Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH FISIOLOGI HEWAN

SISTEM PENCERNAAN KARNIVORA

Disusun oleh:
Kelompok 2
Pendidikan Biologi B
Anggota kelompok:
1.
2.
3.
4.

Leni Nurindah S
Margareth Clairine A
Tri Wahyuni
Diana Pratiwi

(12030204004)
(12030204012)
(12030204026)
(12030204047)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2014
Sistem Pencernaan Karnivora

Karnivora merupakan suatu golongan hewan pemakan daging yang merupakan suatu ordo
atau bangsa Mamalia dan bagian dari komponen konsumen ekosistem. Berikut ini adalah
penjelasan mengenai sistem pencernaan karnivora:
1. Saluran pencernaan, terdiri atas:
Mulut
Mulut merupakan alat pengambil dan tempat mengunyah makanan terdiri dari
gigi, bibir dan lidah. Terjadi pengunyahan (mastikasi) untuk memecahkan partikel
makanan besar (daging). Hewan karnivora memiliki gigi yang terdiri atas taring saja.
Selain itu bentuk taringnya sangat tajam dan besar berfungsi untuk merobek daging.
Karnivora tidak memiliki kelenjar ludah (air liurnya tidak mengandung enzim). Hal
ini disebabkan karena mereka tidak membutuhkan enzim-enzim tersebut karena
mereka langsung menelan makanannya kemudian dicerna di lambung.
Esophagus
Esofagus berfungsi sebagai jalan untuk makanan menuju lambung atau
ventrikulus.
Ventrikulus
Ventrikulus memiliki fungsi yang sama seperti hewan monogastrik yang lain,
hanya berbeda dalam proses pencernaan. Proses pencernaan secara mekanik dan
kimiawi terjadi dalam ventriculus. Pada ventrikulus tidak menggunakan bakteri
mikroba karena makanannya berupa daging. Ventrikulusnya lebih asam dibandingkan
dengan ventrikulus hewan yang lain, bermanfaat sebagai pembunuh bakteri-bakteri
berbahaya yang terdapat pada daging.
Intestinum tenue (Usus Halus)
Hewan karnivora memiliki panjang usus kecil yang relatif pendek, rata-rata
hanya tiga sampai enam kali panjang tubuhnya. Hal ini mengakibatkan proses
pencernaan daging dapat segera dikeluarkan dari usus dengan waktu yang relatif
cepat, sehingga daging tidak akan membusuk di dalam usus.
Caecum
Caecum atau dikenal dengan usus buntu, berbentuk seperti kantong kecil
berwarna hijau tua keabu-abuan. Ukuran caecum karnivora lebih kecil dibandingkan
hewan lain karena volume makanan kecil (hanya daging) dan pencernaannya
berlangsung dengan cepat. Dalam caecum makanan disimpan dalam waktu sementara.
Intestium crassum
Intestium crassum atau dikenal colon memiliki ukuran yang lebih besar dari
usus halus dan terdapat sakulasi (kantong-kantong). Pada tempat ini terjadi proses
fermentasi, absorbs air, dan elektrolit secara intensif. Colon juga sedikit menggunakan
gerakan peristaltik kemudian berlanjut ke rektum untuk membentuk feses.
Anus

Feses yang keluar lewat anus mengandung air. Feses merupakan sisa makanan
yang

tidak

tercerna.

Cairan

dari

tractus

digestivus,

sel-sel

epitel

usus,

mikroorganisme, garam organik, stearol dan hasil dekomposisi dari bakteri keluar
melalui anus.
2.

Kelenjar Pencernaan:
Kelenjar pencernaan pada hewan karnivora ialah enzim. Satu-satunya enzim yang
dihasilkan untuk proses pencernaan adalah pada ventrikulus. Ventriculus menghasilkan
enzim berupa pepsin untuk mengubah protein menjadi pepton, lipase untuk mengubah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol, dan rennin. Terdapat juga HCL, ventriculus
carnivora bila dibandingkan dengan ventriculus hewan yang lain lebih asam karena
makanannya berupa daging dan tidak terdapat bakteri mikroba.

3.

Proses Pencernaan
a. Ingesti :
Makanan masuk melalui mulut. Karnivora memiliki gigi seri pendek, tajam.
Gigi taring panjang, tajam dan melengkung ini digunakan untuk mengoyak dan
merombak daging. Gigi geraham tajam bergerigi dan berbentuk pisau. Pergerakan
rahang berbentuk zigzag. (hampir tidak punya gerakan menyamping). Air liurnya
tidak mengandung enzim pencernaan. Makanan langsung di proses di lambung.
b.

Makanan dari mulut disalurkan ke ventrikulus melalui esophagus.


Digesti :
Proses pencernaan daging pada karnivora mulai terjadi di ventrikulus. Pada
ventrikulus terdapat HCl (hydrochloric acid) yang berfungsi untuk memecah daging
menjadi chymus. Selain itu di dalam ventrikulus juga mulai terjadi proses

c.

pencernaan protein. Protein dicerna oleh enzim pepsin.


Absorbsi:
Pada proses menyerap dan mengedarkan makanan disini hewan karnivora
dibedakan berdasarkan panjang usus dan enzim pencernaan yang berbeda terhadap
hewan lainnya. Hewan karnivora tidak bersusah payah untuk mencerna makanannya.
Ususnya lebih pendek dibandingkan dengan usus hewan herbivora. Pada hewan
karnivora, saat chymus didorong oleh gerakan peristaltik dari ileum ke anus. Pada
intestinum crassum selain gerakan peristaltik, juga terjadi gerakan antiperistaltik yang
mendorong ingesta ke arah caecum, kemudian didorong kembali oleh kontraksi
caecum ke kolon. Namun pada karnivora tidak terjadi digesti oleh mikroorganisme di
caecum. Pada saat kembali di kolon, chymus akan mengalami absorbsi air serta
elektrolit dan kemudian disimpan sementara waktu, kemudian akan didorong ke

rektum. Caecum (usus buntu) merupakan pembatas antara ileum (usus halus) dengan
kolon.
d.

Eliminasi:
Tahap ini menyelesaikan zat-zat sisa makanan yang tidak tercerna yang akan
dibuang langsung melalui anus. Setelah didorong oleh gerakan peristaltik ke rektum
maka akan dikeluarkan secara periodik melalui anus. Pada karnivora proses
terdorongnya faeces ke rektum bersamaan dengan ekspirasi dengan penutupan glotis,
pada hewan herbivora tidak terjadi.
Pada hewan karnivora saluran anus dibedakan menjadi tiga daerah yaitu Zona
kolumnaris ani yang mengandung jalur longitudinal, Zona intermedia yang relative
sempit, dan Zona kutanea yang dibalut oleh eoitel pipih.

Contoh: seekor kucing yang memangsa ikan. Ikan digigit kucing (ingesti), di dalam
mulut daging ikan dikoyak oleh gigi taring, daging kemudian memasuki esophagus, dan
menuju ventrikulus. Di dalam ventrikulus daging dicerna (digesti) oleh HCl dan dirubah
menjadi hymus, selain itu, juga terjadi pencernaan proten oleh pepsin. Chymus dari
ventrikulus didorong menuju intestium tenue untuk diserap sari-sari makanannya,
kemudian chymus didorong menuju intestium crassum untuk disserap air yang
terkandung didalamnya, setelah itu sisa-sisa daging yang tidak dicerna didorong ke anus
dengan gerakan peristaltic untuk dibuang melalui anus.

Proses Pencernaan Protein


Pencernaan protein dimulai di lambung yaitu oleh bantuan enzim pepsin dan
disekresi dalam bentuk tidak aktif yaitu pepsinogen. Kondisi lambung yang asam
akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin memecah protein menjadi
polipeptida. Pencernaan protein berlanjut di usus halus atau duodenum. Enzim-enzim
pankreas yaitu tripsin, kimotripsin, dan karbosipeptidase disekresi dalam bentuk tidak
aktif. Enzim enterokinase akan mengubah tripsinogen menjadi tripsin. Selanjutnya, tripsin
akan mengubah enzim-enzim lain ke bentuk aktif. Enzim-enzim tersebut akan
mencerna polipeptida menjadi peptide.

Proses Pencernaan Lemak


Lemak yang dihasilkan dari makanan yang terkunyah dalam mulut menunjukan
bentuk-bentuk lemak yang:
1) telah teremulsikan----emulsified;
2) belum diemulsikan----unemulsified fat.
Di dalam usus halus lemak-lemak yang teremulsi tadi dengan bantuan enzim
intestinal lipase dan pankreatik lipase akan diubah kedalam 3 struktur yang lebih
sederhana, jelasnya sebagai berikut:
1) dipecah menjadi asam ---- asam lemak dan gliserol, 40%-50%
2) dipecah menjadi-----monongliserida 40%-50%
3) dipecah menjadi ----digliserida, trigliserida (sekitar 10%-20%)
Lama berlangsungnya proses pencernaan lemak sangat tergantung pada panjang atau
pendeknya rantai, jumlah atom karbon, dalam molekul asam lemak.

DAFTAR PUSTAKA
Mualafiev.

2011.

Herbivora

atau

Karnivora.

http://mualafiev.wordpress.com

2011/01/27/herbivora-atau-karnivora/ diakses pada tanggal 25 September 2014.


Naufal. 2011. Sistem Pencernaan Herbivora dan Karnivora. http://diary-veteriner.
blogspot.com/2011/09/pencernaan-herbivora-karnivora-omnivora.html diakses pada
tanggal 25 September 2014.
http://www.raising-rabbits.com/carnivore-digestive-system.html diakses pada tanggal 25
September 2014.

Anda mungkin juga menyukai