pada lansia
Gusti sumarsih. S.Kp
Koor kep gerontik
sebab-sebab gangguan
muskuloskeletal pada lansia
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka,
tendon, ligament, bursa, dan jaringan jaringan
khusus yang menghubungkan struktur tersebut.
A.Sendi
Sendi adalah pertemuan dua atau lebih tulang. Tulangtulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia,
atau otot.
Ada tiga tipe sendi, yaitu :
Sendi fibrosa (sinarthroidal), merupakan sendi yang
tidak dapat bergerak.
Sendi kartilaginosa (amphiarthroidal), merupakan sendi
yang sedikit bergerak.
Sendi sinovial (diarthroidal), merupakan sendi yang dapat
bergerak dengan bebas.
Gambar sendi
Sendi fibrosa
Sinarthroidal
Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang
rawan,
antara tulang yang satu dengan yang
lainnya dihubungkan oleh jaringan
penyambung fibrosa.
Contohnya terdapat pada sutura tulangtulang tengkorak.
Sindesmosis
Terdiri dari suatu membrane
interosseus atau suatu ligament
antara tulang.
Hubungan ini memungkinkan sedikit
gerakan, tetapi bukan gerakan sejati.
Contohnya ialah perlekatan tulang
tibia dan fibula bagian distal.
Sendi kaki
Sendi kartilaginosa
Sendi dimana ujung ujung tulangnya
dibungkus oleh rawan hialin dan
disokong oleh
ligamen,
Hanya memungkinkan suatu gerakan
yang terbatas.
Sendi kartilaginosa
( amphiarthroidal )
OSTEOARTHRITIS
Penyakit sendi degeneratif
Menimbulkan disabilitas
Manifestasi klinik
Degenerasi kartilago artikularis
Perubahan pada membran
sinovia
Hipertrofi pada tepi tulang .
Rasa nyeri dan kaku,
khususnya setelah melakukan
aktivitas yang lama
Insiden
Osteoarthritis :
penyakit sendi yang paling sering
ditemukan.
Diperkirakan dari orang berusia >35
tahun, menunjukkan bukti radiografik yang
memperlihatkan penyakit osteoarthritis
prevalensi yang terus meningkat sampai 80
tahun.
etiologi patofisiologi
1. Perubahan morfologis:
Perubahan metabolisme
tulang
Berupa peningkatan aktivitas enzimenzim yang merusak makromolekul matriks
tulang rawan sendi :
kolagen dan proteoglikan.
Perusakan ini membuat kadar proteoglikan
dan kolagen berkurang sehingga kadar air
tulang rawan sendi juga berkurang
Subklinis.
Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau tanda klinis
lainnya. Kelainan baru terbatas pada tingkat seluler dan
biokimiawi sendi.
Manifest.
Pada tingkat ini biasanya penderita datang ke dokter.
Kerusakan rawan sendi bertambah luas disertai reaksi
peradangan.
Dekompensasi
Rawan sendi telah rusak , mungkin terjadi deformitas dan
kontraktur. Pada tahap ini biasanya diperlukan tindakan
bedah.
Asal nyeri
1.Peradangan
Nyeri yang berasal dari peradangan
biasanya bertambah pada pagi hari atau
setelah istirahat beberapa saat dan
berkurang setelah bergerak.
Sinovitis sekunder,
Penurunan pH jaringan,
Pengumpulan cairan dalam ruang sendi yang
menimbulkan pembengkakan dan peregangan
simpai sendi.
2.Mekanik
Nyeri akan lebih dirasakan setelah
melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat.
Mungkin ada hubungannya dengan
keadaan penyakit yang telah lanjut
dimana rawan sendi telah rusak
berat.
Nyeri biasanya terlokalisasi hanya
pada sendi yang terkena, tetapi
dapat juga menjalar
Kaku Sendi
Pembengkakan Sendi
Merupakan reaksi peradangan karena
pengumpulan cairan dalam ruang sendi.
Biasanya teraba panas tanpa adanya
kemerahan.
Pada sendi yang terkena akan terlihat
deformitas yang disebabkan terbentuknya
osteofit.
Sinovitis : dengan gejala :nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata,
dan warna kemerahan
Gangguan Fungsi
Timbul karena ketidakserasian antara
tulang pembentuk sendi.
Adanya kontraktur, kemungkinan
adanya osteofit,
Nyeri dan bengkak merupakan
penyebab gangguan fungsi.
Pada osteoartritis tidak terdapat
gejala-gejala sistemik seperti
kelelahan, penurunan berat badan atau
demam.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
Radiologis
Penatalaksanaan Osteoarthritis
Istirahat atau proteksi terhadap sendi yang terkena
Koreksi semua faktor-faktor yang menimbulkan stress
berlebihan pada rawan sendi.
Mengurangi beban pada rawan sendi, dan memperlambat
proses degenerasi sehingga akan lebih memberi kesempatan
proses regenerasi berlangsung.
Diet Untuk mengurangi berat badan.
Fisioterapi, terutama pemanasan dan latihan yang adekuat.
Massage berguna untuk mengurangi nyeri karena spasme
otot.
Alat bantu, misalnya traksi atau pemakaian soft collar untuk
spondilosis leher, korset untuk spondilosis lumbal, tongkat
untuk osteoartritis lutut atau pinggul.
ARTHRITIS
RHEUMATOID
Penyakit inflamasi jaringan ikat
sendi,progresif, simetrik, dan sistemik
serta cenderung menjadi kronik.
Kelainan sistemik dengan manifestasi
utama pada persendian yang berkembang
secara perlahan-lahan dalam beberapa
minggu.
Atritis rematoid
Kriteria Diagnostik
Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut:
Kekakuan pagi hari (sekurangnya 1 jam)
Arthritis pada tiga atau lebih sendi
Arthritis sendi-sendi jari-jari tangan
Arthritis yang simetris
Nodula reumatoid dan Faktor reumatoid
dalam serum
Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau
dekalsifikasi tulang)
ARTHRITIS GOUT
Artritis gout adalah suatu proses inflamasi
yang terjadi karena deposisi kristal asam
urat pada jaringan sekitar sendi (tofi).
Gout juga merupakan istilah yang dipakai
untuk sekelompok gangguan metabolik yang
ditandai oleh meningkatnya konsentrasi
asam urat (hiperurisemia).
Atritis gout
Gambaran Klinis
Tahap pertama
hiperurisemia asimtomatik.
Diagnosis
Diagnosis artritis gout didasarkan pada kriteria American
Rheumatism Association (ARA), yaitu :
Terdapat kristal urat dalam cairan sendi atau tofie
Bila ditemukan 6 dari 12 kriteria tersebut dibawah ini :
1. Inflamasi maksimum pada hari pertama
2. Serangan artritis akut lebih dari satu kali
3. artritis nonartikuler
4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan
5. Pembengkakan dan sakit pada sendi
metatarsofalangeal
6. Serangan pada sendi metatarsofalangeal unilateral
7. Serangan pada sendi tarsal unilateral
8. Adanya tofie
9. Hiperurisemia
10. Pada foto sinar-x tampak pembengkakan sendi asimetris
11. Pada foto sinar-x tampak kista subkortikal tanpa erosi
12. kultur bakteri cairan sendi negatif
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terapi artritis gout sebaiknya
mengikuti pedoman terapi sebagai berikut :
Hentikan serangan nyeri yang hebat pada serangan
artritis gout akut
Berikan kolkisin sebagai pencegahan terhadap
serangan berulang dari artritis gout
Evaluasi kadar asam urat dalam urine
Terapi nonfarmakologi diberikan yaitu diet rendah
purin dijalankan
Penanggulangan untuk artritis gout kronis
OSTEOPOROSIS
Definisi menurut WHO adalah
penurunan massa tulang > 2,5 kali
standard deviasi massa tulang ratarata dari populasi orang muda,
kerusakan arsitektur tulang, dan
meluasnya kerapuhan tulang sehingga
menurunkan kekuatan tulang dan
dicapainya ambang patah tulang.
Klasifikasi
Osteoporosis Primer
Merupakan osteoporosis yang terjadi bukan sebagai akibat
penyakit lain, dibedakan atas :
Osteoporosis tipe I (pasca menopause) : kehilangan tulang
terutama dibagian trabekula.
Osteoporosis tipe II (senilis): terutama kehilangan massa
tulang daerah korteks.
Osteoporosis Idiopatik : terjadi pada usia muda dengan
penyebab yang tak jelas.
Osteoporosis Sekunder
Terjadi akibat penyakit lain (hiperparatiroid, gagal ginjal
kronis
SINELIS
Usia
51-75TH
>70
6:1
2:1
Hilangnya tulang
Terutama trabekuler
Trabekuler dan
kortikal
Derajat hilang
tulang
Dengan percepatan
Tanpa percepatan
Leta fraktur
Vertebral dan
pinggul
Penyebab utama
Berhubungan dengan
menopause
Berhubungan
dengan proses
menua.
Penyebab osteoporosis
Imobilisasi
Menopause
Defisiensi vitamin C
Gastrektomi
Berhubungan
dengan usia
Defisiensi florida
Alkoholisme
Defisiensi kalsium
Kelebihan steroid
Merokok
Defisiesi protein
Artritis reumatoid
Penyakit hati
lanjut
Hiperparatiroidism
e
Diabetes melitus
Pengobatan
dengan heparin
. Gejala Klinik
Gejala osteoporosis pada lanjut usia bervariasi.
osteoporosis adalah silent disease dimana tulang
digerogoti massanya sampai pada ambang patah
tulang tanpa keluhan-keluhan klinis (tidak
menunjukkan gejala).
Seringkali juga menunjukkan gejala klasik berupa
nyeri punggung, nyeri pada lutut terutama
sehabis sholat atau duduk bersila.
Nyeri seringkali dipicu oleh adanya stress fisik,
akan hilang dengan sendirinya setelah 4-6 minggu.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium biasanya tidak banyak membantu.
Sering kali kadar kalsium dan fosfat serum/urin normal.
Pemeriksaan osteokalsin serum dan pirilodin cross link urin
yang menggambarkan aktivitas pembentukan dan
pengrusakan tulang.
Penilaian Bone Mass sangat berguna untuk mendiagnosis
osteoporosis secara dini dan secara cepat menilai hasil
pengobatan.
Ct scan
Biopsi tulang walaupun memberikan gambaran yang baik
tetapi tidak disukai karena menggunakan cara invasif yang
menggandung resiko.
Penatalaksanaan
Tindakan Dietetik : diet tinggi kalsium
(sayur hijau, dan lain-lain). Hindari makanan
tinggi protein, tidak merokok, tidak minum
alkohol, tidak minum kopi
Terapi ini lebih bermanfaat sebagai
tindakan pencegahan. Pada usia lanjut
harus diberikan bersama jenis terapi yang
lain.
Olahraga
Yang terbaik adalah yang bersifat mendukung
beban (weight bearing), misalnya jogging,
Jalan kaki 3-5 km/ 30-45 menit,Tiga kali
seminggu, Tai Chi, Senam
osteoporosis,Bersepeda,Renang
Lebih baik dilakukan dibawah sinar matahari
pagi karena membantu pembuatan vitamin D.
Obat-obatan
Yang membantu pembentukan tulang (steroid
anabolik, fluorida)
Yang mengurangi perusakan tulang (estrogen,
kalsium, difosfonat, kalsitonin
Osteoporosis Pada
Wanita
Pada wanita yang telah mengalami menopause karena
berkurangnya hormon estrogen maka yang terjadi adalah:
Osteoblast mempunyai reseptor estrogen sehingga
berkurangnya kadar estrogen menyebabkan berkurangnya
fungsi osteoblast.
Estrogen menghambat fungsi osteoklas, sehingga
berkurangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan
fungsi osteoklas.
Estrogen merangsang sekresi kalsitonin, kalsitonin
melindungi kerangka terhadap resorbsi kalsium yang
berlebihan, berkurangnya kadar estrogen menyebabkan
pergeseran keseimbangan kalsium yang negatif.
Rendah lemak
Cukup protein
Hindari alkohol
Hindari kopi
Coca cola
Terima kasih