Anda di halaman 1dari 8

I.

IDENTITAS PENDERITA
Nama

: Shofianatul Chamidah

Umur

: 22 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan


Pekerjaan

: Mahasiswa FKG UNEJ

Alamat

: Jl. Mastrip 2 no 51

II. TAHAP PRE OPERASI


1. Anamnesa
Pasien ingin mencabutkan gigi belakang bawah kiri yang tumbuh
sebagian dan tertutup gusi, terasa tidak nyaman dan pernah sakit kurang
lebih 2 minggu yang lalu, diobati Asam mefenamat. Kondisi sekarang
tidak sakit.
2. Gambaran Rontgenologis
Gambar :

Klasifikasi :
A. Posisi sumbu panjang gigi M3 terhadap sumbu panjang gigi M2
adalah posisi Mesio Angular
B. Kedalaman relatif di dalam tulang rahang
Level A, bagian tertinggi dari mahkota gigi impaksi berada pada satu
garis dengan garis oklusal gigi M2
C. Hubungan gigi M3 terhadap ramus mandibula dan gigi M2
Kelas II, ruang diantara ramus dan distal M2 lebih kecil dari
diameter mesiodistal mahkota gigi M3

D. Jumlah dan bentuk akar gigi impaksi


Jumlah 2 akar dengan bentuk divergen.
E. Tingkat kesulitan
- Hubungan dengan rahang

Nilai

Mesio angular

- Kedalaman ruang
Level A

- Hubungan dengan ramus


Klas II

Tingkat kesulitan

6 (sedang)

3. Diagnosa
Impaksi sebagian pada gigi 38 dengan angulasi Mesio Angular, level A,
dan kelas II.
4. Informed Consent
Persetujuan pasien terhadap tindakan operasi setelah diberi
penjelasan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi setelah operasi.

Terjadinya trismus sementara (agak sulit membuka mulut)

Terjadinya bengkak ekstra oral sementara

Terjadinya parestesi

Terjadinya fraktur mandibula

5. Metode Odontektomi
Metode

yang

digunakan

adalah

dengan

odontektomi

yaitu

pengambilan gigi impaksi secara utuh dengan cara menghilangkan


jaringan penghambat (gingiva dan tulang alveolar) kemudian dilanjutkan
dengan mengungkit gigi impaksi sampai keluar.
6. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
- Alat dasar : kaca mulut, sonde bengkok dan lurus, ekscavator, pinset
kedokteran gigi.
- Alat anastesi : disposible spuit 2,5 ml

- Alat untuk membuat flap: handle scalpel dan scalpel no. 12,
rasparatorium, pinset chirurgis.
- Alat untuk membuang jaringan penghambat : contra high speed, bur
tulang, mata bur long shank.
- Alat pengungkit : bein bengkok, bein lurus (besar dan kecil) dan crier
- Alat pencabutan : tang sisa akar RB, dan tang khusus M3 RB.
- Alat untuk menjahit : needle holder, needle cutting edge lingkaran,
gunting dan pinset chirurgis
- Alat lain : nierbeiken, petridish, deppen glass, tempat tampon, lap
dada, kain penutup pasien, water syringe, saliva ejector, duck clamp,
cheek retractor, knable tang, bone file, arteri clamp dan alat kuret
Bahan yang digunakan :
Betadine antiseptik, Pehacain , alkohol 70 %, larutan PZ, aquadest steril,
benang non absorbable, cotton pellet, tampon.
7. Persiapan operator dan asisten operasi
a. Ass. Op 1 :
- membantu operator saat operasi berlangsung
- memegang suction dan cheek retractor
b. Ass. Op 2 :
- mempersiapkan alat-alat operasi
- membantu mengambilkan alat pada saat operasi berlangsung
c. Ass. Op 3 :
- melaporkan semua tahapan dan kegiatan operasi kepada instruktur
- mencatat waktu tahapan-tahapan operasi
8. Persiapan Penderita
Meliputi :
- Persiapan fisik (tidur cukup, sudah sarapan)
- Persiapan psikis
- Pengisiam informed consent dan pemberitahuan tentang kemungkinan
komplikasi

yang

terjadi

saat

berlangsungnya

odontektomi,

pemeriksaan tanda-tanda vital (pemeriksaan tekanan darah, denyut


nadi, respirasi, dan trismus pre-operasi)

III. TAHAP OPERASI


a. Mendudukkan pasien dengan posisi tegak. Asepsis ekstra oral dan daerah
kerja (intra oral) dengan betadine
b. Lokal anastesi dengan pehacaine
Blok mandibula : N. Alveolaris inferior
Infiltrasi

: 0,75 cc

N. Lingualis

: 0,5 cc

N. Buccalis longus

: 0,5 cc

c. Mengulas bibir dan sudut mulut pasien dengan vaselin (agar bibir tidak
kering dan terluka) kemudian menutup penderita dengan kain penutup
steril dan dijepit dengan duck clamp
d. Pembuatan flap
Tipe

: Mukoperiosteal flap

Bentuk

: Trapezoid

Syarat incisi :
Harus di jaringan sehat.
Harus berlandaskan tulang supaya gerakan terkontrol dan pada saat
penjahitan flap tidak mudah putus.
Gerakan satu arah
Basis insisi harus lebar supaya mudah dalam vaskularisasi
Cara : Insisi vertikal sebelah bukal dari linea oblique externa dari ramus
ascenden sepanjang 1-2 cm sebelah distal gigi impaksi, diarahkan
pada pertengahan sisi distal gigi tersebut, kemudian menyusuri tepi
gingiva sebelah bukal mengelilingi gigi impaksi sampai daerah
interproksimal antara M2 dan M3 RB, insisi diteruskan ke arah
lipatan mukosa bukal dengan membentuk sudut 45 (mesio caudal)
berakhir pada batas mukosa bergerak-tak bergerak. Selanjutnya
jaringan

tersebut

dipisahkan

dengan

tulang

rasparatorium sampai terlihat tulang alveolar.


Gambar :

menggunakan

e. Menghilangkan jaringan penghambat dilakukan dengan memotong korteks


tulang mandibula pada sisi distal dan sisi bukal gigi impaksi hingga
kelengkungan terbesar gigi terbebaskan. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan jaringan penghambat, memberikan lapang pandang, dan
sebagai tempat tumpuan.
Gambar:

f. Apabila seluruh mahkota terbuka, maka gigi impaksi dikeluarkan


seluruhnya secara utuh dengan elevator, kemudian dengan menggunakan
tang.
Gambar:

g. Bila tidak berhasil maka sebagai tindakan alternatif dilakukan pemotongan


pada sisi mesial mahkota gigi secara melintang dimana makin ke servikal
makin

kecil

bagian

yang

dipotong.

Tujuannya

menghilangkan posisi kuncian antara M2 dan M3.


Gambar:
h. Menghaluskan tulang yang tajam dengan bone file

adalah

untuk

i. Debridement, yaitu dengan :


Membersihkan serpihan tulang atau gigi dari luka dengan alat kuret
Irigasi dengan larutan PZ atau aquadest steril untuk menghilangkan
serbuk gigi dan tulang sisa pengeburan.
j. Kontrol perdarahan, yaitu :
Perdarahan normal, durk dengan tampon, langsung dilakukan
penjahitan flap
Perdarahan abnormal, druk dengan tampon atau tampon adrenalin,
pemberian vitamin K dan bila terjadi perdarahan yang cukup besar.
dilakukan cauterisasi pembuluh darah diikat.
-

TAHAP POST OPERASI


a. Menutup luka operasi
Dengan melakukan penjahitan 3 simpul yaitu 2 simpul di oklusal dan 1
simpul di daerah bukal.
Gambar :

b. Kontrol perdarahan
Mengecek kembali celah antara jahitan apakah sudah tertutup dengan
benar, mengecek kerapatan simpul jahitan, dan menekan daerah jahitan
untuk memeriksa apakah masih ada darah yang merembes keluar.
III. INSTRUKSI POST ODONTEKTOMI
- Penderita dianjurkan menggigit tampon selama 30-60 menit
- Daerah luka tidak boleh dihisap-hisap
- Tidak boleh kumur dengan keras dan sering
- Selama 24 jam post operasi tidak boleh makan makanan yang panas
- Jika ada pembengkakan setelah 24 jam disarankan kumur dengan air
garam hangat

- Disarankan untuk minum obat secara teratur sesuai resep yang diberikan
- Disarankan untuk meningkatkan kebersihan mulut
- Istirahat yang cukup
- Apabila masih terjadi perdarahan setelah 24 jam disarankan untuk
mendatangi dokter / RS terdekat.
IV. PEMBERIAN RESEP
R/ Amoxycillin tabs 500 mg No XII
3dd1
R/ As. Mefenamat tabs 500 mg No IX
3 dd 1
-

KONTROL
24 jam post odontektomi
Tujuan untuk kontrol perdarahan, keradangan kebersihan daerah operasi
dan kontrol jahitan.
3 hari post odontektomi
Tujuan untuk mengetahui proses keradangan sudah reda atau belum,
kontrol kebersihan daerah operasi dan kontrol jahitan
7 hari post odontektomi
Tujuan untuk mengetahui penyembuhan tulang dan membuka jahitan

RENCANA PERAWATAN ODONTEKTOMI

PADA GIGI MOLAR TIGA BAWAH KIRI


DENGAN POSISI MESIO ANGULAR, LEVEL A, KLAS II

Operator :
Syahdilla Gala Sabda
081611101035

Instruktur :
drg. Zainul Cholid Sp.BM

LABORATORIUM BEDAH MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2013

Anda mungkin juga menyukai