Anda di halaman 1dari 6

MELAKUKAN INHALASI DENGAN NEBULIZER

NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN

.SPO.00

00

1/1

RS St. Antonius Jopu

TGL. TERBIT
S PO

Ditetapkan,
Direktur

BAGIAN
KEPERAWATAN
PENGERTIAN

dr. Maria Goretti Aran


Suatu tindakan atau terapi untuk pembersihan atau pemeliharaan
sistem pernafasan.

TUJUAN

1.
2.
3.
4.

KEBIJAKAN

Melakukan inhalasi dengan Nebuliser pada pasien yang mengalami


gangguan pernafasan di RS. St. Antonius Jopu
A. Persiapan Alat :
1. Nebulizer 1 set.
2. Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya bila diperlukan.
3. Stetoskop.
4. Tissue.
5. Nierbeken/bengkok.
6. Suction (kalau perlu).
B. Persiapan Klien :
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian terapi inhalasi
nebulizer.
2. Memberikan posisi yang nyaman bagi klien; semifowler
atau duduk.
C. Tindakkan
1. Mencuci tangan.
2. Memasang sampiran.
3. Memakai handscoen bersih.
4. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).

PROSEDUR

Merelaksasi jalan nafas.


Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret.
Menurunkan edema mukosa.
Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk
pengobatan penyakit, seperti : bronkospasme akut, produksi
sekret uyang berlebihan, dan batuk yang disertai dengan sesak
nafas.

5. Menghubungkan nebulizer dengan listrik


6. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan
mengecek out flow apakah timbul uap atau embun.
7. Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan
mulut (posisi) yang tepat.
8. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam,
tahan sebentar, ekspirasi.
9. Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-tanda
vital, dan melakukan auskultasi paru secara berkala selama
prosedur.
10. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan
batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
11. Perhatian :
11. Tetap mendampingi klien selama prosedur (tidak
meninggalkan klien).
12. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi efek samping
obat.
13. empatkan alat nebulizer pada posisi yang aman (jangan
sampai jatuh).
DOKUMEN
TERKAIT
UNIT TERKAIT

1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap

MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN USG


ABDOMEN
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
RS St. Antonius Jopu
S PO
BAGIAN
KEPERAWATAN
PENGERTIAN

.SPO.00
TGL. TERBIT

00

1/1
Ditetapkan,
Direktur

dr. Maria Goretti Aran


Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan diagnostik non
invasif dengan menggunakan gelombang frekuensi tinggi kedalam
abdomen. Gelombang-gelombang ini dipantulkan kembali dari
permukaan
struktur
organ
sehingga
komputer
dapat
menginterprertasikan densitas jaringan berdasarkan gelombanggelombang tersebut.

TUJUAN

1. Mendeteksi adanya massa diabdomen.


2. Membedakan antara kista yang berisi air atau massa padat.
3. Mengevaluasi dan memetakan organ di abdomen sebelum
dilakukan biopsi.
4. Mengevaluasi kelainan-kelainan lain yang terdapat dalam
rongga abdomen.

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Melakukan pemeriksaan USG abdomen di RS. St. Antonius Jopu


A. Persiapan Alat :
1. Status atau rekam medik klien.
2. Hasil pemeriksaan diagnostik sebelumnya.
3. Formulir pesanan pemeriksaan USG.
B. Persiapan Klien :
1. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur yang akan dilakukan.
C. Tindakkan

1. Melaporkan / membuat perjanjian dengan petugas USG.


2. Mencuci tangan.
3. Membawa klien ketempat pemeriksaan dengan
menggunakan kursi roda atau meja dorong (sesuai kondisi
klien) bersama rekam medik dan formulir USG klien.
4. Menjelaskan kepada klien prosedur yang akan dilalkukan.
5. Menjamin kebutuhan privacy klien.
6. Mengatur posisi klien (berbaring pada tempat pemeriksaan
dan mengolesi jelly / lubricant pada area permukaan kulit
yang akandiperiksa).
7. Untuk USG kandung kemih : 2 jam sebelum pemeriksaan
klien diberi banyak minum dan diminta menahan buang air
kecil sampai pemeriksaan selesai.
8. Merapihkan klien dan membawa klien kembali keruang
perawatan.
9. Mencuci tangan.
10.
DOKUMEN
TERKAIT
UNIT TERKAIT

1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap

MELAKUKAN PERAWATAN LUKA MENGANGKAT


JAHITAN
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
HALAMAN
RS St. Antonius Jopu

.SPO.00

TGL. TERBIT

S PO
BAGIAN
KEPERAWATAN
PENGERTIAN
TUJUAN

PROSEDUR

1/1

Ditetapkan,
Direktur

dr. Maria Goretti Aran


Membuka jahitan luka klien saat luka sudah mulai menutup dan
terbentuk jaringan konektif atau berdasarkan instruksi medik.
1. Membuka jahitan pada saat luka menutup dan jaringan konektif terbentuk.
2. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah infeksi.
3.

KEBIJAKAN

00

Membantu proses penyembuhan luka.

Melakukan melakukan perawatan luka mengangkat jahitan di RS.


St. Antonius Jopu
A. Persiapan Alat :
1. Set angkat jahitan steril (pinset anatomis, kasa, dan lidi kapas).
2.
3.
4.
5.

Kasa steril tambahan atau bantalan penutup (kalau perlu).


Handscoen bersih dan handscoen steril.
Handuk.
Bethadine, alkohol 70%, kapas bulat, dan lidi kapas steril.

6.
7.
8.
9.

Nierbeken/bengkok.
Korentang steril.
Kantong plastik tempat sampah.
Baki instrumen/meja dorong dan perlak / pengalas

B. Persiapan Klien :
1.

2.
3.

Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur yang
akan dilakukan.
Menjamin pemenuhan kebutuhan privacy klien.
Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan pekerjaan.

C. Tindakkan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

16.
17.
18.

Mencuci tangan.
Menyiapkan dan mendekatkan peralatan.
Membuka set angkat jahitan.
Menambahkan kasa steril dan lidi kapas steril secukupnya kedalam set
ganti balut.
Memakai handscoen bersih.
Meletakkan handuk menutup bagian tubuh privasi klien yang terbuka.
Meletakkan perlak dibawah luka.
Mengatur posisi yang nyaman dan tepat untuk perawatan luka.
Membuka plester searah tumbuhnya rambut dan membuka balutan
secara hati-hati, masukkan balutan kotor kedalm kantong plastik yang
sudah disediakan.
Membuka handscoen bersih dan ganti dengan handscoen steril.
Membersihkan sekitar luka dengan alkohol swab. Beri bethadine pada
luka, dengan arah dari daerah bersih ke arah kotor.
Memegang vinset anatomis dengan tangan yang tidak dominan dan
gunting pada tangan yang dominan.
Mengangkat simpul benang dengan vinset dan memasukkan ujung
gunting disela-sela antara benang dengan kulit.
Menggunting benang jahitan dan tarik secara perlahan-lahan.
Menggunting sisa benang yang ada dengan prosedur yang sama satupersatu, sambil diobservasi adanya luka jahitan yang masih belum
tertutup.
Membersihkan darah yang mengering pada daerah bekas jahitan
dengan cairan antiseptic / bethadine.
Menutup luka dengan kasa steril, lalu fiksasi dengan plester.

Membereskan alat-alat dan merapihkan klien.


19. Melepaskan handscoen dan mencucui tangan.

DOKUMEN
TERKAIT
UNIT TERKAIT

1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai