Anda di halaman 1dari 64

Gangguan muskuloskletal

pada lansia
Gusti sumarsih. S.Kp
Koor kep gerontik

sebab-sebab gangguan
muskuloskeletal pada lansia

Mekanik : penyakit sendi degeneratif


(osteoarthritis), stenosis spinal
Metabolik : osteoporosis, myxedema,
penyakit paget
Berkaitan dengan keganasan :
dermatomyositis, neuromiopati
Radang : polymyalgia rheumatica,
temporal (giant cell) arthritis, gout
Pengaruh obat

ANATOMI DAN
FISIOLOGI
Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka,
tendon, ligament, bursa, dan jaringan jaringan
khusus yang menghubungkan struktur tersebut.
A.Sendi

Sendi adalah pertemuan dua atau lebih tulang. Tulangtulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia,
atau otot.
Ada tiga tipe sendi, yaitu :
Sendi fibrosa (sinarthroidal), merupakan sendi yang
tidak dapat bergerak.
Sendi kartilaginosa (amphiarthroidal), merupakan sendi
yang sedikit bergerak.
Sendi sinovial (diarthroidal), merupakan sendi yang dapat
bergerak dengan bebas.

Gambar sendi

Sendi fibrosa
Sinarthroidal
Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang
rawan,
antara tulang yang satu dengan yang
lainnya dihubungkan oleh jaringan
penyambung fibrosa.
Contohnya terdapat pada sutura tulangtulang tengkorak.

Sindesmosis
Terdiri dari suatu membrane
interosseus atau suatu ligament
antara tulang.
Hubungan ini memungkinkan sedikit
gerakan, tetapi bukan gerakan sejati.
Contohnya ialah perlekatan tulang
tibia dan fibula bagian distal.

Sendi kaki

Sendi kartilaginosa
Sendi dimana ujung ujung tulangnya
dibungkus oleh rawan hialin dan
disokong oleh
ligamen,
Hanya memungkinkan suatu gerakan
yang terbatas.

Sendi kartilaginosa
( amphiarthroidal )

OSTEOARTHRITIS
Penyakit sendi degeneratif
Menimbulkan disabilitas

Manifestasi klinik
Degenerasi kartilago artikularis
Perubahan pada membran
sinovia
Hipertrofi pada tepi tulang .
Rasa nyeri dan kaku,
khususnya setelah melakukan
aktivitas yang lama

Insiden
Osteoarthritis :
penyakit sendi yang paling sering
ditemukan.
Diperkirakan dari orang berusia >35
tahun, menunjukkan bukti radiografik yang
memperlihatkan penyakit osteoarthritis
prevalensi yang terus meningkat sampai 80
tahun.

etiologi patofisiologi
1. Perubahan morfologis:

Kerusakan fokal tulang rawan sendi


yang progresif
2. Pembentukan tulang baru pada dasar
lesi tulang rawan dan tepi sendi yang
dikenal sebagai osteofit

Perubahan metabolisme
tulang
Berupa peningkatan aktivitas enzimenzim yang merusak makromolekul matriks
tulang rawan sendi :
kolagen dan proteoglikan.
Perusakan ini membuat kadar proteoglikan
dan kolagen berkurang sehingga kadar air
tulang rawan sendi juga berkurang

Hal tersebut diatas membuat tulang rawan sendi


rentan terhadap beban biasa.
Permukaan tulang rawan sendi menjadi tidak
homogen, terpecah-pecah dan timbul robekanrobekan.
Dibentuk osteofit yang merupakan mekanisme
pertahanan tubuh untuk memperbesar permukaan
tulang dibagian inferior tulang rawan sendi yang
telah rusak
Dengan menambah luas permukaan tulang
dibawahnya diharapkan distribusi beban yang
ditanggung persendian tersebut dapat merata.

Gambaran osteo artritis

Faktor - faktor turut terlibat dalam


timbulnya osteoarthritis
Penambahan usia : perubahan selular atau
matriks pada kartilago
Obesitas,
Trauma,
Kelainan endokrin (misalnya diabetes
mellitus)
Kelainan primer persendian (misalnya
arthritis inflamatorik).

Gejala osteo atritis


Gejala klinis osteoartritis bervariasi,
bergantung pada sendi yang terkena, lama
dan intensitas penyakitnya, serta respons
penderita terhadap penyakit yang
dideritanya.
Pada umumnya pasien osteoartritis
mengatakan bahwa keluhan-keluhannya
sudah berlangsung lama, tetapi berkembang
secara perlahan-lahan.

Secara klinis, osteoartritis dapat


dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu

Subklinis.
Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau tanda klinis
lainnya. Kelainan baru terbatas pada tingkat seluler dan
biokimiawi sendi.
Manifest.
Pada tingkat ini biasanya penderita datang ke dokter.
Kerusakan rawan sendi bertambah luas disertai reaksi
peradangan.
Dekompensasi
Rawan sendi telah rusak , mungkin terjadi deformitas dan
kontraktur. Pada tahap ini biasanya diperlukan tindakan
bedah.

Keluhan-keluhan umum yang sering


dirasakan penderita osteoartritis adalah
Nyeri Sendi
Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat.
Beberapa gerakan tertentu menimbulkan rasa
sakit yang berlebih dibanding gerakan lain.
Pada osteoartritis terdapat hambatan sendi
yang biasanya bertambah berat dengan pelanpelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

Asal nyeri

1.Peradangan
Nyeri yang berasal dari peradangan
biasanya bertambah pada pagi hari atau
setelah istirahat beberapa saat dan
berkurang setelah bergerak.
Sinovitis sekunder,
Penurunan pH jaringan,
Pengumpulan cairan dalam ruang sendi yang
menimbulkan pembengkakan dan peregangan
simpai sendi.

2.Mekanik
Nyeri akan lebih dirasakan setelah
melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat.
Mungkin ada hubungannya dengan
keadaan penyakit yang telah lanjut
dimana rawan sendi telah rusak
berat.
Nyeri biasanya terlokalisasi hanya
pada sendi yang terkena, tetapi
dapat juga menjalar

Kaku Sendi

Pada beberapa pasien, nyeri dan kaku


sendi dapat timbul setelah istirahat
beberapa saat misalnya sehabis duduk
lama atau bangun tidur.
Berlawanan dengan penyakit inflamasi
sendi seperti artritis rheumatoid,
dimana pada artritis rheumatoid
kekakuan sendi pada pagi hari
berlangsung lebih dari 1 jam,maka
pada osteoartritis kekakuan sendi
jarang melebihi 30 menit.

Pembengkakan Sendi
Merupakan reaksi peradangan karena
pengumpulan cairan dalam ruang sendi.
Biasanya teraba panas tanpa adanya
kemerahan.
Pada sendi yang terkena akan terlihat
deformitas yang disebabkan terbentuknya
osteofit.
Sinovitis : dengan gejala :nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata,
dan warna kemerahan

Perubahan Gaya Jalan


Sangat menyusahkan pada pasien.
Hampir pada semua pasien
osteoartritis, pergelangan kaki, tumit,
lutut atau panggulnya berkembang
menjadi pincang.
Gangguan berjalan dan gangguan
fungsi sendi yang lain merupakan
ancaman besar untuk kemandirian
pasien lanjut usia.

Gangguan Fungsi
Timbul karena ketidakserasian antara
tulang pembentuk sendi.
Adanya kontraktur, kemungkinan
adanya osteofit,
Nyeri dan bengkak merupakan
penyebab gangguan fungsi.
Pada osteoartritis tidak terdapat
gejala-gejala sistemik seperti
kelelahan, penurunan berat badan atau
demam.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
Radiologis

Penatalaksanaan Osteoarthritis
Istirahat atau proteksi terhadap sendi yang terkena
Koreksi semua faktor-faktor yang menimbulkan stress
berlebihan pada rawan sendi.
Mengurangi beban pada rawan sendi, dan memperlambat
proses degenerasi sehingga akan lebih memberi kesempatan
proses regenerasi berlangsung.
Diet Untuk mengurangi berat badan.
Fisioterapi, terutama pemanasan dan latihan yang adekuat.
Massage berguna untuk mengurangi nyeri karena spasme
otot.
Alat bantu, misalnya traksi atau pemakaian soft collar untuk
spondilosis leher, korset untuk spondilosis lumbal, tongkat
untuk osteoartritis lutut atau pinggul.

ARTHRITIS
RHEUMATOID
Penyakit inflamasi jaringan ikat
sendi,progresif, simetrik, dan sistemik
serta cenderung menjadi kronik.
Kelainan sistemik dengan manifestasi
utama pada persendian yang berkembang
secara perlahan-lahan dalam beberapa
minggu.

Merupakan penyakit yang


khronis, prevalensinya
meningkat pada populasi usia
lanjut.
Etiologi penyakit ini tidak
diketahui,
Ditandai oleh inflamasi serius
pada sinovia persendian
diartroid.

