Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ILMU LINGKUNGAN

OBSERVASI LINGKUNGAN DAERAH BOJONEGORO

Disusun Oleh :
Deasy Gitasari
21100113120040

LABORATORIUM GEOMORFOLOGI DAN


GEOLOGI FOTO
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
MEI 2014

BAB I
PEMBAHASAN

Secara prinsip, pada suatu lereng pada dasarnya berlaku dua macam
gaya, yaitu gaya penahan dan gaya penggerak. Gaya penahan yaitu gaya yang
menahan massa dari pergerakan berupa gaya gesekan atau geseran, kohesi dan
kekuatan geser tanah. Sedangkan gaya penggerak adalah gaya yang
menyebabkan massa bergerak berupa gaya berat, gaya gravitasi.
Konsep dari faktor keamanan yaitu perbandingan antara gaya penahan dan
gaya penggerak yang diperhitungkan pada bidang gelincirnya. Jika gaya
penahannya lebih besar dari gaya penggeraknya maka lereng tersebut dalam
keadan stabil (mantap), tetapi bila gaya penahannya lebih kecil dari gaya
penggeraknya, maka akan menyebabkan terjadinya kelongsoran.
1.1 Masalah Lingkungan
Didalam artikel ini dijelaskan bahwa longsoran terjadi karena
susutnya air pada bendungan Bengawan Solo pasca banjir.
Diinterpretasikan bahwa faktor yang menyebabkan ketidakstabilan lereng
pada daerah ini adalah dari segi jenis litologinya. Daerah Bojonegoro
dikenal tergolong kedalam rentetan pegunungan kapur utara, dimana
memiliki jenis litologi yang khas berupa limestone atau batugamping.
Batugamping memiliki tingkat porositas yang relatif tinggi sehingga
mudah larut dan menyebabkan litologinya tidak resisten. Ini yang
menyebabkan kelerengan pada daerah ini tidak stabil dan terjadi
longsoran.
Pada daerah ini juga terdapat banyak pergerakan tanah atau yang
sering disebut tanah labil. Kemungkinan ini disebabkan tidak jauh karena
faktor jenis litologi, iklim dan aktivitas manusia itu sendiri. Iklim
mempengaruhi temperatur dan jumlah hujan, sehingga berpengaruh pula
pada proses pelapukan. Daerah tropis yang panas, lembab dengan curah
hujan tinggi akan menyebabkan proses pelapukan batuan jauh lebih cepat
daripada daerah sub-tropis. Karena itu ketebalan tanah didaerah tropis
lebih tebal dan kekuatannya lebih rendah dari batuan segarnya.
1.2 Hubungan terhadap Manusia
Selain faktor alamiah, manusia juga memberikan andil yang tidak
kecil, misalnya suatu lereng yang awalnya mantap karena manusia

menebangi pohon pelindung, pengolahan tanah yang tidak baik, saluran air
yang tidak baik, penggalian/ tambang, dan lainnya menyebabkan lereng
tersebut menjadi tidak mantap, sehingga erosi dan longsoran mudah
terjadi.
1.3 Rekomendasi
Pengendalian rembasan yang melewati badan bendungan dari jenis
luncuran debris dapat di lakukan dengan cara menyuntik material/bahan
penstabil atau dengan cara bagian belakang bendungan ditutupi dengan
material lempung, disiram semen, atau dilapisi oleh bahan yang bersifat
tidak lolos air. Apabila cara-cara tersebut diatas tidak bisa dilakukan maka
disarankan untuk dilakukan pendangkalan bagian dasar reservoir agar
supaya keamanan menjadi meningkat atau dengan cara menguras atau
mengalirkan air yang terdapat dalam reservoir melalui saluran
pembuangan atau dengan cara memotong saluran.

REFERENSI

http://idkf.bogor.net/yuesbi/eDU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Longsoran/sem
ua.html (Diakses pada tanggal 20 April 2014 pukul 13.00 WIB)
http://geografi-geografi.blogspot.com/2012/01/longsoran-tanah.html

(Diakses

pada tanggal 20 April 2014 pukul 13.00 WIB)


http://matonimous.blogspot.com/2010/03/mekanisme-longsoran.html
pada tanggal 20 April 2014 pukul 13.00 WIB)

(Diakses

Anda mungkin juga menyukai