
sesuai umur atau netro1il imatur B 10$.
2. )n1eksi
)n1eksi yaitu suatu kecurigaan atau bukti (dengan kultur positi1! pengecatan
jaringan! atau uji P*= in1eksi disebabkan kuman pathogen atau sindrom klinis yang
berhubungan dengan kemungkinan besar in1eksi. :ukti in1eksi meliputi penemuan positi1
pada pemeriksaan klinis! pencitraan atau test laboratorium (misalnya sel darah putih pada
20
cairan tubuh yang normal steril! per1orasi usus! 1oto rongen dada yang menunjukkan
adanya pneumonia! ruam ptekiae atau purpura atau purpura 1ulminan.
PEMERIKSAAN PENUN2ANG
a. 2arah rutin ( +b! +t! Aekosit! 4rombosit
b. @2/
c. *=P
d. Caktor koagulasi
e. ,ultur darah berseri
1. 3pusan darah tepi ( lekopenia9lekositosis! granula toksik! shi1t to the le1t
g. >rinalisis
h. Coto thoraks
i. 3sam laktat! :@3! AC4! elektrolit dan ?,@
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan sepsis berat dan syok septik adalah sebagai berikut
1. ?arly @oal 2irected 4herapy
?@24 meliputi resusitasi cairan agresi1 dengan koloid dan atau kritaloid! pemberian
obat8obatan inotropik! dan atau 0asopresor dalam %aktu 6 jam sesuadh diagnosis
ditegakkan di >@2 sebelum masuk P)*>. =esusitasi a%al 20 ml9kg:: 5810 menit! dan
dapat diulang beberapa kali sampai lebih dari 60 ml9kg:: dalam %aktu 6 jam. Pada
syok septik dengan tekanan nadi sangat sempit! koloid lebih e1ekti1 daripada kristaloid.
2. )notropik90asopresor90asodilator
Dasopresor diberikan appabila terjadi re1rakter terhadap resusitasi 0olume! dan m3P
kurang dari normal! diberikan 0asopresor. 2opamine merupakan pilihan pertama.
3pabila re1rakter terhadap terhdapa pemberian dopamine! maka dapat diberikan
epine1rin atau norepine1rin. 2obutamin diberikan pada keadaan curah jantung yang
rendah. Dasodilator diberikan pada keadaan tahnan pembuluh darah peri1er yang
meningkat dengan 53P tinggi sesudah resusitasi 0olume dan pemberian inotropik.
'itro0asodilator (nitrogliserin atau nitropusid diberikan apabila terjadi curah jantung
rendah dan tahanan pembuluh darah sistemik meningkat disertai syok.
". ?Etra corporeal membrane oEygenation (?*5.
21
?*5. dilakukan pada syok septik pediatric yang re1rakter terhadap terapi cairan!
inotropik! 0asopresor! 0asodilatasi! dan terapi hormone.
#. /uplemen oksigen
)ntubasi endotrakeal dini dengan atau tanpa 0entilator mekanik sangat berman1aat pada
bayi dan anak dengan sepsis berat atau syok septik! karena kapasitas residual 1ungsional
yang rendah.
5. ,oreksi asidosis
4erapi bikarbonat untuk memperbaiki hemodinamik atau mengurangi kebutuhan akan
0asopresor! tidak dianjurkan pada keadaan asidosis laktat dan p+ B 6!15 dengan
hipoper1usi.