Keluhan dan gejala


arthritis reumatoid Pada lanjut usia
biasa bersifat kronis.
Pada kebanyakan pasien, keadaan
artritis disertai dengan gejala
konstitutional yang ringan atau
sedang.

Atritis rematoid

Biasanya ditemukan pada persendian yang


kecil pada tangan (yaitu di artikulasio
interfalangeal proksimal,
metakarpofalangeal),
Kemudian kaki (pada artikulasio
metatarsofalangeal, interfalangeal) dan
pergelangan tangan,
Baru kemudian penyakit ini mengenai
persendian yang besar (misalnya sendi siku,
bahu, lutut).
Pasien sering mengalami gejala malaise,
anoreksia, penurunan berat badan dan
depresi.
Gejala panas dan Nyeri terbakar timbul
pada malam

Kriteria Diagnostik
Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut:
Kekakuan pagi hari (sekurangnya 1 jam)
Arthritis pada tiga atau lebih sendi
Arthritis sendi-sendi jari-jari tangan
Arthritis yang simetris
Nodula reumatoid dan Faktor reumatoid
dalam serum
Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau
dekalsifikasi tulang)

ARTHRITIS GOUT
Artritis gout adalah suatu proses inflamasi
yang terjadi karena deposisi kristal asam
urat pada jaringan sekitar sendi (tofi).
Gout juga merupakan istilah yang dipakai
untuk sekelompok gangguan metabolik yang
ditandai oleh meningkatnya konsentrasi
asam urat (hiperurisemia).

Atritis gout

Terbentuk kristal-kristal dari monosodium


urat monohidrat pada sendi-sendi dan
jaringan sekitarnya.
Kristal-kristal berbentuk jarum ini
mengakibatkan reaksi peradangan yang bila
berlanjut akan mengakibatkan nyeri hebat
yang sering menyertai serangan gout.
Jika tidak diobati endapan kristal akan
menyebabkan kerusakan hebat pada sendi
dan jaringan lunak

Pada keadaan normal kadar urat serum pada pria mulai


meningkat setelah pubertas.
Pada wanita kadar urat serum tidak meningkat sampai
setelah menopause karena estrogen meningkatkan
ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause
kadar urat serum meningkat seperti pada pria.
Gout jarang terjadi pada wanita. Sekitar 95%
penderita gout adalah pria.
Gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua
ras manusia.
Diturunkan secara genetik
Faktor yang agaknya mempengaruhi timbulnya
penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya
hidup.

Gambaran Klinis
Tahap pertama
hiperurisemia asimtomatik.

tidak menunjukkan gejala


peningkatan asam urat serum.
Hanya 20% dari penderita
hiperurisemia asimptomatik yang
menjadi serangan gout akut.

Tahap kedua adalah arthritis gout akut.


terjadi pembengkakan mendadak dan nyeri yang
luar biasa,

biasanya pada sendi ibu jari kaki dan metatarsofalangeal.


Menunjukkan tanda-tanda peradangan lokal.
Mungkin terdapat demam dan peningkatan jumlah sel
darah putih.
Serangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obatobatan, alkohol, atau stress emosional.
Tahap ini biasanya mendorong pasien untuk mencari
pengobatan segera.
Sendi-sendi lain dapat terserang, termasuk sendi jarijari tangan, lutut, mata kaki, pergelangan tangan, dan siku.
Serangan gout akut biasanya pulih tanpa pengobatan,
tetapi dapat memakan waktu 10 sampai 14 hari.

Tahap ketiga adalah tahap interkritical.


Tidak terdapat gejala
masa ini yang dapat berlangsung dari
beberapa bulan sampai tahun.
Kebanyakan orang mengalami ulangan
serangan gout dalam waktu kurang dari 1
tahun jika tidak diobati

Tahap keempat adalah tahap gout kronik

Timbunan asam urat terus bertambah dalam


beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.
Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat
menyebabkan nyeri, sakit, dan kaku,
Pembesaran dan penonjolan dari sendi yang
bengkak.
Serangan akut dari artritis gout dapat terjadi
pada tahap ini.
Tofi terbentuk pada masa gout kronik akibat
insolubilitas realtif dari as urat. Bursa olekranon,
tendon Achilles, permukaan ekstensor lengan
bawah, bursa infrapatelar, dan heliks telinga
adalah tempat yang sering dihinggapi tofi.

Diagnosis
Diagnosis artritis gout didasarkan pada kriteria American
Rheumatism Association (ARA), yaitu :
Terdapat kristal urat dalam cairan sendi atau tofie
Bila ditemukan 6 dari 12 kriteria tersebut dibawah ini :
1. Inflamasi maksimum pada hari pertama
2. Serangan artritis akut lebih dari satu kali
3. artritis nonartikuler
4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan
5. Pembengkakan dan sakit pada sendi
metatarsofalangeal
6. Serangan pada sendi metatarsofalangeal unilateral
7. Serangan pada sendi tarsal unilateral
8. Adanya tofie
9. Hiperurisemia
10. Pada foto sinar-x tampak pembengkakan sendi asimetris
11. Pada foto sinar-x tampak kista subkortikal tanpa erosi
12. kultur bakteri cairan sendi negatif

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terapi artritis gout sebaiknya
mengikuti pedoman terapi sebagai berikut :
Hentikan serangan nyeri yang hebat pada serangan
artritis gout akut
Berikan kolkisin sebagai pencegahan terhadap
serangan berulang dari artritis gout
Evaluasi kadar asam urat dalam urine
Terapi nonfarmakologi diberikan yaitu diet rendah
purin dijalankan
Penanggulangan untuk artritis gout kronis

OSTEOPOROSIS
Definisi menurut WHO adalah
penurunan massa tulang > 2,5 kali
standard deviasi massa tulang ratarata dari populasi orang muda,
kerusakan arsitektur tulang, dan
meluasnya kerapuhan tulang sehingga
menurunkan kekuatan tulang dan
dicapainya ambang patah tulang.

Penurunan massa tulang ini


terjadi sebagai akibat dari
berkurangnya pembentukan,
meningkatnya perusakan
(destruksi) atau kombinasi
dari keduanya. Penurunan
masa tulang antara 1-2,5
standar deviasi dari ratarata usia muda disebut
osteopenia.

Karakteristik dari tulang yang


mengalami osteoporosis
Massa tulang menurun, terjadi perubahan susunan
dan komposisi pada tulang.
Penurunan densitas tulang karena toleransi
tekanan yang maksimal, elastisitas dan absorpsi
energi menurun.
Perubahan pada mikroarsitektur yang
mempengaruhi kerangka trabekulum sehingga
ketahanan terhadap tekanan menurun.
Perubahan pada makroarsitektur, diantaranya
cortex menipis, kanalis medularis membesar, rasio
korteks-medulla menurun

Klasifikasi

Osteoporosis Primer
Merupakan osteoporosis yang terjadi bukan sebagai akibat
penyakit lain, dibedakan atas :
Osteoporosis tipe I (pasca menopause) : kehilangan tulang
terutama dibagian trabekula.
Osteoporosis tipe II (senilis): terutama kehilangan massa
tulang daerah korteks.
Osteoporosis Idiopatik : terjadi pada usia muda dengan
penyebab yang tak jelas.
Osteoporosis Sekunder
Terjadi akibat penyakit lain (hiperparatiroid, gagal ginjal
kronis

Tabel Perbedaan osteoporosis tipe pasca


menopause dan tipe senilis
POST MENOPOSE

SINELIS

Usia

51-75TH

>70

Rasio jenis kelamin


(W:P)

6:1

2:1

Hilangnya tulang

Terutama trabekuler

Trabekuler dan
kortikal

Derajat hilang
tulang

Dengan percepatan

Tanpa percepatan

Leta fraktur

Vertebral dan radius

Vertebral dan
pinggul

Penyebab utama

Berhubungan dengan
menopause

Berhubungan
dengan proses
menua.

Penyebab osteoporosis
Imobilisasi

Defisiensi vitamin D Tirotoksikosis

Menopause

Defisiensi vitamin C

Gastrektomi

Berhubungan
dengan usia

Defisiensi florida

Alkoholisme

Defisiensi kalsium

Kelebihan steroid

Merokok

Defisiesi protein

Artritis reumatoid

Penyakit hati
lanjut

Hiperparatiroidism
e

Diabetes melitus

Pengobatan
dengan heparin

. Gejala Klinik
Gejala osteoporosis pada lanjut usia bervariasi.
osteoporosis adalah silent disease dimana tulang
digerogoti massanya sampai pada ambang patah
tulang tanpa keluhan-keluhan klinis (tidak
menunjukkan gejala).
Seringkali juga menunjukkan gejala klasik berupa
nyeri punggung, nyeri pada lutut terutama
sehabis sholat atau duduk bersila.
Nyeri seringkali dipicu oleh adanya stress fisik,
akan hilang dengan sendirinya setelah 4-6 minggu.

penderita lain mungkin datang dengan gejala patah tulang,


turunnya tinggi badan, bungkuk punggung ( Dowagers
hump).
Perlu ditanyakan hal-hal yang menunjang terjadinya
osteoporosis, seperti : apakah tinggi badan menurun,
bagaimana asupan kalsiumnya, apakah ada aktivitas
olahraga, diluar rumah (pajanan matahari yang cukup),
dan gaya hidup merokok atau alkohol berlebihan serta
pemakaian obat-obatan yang menurunkan pembentukan
tulang.
Untuk yang wanita perlu ditanya tentang haidnya apakah
teratur atau tidak dan barapa lama.

Mereka yang termasuk rawan yaitu

Kurang gizi pecandu rokok, kopi, alkohol,


mereka yang mempunyai otot kurang terbentuk
karena kurang latihan,
mengalami oovektomi,
mempunyai sindroma malabsorbsi ,
uremic bone disease(gangguan fungsi ginjal),
Pemakaian obat-obat seperti Glucokortikoid,
Anticonvulsant, Antasid pengikat fosfat, obat
GnRH-agonist therapy, Tetrasiklin,Isoniazid
meningkatkan insiden terjadinya osteoporosis.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium biasanya tidak banyak membantu.
Sering kali kadar kalsium dan fosfat serum/urin normal.
Pemeriksaan osteokalsin serum dan pirilodin cross link urin
yang menggambarkan aktivitas pembentukan dan
pengrusakan tulang.
Penilaian Bone Mass sangat berguna untuk mendiagnosis
osteoporosis secara dini dan secara cepat menilai hasil
pengobatan.
Ct scan
Biopsi tulang walaupun memberikan gambaran yang baik
tetapi tidak disukai karena menggunakan cara invasif yang
menggandung resiko.

Penatalaksanaan
Tindakan Dietetik : diet tinggi kalsium
(sayur hijau, dan lain-lain). Hindari makanan
tinggi protein, tidak merokok, tidak minum
alkohol, tidak minum kopi
Terapi ini lebih bermanfaat sebagai
tindakan pencegahan. Pada usia lanjut
harus diberikan bersama jenis terapi yang
lain.

Olahraga
Yang terbaik adalah yang bersifat mendukung
beban (weight bearing), misalnya jogging,
Jalan kaki 3-5 km/ 30-45 menit,Tiga kali
seminggu, Tai Chi, Senam
osteoporosis,Bersepeda,Renang
Lebih baik dilakukan dibawah sinar matahari
pagi karena membantu pembuatan vitamin D.
Obat-obatan
Yang membantu pembentukan tulang (steroid
anabolik, fluorida)
Yang mengurangi perusakan tulang (estrogen,
kalsium, difosfonat, kalsitonin

Osteoporosis Pada
Wanita
Pada wanita yang telah mengalami menopause karena
berkurangnya hormon estrogen maka yang terjadi adalah:
Osteoblast mempunyai reseptor estrogen sehingga
berkurangnya kadar estrogen menyebabkan berkurangnya
fungsi osteoblast.
Estrogen menghambat fungsi osteoklas, sehingga
berkurangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan
fungsi osteoklas.
Estrogen merangsang sekresi kalsitonin, kalsitonin
melindungi kerangka terhadap resorbsi kalsium yang
berlebihan, berkurangnya kadar estrogen menyebabkan
pergeseran keseimbangan kalsium yang negatif.

Gejala-gejala yang sering


didapatkan

Suatu saat penderita merasa nyeri pada tulang belakang


secara mendadak.
Mereka bisa menunjukan dari mana asal nyeri, gerak apa
yang membuat nyeri.
Nyeri akan terasa hebat bila dipakai duduk dan berdiri.
Nyeri akan kambuh jika bersin atau buang air besar.
Bila patah di daerah punggung penderita akan bongkok dan
tinggi badan berkurang serta perasan tidak enak disekitar
tulang iga.
Patah tulang ini sering terjadi pangkal paha, iga dan
pergelangan tangan,

Penanganan osteoporosis untuk


mempertahankan masa tulang

Pemberian diet yang baik pada


pertumbuhan anak sehingga terbetuk
tulang yang prima.
Mengatur makan dan kebiasaan gaya
hidup.
Untuk wanita post menopause diberi diet
tinggi kalsium dan preparat estrogen, vit
D3 dan ajuran agar melakukan latihan
fisik.

Asupan Kalsium dan Diet

Kebutuhan Kalsium 800 1200 mg/hari


Susu, keju, dsb
Brokoli, Sayuran
Ikan
Tempe,tahu
Pepaya

Rendah lemak
Cukup protein
Hindari alkohol
Hindari kopi
Coca cola

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai