Anda di halaman 1dari 48

PANAS BUMI DAN TAMBANG

Studi Kasus : Analisis Potensi Cadangan


Batubara dan Pendugaan Reservoir
Sistem Panas Bumi

Geofisika Eksplorasi
Mei 2017
KELOMPOK 2

1. I Gusti Bagus A 21100112140015


2. Adrian Hanenda 21100113130095
3. Ridwan Silalahi 21100114140082
4. Resa Komala 21100115120011
5. Saban Pautar S. 21100115120020
6. Tenny Ruth Simamora 21100115120029
7. Josua Ricardo S. 21100115130043
8. Charlotte Tiffany 21100115130051
9. Rofiatun Khasanah 21100115130069
10. Farah Salsabila 21100115140077
11. M. Ali Abar V.S 21100114170002
12. Nur Adillah 21100115120003
13. Restu Purnomo 21100115120012
14. Widia Nur Halimah 21100115120032
15. Dhinar Luhung Anggita 21100115130039
16. Daffa Aroffi 21100115140058
17. Rizke Nadya 21100115140066
18. Ulfah Rahmadani 21100115130080
19. Nur Hanifah 21100115120024
20.Yodi Listianto Adji 21100115140059
OUTLINE
Sekilas Tentang Panas Bumi

Studi Kasus : Pendugaan Reservoir Sistem Panas Bumi

Sekilas Tentang Pertambangan

Studi Kasus : Analisis Potensi Dan Cadangan Batubara

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Komponen Sistem Panas Bumi
- SUMBER PANAS (HEAT SOURCE )
umumnya tidak selalu berupa sumber panas magmatik
(pluton, intrusi)
- BATUAN RESERVOIR
adalah suatu volume batuan yang mengandung fluida
(air panas, uap, gas) dan darinya panas dapat
diekstraksi
reservoar panasbumi umumnya dikelilingi oleh batuan-
batuan yang lebih dingin yang secara hidrolik
berhubungan dengan batuan reservoar.
- FLUIDA
merupakan media di mana panas dapat diekstraksi.
Fluida bergerak dari recharge area (daerah tangkapan
air) menuju reservoar karena gradien hidrolik
- BATUAN PENUTUP (CAP ROCK)
merupakan tubuh batuan impermeable, yang menutup
reservoar sehingga panas fluida dalam reservoar
dapat dicegah untuk keluar secara langsung ke
permukaan
Air, karena gaya gravitasi selalu mempunyai
kecenderungan untuk bergerak ke bawah. akan tetapi,
apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber
panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga
temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi
lebih ringan.
Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas
bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak
turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau
arus konveksi.
Jenis-Jenis Sistem Panas Bumi
Menurut Goff And Janik (2000) ada beberapa
jenis sistem panas bumi, yaitu :
1. Sistem Hot Dry Rock yang memanfaatkan panas
yang tersimpan dalam batuan berporoditad rendah
dan tidak permeabel. Temperature berkisar antara
120 hingga 225C.
2. Sistem Magma Tap yang memanfaatkan panas yang
keluar dari tubuh magma dangkal. Pada sistem ini,
magma merupakan bentuk paling murni panas
alamiah yang memiliki temperatur > 12000celcius.
3. Sistem yang berasosiasi dengan vulkanieme dan intrusi
magma ( young igneous system ). Sistem ini umumnya
mempunyai temperatur <370C dan kedalaman
reservoir < 1,5 km.
4. Sistem yang berhubungan dengan tektonik, yaitu terjadi
dilingkungan back arc, daerah crustal extension, zona
kolisi dan sepanjang zona sesar. Sietem ini yang telah
dieksploitasi umunya mempunyai temperature reservoir
<250C dan kedalaman >1,5 km
5. Sietem ( yang dipengaruhi oleh ) geopressure
ditemukan di cekungan sedimen. Kedalaman sistem ini
umumnya 1,5 hingga 3 km dan temperature reservoir
berkisar dari 50 hingga 190C.
STUDI KASUS
Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil
PENDUGAAN RESERVOIR SISTEM PANAS BUMI DENGAN
Kesimpulan
MENGGUNAKAN SURVEY GEOLISTRIK, RESISTIVITAS DAN SELF
POTENSIAL (Studi Kasus: Daerah Manifestasi Panas Bumi di Desa Lombang,
Kecamatan Batang-Batang, Sumenep) Daftar Pustaka
Oleh:
Abdul Basid, Nita Andrini dan Sofi Arfiyaningsih
Neutrino Vol. 7, No. 1 Oktober 2014
Pendahuluan

PENDAHULUAN Studi Kasus

Metodelogi
Meningkatnya kebutuhan akan energi listrik, berkurangnya
produksi minyak serta meningkatnya harga minyak, Analisis
memacu banyak negara, termasuk Indonesia untuk Potensi
mengurangi ketergantungan pada pada minyak dengan cara
Hasil
memanfaatkan energi panas bumi.
Kesimpulan
Manfaat Panas Bumi
Daftar Pustaka

bahan pembangkit

sumber tenaga

Menghasilkan listrik skala besar


Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi
survei dan penyelidikan eksplorasi untuk melihat kondisi
Analisis
tersingkapnya reservoir panas bumi tersebut dilakukan
Potensi
dengan :
Hasil
Pemetaan geologi setempat Kesimpulan

Daftar Pustaka
Kegiatan survey lapangan

Pengukuran geolistrik
resistivitas dan self potensial
Pendahuluan

Studi Kasus

Tujuan Metodelogi

Analisis
survei dan penyelidikan eksplorasi untuk melihat Potensi
kondisi manifestasi daerah setempat dilakukan
pemetaan geologi setempat, dilanjutkan dengan Hasil
kegiatan survei dan pengukuran geolistrik
resistivity dan self potential untuk mengetahui Kesimpulan
mendapatkan gambaran bawah permukaan di
Daftar Pustaka
mana reservoir berada.

Lokasi penelitian
Desa Lombang, Kecamatan Batang-Batang,
Sumenep
Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Pendahuluan
METODE PENELITIAN
Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil
Pelaksanaan Pengukuran Geolistrik
Resistivity dan Analisis Potensi Kesimpulan

Pemetaan Geologi Setempat Daftar Pustaka

Kajian Laporan Geologi Regional


Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

1. Kajian Geologi Regional Analisis


Potensi

Hasil

Peta Geologi Lembar Waru & Sumenep, Madura Kesimpulan


yang berskala 1 : 250.000.
Daftar Pustaka

Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Dungke yang


dikeluarkan oleh Bakosurtanal skala 1 : 50.000.

Data-data geologi dan pengukuran geolistrik yang


berada dekat dengan lokasi penelitian.
Pendahuluan
Metode pemetaan
Studi Kasus

Metodelogi
1. Penelusuran daerah-daerah yang dianggap sebagai manifestasi
panas bumi, misal mata air panas Analisis
Potensi
2. Pengeplotan posisi singkapan di atas peta dasar yang berupa
peta topografi berskala 1 : 25.000 Hasil

Kesimpulan
3. Analisis kondisi bawah permukaan berdasarkan hubungan
seluruh singkapan geologi untuk pemodelan dan penampang Daftar Pustaka
vertikal hasil pengukuran geolistrik resistivity.
Pendahuluan
Pelaksanaan Pengukuran Geolistrik Resistivity
(dipole-dipole) Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi
Pengukuran Pada lintasan pertama
geolistrik
resistivitas dipole-
menunjukkan bahwa
letak air tanah pada
Hasil
dipole ini kedalaman maksimal
+ 15 meter dibawah
dilakukan Dilakukan Kesimpulan
permukaan tanah.
sebanyak 3 Sedangkan pada perhitungan dan
lintasan. Masing- lintasan kedua + 20 m analisis software
masing lintasan res2dinv membuat
memiliki panjang
Pada penelitian ini
kedalaman yang
di bawah permukaan
tanah. Menurut teori permodelan 2Dimensi Daftar Pustaka
berhasil diidentifikasi gradient geothermal, kemudian
lintasan sekitar dinasabahkan dengan
mencapai 40 meter semakin ke dalam
300 meter dalam pada line 1 dan 2 pusat bumi, maka data geologi lokal dan
pengukuran ini. sedangkan pada line 3 temperaturnya regional daerah
Setiap kali mencapai 60 meter. semakin tinggi pula. penelitian, sehingga
pengukuran data Demikian dengan akurasi ketebalan dan
yang diambil prinsip hidrotermal keterdapatan lapisan
yang seharusnya reservoir akurat.
meliputi nilai semakin ke bawah
tegangan (V), Kuat nilai resistivitas air
arus (I), Datum semakin kecil karena
point (DP), elevasi konduktivitas air
semakin besar.
dan koordinat DP.
Pendahuluan
Analisis Self Potensial
Studi Kasus

Dalam penelitian ini, pengukuran (akuisisi) data geolistrik Self Metodelogi


Potensial dilakukan pada area selebar 125 X 300 meter yang
diharapkan telah dapat melokalisir sebaran aliran fluida (air) panas Analisis
bawah permukaan. Interpretasi geologi bawah permukaan ini Potensi
didasarkan pada data geologi dan berbagai informasi yang terkait
dengan daerah survei ini. Berdasarkan informasi hasil survei, Hasil
topografi daerah penelitian relatif sama berkisar pada ketinggian
antara 16-22 m dpl dengan kadalaman air permukaan (aquifer Kesimpulan
zone) berkisar antara 5-8 meter dari permukaan. Keadaan ini
menggambarkan keadaan topografi rendah, dimana lokasi daerah Daftar Pustaka
penelitian panas bumi ini terletak 1-3 km dari pesisir pantai.
Sedangkan kondisi geologi daerah penelitian berdasarkan data
geologi lembar Jawa bagian timur [4, 1999] secara umum terdiri
dari batuan sedimen berumur Miosen-Awal hingga Pliosen,
endapan alluvium (Qa) dan batu gamping Mio-Pliosen (Tplr) dengan
batuan penyusun berupa lempung, pasir, lanau (silt), lumpur
(mudstone), batu gamping pasiran, terumbu, napalan dan dolomit.
Pendahuluan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi Kasus
Berdasarkan analisa data diperlihatkan adanya adanya anomali di daerah ini.
Nilai isopotensial yang terbaca pada daerah ini berkisar pada nilai -100 mV Metodelogi
sampai dengan 90 mV. Pada daerah anomali yakni daerah dengan tonjolan
besar nilai potensialnya -60 sampai dengan -40 mV. Nilai potensial yang
sangat kecil mengindikasikan daerah yang konduktif. Berdasarkan peta Analisis
kontur isopotensial yang telah dibuat dapat diinterpretasi bahwa daerah Potensi
penelitian adalah zona konduktif.
Zona anomali potensial paling negatif ditemukan di kawasan selatan hingga
barat daya daerah penelitian dengan nilai potensial diri mencapai -90 mV. Hasil
Hal ini mengindikasikan bahwa di zona tersebut kemungkinan terdapat
sumber aliran fluida panas bawah permukaan yang cukup dangkal.Hasil Kesimpulan
pengukuran data SP menunjukkan bahwa pengukuran reservoir cenderung
bersifat resistif yang ditunjukkan oleh nilai SP yang relative sedang ( nilai SP
maksimum sekitar 100 mV). Pada jarak sekitar 100 meter nilai SP terukur Daftar Pustaka
sangat kecil dan bersifat resistif. Aliran air panas dari reservoir cenderung
mengalir dari barat ke timur (arah atas menandakan arah utara).
Hasil pengukuran data SP menunjukkan bahwa pengukuran reservoir
cenderung bersifat resistif yang ditunjukkan oleh nilai SP yang relative
sedang ( nilai SP maksimum sekitar 100 mV). Pada jarak sekitar 100 meter
nilai SP terukur sangat kecil dan bersifat resistif. Aliran air panas dari
reservoir cenderung mengalir dari barat ke timur (arah atas menandakan
arah utara). Interpretasi secara kuantitatif dipakai untuk menentukan
parameter dari benda sehingga didapatkan kedalaman serta sudut
polarisasi.
Pendahuluan
KESIMPULAN
Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi
Berdasarkan hasil penelitian Pendugaan Reservoir Sistem Panas
Bumi Dengan Menggunakan Survey Geolistrik, Resistivitas Dan Self
Hasil
Potensial (Studi Kasus: Daerah Manifestasi Panas Bumi di Desa
Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep) disimpulkan : Kesimpulan
1. Berdasarkan peta kontur isopotensial yang telah dibuat dapat Daftar Pustaka
diinterpretasi bahwa daerah penelitian adalah zona konduktif.
2. Pada jarak sekitar 100 meter nilai SP terukur sangat kecil dan
bersifat resistif. Aliran air panas dari reservoir cenderung
mengalir dari barat ke timur (arah atas menandakan arah utara).
Pendahuluan
DAFTAR PUSTAKA
Studi Kasus
Aisnutomo, Tommy, (1999), Peran Batubara sebagai Energi Metodelogi
Alternatif di Abad Mendatang, Bandung.
Anggayana, K,. (1999), Genesa Batubara, Jurusan Teknik Analisis
Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Intitut Potensi
Teknologi Bandung. Hasil
Azhar, (2004), Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi
Schlumberger untuk Penentuan Tahanan Jenis Kesimpulan
Batubara, Jurnal Nature Indonesia, Bandung. Daftar Pustaka
Kasbani. Tipe Sistem Panas Bumi Di Indonesia Dan Estimasi
Potensi Energinya. PMG-BadanGeologi. Jurnal
PERTAMBANGAN

Pe Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan


endapan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam
kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada
permukaan bumi, di bawah permukaan bumi, dan di
bawah permukaan air. Hasil kegiatan pertambangan antara
lain, minyak dan gas bumi, bijih mangaan, bijih emas,
perak, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih
bauksit, bijih tembaga, dan granit.
JENIS JENIS TAMBANG

1. Emas dan Perak


Emas adalah logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya
berkisar antara 2,5 3 (skala Mohs). Emas terbentuk dari proses magmatisme atau
pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses
metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian
secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan
menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser.
2. Tembaga
Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning.
Apabila tembaga dilihat dengan menggunakan mikroskop maka bijih akan
berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Unsur tembaga terdapat pada hampir
250 mineral, tetapi hanya sedikit saja yang komersial. Deposit tembaga dapat
diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan replacement,
deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada batuan volkanik,
deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit nativ.
3. Batubara
Batubara berasal dari batuan hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuhan
dalam lingkungan bebas oksigen, serta terkena pengaruh tekanan dan panas
yang berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification)
memerlukan jutaan tahun, mulai dari awal pembentukan yang menghasilkan
gambut, lignit, subbituminus, bituminous, dan akhirnya terbentuk antrasit.
4. Bauksit
Bauksit adalah bahan heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan
mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3
sebanyak 45 65%, SiO2: 1 12%, Fe2O3: 2 25%, TiO2 >3%, dan H2O: 14
36%. Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika. Sifat dari bijih
bauksit yakni pelapukannya sangat kuat.
5. Granit
Granit adalah dalah salah satu batuan beku, yang bertekstur granitik dan struktur
holokristalin, serta mempunyai komposisi kimia 70% SiO2 dan 15% Al2O3,
sedangkan mineral lainnya terdapat dalam jumlah kecil, seperti biotit, muskovit,
hornblende, dan piroksen.
6. Timah
Timah adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang rendah,
berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang
tinggi.
7. Nikel
Nikel digunakan sebagai bahan paduan logam yang banyak digunakan di berbagai
sektor logam. Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina
dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak.
Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil
konsentrasi residual silika dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta
sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit,
pirotit, dan kalkopirit. (Dirjen ESDM, 2007).
TAHAPAN KEGIATAN PERTAMBANGAN

1. Prospeksi adalah suatu kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk


menemukan bagian endapan bahan galian atau mineral berharga.
2. Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi
pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar
rata-rata dan besarnya cadangan serta studi kelayakan dari endapan
bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan.
3. Eksploitasi adalah suatu kegiatan pertambangan yang meliputi pekerjaan-
pekerjaan pengambilan dan pengangkutan endapan bahan galian atau
mineral berharga sampai ke tempat penimbunan dan
pengolahan/pencucian, kadang-kadang sampai ke tempat pemasaran.
4. Sedangkan Pengolahan/pemurnian/pengilangan adalah suatu pekerjaan
memurnikan atau meninggikan kadar bahan galian dengan jalan
memisahkan mineral berharga dan yang tidak berharga, kemudian
membuang mineral yang tidak berharga tersebut yang dapat dilakukan
dengan cara kimia (BPS, 2004).
STUDI KASUS
Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil

Kesimpulan
ANALISIS POTENSI DAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE
GEOLISTRIK RESISTIVITY DI DAERAH MASSENRENGPULU Daftar Pustaka
KECAMATAN LAMURU KAB. BONE, PROV. SULAWESI SELATAN
Hamid Umar
Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pendahuluan

PENDAHULUAN Studi Kasus

Metodelogi
Pemanfaatan batubara sebagai bahan baku industri menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan yang dipacu oleh Analisis
kenaikan harga BBM yang semakin tidak menentu. Potensi

Hasil
Manfaat Batubara
Kesimpulan

Daftar Pustaka
bahan pembangkit

sumber tenaga

bahan untuk industri kecil.


Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi
survei dan penyelidikan eksplorasi untuk melihat kondisi
Analisis
tersingkapnya lapisan batubara tersebut dilakukan
Potensi
dengan :
Hasil
Pemetaan geologi setempat Kesimpulan

Daftar Pustaka
Kegiatan survey lapangan

Pengukuran geolistrik
resistivity
Pendahuluan

Studi Kasus

Tujuan Metodelogi

survei dan penyelidikan eksplorasi untuk Analisis


Potensi
melihat kondisi tersingkapnya lapisan
batubara tersebut dengan pemetaan geologi Hasil
setempat, dilanjutkan dengan kegiatan survei
Kesimpulan
dan pengukuran geolistrik resistivity untuk
mengetahui keberadaan lapisan batubara di Daftar Pustaka
bawah permukaan tanah dan hubungannya.
Lokasi penelitian

Daerah Massenrengpulu, Kecamatan Lamuru,


Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Pendahuluan
METODE PENELITIAN
Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil
Pelaksanaan Pengukuran Geolistrik
Resistivity dan Analisis Potensi dan Kesimpulan
Cadangan Batubara
Pemetaan Geologi Setempat Daftar Pustaka

Kajian Laporan Geologi Regional


Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

1. Kajian Geologi Regional Analisis


Potensi

Hasil

Peta Geologi Lembar Pangkajene dan Bone Bagian Kesimpulan


Barat, Sulawesi yang berskala 1 : 250.000.
Daftar Pustaka

Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Lalebata yang


dikeluarkan oleh Bakosurtanal skala 1 : 50.000.

Data-data geologi dan pengukuran geolistrik yang


berada dekat dengan lokasi penelitian.
Pendahuluan
Metode pemetaan
Studi Kasus

Metodelogi
1. Penelusuran daerah-daerah yang memungkinkan didapat
singkapan batuan Analisis
Potensi
2. Pengeplotan posisi singkapan di atas peta dasar yang berupa
peta topografi berskala 1 : 25.000 Hasil

Kesimpulan
3. Pendeskripsian litologi yang berkaitan dengan lapisan penutup
dan pembawa batubara serta lapisan batubara itu sendiri. Daftar Pustaka

4. Analisis kondisi bawah permukaan berdasarkan hubungan seluruh


singkapan geologi untuk pemodelan dan penampang vertikal hasil
pengukuran geolistrik resistivity.
Pendahuluan
Pelaksanaan Pengukuran Geolistrik Resistivity
Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil
Hasil perhitungan dan
Dari 7 titik sounding
data lapangan diambil
geolistrik, kemudian
analisis software Kesimpulan
dengan system res2dinv kemudian
dibuat menjadi 6
sounding sebanyak 7 dinasabahkan dengan
penampang korelasi
titik duga (titik GL.14
dari titik-titik sounding
data geologi lokal dan Daftar Pustaka
sampai dengan regional daerah
tersebut sepanjang
titik GL.20), dengan penelitian, sehingga
lokasi yang
panjang bentangan akurasi ketebalan dan
mempunyai potensi
kabel (2 x 150 meter). keterdapatan lapisan
lapisan batubara.
batubara akurat.
Pendahuluan
Analisis Potensi dan Cadangan Batubara
Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Memperhatikan kondisi Potensi
Mengukur kedudukan
geologi struktur secara
lapisan batuan Hasil
lokal dan regional yang
(Strike/dip), khususnya
mengontrol daerah
lapisan batubara Kesimpulan
penelitian
Daftar Pustaka
Menentukan Hasil pengukuran
kedalaman dan Geolistrik Resistivity
ketebalan untuk akan menampilkan
menghitung jumlah dalam bentuk
cadangan batubara penampang resistivity
Pendahuluan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi Kasus

Metodelogi
Pengukuran Geolistrik Resistivity di Daerah Massenrengpulu
Analisis
Pelaksanaan pengukuran geolistrik resistivity di daerah Potensi
Masserengpulu dilakukan sebanyak 7 titik sounding dengan
menghasilkan 6 buah penampang resistivity yang disebar pada Hasil
lokasi daerah singkapan batubara, sekitar lokasi singkapan dan
daerah yang diperkirakan masih mempunyai potensi lapisan Kesimpulan
batubara. Hasil penampang resistivity berdasarkan pengolahan
software Res2dinv dan penasabahan data geologi di daerah Daftar Pustaka
penelitian menghasilkan gambaran potensi lapisan batubara di
daerah Massenrengpulu .
Hasil penampang resistivity berdasarkan pengolahan software Res2dinv ( lintasan 1-6)
Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Hasil penampang resistivity berdasarkan pengolahan software Res2dinv ( lintasan 1-6)
Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Hasil penampang resistivity berdasarkan pengolahan software Res2dinv ( lintasan 1-6)
Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Hasil penampang resistivity berdasarkan pengolahan software Res2dinv ( lintasan 1-6)
Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Hasil penampang resistivity berdasarkan pengolahan software Res2dinv ( lintasan 1-6)
Pendahuluan

Studi Kasus

Metodelogi

Analisis
Potensi

Hasil

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Pendahuluan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi Kasus
Lapisan batubara di Daerah Massenrengpulu ini ada dua lapisan
yang dijumpai pada 2 titik, yaitu GL.14 dan GL.17, sedangkan Metodelogi
yang satu lapisan terekam pada titik GL.15, GL.16, GL.18 dan
GL.19. Analisis
Potensi
Dari hasil penasabahan data geologi menunjukkan bahwa
secara umum daerah Massenrengpulu mempunyai 2 (dua) Hasil
lapisan batubara
1. pada kedalaman 1,5 2,5 meter dengan ketebalan antara 0,5
1,0 meter. Kesimpulan
2. berada pada kedalaman 7,5 15.5 meter dengan ketebalan
1,0 2,0 meter. 3. luas areal pelamparan yang mempunyai Daftar Pustaka
sisipan lapaisan batubara sekitar 120 Ha dengan persentasi
areal yang mengandung lapisan sekitar 15%. Ketebalan rata-rata
: sekitar 2,5 meter
berat jenis batubara : sebesar 1,3 ton/m3.
Berdasarkan data luas penyebaran batubara (120 Ha x 15%) di
kali dengan ketebalan rata-rata lapisan batubara (2,5 meter)
serta berat jenis batubara, maka jumlah cadangan batubara di
Daerah Massenrengpulu hanya sekitar 0,585 juta ton dengan
kualitas secara pengamatan makro berupa bituminous.
Pendahuluan
KESIMPULAN
Studi Kasus

Metodelogi

Berdasarkan hasil penelitian Geolistrik Resistivity dan pemetaan Analisis


geologi setempat di Daerah Massenrengpulu Kabupaten Bone, secara Potensi
umum dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hasil
1. Lapisan batubara yang terindikasi di Daerah Massenrengpulu,
Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone terdapat Kesimpulan
sebagai sisipan di batulempung pada Formasi Mallawa dengan
ketebalan yang bervariasi. Daftar Pustaka
2. Singkapan batubara di Daerah Massenrengpulu kedudukan relatif
barat laut tenggara , ketebalan agak tipis antara 0,56 1,76 meter,
ciri-ciri batubara di lokasi ini berwarna kusam kehitaman, melapuk
dan banyak pecah-pecah dengan pecahannya menyudut, sebagian
konkoidal, mengandung oksida besi.
Pendahuluan
KESIMPULAN
Studi Kasus
4. Hasil pengukuran geolistrik resistivity dan penasabahan dengan
data geologi dari 7 titik lokasi survei terindikasi ada penyebaran Metodelogi
batubara pada titik GL.15, GL.16, GL.17, GL.18, dan titik GL.19,
sedangkan pengukuran titik GL.14 dilakukan di atas lokasi Analisis
singkapan batubara. Potensi

5. Lapisan batubara di daerah ini secara umum 2 (dua) lapisan Hasil


yaitu terdapat pada kedalaman 1,5 2,5 meter dan kedalaman
sekitar 7.5 15 meter dengan tebal rata-rata total lapisan Kesimpulan
batubara sekitar 2,5 meter yang kondisi keterdapatannya
setempat-setempat (lensa-lensa) dan sebagian terpotong oleh Daftar Pustaka
struktur geologi.

6 . Luas daerah penyebaran lapisan batubara di Daerah


Massenrengpulu 120 Ha dengan persentasi sebaran
sekitar 15%, dengan kualitas batubara berupa bituminous dan
jumlah cadangan batubara di daerah ini sekitar
0,585 juta ton dengan.
Pendahuluan
DAFTAR PUSTAKA
Studi Kasus
Aisnutomo, Tommy, (1999), Peran Batubara sebagai Energi Metodelogi
Alternatif di Abad Mendatang, Bandung.
Anggayana, K,. (1999), Genesa Batubara, Jurusan Teknik Analisis
Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Intitut Potensi
Teknologi Bandung. Hasil
Azhar, (2004), Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi
Schlumberger untuk Penentuan Tahanan Jenis Kesimpulan
Batubara, Jurnal Nature Indonesia, Bandung. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai