Patogenesis
Mekanisme pasti terjadinya RD pada pasien DM belum diketahui sampai saat ini. Namun,
terdapat beberapa teori yang dipercara dapat menjelaskan perjalanan penyakit ini secara lebih
detail.
Aldose Reductase
Enzim ini merubah gula menjadi alkohol (glukosa menjadi sorbitol, dan galaktosa
menjadi galactitol). Karena sorbitol dan galactitol tidak dapat menembus sel,
konsentrasinya intraseluler akan meningkat. Tekanan osmotik kemudian akan
menyebabkan air berdifusi ke dalam sel, menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
Akibat proses ini pada sel epitel lensa, yang memiliki konsentrasi aldose reductase
tinggi, adalah munculnya katarak pada anak, hewan percobaab dengan galaktosemia, dan
hewan percobaan dengan DM. Karena enzim ini juga ditemukan dalam konsentrasi yang
tinggi di perisit retina dan sel Schwann, beberapa peneliti beranggapan bahwa RD dan
neuropati mungkin disebabkan oleh kerusakan sel akibat aldose reductase.
Vasoproliferative Factors
Vascular endothelial growth factor (VEGF), yang menghambatpertumbuhanendotel
retina secara in vitro, dilibatkandalampatogenesis RD. VEGF dianggap memiliki
hubungan langsung terhadap munculnya abnormalitas vascular retina seperti yang
ditemukan pada kasus diabetes. Pada hewan percobaan, tampak bahwa ekspresi VEGF
berhubungan dengan pembentukan dan regresi neovaskularisasi. Konsentrasi VEGF di
vitreus lebih tinggi pada pasien PDR daripada NPDR.
mempengaruhi
mengakibatkan
arteriol,
sebagaiberikut:
a. Oklusi mikrovaskular
Patogenesis:
kapiler,
dan
venula
yang
kondisi
Akibat dari hilangnya perfusi retina adalah iskemia retina, yang pada tahap awal
berkembang pada lapiran tengah retina perifer. Efek utama hipoksi retina adalah:
-
b. Kebocoran mikrovaskular
Patogenesis: penghancuran dari blood-retinal barrier bagain dalam memicu
kebocoran plasma ke retina. Kelemahan dinding retina menyebabkan mikroaneurisma
yang rapuh.
Akibat dari peningkatan permeabilitas vaskular meliputi:
-
Perdarahan intraretina
Edema retina difus yang disebabkan oleh dilatasi dan kebocoran kapiler yang
hebat
Edema
retina
lokal
yang
disebabkan
oleh
kebocoran
lokal
dari
mikroaneurisma dan segmen kapiler yang terdilatasi. Edema lokal yang kronik
akan menyebabkan penumpukan hard exudates pada perbatasan retina yang
normal dan yang edem. Eksudat ini, terdiri dari lipoprotein dan makrofag
yang berisi lipid, umumnya mengelilingi kebocoran mikrovaskular dalam
bentuk circinate. Saat terjadi kebocoran, akan secara spontan diabsorbsi
dalam periode bulan sampai tahun, oleh kapiler sekitar yang sehat atau dengan
fagositosis dari komponen lipidnya. Kebocoran kronik akan memperlebar
eksudat dan menambah tumpukan kolesterol.
PerjalananPerubahanpadaRetinopatiDiabetik
-
Perdarahan retina dapat berupa titik, garis, maupun bercak yang biasanya terletak
dekat mikroaneurismata. Kelainan ini dapat digunakan sebagai prognosis
penyakit. Perdarahan yang luas memberikan prognosis yang lebih buruk
dibanding yang kecil.
Eksudasi baik hard exudate maupun soft exudate. Hard exudate merupakan
infiltrasi lipid ke dalam retina. Gambarannya ireguler, kekuning-kuningan.
Eksudat ini dapat muncul dan hilang dalam beberapa minggu. Kelainan ini
terutama banyak ditemukan pada keadaan hiperlipoproteinemia. Soft exudate
yang sering disebut cotton wool patches yang merupkan iskemia retina. Kelainan
ini akan memperlihatkan bercak berwarna kuning dan difus.
Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah makula
sehingga sangat mengganggu tajan penglihatan pasien.
RETINOPATI HIPERTENSI
Patogenesis
Tahap awal, pembuluh darah retina akan mengalami penyempitan (spasme). Penyempitan
pembuluh darah ini tampak sebagai pembuluh darah (terutama arteriol retina) yang berwarna
lebih pucat, kaliber pembuluh darah yang menjadi lebih kecil atau ireguler karena spasme lokal,
dan percabangan arteriol yang tajam. Peningkatan tekanan darah secara persisten akan
menyebabkan terjadinya penebalan intima pembuluh darah, hiperplasia dinding tunika media dan
degenerasi hialin. Pada tahap ini akan terjadi penyempitan arteriol yang lebih berat dan
perubahan pada persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai arteriovenous nicking. Terjadi juga
perubahan refleks cahaya, dimana pada pemeriksaan oftalmoskopi refleks cahaya yang terlihat
menjadi lebih difus atau kurang terang dari seharusnya.
Apabila dinding arteriol diinfitrasi oleh sel lemak dan kolesterol akan menjadi sklerosis.
Progresi yang lebih lanjut dari sklerosis dan hialinisasi menyebabkan refleks cahaya menjadi
lebih difus dan warna dari arteriol retina menjadi merah kecoklatan halini disebut copper wire.
Sklerosis yang lebih lanjut pada vaskularisasi retina meningkatkan densitas optik sehingga
menyebabkan fenomena silver wire .
Kelainan pada pembuluh darah ini dapat mengakibatkan kelainan pada retina yaitu
retinopati hipertensi. Retinopati hipertensi dapat berupa perdarahan atau eksudat retina yang
pada daerah makula dapat memberikan gambaran sepertibintang (star figure). Eksudat retina
tersebut dapat berbentuk cotton wool patches yang merupakan edema serat saraf retina akibat
mikro infark sesudah penyumbatan arteriol, biasanya terletak sekitar 2-3 diameter papil di dekat
kelompok pembuluh darah utama sekitar papil, eksudat pungtata yang tersebar, atau eksudat
putih pada daerah yang tak tertentu dan luas.
Perubahan pada sirkulasi retina pada fase akut melibatkan arteriol terminal dibandingkan
dengan arteriol utama, bila arteriol utama sudah terlibat maka ini adalah respon kronik terhadap
hipertensi.
Manifestasi klinis
a. Background diabetic retinopathy (nonproliferative diabetic retinopathy, NPDR)
Terdiri dari mild-NPDR dan moderate-NPDR.
Microaneurysms pada lapisan neukleus dalam dan merupakan lesi yang paling awal
dapat terdeteksi.
o Karakteristik: kecil, bulat, red dots, muncul pertama kali di temporal fovea. Jika
diselubungi dengan darah, sulit dibedakan dari dot haemorrhages.
o Pada fluorescein angiography (FA): titik hiperfluoresen, tampak lebih banyak dari
pemeriksaan oftalmoskopi, tampak difus akibat kebocoran.
Retinal oedema awalnya terletak antara lapisan fleksiform luar dan nuklear dalam.
Kemudian dapat mengenai fleksiform dalam dan serabut saraf, sampai akhirnya
seluruh lapisan retina menjadi edem.
o Karakteristik: penebalan retina (menggunakan slit-lap biomicroscopy dengan
lensa Goldmann)
o FA: hiperfluoresen difus akibat kebocoran kapiler retina
Haemorrhages
o Perdarahan intraretina berawal dari venula dan terletak di lapisan tengah retina
yang padat dengan gambaran konfigurasi dot-blot berwarna merah.
o Perdarahan lapisan serat saraf retina berawal dari arteriol superfisial besar dengan
gambaran flame-shaped.
Cotton wool spots menggambarkan infark fokal pada lapisan serat saraf retina akibat
oklusi arteriol.
o Karakteristik: kecil, putih, lesi superfisial tipis yang mengakurkan pembuluh
darah didasarnya dan secara klinis hanya terdapat di post-equatorial retina,
dimana lapisan serat saraf retina cukup tebal.
o FA: hipofluoresen fokal
Dark blot haemorrhages mengambarkan perdarahan retina luas dan terletak antara
lapisan retina tengah.