6. 4erapi antibiotik
Pemberian antibiotik segera satu jam sesudah diagnosis sepsis ditegakkan dan
pengambilan kultur darah. Pada keadaan dimana 1ocus in1eksi tidak jelas! maka
antibiotik harus diberikan pada keadaan penderita yang mengalami perburukan! status
imunologik yang buruk! adanya kateter intra0ena berdasarkan kuman penyebabnya dan
tes kepekaan. Prinsip pemulihan antibiotik tergantung dari berbagai hal antara lain dari (
communityac<uired disease atau pola in1eksi di %ilayah tersebut! pola resistensi kuman!
penyakit penyerta (misal pada penderita dengan imunocompromised! pemberian in1use
atau obat8obatan parenteral dalam kaitanya dengan pola kuman8kuman nosokomial! dan
modi1ikasi regimen. 2alam panduan internasional /ur0i0ing /epsis *ampaign 2008
direkomendasikan untuk memberikan terapi antibiotik empiris sedini mungkin! dalam
%aktu satu jam setelah diagnosis syok septik (1: dan sepsis berat tanpa syok sepsis
(12. 3ntimikroba yang diberikan termasuk satu atau lebih obat yang akti1 mela%an
semua kemungkinan patogen (bakteri dan dapat berpenetrasi dalam konsentrasi yang
adekuat ke organ yang dicurigai merupakan sumber in1eksi. 3ntibiotik yang dapat
diberikan yaitu (
8 3mpisilin 200 mg9kg::9hari intra0ena dalam # dosis! dikombinasikan dengan
aminoglikosida! garamycin 586 mg9kg::9hari atau amikasin 15820 mg9kg::9hari i0
atau netilmisin 586 mg9kg::9hari i0 dalam 2 dosis
8 ,ombinasi lain adalah ampisilin dengan ce1otaEime 100mg9kg::9hari intra0ena
dalam " dosis. ,ombinasi ini lebih disukai apabila terdapat gangguan 1ungsi ginjal
atau tidak tersedia sarana pengukuran aminoglikosida. Penggunaan antibiotik b8
laktam spektrum luas sebagai monoterapi sama e1ekti1nya dan kurang ne1rotoksik
22
dibandingkan dengan kombinasi blaktam dan aminoglikosida. Pemilihan antibiotik
monoterapi yang digunakan! yaitu yang dapat mencakup pathogen penyebab yang
dicurigai dari 1okus in1eksi! memiliki potensi resistensi rendah! dan pro1il keamanan
yang baik. 'amun! monoterapi tidak dapat dipilih sebagai terapi antibiotik empiris
secara uni0ersal. Pemilihan antibiotik empiris bergantung pada beberapa 1aktor! terkait
dengan latar belakang pasien (termasuk intoleransi obat8obatan! penyakit penyerta!
dan pola kuman di lingkungan rumah sakit. Pilihan rejimen antibiotik inisial harus
cukup luas untuk mela%an semua kemungkinan patogen. Penggunaan terapi
kombinasi dua antibiotik dapat memperluas spektrum anti8bakteri! memiliki e1ek
sinergis yang meningkatkan akti0itas antibakteri! dan mengurangi resistensi bakteri
atau superin1eksi.
6. /umber in1eksi
?radikasi sumber pin1eksi sangat penting! seperti drainase abses! debridement jaringan
nekrosis! alat8alat yang terin1eksi dilepas.
8. 4erapi kortikosteroid
Pemberian hidrokortison 50 mg setiap 6 jam dan dikombinasi dengan 1ludorcortison 50
Ig diberikan 6 hari dapat menurunkan angka kematian absolute sebanyak 15$. 2osis
kortikosteroid yang direkomendasikan untuk syok septik pediatric adalah 182 mg9kg
berat badan sampai 50 mg9kg untuk terapi empiris syok septik diikuti dosis yang sama
diberikan dalam 2# jam.
&. @ranulocyte 5acrophage *olony /timulating Cactor (@5*/C
4rans1usi granulosit diberikan pada sepsis neonatus dengan hitung neutro1il 7 15009uA
yang diberikan 1810 ug9kg:: selama 6 hari.
10. )ntra0enous )mmunoglobulin ()D)@
5ekanisme e1ek )D)@ pada sepsis yaitu sebagai berikut (
a. 'etralisasi melalui antibody dengan meningkatkan 1ungsi bakterisid! 1agositosis!
netralisasi endotoksin dan eksotoksin
b. 3ntagonis reseptor 4'CJ reseptor )A81 dan reseptor )A86.
c. ?gek sinergis dengan antibiotik K laktam melalui e1ek antibody antilaktamase!
transport oksigen! memperbaiki 1ungsi granulosit dalam melakukan lisis bakteri!
dan akti1itas opsonin! memperbaiki koagulopati dang gangguan elektrolit.
2"
11. +emo1iltrasi
4rans1usi tukar dapat dilakukan untuk mengeluarkan endotoksin bakteri dan mengatur
mediator in1lamasi! meningkatkan transport oksigen! memperbaiki 1ungsi granulosit
dalam melakukan lisis bakteri! dan akti1itas opsonin! memperbaiki koagulopati dan
gangguan elektrolit.
12. 4erapi /uporti1
a. Pro1ilaksis /tress >lcer
2iberikan inhibitor reseptor +2 yaitu ranitidine.
b. Pro1ilaksis 4rombosis Dena 2alam
2osis rendah heparin dianjurkan! kecuali pada penderita yang mempunyai
kontraindikasi nya yaitu trombositpenia berat! koagulopati berat! perdarah akti1!
ri%ayat perdarahan intraserebral.
c. Pencegahan +ipoglikemia pada sepsis
:alita dengan sepsis mempunyai risiko untuk menderita hipoglikemia! sehingga
perlu diberikan glukosa #86 mg.kg berat badan9menit atau glukose 10$ dalam
'a*l 0! #5 dan mempertahankan gula darah dalam batas normal.
d. Penatalaksanaan 2is1ungsi .rgan
2is1ungsi paru! Dolume tidal 688 ml9kgberat badan! permissi0e hiperkapnea! dam
positi1end eEpiratory pressure (P??P yang optimal untuk mencegah kolaps
al0eolus.
2is1ungsi saluran cerna
'utrisi enteral diberikan segera sesudah hemodinamik stabil dalam 1 atau 2 hari
dengan tujuan mempertahankan integritas saluran cerna! mencegah atro1i mukosa
saluran cerna dan jaringan lim1oid saluran cerna! dan mempertahankan hormone
saluran cerna.
2is1ungsi koagulasi
,onsentrat trombosit diberikan pada perdarahan akti1 yaitu pada perdarahan pasca
operasi yaitu sebagai berikut (
8 jumlah trombosit 5.000 8 "0.0009mm" dan
8 jumlah trombosit 7 5.0009mm" tidak tergantung ada atau tidaknya perdarahan
8 jumlah tromobit B 50.0009mm" diperlukan apabila akan dilakukan tindakan
operasi.
2#
Cresh 1ro;en plasma diberikan apabila ada gangguan koagulasi dengan perdarahan
akti1 untuk mempertahankan kadar 1ibrinogen B 1.0 gr9A9 recombinant human 3P*
diberikan pada sepsis berat dengan dis1ungsi organ multiple dengan jumlah
trombosit B "0.0009mm". +emoglobin dipertahankan dalam batas normal sesuai
umur (+b 10g9dl atau lebih
2is1ungsi renal
=esusitasi 0olume yang adekuat dapat memperbaiki oliguria. +emo1iltrasi 0enous
terbukti e1ekti1 pada syok septic meningococcuc. Pemberian dopamine dan diuretik
untuk mencegah dis1ungsi renal belum terbukti. (C, >'2)P! 200#L ,umar 200&L
Paul! 200&L /areharto2006
KOMPLIKASI
/epsis merupakan salah satu penyebab dari systemic in1lammatory respon syndrome
(/)=/. :ila tidak segera dikenali dan ditangani sedini mungkin! sepsis dapat berkembang
menjadi tahapan lebih berat yaitu se0ere sepsis (sepsis dengan dis1ungsi organ akut! syok
sepsis (sepsis dengan hipotensi arterial re1raksi! multiple organ dis1unction syndrome
(5.2/ atau dis1ungsi organ multiple dan berakhir pada kematian (Po%ell! 2000
PROGNOSIS
,ematian akibat sepsis tergantung dari lokasi a%al in1eksi! patogenisitas kuman! ada
tidaknya dis1ungsi organ multiple dan respon imun penderita. ,ematian karena sepsis
utamanya disebabkan oleh syok. 3ngka kematian mencapai #0860$ untuk penderita
dengan sepsis karena kuman enteric gram negati0e. 4anda8tanda prognosis buruk bila
terjadi hipotensi! koma! leukopeni 7 5009ul! trombositopenia (7100.0009ul kadar
1ibrinogen rendah (7 150 mg9dl
25
BAB III
LAPORAN KASUS
Tan99a$ Ma3"5 RSUD Pra:a ( 6 .ktober 201"
N6* RM ( 6&00#6
Dia9n63i3 Ma3"5 ( Pneumonia :erat
IDENTITAS
M I,(ntita3 Pa3i(n
'ama Aengkap ( 3n. 3
Genis ,elamin ( Aaki8laki
>mur ( 6 bulan
3gama ( )slam
3lamat ( /etanggor
M I,(ntita3 K($"ar9a
I,(ntita3 I;" A:a<
Na#a 'y. /ayim 4n. Guntak
U#"r 26 tahun "& tahun
P(n,i,i5an /5P 4idak sekolah
P(5(r=aan )=4 Petani
HETEROANAMNESIS (11 .ktober 201"
K($"<an Uta#a ( sesak
Ri>a:at P(n:a5it S(5aran9
Pasien rujukan balai pengobatan /%adiri .ne 2ay *are dengan diagnosis
Pneumonia :erat. 2atang dengan keluhan sesak na1as 10 hari yang lalu (1 .ktober
201". /esak napas muncul perlahan lahan semakin lama semakin memberat!
dirasakan terus menerus! na1as anak cepat dan terengah8engah. /esak tidak diikuti
bunyi NngikO atau NgrokO dan kulit kebiruan. /esak tidak dipengaruhi oleh
perubahan posisi! cuaca! dan makanan. 3nak terlihat lemas sejak mengalami sesak
tersebut. ,eluhan pernah tersedak sebelumnya disangkal.
/ebelumnya pasien mengalami batuk berdahak sejak 16 hari yang lalu (2#
/eptember 201". 2alam 1 hari pasien bisa batuk sampai 8810 kali. 2ahak
ber%arna putih! kental! tanpa darah! dan tidak berbau. /ejak 1 minggu pasien tidak
dapat mengeluarkan dahaknya.
26
Pasien juga mengalami pilek bersamaan dengan batuk yang diderita sejak
16 hari yang lalu. Pilek dengan lendir encer! %arna putih! tidak berbau. 2emam
sejak 15 hari yang lalu. 2emam naik8turun. disertai re%el. 2emam sedikit
membaik bila dikompres namun beberapa jam kemudian demam tinggi kembali.
)bu pasien juga mengatakan setelah demam turun anaknya akan berkeringat.
2emam tidak disertai menggigil! kejang! bintik kemerahan pada kulit! perdarahan
gusi maupun hidung. ,eluhan muntah dan anak sempat tidak sadar disangkal.
5enurut penuturan ibu pasien! anaknya tidak mencret! :3: 1 kali9hari!
konsistensi lembek! ber%arna kehitaman! tidak berbusa! tidak berbau busuk!
maupun berlendir. :3, # 6 kali9hari! %arna kuning jernih! tidak disertai darah!
bau busuk! dan busa.
)bu mengatakan 1rekuensi minum 3/) anaknya sedikit berkurang sejak
sakit. :iasanya dalam sehari anak dapat menyusu 8 8 10 kali dengan lama 15820
menit. /ejak sakit anak menjadi enggan untuk menetek! sehingga 1rekuensi
menyusui berkurang menjadi 586 kali sehari dengan %aktu rata8rata 10 menit. 3/)
ibu juga hanya keluar sedikit.
5enurut )bu pasien! berat badan anaknya setiap bulan naik kurang lebih 1
kg. /ebelum sakit berat badan pasien 6 kg.
Ri>a:at P(n:a5it Da<"$"
8 )bu pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami sesak seperti yang
dialami saat ini sebelumnya.
8 Pasien sering mengalami demam! batuk! dan pilek berulang kurang lebih sekali
dalam sebulan. ,eluhan tersebut biasanya terjadi selama # hari namun sembuh
setelah diberi obat di puskesmas.
8 =i%ayat batuk lebih dari 2 minggu disangkal.s
8 =i%ayat sakit asma disangkal.
8 =i%ayat sakit jantung sejak lahir disangkal.
8 =i%ayat sakit kuning disangkal.
8 /ebelumnya pasien belum pernah dira%at dirumah sakit.
Ri>a:at P(n:a5it K($"ar9a
8 4idak ada anggota keluarga yang mengeluhkan sesak
8 4idak ada keluarga pasien yang mengalami batuk lama atau dalam pengobatan
selama 6 bulan.
8 =i%ayat alergi pada keluarga tidak ada
8 =i%ayat asma tidak ada.
8 =i%ayat pilek berulang dikeluarga tidak ada
8 =i%ayat sakit jantung tidak ada
Ri>a:at P(n96;atan
26
/ebelumnya pasien sempat berobat ke :alai Pengobatan /%adiri .ne 2ay *are dan
diberikan in1us serta obat suntikan. 'amun karna demam tinggi lagi dan sesak pasien
memberat! pasien dirujuk ke =/>2 Praya.
Pasien sering pergi berobat ke Puskesmas karna batuk pilek yang berulang dan
sembuh setelah minum obat kurang lebih 5 hari.
Ri>a:at K(<a#i$an ,an P(r3a$inan
/elama kehamilan ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan (3'* di
posyandu! ibu pasien melakukan 3'* lebih dari # kali! saat kehamilan ibu pasien tidak
pernah mengalami demam! batuk! sesak! ataupun sakit lain! ri%ayat rontgen selama
hamil tidak pernah! ibu tidak pernah >/@ saat hamil! ri%ayat minum obat atau jamu8
jamuan selama hamil tidak ada. Pasien merupakan anak pertama dari istri ketiga lahir
spontan! di puskesmas! dibantu bidan! cukup bulan dan langsung menangis! berat
badan lahir 2600 gram dan panjang badan lahir #& cm. =i%ayat kuning setelah lahir
tidak ada. /aat lahir badan pasien kemerahan. /etelah lahir pasien langsung disusui
ibunya! disuntik di paha dan diberikan salep mata.
Ri>a:at N"tri3i
/ampai saat ini (usia 6 bulan pasien masih mendapat 3/). 'amun! sejak usia "
bulan pasien sudah mendapatkan bubur sun. )bu mengatakan 1rekuensi munum 3/)
anak berkurang sejak sakit.
Ri>a:at S63ia$ E56n6#i ,an Lin95"n9an
8 Pasien merupakan anak pertama dari istri ketiga. 3yah bekerja sebagai petani
dan ibu sebagai ibu rumah tangga.
8 Penghasilan ayah sekitar 500.0009bulannya.
8 2irumah pasien ayah pasien sering merokok.
8 )bu pasien dirumah memasak dengan kompor gas.
P(r5(#;an9an ,an K(.an,aian
5otorik ,asar 5otorik +alus :icara /osial
/udah bisa
mengangkat kepala
:isa menggerakkan
tangan dan kaki
/udah bisa duduk
4angan
terkepal erat
:isa tersenyum
dan terta%a
:isa menoleh
:isa
mengeluarkan
suara a.. a.. a..
5enoleh ke arah
bunyi9suara
:isa menatap
pemeriksa
:isa menatap
ibu
28
dengan kedua
tangannya
menyangga
kedepan
:isa berbalik dari
telungkup ke
telentang
:elum bisa
merangkak
ke kiri dan ke
kanan
:isa
memegang
benda dengan
dua tangan
Ri>a:at I#"ni3a3i:
)bu pasien lupa ri%ayat imunisasi anaknya! namun ia mengaku anaknya pernah
disuntik sebanyak " kali! 1 kali suntik pada lengan kanan! 2 kali pada paha kanan dan
kiri.
P(#(ri53aan 0i3i5 (12 .ktober 201"
,esan umum ( Aemah
,esadaran ( *ompos 5entis
@*/ ( ?#D556
1ita$ Si9n
'adi ( 1## E9menit! isi cukup dan kuat angkat! irama teratur
Pernapasan ( 51 E9menit! teratur tipe abdominal
4emperature ( "5!8
o
*
*=4 ( 7 " detik
Stat"3 Gi?i
:erat :adan ( 6 kg
Panjang :adan ( 66 cm
>mur ( 6 :ulan
2&
Aingkar ,epala ( #" cm ('ormochepali berdasarkan gra1ik 'ellhaus
,esimpulan status gi;i menggunakan ;8skor -+. (
::9P: P 8 2 /2 s9d " /2 (,urus
::9> P 8 2 /2 s9d 8 " /2 (@i;i ,urang
P:9> P 8 1 /2 s9d 82 /2 ('ormal
Stat"3 G(n(ra$ :
K(.a$a ,an L(<(r :
1. :entuk ( 'ormocephalic! bulat! tidak ada tanda8tanda trauma!
ubun8ubun besar sudah menutup.
2. =ambut ( coklat! lurus! distribusi merata! dan tidak mudah dicabut.
". 5ata ( /imetris! pupil isokor QRQ! re1leks cahaya langsung QRQ!
re1leks cahaya tidak langsung QRQ !ekso1talmus (8! eno1talmus (8! strabismus (8!
nistagmus (8! palpebra normal! konjungti0a ( anemia 8! injeksi konjungti0a (8!
sklera ( ikterik 8 ! lensa ( kekeruhan 8R8! 1isura palpebral normal! lipatan epikantus
bilateral (8.
#. 4+4
4elinga ( /truktur dan ukuran telinga normal! otorhea (8
+idung ( 'apas cuping hidung (8! rinorhea (8
4enggorokan ( Caring hiperemis (8! tonsil tidak membesar
5. 5ulut ( 4rismus (8! mukosa mulut ( oral trush (8! gusi (
%arna merah muda! radang (8! lidah ( makroglosus! lidah %arna merah muda! @igi (
@igi seri sudah tumbuh.
6. Aeher ( 5assa (8! Pembesaran ,@: super1icial leher
bagian ser0ikal! mastoideal dan parotideal (8! pembesaran ,@: /uprakla0ikula (8!
pembesaran ,@: aksiler (8.
T<6ra@ :
)nspeksi ( Pergerakan dinding dada simetris! =etraksi subcostal (Q! retraksi
suprasternal (Q.
Palpasi ( @erakan simetris! thrill (8L ictus cordis ( ictus cordis teraba pada sela iga #
garis midka0ikuler kiri.
Perkusi (
"0
Pulmo ( /onor pada kedua lapang paru
*or ( :atas atas ( )*/ 2
:atas ba%ah ( )*/ 5
:atas ,anan( @aris parasternal kanan
:atas kiri ( @aris midcla0icularis kiri
,esan ( 'ormal
3uskultasi(
Pulmo ( :ronko0esikuler (Q9Q ! ronkhi basah halus (QRQ! %hee;ing (Q9Q.
*or ( /
1
/
2
tunggal reguler! murmur (8! gallop (8
A;,6#(n :
)nspeksi ( 5assa (8! distensi (8
3uskultasi ( :> (Q '! 1# E menit
Perkusi ( 4impani
Palpasi ( nyeri tekan (8! hepar teraba S8 S tepi tajam!
lien teraba ska1ner )))! ren tak teraba
An996ta G(ra5:
4ungkai 3tas 4ungkai :a%ah
,anan ,iri ,anan ,iri
3kral hangat Q Q Q Q
?dema 8 8 Q Q
Pucat Q Q Q Q
,elainan bentuk 8 8 8 8
Pembengkakan
/endi
8 8 8 8
Pembesaran ,@:
3ksiler
3Eilla
)nguinal
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
,ekuatan otot 5 5 5 5
K"$it :)kterus (8! pustula (8! peteki (8 ! 1lushing (8! miliaria (8
Ur69(nita$ :Clank mass (8! 'yeri tekan (8! genital normal
1(rt(;ra( : tidak tampak kelainan
"1
P(#(ri53aan P(n"n=an9
P(#(ri53aan $a;6rat6ri"#
Dara< L(n95a. (06 .ktober 201"
-:* ( 1"!6 E 10
"
9 A (' P #E10
"
11E10
"
9 A
=:* ( "!6# E 10
6
9 A (' P "!5E10
6
5!0E10
6
9 A
+@: ( 6!6 g9dl (' P 12 16 g9dl
+*4 ( 22!&$ (' P "6 #8$
5*D ( 61!2 1A (' P 82 &5 1A
5*+ ( 20!6 pg (' P 26 "1 pg
5*+* ( ""!8 $ ('P "2 "6$
PA4 ( 288 E 10
"
9 A (' P 150E10
"
#00E10
"
9 A
A?2 ( # mm
"
9jam
10 O5t6;(r !01&
-:* ( 12!2 E 10
"
9 A (' P #E10
"
11E10
"
9 A
=:* ( "!#1 E 10
6
9 A (' P "!5E10
6
5!0E10
6
9 A
+@: ( 6!61 g9dl (' P 12 16 g9dl
+*4 ( 21!6$ (' P "6 #8$
5*D ( 6"!2 1A (' P 82 &5 1A
5*+ ( 1&!6 pg (' P 26 "1 pg
5*+* ( "1!1 $ ('P "2 "6$
PA4 ( 21" E 10
"
9 A (' P 150E10
"
#00E10
"
9 A
A?2 ( 2 mm
"
9jam
11 O5t6;(r !01&
/@.4 ( #6!5
/@P4 ( 26!0
:ilirubin total ( 0!56
:ilirubin direct ( 0!"
3lbumin ( 2!&2
R6nt9(n T<6ra53 AP (0A O5t6;(r !01&)
"2
D(35ri.3i Ha3i$ R6nt9(n T<6ra53
Proyeksi 3P! kondisi 1oto cukup! inspirasi cukup
8 So!t tissue ( edema (898! udara subcutis (898! massa (898
8 4ulang ( 1raktur costa dan cla0icula (898! pelebaran sela iga (898
8 Pleura ( /udut costophrenicus lancip! e1usi (898
8 Parenkim paru ( *orakan bronko0askular meningkat (898! )n1iltrat (Q9Q! air traping (898
8 Gantung ( Aortic %nob tidak menonjol! segmen pulmonal tidak menonjol! pinggang
jantung ada! apeE menghadap keba%ah! *4= ( 7 50 $
,esan ( Pneumonia bilateral
R(3"#(
Pasien laki8laki 6 bulan datang dengan keluhan sesak na1as sejak 10 hari yang lalu.
/esak napas muncul didahului oleh batuk berdahak disertai pilek sejak 16 hari yang lalu
dan demam sejak 15 hari yang lalu.Pasien sering mengalami demam! batuk! dan pilek
berulang kurang lebih sekali dalam sebulan. Pasien sebelumnya sempat berobat ke
puskesmas namun tidak membaik. =i%ayat sesak pada pasien sebelumnya tidak ada.
2ari pemeriksaan 1isik didapatkan kesan umum ( lemah! hipotermia! takipneu (Q!
status gi;i kurang! mata anemis (Q! hidung sekret (Q! %arna putih! mukosa bibir basah!
1aring hiperemi (Q! tonsil 41841! inspeksi thoraE ( retraksi subcostal dan suprasternal!
auskultasi thoraE ( bronko0esikuler (Q9Q! ronkhi basah halus (QRQ! %hee;ing (Q9Q!
abdomen ( distensi (Q! hepatosplenomegali (Q! ekstremitas ba%ah edema (Q9Q.
Dia9n63i3 K(r=a
""
8 Pneumonia sangat berat
8 /epsis
8 5.2/
8 3nemia ringan hipokromik mikrositik e.c susp de1isiensi C?
8 @i;i kurang
Dia9n63i3 Ban,in9
8 :ronkiolitis
8 3sma
8 3nemia penyakit kronis
R(nBana T(ra.i A>a$
P$anin9 T(ra.i
8 .2 1 lpm
8 4rans1use P=* 65 cc
8 Premed lasiE 5 mg
8 25 T '/ 25 tpm (mikro
8 3mpisilin # E "00 mg
8 *hlorampenicol " E 150 mg
8 Centolin 1cc Q 'a*l 0!&$ "cc setiap 6 jam
8 2eEametason " E 2 mg
8 Parasetamol drop "E6cc (kalo perlu
8 3mbroEol syr " E 1cc
Pr69n63i3 : 2ubia ad bonam
0OLLO7 UP
4anggal /ubject .bject 3ssesment Planning
129109201" /esak (Q! demam
(8! batuk (Q! pilek
(8! :3: hitam (Q
+= ( 1## E9m
== ( 51E9menit
4emp ( "6!1 U*
:: ( 6 kg
=etraksi sub
costa (Q9Q!
retraksi
suprasternal
(Q! rh (Q9Q.
-h (Q9Q
8 Pneumonia
sangat berat
8 /epsis
8 5.2/
8 3nemia
ringan
hipokromik
mikrositik
e.c susp
de1isiensi
C?
8 @i;i kurang
8 .2 1 lpm
8 4rans1use P=*
65 cc
8 Premed lasiE 5
mg
8 25 T '/ 25 tpm
(mikro
8 3mpisilin # E
"00 mg
8 *hlorampenicol
" E 150 mg
8 Centolin 1cc Q
'a*l 0!&$ "cc
"#
setiap 6 jam
8 2eEametason " E
2 mg
8 Parasetamol drop
"E6cc (kalo
perlu
8 3mbroEol syr " E
1cc
1"9109201" /esak (Q! demam
(8! batuk (Q! pilek
(8! :3: hitam (Q
'adi ( 122 E9m
== ( #2E9menit
4emp ( "6!"U
=etraksi sub
costa (Q9Q!
retraksi
suprasternal
(Q! rh (Q9Q.
-h (Q9Q
idem 4erapi lanjut
1#9109201" /esak (Q! demam
(8! batuk (Q! pilek
(8! :3: hitam (8
'adi ( 120 E9m
== ( "8E9menit
4emp ( "6!5Uc
=etraksi sub
costa (Q9Q!
retraksi
suprasternal
(Q! rh (Q9Q.
-h (Q9Q
idem 4erapi lanjut
BAB I1
PEMBAHASAN
"5
Pneumonia adalah proses in1eksi akut yang mengenai jaringan parenkim paru
meliputi al0eolus dan jaringan interstisiil. -+. telah mende1inisikan gejala klinis
pneumonia pada anak yang didasarkan pada batuk! kesulitan bernapas dengan respirasi rate
yang cepat! retraksi dada! atau penurunan tingkat kesadaran.
11
-+. merekomendasikan penggunaan peningkatan 1rekuensi napas dan retraksi
subkosta untuk mengklasi1ikasikan pneumonia di negara berkembang.
,lasi1ikasi pneumonia berdasarkan -+. (
8
:ayi kurang dari 2 bulan
o :ukan Pneumonia
=etraksi
/esak napas