Anda di halaman 1dari 13

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Infeksi Odontogen
Infeksi adalah masuknya kuman patogen atau toksin ke dalam tubuh manusia
serta menimbulkan gejala sakit. Infeksi odontogen adalah infeksi yang awalnya
bersumber dari kerusakan jariangan keras gigi atau jaringan penyangga gigi yang
disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal rongga mulut yang berubah
menjadi patogen (Soemartono, 2000). Penyebaran infeksi odontogen ke dalam
jaringan lunak dapat berupa abses. bses yang sering terjadi pada jaringan mulut
adalah abses yang berasal dari regio periapikal. bses juga merupakan tahap akhir
dari suatu infeksi jaringan yang dimulai dari suatu proses yang disebut inflamasi
(ryati, 200!).
Infeksi odontogenik dapat berasal dari tiga jalur, yaitu (") jalur periapikal,
sebagai hasil dari nekrosis pulpa dan in#asi bakteri ke jaringan periapikal$ (2) jalur
periodontal, sebagai hasil dari inokulasi bakteri pada periodontal poket$ dan (%) jalur
perikoronal, yang terjadi akibat terperangkapnya makanan di bawah operkulum tetapi
hal ini terjadi hanya pada gigi yang tidak&belum dapat tumbuh sempuna. 'an yang
paling sering terjadi adalah melalui jalur periapikal ((arasutisna, 200").
Infeksi odontogen biasanya dimulai dari permukaan gigi yaitu adanya karies
gigi yang sudah mendekati ruang pulpa ()ambar "), kemudian akan berlanjut
menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi (nekrosis pulpa).
Infeksi odontogen dapat terjadi se*ara lokal atau meluas se*ara *epat. danya gigi
yang nekrosis menyebabkan bakteri bisa menembus masuk ruang pulpa sampai apeks
gigi. +oramen apikalis dentis pada pulpa tidak bisa mendrainase pulpa yang
terinfeksi. Selanjutnya proses infeksi tersebut menyebar progresif ke ruangan atau
jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang nekrosis tersebut (,ilmiaty, 200-).
)ambar. Ilustrasi keadaan gigi yang mengalami infeksi dapat menyebabkan
abses odontogen. () )igi normal, (/) gigi mengalami karies, (,) gigi
nekrosis yang mengalami infeksi menyebabkan abses.
Sumber . 'ouglas 0 'ouglas, 200%
/erdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen bisa dibagi menjadi .
". Infeksi odontogen lokal & terlokalisir, misalnya. bses periodontal akut$ peri
implantitis.
2. Infeksi odontogen luas& menyebar, misalnya. early cellulitis,deep-space
infection.
%. Life-Threatening, misalnya. Facilitis dan Ludwigs angina.
Pada umumnya infeksi gigi termasuk karies gigi, infeksi dentoal#eolar (infeksi
pulpa dan abses periapikal), gingi#itis (termasuk 12)), periodontitis
(termasuk pericoronitis dan peri-implantitis), Deep Facial Space Infections dan
osteomyelitis. 3ika tidak dirawat, infeksi gigi dapat menyebar dan memperbesar
infeksi polimikrobial pada tempat lain termasuk pada sinus, ruang sublingual,
palatum, system saraf pusat, perikardium dan paru4paru.
2.2 Definisi Abses Odontogenik
bses adalah infeksi akut yang terlokalisir pada rongga yang berdinding tebal,
manifestasinya berupa keradangan, pembengkakan yang nyeri jika ditekan, dan
kerusakan jaringan setempat.
bses rongga mulut adalah suatu infeksi pada mulut, wajah, rahang, atau
tenggorokan yang dimulai sebagai infeksi gigi atau karies gigi.

(ehadiran abses
dentoal#eolar sering dikaitkan dengan kerusakan yang relatif *epat dari al#eolar
tulang yang mendukung gigi. 3umlah dan rute penyebaran infeksi tergantung pada
lokasi gigi yang terkena serta penyebab #irulensi organisme.
2.3 Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut, yaitu
bakteri dalam plak, dalam sulkus ginggi#a, dan mukosa mulut. 5ang ditemukan
terutama bakteri kokus aerob gram positif, kokus anaerob gram positif dan batang
anaerob gram negati#e. /akteri4bakteri tersebut dapat menyebabkan karies, gingi#itis,
dan periodontitis. 3ika men*apai jaringan yang lebih yang lebih dalam melalui
nekrosis pulpa dan po*ket periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi odontogen.
5ang penting adalah infeksi ini disebabkan oleh berma*am4ma*am bakteri, baik
aerob maupun anaerob. Paling sedikit ada 600 kelompok bakteri yang berbeda se*ara
morfologi dan bio*hemi*al yang berada dalam rongga mulut dan gigi. (ekomplekan
flora rongga mulut dan gigi dapat menjelaskan etiologi spesifik dari beberapa tipe
terjadinya infeksi gigi dan infeksi dalam rongga mulut, tetapi lebih banyak
disebabkan oleh adanya gabungan antara bakteri gram positif yang aerob dan
anaerob. 'alam *airan gingi#al, kira4kira ada ".7 8 "0
""
anaerobs&gram. Pada
umumnya infeksi odontogen se*ara inisial dihasilkan dari pembentukan plak gigi.
Sekali bakteri patologik ditentukan, mereka dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi lokal dan menyebar&meluas seperti terjadinya ba*terial endokarditis,
infeksi ortopedik, infeksi pulmoner, infeksi sinus ka#ernosus, septi*aemia, sinusitis,
infeksi mediastinal dan abses otak.
2.4 !"!#$#!"!# Abses Odontogenik
". bses periapikal
bses periapikal sering juga disebut abses dento4al#eolar, terjadi di
daerah periapikal gigi yang sudah mengalami kematian dan terjadi keadaan
eksaserbasi akut. 9ungkin terjadi segera setelah kerusakan jaringan pulpa
atau setelah periode laten yang tiba4tiba menjadi infeksi akut dengan gejala
inflamasi, pembengkakan dan demam. 9ikroba penyebab infeksi umumnya
berasal dari pulpa, tetapi juga bisa berasal sistemik (bakteremia).
)ambar bses periapikal
Sumber . http.&&www.dental4health4inde8.*om&toothabs*ess.html.,
2. bses subperiosteal
)ejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan selulitis jaringan lunak
mulut dan daerah maksilofasial. Pembengkakan yang menyebar ke ekstra oral,
warna kulit sedikit merah pada daerah gigi penyebab. Penderita merasakan
sakit yang hebat, berdenyut dan dalam serta tidak terlokalisir. Pada rahang
bawah bila berasal dari gigi premolar atau molar pembengkakan dapat meluas
dari pipi sampai pinggir mandibula, tetapi masih dapat diraba. )igi penyebab
sensitif pada sentuhan atau tekanan.
)ambar abses subperiosteal
Sumber . O%!l S&%ge%'( +argiskos +ragiskos ', )ermany, Springer
Infeksi odontogen dapat menyebar se*ara perkontinuatum, hematogen dan
limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari
gigi nekrosis, dan periodontitis marginalis. Infeksi gigi dapat terjadi melalui berbagai
jalan. (") lewat penghantaran yang patogen yang berasal dari luar mulut$ (2) melalui
suatu keseimbangan flora yang endogenus$ (%) melalui masuknya bakteri ke dalam
pulpa gigi yang #ital dan steril se*ara normal (,ilmiaty, 200-)
%. bses Periodontal
bses periodontal disebabkan oleh inflamasi pada jaringan periodontal yang
terlokalisasi dan mempunyai daerah yang #irulen. Perkembangan abses terjadi ketika
poket menjadi bagian dari sumber infeksi. :ype dari infeksi ini biasanya dimulai pada
gingi#al *re#i*e pada permukaan akar, sering sampai ke permukaan apeks.
9erupakan serangan yang tiba4tiba dan sakit yang teramat sangat.
Suatu proses periodontal dapat dihubungkan dengan gigi non#ital atau trauma.
bses periodontal dapat meluas dari gigi penyebab melalui tulang al#eolar ke gigi
tetangga, dan menyebabkan goyangnya gigi tersebut. da 2 ma*am tipe abses
periodontal, yaitu .
a. kut
)ejala .
4 sekitar gingi#al membesar, berwarna merah, edema dan ada rasa sakit
dengan sentuhan yang lembut, permukaan gingi#al mengkilat. terjadi
kegoyangan gigi
4 )igi sensiti#e terhadap perkusi
4 da eksudat purulen
4 ;ajah dan bibir terlihat membangkak
4 danya malaise, demam, dan pembengkakan limfonodi
b. (ronik, adanya gejala yang asimtomatik
6.bses Spasia
<ute yang paling umum penyebaran peradangan adalah melalui kontinuitas
jaringan dan spasia jaringan dan biasanya terjadi seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Pertama, nanah terbentuk di tulang *an*ellous dan tersebar ke berbagai arah yang
memiliki resistensi jaringan paling buruk. Perkembangan dari abses subperiosteal,bila
tidak dirawat, abses akan menjalar ke spasia4spasia. Penjalaran abses dipengaruhi
oleh % hal,yaitu. =irulensi bakteri, (etahanan jaringan, dan perlekatan
otot. Penyebaran pus ke arah bukal, lingual, atau palatal tergantung pada posisi gigi
dalam lengkung gigi, ketebalan tulang, dan jarak perjalanan pus. )ambar berikut
akan menjelaskan.
A. bses submukosa
bses ini disebut juga abses spasium #estibular, merupaan kelanjutan
abses subperiosteal yang kemudian pus berkumpul dan sampai dibawah
mukosa setelah periosteum tertembus. <asa sakit mendadak berkurang,
sedangkan pembengkakan bertambah besar. )ejala lain yaitu masih terdapat
pembengkakan ekstra oral kadang4kadang disertai demam.lipatan mukobukal
terangkat, pada palpasi lunak dan fluktuasi podotip. /ila abses berasal darigigi
insisi#us atas maka sulkus nasolabial mendatar, terangatnya sayap hidung dan
kadang4kadang pembengkakan pelupuk mata bawah. (elenjar limfe
submandibula membesar dan sakit pada palpasi.
B. bses spasium bukal
Spasium bukal berada diantara m. masseter ,m. pterigoidus interna dan
m. /usinator. /erisi jaringan lemak yang meluas ke atas ke dalam diantara
otot pengunyah, menutupi fosa retro>ogomatik dan spasium infratemporal.
bses dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga rahang atas masuk ke
dalam spasium bukal.
)ejala klinis abses ini terbentuk di bawah mukosa bukaldan menonjol
ke arah rongga mulut. Pada perabaan tidak jelas ada proses supuratif, fluktuasi
negatif dan gigi penyebab kadang4kadang tidak jelas. 9asa infeksi&pus dapat
turun ke spasium terdekat lainnya. Pada pemeriksaan estraoral tampak
pembengkakan difus, tidak jelas pada perabaan.
). bses spasium submandibula
Spasium ini terletak dibagian bawah m.mylohioid yang memisahkannya
dari spasium sublingual. ?okasi ini di bawah dan medial bagian belakang
mandibula. 'ibatasi oleh m.hiooglosus dan m.digastrikus dan bagian posterior
oleh m.pterigoid eksternus. /erisi kelenjar ludah submandibula yang meluas
ke dalam spasium sublingual. 3uga berisi kelenjar limfe submaksila. Pada
bagian luar ditutup oleh fasia superfisial yang tipis dan ditembus oleh arteri
submaksilaris eksterna.
Infeksi pada spasium ini dapat berasal dari abses dentoal#eolar, abses
periodontal dan perikoronitis yang berasal dari gigi premolar atau molar
mandibula.

D. bses Perimandibular
(ondisi ini unik dan khas , karena pada klinisnya akan ditemukan tidak
terabanya tepian body of Mandible, karena pada region tersebut telah terisi
oleh pus, sehingga terasa pembesaran di region tepi mandibula.
E. bses Subkutan (Sub*utaneous bs*ess)
Sesuai namanya, abses ini terletak tepat dibawah lapisan kulit (subkutan).
'itandai dengan terlihat jelasnya pembesaran se*ara ekstra oral, kulit terlihat
mengkilap di regio yang mengalami pembesaran, dan merupakan tahap terluar
dari seluruh perjalanan abses. /iasanya jika dibiarkan, akan terdrainase
spontan, namun disarankan untuk melakukan insisi untuk drainase sebagai
perawatan definitifnya.
*. bses spasium infratemporal
bses ini jarang terjadi, tetapi bila terjadi sangat berbahaya dan sering
menimbulkan komplikasi yang fatal. Spasium infratemporal terletak di bawah
dataran horisontal arkus4>igomatikus dan bagian lateral di batasi oleh ramus
mandibula dan bagian dalam oleh m.pterigoid interna. /agian atas dibatasi
oleh m.pterigoid eksternus. Spasium ini dilalui a.maksilaris interna dan
n.mandibula,milohioid,lingual,businator dan n.*horda timpani. /erisi pleksus
#enus pterigoid dan juga berdekatan dengan pleksus faringeal.
! b
)ambar . a. Ilustrasi gambar penyebaran abses ke rongga
infratemporal
b. :ampakan klinis
Sumber . O%!l S&%ge%', +argisos +ragiskos ', )ermany, Springer
2.+ Pen!t!l!ks!n!!n
Penatalaksanaan pada abses pada prinsipnya adalah insisi dan drainase. Insisi
dan drainase adalah perawatan yang terbaik pada abses (:opa>ian et al, "--6).
Penatalaksanaan abses apabila belum terjadi drainase spontan, maka dilakukan insisi
dan drainase pada pun*ak fluktuasi dan drainase dipertahankan dengan pemasangan
drain (drain karet atau kasa), pemberian antibiotik untuk men*egah penyebaran
infeksi dan analgesik sebagai penghilang sakit. Pen*abutan dilakukan setelah gejala
akutnya mereda.
pabila sudah terjadi drainase spontan (sudah ada fistula) maka dapat langsung
dilakukan pen*abutan gigi penyebab. Pen*abutan gigi yang terlibat (menjadi
penyebab abses) biasanya dilakukan sesudah pembengkakan sembuh dan keadaan
umum penderita membaik. 'alam keadaan abses yang akut tidak boleh dilakukan
pen*abutan gigi karena manipulasi ekstraksi yang dilakukan dapat menyebarkan
radang sehingga mungkin terjadi osteomyelitis ((arasutisna, 200"$ ?ope>4Piri> et al.,
200@).
9enurut Peterson (200%), tahapan prosedur insisi pada penatalaksanaan abses
adalh sebagai berikut .
". plikasi larutan antiseptik sebelum insisi.
2. nestesi dilakukan pada daerah sekitar drainase abses yang akan dilakukan dengan
anestesi infiltrasi.
%. 2ntuk men*egah penyebaran mikroba ke jaringan sekitarnya maka diren*anakan
insisi .
4 9enghindari duktus (;harton, Stensen) dan pembuluh darah besar.
4 'rainase yang *ukup, maka insisi dilakukan pada bagian superfisial pada
titik
terendah akumulasi untuk menghindari sakit dan pengeluaran pus sesuai
gra#itasi.
4 3ika memungkinkan insisi dilakukan pada daerah yang baik se*ara estetik,
jika
memungkinkan dilakukan se*ara intraoral.
4 Insisi dan drainase abses harus dilakukan pada saat yang tepat, saat
fluktuasi
positif.
'rainase abses diawali dengan hemostat dimasukkan ke dalam rongga abses
dengan
ujung tertutup, lakukan eksplorasi kemudian dikeluarkan dengan ujung terbuka.
/ersamaan dengan eksplorasi, dilakukan pijatan lunak untuk mempermudah
pengeluaran pus. Penempatan drain karet di dalam rongga abses dan difiksasi dengan
jahitan pada salah satu tepi insisi untuk menjaga insisi menutup dan kasa tidak
terlepas.
!. Peresepan antibiotik (perawatan pendukung)$ peresepan antibiotik penisilin atau
erythromy*in serta obat analgesik (kombinasi narkotik&nonnarkotik). 'apat ditambah
dengan kumur larutan saline (" sendok teh garam A " gelas air) yang dikumurkan
setiap setelah makan.
@. Pen*abutan gigi penyebab se*epatnya.
DA*TA, PUSTAKA
+ragiskos, + '. 200@. ral Surgery. Springer.)ermany
http.&&www.dental4health4inde8.*om&toothabs*ess.html,(diakses tanggal ! juni 20"6)
Soemartono.2000. Ma!alah "edo#teran $igi$Bdisi (husus :emu Ilmiah 1asional
III.%2%
(arasutisna,:is dkk.200". %u#u &!ar Ilmu %edah Mulut'Infe#si dontogeni#. +()
21P'./andung
ryati (200!), &spe# Laboratorium di %idang Instalasi (atologi "lini# F" )nair.
'alam Sugijanto S. Demam %erdarah Dengue,ed'*. irlangga 2ni#ersity
Presspp."@@4"%2
,ilmiaty,<isya <.200-. Infe#si dontogen. /log dental world (diakses tanggal @
juni 20"6)
?ope>4Piri>, <. guilar, ?. )imene>, 93. 9anagement of Cdontogeni* Infe*tion of
Pulpal and
Periodontal Crigin. 9ed Cral Patol Cral ,ir /u*al. "2. B"D64-.
Peterson, ?3. 200%. ,ontemporaray Cral and 9a8illofa*ial Surgery. +outh Bdition.
St. ?ouise.
9osby ?td.
:opa>ian, <). )oldberg, 9E. Eupp, 3<. "--6. Cral and 9a8illofa*ial Infe*tion.
Cdontogeni* Infe*tions and 'eep +as*ial Spa*e Infe*tions of 'ental Crigin. %rd
edition. ,hapter !. Philadelphia. ;/ Sounders ,o.

Anda mungkin juga menyukai