Fifty Shade Grey
Fifty Shade Grey
"Tunggu sebentar, Miss Steele." Dia lengkungan alisnya sedikit ketika aku berdiri dengan rendah diri
di depannya. Aku mulai berharap aku akan meminjam salah satu blazer resmi Kate daripada memakai
jaket biru angkatan laut. aku telah berupaya dan mengenakan satu-satunya rokku, sepatu bot coklat
selutut dan sweater biru. Bagiku, ini adalah cerdas. Aku menyelipkan rambutku di belakang telingaku
dan aku berpura-pura dia tidak mengintimidasiku.
"Miss Kavanagh sudah ditunggu. Silahkan daftar di sini, Miss Steele. kau pakai lift terakhir disebelah
4
kanan, tekan tombol lantai kedua puluh." Dia tersenyum ramah padaku, geli tidak diragukan lagi,
ketika aku mendaftar.
Dia mengulurkan kartu keamanan yang tertulis PENGUNJUNG sangat tegas tertera di bagian depan.
aku tak bisa mencegah seringaiku. Tentunya sudah jelas bahwa aku hanya berkunjung. aku tidak cocok
di sini.
Tidak ada yang berubah, dalam hati aku mendesah.
Berterima kasih, aku berjalan ke deretan lift melewati dua petugas keamanan yang cara berpakaian
jauh lebih cerdas dariku dengan jas hitam berpotongan rapi.
Lift membawaku dengan kecepatan tinggi ke lantai dua puluh. Pintunya bergeser terbuka, dan aku di
lobi besar berikutnya - lagi semua terbuat dari kaca, baja, dan batu pasir putih. aku dihadapkan oleh
sebuah meja dari batu pasir dan seorang perempuan pirang muda berpakaian tanpa cela berwarna
hitam dan putih yang bangkit untuk menyapaiku.
"Miss Steele, bisakah kau menunggu di sini, sebentar?" Dia menunjuk ke area duduk dari kursi kulit
putih.
Di belakang kursi kulit adalah ruang rapat berdinding kaca yang luas dengan meja kayu gelap yang
sama luasnya dan sedikitnya dua puluh kursi yang secorak di sekitarnya. Di luar itu, ada jendela dari
lantai ke 5
langit-langit dengan pemandangan cakrawala Seattle yang terlihat keluar keseluruh kota. Ini adalah
vista yang menakjubkan, dan aku sesaat lumpuh oleh pemandangan itu. Wow.
Aku duduk, mengeluarkan daftar pertanyaan dari tasku, dan melangkah masuk kedalam, dalam hati
menyumpahi Kate karena tidak memberikanku dengan biografi singkat. aku tidak tahu apapun tentang
orang yang akan aku wawancarai. Dia bisa jadi berumur sembilan puluh tahun atau tiga puluh tahun.
Ketidakpastian adalah menyakitkan, dan gugupku muncul kembali, membuat aku gelisah. Aku belum
pernah merasa nyaman dengan wawancara empat mata, lebih suka diskusi kelompok anonim di mana
aku bisa duduk secara tidak menonjol di bagian belakang ruangan. Sejujurnya, aku lebih suka
sendirian, membaca novel Inggris klasik, meringkuk di kursi di perpustakaan kampus. Tidak duduk
gelisah dalam bangunan kolossal kaca dan batu.
Aku memutar mataku pada diri sendiri. Sadarlah, Steele. Dilihat dari bangunannya, yang terlalu klinis
dan modern, aku kira Grey berumur empat puluhan: bugar, kecokelatan, dan berambut pirang yang
suai dengan sisa dari orang-orang disini.
Ada wanita lainnya yang pirang, berpakaian elegan sempurna keluar dari pintu besar disisi kanan.
Ada apa dengan semua wanita pirang dan rapi? Ini seperti Stepford sini. Mengambil napas dalamdalam, aku berdiri. "Miss Steele?" Si pirang yang terakhir 6
bertanya.
"Ya," aku menjawab serak, dan melonggarkan tenggorokan. "Ya." Nah, itu baru terdengar lebih
percaya diri.
"Mr. Grey akan menemui anda segera. Boleh aku bawa jaketmu? "
"Oh silakan." aku berjuang melepas jaketku.
"Apakah kau sudah ditawari minuman atau apapun?"
"Um - Tidak" Oh, apakah si pirang yang pertama dalam masalah?
Pirang nomor dua mengerutkan kening dan memandang wanita muda di meja.
"kau mau minum teh, kopi, air?" Tanyanya, mengalihkan perhatian kembali kepadaku.
"Segelas air. Terima kasih, "bisikku.
"Olivia, tolong ambilkan Nona Steele segelas air."
Suaranya tegas. Olivia bergegas berdiri dan langsung menuju ke pintu di sisi lain dari foyer.
"aku minta maaf, Miss Steele, Olivia adalah pegawai magang baru kami. Silakan duduk. Mr. Grey
akan tiba dalam lima menit. "
7
Olivia kembali dengan segelas air es.
"Ini untukmu, Miss Steele."
"Terima kasih."
Pirang nomor dua melenggang ke meja besar, tumitnya menggeluarkan suara bergema di lantai batu
pasir. Dia duduk, dan mereka berdua melanjutkan pekerjaan mereka.
Mungkin Mr. Grey bersikeras bahwa semua karyawannya berambut pirang. Aku bertanya-tanya
dengan iseng apakah itu legal, ketika pintu kantor terbuka dan seorang laki-laki Afro-Amerika yang
tinggi, anggun dan menarik keluar. aku jelas mengenakan pakaian yang salah.
Grey. "
"Dan kau adalah...?" Suaranya hangat, mungkin geli, tapi sulit untuk mengatakan dari ekspresi
tenangnya.
Dia tampak agak tertarik, tapi secara keseluruhan, sopan.
"Anastasia Steele. Aku sedang belajar Sastra Inggris dengan Kate, mm ... Katherine ...
um ... Nona Kavanagh di Washington State. "
"aku paham," katanya singkat. aku pikir aku melihat hantu tersenyum dalam ekspresinya, tapi aku tidak
yakin. "Apakah kau ingin duduk?" Dia melambaikan tangannya menuju sofa kulit putih berbentuk L.
Kantornya terlalu besar untuk hanya satu orang. Di depan jendela dari lantai sampai langit-langit, ada
10
meja kayu besar modern dari kayu gelap yang bisa buat makan enam orang dengan nyaman. Itu cocok
dengan meja kopi didepan sofa. Semuanya berwarna putih - langit-langit, lantai, dan dinding kecuali,
di dinding dekat pintu, di mana sebuah mosaik lukisan kecil tergantung, tiga puluh enam lukisan itu
diatur dalam bentuk persegi. Lukisan itu indah serangkaian objek duniawi yang terlupakan dilukis secara rinci tepat seperti mereka adalah seperti
foto.
Ditampilkan bersama-sama, mereka menakjubkan.
"Seorang seniman lokal. Trouton, "kata Grey ketika ia menangkap tatapanku.
"Itu indah. Memunculkan hal biasa menjadi luar biasa, gumamanku, terganggu baik oleh dia dan
lukisan. Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi dan menganggapku serius.
"aku sangat setuju, Miss Steele," jawabnya, suaranya lembut dan untuk beberapa alasan bisa
dijelaskan aku menemukan diriku memerah.
Kecuali lukisan, kantornya tampak dingin, bersih, dan klinis. Aku ingin tahu apakah itu mencerminkan
kepribadian dari Adonis yang tenggelam dengan anggun ke salah satu kursi kulit putih di depanku.
Aku menggelengkan kepala, cemas pada arah pikiranku, dan mengambil pertanyaan Kate dari tasku.
Selanjutnya, aku mengatur perekam mini-disc dan menjatuhkannya dua kali pada meja kopi di
depanku. Mr. Grey mengatakan apa-apa, menunggu 11
dengan sabar - aku berharap - aku menjadi semakin malu dan bingung. Ketika aku mengumpulkan
keberanian untuk melihat dia, dia memperhatikanku, satu tangan santai di pangkuan dan yang lainnya
menyentuh dagunya dan menjulurkan jari telunjuk yang panjang di bibirnya. aku pikir dia mencoba
menahan senyum.
sendiri ahli pada skema itu, tahu luar dalam, tahu setiap detail. aku bekerja keras, sangat sulit untuk
melakukan itu. aku membuat keputusan berdasarkan logika dan fakta. Aku punya insting alami yang
dapat melihat dan memelihara ide yang solid baik dan orang baik. Intinya adalah, selalu menuju ke
orang-orang baik. "
"Mungkin kau cuma beruntung." Ini tidak ada dalam daftar pertanyaan Kate - tapi dia begitu arogan.
Matanya menyala sesaat karena terkejut.
"aku tidak berlangganan keberuntungan atau kesempatan, Miss Steele. Semakin keras aku bekerja
semakin beruntung aku tampaknya. Ini benar-benar adalah tentang mendapatkan orang yang tepat
dalam timmu dan mengarahkan energi mereka secara sesuai. aku pikir itu adalah Harvey Firestone
yang mengatakan 'pertumbuhan dan perkembangan orang adalah panggilan tertinggi dari
kepemimpinan.' "
"kau terdengar seperti gila kontrol." Kata-kata itu keluar dari mulutku sebelum aku bisa
menghentikannya. "Oh, aku melakukan kontrol dalam segala hal, Miss Steele," katanya tanpa jejak
humor dalam senyumnya. Aku menatap dia, dan ia menahan tatapanku terus, tanpa ekspresi. detak
jantungku menjadi bertambah cepat, dan wajahku memerah lagi.
Mengapa ia punya efek mengerikan padaku?
14
Penampilannya yang sangat menarik mungkin? Cara matanya menembus padaku? Cara dia membelai
jari telunjuknya terhadap bibir bawahnya? aku berharap dia akan berhenti melakukan hal itu.
"Selain itu, kekuatan besar diperoleh dengan meyakinkan diri sendiri dalam lamunan rahasiamu
bahwa kau dilahirkan untuk mengontrol sesuatu," ia melanjutkan, suaranya lembut.
"Apakah kau merasa bahwa kau memiliki kekuatan yang luar biasa?" Gila kontrol.
"aku mempekerjakan lebih dari empat puluh ribu orang, Miss Steele. Itu memberiku semacam
tanggung jawab tertentu - kekuasaan, jika kau mau. Jika aku memutuskan aku tidak lagi tertarik dalam
bisnis telekomunikasi dan menjualnya, dua puluh ribu orang akan berjuang untuk melakukan
pembayaran hipotek mereka setelah satu bulan atau lebih. "
Mulutku menganga. aku terhuyung-huyung oleh kurangnya rasa kerendahan hatinya.
"Tidakkah kau memiliki dewan direksi untuk dijawab?" aku bertanya, jijik.
"aku memiliki perusahaanku. aku tidak perlu menjawab pada dewan" Dia mengangkat alis ke arahku.
Aku memerah. Tentu saja, aku akan tahu ini jika aku 15
telah melakukan beberapa penelitian. Tapi sialan, dia begitu sombong. aku mengubah taktik.
berikutnya.
"Kau diadopsi. Seberapa jauh kau berpikir bahwa itu 19
membentuk kau sekarang ini?" Oh, ini pribadi?. Aku menatapnya, berharap dia tidak tersinggung.
Alisnya berkerut-kerut.
"aku tidak punya cara untuk mengetahui."
Ketertarikanku adalah terusik.
"Berapa umur kau saat kau diadopsi?"
"Itu masalah catatan publik, Miss Steele." Nada suaranya adalah tegas. Aku memerah, lagi. sialan.
Ya tentu saja - jika aku tahu aku melakukan wawancara ini, aku harus melakukan beberapa penelitian
dulu.
Aku bergerak dengan cepat.
"Kau harus mengorbankan kehidupan keluarga untuk pekerjaanmu."
"Itu bukan pertanyaan." Dia tegas.
"Maaf." Aku menggeliat, dan dia membuat aku merasa seperti seorang anak bandel. aku coba lagi.
"Apakah kau harus mengorbankan kehidupan keluarga demi pekerjaanmu?"
"aku punya keluarga. Aku punya seorang saudara laki-laki dan seorang saudara perempuan dan dua
orang tua yang penuh kasih. Aku tidak tertarik dalam 20
memperluas keluargaku di luar itu. "
"Apakah kau gay, Mr. Grey?"
Dia menyedot nafas tajam, dan aku merasa ngeri, malu. Sialan. Mengapa aku tidak menggunakan
sejenis filter sebelum aku membacanya langsung?
Bagaimana aku bisa katakan padanya bahwa aku hanya membaca pertanyaan saja?
Sialan Kate dan rasa ingin tahunya!
"Tidak Anastasia, aku tidak." Dia mengangkat alisnya, bersinar dingin di matanya. Dia tidak terlihat
senang.
"aku meminta maaf. Ini um ... tertulis di sini "Ini pertama kalinya dia menyebut namaku. Detak
jantungku dengan cepat meningkat, dan pipiku yang memanas lagi. Dengan gugup, aku menyelipkan
rambutku ke belakang telingaku.
Terdengar Dia terkejut, cemas bahkan. Dia melirik ke luar jendela. Ini mulai hujan. "Nah, kau
sebaiknya menyetir hati-hati." Nada suaranya adalah tegas, berwibawa. Mengapa ia harus peduli?
"Apakah kau sudah dapat segala yang kau butuhkan?" Ia menambahkan.
"Ya Pak," jawabku, pengepakan perekam ke dalam tasku. Matanya sempit, spekulatif.
"Terima kasih untuk wawancara, Mr. Grey."
"Kesenangan dapat bertemu denganmu," katanya, sopan seperti biasa.
Saat aku bangkit, dia berdiri dan megangsurkan tangannya.
"Sampai kita bertemu lagi, Miss Steele." Dan itu terdengar seperti tantangan, atau ancaman, aku tidak
yakin yang mana. Aku mengerutkan kening. Kapan kita pernah bertemu lagi? aku menjabat tangannya
sekali lagi, heran bahwa arus aneh diantara kita masih ada. Itu pasti syarafku.
"Mr. Grey "Aku mengangguk padanya. Bergerak 25
dengan atletis luwes ke pintu, ia membukanya lebar-lebar.
"Hanya memastikan kau telah melalui pintu, Miss Steele." Dia memberikan senyum kecil.
Jelas, dia mengacu pada kejadian sebelumnya yang kurang elegan ke kantornya. Aku memerah.
"Anda sangat perhatian, Mr Grey," tukasku, dan senyumnya melebar. Aku senang kau menemukanku
menghibur, aku menatap marah dalam hati, berjalan ke ruang depan. Aku heran ketika ia mengikuti aku
keluar. Andrea dan Olivia berdua matanya mengikuti langkahku, sama-sama terkejut.
"Apakah kau membawa mantel?" Meminta Grey.
"Ya." Olivia melompat dan mengambil jaketku, Grey mengambil darinya sebelum Olivia dapat
menyerahkannya kepadaku. Dia memegangnya dan, entah kenapa merasa minder, aku mengangkat
bahu.
Grey meletakkan tangannya sejenak di bahuku. Aku terkesiap oleh kontak itu. Jika ia melihat reaksiku,
ia tidak mengatakan apapun. Jari telunjuknya yang panjang menekan tombol memanggil lift, dan kami
berdiri menunggu - Aku merasa canggung, dengan tenang terhipnotis olehnya.
Pintu terbuka, dan aku bergegas dengan putusasa berusaha melarikan diri. Aku benar-benar harus 26
keluar dari sini. Ketika aku berbalik untuk melihat dia, dia bersandar di ambang pintu samping lift
dengan satu tangan di dinding. Dia benar-benar sangat, sangat tampan. Ini sangat mengganggu. Mata
abu-abunya menyala menatapku.
"Anastasia," katanya sebagai salam perpisahan.
"Christian," jawabku. Dan untungnya, pintu menutup.
27
Hatiku berdebar-debar. Lift tiba di lantai pertama, dan aku bergegas keluar dengan cepat ketika pintu
terbuka, tersandung sekali, tapi untungnya tidak terkapar ke lantai batu pasir yang rapi. aku berlari ke
pintu kaca lebar, dan aku bebas di udara terbuka, segar dan lembab dari kota Seattle. Mengangkat
wajahku, aku menyambut hujan dingin menyegarkan.
Aku memejamkan mata dan menarik napas yang dalam, mencoba untuk memulihkan apa yang tersisa
pada keseimbanganku.
Tidak ada orang yang pernah mempengaruhiku seperti Christian Grey, dan aku tidak dapat memahami
mengapa.
Apakah penampilannya? Kesopanannya? Kekayaan?
Kekuasaan? aku tidak mengerti reaksi irasionalku.
Aku menarik napas mendesah lega. Demi Tuhan sebenarnya apaan ini? Bersandar salah satu pilar
baja bangunan, aku dengan gagah berani mencoba untuk tenang dan mengumpulkan pikiranku. Aku
menggelengkan kepala. Apakah itu? Hatiku memantapkan irama teratur, dan aku bisa bernapas normal
lagi. Aku berjalan menuju mobil.
Saat aku meninggalkan batas kota di belakang, aku mulai merasa bodoh dan malu saat aku memutar
ulang wawancara di pikiranku. Tentu, aku bereaksi berlebihan terhadap sesuatu yang imajiner. Oke,
jadi dia sangat menarik, percaya diri, berkuasa, merasa nyaman dengan dirinya sendiri - tetapi di sisi
lain, dia 28
sombong, dan untuk semua sikap sempurnanya, ia adalah otokratis dan dingin. Paling tidak
dipermukaan.
Sebuah getaran tanpa sengaja mengalir ke bagian tulang belakangku. Dia mungkin arogan, tapi
kemudian ia memiliki hak untuk itu - dia telah melakukan pencapaian begitu tinggi di usia mudanya.
Dia tidak mengalami kegagalan dengan senang hati, tapi mengapa dia harus? Sekali lagi, aku kesal
karena Kate tidak memberi aku biografi singkatnya.
Sambil meluncur di sepanjang I-5, pikiranku terus mengembara. Aku benar-benar bingung tentang apa
yang membuat seseorang sangat terdorong untuk sukses. Beberapa jawabannya begitu samar - seolaholah ia memiliki agenda tersembunyi. Dan pertanyaan Kate - ugh! Adopsi dan bertanya apakah dia
gay! Aku bergidik. Aku tidak percaya aku mengatakan itu.
Bumi, telan aku sekarang! Setiap kali aku memikirkan pertanyaan itu di masa depan, aku akan merasa
ngeri karena malu. Sial Katherine Kavanagh!
aku cek speedometer. Aku mengemudi lebih hati-hati dari yang aku lakukan pada saat yang lain. Dan
aku tahu itu karena teringat dua mata abu-abu tajam menatapku, dan dengan suara tegas mengatakan
untuk menyetir dengan hati-hati. Menggelengkan kepalaku, aku menyadari bahwa Grey lebih seperti
seperti idiot karena tidak melakukan penelitian dasar" Kate menutup mulut dengan tangannya.
"Ya ampun, Ana, aku minta maaf - aku tidak berpikir."
31
Aku gusar.
"Kebanyakan dia sopan, formal, sedikit kaku - seperti dia tua sebelum waktunya. Dia tidak bicara
seperti orang dengan umur dua puluhan. Berapa umur dia sih?"
"Dua puluh tujuh. Astaga, Ana, maafkan aku. Aku seharusnya menjelaskan padamu, tapi aku
sedemikian panik. Berikan mini-disc ku, dan aku akan mulai menyalin wawancaranya."
"Kau tampak lebih baik. Apa kau makan supmu?" aku bertanya, Ingin mengganti topik pembicaraan.
"Ya, dan itu lezat seperti biasa. Aku merasa jauh lebih baik" Dia tersenyum padaku dengan rasa
syukur. Aku memeriksa arlojiku.
"Aku harus bergegas. Aku masih bisa masuk siftku di Clayton. "
"Ana, kau akan kelelahan."
"Aku akan baik-baik saja. Sampai bertemu nanti. "
aku telah bekerja di Clayton sejak aku mulai di WSU.
Ini adalah toko perabot independen terbesar di daerah Portland, dan selama empat tahun aku bekerja
di sini, Aku mulai tahu sedikit tentang segala sesuatu yang kita jual - meskipun ironisnya, aku tidak
bagus pada setiap DIY. aku meninggalkan semua itu untuk 32
ayahku. aku lebih mirip cewek yang suka meringkuk di kursi malas dekat perapian. Aku senang aku
bisa masuk siftku karena memberikanku sesuatu untuk fokus pada yang bukan Christian Grey. Kami
sedang sibuk - itu awal musim panas, dan orang-orang yang mendekorasi ulang rumah mereka. Mrs.
Clayton senang melihatku.
"Ana! aku pikir kau tidak akan datang hari ini. "
"Wawancaraku tidak memakan waktu selama yang aku pikir. aku bisa melakukannya beberapa jam."
"aku benar-benar senang melihatmu."
Dia memintaku ke gudang untuk memulai menyetok ulang rak, dan aku segera tenggelam dalam tugas.
Ketika aku tiba di rumah, Katherine mengenakan headphone dan bekerja pada laptopnya.
Hidungnya masih merah muda, tapi dia sudah tenggelam ke dalam cerita, jadi dia berkonsentrasi dan
mengetik dengan cepat. aku benar-benar kelelahan - lelah menyetir jarak jauh, wawancara yang
melelahkan, dan dengan bergegas ke rumah Clayton. Aku merosot ke sofa, memikirkan esaiku yang
harus diselesaikan dan segala sesuatu yang harusnya aku pelajari tapi tidak kulakukan karena aku
berurusan dengan ... dia.
"kau punya beberapa hal yang baik di sini, Ana.
33
Bagus. Aku tidak percaya kau tidak menerima tawarannya untuk melihat-lihat kantornya. Dia jelas
ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."
Dia memberiku pandangan bertanya sekilas.
Aku memerah, dan detak jantungku tiba-tiba meningkat. Itu bukan alasannya, kan? Dia hanya ingin
menunjukkan lingkungan sekitar sehingga aku bisa melihat bahwa dia adalah tuan dari semua yang
disurvei. Aku sadar aku menggigit bibirku, dan aku berharap Kate tidak memperhatikan. Tapi dia
tampaknya tenggelam dalam transkripsinya "aku mendengar apa yang kau maksud tentang formal.
Apakah kau membuat catatan?" tanyanya.
"Um ... tidak, aku tidak mencatat."
"Tak apa. Aku masih bisa membuat artikel yang baik dengan ini. Sayang kita tidak memiliki beberapa
foto asli. Bajingan yang tampan, bukan?"
Aku memerah.
"aku rasa begitu." aku berusaha keras untuk terdengar tidak tertarik, dan aku pikir aku berhasil.
"Oh, ayolah, Ana - bahkan kau tidak bisa kebal terhadap penampilannya." Dia melengkungkan alis
sempurnanya padaku.
Sialan! Aku mengalihkan perhatian dengan 34
sanjungan, Itu selalu jadi cara yang baik.
"kau mungkin akan mendapat lebih banyak dari dia."
"aku ragu, Ana. Ayolah - dia praktis menawarkan pekerjaan padamu. Mengingat bahwa aku
memberikan padamu menit terakhir, kamu telah melakukannya dengan sangat baik" Dia melirik ke
arahku dengan spekulatif. Aku segera terburu-buru ke dapur.
"Jadi apa sebenarnya pendapatmu tentang dia?" Sial, dia ingin tahu. Mengapa dia tidak bisa
membiarkan ini? Pikirkan sesuatu - cepat.
"Dia sangat kuat, mengontrol, angkuh - benar-benar menakutkan, tapi sangat karismatik. aku bisa
memahami daya tariknya" tambahku jujur, karena aku mengintip di pintu padanya berharap ini akan
membungkamnya sama sekali.
"kau, terpesona oleh seorang pria? Itu pertama kali
"dia mendengus.
aku mulai mengumpulkan bahan-bahan membuat sandwich sehingga dia tidak bisa melihat wajahku.
"Mengapa kau ingin tahu apakah dia gay? Kebetulan, itu pertanyaan yang paling memalukan. Aku
sangat malu, dan ia juga marah ditanya seperti itu" Aku jengkel mengingatnya.
35
"Setiap kali dia ada di acara, ia tidak pernah membawa teman kencan."
"Itu memalukan. Semuanya adalah memalukan. Aku senang aku tidak akan pernah melihat dirinya
lagi."
"Oh, Ana, itu tidak akan jadi seburuk itu. aku pikir dia kedengarannya cukup tertarik padamu."
Tertarik padaku? Sekarang Kate jadi konyol.
"Apakah kau mau sandwich?"
"Ya."
Kami tidak membicarakan Christian Grey lagi malam itu, itu membuatku sedikit lega. Setelah kami
makan, aku bisa duduk di meja makan dengan Kate dan, sementara ia bekerja pada artikelnya, aku
mengerjakan esaiku tentang Tess of the D'Urbervilles.
Sialan, tapi wanita itu di tempat yang salah pada waktu yang salah pada abad yang salah. Pada saat
aku selesai, tengah malam itu, dan Kate sudah lama pergi tidur. Aku berjalan ke kamarku, lelah, tapi
senang bahwa aku telah menyelesaikan banyak hal untuk hari Senin.
Aku meringkuk di tempat tidur besi putihku, membungkus selimut ibuku di tubuhku, memejamkan mata,
dan aku langsung tertidur. Malam itu aku bermimpi berada di tempat gelap, lantai dingin putih suram,
dan mata abu-abu.
36
Untuk sisa minggu ini, aku memfokuskan diri pada kuliah dan pekerjaanku di rumah Clayton. Kate
sibuk juga, mengkompilasi edisi terakhirnya majalah mahasiswa sebelum ia harus melepaskan ke
editor baru yang ia juga sibuk untuk ujian akhirnya. Rabu, dia jauh lebih baik, dan aku tidak lagi harus
melihat dia dengan piyama flanel warna pink dengan terlalu banyak gambar kelinci. aku menelepon
ibuku di Georgia untuk tanya kabar, tapi juga agar dia bisa mendoakanku untuk ujian akhirku. Dia
melanjutkan dengan bercerita tentang usaha terbarunya tentang pembuatan lilin - ibuku adalah segala
usaha bisnis baru. Pada dasarnya dia bosan dan ingin sesuatu untuk mengisi waktunya, tapi dia
memiliki rentang perhatian seperti ikan mas. Ini akan tertarik hal baru minggu depan.
Dia membuatku khawatir. aku berharap dia tidak menggadaikan rumah untuk membiayai rencana
terbarunya. Dan aku berharap bahwa Bob - suaminya yang relatif baru tetapi jauh lebih tua mengawasi dia sekarang karena aku tidak ada disana lagi. Bob tampaknya lebih membumi dari mantan
suami nomor tiganya.
"Bagaimana kabarmu, Ana?"
Untuk sesaat, aku ragu, dan aku mendapat perhatian penuh dari Ibuku.
"Aku baik."
37
"Ana? Apakah kau bertemu seseorang?" Wow ...
bagaimana ia melakukan itu? Kegembiraan dalam suaranya bisa diraba.
"Tidak, Bu, bukan apa-apa. kau akan menjadi yang pertama tahu."
"Ana, kau benar-benar harus keluar lebih sering, sayang. kau membuatku khawatir."
"Bu, aku baik-baik saja. Bagaimana kabar Bob"
Seperti biasa?, Mengalihkan perhatian adalah kebijakan terbaik.
Setelah itu, aku telpon Ray, ayah tiriku, mantan suami ibu nomor dua, pria itu aku anggap sebagai
ayahku, dan orang yang sama dengan nama belakangku. Ini adalah percakapan singkat. Bahkan, itu
tidak seperti percakapan kecuali percakapan satu pihak dan ia menjawabdengan suara tak jelas dalam
menanggapi bujukan lembutku. Ray tidak banyak bicara. Tapi dia masih hidup, dia masih menonton
sepak bola di TV, dan pergi bowling dan memancing atau membuat furniture saat dia tidak
mengerjakan sesuatu. Ray adalah seorang tukang kayu yang terampil dan alasan mengapa aku tahu
perbedaan antara elang dan gergaji tangan. Dia tampaknya baik-baik saja.
Jumat malam, Kate dan aku memperdebatkan apa yang harus dilakukan malam ini bersama - kami
ingin 38
terlepas dari rutinitas kuliah kita, pekerjaan kita, dan dari koran mahasiswa - ketika bel pintu
berbunyi.
Berdiri di depan pintu kita Jos teman baikku, memegang sebotol sampanye.
"Jos! senang melihatmu!" aku pelukannya dengan singkat. "Masuklah"
Jos adalah orang pertama yang aku temui ketika aku tiba di WSU, tampak tersesat dan kesepian yang
sepertinya nasibnya sama denganku.
Kami mengenali roh dalam diri kita masing-masing hari itu, dan kami jadi berteman sejak itu.
Kita tidak hanya berbagi rasa humor, tetapi kami menemukan bahwa Ray dan Jos Senior berdua
berada di unit tentara yang sama ketika mereka bertugas. Akibatnya, ayah kita juga menjadi sahabat
baik.
Jos sedang mempelajari teknik dan ia yang pertama di keluarganya yang masuk ke perguruan tinggi.
Dia cukup cerdas, tetapi hobi nyatanya adalah fotografi.
Jos memiliki mata yang bagus untuk gambar yang bagus.
"Aku punya berita." Dia menyeringai, mata gelapnya berkilat.
"Jangan bilang - kau berhasil untuk tidak 39
dikeluarkan minggu minggu depan" godaku, dan dia pura-pura cemberut padaku.
"Galeri Portland akan memamerkan foto-fotoku bulan depan."
"Itu luar biasa - selamat" Senang untuk keberhasilannya, Aku memeluknya lagi. Kate juga ikut senang.
"Jos! aku harus menempatkan ini di koran. Tidak ada perubahan editorial terbaru pada menit terakhir
pada malam Jumat" Ia tersenyum lebar.
"Mari kita rayakan. aku ingin kau datang ke pembukaan" Jos terlihat tajam padaku. Aku memerah.
"Kalian berdua, tentu saja," tambahnya sambil melirik cemas pada Kate.
Jos dan aku adalah teman baik, tapi aku tahu jauh di dalam hati, ia ingin lebih. Dia cakep dan lucu,
tapi dia bukan untukku. Dia lebih seperti saudara yang tidak pernah aku punya. Katherine sering
menggodaku bahwa aku tidak punya 'gen butuh pacar', tetapi kenyataannya adalah - aku hanya belum
bertemu orang yang ..., yang membuatku tertarik, meskipun sebagian dari diriku merindukan sesuatu
yang membuat lututku gemetar, hati dimulutku, kupu-kupu diperutku, malam tanpa tidur.
40
Kadang-kadang aku bertanya-tanya apa ada sesuatu yang salah denganku. Mungkin aku telah
menghabiskan terlalu lama ditemani sastra romantisku, dan akibatnya ideal dan harapanku yang terlalu
tinggi. Namun pada kenyataannya, tidak ada yang pernah membuatku merasa seperti itu.
'Sampai beberapa waktu yang lalu', suara tak diinginkan lirih berbisik dibawah sadarku.
TIDAK! aku menghalau pikiran itu segera. aku tidak akan menuju kesana, tidak setelah wawancara
menyakitkan itu. Apakah kau gay, Mr. Grey? Aku meringis saat mengingatnya. Aku tahu aku bermimpi
tentang dia hampir setiap malam sejak saat itu, tapi itu hanya untuk membersihkan pengalaman
mengerikan dari sistemku, khan?
Aku mengamati Jos membuka sebotol sampanye. Dia tinggi, dan dengan jins dan t-shirt dia semuanya
adalah bahu dan otot, kulit kecokelatan, rambut gelap dan mata gelap membara. Ya, Jos cukup panas,
tapi aku pikir dia akhirnya mendapatkan pesan: kita hanya berteman. Gabus penutup botol membuat
suara keras, dan Jos mendongak dan tersenyum.
Hari sabtu di toko adalah mimpi buruk. Kami dikepung oleh pelanngan yang ingin merapikan rumah
mereka. Mr. dan Mrs. Clayton, John dan Patrick - dua orang pegawai lain paruh waktu.
- Dan kita semua bergegas menjalankan pekerjaan 41
kita dengan cepat. Tapi ada jeda sekitar waktu makan siang, dan Mrs. Clayton memintaku untuk
memeriksa beberapa pesanan sambil duduk di belakang meja di kasir diam-diam makan bagelku. Aku
asyik dalam tugas, memeriksa nomor katalog terhadap barang yang kami butuhkan dan barang yang
kami sudah pesan, mata berpindah-pindah dari buku ke layar komputer dan kembali ketika aku cek
kesesuaian entri. Kemudian, entah sebab apa, aku melihat ke atas ... dan menemukan diriku terkunci
dalam pandangan abu-abu berani Christian Grey yang sedang berdiri di konter, menatapku tajam.
Gagal jantung.
"Miss Steele. Kejutan yang menyenangkan"
Pandangannya Tak tergoyahkan dan intens.
Ya ampun. Apa yang dia lakukan di sini dengan rambut kusut dan pakaian luar ruangan sweater
rajutan krim, celana jeans, dan sepatu bot? aku pikir mulutku melongo, dan aku tidak dapat
menemukan pikiran atau suaraku.
"Mr. Grey, "bisikku, karena hanya itu yang aku dapat keluarkan. Ada hantu senyum di bibir dan
matanya menyala dengan humor, seolah-olah dia menikmati lelucon pribadinya.
"aku berada di daerah sekitar sini" katanya menjelaskan. "Aku perlu untuk menambah persediaan
beberapa barang."
42
"Senang bertemu denganmu lagi, Miss Steele"
Suaranya hangat dan serak seperti karamel cokelat
... atau semacam itu.
Aku menggoyangkan kepala untuk mengumpulkan akalku. Hatiku berdebar panik, dan untuk beberapa
alasan aku merona merah dibawah tatapan mantapnya. aku benar-benar syok melihat dia berdiri di
hadapanku. Kenanganku tentang dia tidak begitu adil. Dia tidak hanya tampan - dia adalah lambang
keindahan pria, memukau, dan dia ada di sini. Di sini, di toko peralatan Clayton. Akhirnya fungsi
kognitifku berfungsi lagi dan menghubungkan kembali dengan seluruh tubuhku.
"Ana. Namaku Ana," gumamku. "Apa yang bisa aku bantu, Mr. Grey?"
Dia tersenyum, dan sekali lagi itu seperti dia mengetahui rahasia-rahasia besar. Hal ini sangat
membingungkan. Mengambil napas dalam-dalam, aku memakai sisi profesionalku untuk menunjukkan
bahwa aku sudah bekerja disini bertahun-tahun. Aku bisa melakukan ini.
"Ada beberapa item yang aku butuhkan. pertama, aku butuh beberapa pengikat kabel," bisiknya, mata
abu-abunya dingin tapi juga geli.
Pengikat kabel?
43
"Kami punya beberapa jenis menurut panjangnya.
Mau aku tunjukkan?" gumamku, dengan suara lembut dan bergelombang.
Sadarlah, Steele. Sebuah kerutan kecil muncul di alisnya yang agak indah.
"Silakan. Tunjukkan jalan, Miss Steele," katanya. aku mencoba untuk tak acuh saat aku keluar dari
belakang meja, tapi benar-benar aku sedang berkonsentrasi dengan keras untuk tidak jatuh oleh kakiku
sendiri - kakiku tiba-tiba seperti jelly. Aku senang aku memutuskan memakai jins terbaikku pagi ini.
"Barangnya ada dalam bagian barang listrik, gang delapan." Suaraku sedikit terlalu terang. Aku
melirik dia dan menyesal segera. Sial, dia tampan. Aku tersipu.
"Silakan," bisiknya, menunjuk dengan jari panjangnya, tangan indah terawat. With jantung hampir
mencekikku - karena sepertinya ada di tenggorokanku mencoba meloloskan diri dari mulutku
- aku menuju ke salah satu lorong ke bagian listrik.
Mengapa dia di Portland?
Mengapa ia di sini di rumah Clayton? Dan dari bagian sangat kecil dari otakku yang kurang
dimanfaatkan mungkin terletak di dasar medulla oblongata-ku di mana alam bawah sadarku berdiam - datang
pikiran itu: dia ingin bertemu kau. Tidak mungkin! aku 44
menolaknya dengan segera. Mengapa pria yang indah, berkuasa, sopan ingin melihatku? Ide itu tidak
masuk akal, dan aku menendang keluar dari kepalaku.
"Apakah kau di Portland untuk bisnis?" aku bertanya, dan suaraku terlalu tinggi, seperti jariku terjepit
pintu atau semacamnya. Sialan! Cobalah untuk menjadi tenang Ana!
"aku mengunjungi divisi pertanian WSU. Ini berpusat di Vancouver. Aku saat ini mendanai beberapa
penelitian tentang rotasi tanaman dan ilmu tanah,"
katanya blak-blakan. Lihat?
Tidak di sini untuk menemukanmu sama sekali, bawah sadarku menyeringai padaku, keras, bangga,
dan cemberut. Aku malu pada pikiran bodohku.
"Semua bagian dari rencanamu memberi makan dunia?" Godaku.
"Semacam itulah," dia mengakui, dan bibirnya terangkat keatas setengah tersenyum.
Dia menatap pada berbagai macam ikatan kabel yang kita punya di rumah Clayton. Apa akan dia
lakukan dengan benda itu? aku tidak bisa membayangkan dia melakukan pekerjaannya sendiri sama
sekali. Jari-jarinya menelusuri berbagai barang pajangan, dan untuk beberapa alasan tak bisa
dijelaskan, aku harus berpaling. Dia membungkuk dan memilih sebuah paket.
45
"Ini akan cocok," katanya dengan senyum sangat rahasia, dan aku malu.
"Apakah ada hal lain?"
"aku ingin beberapa selotip."
Selotip?
"Apakah kau mendekor ulang?" Kata-kataku keluar sebelum aku bisa menghentikannya. Tentunya dia
membayar buruh atau staf untuk membantunya menghias?
"Tidak, tidak mendekor ulang," katanya cepat kemudian nyengir, dan aku memiliki perasaan luar biasa
bahwa dia menertawakanku.
Apakah aku itu lucu? berpenampilan lucu?
"Lewat sini," gumamku malu. "Selotip di lorong dekorasi."
Aku melirik belakangku saat ia mengikuti.
"Apakah kau bekerja lama di sini?" Suaranya rendah, dan dia menatapku, mata abu-abunya
berkonsentrasi keras. aku tersipu lebih merah lagi. Kenapa dia punya pengaruh seperti ini padaku?
aku merasa seperti berumur empat belas tahun 46
kurang ajar, seperti biasa, dan tidak pada tempatnya.
aku mencoba dan mengabaikan gambaran yang tidak diundang dari dirinya tanpa celana jeans.
"Apakah kau membutuhkan yang lain?" aku berkata saat aku menyerahkan terusan biru.
Dia mengabaikan pertanyaanku.
"Bagaimana artikel itu?"
Dia akhirnya memintaku pertanyaan normal, jauh dari semua makna ganda dan pembicaraan yang 50
membingungkan ... pertanyaan yang bisa aku jawab.
Aku pegang erat-erat dengan dua tangan seolah-olah itu rakit penyeamat, dan aku pilih untuk jujur.
"aku tidak menulis, Katherine yang melakukannya.
Nona Kavanagh. Teman sekamarku, dia penulis."
Kate sangat senang melakukan itu. Dia adalah editor majalah, dan dia sangat terpukul karena tidak
bisa melakukan wawancara secara pribadi" aku merasa seperti aku kekurangan udara - akhirnya,
topik percakapan normal. "Satu-satunya kekhawatirannya adalah bahwa dia tidak memiliki foto
aslimu."
Grey mengangkat alis.
"Foto macam apa yang dia mau?"
Oke. Aku tidak memperhitungkan respon ini. Aku menggeleng, karena aku tidak tahu.
"Yah, aku masih di sekitar sini. Besok, mungkin ... " ia berhenti.
"kau bersedia untuk datang pada sesi pemotretan?"
Suaraku melengking lagi. Kate akan ada di langit ketujuh jika aku bisa melakukan ini. Dan kau
mungkin akan melihat dia lagi besok, tempat yang gelap di dasar otakku berbisik menggoda padaku.
aku menolak pemikiran itu - semuanya tolol, konyol ...
"Kate akan senang - jika kita dapat menemukan 51
seorang fotografer." Aku sangat senang, aku tersenyum lebar padanya. Bibirnya terbuka, seperti dia
mengambil napas tajam, dan ia berkedip. Untuk sepersekian detik, ia tampak hilang pegangan entah
bagaimana, dan bumi sedikit bergeser pada porosnya, lempeng tektonik bergeser ke posisi baru.
Oh. Christian Grey kehilangan pegangan.
"Kabari aku tentang acara besok." merogoh ke dalam saku, ia mengeluarkan dompetnya. "Kartu
namaku.
Disana ada nomor HPku. kau harus menelepon sebelum pukul sepuluh pagi."
"Oke." Aku tersenyum ke arahnya. Kate akan sangat senang.
"ANA!"
Paul telah muncul di ujung gang. Dia saudara bungsu Mr. Clayton. Aku pernah mendengar ia pulang
dari Princeton, tapi aku tidak menyangka akan menemuinya hari ini.
"Emm, maaf sebentar, Mr. Grey." Grey mengerutkan kening karena aku berpaling darinya.
Paul selalu menjadi teman, dan di saat yang aneh yang aku memiliki dengan Grey yang kaya, berkuasa,
menarik luar biasa dan gila kontrol, itu bagus untuk bicara dengan seseorang yang normal. Paul
memeluk keras membuatku terkejut.
52
"Ana, hai, sangat senang bertemu denganmu!"
katanya menyembur.
"Halo Paul, apa kabar? kau di rumah untuk ulang tahun kakakmu? "
"Yah. Kau tampak sehat, Ana, sangat baik" Dia menyeringai saat ia memeriksaku dari dekat. Lalu ia
melepaskanku, tapi tetap menaruh lengannya dengan posesif di bahuku. Aku bergeser dari kaki ke
kaki, malu. Senang melihat Paul, tapi dia selalu berlebihan akrabnya.
Ketika aku melirik Christian Grey, dia mengawasi kami seperti elang, mata abu-abunya menyipit dan
spekulatif, mulutnya membuat garis ekspresi keras.
Dia berubah dari pelanggan penuh perhatian menjadi orang lain - seseorang yang dingin dan jauh.
"Paul, aku sedang melayani pelanggan. Seseorang yang kau harus temui," kataku, berusaha meredakan
permusuhan yang aku lihat di mata Grey. Aku menyeret Paul ke bertemu dengannya, dan mereka
memperhitungkan satu sama lain. Suasana tiba-tiba seperti di kutub.
"Ehm, Paul, ini adalah Christian Grey. Mr. Grey, ini adalah Paul Clayton. Saudaranya memiliki
tempat ini. "Dan untuk beberapa alasan tidak rasional, aku merasa aku harus menjelaskan lebih
banyak.
53
"aku sudah kenal Paul sejak aku bekerja di sini, meskipun kita tidak sering bertemu. Dia kembali dari
Princeton mempelajari administrasi bisnis" Aku mengoceh ... Berhenti, sekarang!
"Mr. Clayton" Christian mengulurkan tangannya, wajahnya tidak terbaca.
bersembunyi dari perasaanku lagi. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. aku menemukan
dia menarik, sangat menarik. Tapi itu sia-sia, aku tahu, dan aku mendesah dengan penyesalan yang
pahit. Itu hanya kebetulan, dia datang ke sini. Tapi tetap saja, aku dapat mengaguminya dari jauh, kan?
Tidak ada salahnya. Dan jika aku menemukan fotografer, aku dapat mengagumi dia dengan serius. Aku
menggigit bibir mengantisipasi dan menemukan diriku menyeringai seperti anak sekolahan. aku perlu
menelepon Kate dan mengatur sesi foto besok.
56
Kate sangat gembira.
"Tapi apa yang dia lakukan di rumah Clayton?"
Keingintahuannya merembes melalui telepon. Aku berada di ruang stok terdalam, mencoba menjaga
agar suaraku terdengar biasa.
"Dia berada di sekitar sini."
"Aku pikir itu satu kebetulan besar, Ana. Kau tidak berpikir dia ada di sana untuk menemuimu? "
Ia berspekulasi. Hatiku berdebar mendengar kemungkinan itu, tapi itu kegembiraan berumur pendek.
Kenyataan yang mengecewakan adalah bahwa dia berada disini untuk bisnis.
"Dia mengunjungi divisi pertanian WSU. Dia mendanai beberapa penelitian," aku bergumam.
"Oh ya. Dia diberikan departemen itu hibah $ 2,5
juta."
Wow.
"Bagaimana kau tahu ini?"
"Ana, aku seorang wartawan, dan aku telah menulis profil orang itu. Itu tugasku untuk mengetahui hal
ini. "
"Oke, Carla Bernstein, menjaga rambutmu. Jadi 57
apakah kau ingin foto ini? "
"Tentu saja aku mau. Pertanyaannya adalah, siapa fotografernya dan di mana."
"Kita bisa bertanya ke mana. Dia bilang dia menginap disekitar sini."
"kau dapat menghubungi dia?"
"Aku punya nomor ponselnya."
Kate terengah.
"Bujangan terkaya, paling sulit dipahami, paling misterius di negara bagian Washington, memberimu
nomor ponselnya."
"Emm ... ya."
"Ana! Dia menyukaimu. Tidak diragukan lagi." Nada suaranya tegas.
"Kate, dia hanya mencoba bersikap baik." Tapi bahkan saat aku mengucapkan kata-kata itu, aku tahu
itu tidak benar.
- Christian Grey tidaklah bersikap baik. Dia bersikap sopan, mungkin. Dan suara kecil yang tenang
berbisik, mungkin Kate benar. Kulit kepalaku meremang pada gagasan bahwa mungkin, mungkin saja,
dia mungkin menyukaiku. Karena, ia 58
mengatakan ia senang Kate tidak melakukan wawancara itu. Aku memeluk diriku dengan gembira,
bergoyang dari sisi ke sisi, terhibur atas kemungkinan bahwa dia mungkin menyukaiku hanya dalam
waktu yang singkat. Kate membawaku kembali dunia nyata.
"Aku tak tahu siapa yang akan memotret. Levi, fotografer reguler kami, tidak bisa.
Dia pulang ke rumahnya di Idaho Falls untuk berakhir pekan. Dia akan marah karena membuang
kesempatan untuk mengambil foto salah satu pengusaha terkemuka Amerika. "
"Hmm ... Bagaimana dengan Jos?"
"Ide bagus! kau yang menghubunginya - dia akan melakukan apapun untukmu. Kemudian panggilan
Grey dan cari tahu di mana dia ingin bertemu kita"
Kate dengan angkuh dan menjengkelkan
menyebutkan nama Jos.
"aku pikir kau harus menelponnya."
"Siapa, Jose?" Mencemooh Kate.
"Bukan, Grey."
"Ana, kau yang punya hubungan dengannya."
"Hubungan?" Aku menjerit padanya, suaraku naik beberapa oktaf. "Aku nyaris tidak kenal orang itu."
59
"Setidaknya kau sudah bertemu dengannya," katanya getir. "Dan sepertinya dia ingin mengenalmu
lebih jauh. Ana, panggil saja dia," bentak dia dan menutup telepon. Dia kadang begitu suka
memerintah. Aku mengerutkan kening di HPku, menjulurkan lidahku.
Aku baru saja meninggalkan pesan untuk Jos ketika Paul memasuki ruangan gudang mencari
Ampelas.
"Kita agak sibuk luar sana, Ana," katanya dengan pahit.
"Ya, emm, sorry," gumamku berbalik pergi.
"Jadi, bagaimana kau bisa kenal Christian Grey?"
Suara Paul pura-pura acuh tak acuh.
"aku mewawancarainya untuk koran mahasiswa.
Kate tidak sehat" Aku mengangkat bahu, berusaha terdengar biasa dan melakukannya tidak lebih baik
dari dia.
"Christian Grey di Clayton. Bagaimana bisa, "Paul mendengus, kagum. Dia menggelengkan kepala,
seperti mau membersihkannya. "Omong-omong, ingin minum atau lakukan sesuatu malam ini?"
Setiap kali dia dirumah ia memintaku berkencan, dan aku selalu mengatakan tidak. Ini ritual. Aku
tidak pernah menganggap hal itu sebagai ide yang bagus untuk berkencan dengan adik bos, dan selain
itu, Paul cukup tampan dalam ukuran cowok sebelah rumah, 60
tapi dia bukan pahlawan sastra, bukan oleh bentangan imajinasi. Kalau Grey? Bawah sadarku
bertanya, alisnya terangkat secara kiasan.
Aku menamparnya ke bawah.
"Tidakkah kau ada acara makan malam keluarga atau sesuatu dengan kakakmu?"
"Itu besok."
"Mungkin lain kali, Paul. aku perlu belajar malam ini.
Aku ada ujian akhir minggu depan."
"Ana, suatu hari, kau akan berkata ya," dia tersenyum saat aku melarikan diri ke toko.
***
"Tapi aku memotret tempat, Ana, bukan orang,"
erangan Jos.
"Jos, please?" Aku memohon. Mencengkeram HPku, aku mondar-mandir di ruang tamu apartemen
seperti anak kecil, bukan wanita dewasa yang bisa memberikan suara dan minum secara hukum di
Negara Bagian Washington.
"Aku menunggunya, Miss Steele." Aku membayangkan kilatan jahat di mata Greynya.
Bagaimana ia membuat tujuh kata sepele menjanjikan godaan begitu banyak? aku menutup telepon.
Kate ada di dapur, dan dia menatapku dengan ekspresi penuh kekhawatiran dan bingung di wajahnya.
"Anastasia Rose Steele. kau menyukainya! Aku belum pernah melihat atau mendengar kau begitu,
begitu ...
terpengaruh oleh siapa pun sebelumnya. kau benar-63
benar memerah."
"Oh Kate, kau tahu aku malu sepanjang waktu. Ini risiko yang harus aku tanggung. Jangan terlalu
konyol," Kataku keras. Dia berkedip padaku dengan terkejut - aku sangat jarang membuang mainanku
keluar dari kereta bayi - dan aku dengan cepat mengalah. "aku hanya merasa dia ... mengintimidasi, itu
saja."
"Heathman, aku tahu," gumam Kate. "Aku akan menelpon manajernya dan menegosiasikan ruang untuk
foto."
"Aku akan membuat makan malam. Lalu aku perlu belajar" Aku tidak bisa menyembunyikan rasa
risihku pada Kate ketika aku membuka salah satu lemari untuk membuat makan malam.
aku gelisah malam itu, bolak-balik. Memimpikan mata Grey, baju lengan panjang, kaki panjang, jari
panjang, dan gelap, tempat gelap yang belum dijelajahi. Aku bangun dua kali di malam itu, hatiku
berdebar-debar. Oh, aku akan terlihat bagaimana besok dengan tidur begitu sedikit, aku memarahi
diriku sendiri. Aku meninju bantalku dan mencoba untuk tidur.
Heathman terletak di jantung pusat kota Portland.
Bangunan batu bernuansa cokelat selesai tepat pada waktunya untuk akhirnya ambruk tahun 1920.
Jos, Travis, dan aku bepergian dengan Beetleku, dan Kate 64
dengan mercedes CLK miliknya, karena kita semua tidak bisa masuk dalam mobilku. Travis adalah
teman Jos, di sini untuk membantu dengan pencahayaan. Kate telah berhasil mendapatkan kamar
gratis Heathman untuk pagi hari dengan mencantumkan kredit dalam artikel. Ketika dia menjelaskan
pada resepsionis bahwa kita di sini untuk pengambilan foto Christen Gray CEO, kami langsung
mendapatkan kamar suite. Hanya suite berukuran biasa, bagaimanapun, karena tampaknya Mr. Grey
sudah menempati salah satu yang terbesar di dalam gedung ini. Seorang eksekutif pemasaran yang
terlalu antusias menunjukkan kami ke suite dia sangat muda dan sangat gugup untuk beberapa alasan.
aku kira itu kecantikan Kate dan cara memerintah yang melucuti dirinya, karena dia takluk di
"Ini adalah Jos Rodriguez, fotografer kami," kataku sambil menyeringai Jos yang tersenyum dengan
kasih sayang kembali padaku. Matanya dingin ketika ia melihat dari aku ke Grey.
"Mr. Grey, "dia mengangguk.
"Mr. Rodriguez, "Ekspresi Grey berubah juga ketika ia menilai Jos.
"Di mana kau ingin aku diambil fotonya?" Tanya Grey pada Jos. Nada suaranya terdengar samarsamar mengancam. Tapi Katherine tidak akan membiarkan Jos mengatur pertunjukan.
"Mr. Grey - silahkan kau bisa duduk di sini? Hati-hati 67
kabel pencahayaan. Dan kemudian kita akan melakukan beberapa foto berdiri juga" Kate mengarahkan
dia ke kursi untuk dekat dinding.
Travis menyalakan lampu, sesaat menyilaukan Grey, dan bergumam meminta maaf.
Lalu Travis dan aku berdiri kembali dan menonton ketika Jos melanjutkan untuk mengambil foto. Dia
mengambil beberapa foto dengan kamera genggam, meminta Grey untuk memutar seperti ini, seperti
itu, untuk memindahkan lengan, lalu meletakkannya lagi.
Pindah ke tripod, Jos mengambil beberapa jepretan, sementara Grey duduk dan pose, sabar dan
alami, selama sekitar dua puluh menit. Harapanku telah jadi nyata: Aku bisa berdiri dan mengagumi
Grey dari tempat yang tidak terlalu jauh. Dua kali mata kita mengunci, dan aku harus melepaskan diri
dari tatapan berawannya.
"Cukup duduknya." Katherine melanjutkan lagi.
"Berdiri, Mr. Grey?" Tanya dia.
Dia berdiri, dan Travis bergegas menyingkirkan kursinya. tombol pada Nikon Jos mulai mengklik
lagi.
"aku pikir kami sudah cukup," gumum Jos lima menit kemudian.
"Bagus," kata Kate. "Terima kasih lagi, Mr. Grey."
Kate menjabat tangannya, begitu juga Jose.
68
"Aku berharap untuk membaca artikelmu, Miss Kavanagh," gumam Grey, dan menoleh padaku, berdiri
dekat pintu. "Maukah kau berjalan denganku, Miss Steele?" Tanyanya.
"Tentu," kataku, benar-benar tak menyangka. Aku melirik cemas pada Kate, yang mengangkat bahuku.
Aku melihat Jos cemberut dibelakang Kate.
"Selamat siang semua," kata Grey saat ia membuka pintu, berdiri di samping memberi jalan padaku
dulu.
Ada apa ini? Apa yang diinginkannya? Aku berhenti di koridor hotel, gelisah gugup ketika Grey
muncul dari ruangan diikuti oleh Mr dengan setelan tajam.
"Aku akan meneleponmu, Taylor," bisiknya ke orang itu. Taylor berjalan kembali ke koridor, dan
Grey mengalihkan tatapan pembakaran Greynya padaku.
Sial ...apa aku melakukan sesuatu yang salah?
"Aku bertanya-tanya apakah kau akan bergabung denganku untuk minum kopi pagi ini."
Jantungku melonjak sampai ke dalam mulutku.
Kencan? Christian Grey memintaku berkencan. Dia menanyakan apakah kau ingin kopi. Mungkin ia
berpikir kau belum benar-benar terbangun, bawah sadarku merengek padaku mencibir lagi. Aku
berdeham berusaha mengendalikan diriku.
69
"Aku harus mengantar semua orang pulang," bisikku meminta maaf, memutar tangan dan jari-jari di
depanku.
"TAYLOR," panggil dia, membuat aku melompat.
Taylor, yang telah mundur ke koridor, berbalik dan menuju kembali ke arah kami.
"Apakah mereka pulang ke universitas?" Tanya Grey, suaranya lembut dan bertanya. Aku
mengangguk, terlalu terkejut untuk berbicara.
"Taylor dapat mengantar mereka. Dia sopirku. Kami memiliki 4x4 besar di sini, jadi dia dapat
mengangkut peralatan juga."
"Mr. Grey?" Taylor Bertanya ketika dia sampai ke depan kita, tidak berkata apa pun lagi.
"Tolong, bisakah kau mengantar fotografer, asistennya, dan Miss Kavanagh kembali kerumah?"
"Tentu, Pak," Taylor membalas.
"Nah. Sekarang kau bisa bergabung denganku untuk minum kopi" Grey tersenyum seolah-olah itu
kesepakatan yang sudah terlaksana.
Aku mengerutkan kening padanya.
"Um - Mr. Grey, err - ini benar-benar ...dengarlah, Taylor tidak harus mengantar mereka pulang." Aku
70
menatap sekilas Taylor, yang tetap tenang tanpa ekspresi. "Aku akan menukar kendaraan dengan Kate,
jika kau memberi aku waktu sebentar."
Grey tersenyum, menyilaukan, tak dijaga, alami hingga semua gigi tampak, tersenyum lebar. Oh ...
dan dia membuka pintu dari suite sehingga aku bisa kembali masuk. Aku berlari cepat untuk memasuki
ruangan, menemukan Katherine dalam diskusi mendalam dengan Jos.
"Ana, aku pikir dia jelas menyukaimu," katanya tanpa basa-basi apapun. Jos melotot padaku dengan
rasa tidak setuju. "Tapi aku tidak percaya padanya,"
tambahnya. Aku mengangkat tanganku dengan harapan bahwa dia akan berhenti berbicara. Dengan
ajaib, dia diam.
"Kate, jika kau bawa Beetle, aku bisa membawa mobilmu?"
"Kenapa?"
"Christian Grey memintaku pergi untuk minum kopi bersamanya."
Mulutnya terbuka. Kate tak bisa bicara! aku menikmati saat ini. Dia meraih lenganku dan menyeretku
ke kamar tidur diseberang ruang tamu suite.
"Ana, ada sesuatu tentang dia." Nada suaranya penuh 71
dengan peringatan. "Dia sangat tampan, aku setuju, tapi aku pikir dia berbahaya. Terutama untuk orang
seperti kau."
"Apa maksudmu, orang seperti aku?" Aku meminta penjelasan, merasa terhina.
"Seorang yang polos seperti kau, Ana. kau tahu maksudku, "katanya sedikit kesal. Aku memerah.
"Kate, itu hanya minum kopi. Aku mulai ujian aku minggu ini, dan aku perlu belajar, jadi aku tidak
akan lama."
Dia mengerutkan bibir seakan mempertimbangkan permintaanku. Akhirnya, dia mencabut kunci
mobilnya dari sakunya dan memberikannya padaku.
aku menyerahkan punyaku.
"Aku akan lihat nanti. Jangan lama, atau aku akan mengirimkan tim SAR."
"Thanks." Aku memeluk dia.
aku muncul dari suite untuk menemukan Christian Grey menunggu, bersandar ke dinding, tampak
seperti model laki-laki dalam pose untuk beberapa majalah pria mutakhir.
79
Benarkah? Wow ... bagaimana aku melakukan itu?
Hal ini membingungkan. Aku, mandiri?
Tak mungkin.
"Kecuali bila kau tersipu malu, tentu saja, yang mana sering terjadi. Aku hanya berharap aku tahu apa
yang menyebabkannya" Dia memasukkan sepotong kecil muffin ke dalam mulutnya dan mulai
mengunyah pelan-pelan, tidak mengalihkan pandangan dariku.
Dan seperti diberi aba-aba, aku tersipu. Sial!
"Apakah kau selalu membuat pengamatan pribadi seperti itu?"
"Aku tidak menyadari aku melakukannya. Apakah aku telah menyinggungmu?" Dia sepertinya terkejut.
"Tidak," jawabku jujur.
"Bagus."
"Tapi kau sangat sewenang-wenang," balas aku tenang.
Dia mengangkat alis dan, jika aku tidak salah, dia sedikit tersipu juga.
"Aku sudah terbiasa mendapatkan apa yang aku mau, Anastasia," bisiknya. "Dalam segala hal."
80
"aku tidak meragukannya. Kenapa kau tidak memintaku untuk memanggilmu dengan nama depanmu?"
Aku heran dengan keberanian aku.
Mengapa pembicaraan ini menjadi begitu serius?
Pembicaraan ini tidak seperti kearah mana yang aku pikir. Aku tidak percaya aku merasa begitu
memusuhinya.
Ini seperti ia mencoba untuk memperingatkanku.
"Satu-satunya orang yang memanggil nama lahirku adalah keluargaku dan beberapa teman dekat.
Yang mana aku menyukainya."
Oh. Dia masih belum mengatakan, 'Panggil aku Christian.' Dia adalah orang yang gila kontrol, tidak
ada penjelasan lain, dan sebagian dari diriku berpikir mungkin akan lebih baik jika Kate
mewawancarainya. Dua orang yang kontrol bersama.
Plus tentu saja dia nyaris pirang - tepatnya, pirang strawberry - seperti semua wanita di kantornya.
Dan dia cantik, alam bawah sadarku mengingatkanku.
aku tidak suka memikirkan Christian dan Kate bersama. Aku menghisap tehku, dan Grey makan
sepotong kecil muffinnya.
"Apakah kau anak tunggal?" Tanya dia.
Wah ... dia terus berubah arah.
"Ya."
81
"Ceritakan tentang orang tuamu."
Mengapa dia ingin tahu ini? Ini sangat membosankan.
"Ibuku tinggal di Georgia bersama suami barunya Bob. Ayah tiriku tinggal di Montesano."
"Ayahmu?"
"Ayahku meninggal waktu aku masih bayi."
"Maaf," ia bergumam dan wajah sekilas bermasalah.
"Aku tidak ingat dia."
"Dan ibumu menikah lagi?"
Aku mendengus.
"Bisa dibilang itu."
Dia mengerutkan kening.
"Kau tidak mau memberikan banyak info, khan?"
Katanya datar, menggosok dagunya seolah berpikir keras.
"Begitu juga kamu."
"Kau sudah mewawancarai aku sekali, dan aku bisa mengingat beberapa pertanyaan yang cukup 82
menyelidik itu." Dia menyeringai ke arahku.
Ya ampun. Dia mengingat pertanyaan tentang 'gay'
itu. Sekali lagi, aku sangat malu. Dalam tahun-tahun mendatang, aku tahu, aku akan membutuhkan
terapi intensif untuk tidak merasa malu seperti ini setiap kali aku ingat saat ini. Aku mulai mengoceh
tentang ibuku - apa pun untuk memblokir memori itu.
"Ibuku seorang yang hebat. Dia seorang romantis yang tak tersembuhkan. Dia saat ini bersama suami
keempatnya."
Christian mengangkat alisnya dengan heran.
"aku merindukannya," aku melanjutkan. "Dia punya Bob sekarang. Aku hanya berharap dia bisa
mengawasi dan bangkit kembali ketika skema tololnya tidak berjalan seperti yang direncanakan"
aku tersenyum sayang. aku tidak melihat ibuku begitu lama. Christian menontonku dengan penuh
perhatian, menghisap sesekali kopinya. Aku benar-benar tidak harus melihat mulutnya. Ini
mengganggu.
Bibir itu.
"Apakah kau akrab dengan ayah tirimu?"
"Tentu saja. aku dibesarkan oleh dia. Dia adalah satu-satunya ayah yang kutahu. "
"Dan seperti apa dia?"
83
"Ray? Dia ... pendiam."
"Itu saja?" Grey tanya, terkejut.
Aku mengangkat bahu. Apa yang orang ini harapkan?
Kisah hidupku?
"Pendiam seperti anak tirinya," Grey menambahkan.
aku menahan diri untuk tidak memutar mata padanya.
"Dia suka sepak bola - sepak bola Eropa terutama dan bowling, dan memancing, dan membuat furnitur.
Dia seorang tukang kayu. Mantan tentara." Aku menghela napas.
"kau tinggal dengan dia?"
"Ya. Ibuku bertemu suami nomor tiga ketika aku berumur lima belas tahun. Aku tinggal dengan Ray."
Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi, menjalankan jari telunjuknya di bibir bawahnya ... oh.
"Sebab?"
Aku berkedip cepat. Berkonsentrasilah, Steele.
"Ini rumah Shakespeare, Jane Austen, Bront bersaudara, Thomas Hardy. aku ingin melihat tempat
yang mengilhami orang-orang untuk menulis buku yang begitu indah."
Semua pembicaraan mengenai sastra yang hebat mengingatkanku bahwa aku harus belajar. Aku
melirik jam tanganku."
"Lebih baik aku pergi. aku harus belajar."
"Untuk ujian?"
86
"Ya. Mulai Selasa."
"Di mana mobil Nona Kavanagh itu?"
"Di parkiran hotel."
"Aku akan menemanimu."
"Terima kasih atas tehnya, Mr Grey."
Ia tersenyum aneh, aku punya senyum rahasia kekalahan besar.
"Terima kasih kembali, Anastasia. Dengan senang hati. Ayo, "dia memerintahkan, dan memegang
tangannya kepadaku. aku menurut, bingung, dan mengikutinya keluar dari coffee shop.
Kami berjalan kembali ke hotel, dan aku ingin mengatakan itu dalam keheningan. Dia setidaknya
terlihat tenang seperti biasa, mengumpulkan kesadaran dirinya. Sedangkan aku, aku berusaha keras
untuk mengukur seberapa jauh acara minum kopi pagi ini. Aku merasa seperti aku telah diwawancarai
untuk suatu posisi pekerjaan, tapi aku tidak yakin apa itu.
"Apakah kau selalu memakai jeans?" Tanyanya sekonyong-konyong.
"Hampir selalu."
87
Dia mengangguk. Kami sudah kembali di
persimpangan, di seberang hotel. Pikiranku berputar.
Pertanyaan aneh ... Dan aku sadar bahwa waktu kita bersama adalah terbatas. Ini dia. Ini dia, dan aku
sudah benar-benar mengacaukannya, aku tahu.
Mungkin dia punya seseorang.
"Apakah kau punya pacar?" aku berseru. Sialan - Aku mengatakan dengan keras?
Bibirnya kekhasan dalam setengah tersenyum, dan ia melihat ke bawahku.
"Tidak, Anastasia. aku tidak melakukan yang namanya pacaran," katanya lembut.
Oh ... apa artinya? Dia bukan gay? Oh, mungkin dia omong kosong! Dia pasti berbohong kepadaku dalam wawancara itu. Dan sejenak, aku pikir dia akan
menyusul dengan beberapa penjelasan, beberapa petunjuk untuk pernyataan samar - tapi dia tidak.
Aku harus pergi. Aku harus mencoba untuk mengatur kembali pikiranku. Aku harus pergi dari dia. Aku
berjalan maju, dan aku tersandung, ke arah jalan.
"Sialan, Ana!" Grey menjerit. Dia menyentak tangan yang dia genggam begitu keras sampai aku jatuh
kembali pada dia ketika seorang pengendara sepeda lewat dengan cepat, nyaris menyambarku, menuju
arah yang salah di jalan satu arah.
Itu semua terjadi begitu cepat - satu ketika aku jatuh, 88
berikutnya aku dalam pelukannya, dan dia memelukku erat-erat di dadanya. Aku menarik napas
menyedot aroma yang bersih dan vitalnya. Dia berbau linen segar habis dicuci dan sabun mandi
mahal. Ya, itu memabukkan. Aku menarik napas dalam-dalam.
"Apakah kau baik-baik saja?" Bisiknya. Satu lengannya memelukku, menggenggamku ditubuhnya,
sementara jari-jari tangannya yang lain menelusuri wajahku dengan lembut, lembut menyelidik,
memeriksaku. Ibu jarinya menyapu bibir bawahku, dan aku mendengar napasnya tersentak. Dia
menatap ke mataku, dan aku menahan tatapan cemasnya, tatapan pembakaran sejenak atau mungkin
selamanya ... tapi akhirnya, perhatianku tersedot ke mulut yang indah. Oh. Dan untuk pertama kalinya
dalam dua puluh satu tahun, aku ingin dicium. Aku ingin merasakan bibirnya diatas bibirku.
89
Cium aku sialan! aku mohon, tapi aku tak bisa bergerak. Aku lumpuh dengan keinginan yang aneh dan
asing, benar-benar terpikat olehnya. Aku menatap mulut Christian Grey yang indah seperti pahatan,
terpesona, dan dia menatapku, tatapannya menyipit, matanya gelap.
Dia bernapas lebih keras dari biasanya, dan aku sudah berhenti bernapas sama sekali. Aku dalam
pelukanmu.
Cium aku, aku mohon. Dia menutup matanya, menarik napas dalam, dan kepalanya memberiku goyang
kecil seolah-olah menjawab pertanyaan diamku. Ketika ia membuka matanya lagi, dengan tujuan baru,
tekad baja.
"Anastasia, kau harus menghindariku. Aku bukan pria yang tepat untukmu," bisiknya.
Apa? Darimana asalnya ini? Tentunya aku seharusnya yang memutuskan itu. Aku mengerutkan kening
ke arahnya, dan kepalaku berputar karena penolakan.
"Tarik napas, Anastasia, bernapas. Aku akan membantumu berdiri dan membiarkan kau pergi,
"katanya pelan, dan dia dengan lembut mendorongku.
Adrenalin telah mengalir melalui tubuhku, dari nyaris tertabrak pengendara sepeda atau mabuk karena
berdekatan dengan Christian, membuatku 90
tegang dan lemah. TIDAK! Jiwaku berteriak saat ia menarik diri, membuatku seperti kehilangan
sesuatu.
Dia meletakkan tangan di bahuku, memegangku dalam jangkauannya, melihat reaksiku hati-hati. Dan
satu-satunya yang bisa aku pikirkan adalah bahwa aku ingin dicium, sepertinya cukup jelas, dan ia
tidak melakukannya. Dia tidak menginginkan aku. Dia benar-benar tidak menginginkan aku. Aku
benar-benar telah menghancurkan acara minum kopi pagi ini.
"Aku sudah berdiri," aku bernapas, menemukan suaraku. "Terima kasih," aku bergumamku dibanjiri
dengan penghinaan. Bagaimana mungkin aku salah membaca situasi di antara kita sama sekali? aku
harus menjauh dari dia.
"Untuk apa?" Ia mengerutkan kening. Dia tidak menarik tangannya dariku.
"Untuk menyelamatkanku," bisikku.
"Idiot Itu menggunakan jalur yang salah. Aku senang aku di sini. Aku ngeri membayangkan apa yang
akan terjadi padamu. Apakah kau ingin masuk dan duduk di hotel sebentar?" Dia melepaskanku,
tangan di samping tubuhnya, dan aku berdiri di depannya merasa seperti orang tolol.
Dengan mengoyang kepala, aku menjernihkan pikiranku. Aku hanya ingin pergi. Semua harapan
samarku yang tak terucapkan telah putus. Dia tidak 91
menginginkanku. Berpikir apa aku ini? Aku mengomeli diri sendiri. Apa yang akan Christian Grey
inginkan darimu? Pikiran bawah sadarku mengolok-olok. Aku memeluk diri sendiri dan berbalik
menghadapi jalan dan lega bahwa pria hijau telah muncul. Aku segera berjalan melintasi jalan, sadar
bahwa Grey belakangku. Di luar hotel, aku berbalik sebentar untuk menghadap padanya tapi tidak
bisa menatap mata.
"Terima kasih atas teh dan pemotretannya," bisikku.
"Anastasia ... aku ..." Dia berhenti, dan kesedihan dalam suaranya menuntut perhatianku, jadi aku
terpaksa sedikit menatap ke arahnya. Mata abu-abunya suram saat ia membelai rambutnya.
Dia tampak sedih, frustrasi, ekspresinya tegang, semua kontrol hati-hati miliknya telah menguap.
"Apa, Christian?" Tukasku kesal. Aku hanya ingin pergi. Aku hanya ingin membawa pergi harga
diriku yang rapuh dan terluka menjauh darinya dan entah bagaimana caranya merawat kembali sampai
sehat.
"Semoga berhasil dengan ujianmu," bisiknya.
Hah? Inilah sebabnya mengapa ia terlihat begitu putus asa? Inikah ucapan perpisahaannya? Hanya
memberiku ucapan semoga berhasil dalam ujianku?
"Terima kasih." aku tidak bisa menyembunyikan 92
sarkasme dalam suaraku. "Selamat tinggal, Mr.
Grey." Aku berbalik, samar-samar kagum bahwa aku tidak tersandung, dan tanpa memandang untuk
kedua kalinya, aku menghilang di trotoar menuju garasi bawah tanah.
Setelah berada di garasi beton gelap dan dingin dengan cahaya neon suram, aku bersandar di dinding
dan menyandarkan kepala di tanganku. Apa sebenarnya yang kupikirkan? Air mata tanpa diminta dan
tidak diinginkan menggenang di mataku.
Mengapa aku menangis? Aku merosot ke lantai, marah pada diri sendiri untuk reaksiku yang tak masuk
akal. Menekuk lututku, aku merapatkan pada diriku sendiri. Aku ingin membuat diriku sekecil
mungkin. Mungkin rasa sakit yang tidak masuk akal ini akan semakin mengecil ketika aku menyusutkan
diri.
Menempatkan kepalaku berlutut, aku membiarkan air mata irasional jatuh tak terkendali. Aku
menangis karena kehilangan sesuatu yang tidak pernah aku punyai. Bagaimana konyolnya. Berduka
pada sesuatu yang pernah ada harapan, mimpiku yang hancur dan perkiraan yang buruk.
aku belum pernah berada pada posisi ditolak. Oke ...
aku mungkin orang yang terakhir dipilih oleh tim basket atau voli - tetapi aku mengerti bahwa - berlari
dan melakukan sesuatu yang lain pada saat yang 93
sama seperti memantulkan atau melempar bola bukan keahlianku. Aku punya kekurangan serius dalam
bidang olahraga.
Secara romantis, aku tidak pernah menempatkan diriku di luar sana, sekalipun. Rasa tidak aman
seumur hidup .
- Aku terlalu pucat, terlalu langsing, tidak terkoordinasi, daftar panjang kesalahanku takkan habis.
Jadi aku selalu menjadi orang yang menolak pengagum yang mendekat. Ada yang cowok di kelas
kimiaku yang menyukaiku, tapi tak seorangpun pernah memicu minatku - tak satupun kecuali Christian
terkutuk Grey. Mungkin aku harus lebih ramah terhadap orang-orang seperti Paul Clayton dan Jos
Rodriguez, meskipun aku yakin tidak satu pun dari mereka ditemukan menangis sendirian di tempat
gelap.
Mungkin aku hanya perlu menangis.
Stop! Berhenti Sekarang! - Pikiran bawah sadarku secara kiasan berteriak padaku, lengan dilipat,
bersandar pada satu kaki dan mengetuk-ngetukkan kakinya dengan frustrasi. Masuk ke mobil, pulang,
segera belajar. Lupakan tentang dia ... Sekarang! Dan berhenti berkubang pada tindakan mengasihani
diri sendiri.
Aku menghela napas dalam, memantapkannya dan berdiri. Kuatkan diri Steele. Aku berjalan menuju
94
mobil Kate, menyeka air mata dari wajahku. Aku tidak akan memikirkan dia lagi. aku hanya akan
menulis kejadian ini sebagai pengalaman dan berkonsentrasi pada ujianku.
Kate duduk di meja makan dengan laptopnya ketika aku tiba. Senyumnya ramah memudar ketika ia
melihatku.
"Ana apa yang terjadi?"
Oh tidak ... bukan si penyelidik Katherine Kavanagh.
Aku menggeleng padanya seakan mengatakan mundurlah sekarang Kavanagh - tetapi aku mungkin juga
akan berhadapan dengan, si buta, bisu, tuli.
"Kau habis menangis," dia punya bakat yang luar biasa untuk menyatakan sesuatu yang sudah jelas
kadang-kadang. "Apa yang bajingan itu lakukan padamu?" ia menggeram, dan wajahnya - ya ampun,
dia menakutkan.
"Tidak ada Kate." Itulah masalah sebenarnya. Pikiran itu membawa senyum kecut di wajahku. "Lalu
mengapa engkau menangis? kau tidak pernah menangis," katanya, suaranya melembut. Dia berdiri,
mata hijaunya penuh dengan keprihatinan. Dia mejuluarkan tangannya dan memelukku.
Aku perlu mengatakan sesuatu agar dia tidak mengejar lagi.
95
"aku hampir saja ditabrak seorang pengendara sepeda." Ini yang terbaik yang bisa aku lakukan, tapi
ini mengalihkan perhatian kate sejenak dari ... dia.
"Ya ampun Ana - apakah kau baik-baik saja? Apakah kau terluka? "Dia memegangku di lengan
panjang dan melakukan pemeriksaan cepat secara visual padaku.
"Tidak Christian menyelamatkanku, "bisikku. "Tapi aku cukup terguncang."
"Aku tidak terkejut. Bagaimana kopinya? Aku tahu kau benci kopi."
"aku minum teh. Baik-baik saja, tidak ada yang perlu dilaporkan. aku tidak tahu mengapa dia meminta
aku."
"Dia menyukai kau Ana." Dia turun tangan.
"Tidak lagi. aku tidak akan bertemu dia lagi" Ya, aku berusaha terdengar acuh.
"Oh?"
Sial. Dia tertarik. Aku berjalan ke dapur sehingga dia tidak bisa melihat wajahku.
"Ya ... dia sedikit diatas kelasku Kate," kataku sedatar yang aku bisa.
"Apa maksudmu?"
96
"Oh Kate, itu sudah jelas." Aku berputar dan menghadapnya saat ia berdiri di ambang pintu dapur.
"Bukan untukku," katanya. "Oke, dia punya lebih banyak uang daripadamu, tapi ia punya uang lebih
banyak dari kebanyakan orang di Amerika!"
"Kate dia-" aku mengangkat bahu.
"Ana! Demi Tuhan - berapa kali harusku katakan?
Kau total babe, "potong dia. Oh tidak. Dia mengomel ini lagi.
"Kate, tolonglah. aku perlu belajar" Aku memotongnya. Ia mengerutkan kening.
"Apa kau ingin melihat artikel itu? Sudah selesai.
Jos mengambil beberapa foto bagus."
Apakah aku memerlukan pengingat visual dari Christian aku-tidak-ingin-kau Grey?
"Tentu," aku menyulap senyum di wajahku dan berjalan ke laptop. Dan itu dia, menatapku dalam
warna hitam dan putih, menatapku dan menemukan segala kurangku.
Aku berpura-pura membaca artikel, sepanjang waktu membalas tatapan mantap abu-abunya, mencari
foto untuk memdapat petunjuk mengapa ia bukan pria yang tepat untukku - katanya sendiri padaku. Dan
tiba-tiba, jadi jelas sekali. Dia terlalu tampan. kita 97
adalah kutub terpisah dan dari dua dunia yang sangat berbeda. aku punya visi diriku sebagai Icarus
terbang terlalu dekat ke matahari dan jatuh dan terbakar sebagai hasilnya. Kata-katanya masuk akal.
Dia bukan pria yang tepat untukku.
Inilah yang ia maksudkan, dan itu membuat penolakannya lebih mudah diterima ... nyaris. Aku bisa
menerimanya. Aku paham.
"Sangat bagus Kate," ujarku. "Aku akan belajar." Aku tidak akan memikirkan dia lagi untuk sekarang,
aku bersumpah pada diri sendiri, dan membuka catatan revisiku, aku mulai membaca.
Hanya ketika aku di tempat tidur, mencoba untuk tidur, aku membiarkan pikiranku melayang pada
pagiku yang aneh. Aku terus kembali ke kutipan 'aku tidak melakukan yang namanya pacaran', dan aku
marah karena aku tidak menerkam informasi ini lebih cepat, ketika aku masih dalam pelukannya
secara halus memintanya dengan setiap sel dari tubuhku untuk menciumku. Dia mengatakan di sana
dan saat itu juga. Dia tidak menginginku sebagai pacar. Aku berbaring menyamping. Iseng-iseng, aku
bertanya-tanya apakah mungkin dia hidup selibat? Aku memejamkan mata dan mulai melayang.
Mungkin dia menunggu seseorang. Yah bukan untukmu, alam bawah sadar kantukku melakukan tarikan
akhir padaku sebelum melepaskan diri pada mimpiku.
Dan malam itu, aku bermimpi tentang mata abu-abu, 98
pola berdaun dalam susu, dan aku berlari melalui tempat-tempat gelap dengan jalur pencahayaan yang
menakutkan, dan aku tak tahu apakah aku berlari menuju sesuatu atau menjauhinya ... itu tidak jelas.
***
Aku meletakkan penaku. Selesai. Ujian akhirku sudah berakhir. Aku merasakan senyum puas tersebar
di wajahku. Ini mungkin pertama kalinya sepanjang minggu aku sudah tersenyum. Ini Jumat, dan kita
akan merayakan malam ini, benar-benar merayakannya. Aku bahkan mungkin mabuk! Aku belum
pernah mabuk sebelumnya. aku memandang ke seberang aula olahraga pada Kate, dan dia masih
menulis dengan sibuk, lima menit sebelum akhir. Ini dia, akhir karir akademisku. aku tidak akan
pernah duduk di deretan mahasiswa cemas dan terisolasi lagi. Di dalam kepalaku, aku melakukan
jungkir balik anggun, memahami dengan sangat baik bahwa satu-satunya tempat aku bisa melakukan
jungkir balik anggun hanya ada disana. Kate berhenti menulis dan meletakkan pena ke bawah. Dia
melirik ke arahku, dan aku menangkap senyum puasnya juga.
kita kembali ke apartemen bersama-sama dalam Mercedesnya, menolak untuk membahas tugas akhir
kita. Kate lebih peduli tentang apa yang akan dia pakai ke bar malam ini. Aku sibuk merogoh tas untuk
mencari kunci.
99
Mengapa engkau tidak bilang padaku ada
bahaya? Mengapa engkau tidak
memperingatkanku?
Para wanita tahu apa yang harus mereka jaga,
"Aku akan menemukan caranya." Pembicaraan ini tidak seperti yang aku harapkan.
"Bar apa namanya?"
"Kenapa kau mengirimkanku buku, Christian?"
"Anastasia, di mana kau, katakan sekarang." Nada suaranya begitu, sangat diktator, gila kontrol
seperti biasanya. Aku membayangkan dia sebagai sutradara film jadul memakai celana menunggang
kuda, memegang megafon kuno dan cambuk kuda.
Gambaran ini membuatku tertawa terbahak-bahak.
106
"Kau begitu...mendominasi" aku tertawa kecil.
"Ana, membantulah aku, di manakah kau?"
Christian Grey menyumpahiku. Aku tertawa lagi.
"aku di Portland ... itu jauh dari Seattle."
"Portland sebelah mana?"
"Selamat malam, Christian."
"Ana!"
aku menutup telepon. Ha! Meskipun ia tidak memberitahuku tentang buku itu. Aku mengerutkan kening.
Misi tidak tercapai. aku benar-benar lumayan mabuk - kepalaku berputar tidak nyaman saat aku masuk
antrian. Yah, tujuan dari ini adalah untuk mabuk. aku telah berhasil. Inilah rasanya - mungkin bukan
pengalaman untuk diulang kembali. Barisan ini telah bergerak, dan sekarang giliranku. Aku menatap
kosong pada poster di belakang pintu toilet yang menganjurkan kebaikan seks yang aman. Ya ampun,
apa barusan aku menelpon Christian Grey?
Sial. HPku berdering dan itu membuatku melompat.
Aku menjerit kaget.
"Hai," aku bicara takut-takut ke telepon. aku tidak memperhitungkan hal ini.
"Aku datang untuk menjemputmu," katanya dan menutup telepon. Hanya Christian Grey yang bisa 107
terdengar begitu tenang dan begitu mengancam pada saat yang sama.
Ya tuhan. Aku menarik keatas celana jeansku.
Jantungku berdebar-debar. Datang untuk menjemputku? Oh tidak. Aku mau muntah ... tidak ...
Aku baik-baik saja. Tunggu dulu. Dia hanya bermain-main dengan kepalaku. aku tidak mengatakan di
mana aku berada. Dia tak akan menemukanku di sini.
Selain itu butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke sini dari Seattle, dan kita sudah lama pergi saat
itu.
Aku mencuci tangan dan memeriksa wajahku di cermin.
aku terlihat memerah dan sedikit tidak fokus. Hmm
... tequila.
Aku menunggu di bar sepertinya lama sekali untuk dapat satu pitcher bir dan akhirnya kembali ke
meja.
"Kau sudah pergi begitu lama." Kate menegurku. "Di mana kau?"
"aku antri di kamar kecil."
Jos dan Levi sedang berdebat panas tentang tim bisbol lokal kita. Jos berhenti dalam omelannya
untuk menuangkan bir pada kita semua, dan aku meneguk dengan rakus.
"Kate, aku lebih baik keluar sebentar buat menghirup udara segar."
108
"Ana, kau benar-benar kelas ringan."
"Aku akan kembali dalam lima menit."
Aku berjalan melewati kerumunan orang lagi. Aku mulai merasa mual, kepalaku berputar tidak
nyaman, dan kakiku sedikit goyah. Lebih goyah dari biasanya.
Minum di udara malam dingin di tempat parkir membuatku menyadari betapa mabuknya aku.
Pandanganku mulai terpengaruh, dan aku benar-benar melihat segala sesuatu menjadi dua seperti di
film kartun Tom and Jerry. Aku pikir aku akan muntah. Mengapa aku membiarkan diriku seperti ini?
"Ana," Jos telah bergabung denganku. "kau baik-baik saja?"
"aku pikir aku terlalu banyak minum." Aku tersenyum lemah padanya.
"Aku juga," bisiknya, dan mata gelapnya mengamatiku dengan penuh perhatian. "Apakah kau perlu
bantuan?" Dia bertanya dan melangkah lebih dekat, menempatkan lengannya di tubuhku.
"Jos Aku tak apa-apa. Aku bisa berdiri" aku mencoba dan mendorongnya dengan agak lemah.
"Ana, ayolah," ia berbisik, dan sekarang dia 109
Tanganku bertumpu pada dinding bata dari bedeng bunga, hampir tidak kuat menyangga - muntah
dengan deras itu melelahkan. Grey menarik tangannya dariku dan mengangsurkan padaku saputangan.
Hanya dia yang punya saputangan linen
111
bermonogram yang baru dicuci, CTG. Aku tidak tahu kau masih bisa membeli ini. Samar-samar aku
ingin tahu apa arti singkatan huruf T ketika menyeka mulutku. Aku tidak bisa untuk menatapnya. Aku
dibanjiri dengan rasa malu, jijik dengan diriku sendiri. Aku ingin ditelan oleh azalea di petak bunga
dan di mana saja kecuali disini. Jos masih ada dekat pintu masuk bar, mengamati kita. Aku merintih
dan menutupi wajahku. Ini pasti menjadi momen terburuk dari hidupku. Kepalaku masih berputar saat
aku mencoba untuk mengingat saat yang lebih buruk dibanding saat ini - dan aku hanya bisa mengingat
penolakan Christian - dan ini begitu, begitu banyak nuansa gelap dalam hal penghinaan. Aku
mengambil risiko mengintip dia. Dia menatap ke arahku, wajahnya tenang, tak memberikan tanda
apapun.
Berbalik, aku melirik Jos yang dia juga terlihat cukup malu dan seperti aku, terintimidasi oleh Grey.
Aku memelototi dia. aku memiliki beberapa pilihan kata untuk apa yang disebut teman aku, tidak ada
yang aku bisa ulang di depan Christian Gray CEO.
Ana dengan siapa kau bercanda, dia barusan melihatmu terlempar ke tanah dan masuk kedalam
tanaman lokal. Tak ada yang menyamarkan kekuranganmu dari perilaku wanita terhormat.
"Aku akan emm ... bertemu denganmu di dalam," Jos bergumam, tapi kita berdua mengabaikan dia,
dan dia ngeloyor kembali ke dalam gedung. Aku sendirian dengan Grey. Dobel sialan. Apa yang harus
kukatakan padanya?
112
Minta maaf untuk panggilan teleponku.
"Maaf," aku bergumam, menatap sapu tangan yang aku genggam dengan khawatir dengan jariku. Ini
sangat lembut.
"Apa yang kau sesalkan Anastasia?"
Oh sial, dia ingin menyiksaku dengan pertanyaannya.
"Terutama panggilan telponku, menjadi mabuk. Oh, dan seterusnya, "bisikku, merasakan kulitku
meningkat warnanya. Tolong, bisakah aku mati sekarang?
"Kita semua berada di sini, mungkin tidak sebegitu dramatis seperti kau," katanya datar. "Ini tentang
mengetahui batasmu, Anastasia. Maksudku, aku orang yang suka mendorong sampai batas, tapi
sungguh ini tak ada apa-apanya. Apa kau membuat kebiasaan berperilaku semacam ini? "
Kepalaku berdengung karena kelebihan alkohol dan rasa risih. Apa hubungannya dengan dia? aku
tidak mengundang dia di sini. Dia terdengar seperti pria paruh baya memarahiku seperti anak yang
bersalah.
Sebagian dari diriku ingin mengatakan, jika aku ingin mabuk setiap malam seperti ini, maka itu
keputusanku dan tidak ada hubungannya dengan dia
- tapi aku tidak cukup berani. Tidak sekarang ketika aku barusan muntah di depannya. Kenapa dia
masih berdiri di sana?
113
"Tidak," kataku menyesal. "Aku belum pernah mabuk sebelum dan sekarang aku tidak punya keinginan
untuk mengulangnya lagi."
Aku hanya tidak paham mengapa dia ada di sini. Aku mulai merasa lemas. Ia melihatku goyah dan
meraihku sebelum aku jatuh dan menarikku dalam pelukannya, memelukku dekat dengan dadanya
seperti anak kecil.
"Ayolah, aku akan mengantarmu pulang," bisiknya.
"aku perlu memberitahu Kate." lagi-lagi...aku dalam pelukannya.
"Saudaraku dapat memberitahu dia."
"Apa?"
"Saudaraku Elliot sedang berbicara dengan Miss Kavanagh."
"Oh?" aku tidak mengerti.
"Dia bersamaku saat kau menelepon."
"Di Seattle?" Aku bingung.
"Tidak, aku menginap di the Heathman."
Masih? Mengapa?
114
"Bagaimana kau menemukan aku?"
"Aku melacak ponselmu, Anastasia."
Oh, tentu saja seperti itu. Bagaimana itu mungkin?
Apakah itu legal? penguntit, bisikan bawah sadarku melalui awan tequila yang masih mengambang di
otakku, tapi entah bagaimana, karena itu dia, aku tidak keberatan.
"Apa kau bawa jaket atau tas?"
"Err ... ya, aku kesini membawa keduanya. Tolong, aku perlu memberitahu Kate. Dia akan khawatir"
mulut ditarik menjadi garis keras, dan dia mendesah berat.
"Jika kau memaksa."
Dia menetapkanku, dan, menarik tanganku, membawaku kembali ke bar. Aku merasa lemah, masih
mabuk, takut, lelah dan pada tingkat yang aneh merasa senang luarbiasa. Dia mencengkeram tanganku
- seperti jalur emosi yang membingungkan.
Aku perlu setidaknya seminggu untuk memproses semuanya ini.
Ini berisik, berdesakan, dan musik sudah mulai sehingga ada banyak orang di lantai dansa. Kate tak
ada di meja kita, dan Jos telah menghilang. Levi tampak bingung dan sedih sendiri "Di mana Kate?"
115
Aku berteriak pada Levi mengatasi kebisingan.
Kepalaku mulai terasa dipukul seiring irama bass.
"Menari," Levi berteriak, dan aku bisa bilang bahwa dia marah. Dia melirik Christian dengan curiga.
Aku berusaha memakai jaket hitamku dan menempatkan tas kecilku dipundak sehingga menempel
dipinggulku. Aku siap untuk pergi, begitu aku telah melihat Kate.
"Dia di lantai dansa," aku menyentuh lengan Christian dan berteriak ke atas di telinganya, menggesek
rambutnya dengan hidungku, bau bersih, bau segar. Oh. Semua perasaan asing terlarang yang telah aku
coba untuk menolak muncul dan mengamuk melalui tubuh lemahku. Aku memerah, dan pada suatu
tempat yang dalam, dalam di ototku menegang nikmat.
Dia memutar matanya ke arahku dan meraih tanganku lagi dan membawa aku ke bar. Dia dilayani
dengan segera, tidak ada kata menunggu untuk Mr.'gila-kontrol' Grey. Apakah segala sesuatu datang
begitu mudah padanya? aku tidak bisa mendengar apa yang dia pesan. Dia mengulurkan gelas yang
sangat besar berisi air es.
"Minumlah," Dia meneriakkan perintahnya padaku.
Lampu-lampu yang bergerak memutar dan berubah ketika mengiringi musik memunculkan cahaya 116
berwarna aneh dan membayangi seluruh bar dan orang didalamnya. Dia bergantian warna menjadi
hijau, biru, putih, dan merah setan. Dia memperhatikanku dengan penuh perhatian. Aku meneguk air
dengan hati-hati.
akhirnya mereka berdua. Aku perlu menguliahi dia tentang seks yang aman. Di bagian belakang
pikiranku, aku berharap dia membaca salah satu poster di belakang pintu toilet. Pikiranku saling
bertabrakan dalam otakku, melawan mabuk, rasanya berputar. Ini sangat hangat di sini, begitu bising,
begitu penuh warna terlalu terang. Kepalaku mulai berputar, oh tidak ...
dan aku bisa merasakan lantai sepertinya mendekati wajahku atau apa yang kurasakan semacam itu.
Hal terakhir yang aku dengar sebelum aku pingsan dalam pelukan Christian Grey adalah umpatan
kerasnya.
"Brengsek!"
119
Ini sangat tenang. Tak ada cahaya. Aku nyaman dan hangat, di ranjang ini. Hmm ... aku membuka
mataku, dan untuk sesaat, aku hening dan tenang, menikmati lingkungan asing yang tidak dikenal. Aku
tak tahu dimana aku berada. Sandaran kepala ranjang di belakangku berbentuk matahari besar. Ini
sedikit aneh. Ruangan besar yang lapang dan mewah dihias warna cokelat dan emas dan krem. Aku
pernah melihat itu sebelumnya. Dimana? Otakku bingung berusaha mencari ingatan visual. Ya ampun.
Aku di hotel Heathman ... dalam kamar suite. Aku pernah berdiri di ruangan yang mirip dengan ini
bersama Kate. Ini terlihat lebih besar. Oh sial. Aku di suite Christian Grey. Bagaimana aku sampai di
sini?
Kenangan samar dari malam sebelumnya datang perlahan-lahan kembali menghantuiku. Minumminum, oh tidak, panggilan telepon, muntah-muntah.
Jos dan kemudian Christian. Oh tidak. Aku menjerit ngeri dalam hati. Aku tak ingat datang ke sini.
Aku memakai t-shirt, bra, dan celana dalam. Tanpa kaus kaki. Tanpa jeans. Ya ampun.
Aku melirik meja di samping rajang. Di atasnya adalah segelas jus jeruk dan dua tablet. Advil.
Meskipun dia gila kontrol, dia memikirkan semuanya.
Aku duduk dan mengambil tablet. Sebenarnya, aku tidak merasa terlalu pusing, mungkin jauh lebih
baik daripada yang pantas aku rasakan. Jus jeruk rasanya nikmat sekali.
120
Minuman ini penghapus dahaga dan menyegarkan.
Tak ada yang bisa mengalahkan jus jeruk segar untuk memulihkan mulut yang kering.
Ada ketukan di pintu. Jantungku seperti melompat ke dalam mulutku, dan aku tidak bisa menemukan
suaraku. Dia tetap membuka pintu dan berjalan masuk.
Dia barusan berolah raga. Dia memakai di celana training abu-abu yang longgar dan singlet abu-abu,
yang gelap dengan keringat, seperti rambutnya.
Keringat Christian Grey, pikiran itu memyebabkan sesuatu yang aneh bagiku. Aku mengambil napas
panjang dan memejamkan mata. Aku merasa seperti anak umur dua tahun, jika aku menutup mata maka
aku tidak benar-benar ada di sini.
"Selamat pagi, Anastasia. Bagaimana perasaanmu? "
Oh tidak.
"Lebih baik dari yang pantas kurasakan," gumamku.
Aku mengintip ke arahnya. Dia menempatkan tas belanja besar di kursi dan menggenggam setiap ujung
handuk yang ia tarus di lehernya. Dia menatapku, mata abu-abu gelap, dan seperti biasa, aku tidak
tahu apa yang dia pikirkan. Dia menyembunyikan pikiran dan perasaannya dengan baik.
121
"Bagaimana aku sampai di sini?" Suara aku kecil, menyesal.
Dia mendekat dan duduk di tepi ranjang. Dia cukup dekat bagiku untuk kusentuh, bagiku untuk cium
bau tubuhnya. Ya... keringat dan body wash dan Christian, itu koktail yang memabukkan ... - Jauh
lebih baik daripada margarita, dan sekarang aku dapat berbicara dari pengalaman.
"Setelah pingsan, aku tidak ingin mengambil risiko jok kulit di mobilku bisa membawamu ke
apartemenmu. Jadi aku membawa kau di sini,
"katanya.
"Apakah kau menempatkanku ke ranjang?"
"Ya." Wajahnya tanpa ekspresi.
"Apakah aku muntah lagi?" Suaraku lebih tenang.
"Tidak"
"Apakah kau menanggalkan pakaianku?" Bisikku.
"Ya." Dia mengangakat alis saat aku memerah.
"Kami tidak...," aku berbisik, mulutku pengeringan ngeri dan malu karena aku tidak dapat
menyelesaikan pertanyaan. Aku menatap tanganku.
"Anastasia, kamu koma. Necrophilia bukan 122
kesenanganku. Aku suka wanita hidup dan mau menerima, "katanya datar.
"Aku minta maaf."
Mulutnya mengangkat sedikit pada tersenyum kecut.
"Itu adalah malam yang sangat mengasyikkan. Tidak akan aku lupakan untuk sementara."
Aku pun tidak - oh dia menertawakanku, bajingan itu.
Aku tidak memintanya untuk datang dan
menjemputku.
Entah bagaimana aku telah dibuat merasa seperti penjahat seutuhnya.
"kau tidak perlu melacakku dengan apapun alat James Bond mu yang sedang kau kembangkan untuk
penawar tertinggi," kataku keras. Dia menatapku, terkejut, dan jika aku tidak salah, sedikit terluka.
"Pertama, teknologi untuk melacak ponsel tersedia melalui Internet. Kedua, perusahaanku tidak
berinvestasi atau memproduksi segala jenis perangkat pengintai, dan ketiga, jika aku tidak
menjemputmu, kau mungkin akan terbangun di ranjang si fotografer itu, dan dari apa yang aku ingat,
kau tidaklah terlalu antusias pada pendekatannya, "katanya ketus.
Pendekatannya! Aku melirik Christian, dia menatapku, mata abu-abunya berkobar, tersinggung.
123
Aku mencoba untuk menggigit bibirku, tapi aku gagal untuk menekan tawaku.
"Dari kronikel abad pertengahan mana kau melolos diri?" aku tertawa. "kau terdengar seperti seorang
ksatria istana."
Suasana hatinya tampak berubah. Matanya melembutkan dan menghangatkan ekspresinya, dan aku
melihat jejak senyum di bibir indahnya.
"Anastasia, aku pikir bukan itu. Ksatria kegelapan mungkin." Senyumnya sinis, dan dia menggeleng.
"Apakah kau makan tadi malam?" Nada menuduh.
Aku menggelengkan kepala. Pelanggaran besar apa yang telah aku lakukan sekarang? otot rahangnya
mengencang, tapi wajahnya tetap tanpa ekspresi.
"Kau harus makan. Itulah mengapa kau begitu sakit.
Jujur Anastasia, itu peraturan minum nomor satu. "
Tangannya menjelajahi rambutnya, dan aku tahu itu karena dia putus asa.
"Aku akan mandi. Kecuali kau ingin mandi dulu?"Kepalanya miring ke satu sisi, masih menyeringai.
Detak jantungku jadi meningkat, dan medula oblongata di otakku telah lupa
memerintahkan sinapsis untuk membuatku bernapas.
Senyumnya melebar, dan dia meraih dan mengelus pipiku dengan ibu jarinya dan seluruh bibir
bawahku.
"Bernafas, Anastasia," bisiknya dan bangkit. "Sarapan akan tiba di sini lima belas menit.
"Kau pasti kelaparan" Dia menuju ke kamar mandi dan menutup pintu.
Aku mengembuskan yang sudah lama kutahan.
Kenapa dia begitu menarik? Saat ini aku ingin ikut dan bergabung dengannya di kamar mandi. aku
tidak pernah merasa seperti ini kepada siapapun.
Hormonku mengalir kencang. Kulitku merinding mana ibu jarinya menelusuri wajah dan bibir
bawahku.
126
Aku merasa seperti menggeliat dengan kebutuhan, pegal ... tidak nyaman. Aku tidak mengerti reaksi
ini.
Hmm ... gairah. Ini adalah gairah. Jadi ini rasanya.
Aku berbaring pada bantal lembut berisi bulu. 'Jika kau adalah milikku. Oh - apa yang akan aku
lakukan untuk menjadi miliknya? Dia satu-satunya pria yang pernah membuat darah ditubuhku
berpacu. Namun, dia begitu antagonis juga; dia orang yang sulit, rumit, dan membingungkan. Satu
menit dia menampikku, berikutnya dia mengirimkan aku buku seharga empat belas ribu dolar,
kemudian dia melacakku seperti penguntit.
Dan dari semua itu, aku telah menghabiskan malam di kamar hotelnya, dan aku merasa aman.
Dilindungi.
Ia cukup peduli untuk datang dan menyelamatkanku dari salah memahami bahaya. Dia bukan seorang
ksatria gelap sama sekali, tetapi seorang ksatria putih berbaju besi yang mengkilat dan mempesona pahlawan romantis klasik - Sir Gawain atau Lancelot.
Aku merayap dari ranjangnya panik mencari celana jeansku. Dia muncul dari kamar mandi basah dan
berkilau dari shower, masih belum bercukur, hanya dengan handuk di pinggang, dan di sini aku - kaki
telanjang dan canggung. Dia terkejut melihat aku keluar dari ranjang.
"Jika kau sedang mencari jeansmu, aku telah mengirim mereka ke binatu." Tatapannya seperti 127
celana dalam - sebenarnya untuk menggambarkan pakaian dalam itu secara biasa, itu tidaklah cukup
adil. Pakaian dalam itu adalah desain indah dari lingerie Eropa yang mewah. Semua renda biru pucat
dan terhias. Wow. aku kagum dan sedikit takut dengan pakaian dalam ini. . Terlebih lagi, mereka pas
sekali. Tapi tentu saja. Aku memerah memikirkan pria berjas licin di suatu toko lingerie membeli ini
untukku. Aku ingin tahu apa lagi yang termasuk dalam deskripsi pekerjaannya.
Aku berpakaian dengan cepat. Pakaiannya sangat cocok. aku dengan kasar mengeringkan rambutku dan
mencoba mati-matian untuk mengaturnya. Tapi, seperti biasa, menolak untuk bekerja sama, dan satusatunya pilihanku adalah mengikatnya dengan pita rambut. Aku akan mencarinya di tasku, ketika aku
menemukannya. Aku menghela napas dalam.
Waktunya untuk menghadapi Tuan Membingungkan.
Aku lega untuk menemukan kamar tidur kosong. Aku cepat mencari tasku - tapi tidak ada di sini.
Mengambil napas dalam-dalam, aku memasuki ruang tamu suite. Ruangan itu besar. Ada area tempat
duduk mewah, semua sofa empuk dan bantal yang lembut, sebuah meja kopi yang rumit dengan
tumpukan besar buku mengkilap, area studi dengan komputer Mac mutahir, layar TV plasma yang
sangat besar di dinding, dan Christian duduk di meja makan di sisi lain dari ruang sedang membaca
koran. Ini 130
ukuran seperti lapangan tenis atau semacamnya, bukannya aku bermain tenis, meskipun aku telah
menyaksikan Kate beberapa kali. Kate!
"Sial, Kate," aku menjerit parau. Christian melirik ke arahku.
"Dia tahu kau di sini dan masih hidup. aku mengirim sms ke Elliot, "katanya dengan sedikit jejak
humor.
Oh tidak. aku ingat Kate menari bersemangat tadi malam. Semua jurus patennya itu digunakan dengan
efek maksimum untuk menggoda saudara Christian tidak kurang! Apa yang akan dia pikir tentangku
ada di sini? Aku belum pernah menginap diluar sebelumnya. Dia masih dengan Elliot. Dia hanya
melakukan ini dua kali sebelumnya, dan kedua kali aku harus tahan melihat Piyama merah muda
mengerikan selama seminggu dari peristiwa itu. Dia akan berpikir bahwa aku telah melakukan onenight-stand juga.
Christian menatapku angkuh. Dia mengenakan kemeja linen putih, kerah dan manset terbuka.
"Duduk," dia memerintah, sambil menunjuk ke suatu tempat di meja. Aku berjalan menyeberangi
ruangan dan duduk di seberangnya seperti yang dia perintahkan. Mejanya sarat dengan makanan.
"Aku tak tahu apa yang kau suka, jadi aku memesan beberapa pilihan dari menu sarapan." Dia
memberiku 131
senyum menekuk meminta maaf.
"Kau sangat boros sekali," gumamku, bingung pada pilihan, meskipun aku lapar. "Ya, benar." Dia
terdengar bersalah.
Aku memilih pancake, sirup maple, telur dadar, dan bacon. Christian mencoba untuk menyembunyikan
senyum ketika ia kembali ke omelet putih telurnya.
Makanan ini lezat.
"Teh?" Tanya dia.
"Ya, terima kasih."
Dia mengangsurkan teko kecil berisi air panas dan pada tatakan ada teh celup Twinings English
Breakfast. Astaga, ia ingat bagaimana aku suka tehku.
"Rambutmu sangat basah," tegur dia.
"Aku tidak bisa menemukan pengering rambut,"
gumamku, malu. Bukannya aku tidak mencari.
Mulut Christian menekan menjadi garis keras, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
"Terima kasih telah menyediakan pakaian."
"Ini menyenangkan, Anastasia. Bahwa warnanya cocok untukmu."
132
aku tersipu dan menatap ke bawah pada jari-jariku.
"kau tahu, kau benar-benar harus belajar untuk menerima pujian." Nadanya menghukum.
"Aku harus memberimu sejumlah uang untuk pakaian ini."
Dia melototiku seperti jika aku telah menyinggung perasaannya pada tingkat tertentu. Aku bergegas.
"Kau sudah memberiku buku, yang, tentu saja, aku tidak bisa terima. Tapi pakaian ini, biarkan aku
membayarmu kembali" aku tersenyum ragu-ragu padanya.
"Anastasia, percayalah, aku mampu membelinya."
"Bukan itu intinya. Mengapa kau harus membelikan ini untukku? "
"Karena aku bisa," berkedip matanya dengan kilauan jahat.
"Hanya karena kau bisa tidak berarti bahwa kau harus," jawabku pelan saat ia melengkungkan alis ke
arahku, matanya berkelap-kelip, dan tiba-tiba aku merasa bahwa kita seperti sedang membicarakan
tentang sesuatu yang lain, tapi aku tak tahu apa itu.
"Baru jam sepuluh lewat, kau masih punya banyak waktu. Bagaimana dengan besok" Sikunya diatas
meja, dan dagunya yang bertumpu pada jari-jari yang panjang berkuku rapi.
"Kate dan aku akan mulai mengepak. Kami akan pindah ke Seattle akhir minggu depan, dan aku
sedang bekerja di rumah Clayton sepanjang minggu ini."
"kau sudah punya tempat di Seattle?"
"Ya."
"Dimana?"
135
"aku tak ingat alamatnya. Ada di wilayah Pike Market District."
"Tidak jauh dariku," bibirnya berkedut setengah tersenyum. "Jadi kau mau bekerja apa di Seattle?"
Kemana sebenarnya semua pertanyaannya ini?
Pertanyaan menyelidik Christian Grey hampir sama menjengkelkan seperti Katherine Kavanagh.
"Aku sudah mengajukan beberapa lamaran magang.
Aku menunggu panggilan."
"Apakah kau sudah mengajukan lamaran magang perusahaanku seperti yang aku sarankan?"
Aku memerah ... tentu saja tidak.
"Um ... tidak."
"Dan apa yang salah dengan perusahaanku?"
"Perusahaanmu atau Perusahaanmu?" Aku menyeringai.
Dia tersenyum sedikit.
"Apakah kau menyeringai padaku, Miss Steele?" Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi, dan aku
pikir dia terlihat geli, tapi sulit untuk diceritakan. Aku memerah dan melirik pada sarapanku yang
belum 136
habis. Aku tak bisa menatap matanya ketika ia menggunakan nada suara seperti itu.
"Aku ingin menggigit bibir itu," bisiknya muram.
Oh. Aku sama sekali tak menyadari bahwa aku mengigit-gigit bibir bawahku. Mulutku terbuka lebar
saat aku terkesiap dan menelan pada saat yang sama.
Itu adalah hal paling seksi yang pernah orang katakan padaku. Detak jantungku memukul, dan kupikir
aku terengah-engah. Astaga, aku gemetar, lembab basah, dan dia bahkan belum menyentuhku.
Aku menggeliat di kursiku dan mataku bertemu dengan tatapan gelap yang tajam.
"Mengapa tidak?" aku menantang dengan tenang.
"Karena aku tidak akan menyentuhmu Anastasia Tidak sampai aku memiliki persetujuan tertulis darimu untuk melakukannya" Bibirnya mengisyaratkan
senyuman.
Apa?
"Apa artinya itu?"
"Jelas seperti apa yang aku katakan." Dia mendesah dan menggeleng padaku, geli, tapi jengkel juga.
"aku perlu menunjukkan padamu, Anastasia. Jam berapa kau selesai bekerja malam ini?"
137
"Sekitar jam delapan."
"Yah, kita bisa pergi ke Seattle malam ini atau Sabtu berikutnya untuk makan malam di tempatku, dan
aku akan memperkenalkan kau dengan fakta-fakta itu. kau bebas memilih."
"Mengapa tidak kau katakan padaku sekarang?"
Suaraku merajuk.
"Karena aku menikmati sarapanku dan kebersamaan denganmu. Setelah kau tercerahkan, kau mungkin
tak akan mau melihatku lagi."
Ya ampun. Apa artinya itu? Apakah dia
memperbudak anak kecil pada suatu tempat dari planet ini? Apakah ia bagian dari suatu sindikat
kejahatan bawah tanah? Ini akan menjelaskan mengapa dia begitu kaya. Apakah dia sangat religius?
Apakah dia impoten? Tentu saja tidak, ia bisa membuktikan untukku sekarang. Oh. Aku tersipu merah
memikirkan tentang kemungkinan itu. Ini tidak membawaku kemana-mana. Aku ingin memecahkan
teka-teki tentang Christian Grey, makin cepat makin baik. Jika itu berarti bahwa apapun rahasia
miliknya yang begitu kotor hingga aku tidak ingin mengenalnya lagi, terus terang saja, itu akan menjadi
melegakan. Jangan dusta pada dirimu sendiri
- alam bawah sadarku berteriak padaku-itu akan jadi lumayan buruk membuat kau berlari kebawah
bukit.
"Malam ini."
138
Dia mengangkat alis.
"Seperti Hawa, kau begitu cepat memakan buah dari pohon pengetahuan," dia menyeringai.
"Apakah kau menyeringai padaku, Mr. Grey?" aku meminta dengan manis. Sombong sekali.
Dia menyempit matanya pada aku dan mengambil BlackBerry-nya. Dia menekan satu nomor.
"Taylor. Aku perlu Charlie Tango."
Charlie Tango! Siapa dia?
"Dari Portland katakanlah duapuluh-tigapuluh ...
Tidak, standby di Escala ... Sepanjang malam."
Sepanjang malam!
"Ya. Mulai besok pagi. Aku akan jadi pilotnya dari Portland ke Seattle."
Pilot?
"Standby pilot dari duapuluh-dua-tigapuluh." Dia menutup telepon. Tidak ada kata tolong atau terima
kasih. "Apakah orang selalu melakukan apa yang kau bilang pada mereka?"
"Biasanya, jika mereka ingin mempertahankan 139
pekerjaannya," katanya, datar.
"Dan jika mereka tidak bekerja padamu?"
"Oh, aku bisa sangat persuasif, Anastasia. kau harus menyelesaikan sarapanmu. Dan kemudian Aku
akan mengantarmu pulang. Aku akan menjemputmu di rumah Clayton jam delapan setelah kau selesai.
Kita akan terbang ke Seattle."
Aku berkedip padanya dengan cepat.
"Terbang?"
"Ya. Aku punya helikopter. "
Aku ternganga padanya. Aku punya kencan kedua dengan Christian oh-begitu-misterius Grey. Dari
minum kopi sampai naik helikopter. Wow.
Itu tak pernah terjadi, tak pernah ada. Mungkin aku membayangkan itu semua. Tidak.
Aku menyentuh bibirku, bengkak karena ciumannya.
Ini jelas terjadi. Aku seorang wanita yang telah berubah. Aku ingin orang ini, sangat
menginginkannya, dan dia menginginkanku juga.
Aku melirik dia. Christian sedang dalam kondisi biasa, sopan, sedikit menjauhkan diri.
Sungguh membingungkan.
Dia menyalakan mesin dan membalik keluar dari tempat parkir. Dia beralih pada pemutar MP3.
Interior mobil ini penuh dengan musik paling manis dan magis dari dua nyanyian wanita. Oh wow ...
semua inderaku berantakan, jadi ini
mempengaruhiku secara ganda. Ini mengirim getaran nikmat ke tulang belakangku. Christian keluar
menuju ke SW Park Avenue, dan dia mengemudi dengan mudah, seperti sedikit malas.
148
"Musik apa yang kita dengarkan?"
"Ini the Flower Duet oleh Delibes, dari opera Lakm.
Apakah kau menyukainya? "
"Christian, ini luar biasa."
"Memang luar biasa, khan?" Ia menyeringai, melirikku. Dan untuk sesaat, ia tampak sesuai dengan
umurnya; muda, riang, dan tampan menghentikan jantung. Apakah ini kunci untuk dia?
Musik? Aku duduk dan mendengarkan suara-suara malaikat, menggoda dan merayuku.
"Bisakah aku mendengarkannya lagi?"
"Tentu saja." Christian menekan sebuah tombol, dan musik membelaiku sekali lagi. Ini adalah
serangan lembut, lambat, manis, dan yakin pada indera pendengaranku.
"Kau suka musik klasik?" aku bertanya, berharap untuk wawasan langka ke preferensi pribadinya.
"Seleraku adalah eklektik, Anastasia, mulai dari Thomas Tallis ke Kings of Leon.
Ini tergantung pada suasana hatiku. kamu?"
"Aku juga. Meskipun aku tak tahu siapa Thomas Tallis itu. "
149
Dia berbalik dan menatap ke arahku sebentar sebelum matanya kembali ke jalan.
"Aku akan memainkan untukmu kapan-kapan. Dia seorang komposer Inggris abad keenam belas.
Tudor, musik paduan suara gereja" Christian menyeringai padaku. "Kedengarannya sangat esoteris,
aku tahu, tapi juga menyihir, Anastasia."
Dia menekan sebuah tombol, dan the Kings of Leon mulai bernyanyi. Hmm ... ini aku tahu. Sex on
Fire.
Bagaimana pantasnya. Musiknya terganggu oleh suara dering ponsel mengganggu speaker MP3.
Christian menekan tombol pada roda kemudi.
"Grey," bentak dia. Dia begitu kasar.
"Mr. Grey, Welch di sini. Aku punya informasi yang kau butuhkan" Sebuah suara, serak tanpa tubuh
keluar lebih speaker.
"Bagus. Kirim email padaku. Ada yang ditambahkan?"
"Tidak, Sir."
Dia menekan tombol, maka panggilan berhenti dan musik kembali mengalun. Tak ada selamat tinggal
atau terima kasih. Aku sangat senang bahwa aku tak pernah serius membayangkan bekerja untuknya.
Aku bergidik pada ide itu. Dia terlalu mengontrol dan 150
dingin pada karyawannya. Musik dipotong lagi oleh telepon.
"Grey."
"NDA telah dikirim ke email anda, Mr. Grey." Suara seorang wanita.
"Bagus. Itu saja, Andrea. "
"Selamat siang, Pak."
Christian menutup telepon dengan menekan tombol pada roda kemudi. Musik berbunyi sangat singkat
ketika telepon berdering lagi. Inikah hidupnya, panggilan telepon secara konstan dan mengganggu?
"Grey," bentak dia.
"Hai, Christian, apakah kau bercinta semalam?"
"Halo, Elliot - aku di speaker phone, dan aku tidak sendirian di dalam mobil," desah Christian.
"Dengan siapa kau?"
dengan berkaki panjangnya dengan mudah pada sisiku untuk membuka pintu, tetap bersikap gentleman
- kecuali mungkin dalam kondisi langka, momen berharga didalam lift. Aku memerah mengingat saat
mulutnya ada di mulutku, dan pikiran bahwa aku tak bisa menyentuhnya memasuki pikiranku. Aku
ingin mengeluskan jariku melalui rambutnya yang dekaden dan tak rapi, tapi aku tak bisa
menggerakkan tanganku. Aku secara retrospektif frustrasi.
"Aku suka apa yang terjadi di lift," gumamku saat aku keluar dari mobil. Aku tak yakin jika aku
mendengar dia terkesiap, tapi aku memilih untuk
mengabaikannya dan menaiki tangga menuju pintu depan.
Kate dan Elliot sedang duduk di meja makan. Buku empat belas ribu dolar telah lenyap. Terima kasih
tuhan. Aku punya rencana untuk itu. Dia tersenyum 153
konyol sangat bukan Kate di wajahnya, dan dia terlihat kusut dengan cara yang seksi. Christian
mengikutiku ke ruang tamu, dan meskipun dengan senyum yang menyatakan aku-telah-bersenangsenang-sepanjang-malam, Kate mengawasi dia dengan curiga.
"Hai Ana." Dia melompat memelukku, kemudian memegangku sejarak selengan supaya dia bisa
memeriksaku. Ia mengerutkan kening dan berbalik ke arah Christian.
"Selamat pagi, Christian," katanya, dan nada suaranya sedikit bermusuhan.
"Miss Kavanagh," katanya dengan cara kaku formalnya.
"Christian, namanya Kate," omelan Elliot.
"Kate." Christian Memberikan mengangguk sopan dan melototi Elliot yang menyeringai dan bangkit
memelukku juga.
"Hai, Ana," ia tersenyum, mata biru berkelap-kelip, dan aku segera menyukai dia. Dia jelas tidak
seperti Christian, tetapi mereka juga saudara adopsi.
"Hai, Elliot," aku tersenyum padanya, dan aku sadar bahwa aku menggigit bibirku.
"Elliot, sebaiknya kita pergi." Christian berkata pelan.
154
"Tentu." Dia berbalik kearah Kate dan menariknya ke dalam pelukannya lalu memberinya ciuman
panjang.
Ya ampun ...cari kamar sana. Aku menatap kakiku, malu. Aku melirik Christian, dan dia menatapku
dengan penuh perhatian. Aku menyipitkan mata padanya. Mengapa kau tak bisa menciumku seperti
itu? Elliot terus mencium Kate, menyapu kedua kaki dan memeluk Kate dalam suatu pelukan dramatis
sehingga rambutnya menyentuh tanah saat ia mencium dengan kerasnya.
Di bawah instruksi Kate tak kenal lelah dan terus terang mengganggu, kaki dan ketiakku dicukur
dengan sempurna, alis dicabut, dan aku digosok seluruh tubuh. Ini menjadi pengalaman yang paling
menyenangkan. Tapi dia meyakinkan aku bahwa ini adalah apa yang pria inginkan saat ini. Apa lagi
yang akan ia harapkan? Aku harus meyakinkan Kate bahwa ini adalah apa yang aku ingin lakukan.
Untuk beberapa alasan yang aneh, dia tak percaya pada dia, mungkin karena dia begitu kaku dan
formal. Dia bilang dia tak bisa menjelaskannya, tapi aku telah berjanji untuk sms Kate ketika aku tiba
di Seattle.
Aku belum bercerita tentang helikopter, dia benar-benar panik.
Aku juga memiliki masalah dengan Jos. Dia meninggalkan tiga pesan dan tujuh panggilan tak
terjawab di ponselku.
Dia juga menelpon rumah dua kali. Kate dengan sangat tak jelas memberitahu di mana aku berada.
Jos akan tahu Kate menutupi keberadaanku. Kate tidak melakukan sesuatu yang tak jelas. Tapi aku
telah memutuskan untuk membiarkan dia gelisah.
Aku masih terlalu marah padanya.
Christian menyebutkan semacam dokumen tertulis, dan aku tak tahu apakah dia sedang bercanda atau
apakah aku harus menandatangani sesuatu. Ini membuat sangat frustasi mencoba menebaknya. Dan di
atas semua kecemasanku, aku hampir tak bisa 159
menahan kegembiraanku atau kecemasanku. Malam ini adalah saatnya!
Setelah sekian lama, apakah aku siap untuk ini? Dewi dalam diriku melotot ke arahku, mengetuk kaki
kecilnya dengan tak sabar. Dia sudah siap untuk ini selama bertahun-tahun, dan dia siap untuk apa pun
dengan Christian Grey, tapi aku masih tak mengerti apa yang Christian lihat dalam diriku ... Ana
Steele si pemalu - itu tak masuk akal.
Dia tepat waktu, tentu saja, dan menungguku ketika aku meninggalkan rumah Clayton. Dia keluar dari
belakang Audi untuk membuka pintu dan tersenyum hangat padaku.
"Selamat malam, Miss Steele," katanya.
"Mr. Grey" Aku mengangguk sopan padanya saat aku naik ke kursi belakang mobil. Taylor duduk di
kursi pengemudi.
"Halo, Taylor," kataku.
"Selamat malam, Miss Steele," suaranya sopan dan profesional. Christian naik di sisi lain dan
menggenggam tanganku, memberikan meremas lembut yang aku merasa menembus keseluruh tubuhku.
"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya dia.
160
"Sangat panjang," jawabku, dan suaraku serak, terlalu rendah, dan penuh keinginan.
"Ya, ini juga hari yang panjang untukku." Nada suaranya serius.
"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku.
"Aku pergi hiking dengan Elliot." Ibu jarinya mengusap ruas-ruas jariku, bolak-balik, dan hatiku
melompat berdetak saat nafasku meningkat.
Bagaimana dia melakukan ini padaku? Dia hanya menyentuh daerah yang sangat kecil dari tubuhku,
dan hormonku terbang membumbung.
Perjalanan ke heliport pendek dan, sebelum aku tahu itu, kita sampai. Aku ingin tahu di mana
helikopter berada. Kami di daerah kota yang padat dan bahkan aku tahu helikopter membutuhkan
ruang untuk lepas landas dan mendarat. Taylor parkir, keluar, dan membuka pintu mobilku. Christian
ada sampingku dalam sekejap dan meraih tanganku lagi.
"Siap?" Tanya dia. Aku mengangguk dan ingin mengatakan siap untuk apa pun, tapi aku tak bisa
mengartikulasikan kata-kata karena aku terlalu gugup, terlalu bersemangat.
"Taylor." Dia mengangguk singkat pada sopirnya, dan kami menuju ke dalam gedung, langsung ke satu
deret lift. Lift! Memori ciuman kami pagi ini datang kembali menghantuiku.
161
Aku tak memikirkan hal lain sepanjang hari.
Melamun di meja kasir di rumah Clayton. Dua kali Pak Clayton harus berteriak memanggil namaku
untuk membawaku kembali ke Bumi. Untuk mengatakan aku agak terganggu akan menjadi cukup
remeh. Christian melirik ke arahku, sedikit senyum di bibirnya. Ha! Dia berpikir tentang hal itu juga.
"Ini hanya tiga lantai," katanya datar, mata abu-abunya menari geli. Dia seorang ahli telepati pasti.
Ini menakutkan.
Aku mencoba untuk tetap menunjukkan wajah tenang saat kita memasuki lift. Pintu tertutup, dan itu
disana, tarik listrik yang aneh berderak diantara kita, memperbudakku. Aku menutup mata dalam usaha
sia-sia untuk mengabaikannya. Dia mengencangkan cengkeramannya pada tanganku, dan lima detik
kemudian pintu terbuka di atap gedung. Dan itu dia, sebuah helikopter putih dengan nama Grey
Enterprises Holdings Inc. ditulis dengan warna biru dengan logo perusahaan di samping. Tentunya ini
adalah penyalahgunaan properti Perusahaan.
Dia mebawaku ke sebuah kantor kecil di mana seorang pria tua duduk di belakang meja.
"Ini rencana penerbangan anda, Mr Grey. Semua pemeriksaan eksternal telah dilakukan. Sudah siap
dan menunggu Pak. kau bebas untuk pergi."
162
"Terima kasih, Joe." Christian tersenyum hangat padanya.
Oh. Ternyata ada yang layak mendapatkan perlakuan sopan dari Christian, mungkin dia bukan seorang
karyawan. Aku menatap pria tua itu kagum.
"Ayo berangkat," kata Christian, dan kami berjalan menuju helikopter. Saat kita dekat, itu jauh lebih
besar daripada yang aku pikir. Aku mengira itu adalah versi roadster untuk dua orang, tetapi
setidaknya ada tujuh kursi. Christian membuka pintu dan mengarahkanku ke salah satu kursi di bagian
paling depan.
"Duduklah - jangan menyentuh apa pun," perintahnya saat ia naik di belakangku.
Ia menutup pintu dengan keras. Aku senang bahwa kawasan ini berpenerangan penuh, kalau tidak aku
akan kesulitan untuk melihat ke dalam kokpit kecil ini. Aku duduk di kursi yang ditunjuk, dan ia
membungkuk disampingku untuk memasang sabuk pengaman ke tubuhku. Ini adalah sabuk pengaman
empat titik dengan semua tali yang menghubungkan satu gesper pusat. Dia mengencangkan kedua tali
atas, jadi aku hampir tak bisa bergerak.
Dia begitu dekat dan fokus pada apa yang ia lakukan.
Jika aku sedikit bersandar ke depan, hidungku akan menempel di rambutnya. Aromanya bersih, segar
dan surgawi, tapi aku diikat dengan aman ke tempat 163
dudukku dan terikat dengan efektif. Dia mendongak dan tersenyum, seperti dia menikmati lelucon
pribadinya, mata abu-abunya memanas. Dia begitu dekat menggoda. Aku menahan napas saat dia
menarik salah satu tali bagian atas.
"Kau aman, tak bisa lolos," dia berbisik, matanya membakar. "Tarik napas, Anastasia," tambahnya
lirih. Tangannya terangkat, dia membelai pipiku, menelusuri wajahku dengan jarinya yang panjang
sampai ke daguku yang ia genggam dengan ibu jari dan telunjuk. Dia membungkuk ke depan dan
memberikan ciuman singkat di bibirku,
meninggalkanku tergulung, isi tubuhku mengepal oleh sentuhan mendebarkan tak terduga dari bibirnya.
"aku suka memanfaatkan ini," bisiknya.
Apa?
Dia duduk di sampingku dan menyesuiakan diri ke tempat duduknya, kemudian memulai prosedur
berlarut-larut untuk memeriksa alat pengukur dan memencet saklar dan tombol dari baris yang
membingungkan dari lampu dan saklar di depanku.
Sedikit kedipan lampu dan cahaya dari berbagai pengaturan, dan seluruh lampu panel instrumen
menyala.
164
"Pasang headphonenya," katanya, sambil menunjuk satu set headphone di depanku. Aku memasangnya,
dan baling-baling mulai berputar. Suaranya memekakkan telinga. Dia memakai headphonenya dan
terus membalik berbagai saklar.
"Aku akan melalakukan semua pengecekan pra terbang." Suara tanpa tubuh Christian ada di telingaku
melalui headphone. Aku berbalik dan tersenyum padanya.
"Apakah kau tahu apa yang kau lakukan?" aku bertanya. Dia berbalik dan tersenyum padaku.
"Aku sudah menjadi pilot yang memenuhi syarat selama empat tahun, Anastasia, kau aman
bersamaku." Dia memberikanku sebuah seringai serigala. "Yah, ketika kita terbang," tambahnya dan
mengedipkan mata padaku.
Main mata ... Christian!
"Apakah kau siap?"
Aku mengangguk dengan mata terbuka lebar.
"Oke, menara. PDX ini Charlie Tango Golf - Golf Echo Hotel, terbuka untuk lepas landas.
Harap konfirmasi, over."
"Charlie Tango - kau bebas. PDX memanggil, 165
lanjutkan ke satu empat ribu, menuju nol satu nol, over."
"Roger menara, Charlie Tango set, over dan keluar.
Mari kita berangkat, "tambahnya kepadaku, dan helikopter naik perlahan-lahan dan lancar ke udara.
Portland menghilang di depan kami saat kami menuju ke wilayah udara AS, meskipun keberanianku
tetap tertinggal di Oregon. Whoa! Semua lampu terang menyusut sampai mereka berkelap-kelip
dengan manis di bawah kami. Ini seperti melihat keluar dari dalam mangkuk ikan. Setelah kita lebih
tinggi, memang tak ada apa-apa lagi yang bisa dilihat. Ini gelap gulita, bahkan bulan tak menumpahkan
cahaya apa pun dalam perjalanan kita. Bagaimana dia bisa melihat di mana kita akan menuju?
"Menakutkan bukan?" Adalah suara orang Christian di telingaku.
"Bagaimana kau tahu kau menuju ke arah yang benar?"
"Ini." Dia menunjuk jari telunjuk yang panjang di salah satu alat pengukur, dan itu menunjukkan
kompas elektronik. "Ini adalah Eurocopter EC135.
Salah satu yang paling aman di kelasnya. Ini dilengkapi alat untuk penerbangan malam "Dia melirik
"Terbang," jawabku.
"Ini membutuhkan kontrol dan konsentrasi ...
bagaimana aku bisa tak menyukainya? Meskipun, favoritku adalah melayang."
"Melayang?"
"Ya. Gliding untuk orang awam. Glider dan helikopter
- aku menerbangkan keduanya"
"Oh." Hobi mahal. Aku ingat dia mengatakan itu selama wawancara. Aku suka membaca dan kadangkadang pergi ke bioskop. Aku keluar dari kedalamanku di sini.
"Charlie Tango silahkan masuk, over." Suara kontrol lalu lintas udara menginterupsi lamunanku.
Christian menjawab, terdengar berkuasa dan percaya diri.
Seattle semakin dekat. Kita berada di pinggirannya sekarang. Wow! Ini terlihat benar-benar
menakjubkan. Seattle pada malam hari, dari langit ...
"Terlihat bagus, khan?" Gumam Christian.
Aku mengangguk antusias. Tampaknya dunia yang lain - tak nyata - dan aku merasa seperti berada di
170
dalam film raksasa, film favorit Jos itu mungkin,
"Bladerunner." Memori tentang Jos berusaha mencium menghantuiku. Aku mulai merasa sedikit
kejam padanya tidak menelepon balik. Dia bisa menunggu sampai besok ... pasti.
"Kita akan sampai di sana dalam beberapa menit,"
gumam Christian, dan tiba-tiba darahku seperti berdebur di telingaku saat detak jantungku meningkat
dan adrenalin merajalela melalui sistemku. Dia mulai berbicara dengan pengatur lalu lintas udara
lagi, tapi aku tak lagi mendengarkan. Ya
... aku pikir aku akan pingsan. Nasibku ada di tangannya.
Kita sekarang terbang di antara gedung, dan di depanku dapat melihat gedung pencakar langit tinggi
dengan helipad di atasnya. Kata Escala dicat putih di atas gedung. Sudah semakin dekat, lebih besar
dan lebih besar ... seperti juga kecemasanku. Tuhan, aku harap aku tak mengecewakannya.
Dia akan menemukan kurangku dalam beberapa hal.
Aku berharap aku mendengarkan Kate dan meminjam salah satu gaunnya, tapi aku suka celana jins
hitam, dan aku mengenakan kemeja mint lembut hijau dan jaket hitam Kate. aku cukup terlihat pintar.
luas dan tepat di seberang di mana ruang mewah terbuka. Ini adalah ruang tamu utama, tinggi sekali.
Luas sebuah 173
kata yang tak pantas untuk itu. Dindingnya adalah kaca dan mengarah ke balkon yang menghadap ke
Seattle.
Di kanan ada sofa mengesankan berbentuk 'U' yang bisa untuk duduk sepuluh orang dewasa dengan
nyaman. Sofa itu menghadap perapian modern yang terbuat dari baja model paling mutakhir - atau
mungkin platinum.
Api menyala dan menyala lembut. Pada bagian kiri di samping kami, dengan pintu masuk, adalah area
dapur.
Semua putih dengan bagian atas dari kayu gelap dan bar untuk sarapan yang besar dengan kursi enam
buah.
Dekat area dapur, di depan dinding kaca, adalah meja makan yang dikelilingi oleh enam belas kursi.
Dan terselip di sudut adalah grand piano hitam mengkilap.
Oh ya ... dia mungkin memainkan piano juga. Ada seni dari segala bentuk dan ukuran pada semua
dinding. Bahkan, apartemen ini lebih mirip galeri dari tempat tinggal.
"Dapatkah aku menyimpan jaketmu?" Tanya Christian. Aku menggelengkan kepala. Aku masih
kedinginan dari angin pada helipad.
"Apakah kau ingin minum?" Tanya dia. Aku berkedip padanya. Setelah kejadian semalam! Apakah ia
174
mencoba untuk melucu? Untuk yang kedua, aku berpikir tentang meminta margarita - tapi aku tak punya
keberanian.
"Aku akan minta segelas anggur putih, yang ingin kamu bergabung denganku?"
"Ya, silakan," bisikku.
Aku berdiri di ruangan yang sangat besar merasa tak pantas berada di tempat ini. Aku berjalan ke
dinding kaca, dan aku menyadari bahwa bagian bawah dinding terbuka balkon bergaya concertina.
Seattle menyala dan hidup di latar belakangnya. Aku berjalan kembali ke area dapur - dibutuhkan
beberapa detik, itu sangat jauh dari dinding kaca dan Christian sedang membuka sebotol anggur. Dia menanggalkan jasnya.
"Pouilly-Fume kau mau?"
"Aku tak tahu apapun tentang anggur, Christian. Aku yakin akan baik-baik saja" Suaraku lembut dan
ragu-ragu. Jantungku berdebar-debar. aku ingin lari. Ini benar-benar kaya. Serius seperti gaya
kekayaan Bill Gates. Apa yang aku lakukan di sini? kau tahu betul apa yang kau lakukan di sini -
Pikiran bawah sadarku menyeringai padaku. Ya, aku ingin berada di tempat tidur Christian Grey.
"Ini." Dia mengulurkan segelas wine. Bahkan gelasnya pun kaya ... berat, kristal kontemporer. Aku
175
meneguknya, dan anggur ringan dan lezat.
"Kau sangat tenang, dan kau bahkan tidak memerah.
Bahkan - aku pikir ini keadaan paling pucat darimu yang pernah aku lihat, Anastasia, "bisiknya. "Apa
kamu lapar?"
Aku menggelengkan kepala. Bukan untuk makanan.
"Ini tempat yang sangat besar di sini."
"Besar?"
"Besar."
"Ini besar," ujarnya setuju, dan matanya bersinar dengan senang. Aku menegguk anggur lagi.
"Apakah kau bermain?" Aku menunjuk dagu aku di piano.
"Ya."
"Yah?"
"Ya."
"Tentu saja begitu. Apakah ada sesuatu yang engkau tak dapat melakukannya dengan baik? "
"Ya ... beberapa hal." Dia menegguk anggurnya. Dia tak melepaskan pandangan mata dariku. Aku
merasa 176
mereka mengikutiku saat aku berbalik dan melihat ke sekeliling ruangan luas ini. Ruang adalah kata
yang salah.
Ini bukan sebuah ruangan - itu misi pernyataan.
"Apa kau ingin duduk?"
Aku mengangguk, dan ia mengambil tanganku dan membawaku ke sofa putih besar. Ketika aku duduk,
aku terkejut oleh kenyataan bahwa aku merasa seperti Durbeyfield Tess melihat rumah baru yang
dimiliki oleh Alec D' Urberville yang terkenal itu.
Pikiran membuatku tersenyum.
"Apa yang lucu?" Dia duduk di sebelahku, berbalik menghadapku. Dia menyandarkan kepala di tangan
kanannya, siku disangga pada bagian belakang sofa.
"Mengapa kau memberiku secara khusus buku Tess of the Urbervilles D'?" Tanyaku. Christian
menatapku sejenak. Aku pikir dia terkejut dengan pertanyaanku.
"Yah, kau bilang kau menyukai Thomas Hardy."
"Apakah itu satu-satunya alasan?" Bahkan aku bisa mendengar kekecewaan dalam suaraku. Mulutnya
menekan ke dalam garis keras.
"Itu sepertinya tepat buatmu. Aku bisa memelukmu luar biasa tinggi seperti Angel Clare atau Debase
atau benar-benar merendahkan kau seperti Alec 177
D'Urberville, "bisiknya, dan mata abu-abunya berkedip gelap dan berbahaya.
"Jika hanya ada dua pilihan, aku akan mengambil kehinaan itu." Bisikku, menatap dia. Pikiran bawah
sadarku menatapku kagum. Dia terengah-engah.
"Anastasia, aku minta berhenti menggigit bibirmu. Ini sangat mengganggu. kau tak tahu apa yang kau
katakan."
"Itu sebabnya aku di sini."
Dia mengernyit.
"Ya. Tunggu sebentar disini" Dia menghilang melalui pintu lebar di ujung ruangan. Dia pergi selama
beberapa menit dan kembali dengan sebuah dokumen.
"Ini adalah perjanjian non-disclosure atau rahasia yang tak boleh dibocorkan." Dia mengangkat bahu
dan sikapnya terlihat sedikit malu. "Pengacaraku bersikeras untuk itu." Dia menyerahkannya padaku.
Aku benar-benar bingung. "Jika kau melihat opsi dua, pendegradasian, kau harus menandatangani ini."
"Dan jika aku tak ingin menandatangani apa pun?"
"Maka itu adalah Angel Clare yang tinggi, yah, untuk sebagian besar buku itu pula."
"Apa maksud kesepakatan ini?"
178
"Ini berarti kau tak bisa mengungkapkan apa-apa tentang kita. Apa saja, kepada siapa pun."
Aku menatapnya tak percaya. Sialan. Ini buruk, sangat sangat buruk, dan sekarang aku sangat ingin
tahu.
Aku biarkan dia membawa aku kembali keluar ke koridor. Di sebelah kanan pintu ganda, di mana kita
masuk, pintu lain mengarah ke tangga. Kami naik ke 180
lantai dua dan berbelok ke kanan. Mencabut kunci dari sakunya, ia membuka lagi pintu lain dan
mengambil napas dalam-dalam.
"kau pergi meninggalkan tempat ini kapan saja.
Helikopter stand-by untuk membawamu setiap saat kau ingin pergi, kau dapat menginap dan pulang di
pagi hari. Apa pun yang kau memutuskan tak masalah."
"Buka saja pintu sialan ini, Christian."
Dia membuka pintu dan mundur untuk
membiarkanku masuk, aku menatap dia sekali lagi.
Aku jadi ingin tahu apa yang ada di sini. Mengambil napas dalam aku berjalan masuk.
Dan rasanya aku melakukan perjalanan waktu kembali ke abad keenam belas dan pada jaman
penaklukan oleh Spanyol.
Gila!
181
***
Pertama tama yang aku perhatikan adalah bau; kulit, kayu, cat dengan aroma samar jeruk. Sangat
menyenangkan, dan pencahayaan yang lembut, halus.
Padahal, aku tidak bisa melihat sumbernya, tapi itu sekitar hiasan dinding di ruangan ini,
memancarkan cahaya di kamar. Dinding dan langit-langit berwarna merah anggur gelap, Efeknya
dalam ruangan terlihat luas, lantai kayunya sudah tua, dan dipernis . Ada salib kayu besar seperti X
diikat ke dinding yang menghadap pintu. Yang terbuat dari kayu mahoni mengkilap, dan ada penahan
borgol di setiap sudut. Di atasnya ada kotak besi yang besar digantung di langit-langit, setidak
delapan meter persegi, dan disitu digantung segala macam tali, rantai, dan belenggu mengkilat.
Disamping pintu, dua tiang dipoles, berukir, seperti batang kayu vertikal dari pegangan tangga, tapi
lebih panjang, menggantung seperti tongkat gorden di dinding. Dari situ berayun berbagai macam alat
yang mencengangkan dari alat pemukul seperti dayung, cemeti, cambuk pendek untuk berkuda, dan alat
berbulu yang terlihat lucu.
Di samping pintu berdiri sebuah peti berlaci dari kayu mahoni besar, setiap laci tipis seolah
dirancang untuk memuat spesimen di museum kuno. Aku sejenak ingin tahu sebenarnya laci itu untuk
menyimpan apa.
Apakah aku ingin tahu? Jauh di sudut ada bangku empuk terbuat dari kulit berwarna coklat kemerahan,
"Bagaimana aku melakukannya?" Mulutku kering, dan aku berharap aku punya anggur. Oke, aku
mengerti sedikit maksudnya menyenangkan, tapi aku bingung dengan dibuatnya kamar penyiksaan
Elizabeth yang lembut. Apakah aku ingin tahu jawabannya?
"Aku punya aturan, dan aku ingin kau mematuhinya.
186
Itu untuk keuntunganmu dan untuk kesenanganku.
Jika kau ikuti aturan untuk kepuasanku, aku akan menghargaimu. Jika kalau tidak, aku akan
menghukummu, dan kau akan belajar," bisiknya. Aku melirik rak tongkat saat ia mengatakan ini.
"Dan apa hubungannya dengan semua ini?" Aku melambaikan tanganku ke sekeliling ruangan.
"Semua merupakan bagian dari paket insentif. Baik penghargaan dan hukuman."
"Jadi kau akan menunjukkkan kejengkelanmu dengan mengerahkan keinginanmu atas diriku."
"Ini tentang memperoleh kepercayaan dan rasa hormatmu, sehingga kau akan membiarkan aku
memperoleh keinginanku atas dirimu.
Aku akan memperoleh banyak sekali kesenangan, kegembiraan, bahkan dalam penyerahanmu. Semakin
sering kau patuh, semakin besar kebahagianku - itu adalah persamaan yang sangat sederhana."
"Oke, apa yang aku peroleh dari semua ini?"
Dia mengangkat bahu dan terlihat hampir meminta maaf.
"Aku," katanya singkat.
Oh. Christian menggaruk tangan ke rambutnya saat 187
ia menatap ke arahku.
"Kau tidak memberikan apa pun, Anastasia,"
bisiknya, putus asa. "Mari kita kembali ke lantai bawah di mana aku bisa berkonsentrasi lebih baik.
Ini sangat mengganggu membawamu di sini."
Dia menggenggam tanganku, Dan sekarang aku ragu-ragu untuk menerimanya.
Kate mengatakan ia berbahaya, dia benar. Bagaimana dia tahu? Dia berbahaya untuk kesehatanku,
karena aku tahu aku akan mengatakan ya. Dan sebagian dari diriku tak menginginkan itu. Sebagian
diriku lagi ingin lari berteriak dari kamar ini dan semua yang digambarkannya. Aku ingin keluar dari
semua ini.
"Aku tak akan menyakitimu, Anastasia." Mata kelabunya memohon, dan aku tahu ia bicara benar.
Aku mengambil tangannya, dan dia membawaku keluar dari pintu.
"Jika kau menyetujui, ayo aku tunjukkan." Alih-alih turun ke lantai bawah, dia ternyata belok kanan
setelah keluar dari ruang bermain, sambil ia mengatakannya, dan turun koridor. Kami melewati
beberapa pintu sampai tiba di ujung. Terdapat kamar tidur dengan ranjang yang besar, serba putih ...
semuanya, perabot, dinding, ranjang. Tampak bersih dan dingin namun dengan pemandangan yang
paling indah dari Seattle melalui dinding kaca.
188
"Ini akan menjadi kamarmu. Kau bisa menghiasnya seperti yang kau inginkan, memiliki apa pun yang
kau suka di sini."
"Kamarku? Kau mengharapkan aku untuk pindah? "
Aku tak bisa menyembunyikan kengerian dalam suaraku.
"Tidak setiap hari. Hanya hari Jumat malam sampai Minggu. Kita harus berunding dan bicara tentang
semua ini. Jika kau ingin melakukan ini," tambahnya, suaranya tenang dan ragu-ragu.
"Aku akan tidur di sini?"
"Ya."
"Tidak denganmu."
"Tidak Aku bilang, aku tidak tidur dengan siapa pun, kecuali kamu, saat kamu terbius dengan
minuman."
Sorot matanya menegur.
Aku menekan mulut dengan garis keras. Inilah yang aku tak bisa pahami. Jenis kepedulian Christian,
yang menyelamatkan aku dari mabuk dan
memelukku dengan lembut sementara aku muntah ke azalea, dan monster yang memiliki cambuk dan
rantai di ruangan khusus.
"Di mana kamu tidur?"
189
"Kamarku di lantai bawah. Ayo, Kau pasti lapar."
"Aneh, aku tampaknya telah kehilangan nafsu makanku," gumamku kesal.
"Kau harus makan, Anastasia," dia menasihati dan menggenggam tanganku, membawaku kembali ke
lantai bawah.
Kembali di ruang yang sangat besar, aku dipenuhi dengan keraguan yang dalam. Aku di tepi jurang,
dan aku harus memutuskan apakah ya atau tidak untuk melompat.
"Aku sepenuhnya sadar bahwa ini adalah jalan gelap aku menuntunmu ke dalamnya, Anastasia, tapi
aku benar-benar ingin kau berpikir tentang hal ini. Kamu pasti memiliki beberapa pertanyaan,"
katanya saat ia mengitari area dapur, melepaskan tanganku.
Aku punya pertanyaan. Tapi di mana untuk memulainya?
"Kamu sudah menandatangani perjanjianmu, Kau dapat bertanya apapun yang kau inginkan, dan aku
akan menjawab."
Aku berdiri di bar sarapan mengawasinya saat ia membuka lemari es dan mengeluarkan sepiring keju
yang berbeda dengan dua ikat besar anggur hijau dan merah. Ia menata piring di atas meja dapur dan
hasil potongan sebuah baguette Prancis.
190
"Duduklah." Dia menunjuk ke salah satu kursi bar di bar sarapan, dan aku menuruti perintahnya. Jika
aku setuju melakukan ini, aku harus membiasakan diri.
Aku menyadari bahwa dia suka memerintah sejak aku bertemu dengannya.
"Kau menyebutkan dokumen."
"Ya."
"Dokumen apa?"
"Nah, selain dari perjanjian, kontrak mengatakan apa yang kita akan dan tidak akan lakukan. Aku ingin
kau tahu batasmu, dan Kau perlu tahu batasku. Ini adalah dasar suka sama suka, Anastasia. "
"Dan jika aku tidak ingin melakukan ini?"
"Itu tak apa," katanya hati-hati.
"Tapi kita tak akan memiliki semacam hubungan?"
aku bertanya.
"Tidak"
"Kenapa?"
"Parah?"
"Tidak"
"Akankah kau menyakitiku?"
"Apa maksudmu?"
"Secara fisik, akankah kau menyakitiku?"
"Aku akan melakukan ketika kau meminta, dan mungkin akan menyakitkan."
Aku merasakan sedikit lemas. Aku meneguk anggur lagi. Alkohol - ini akan membuatku tambah berani.
"Pernahkah kau dipukuli?" Tanyaku.
"Ya."
Oh ...itu mengejutkanku. Sebelum aku bisa menanyainya lebih jauh, dia menyela jalan pikiranku.
195
"Mari kita bahas ini di ruang kerjaku. Aku ingin menunjukkan sesuatu."
Sangat sulit untuk diproses. Di tempat ini aku punya pikiran yang bodoh bahwa aku akan
menghabiskan malam yang gairahnya tak tertandingi di ranjang pria ini, dan kami melakukan negosiasi
perjanjian yang mengerikan.
Aku mengikutinya ke ruang kerjanya, ruang yang luas dengan jendela di atas yang terbuka keluar ke
balkon. Dia duduk di meja, aku mengikuti dengan duduk di kursi kulit di depannya, dan mengulurkan
selembar kertas.
"Ini adalah aturan. Aturannya mungkin bisa dirubah.
Aturan ini bagian dari kontrak, yang dapat kau miliki. Bacalah aturan dan mari kita bahas."
ATURAN
Yang harus dipatuhi:
Submisiv akan mematuhi setiap instruksi yang diberikan oleh dominan langsung tanpa ragu atau
keengganan dan dengan cara yang cepat. Submisiv akan menyetujui pada semua aktivitas seksual yang
dianggap cocok dan menyenangkan dengan dominan kecuali aktivitas yang diuraikan dalam batasan
yang keras (Lampiran 2). Dia (wanita) akan melakukannya dengan penuh semangat dan tanpa ragu.
196
Tidur:
Submisiv akan memastikan dia mendapatkan minimal tujuh jam tidur per malam ketika ia tidak
bersama dengan Dominan.
Makanan:
Submisiv makan secara teratur untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan dari daftar resep makanan
(Lampiran 4). Submisiv tidak akan makan camilan di antara waktu makan, kecuali buah.
Pakaian:
Saat bersama dominan, Submisiv akan mengenakan pakaian yang disetujui oleh Dominan. Dominan
akan menyediakan anggaran pakaian untuk Submisiv, Submisiv akan memakainya. Dominan akan
menemani Submisiv membeli pakaian dengan kegunaan khusus. Jika Dominan sangat
menginginkan, Submisiv harus mempercantik diri sesuai keinginan Dominan, ketika Dominan hadir
dan waktu yang lain yang Dominan anggap sesuai.
Kebugaran:
Dominan harus menyediakan Submisiv pelatih pribadi empat kali seminggu setiap sesi selama satu
jam pada waktu yang disepakati bersama antara pelatih pribadi dan Submisiv. Pelatih pribadi akan
melaporkan kepada Dominan tentang kemajuan Submisiv.
Kebersihan Pribadi / Kecantikan:
Submisiv akan menjaga kebersihan diri dan 197
mencukur dan atau melakukan wax setiap waktu.
Submisiv akan mengunjungi salon kecantikan yang dominan pilih dan waktunya yang akan ditentukan
oleh dominan, dan menjalani perawatan apa pun yang dilihat cocok oleh dominan.
Keselamatan Pribadi:
Submisiv tidak akan minum berlebihan, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang atau tidak
menempatkan dirinya dalam kondisi berbahaya.
Kualitas pribadi:
Submisiv tidak boleh melakukan hubungan seksual dengan orang lain selain dengan Dominan .
Submisiv harus bersikap hormat dan sopan setiap saat.
Dia harus menyadari bahwa perilakunya adalah refleksi langsung dari Dominan. Dia harus
bertanggung jawab atas semua kejahatan, kesalahan dan perilaku buruk yang dilakukan saat tidak
dengan Dominan.
Gagal mematuhi seperti yang tertera di atas akan berakibat pada hukuman seketika, sifatnya akan
ditentukan oleh Dominan.
Sialan.
"Batas yang rumit?" Aku bertanya.
"Ya. Apa yang tak akan kau lakukan, apa yang tak akan aku lakukan, kita perlu menetapkan dalam 198
perjanjian kita."
"Aku tak yakin tentang menerima uang untuk biaya pakaian. Rasanya salah." Aku bergerak gelisah,
kata
'pelacur' berputar di kepalaku.
"Aku ingin memberikan uang padamu, izinkan aku membelikanmu beberapa pakaian. Mungkin aku
perlu kau menemaniku untuk berbagai acara, dan aku ingin kau berpakaian dengan baik. Aku yakin
gajimu, saat kau mendapatkan pekerjaan, tak akan mencakup jenis pakaian yang aku inginkan untuk kau
pakai."
"Aku tak harus memakainya saat aku tidak bersamamu?"
"Tidak"
"Oke." Pikirkan itu hanya sebagai seragam.
"Aku tak ingin olah raga empat kali seminggu."
"Anastasia, aku ingin kau lentur, kuat dan berstamina. Percayalah, kau perlu olah raga." "Tapi
tentunya tak perlu empat kali seminggu, bagaimana kalau tiga kali?"
"Aku ingin kau melakukan empat kali."
"Aku pikir ini adalah negosiasi?"
Batas Kekerasan
Tidak ada tindakan yang melibatkan api Tidak ada tindakan yang melibatkan buang air kecil atau
buang air besar dan produk-produknya. Tidak ada tindakan yang melibatkan jarum, pisau, menusuk,
atau darah. Tidak ada tindakan yang berhubungan dengan instrumen medis ginekologi Tidak ada
tindakan melibatkan anak-anak atau 200
hewan
Tidak ada tindakan yang akan meninggalkan suatu bekas permanen pada kulit. Tidak ada tindakan
yang melibatkan sesak napas
Ugh. Dia pasti yang menuliskan ini! Tentu saja sejujurnya semua ini terlihat sangat masuk akal dan anehnya, perlu ... setiap orang yang waras tak
akan mau terlibat dalam hal semacam ini kan?
Meskipun sekarang aku merasa sedikit mual.
"Apakah ada sesuatu yang ingin kau tambahkan?"
Tanyanya dengan ramah.
Sialan. Aku tak tahu. Aku benar-benar bingung. Dia menatapku dan keningnya berkerut.
"Apakah ada sesuatu yang kau tak ingin lakukan?"
"Aku tak tahu."
"Apa maksudmu kau tak tahu?"
Aku menggeliat tak nyaman dan menggigit bibirku.
"Aku belum pernah melakukan hal seperti ini."
"Nah, ketika kau melakukan hubungan seks, ada sesuatu yang tak kau sukai?"
201
Untuk pertama kali, sepertinya aku merasa malu sekali.
"Kau dapat memberitahuku, Anastasia. Kita harus jujur satu sama lain atau ini tak akan berhasil."
Aku menggeliat tak nyaman lagi dan menatap jariku tersimpul.
"Katakan padaku," perintah dia.
"Yah ... Aku belum pernah berhubungan seks sebelumnya, jadi aku tak tahu." Suaraku lirih. Aku
mengintip ke arahnya, dan dia menatapku, mulutnya terbuka, beku, dan pucat - benar-benar pucat.
"Belum pernah?" Bisiknya.
Aku menggelengkan kepala.
"Kau masih perawan?" dia menghembuskan nafas.
Aku mengangguk, memerah lagi. Dia menutup matanya dan sepertinya berusaha menghitung sampai
sepuluh. Saat ia membuka matanya, dia marah, melotot ke arahku.
"Mengapa kau tak memberitahuku?" Ia menggeram.
202
Christian membawa kedua tangannya ke rambutnya dan berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya.
Kedua tangannya dua kali lipat jengkel. Sepertinya pengendalian dirinya yang kuat tampak sedikit
merosot.
"Aku tidak mengerti mengapa kau tak memberi tahuku," protesnya padaku.
"Topiknya tak pernah muncul dalam obrolan kita.
Aku tidak memiliki kebiasaan mengungkapkan status seksualku pada semua orang yang aku temui.
Maksudku, kita hampir tak mengenal satu sama lain." Aku menatap tanganku. Mengapa aku merasa
bersalah? Mengapa dia begitu marah? Aku mengintip ke arahnya.
"Yah, kau tahu banyak tentangku sekarang," bentak dia, menekan mulutnya menjadi garis keras. "Aku
tahu kau tidak berpengalaman, tapi perawan!"
Katanya seperti kata-kata yang kotor. "Sialan, Ana, aku hanya menunjukkan padamu," ia mengeluh.
"Semoga Tuhan memaafkan aku. Pernahkah kau dicium, selain olehku?"
"Tentu saja aku pernah." Aku mencoba untuk terlihat tersinggung. Oke ... mungkin dua kali.
"Dan seorang pria muda yang baik belum pernah membuatmu jatuh cinta? Aku tak mengerti. Kau dua
puluh satu tahun, hampir dua puluh dua. Kau cantik." Dia mengusap tangannya ke rambutnya lagi.
203
Bagus. Aku memerah karena gembira. Christian Grey menganggapku cantik. Aku simpul jemariku
secara bersamaan, menatapnya dengan keras, mencoba menyembunyikan senyum konyolku. Mungkin
dia rabun, alam bawah sadarku telah membangunkan orang yg berjalan sambil tidur. Di mana dia saat
aku membutuhkannya?
"Dan kau serius membahas apa yang aku inginkan, padahal kau belum memiliki pengalaman." Kedua
alisnya menyambung. "Bagaimana kau bisa menghindari seks? Aku mohon ceritakan padaku."
Aku mengangkat bahu.
"Benar-benar Tak ada seorangpun, percayalah."
Muncul untuk digesek, hanya denganmu. Dan kau ternyata seorang monster. "Mengapa kau begitu
marah padaku?" Bisikku.
"Aku tak marah padamu, aku marah dengan diriku sendiri. Aku menduga ... " Dia mendesah. Dia
menganggap aku cerdik dan kemudian menggeleng.
"Apakah kau ingin pergi?" Tanyanya, suaranya melembut.
"Tidak, kecuali kau ingin aku pergi," bisikku. Oh tidak ... aku tak ingin pergi.
"Tentu saja tidak. Aku suka kau di sini." Dia mengernyit saat ia mengatakan ini dan kemudian 204
melirik jam tangannya. "Sekarang sudah malam."
Dan dia menoleh ke arahku.
"Kau menggigit bibirmu." Suaranya serak, dan dia menatapku curiga.
"Maaf."
"Jangan meminta maaf. Hanya saja aku ingin menggigitnya juga."
Aku terkesiap ... bagaimana bisa dia mengatakan hal-hal seperti itu padaku dan tak mengharapkan aku
terpengaruh.
"Ayo," bisiknya."
"Apa?"
"Kita akan meluruskan situasi sekarang."
"Apa maksudmu? Situasi apa? "
"Situasimu. Ana, aku akan bercinta denganmu, sekarang."
"Oh." Lantainya telah menjauh. Aku sebuah situasi.
Aku menahan napas.
"Itupun jika kau menginginkan, maksudku, aku tak ingin memaksakan keberuntunganku."
"Kupikir kau tidak melakukan ML. Aku pikir kau 205
hanya suka sex yang keras," Aku menelan ludah, Mulutku tiba-tiba kering.
Dia menyeringai jahat, pengaruhnya sampai ke bawah ....disana.
"Aku bisa membuat perkecualian, atau mungkin menggabungkan keduanya, kita lihat saja. Aku benarbenar ingin bercinta denganmu. Ayo ke tempat tidur denganku. Aku ingin perjanjian kita berjalan,
tetapi kau benar-benar harus paham beberapa ide tentang apa yang sedang kau lakukan. Kita bisa
mulai pelatihanmu malam ini - dasar-dasarnya. Maksudku ini tidak berarti aku telah menjadi terlalu
sentimentil, ini hanya sarana untuk mencapai tujuan, tapi satu yang aku inginkan, dan mudah-mudahan
kamu juga."
Tatap tajam mata abu-abunya.
Aku memerah ... oh ... keinginanku akan menjadi kenyataan.
"Tapi aku belum melakukan semua hal yang kau minta dari daftar peraturan itu." Suaraku mendesah
ragu-ragu.
"Lupakan peraturan. Lupakan semua detail itu untuk malam ini. Aku menginginkanmu. Aku
menginginkanmu sejak kau jatuh ke kantorku, dan aku tahu kau ingin aku. Kamu tak akan duduk di sini
dengan tenang membahas hukuman dan batasan kekerasan jika kau tidak ingin juga. Tolong, Ana,
habiskan malam denganku." Dia menahan tangannya 206
padaku. Matanya yang cerah, sungguh-sungguh ...
bersemangat, dan aku meletakkan tanganku padanya.
Dia menarikku ke dalam pelukannya hingga aku bisa merasakan panjang tubuhnya terhadapku,
tindakan cepat ini membuatku terkejut. Ia menjalankan jari-jarinya ketengkuk leherku, kuncirku
bergerak di sekitar pergelangan tangannya, dan dengan lembut menarikku jadiku dipaksa melihat ke
arahnya. Dia menatapku.
"Kau adalah seorang wanita muda yang berani,"
bisiknya. "Aku kagum padamu."
Kata-katanya seperti alat pembakar; darahku terbakar. Dia membungkuk dan mencium bibirku dengan
lembut, dan dia mengisap bibir bawahku.
"Aku ingin menggigit bibir ini," bisiknya didepan mulutku, dengan hati-hati dia merenggut dengan
giginya. Aku mengerang, dan dia tersenyum.
"Oh." Sial.
Dia berjalan perlahan ke arahku. Percaya diri, seksi, mata menyala, dan hatiku mulai berdebar-debar.
Darahku terpompa ke seluruh tubuhku. Gairah, kental dan panas, berkumpul diperutku. Dia berdiri di
depanku, menatap ke dalam mataku. Dia begitu sexy.
"Ayo lepaskan jaketnya, boleh?" Katanya lembut, dan menarik kerah jaketku dengan lembut dan
melepaskannya dari bahuku. Dia meletakkannya di kursi.
"Apakah kau tahu betapa aku sangat menginginkanmu, Ana Steele?" Bisiknya. Napasku Memburu. Aku
tak bisa mengalihkan tatapan darinya. Jari-jarinya menyentuh dengan lembut dari pipi ke daguku.
"Apakah kau tahu apa yang akan aku lakukan padamu?" Ia menambahkan, membelai daguku.
209
Otot-ototku yang terdalam, paling gelap menegang penuh kenikmatan.
Kepedihan yang begitu manis dan tajam. Aku ingin memejamkan mataku, tapi aku terhipnotis oleh
mata abu-abunya menatap sangat kuat kedalam mataku.
Membungkuk ke bawah, dia menciumku. Bibirnya menuntut, tegas dan lambat, menyatu denganku. Dia
mulai membuka kancing kemejaku sambil memberi ciuman di rahang, daguku, dan sudut-sudut
mulutku.
Perlahan-lahan ia melepaskan dariku dan membiarkan jatuh ke lantai. Dia berdiri kembali dan
menatap ke arahku. Aku memakai bra biru muda berenda yang pas sempurna. Syukurlah.
Oh, Ana," dia bernafas. "Kau memiliki kulit paling indah, putih dan mulus. Aku ingin mencium setiap
inci kulit itu."
Mukaku memerah. Oh ... Mengapa dia mengatakan dia tidak bisa bercinta? Aku akan melakukan
apapun yang dia inginkan. Dia merenggut ikat rambutku, melepasnya, dan mendesah, saat rambutku
terurai di bahuku.
"Aku suka rambut cokelat," bisiknya, dan tangannya membelai rambutku, memegang kedua sisi
kepalaku.
Ciumannya menuntut, lidah dan bibirnya membujukku. Aku mengerang, dan lidahku mencoba
menerimanya. Dia meletakkan tangannya
melingkariku dan menarikku ke tubuhnya, sambil 210
meremas erat-erat. Satu tangannya masih di rambutku, satunya lagi turun dari punggung ke pinggang
dan sampai bokongku. Tangannya membelai dengan lembut bokongku dan meremasnya dengan lembut.
Dia menahanku di pinggulnya, dan aku merasakan ereksinya, dan dia bersemangat mendorong ke
dalam diriku.
Aku mengerang sekali lagi ke dalam mulutnya. Aku hampir tak dapat menguasai perasaan liar atau
apakah hormon ini meluap di sekujur tubuhku. Aku menginginkannya amat tidak senonoh.
Mencengkeram lengan atasnya, aku merasakan ototnya, dia cukup kuat ... berotot. Dengan ragu-ragu,
aku menggerakkan tanganku ke wajah dan ke rambutnya. Ya ampun. Rambutnya sangat lembut, tak
beraturan. Aku menariknya dengan lembut, dan dia mengerang.
Dia mendorongku pelan-pelan ke tempat tidur, sampai aku merasa di belakang lututku. Aku pikir dia
akan menindihku, tapi tenyata tidak. Melepasku, tiba-tiba dia berlutut. Dia meraih pinggulku dengan
kedua tangannya dan lidahnya berjalan di sekitar pusarku, kemudian dengan lembut menggigit
sepanjang pinggulku, perut lalu di sisi pinggulku yang lain.
"Ah," aku mengerang.
211
Melihat dia berlutut di depanku, merasakan mulutnya ditubuhku itu begitu tak terduga, dan panas.
Tanganku tetap di rambutnya, menarik lembut saat aku mencoba untuk menenangkan pernapasanku
yang terlalu cepat. Dia menatap ke arahku melalui bulu mata, mata abu-abunya terbakar. Tangannya
menjangkau dan mencoba melepas jeansku, dan dengan perlahan menarik ritsleting ke bawah.
Tanpa mengalihkan pandangan dariku, tangannya bergerak di balik pinggang dan mengusap bokongku.
Tangannya meluncur perlahan ke bokong lalu ke pahaku, melepas jeansku. Aku tak bisa berpaling. Dia
berhenti dan menjilati bibirnya, tak pernah melepas tatapan matanya. Dia membungkuk kedepan,
mencium ke puncak di antara kedua pahaku. Aku merasakan dia.
Disana.
"Baumu wangi," bisiknya dan menutup matanya, ekspresi kenikmatan sangat jelas di wajahnya, dan
aku praktis mengejang. Dia mencapai ke atas dan menarik selimut dari tempat tidur, kemudian
mendorongku dengan lembut sehingga aku jatuh ke kasur.
Masih berlutut, ia mencengkeram kakiku dan Membuka Converseku, sambil melepaskan sepatu dan
kaus kakiku. Aku mengangkat diri pada sikuku untuk melihat apa yang dia lakukan. Aku terengahengah ...
menginginkannya. Dia mengangkat tumit kakiku dan 212
mengelus jempol kaki sampai punggung kakiku. Ini hampir menyiksa, tapi aku merasa gerakan itu
bergema di selangkanganku. Aku terkesiap. Tidak mengalihkan tatapannya padaku, sekali lagi ia
mencium sepanjang punggung kakiku dan kemudian menggigitnya. Sial. Aku merintih ... bagaimana aku
bisa merasakan hal ini. Disana. Aku jatuh kembali ke tempat tidur, merintih. Aku mendengar tawanya
yang lembut.
payudaraku. Dia menatap ke arahku, ekspresinya tak terbaca, dan dengan lembut menangkup
payudaraku.
"Punyamu benar-benar sesuai dengan tanganku, Anastasia," gumannya dan memasukkan jari
telunjuknya ke dalam cup bra-ku dan dengan lembut menyentak ke bawah membebaskan payudaraku,
rupanya susunan kawat dibawahnya dan kain cup bra-ku menekannya ke atas. Jarinya bergerak ke
payudaraku yang lain dan mengulangi proses.
Payudaraku membengkak, dan putingku mengeras di bawah tatapannya. Payudaraku terdorong keatas
oleh bra-ku sendiri. "Sangat indah," bisiknya memuji, dan putingku menjadi lebih keras lagi.
Dia meniup sangat lembut pada salah satu saat tangannya bergerak ke payudaraku yang lain, dan ibu
jarinya perlahan-lahan berputar di putingku, memanjangkannya. Aku merintih, merasakan sensasi
nikmat sampai ke pangkal pahaku. Aku sangat basah.
Oh ayolah, Batinku memohon saat jemariku menggenggam sprei lebih erat. Bibirnya menghisap
putingku yang lain dan ia menariknya. Aku hampir mengejang.
215
"Mari kita lihat apakah kita dapat membuatmu keluar seperti ini," bisiknya, terus melakukan serangat
lambat, sensual. Putingku menghasilkan kenikmatan di jari yang trampil dan bibirnya, membuatku
terbakar setiap satu saraf berakhir dalam tubuhku sehingga seluruh tubuhku bernyanyi dengan siksaan
kenikmatan.
Dia bahkan tak berhenti.
"Oh ... aku mohon," aku menarik kepalaku ke belakang, membuka mulutku saat aku mengerang, kaki
menegang. Sialan, apa yang terjadi padaku?
"Mari lepaskan, sayang," bisiknya. Giginya menggigit halus sekeliling putingku, dan ibu jari dan
jarinya menarik keras, dan aku berantakan di tangannya, tubuhku kejang-kejang dan hancur menjadi
ribuan keping. Dia menciumku, dalam, lidahnya di mulutku menyerap jeritku.
Oh .....Luar biasa. Sekarang aku tahu kenapa semua orang ribut-ribut membicarakan tentang itu. Dia
menatap ke arahku, senyum puas di wajahnya, sementara aku yakin tak lain hanyalah rasa syukur dan
kagum padaku.
"Kau sangat responsif," dia bernafas. "Kau harus belajar untuk mengendalikannya, dan itu akan jadi
sangat menyenangkan mengajarimu bagaimana caranya." Dia menciumku lagi.
216
Napasku masih tak teratur saat aku sudah berhenti orgasme. Tangannya bergerak ke bawah pinggang,
ke pinggulku, dan kemudian menangkupku, sangat intim
... Astaga. Jarinya menyelinap melalui renda yang halus dan perlahan-lahan berputar di sekitarku
219
Dia meredakan mundur kembali dengan kelambatan yang halus. Dan dia menutup matanya dan
mengerang, dan menyodok dalam diriku lagi. Aku berteriak untuk kedua kalinya, dan ia berhenti.
"Lagi?" Dia berbisik, suaranya kasar.
"Ya," aku bernapas. Ia melakukannya sekali lagi, dan berhenti lagi.
Aku mengerang. Tubuhku menerima dia ... Oh, aku menginginkan ini.
"Lagi?" Bernafas dia.
"Ya." Ini sebuah permohonan.
Dan ia bergerak, tapi kali ini ia tak berhenti. Dia bergeser ke siku sehingga aku dapat merasakan berat
badannya padaku, menahanku dibawah. Dia bergerak perlahan pada awalnya, menggerakkan dirinya
sendiri keluar dan masuk dariku. Dan saat aku menjadi terbiasa dengan perasaan asing itu, pinggulku
bergerak ragu-ragu untuk
mengimbanginya.
Dia mempercepat geraknya. Aku mengerang, dan dia bergerak terus, menambah kecepatan, tanpa
ampun, irama yang tiada henti, dan aku mengikuti, mengimbangi dorongannya. Dia menggenggam
kepalaku dengan kedua tangannya dan menciumku 220
keras, giginya menarik di bibir bawahku lagi. Dia sedikit bergeser, dan aku bisa merasakan sesuatu
terbangun dalam diriku, seperti sebelumnya. Aku mulai menjadi tegang saat ia mendorong dan terus
menerus. Tubuhku bergetar, terlempar, butir keringatku keluar. Ya ... aku tak tahu jika rasanya akan
seperti ini ... tak tahu itu bisa merasa senikmat ini. Pikiranku berhamburan ... hanya ada sensasi ...
hanya dia ... hanya aku ... oh please ... aku menjadi kaku.
"Keluarlah untukku, Ana," bisiknya terengah-engah, dan aku mengurai kata-katanya, meledak di
sekelilingnya saat aku klimaks dan pecah berkeping-keping di bawahnya. Dan saat ia keluar, ia
memanggil namaku, mendorong dengan keras, kemudian menegang saat ia mengosongkan dirinya ke
dalam diriku.
Aku masih terengah-engah, mencoba untuk memperlambat pernapasanku, jantung berdebar, dan
pikiranku kacau tak beraturan. Wow ... itu mengagumkan. Aku membuka mata, dan dahinya
menekanku, matanya tertutup, napasnya memburu.
Mata Christian berkedip terbuka dan menatap ke arahku, gelap tapi lembut. Dia masih dalam diriku.
Condong ke bawah, ia dengan lembut menekan ciuman di dahku lalu perlahan-lahan menarik keluar
dariku.
dan ia berbaring dibelakangku. Aku merasakan kulit hangat terhadapku. Hmm ... rasanya surgawi. Dia
memiliki bulu-bulu halus di dadanya, yang menggelitik punggungku.
"Jadi kau ingin bercinta denganku lagi?" Ia berbisik di telingaku, dan dia mulai mencium aku
merasakan bulu halus di sekitar telingaku dan ke bawah leherku.
223
Tangannya bergerak ke bawah, membelai
pinggangku, diatas pangkal pahaku, dan ke bawah pahaku ke bagian belakang lututku. Dia mendorong
lututku sampai lebih tinggi, dan napasku sesak... oh, apa yang dilakukannya sekarang? Dia bergeser di
antara kedua kakiku, menekan punggungku, dan tangannya bergerak ke atas pahaku ke pantatku. Dia
membelai pantatku dengan pelan, dan kemudian menjalankan jari-jarinya di antara kedua kakiku.
"Aku akan melakukannya dari belakang, Anastasia,"
bisiknya, dan dengan tangannya yang lain, ia mencengkeram rambutku di tengkuk mengenggam dan
menarik lembut, menahanku di tempat. Aku tak bisa menggerakkan kepalaku. Aku terikat di bawahnya,
tak berdaya.
"Kau milikku," bisiknya. "Hanya milikku. Jangan lupakan itu." Suaranya memabukkan, kata-katanya
memabukkan, merayu. Aku merasakan ereksinya lagi dipahaku.
Jari yang panjang berputar memijat lembut klitorisku, berputar-putar perlahan. Napasnya yang lembut
di wajahku saat ia perlahan menggigitku di sepanjang rahangku.
"Aromamu memabukkan," dia mencium belakang telingaku. Tangannya menggesekku, berputar-putar.
Refleks, pinggulku berputar, mengikuti gerakan tangannya, saat lonjakan kenikmatan menyiksa melalui
darahku seperti adrenalin.
224
"Tetap diam," perintahnya, suaranya lembut tapi mendesak, dan perlahan-lahan ia memasukkan ibu
jarinya dalam diriku, berputar-putar, membelai dinding depan vaginaku. Efeknya intens
mempengaruhi pikiran - semua energiku
berkonsentrasi pada satu ruang kecil di dalam tubuhku. Aku mengerang.
"Kau menyukai ini?" Tanyanya lembut, giginya menggigit daun telingaku, dan ia mulai melenturkan ibu
jarinya perlahan, masuk, keluar, masuk, keluar ...
jari-jarinya masih berputar-putar.
Aku memejamkan mata, mencoba bernafas tetap terkontrol, mencoba menyerap sensasi kebingungan,
kekacauan yang jari-jarinya berikan padaku, api mengalir melalui tubuhku. Aku mengerang lagi.
"Kau begitu basah, begitu cepat. Sangat responsif. Oh, Anastasia, aku suka itu. Aku sangat
menyukainya,"
bisiknya.
Aku ingin menegangkan kakiku, tapi tak bisa bergerak. Dia menjepitku ke bawah, menjaga irama
konstan, pelan, dan berputar-putar. Benar-benar indah. Aku mengerang lagi, dan dia bergerak tibatiba.
"Buka mulutmu," perintahnya dan menyodorkan ibu jarinya di mulutku. Mataku terbuka lebar,
berkedip liar.
225
"Lihat bagaimana kau rasanya," ia bernafas di telingaku. "Hisap sayang." Menekan ibu jarinya di
lidahku, dan memasukkan jarinya ke mulutku, mengisap liar. Aku merasakan rasa asin pada ibu
jarinya dan bau samar logam dari darah. Sial. Ini salah, tapi sialan itu erotis.
"Aku ingin bercinta dengan mulutmu, Anastasia, dan aku segera melakukannya," suaranya serak, kasar,
napasnya terputus-putus.
Sial ... bercinta dimulutku! Aku mengerang, dan aku menggigitnya. Dia terengah-engah, dan ia menarik
lebih ketat rambutku, menyakitkan, jadi aku melepaskan dia.
"Nakal, gadis manis," bisiknya, lalu ke meja samping tempat tidur untuk mengambil bungkus foil.
"Tetaplah diam, jangan bergerak," perintahnya saat ia melepaskan rambutku.
Dia merobek foil sementara aku bernapas keras, darahku menyanyi di pembuluh darahku.
Menunggunya jadi menggairahkan. Dia
membungkuk, badannya menekanku lagi, dan dia meraih rambutku menahan kepalaku supaya tak
bergerak. Aku tak bisa bergerak. Aku terjebak godaannya, dan dia siap sedia untuk mengambil diriku
sekali lagi.
226
"Sekarang kita akan benar-benar melakukannya dengan sangat pelan-pelan, Anastasia," dia bernafas.
Dan dia mendorong pelan-pelan dalam diriku, perlahan, perlahan, sampai dia terkubur di dalam
diriku. Meregang, mengisi, tanpa henti. Rasanya lebih dalam saat ini, nikmat. Aku merintih lagi, dan
dia sengaja memutar pinggulnya dan menarik kembali, berhenti sejenak, dan kemudian mendorong
kembali masuk.
Dia mengulangi gerakan ini lagi dan lagi. Ini membuatku gila - dorongannya dengan sengaja lambat,
menggoda, dan perasaan berhenti dan mulai lagi dengan sempurna sangat luar biasa.
"Kau rasanya sangat nikmat," ia mengerang, dan bagian dalam tubuhku mulai bergetar. Dia menarik
kembali dan menunggu.
"Oh tidak, sayang, belum," bisiknya, dan setelah getaran mereda, ia memulai seluruh proses nikmatnya
lagi.
"Oh, ayolah," Aku mohon. Aku tak yakin aku bisa menerima lebih banyak lagi. Tubuhku begitu kaku,
mendambakan pelepasan.
"Aku ingin kau sakit, sayang," bisiknya, dan ia melanjutkan lagi, siksaan pelan-pelan, mundur, maju.
"Setiap kali kau bergerak besok, aku ingin kau 227
diingatkan bahwa aku sudah pernah di sini. Hanya aku. Kau adalah milikku."
Aku mengerang.
"Ayolah, Christian," bisikku.
"Apa yang kau inginkan, Anastasia? Katakan padaku."
Aku merintih lagi. Dia mencabut keluar dan bergerak masuk perlahan-lahan kembali padaku, memutar
pinggulnya sekali lagi.
"Katakan padaku," bisiknya.
"Kamu, ayolah."
Dia meningkatkan irama amat sangat pelan, dan napasnya menjadi lebih tak menentu. Bagian dalam
tubuhku mulai semakin cepat, dan Christian meningkatkan iramanya.
"Kau. Begitu. manis," bisiknya diantara setiap dorongan. "Aku. Sangat. Menginginkan. Kamu."
Aku mengerang.
"Kau. Adalah. Milikku. Keluarlah untukku, sayang,"
ia menggeram.
Kata-katanya adalah kehancuranku, saat kritis ditepi 228
jurang. Tubuhku mengejang di sekitarnya, dan aku orgasme, lantang berteriak memanggil namanya
diatas kasur, dan Christian mengikuti dengan dua dorongan tajam, dan dia membeku, menuangkan
dirinya ke dalam diriku saat ia menemukan pelepasannya. Dia ambruk di atasku, wajahnya di
rambutku.
"Ya ampun. Ana," dia bernafas. Dia menarik keluar dariku dengan segera dan berguling ke samping
tempat tidur. Aku menarik lutut sampai ke dadaku, benar-benar letih, dan segera tertidur atau pingsan
kelelahan.
Saat aku bangun, ini masih gelap. Aku tak tahu berapa lama aku tertidur. Aku berbaring di bawah
selimut, dan aku merasa sakit, sakit secara nikmat.
Christian tak terlihat. Aku duduk, menatap pemandangan kota di depanku. Ada sedikit cahaya di
antara gedung pencakar langit, dan ada bisikan fajar di timur. Aku mendengar musik. Irama gembira
dari piano, sebuah ratapan sedih, merdu. Karya Bach, aku pikir, tapi aku tak yakin.
Aku membungkus tubuhku dengan selimut dan diam-diam berjalan menyusuri koridor menuju ruang
besar.
Christian duduk di depan piano, benar-benar tenggelam dalam musik yang dia mainkan.
Ekspresinya sedih dan kesepian seperti musiknya.
Permainannya menakjubkan. Bersandar ke dinding di pintu masuk, Aku mendengarkan dengan
terpesona.
229
Dia seperti seorang musisi yang handal. Dia duduk telanjang, tubuhnya bermandikan cahaya hangat
disinari oleh lampu yang berdiri sendiri di samping piano. Dengan sisa ruangan besar dalam
kegelapan, ini seperti dia berada terisolasi di kolam kecilnya sendiri dari cahaya, tak tersentuh
...kesepian, didalam gelembung.
Aku diam-diam berjalan ke arahnya, tertarik oleh musik melankolis yang indah. Aku terpesona
menonton jari yang panjang terampil saat menemukan dan dengan lembut menekan tuts, berpikir
bagaimana jari-jari yang sama telah dengan ahli meraba dan membelai tubuhku. Mukaku memerah dan
terkesiap pada ingatan itu dan menekan pahaku bersama-sama. Ia mendongak, mata tak terduga abuabunya terang, ekspresinya tak terbaca.
"Maaf," bisikku. "Aku tak bermaksud mengganggumu."
Sebuah kerutan terlihat di wajahnya.
"Tentunya, aku harus mengatakan itu padamu,"
bisiknya. Ia selesai bermain dan meletakkan tangannya di kakinya.
Aku perhatikan sekarang bahwa dia memakai celana piyama. Jarinya menyisir rambutnya dan berdiri.
Celananya menggantung dari pinggul, dengan cara itu 230
... oh. Mulutku kering saat ia berjalan dengan santai dari piano ke arahku. Ia memiliki bahu lebar,
pinggang kecil, dan otot perutnya membentuk riak saat ia berjalan. Dia benar-benar menakjubkan.
menumpu wajahnya. Dia masih mengenakan t-shirt yang dipakai waktu tidur. Hanya rambutnya benarbenar berantakan, sangat pas untuk dia, seperti halnya potongan rambutnya. Dia sepertinya geli 238
sekaligus kebingungan.
Aku membeku, memerah, kemudian aku sadar dan menarik headset dari telingaku, lututku lunglai saat
melihatnya.
"Selamat pagi, Miss Steele. Kau sangat energik pagi ini," katanya datar.
"Aku bisa tidur nyenyak," aku tergagap saat memberi penjelasan. Bibirnya mencoba untuk menutupi
senyumnya.
"Aku tak bisa membayangkan kenapa." Dia berhenti dan mengerutkan kening. "Aku juga, setelah aku
kembali ke tempat tidur."
"Apa kau lapar?"
"Sangat," katanya dengan tatapan yang kuat, dan aku tak berpikir dia mengacu pada makanan.
"Pancakes, bacon, dan telur?"
"Kedengarannya enak."
"Aku tak tahu di mana kau menyimpan alas piringmu." Aku mengangkat bahu, berusaha keras keras
untuk tak terlihat gugup.
"Aku akan melakukan itu. Kau memasak. Apakah kau ingin aku menyalakan musik agar kau dapat 239
terus ... err ... menari? "
Aku menatap jari-jariku, menyadari bahwa aku menjadi berwarna merah gelap.
"Tolong, jangan berhenti karena keberadaanku. Ini sangat menghibur." Nadanya seperti kegelian.
Aku mengerutkan bibir. Menghibur eh? Bawah sadarku dua kali lipat menertawakanku.
Aku berbalik dan meneruskan mengocok telur, mungkin mengocok sedikit lebih keras dari seharusnya.
Dalam sekejap, dia di sampingku. Dengan lembut menarik kuncirku.
"Aku menyukai ini," bisiknya. "Dia tak bisa melindungimu." Hmm ... Bluebeard
"Kau suka telur yang diapakan?" Aku bertanya ketus.
Dia tersenyum.
"Sepenuhnya dikocok dan diaduk," dia menyeringai.
Aku berbalik kembali ke pekerjaanku, berusaha menyembunyikan senyumku. Dia sulit untuk tetap
marah. Terutama saat dia begitu menyenangkan tak seperti biasanya. Dia membuka laci dan
mengeluarkan dua alas piring garis hitam dan diletakkan di meja sarapan. Aku menuangkan 240
campuran telur ke dalam panci, mengeluarkan bacon dan membaliknya, dan menaruhnya kembali di
panggangan.
Saat aku berbalik, ada jus jeruk di atas meja, dan dia membuat kopi.
"Apakah kau ingin minum teh?"
"Boleh. Jika ada."
Aku menemukan sepasang piring dan meletakkan ke baki penghangat. Christian mengambil Twinings
English Breakfast tea dari lemari. Aku mengerutkan bibir.
"Bukankah aku mengambil kesimpulan lebih dulu?"
"Apa maksudmu? Aku tak yakin kita telah menyimpulkan apa pun, Miss Steele," bisiknya.
Apa yang dia maksud dengan itu? Negosiasi kita? err
... hubungan kita ... apapun itu? Dia masih begitu samar. Aku menyajikan sarapan ke piring yang sudah
dipanaskan dan meletakkan diatas alas piring. Aku membuka kulkas dan menemukan beberapa sirup
maple.
Aku melirik Christian, dan dia menungguku untuk duduk.
"Miss Steele." Dia menarik kursi untukku.
241
"Mr. Grey," aku mengangguk. Aku sedikit meringis saat mau duduk.
"Apa kau masih nyeri?" Tanyanya sambil duduk.
Mata abu-abunya suram.
Mukaku memerah. Mengapa ia mengajukan
pertanyaan pribadi seperti itu?
"Yah, jujur saja, aku tak pernah mengalami ini," aku membentaknya. "Apakah kau ingin menawarkan
rasa simpatimu?" Aku menjawab kelewat manis. Aku rasa dia mencoba untuk menahan senyum, tapi
aku tak yakin.
"Tidak. Aku ingin tahu apa kita harus meneruskan latihan dasarmu."
"Oh." Aku tercengang menatapnya saat napasku berhenti dan sesuatu dalam diriku mengepal erat.
Ooh ... itu begitu manis. Aku menahan eranganku.
"Makan, Anastasia." Nafsu makanku menjadi tidak jelas lagi ...lebih ... lebih banyak seks ... ya
..tolong.
"Ini benar-benar enak." dia nyengir.
Aku mencoba sesuap telur dadar tapi hampir tak bisa mencicipinya. Latihan dasar! Aku ingin bercinta
dengan mulutmu. Apakah itu merupakan bagian dari latihan dasar?
242
"Berhenti menggigit bibirmu. Itu sangat mengganggu, dan aku tahu kau tak memakai apa pun di dalam
bajuku yang membuatku bahkan lebih mengganggu,"
ia menggeram.
Aku mencelupkan teh celup di teko kecil yang telah disediakan Christian. Perasaanku jadi gelisah.
"Jenis latihan dasar apa yang ada dalam pikiranmu?"
Aku bertanya, suaraku agak meninggi, mengkhianati keinginanku untuk terdengar normal, tak tertarik,
dan setenang yang aku bisa dengan hormonku yang sudah mengacaukan sekujur tubuhku.
"Yah, karena kau masih sakit, aku pikir kita bisa mulai latihan oral."
Aku tersedak tehku, dan aku menatapnya, dengan mata melebar dan menganga. Dia menepuk lembut
punggungku dan memberiku jus jeruk. Aku tak bisa mengatakan apa yang dia pikirkan.
"Itupun jika kau ingin tinggal," tambahnya. Aku melirik dia, berusaha memulihkan keseimbanganku.
Ekspresinya tidak bisa dibaca. membuatku sangat frustasi.
"Aku ingin tinggal untuk hari ini. Jika tidak apa-apa.
Aku harus bekerja besok."
"Jam berapa kau harus bekerja besok?"
243
"Sembilan."
"Aku akan memastikan kau bisa bekerja pada jam sembilan besok."
Aku mengerutkan kening. Apa dia ingin aku tinggal semalam lagi?
"Ya." Dia mengernyit. "Bukan gayaku seperti biasanya. Setelah aku menyelesaikan ini, kita akan 245
mandi berendam."
"Oh, oke." Oh... Aku lebih suka mandi pancuran.
Telponku berdering, menyela lamunanku. Ini Kate.
"Hai." Aku berjalan ke pintu kaca balkon, menjauhi dia.
"Ana, mengapa kau tak mengirimkan pesan tadi malam?" Dia marah.
"Maaf, semalam aku sedang disibukkan oleh suatu hal."
"Kau baik-baik saja?"
"Ya, aku baik."
"Apakah kau?" Dia memancing untuk memberi informasi, nadanya penuh harap Aku memutar mataku.
"Kate, aku tak ingin bicara lewat telepon." Christian melirik ke arahku.
"Kau sudah... aku tahu."
Bagaimana dia bisa tahu? Dia menggertak, dan aku tak bisa bicara tentang ini. Aku telah
menandatangani perjanjian sialan itu.
"Tolonglah, Kate."
246
"Bagaimana rasanya? Apakah kau oke? "
"Aku sudah bilang aku baik-baik saja."
"Apakah dia lembut?"
"Aku mohon Kate!" Aku tak bisa menyembunyikan kejengkelanku.
"Ana, Jangan menyimpan ini dariku, aku sudah menunggu saat ini hampir selama empat tahun."
"Aku akan bertemu denganmu malam ini." Aku menutup telepon.
Ini akan jadi sulit untuk berterus terang. Dia sangat ulet, dan dia ingin tahu - secara detail, dan aku tak
bisa memberitahunya karena aku telah
menandatangani - apa sebutannya? Perjanjian kerahasiaan.
"Air dan iPod - bukan kombinasi yang pandai," ia bergumam. Dia memegang ujung bawah kemeja
putihku, mengangkatnya ke atas kepalaku, dan membuangnya ke lantai.
Dia berdiri kembali untuk menatapku. Ya ampun aku telanjang. Mukaku merah padam dan menunduk
menatap tanganku, sejajar dengan dasar perutku, dan aku sangat ingin menghilang ke dalam air panas
dan busa, tapi aku tahu dia tak akan menginginkan hal itu.
251
"Hei," ia memanggilku. Aku mengintip ke arahnya, dan memiringkan kepalanya ke satu sisi.
"Anastasia, kau seorang wanita yang sangat cantik.
Keseluruhannya. Jangan menundukkan kepalamu karena malu. Kau tak punya sesuatu yang membuatmu
merasa malu, dan aku benar-benar bahagia berdiri di sini dan menatapmu." Dia memegang daguku dan
memiringkan kepalaku hingga bisa melihat matanya. Matanya lembut dan hangat, bahkan panas. Oh.
Dia begitu dekat. Aku bisa menjangkau dan menyentuhnya.
"Kau bisa masuk bak mandi sekarang." Dia menghentikan pikiranku yang kemana-mana dan aku masuk
ke dalam air hangat.. Ooh ... rasa agak perih membuatku terkejut, tapi baunya sangat wangi, dan rasa
perih cepat hilang. Aku berbaring dan memejamkan mata sebentar, santai dalam kehangatan yang
menenangkan. Ketika aku membukanya, ia menatap ke arahku.
"Mengapa kau tak bergabung denganku?" Aku bertanya, dengan berani aku pikir - suaraku serak.
"Aku pikir aku akan masuk juga," jawabnya.
Dia melepas celana piyamanya dan masuk di belakangku. Air naik saat ia duduk dan menarikku ke
dadanya. Ia menempatkan kakinya yang panjang diantara tubuhku, lututnya ditekuk dan membuka
kakiku. Aku terkesiap kaget. Hidungnya di rambutku dan dia menghirup dalam-dalam.
252
"Baumu harum, Anastasia."
Sebuah getaran berjalan ke seluruh tubuhku. Aku telanjang, satu bak mandi dengan Christian Grey
yang telanjang. Jika seseorang telah mengatakan bahwa aku melakukan ini ketika aku terbangun di
suite hotelnya kemarin, aku tak akan percaya pada mereka.
Dia meraih sebotol sabun mandi dari rak di samping bak mandi dan menyemprotkan beberapa ke
tangannya. Ia menggosok kedua tangannya, menciptakan busa, lembut berbusa, dan mulai menyabuni
leher dan bahuku, memijat dengan jari-jarinya yang kuat. Aku mengerang. Pijatan tangannya terasa
nikmat.
"Kau suka?" Aku mendengar senyumnya.
"Hmm."
Tangannya berpindah ke bawah lenganku, lalu menyabuni ketiakku dengan lembut. Aku sangat senang
Kate memaksaku bercukur. Tangannya berpindah ke payudaraku, dan aku menarik napas panjang saat
jari-jarinya melingkarinya dan mulai meremas dengan lembut. Tubuhku langsung melengkung,
mendorong payudaraku ke tangannya.
Putingku sakit. Sangat sakit, tak diragukan lagi karena perlakuan yang tak lembut sama sekali
semalam. Tak lama kemudian tangannya berpindah 253
ke perutku. Napasku meningkat, dan jantungku berpacu. Aku merasakan sesuatu bertambah keras
menempel di bokongku. Ini sangat merangsang menyadari bahwa tubuhku bisa membuat dia seperti
itu. Ha ... jangan punya pikiran seperti itu. Bawah sadarku menyeringai. Aku menyingkirkan pemikiran
yang tak kuinginkan.
Dia berhenti dan meraih waslap, saat aku terengah-engah, menginginkan ... membutuhkan. Tanganku
bertumpu pada pahanya yang berotot.
Menyemprotkan sabun ke waslap, ia membungkuk dan menyabuni di antara kedua kakiku. Aku
menahan napas. Jari-jarinya dengan terampil merangsangku melalui waslap, itu surgawi, dan
pinggulku mulai bergerak mengikuti irama sentuhan tangannya. Saat sensasi menguasai, aku
memiringkan kepalaku ke belakang, mataku memutar ke bagian belakang kepalaku, mulutku membuka,
dan aku merintih. Desakan sedang membangun perlahan, tak terelakkan dalam diriku ...
oh.
"Rasakan ini, sayang," Christian berbisik di telingaku dan menggigit dengan lembut daun telingaku.
"Rasakan ini untukku." Kedua kakiku ditahan ke sisi bak mandi, menahanku, memberikan akses dengan
mudah ke bagian paling pribadi dalam diriku.
"Oh ...Tolonglah," bisikku. Aku mencoba menggerakkan kakiku saat tubuhku menjadi kaku.
Aku seperti budak seksual untuk pria ini, dan ia tak 254
membiarkan aku bergerak.
"Aku pikir kau cukup bersih sekarang," bisiknya, dan dia berhenti. Apa! Tidak! Tidak! Tidak!
Napasku berantakan.
"Kenapa kamu berhenti?" Aku terkesiap.
"Karena aku punya rencana lain untukmu Anastasia."
Apa ... oh... tapi ... aku ... itu tak adil.
"Berbalik. Aku perlu disabuni juga," bisiknya.
Oh! Beralih menghadapnya, aku terkejut melihat ereksinya sudah membesar dan keras dalam
genggamannya.
Mulutku menganga.
"Aku ingin kau mengenal dengan baik, pada istilah nama pertama jika kau mau, dengan bagian
favoritku yang paling berharga dari tubuhku. Aku sangat terikat pada hal ini."
Sangat besar dan semakin besar. Ereksinya ada diatas garis air, air juga menetes dipinggulnya. Aku
meliriknya dan mukanya menyeringai nakal. Dia menikmati ekspresi terkejutku. Aku menyadari bahwa
aku sedang menatap. Aku menelan ludah. Itu pernah berada dalam diriku! Rasanya tak mungkin.
255
Dia ingin aku menyentuhnya. Hmm ... oke, lakukan.
Aku tersenyum padanya dan meraih sabun mandi, menyemprotkan sabun ke tanganku. Persis seperti
yang dilakukannya, menggosok sabun di tanganku sampai berbusa. Aku tak mengalihkan pandangan
darinya. Bibirku terbuka untuk menyesuaikan pernapasanku... sengaja dengan lembut aku menggigit
bibir bawahku dan kemudian menjalankan lidahku di atasnya, menelusuri gigiku. Matanya serius dan
gelap, dan melebar saat lidahku menelusuri bibir bawahku. Aku menyentuhnya, seperti saat dia
memegang dirinya sendiri. Matanya menutup sebentar. Wow ... terasa jauh lebih keras dari yang aku
pikirkan. Aku meremas, dan ia menempatkan tangannya di atas tanganku.
"Seperti ini," ia berbisik, dan dia menggerakkan tangannya naik turun dengan mencengkeram jariku,
dan jari-jariku bertambah erat disekitarnya. Dia menutup matanya lagi, dan napasnya tersengal-sengal.
Saat membuka lagi, tatapan mata abu-abunya terbakar dan meleleh. "Seperti itu, Sayang."
Dia melepaskan pegangan pada tanganku untuk aku meneruskan sendiri, dan menutup matanya saat aku
bergerak naik dan turun. Dia menegang, secara refleks pinggulnya sedikit maju saat aku pegang lebih
erat lagi. Sebuah erangan rendah keluar dari dalam tenggorokannya. Bercinta dengan mulutku ... hmm.
Aku ingat dia mendorong ibu jarinya ke mulutku dan memintaku untuk mengisap, keras. Mulutnya 256
menganga sedikit saat napasnya meningkat. Aku membungkuk kedepan, selagi matanya tertutup, dan
menempatkan bibirku disekitarnya dan mencoba menghisap, menjalankan lidahku ke ujungnya.
"Wow ... Ana." Matanya terbuka, dan aku menghisap lebih keras.
Hmm ... dia lembut dan sekaligus keras, seperti baja terbungkus beludru, dan mengejutkan gurih - asin
dan licin.
"Ya Tuhan," dia mengerang, dan menutup matanya kembali.
Bergeser turun, aku mendorongnya ke dalam mulutku. Dia mengerang lagi. Ha! Dewi batinku senang.
Aku bisa melakukan ini. Aku bisa bercinta dengan mulutku. Lidahku berputar di sekitar ujungnya lagi,
dan pinggulnya menegang. Matanya terbuka sekarang, membara. Giginya yang terkatup saat dia
menegang lagi, dan aku mendorongnya lebih dalam ke mulutku, menyangga diriku pada pahanya.
Aku merasa kakinya menegang di bawah tanganku.
Dia meraih kuncirku dan mulai benar-benar bergerak.
"Oh ... sayang ... ini terasa nikmat," bisiknya. Aku hisap lebih keras, menjalankan lidahku di ujung
ereksinya yang mengesankan. Membungkus gigi dengan belakang bibirku, Aku menjepit mulutku
disekitarnya. Napasnya mendesis di antara giginya, dan dia mengerang.
257
"Ya Tuhan. Seberapa jauh kau bisa lakukan?"
bisiknya.
Hmm ... Aku menariknya lebih dalam ke dalamku jadi aku bisa merasakan dia di belakang
tenggorokanku dan kemudian ke depan lagi. Lidahku berputar sekitar ujungnya. Miliknya adalah es
lolipop-ku rasa Christian Grey. Aku menghisap lebih keras dan lebih keras, mendorongnya lebih
dalam dan lebih dalam, lidahku berputar-putar. Hmm ... aku tak tahu memberi kenikmatan bisa
menjadi begitu mengairahkan, mengawasinya menggeliat dengan halus dengan mendambakan sesuatu.
Dewi batinku melakukan tarian dengan beberapa gerakan salsa.
"Anastasia, aku akan keluar di dalam mulutmu," nada desahnya memperingatkan. "Jika kau mau aku
tak melakukannya, berhenti sekarang." Dia menekan pinggulnya lagi, matanya melebar, waspada, dan
penuh nafsu - membutuhkan sesuatu dariku.
Membutuhkan mulutku ... oh.
Sialan. Tangannya benar-benar mencengkeram rambutku. Aku bisa melakukan ini. Aku mendorong
lebih keras lagi dan, di saat kepercayaan diri yang luar biasa, aku melepas gigiku. itu membawanya
sampai kepuncak.
Dia berteriak dan diam, dan aku bisa merasakan cairan hangat asin mengalir ke tenggorokanku. Aku
menelan cepat. Ugh ... aku tak yakin tentang hal ini.
258
Tapi ketika aku melihatnya, dan dia keluar di bak mandi karena aku, dan aku jadi tak peduli. Aku
duduk dan menontonnya, senyum sombong penuh kemenangan tersungging di sudut bibirku. Napasnya
tak teratur. Membuka mata, ia melotot ke arahku.
"Mengapa kau tak tersedak?" Tanyanya, heran " Ya Tuhan, Ana ... itu ... nikmat, benar-benar
nikmat,sungguh tak terduga." Dia mengerutkan kening. "Kau tahu, kau tak pernah berhenti membuatku
takjub."
Aku tersenyum dan dengan sadar menggigit bibirku.
"Percaya padaku?" Tanyanya tiba-tiba. Aku mengangguk, mataku terbelalak mendadak menyadari
bahwa aku mempercayainya. Apa yang dia lakukan padaku sekarang? Sebuah getaran listrik
menjalariku.
"Gadis baik," dia bernafas, ibu jarinya menyentuh bibir bawahku. Dia melangkah ke lemarinya dan
kembali membawa dasi sutra perak abu-abu.
"Lekatkan tanganmu bersama-sama di depanmu,"
perintahnya sambil melepas handukku dan melemparkannya ke lantai.
Aku menurut, dan ia mengikat pergelangan tanganku dengan dasinya, mengikat dengan kuat. Matanya
cerah bergairah. Dia mengikat simpul. Ini aman.
Sebagian pramuka pasti pernah belajar mengikat dengan cara ini. Sekarang apalagi? Denyut nadiku
berpacu, jantungku berdetak gelisah. Dia melepaskan kuncirku.
"Kau terlihat begitu muda dengan ini," bisiknya dan 261
bergerak maju. Tanpa sadar, aku mundur sampai merasakan tempat tidur menempel dibelakang
lututku. Dia menjatuhkan handuknya, tapi aku tak bisa mengalihkan pandangan dari wajahnya.
Ekspresinya bersemangat, penuh hasrat.
"Oh, Anastasia, apa yang harus kulakukan untukmu?" Bisiknya sambil menurunkanku di tempat tidur,
berbaring di sampingku, dan mengangkat tanganku di atas kepalaku.
"Letakkan tanganmu tetap di situ, jangan memindahkannya, mengerti?" Matanya terbakar menatapku,
dan aku terengah-engah menatapnya. Ini bukan seorang pria yang aku ingin lawan....sama sekali.
"Jawab aku," tuntutnya, suaranya sangat lembut.
"Aku tak akan menggerakkan tanganku." Aku terengah-engah.
"Anak manis," bisiknya dan sengaja menjilati bibirnya perlahan. Aku terpesona oleh lidahnya saat
menyapu perlahan-lahan bibir atasnya. Dia menatap mataku, mengawasiku, menilai. Dia membungkuk
dan langsung mencium bibirku.
"Aku akan mencium seluruh tubuhmu, Miss Steele,"
katanya lembut, dan dia meraih daguku, mendorongnya keatas memberi ruang pada tenggorokanku.
Bibirnya meluncur kebawah 262
tenggorokanku, mengisap, dan menggigit di pangkal leherku. Tubuhku melonjak... di segala tempat.
Pengalaman mandi barusan membuat kulitku masih terasa sangat sensitif. Darah memanasku
mengumpul rendah di perut, diantara kedua kakiku, tepat di bawah sana. Aku mengerang.
Aku ingin menyentuhnya. Aku menggerakkan tanganku dan agak susah, mengingat aku terikat,
merasakan rambutnya. Dia berhenti menciumku dan melotot ke arahku, menggelengkan kepala sambil
berdecak. Dia meraih tanganku dan menempatkannya di atas kepalaku lagi.
"Jangan menggerakkan tanganmu, atau kita harus mulai dari awal lagi," Dia menegurku dengan lembut.
Oh, dia seorang penggoda.
"Aku ingin menyentuhmu." Suaraku mendesah dan diluar kontrol.
"Aku tahu," bisiknya. "Tetap taruh tanganmu di atas kepala," perintahnya, suaranya tegas.
Dia menangkup daguku lagi dan mulai mencium leherku seperti sebelumnya. Oh ... dia membuatku
begitu frustasi.
Tangannya menjalar ke bawah tubuhku dan payudaraku saat ia mencapai pangkal leherku dengan
bibirnya. Sentuhan hidungnya berputar di sekitar 263
leherku kemudian mulai menjelajah secara perlahan dengan mulutnya, turun kebawah, mengikuti jejak
tangannya, turun ke payudaraku. Menciumi bergantian dan menggigit dengan lembut dan putingku
dengan lembut dihisap. Ya ampun.
Pinggulku mulai bergoyang dan bergerak atas kemauannya sendiri, mengikuti irama mulutnya padaku,
dan aku berusaha keras untuk mengingat untuk menjaga tanganku tetap di atas kepalaku.
"Tetap diam," dia mengingatkan, napasnya hangat terasa di kulitku. Sampai pusarku, dia mencium
dengan lidahnya, dan kemudian dengan lembut menyentuh perutku dengan giginya. Tubuhku
melengkung ditempat tidur. "Hmm. Kau begitu manis, Miss Steele." Hidungnya meluncur sepanjang
garis antara perut dan rambut pubisku, menggigitku dengan lembut, menggodaku dengan lidahnya.
Tiba-tiba dia duduk, berlutut di kakiku, menggenggam kedua pergelangan kakiku dan membuka kakiku
lebar.
Sial. Dia mengambil kaki kiriku, menekuk lututku, dan membawa kakiku sampai ke mulutnya.
Menonton dan menilai setiap reaksiku, Dengan lembut dia menciumi setiap jari kakiku kemudian
menggigitnya dengan lembut pada telapaknya. Ketika sampai ujung jari kecilku, dia menggigit lebih
keras, dan aku mengejang, merintih. Dia menciumiku hingga punggung kakiku - dan aku tak bisa lagi
264
mengawasinya.
Ini terlalu erotis. Aku akan segera terbakar. Aku menutup mata dan mencoba untuk menyerap dan
mengatur semua sensasi yang dia ciptakan. Dia mencium pergelangan kakiku dan naik ke betis lalu
lututku, berhenti tepat di atasnya. Lalu dia memulai pada kaki kananku, mengulangi lagi semuanya,
proses yang sangat menggairahkan.
"Oh, tolonglah," aku mengerang saat dia menggigit jari kelingkingku, tindakannya menjadikan campur
berputar-putar, aku mengerang. Ini terlalu banyak ... Tubuhku memohon pelepasan, dan aku tak bisa
lagi mengingkarinya. Aku membiarkan lepas, kehilangan semua pemikiran meyakinkan saat orgasmeku
meremas-remas bagian dalamku lagi dan lagi. Ya ampun. Aku berteriak, dan dunia datang dan
menghilang dari pandangan saat dorongan klimaksku membuat semuanya kosong dan hampa.
Aku terengah-engah dan samar-samar terdengar suara robekan foil. Dengan perlahan dia memasuki
diriku dan mulai bergerak. Oh ... Terasa nyeri dan nikmat, dan sekaligus tegas dan lembut.
"Bagaimana?" Dia mengambil nafas.
267
"Rasanya nikmat," aku mengambil nafas. Dan dia benar-benar mulai bergerak, cepat, keras, dan besar,
mendorongku berulang-ulang sampai aku mendekati tepi jurang lagi. Aku merengek.
"Keluarlah untukku, sayang." Suaranya keras, terengah-engah di telingaku, dan Aku meledak di
sekitarnya saat dia mendorong cepat ke dalam diriku.
"Terima ini," bisiknya, dan ia mendorong keras sekali lagi dan mengerang saat ia mencapai puncak,
menekan dirinya ke dalam diriku. Lalu ia diam, tubuhnya kaku.
Ambruk di atasku, aku merasa berat tubuhnya membuatku terdesak ke dalam kasur. Aku menarik
tanganku yang terikat diatas lehernya dan memeluk sebisanya. Aku tahu pada saat ini aku akan
melakukan apa saja untuk pria ini. Aku miliknya.
Senang bahwa dia memperkenalkan ini padaku, itu melebihi apapun yang kubayangkan. Dan ia ingin
mengambil lebih jauh, sangat jauh, ke tempat yang aku tak bisa, didalam kepolosanku, pernah
bayangkan. Oh ... apa yang harus kulakukan?
Dia bersandar di atas siku dan menatap ke arahku, mata abu-abu tajam.
"Lihat alangkah menyenangkannya saat kita bersama," bisiknya. "Jika kau memberikan dirimu padaku,
akan jauh lebih baik. Percayalah, Anastasia, 268
aku bisa membawamu ke tempat-tempat yang kau bahkan tak tahu itu ada,"
Kata-katanya menggemakan pikiranku. Dia mengusap hidungnya ke hidungku. Aku masih belum pulih
dari pengaruh fisiknya yang luar biasa, dan aku menatapnya kosong, untuk memahami pikiran dengan
jelas.
Tiba-tiba kita berdua menyadari ada suara-suara di luar pintu kamar tidurnya. Butuh beberapa saat
untuk mengetahui apa yang dapat aku dengar.
"Tapi jika dia masih di tempat tidur, dia pasti sakit.
Dia tak pernah di tempat tidur pada saat seperti sekarang ini. Christian jarang tidur sampai
siang."
Dia tampak rapi, elegan, indah, dan aku jadi rendah diri, tahu bahwa aku terlihat berantakan.
273
"Ibu, ini Anastasia Steele. Anastasia, ini Grace Trevelyan-Grey. "
Dr. Trevelyan-Grey memegang tanganku. T ...
kepanjangan Trevelyan?
"Senang sekali bertemu denganmu," gumamnya. Jika aku tak salah, sepertinya takjub mungkin heran
dan sedikit lega dalam nada suaranya dan mata cokelatnya bersinar hangat. Aku jabat tangannya, dan
aku tak bisa menahan senyum, membalas
kehangatannya.
"Dr. Trevelyan-Grey," bisikku.
"Panggil aku Grace," dia menyeringai, dan Christian mengerutkan kening. "Aku biasanya dipanggil
Dr.
Trevelyan, dan Mrs. Grey adalah ibu mertuaku." Dia mengedipkan sebelah matanya. "Jadi bagaimana
kalian berdua bertemu?" Dia memberikan pandangan bertanya pada Christian, tak mampu
menyembunyikan rasa ingin tahunya.
"Anastasia mewawancaraiku untuk koran mahasiswa di WSU karena aku akan menganugerahkan gelar
disana minggu ini."
Dobel sialan. Aku sudah lupa itu.
"Jadi kau lulus minggu ini?" Tanya Grace.
274
"Ya."
Ponselku berbunyi. Kate, aku bertaruh.
"Maaf." Aku berjalan ke dapur dan bersandar di meja sarapan, tanpa memeriksa nomor.
"Kate."
"Dios mio! Ana." Sialan, ini Jos. Dia terdengar putus asa. "Kamu dimana? Aku berusaha untuk
menghubungimu. Aku ingin bertemu denganmu, untuk meminta maaf atas perlakuanku pada hari Jumat.
Kenapa kau tak membalas teleponku?"
"Dengar Jos, sekarang bukan saat yang tepat." Aku melirik cemas ke arah ekspresi wajah Christian
yang menatapku tajam, saat ia bergumam sesuatu pada ibunya. Aku langsung membelakanginya.
"Dimana sih kamu? Kate selalu mengelak," dia merengek.
"Aku di Seattle."
"Apa yang kamu lakukan di Seattle? Apakah kau bersama dia? "
"Jos, aku akan meneleponmu nanti. Aku tak bisa bicara denganmu sekarang." Aku langsung menutup
telepon.
275
Aku berjalan santai kembali ke Christian dan ibunya.
Grace masih asyik berbicara dengan Christian.
"... Dan Elliot menelepon mengatakan kau berada disini - Aku tak melihat kamu selama dua minggu,
Sayang."
"Apa dia sekarang senang mencampuri urusanku?"
bisik Christian, menatapku, ekspresinya tidak terbaca.
"Kupikir kita bisa makan siang bersama, tapi aku bisa mengerti kamu memiliki rencana lain, dan aku
tak ingin mengganggu harimu." Dia mengambil mantel krim yang panjang dan berbalik, memberikan
pipinya.
Christian mencium sekilas dengan manisnya. ibunya tak menyentuhnya.
"Aku harus mengantar Anastasia kembali ke Portland."
"Tentu saja, Sayang. Anastasia, menyenangkan sekali bertemu denganmu. Aku berharap kita bertemu
lagi."
Dia mengulurkan tangannya padaku, matanya bersinar, dan kami bersalaman. Taylor muncul dari ...
mana?
"Mrs. Grey?" Tanyanya.
"Terima kasih, Taylor." Dia mengantar keluar ruangan dan melalui pintu ganda ke ruang depan.
276
Taylor ada di sini sepanjang waktu? Sudah berapa lama dia berada di sini? Dimana dia?
Christian melotot ke arahku.
Baik."
Dia menutup telepon. Kehangatan di matanya telah menghilang. Dia tampak menakutkan, dan melirik
sekilas padaku, dia masuk ke ruang kerjanya dan kembali sesaat kemudian.
"Ini kontrak. Bacalah, dan kita akan membicarakannya akhir pekan depan. Aku 278
menyarankan padamu untuk melakukan penelitian, supaya tahu kau terlibat dengan apa." Dia berhenti.
"Itupun jika kau setuju, dan aku sangat berharap kau melakukannya." Dia menambahkan, nadanya lebih
lembut, dan gelisah.
"Penelitian?"
"Kau akan kagum apa yang dapat kau temukan di Internet," bisiknya.
Internet! Aku tak memiliki akses ke komputer, hanya laptop Kate, dan aku tak bisa memakai punya
Clayton, tidak untuk 'penelitian' semacam ini jelas, kan?
"Apa itu?" Tanyanya, memiringkan kepalanya.
"Aku tak punya komputer. Aku akan melihat jika aku dapat meminjam laptop Kate. "
Dia mengulurkan sebuah amplop manila.
"Aku yakin aku bisa ... err, meminjamkan satu. Ambil barang-barangmu, kita akan mengendarai mobil
kembali ke Portland dan makan siang di jalan. Aku harus ganti baju."
"Aku akan menelpon," bisikku. Aku hanya ingin mendengar suara Kate. Dia mengernyit.
"Fotografer?" Rahangnya mengepal, dan matanya 279
terbakar. Aku berkedip padanya. "Aku tak suka berbagi, Miss Steele. Ingat itu." Nadanya tenang
dingin seperti memperingatkan, dengan sekali pandangan dingin padaku, dia balik ke kamar tidur.
Sialan. Aku hanya ingin menelepon Kate, aku ingin menelepon setelah dia masuk kamar, tapi
mendadak dia bersikap cuek langsung meninggalkanku sendiri membuatku jadi lumpuh. Apa yang
terjadi pada pria ini, murah hati, rileks, tersenyum saat bercinta denganku tak sampai setengah jam
yang lalu?
"Siap?" Tanya Christian saat kita berdiri di pintu ganda ruang depan.
Aku mengangguk yakin. Dia kembali menjaga jarak, sopan, sosok yang kaku, topengnya kembali dan
dipamerkan. Dia membawa tas kulit dorong. Mengapa ia perlu itu? Mungkin dia menginap di
Portland, dan kemudian aku ingat acara wisuda. Oh ya ... dia akan ke sana pada hari Kamis.
Dia mengenakan jaket kulit hitam. Dia jelas tak terlihat seperti multi-multi jutawan, miliarder, dengan
pakaiannya. Dia tampak seperti cowok dari sisi jalur yang salah, mungkin seorang bintang rock
berperilaku buruk atau model catwalk. Aku mendesah dalam hati, berharap aku punya sepersepuluh
dari ketenangannya. Dia begitu tenang dan terkendali.
Aku mengerutkan kening, mengingat ledakan amarahnya tentang Jos ... Yah, tampaknya karena itu.
280
Taylor berdiri di belakang.
"Samapai besok," katanya pada Taylor yang mengangguk.
"Ya pak. Mobil mana yang akan anda pakai, pak? "
Dia melihat ke arahku sebentar.
"R8."
"Semoga perjalanannya lancar, Mr. Grey. Miss Steele." Taylor terlihat ramah padaku, meskipun
mungkin sepertinya ada sedikit rasa kasihan tersembunyi di kedalaman matanya.
Tak diragukan lagi dia pikir aku sudah menyerah pada kebiasaan seksual Mr. Grey yang
dipertanyakan.
Belum, hanya kebiasaan seksualnya yang luar biasa, atau seks mungkin seperti itu untuk semua orang.
Aku mengerutkan kening pada pikir itu. Aku tak punya perbandingan, dan aku tak bisa bertanya pada
Kate. Itu sesuatu yang harus aku bicarakan dengan Christian. Sangat wajar kalau aku harus berbicara
dengan seseorang - dan aku tak bisa bicara dengannya jika dia begitu terbuka satu menit dan
berikutnya menjaga jarak.
Taylor menahan pintu terbuka untuk kami saat kami keluar. Christian memanggil lift. "Ada apa,
Anastasia?" Tanya dia. Bagaimana dia tahu aku 281
memikirkan sesuatu berlebihan dalam pikiranku? Dia meraih dan menarik daguku.
"Berhenti menggigit bibirmu, atau aku akan bercinta denganmu di lift, dan aku tak peduli siapa yang
akan masuk ke lift bersama kita."
Aku tersipu, tapi ada sedikit senyum di bibirnya, akhirnya suasana hatinya tampaknya berubah.
"Christian, aku punya masalah."
"Oh?" aku jadi mendaat perhatian dia sepenuhnya.
Lift tiba. Kami masuk, dan Christian menekan tombol G.
"Yah," mukaku memerah. Bagaimana mengatakan ini? "Aku perlu bicara dengan Kate. Aku punya
begitu banyak pertanyaan tentang hubungan intim, dan kau terlalu terlibat. Jika kau ingin aku
melakukan semua hal ini, bagaimana aku tahu-?" Aku berhenti sejenak, berusaha untuk menemukan
kata yang tepat. "Aku tak punya referensi sama sekali."
Dia memutar matanya ke arahku.
"Bicaralah padanya jika kau harus." Dia terdengar putus asa. "Pastikan ia tak menyebutkan apa pun
pada Elliot."
Aku siap berperang atas sindirannya. Kate tidak seperti itu.
282
"Dia tak akan melakukannya, dan aku tak akan mengatakan padamu tentang apa pun yang dia ceritakan
padaku tentang Elliot - jika dia mengatakan sesuatu padaku," tambahku cepat.
"Nah, perbedaannya adalah bahwa aku tak ingin tahu tentang kehidupan seksnya," bisik Christian
datar.
"Elliot adalah bajingan usil. Tapi hanya tentang apa yang kita lakukan sejauh ini," dia
memperingatkan.
"Kate mungkin akan mengambil bolaku jika dia tahu apa yang ingin kulakukan padamu," tambahnya
lembut sehingga aku tak yakin aku harus mendengarnya.
"Oke," Aku setuju seketika itu juga, tersenyum ke arahnya, lega. Membayangkan Kate dengan bola
Christian bukan sesuatu yang ingin aku bahas.
Bibirnya terangkat tertuju padaku, dan dia menggeleng.
"Semakin cepat aku mendapatkan penyerahanmu akan lebih baik, dan kita bisa menghentikan semua
ini," bisiknya.
"Hentikan semua apa?"
"Kamu, menantangku." Dia menangkup daguku dan langsung memberikan ciuman manis di bibirku saat
pintu lift terbuka. Dia menggenggam tanganku dan 283
membawaku ke garasi bawah tanah.
Aku, menentang dia ... bagaimana?
Disamping lift, aku bisa melihat Audi hitam 4x4, tapi jenisnya lebih kecil dan sporty warna hitam dan
lampunya nyala berkelip langsung terbuka saat dia menekan tombol alarm di kunci itu. Ini adalah
salah satu mobil yang harus dimiliki pirang yang berkaki panjang, atapnya bisa dibuka dan bisa
terlipat sendiri di kap belakang.
diaduk hilanglah kemarahanku. Aku tidak bisa tidak membalas senyumnya yang tulus ke arahnya.
"Ibuku menyukaimu," katanya datar.
"Benarkah?" Kata-katanya membuat mukaku 287
memerah kesenangan.
"Oh ya. Dia selalu berpikir aku gay."
Mulutku menganga, dan aku ingat pertanyaan itu ...
dari wawancara. Oh tidak.
"Mengapa dia berpikir kau gay?" Bisikku.
"Karena dia tak pernah melihatku dengan seorang gadis."
"Oh ... bahkan tidak dengan salah satu dari lima belas itu?"
Dia tersenyum.
"Kau ingat. Tidak, tidak satupun dari lima belas itu."
"Oh."
"Kau tahu, Anastasia, ini merupakan pengalaman akhir pekan pertama bagiku juga," katanya pelan.
"Benarkah?"
"Aku belum pernah tidur dengan siapa pun, tak pernah berhubungan intim di tempat tidurku, tak pernah
menerbangkan seorang gadis dengan Charlie Tango, tak pernah memperkenalkan seorang wanita ke
ibuku. Apa yang kau lakukan padaku?" Matanya membara, Pernyataannya membuatku terkejut.
288
Pelayan datang dengan gelas anggur kami, dan aku segera menyesap cepat. Apa dia membuka diri atau
hanya membuat pengamatan biasa?
"Aku sangat menikmati akhir pekan ini," bisikku. Dia menyempit matanya padaku lagi.
"Berhenti menggigit bibir itu," ia menggeram. "Aku juga," tambahnya.
"Apa karena seks yang normal?" Aku bertanya, apakah ada sesuatu untuk mengalihkan perhatianku
dari penampilannya yang intens membakar dan seksi.
Dia tertawa.
"Hanya seks sederhana, Anastasia. Tak ada mainan, tak ada tambahan yang istimewa." Dia
mengangkat bahu. "Kau tahu ... ya sebenarnya kau tidak, tapi itulah apa artinya."
"Oh." Pikirku itu adalah seks seperti coklat palsu pada brownies yang kita miliki, dengan ceri di
atasnya. Tapi, hei, apa yang aku tahu?
Pelayan membawakan sup. Kita berdua menatapnya agak ragu.
"Sup Nettle (dari daun jelantang)," pelayan menjelaskan pada kami sebelum berbalik agak marah dan
kembali ke dapur. Aku berpikir dia tak suka diabaikan oleh Christian. Aku mencobanya ragu-agu.
289
Ini lezat.
Christian dan aku melihat satu sama lain pada saat yang sama akhirnya merasa lega. Aku tertawa, dan
dia memiringkan kepalanya ke satu sisi.
"Suaramu menyenangkan," bisiknya.
"Kenapa kau tak pernah berhubungan seks yang normal sebelumnya? Apakah kau selalu melakukan ...
err, apa yang telah kau lakukan?" aku bertanya, sangat tertarik.
Dia mengangguk perlahan.
"Semacam itulah." Suaranya waspada. Dia mengernyit sejenak dan sepertinya menimbang-nimbang.
Lalu ia melirik ke atas, keputusan sudah dibuat. "Salah satu teman ibuku membujukku ketika aku
berumur lima belas tahun."
"Oh." Sialan semuda itu!
"Dia punya selera yang sangat khusus. Aku menjadi submissivenya selama enam tahun" Dia
mengangkat bahu.
"Oh." Otakku telah beku, tertegun hingga tak bekerja oleh pengakuan ini.
"Jadi aku tahu apa yang menyebabkan ini, Anastasia." Sinar matanya mendalam.
290
Aku menatapnya, tak mampu menyuarakan apa pun bahkan alam bawah sadarku pun diam.
"Aku benar-benar tak memiliki pengenalan seks yang normal."
Keingintahuan bertambah besar.
Christian yang submisif... sialan. Aku meneguk banyak Pinot Grigio - dia benar, tentu saja lezat.
Astaga, semua pengakuannya, begitu banyak yang harus dipikirkan. Aku perlu waktu untuk mengolah
ini, saat aku sendiri, bukan ketika aku terganggu oleh kehadirannya. Dia begitu luar biasa, seperti
seorang Pejantan Alfa, dan sekarang dia melempar berita yang mengejutkan ini. Dia tahu apa rasanya.
"Tapi itu tak mungkin tanpa henti?" Aku bingung.
"Yah, begitulah, meskipun aku tak melihatnya sepanjang waktu. Itu adalah ... sulit. Setelah semua, aku
masih di sekolah dan kemudian di perguruan tinggi. Makanlah, Anastasia."
"Aku benar-benar tak lapar, Christian." Aku terguncang oleh pengungkapannya.
Ekspresinya mengeras.
"Makanlah," katanya dengan tenang, terlalu tenang.
Aku menatapnya. Pria ini menjadi korban pelecehan seksual saat remaja - nadanya begitu
mengancam.
"Beri aku waktu sejenak," gumamku pelan. Dia berkedip beberapa kali.
"Oke," bisiknya, dan dia meneruskan makannya.
Akan seperti ini jika aku sudah menandatangani, dia 293
memerintahku. Aku mengerutkan kening. Apakah aku menginginkan ini?
Sambil meraih pisau dan garpu, aku potong daging rusa. Ini sangat lezat.
"Apakah akan err ... menjadi seperti ini hubungan
kita?" Bisikku. "Kau, main perintah padaku?" Aku tak berani untuk menatapnya.
"Ya," bisiknya.
"Aku mengerti."
"Dan apa lagi, kau juga akan menginginkanku seperti itu," tambahnya, suaranya rendah.
Aku sangat meragukannya. Aku mengiris sepotong daging rusa, memasukkan kedalam mulutku.
"Ini langkah besar," gumamku sambil makan.
"Ya." Dia menutup matanya sebentar. saat dia membuka, matanya lebar dan besar.
"Anastasia, kau harus melakukan dengan keberanianmu. Lakukan penelitian, baca kontrak -
Aku senang untuk membahas dari beberapa segi. Aku masih di Portland hingga Jumat jika kau ingin
berbicara tentang hal itu." Kata-katanya seperti terburu-buru. "Telepon aku - mungkin kita bisa makan
malam - katakanlah, Rabu? Aku benar-benar 294
ingin ini berjalan. Bahkan, aku tak pernah menginginkan apapun seperti aku ingin ini cepat berjalan."
Kejujurannya yang berkobar, keinginannya, tercermin dalam matanya. Dasarnya ini yang tak
kupahami.
Mengapa aku? Mengapa tidak salah satu dari lima belas wanita ini? Oh tidak ... akankah aku menjadi
sebuah nomor?
Enam belas dari sekian banyak?
"Apa yang terjadi dengan yang lima belas wanita itu?"
Cetusku.
Dia mengangkat alisnya karena terkejut, kemudian menggelengkan kepalanya pasrah.
"Bermacam-macam, tapi intinya," ia berhenti sejenak, aku pikir dia berusaha untuk menemukan katakata yang tepat.
"Ketidakcocokan." Dia mengangkat bahu.
"Dan kau berpikir bahwa aku mungkin cocok denganmu?"
"Ya."
"Jadi kau tidak berhubungan lagi dengan salah satu dari mereka?"
295
"Tidak, Anastasia, aku tidak. Aku penganut hubungan monogami."
Oh ... ini adalah berita.
"Aku mengerti."
"Lakukan riset, Anastasia."
Aku meletakkan pisau dan garpu. Aku tak bisa makan lagi.
"Sudah? Apa kau sudah selesai makan?"
Aku mengangguk. Dia cemberut padaku, tapi memilih untuk tidak mengatakan apa-apa. Aku menarik
Aku menatap tanganku, saat aku menautkan jari-jariku bersama-sama. Tiba-tiba aku merasa
emosional.
Dia akan pergi. Mengulurkan tangannya, dia mengambil salah satu tanganku dan perlahan menarik ke
mulutnya, lembut mencium punggung tanganku, seperti kebiasaanya, sikap manis. Hatiku melompat ke
dalam mulutku.
"Terima kasih untuk akhir pekan ini, Anastasia. Ini adalah... yang terbaik. Rabu? Aku akan
menjemputmu dari tempat kerja, atau dimana pun?"
Katanya lembut.
"Rabu," bisikku.
Dia mencium tanganku lagi dan menempatkan kembali di pangkuanku. Dia keluar, memutar ke
sampingku, dan membuka pintu penumpang.
Mengapa aku merasa tiba-tiba kehilangan? Seperti ada sebuah benjolan di tenggorokanku. Aku 298
seharusnya tak membiarkan dia melihatku seperti ini.
Memasang senyum di wajahku, aku keluar dari mobil dan menegakkan kepala menyusuri jalan
setapak, tahu bahwa aku harus menghadapi Kate, aku jadi merasa benar-benar takut. Aku berbalik dan
menatap dia di tengah jalan. Tabahlah Steele, aku mencaci diriku sendiri.
"Oh ... omong-omong, aku memakai pakaian dalammu." Aku memberinya senyum kecil dan menarik
pinggang sampai terlihat celana boxer yang aku pakai sehingga dia bisa melihat. Mulut Christian
menganga, terkejut. Reaksi yang hebat. Suasana hatiku segera jadi berubah, dan aku balik masuk ke
dalam rumah, sebagian diriku ingin melompat dan meninju udara. YA! Dewi batinku merasa gembira.
Kate di ruang tamu mengemasi buku-bukunya ke dalam peti.
"Kau sudah kembali. Mana Christian? Bagaimana kabarmu?" nadanya gelisah, cemas, dan dia
melompat kearahku, menyambar bahuku, menganalisa dengan teliti wajahku sebelum aku bahkan
berkata halo.
Sialan ... aku harus berurusan dengan ketekunan dan keuletan Kate, dan aku memiliki sebuah dokumen
resmi yang sudah ditandatangani yang mengatakan bahwa aku tak bisa bicara. Ini bukan kombinasi
yang baik.
"Nah bagaimana? Aku tak bisa berhenti memikirkan 299
tentangmu, setelah Elliot meninggalkanku," Ia menyeringai nakal.
Aku tak bisa tidak tersenyum pada perhatian dan rasa ingin tahunya yang meluap-luap, tapi tiba-tiba
aku merasa malu. Aku malu. Ini sangat pribadi.
Semuanya. Melihat dan mengetahui apa yang jadi rahasia Christian. Tapi aku harus memberinya
beberapa rincian, karena dia tak akan meninggalkan aku sendiri sampai aku menceritakannya.
"Menyenangkan, Kate. Sangat menyenangkan, aku pikir," kataku pelan, sambil tersenyum aku berusaha
menyembunyikan rasa malu saat aku
menceritakannya.
"Kau pikir?"
"Aku tak punya pengalaman untuk
membandingkannya, benar kan?" Aku mengangkat bahu meminta maaf.
"Apakah dia membuatmu datang?"
Sialan. Dia begitu terus terang. Mukaku merah padam.
"Ya," gumamku, putus asa.
Kate menarikku ke sofa dan kami duduk. Dia menggenggam tanganku.
300
"Itu bagus." Kate menatapku tak percaya. "Ini pertama kalinya buatmu. Wow, Christian benar-benar
tahu apa yang dia lakukan."
Oh Kate, jika kau tahu yang sebenarnya.
"Saat pertamaku sangat mengerikan," lanjutnya, membentuk wajahnya sedih tapi lucu.
"Oh?" Ini membuatku jadi tertarik, sesuatu yang belum pernah diungkapkan sebelumnya.
"Ya, Steve Paton. Teman SMA, atlet brengsek." Dia gemetar.. "Dia kasar. Aku belum siap. Kami
berdua mabuk. Kau tahu Remaja pada umumnya, bencana setelah pesta prom. Ugh
- aku membutuhkan waktu sebulan sebelum aku memutuskan untuk mencoba lagi. Dan tidak dengan
dia, memikirkannya jadi takut. Aku terlalu muda.
Kau benar untuk menunggu."
"Kate, kedengarannya mengerikan."
Kate terlihat murung.
"Ya, butuh waktu setahun baru mengalami orgasme pertamaku lewat penetrasi seks dan kau ...
langsung pada saat pertama kalinya?"
Aku mengangguk malu-malu. Dewi batinku duduk bersila tampak tenang kecuali tersenyum licik
sendiri 301
- ucapan selamat di wajahnya.
"Aku senang kau kehilangan itu dengan seseorang yang tahu bagaimana melakukannya." Dia
mengedipkan mata padaku. "Jadi kapan kau bertemu dengannya lagi?"
"Rabu. Kami akan makan malam berdua."
"Jadi kau masih menyukainya?"
"Ya. Tapi aku tak tahu tentang ... masa depan."
"Kenapa?"
"Dia rumit orangnya, Kate. Kau tahu - ia mendiami dunia yang sangat berbeda denganku."
Alasan yang tepat. Mudah dipercaya juga. Jauh lebih baik dari - dia punya Red Room of Pain, dan dia
ingin menjadikan aku budak seksnya.
"Oh tolong, jangan biarkan ini karena masalah uang, Ana. Elliot mengatakan sangat tidak biasa bagi
Christian untuk kencan dengan seseorang."
"Benarkah dia?" Suaraku naik beberapa oktaf.
Terlalu jelas, Steele! Bawah sadarku melotot ke arahku, sambil mengibaskan jari panjang kurusnya,
lalu membentuk menjadi timbangan keadilan untuk mengingatkanku dia bisa menuntut jika aku 302
mengungkapkan terlalu banyak.
Ha ... apa yang akan dia lakukan - mengambil semua uangku? Aku harus ingat untuk membuka google
mencari 'denda pelanggaran perjanjian yang tak boleh diungkapkan' setelah aku selesai melakukan
'penelitian' ku. Seperti aku diberi tugas sekolah.
Mungkin aku akan dinilai. Mukaku memerah, teringat dapai nilai A untuk eksperimen waktu mandi
tadi pagi.
"Ana, apa itu?"
"Aku hanya teringat sesuatu apa yang dikatakan Christian."
"Kau tampak berbeda," kata Kate dengan sayang.
"Aku merasa lain. Nyeri," aku mengaku.
"Sakit?"
"Seperti apa yang kau lakukan, meskipunpun pertama-tama kami makan malam dulu." Dia menyeringai
padaku. "Apakah kau benar-benar oke?
Kau terlihat seperti kewalahan."
"Aku merasa kewalahan. Christian adalah sangat intens."
"Ya, aku bisa melihat bagaimana dia. Tapi dia baik padamu?"
"Ya," aku meyakinkannya. "Aku benar-benar lapar, aku akan memasak?"
Dia mengangguk dan mengambil dua buku lagi untuk berkemas.
"Apa yang ingin kau lakukan dengan buku empat belas ribu dolar?" Tanya dia.
305
"Aku akan mengembalikan padanya."
"Benarkah?"
"Hadiah benar-benar berlebihan. Aku tak bisa menerimanya, apalagi sekarang." Aku menyeringai
pada Kate. Dan dia mengangguk.
"Aku mengerti. Ada dua surat buatmu, dan Jos menelepon setiap jam. Dia terdengar putus asa."
"Aku akan menelponnya," gumamku mengelak. Jika aku memberitahu Kate tentang Jos, dia akan
menjadikannya sarapan. Aku mengambil surat dari meja makan dan membukanya.
"Hei, aku akan wawancara! Minggu depannya lagi, di Seattle, untuk penempatan magang!"
"Surat yang mana dari perusahaan penerbitan?"
"Dari keduanya!"
"Sudah kubilang IPK mu akan membuka pintu bagimu, Ana."
Tentu saja Kate sudah dapat magang di Seattle Times. Ayahnya mengenal seseorang disitu.
"Bagaimana perasaan Elliot tentang kau akan berlibur?" Aku bertanya.
306
Kate berjalan masuk ke dapur, dan untuk pertama kalinya malam ini, dia sedih.
"Dia pengertian. Sebagian dari diriku tak ingin pergi, tapi sangat menggoda untuk berbaring di bawah
sinar matahari selama beberapa minggu. Selain itu, Ibuku sudah menyiapkan di sana, berpikir ini akan
menjadi liburan terakhir keluarga kami sebelum Ethan dan aku masuk ke dunia kerja."
Aku tak pernah meninggalkan benua Amerika. Kate ke Barbados dengan orang tuanya dan saudaranya
Ethan selama dua minggu penuh. Aku tanpa Kate di apartemen baru kami. Itu akan menjadi aneh.
Ethan berkeliling dunia sejak ia lulus tahun lalu. Aku bertanya-tanya sebentar apakah aku akan
melihatnya sebelum mereka pergi berlibur. Dia seorang pria yang menyenangkan. Telepon berdering,
mengagetkanku dari lamunan.
"Itu pasti Jos."
Aku menghela napas. Aku tahu aku harus berbicara dengannya. aku angkat telepon.
"Hai."
"Ana, kau sudah kembali!" Teriak Jos lega.
"Jelas." Sindiran keluar dari nada suaraku, dan aku memutar mata di telepon.
307
Dia diam sejenak.
"Bisakah aku bertemu denganmu? Maaf tentang Jumat malam. Aku mabuk ... dan kau ... ya. Ana maafkan aku."
"Tentu saja, aku memaafkanmu Jos. Hanya saja jangan melakukannya lagi. Kau tahu aku tak merasa
seperti itu tentangmu." Dia menghela napas berat, sedih.
"Aku tahu, Ana. Aku hanya berpikir, jika aku menciummu, mungkin mengubah perasaanmu."
"Jos, aku sangat menyayangimu, kau sangat berarti bagiku. Kau seperti saudara laki-lakiku yang tak
pernah kupunya.
Itu tak akan berubah. Kau tahu itu." Aku benci mengecewakannya, tapi itu kenyataan.
"Jadi kau dengan dia sekarang?" Nada suaranya penuh dengan kebencian.
"Jos, aku tidak dengan siapa pun."
"Tapi kau menghabiskan malam bersamanya."
"Itu bukan urusanmu!"
"Apakah itu karena uang?"
308
"Jos! Beraninya kau!" teriakku, Tergoncang oleh kelancangannya.
"Ana," ia merengek dan meminta maaf secara bersamaan. Aku tak bisa menghadapi
kecemburuannya sekarang. Aku tahu dia sakit hati, tapi aku sudah sangat repot berurusan dengan
Christian Grey.
"Mungkin kita dapat minum kopi atau sesuatu besok.
Aku akan meneleponmu" kataku berdamai.
Dia adalah sahabatku, dan aku sangat menyukainya.
Tapi saat ini, aku tak perlu merasa bersalah.
"Besok kalau begitu. Kau akan menelepon?" Harapan dalam nada suaranya memutar hatiku.
"Ya ... selamat malam, Jose." Aku menutup telepon, tidak menunggu jawabannya.
"Apa yang kalian bicarakan tadi?" Tuntut Katherine, tangannya di pinggul. Aku memutuskan jujur
adalah suatu kebijakan. Dia tampak lebih keras dari sebelumnya.
"Dia merayuku pada hari Jumat."
"Jos? Dan Christian Grey? Ana, feromonmu pasti bekerja berlebihan. Apa yang orang tolol itu
pikirkan?" Dia menggeleng dengan jijik dan kembali 309
ke peti pengepakan.
Empat puluh lima menit kemudian, kami berhenti mengemas untuk makan lasagna buatanku.
Kate membuka sebotol anggur, dan kami duduk di antara kotak untuk makan, minum anggur merah
murahan, dan menonton acara yang monoton di TV.
Ini adalah normal. Ini sangat biasa dan hangat setelah empat puluh delapan jam terakhir dari ...
kegilaan. Untuk pertama kalinya aku makan tidak terburu-buru, tidak ada omelan, makan dengan
tenang seperti dulu. Ada apa dengan dia dan makanan? Kate mencuci piring, dan aku telah selesai
mengemas ruang tamu. Yang tidak kami kemas, sofa, TV, dan meja makan. Apa lagi yang akan kita
perlukan? Hanya dapur dan kamar tidur kami yang tersisa yang belum dikemas, dan kami memiliki
sisa minggu ini. Berakhir!
Telepon berdering lagi. Ini Elliot. Kate mengedipkan mata padaku dan melompat ke kamar tidurnya
seperti remaja empat belas tahun. Aku tahu bahwa ia harus menulis pidato perpisahan, tapi tampaknya
Elliot lebih penting. Ada apa dengan para pria keluarga Grey? Apa yang membuat mereka benarbenar bisa mengalihkan perhatian, menyita waktu, dan tak bisa ditolak? Aku meneguk anggurku lagi.
Aku mengubah-ubah saluran TV, tapi dalam hati aku tahu aku sedang menunda-nunda. Lubang merah
terang yang menyala di bagian samping tasku adalah 310
kontrak itu. Apakah aku memiliki kekuatan dan sarana untuk membacanya malam ini?
Aku meletakkan kepalaku di tanganku. Jos dan Christian, mereka berdua menginginkan sesuatu
dariku.
Jos mudah untuk ditangani. Tapi Christian ...
Christian seperti memiliki tingkat yang jauh lebih tinggi untuk penanganan, pemahaman. Sebagian dari
diriku ingin lari dan bersembunyi. Apa yang akan kulakukan? Mata abu-abunya membakar dan tatapan
membara yang intens masuk ke dalam mata pikiranku, dan tubuhku mengencang memikirkan hal itu.
Aku terkesiap. Dia bahkan tidak di sini, dan aku seperti dinyalakan. Itu pasti bukan tentang seks, kan?
Aku ingat gurauan ringan tadi pagi saat sarapan, kegembiraannya saat memanjakanku mengajak naik
helikopter, permainan pianonya - dengan penuh perasaan oh - sangat merdu - musik yang
menyedihkan.
Dia seperti seseorang yang berkepribadian rumit. Dan sekarang aku punya pemahaman tentang
mengapa bisa begitu. Seorang pemuda kehilangan masa remajanya, dilecehkan secara seksual oleh
sejumlah sosok jahat Mrs. Robinson ... tak heran dia tua sebelum waktunya. Hatiku menjadi sedih
karena memikirkan apa yang harus dia lalui. Aku terlalu naif untuk tahu persisnya apa, tapi jika
melakukan penelitian akan menemukan titik terang. Tapi apa aku benar-benar ingin tahu? Apa aku
ingin 311
menjelajahi dunia yang aku tak tahu sama sekali ini?
Ini seperti sebuah langkah besar.
Jika aku tak bertemu dengannya, aku pati masih bersikap manis dan bahagia. Pikiranku melayang
kejadian semalam, dan tadi pagi ... dan seksualitas yang luar biasa sensual yang telah aku alami. Apa
aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada semua itu? Tidak! Bawah sadarku menjerit ... dewi
batinku mengangguk dalam keheningan - seperti setuju dengannya.
Kate keluar lagi ke ruang tamu sambil nyengir dari telinga ke telinga. Mungkin dia sedang jatuh cinta Aku melongo padanya. Dia tak pernah bersikap seperti ini.
"Ana, aku pingin tidur. Aku cukup lelah."
"Aku juga, Kate."
Dia memelukku.
"Aku senang kau kembali dengan utuh. Ada sesuatu tentang Christian," tambahnya tenang, minta maaf.
Aku memberinya senyuman kecil meyakinkan sementara sambil berpikir ... Bagaimana sih dia bisa tahu? Inilah yang membuat dia akan menjadi
PERJANJIAN
Dibuat hari ini _________ dari 2011 ("Tanggal Dimulainya") ANTARA
MR. CHRISTIAN GREY dari 301 Escala, Seattle, WA 98889
("Dominan")
MISS ANASTASIA STEEL dari 1114 SW Green Street, Apartemen 7, Haven Heights, Vancouver,
WA 98888
("Submisiv")
ISTILAH POKOK
2. Tujuan pokok dari perjanjian ini adalah memperbolehkan Submisiv untuk mengeksplorasi
sensualitasnya dan batas keselamatannya, dengan tetap menghargai dan memperhatikan kebutuhannya,
batasan kesejahteraan dirinya.
314
3. Dominan dan Submisiv setuju dan mengakui bahwa semua yang terjadi menurut syarat-syarat
perjanjian ini akan menjadi dasar suka sama suka, bersifat rahasia, dan tergantung pada batas-batas
yang telah disepakati dan prosedur keamanan yang diatur dalam perjanjian ini. Tambahan batas dan
prosedur keselamatan dapat disepakati secara tertulis.
4. Dominan dan Submisiv menjamin bahwa mereka masing-masing tidak mengidap penyakit seksual
serius, penyakit menular atau penyakit yang mengancam jiwa termasuk HIV, Herpes dan Hepatitis.
Jika selama perjanjian (sebagaimana diuraikan di bawah) atau ada perpanjangan waktu pada
perjanjian ini kedua pihak harus didiagnosa adanya penyakit seperti diatas, secepatnya dia harus
memberitahu yang lainnya sebelum melakukan segala bentuk kontak fisik antara kedua belah pihak.
5. Kepatuhan untuk menjamin melaksanakan perjanjian tersebut (dan batas tambahan dan prosedur
keselamatan yang disepakati dalam ayat 3
di atas) merupakan dasar untuk perjanjian ini. Setiap pelanggaran akan berdampak langsung
perjanjian menjadi batal dan setiap pihak setuju untuk sepenuhnya bertanggung jawab kepada yang
lainnya untuk konsekuensi dari pelanggaran apapun.
6. Semua yang tercantum dalam perjanjian ini harus dibaca dan mengerti sejelas-jelasnya karena ini
merupakan tujuan dan persyaratan pokok yang 315
ditetapkan dalam pasal 2-5 diatas.
PERANAN
7. Dominan harus bertanggung jawab untuk kesejahteraan dan pelatihan yang tepat, bimbingan, dan
disiplin dari Submisiv. Dia akan memutuskan macam dari pelatihan tersebut, bimbingan, dan disiplin
dan waktu dan tempat administrasi, sesuai dengan kesepakatan, batasan dan prosedur keselamatan
yang ditetapkan dalam perjanjian ini atau setuju tambahan yang diatur dalam pasal 3 di atas.
8. Jika suatu saat Dominan gagal untuk menjaga persyaratan yang telah disepakati, keterbatasan dan
prosedur keselamatan yang ditetapkan dalam kontrak ini atau setuju adanya tambahan seperti diatur
dalam Pasal 3 di atas Submisiv berhak untuk mengakhiri perjanjian ini dan boleh meninggalkan
Dominan tanpa pemberitahuan.
9. Berdasarkan ketetatapan pasal 2-5 di atas Submisiv adalah untuk melayani dan mematuhi Dominan
dalam segala hal. Berdasarkan persyaratan yang disepakati, keterbatasan dan prosedur keselamatan
diatur dalam kontrak ini atau setuju tambahan yang diatur dalam pasal 3 di atas dia harus tanpa
pertanyaan atau ragu-ragu menawarkan kesenangan seperti Dominan saat ia mungkin memerlukan dan
dia akan menerima tanpa bertanya atau ragu-ragu, bimbingan pelatihan dan disiplin 316
dalam bentuk apapun mungkin diperlukan.
DIMULAINYA PERJANJIAN
10. Dominan dan Submisiv mulai melakukan perjanjian pada saat tanggal perjanjian ini
ditandatangani dan berjanji untuk mematuhi persyaratan tanpa kecuali.
11. Perjanjian ini berlaku selama tiga bulan dari tanggal yang disepakati ("batas periode waktu").
Saat berakhirnya batas waktu kedua belah pihak akan membahas apakah perjanjian dan kesepakatan
yang telah dibuat dalam perjanjian ini cukup memuaskan dan apakah kebutuhan masing-masing pihak
telah terpenuhi. Salah satu pihak dapat mengajukan perpanjangan dengan menggunakan perjanjian ini
dengan menyesuaikan persyaratannya, dengan kesepakatan yang telah mereka buat sebelumnya.
Dengan tidak adanya kesepakatan untuk
perpanjangan, maka perjanjian seperti ini akan berakhir dan kedua belah pihak bebas untuk
melanjutkan hidup mereka secara terpisah.
KESEDIAAN
12. Submisiv harus siap sedia bertemu dengan Dominan dari Jumat malam sampai Minggu sore setiap
minggu selama waktu yang disepakati dan waktunya akan ditentukan oleh Dominan ("alokasi waktu").
Selanjutnya alokasi waktunya dapat disepakati bersama.
317
13. Dominan berhak untuk membatalkan bertemu Submisiv setiap saat untuk beberapa alasan.
submissiv dapat meminta pembebasannya setiap saat, permintaan tersebut akan diberikan dengan
pertimbangan Dominan karena merupakan hak Submisiv pasal 2-5 dan 8 di atas.
LOKASI
14. Submisiv akan bersedia bertemu selama waktu yang ditentukan dan waktu tambahan yang
disepakati di lokasi yang akan ditentukan oleh Dominan. Dominan akan memastikan bahwa semua
biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh Submisiv untuk tujuan itu akan dipenuhi oleh Dominan.
LAYANAN TAMBAHAN
15. Layanan tambahan berikut dibahas dan disepakati dan akan ditaati oleh kedua belah pihak selama
masa berlaku. Kedua belah pihak menerima bahwa hal-hal tertentu mungkin timbul yang tidak
tercakup oleh ketentuan perjanjian ini atau kewajiban, atau bahwa hal-hal tertentu dapat dinegosiasi
ulang. Pada situasi seperti itu selanjutnya dapat diusulkan perubahan pasal. Selanjutnya pasal atau
perubahannya harus disepakati, dicatat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dan harus tunduk
pada syarat mendasar yang ditetapkan pada pasal 2-5 atas.
318
DOMINAN
15.1 Dominan akan membuat kesehatan dan keselamatan Submisiv sebagai prioritas setiap saat.
Dominan tidak akan setiap saat membutuhkan, meminta, mengizinkan atau menuntut Submisiv untuk
berpartisipasi di tangan Dominan dalam kegiatan rinci dalam Lampiran 2 atau dalam setiap tindakan
yang salah satu pihak dianggap tidak aman.
Dominan tidak akan melakukan atau mengizinkan untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan
cedera serius atau resiko apapun dengan kehidupan submisiv itu. Sisanya ayat dari pasal 15 harus
dibaca dengan memperhatikan ketentuan ini dan untuk hal-hal mendasar yang disepakati dalam pasal
2-5 atas.
15.2 Dominan menerima Submisiv sebagai miliknya, untuk dimiliki, kuasai, didominasi dan
disiplinkan selama waktu yang disepakati. Dominan dapat menggunakan tubuh Submisiv setiap saat
selama waktu yang disepakati atau tambahan waktu yang disetuju dengan cara yang apapun yang
dianggap cocok, secara seksual atau lainnya.
15.3 Dominan harus menyediakan Submisiv dengan semua pelatihan yang diperlukan dan bimbingan
dalam bagaimana melayani Dominan dengan benar.
15.4 Dominan harus mempertahankan lingkungan yang nyaman dan aman di mana Submisiv dapat
melakukan tugasnya dalam melayani Dominan.
319
15.5 Dominan akan mendisiplinkan Submisiv jika diperlukan untuk menjamin Submisiv sepenuhnya
menghargai perannya dari kepatuhannya kepada Dominan dan untuk mencegah perilaku yang tidak
dapat diterima. Dominan mungkin mencambuk, memukul, atau menghukum cambuk tubuh submisiv
saat dipandang perlu, untuk tujuan disiplin, kesenangan pribadi, atau karena alasan lain, karena ia
tidak memenuhi kewajibannya.
15.6 Dalam pelatihan dan pemberian disiplin Dominan harus memastikan bahwa tidak ada tanda
permanen yang dibuat pada tubuh Submisiv maupun cedera yang timbul yang mungkin memerlukan
perhatian medis.
15.7 Dalam pelatihan dan pemberian disiplin Dominan harus memastikan bahwa alat yang digunakan
untuk tujuan disiplin harus aman, tidak harus digunakan sedemikian rupa untuk
menyebabkan kerusakan serius dan tidak dengan cara apapun melampaui batas didefinisikan dan
dirinci dalam perjanjian ini.
15.8 Seandainya Submisiv sakit atau cedera Dominan akan merawatnya, melihat kesehatan dan
keselamatan, bila perlu memerintahkan perawatan medis jika dinilai perlu oleh Dominan.
15.9 Dominan harus memelihara kesehatan sendiri dengan baik dan mencari bantuan medis jika
diperlukan untuk menjaga lingkungan bebas dari 320
risiko
15.10 Dominan tidak akan meminjamkan Submisiv untuk Dominan lain.
15.11 Dominan dapat mengekang, membelenggu, atau mengikat Submisiv setiap saat selama waktu
yang disediakan atau tambahan waktu yang disepakati untuk alasan apapun dan untuk waktu yang lama,
memberikan memperhatikan kesehatan dan keselamatan Submisiv.
15.12 Dominan akan memastikan bahwa semua peralatan yang digunakan untuk tujuan pelatihan dan
disiplin harus dipelihara dalam keadaan bersih, higienis dan aman setiap saat.
SUBMISIV
15.13 Submisiv menerima Dominan sebagai masternya, dengan pengertian bahwa dia sekarang hak
milik Dominan, diperlakukan apapun menurut kesenangan Dominan selama jangka waktu perjanjian
secara umum tetapi khususnya selama waktu yang disediakan dan tambahan waktu yang disepakati.
15.14 Submisiv harus mematuhi aturan ("Peraturan") diatur dalam Lampiran 1 pada perjanjian ini.
15.15 Submisiv akan melayani Dominan dengan segala cara yang dianggap cocok oleh Dominan dan
berusaha untuk menyenangkan Dominan setiap saat 321
dengan segenap kemampuan terbaiknya.
15.16 Submisiv harus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatannya dan
harus meminta maupun mendapat bantuan medis kapan pun ia butuhkan, menginformasikan Dominan
setiap saat dari setiap masalah kesehatan yang mungkin terjadi.
15.17 Submisiv akan memastikan bahwa dia minum pil kontrasepsi secara teratur menurut resep
dokter untuk mencegah kehamilan.
15.18 Submisiv akan menerima tanpa ragu segala tindakan disiplin yang dianggap perlu oleh Dominan
dan mengingat status dan peranannya dalam berhubungan dengan Dominan setiap saat.
15.19 Submisiv tidak akan menyentuh atau menyenangkan dirinya sendiri secara seksual tanpa izin
dari Dominan.
15.20 Submisiv harus mengikuti semua aktivitas seksual yang diminta oleh Dominan dan akan
melakukannya tanpa ragu-ragu atau menolak.
15.21 Submisiv harus siap didera, dicambuk, dipukul pantatnya, dipukul dengan rotan maupun
tongkat, atau yang lain dimana Dominan yang memutuskan untuk memberikan, tanpa ragu-ragu,
pertanyaan ataupun keluhan.
322
15.22 Submisiv tidak akan melihat langsung ke mata Dominan kecuali bila secara khusus
diinstruksikan untuk melakukannya. Submisiv akan menjaga matanya untuk melihat ke bawah, diam
dan menghormati Dominan.
15.23 Submisiv akan selalu menghormati Dominan dan akan memanggilnya seperti Sir, Mr. Grey, atau
nama lain seperti yang diperintahkan Dominan.
15.24 Submisiv tidak akan menyentuh Dominan tanpa izin untuk melakukannya.
KEGIATAN
16. Submisiv tidak akan turut serta dalam kegiatan atau tindakan seksual yang menurut salah satu
pihak dianggap tidak aman atau kegiatan yang dirinci dalam Lampiran 2.
17. Dominan dan Submisiv telah membahas kegiatan yang ditetapkan dalam Lampiran 3 dan dicatat
secara tertulis pada Lampiran 3 kesepakatan mereka.
KATA AMAN
18. Dominan dan Submisiv menyadari bahwa Dominan dapat menghukum Submisiv yang tidak dapat
memenuhi kebutuhannya tanpa menimbulkan kerusakan fisik, mental, emosional, spiritual, atau pada
saat tuntutan dilakukan terhadap Submisiv.
Dalam keadaan seperti itu, Submisiv dapat 323
menggunakan sebuah kata aman. Dua kata aman akan digunakan tergantung pada beratnya tuntutan.
19. Kata aman "Kuning" akan digunakan untuk menarik perhatian Dominan bahwa Submisiv dekat
dengan batas daya tahan tubuhnya.
20. Kata aman "Merah" akan digunakan untuk diperhatian Dominan bahwa Submisiv tidak bisa
menerima hukuman lebih lanjut. Ketika kata ini diucapkan Dominan harus segera berhenti.
KESIMPULAN
21. Kami yang bertanda tangan telah membaca dan memahami sepenuhnya ketentuan-ketentuan
perjanjian ini.
Kita bebas menerima persyaratan perjanjian ini dan telah mengakui ini dengan tanda tangan kami di
bawah ini.
________________________
DOMINAN: Christian Grey
Tanggal
________________________
SUBMISIV: Anastasia Steele
324
Tanggal
LAMPIRAN 1
ATURAN
Yang harus dipatuhi:
Submisiv akan mematuhi setiap instruksi yang diberikan oleh Dominan langsung tanpa ragu atau
keengganan dan dengan cara yang cepat. Submisiv akan menyetujui pada semua aktivitas seksual yang
dianggap cocok dan menyenangkan dengan Dominan kecuali aktivitas yang diuraikan dalam batasan
yang keras (Lampiran 2). Dia (wanita) akan melakukannya dengan penuh semangat dan tanpa ragu.
Tidur:
Submisiv akan memastikan dia mendapatkan minimal tujuh jam tidur per malam ketika ia tidak
bersama dengan Dominan.
Makanan:
Submisiv makan secara teratur untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan dari daftar resep makanan
(Lampiran 4). Submisiv tidak akan makan camilan di antara waktu makan, kecuali buah.
325
Pakaian:
Saat bersama Dominan, Submisiv akan mengenakan pakaian yang hanya disetujui oleh Dominan.
Dominan akan menyediakan anggaran pakaian untuk Submisiv, Submisiv akan memakainya. Dominan
akan menemani Submisiv membeli pakaian dengan kegunaan khusus. Jika Dominan sangat
menginginkan, Submisiv harus mempercantik diri sesuai keinginan Dominan, ketika Dominan hadir
dan waktu yang lain yang Dominan anggap sesuai.
Kebugaran:
Dominan harus menyediakan Submisiv pelatih pribadi empat kali seminggu setiap sesi selama satu
jam pada waktu yang disepakati bersama antara pelatih pribadi dan Submisiv. Pelatih pribadi akan
melaporkan kepada Dominan tentang kemajuan Submisiv.
Kebersihan Pribadi / Kecantikan:
Submisiv akan menjaga kebersihan diri dan mencukur dan atau melakukan wax setiap waktu.
Submisiv akan mengunjungi salon kecantikan yang Dominan pilih dan waktunya yang akan ditentukan
oleh Dominan, dan menjalani perawatan apa pun yang dipandang cocok oleh Dominan.
Keselamatan Pribadi:
326
Submisiv tidak akan minum berlebihan, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang atau tidak
menempatkan dirinya dalam kondisi berbahaya.
Kualitas pribadi:
Submisiv tidak boleh melakukan hubungan seksual dengan orang lain selain dengan Dominan.
Submisiv harus bersikap hormat dan sopan setiap saat. Dia harus menyadari bahwa perilakunya
adalah refleksi langsung dari Dominan.
Dia harus bertanggung jawab atas semua kejahatan, kesalahan dan perilaku buruk yang dilakukan saat
tidak dengan Dominan.
Gagal mematuhi seperti yang tertera di atas akan berakibat pada hukuman seketika, sifatnya akan
ditentukan oleh Dominan.
LAMPIRAN 2
Batas Keras
Tidak ada tindakan yang melibatkan api Tidak ada tindakan yang melibatkan buang air kecil atau
buang air besar dan produk-produknya. Tidak ada tindakan yang melibatkan jarum, pisau, 327
memotong, menindik atau darah. Tidak ada tindakan yang berhubungan dengan instrumen medis
ginekologi.
Tidak ada tindakan melibatkan anak-anak atau hewan
Tidak ada tindakan yang akan meninggalkan suatu bekas permanen pada kulit.
Tidak ada tindakan yang melibatkan sesak napas.
Tidak ada kegiatan yang melibatkan kontak langsung dengan arus listrik (baik langsung atau tidak
langsung), api atau bara kepada tubuh.
LAMPIRAN 3
Batas Lunak
Untuk dibahas dan disepakati antara kedua belah pihak:
Manakah dari tindakan seksual berikut ini yang dapat diterima oleh submisiv?
Masturbasi
oral seks
Cunnilingus
Hubungan intim
Vaginal fisting
Hubungan Anal
Anal fisting
328
Apakah menelan sperma dapat diterima oleh Submisiv?
Apakah penggunaan mainan seks diterima oleh Submisiv?
Vibrator
Dildo
Butt Plug
Lainnya
Tindakan Bondage apa yang dapat diterima oleh Submisiv?
Tangan di depan
Tangan di belakang punggung
pergelangan kaki
Lutut
Siku
Pergelangan Tangan hingga mata kaki
Spreader bar
Terikat pada mebel
Mata ditutup
Mulut disumpal
Dikat dengan tali
Dikat dengan lakban
Dikat dengan belenggu kulit
Menggantung
Mengikat dengan borgol
Apakah sikap umum submisiv tentang menerima rasa sakit? Dimana 1 adalah sangat suka dan 5 adalah
sangat tidak suka: 1 - 2 - 3 - 4 - 5
329
Berapa banyak rasa sakit yang bisa diterima submisiv? Dimana 1 adalah tidak ada dan 5 adalah berat:
1-2-3-4-5
Manakah dari jenis-jenis rasa sakit / hukuman /
disiplin dapat diterima oleh Submisiv?
Dipukul pantatnya
Dipukul dengan tongkat
Didera
Dicambuk
Digigit
penjepit punting
penjepit kelamin
Es
Wax panas
butuh tidur. Aku merasa hancur. Aku sudah terlibat semua kegilaan ini lebih dari dua puluh empat jam
terakhir, terus terang, melelahkan. Dan secara mental ... ya ampun, begitu banyak menguras tenaga.
Sepertinya Jos akan katakan - sialan.
Mungkin besok pagi, dokumen ini mungkin tak 332
terbaca seperti lelucon konyol.
Aku segera bangkit dan ganti baju dengan cepat.
Mungkin aku harus meminjam piyama flanel merah muda Kate. Aku butuh sesuatu yang nyaman untuk
dipeluk yang menenangkan disekitarku. Aku menuju ke kamar mandi memakai t-shirt-ku dan celana
pendek tidur dan menyikat gigi.
Aku menatap diriku di cermin kamar mandi. Kamu tak serius kan mempertimbangkan hal ini ...
bawah sadarku terdengar bijaksana dan masuk akal, berpikiran aneh bukan jadi dirinya seperti
biasanya.
Dewi batinku melompat-lompat, bertepuk tangan seperti anak-anak lima tahun tahun. Ayo, kita
lakukan semua ini ...
Kalau tidak kita akan berakhir hidup sendirian memiliki banyak kucing dan novel klasik yang
akan menemanimu.
Satu-satunya pria yang membuatku tertarik, dan dia datang dengan perjanjian sialan, pria yang suka
mencambuk, dan seorang yang hidup dengan banyak masalah. Yah, setidaknya aku merasa senang
akhir pekan ini. Dewi batinku berhenti melompat dan tersenyum tenang. Oh ya ... dia menyeringai,
mengangguk padaku dengan puas.
Mukaku memerah mengingat tangan, mulut dan tubuhnya dalam diriku. Aku menutup mata, aku 333
mengenali rasa kenikmatan menarik ototku dari dalam, jauh dibawah tubuhku. Aku ingin
melakukannya lagi dan lagi. Mungkin jika aku hanya mendaftar untuk berhubungan intim ... bisakah dia
menyutujuinya? Aku menduga tidak.
Apa aku seorang submisiv? Mungkin aku akan menemukan jalannya. Mungkin aku menyesatkan dia
saat wawancara. Aku pemalu, ya ... tapi menjadi submisiv? Aku membiarkan Kate mengintimidasiku
apakah sama? Dan batas lunak, astaga. Mengejutkan pikiranku, tapi aku meyakinkan bahwa
perjanjiannya bisa didiskusikan.
Aku berjalan kembali ke kamar tidurku. Terlalu banyak untuk dipikirkan. Aku perlu pikiran yang
jernih Besok pagi mungkin masalah ini menjadi fresh. Aku memasukkan dokumen kembali kedalam
tas.
Besok ... besok adalah hari lain. Naik ke tempat tidur,aku mematikan lampu dan berbaring menatap
langit-langit. Oh, aku berharap aku tak pernah bertemu dengannya. Dewi batinku menggeleng padaku.
Dia dan aku tahu itu bohong. Aku tak pernah merasa begitu hidup seperti yang aku rasakan sekarang.
Aku menutup mata, dan aku hanyut dalam tidur sesekali bermimpi ranjang bertiang empat dan
belenggu dan mata abu-abu yang tajam.
334
Kate membangunkanku keesok harinya.
"Ana, aku sudah membangunkanmu dari tadi. Kau pasti tidur nyenyak sekali."
Mataku enggan terbuka. Dia bukan hanya sudah bangun bahkan dia barusan lari pagi. Aku melirik
alarmku. Jam delapan pagi. Sialan, aku tidur selama tepat sembilan jam.
"Ada apa?" Gumamku mengantuk.
"Ada orang di sini mengirim paket untukmu. Kau harus menandatangani itu."
"Apa?"
"Ayo. Kotaknya besar. Sepertinya sangat menarik"
Dia menunggu dengan tak sabar penuh semangat Dan keluar kembali ke ruang tamu. Aku turun dari
tempat tidur dan mengganti gaun yang tergantung di belakang pintuku. Seorang pemuda tampak cerdas
berkuncir berdiri di ruang tamu kami menggenggam sebuah kotak besar.
"Hai," gumamku.
"Aku akan membuatkan kamu teh." Kate bergegas masuk ke dapur.
"Miss Steele?"
335
Dan aku langsung tahu dari siapa paket ini.
"Ya," jawabku hati-hati.
"Aku punya paket untuk anda di sini, tapi aku harus setting dulu baru bisa menunjukkan cara
menggunakannya."
"Benarkah? Sekarang?"
"Hanya mengikuti perintah, Bu." Dia tersenyum menawan tapi hanya bersifat profesional tidak
bermaksud menggoda.
Apakah dia barusan memanggilku bu? Apakah aku berusia sepuluh tahun lebih tua dalam semalam?
Jika aku sudah setuju dengan perjanjian itu. Mulutku mengerut sebal.
"Oke, apa itu?"
"Ini adalah MacBook Pro."
"Tentu saja." Aku memutar mata.
"Ini belum tersedia di toko, Bu, keluaran terbaru dari Apple."
Kenapa itu tak membuatku terkejut? Aku menghela napas berat.
"Akan aku setting di atas meja makan."
336
Aku berjalan ke dapur untuk bergabung dengan Kate.
"Apa itu?" Katanya ingin tahu, matanya lebar dan cerah. Sepertinya dia tidur dengan nyenyak.
"Laptop dari Christian."
"Kenapa dia mengirim laptop? Kamu tahu kau bisa menggunakan punyaku," ia mengerutkan kening.
Bukan seperti itu yang ada dalam pikiran Christian.
"Oh, itu hanya pinjaman kok. Dia ingin aku untuk mencobanya." Alasanku terdengar tak meyakinkan.
Tapi Kate mengangguk setuju. Oh... Untuk pertama kalinya aku telah membohongi Katherine
Kavanagh.
Dia mengulurkan teh padaku.
Laptop Mac tipis dan warna perak dan cukup menarik. Memiliki layar sangat besar.
Christian Grey menyukai yang serba besar - aku pikir mulai dari ruang tamu, tapi sebenarnya,
keseluruhan apartemennya.
"Ini OS terbaru dan programnya lengkap, hardisknya 1,5 terabyte sehingga anda bisa menyimpan
banyak data, RAMnya 32 giga - Anda berencana
menggunakannya untuk apa?
"Eh ... email."
337
"Email" dia tersedak, bingung, menaikkan alisnya dengan pandangan sedikit aneh di wajahnya. "Dan
mungkin browsing di internet?" Aku mengangkat bahu meminta maaf.
Dia mendesah.
"Nah, Laptop ini sudah ada wireless-nya, dan aku sudah setting dengan akun anda. Laptop ini siap
dipakai di mana saja di planet ini." Sepertinya dia sangat menginginkan laptop ini.
"Akun ku?"
"Alamat email baru anda."
Aku punya alamat email?
Dia menunjuk sebuah ikon di layar dan terus berbicara padaku tapi terdengar seperti suara berisik.
Aku sama sekali tak tahu apa yang dia katakan, dan jujur, aku tak tertarik. Katakan saja bagaimana
cara menyalakan dan mematikan - aku akan mencari tahu sisanya. Lagi pula, aku sudah pernah
menggunakan punya Kate selama empat tahun. Kate bersiul, kagum saat dia melihatnya.
"Ini adalah generasi teknologi terbaru." Dia mengangkat alisnya padaku. "Kebanyakan wanita
mendapatkan bunga atau mungkin perhiasan,"
katanya penuh arti, berusaha menahan senyum.
338
Aku cemberut padanya tapi tak bisa menahan wajahku tetap biasa. Kita berdua langsung meledak
tertawa bersamaan, dan pemuda itu melongo pada kami, bingung. Setelah selesai setting dia
memintaku menandatangani catatan pengiriman.
Saat Kate mengantar dia keluar, aku duduk memegang cangkir tehku, membuka program email, dan
duduk di sana menunggu email dari Christian.
Hatiku langsung melompat ke dalam mulutku. Aku dapat satu email dari Christian Grey. Dengan
gugup, aku membukanya.
Dari: Christian Grey
Perihal: Komputer barumu
Tanggal: 22 Mei 2011 23:15
Kepada: Anastasia Steele
Yang tersayang Miss Steele
Aku percaya kau tidur nyenyak. Aku berharap kau bisa menggunakan laptop ini dengan baik, seperti
yang kita bicarakan.
Aku menunggu hari rabu untuk makan malam.
Senang menjawab setiap pertanyaan sebelumnya, boleh melalui email jika kau ingin.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Aku langsung membalas.
339
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Komputer Barumu (pinjaman) Tanggal: 23 Mei 2011 08:20
Kepada: Christian Grey
Aku tidur sangat sangat nyenyak terima kasih untuk beberapa pikiran yang ganjil - Sir.
Aku mengerti bahwa komputer ini adalah pinjaman, jadi bukan milikku.
Ana
Hampir seketika itu juga ada balasan.
Dari: Christian Grey
Perihal: Komputer Barumu (pinjaman) Tanggal: 23 Mei 2011 08:22
Kepada: Anastasia Steele
Komputer dipinjamkan. Tanpa batas, Miss Steele.
Aku perhatikan dari nadamu sepertinya kau sudah membaca dokumen yang kuberikan padamu.
Apa kau memiliki pertanyaan sejauh ini?
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Aku tak bisa tidak tersenyum.
340
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Pertanyaan masih disimpan Tanggal: 23 Mei 2011 08:25
Kepada: Christian Grey
Aku punya banyak pertanyaan, tetapi tak pantas lewat email, dan sebagian dari kita harus bekerja
untuk mencari nafkah.
Aku tak ingin atau perlu komputer tanpa batas.
Sampai ketemu lagi, selamat siang. Sir.
Ana
Dia langsung menjawab lagi, dan membuatku jadi tersenyum.
Dari: Christian Grey
Perihal: Komputer Barumu (pinjaman lagi) Tanggal: 23 Mei 2011 08:26
Kepada: Anastasia Steele
Sampai ketemu, sayang.
PS: Aku bekerja untuk mencari nafkah juga.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Aku mematikan komputer, menyeringai seperti orang 341
idiot. Bagaimana aku bisa tahan dengan kelakar Christian? Aku bisa terlambat kerja. Yah, ini adalah
minggu terakhirku - Mr. dan Mrs. Clayton mungkin akan membuat kelonggaran. Aku segera ke kamar
mandi, tak mampu menggelengkan kepala senyumku menggelikan. Dia mengirim email padaku.
Aku seperti anak kecil yang gamang. Dan semua kecemasan mengenai perjanjian memudar. Saat aku
mencuci rambut, aku mencoba dan berpikir apa aku mungkin bisa bertanya melalui email. Tentu saja
lebih baik berbicara langsung padanya. Misalkan seseorang bisa menyusup ke akun-nya? Mukaku
langsung memerah saat terlintas di pikiranku.
Terburu-buru aku berpakaian cepat, berteriak selamat tinggal pada Kate, dan aku berangkat kerja
Perihal: Gangguan
Tanggal: 23 Mei 2011 17:53
Kepada: Christian Grey
Mr. Grey, hentikan mengirim email padaku, dan aku dapat memulai tugasku.
Aku ingin dapat nilai A untuk yang lainnya.
Ana
Aku memeluk diriku sendiri.
Dari: Christian Grey
Perihal: Tidak sabar
Tanggal: 23 Mei 2011 17:55
Kepada: Anastasia Steele
Miss Steele
Hentikan mengirim email untukku - dan kerjakan tugasmu.
Aku suka memberikan nilai A lagi.
345
Nilai A yang pertama sangat layak didapatkan. ;) Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Christian Grey barusan mengirimku tanda tersenyum berkedip... Oh, Aku membuka Google.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Penelitian Internet
Tanggal: 23 Mei 2011 17:59
Kepada: Christian Grey
Dapatkah kau memberi saran untuk alamat yang bisa kupakai dalam penelitian ini?
Ana
udara di paru-paruku. Aku bisa merasakan tekadku yang keras. Ya. Aku bisa mengatakan padanya apa
yang baik dan apa yang tidak. Aku perlu mengirim email padanya seperti yang ada dalam pikiranku,
dan kemudian kita bisa mendiskusikan ini pada hari Rabu. Aku menghirup napas dalam-dalam,
kemudian joging kembali ke apartemen.
Kate habis belanja, seperti yang dia inginkan, pakaian untuk liburan ke Barbados.
Terutama bikini dan kain sarung yang sepadan. Dia akan terlihat luar biasa memakai pakaian itu, toh
dia masih bisa membuat aku duduk dan berkomentar sementara dia mencoba satu persatu. Hanya ada
satu-350
satunya cara orang dapat mengatakan - kamu terlihat sangat luar biasa Kate. Dia memiliki bentuk
tubuh berlekuk, ramping yang membuat banyak wanita iri.
Dia tak melakukannya dengan sengaja, aku tahu, tapi aku mengangkat bahu minta maaf, berpakaian
penuh keringat, t-shirt yang sudah tua, celana training, dan sepatu kets masuk ke kamarku dengan
alasan mau meneruskan pengepakan lagi. Bisakah aku merasa tak lebih canggung lagi? Aku
menyalakan laptop yang canggih di atas meja. Aku mengirim email untuk Christian.
__________________________________________________
________________
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Terguncang dari WSUV
Tanggal: 23 Mei 2011 20:33
Kepada: Christian Grey
Oke, aku sudah cukup melihat.
Senang sekali karena tahu kamu.
Ana
Aku tekan kirim, memeluk diriku sendiri, menertawakan lelucon kecilku sendiri. Apakah dia akan
menganggap sebagai lelucon? Oh sial
- mungkin tidak. Christian Grey tidak terkenal dengan selera humornya. Tapi aku tahu itu ada, aku
sudah mengalaminya. Mungkin aku sudah terlalu jauh. Aku menunggu jawabannya.
351
Aku menunggu ... dan menunggu. Aku melirik jam alarmku. Sepuluh menit telah berlalu.
Untuk mengalihkan diri dari kecemasan yang berkembang di perutku, aku mulai melakukan apa yang
kukatakan pada Kate - mengemasi kamarku.
Aku mulai dengan menjejalkan buku-bukuku ke dalam peti.
Jam sembilan, aku tak mendengar apa-apa. Mungkin dia keluar. Aku cemberut kesal karena itu
kupasang headset iPod ditelingaku, mendengarkan Snow Patrol, dan duduk di meja kecilku untuk
membaca kembali kontrak dan aku membuat komentar.
Aku tak tahu mengapa aku melihat ke atas, mungkin aku menangkap gerakan kecil dari sudut mataku,
aku tak tahu, tetapi ketika aku menatap keatas, dia berdiri di ambang pintu kamar tidurku menontonku
dengan penuh perhatian. Dia mengenakan celana flanel abu-abu dan kemeja linen putih, memutarmutar pelan kunci mobil. Aku menarik headset ditelingaku keluar dan membeku. Sial!
"Selamat malam, Anastasia." Nada suaranya dingin, ekspresinya benar-benar dijaga dan tak terbaca.
Nada bicaranya membuat tenggorokanku kering. Sialan Kate membiarkan dia di sini tanpa peringatan.
Samar-samar, aku menyadari bahwa aku masih berkeringat, belum mandi, menjijikkan, dan dia
tampak tampan banget, celananya tergantung di 352
pinggul, dan terlebih lagi, dia ada di sini di kamar tidurku.
"Aku merasa bahwa emailmu perlu balasan secara pribadi," ia menjelaskan datar.
Aku membuka mulut dan kemudian menutupnya kembali, dua kali. Lelucon ini berbalik padaku. Belum
pernah ada di alam semesta ini atau tempat lainnya aku mengira dia akan meninggalkan semua yang
dilakukannya dan muncul di sini.
"Boleh aku duduk?" Tanyanya, matanya sekarang menari dengan lucu - terima kasih surga - mungkin
dia akan melihat sisi yang lucu?
Aku mengangguk. Kekuatan berbicaranya masih sulit dipahami. Christian Grey tengah duduk di
tempat tidurku.
"Aku selalu ingin tahu kamar tidurmu akan terlihat seperti apa," katanya.
Aku melirik sekitarku, berencana mencari jalan keluar, tak ada - hanya ada pintu atau jendela.
Kamarku fungsional tapi nyaman - cuman mebel rotan putih dan ranjang dobel bed dari besi warna
putih dengan selimut kain perca yang ditambal sulam, yang dibuat oleh ibuku saat dia baru belajar
menjahit yang paling gampang ala Amerika. Semua berwarna biru muda dan krem.
353
"Disini sangat tenang dan damai," bisiknya. Tidak sekarang ini ... tidak jika denganmu di sini.
Akhirnya, pusat otakku mengingatkan tujuannya. Aku menarik napas.
"Bagaimana ...?"
Dia tersenyum padaku.
"Aku masih di Heathman."
Aku tahu itu.
"Apa kau mau minum?" Kesopanan menang diatas segala hal lain yang ingin aku katakan.
"Tidak, terima kasih, Anastasia." Dia tersenyum mempesona, senyum dengan bibirnya melengkung,
kepalanya miring sedikit ke satu sisi.
Yah, aku mungkin membutuhkan yang satu itu.
"Jadi, senang karena sudah tahu aku?"
Sialan, apa dia tersinggung? Aku menatap jari-jariku.
Bagaimana aku bisa menggali diriku sendiri keluar dari ini? Jika aku mengatakan padanya itu hanya
sebuah lelucon, aku tak berpikir dia akan terkesan.
"Kupikir kau akan membalas melalui email." Suaraku lirih, menyedihkan.
354
"Apa kau menggigit bibir bawahmu dengan sengaja?"
Tanyanya muram.
Aku berkedip ke arahnya, terengah-engah, membebaskan bibir.
"Aku tak menyadari aku menggigit bibirku," bisikku pelan.
Hatiku berdebar-debar. Aku dapat merasakan tarikan itu, bahwa seperti ada tarikan listrik yang
nikmat diantara kami, mengisi ruang diantara kita dengan listrik statis. Dia duduk sangat dekat
denganku, matanya abu-abu gelap membara, siku bertumpu di lutut, kakinya terpisah. Condong ke
depan, perlahan dia melepas salah satu kepangku, jari-jarinya membebaskan rambutku. Napasku
tersengal-sengal, dan aku tak bisa bergerak. Aku menonton seperti terhipnotis saat tangannya melepas
kepang keduaku, dan menarik ikat rambut, ia mengendurkan kepang dengan jari-jarinya yang terlatih.
"Jadi kau memutuskan berolah raga," dia bernafas, suaranya lembut dan merdu. Jari-jarinya dengan
lembut menyelipkan rambut di belakang telingaku.
"Mengapa, Anastasia?" Jarinya menelusuri sekitar telingaku, dan sangat lembut, dia merenggut daun
telingaku, berirama. Ini sangat intim.
"Aku perlu waktu untuk berpikir," bisikku. Aku adalah kelinci/lampu, ngengat/api, burung/ular ...
355
dan dia tahu persis apa yang dia lakukan padaku.
"Memikirkan apa, Anastasia?"
"Kamu."
"Dan kau memutuskan bahwa senang sudah mengenalku? Maksudmu dalam arti kau mengenalku
seperti dalam Alkitab?"
Oh sial. Mukaku memerah.
"Aku tak berpikir kau akrab dengan Alkitab."
"Aku pergi ke Sekolah Minggu, Anastasia. Ini mengajarkan aku banyak hal."
"Aku tak ingat membaca tentang penjepit puting dalam Alkitab. Mungkin kau diajarkan dari
terjemahan modern."
Bibirnya melengkung seperti tersenyum, dan mataku tertarik pada mulut yang indah dipahat itu.
"Yah, aku pikir aku harus datang dan mengingatkanmu betapa menyenangkan sudah mengenalku."
Sialan. Aku menatap dia membuka mulutnya, dan jari-jarinya bergerak dari telinga ke daguku.
356
"Apa pendapatmu untuk itu, Miss Steele?"
Mata abu-abunya membara padaku, tatapannya sangat dalam menantang. Bibirnya berpisah - dia
menunggu, berputar untuk menyerang. Hasrat hangat, meleleh dan membara, sangat membakar di dalam perutku.
Aku mengambil tindakan pencegahan dan aku menubrukkan diriku ke arahnya. Entah bagaimana ia
bergerak, aku tak tahu bagaimana, dan dalam sekejap aku di tempat tidur terjepit di bawahnya,
tanganku terentang dan ditahan di atas kepalaku, tangannya yang bebas menggenggam mukaku dan
mulutnya menemukan mulutku.
Lidahnya didalam mulutku, memiliki dan merasukiku, dan aku bersenang-senang dalam kekuatan yang
dipakainya. Aku merasa dia menekan sepanjang tubuhku. Dia menginginkan aku, dan ini aneh, bagian
dalam tubuhku merasa nikmat. Bukan dengan Kate yang memakai bikini kecilnya, bukan salah satu
dari lima belas wanita itu, tidak juga dengan Mrs. Robinson yang jahat. Hanya aku. Pria tampan ini
menginginkanku. Dewi batinku bersinar begitu terang hingga dia bisa menerangi Portland. Dia
berhenti menciumku, dan aku membuka mata, aku menemukan dia sedang menatapku.
"Percaya padaku?" Ia mengambil napas.
Aku mengangguk, mataku terbelalak, jantungku 357
melonjak di tulang rusukku, darahku bergemuruh di seluruh tubuhku. Dia merogoh saku celananya, dan
mengeluarkan dasi sutra abu-abu peraknya... itu dasi sutra abu-abu perak yang meninggalkan bekas
pada pergelangan tanganku. Dia bergerak begitu cepat, duduk mengangkang saat dia mengikatkan
pergelangan tanganku bersama-sama, tapi kali ini, ia mengikat ujung dasi ke salah satu jari-jari kepala
ranjang besi putihku. Dia menarik pada memeriksa ikatanku apakah itu kuat. Aku tidak akan ke manamana. Sungguh-sungguh aku terikat di tempat tidurku, dan aku begitu bergairah.
Dia turun dari tubuhku dan berdiri di samping tempat tidur, menatap ke arahku, matanya gelap tampak
meinginkanku. Wajahnya menunjukkan sikap yang penuh kemenangan, bercampuran lega.
"Begitu lebih baik," bisiknya tersenyum nakal dan aku tahu itu. Dia membungkuk dan mulai melepas
satu sepatu ketsku. Oh tidak ... tidak ... kakiku.
Tidak, aku baru saja berlari.
"Tidak," aku protes, mencoba untuk menendang dia.
Dia berhenti.
"Jika kau berontak, aku akan mengikat kakimu juga.
Jika kau membuat suara, Anastasia, aku akan membungkammu.
Diam. Katherine mungkin di luar mendengarkan 358
sekarang."
Membungkamku! Kate! Aku segera menutup mulut.
Dia melepas sepatu dan kaus kakiku satu persatu dan perlahan-lahan melepas celana trainingku.
Oh - celana dalam apa yang kupakai? Dia mengangkatku dan menarik selimut dan selimutku keluar
dari bawahku dan merebahkan aku lagi, kali ini diatas sprei.
"Nah." Dia menjilati bibir bawahnya perlahan-lahan.
"Kau menggigit bibir itu, Anastasia. Kau tahu efeknya terhadapku." Dia menempatkan jari telunjuknya
di atas mulutku, sebuah peringatan.
Oh. Aku nyaris tak bisa menahan diri, berbaring tak berdaya, mengamatinya bergerak dengan anggun
di sekitar kamarku, ini adalah afrodisiak yang memabukkan.
Perlahan, dengan santai, dia melepas sepatu dan kaus kaki, Membuka celananya, dan mengangkat
bajunya ke atas kepalanya.
"Aku pikir kau sudah melihat terlalu banyak," dia tertawa geli dengan licik. Dia duduk
mengangkangiku lagi, menarik t-shirtku, dan aku pikir dia akan melepasnya, tapi dia gulungkan ke
leherku dan kemudian menarik itu di atas kepalaku sehingga dia bisa melihat mulut dan hidungku, tapi
menutupi 359
mataku. Dan karena itu dilipat - Aku tak bisa melihat apa-apa.
"Mmm," dia mengambil nafas sambil memuji. "Ini makin lama makin baik. Aku akan mengambil
minum."
Condong ke bawah, dia menciumku, bibirnya lembut menyentuhku, dan badannya bergeser dari tempat
tidur. Aku mendengar derit pelan pintu kamar tidur.
Ambil minum. Dimana? Di sini? Portland?
Seattle? Aku berusaha keras untuk mendengarnya.
Aku bisa menangkap suara obrolan pelan, dan aku tahu dia berbicara dengan Kate - oh tidak ... dia
nyaris telanjang. Apa yang akan dia katakan? Aku mendengar suara botol dibuka. Apa itu? Dia
kembali, pintu berderit sekali lagi, terdengar pelan suara kakinya berjalan di lantai kamar tidur, dan
suara es batu berdenting di gelas seperti berputar didalamnya.
Minuman apa? Dia menutup pintu dan melepas celananya. Sepertinya celananya turun ke lantai, dan
aku tahu dia telanjang. Dia duduk mengangkangiku lagi.
"Apakah kau haus, Anastasia?" Tanyanya, suaranya menggoda
"Ya," aku bernapas, karena mulutku tiba-tiba kering.
Aku mendengar denting es batu di gelas, dan ia menempatkan ke bawah lagi dan membungkuk dan
menciumku, sepertinya dia menuangkan cairan segar 360
dan lezat ke dalam mulutku. Ini anggur putih. Ini tak terduga sangat panas, meskipun anggurnya dingin,
dan bibir Christian juga terasa dingin.
"Lagi?" Bisiknya.
Aku mengangguk. Rasanya jadi lebih indah karena berasal dari dalam mulutnya. Dia membungkuk,
dan aku minum seteguk lagi dari bibirnya ... oh.
"Nggak boleh terlalu banyak, kita tahu kemampuanmu terhadap alkohol sangat terbatas, Anastasia."
Aku tak bisa membantahnya. Aku menyeringai, dan dia membungkuk memberikan seteguk lagi. Dia
bergeser berbaring di atasku, bagian tubuhnya yang mengeras menempel di antara pahaku. Oh, aku
bergerak dengan cepat, menjilati dengan lidahnya, mencium, menggigitku pelan, mengisap.
"Oh, Anastasia, kau bergerak. Apa yang akan aku lakukan padamu?"
Aku terengah-engah dengan keras. Aku hanya bisa berkonsentrasi pada suaranya dan sentuhannya.
Selain itu tak ada yang nyata. Tak ada lagi yang penting, tak ada lagi yang tertangkap di radarku.
Jari-jarinya masuk ke celanaku.
"Oh, Sayang," bisiknya dan ia mendorong dua jarinya masuk dalam diriku.
Aku terkesiap.
363
"Siap untukku begitu cepat," katanya. Jari-jarinya bergerak perlahan-lahan menggoda, masuk, keluar,
dan aku menekan kearahnya, memiringkan pinggulku keatas.
"Kamu gadis yang serakah," tegur dia perlahan, dan ibu jarinya berputar-putar pada bagian yang
paling sensitif dariku dan kemudian menekan ke bawah.
Aku merintih keras saat tubuhku melonjak dibalik jari-jarinya yang terlatih. Tangannya keatas dan
mendorong t-shirt di atas kepalaku sehingga aku bisa melihat dia saat aku berkedip dalam cahaya
lembut lampu sampingku. Aku rindu untuk menyentuhnya.
"Aku ingin menyentuhmu," Aku menarik napas.
"Aku tahu," bisiknya. Dia membungkuk dan menciumku, jari-jarinya masih bergerak berirama dalam
diriku, ibu jarinya berputar-putar dan menekan. Tangan satunya menyibak rambutku kesamping kepala
dan memegang kepalaku di tempat.
Lidahnya mengikuti gerakan jarinya, memilikiku.
Kakiku mulai kaku saat aku mendorong mengikuti gerakan tangannya. Gerakan tangannya lembut,
membuatku dibawa kembali dari tepi jurang. Dia melakukan ini lagi dan lagi. Sangat membuatku jadi
frustrasi ... Oh tolong Christian, aku berteriak di kepalaku.
"Ini adalah hukumanmu, begitu dekat dan begitu 364
jauh. Apa ini menyenangkan?" hembusan nafasnya terasa telingaku.
Aku merengek, lelah, menarik melawan ikatanku.
Aku tak berdaya, tenggelam dalam siksaan erotis.
"Tolonglah," Aku memohon, dan akhirnya ia merasa kasihan padaku.
"Ayo, Anastasia, sekali lagi," ia menggeram dengan gigi terkatup, dan luar biasanya, tubuhku
merespon, kejang-kejang di bawahnya saat aku keluar lagi, memanggil-manggil namanya. Aku
berkeping-keping lagi menjadi potongan kecil, dan Christian berhenti, akhirnya melepaskan, diamdiam menemukan pembebasannya.
Dia ambruk di atasku, terengah-engah.
"Sungguh sangat menyenangkan?" Tanya dia dengan giginya terkatup.
Oh.
Aku berbaring terengah-engah dan kelelahan di tempat tidur, mataku tertutup saat dia perlahan-lahan
menarik keluar dariku. Dia segera bangkit dan memakai baju. Saat dia sudah berpakaian lengkap, dia
naik ke ranjang dan dengan lembut melepas dasi dan menarik t-shirt lepas. Aku melenturkan jarijariku dan menggosok pergelangan tanganku sambil tersenyum melihat pola dasi yang membekas di
pergelangan tanganku. Aku menarik kembali bra-ku lalu dia menarik selimut dan menyelimutiku. Aku
menatap ke arahnya benar-benar bingung, dan dia menyeringai ke arahku.
367
"Ini benar-benar sangat menyenangkan," bisikku, tersenyum malu-malu.
"Kau menyebut kata itu lagi."
"Kau tak suka kata itu?"
"Tidak. Ini tak berpengaruh padaku sama sekali."
"Oh - aku nggak tahu ... sepertinya memiliki pengaruh yang sangat menguntungkan untukmu."
"Apa aku pengaruh yang menguntungkan sekarang?
Bisakah kau melukai egoku lebih jauh, Miss Steele?"
"Aku tak berpikir ada sesuatu yang salah dengan egomu." Tapi bahkan saat aku mengatakannya, aku
tak merasa yakin dengan kata-kataku- sesuatu yang sulit dipahami melintasi pikiranku, pikiran sekilas,
tapi hilang sebelum aku bisa memahami itu.
"Kau pikir?" Suaranya lembut. Dia berbaring di sampingku, berpakaian lengkap, kepalanya bersandar
pada siku, dan aku hanya memakai bra.
"Mengapa kau tak suka disentuh?"
"Aku hanya bilang tak suka." Dia meraih dan memberikan ciuman lembut di dahiku. "Jadi, emailmu itu
hanya lelucon."
Aku tersenyum meminta maaf padanya dan 368
mengangkat bahu.
"Oh begitu. Jadi kau masih mempertimbangkan penawaranku?"
"Proposal tak senonohmu ... ya aku akan mempertimbangkan itu. Tapi aku memiliki masalah."
Dia menyeringai ke arahku seakan lega.
"Aku akan kecewa jika kau tak melakukan."
"Aku akan email padamu, tapi kau menginterupsiku."
"Senggama terputus."
"Lihat, Aku tahu kau punya rasa humor suatu tempat di sana." Aku tersenyum.
"Hanya hal-hal tertentu yang lucu, Anastasia. Aku pikir kau mengatakan tidak, tidak ada pembahasan
sama sekali." suaranya turun.
"Aku belum tahu. Aku belum memutuskan. Apakah kau akan mengalungi leherku?"
Dia mengangkat alisnya.
"Kau sudah melakukan penelitianmu. Aku tak tahu, Anastasia. Aku tak pernah mengalungi leher
seseorang."
369
Oh ... haruskah aku terkejut dengan kata-katanya ini?
Aku hanya tahu sedikit sekali tentang adegan .... aku tak tahu.
"Apakah kau pernah diikat lehermu?" Bisikku.
"Ya."
"Oleh Mrs. Robinson?"
"Mrs. Robinson!" Dia tertawa keras, bebas, dan dia terlihat begitu muda dan riang, kepalanya
menengadah, gelak tawanya menular.
Aku menyeringai balik ke arahnya.
"Aku akan bercerita padanya apa yang kau katakan, dia akan menyukainya."
"Kau masih sering bicara dengannya?" Aku tak bisa menyimpan nada suaraku yang terkejut.
"Ya." Dia serius sekarang.
Oh ... dan sebagian dari diriku tiba-tiba cemburu Aku terganggu dengan kedalaman perasaanku.
"Oh, begitu." Suaraku keras. "Jadi kau memiliki seseorang untuk bisa mendiskusikan alternatif gaya
hidupmu, tapi aku tak diijinkan."
Dia mengernyit.
370
"Aku rasa aku tak pernah memikirkannya seperti itu.
Mrs. Robinson adalah bagian dari gaya hidup itu. Aku bilang, dia adalah teman baik sekarang. Jika
kau mau, aku bisa memperkenalkanmu ke salah satu mantan sub-ku, kau bisa ngobrol dengannya."
Apa? Apa dia sengaja mencoba membuatku marah?
"Apa ini ide dari leluconmu?
"Tidak, Anastasia." Dia bingung saat ia menggelengkan kepalanya dengan sungguh-sungguh.
"Tidak - aku akan melakukan hal itu sendiri, terima kasih banyak," Aku membentaknya, menarik
selimut sampai ke daguku.
Dia menatapku, seperti terkejut.
"Anastasia, aku ..." Aku pikir dia kehilangan kata-kata untuk pertama kalinya, "Aku tak bermaksud
menyinggung perasaanmu."
"Aku tak tersinggung. Aku ketakutan."
"Ketakutan?"
"Aku tak ingin berbicara dengan salah satu mantan pacarmu ... budak ... sub ... atau apa pun kau
memanggil mereka."
371
"Anastasia Steele - apa kau cemburu?"
Mukaku memerah.
"Apakah kau akan menginap?"
"Aku punya acara pertemuan sarapan besok pagi di Heathman. Selain itu, aku katakan, aku tak tidur
dengan pacar, budak, sub, atau siapa pun. Jumat dan Sabtu malam adalah pengecualian.
Itu tak akan terjadi lagi." Aku bisa mendengar tekad di balik suara seraknya yang lembut.
Aku mengerutkan bibir padanya.
"Aku lelah sekarang."
"Apakah kau mengusirku keluar?" Dia mengangkat alisnya padaku, geli dan sedikit kecewa.
"Ya."
"Nah itu untuk pertama kali yang lain." Dia menatapku curiga. "Jadi tak ada yang ingin kau diskusikan
sekarang? Tentang perjanjian itu."
"Tidak" jawabku kesal.
"Ya Tuhan, aku akan suka memberimu tempat sembunyi yang bagus. Kau akan merasa jauh lebih baik,
begitu juga aku."
372
"Kau tak bisa mengatakan hal-hal seperti itu ... aku belum menandatangani apa pun."
"Seorang pria bisa bermimpi, Anastasia." Dia membungkuk dan memegang daguku.
"Rabu?" Bisiknya, dan dia menciumku ringan di bibirku.
"Rabu," aku setuju. "Aku akan mengantarmu keluar.
Jika kau memberiku satu menit." Aku bangun dan mengambil t-shirt, mendorong dia yang menutupi
jalanku. Geli dan enggan, ia bangkit dari tempat tidur.
"Tolong ambilkan celana trainingku."
Dia mengambil dari lantai dan memberikannya padaku.
"Ya, nona." Dia berusaha untuk menyembunyikan senyumnya tapi tak berhasil.
Aku menyempitkan mataku padanya saat aku menyelipkan celanaku keatas. Rambutku sangat
mengerikan dan aku tahu aku harus menghadapi interogasi Katherine Kavanagh setelah dia pergi.
Mengambil pita rambut, aku berjalan ke pintu kamar tidurku, membukanya sedikit memeriksa Kate.
Dia tak di ruang tamu. Aku dapat mendengar dia sedang menelepon di kamarnya. Christian
mengikutiku 373
keluar. Saat berjalan dari kamar tidur ke pintu depan, pikiran dan perasaanku berubah surut. Aku tak
lagi marah padanya, aku tiba-tiba merasa sangat pemalu. Aku tak ingin dia pergi. Untuk pertama
kalinya, aku berharap dia - normal - menginginkan hubungan normal yang tak perlu perjanjian sepuluh
Aku jadi ingin menangis, sebuah nada melankolis sedih dan kesepian yang menggenggam bulat hatiku.
Bergegas kembali ke kamarku, aku menutup pintu dan bersandar mencoba untuk menguraikan
perasaanku. Aku tak bisa. Merosot ke lantai, aku meletakkan kepala di tanganku saat air mataku mulai
mengalir.
Kate mengetuk lembut.
"Ana?" Bisiknya. Aku membuka pintu. Dia mengamatiku sebentar dan segera memelukku.
"Ada yang salah? Apa yang dilakukan bajingan tampan yang menyeramkan itu?"
"Oh Kate, bukannya aku tak menginginkan dia."
Dia menarikku ke tempat tidurku dan kami duduk.
"Rambutmu mengerikan sehabis seks."
Meskipun hatiku sedih, aku tertawa.
"Itu seks yang menyenangkan, tak mengerikan sama sekali."
Kate tersenyum.
376
"Begitu lebih baik. Tapi kenapa kau nangis? Kau tak pernah menangis." Dia mengambil sisirku dari
meja samping, dan duduk di belakangku, sangat perlahan mulai menyisir keluar bundelan rambutku.
"Aku hanyaberpikir hubungan kita tak akan berlanjut." Aku menatap jari-jariku.
"Kupikir kau bilang akan bertemu dengannya pada hari Rabu?"
"Yah, itulah rencana awal kami."
"Jadi, kenapa dia muncul di sini hari ini?"
"Aku mengirim dia email."
"Meminta dia untuk mampir?"
"Bukan, aku bilang tak ingin melihat dia lagi."
"Dan dia muncul? Ana, itu jenius."
"Sebenarnya itu hanya lelucon."
"Oh. Sekarang aku benar-benar bingung."
Dengan sabar, aku menjelaskan sekilas dari emailku tapi tidak mendetail.
"Jadi kau pikir dia akan membalas melalui email."
377
"Ya."
"Tapi dia malah muncul di sini."
"Ya."
"Aku bisa katakan dia benar-benar terpesona padamu."
Aku mengerutkan kening. Christian, terpesona padaku? Tak mungkin. Dia hanya mencari mainan
baru yang cocok sehingga dia bisa tiduri dan melakukan hal-hal yang buruk. Hatiku mengencang
sangat menyakitkan.
Ini adalah kenyataan.
"Dia datang ke sini untuk meniduriku, itu saja."
"Siapa bilang asmara sudah mati?" bisiknya ngeri.
Aku telah mengejutkan Kate. Aku tak berpikir bahwa itu mungkin. Aku mengangkat bahu meminta
maaf.
"Dia menggunakan seks sebagai senjata."
"Menidurimu sampai kau menyerah?" Dia menggeleng tak setuju. Aku berkedip cepat padanya, dan
perasaanku malu menyebar ke seluruh wajahku. Oh
... sangat akurat, Katherine Kavanagh, wartawan pemenang hadiah Pulitzer.
"Ana, aku tak mengerti, kau membiarkan saja dia 378
bercinta denganmu?"
"Bukan Kate, kami tidak bercinta - kami hanya berhubungan intim - terminologi Christian. Dia tak
melakukan atas nama cinta."
"Aku tahu ada sesuatu yang aneh tentang dia. Dia memiliki masalah komitmen."
Aku mengangguk, seakan setuju. Dalam hati, aku merana. Oh Kate ... aku berharap aku bisa
mengatakan padamu semuanya, segala sesuatu tentang pria yang aneh, sedih, rumit ini dan kau bisa
memberitahuku untuk melupakannya.
Menghentikanku untuk menjadi orang bodoh.
"Aku rasa itu semua sedikit berlebihan," bisikku. Itu adalah pernyataan tahun ini. Karena aku tak
ingin bicara tentang Christian lagi, aku bertanya tentang Elliot. Katherine langsung berubah sikap
hanya menyebutkan namanya, ia menyala dari dalam, berseri-seri padaku.
"Dia akan datang Sabtu pagi untuk membantu memindahkan barang-barang kita." Dia memeluk sikat
rambut, dia sangat jatuh cinta padanya, dan samar-samar perasaan iri menikamku. Kate telah
menemukan seorang pria normal, dan dia terlihat begitu bahagia.
Aku berbalik dan memeluknya.
379
"Oh, aku mau ngomong. Ayahmu menelepon saat kau sedang berada ... err..sibuk. Rupanya Bob
mengalami sedikit cedera, jadi ibumu dan dia tak bisa datang pada acara wisuda. Tapi ayahmu akan
berada di sini hari Kamis. Dia ingin kau meneleponnya."
"Oh ... ibuku tak pernah meneleponku. Apakah Bob oke?"
"Ya. Telepon dia besok pagi. Sekarang sudah larut."
"Terima kasih, Kate. Aku baik-baik saja sekarang.
Aku juga akan menelepon Ray besok pagi. Aku pikir aku hanya pingin tidur." Dia tersenyum, tapi
matanya berkerut penuh keprihatinan.
Setelah dia pergi, aku duduk dan membaca perjanjian lagi, meneruskan membuat catatan lagi. Ketika
aku selesai, aku nyalakan laptop, siap untuk menanggapi.
Ada email dari Christian di inbox-ku.
Dari: Christian Grey
Perihal: Malam ini
Tanggal: 23 Mei 2011 23:16
Kepada: Anastasia Steele
Miss Steele aku menantikan catatanmu untuk perjanjian itu.
Sebelum itu, tidurlah yang nyenyak sayang.
Christian Grey
380
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dengan sangat menyesal ibuku minta maaf karena tak bisa hadir pada saat acara wisudaku. Bob
terkilir di sendi kakinya sehingga jalannya terpincang-pincang. Jujur saja, dia adalah orang yang
gampang celaka seperti aku. Diperkirakan dia bisa cepat sembuh, asalkan beristirahat total, dan ibuku
harus menjaganya.
" Ana sayang, aku sangat menyesal," ibuku merengek di telepon.
"Ma, tak apa-apa. Ray yang akan hadir disana."
"Ana, dari nada suaramu, sepertinya kamu lagi bingung - apa kau baik-baik saja, sayang?"
"Ya, Ma," Oh seandainya kau tahu. Aku telah bertemu dengan seorang pria menjijikkan, kaya dan dia
ingin memiliki hubungan seksual yang ganjil dan aneh, di mana aku tak berhak mengatakan hal itu.
"Apa kau sudah bertemu seseorang?"
"Tidak, Ma." Sekarang aku merasa sangat tidak 386
nyaman dengan pembicaraan ini.
"Oke, sayang, aku merasa sangat menyesal, tentang hari Kamis besok. Aku mencintaimu ... kau tahu itu
sayang?"
Aku memejamkan mata, kata-kata yang sangat berharga memberiku sebuah cahaya yang hangat di
dalam hatiku.
"Aku juga sayang padamu, Ma. Salam buat Bob, dan aku berdoa semoga dia cepat sembuh."
"Akan kusampaikan. Sampai ketemu lagi sayang."
"Sampai ketemu lagi, ma."
Aku diam sesaat di kamar tidurku setelah menelepon.
Iseng-iseng, aku beralih menyalakan laptop dan membuka program email. Ada email dari Christian
dikirim saat larut malam atau sangat pagi sekali, tergantung pada sudut pandangmu. Jantungku
langsung melonjak, dan aku mendengar darah memompa ke telingaku. Sial ... mungkin dia bilang tidak
- itu saja - mungkin dia membatalkan makan malam. Pikiran ini sangatlah menyakitkan. Aku menolak
pikiran itu dengan cepat dan membuka email.
Dari: Christian Grey
Perihal: Masalah-mu
387
Tanggal: 24 Mei 2011 01:27
3. Merupakan penengah antara hal yang berbeda: Membagi perbedaan antara rumah peternakan dan
rumah bertingkat.
4. sebuah pemahaman yang membahayakan, seperti reputasi; terkena bahaya, kecurigaan, dll: sebuah
kompromi dari salah seseorang yang mempunyai integritas.
Ana
Dari: Christian Grey
Perihal: Bagaimana dengan Masalah-ku?
Tanggal: 24 Mei 2011 18:32
Untuk: Anastasia Steele
389
Seperti biasa, pemaparan yang bagus, Miss Steele.
Aku akan menjemput dari apartemenmu besok jam 7:00.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Tahun 2011 - Perempuan Bisa Mengemudi Tanggal: 24 Mei 2011 18:40
Untuk: Christian Grey
Sir
Aku punya mobil. Aku bisa mengemudi.
Aku lebih suka untuk bertemu di suatu tempat.
Di manakah aku harus bertemu denganmu?
Di hotelmu pada jam 7:00?
Ana
Dari: Christian Grey
Perihal: Remaja Putri Yang Bandel Tanggal: 24 Mei 2011 18:43
merasa lebih tenang. Semua kegiatan fisik ini akhirnya bisa mengalihkan perhatianku, dan aku lelah.
Aku ingin tidur nyenyak. Aku meringkuk di tempat tidur dan aku langsung tertidur.
Paul kembali dari Princeton sebelum dia berangkat ke New York untuk memulai magang di bagian
keuangan suatu perusahaan. Dia terus mengikuti sepanjang waktu saat aku sibuk di toko, memintaku
untuk berkencan. Ini menjengkelkan.
"Paul, untuk keseratus kalinya, aku ada kencan malam ini."
"Tidak, kau tidak pernah, kau mengatakan itu hanya untuk menghindariku. Kau selalu menghindariku."
393
Ya ... kau pasti berpikir kau sudah menangkap isyarat itu.
"Paul, aku tidak pernah berpikir itu adalah ide yang baik untuk kencan dengan saudara bos."
"Hari Jumat adalah hari terakhirmu disini. Besok kau sudah tak bekerja lagi."
"Dan aku akan berada di Seattle pada hari Sabtu dan kau akan tinggal di New York. Toh jika kita
mencoba, kita tak bisa berhubungan jarak jauh. Selain itu, aku memang punya kencan malam ini."
"Dengan Jos?"
"Bukan."
"Lalu siapa?"
"Paul ... oh." Aku mendesah putus asa. Dia tidak akan berhenti sampai aku menjawab. "Christian
Grey." Aku tak boleh membuat nada suaraku jadi jengkel. Tapi itu hanya tipuan. Mulut Paul terbuka,
dan melongo padaku, bisu. Hmm - bahkan menyebut namanya saja membuat orang jadi bungkam.
"Kau punya kencan dengan Christian Grey," akhirnya dia berkata, setelah rasa terkejutnya hilang.
Ketidakpercayaan jelas dalam nada suaranya.
394
"Ya."
"Aku mengerti." Paul jelas-jelas kecewa, tertegun bahkan, dan bagian yang sangat kecil membenci
bahwa dia harus menemukan kejutan. Dewi batinku juga begitu. Dia memberi isyarat yang sangat tak
sopan dan tak menarik padanya dengan jari-jarinya.
Setelah itu, dia mengabaikanku, dan tepat pukul lima aku secepatnya keluar dari pintu.
Kate meminjamkan dua gaun dan dua pasang sepatu untuk malam ini dan untuk acara wisuda besok.
Aku berharap bisa merasa lebih antusias tentang gaun ini tapi pakaian bukanlah kesukaanku. Jadi apa
kesukaanmu, Anastasia? Christian yang lembut berbicara menghantui pertanyaanku. Aku
menggelengkan kepala dan berusaha untuk memadamkan kegelisahanku, aku memutuskan gaun ketat
berwarna plum untuk malam ini. Gaun ini terlihat sopan dan profesional - bagaimanapun, aku akan
menegosiasikan perjanjian.
Aku mandi, mencukur kaki dan ketiak, mencuci rambutku, dan kemudian menghabiskan waktu setengah
jam mengeringkan rambutku agar bisa jatuh bergelombang lembut ke dada dan punggungku. Aku
menyisir ke satu sisi dari wajahku dan memakai maskara dan lip-gloss. Aku jarang memakai make-up
- itu mengintimidasi-ku. Tidak satu pun dari pahlawan sastraku harus berurusan dengan make-up
- mungkin aku akan tahu lebih banyak tentang hal 395
jika mereka memilikinya. Aku memakai gaun berwarna plum dan sepatu hak tinggi yang cocok dengan
gaun itu, dan aku siap pada jam setengah tujuh.
"Gimana?" Aku meminta pendapat Kate.
Dia tersenyum lebar.
"Wah, kau tampak mengagumkan, Ana." Dia mengangguk dengan persetujuan. "Kau terlihat seksi."
"Seksi! Aku bermaksud terlihat sopan dan profesional."
"Itu juga, tapi yang paling penting terlihat seksi.
Gaun itu benar-benar cocok dengan warna kulitmu.
Menempel ketat ditubuhmu." Dia menyeringai.
"Kate!" Aku mengomelinya.
"Memang benar, Ana. Penampilanmu terlihat cocok.
Pertahankan gaun itu. Kau akan membuat dia tunduk ditanganmu."
Aku menekan mulut dalam garis keras. Oh, kau salah menilai tentang dia.
"Doakan aku ya."
"Kau membutuhkan keberuntungan untuk kencan?"
396
Alisnya mengerut, bingung.
"Ya, Kate."
"Kalau begitu - Semoga berhasil." Dia memelukku, dan aku keluar dari pintu depan.
Aku harus mengemudi dengan kaki telanjang Wanda, Beetle-ku warna biru laut, tak bisa dikendarai dengan memakai sepatu hak tinggi. Aku sampai
di luar Heathman pada pukul 6.58 tepat dan menyerahkan kunci mobilku ke valet untuk diparkir.
Dia tampak curiga pada Beetle-ku, tapi aku mengabaikannya. Mengambil napas dalam-dalam dan
batinku mengejek pangkal pahaku. Aku masuk ke hotel.
Christian bersandar santai membelakangi bar, minum segelas anggur putih. Dia mengenakan kemeja
linen putih seperti biasa, celana jeans hitam, dasi hitam, dan jaket hitam. Rambutnya yang kusut
seperti biasa.
Aku menghela napas. Tentu saja dia terlihat tampan.
Aku berdiri selama beberapa detik di pintu masuk bar, menatap dia, mengagumi pemandangan. Dia
luar biasa tampan. Dia melirik, dengan gugup aku pikir, ke arah pintu masuk dan diam saat dia
melihatku.
Berkedip beberapa kali, kemudian dia tersenyum culas, nakal, senyum seksi yang membuatku terdiam
dan meleleh. Berusaha untuk tidak menggigit bibirku, aku melangkah maju, menyadari bahwa aku
Anastasia Steele yang kikuk, memakai sepatu hak tinggi. Dia berjalan dengan anggun mendekatiku.
397
"Kau sangat mempesona," gumamnya sambil membungkuk dan mencium pipiku singkat. "Gaun, Miss
Steele. Aku menyetujuinya." Menggenggam tanganku, dia membawaku ke pojok yang terpisah dan
memberi isyarat kepada pelayan.
"Apa yang ingin kau minum?"
Aku langsung tersenyum rahasia saat aku duduk, setidaknya dia bertanya dulu padaku.
"Aku mau seperti apa yang sudah kau pesan. Lihat!
Aku bisa bermain bagus dan berperilaku seperti diriku sendiri.
Geli, dia memesan segelas Sancerre dan duduk di depanku.
"Mereka punya gudang anggur yang sangat baik di sini," katanya, memiringkan kepalanya ke satu sisi.
Menempatkan siku di meja, jari-jarinya menyentuh bibirnya yang indah, mata abu-abunya menyala
dengan emosi yang tak bisa terbaca. Dan ada
....tarikan yang akrab dan getaran listrik dari dia, menghubungkan suatu tempat di dalam diriku. Aku
bergerak tak nyaman di bawah tatapannya, jantungku berdebar. Aku harus tetap tenang.
"Anastasia, tak peduli apa itu legal atau tidak. Ini merupakan pengaturan yang ingin aku buat
denganmu - apa yang kuinginkan dari dirimu dan apa yang dapat kau harapkan dari diriku. Jika kau tak
menyukainya, maka jangan menandatangani. Jika kau sudah menandatangani, dan kemudian
memutuskan kau tidak suka, ada pasal yang menyebutkan bahwa kau bisa pergi meninggalkanku.
Bahkan jika itu mengikat secara hukum, apa kau 400
pikir aku akan menyeretmu ke pengadilan jika kau memutuskan untuk lari?"
Aku meneguk banyak anggurku. Bawah sadarku menepuk bahuku dengan keras. Kau harus menjaga
kecerdasanmu. Jangan minum terlalu banyak.
"Hubungan seperti ini dibangun di atas kejujuran dan kepercayaan," dia melanjutkan. "Jika kau tidak
percaya padaku untuk mengetahui bagaimana aku mempengaruhimu, seberapa jauh aku bisa
melakukannya denganmu, seberapa jauh aku bisa mengambilmu - jika kau tak bisa jujur denganku,
maka kita benar-benar tak bisa melakukan ini."
Oh, kita telah memangkas pengejaran itu dengan cepat. Seberapa jauh dia bisa mengambilku. Sialan.
Apa artinya itu?
"Jadi cukup sederhana, Anastasia. Apa kau percaya padaku atau tidak?" Matanya membara. "Apa kau
memiliki diskusi yang seperti ini dengan um ... lima belas itu?"
"Tidak"
"Mengapa tidak?"
"Karena mereka semua sudah submisiv. Mereka tahu apa yang mereka butuhkan dari hubungan
denganku dan umumnya apa yang aku harapkan. Dengan mereka, itu hanya mengenai soal batas lunak,
rincian 401
seperti itu."
"Apa ada toko yang kau tuju? Seperti submisiv R Us?"
Dia tertawa.
"Tidak seperti itu."
"Lalu bagaimana?"
"Apa itu yang ingin kau bahas? Atau kita harus membahas pada pokok masalah? Keberatanmu, seperti
yang kaukatakan."
Aku menelan ludah. Apa aku percaya padanya? Apa ini semua bermuara pada - kepercayaan? Tentu
seharusnya menjadi dua arah. Aku ingat dia sangat kesal saat aku menelepon Jos.
Bisiknya.
404
Aku mengerutkan kening. Sialan. Aku bahkan tak sadar jika aku melakukannya.
"Aku sudah memesan makanannya. Aku harap kau tak keberatan."
Terus terang, aku lega, aku tak yakin aku bisa membuat keputusan lebih lanjut.
"Tidak, itu bagus," aku menyetujui.
"Ada baiknya untuk tahu bahwa kau bisa lebih terbuka. Sekarang, sampai di mana kita tadi?"
"Pokok permasalahan." Aku meneguk banyak anggur lagi. Ini benar-benar lezat. Christian Grey benarbenar tahu tentang anggur yang enak. Aku teringat terakhir meneguk anggur yang dia berikan di tempat
tidurku. Aku malu pada bayangan yang sangat mengganggu itu.
"Ya, masalah keberatanmu." Tangannya merogoh ke dalam saku jaket dan menarik keluar secarik
kertas.
Email-ku.
"Ayat 2. Setuju. Hal ini untuk kepentingan kita berdua. Aku akan merumuskan kembali."
Aku berkedip padanya. Sialan ... kita akan membahas masing-masing poin satu per satu. Tapi aku
tidak begitu berani membahas langsung dengannya. Dia terlihat begitu sungguh-sungguh. Aku
menguatkan 405
diri dengan meneguk anggurku lagi. Christian terus melanjutkan.
"Kesehatan seksualku. Semua pasanganku sebelumnya harus menjalani tes darah, dan aku selalu
menjalani tes rutin setiap enam bulan untuk menghindari semua risiko kesehatan yang kau sebutkan.
Semua tes terakhirku sangat jelas. Aku tak pernah minum obat-obatan terlarang. Bahkan, aku sangat
tegas anti-narkoba. Aku punya kebijakan tak akan mentoleransi yang berkaitan dengan obat-obatan
untuk semua karyawanku, dan aku bersikeras untuk melakukan tes secara acak."
Wow ... seorang gila kontrol menjadi marah. Aku berkedip padanya terkejut.
"Aku belum pernah melakukan transfusi darah. Apa ini bisa menjawab pertanyaanmu?"
Aku mengangguk, tanpa ekspresi.
"Poin berikutnya sudah aku sebutkan sebelumnya.
Kau dapat pergi setiap saat, Anastasia. Aku tak akan menghentikanmu. Jika kau ingin pergi, kiranya itu saja. Hanya supaya kau tahu."
cara yang sama saat di dekatku," katanya singkat. "Jadi sampai di mana kita?" Dia melirik email-ku
saat aku meraih tiram lain.
Dia bereaksi dengan cara yang sama. Aku bisa mempengaruhi dia ... wow.
"Patuh padaku dalam segala hal. Ya, aku ingin kau melakukan itu. Aku perlu kau melakukan itu.
Anggap saja sebagai bermain-peran Anastasia."
"Tapi aku khawatir kau akan menyakitiku."
"Menyakitimu yang bagaimana?"
"Secara fisik." Dan secara emosional.
"Apa kau benar-benar berpikir aku akan melakukannya? Melampaui batasmu yang tidak bisa kau
terima?"
408
"Kau bilang kau telah menyakiti seseorang sebelumnya."
"Memang, aku pernah. Tapi itu sudah lama."
"Bagaimana kau menyakiti mereka?"
"Aku menggantung mereka di langit-langit ruang bermainku. Bahkan, itu adalah salah satu
pertanyaanmu.
Menggantung - Itu gunanya karabiner ada di ruang bermain. Permainan tali. Salah satu tali diikat
terlalu kuat."
Aku mengangkat tanganku dan memohon dia untuk berhenti.
"Aku tak perlu tahu lagi. Jadi kau tak akan menggantungku?"
"Tidak jika kau benar-benar tak mau. Kau bisa buat itu sebagai batas keras."
"Oke."
"Jadi tentang mematuhi, apa kau berpikir bahwa kau bisa melakukannya?"
Dia menatapku dengan mata abu-abunya yang intens.
"Aku akan mencoba," bisikku.
409
"Bagus." Dia tersenyum. "Sekarang jangka waktu.
Satu bulan bukannya tiga bulan adalah waktu yang terlalu singkat, terutama jika kau ingin akhir pekan
jauh dariku setiap bulan. Aku tik berpikir aku akan bisa menjauh darimu untuk waktu yang lama. Aku
nyaris tak bisa mengendalikannya sekarang," ia berhenti sejenak.
Dia tak bisa tinggal jauh dariku? Apa?
"Bagaimana kalau, satu hari selama satu akhir pekan per bulan kau mendapatkan waktu untuk dirimu
sendiri - tapi aku mendapatkan malam pertengahan minggu pada minggu itu?"
"Oke."
"Dan kumohon, mari kita coba selama tiga bulan. Jika tiba-tiba kau tak menyukainya maka kau dapat
pergi kapan saja."
"Tiga bulan?" Aku merasa agak kecewa dengan pendapatnya. Aku meneguk anggur cukup banyak
untuk mengobati kekecewaanku dan mengambil tiram lain. Aku harus bisa belajar untuk menyukai ini.
"Mengenai kepemilikan, itu hanya istilah dan kembali ke prinsip tentang mematuhi. Ini untuk
membuatmu berpikir dengan tepat, dan memahami dimana aku berasal.
410
Dan aku ingin kau tahu bahwa begitu kau melewati ambang batasku sebagai submisiv , aku akan
melakukan apa yang aku suka pada dirimu. Kau harus menerima itu dengan rela. Itulah mengapa kau
harus percaya padaku.
Aku akan menidurimu, kapanpun, dengan cara apapun, aku mau - di tempat mana pun aku mau. Aku
akan mendisiplinkanmu, karena kau pasti akan gagal. Aku akan melatihmu untuk menyenangkanku.
Tapi aku tahu kau belum pernah melakukan ini sebelumnya.
Pertama-tama, kita akan melakukannya pelan-pelan, dan aku akan membantumu. Kita akan membangun
berbagai skenario. Aku ingin kau percaya padaku, tapi aku tahu aku harus lebih dulu mendapatkan
kepercayaanmu. Dan aku akan melakukannya. Yang
'lainnya' - lagi itu untuk membantumu masuk ke dalam pola pikir, itu bisa berarti apa saja."
Dia begitu bergairah, mempesona. Ini jelas obsesinya, cara dia ... aku tak bisa mengalihkan
pandangan dari dia. Dia benar-benar menginginkan ini. Dia berhenti berbicara dan menatapku.
"Masih denganku?" Bisiknya, suaranya lucu, hangat dan menggoda. Ia meneguk anggurnya, menatapku
dengan tajam.
Pelayan muncul di pintu, dan Christian secara halus mengangguk mengizinkan pelayan untuk
411
makanan.
"Aku harap kau suka ikan," kata Christian ringan.
Saya menusuk makananku dan minum air sodaku.
Aku berharap itu anggur.
"Aturan. Mari kita bicara tentang itu. Makanan adalah pembatal perjanjian?"
"Ya."
413
"Dapatkah aku mengubahnya untuk mengatakan bahwa kau harus makan setidaknya tiga kali sehari?"
"Tidak." Aku tak akan mundur dalam hal ini. Tak ada yang akan mendikte apa yang kumakan.
Bagaimana aku bercinta, boleh, tapi makan ... tidak, tidak bisa.
Dia mengerutkan bibirnya.
"Aku perlu tahu bahwa kau tidak lapar."
Aku mengerutkan kening. Mengapa?
"Kau harus percaya padaku."
Ia menatap padaku selama beberapa saat, dan dia rileks.
"Setuju, Miss Steele," katanya pelan. "Aku menyerah mengenai makan dan tidur."
"Mengapa aku tak boleh menatapmu?"
"Itu hanya masalah tentang seorang Dominan/submisiv. Kau akan terbiasa."
Maukah aku?
"Mengapa aku tak boleh menyentuhmu?"
414
"Karena kau tidak bisa."
Mulutnya membentuk garis keras kepala.
"Apakah karena Mrs. Robinson?"
"Tiga tiram, empat gigitan ikan cod, dan satu tangkai asparagus, tak makan kentang, tak makan kacang,
tak makan buah zaitun, dan kau tak makan seharian.
416
Kau bilang aku bisa percaya padamu."
Astaga. Dia memberikan daftar rincian makanannya.
"Christian, tolong, tak setiap hari aku duduk melakukan percakapan seperti ini."
"Aku membutuhkan engkau bugar dan sehat Anastasia."
"Aku tahu."
"Dan sekarang, aku ingin mengupasmu keluar dari gaun itu."
Aku menelan ludah. Mengupasku keluar dari gaun Kate. Aku merasa ada tarikan di dalam perutku.
Ototku sekarang mencengkeram semakin akrab saat mendengar kata-katanya. Tapi aku tak bisa
memiliki ini. Senjatanya yang paling ampuh, digunakan untuk melawanku lagi. Dia begitu nyaman
dengan seks bahkan aku sudah tahu ini.
"Aku berpikir itu bukan ide yang bagus," bisikku pelan. "Kita belum makan makanan penutup."
"Kau ingin makanan penutup?" Dia mendengus.
"Ya."
"Kau bisa menjadi makanan pencuci mulut," bisiknya penuh arti.
417
"Aku tak yakin aku cukup manis."
"Anastasia, kau nikmat dan manis. Aku tahu."
"Christian. Kau menggunakan seks sebagai senjata.
Itu benar-benar tak adil," bisikku, menatap tanganku, dan kemudian menatap langsung padanya. Dia
mengangkat alis, terkejut, dan aku melihat dia mempertimbangkan kata-kataku. Dia mengusap dagunya
sambil berpikir.
"Kau benar. Akan aku lakukan. Dalam hidupmu kau menerapkan apa yang kau tahu, Anastasia. Ini
tidak mengubah betapa aku menginginkanmu. Di sini.
Sekarang."
Bagaimana dia bisa merayuku hanya dengan suaranya? Aku sudah terengah-engah - darahku memanas
mengalir melalui pembuluh darahku, kegelisahan menggelitikku.
"Aku ingin mencoba sesuatu," dia mengambil nafas.
Aku mengerutkan kening. Dia hanya membebaniku dengan ide omong kosong untuk diolah pada saat
ini.
"Jika kau adalah subku, kamu tak harus berpikir tentang hal ini. Ini akan lebih mudah." Suaranya
lembut, menggoda. "Semua keputusan dibelakang semua proses berpikir sangat melelahkan - Ini hal
yang benar untuk dilakukan? Haruskah terjadi di 418
sini? Bisakah itu terjadi sekarang?
Kau tak perlu khawatir tentang detail itu. Itulah yang aku lakukan sebagai Dom-mu. Dan sekarang, aku
tahu kau menginginkan aku, Anastasia."
Aku memperdalam kerutan. Bagaimana dia bisa tahu?
"Aku bisa mengatakan karena ..."
Sialan dia menjawab pertanyaan tak terucapku. Apa dia paranormal juga?
"... Tubuhmu memperlihatkan semuanya. Kau menekan pahamu bersama-sama, Mukamu memerah, dan
tarikan napasmu berubah."
O, ini terlalu banyak.
"Bagaimana kau tahu tentang pahaku?" Suaraku pelan, tak percaya. Ya ampun padahal pahaku di
bawah meja.
"Aku merasa taplak meja bergerak, dan tebakanku dihitung berdasarkan bertahun-tahun pengalaman.
Bukankah aku benar?"
Mukaku memerah dan menunduk menatap tanganku.
Aku sangat terganggu oleh permainannya yang menggoda.
419
Dia satu-satunya yang mengetahui dan memahami aturan. Aku terlalu naif dan tak berpengalaman.
Lingkup referensiku hanyalah Kate, dan dia tak pernah menerima omong kosong dari pria. Referensi
lainku adalah semua khayalan dari: Elizabeth Bennett akan menjadi marah, Jane Eyre terlalu takut,
Tubuhku sangat membutuhkan sentuhan pria itu, pikiranku memberontak. Aku butuh jarak untuk 421
berpikir tentang semua yang dikatakannya. Aku masih belum membuat keputusan, dan daya tarik
seksual dan kehebatannya tak membuatnya menjadi lebih mudah.
"Apa kau ingin makanan penutup?" Christian bertanya dengan sopan, tapi matanya masih membara.
"Tidak, terima kasih. Aku rasa aku harus pulang."
Aku menatap tanganku.
"Pulang?" Dia tak bisa menyembunyikan kekagetannya.
Pelayan buru-buru meninggalkan kami.
"Ya." Ini keputusan yang tepat. Jika aku tinggal di sini, di kamar ini bersama dia, dia akan meniduriku.
Sengaja aku langsung berdiri. "Kami berdua akan mengikuti upacara wisuda besok."
Christian berdiri secara otomatis, memperlihatkan kesopanan.
"Aku tak ingin kau pergi."
"Tolong ... aku harus."
"Kenapa?"
"Karena kau telah memberiku begitu banyak hal 422
untuk dipertimbangkan ... dan aku perlu jarak."
"Aku bisa membuatmu tinggal," dia mengancam.
"Ya, kau pasti bisa, tapi aku tak ingin kau melakukan itu."
Dia mengacak-acak rambutnya, sangat hati-hati mengamatiku.
"Kau tahu, saat kau jatuh ke dalam kantorku, untuk mewawancaraiku, yang bisa kau katakan adalah ya
sir, tidak sir.
Kupikir kau terlahir sebagai submisiv yang alami.
Tapi terus terang saja, Anastasia, aku tak yakin kau memiliki sebuah tulang submisiv dalam tubuhmu
yang lezat." Dia bergerak perlahan ke arahku saat berbicara, suaranya tegang.
"Kau mungkin benar," aku mengambil napas.
"Aku ingin memberimu peluang untuk melakukan penyelidikan," bisiknya, menatap ke arahku. Dia
membelai wajahku, ibu jarinya menelusuri bibir bawahku. "Aku tak tahu cara yang lain, Anastasia. Ini
adalah siapa aku."
"Aku tahu."
Dia membungkuk ingin menciumku, tapi berhenti sebentar sebelum bibirnya menyentuh bibirku, 423
matanya langsung melihat mataku, ingin minta izin.
Aku menempelkan bibirku ke bibirnya, dan dia langsung menciumku dan karena aku tak tahu apakah
aku akan menciumnya lagi, aku membiarkan
- tanganku bergerak atas kemauanku sendiri dan memutar ke dalam rambutnya, menariknya padaku,
mulutku membuka, lidahku membelainya. Tangannya menggenggam tengkukku saat dia memperdalam
ciumannya, menanggapi semangatku. Tangan satunya meluncur ke punggungku dan menempel ke dasar
tulang belakangku sambil mendorongku ke tubuhnya. "Aku tak bisa membujukmu untuk tinggal?" dia
mengambil nafas diantara ciuman.
"Tidak."
"Habiskan malam bersamaku."
"Dan tak boleh menyentuhmu? Tidak"
Dia mengerang.
"Kau gadis yang sulit." Dia menarik diri, menatap ke arahku. "Mengapa aku berpikir kau
mengucapkan selamat tinggal?"
"Karena aku akan pergi sekarang."
"Bukan itu maksudku, dan kau tahu itu."
"Christian, aku harus berpikir tentang hal ini. Aku tak tahu apakah aku bisa memiliki jenis hubungan
424
yang kau inginkan."
Dia menutup matanya dan menekan dahinya di bibirku, memberi kami berdua kesempatan mengatur
pernapasan kita. Setelah beberapa saat, ia mencium keningku, menghirup dalam-dalam, mencium
rambutku, kemudian dia melepaskan aku, melangkah mundur.
"Terserah kau, Miss Steele," katanya, tanpa ekspresi di wajahnya. "Aku akan mengantarmu ke lobi."
Dia mengulurkan tangannya. Aku mengambil dompet dan tangannya menahan tanganku. Sialan, ini
mungkin bisa terjadi. Aku pasrah mengikutinya menuruni tangga besar dan ke lobi, kulit kepalaku
menusuk-nusuk, darahku memompa. Ini bisa menjadi saat terakhir mengucapkan selamat tinggal jika
menelusuri ke bawah, melalui rambut kemaluanku menuju klitorisku. Dia menjentikkan ujung
cambuknya dan mengena tepat dititik kenikmatanku dengan sengatan tajam, dan aku klimaks,
meneriakkan pembebasanku.
Tiba-tiba, aku terbangun, terengah-engah, tertutup oleh keringat dan merasakan pengaruh yang masih
tersisa dari orgasmeku. Sialan. Aku benar-benar kehilangan arah. Apa yang barusan terjadi? aku di
kamar tidurku sendirian. Bagaimana? Mengapa? Aku duduk tegak, terkejut ... wow. Sudah pagi. Aku
melirik jam alarmku - jam delapan. Aku meletakkan kepalaku di tanganku. Aku tak tahu aku bisa
bermimpi tenyang seks. Apakah itu karena sesuatu yang aku makan? Mungkin tiram dan penelitian
internetku mewujudkan dirinya dalam mimpi basah pertamaku. Ini membingungkan. Aku tak tahu
bahwa aku bisa orgasme dalam tidurku.
Kate sibuk di dapur saat aku terhuyung-huyung masuk.
"Ana, kau oke? Kau terlihat aneh. Apakah itu jaket Christian yang kau kenakan?"
"Aku baik-baik saja." Sial, seharusnya aku bercermin dulu. Aku menghindari tatapan mata hijaunya
yang menusuk.
aku masih belum pulih dari kejadian pagiku. "Ya, ini adalah jaket Christian."
433
Ia mengerutkan kening.
"Apakah kau tidur?"
"tak terlalu nyenyak."
Aku berjalan menuju ketel. Aku butuh teh.
"Bagaimana makan malamnya?"
Jadi sudah mulai.
"Kami makan tiram. Kemudian ikan cod, jadi aku akan bilang itu amis."
"Ugh ... Aku benci tiram, dan aku tak ingin tahu tentang apa yang kalian makan. Bagaimana Christian?
Apa yang kalian bicarakan? "
"Dia penuh perhatian," aku berhenti sejenak.
Apa yang bisa aku katakan? Bahwa status HIV-nya bersih, dia penggemar berat permainan peran,
menginginkan aku mematuhi setiap perintahnya, ia pernah menyakiti seseorang yang terikat ke langitlangit kamar tidurnya, dan ia ingin bercinta denganku di ruang makan pribadi. Apakah itu akan jadi
ringkasan yang baik? aku mencoba keras mengingat-ingat sesuatu dari pertemuanku dengan 434
wajahnya tanpa ekspresi, benar-benar tak dapat di tebak. Aku menggeliat tak nyaman, terhipnotis oleh
tatapannya saat aku merasa pelan-pelan wajahku mulai memerah. Tanpa diminta, aku teringat mimpiku
pagi ini, dan otot-otot di perutku menegang dengan nikmat. Aku menarik napas tajam. Aku bisa
melihat bayangan senyum melintasi bibirnya, tapi 440
hanya sekilas. Dia menutup matanya sebentar, dan membukanya lagi, berganti dengan ekspresi yang
acuh tak acuh itu.
Setelah melirik cepat ke arah rektor, ia menatap ke depan, dengan fokus pada emblem WSUV
tergantung di atas pintu masuk. Dia tak mengalihkan matanya ke arahku lagi. Rektor terus bicara, dan
Christian masih tak menatapku, dia hanya menatap lekat-lekat ke depan.
Kenapa dia tak mau melihatku? Mungkin dia berubah pikiran? Gelombang kegelisahan melandaku.
Mungkin berjalan keluar tadi malam adalah akhir baginya juga. Dia bosan menungguku untuk membuat
keputusan. Oh tidak, aku bisa benar-benar mengacaukannya. aku ingat email-nya tadi malam.
Mungkin dia marah karena aku tak menjawab.
Tiba-tiba, ruangan riuh oleh tepuk tangan saat Miss Katherine Kavanagh telah naik panggung. Rektor
duduk, dan Kate melemparkan rambut indahnya yang panjang kepunggungnya saat dia menempatkan
kertasnya di podium. Dia mengambil waktunya, tak terintimidasi oleh seribu orang melotot padanya.
Dia tersenyum ketika dia siap, melihat ke arah kerumunan yang terpikat, dan dengan fasih meluncurkan
pidatonya. Dia begitu tenang dan lucu, gadis-gadis di sampingku tertawa pada lelucon pertamanya.
Oh, Katherine Kavanagh, kau dapat memberikan pidato yang bagus. Aku merasa sangat bangga
padanya pada saat itu, pikiranku yang salah 441
tentang Christian terkesampingkan. Meskipun aku telah mendengar pidatonya sebelumnya, aku
mendengarkan dengan seksama. Dia menguasai ruangan dan membawa audiens bersama dengannya.
Temanya adalah: Bagaimana Setelah Kuliah? Oh, memang selanjutnya apa. Christian mengamati Kate,
alisnya sedikit terangkat - kaget, ku pikir. Ya, bisa saja Kate yang pergi mewawancarainya. Dan bisa
saja Kate sekarang yang ditawarinya proposal tak senonohnya. Kate yang cantik dan Christian yang
tampan, bersama-sama. Aku bisa seperti dua gadis di sampingku, mengagumi dia dari jauh. Aku tahu
Kate tak akan membuang-buang waktunya.
Kate menyebut dia apa? Menyeramkan.
Membayangkan konfrontasi antara Kate dan Christian membuatku tak nyaman. Aku tak tahu siapa dari
mereka yang akan aku pasang uang taruhanku.
Kate menyimpulkan pidatonya dengan penuh gaya, dan spontan semua orang berdiri, bertepuk tangan
dan bersorak-sorai, tepuk tangan meriah pertamanya.
Aku tersenyum padanya dan bersorak, dan dia nyengir ke arahku. Bagus, Kate. Dia duduk, seperti
halnya penonton, dan Rektor naik dan
memperkenalkan Christian ... sial, Christian akan memberikan pidato. Rektor menyentuh sebentar
pada prestasi Christian: CEO dari perusahaan pribadi yang sukses luar biasa, seorang pria sukses
yang mulai dari nol.
442
"Dan juga merupakan donatur utama untuk Universitas kita, mari kita sambut, Mr. Christian Grey."
Tangan Rektor menjabat Christian, dan ada tepuk tangan sopan. Hatiku ada di tenggorokanku. Dia
mendekati podium dan menyurvei aula. Dia tampak begitu percaya diri berdiri di depan kita semua,
sama seperti Kate baru saja lakukan. Kedua gadis di sampingku condong ke depan, terpesona.
Bahkan, aku pikir sebagian besar wanita mengamati lebih dekat dan beberapa laki-laki juga. Dia
mulai, lembut suaranya, terukur, dan mempesona.
"Aku sangat berterima kasih dan tersentuh dengan pujian besar yang diberikan kepadaku oleh pihak
berwenang dari WSU hari ini. Menawarkan aku kesempatan langka untuk berbicara tentang pekerjaan
yang mengesankan dari departemen ilmu lingkungan di Universitas ini. Tujuan kami adalah untuk
mengembangkan metode yang layak dan berkelanjutan secara ekologis dari pertanian untuk negaranegara dunia ketiga; tujuan utama kami adalah untuk membantu menghapuskan kelaparan dan
kemiskinan di seluruh dunia. Lebih dari satu miliar orang, terutama di Sub-Sahara Afrika, Asia
Selatan, dan Amerika Latin, hidup dalam kemiskinan.
Disfungsi Pertanian tersebar luas dalam bagian-bagian dunia dan hasilnya adalah kehancuran ekologis
dan sosial. Aku mengenal bagaimana rasanya menjadi sangat lapar. Ini adalah perjalanan yang 443
sangat pribadi bagiku ... "
Mulutku menganga lebar. Apa? Christian pernah kelaparan. Ya, itu menjelaskan cukup banyak. Dan
aku ingat wawancara itu, ia benar-benar ingin memberi makan dunia. Aku memeras otakku mengingat
apa yang telah Kate tulis dalam artikelnya. Diadopsi pada usia empat tahun, ku pikir.
Aku tak dapat membayangkan bahwa Grace membuatnya kelaparan, jadi pasti sebelum itu, saat anakanak. Aku menelan ludah, jantungku tertekan memikirkan seorang balita, lapar bermata abu-abu.
Oh tidak. Kehidupan macam apa yang dia miliki sebelum keluarga Grey mendapatkan dan
menyelamatkan dia?
Aku terhanyut oleh rasa kemarahan kasar, miskin, kacau, ganjil, filantropis Christian meskipun aku yakin ia tak akan melihat dirinya dengan cara ini dan akan mengusir pikiran-pikiran
simpati atau rasa kasihan padanya. Tiba-tiba semburan semua orang bertepuk tangan dan berdiri.
aku ikut-ikutan, walaupun aku belum mendengar setengah pidatonya. Dia melakukan semua pekerjaan
yang baik, menjalankan perusahaan besar, dan mengejarku pada saat yang sama. Ini luar biasa. Aku
ingat potongan singkat percakapan dia mengenai Darfur ... semuanya jadi jelas. Makanan.
Oh ...
"Pidatomu hebat, Kate."
"Benarkah?" Katanya berseri-seri. "Apakah kau ikut?
Dia bisa sangat ngotot" Dia memutar matanya, dan 446
aku tersenyum.
"kau tak tahu. Aku tak bisa meninggalkan Ray terlalu lama" Aku melirik Ray mengacungkan lima
jariku memberi isyarat lima menit. Dia mengangguk, memberiku tanda oke, dan aku mengikuti Kate ke
koridor di belakang panggung. Christian sedang berbicara dengan Rektor dan dua staf pengajar. Dia
mendongak ketika ia melihatku.
"Maaf, bapak-bapak," aku mendengar dia bergumam.
Dia datang ke arahku dan tersenyum sebentar pada Kate.
"Terima kasih," katanya, dan sebelum Kate dapat menjawab, ia mengambil sikuku dan mengarahkanku
ke tempat seperti ruang ganti pria. Ia memeriksa untuk melihat apakah itu kosong, dan kemudian ia
mengunci pintu. Sialan, apa yang ada dalam pikirannya? Aku berkedip ke arahnya saat ia berbalik
kearahku.
"Kenapa kau tak mengirimi aku email? Atau mengirim sms balasan? "Dia melotot. Aku tak senang.
"Aku belum melihat komputerku hari ini, atau HP-ku." Sial, apa dia sudah mencoba menelepon? Aku
mencoba teknik pengalihan perhatianku yang sangat efektif pada Kate. "Itu tadi pidato yang hebat."
"Terima kasih."
447
"Menjelaskan masalah makananmu padaku."
Dia menjalankan tangan ke rambut, putus asa.
"Anastasia, aku tak ingin membicarakan hal itu saat ini." Dia menutup matanya, tampak sedih.
"Aku khawatir tentangmu."
"Khawatir, kenapa?"
"Karena engkau pulang dalam perangkap mematikan yang kau sebut sebagai mobil."
"Apa? Ini bukan sebuah perangkap mematikan. Itu baik-baik saja. Jos secara teratur menyervice-nya
untukku."
"Asal tahu saja, aku bisa berlari cukup cepat. Katakan saja aku temanmu, Anastasia."
Dia membuka pintu, dan aku berjalan keluar.
Pikiranku berputar-putar. Satu Rektor, tiga Wakil Rektor, empat dosen, dan satu Kate menatapku
ketika aku berjalan cepat melewati mereka. Sialan.
Meninggalkan Christian dengan staf-staf fakultas aku pergi mencari Ray.
Katakan padanya aku temanmu. Teman dengan manfaat, alam bawah sadarku cemberut. Aku tahu,
aku tahu. Aku mengguncang pikiran tak
menyenangkan itu pergi. Bagaimana aku
memperkenalkan dia pada Ray? Aula masih setidaknya setengah penuh, dan Ray tak bergerak dari
tempatnya. Ia melihat padaku, melambai, dan berjalan kearahku.
"Hei, Annie. Selamat" Dia memelukku.
"Apakah kau ingin ikut dan minum di dalam tenda?"
"Tentu. Ini adalah harimu. Tunjukkan jalan."
450
"Kita tak perlu kesana jika kau tak mau." Kumohon katakan tidak ...
"Annie, aku baru saja duduk selama dua setengah jam mendengarkan semua jenis ocehan. aku perlu
minum."
Tanganku memeluknya, dan kami berjalan keluar dengan kerumunan ke dalam kehangatan sore. Kami
melewati garis untuk fotografer resmi.
"Oh, itu mengingatkan aku." Ray mencabut kamera digital dari sakunya. "Satu untuk album, Annie."
Aku memutar mata padanya saat ia mengambil gambarku.
"Dapatkah aku melepas topi dan gaunku sekarang?
aku merasa agak norak."
Kau memang terlihat agak norak ... bawah sadarku menggerutu. Jadi, apakah kau akan
memperkenalkan Ray pada orang yang menidurimu? Dia melotot padaku dengan sayap terbuka
lebar. Dia akan sangat bangga. Tuhan, aku kadang-kadang benci padanya.
Tenda sangat besar dan ramai - mahasiswa, orang tua, dosen, dan teman, semua berceloteh dengan
gembira. Ray mengulurkan segelas sampanye atau anggur murahan bersoda, aku duga. Ini tak dingin,
dan rasanya manis. Pikiranku beralih ke Christian ...
"Mr. Grey," guman Ray, ekspresinya tak terbaca kecuali mungkin mata coklatnya sedikit melebar dan
membesar. Dia menatap mukaku dengan pandangan kapan-kau-memberi tahukanku- berita ini. Aku
menggigit bibirku.
"Dan ini adalah saudaraku, Ethan Kavanagh." Kata Kate pada Christian.
Christian melotot dingin pada Ethan, yang masih memelukku.
"Mr. Kavanagh."
Mereka berjabat tangan. Christian mengulurkan tangan padaku.
"Ana, sayang," bisiknya, dan sepertinya aku melambung dengan ungkapan sayang itu.
Aku melepaskan diri dari pelukan Ethan, sementara Christian tersenyum dingin padanya, dan aku
berdiri disampingnya. Kate nyengir. Dia tahu persis apa yang dia lakukan, rubah betina itu!
454
"Ethan, Ayah dan Ibu mau bicara." Kate menyeret Ethan pergi.
"Jadi berapa lama kalian saling mengenal?" Ray melihat tanpa ekspresi dari Christian kemudian
berpindah padaku.
Kekuatan bicara telah meninggalkanku. Aku ingin tanah menelanku. Christian memelukku, ibu jarinya
membelai dibelakang bahuku yang telanjang, sebelum tangannya meremas bahuku.
"Dua minggu atau lebih sekarang," katanya lancar.
"Kami bertemu saat Anastasia datang mewawancaraiku untuk majalah mahasiswa."
"Aku tak tahu kau kerja di majalah mahasiswa, Ana."
Ray menegur dengan tenang, dan tampak jengkel.
Sial.
"Kate sakit," gumamku. Mungkin bisa mengatasi itu.
"Pidatomu sangat hebat, Mr. Grey."
"Terima kasih, sir. Aku paham bahwa anda adalah pemancing yang hebat."
Ray mengangkat alisnya dan tersenyum - jarang terjadi, Ray Steele tersenyum dengan jujur- dan
pembicaraan mereka langsung berpindah ke masalah ikan. Bahkan, aku merasa pembicaraannya sangat
455
berlebihan. Obrolannya membuat ayahku sangat terpesona ... seperti yang dia lakukan padamu, alam
bawah sadar membentakku. Kekuasaannya tak mengenal batas. Aku minta diri untuk pergi dan
menemui Kate.
Dia berbicara dengan orang tuanya, yang menyenangkan seperti biasanya dan menyambutku dengan
hangat. Kami bebasa-basi sebentar, kebanyakan tentang pergi liburan ke Barbados dan tentang
kepindahan kami.
"Kate, bagaimana kau bisa menyampaikan itu pada Ray?" Desisku pada kesempatan pertama saat tak
ada yang mendengar.
"Karena aku tahu kau tak akan pernah mengatakan itu, dan aku ingin membantu tentang masalah
komitmen Christian." Kate tersenyum manis padaku.
Aku cemberut. Itu aku yang tak mau berkomitmen dengannya, konyol!
"Dia tampaknya seperti menyukai itu, Ana. Jangan dipikirkan. Lihat dia sekarang - Christian tak bisa
melepaskan pandangan matanya padamu." Aku melihat mereka, dan tampak Ray dan Christian
menatapku."Dia menatapmu seperti elang."
"Sebaiknya aku pergi menyelamatkan Ray atau Christian. Aku tak tahu yang mana. Ini belum 456
berakhir, Katherine Kavanagh! " Aku melotot padanya.
"Ana, aku coba membantumu," dia langsung membalas.
"Hai." Aku tersenyum pada keduanya saat aku kembali.
Mereka tampaknya oke. Sepertinya Christian menikmati candaan ayahku, dan ayahku terlihat luar
biasa santai. Apa yang mereka bicarakan selain ikan?
"Ana, di mana toiletnya?"
"Keluar tenda lalu ke kiri."
"Sebentar ya. Kalian bisa menikmati waktu sendiri."
Ray keluar. Aku melirik gugup ke arah Christian.
Kami terdiam saat fotografer mengambil foto kami berdua.
"Terima kasih, Mr. Grey." Fotografer bergegas pergi.
Aku berkedip dari lampu kilat.
"Jadi kau juga mempesona ayahku juga?"
"Juga?" Mata abu-abu Christian membakar, dan dia mengangkat alisnya bertanya. Mukaku memerah.
mengeluh tentang dia, mengatakan bahwa saat bersimpati dia selalu menawarkan teh dan dia tak
terlalu pintar membuat teh.
"Tidak, Yah, aku baik-baik kok. Senang bisa bertemu denganmu. Aku akan segera mengunjungimu
begitu aku menetap di Seattle."
"Semoga sukses dengan wawancaranya. Beri kabar hasil wawancaranya."
"Tentu saja, Yah."
"Aku sayang padamu, Annie."
"Aku juga sayang padamu, Yah."
Dia tersenyum, mata cokelatnya hangat, bercahaya, dan dia naik ke mobilnya. Aku melambaikan
tangan saat dia pergi mengendarai mobilnya pada saat senja, dan aku berjalan lesu masuk ke
apartemen.
Hal pertama yang aku lakukan adalah memeriksa ponselku. Ponselku mati, jadi aku segera mengisi
batere supaya aku bisa melihat pesanku. Empat panggilan tak terjawab, pesan satu suara, dan dua sms.
Tiga panggilan tak terjawab dari Christian ... tak ada pesan. Satu panggilan tak terjawab dari Jos dan
pesan suara dari dia yang ingin memberikan selamat untuk kelulusan.
Aku membuka sms.
463
* Apakah kau sampai rumah dengan selamat *
* Telepon aku *
Semua dari Christian, mengapa dia tak menelepon rumah? Aku masuk ke kamar tidurku dan
menyalakan komputerku.
Dari: Christian Grey
Perihal: Malam ini
Tanggal: 25 Mei 2011 23:58
Untuk: Anastasia Steele
Aku harap kau berhasil pulang dengan mobilmu itu.
Beri tahu aku, jika kau baik-baik saja.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Astaga ... mengapa dia begitu khawatir tentang Beetle-ku. Padahal dia sudah bersamaku selama tiga
tahun, dan Jos selalu memeriksanya secara teratur.
Email berikutnya dari Christian hari ini.
Dari: Christian Grey
Perihal: Batas Lunak
464
Tanggal: 26 Mei 2011 17:22
Untuk: Anastasia Steele
Apa yang bisa kukatakan bahwa aku belum pernah melakukan ini?
Senang bisa membahas masalah ini kapan saja.
Kau tampak cantik hari ini.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Aku ingin bertemu dengannya. Aku mengirim balasan.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Batas Lunak
Tanggal: 26 Mei 2011 19:23
Untuk: Christian Grey
Aku bisa datang malam ini untuk membahasnya jika kamu suka.
Ana
465
Dari: Christian Grey
Perihal: Batas Lunak
karena kau memiliki keraguan tentang kesepakatan kita, itu wajar saja. kau tak tahu apa yang akan kau
hadapi."
Aku mengerutkan kening, mencoba untuk memproses kata-katanya.
"Hei, hentikan ini," perintah dia lembut, menangkup daguku lagi dan menariknya dengan lembut jadi
aku melepaskan bibir bawahku dari gigitanku. "Tak ada tentangmu yang murahan, Anastasia.
aku tak akan mengijinkan kau berpikir tentang itu.
Aku baru saja membeli beberapa buku-buku kuno yang ku pikir mungkin berarti sesuatu bagimu, itu
saja. Minum sampanye-nya" Matanya hangat dan 471
melembut, Dan aku tersenyum ragu-ragu padanya.
"Itu lebih baik," bisiknya. Dia mengambil botol sampanye, melepas foil atasnya, memutar botol bukan
gabusnya, dan membukanya dengan suara letupan kecil dan buih yang keluar tak tumpah setetespun.
Dia mengisi setengah cangkir kita.
"Ini merah muda," bisikku, mengejutkan.
"Bollinger Grande Annee Ros 1999, anggur yang sangat bagus," katanya dengan nikmat.
"Dalam cangkir teh."
Dia menyeringai.
"Dalam cangkir teh. Selamat atas kelulusanmu, Anastasia." kita mengadu cangkir, dan ia meneguk
minumnya, tapi aku tak bisa mencegah untuk berpikir ini benar-benar adalah tentang kapitulasiku.
"Terima kasih," gumamku dan meneguknya. Tentu saja lezat. "Apakah kita akan langsung membahas
batas lunak?"
Dia tersenyum, dan aku tersipu.
"Selalu begitu bersemangat." Christian menarik tanganku dan membawaku ke sofa tempat ia duduk
dan menarikku duduk disampingnya.
"Ayah tirimu orang yang sangat pendiam."
472
Oh ... bukan batas lunak ternyata. Aku hanya ingin menyelesaikan ini; kecemasan itu
menggerogotiku.
"kau berhasil mempesona dia." Aku cemberut.
"Tumpul? aku? Tuhan, kau menantang. Minumlah, mari kita bicara tentang batas-batas" Dia mencabut
keluar salinan emailku dan daftar. Apakah dia berkeliaran dengan daftar ini di sakunya? Aku pikir ada
satu di jaketnya yang aku bawa. Sial, sebaiknya aku tak melupakan itu. Aku menguras cangkirku.
Dia melirik cepat ke arahku.
"Lagi?"
"Ya."
476
Dia tersenyum yang oh-begitu-angkuh senyumnya, memegang botol sampanye, dan berhenti.
"Apakah kau sudah makan sesuatu?"
Oh tidak ... bukan lelucon lama ini.
"Ya. Aku makan tiga kali dengan Ray" Aku memutar mataku padanya. Sampanye ini membuatku
berani.
Dia membungkuk ke depan dan memegang daguku, menatap tajam ke mataku.
"Lain kali kau memutar matamu padaku, aku akan menghukummu di lututku."
Apa?!
"Oh," aku bernapas, dan aku bisa melihat kegembiraan di matanya.
"Oh," jawabnya, meniru nadaku. "Jadi sudah dimulai, Anastasia."
Hatiku memukul dadaku, dan kupu-kupu keluar dari perutku ke tenggorokan. Kenapa begitu panas?
Ia mengisi cangkirku, dan aku praktis minum semua itu. Ditegur, aku menatap ke arahnya.
"Sudah perhatian sekarang, bukan?"
477
Aku mengangguk.
"Jawabku."
"Ya ... kau mendapat perhatianku."
"Bagus," ia tersenyum tersenyum penuh arti. "Jadi tindakan seksual. Sebagian besar kita telah
melakukannya."
Aku bergerak lebih dekat padanya di sofa dan melirik daftar itu.
LAMPIRAN 3
Batas Lunak
Untuk dibahas dan disepakati antara kedua belah pihak:
Manakah dari tindakan seksual berikut ini dapat diterima oleh submisif?
Masturbasi
Fellatio
Cunnilingus
Hubungan seks di vagina
478
Vagina fisting
Hubungan seks anal
Anal fisting
"Tak ada fisting ( memasukkan tangan), katamu. Hal lain yang keberatan?" Tanyanya lembut.
Aku menelan ludah.
"Hubungan seks anal tidak membuatku gembira."
"Aku akan setuju untuk fisting, tapi aku benar-benar ingin untuk mengklaim pantatmu, Anastasia. Tapi
kita akan menunggu untuk itu. Lagi pula, itu bukan sesuatu yang kita bisa selami," dia menyeringai ke
arahku. "Pantatmu akan membutuhkan pelatihan."
"Pelatihan?" Bisikku.
"Oh ya. Ini akan membutuhkan persiapan yang cermat. Hubungan seks lewat anal dapat menjadi sangat
menyenangkan, percayalah. Tetapi jika kita mencobanya dan kau tak menyukainya, kita tak perlu
melakukannya lagi." Dia menyeringai ke arahku. Aku berkedip menatapnya. Dia pikir aku akan
menikmatinya? Bagaimana dia tahu itu
menyenangkan?
"Apakah kau pernah melakukan itu?" Bisikku.
479
"Ya."
Ditutup matanya
Dibungkam
Bondage dengan tali
Bondage dengan lakban
Bondage dengan belenggu kulit
Suspensi
Bondage dengan borgol/pengekang logam
"kita sudah bicara tentang suspensi. Dan tak apa jika kau ingin membuatnya jadi batas keras.
Dibutuhkan banyak waktu, dan aku hanya memilikimu untuk jangka waktu yang singkat pula.
Ada lagi?"
483
"Jangan menertawakanku, tapi apa spreader bar?"
"aku berjanji untuk tidak tertawa. Aku sudah minta maaf dua kali" Dia melotot padaku. "Jangan
membuatku melakukannya lagi," ia memperingatkan.
Dan aku pikir aku terlihat mengecil ... oh, dia begitu suka memerintah. "Spreader bar adalah sebuah
tongkat yang berfungsi untuk membentangkan tangan dan atau kaki dengan belenggu diujungnya.
Itu menyenangkan."
"Oke ... tentang membungkamku. Aku khawatir aku tak akan bisa bernafas"
"Aku juga akan khawatir jika kau tak bisa bernapas.
Aku tak ingin mencekikmu."
"Dan bagaimana aku menggunakan kata-kata yang aman jika aku terbungkam?"
Dia berhenti sejenak.
"Pertama-tama, aku harap kau tak perlu menggunakannya. Namun jika kau dibungkam, kita akan
menggunakan isyarat tangan," katanya singkat.
Aku berkedip menatapnya. Tapi kalau aku terikat, bagaimana aku bisa melakukannya? Otakku mulai
berkabut ... hmm alkohol.
484
"Sesuai dengan wilayahnya, Anastasia. Itu yang aku lakukan. Aku dapat melihat bahwa engkau gugup.
Mari kita langsung ke metode."
Dia menunjukkan padaku daftarnya. Bawah sadarku berlari, berteriak, dan bersembunyi di belakang
sofa.
Pukulan dipantat
Memukul dengan semacam pendayung
486
Didera
Dirotan
Digigit
Klem puting
Klem Genital
Es
Lilin panas
Jenis-jenis lain/metode dari sakit
"Nah, kau mengatakan tidak pada klem genital. Tak apa. Pukulan rotan yang paling menyakitkan."
Aku langsung pucat.
"Kita dapat melakukan itu."
"Atau tidak melakukannya sama sekali," bisikku.
"Ini merupakan bagian dari kesepakatan, sayang, tapi kita akan melakukan semua ini. Anastasia, aku
tak akan mendorongmu terlalu jauh."
"Tentang hukuman, hal ini yang paling mengkhawatirkanku." Suaraku sangatlah kecil.
487
"Yah, aku senang kau sudah memberitahukanku. Kita akan mengeluarkan hukuman merotan dari daftar
untuk saat ini. Dan ketika kau menjadi lebih nyaman dengan hal ini, kita akan meningkatkan
intensitasnya. Kami akan melakukannya pelan-pelan."
491
Aku mengerutkan kening padanya, bingung harus berkata apa. Dia belum juga paham! Dia punya uang
sepanjang hidupnya.
Oke, tak sepanjang hidupnya - tidak saat masih anak kecil - dan pandangan terhadap duniaku berganti.
Pikiran itu sangat menyadarkanku, dan aku melunak saat menuju mobil, merasa bersalah pada reaksi
emosinalku. Niatnya baik, salah tempat, tapi bukan dari tempat yang buruk.
"Aku senang karena kau telah meminjamkan ini padaku, seperti laptop."
Dia menghela napas berat.
"Oke. Pinjaman. tak terbatas" Dia menatap hati-hati padaku.
"Tidak, tidak tanpa batas waktu, tetapi untuk saat ini. Terima kasih."
Dia mengernyit. Aku menggapai dan menciumnya cepat di pipinya.
"Terima kasih untuk mobil, Sir." Kataku dengan semanis yang aku bisa.
Dia meraihku tiba-tiba dan menyentakku kearahnya, satu tangan di punggung menahanku padanya dan
tangan lainnya menggenggam rambutku.
492
"Kau seorang wanita yang menantang, Ana Steele."
Dia menciumku penuh gairah, memaksa bibirku terbuka dengan lidahnya, tanpa belas kasihan.
Darahku memanas dengan segera, dan aku membalas ciumannya dengan bersemangat. Aku sangat
menginginkan dia - meskipun masalah mobil, buku, batas lunak ... hukuman rotan itu ... aku ingin dia.
"Ini mengambil semua kontrol diriku untuk tak bercinta denganmu di kap mobil ini sekarang juga,
hanya untuk menunjukkan bahwa kau adalah milikku, dan jika aku ingin membelikan mobil untukmu,
aku akan membelikanmu mobil," ia menggeram. "Sekarang mari kita ke dalam dan membuatmu
telanjang." Dia memberikan ciuman kasar cepat padaku.
Wah, dia marah. Dia mengambil tanganku dan membawaku kembali ke apartemen dan langsung ke
kamar tidurku ... tanpa berhenti. Bawah sadarku berada di belakang sofa lagi, kepala tersembunyi di
bawah tangannya. Dia menyalakan lampu tambahan dan berhenti, menatapku.
"Tolong jangan marah padaku," bisikku.
Tatapannya tanpa ekspresi, mata abu-abunya dingin seperti pecahan kaca berasap.
"Maaf tentang mobil dan buku," kataku pelan. Dia tetap diam dan merenung.
493
"kau membuatku takut ketika kamu marah," aku bernapas, menatapnya.
Dia menutup matanya dan menggeleng. Ketika ia membuka mata, ekspresinya telah melunak sedikit.
Dia mengambil napas panjang dan menelan.
"Berbaliklah," bisiknya. "aku ingin membuat kau keluar dari gaun itu."
Moodnya berubah dengan cepat, begitu sulit untuk mengikutinya. Dengan patuh, aku berbalik dan
hatiku berdebar kencang, gairah segera mengganti rasa tak nyamanku, mengalir melalui darahku dan
menetap kelam dan mengalir rendah, turun di perutku. Dia mengambil rambutku dari punggungku
sehingga menggantung ke bawah sisi kananku, di payudaraku. Dia menempatkan jari telunjuknya di
bagian belakang leherku dan perlahan-lahan menelusuri ke bawah tulang belakangku. Kukunya yang
terawat baik dengan lembut menelusuri punggungku.
"Aku suka gaun ini," bisiknya. "Aku suka melihat kulit mulusmu."
Jarinya mencapai bagian belakang tengah gaun halterku di tengah-tengah tulang belakangku, dan
mengaitkan jarinya di bawah puncak, dia menarikku lebih dekat sehingga aku mundur mendekatinya.
Aku merasakan kegairahannya terhadap tubuhku.
494
Condong ke bawah, ia mencium aroma rambutku.
"Aromamu begitu nikmat, Anastasia. Sangat manis."
Hidungnya melewati telingaku menuju ke bawah leherku, dan ia memberikan ciuman lembut di
sepanjang bahuku.
Napasku berubah, menjadi pendek, terengah, penuh dengan harapan. Jari-jarinya berada di
ritsletingku.
Lambat sekali, sekali lagi ia bergerak ke bawah sedangkan bibir berpindah, menjilati dan mencium
dan menghisap menyeberang ke bahuku yang lain.
Dia begitu pandai menggoda dalam hal ini. Tubuhku bergema, dan aku mulai menggeliat lesu di
bawah sentuhannya.
"Kau. Akan. Segera. Belajar. Untuk. Tetap. Diam,"
bisiknya, menciumi sekitar tengkukku untuk setiap kata-katanya.
Dia menyentak pengikat di leher halterku, dan gaunnya jatuh teronggok di kakiku.
"Tanpa bra, Miss Steele. Aku suka itu."
Tangannya menjangkau dan menangkup payudaraku, dan putingku mengerut pada sentuhannya.
"Angkat tanganmu dan meletakkannya di kepalaku,"
bisiknya di leherku.
Aku mematuhi dengan segera, dan payudaraku naik 495
dan menekan tangannya, putingku pengerasan dengan segera. Jemariku meraba rambutnya, dan dengan
sangat lembut aku menariknya pelahan rambut seksinya. Aku memutar kepalaku ke satu sisi untuk
memberinya akses yang lebih mudah ke leherku.
"Mmm ..." gumamnya di belakang telingaku, saat ia mulai menarik putingku dengan jari-jari yang
panjang, meniru gerakan tanganku di rambutnya.
Aku merintih saat sensasi mengalir tajam dan jelas di selangkanganku.
"Haruskah aku membuatmu klimaks dengan cara ini?" Bisiknya.
Aku melengkungkan punggungku untuk memaksa payudaraku menekan ke tangan ahlinya.
"kau suka ini, kan, Miss Steele?"
"Mmm ..."
"Katakan padaku." Dia melanjutkan penyiksaan sensual yang lambat, menarikku dengan lembut.
"Ya."
"Ya, apa."
"Ya ... Sir."
496
"Gadis baik." Dia mencubitku keras, dan tubuhku mengejang terhadap sentuhannya.
Aku terkesiap pada rasa nyeri/nikmat yang akut. Aku merasakan dia terhadapku. Aku mengerang dan
mengepalkan tangan di rambutnya menariknya lebih keras.
"Aku pikir kau belum siap untuk klimaks," bisiknya, tangannya berhenti, dan dia dengan lembut
menggigit daun telingaku dan menariknya. "Selain itu, kau telah membuatku tak senang."
Oh ... tidak, apa artinya ini? Otakku segera paham melalui kabut gairah saat aku mengerang.
"Jadi mungkin aku tak akan membiarkan kau klimaks sama sekali." Dia kembali memusatkan perhatian
jari-jarinya ke putingku, menarik, memutar, memijit. aku menggoyang pantatku terhadap tubuhnya ...
bergerak dari sisi ke sisi.
Aku merasa dia tersenyum dibelakang leherku saat tangannya bergerak turun ke pinggulku. Jari-jarinya
mengait ke celana dalamku di bagian belakang, meregangkannya, dan dia mendorong ibu jarinya
melalui materialnya, merobek dan melemparkannya di depanku jadi aku bisa melihat ... ya ampun.
Tangannya bergerak turun ke seksku ... dan dari belakang, dengan perlahan memasukkan jarinya.
497
"Oh, ya. Gadis manisku sudah siap," ia bernafas sambil memutar tubuhku sehingga aku
menghadapnya. Napasnya telah berubah cepat. Dia menempatkan jari ke dalam mulutnya. "Kau terasa
begitu halus, Miss Steele." Dia mendesah. "Telanjangi aku," perintah dia dengan pelan, menatap ke
arahku, mata berkabut.
Yang aku kenakan hanyalah sepatuku, sebenarnya, sepatu hak tinggi punya Kate. Aku terkejut. Aku tak
pernah membuka pakaian seorang pria.
"kau bisa melakukannya," rayunya lembut.
Oh. Aku berkedip cepat. Bagaimana memulainya?
Aku meraih t-shirtnya, dan ia memegang tanganku dan menggelengkan kepala, tersenyum licik padaku.
"Oh tidak." Dia menggelengkan kepalanya, sambil menyeringai. "Bukan t-shirtku, kau mungkin perlu
menyentuhku untuk apa yang aku rencanakan."
Matanya masih hidup dengan kegembiraan.
Oh ... ini adalah berita ... aku bisa menyentuh ketika berpakaian. Dia mengambil salah satu
tanganku dan meletakkannya pada ereksinya.
"Ini adalah efek yang kau berikan padaku, Miss Steele."
Aku menggenggam dan melenturkan jari-jariku melingkarinya, dan ia menyeringai.
498
"Aku ingin ada dalam dirimu. Lepaskan celana jeansku. Kau yang berkuasa."
Ya ampun ... aku yang yang berkuasa. Mulutku menganga.
"Apa yang akan kau lakukan padaku?" Dia menggoda.
Oh banyak kemungkinan ... dewi batinku meraung, dan dari suatu tempat lahir dari frustrasi,
kebutuhan, dan keberanian Steele belaka, aku mendorongnya ke tempat tidur. Dia tertawa saat ia jatuh,
dan aku memandangi padanya merasa menang. Dewi batinku seakan mau meledak. Aku menyentak
melepaskan sepatunya, dengan cepat dan kikuk, kemudian kaus kakinya. Dia menatapku, matanya
bercahaya dengan kegembiraan dan gairah. Dia tampak ... indah ...
milikku. Aku merangkak naik tempat tidur dan duduk mengangkang dia untuk melepas celana jinsnya,
menggeser jari-jariku di bawah pinggang, merasakan rambut di oh tempat begitu
menyenangkannya. Dia menutup matanya dan melengkungkan pinggulnya.
"kau harus belajar untuk diam," aku memarahinya, dan aku menarik-narik rambut di bawah
pinggangnya.
Napasnya tersentak, dan dia nyengir padaku.
"Ya, Miss Steele," bisiknya, mata menyala terang.
499
"Dalam sakuku, kondom," dia bernafas.
aku mencari di sakunya perlahan, mengawasi wajahnya saat aku meraba-raba. Mulutnya terbuka.
Aku mengambil kedua paket foil yang aku temukan dan meletakkan di tempat tidur disamping
pinggulnya. Dua! Jariku yang terlalu bersemangat meraih kancing dari pinggangnya dan membukanya,
meraba-raba sedikit. aku terangsang luar biasa.
"Sangat bersemangat, Miss Steele," bisiknya, suaranya bercampur nada humor. Aku menariknya turun
ritsleting, dan sekarang aku sedang dihadapkan pada masalah cara melepaskan celananya
... hmm. Aku menyentak dan menariknya ke bawah.
Celananya hampir tak bergerak. Aku mengerutkan kening. Bagaimana ini bisa begitu sulit?
"Aku tak bisa diam jika kau terus-terusan menggigit bibir itu," ia memperingatkan, lalu lengkungkan
pinggul ke atas tempat tidur sehingga aku bisa menariknya ke bawah celana panjangnya dan celana
boxernya pada saat bersamaan, wow ...
membebaskan dia. Dia menendang pakaiannya ke lantai.
Ya ampun, dia semua milikku untuk kumainkan, dan tiba-tiba ini Natal.
"Sekarang apa yang akan kau lakukan?" Dia bernafas, semua jejak humornya hilang. Aku menggapai
dan 500
menyentuhnya, menonton ekspresinya saat aku melakukannya. Mulutnya bentuk seperti huruf O saat ia
menarik napas tajam. Kulitnya sangat halus dan lembut ... dan keras ... hmm, kombinasi yang lezat.
Aku membungkuk, rambutku jatuh di samping tubuhku, dan dia ada di dalam mulutku. Aku menghisap,
keras. Dia menutup matanya, pinggulnya menyentak di bawahku.
"Ya ampun, Ana, yang stabil," dia mengeluh.
aku merasa begitu begitu berkuasa, itu seperti perasaan yang memabukkan, menggoda dan menguji dia
dengan mulut dan lidahku. Dia menegang di bawahku saat aku menggerakkan mulutku naik turun
padanya, mendorong miliknya pada bagian belakang tenggorokanku, bibirku ketat ... lagi dan lagi.
"Stop, Ana, berhenti. aku belum mau keluar."
Aku duduk, berkedip padanya, dan aku terengah-engah seperti dia, tapi bingung. Ku pikir aku yang
berkuasa? Dewi batinku terlihat seperti seseorang telah menyambar es krimnya.
"Kau polos dan antusiasme sangat melumpuhkan," ia terengah-engah. "Kau, di atasku ... itu yang perlu
kita lakukan."
Oh.
"Ini, pakaikan ini." Dia mengulurkan sebuah paket 501
foil.
Sial. Bagaimana caranya? Aku merobek dan membuka paketnya, dan kondom lentur terasa lengket di
jariku.
"Jepit bagian atas dan lalu gulung ke bawah. kau tak ingin ada udara disana,"
ia terengah.
Dan sangat lambat, berkonsentrasi keras, aku lakukan seperti apa yang ia bilang.
"Krist, aku bisa mati di sini, Anastasia," ia mengeluh.
Aku mengagumi hasil karyaku dan dia. Dia benar-benar adalah spesimen indah dari manusia, melihat
dia adalah sangat, sangat menggairahkan.
"Sekarang. aku ingin terkubur di dalam dirimu,
"bisiknya. Aku menatap dia, gentar, dan dia duduk tiba-tiba, jadi kita berhadapan hidung ke hidung.
"Seperti ini," dia bernafas, dan dia mengulurkan satu tangannya melingkari pinggulku, mengangkatku
sedikit, dan dengan tangan yang lain dia memposisikan dirinya di bawahku, dan sangat lambat,
menurunkanku padanya.
Aku mengerang saat ia membentangku terbuka, mengisiku dengan penuh, mulutku ternganga karena 502
terkejut oleh perasaan manis, indah, penuh penderitaan, perasaan penuh sekali. Oh ... kumohon.
"Benar, sayang, rasakan aku, semua dariku," ia menggeram dan sebentar menutup matanya.
Dan dia ada dalam diriku, sampai ke pangkalnya, dan ia memegangku, untuk beberapa detik ... menit
... Aku tak tahu, menatap tajam ke mataku.
"Sangat dalam dengan cara ini," bisiknya. Dia melenturkan dan memutar pinggulnya dalam gerakan
yang sama, dan aku merintih ... oh - sensasinya memancarkan seluruh perutku ... mana-mana.
Persetan!
"Lagi," bisikku. Dia menyeringai dengan senyum malas dan menuruti kataku.
Merintih, aku melemparkan kepalaku kebelakang, rambutku jatuh di punggungku, dan sangat perlahan,
ia tenggelam kembali di tempat tidur.
"kau yang bergerak, Anastasia, ke atas dan ke bawah, bagaimana kau mau. Pegang tanganku, "dia
bernafas, suaranya serak dan rendah dan oh begitu seksi.
Aku menggenggam tangannya, memegang seumur hidup. Dengan lembut aku mendorong keatas darinya
dan kembali turun, oh. Matanya terbakar dengan antisipasi liar. Napasnya tak teratur, menyesuaikanku,
dan ia mengangkat panggulnya 503
saat aku turun ke bawah, membuatku memantul kembali ke atas. Kami sudah mendapatkan irama ...
atas, bawah, atas, bawah ... berulang ... dan rasanya begitu ... nikmat. Diantara napasku yang terengahengah, jauh di dalam, perasaan sangat penuh ...
sensasi berdenyut keras melaluiku yang terbangun dengan cepat, aku menatapnya, mata kita terkunci ...
dan aku melihat pandangan takjub disana, takjub padaku.
aku meniduri dia. Aku yang berkuasa. Dia milikku, dan aku miliknya. Pikiran itu mendorongku, seperti
dibebani dengan beton, melewati batas, dan aku klimaks diatasnya ... berteriak dengan suara tak jelas.
Dia meraih pinggulku, dan menutup matanya, mendongak kepalanya ke belakang, rahang tegang, dia
keluar tanpa suara. Aku ambruk ke dadanya, kewalahan, suatu tempat antara fantasi dan kenyataan,
tempat di mana tak ada batas keras atau lunak.
504
Perlahan dunia luar menyerang inderaku, dan oh, invasi apa ini. Aku mengambang, anggota tubuhku
lemas dan lesu, benar-benar kelelahan. Aku berbaring di atas tubuhnya, kepalaku di dadanya, dan
aromanya benar-benar nikmat: segar, linen baru pembersih tubuh mahal, dan aroma yang terbaik,
paling menggoda di planet ini ... Christian. aku tak ingin bergerak, aku ingin menghirup obat mujarab
ini untuk selamanya. Aku mengendus dia, berharap aku tak memiliki penghalang t-shirt nya. Dan
seperti sajak dan alasan kembali ke seluruh tubuhku, aku mengacungkan tanganku di dadanya. Ini
adalah pertama kalinya aku menyentuh dia di sini. Dia kencang ... kuat. Tangannya menyapu dan
meraihku, tapi dia melunakkan pukulannya dengan menarik ke mulutnya dan dengan manis mencium
buku-buku jariku.
Dia berguling hingga dia menunduk ke arahku.
"Jangan," bisiknya, kemudian menciumku ringan.
"Mengapa kau tak suka disentuh?" Bisikku, menatap mata abu-abu yang lembut.
"Karena aku lima puluh nuansa kacau, Anastasia."
Oh ... kejujuran benar-benar melumpuhkan. Aku berkedip menatapnya.
"Aku punya pengenalan yang sangat sulit untuk hidup. Aku tak ingin membebani kau dengan rincian.
505
Jangan." Dia mengusap hidungnya padaku, dan kemudian ia mencabut keluar dariku dan duduk.
"Ku pikir itu informasi yang paling dasar yang kuberikan. Bagaimana tadi?"
Dia tampak benar-benar puas dengan diri sendirinya dan terdengar sangat biasa pada saat yang sama,
seperti dia hanya menandandai kotak contreng di daftar periksa. Aku masih terguncang pada komentar
dari pengenalan sulit hidupnya. Ini sangat membuatku frustrasi - Aku sangat ingin tahu lebih banyak
tentang dirinya. Tapi dia tak mau memberitahuku. Aku memiringkan kepalaku ke satu sisi, seperti yang
dia lakukan, dan membuat usaha besar untuk tersenyum padanya.
"Jika kau membayangkan selama satu menit saja bahwa aku pikir kau menyerahkan kontrol padaku,
kau pasti belum memperhitungkan IPK-ku." Aku tersenyum malu-malu padanya. "Tapi terima kasih
atas ilusinya."
"Miss Steele, kau bukan hanya berwajah cantik. Kau telah memiliki enam orgasme sejauh ini dan
mereka semua adalah milikku," katanya dengan bangga, bersikap main-main lagi.
Aku memerah dan berkedip pada saat yang sama, saat ia menatap ke arahku. Dia menghitung!
Alisnya berkerut.
506
"Apakah kau punya sesuatu untuk dikatakan padaku?" Suaranya tiba-tiba tegas.
Aku mengerutkan kening. Sialan.
dia akan pergi. Aku melirik cepat pada jam - itu baru jam sembilan empat puluh. Aku juga segera
bangkit dari tempat tidur dan mengambil celana trainingku dan tank top, kemudian duduk kembali di
tempat tidur, bersila, mengamatinya. Aku tak ingin dia pergi.
Apa yang bisa aku lakukan?
508
"Kapan kau datang bulan?" Dia memotong lamunanku.
Apa!
"Aku benci memakai barang ini," ia mengomel. Dia memegang kondom, lalu menaruhnya di lantai,
dan memakai celana jinsnya.
"Jadi?" Tanya dia ketika aku tak menjawab, dan dia menatapku penuh harap seolah dia menunggu
pendapatku pada cuaca. Ya ampun ... ini adalah hal pribadi.
"Minggu depan." Aku menatap tanganku.
"kau perlu untuk menyelesaikan urusan kontrasepsi."
Dia begitu suka memerintah. Aku memandangnya dengan tatapan kosong. Dia duduk kembali di tempat
tidur untuk memakai sepatu dan kaus kaki.
"Apakah kau punya dokter?"
Aku menggelengkan kepala. kita kembali ke merger dan akuisisi - moodnya berubah 180-derajat lagi.
Dia mengernyit.
"Aku bisa datang dan menemui kau di apartemenmu Minggu pagi sebelum kau datang dan menemuiku.
Atau ia dapat menemuimu di tempatku. Mana yang 509
akan kau pilih?"
Jadi tak ada tekanan. Hal lain yang dia bayar ... tapi sebenarnya ini adalah untuk keuntungannya.
"Tempatmu." Itu berarti aku dipastikan melihatnya hari Minggu.
"Oke. Aku akan memberitahumu waktunya."
"Kau akan pergi?"
Jangan pergi ...kumohon tinggallah denganku.
"Ya."
Mengapa?
"Bagaimana caramu kembali?" Bisikku.
"Taylor akan menjemputku."
"Aku bisa mengantarmu. Aku punya mobil baru yang bagus."
Dia menatap ke arahku, ekspresinya hangat.
"Kurang lebih seperti itu. Tapi aku rasa kau sudah terlalu banyak minum."
"Apakah kau sengaja membuatku mabuk?"
510
"Ya."
"Kenapa?"
"Karena kau terlalu berlebihan memikirkan segalanya, dan kau pendiam seperti ayah tirimu.
Setetes saja anggur kau minum dan kau mulai bicara, dan aku membutuhkan kau untuk berkomunikasi
secara jujur denganku. Jika tidak, kau bungkam, dan aku tak tahu apa yang kau pikirkan. In vino veritas
(didalam anggur ada kebenaran/orang bicara jujur ketika mabuk), Anastasia."
"Dan kau pikir kau selalu jujur padaku?"
"aku berusaha untuk menjadi seperti itu." Dia menatap ke bawah padaku dengan hati-hati. "Ini hanya
akan berhasil jika kita jujur satu sama lain."
"Aku ingin kau tinggal dan memakai ini." Aku mengangkat kondom kedua.
Dia tersenyum dan matanya bersinar dengan humor.
"Anastasia, aku telah menyeberangi begitu banyak batas di sini malam ini. Aku harus pergi. Sampai
bertemu pada hari Minggu. Aku akan menyiapkan kontrak revisi untukmu, dan kita bisa benar-benar
dapat mulai bermain."
"Bermain?" Gila. Hatiku melompat ke dalam mulutku.
511
"Aku ingin melakukan adegan denganmu. Tapi aku tak akan melakukannya sampai kau sudah
menandatangani kontraknya, jadi aku tahu kau sudah siap."
"Oh. Jadi aku bisa mengatakan ini keluar, jika aku tak menandatangani?"
Ia menatap padaku menilai, dan kemudian bibirnya berkedut tersenyum.
"Yah, aku kira kau bisa, tapi aku mungkin pecah di bawah tekanan."
"Pecah? Bagaimana?" dewi batinku Telah terbangun dan segera memperhatikan.
Dia mengangguk perlahan, dan kemudian dia menyeringai, menggoda.
"Bisa benar-benar parah."
Senyumnya menular.
"Parah, bagaimana?"
"Oh kau tahu, ledakan, pengejaran mobil, penculikan, penahanan."
"kau akan menculikku?"
"Oh ya," dia menyeringai.
512
"Menahanku di luar kemauanku?" Ya ampun ini benar-benar panas.
"Oh ya," dia mengangguk. "Kemudian kita berbicara TPE 24/7."
"Kau membuatku bingung," aku bernapas, jantungku berdebar ... apa dia serius?
"Total Power Exchange (hubungan di mana yang dominan atau master memiliki otoritas yang
mutlak dan pengaruh atas kehidupan submisif, membuat sebagian besar keputusan) - Sepanjang
waktu."
Matanya bersinar, dan aku bisa merasakan kegembiraannya dari tempatku duduk.
Ya ampun.
"Jadi kau tak punya pilihan," katanya sinis.
"Jelas." aku tak bisa meneruskan sarkasme keluar dari suaraku saat mataku menjangkau surga.
"Oh, Anastasia Steele, apakah kau barusan memutar bola matamu padaku?"
Sial.
"Tidak," suaraku pelan.
dari indah, kasar dan menistakan dan meluap-luap. Indraku rusak, terputus, hanya berkonsentrasi pada
apa yang dia lakukan padaku. Bagaimana dia membuat aku merasakan, tarik akrab jauh didalam
perutku, mengencang, mempercepat. TIDAK ... dan tubuhku mengkhianatiku dengan meledak dalam
sebuah orgasme kuat hingga seperti menghancurkan tubuhku.
"Oh, Ana!" Dia menjerit keras saat ia menemukan pembebasannya, memegangku di tempat saat ia
menuangkan dirinya ke dalam diriku. Dia ambruk, terengah-engah di sampingku, dan ia menarikku di
atas tubuhnya dan mengubur wajahnya di rambutku, memelukku erat.
"Oh, sayang," dia bernafas. "Selamat datang di duniaku."
519
kita berbaring di sana, terengah-engah bersama, menunggu pernapasan kita melambat. Dia lembut
membelai rambutku. Aku di dadanya lagi. Tapi kali ini, aku tak memiliki kekuatan untuk mengangkat
tanganku dan merasakannya. Oh ... aku selamat. Itu tak terlalu buruk. Aku lebih tabah daripada yang
aku pikir. Dewi batinku bersujud ... yah setidaknya dia tenang. Christian mengendus rambutku lagi,
menghirup dalam-dalam.
"Bagus, sayang," bisiknya gembira, tenang dalam suaranya. Kata-katanya membelitku seperti handuk
berbulu lunak dari Hotel Heathman, dan aku sangat senang bahwa dia puas.
Dia mengambil tali pada kamisolku.
"Apakah ini yang kau pakai buat tidur?" Tanyanya lembut.
"Ya," aku bernapas mengantuk.
"kau seharusnya memakai sutra dan satin, kau gadis cantik. aku akan membawamu berbelanja."
"aku suka keringatku," bisikku, mencoba tapi gagal untuk terdengar kesal.
Dia mencium kepalaku lagi.
"kita akan lihat," katanya.
520
kita berbaring untuk beberapa menit, jam, siapa tahu, dan aku pikir aku tertidur.
"Aku harus pergi," katanya, dan sambil membungkuk, ia mencium keningku dengan lembut. "Apakah
kau baik-baik saja?" Suaranya lembut.
aku berpikir tentang pertanyaannya. Pantatku sakit.
Yah, bersinar sekarang, dan aku merasa luar biasa, diluar kelelahan, bercahaya. Realisasi itu
merendahkan hati, tak terduga. aku tak mengerti.
Sialan.
"aku baik-baik saja," bisikku. Aku tak ingin mengatakan lebih dari itu.
Dia bangkit.
"Di mana kamar mandim?"
"Sepanjang koridor lalu ke kiri."
Dia mengambil kondom lain dan keluar dari kamar tidur. Aku bangkit dengan kaku dan memakai
celana trainingku lagi. Meradang sedikit menyentuh pantatku yang masih perih. Aku sangat bingung
dengan reaksiku. Aku ingat ia mengatakan - aku tak ingat kapan - bahwa aku akan merasa jauh lebih
baik setelah bersembunyi dengan baik. Bagaimana bisa begitu? Aku benar-benar tak mengerti.
Namun anehnya, aku tahu. Aku tak bisa bilang bahwa aku 521
menikmati pengalaman itu, pada kenyataannya, aku masih akan berusaha keras untuk menghindarinya,
tapi sekarang ... aku punya perasaan, aman, aneh, bermandikan Perasaan puas. Aku meletakkan
kepalaku di tanganku. Aku tak paham.
Christian kembali memasuki kamar. Aku tak bisa menatap mata. Aku menatap tanganku.
"Aku menemukan baby oil. Mari aku gosokkan ke pantatmu."
Apa?
"Tidak aku akan baik-baik saja."
"Anastasia," dia memperingatkan, dan aku ingin memutar mata tapi dengan cepat menahan diri. Aku
berdiri menghadap tempat tidur. Duduk di sampingku, dia dengan lembut menarik celanaku turun lagi.
'Naik dan turun seperti celana pelacur'
pernyataan bawah sadarku getir. Dalam kepalaku, aku katakan padanya ke mana ia harus pergi.
Christian menyemprotkan baby oil ke tangannya dan kemudian menggosok patatku dengan kelembutan
dan hati-hati.
- Dari pembersih make up ke balsem pelembut hingga pantat yang dipukul, siapa sangka itu adalah
cairan serbaguna.
522
"Aku suka tanganku padamu," bisiknya, dan aku harus setuju, aku juga.
"Sudah," katanya saat dia selesai, dan ia menarik keatas celanaku lagi.
Aku melirik jamku. Ini 10.30
layak baginya.
"Sayang, kamu terdengar begitu sedih. Pulang kunjungi kita. Aku merindukanmu, sayang. Bob akan senang melihatmu juga. Kau bisa mendapatkan
jarak dan mungkin beberapa perspektif. Kau perlu istirahat. kau telah bekerja begitu keras."
Oh boy, ini benar-benar menggoda. Melarikan diri ke Georgia. Mendapatkan sinar matahari, sedikit
koktail.
Humor lucu dari mamaku ... lengan yang penuh kasih.
"Aku punya dua wawancara kerja di Seattle pada hari Senin."
"Oh, itu berita bagus."
Pintu terbuka dan Kate muncul sambil menyeringai padaku. Wajahnya berubah seketika saat ia
melihatku menangis.
"Ma, aku harus pergi. Aku akan memikirkan tentang pulang kerumah. Terima kasih."
"Sayang, kumohon, jangan biarkan seorang pria mempengaruhimu. Kamu terlalu muda. Nikmati
hidupmu sendiri."
"Ya, Ma, aku sayang kamu."
527
"Oh, Ana, aku menyayangimu juga, sangat. Jaga dirimu, sayang" Aku menutup telepon dan menghadap
Kate yang melotot ke arahku.
"Apakah keparat kaya yang menjijikkan itu membuatmu sedih lagi?"
"Tidak ... semacam ... err ... ya."
"Katakan saja untuk pergi menjauh, Ana. Emosimu begitu naik turun sejak kau bertemu dengannya.
Aku belum pernah melihatmu seperti ini."
Dunia Katherine Kavanagh sangatlah jelas, sangat hitam dan putih. Bukan tak berwujud, misterius,
warna samar-samar dari abu-abu yang mewarnai duniaku. Selamat datang di duniaku.
"Duduklah, mari kita bicara. Mari kita minum sedikit anggur. Oh, kau sudah punya sampanye" Dia
mengamat-amati botolnya. "Yang bagus lagi."
Aku tersenyum dengan sia-sia, terlihat gelisah di sofa.
Aku mendekatinya dengan hati-hati.
Aku mengasumsikan ANGGUR MERAH yang bicara, dan bahwa kau telah mengalami hari yang
sangat panjang.
533
Meskipun aku tergoda untuk kembali ke sana untuk memastikan bahwa kau tak bisa duduk selama
seminggu, bukan semalam.
Taylor adalah mantan tentara dan mampu mengemudi apapun dari sepeda motor sampai Tank
Sherman.
Mobilmu tak menimbulkan bahaya baginya.
Sekarang jangan menyebut dirimu sebagai 'seorang wanita yang aku tiduri sesekali' karena, terus
terang saja itu membuatku MARAH, dan kau benar-benar takkan suka aku ketika aku marah.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Kau sendiri yang Hati-hati Tanggal: 26 Mei 2011 23:57
Untuk: Christian Grey
Dear Mr. Grey
Aku tak yakin aku menyukaimu pula, terutama pada saat ini.
534
Ms. Steele
Dari: Christian Grey
Perihal: Kau sendiri yang Hati-hati Tanggal: 27 Mei 2011 00:03
Untuk: Anastasia Steele
Mengapa kau tak menyukaiku?
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
silau.
"Yesus, Ana," ia bergumam. Dia mematikan lampunya lagi dan dalam sekejap berada di sisiku.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Aku terkesiap diantara tangisnya. Sialan. Aku tak bisa berhenti
menangis.
Dia beralih pada keterangan tambahan membuat aku juling lagi. Kate datang dan berdiri di ambang
pintu.
"Apa kau ingin aku mengusir bajingan ini keluar?"
Tanya Kate, memancar permusuhan termo-nuklir.
Christian mengangkat alis padanya, tak diragukan lagi terkejut dengan julukan dan antagonisme
liarnya.
537
Aku menggeleng, dan ia memutar matanya ke arahku. Oh ... aku tak akan melakukan itu di dekat Mr.
G.
"Teriak saja jika kau membutuhkanku," katanya lebih lembut. "Grey - kartumu telah ditandai,"
KAte mendesis padanya. Dia mengangguk padanya, dan Kate berbalik dan menarik pintu tetapi tak
menutupnya.
Christian menatap ke arahku, ekspresinya suram, wajahnya pucat. Dia mengenakan jaket bergarisgaris, dan dari dalam sakunya, ia mengeluarkan saputangan dan memberikannya kepadaku. Aku rasa
aku masih memiliki satu miliknya yang lain di suatu tempat.
"Apa yang terjadi?" Tanya dia dengan tenang.
"Mengapa kau di sini?" aku bertanya, mengabaikan pertanyaannya. Air mataku secara ajaib telah
berhenti, tapi yang tersisa isakan kering melanda tubuhku.
"Bagian dari peranku adalah untuk menyediakan kebutuhanmu. Kau bilang kau ingin aku tinggal, jadi
di sinilah aku sekarang. Tapi aku menemukan kau seperti ini" Dia berkedip padaku, benar-benar
bingung. "Aku yakin aku bertanggung jawab, tapi aku tak tahu mengapa. Apa karena aku memukulmu?"
538
Aku menarik diri bangun, mengernyit pada pantatku yang sakit. Aku duduk dan menghadapinya.
"Apakah kau minum Advil?"
Aku menggelengkan kepala. Dia menyempit matanya, berdiri, dan meninggalkan ruangan. Aku
mendengar dia berbicara dengan Kate tapi tak tahu apa yang mereka katakan. Dia kembali beberapa
saat kemudian dengan pil dan secangkir air.
"Minum ini," ia memerintahkan lembut sambil duduk di tempat tidur di sampingku.
Aku menurut apa yang ia bilang.
"Bicaralah padaku," bisiknya. "Kau bilang kau baik-baik saja. Aku tak akan pernah meninggalkanmu
jika ku pikir kau akan seperti ini."
Aku menatap tanganku. Apa yang bisa aku katakan yang belum kukatakan padanya? Aku ingin lebih.
Aku ingin dia menginap karena ia ingin menginap bersamaku, bukan karena aku nangis habis-habisan,
dan aku tak ingin dia memukulku, apa itu sangat tak masuk akal?
"Aku menganggap bahwa ketika kau bilang kau baik-baik saja, kau tidak."
Aku memerah.
539
"Tadinya ku pikir aku baik-baik saja."
"Anastasia, kau tak bisa bilang padaku apa yang aku ingin mendengar. Itu sangat tak jujur,"
Dia menegurku. "Bagaimana aku bisa percaya apa pun yang kau katakan padaku?"
Aku mengintip ke arahnya, dan dia mengerutkan kening, tatapan suram ada di matanya. Dia memegangi
rambutnya dengan kedua tangan.
"Bagaimana perasaanmu saat aku memukulmu dan sesudahnya?"
"Aku tak menyukainya. Aku lebih suka kau tak melakukannya lagi."
"Kau tak niat untuk menyukainya."
"Mengapa kau menyukainya?" Aku menatap ke arahnya.
Pertanyaanku mengejutkanya.
"Kau benar-benar ingin tahu?"
"Oh, percayalah, aku merasa kagum." Dan aku tak bisa menjaga sarkasmeku keluar dari suaraku.
Dia menyempit matanya kembali.
540
"Hati-hati," ia memperingatkan.
membuatku terangsang."
Ya ampun. Sekarang kita menuju suatu arah.
"Jadi bukan rasa sakit yang kau berikan padaku?"
Dia menelan ludah.
542
"Sedikit, untuk melihat apakah kau bisa menerimanya, tapi itu bukan seluruh alasan. Ini kenyataan
bahwa kau adalah milikku yang kuperlakukan sesuai dengan keinginanku - kontrol tertinggi atas orang
lain. Dan itu merangsangku.
sangat merangsangku, Anastasia. Dengar, aku tak menjelaskan diriku dengan sangat baik ... aku tak
pernah berkewajiban menjelaskan sebelumnya.
Aku benar-benar tak memikirkan hal ini begitu mendalam. Aku selalu bersama orang yang sependirian
denganku," ia mengangkat bahu meminta maaf. "Dan kau masih belum menjawab pertanyaanku
- bagaimana perasaanmu setelah itu?"
"Bingung."
"Kau terangsang secara seksual olehnya, Anastasia,"
ia menutup matanya sebentar, dan ketika ia kembali membukanya dan menatapku, matanya merah
membara.
Ekspresinya menyentak pada bagian gelap dari diriku, terkubur jauh didalam perutku - libidoku,
terbangun dan dijinakkan olehnya, tapi bahkan sekarang, tak terpuaskan.
"Jangan menatapku seperti itu," bisiknya.
Aku mengerutkan kening. Astaga apa yang sudah ku lakukan sekarang?
543
"Aku tak punya kondom, Anastasia, dan kau tahu, kau sedang marah. Bertentangan dengan apa yang
teman sekamarmu percaya, aku bukan rakasa priapus. Jadi, kau merasa bingung?"
Aku menggeliat di bawah tatapan intensnya.
"Kau tak memiliki masalah bersikap jujur saat menulis. Emailmu selalu memberitahuku persis
bagaimana yang kau rasakan. Mengapa kau tak bisa melakukan itu dalam percakapan? Apakah aku
begitu mengintimidasimu?"
jari-jariku. Matikan lampunya. Sudah malam, dan kita berdua harus kerja besok."
Jadi di sini ... dan masih begitu suka memerintah, tapi aku tak bisa mengeluh, dia ada di tempat
tidurku. Aku tak mengerti mengapa ... mungkin aku harus menangis lebih sering di depannya. Aku
mematikan lampu samping tempat tidur.
"Berbaringlah miring, memunggungiku," bisiknya dalam kegelapan.
Aku memutar mata tahu sepenuhnya bahwa ia tak dapat melihatku, tapi aku menuruti perintahnya.
Dengan hati-hati, ia bergerak lebih mendekat dan menempatkan tangannya di tubuhku dan menarikku
ke dadanya ... oh.
"Tidurlah, sayang," ia berbisik, dan aku merasa hidungnya di rambutku saat ia menghirup dalamdalam.
Ya ampun. Christian Grey tidur bersama denganku, dan dalam kenyamanan dan penghiburan dari
pelukannya, aku hanyut dalam tidur yang damai.
546
547
Nyala lilin terlalu panas. Kerlipan dan tarian di atas hembusan angin yang hangat yang hadir tanpa
istirahat. Seperti sayap yang tipis dan halus berkibar kesana kemari dalam kegelapan, menaburkan
debu di dalam lingkaran cahaya. Aku berjuang untuk melawan, tapi aku merasa letih. Kemudian begitu
terang, dan aku terbang terlalu dekat dengan matahari, silau karena cahaya, terpanggang dan meleleh
karena panas, usahaku untuk tetap di udara membuatku kelelahan. Aku begitu hangat. Panasnya
... membuatku gerah, sangat menyengat. Membuatku terbangun.
Aku membuka mataku, dan aku dalam pelukan Christian Grey. Dia memeluk tubuhku seperti bendera
kemenangan. Tidurnya nyenyak dengan kepala di dadaku, lengannya di atasku, memelukku erat, salah
satu kakinya dikaitkan di atas kedua kakiku. Panas tubuhnya membuatku sesak napas, dan dia berat.
Aku meluangkan waktu sejenak untuk meresapi bahwa dia di tempat tidurku dan masih tertidur dengan
lelap, dan di luar tampak cahaya pagi. Dia telah menghabiskan sepanjang malam bersamaku.
Tangan kananku meregang, tak diragukan lagi untuk mencari tempat yang sejuk, dan saat aku
memproses fakta bahwa dia masih bersamaku, pikiran itu muncul bahwa aku bisa menyentuhnya. Dia
masih tidur.
Ragu-ragu, aku mengangkat tanganku dan menjalankan ujung jariku di punggungnya. Jauh di dalam
tenggorokannya, aku mendengar suara 548
erangan samar tertekan, dan dia menggeliat. Dia mencium dadaku, menghirup dalam-dalam saat dia
bangun. Mata abu-abunya masih mengantuk berkedip bertemu denganku, dibawah rambut tebalnya
yang kusut.
Dia menyeringai.
550
"Aku terlambat. Aku tak pernah terlambat. Untuk pertama yang lainnya, Miss Steele." Dia memakai
jaketnya kemudian menunduk dan tangannya mencengkeram di kedua sisi kepalaku.
"Minggu," katanya, dan kata tersebut tersirat janji yang tak terucapkan. Ada sesuatu yang menariknarik didalam tubuhku kemudian mencengkeram mengharapkan kenikmatan, perasaan yang sangat
indah. Sialan, jika saja pikiranku bisa mengimbangi tubuhku. Dia membungkuk dan menciumku dengan
cepat. Dia mengambil barang-barangnya dari meja sampingku dan sepatu yang tak dia pakai.
"Taylor akan datang dan menjualkan Beetle-mu. Aku serius. Jangan mengendarainya. Sampai ketemu
lagi di tempatku pada hari Minggu. Aku akan mengirimkan email padamu nanti." Dan dia pergi seperti
angin badai.
Oh, Christian Grey menghabiskan malam denganku, dan aku merasa tenang. Dan tidak ada seks, hanya
berpelukan. Dia bilang dia tak pernah tidur dengan seseorang - tapi dia tiga kali tidur denganku. Aku
menyeringai dan perlahan keluar dari tempat tidur.
Aku merasa lebih optimis dibandingkan hari-hari kemarin. Aku berjalan menuju dapur, butuh
secangkir teh.
Setelah sarapan, aku mandi dan berpakaian dengan cepat untuk hari terakhirku di toko Clayton. Ini
adalah hari terakhir, saat aku akan mengucapkan 551
selamat tinggal pada Mr. & Mrs. Clayton, WSU, Vancouver, apartemen, Beetle-ku. Aku melirik
sekilas ke laptop sekarang baru jam 7:52. Aku masih punya waktu.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Kekerasan dan Pemukulan: Pengaruh sesudahnya
Tanggal: 27 Mei 2011 08:05
Untuk: Christian Grey
Dear Mr. Grey
Kau ingin tahu mengapa aku merasa bingung terhadapmu ungkapan yang mana yang harus kita
terapkan Memukul pantat, memberi hukuman, memukul, menganiayaku. Nah selama proses yang
menakutkan itu secara keseluruhan aku merasa terhina, direndahkan dan dilecehkan. Dan membuatku
malu, Kau benar, aku terangsang, dan itu tak terduga. Seperti kau ketahui, segala sesuatu mengenai
seksual merupakan hal baru bagiku aku cuma berharap aku lebih berpengalaman sehingga bisa lebih
siap. Aku terkejut merasa terangsang.
Yang membuatku khawatir adalah bagaimana aku merasakan sesudahnya. Dan itu lebih sulit untuk
diungkapkan.
552
Aku senang bahwa kau juga merasa senang. Aku merasa lega bahwa rasanya tak menyakitkan seperti
yang ku pikir. Dan saat aku berbaring dalam pelukanmu, aku merasa - puas. Tapi aku merasa sangat
tak nyaman, bahkan bersalah, merasa seperti itu. Itu membuatku sulit menerimanya dengan baik, dan
aku bingung sebagai akibatnya. Apa ini bisa menjawab pertanyaanmu?
Aku harap dunia Merger dan Akuisisi adalah menarik seperti biasanya ... dan kau tak terlalu
terlambat.
Terima kasih sudah menginap bersamaku.
Ana
Dari: Christian Grey
Perihal: Bebaskan Pikiranmu
Tanggal: 27 Mei 2011 08:24
Untuk: Anastasia Steele
Menarik ... tapi sedikit berlebihan pada judulnya Miss Steele.
Untuk menjawab maksudmu:
Aku akan memukul pantat - saat harus dilakukan.
553
Jadi, kau merasa terhina, direndahkan dan dilecehkan & teraniaya - bagaimana kau bisa sebagai
Tess Durbeyfield. Aku percaya bahwa kaulah yang memutuskan kehinaan itu jika aku ingat dengan
benar. Apa kau benar-benar merasa seperti itu atau kau berpikir bahwa kau seharusnya harus merasa
seperti itu?
Dua hal yang sangat berbeda. Jika itu bagaimana perasaanmu, apa kau pikir kau hanya bisa mencoba
dan merangkul perasaan ini, untukku, kau setuju dengan itu semua? Seperti submisif lakukan.
Aku bersyukur karena kau tak berpengalamanmu.
Aku menghargai itu, dan aku hanya mulai memahami apa artinya itu. Sederhananya ... itu berarti
bahwa kau adalah milikku dalam segala hal.
Ya, kau terangsang, dan itu terlihat sangat menggairahkan, tak ada yang salah dengan itu.
Senang rasanya meskipun awalnya tak mencakup apa yang kurasakan. Luar biasa rasa senangnya.
Hukuman pukulan pantat jauh lebih menyakitkan daripada memukul pantat secara sensual - jadi
itulah yang paling keras yang bisa diberikan, kecuali tentu saja kau melakukan beberapa pelanggaran
besar, dalam hal ini aku akan menggunakan beberapa alat untuk menghukummu. Tanganku sangat sakit.
Tapi aku suka itu.
554
Aku merasa puas juga - lebih daripada yang kau bisa tahu.
Jangan buang energimu dengan rasa bersalah, merasa melakukan tindakan yang salah dll, Kita orang
dewasa yang sama-sama mau dan apa yang kita lakukan ada di balik pintu tertutup antara diri kita
sendiri. Kau perlu membebaskan pikiranmu dan mendengarkan tubuhmu.
Dunia M & A tak bisa mendekati dirimu Miss Steele dalam hal merangsangnya.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Sialan ... milikku dalam segala cara. Napasku tersentak.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Orang dewasa yang sama-sama mau!
Tanggal: 27 Mei 2011 08:26
Untuk: Christian Grey
Bukankah kau sedang rapat?
Aku sangat senang tanganmu sakit.
555
Dan jika aku mendengarkan tubuhku, aku akan berada di Alaska sekarang.
Ana
PS: Aku akan berpikir tentang menerima perasaan ini.
Dari: Christian Grey
Perihal: Kamu Tak Memanggil Polisi Tanggal: 27 Mei 2011 08:35
menempatkan dirimu sendiri pada risiko yang tak perlu aku pikir itu melanggar peraturan.
SEGERA BERANGKAT KERJA.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
Perihal: TERIAKAN DENGAN HURUF BESAR
559
Tanggal: 27 Mei 2011 08:47
Untuk: Christian Grey
Aku sebagai objek kecenderungan menguntitku - aku rasa ini adalah urusanku sebenarnya.
Aku belum menandatangani. Jadi rules schmules ( melupakan semua aturan). Dan aku belum mulai
bekerja sampai jam 9:30.
Miss Steele
Dari: Christian Grey
Perihal: Deskripsi Linguistik
Tanggal: 27 Mei 2011 08:49
Untuk: Anastasia Steele
Schmules? Tak yakin kata itu ada di dalam Kamus Webster
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Deskripsi Linguistik
560
Tanggal: 27 Mei 2011 08:52
Ana
Dari: Christian Grey
Perihal: Kecerdasan dari seseorang yang begitu muda
Tanggal: 27 Mei 2011 13:24
Untuk: Anastasia Steele
Ide bagus tersampaikan dengan baik, seperti biasa Miss Steele.
564
Dr. Flynn sedang berlibur.
Dan aku melakukan ini karena aku bisa.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Aku meletakkan BB yang kubenci di saku belakangku. Berkirim Email dengan Christian membuat
kecanduan, aku seharusnya bekerja. Suara dengungan berbunyi dibelakangku ... bagaimana tepatnya,
aku berpikir dengan ironisnya, tapi memanggil semua tekatku, aku mengabaikannya.
Pukul empat, Mr. dan Mrs. Clayton mengumpulkan semua karyawan lain di toko, dan selama pidato
yang memalukan dia memberiku cek sebesar tiga ratus dolar.
Pada momen itu, tiga minggu dari ujian, wisuda, milyarder yang kacau, hilangnya keperawan, batas
keras & lunak, ruang bermain bukan untuk hiburan, naik helikopter - dan fakta bahwa aku akan pindah
besok, semua berkumpul dalam diriku. Hebatnya, aku menjalani semua ini sendiri. Bawah sadarku
kagum.
Aku memeluk keluarga Clayton dengan tegar. Mereka majikan yang baik dan yang murah hati, dan aku
akan merindukan mereka.
Kate turun dari mobilnya saat aku tiba di rumah.
565
"Apa itu?" Katanya dengan nada menuduh, menunjuk pada Audi. Aku tak bisa mengelak.
"Ini mobil," aku bercanda. Dia menyempit matanya, dan untuk sesaat, aku ingin tahu apa dia akan
menempatkan aku di lututnya juga. "Hadiah kelulusanku." Aku mencoba dan bersikap acuh tak acuh.
Ya, aku mendapat mobil mahal yang diberikan padaku setiap hari. Mulutnya menganga.
Kate menjawab orang yang mengetuk pintu dan hampir terjatuh dari kakinya saat melihat Elliot. Dia
langsung menangkapnya seperti gaya Hollywood bergerak cepat memeluk di dalam rumah seni Eropa.
Jujur saja ...
bisakah dilakukan di dalam kamar. Jos dan aku saling memandang. Aku terkejut pada kurang
sopannya mereka.
"Bisakah kita keluar ke bar?" Aku meminta Jos, yang mengangguk panik. Kami tak terlalu nyaman
dengan kemesraan yang tak terkendali berlangsung di depan kami. Kate mendongak memandangku,
memerah dan bermata cerah.
570
"Jose dan aku akan minum." Aku memutar bola mata padanya. Ha! Aku masih bisa memutar bola mata
pada waktuku sendiri.
"Oke," dia menyeringai.
"Hai Elliot, bye Elliot."
Dia mengedipkan mata biru besarnya padaku, Jos dan aku tertawa seperti remaja saat sudah berada
di luar. Saat kami berjalan-jalan ke bar, aku menggenggam tangan Jos. Ya Tuhan, dia begitu
sederhana
- aku benar-benar tak menghargai itu sebelumnya.
"Kau masih mau datang ke pembukaan acaraku, kan?"
"Tentu saja, Jose, kapan?"
"9 Juni."
"Hari apa?" Aku tiba-tiba panik.
"Hari Kamis."
"Ya aku akan datang ... dan kau akan mengunjungi kami di Seattle?"
"Coba untuk menghentikanku." Dia menyeringai.
571
Sudah larut malam saat aku tiba kembali dari bar.
Kate dan Elliot tak terlihat tapi suara mereka bisa kedengaran. Sialan. Aku harap suaraku tak keras.
Aku tahu Christian tidak. Mukaku memerah memikiran itu dan masuk ke kamarku. Setelah pelukan
singkat - agak canggung - mengucapkan terima atas semua kebaikan, Jos pergi. Aku tak tahu kapan
aku akan melihatnya lagi, mungkin acara pameran fotonya, dan sekali lagi, aku kagum bahwa akhirnya
dia bisa mengelar sebuah pameran. Aku akan merindukannya dan pesona kekanak-kanakannya. Aku
tak tega untuk bercerita tentang Beetle, aku tahu dia akan sakit hati saat dia tahu, dan aku hanya bisa
menangani seorang pria saja pada satu saat. Setelah di kamar, aku memeriksa laptop, dan tentu saja,
ada email dari Christian.
Dari: Christian Grey
Perihal: Dimana kamu?
Tanggal: 27 Mei 2011 22:14
Untuk: Anastasia Steele
' Aku di tempat kerja. Aku akan mengirimkan email saat aku sudah tiba dirumah. '
Apa kau masih di tempat kerja atau kau sudah mengemas ponsel, BlackBerry dan MacBookmu?
572
Telepon aku, atau mungkin aku terpaksa untuk menelepon Elliot.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Ya Ampun ... Jos ... sial.
Aku ambil teleponku. Lima panggilan tak terjawab dan satu pesan suara. Untuk sementara, aku
mendengarkan pesan. Ini dari Christian.
'Aku pikir kau harus belajar bagaimana mengelola harapanku. Aku bukan pria yang sabar. Jika
kau mengatakan kau akan menghubungiku setelah selesai bekerja, maka kau harus punya
kesopanan untuk melakukannya. Jika tidak, aku khawatir, dan itu bukan emosi yang aku kenal, dan
aku tak sabar menghadapi dengan tenang.Telepon aku.'
Dua kali sial. Apakah dia pernah memberiku istirahat? Aku cemberut di telepon. Dia membuatku
sesak nafas. Dengan ketakutan mendalam yang menarik lurus didalam perutku, aku menekan nomornya.
Jantung seperti ada di dalam mulutku saat aku menunggu dia menjawab. Dia mungkin ingin
menundukkan tujuh nuansa warna sialan keluar dariku. Pikiran itu membuatku tertekan.
"Hai," katanya lembut, dan responnya mengagetkanku karena aku mengharapkan
573
kemarahannya, tapi jika ada, sepertinya dia terdengar lega.
"Hai," gumamku.
"Aku mengkhawatirkanmu."
"Aku tahu. Maaf aku tak menjawab, tapi aku baik-baik saja."
Dia berhenti sejenak.
"Apakah kau memiliki malam yang menyenangkan?"
Tanyanya riang dan sopan.
"Ya. Kami telah selesai mengemas, Kate dan aku berbagi makanan Cina yang dibelikan Jos." Aku
memejamkan mata erat-erat saat aku menyebutkan nama Jose itu. Christian tak mengatakan apapun.
"Bagaimana denganmu?" Aku bertanya untuk mengisi pembicaraan yang tiba-tiba diam. Aku tak akan
membiarkan dia marah padaku tentang Jos.
Akhirnya, dia mendesah.
"Aku pergi makan malam acara penggalangan dana.
Acaranya sangat membosankan. Aku pergi sesegera mungkin."
Dia terdengar sangat sedih dan pasrah. Hatiku mencengkram. Aku membayangkan dia malam-574
malam yang lalu duduk di depan piano di ruang keluarga yang besar dan memainkan musik melankolis
begitu sedih yang tak tertahankan.
"Aku berharap kau ada di sini," bisikku, karena aku punya keinginan untuk menggenggamnya.
Menenangkan dia.
Meskipun dia tak akan membiarkanku. Aku ingin kedekatan darinya.
"Apa kau menginginkannya?" Gumamnya dengan lunak. Sialan. Ini tak terdengar seperti dia, dan kulit
kepalaku seperti ditusuk-tusuk dengan munculnya ketakutan.
"Ya," aku menarik napas. Setelah diam agak lama, dia mendesah.
"Sampai bertemu hari Minggu?"
"Ya, hari Minggu," bisikku, dan gairah terprogram disekujur tubuhku.
"Selamat malam."
"Selamat malam, Sir."
Panggilanku mengejutkannya, aku bisa tahu dari suara pengambilan napasnya yang tajam.
"Semoga kepindahanmu besok lancar, Anastasia."
575
Suaranya lembut. Dan kami berdua menelepon seperti remaja, tak ingin menutup telepon.
"Tutup teleponnya," bisikku. Akhirnya, aku merasakan senyumnya.
"Tidak, kau yang menutup telepon." Dan aku tahu dia menyeringai.
"Aku tak mau."
"Aku juga tidak."
"Apa kau marah padaku?"
"Ya."
"Apa kau masih marah?"
"Tidak"
"Jadi kau tak akan menghukumku?"
"Tidak. Ada saat dimana aku seperti seorang pria yang lain."
"Aku sudah menyadari."
"Kau bisa menutup telepon, Miss Steele."
"Apa kau benar-benar ingin aku menutupnya, Sir?"
576
"Pergilah ke tempat tidur, Anastasia."
"Ya, Sir."
Kami berdua diam di telepon.
"Pernahkah kau berpikir bahwa kau akan bisa melakukan apa yang kau katakan?" Dia geli dan jengkel
pada saat yang sama.
"Mungkin. Kita lihat saja setelah hari Minggu." Dan aku tekan 'end' di telepon.
******
Elliot berdiri dan mengagumi hasil karyanya. Dia telah berhasil menghubungkan kembali TV kita ke
sistem satelit apartemen kami di daerah Pike Place Market. Kate dan aku berbaring di sofa dengan
cekikikan, terkesan oleh kehebatannya menggunakan bor listrik. TV Layar datar terlihat aneh
menempel dinding bata dari gudang yang diubah jadi apartemen, tapi tidak diragukan aku akan
terbiasa dengan itu.
"Lihat, sayang sangat mudah." Dia menyeringai senyum lebar tampak gigi putihnya pada Kate, dan dia
benar-benar hampir larut ke dalam sofa.
Aku memutar bola mataku pada mereka berdua.
"Aku ingin tinggal, sayang, tapi kakakku baru 577
kembali dari Paris. Nanti malam diwajibkan datang untuk makan malam keluarga."
"Bisakah kau datang setelah itu?" Kate mencoba menanyakan, serba lembut dan bukan seperti Kate.
Aku berdiri dan berjalan ke dapur dengan berpura-pura membongkar salah satu peti kayu. Mereka
ingin mendapatkan privasi.
"Aku akan melihat apa aku bisa melarikan diri,"
janjinya.
"Aku akan turun denganmu." Senyum Kate.
"Sampai ketemu lagi, Ana." Elliot menyeringai.
"Sampai jumpa, Elliot. Sampaikan salamku untuk Christian."
"Hanya salam?" Alisnya naik penuh arti.
"Ya." Mukaku memerah. Dia mengedipkan mata padaku, dan mukaku bertambah merah saat dia
mengikuti Kate keluar dari apartemen. Elliot sangat manis dan begitu berbeda dari Christian. Dia
hangat, terbuka, saling menyentuh dengan Kate. Mereka hampir tak dapat menahan tangannya dari satu
sama lain - jujur itu sangat memalukan - dan aku merasa iri.
Kate kembali sekitar dua puluh menit kemudian 578
dengan membawa pizza, dan kami duduk, dikelilingi oleh peti kayu, di ruang baru terbuka kami,
makan langsung dari kotak. Ayah Kate sudah membuat kami bangga. Apartemen ini tak luas, tapi
cukup besar, tiga kamar tidur dan ruang tamu besar yang bisa langsung melihat Pike Place Market itu
sendiri.
Semua kokoh, lantai kayu, bata merah, dan bagian atas dapur adalah beton halus, sangat bermanfaat
sekarang ini. Kami berdua menyukai tinggal di jantung kota.
Pukul delapan kotak suara berbunyi. Kate melompat dan jantungku melompat ke mulutku.
"Pengiriman, Miss Steele, Miss Kavanagh."
Kekecewaan mengalir bebas dan tak terduga melalui pembuluh darahku. Ternyata bukan Christian.
"Lantai kedua, apartemen dua."
Kate menyuruh pemuda pengirim paket masuk, mulutnya menganga saat dia melihat Kate, melihat
jeans ketat, t-shirt, rambut disanggul tinggi dengan sulur yang lolos. Dia punya pengaruh pada pria.
Pemuda itu memegang sebotol sampanye dengan balon berbentuk helikopter terpasang. Kate
memberinya senyum yang mempesona pada pemuda pengirim paket itu dan beralih membacakan
kartunya padaku.
Ladies, Semoga beruntung di rumah baru kalian, Christian Grey.
579
Kate menggeleng kepalanya tak setuju.
"Mengapa dia tak bisa hanya menulis 'dari Christian'?
Dan ada apa dengan balon helikopter yang aneh?"
"Charlie Tango."
"Apa?"
"Christian mengajakku ke Seattle dengan menerbangkan sendiri helikopternya." Aku mengangkat bahu.
Kate menatap ke arahku dengan mulut terbuka. Aku harus bilang - Aku suka kesempatan ini Katherine Kavanagh, diam dan tertegun, peristiwa itu begitu langka. Aku meluangkan waktu singkat
yang langka untuk menikmatinya.
"Ya, dia memiliki helikopter, yang dia terbangkan sendiri," Aku mengatakan dengan bangga.
"Tentu saja brengsek kaya menjijikkan itu memiliki helikopter. Kenapa kau tak menceritakan padaku."
Kate memberikan tatapan menuduh padaku, tapi dia tersenyum, menggelengkan kepala tak percaya?
"Aku banyak pikiran akhir-akhir ini."
Dia mengerutkan kening.
580
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
582
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Anggur yang sangat bagus Tanggal: 29 Mei 2011 08:08
Untuk: Christian Grey
Ya Sir. Sangat jelas.
Terima kasih atas sampanye dan balon Charlie Tango, yang sekarang terikat di tempat tidurku.
Ana
Dari: Christian Grey
Perihal: Iri
Tanggal: 29 Mei 2011 08:11
"Jadi, Anastasia, kau punya ide yang lebih baik denganku sejak terakhir kali kau di sini."
"Ya." Kemana arah pembicaraannya?
"Tapi kau kembali lagi."
Aku mengangguk malu-malu, dan mata abu-abunya berkilau. Dia menggelengkan kepalanya sedikit
sepertinya dia bergumul dengan idenya.
"Apa kau sudah makan?" pertanyaannya mengalihkan pikiran.
Sial.
"Belum."
"Apa kau lapar?" Dia benar-benar berusaha untuk tak terlihat kesal.
"Tidak untuk makanan," bisikku, dan reaksi cuping hidungnya bergerak sedikit bereaksi.
Ia mencondongkan tubuh dan berbisik di telingaku.
"Kamu sangat bersemangat seperti biasa, Miss Steele, 587
dan hanya untuk memberitahu padamu aku juga sama dan ini menjadi rahasia kecil kita.
Tapi Dr. Greene sebentar lagi akan datang." Dia duduk tegak. "Aku berharap kau akan makan,"
tegurnya lembut.
Darah panasku mendingin. Sial - dokter. Aku sudah lupa.
"Apa yang bisa kau ceritakan tentang Dr. Greene?"
Aku bertanya untuk mengalihkan perhatian kita berdua.
"Dia dokter kandungan yang terbaik di Seattle. Apa lagi yang bisa aku katakan? "Dia mengangkat
bahu.
"Aku pikir aku menemui doktermu, dan jangan bilang kau benar-benar seorang wanita, karena aku tak
akan percaya."
Dia menatapku seperti berkata jangan-menjadi-konyol.
"Kurasa lebih tepat bahwa kau berkonsultasi dengan spesialis. Benar kan?" katanya lembut.
Aku mengangguk. Sialan, jika dia dokter spesiali kandungan terbaik, dia dijadwalkan menemuiku
pada hari Minggu
Aku mencengkeram lengannya, terkejut. Tangannya ada di rambutku memegang kepalaku, dan dia
menarikku menjauhinya, dahinya menempel dengan dahiku.
"Aku sangat senang kau di sini," bisiknya. "Aku tak sabar untuk melihatmu telanjang."
590
Dr. Greene tinggi, pirang, dan rapi, mengenakan setelan biru cerah. Aku teringat wanita yang bekerja
di kantor Christian. Dia persis seperti model - pirang Stepford yang lain. Rambut panjangnya
disanggul elegan. Dia pasti berusia di awal empat puluhan.
"Mr. Grey." Dia menjabat tangan terulur Christian.
"Terima kasih sudah datang dengan pemberitahuan yang mendadak," kata Christian.
"Terima kasih telah menghargai waktuku, Mr. Grey.
Miss Steele" tersenyum. Matanya dingin dan menilai.
Kami berjabat tangan, dan aku tahu dia salah satu wanita yang tak mentolerir orang-orang bodoh
dengan senang hati. Seperti Kate. Aku menyukainya segera.
Dia memberi Christian tatapan tajam, dan setelah beberapa saat yang canggung, ia memahami
isyaratnya.
"Aku akan ke lantai bawah," gumamnya, dan dia meninggalkan apa yang akan jadi kamar tidurku.
"Nah Miss Steele. Mr. Grey tengah membayarku sedikit uang untuk menemuimu. Apa yang bisa aku
lakukan untukmu?"
Setelah pemeriksaan menyeluruh dan diskusi panjang, Dr. Greene dan aku memutuskan menggunakan
pil mini. Dia menulis aku resep pra-bayar dan menginstruksikanku untuk mengambilnya 591
besok. Aku suka sikap tanpa basa-basinya - ia telah menguliahiku sampai dia sebiru setelannya
tentang meminumnya pada waktu yang sama setiap hari. Dan aku bisa bilang dia terbakar dengan rasa
ingin tahunya tentang apa yang disebut hubunganku dengan Mr. Grey. aku tak memberinya rincian.
Entah bagaimana aku pikir dia tak akan terlihat begitu tenang lagi dan terkendali jika dia melihat Red
Room of Pain milik Christian. Aku memerah saat kita melewati pintu tertutup dan menuju kembali ke
lantai bawah ke galeri seni yang jadi ruang tamu Christian.
Christian sedang membaca, duduk di sofanya. Sebuah aria yang mempesona sedang diputar pada
sistem musiknya, berputar-putar di sekitarnya, menyelimuti dia, memenuhi ruangan dengan lagu, manis
penuh perasaan.
Untuk beberapa saat, dia tamSir tenang. Dia berbalik dan melirik kita ketika kita masuk dan tersenyum
hangat padaku.
"Apa kau sudah selesai?" Tanya dia seolah-olah dia benar-benar tertarik. Dia menunjuk remote pada
kotak putih ramping di bawah perapian tempat iPod-nya ditaruh, dan melodi indah memudar tapi
musik latarnya masih ada. Berdiri, ia berjalan ke arah kita.
"Ya, Mr. Grey. Jaga dia, dia wanita muda cantik yang cerdas."
592
Christian kaget - begitu juga aku. Satu hal yang tak pantas untuk seorang dokter katakan. apakah dia
memberinya semacam peringatan yang tak begitu halus? Christian segera pulih.
"Aku sepenuhnya berniat melakukannya,"
gumamnya, bingung.
Menatap dia, aku mengangkat bahu, malu.
"Aku akan mengirimkan tagihanku," kata Dr. Greene singkat sambil menjabat tangannya.
"Selamat siang, dan semoga sukses untukmu, Ana."
Dia tersenyum, matanya berkerut seperti yang dilakukannya ketika kita berjabat tangan.
Taylor muncul entah dari mana untuk mengawal dia melalui pintu ganda dan keluar menuju lift.
Bagaimana dia melakukannya? Di mana dia mengintai?
"Bagaimana itu?" Tanya Christian.
"Baik, terima kasih. Dia mengatakan bahwa aku harus menjauhkan diri dari segala macam kegiatan
seksual selama empat minggu ke depan."
Mulut Christian menganga kaget, dan aku tak bisa menahan tawa lagi dan nyengir padanya seperti
orang idiot.
593
"Gotcha!"
Dia menyempit matanya, dan aku langsung berhenti tertawa. Bahkan, dia terlihat agak menakutkan. Oh
sial. Bawah sadarku gemetar di sudut saat semua darah menghilang dari wajahku, dan aku
membayangkan dia menempatkanku di lututnya lagi.
"Gotcha!" Katanya dan nyengir. Dia meraih pinggangku dan menarikku kepadanya. "Kau tak bisa
diperbaiki, Miss Steele," bisiknya, menatap ke mataku saat ia menjalin jari-jarinya ke rambutku,
memegangku tetap di tempatnya. Dia menciumku, keras, dan aku berpegang pada lengan berototnya
untuk keseimbangan.
"Aku sangat ingin melakukannya denganmu di sini, sekarang, tapi kau perlu makan dan aku juga. Aku
tak ingin kau pingsan denganku nanti," gumamnya di bibirku.
"apakah hanya itu yang kau inginkan dariku tubuhku?" Bisikku.
"Tubuh dan mulut cerdasmu," dia bernafas.
Dia menciumku lagi penuh gairah, dan kemudian tiba-tiba melepaskanku, mengambil tanganku dan
membawaku ke dapur. Aku terguncang. Satu menit kita bercanda dan berikutnya ... aku mengipasi
wajahku yang panas. Dia benar-benar menarik secara seksual, dan sekarang aku harus memulihkan
594
keseimbanganku dan makan sesuatu. Aria masih mengiringi di latar belakang.
"Musik apa itu?"
"Villa Lobos, sebuah aria dari Brasileiras Bachianas.
Bagus, kan?"
"Ya," bisikku setuju total.
Bar sarapan diatur untuk dua orang; Christian mengambil mangkuk salad dari lemari es.
"Salad ayam caesar apa kau mau?"
Oh terima kasih langit, tidak terlalu berat.
"Ya, mau, terima kasih."
Aku menyaksikan ia bergerak dengan anggun didapurnya. Dia begitu nyaman dengan tubuhnya pada
satu saat, tapi kemudian dia tak suka disentuh
... jadi mungkin dalam hati dia tak nyaman. Semua orang tergantung pada orang lain, aku merenung kecuali mungkin Christian Grey.
"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya dia, menarikku dari lamunan. Aku memerah.
"Aku hanya menonton caramu bergerak."
Dia mengangkat alis geli.
595
"Dan?" Katanya datar.
lahan bergeser, berkembang ... mengisi. Tatapannya berubah dari gelap jadi membara, membawaku
bersamanya.
Dia berdiri, menutup jarak antara kami, dan menarikku dari kursi barku ke dalam pelukannya.
"apakah kau ingin melakukan ini?" Dia bernafas, menatapku tajam.
"Aku belum menandatangani apapun."
"Aku tahu - tapi aku melanggar semua aturan hari 597
ini."
"apakah kau akan memukulku?"
"Ya, tapi itu tak akan menyakitimu. Aku tak ingin menghukummu sekarang. Jika itu terjadi kemarin
malam, yah, itu akan beda ceritanya."
Ya ampun. Dia ingin menyakitiku ... bagaimana caraku menangani hal ini? Aku tak bisa
menyembunyikan kengerian di wajahku.
"Jangan biarkan orang mencoba dan meyakinkanmu sebaliknya, Anastasia. Salah satu alasan orang
seperti aku melakukan ini karena kita suka memberi dan atau menerima rasa sakit. Ini sangat
sederhana.
kau tidak, jadi aku menghabiskan banyak waktu kemarin memikirkan hal itu."
Dia menarikku kearahnya, dan ereksinya menekan ke dalam perutku. Aku harus lari, tapi aku tak bisa.
Aku tertarik secara dalam padanya, hingga tingkat elemen, bahwa aku belum dapat memahaminya.
"apakah kau sudah mendapat kesimpulan?" Bisikku.
"Belum, dan sekarang, aku hanya ingin mengikatmu dan bercinta denganmu habis-habisan. apakah kau
siap untuk itu?"
"Ya," aku bernapas ketika segala sesuatu dalam 598
tubuhku mengencangkan sekaligus ... wow.
"Bagus. Ayo" Dia mengambil tanganku dan, meninggalkan semua piring kotor di meja sarapan, dan
kami menuju lantai atas.
Jantungku mulai berdebar-debar. Ini dia. Aku benar-benar akan melakukan ini. Dewi batinku berputar
seperti putaran penari balet kelas dunia, berputar dan berputar lagi. Dia membuka pintu ruang
bermain, bergeser memberiku jalan masuk, dan aku sekali lagi di Red Room of Pain. Mash sama, bau
kulit, buah jeruk, kayu gelap dan mengkilap, semua sangat sensual. Darahku mengalirkan rasa panas
dan takut melalui sistemku - adrenalin bercampur dengan nafsu dan kerinduan. Ini adalah koktail kuat
yang memabukkan. Sikap Christian telah berubah sepenuhnya, pelan-pelan berubah, lebih keras dan
jahat. Dia menatap ke arahku dan matanya panas, penuh nafsu ... menghipnotis.
"Ketika kau berada di sini, kau benar-benar milikku,"
dia bernafas, setiap kata lambat dan terukur.
"Melakukan apapun sesui keinginanku. apakah kamu mengerti?"
Tatapannya begitu intens. Aku mengangguk, mulutku kering, hatiku berdebar kencang mencari jalan
keluar dari dadaku.
"Lepas sepatumu," ia memerintahkan lembut.
599
Aku menelan ludah, dan dengan agak kikuk, aku melepaskannya. Dia membungkuk dan mengambil
mereka dan menaruhnya di samping pintu.
"Bagus. Jangan ragu ketika aku meminta kau untuk melakukan sesuatu. Sekarang aku akan melucutimu
keluar dari gaun ini. Sesuatu yang aku ingin lakukan selama beberapa hari, jika aku ingat. Aku ingin
kau merasa nyaman dengan tubuhmu, Anastasia. kau memiliki tubuh yang indah, dan aku ingin
melihatnya.
Ini adalah keindahan untuk dilihat. Bahkan, aku bisa menatapmu sepanjang hari, dan aku ingin kau
tidak merasa malu akan ketelanjanganmu. apakah kamu mengerti?"
"Ya."
"Ya, apa?" Dia membungkuk di atasku, melotot.
"Ya, Sir."
"Apa kau sungguh-sungguh?" Bentak dia.
"Ya, Sir."
"Bagus. Angkat lengan di atas kepalamu."
Aku melakukan sesuai petunjuknya, dan ia meraih ke bawah ujung gaunku. Perlahan, ia menarik
gaunku di atas pahaku, pinggulku, perutku, payudaraku, 600
bahuku, dan di atas kepalaku. Dia berdiri kembali untuk mengamatiku dan tanpa sadar melipat gaunku,
tak mengalihkan pandangan dariku.
Dia meletakkannya di lemari besar di samping pintu.
"Ya."
602
"Ya, apa?" Tatapnya marah padaku.
"Ya, Sir."
Sebuah jejak senyum terangkat di sudut mulutnya.
"Gadis baik." Matanya membakar menembusku.
"Ketika aku meminta kau untuk masuk ke sini, aku mengharapkan kau untuk berlutut di sana." Dia
menunjuk ke sebuah tempat di samping pintu.
"Lakukan sekarang."
Aku berkedip mengolah kata-katanya, berbalik, dan agak kikuk berlutut seperti yang diarahkan.
"kau bisa duduk kembali di tumitmu."
Aku duduk kembali.
"Tempatkan tangan dan lengan bawah rata diatas paha. Bagus. Sekarang buka lututmu.
Lebih lebar. Lebih lebar lagi. Sempurna. Menatap ke bawah lantai."
Dia mendekatiku, dan aku bisa melihat kaki dan tulang keringnya dalam bidang pandanganku. Kaki
telanjang.
Aku harus membuat catatan jika ia ingin aku mengingat. Dia meraih ke bawah dan menggenggam 603
anyaman rambutku lagi, kemudian menarik kepalaku kebelakang jadi aku menatap ke arahnya. Hanya
saja tak menyakitkan.
"Apa kau akan ingat posisi ini, Anastasia?"
"Ya, Sir."
"Bagus. Tetaplah di sini, jangan bergerak" Dia meninggalkan ruangan.
Aku berlutut, menunggu. Di mana dia pergi? Apa yang akan dia lakukan padaku? Waktu berjalan. Aku
tak tahu berapa lama dia membuatku seperti ini ...
beberapa menit, lima, sepuluh? Napasku menjadi dangkal, antisipasi mengganyangku dari dalam dan
luar.
Dan tiba-tiba dia kembali - dan sekaligus aku lebih tenang dan lebih terangsang pada saat yang sama.
Bisakah aku menjadi lebih terangsang? Aku bisa melihat kakinya. Dia ganti celana jinsnya. Ini lebih
tua, robek, lembut, dan terlalu sering dicuci. Ya ampun. Jins ini seksi. Dia menutup pintu dan
menggantung sesuatu di belakang.
"Gadis baik, Anastasia. Kau kelihatan cantik seperti itu. Bagus. Berdiri."
Aku berdiri, tapi wajahku tetap menunduk ke bawah.
"kau boleh memandangku."
604
Aku mengintip ke arahnya, dan dia menatapku dengan penuh perhatian, menilai, tapi matanya melunak.
Dia melepas kemejanya. Ya ... aku ingin menyentuhnya. Kancing atas celana jinsnya sudah terbuka.
"Aku akan rantaimu sekarang, Anastasia. Ulurkan tangan kananmu."
Aku mengulurkan tanganku. Ia membalikkan telapak tanganku sehingga menghadap keatas, dan tahutahu, dia memukul telapak tanganku tepat di tengahnya dengan cambuk berkuda yang aku tak sadar ada
di tangan kanannya. Ini terjadi sangat cepat mengejutkanku hingga nyaris tak terasa.
Bahkan lebih mencengangkan - itu tak menyakitkan.
Yah, tidak terlalu, hanya sedikit sengatan.
"Bagaimana rasanya?" Tanya dia.
Aku berkedip padanya, bingung.
"Jawab aku."
"Oke." Aku mengernyit.
"Jangan mengerutkan kening."
Aku berkedip dan mencoba untuk tenang. aku berhasil.
605
"apakah sakit?"
"Tidak"
"Ini tak akan terasa sakit. apakah kamu mengerti?"
"Ya." Suaraku tak pasti. Apakah ini benar-benar tak akan menyakitkan?
"Aku serius," katanya.
Astaga, napasku jadi begitu cepat. Apakah dia tahu apa yang kupikirkan? Dia menunjukkanku
cambuknya. Anyaman kulit berwarna coklat. Mataku tersentak bertemu dengan matanya, dan matanya
menyala dengan api dan sedikit geli.
"Kita bertujuan untuk menyenangkan, Miss Steele,"
bisiknya. "Ayo." Dia menggamit sikuku dan memposisikan aku di bawah kisi-kisi. Dia menggapai dan
menarik turun beberapa belenggu dengan manset kulit hitam "Kisi-kisi ini dirancang sehingga
belenggu bergerak di sepanjang kisi-kisi."
Aku melihat ke atas. Gila - ini seperti peta kereta bawah tanah.
606
"Kita akan mulai di sini, tapi aku ingin bercinta denganmu secara berdiri. Jadi kita akan berakhir pada
dinding di atas sana" Dia menunjuk dengan cambuk berkudanya ke tempat kayu besar berbentuk X di
dinding.
"Angkat tangan ke atas kepala."
Aku segera menurut, merasa sepertinya aku keluar dari tubuhku - sebuah pengamatan awam dari
peristiwa yang terungkap di sekitarku. Ini adalah di luar menarik, di luar erotis. Ini hal luar biasa yang
paling menarik dan menakutkan yang pernah aku lakukan. Aku mempercayakan diriku kepada seorang
pria tampan yang, menurut pengakuannya sendiri, adalah lima puluh nuansa kacau. Aku menekan
getaran singkat ketakutanku. Kate dan Elliot, mereka tahu aku di sini.
Dia berdiri sangat dekat saat ia mengikatkan borgol.
Aku menatap dadanya. Kedekatannya adalah memabukkan. Dia beraroma sabun mandi dan Christian,
campuran memabukkan, dan menyeretku kembali ke dalam suasana saat ini. Aku ingin menjalankan
hidung dan lidahku melalui segelintir bulu dadanya.
Aku bisa saja bersandar ke depan ...
Dia melangkah mundur dan menatap ke arahku, ekspresinya berkabut, cabul, duniawi, dan aku tak
berdaya, tanganku diikat, tapi hanya melihat wajah 607
indahnya, membaca hasrat dan kerinduannya padaku, aku bisa merasakan kelembaban di antara kedua
kakiku. Dia berjalan perlahan mengelilingiku.
"Kau terlihat sangat indah terikat kuat seperti ini, Miss Steele. Dan mulut cerdasmu, tenang untuk saat
ini. Aku suka itu."
Berdiri di depanku lagi, dia mengait jari-jarinya ke celana dalamku, dan dengan irama yang paling tak
terburu-buru, menarik turun ke bawah kakiku, menelanjangiku dengan sangat lambat, hingga ia
akhirnya berlutut di depanku. Tak melepaskan pandangan dariku, dia mengepal celana dalamku di
tangannya, mengangkat ke depan hidungnya, dan menghirup dalam-dalam. Ya ampun. Apa dia barusan
melakukannya? Dia menyeringai nakal padaku dan menyelipkannya ke dalam saku celana jinsnya.
Bangkit dari lantai dengan malas, seperti kucing hutan, ia menempelkan ujung dari cambuk berkuda di
pusarku, dengan santai mengitarinya - menggodaku.
Pada sentuhan kulit itu, aku gemetar dan terkesiap.
Dia berjalan berkeliling lagi, menyeret ujung cambuknya ditengah tubuhku. Pada putaran kedua, ia
tiba-tiba menjentikkan cambuknya, dan menghantamku di bawah pantatku ... tepat di kemaluanku. Aku
berteriak kaget karena semua ujung sarafku berdiri dengan siaga. Aku menarik pengekangnya. Kejutan
mengalir melaluiku, dan itu adalah perasaan paling manis, aneh, hedonistik.
608
"Tenang," bisiknya saat ia berjalan di sekitarku lagi, cambuk sedikit lebih tinggi pada pertengahan
tubuhku. Kali ini ketika dia menjentikkan lagi terhadapku di tempat yang sama, aku telah
mengantisipasinya ... oh. Tubuhku mengejang pada gigitan manis yang menyengat.
Saat ia berjalan di sekitarku, dia menjentik lagi, kali ini memukul putingku, dan aku melemparkan
kepalaku ke belakang saat ujung sarafku bernyanyi.
Dia memukul yang satunya ... hukuman manis yang singkat dan cepat. Putingku mengeras dan
memanjang dari serangan itu, dan aku mengerang keras, menarik manset kulitku.
"Apa tadi terasa nikmat?" Ia bernapas.
"Ya."
Dia memukulku lagi di pantat. cambuknya menyengat kali ini.
"Ya apa?"
"Ya, Sir," aku merintih.
Dia lalu berhenti ... tapi aku tak bisa lagi melihatnya.
Mataku terpejam saat aku mencoba untuk menyerap berbagai sensasi mengalir melalui tubuhku. Sangat
perlahan, dia menghujani tubuhku dengan jilatan kecil dari cambuknya turun ke perutku, terus menuju
ke bawah. Aku tahu di mana ini akan menuju, dan 609
aku mencoba dan mempersiapkan jiwaku untuk itu tapi ketika mengenai klitorisku, aku berteriak keras.
"Oh ... kumohon!" Erangku.
"Tenang," perintahnya, dan dia memukulku lagi di pantatku.
Aku tak mengira akan jadi seperti ini ... aku tersesat.
Hilang di lautan sensasi. Dan tiba-tiba, dia menyeret cambuknya hingga ada di atas kemaluanku,
rambut kemaluanku, sampai ke pintu masuk vaginaku.
"Lihat bagaimana basahnya kau karena ini, Anastasia. Buka mata dan mulutmu."
Aku menurut apa yang dia bilang, benar-benar tergoda. Dia mendorong ujung cambuk ke dalam
mulutku, seperti mimpiku. Ya ampun.
"Lihat bagaimana milikmu rasanya. Hisap. sedot dengan kuat, sayang."
Mulutku melingkari sekitar cambuknya ketika mataku terkunci padanya. Aku bisa merasakan kulit dan
asinnys gairahku. Matanya menyala. Dia berada di elemennya.
Dia menarik ujung cambuk dari mulutku, dan ia berdiri kedepan dan menarik serta menciumku dengan
keras, lidahnya menyerang mulutku.
Membungkus lengannya di sekitarku, dia menarikku 610
terhadap dirinya. Dadanya menghancurkanku, dan aku sangat ingin menyentuh dirinya, tapi aku tak
bisa, tanganku, tak berguna di atas kepalaku.
"Oh, Anastasia, kau terasa sangat nikmat," dia bernafas. "Haruskah aku membuatmu keluar?"
"Tolonglah," Aku memohon.
cambuk menggigit pantatku. Aduh!
"Tolong, apa?"
"Tolong, Sir," aku merintih.
Dia tersenyum padaku, penuh kemenangan.
"Dengan ini?" Dia memegang cambuknya keatas sehingga aku dapat melihatnya.
"Ya, Sir."
"Apa kau yakin?" Dia tampak tegas padaku.
"Ya, kumohon, Sir."
"Tutup matamu."
Aku menutup ruangan keluar, dia keluar ... cambuk keluar. Dia mulai dengan gigitan kecil cambuknya
terhadap perutku sekali lagi. Bergerak turun, jilatan kecil lembut terhadap klitorisku, sekali, dua kali,
tiga 611
kali, lagi dan lagi, sampai akhirnya, begitulah - aku tak dapat menahannya lagi - dan aku klimaks
dengan hebat, keras, mengendurkan tubuhku menjadi lemah.
Lengannya melingkari tubuhku ketika kakiku seakan berubah jadi jeli. Aku larut dalam pelukannya,
kepalaku di dadanya, dan aku mendesis dan merintih ketika pengaruh dari orgasme melandaku. Dia
mengangkatku, dan tiba-tiba kita bergerak, lenganku masih terikat di atas kepalaku, dan aku bisa
merasakan dingin kayu salib mengkilap di belakangku, dan dia melepaskan kancing celana jinsnya.
Dia menempatkanku turun terhadap salib sebentar saat ia memasang kondom, dan kemudian tangannya
membelit di sekitar pahaku saat ia mengangkat tubuhku lagi.
"Angkat kakimu, sayang, belitkan pada pinggangku."
Aku merasa sangat lemah, tetapi aku lakukan seperti apa yang ia perintahkan sambil membelitkan
kakiku di sekitar pinggulnya dan memposisikan dirinya di bawahku. Dengan satu dorongan, dia ada
dalam diriku, dan aku menjerit lagi, mendengarkan erangannya yang teredam di telingaku. Lenganku
sedang beristirahat di pundaknya saat dia menyodok ke dalam diriku. Astaga, dalam sekali dengan
cara ini.
Ia menyodok lagi dan lagi, wajahnya di leherku, bernapas keras di tenggorokanku. Aku merasa diriku
terbangun lagi. Astaga tidak ... jangan lagi ... aku berpikir tubuhku tak akan tahan menerima goncangan
ini lagi. Tapi aku tak punya pilihan ... dan dengan keniscayaan bahwa itu terjadi lagi, aku 612
membiarkan lepas dan klimaks lagi, dan itu terasa manis, menyiksa dan intens.
Aku kehilangan semua kesadaran diri. Christian mengikuti dibelakangku, berteriak pembebasannya
dengan gigi terkatup rapat dan memelukku keras dan dekat seperti yang pernah dilakukannya.
Dia menarik keluar dariku dengan cepat dan menempatkanku turun diatas salib, tubuhnya
mendukungku. Melepas borgolku, ia membebaskan tanganku, dan kami berdua ambruk ke lantai. Dia
menarikku ke pangkuannya, memelukku, dan aku bersandar kepalaku di dadanya. Jika aku punya
kekuatan, aku akan menyentuhnya, tapi saat ini tak ada. Meski terlambat, aku sadar ia masih
mengenakan celana jinsnya.
"Bagus, sayang," bisiknya. "apakah itu sakit?"
"Tidak," aku bernapas. Aku nyaris tak bisa membuka mata. Mengapa aku begitu lelah?
"apa kau kira seperti itu?" Bisiknya saat ia memelukku erat, jari-jarinya mendorong beberapa sulur
rambut yang lolos dari wajahku.
"Ya."
"kau melihat sebagian besar rasa takutmu ada di kepalamu, Anastasia," ia berhenti. "Apa kau mau
melakukannya lagi?"
613
Aku pikir sejenak saat awan kelelahan menyelimuti otakku ... Lagi?
"Ya." Suaraku begitu lembut.
Dia memelukku erat.
"Bagus. Begitu juga aku," gumamnya, lalu membungkuk dan dengan lembut mencium bagian atas
kepalaku." Dan aku belum selesai denganmu sekarang."
Belum selesai denganku sekarang. Ya ampun. Tak ada cara yang bisa kulakukan lagi. Aku benarbenar kelelahan dan melawan keinginan yang besar untuk tidur. Aku bersandar di dadanya, mataku
ditutup, dan dia memelukku - lengan dan kakinya - dan aku merasa ... aman, dan oh begitu nyaman.
Apakah dia akan membiarkanku tidur, barangkali untuk bermimpi? Mulutku tersenyum pada pemikiran
konyol itu, dan memutar wajahku ke dada Christian, aku menghirup aroma yang unik dan
mengendusnya, tapi segera dia menegang ... oh sialan. Aku membuka mata dan melirik ke arahnya. Dia
menatapku.
"Jangan," dia memperingatkan.
Aku memerah dan melihat kembali dadanya dalam kerinduan. Aku ingin menjalankan lidahku melalui
rambut, menciumnya, dan untuk pertama kalinya, aku melihat ia memiliki beberapa bekas luka kecil
614
acak yang samar disekitar dadanya. Cacar air?
campak? aku berpikir tanpa sadar.
"Berlututlah di dekat pintu," perintahnya saat ia duduk kembali, meletakkan tangannya di lututnya,
efektif melepaskanku. tak lagi hangat, temperatur dari suaranya turun beberapa derajat.
Aku tersandung dengan kikuk pada posisi berdiri dan berlari cepat ke pintu dan berlutut seperti yang
diinstruksikannya. Aku gemetar dan sangat, sangat lelah, luar biasa bingung. Siapa sangka aku bisa
menemukan kepuasan di ruangan seperti ini. Siapa yang bisa berpikir akan begitu melelahkan?
Anggota tubuhku adalah nikmat berat, kenyang. Dewi batinku memasang tanda 'jangan mengganggu' di
luar kamarnya.
Christian bergerak di tepi pandanganku. Mataku mulai terasa berat.
"Aku membosankanmu, Miss Steele?"
Aku melompat terbangun, dan Christian yang berdiri di depanku, kedua lengan disilangkan melotot ke
arahku. Oh sial, tertangkap tidur siang - ini tak akan jadi baik untukku. Matanya melembutkan saat aku
menatapnya.
"Berdiri," perintahnya.
Aku bangkit dengan hati-hati. Ia menatapku, dan 615
"kau memiliki pantat seksi menawan, Anastasia Steele. Apa yang ingin kulakukan untuk pantatmu?"
Tangannya dengan halus dan lembut ada di masing-masing pantatku, lalu jari-jarinya meluncur ke
bawah, dan dia menyelipkan dua jari di dalam diriku.
"Sangat basah. Kau tak pernah mengecewakan, Miss Steele," bisiknya, dan aku mendengar kekaguman
dalam suaranya. "Pegang erat-erat ... ini akan menjadi cepat, sayang."
Dia memegang pinggulku dan memposisikan dirinya sendiri, dan aku bersiap-siap untuk penyerangan
itu.
Tapi dia meraih kepangku dekat ujungnya dan membelitkan disekitar pergelangan tangannya ke
tengkukku menahan kepalaku tetap di tempat.
Sangat perlahan dia masuk ke dalam diriku, menarik 619
rambutku pada saat yang sama ... oh rasanya sangat penuh. Dia menarik keluar dariku dengan
lambat, dan tangan satunya meraih pinggulku, memegang ketat, dan kemudian dia mengempas keras ke
dalam diriku, aku tersentak kedepan.
"Tahan, Anastasia!" Ia berteriak dengan gigi terkatup.
Aku berpegang lebih keras pada tiang dan mendorong kembali melawan dia saat ia melanjutkan
pembantaian kejam itu, lagi dan lagi, jari-jarinya mencengkeram pinggulku. Lenganku sakit, kakiku
terasa goyah, kulit kepalaku semakin sakit saat tangannya menarik-narik rambutku ... dan aku bisa
merasakan sesuatu berkumpul dalam diriku. Oh tidak
... dan untuk pertama kalinya, aku takut pada orgasmeku ... jika aku keluar ...
aku akan roboh. Christian terus bergerak kasar terhadapku, di dalam diriku, napasnya keras,
mengerang, merintih. Tubuhku merespon ...
bagaimana bisa? aku merasa dia mempercepat gerakannya. Tapi tiba-tiba, Christian berhenti,
menyentak benar-benar sangat dalam.
"Ayo, Ana, berikan padaku," ia mengeluh, dan namaku di bibirnya mengirimku ke tepian saat seluruh
tubuhku mengalami sensasi berputar dan pelepasan yang sangat manis, dan kemudian benar-benar dan
sama sekali tak ada artinya.
Ketika kesadaranku kembali, aku bersandar padanya.
620
Dia di lantai, dan aku berbaring di atas tubuhnya, punggungku ada ditubuh depannya, dan aku menatap
langit-langit, post-coital, bercahaya, semua hancur.
Oh ...
karabiner itu, aku berpikir tanpa sadar - aku lupa tentang itu. Christian mengendus telingaku.
"Angkatlah tanganmu," katanya lembut.
Lenganku terasa seperti terbuat dari timah, tapi aku menahannya. Dia menggunakan gunting dan
menyelipkan satu mata gunting di bawah plastik.
"Aku menyatakan ini terbuka Ana," dia bernafas, dan memotong plastik.
Aku tertawa dan gosok pergelangan tanganku ketika terbebaskan. Aku merasa seringainya.
"Itu suara yang indah," katanya sendu. Dia duduk tiba-tiba, membawaku bersamanya sehingga aku
duduk lagi di pangkuannya.
"Itu salahku," katanya dan menggeserku agar dia dapat menggosok bahu dan lenganku.
Dengan lembut ia memijat menghidupkan kembali anggota tubuhku
Apa?
621
Aku melirik dia di belakangku, mencoba memahami apa yang dimaksudkannya.
"Kau tak tertawa lebih sering."
"Tertawaku tidaklah hebat," gumamku mengantuk.
"Oh, tapi ketika itu terjadi, Miss Steele, ini adalah keajaiban dan sukacita untuk dilihat."
"Sangat berbunga-bunga, Mr. Grey," gumamku, mencoba membuka mata.
Matanya melembutkan, dan dia tersenyum.
"Aku akan mengatakan kau benar-benar telah ditiduri dan membutuhkan istirahat."
"Itu tak berbunga-bunga sama sekali," aku menggerutu dengan main-main.
Dia menyeringai dan perlahan mengangkatku dari atas tubuhnya dan berdiri, benar-benar telanjang.
Aku ingin sejenak lebih terjaga untuk benar-benar memandanginya. Mengambil jins, ia memakainya
kembali, komando.
"Tak ingin menakut-nakuti Taylor, atau Mrs. Jones dalam hal ini," gumamnya.
Hmm ... mereka harus tahu seberapa bajingan ganjilnya dia. Pikiran itu menyibukkanku.
622
Dia membungkuk untuk membantuku berdiri dan membawaku ke pintu, di bagian belakang pintu
tergantung jubah wafel abu-abu. Dia dengan sabar mengenakannya padaku seolah-olah aku adalah
anak kecil. Aku tak punya kekuatan untuk mengangkat lenganku. Ketika aku sudah tertutup dan sopan,
dia membungkuk dan menciumku dengan lembut, bibirnya terangkat membentuk senyuman.
"Ranjang," katanya.
Oh ... tidak ...
"Untuk tidur," tambahnya menenangkan ketika ia melihat ekspresiku.
Tiba-tiba, dia mengangkatku dan membawaku meringkuk di dadanya ke ruangan sepanjang koridor di
mana sebelumnya hari ini Dr. Greene memeriksaku. Kepalaku jatuh di dadanya.
Aku kelelahan. Aku tak ingat pernah jadi selelah ini.
Menarik selimutnya, ia meletakkanku, dan bahkan lebih mengejutkan, naik di sampingku dan
memelukku dengan erat.
"Tidurlah sekarang, gadis cantik," bisiknya, dan dia mencium rambutku.
Dan sebelum aku dapat membuat komentar jenaka, aku tertidur.
623
624
Bibir yang lembut menyentuh pelipisku, meninggalkan ciuman lembut manis yang
membangunkanku, dan bagian dari diriku ingin berbalik dan merespon, tapi aku ingin tetap tidur.
Aku mengerang dan bersembunyi ke bantalku.
"Anastasia, bangun." Suara Christian yang lembut, membujuk.
"Tidak," keluhku.
"Kita harus berangkat dalam waktu setengah jam untuk makan malam di rumah orangtuaku." Katanya
geli.
Aku membuka mata dengan enggan. Di luar telah senja. Christian sambil membungkuk, menatapku
serius.
"Ayo tukang tidur. Bangunlah" Ia membungkuk dan menciumku lagi.
"Aku membawakanmu minum. Aku akan ada di bawah. Jangan kembali tidur, atau kau akan dapat
masalah," ia mengancam, tapi nadanya ringan. Dia menciumku sebentar dan keluar, meninggalkanku
putih. Tidakkah dia punya warna lain? Frank Sinatra bernyanyi pelan melalui pengeras suara
surround.
Christian berbalik dan tersenyum saat aku masuk.
Dia menatapku penuh harap.
"Hai," kataku lembut, dan senyum seperti sphinx-ku membalas senyumannya.
627
"Hai," katanya. "Bagaimana perasaanmu?" Matanya menyala penuh rasa geli.
"Bagus, terima kasih. kau?"
"Aku merasa luar biasa baik, Miss Steele."
Dia sepertinya begitu menunggu aku mengatakan sesuatu.
"Frank. Aku tak pernah mengira kau penggemar Sinatra."
Dia mengangkat alisnya padaku, tatapannya spekulatif.
"Selera Elektik, Miss Steele," bisiknya, dan dia melangkah ke arahku seperti macan kumbang sampai
dia berdiri di depanku, tatapannya begitu kuat membuat napasku tersengal-sengal.
Frank mulai bersenandung ... lagu lama, salah satu favorit Ray. 'Witchcraft.' Perlahan jari Christian
menyusuri pipiku dan aku merasakan itu semuanya turun kebawah sana.
"Dansalah denganku," bisiknya, suaranya serak.
Mengeluarkan remote dari sakunya, dia menambah volume dan tangannya menggenggamku, sorot mata
abu-abunya yang penuh dengan janji dan kerinduan 628
yang membujuk. Dia benar-benar mempesona, dan aku tersihir. Aku menempatkan tanganku padanya.
Dia menyeringai menggoda menatap ke arahku dan menarikku ke dalam pelukannya, tangannya
melingkar di pinggangku, dan dia mulai berayun.
Aku meletakkan tanganku yang bebas di bahunya dan tersenyum ke arahnya, terperangkap dengan
suasana hatinya yang langsung menulariku, menyenangkan.
Dan dia mulai bergerak. Tak menyangka dia bisa berdansa. Kami berputar-putar, dari dekat jendela
ke dapur dan kembali lagi, berputar dan berbalik mengikuti irama musiknya. Dan dia membuatnya
begitu mudah untuk aku ikuti.
Kami berdansa mengitari meja makan, menghampiri piano, dan maju mundur di depan dinding kaca,
lampu kota Seattle diluar terlihat berkelip, seperti lukisan dinding yang gelap dan menyihir tarian
kami, dan aku tak bisa menahan tawa riangku. Dia menyeringai ke arahku saat lagunya akan selesai.
"Tak ada penyihir yang lebih menyenangkan daripada kamu," bisiknya, kemudian menciumku dengan
manis. "Nah, itu bisa memberikan beberapa warna pada pipimu, Miss Steele. Terima kasih atas
dansanya. Bisakah kita pergi dan bertemu dengan orang tuaku?"
"Terima kasih kembali, dan ya, aku sudah tak sabar untuk bertemu mereka," jawabku terengah-engah.
629
"Apa kau sudah memiliki semua yang kau butuhkan?"
"Oh, ya," aku menjawab dengan manis.
"Apa kau yakin?"
Aku mengangguk dengan santai sebisa mungkin di bawah pengawasan intensnya, mengamati dengan
geli. Wajahnya berubah menjadi seringai lebar, dan dia menggeleng kepala.
"Baik. Jika memang itu caramu ingin bermain, Miss Steele."
Dia meraih tanganku, mengambil jaketnya yang tergantung di salah satu kursi di bar, dan membawaku
melewati serambi menuju lift. Oh, berbagai bentuk wajah Christian Grey. Apa bisa aku memahami
pria yang penuh gairah ini?
Aku mengintip ke arahnya saat di dalam lift. Dia menikmati lelucon pribadinya, ada sisa senyum
menggoda di mulutnya yang indah. Aku jadi takut bahwa aku mungkin harus membayar dengan mahal.
Apa yang kupikirkan? Aku akan bertemu dengan orang tuanya, dan aku tak mengenakan pakaian
dalam. Bawah sadarku bukannya membantu malahan mengatakan dengan ekspresi Kubilang juga
apa.
Sepertinya di apartemennya tadi relatif aman, sebuah ide yang menyenangkan dan menggoda. Saat ini,
aku nyaris keluar tanpa celana dalam! Dia mengintip ke arahku, dan disana, menghidupkan sesuatu
diantara 630
kami. Penampilan geli menghilang, ekspresi wajahnya berubah menjadi berawan, matanya gelap ...
oh.
Pintu lift membuka di lantai dasar. Christian menggelengkan kepalanya sedikit seolah-olah untuk
mengosongkan pikirannya dan mengisyaratkan untukku keluar sebelum dia dengan cara yang sangat
sopan.
Dengan siapa dia bercanda? Dia bukan pria terhormat. Dia mengambil celana dalamku.
Taylor ada dibalik kemudi Audi yang sangat besar.
Christian membuka pintu belakang untukku, dan aku berusaha masuk dengan anggun, mengingat
keadaanku tak memakai pakaian dalam .Aku bersyukur bahwa gaun plum Kate begitu menempel dan
menggantung ke atas lutut.
Kami melaju kearah I-5, kita berdua sama-sama diam, tak diragukan lagi karena adanya Taylor di
depan. Suasana hati Christian hampir nyata dan tampaknya berubah, humornya perlahan menghilang
saat berangkat. Dia merenung, menatap keluar jendela, dan aku bisa merasakan dia menjauh dariku.
Apa yang dipikirkannya? Aku tak bisa memintanya.
Apa yang bisa aku katakan di depan Taylor?
"Dari mana kau belajar berdansa?" Tanyaku ragu-ragu. Dia kembali menatapku, matanya terbaca di
bawah cahaya yang putus-putus dari lampu jalan yang lewat.
631
"Apa kau benar-benar ingin tahu?" Dia menjawab lirih.
Hatiku merosot, dan sekarang aku tak ingin tahu karena aku sudah bisa menebak.
"Ya," bisikku enggan.
"Mrs. Robinson suka berdansa."
Oh, kecurigaan terburukku terkonfirmasi. Dia sudah mengajarinya dengan baik, dan pikiran itu
membuatku tertekan tak ada apapun yang bisa aku ajarkan padanya. Aku tak punya keahlian khusus.
"Dia pasti guru yang bagus."
"Ya," katanya lembut.
Kulit kepalaku seperti ditusuk-tusuk. Apa dia adalah seseorang yang terbaik baginya? Sebelum dia
menjadi begitu tertutup? Atau apa dia yang membawanya keluar dari dirinya sendiri? Dia sangat
menyenangkan, suka bercanda. Aku tersenyum tanpa sadar mengingat aku berada dalam pelukannya
saat dia memutar tubuhku di ruang tamu, dan tak diduga dia menyembunyikan celana dalamku, di suatu
tempat.
Kemudian disana ada Red Room of Pain. Tanpa sadar aku menggosok pergelangan tanganku - strip
plastik 632
yang tipis akan cocok untuk seorang gadis. Dia mengajarkan semuanya atau merusaknya, tergantung
dari sudut pandang seseorang. Atau mungkin dia menemukan jalannya disana terlepas dari Mrs R.
Aku sadar, pada saat ini, bahwa aku membencinya.
Aku berharap bahwa aku tak pernah bertemu dengannya karena aku tak akan bertanggung jawab atas
tindakanku jika aku bertindak bodoh. Aku tak ingat pernah merasakan kemarahan yang meledak pada
siapa pun, khususnya pada seseorang yang belum pernah kutemui. Menatap kosong ke luar jendela,
aku berusaha mengobati kemarahan yang tak masuk akal dan kecemburuanku.
Pikiranku melintas kembali ke sore hari. Mengingat apa yang bisa aku pahami dari keinginannya, aku
pikir dia sudah bertindak lembut denganku. Apa aku mau melakukannya lagi? Aku bahkan tak bisa
berpura-pura memberi argumen terhadap hal itu.
Tentu saja aku mau, jika dia bertanya padaku selama dia tak menyakitiku dan jika itu satu-satunya cara untuk bisa bersama dengannya.
Itulah garis bawahnya. Aku ingin bersama dia. Dewi batinku mendesah lega. Aku sampai pada
kesimpulan bahwa dia jarang menggunakan otaknya untuk berpikir, tapi bagian penting dari anatomi,
yang lain pada saat ini, adalah bagian yang agak terbuka.
"Jangan," bisiknya.
633
Aku mengerutkan kening dan berbalik untuk menatapnya.
"Jangan apa?" Aku tidak menyentuh pikirannya.
"Memikir sesuatu yang berlebihan, Anastasia."
Mengulurkan tangan, dia menggenggam tanganku, menarik ke bibirnya, dan mencium buku-buku jariku
dengan lembut. "Aku mempunyai sore yang indah.
Terima kasih."
Dan dia kembali denganku lagi. Aku berkedip ke arahnya dan tersenyum malu-malu. Dia begitu
membingungkan. Aku ingin mengajukan pertanyaan yang menggangguku.
"Mengapa kau mengikatku dengan pengikat kabel?"
Dia nyengir.
"Itu cepat, mudah, dan merupakan pengalaman yang berbeda yang pernah kau rasakan. Aku tahu itu
agak brutal, dan aku menyukai itu sebagai alat untuk mengikat." Dia tersenyum lembut padaku.
"Sangat efektif menjagamu untuk tak bergerak."
Mukaku memerah dan melirik Taylor dengan gugup, yang tanpa ekspresi, pandangan tetap di jalan.
Apa yang harus aku katakan tentang hal itu? Christian mengangkat bahu tanpa rasa bersalah.
634
"Semua itu bagian dari duniaku, Anastasia." Dia meremas tanganku dan melepaskan, menatap keluar
jendela lagi.
Memang dunianya, dan aku ingin menjadi bagian dari dunianya, tapi menuruti syarat-sayaratnya? Aku
tak tahu. Dia belum membahas perjanjian sialan itu.
Batinku merenung tak melakukan apa-apa untuk menghiburku. Aku menatap ke luar jendela dan
pemandangannya telah berubah. Kami melintasi salah satu jembatan, dikelilingi oleh kegelapan yang
kelam. Malam yang suram menggambarkan suasana hatiku yang sedang introspeksi, menutup,
menyesakkan.
Aku melirik sebentar pada Christian, dan dia menatapku.
"Apa yang ada didalam pikiranmu?" Tanyanya.
Aku menghela napas dan mengerutkan dahi.
"Seburuk itukah?"
"Kalau saja aku tahu apa yang kau pikirkan."
Dia menyeringai ke arahku.
"Sama, sayang," katanya pelan saat Taylor mempercepat kendaraan menembus malam menuju
Bellevue.
635
Sebelum jam delapan Audi sudah memasuki halaman sebuah mansion bergaya kolonial.
Sangat mempesona, bahkan ada mawar yang mengelilingi pintu. Seperti Lukisan di buku yang
sempurna.
"Apa kau siap untuk ini?" Tanya Christian saat Taylor berhenti di depan pintu depan yang
mengesankan.
Aku mengangguk, dan dia menggenggam tanganku yang lain meremas meyakinkan.
"Pertama kali untukku juga," bisiknya, lalu tersenyum jail. "Taruhan saat ini kau ingin mengenakan
pakaian dalammu," dia menggoda.
Mukaku memerah. Aku sudah lupa celana dalamku yang hilang. Untungnya, Taylor sudah keluar dari
mobil dan membuka pintu untukku sehingga dia tak bisa mendengar komunikasi kami. Aku cemberut
pada Christian yang menyeringai lebar saat aku berbalik dan keluar dari mobil.
Dr. Grace Trevelyan-Grey ada di ambang pintu menunggu kami. Dia tampak sangat anggun dengan
gaun sutra biru pucat; di belakangnya aku menduga itu adalah Mr. Grey, tinggi, pirang, dan tampan.
"Halo, Sayang," katanya sambil mencium kedua pipi Christian. Dia tersenyum ke arahnya dengan
hangat, kemudian bersalaman dengan ayahnya.
Kami semua masuk ke ruang tamu. Mia belum melepaskan tanganku. Ruangan ini luas, dengan fasilitas
lengkap bernuansa warna krem, cokelat, dan biru muda, nyaman, berselera tinggi, dan sangat bergaya.
Kate dan Elliot saling berpelukan di sofa, memegang gelas sampanye. Kate langsung berdiri
memelukku, dan Mia akhirnya melepaskan tanganku.
"Hai, Ana!" Dia tampak berseri-seri. "Christian." Dia mengangguk singkat padanya.
638
"Kate." Dia juga bersikap sama formalnya.
Aku mengerutkan kening di antara mereka. Elliot juga langsung memelukku dengan hangat. Ada apa
ini, pekan memeluk Ana? Pertunjukan kasih sayang yang memukau - Aku hanya tak terbiasa. Christian
berdiri di sisiku, melingkarkan lengannya di pinggangku, dia membentangkan jemarinya dan
menarikku mendekat. Semua orang menatap kami.
Ini membuatku sangat gugup.
"Minum?" Sepertinya Mr. Grey berusaha mengembalikan rasa terkejutnya. "Prosecco?"
"Boleh," Christian dan aku berkata secara bersamaan.
Oh ... ini sangat aneh. Mia mengatupkan tangannya.
"Kalian bahkan mengatakan hal yang sama. Aku yang akan mengambilkan buat mereka." Dia segera
berlari keluar ruangan.
Mukaku bertambah merah, dan melihat Kate duduk dengan Elliot, tiba-tiba aku berpikir bahwa alasan
satu-satunya Christian mengajakku karena Kate ada di sini. Elliot mungkin merasa senang mengajak
Kate untuk bertemu orang tuanya. Sedangkan Christian merasa terjebak - tahu bahwa aku akan
mengetahuinya lewat Kate. Aku mengerutkan kening memikirkan hal itu. Dia terpaksa mengundangku.
Kenyataan itu membuatku merasa suram dan tertekan. Bawah sadarku mengangguk dengan 639
bijaksana, menunjukkan tatapan kamu akhirnya berhasil mengetahuinya tolol.
"Makan malam hampir siap," kata Grace saat mengikuti Mia keluar dari ruang tamu.
Christian mengerutkan kening saat dia menatap ke arahku.
"Duduk," dia memerintah sambil menunjuk sofa mewah, dan aku mengikuti apa yang dikatakannya,
dengan hati-hati menyilangkan kakiku. Dia duduk di sampingku tapi tak menyentuhku.
Christian membungkuk.
645
"Telapak tangan berkedut marah," bisiknya.
"Terutama sekarang." Nada suaranya tenang dan mematikan.
Oh tidak. Aku menggeliat.
Grace muncul kembali membawa dua piring, diikuti dengan seorang wanita muda cantik dengan
kuncir pirang, berpakaian rapi berwarna biru pucat, membawa nampan berisi piring. Matanya
langsung menemukan Christian di ruangan ini. Mukanya memerah dan menatap ke arahnya dibawah
kedipan bulu matanya yang panjang bermaskara.
Ya ampun!
Di luar ruang makan suara telepon rumah berbunyi.
"Permisi," Mr. Gray berdiri lagi dan keluar.
"Terima kasih, Gretchen," kata Grace lembut, mengerutkan kening saat Mr. Grey keluar.
"Tinggalkan saja nampan di atas lemari." Gretchen mengangguk, dengan sembunyi-sembunyi melirik
sekilas pada Christian, lalu dia keluar.
Jadi keluarga Grey memiliki pegawai, dan pegawai itu mengincar calon Dominanku. Bisakah malam
ini jadi lebih buruk lagi? Aku cemberut menatap tanganku di atas pangkuanku.
646
Mr. Grey kembali.
"Telepon untukmu, Sayang. Dari rumah sakit," Dia berkata pada Grace.
"Silakan dimulai saja." Grace tersenyum saat dia memberiku piring dan keluar ruangan.
Baunya enak - Chorizo dan kerang dengan paprika merah dan bawang di panggang, ditaburi dengan
peterseli berdaun pipih. Dan meskipun kenyataannya perutku bergolak dari ancaman terselubung
Christian, lirikan diam-diam dari Nona kuncir yang manis, dan kehilangan pakaian dalamku, aku
merasa kelaparan. Mukaku memerah saat aku menyadari kegiatan fisik sore ini meningkatkan nafsu
makanku.
Beberapa saat kemudian Grace kembali, alisnya berkerut. Mr Grey memiringkan kepalanya ke satu
sisi ... seperti Christian.
"Semuanya Oke?"
Percakapan mengalir dengan bebas di antara keluarga Grey, hangat dan peduli, lembut menggoda satu
sama lain.
Selama makanan penutup kami lemon syllabub, Mia menghibur kita dengan menceritakan keindahan
kota Paris, tanpa sadar menggunakan bahasa Prancis yang fasih. Kami semua bengong menatapnya,
dan dia membalas menatap kami dengan bingung, sampai Christian memberitahunya dengan samasama memakai bahasa Perancis yang fasih apa yang dia dilakukan, dimana dia menyadari dan tertawa
geli.
Tawanya sangat menular dan tak lama kemudian kami semua larut dalam kegembiraannya.
Elliot menceritakan tentang proyek gedung terbarunya, yang ramah lingkungan di sebelah utara Seattle.
Aku melirik Kate, dan dia memperhatikan setiap kata yang diucapkan Elliot, matanya bersinar dengan
gairah atau cinta. Aku tak tahu. Elliot menyeringai ke arahnya, dan seolah-olah 651
mengucapkan janji yang tak terucap di antara mereka. Nanti, sayang, dia mengatakan, dan itu panas,
sangat panas. Mukaku memerah saat menonton mereka.
Aku menghela napas dan mengintip ke arah Fifty Shades. Dia begitu tampan, aku bisa menatap dia
selamanya. Dia memiliki sedikit jenggot di dagunya, dan jariku terasa gatal untuk menggaruk dan
merasakannya di wajah, payudara ... diantara pahaku. Aku merasa malu pada arah pikiranku. Dia
mengintip ke arahku dan mengangkat tangannya untuk menarik daguku.
"Jangan menggigit bibirmu," bisiknya parau. "Aku ingin melakukan itu."
Grace dan Mia membersihkan gelas makanan penutup kami dan masuk ke dapur, sementara Mr.
Grey, Kate, dan Elliot membahas manfaat dari panel surya di Washington State. Christian pura-pura
tertarik dengan percakapan mereka, meletakkan tangannya sekali lagi di lututku, dan jarinya meraba
naik keatas pahaku. Napasku tersentak, dan aku menekan kedua pahaku bersama-sama supaya bisa
menghentikannya. Aku bisa melihat dia menyeringai.
"Apa kau mau jika aku mengajakmu berkeliling sekitar rumah?" dia bertanya padaku secara terbuka.
Aku tahu, aku disuruh mengatakan ya, tapi aku tak percaya padanya. Sebelum aku bisa menjawab, 652
rupanya dia langsung berdiri dan mengulurkan tangannya padaku. Aku menggenggam tangannya, dan
aku merasa semua otot mengepal jauh di dalam perutku, bereaksi terhadap tatapan abu-abunya yang
gelap dan lapar.
"Maaf," kataku kepada Mr. Grey dan mengikuti Christian keluar dari ruang makan.
Dia memimpinku melewati lorong dan masuk ke dapur di mana Mia dan Grace yang sedang
memasukkan peralatan makan kemesin cuci piring.
Kuncir Eropa tak terlihat.
"Aku akan menunjukkan Anastasia halaman belakang," kata Christian polos kepada ibunya.
Grace melambaikan tangannya tanda keluar pada kita dengan senyum saat Mia kembali ke ruang
makan.
Kami melangkah keluar ke area teras yang dilapisi batu ubin warna abu-abu diterangi oleh lampu
yang tersembunyi didalam batu ubin.
Ada semak di kolam air dengan batu abu-abu dan sebuah meja logam yang mewah dan kursi diatur di
salah satu pojok.
Christian berjalan melewati itu, beberapa langkah, menuju rumput yang luas yang mengarah ke teluk ...
oh - itu sangat indah. Kota Seattle berkelip di atas 653
cakrawala, dan, dingin, cerah, pada bulan Mei menggores jalur perak berkilau melintasi air menuju
dermaga di mana dua kapal yang tertambat. Selain dermaga berdiri sebuah perahu. Terlihat begitu
indah, begitu damai. Aku berdiri dan menganga sejenak.
Christian menarikku dari belakang, dan hak sepatuku masuk kedalam rumput yang lembut.
"Tolong berhenti." Aku tersandung di belakangnya.
Dia berhenti dan menatap ke arahku, ekspresinya tak terduga.
"Sepatuku. Aku perlu mengambil sepatuku yang lepas."
"Jangan pedulikan," katanya, dan dia membungkuk dan mengangkatku di atas bahunya. Aku menjerit
dengan keras terguncang karena terkejut, dan dia memberi tamparan di pantatku.
"Pelankan suaramu," ia menggeram.
Aduh ... ini pasti tak bagus, bawah sadarku lututnya gemetaran. Dia marah tentang sesuatu - bisa jadi
Jos, Georgia, tak pakai celana dalam, menggigit bibir. Astaga, dia mudah sekali marah.
"Kita mau kemana?" Aku mengambil napas.
"Rumah perahu," dia membentak.
654
Aku berpegangan pada pinggulnya karena kepalaku dibawah, dan dia sengaja melangkah di bawah
sinar bulan melintasi halaman.
"Kenapa?" Suaraku terdengar terengah-engah.
"Aku butuh waktu sendirian denganmu."
"Untuk apa?"
"Karena aku akan memukul pantatmu kemudian bercinta denganmu."
"Kenapa?" Aku mengerang dengan lembut.
"Kau tahu mengapa," dia mendesis.
"Aku pikir saat ini kau menjadi seorang pria biasa?"
Aku membujuk sambil menahan napas.
"Anastasia, aku saat ini adalah seorang pria biasa, percayalah."
Sialan.
655
Christian mengerobos masuk pintu kayu di rumah perahu dan berhenti untuk menyalakan beberapa
lampu. Lampu fluorescent berdengung dan menyala diikuti cahaya putih membanjiri bangunan kayu
besar. Dari sudut pandangku, aku bisa melihat perahu motor yang mengesankan di dermaga
mengambang lembut di air yang gelap, tapi aku hanya melihatnya sekilas sebelum dia membawaku
melalui tangga kayu ke ruang atas.
Dia berhenti di ambang pintu dan menyentuh tombol lain - halogen kali ini, cahayanya lebih lembut,
lebih redup - dan kami ada di ruang loteng dengan langit-langit yang miring. Dihiasi dengan tema
kelautan New England: biru laut dan krem dengan sedikit warna merah. Perabotannya jarang, hanya
beberapa sofa yang aku lihat.
Christian menurunkanku di lantai kayu. Aku tak punya waktu untuk memeriksa sekitarku - mataku tak
bisa meninggalkan dia. Aku terpesona ...
mengawasinya seperti orang menonton predator langka dan berbahaya, menunggunya untuk
menyerang. Napasnya keras tapi kemudian dia hanya membawaku menyeberangi beranda dan menaiki
tangga. Mata abu-abunya terbakar amarah, kebutuhan dan nafsu murni.
Ya ampun. Aku bisa secara spontan terbakar hanya dari tatapan matanya.
"Tolong jangan pukulku," bisikku, memohon.
656
Alisnya berkerut, matanya melebar. Dia berkedip dua kali.
"Aku tak ingin kamu memukul pantatku, jangan di sini, tidak sekarang. Kumohon jangan."
Mulutnya menganga sedikit kaget, dan dengan berani, aku ragu-ragu menggapai dan menelusuri jari-
jariku di pipinya, di sepanjang tepi pelipis, sampai pada rambut yang baru saja tumbul di dagunya.
Ini adalah kombinasi aneh dari lembut dan tajam.
Perlahan-lahan menutup matanya, ia mencondongkan wajahnya pada sentuhku, dan napasnya tertahan
di tenggorokannya. Menjangkau dengan tanganku yang lain, aku mengusap jariku ke rambutnya. Aku
suka rambutnya. Erangannya lembut hampir tak terdengar, dan ketika ia membuka matanya, tatapannya
adalah - waspada, seperti dia tak mengerti apa yang aku lakukan.
Melangkah ke depan sehingga aku mendekatinya, aku menarik lembut rambutnya, membawa mulutnya
ke mulutku, dan aku menciumnya, memaksa lidahku melewati bibirnya dan ke dalam mulutnya. Dia
mengerang, dan tangannya memelukku, menarikku menempel ketat tubuhnya. Tangannya menemukan
jalan ke rambutku, dan dia membalas ciumanku, keras dan posesif. Lidahnya dan lidahku berputar dan
meliuk bersama-sama, mengkonsumsi satu sama lain.
Dia rasanya surgawi.
657
Dia menarik diri tiba-tiba, napas kita memburu dan berbaur. Tanganku turun ke lengannya dan dia
melotot ke arahku.
"Apa yang kau lakukan padaku?" Bisiknya bingung.
"Mencium kamu."
"Kau bilang tidak."
"Apa?" tidak untuk apa?
"Di meja makan, dengan kakimu."
Oh ... jadi ini yang dia maksudkan.
"Tapi kita berada di meja makan orang tuamu." Aku menatap ke arahnya, benar-benar bingung.
"Tak ada seorangpun yang pernah bilang tidak padaku sebelumnya. Dan ini sangat - panas."
Matanya melebar sedikit, terisi dengan rasa takjub dan nafsu. Ini adalah campuran yang memabukkan.
Aku menelan ludah. Tangannya bergerak ke pantatku. Dia menarikku keras ke arah tubuhnya, dan aku
bisa merasakan ereksinya.
oh ...
"Kau marah dan terangsang karena aku bilang 658
"Kami tak pernah berpikir ia akan menemukan seseorang!" Kata-kata Mia menyembur.
Aku memerah, dan Christian memutar matanya lagi.
Aku mengerutkan bibir. Mengapa ia bisa melakukan itu ketika aku tak bisa? Aku ingin balas memutar
mata ke arahnya, tapi aku tak berani, tidak setelah ancamannya di rumah perahu.
"Jaga dirimu, Ana, sayang," kata Grace dengan ramah.
Christian, malu atau frustrasi oleh perhatian yang berlebihan yang aku terima dari keluarga Grey,
meraih tanganku dan menarikku ke sisinya.
"Jangan membuatnya takut atau memanjakannya dengan kasih sayang berlebihan," ia mengomel.
"Christian, berhentilah menggodanya." Grace menegurnya dengan sabar, matanya bersinar dengan
cinta dan kasih sayang padanya.
Entah bagaimana, aku tak berpikir dia menggodaku.
Aku diam-diam memperhatikan interaksi mereka.
666
Grace jelas menyayangi dia dengan cinta tanpa syarat seorang ibu. Dia membungkuk dan mencium
Grace dengan kaku.
"Ma," katanya, dan ada nada tersembunyi dalam suaranya - hormat mungkin?
"Mr. Grey - selamat tinggal dan terima kasih" aku mengulurkan tangan padanya, tapi dia memelukku
juga!
"Panggil saja aku Carrick. Aku berharap kita bertemu lagi, segera, Ana."
Perpisahan kita telah selesai, Christian membawaku ke mobil di mana Taylor sudah menunggu.
Apakah dia telah menunggu di sini sepanjang waktu? Taylor membuka pintu untukku, dan aku
meluncur ke bagian belakang Audi.
Aku merasakan ketegangan mulai meninggalkan bahuku. Astaga, hari yang panjang. Aku kelelahan,
fisik dan emosional. Setelah percakapan singkat dengan Taylor, Christian masuk ke mobil di
sampingku. Dia berpaling menghadap wajahku.
"Yah, tampaknya keluargaku menyukaimu juga,"
bisiknya.
Juga? Pikiran yang menyedihkan tentang bagaimana aku datang kesini tanpa diminta dan sangat tak
diinginkan muncul ke dalam kepalaku. Taylor 667
menyalakan mobil dan menjauh dari lingkaran cahaya di jalan masuk ke kegelapan jalan. Aku menatap
Christian, dan dia menatapku.
"Apa?" Tanyanya, suaranya tenang.
Aku ragu-ragu sejenak. Tidak - aku akan memberitahunya. Dia selalu mengeluh bahwa aku tak bicara
dengannya.
"Aku berpikir bahwa kau merasa terjebak untuk membawaku bertemu orang tuamu." Suaraku adalah
lembut dan ragu-ragu. "Jika Elliot tak meminta Kate, kau tak akan pernah memintaku." Aku tak bisa
melihat wajahnya dalam gelap, tapi dia memiringkan kepalanya, menganga ke arahku.
"Anastasia, aku senang bahwa kau sudah bertemu orang tuaku. Mengapa kau begitu penuh dengan
keraguan diri? tak pernah berhenti membuat aku takjub. Kau benar-benar kuat, wanita muda mandiri,
tetapi kau memiliki pikiran negatif tentang dirimu sendiri. Jika aku tak ingin kau bertemu dengan
mereka, kau tak akan berada di sini. Apakah itu yang kau rasakan selama kau di sana?"
Oh! Dia ingin aku di sana - dan itu adalah pengungkapan yang baru. Dia tampaknya tak nyaman
menjawab Apa yang dia lakukan jika dia menyembunyikan kebenaran. Dia tampaknya benar-benar
senang bahwa aku di sini ... rasa hangat menyebar perlahan melalui pembuluh darahku. Dia 668
menggeleng dan meraih tanganku. Aku melirik gugup pada Taylor.
"Jangan khawatir tentang Taylor. Bicaralah padaku."
Aku mengangkat bahu.
"Ya. aku berpikir begitu. Dan satu hal lagi, aku hanya menyebutkan Georgia karena Kate sedang
membicarakan tentang Barbados - aku belum memutuskan."
"Tidakkah kau ingin pergi dan bertemu ibumu?"
"Ya."
Dia menatap secara aneh padaku, sepertinya dia memiliki pertarung internal dalam dirinya.
"Bisakah aku ikut?" Tanyanya akhirnya.
Apa!?
"Mm ... aku pikir itu bukan ide yang bagus."
"Mengapa tidak?"
"Aku berharap untuk istirahat dari semua
...intensitas ini untuk mencoba dan memikirkan semuanya."
Dia menatapku.
669
"Aku terlalu intens?"
Aku tertawa terbahak.
"Itu hanya sebagian kecilnya saja!"
Dalam cahaya lampu jalan yang lewat, aku melihat bibirnya terangkat.
"Apakah kau menertawakanku, Miss Steele?"
"Aku tak akan berani, Mr. Grey," jawabku dengan keseriusan mengejek.
"Aku pikir kau berani, dan aku pikir kau menertawakanku, sering."
"kau cukup lucu."
"Lucu?"
"Oh ya."
"Lucu aneh atau lucu ha ha?"
"Oh ... banyak, salah satunya dan beberapa yang lain."
"Yang mana?"
"Aku akan meninggalkanmu untuk mencari tahu."
670
"Aku tak yakin apa aku dapat mengetahui apa pun ketika didekatmu, Anastasia," katanya sinis, dan
kemudian melanjutkan dengan pelan, "Apa yang kau butuhkan untuk pergi ke Georgia?"
"Kita," bisikku.
Dia menatapku, tanpa ekspresi.
"Kau bilang kau akan mencoba," bisiknya.
"Aku tahu."
"Apa kau berubah pikiran?"
"Mungkin."
Aku berkedip ke arahnya, dan ia melepaskan tanganku dan menarik daguku, melepaskan bibirku yang
terjebak.
"Untukmu, Anastasia, aku akan mencoba." Sikapnya memancarkan ketulusan.
Dan itulah adalah petunjukku. Aku melepaskan sabuk pengaman, meraih pegangan, dan memanjat ke
pangkuannya, membuatnya benar-benar terkejut.
Membungkus lenganku di kepalanya, aku
menciumnya, lama dan keras, dan dalam hitungan nanodetik, dia merespon.
"Tinggallah bersamaku, malam ini," dia bernafas.
"Jika kau pergi, aku tak akan melihatmu sepanjang minggu.
673
Kumohon."
"Ya," aku menyetujui. "Dan aku akan mencoba juga.
Aku akan menandatangani kontrakmu." Dan itu adalah keputusan sesaat.
Dia menatap ke arahku.
"Tandatangani setelah pulang dari Georgia. Pikirkan tentang hal ini. Pikirkan tentang hal ini dengan
keras, sayang."
"Aku akan melakukannya." Dan kami duduk diam selama satu atau dua mil.
"kau benar-benar harus mengenakan sabuk pengamanmu," bisik Christian dengan nada tak setuju ke
rambutku, tetapi dia tak membuat gerakan menggeserku dari pangkuannya.
Aku mengendus lehernya, mata tertutup, hidungku di tenggorokannya, meminum aroma seksi Christiandan-sabun-badan-beraroma-musky, kepalaku di bahunya. Aku membiarkan pikiranku melayang, dan
aku membiarkan diriku berfantasi bahwa dia mencintaiku. Oh, dan itu begitu nyata, hampir nyata, dan
sebagian kecil dari bawah sadar jahatku dengan bertindak benar tak seperti biasanya dan berani
berharap lebih. Aku berhati-hati untuk tak menyentuh dadanya tapi hanya meringkuk dalam pelukannya
saat ia memelukku erat-erat.
674
Semua terlalu cepat, aku terobek dari lamunan mustahilku.
"Kita sudah sampai dirumah," Christian berbisik, dan itu seperti sebuah kalimat menggoda, penuh
dengan begitu banyak potensi.
Di rumah, dengan Christian. Kecuali apartemennya adalah sebuah galeri seni, bukannya sebuah
rumah.
Taylor membuka pintu bagi kami, dan aku berterima kasih dengan malu-malu, menyadari bahwa ia
bisa mendengar pembicaraan kami, tapi senyumnya adalah menenangkan dan tak memberikan kesan
apapun. Begitu keluar dari mobil, Christian menilaiku dengan kritis. Oh tidak ... apa yang telah aku
lakukan sekarang?
"Mengapa kau tak membawa jaket?" Ia mengerutkan kening sambil mengangkat bahu melepas jaketnya
dan menjatuhkan di pundakku.
Perasaan lega segera melandaku.
"Ada dalam mobil baruku," jawabku mengantuk, menguap.
Dia menyeringai ke arahku.
"Lelah, Miss Steele?"
675
"Ya, Mr. Grey." aku merasa malu di bawah pandangan matanya menggoda. Namun demikian aku
merasa perlu memberi penjelasan, "Aku hari ini telah dibujuk dengan cara yang tak pernah aku
pikirkan itu ada."
"Nah, jika kau benar-benar tak beruntung, aku bisa membujukmu lagi," janjinya sambil meraih
tanganku dan membawaku ke dalam gedung. Ya ampun ...
Lagi?!
Aku menatapnya di dalam lift. Aku anggap dia menginginkan aku untuk tidur dengannya, dan kemudian
aku ingat bahwa ia tidak tidur dengan siapa pun, meskipun ia telah tidur bersamaku denganku
beberapa kali.
Aku mengerutkan kening, dan tiba-tiba tatapannya berubah gelap. Dia meraih dan menggenggam
daguku, membebaskan bibirku dari gigitanku.
"Suatu hari aku akan bercinta denganmu dalam lift ini, Anastasia, tapi sekarang kau lelah - jadi aku
pikir kita harus menggunakan tempat tidur saja."
Membungkuk ke bawah, ia mengigit bibir bawahku dan menariknya dengan lembut. Aku meleleh oleh
tindakannya, dan napasku berhenti saat tubuhku terbentang dengan kerinduan. aku membalas,
mengencangkan gigiku pada bibir atasnya, menggodanya, dan dia mengerang. Ketika pintu lift 676
terbuka, ia meraih tanganku dan menarikku menuju serambi, melalui pintu ganda, dan masuk ke lorong.
677
Ada cahaya di mana-mana. Terang, hangat, dan aku berusaha untuk mengabaikannya walau hanya
untuk beberapa menit yang sangat berharga. Aku ingin bersembunyi, hanya beberapa menit lagi. Tapi
cahayanya terlalu terang, dan akhirnya aku menyerah untuk bangun. Seattle di pagi hari menyapaku sinar matahari masuk melalui kaca jendela dan menyinari ruangan dengan cahaya yang terlalu terang.
Mengapa kita tak menutup tirai semalam?
Aku di tempat tidurnya yang besar tanpa Christian Grey.
Aku berbaring sejenak melihat dari jendela kaca pemandangan kota Seattle yang sangat indah. Hidup
di atas awan pasti terasa tak nyata. Membayangkan sebuah kastil di angkasa, melayang-layang diatas tanah, aman dari realita kehidupan melupakan
karena ditelantarkan, kelaparan, dan ibu pelacur dan pecandu. Aku ngeri membayangkan apa yang dia
alami sewaktu masih kecil, dan aku mengerti mengapa dia tinggal di sini, terisolasi, dikelilingi oleh
keindahan, karya seni yang sangat berharga - begitu jauh dimana dia mulai ... tentunya itu memang
pernyataan misinya. Aku mengerutkan kening karena masih belum menjelaskan mengapa aku tak bisa
menyentuhnya.
Ironisnya, aku merasakan kebersamaan di sini di atas menara yang tingginya. Aku hanyut dari
kenyataan.
Aku di dalam apartemen fantasinya, membayangkan 678
berhubungan intim dengan pacar fantasiku.
Kenyataan yang suram saat dia menginginkan perjanjian yang spesial, meskipun dia mengatakan dia
akan mencoba untuk melakukan 'lebih'. Apa itu benar-benar seperti yang aku inginkan? Inilah yang aku
perlu klarifikasi di antara kita berdua untuk melihat apakah kita masih berada di ujung yang saling
berlawanan seperti pada permainan jungkat-jungkit atau kita berdua semakin dekat ke tengahnya.
Aku merangkak keluar dari tempat tidur, merasa kaku, ungkapan yang lebih tepatnya, sering dipakai.
Ya, jadi semuanya tentang seks. Bawah sadarku mengerutkan bibirnya menandakan tak setuju. Aku
memutar mataku padanya, bersyukur karena yakin bahwa 'tangan berkedut yang gila kontrol' tak
berada di dalam kamar, dan memutuskan untuk
menanyakan tentang pelatih pribadi. Itu kalau aku menandatangani. Dewi batinku melotot padaku
dengan putus asa. Tentu saja kau akan menandatanganinya. Aku mengabaikan mereka berdua, dan
setelah ke kamar mandi dengan cepat, aku pergi mencari Christian.
Dia tak berada di galeri seninya, tapi ada seorang wanita setengah baya anggun sedang membersihkan
dapur. Pandangannya menghentikanku. Dia memiliki rambut pirang pendek dan mata biru yang bening;
dia mengenakan kemeja putih polos yang pas ditubuhnya dan rok pensil berwarna biru tua. Dia
tersenyum lebar saat dia melihatku.
679
"Selamat pagi, Miss Steele. Apakah Anda ingin sarapan?" Nada suaranya hangat tapi agak kaku, dan
aku tertegun. Siapa pirang menarik ini yang berada di dapur Christian? Aku hanya mengenakan t-shirt
Christian. Aku jadi sadar dan malu dengan kekuranganku dalam berpakaian.
"Aku khawatir anda melihatku pada saat yang tak menguntungkan." Suaraku tenang, tak bisa
menyembunyikan kegelisahan dalam suaraku.
"Oh, aku benar-benar minta maaf - aku Mrs. Jones, pengurus rumah Mr. Grey."
Oh.
"Apa yang ingin kau lakukan?" aku berhasil mengendalikan suaraku.
"Apakah anda ingin sarapan, ma'am?"
Ma'am!
"Hanya teh pasti menyenangkan, terima kasih.
Apakah anda tahu di mana Mr. Grey?"
"Di ruang kerjanya."
"Terima kasih."
Aku bergegas ke arah ruang kerja, malu. Mengapa Christian mempunyai pegawai hanya berambut 680
pirang yang menarik untuk bekerja padanya? Dan pikiran jahat datang tanpa sengaja masuk ke dalam
pikiranku - Apakah mereka semua mantan sub-nya?
Aku menolak untuk menyimpan ide yang mengerikan itu. Aku mengulurkan kepalaku dengan malu-malu
dari balik pintu. Dia sedang menelepon, menghadap jendela, memakai celana hitam dan kemeja putih.
Rambutnya masih basah sehabis mandi, dan aku benar-benar terganggu dengan pikiran negatifku.
"Kecuali jika perusahaan P & L -nya membaik, aku tak tertarik, Ros. Kita tak akan membawa beban
yang terlalu berat ... Aku tak perlu alasan yang lemah lagi... Pernahkah Marco meneleponku, sialan
waktu itu... Ya, katakan pada Barney bahwa prototipe-nya terlihat bagus, meskipun aku tak yakin soal
bertemu muka dengannya... Tidak, itu hanya kehilangan sesuatu ... aku ingin bertemu dengannya sore
ini untuk membahas ...
Sebenarnya, dia dan timnya, kita bisa bertukar pikiran .... Oke. Sambungkan kembali ke Andrea ..."
Dia menunggu, menatap keluar jendela, penguasa dari alam semestanya, menunduk memandangi
orang-orang yang terlihat kecil di bawah dari ketinggian kastilnya. "Andrea ..."
Melirik ke atas, dia melihatku di pintu. Perlahan senyum seksi menyebar di wajahnya yang tampan,
dan aku jadi terdiam karena bagian dalam tubuhku meleleh. Tanpa diragukan lagi dia adalah orang
yang paling tampan di planet ini, terlalu tampan untuk 681
orang-orang yang terlihat kecil di bawah itu, terlalu tampan untukku.
Tidak, dewi batinku cemberut padaku, tidak terlalu tampan untukku. Dia adalah milikku, untuk saat
ini.
Ide itu mengirim sebuah gairah masuk kedalam darahku dan menghalau perasaan kurang percaya
diriku yang tak masuk akal.
Dia melanjutkan pembicaraannya, matanya tak pernah meninggalkanku.
"Kosongkan jadwalku pagi ini, tapi suruh Bill meneleponku. Aku akan disana jam dua. Aku perlu
bicara dengan Marco sore ini, itu akan butuh setidaknya setengah jam ... Jadwalkan Barney dan
timnya setelah Marco atau mungkin besok, dan cari waktu bagiku untuk melihat Claude seharian
minggu ini ... Katakan padanya untuk menunggu ... Oh ...
Tidak, aku tak ingin publisitas untuk Darfur ...
Beritahu Sam untuk menghadapinya ... Tidak ....
Acara yang mana? ... Sabtu depan? ... Tunggu dulu."
"Kapan kau kembali dari Georgia?" Tanya dia.
"Jumat."
Dia melanjutkan percakapan teleponnya.
"Aku butuh tiket tambahan karena aku punya kencan
... Ya Andrea, itu yang aku katakan, kencan, Miss 682
Anastasia Steele akan menemaniku ... Itu saja." Dia menutup telepon. "Selamat pagi, Miss Steele."
"Mr. Grey," aku tersenyum malu-malu.
Dia berjalan mengelilingi meja dengan anggun seperti biasa dan berdiri di depanku. Baunya sangat
wangi; bersih dan bau baju yang baru dicuci. Dengan lembut dia membelai pipiku dengan punggung
jarinya.
"Aku tak ingin membangunkanmu, Kau tampak begitu tenang. Apa kau tidur nyenyak?"
"Aku tidur sangat nyenyak, terima kasih. Aku hanya datang untuk menyapa sebelum aku mandi."
Aku menatapnya dalam-dalam. Dia membungkuk dan menciumku dengan lembut, dan aku tak bisa
menahan diri. Aku langsung meletakkan tanganku ke lehernya dan memutar jariku di rambutnya yang
masih basah.
Mendorong tubuhku yang bergairah padanya, aku membalas ciumannya. Aku menginginkannya.
Seranganku membuat dia terkejut, tapi membuat dia kalah, dia membalas, tenggorokannya mengerang
pelan. Tangannya menyelip ke rambutku dan ke bawah punggungku menangkup pantatku yang
telanjang, lidahnya menjelajahi mulutku. Dia menarik kembali, matanya berkabut.
"Yah, tidur tampaknya sesuai denganmu," bisiknya.
683
"Aku sarankan kau mandi dulu, atau aku akan membaringkanmu di mejaku, sekarang."
"Aku memilih meja," bisikku sembrono karena hasrat yang melanda seperti adrenalin melewati
sistemku, membangun segala sesuatu di lewatinya.
Beberapa detik, dia menatapku dengan bingung.
"Kau benar-benar punya selera untuk ini, benarkah, Miss Steele. Kau menjadi tak pernah merasa
puas,"
gumamnya.
"Aku hanya punya selera untukmu," bisikku.
Matanya melebar dan gelap sementara tangannya meremas pantatku yang telanjang.
"Benar sekali, hanya aku," dia mengeram, dan tiba-tiba dengan satu gerakan, dia membersihkan semua
rancangan dan kertas dari meja kerjanya hingga mereka menyebar di lantai, membawaku ke dalam
pelukannya, dan meletakkan aku di mejanya sampai kepalaku hampir ke tepi meja.
"Kau menginginkannya, kau mendapatkannya, sayang," dia bergumam, mengeluarkan paket foil dari
saku celananya saat dia membuka ritsleting celananya. Oh Astaga. Dia menggulung kondom ke bagian
tubuhnya yang mengeras dan menatap ke arahku. "Aku yakin kau sudah siap," dia mengambil nafas,
senyum penuh nafsu tampak di wajahnya.
684
Dalam sekejap, dia memasuki diriku, menahan pergelangan tanganku dengan erat di sampingku, dan
mendorong dalam-dalam ke dalam diriku.
Aku merintih ... oh ya.
"Ya ampun, Ana. Kau begitu siap," bisiknya memuja.
Kakiku membungkus di pinggangnya, satu-satunya cara, aku hanya bisa menahan dia yang berdiri,
menatap ke arahku, mata abu-abu bercahaya, bergairah dan posesif. Dia mulai bergerak, benar-benar
bergerak. Ini bukan bercinta, ini hanya berhubungan intim - dan aku menyukainya. Aku mengerang. Ini
sangat liar, begitu alami, membuatku begitu nakal. Aku merasa senang di tangannya, hasratnya
membuatku puas. Dia bergerak pelan-pelan, menikmati di dalam diriku, memiliki aku, bibirnya sedikit
terbuka seiring dengan pernapasannya yang meningkat.
Dia memutar pinggulnya dari satu sisi ke sisi yang lain, dan terasa nikmat sekali.
Oh. Aku memejamkan mata, perasaan itu mulai terbangun pelan-pelan melangkah menuju
kenikmatan, mendaki terus naik.
Mendorongku lebih tinggi, lebih tinggi naik ke kastil di angkasa. Oh ... buaiannya meningkat secara
fraksional. Aku mengerang keras. Aku berada di dalam semua sensasi ... dia, menikmati setiap 685
desakan, setiap dorongan yang mengisiku. Dan dia mempercepat gerakannya, mendorongku lebih
cepat ...
lebih keras ... dan seluruh tubuhku bergerak mengikuti iramanya, dan aku bisa merasakan kakiku
menjadi kaku, dan bagian dalam tubuhku bergetar dan makin cepat.
"Ayo, sayang, relakanlah untukku," dia membujukku dengan gigi terkatup - dan kebutuhan kuat dalam
suaranya - ketegangan mengirimku sampai ketepian.
Aku berteriak tanpa kata, memohon penuh gairah saat aku menyentuh matahari dan terbakar, jatuh di
sekelilingnya, jatuh ke bawah, kembali terengah-engah menuju puncak yang terang ke atas permukaan
Bumi. Dia menghempas ke dalam diriku dan tiba-tiba berhenti saat dia mencapai klimaks nya,
menarik pergelangan tanganku, dan membenamkan dengan anggun dan tanpa kata didalam diriku.
Wow ... itu tak terduga. Perlahan-lahan aku turun kembali ke permukaan Bumi.
"Apa yang kau lakukan padaku?" Dia mengambil nafas sambil mencium leherku. "Kau benar-benar
memperdayaku, kau memiliki sihir yang sangat kuat."
Dia melepaskan pergelangan tanganku, dan aku menjalankan jariku ke rambutnya, perlahan turun dari
ketinggianku. Aku masih mengencangkan kakiku di sekelilingnya.
686
"Aku juga salah satu yang terpedaya," bisikku.
Dia mendongak, menatapku, ekspresinya bingung, bahkan terkejut. Menempatkan tangan di kedua sisi
wajahku, dia memegang kepalaku.
"Kau adalah - milikku," katanya, menekankan setiap kata -katanya. "Apa kau mengerti?"
Dia begitu sungguh-sungguh, penuh gairah seperti seorang zelot. Permintaannya yang kuat begitu tak
terduga dan melumpuhkan. Aku heran mengapa dia merasa seperti ini.
"Ya, aku milikmu." bisikku, terbawa oleh gairahnya.
"Apa kau yakin harus pergi ke Georgia?"
Aku mengangguk perlahan. Dan dalam waktu yang singkat, aku bisa melihat perubahan ekspresinya.
Tiba-tiba dia menarik diri, membuatku meringis.
"Apa kau merasa nyeri?" Tanya dia, bersandar di atasku.
"Sedikit," aku mengaku.
"Aku suka kau sakit." Matanya membara.
"Mengingatkan di mana aku sudah memilikmu, dan hanya aku."
687
Dia mengenggam daguku dan menciumku dengan kasar, kemudian berdiri dan tangannya meraih untuk
membantuku. Aku melirik paket foil di sampingku.
"Selalu siaga," bisikku.
Dia menatapku bingung sambil menarik retsleting celananya. Aku mengangkat paket kosong.
"Seorang pria bisa berharap, Anastasia, bahkan dalam mimpi, dan terkadang mimpi-mimpinya bisa
menjadi kenyataan."
Suaranya kedengarannya sangat aneh, matanya terbakar. Aku benar-benar tak mengerti. Pasca
senggamaku yang bergelora segera memudar dengan cepat. Apa masalahnya?
"Jadi, di atas mejamu, pernah menjadi sebuah impian?" Tanyaku acuh tak acuh, mencoba bercanda
untuk meringankan suasana di antara kami.
Dia tersenyum penuh misterius yang tak mencapai matanya, dan langsung aku tahu ini bukan pertama
kalinya dia berhubungan intim di atas mejanya.
Pemikiran yang tak diinginkan. Aku menggeliat tak nyaman karena pasca senggamaku yang bergelora
sudah menguap.
"Lebih baik aku segera mandi." Aku berdiri dan berjalan melewatinya.
688
Dia mengerutkan kening dan mengacak-acak rambutnya.
"Aku harus menelepon dua panggilan lagi. Aku akan bergabung denganmu untuk sarapan begitu kau
selesai mandi. Kurasa kemarin Mrs. Jones sudah mencuci pakaianmu. Dan sekarang sudah di letakkan
didalam lemari."
Apa? Kapan dia melakukan itu? Astaga, apa dia bisa mendengar kita? Mukaku memerah.
"Terima kasih," aku bergumam.
"Terima kasih kembali," jawabnya secara otomatis, tapi ada nada lain dalam suaranya.
Aku tak mengatakan terima kasih untuk berhubungan intim denganku. Meskipun, itu sangat ...
"Apa?" Tanyanya, dan aku menyadari aku mengerutkan kening.
"Ada yang salah?" Tanyaku pelan.
"Apa maksudmu?"
"Yah ... kau menjadi lebih aneh dari biasanya."
"Kau mendapati aku jadi aneh?" Dia mencoba menahan senyum.
689
Aku malu.
"Kadang-kadang."
Dia memperhatikanku sejenak, matanya spekulasi.
"Seperti biasa, aku terkejut denganmu, Miss Steele."
"Terkejut bagaimana?"
"Anggap saja kenikmatan yang tak terduga."
"Kami bertujuan untuk menyenangkan, Mr. Grey."
Aku memiringkan kepala ke satu sisi seperti yang sering dia lakukan padaku dan menirukan katakatanya yang biasa dia ucapkan.
"Dan kau memang sudah menyenangkanku," katanya, tapi dia terlihat gelisah. "Aku pikir kau harus
mandi."
Oh, dia mengusirku.
"Ya ... hmm, aku akan segera menemuimu." Aku bergegas keluar dari ruang kerjanya benar-benar
tercengang.
Dia terlihat bingung. Mengapa? Aku harus katakan semata pengalaman fisik, itu sangat memuaskan.
Tapi secara emosional - yah, aku bingung dengan reaksinya, dan itu tentang memperkaya emosional
seperti kembang gula kapas yang bergizi.
690
Mrs. Jones masih di dapur.
"Anda mau minum teh sekarang, Miss Steele?"
"Aku akan mandi dulu, terima kasih," aku bergumam dan keluar dengan cepat dari ruangan.
Di kamar mandi, aku mencoba untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan Christian. Dia orang yang
paling rumit yang aku tahu, dan aku tak bisa memahami suasana hatinya yang selalu berubah. Dia
sangat menyenangkan saat aku masuk ke ruang kerjanya. Kita berhubungan intim... dan kemudian dia
berubah. Tidak, aku tidak mengerti. Aku menatap bawah sadarku. Dia bersiul dengan tangannya di
belakang punggungnya dan melihat dimana-mana kecuali padaku. Dia belum mendapat petunjuk, dan
dewi batinku masih diliputi sisa pasca-senggama yang bergelora. Tidak - kami semua tak mengerti.
Aku mengeringkan rambutku dengan handuk, menyisir dengan satu sisir Christian dan menata rambutku
menjadi sanggul. Gaun plum Kate sudah dicuci dan disetrika, digantung di dalam lemari bersama
dengan bra dan celana dalamku yang sudah bersih. Mrs Jones adalah seorang yang hebat. Setelah
memakai sepatu Kate, aku merapikan gaunku, mengambil napas dalam-dalam, dan kembali ke ruang
besar.
Christian masih tak terlihat, dan Mrs. Jones sedang memeriksa isi lemari dapur.
691
"Teh sekarang, Miss Steele?" Tanya dia.
"Ya, terima kasih." Aku tersenyum padanya.
Sekarang aku merasa sedikit lebih percaya diri karena aku sudah berpakaian.
"Apakah Anda ingin sesuatu untuk dimakan?"
"Tidak, terima kasih."
"Tentu saja kau akan mendapatkan sesuatu untuk dimakan," bentak Christian, melotot. "Dia suka
pancake, bacon, dan telur, Mrs. Jones."
"Ya, Mr. Grey. Apa yang anda inginkan, Sir?"
"Tolong, Omelet, dan beberapa buah." Dia tak melepaskan pandangan mata dariku, ekspresinya tak
terduga. "Duduklah," dia memerintah, menunjuk ke salah satu dari kursi bar.
Aku menurut, dan dia duduk di sampingku sementara Mrs. Jones menyibukkan diri membuatkan
sarapan.
Ya ampun, terasa mengerikan ada orang lain yang bisa mendengarkan percakapan kami.
"Apa kau sudah membeli tiket?"
"Belum, aku akan membelinya saat aku pulang melalui Internet."
692
Dia bersandar pada siku tangannya, sambil mengusap dagunya.
"Apa kau punya uang?"
Oh tidak.
"Ya," kataku dengan pura-pura sabar seolah-olah aku sedang berbicara dengan anak kecil.
Dia mengangkat alis mengecamku. Sialan.
"Ya, aku punya, terima kasih," aku memperbaiki dengan cepat.
"Aku memiliki pesawat jet. Menurut jadwal tak akan digunakan sampai tiga hari kedepan, jika kau
menginginkan."
Aku menganga padanya. Tentu saja dia memiliki pesawat jet, dan aku harus melawan kecenderungan
alami tubuhku untuk memutar mata padanya. Aku ingin tertawa. Tapi aku tak melakukannya, karena
aku tak bisa membaca suasana hatinya.
"Kita secara Serius sudah menyalahgunakan armada penerbangan perusahaanmu. Aku tak ingin
melakukannya lagi."
"Ini perusahaanku, itu jetku." Nada suaranya hampir terluka. Oh, cowok dan mainannya!
693
"Terima kasih atas tawarannya. Tapi aku akan lebih senang mengambil sebuah penerbangan yang
terjadwal."
Dia terlihat seperti ingin berdebat lebih lanjut tapi memutuskan untuk tak melakukannya.
"Terserah kamu," dia mendesah. "Apa kau perlu melakukan banyak persiapan untuk wawancaramu?"
"Tidak."
"Bagus. Kamu masih tak ingin memberitahuku perusahaan penerbitan yang mana?"
"Tidak."
Bibirnya bergelung dengan senyum ragu.
"Aku seorang yang terkemuka, Miss Steele."
"Aku sepenuhnya menyadari itu, Mr. Grey. Apa kamu akan melacak ponselku?" aku bertanya polos.
"Sebenarnya, aku akan cukup sibuk siang ini, jadi aku harus menyuruh orang lain untuk
melakukannya."
Dia menyeringai.
Apa dia bercanda?
"Jika kau bisa mencadangkan seseorang untuk 694
melakukan itu, kamu jelas kelebihan pegawai."
"Aku akan mengirim email pada kepala personalia dan untuk memeriksa jumlah pegawai kami."
Bibirnya berkedut menyembunyikan senyumnya.
Oh terima kasih Tuhan, rasa humornya sudah kembali.
695
Mrs. Jones menyajikan sarapan dan untuk beberapa saat kita makan dengan diam. Setelah
membersihkan panci, dengan bijaksana, dia keluar dari ruangan. Aku mengintip ke arahnya.
"Apa, Anastasia?"
"Kau tahu, kau tak pernah memberitahuku mengapa kau tak suka disentuh."
Dia memucat, dan reaksinya membuatku merasa bersalah karena menanyakan itu.
"Aku sudah menceritakan padamu lebih dari yang pernah aku ceritakan pada siapapun." Suaranya
tenang saat dia menatap ke arahku tanpa ekspresi.
Dan itu jelas bagiku bahwa dia tak pernah menceritakan rahasianya pada siapapun. Bukankah dia
punya teman dekat? Mungkin dia menceritakan pada Mrs. Robinson? Aku ingin bertanya, tapi aku tak
bisa - aku tak bisa mengorek secara bertubi-tubi. Aku menggeleng kepalaku saat menyadari itu. Dia
benar-benar seperti sebuah pulau.
"Akankah kau akan memikirkan tentang aturan kita saat kau pergi?" Tanyanya.
"Ya."
"Akankah kau merindukanku?"
696
Aku menatap dia, terkejut dengan pertanyaannya.
"Ya," jawabku jujur.
Bagaimana mungkin dia bisa sangat berarti bagiku dalam waktu yang singkat? Dia ada di bawah
tubuhku ... sungguh. Dia tersenyum dan matanya menyala.
"Aku akan merindukanmu juga. Lebih dari yang kau tahu," dia mengambil nafas.
Hatiku menghangat dengan kata-katanya. Dia benar-benar mencoba dengan keras. Dengan lembut dia
membelai pipiku, membungkuk, dan mencium lembut.
*****
Sudah sore, dan aku duduk gugup dan gelisah di lobi menunggu Mr. J. Hyde dari Seattle Independent
Publishing. Ini adalah wawancaraku yang kedua hari ini, dan yang paling membuatku cemas.
Wawancara pertamaku berjalan baik, tapi itu untuk konglomerat besar yang memiliki kantor di seluruh
Amerika Serikat, dan aku akan menjadi salah satu dari banyak asisten redaksi di sana. Aku bisa
membayangkan ditelan dan dimuntahkan dengan sangat cepat dari mesin perusahaan.
SIP adalah tempat yang aku inginkan. Kecil dan tidak konvensional, memperjuangkan penulis lokal,
dan memiliki daftar nama yang menarik dan unik dari 697
pelanggan.
Disekitarku tak banyak barang atau mebel, tapi aku pikir itu adalah memang desainnya bukannya untuk
berhemat. Aku duduk di salah satu dari dua sofa warna hijau tua model chesterfield yang terbuat dari
bahan kulit - tak berbeda dengan sofa Christian yang ada didalam ruang bermainnya. Aku mengelus
bahan kulit yang halus itu dan iseng bertanya-tanya apa yang Christian lakukan diatas di sofa itu.
Pikiranku mengembara saat aku memikirkan kemungkinan ...
tidak - aku tak boleh berpikir ke sana sekarang.
Mukaku memerah dengan pikiranku yang bandel dan tak pantas itu.
Resepsionisnya seorang wanita Afrika-Amerika muda dengan anting-anting perak yang besar dan
rambut panjang lurus. Dia berpenampilan seperti seorang gypsy, tampaknya wanita yang bisa diajak
bersahabat. Pemikiran yang menghibur. Sesekali, dia melirikku, berpaling dari komputernya dan
tersenyum menenangkan. Dengan ragu-ragu aku membalas senyumnya.
Penerbangan sudah kupesan; ibuku berada di langit ketujuh saat tahu aku akan mengunjunginya; aku
sudah berkemas, dan Kate setuju untuk mengantarku ke bandara. Christian telah menekankan padaku
untuk membawa BlackBerry dan Laptop Mac-ku. Aku memutar mataku saat mengingat betapa bossy
dia, tapi aku sadar sekarang bahwa memang dia seperti itu. Dia suka mengendalikan semuanya,
termasuk 698
aku. Namun dia begitu tak terduga dan bisa menyenangkan juga. Dia bisa bersikap lembut, periang,
bahkan manis. Secara tiba-tiba dia bersikeras untuk menemaniku turun menuju mobilku yang ada di
garasi. Ya ampun, aku hanya pergi beberapa hari, dia bertindak seperti aku akan pergi selama
berminggu-minggu. Dia membuatku supaya bisa bertahan secara permanen.
"Ana Steele?" Seorang wanita yang tinggi, dengan model rambut pra-Raphaelite hitam berdiri di
dekat meja resepsionis mengalihkan perhatianku dari introspeksiku. Dia sama-sama bergaya gypsi,
tampilan ramah seperti resepsionis itu. Dia mungkin berusia akhir tiga puluhan, mungkin empat
puluhan.
Sangat sulit untuk mengetahui umur wanita yang lebih tua.
"Ya," jawabku, berdiri dengan canggung.
Dia memberiku senyuman sopan, mata cokelat dinginnya menilaiku. Aku mengenakan salah satu gaun
Kate, model pinafore warna hitam yang menutupi blus putih, dan sepatu hitamku. Aku pikir sangat
cocok untuk wawancara. Rambut kuikat model ekor kuda, dan kubiarkan sedikit bersulur... dia
menyalamiku.
"Hai, Ana, namaku Elizabeth Morgan. Aku Kepala personalia SIP." "Bagaimana kabar anda?" Aku
menjabat tangannya. Dia terlihat sangat kasual untuk menjadi seorang kepala Personalia.
699
"Silahkan ikut denganku."
Kami berjalan melalui pintu ganda yang letaknya di belakang ruang tunggu, masuk kedalam ruangan
luas dan terang yang dirancang untuk kantor yang terbuka, dari sana, masuk ke ruang rapat yang kecil.
Dindingnya berwarna hijau muda, tergantung foto cover buku yang berderet. Di ujung meja rapat
Maplewood duduk seorang pria muda dengan rambut merah yang dikuncir. Anting kecil, perak
berkilau di kedua telinganya. Dia memakai kemeja biru muda, tanpa dasi, dan celana flanel abu-abu.
Saat aku mendekatinya, dia berdiri dan menatap ke arahku dengan mata biru gelap yang tak bisa
diduga.
"Ana Steele, Aku Jack Hyde, redaksi pelaksana di SIP, dan aku sangat senang bertemu denganmu."
Kami bersalaman, dan ekspresi yang gelap tak dapat dibaca, tapi cukup ramah.
"Apa kau melakukan perjalanan jauh?" Tanya dia ramah.
"Tidak, aku baru saja pindah di daerah Pike Street Market."
Dengan Christian Grey, pikiran itu datang tanpa sengaja masuk ke dalam kepalaku. Pikiranku yang
berkelana membuatku mengerutkan kening.
"Mungkin menyalin, mengedit? Mungkin seorang agen sastra, aku tak yakin. Aku terbuka terhadap 702
berbagai peluang."
Dia menyeringai.
"Bagus, Ana. Aku tak memiliki pertanyaan lagi.
Apakah kamu punya?" Dia menujukan pertanyaannya padaku.
"Kapan kau ingin seseorang untuk memulai pekerjaan ini?" Tanyaku.
"Sesegera mungkin," Elizabeth menjawab. "Kapan kamu bisa mulai?"
"Aku siap mulai minggu depan."
"Baik," kata Jack.
"Jika semuanya sudah selesai," Elizabeth melirik kami berdua, "Aku pikir wawancara ini kita akhiri."
Dia tersenyum ramah.
"Senang bertemu denganmu, Ana," kata Jack lirih sambil meraih tanganku. Dia meremas dengan
lembut, sehingga aku berkedip ke arahnya saat aku mengucapkan selamat tinggal.
Aku merasa tak tenang saat aku berjalan ke mobilku, meskipun aku tak yakin mengapa. Aku rasa
wawancaranya berjalan dengan baik, tapi begitu sulit untuk mengatakan. Tampaknya situasi
wawancara seperti dibuat-buat, setiap orang mengeluarkan sikap 703
terbaiknya dan berusaha keras untuk bersembunyi di balik penampilan yang profesional. Apakah
penampilanku cocok? Aku harus menunggu dan melihatnya.
Aku naik ke Audi A3 dan kembali ke apartemen, Bagaimanapun aku menghabiskan waktu dengan dua
wawancara. Aku akan mengantuk saat singgah di Atlanta, tapi penerbanganku pada pukul10:25 malam
ini, jadi aku masih memiliki banyak waktu.
Kate sedang membongkar kotak di dapur saat aku kembali.
"Bagaimana wawancaranya?" Dia bertanya, bersemangat. Hanya Kate yang bisa tampak cantik dengan
kemeja kedodoran, celana jins compang-camping, dan bandana biru tua.
"Bagus, terima kasih, Kate. Tak yakin bahwa pakaian ini cukup cocok untuk wawancara kedua."
"Oh?"
"Model Boho chic mungkin bisa sesuai."
Kate mengangkat alis.
"Kau dan boho chic ?" Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi - Hah! Mengapa semua orang
mengingatkan Fifty Shades favoritku? "Sebenarnya, Ana, kamu adalah salah satu dari sedikit orang
yang benar-benar 704
bisa berpenampilan menarik."
Aku menyeringai.
"Aku sangat menyukai tempat yang kedua. Ku rasa aku bisa pas di sana. Meskipun orang yang
mewawancaraiku sangat mengerikan." Aku terdiam sial aku ingin membicarakan sinyal kabut pada Kavanagh. Diam Ana!
"Oh?" Radar Katherine Kavanagh berguna untuk mengambil tindakan mengorek informasi berita
gembira yang menarik - berita menarik yang hanya akan muncul kembali pada saat yang tak tepat dan
memalukan, yang mengingatkanku.
"Kebetulan - tolong berhenti memprovokasi Christian?
Komentarmu tentang Jos saat makan malam kemarin sudah keluar dari jalur. Dia pria yang sangat
menemukan pertanda.
Aku akan merindukanmu juga ... lebih dari yang kau tahu ...
Kau benar-benar memperdayaku ...
Aku menggelengkan kepala. Aku tak ingin berpikir tentang hal itu sekarang. BlackBerry-ku lagi di
charge, jadi aku belum membukanya sepanjang sore.
Saat membukanya, aku merasa kecewa karena tak ada pesan. Aku beralih pada laptop, dan juga tak
ada pesan disana. Alamat email yang sama Ana - bawah sadarku memutar matanya ke arahku, dan
untuk pertama kalinya, aku mengerti mengapa Christian ingin memukulku saat aku melakukan itu.
Oke. Baik, aku akan menulis email untuk dia.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Wawancara
709
Tanggal: 30 Mei 2011 18:49
Untuk: Christian Grey
Dear Sir
Hari ini wawancaraku berjalan lancar.
Mungkin kamu tertarik.
Bagaimana dengan harimu?
Ana
Aku duduk dan memelototi layar. Tanggapan Christian biasanya spontan. Aku menunggu ... dan
menunggu, dan akhirnya aku mendengar suara ping dari inbox-ku.
Dari: Christian Grey
Perihal: Hariku
Tanggal: 30 Mei 2011 19:03
Untuk: Anastasia Steele
Dear Miss Steele
710
Semua yang kau lakukan menarik bagiku, Aku tahu kau adalah wanita yang sangat mempesona.
Aku senang wawancaramu berjalan lancar.
Pagiku adalah melebihi semua harapan.
Dibandingkan dengan soreku, sangat membosankan.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Pagi Yang Menyenangkan Tanggal: 30 Mei 2011 19:05
Untuk: Christian Grey
Dear Sir
Pagi itu menjadi teladan bagiku juga, meskipun kamu menjadi 'aneh' terhadapku setelah kejadian yang
'sempurna' di meja seks. Jangan berpikir aku tak memperhatikan.
Terima kasih untuk sarapannya. Atau terima kasih untuk Mrs. Jones.
Aku ingin mengajukan pertanyaan tentang dirinya
711
saat kau tak 'aneh' padaku lagi.
Ana
Jariku menekan tombol kirim, dan aku yakin bahwa aku akan berada di sisi lain dari benua ini pada
esok hari.
Dari: Christian Grey
Perihal: Kamu dan Penerbit?
Tanggal: 30 Mei 2011 19:10
Untuk: Anastasia Steele
Anastasia
'Aneh' bukan kata kerja dan tak boleh digunakan oleh siapa saja yang ingin masuk ke penerbitan.
'Sempurna'? Dibandingkan dengan apa, tolong katakan? Dan apa yang perlu kau tanyakan tentang Mrs.
Jones? Aku tertarik.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
712
Perihal: Kamu dan Mrs. Jones
Tanggal: 30 Mei 2011 19:17
Untuk: Christian Grey
Dear Sir
Bahasa sudah berkembang dan bergerak. Ini merupakan hal yang seimbang. Bukan terjebak di dalam
menara gading, dindingnya bergantung karya-karya seni mahal dan bisa melihat hampir semua
pemandangan kota Seattle dengan helipad yang terjebak di atapnya.
'Sempurna' - dibandingkan dengan saat lain yang kita miliki ... apa istilahmu... oh ya ... bersetubuh.
Sebenarnya menurut pendapatku bersetubuh adalah periode yang cukup sempurna - tapi seperti yang
kau tahu aku memiliki pengalaman yang sangat terbatas.
Apa Mrs. Jones mantan sub-mu?
Ana
Jariku melayang sekali lagi menekan di atas tombol kirim.
Dari: Christian Grey
713
Perihal: Bahasa. Jaga Mulutmu!
Tanggal: 30 Mei 2011 19:22
Untuk: Anastasia Steele
Anastasia
Ana
Oh, dia akan marah besar - dan aku akan berada di udara dan di luar jangkauan. Rasakan sendiri.
Jika aku berada di ruang keberangkatan biasa kemudian Jean-Paul tak akan menyentuh tangannya
padaku. Dia adalah seorang pria muda yang sangat baik, dengan rambut pirang, kulit tan kecokelatan jujur saja, siapa yang memiliki kulit tan kecklatan di Seattle? Itu betul-betul salah. Aku pikir dia gay tapi aku hanya akan menyimpan detail itu untuk diriku sendiri. Aku menatap email-ku. Kate benar. Ini
seperti menembak ikan di dalam tong dengannya.
Bawah sadarku menatap kearahku dengan
mencibirkan mulutnya - apakah kau benar-benar ingin memanas-manasinya? Apa yang dia lakukan
sangat manis, tahu! Dia peduli padamu dan ingin kau untuk melakukan perjalanan dengan
gaya. Ya, tapi dia bisa menanyakan atau memberitahuku. Bukannya membuatku terlihat seperti orang
yang benar-benar tolol di check-in. Aku 721
menekan tombol kirim dan menunggu, merasa seperti seorang gadis yang sangat nakal.
"Miss Steele, anda harus menyimpan laptop-nya ketika lepas landas," kata pramugari dengan
kesopanan yang dibuat-buat. Dia membuatku melompat. Rasa bersalahku langsung muncul.
"Oh, maaf."
Sial. Sekarang aku harus menunggu untuk mengetahui apakah dia membalas. Pramugari itu
mengulurkan selimut yang lembut dan bantal, menunjukkan gigi yang sempurna. Aku
menggantungkan selimut menutupi lututku. Sangat menyenangkan untuk merasa dimanjakan kadangkadang.
Kabin telah terisi, kecuali untuk kursi di sampingku yang masih kosong. Oh tidak ... bayangan yang
mengganggu melintasi pikiranku. Mungkin kursi ini untuk Christian. Oh sial ...
tidak ... dia tak akan melakukannya. Ya kan? aku katakan padanya aku tak ingin dia ikut denganku.
Aku melirik jam tanganku dengan cemas dan kemudian suara tanpa tubuh dari dek penerbangan
mengumumkan,
"Cabin crew, pintu tertutup otomatis dan periksa ulang."
722
Apa artinya itu? Apakah mereka menutup pintu pesawat? Kulit kepalaku seperti ditusuk-tusuk saat aku
duduk di berdebar menunggu. Kursi di sebelahku adalah satu-satunya yang kosong di kabin bertempat
duduk enam belas. Pesawat beruncang saat bergerak, dan aku bernapas lega tapi merasa sedikit
kecewa juga ... tak ada Christian selama empat hari. Aku mengintip sedikit di BlackBerry-ku.
Dari: Christian Grey
Perihal: Nikmati Selagi Kau Bisa Tanggal: 30 Mei 2011 22:25
Untuk: Anastasia Steele
Yang terhormat Miss Steele
Aku tahu apa yang kau coba lakukan - dan percayalah
- kau telah berhasil. Lain kali kau akan berada di dalam kargo, terikat dan dengan mulut tersumbat di
dalam peti. Percayalah saat aku memberikan kondisi itu padamu, itu akan memberikanku kesenangan
luar biasa padaku dibanding sekedar meng-upgrade tiketmu.
Aku tak sabar menunggumu kembali.
Christian Grey
723
CEO dengan telapak tangan berkedut, Grey Enterprises Holdings Inc.
Ya ampun. Ada masalah dengan humor Christian Aku tak pernah bisa yakin apakah dia sedang bercanda atau benar-benar marah. Aku menduga pada
saat ini dia benar-benar marah. Diam-diam, agar pramugari tak bisa melihat, aku ketik balasannya di
bawah selimut.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Bercanda?
Tanggal: 30 Mei 2011 22:30
Untuk: Christian Grey
kau tahu - aku tak tahu jika kau bercanda - dan jika kau tidak - maka aku pikir aku akan tetap tinggal di
Georgia saja. Peti adalah batas keras untukku. Maaf aku membuat kau marah. Katakan kau
memaafkanku.
A
Dari: Christian Grey
Perihal: Bercanda
724
Tanggal: 30 Mei 2011 22:31
Untuk: Anastasia Steele
Bagaimana kau bisa mengirim email? Apakah kau mempertaruhkan kehidupan semua orang di
pesawat, termasuk dirimu sendiri, memakai BlackBerry? aku pikir itu menentang salah satu aturan.
Christian Grey
CEO dengan dua telapak tangan Kejang, Grey Enterprises Holdings Inc
Dua telapak tangan! Aku meletakkan BlackBerry-ku, duduk kembali sementara pesawat ditarik
menuju ke landasan pacu, dan mengeluarkan salinan buku katya Tess yang sudah compang-camping bacaan ringan untuk perjalanan. Begitu kita di udara, Aku dorong kursiku kebelakang, dan segera aku
tertidur.
Pramugari membangunkan saat kami mulai turun ke Atlanta. Waktu lokal adalah 5:45 pagi
tapi aku hanya tidur empat jam atau lebih ... aku merasa grogi, tapi berterima kasih atas segelas jus
jeruk yang pramugari itu berikan padaku. Aku melirik gugup di BlackBerry-ku. Tak ada email lagi
dari Christian. Yah, sekarang hampir jam tiga pagi di Seattle, dan dia mungkin ingin mencegahku
mengacaukan sistem avionik, atau apa pun yang dapat mencegah pesawat gagal terbang jika ponsel
725
diaktifkan.
Menunggu di Atlanta hanya satu jam. Dan lagi aku menikmati sepenuhnya dalam ruangan kelas satu.
Aku tergoda untuk meringkuk dan tidur di di kursi samping, sofa mewah yang mengundang dan yang
akan tenggelam pelan-pelan di bawah berat badanku.
Tapi itu tak cukup panjang. Untuk menjaga diriku agar tetap terjaga, aku memulai menulis email
panjang untuk Christian di laptopku.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Apakah kau ingin menakut-nakutiku?
Tanggal: 31 Mei 2011 06:52 WIB
Untuk: Christian Grey
Kau tahu betapa aku tak suka jika kau menghabiskan uang untukku. Ya, kau sangat kaya, tapi tetap saja
membuatku tak enak, itu jadi seperti kau membayarku untuk seks. Tapi, aku suka melakukan perjalanan
di kelas satu, ini jauh lebih beradab daripada bangku. Jadi terima kasih. Aku serius - dan aku
menikmati pijatan dari Jean Paul. Dia sangat gay. Aku menghilangkan informasi itu di emailku untuk
memanas-manasimu, karena aku kesal denganmu, dan aku minta maaf tentang hal itu.
Tapi seperti biasa kau bereaksi berlebihan. kau tak bisa menulis hal-hal seperti itu padaku - terikat
dan 726
tersumbat mulutnya di peti - (Apakah kau serius atau itu lelucon?) Itu membuatku takut ... kau
membuatku takut ... aku benar-benar terjebak dalam mantramu, mengingat gaya hidupmu yang aku
bahkan tak tahu ada sampai minggu Sabtu lalu, dan kemudian kau menulis seperti itu dan aku ingin
berteriak berlari ke atas bukit. Aku tak akan melakukannya, tentu saja, karena aku merindukanmu.
Benar-benar
merindukanmu. Aku ingin hubungan kita berlanjut, tapi aku takut kedalaman perasaan yang aku miliki
padamu dan jalan gelap yang coba kau bawa aku kesana. Apa yang kau tawarkan adalah erotis dan
seksi, dan aku penasaran, tapi aku juga takut kau akan menyakitiku - secara fisik dan emosional.
Setelah tiga bulan kau bisa mengatakan selamat tinggal, dan di mana akan meninggalkanku jika kau
melakukannya? Tapi kemudian aku menganggap bahwa risiko itu ada dalam setiap hubungan. Ini
hanya jenis hubungan yang aku tak pernah bayangkan, terutama karena itu adalah hubungan pertamaku.
Ini adalah lompatan besar dalam hal keyakinan untukku.
Kau benar ketika kau mengatakan aku tak memiliki sifat submisif dalam tubuhku ... dan aku setuju
denganmu sekarang. Karena aku ingin bersamamu, dan jika itu yang harus aku lakukan, aku ingin
mencoba, tapi aku pikir aku akan gagal dalam hal itu dan akhirnya terluka - dan aku tidak menikmati
gagasan itu sama sekali.
Aku sangat senang bahwa kau bilang padaku akan 727
mencoba lebih. Aku hanya perlu berpikir tentang apa arti
'Lebih' bagiku, dan itulah salah satu alasan mengapa aku ingin suatu jarak. Kau sangat menyilaukanku
sehingga aku merasa sangat sulit untuk berpikir jernih ketika kita bersama-sama.
Mereka memanggil penerbanganku. Aku harus pergi.
Lebihnya nanti
Ana-mu
Aku menekan kirim dan aku berjalan sambil mengantuk menuju ke gerbang keberangkatan untuk naik
pesawat yang berbeda.
Pesawat yang satu ini hanya memiliki enam kursi di kelas satu, dan setelah kita di udara, Aku
meringkuk di bawah selimut yang lembutku dan tertidur.
Terlalu cepat rasanya, aku dibangunkan oleh pramugari yang menawariku air jeruk lagi saat kita mulai
mendekati Savannah Internasional. Aku menghirup jusnya perlahan-lahan, luar biasa lelah, dan aku
membiarkan diriku merasakan sedikit kegembiraan. Aku akan bertemu ibuku untuk pertama kalinya
dalam enam bulan. Mengintip ke bawah selimut untuk melihat BlackBerry-ku, aku ingat samar-samar
bahwa aku mengirim email berisi 728
ocehan panjang untuk Christian - tapi tidak ada di balasan. Ini jam lima pagi di Seattle - mudahmudahan dia masih tertidur dan tidak bangun sambil memainkan ratapan sedih di pianonya.
Keuntungan membawa barang di ransel adalah dapat segera keluar dari bandara dan tidak menunggu
bagasi lama di konveyor. Keindahan penerbangan kelas satu adalah bahwa mereka membiarkanmu
keluar pesawat lebih dulu.
Ibuku sedang menunggu dengan Bob, dan aku sangat bahagia melihat mereka. Aku tak tahu apakah itu
karena kelelahan, atau perjalanan panjang, atau situasi dengan Christian secara keseluruhan, tapi
begitu aku dalam pelukan ibuku, tangisku meledak.
"Oh Ana, sayang. Kau pasti sangat lelah" Dia melirik cemas pada Bob.
"Tidak Ma, hanya karena - Aku sangat senang melihatmu." aku memeluknya erat.
Pelukannya terasa begitu nyaman dan menerimaku pulang. Dengan enggan, aku melepaskan dia, dan
Bob memberiku pelukan canggung dengan satu. Dia tampaknya tak bisa berdiri kokoh, dan aku ingat
bahwa dia terluka kakinya.
"Selamat datang, Ana. Mengapa kau menangis?"
Tanyanya.
729
"Ah, Bob, aku hanya senang melihatmu juga." Aku menatap wajah tampannya berahang perseginya,
dan mata birunya berkelip yang menatapku dengan kasih sayang. Aku suka suamimu yang ini, Ma. Kau
bisa mempertahankannya. Bob mengambil ranselku.
"Ya ampun, Ana, ada barang apa dalam ranselmu?"
Itu laptop Mac, dan mereka berdua menempatkan tangan mereka di pundakku saat kami menuju tempat
parkir.
Aku selalu lupa betapa sangat panas di Savannah.
meninggalkan ruang ber-AC dingin dari terminal kedatangan, kita melangkah ke panasnya Georgia.
Wow!
Itu memusnahkan segalanya. Aku harus berjuang keluar dari pelukan Ibu dan Bob jadi aku bisa
membuka tudung kepalaku. Aku sangat senang aku membawa celana pendek. Aku kadang-kadang rindu
hawa panas kering dari Vegas, tempatku tinggal bersama Ibu dan Bob ketika aku berumur tujuh belas
tahun, tapi ini panas basah, bahkan pada pukul 8:30
pagi hari, harus membiasakan diri. Saat aku berada di bagian belakang SUV Tahoe Bob yang sangat
ber-AC, aku merasa lemas, dan rambutku sudah mulai protes karena kering kepanasan.
Di bagian belakang SUV aku cepat sms Ray, Kate, dan Christian:
730
* Tiba Aman di Savannah. A :) *
Pikiranku menyimpang sebentar pada Jos saat aku menekan tombol kirim, dan melalui kabut
kelelahanku, aku ingat bahwa acaranya minggu depan. Apakah aku harus mengundang Christian?, tahu
sendiri bagaimana perasaannya pada Jos.
Apakah Christian masih ingin menemuiku setelah email itu? Aku bergidik memikirkan hal itu, dan
segera membuang jauh ide itu dari pikiranku. Aku akan menghadapi urusan itu nanti. Sekarang aku
akan menikmati kebersamaan dengan ibuku.
"Sayang, kamu pasti lelah. Apakah kau ingin tidur ketika kita sampai di rumah?"
"Tidak, Ma. Aku ingin pergi ke pantai."
***
Aku memakai tankini dengan halter melingkar leher berwarna biru milikku, minum Diet Coke, di
sunbed menghadap Samudera Atlantik, dan ingat bahwa baru kemarin aku menatap ke arah samudera
Pasifik.
Ibuku bersantai di sampingku memakai topi matahari konyol berukuran besar dan kaca mata model
Jackie-O, juga meneguk Coke-nya sendiri. Kami berada di Tybee Island Beach, hanya tiga blok dari
rumah.
Dia menggenggam tanganku. Kelelahan aku telah berkurang, dan ketika aku menyerap sinar matahari,
731
aku merasa nyaman, aman, dan hangat. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, aku
mulai rileks.
"Jadi Ana ... ceritakan tentang orang ini yang telah kau jadi sedemikian bingung."
Bingung! Bagaimana dia bisa tahu? Apa yang harus dikatakan? aku tak bisa bicara tentang Christian
dalam setiap detail karena NDA itu, tapi kemudian, apakah aku memilih untuk berbicara dengan ibuku
tentang hal itu? aku pucat membayangkan hal itu.
Aku akan merindukanmu juga ... lebih dari yang kau tahu ...
Aku menatap ibuku. Dia sekarang menjalani pernikahan keempatnya. Bagaimanapun dia mungkin tahu
sesuatu tentang pria.
"Kebanyakan pria mudah berubah sayang, setiap orang berbeda-beda. Ambil contoh ayahmu misalnya
...," Matanya melembut dan menjadi sedih setiap kali dia berpikir tentang ayahku. Ayah kandungku,
tokoh mitos yang aku tak pernah tahu, direnggut dengan kejam dari kami dalam kecelakaan latihan
tempur ketika ia masih seorang marinir. Sebagian diriku berpikir ibuku telah mencari seseorang
seperti ayahku selama ini ... mungkin dia akhirnya menemukan apa yang dia cari dalam Bob. sayang
dia tak bisa menemukannya dengan Ray.
"Aku terbiasa berpikir bahwa ayahmu moody. Tapi sekarang ketika aku mengingat kembali, aku hanya
berpikir ia terlalu terjebak dalam pekerjaannya dan mencoba untuk menghidupi kita" Dia mendesah.
"Dia masih sangat muda, begitu juga aku. Mungkin itu masalahnya."
Hmm ... Christian tidaklah tua. Aku tersenyum 734
sayang pada ibuku. Dia bisa jadi sangat penuh perasaan memikirkan tentang ayahku, tapi aku yakin
ayahku tak sebanding dengan sifat moody Christian.
"Bob ingin membawa kita makan malam di luar malam ini. Ke klub golf-nya."
"Oh tidak! Bob mulai bermain golf" aku mengejek tak percaya.
"Ceritakan tentang itu," erangan ibuku, memutar matanya.
Setelah pulang makan siang yang ringan di rumah, aku mulai membongkar bawaanku. Aku akan
memperlakukan diri ke si-esta. Ibuku telah menghilang untuk mencetak lilin atau apa pun yang dia
lakukan dengan benda itu, dan Bob sedang bekerja, jadi aku punya waktu untuk mengejar kekurangan
tidurku. Aku membuka Mac dan menyalakannya.
Sekarang jam dua siang di Georgia, sebelas pagi di Seattle. Aku ingin tahu apakah aku mendapat
balasan dari Christian. Dengan gugup, aku login ke program email.
Dari: Christian Grey
Perihal: Akhirnya!
735
Tanggal: 31 Mei 2011 07:30
Untuk: Anastasia Steele
Anastasia
Aku kesal karena segera setelah kau membuat jarak di antara kita, kau berkomunikasi secara terbuka
dan jujur dengan aku. Mengapa kau tak bisa melakukan itu saat kita bersama?
Ya, aku kaya. Biasakan dirimu dengan itu. Mengapa tak boleh aku menggunakan uang untuk
keperluanmu? Kita telah bilang pada ayahmu bahwa aku adalah pacarmu, demi Tuhan. Bukankah itu
yang seorang pacar lakukan? Sebagai Dom-mu, aku berharap kau untuk menerima apa pun yang aku
belikan untukmu dengan tanpa argumen. Kebetulan, memberitahu ibumu juga.
Aku tak tahu bagaimana menjawab komentarmu tentang merasa seperti pelacur. Aku tahu itu bukan
apa yang sudah kau tulis, tapi apa yang secara tersirat kau sampaikan. Aku tak tahu apa yang aku bisa
katakan atau lakukan untuk menghilangkan perasaan itu. Aku ingin kau memiliki yang terbaik dari
segalanya. Aku bekerja sangat keras, sehingga aku bisa menggunakan uangku semauku. Aku bisa
membelikan apapun sesuai keinginan hatimu, Anastasia, dan aku ingin melakukannya. Sebut saja itu
redistribusi kekayaan jika kau mau. Atau tahu bahwa aku tak akan, tak pernah berpikir dirimu 736
seperti yang kau gambarkan, dan aku marah terhadap cara pandangmu pada diri sendiri. Untuk seorang
wanita cemerlang, cerdas, muda yang cantik kau memiliki masalah harga diri yang jelas, dan aku
setengah berpikir untuk membuat janji antara kau dengan Dr. Flynn.
Aku minta maaf untuk menakut-nakutimu. Aku tahu menanamkan rasa takut didalam pikiran
membuatmu ngeri. Apakah kau benar-benar berpikir aku akan membiarkan kau melakukan perjalanan
di dalam palka? Aku menawarkan kau jet pribadiku, demi Tuhan. Ya itu adalah sebuah lelucon, jelas
lelucon sangat jelek. Namun, kenyataannya adalah memikirkan kau terikat dan disumpal membuatku terangsang (ini bukan lelucon - ini yang sebenarnya).
Aku bisa menghilangkan petinya - peti tak memberi pengaruh apapun padaku. Aku tahu kau memiliki
masalah dengan disumpal, kita telah membicarakan itu dan jika /
ketika aku menyumpalmu, kita sudah membahasnya dulu. Aku menganggap kau gagal untuk menyadari
bahwa dalam hubungan Dom/sub bahwa sub-lah yang memiliki semua kekuasaan. Itu adalah kau. Aku
akan mengulang ini - Kau adalah orang yang memegang kuasa. Bukan aku. Di rumah perahu kau
mengatakan tidak. Aku tak bisa menyentuhmu jika kau mengatakan tidak - itu sebabnya kita memiliki
kesepakatan - apa yang akan dan tidak akan engkau lakukan. Jika kita mencoba sesuatu dan kau tak
menyukainya, kita dapat merevisi perjanjian itu.
737
Terserah padamu - bukan aku. Dan jika kau tak ingin diikat dan disumpal dalam peti, maka itupun tak
akan terjadi.
aku ingin berbagi gaya hidupku denganmu. Aku tak pernah menginginkan sesuatu begitu banyak. Terus
terang aku merasa kagum padamu, seorang yang begitu polos dan bersedia untuk mencoba. Itu
mengatakan lebih padaku daripada yang pernah kau tahu. kau gagal untuk melihat bahwa sebenarnya
aku terjebak dalam mantramu juga, meskipun aku telah mengatakan hal ini berkali-kali. Aku tak ingin
kehilanganmu. Aku ragu bahwa kau telah terbang tiga ribu mil untuk menjauh dariku hanya beberapa
hari, karena kau tak bisa berpikir jernih ketika di dekatku. Ini berlaku sama bagiku Anastasia. Akalku
hilang saat kita bersama itulah kedalaman perasaanku padamu.
Aku memahami keraguanmu. Aku mencoba untuk menjauh darimu, aku tahu kau tak berpengalaman,
meskipun aku tak pernah akan mengejarmu jika aku tahu persis bagaimana polosnya kamu - namun kau
masih bisa benar-benar melucutiku dengan cara tak seorangpun pernah lakukan padaku sebelumnya.
Emailmu misalnya: Aku sudah membaca dan membacanya lagi berkali-kali mencoba memahami sudut
pandangmu. Tiga bulan adalah jangka waktu, itu bisa diubah-ubah. Kita bisa membuatnya enam bulan,
setahun? Berapa lama yang kau inginkan? Apa yang akan membuatmu merasa nyaman?
738
Beritahu aku.
Aku memahami bahwa ini adalah lompatan keyakinan yang sangat besar untukmu. Aku harus
mendapatkan kepercayaan darimu, tapi dengan cara yang sama, kau harus berkomunikasi denganku
ketika aku gagal melakukan hal ini. Kau tampaknya begitu kuat dan mandiri, dan kemudian aku
membaca apa yang sudah kau tulis di sini, dan aku melihat sisi lain darimu. Kita harus saling
membimbing satu sama lain Anastasia, dan aku hanya bisa menerima isyarat darimu. Kau harus jujur
denganku, dan kita berdua harus menemukan cara untuk membuat pengaturan ini berhasil.
Kau khawatir tidak bisa menjadi submisif. Yah mungkin itu benar. Karena, satu-satunya kejadian kau
menunjukkan sikap yang benar dari seorang sub ketika berada dalam ruang bermain. Tampaknya itu
merupakan satu tempat di mana kau membiarkanku melakukan kontrol yang tepat atas dirimu, dan satusatunya tempat dimana kau melakukan sesuai yang diperintahkan. Teladan adalah istilah yang datang
ke pikiranku. Dan aku tak akan pernah memukulmu sampai hitam dan biru. Aku bertujuan untuk
membuatmu pink. Di luar ruang bermain, aku suka bahwa kau menentangku. Ini adalah pengalaman
yang sangat baru dan menyegarkan, dan aku tak ingin mengubahnya. Jadi ya, katakan padaku apa yang
kau inginkan dalam hal 'lebih'. Aku akan 739
berusaha untuk tetap berpikiran terbuka, dan aku akan mencoba dan memberikan ruang yang kau
butuhkan dan menjauh darimu saat kau berada di Georgia. Aku berharap emailmu berikutnya.
Sementara, menikmati liburanmu. Tapi jangan terlalu banyak.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Ya ampun. Dia menulis sebuah esai seperti waktu kita kuliah - dan sebagian besar isinya bagus.
Hatiku di mulutku ketika aku membaca kembali emailnya, dan aku meringkuk di tempat tidur cadangan
praktis memeluk Mac-ku. Membuat kesepakatan kita jadi setahun? Aku memiliki kekuasaan! Astaga,
aku harus memikirkan tentang itu. Terima kata-kata dari dia apa adanya, itulah yang dikatakan ibuku.
Aku suka email-mu. Akan merespon selagi bisa. Aku sudah rindu padamu.
Nikmati soremu.
Ana-mu
744
Dari: Christian Grey
Perihal: Pantatmu
Tanggal: 31 Mei 2011 16:10
Untuk: Anastasia Steele
Dear Miss Steele
Aku terganggu oleh judul email ini. Tak perlu dikatakan, engkau aman - untuk saat ini.
Nikmati makan malammu, dan aku merindukanmu juga, terutama pantat dan mulut cerdasmu.
Soreku akan jadi pudar, tercerahkan hanya dengan memikirkan kau dan putaran matamu. Aku pikir itu
kaulah yang begitu bijaksana menunjukkan padaku bahwa aku juga menderita dari kebiasaan buruk itu.
Christian Grey
CEO & Pemutar Mata, Grey Enterprises Holdings Inc Dari: Anastasia Steele
Perihal: Mata Berputar
Tanggal: 31 Mei 2011 19:14 WIB
745
Untuk: Christian Grey
Dear Mr. Grey
Berhenti mengemail-ku. Aku mencoba bersiap-siap untuk makan malam. kau sangat mengganggu,
bahkan ketika kau sedang di sisi lain benua ini. Dan ya - yang menampar pantatmu ketika kau memutar
matamu?
Ana-mu
Aku menekan kirim, dan segera gambaran dari penyihir jahat Mrs. Robinson datang ke dalam
pikiranku. Aku tak bisa membayangkannya.
Christian dipukuli oleh orang setua ibuku, itu sangat salah. Sekali lagi aku ingin tahu kerusakan apa
yang dia berikan. Mulutku mengencang dalam garis suram yang keras. Aku butuh boneka untuk
menusukkan jarum kedalamnya, mungkin itu caraku untuk bisa melampiaskan sedikit rasa amarahku
pada orang asing ini.
Dari: Christian Grey
Perihal: Pantatmu
Tanggal: 31 Mei 2011 16:18
Untuk: Anastasia Steele
746
Dear Miss Steele
Aku masih lebih suka judul emailku padamu, dengan cara yang begitu banyak berbeda. Sangat
beruntung bahwa aku adalah tuan dari nasibku sendiri dan tak seorangpun yang menghukumku. Kecuali
ibuku kadang-kadang dan Dr. Flynn, tentu saja. Dan kau.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
Perihal: menghukum ... aku?
Tanggal: 31 Mei 2011 19:22 WIB
Untuk: Christian Grey
Dear Sir
Kapan aku pernah memperoleh keberanian untuk menghukummu, Mr. Grey? Aku pikir kau mencampur
adukkan aku dengan orang lain ... yang mana itu sangat mengkhawatirkan. Aku benar-benar harus
bersiap-siap.
Ana-mu
747
Dari: Christian Grey
Perihal: Pantatmu
Harus pergi.
Sampai nanti, sayang.
Aku lari ke ruang di mana Bob dan ibuku sedang menunggu. Ibuku mengerutkan kening.
"Sayang - apakah kau merasa ok? kau melihat sedikit memerah."
"Ma, aku baik-baik saja."
"Kau tampak cantik, sayang."
"Oh, ini gaun Kate. kau menyukainya?"
Kerutan dahinya bertambah dalam.
"Mengapa kau mengenakan gaun Kate?"
Oh ... tidak.
"Yah aku suka yang satu ini dan dia tidak," aku berimprovisasi dengan cepat.
Dia menganggap aku cerdik sedangkan Bob menunjukkan ketidaksabaran dengan murung, terlihat
sangat lapar.
"Aku akan membawa kau belanja besok," katanya.
751
"Oh, ma, mama tak perlu melakukan itu. Aku punya banyak pakaian."
"Tidak bisakah aku melakukan sesuatu untuk putriku sendiri? Ayo, Bob sudah kelaparan."
"Benar sekali," erangan Bob, menggosok perutnya dan dengan menunjukkan ekspresi sedih yang
dibuat-buat.
Aku tertawa saat ia memutar matanya, dan kami segera keluar pintu.
Kemudian saat aku mandi, di bawah pancuran air hangat, aku merenung memikirkan berapa banyak
ibuku telah berubah. Melihatnya saat makan malam, ia ada dalam elemen-nya, lucu dan genit dan di
antara banyak teman di klub golf. Bob hangat dan penuh perhatian ... mereka tampak begitu cocok satu
sama lain. Aku benar-benar bahagia pada mereka. Ini berarti aku dapat berhenti khawatir tentang
dirinya dan menebak-nebak keputusan dan melupakan hari-hari gelap dengan suami nomor tiga. Bob
layak dipertahankan. Dan dia memberi aku nasihat yang baik. Kapan hal itu mulai terjadi?
Sejak aku bertemu Christian. Mengapa begitu?
Ketika aku selesai, aku cepat mengeringkan diri, ingin kembali bicara pada Christian. Ada email
Elliot tidak terlalu asli. Dia pasti mencuri kata-kata itu dari seseorang.
Bagaimana makan malam?
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Bisnis yang Belum Selesai?
754
Tanggal: 31 Mei 2011 22:26 WIB
Untuk: Christian Grey
Makan malam benar-benar kenyang - kau akan sangat senang mendengar, aku makan terlalu banyak.
Jadi mulai menarik? Bagaimana?
Dari: Christian Grey
Perihal: Bisnis yang Belum Selesai - pasti Tanggal: 31 Mei 2011 19:30
Untuk: Anastasia Steele
Apakah kau dengan sengaja bodoh? ku pikir kau baru saja memintaku untuk menurunkan retsleting
gaunmu.
Dan aku sudah tak sabar untuk melakukan itu. Aku juga senang mendengar kau makan.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
755
Perihal: Yah ... selalu ada akhir pekan Tanggal: 31 Mei 2011 22:36 WIB
Untuk: Christian Grey
Tentu saja aku makan ... Ini hanya karena ketidakpastian yang kurasakan ketika ada di dekatmu yang
membuatku menjauhi makanan.
Dan aku tak akan pernah bodoh tanpa menyadarinya, Mr. Grey.
Tentunya kau sudah tahu itu sekarang ;) Dari: Christian Grey
Perihal: Tak Bisa Menunggu
Tanggal: 31 Mei 2011 19:40
Untuk: Anastasia Steele
Aku akan ingat itu, Miss Steele, dan tak diragukan lagi akan menggunakan pengetahuan itu untuk
keuntunganku.
Maaf mendengar bahwa aku membuatmu menjauhi makananmu. Ku pikir aku punya efek yang lebih
yang besar pada nafsu berahimu. Itu pengalamanku, dan yang paling menyenangkan yang pernah
kualami.
756
aku sangat berharap untuk kesempatan berikutnya.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Senam Linguistik
Tanggal: 31 Mei 2011 22:36 WIB
Untuk: Christian Grey
Apakah kau bermain dengan thesaurus lagi?
Dari: Christian Grey
Perihal: bergemuruh
Tanggal: 31 Mei 2011 19:40
Untuk: Anastasia Steele
Kau mengenalku dengan sangat baik Miss Steele.
aku makan malam dengan seorang teman lama sekarang jadi aku akan mengemudi.
757
Sampai nanti, sayang
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Teman lama yang mana? Aku berpikir Christian tak punya teman lama, kecuali ... dia. Aku
mengerutkan kening di layar. Mengapa ia masih harus menemuinya? Terbakar, panas, empedu
kecemburuan melandaku tiba-tiba. Aku ingin memukul sesuatu, terlebih lagi Mrs. Robinson.
Mematikan laptop dengan marah, aku merangkak ke tempat tidur.
Aku benar-benar harus membalas email-nya yang panjang darinya pagi ini, tapi aku tiba-tiba merasa
terlalu marah. Mengapa Christian tak bisa melihat dia apa adanya - penganiaya anak? Aku mematikan
lampu, menggelegak, menatap dalam kegelapan.
Berani-beraninya dia? Berani-beraninya dia memilih seorang remaja rentan? Apakah dia masih
melakukannya? Mengapa mereka tak berhenti?
Berbagai skenario tersaring melalui pikiranku: dia merasa sudah cukup, lalu mengapa ia masih
berteman dengannya? Begitu pula dia - adalah dia menikah? Cerai? Astaga - apakah dia punya anak
sendiri? Apakah dia punya anak dari Christian?
Bawah sadarku memutar kepala jeleknya, mengerling, dan aku terkejut dan mual memikirkan hal itu.
Apakah Dr. Flynn tahu tentang dia?
758
Aku berjuang keluar dari tempat tidur dan menyala mesin jahat itu lagi. Aku punya misi. Aku
mengetuk jari-jariku dengan tak sabar menunggu layar biru muncul. Aku masuk Google images dan
memasukkan
'Christian Grey' ke dalam mesin pencari. Layar tiba-tiba dipenuhi dengan gambar-gambar Christian:
dengan dasi hitam, berjas, astaga - foto yang diambil Jos dari Heathman, dalam kemeja putih dan
celana flanel. Bagaimana mereka bisa masuk Internet? Wah dia terlihat keren.
Aku berpindah cepat pada: beberapa foto dengan rekan bisnis, kemudian foto demi foto dari orang
yang paling fotogenik yang aku tahu, secara intim. Secara intim? Apakah aku mengenal Christian
secara intim?
aku kenal dia secara seksual, dan kurasa ada lebih banyak lagi yang bisa ditemukan di sana. Aku tahu
dia moody, sulit, lucu, dingin, hangat ... jeez, pria ini adalah kontradiksi berjalan. Aku klik ke
halaman berikutnya. Dia masih sendiri dalam semua foto-foto ini, dan aku ingat Kate menyebutkan
bahwa dia tak bisa menemukan foto-foto dia dengan teman kencan, mendorong pertanyaan gay
padanya. Kemudian, pada halaman ketiga, ada fotoku, dengan dia, saat wisudaku. Gambar hanya
dengan seorang wanita, dan ini aku.
Ya ampun! aku ada di Google! Aku menatap kita bersama. Aku terlihat terkejut pada kamera, gugup,
kehilangan keseimbangan. Ini sesaat sebelum aku setuju untuk mencoba. Sementara itu, Christian
terlihat sangat tampan, tenang dan penuh kontrol, 759
dan dia mengenakan dasi itu. Aku menatap dia, wajah yang begitu tampan, wajah indah yang mungkin
sedang menatap Mrs. Robinson terkutuk sekarang. Aku menyimpan foto dalam folder my favorit dan
klik delapan belas layar semuanya ... tak ada apapun. Aku tak akan menemukan Mrs. Robinson di
Google. Tapi aku harus tahu apakah dia dengannya atau tidak. Aku ketik segera email ke Christian.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Teman Makan Malam yang Cocok Tanggal: 31 Mei 2011 23:58 WIB
Untuk: Christian Grey
Aku berharap kau dan temanmu mendapatkan makan malam yang sangat menyenangkan.
Ana
PS Apakah Mrs. Robinson?
Aku menekan kirim dan dengan sedih naik kembali ke tempat tidur, menyelesaikan pertanyaan pada
Christian tentang hubungannya dengan wanita itu.
Sebagian dari diriku sangat ingin tahu lebih banyak, dan sebagian lain ingin melupakan apa yang
pernah 760
dia katakan padaku. Dan periode-ku telah datang, jadi aku harus ingat untuk minum pil-ku di pagi hari.
Aku segera memprogram alarm ke dalam kalender di BlackBerry-ku. Menaruh di meja samping
tempat tidur, aku berbaring dan akhirnya hanyut ke dalam tidur yang gelisah, berharap bahwa kita
berada di kota yang sama, bukan terpisah dua ribu lima ratus mil.
***
Setelah belanja pagi dan sore hari kembali ke pantai, ibuku yang telah menetapkan bahwa kita harus
menghabiskan malam di sebuah bar. Meninggalkan Bob meonton TV, kita berada di bar hotel kota
Savannah yang paling eksklusif. Aku sedang minum Cosmopolitan keduaku. Ibuku gelas ketiganya.
Dia menawarkan informasi lebih lanjut mengenai ego laki-laki yang rapuh. Ini sangat membingungkan.
"kau tahu, Ana, pria mengira bahwa apa pun yang keluar dari mulut wanita adalah masalah yang harus
dipecahkan. Bukan gagasan yang kabur bahwa kita ingin menendang sekitar dan membicarakannya
sebentar dan kemudian melupakannya. Pria lebih suka bertindak."
"Ma, mengapa mengatakan ini?" aku bertanya, gagal untuk menyembunyikan kejengkelanku. Dia sudah
seperti ini sepanjang hari.
Bagaimana dia tahu namanya? Dia memberikan ibuku senyuman paten Christian Grey yang yang
bisa membuat jantung ibuku berhenti, senyuman sepenuh hati tanpa ditahan sedikitpun. Ibuku tak punya
harapan. Rahang ibuku turun hampir menabrak meja. Astaga, cari pegangan, ma. Dia menyambut
tangan Christian kemudian mereka bersalaman.
Ibuku tak bisa menjawab. Oh, lidahnya kelu ternganga faktor keturunan - aku tidak tahu.
"Christian," akhirnya dia berhasil mengatasi nafasnya yang terengah-engah.
Dia tersenyum penuh arti pada ibuku, mata abu-abunya berbinar. Aku menyipitkan mataku pada
mereka berdua.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Pertanyaanku kedengarannya lebih rapuh dari maksudku, dan 767
senyumnya menghilang, ekspresinya sekarang hati-hati. Aku senang melihatnya, tapi benar-benar
kehilangan keseimbangan, kemarahanku yang mendididh tentang Mrs.. Robinson masuk ke pembuluh
darahku. Aku tak tahu apakah aku ingin berteriak padanya atau melemparkan diri ke dalam pelukannya
- tapi aku tahu dia tak akan menyukai salah satunya - dan aku ingin tahu berapa lama dia sudah
mengamati kami. Aku juga agak cemas tentang email yang baru saja aku kirim untuknya.
"Tentu saja aku datang untuk bertemu denganmu."
Dia menatap ke arahku tanpa ekspresi. Oh, apa yang dia pikirkan? "Aku menginap di hotel ini."
"Kau menginap di sini?" suaraku terlalu melengking bahkan untuk telingaku sendiri seperti seorang
mahasiswa tingkat dua yang kecanduan amfetamin.
"Ya, kemarin kau bilang mengharapkan aku ada di sini." Dia berhenti sebentar mencoba melihat
reaksiku. "Kami bertujuan untuk menyenangkan, Miss Steele." Suaranya tenang tak ada jejak humor
sama sekali.
Sial - Apakah dia marah? Mungkin komentarku tentang Mrs. Robinson? Atau fakta karena aku sudah
menghabiskan tiga gelas Cosmo segera menjadi keempat? Ibuku melirik cemas pada kami berdua.
"Maukah kamu bergabung minum dengan kami, Christian?" Dalam sekian detik, ibuku melambaikan
768
tangannya ke pelayan yang berada di sisinya.
"Aku ingin segelas gin dan tonik," kata Christian.
"Hendricks jika kamu memilikinya atau Bombay Sapphire. Hendricks dengan mentimun, Bombay
Sapphire dengan jeruk limau."
Ya ampun ... hanya Christian yang bisa memesan minuman seperti membuat makanan.
"Dan tolong dua Cosmo lagi," aku menambahkan, memandang cemas pada Christian. Aku minum
dengan ibuku - tak ada alasan membuat dia menjadi marah tentang itu.
"Silakan tarik kursinya, Christian."
"Terima kasih, Mrs. Adams."
Christian menarik kursi terdekat dan duduk anggun di sebelahku.
"Jadi kamu hanya kebetulan tinggal di hotel tempat kami minum?" Tanyaku, berusaha keras untuk
menjaga nada suaraku.
"Atau kau hanya kebetulan minum di hotel dimana aku menginap," balas Christian. "Aku baru saja
selesai makan malam, masuk ke sini, dan melihatmu.
Aku merasa terganggu dengan emailmu yang terakhir, dan aku melihat ke atas dan disana ada kamu.
Justru suatu kebetulan, bukan?" Dia 769
memiringkan kepalanya ke satu sisi, dan aku melihat jejak senyumnya. Syukurlah kami mungkin bisa
menyelamatkan malam ini setelah semua itu.
"Tadi pagi aku dan ibuku berbelanja dan ke pantai sorenya. Kami memutuskan minum beberapa
koktail malam ini," gumamku, aku merasa seperti berutang penjelasan padanya.
"Apa kau membeli atasan itu?" Dia mengangguk pada kamisol sutra baruku dengan warna hijau,"
warnanya cocok untukmu. Kulitmu terkena sinar matahari. Kau terlihat cantik."
Mukaku memerah, terdiam karena pujiannya.
"Yah, rencananya aku akan mengunjungimu besok.
Tapi sudah kau berada di sini."
Dia meraih tanganku, dan meremas dengan lembut, menjalankan ibu jarinya sambil menekan dengan
lembut di buku-buku jariku ke sana kemari ... dan aku merasa ada tarikan akrab. Gairah muncul di
balik permukaan kulitku, membuat aliran darahku berdenyut memanas di sekitar tubuhku. Dua hari
lebih aku tak melihatnya. Oh ... Aku menginginkan dia. Napasku tersentak. Aku berkedip padanya,
tersenyum malu-malu, dan melihat senyum dibibirnya yang terukir dengan indah.
"Aku pikir, aku akan mengejutkanmu. Tapi seperti biasa, Anastasia, kau selalu mengejutkanku dengan
770
berada di sini."
Aku melirik cepat pada Ibuku yang sedang terbelalak menatap Christian ... ya terbelalak! Hentikan
ma.
Seolah-olah dia adalah makhluk eksotis, yang tak pernah dilihat sebelumnya. Maksudku, aku tahu aku
tak pernah punya pacar, dan Christian hanya memenuhi syarat seperti itu untuk memudahkan pencarian
itu - Ya, terus terang sulit dipercaya aku bisa memikat seorang pria? Pria ini? terus terang lihat dia - bawah sadarku membentak. Oh, diam!
Siapa yang mengundangmu ke pesta? Aku
memandang marah pada ibuku - tapi dia tak memerhatikan.
"Aku tak ingin mengganggu waktumu dengan ibumu.
Aku akan minum sebentar kemudian mengundurkan diri. Aku punya pekerjaan yang harus kukerjakan,"
dia mengatakan dengan sungguh-sungguh.
"Christian, senang sekali akhirnya bertemu denganmu," ibuku menyela, akhirnya menemukan suaranya.
"Ana sudah menceritakan tentang kamu dengan sayang."
Dia tersenyum padanya.
"Benarkah?" Dia mengangkat alisnya padaku, ekspresi wajahnya geli, dan mukaku memerah lagi.
771
Pelayan datang membawa minuman kami.
"Hendricks, Sir," katanya dengan penuh kebanggaan.
"Terima kasih," Christian membalas dengan berbisik.
Aku meneguk Cosmo yang baru diberikan pelayan dengan gugup.
"Berapa lama kau di Georgia, Christian?" Tanya Ibuku.
"Sampai Jumat, Mrs. Adams."
"Maukah Kamu makan malam dengan kami besok malam? Dan tolong, panggil aku Carla."
"Dengan senang hati, Carla."
"Baik. Maafkan, Aku ingin ke toilet."
Ma ... Kamu barusan kesana. Aku menatapnya dengan putus asa saat dia berdiri dan berjalan
meninggalkan kami berdua saja.
"Jadi, kau marah denganku karena makan malam dengan seorang teman lama." Mata Christian kembali
terbakar, pandangannya waspada terhadapku, mengangkat tanganku ke bibirnya dan mencium setiap
"Bagaimana dengan obrolan kalian berdua?" Ibuku sudah kembali, kami berdua tidak melihatnya.
Aku tersenyum dengan pura-pura, Christian dan aku bersandar buru-buru ... merasa bersalah. Ibuku
menatap ke arahku.
"Baik, Ma."
Christian meneguk minumannya, mengamatiku dengan seksama, ekspresinya terjaga. Apa yang dia
pikir? Apakah dia mencintainya? Aku pikir jika dia melakukannya, aku akan kalah besar.
"Oke ladies, aku akan meninggalkan kalian menikmati malam."
Tidak ... jangan ... dia tak bisa meninggalkanku menggantung seperti ini.
"Tolong minumannya dimasukkan ke tagihanku, kamar nomor 612. Aku akan menghubungi kamu besok
pagi, Anastasia. Sampai ketemu besok, Carla."
"Oh, sangat senang mendengar seseorang memanggil nama lengkapmu."
776
"Nama yang indah untuk seorang gadis yang cantik,"
bisik Christian, menjabat tangannya, dan ibuku benar-benar menyeringai.
Oh ma, - seperti yang diucapkan Shakespeare et tu Brut? Aku berdiri, menatap ke arah Christian,
memohon untuk menjawab pertanyaanku, dan dia mencium pipiku dengan tulus.
"Sampai besok, sayang," dia berbisik di telingaku.
Kemudian dia pergi.
Sialan gila kontrol - brengsek. Kemarahanku kembali memuncak. Aku merosot di kursiku dan
berpaling menghadapi ibuku.
"Oh, Kau bisa menjatuhkanku hanya dengan sehelai bulu. Tangkapan yang bagus, Ana. Sekalipun aku
tak tahu apa yang terjadi diantara kalian berdua. Aku pikir kau perlu berbicara berdua. Wow - UST
berada di sini, tak tertahankan." Dia mengipasi dirinya sendiri secara teatrikal.
"MA!"
"Pergilah bicara dengannya."
"Aku tak bisa. Aku datang ke sini untuk menemuimu."
"Ana, Kau datang ke sini karena kau bingung tentang 777
cowok itu. Sudah jelas kalian berdua tergila-gila satu sama lain. Kau perlu bicara dengannya. Ya
ampun dia baru saja terbang tiga ribu mil dan jelas-jelas aneh hanya ingin bertemu denganmu, Dan
kau tahu bagaimana sangat mengerikannya terbang itu."
Mukaku memerah. aku belum bercerita tentang pesawat pribadinya.
"Apa?" Dia membentakku.
"Dia memiliki pesawat pribadi," gumamku, malu, dan itu hanya dua setengah ribu mil, ma.
Mengapa aku malu? Alisnya melonjak.
"Wow," dia bergumam. "Ana, ada yang sesuatu yang terjadi diantara kalian berdua. Aku sudah
mencoba untuk memahami itu sejak kau tiba di sini. Tapi satu-satunya cara kau akan memecahkan
masalah itu, apapun itu, adalah bicara dengannya. Kau bisa melakukan semua pemikiran yang kamu
suka - tapi sampai kau benar-benar bicara, kau tak akan menuju kemanapun."
Aku mengerutkan kening pada ibuku.
"Ana, sayang, kau selalu memiliki kecenderungan menganalisa sesuatu secara berlebihan. Keluarkan
unek-unekmu. Apa yang ingin kau sampaikan, Sayang?"
778
Aku menatap jari-jariku.
"Aku pikir aku jatuh cinta padanya," aku bergumam.
"Aku tahu Sayang. Begitu juga dia denganmu."
"Tidak!"
"Ya, Ana. Ya ampun - apa yang kau butuhkan? Tanda seperti lampu neon yang berkedip di dahinya?"
Aku ternganga padanya dan air mata muncul di sudut mataku.
"Ana, Sayang. Jangan menangis."
"Aku pikir dia tak mencintaiku."
"Aku tak peduli seberapa kayanya kamu, kau tak meninggalkan semuanya dan masuk pesawat pribadi
untuk melintasi seluruh benua hanya untuk minum teh pada sore hari. Pergi temui dia! Disini adalah
lokasi yang indah, sangat romantis. Disini juga wilayah yang netral."
Aku menggeliat di bawah tatapannya. Aku ingin pergi dan tapi juga tak ingin.
"Sayang, jangan merasa kau harus pulang bersamaku. Aku ingin kau bahagia - dan sekarang aku pikir
kunci untuk kebahagiaanmu ada di kamar 612. Jika kemudian kau ingin pulang, kuncinya ada di 779
bawah tanaman Yucca di teras depan. Jika kau ingin menginap yah ... kamu sudah dewasa sekarang.
Jagalah dirimu untuk selalu aman."
Aku malu mendengar batas antara bintang dan garis-garis merah. Astaga, ma.
"Mari kita habiskan Cosmo kita dulu."
"Ini baru gadisku, Ana." Dia tersenyum lebar.
***
Aku mengetuk pintu ruang 612 dengan perasaan malu dan menunggu. Christian membuka pintu. Dia
sedang menelpon. Dia berkedip tercengang saat melihatku, kemudian membuka pintu lebar dan
mengundangku masuk ke kamarnya.
"Kesimpulannya semua paket kelebihan? ... Dan biayanya? ... " Christian bersiul diantara giginya.
"Shsh ... itu salah satu kesalahan yang mahal ... Dan Lucas? ... "
Aku melihat ke sekeliling ruangan. Dia menginap di suite, seperti yang di Heathman. Perabotan disini
sangat modern, terbaru. Semuanya berwarna ungu tua dan emas dengan dekorasi berbentuk cahaya
bintang warna perunggu di dinding. Christian berjalan menuju lemari kayu gelap dan membuka pintu
memperlihatkan mini bar. Dia mengindikasikan bahwa aku harus mengambil sendiri, kemudian 780
masuk ke kamar tidur. Aku menganggap bahwa ia masuk kamar agar aku tak bisa lagi mendengar
pembicaraannya. Aku mengangkat bahu. Dia tak berhenti menelpon saat aku memasuki ruang kerjanya
waktu itu. Aku mendengar air mengalir ...
dia mengisi bak mandi. Aku ingin mengambil jus jeruk. Dia kembali masuk ke dalam ruangan dengan
santai.
"Bisakah Andrea mengirimiku skemanya. Barney bilang, dia akan memecahkan masalahnya ... "
Christian tertawa. "Bukan, Jumat ... Ada sebidang tanah di sini yang membuatku tertarik ... Yeah,
suruh Bill untuk menelepon... Tidak, besok ... aku ingin melihat apa yang akan ditawarkan Georgia
jika kita pindah kesini"
Christian tak melepaskan matanya padaku. Sambil memberikan gelas, dia menunjuk ke wadah es.
"Jika insentif mereka cukup menarik ... aku pikir kita harus mempertimbangkan hal itu, meskipun aku
tak yakin tentang hawa panas sialan itu di sini ... aku setuju Detroit memiliki keuntungan juga, dan itu
lebih dingin ..." Wajahnya jadi gelap sesaat. Mengapa?
" Suruh Bill untuk menelpon. Besok ... Jangan terlalu pagi." Dia mematikan telpon dan menatapku,
wajahnya tak terbaca, dan kesunyian membentang di antara kita.
"Aku menginginkan kamu, Anastasia. Sekarang. Dan kau juga menginginkan aku. Itulah mengapa kau
di sini."
"Aku benar-benar hanya ingin tahu," bisikku sebagai pembelaan.
783
"Nah, sekarang kau sudah tahu, apa kau akan tinggal atau pergi?"
Mukaku memerah saat dia berjalan dan berhenti di depanku.
"Tinggal," gumamku, menatap dengan gugup ke arahnya.
"Oh, aku harap begitu." Dia menatap ke arahku. "Kau begitu marah padaku," dia mengambil nafas.
"Ya."
"Aku tak ingat siapa pun kecuali keluargaku yang pernah marah padaku. Aku menyukai ini."
Dia menjalankan ujung jarinya di pipiku. Oh, kedekatannya, baunya wanginya Christian. Kita harusnya
berbicara, tapi hatiku berdebar-debar, darahku menyanyi seperti mengalir melalui penggabungan
hasrat tubuhku, yang membentang ...
dimana-mana. Christian membungkuk dan hidungnya menyusuri sepanjang bahuku dan sampai pangkal
telingaku, jari-jarinya masuk ke dalam rambutku.
"Kita harus bicara." Bisikku.
"Nanti."
"Begitu banyak yang ingin aku bicarakan."
784
"Aku juga."
Dia mencium lembut di bawah daun telingaku sementara jari-jarinya mengencang di rambutku.
Menarik kepalaku ke belakang, bibirnya meng-ekspos tenggorokanku. Giginya menggigit lembut
daguku, dan dia mencium leherku.
"Aku menginginkan kamu," dia mengambil nafas.
Aku mengerang dan menggapai dan menangkap lengannya.
"Apa kamu berdarah?" Dia terus menciumku.
Sialan. Apa tak ada yang terlewat dari dia?
agar lebih mudah. Mengaitkan ibu jarinya ke celana jinsku, perlahan-lahan dia menurunkannya sampai
kakiku, dia merosot di belakangku sambil menurunkan celana jins dan celana dalamku ke lantai.
"Melangkahlah keluar dari celana jinsmu."
Mencengkeram pinggiran wastafel, aku melakukan hal itu. Aku sekarang benar-benar telanjang,
menatap diriku sendiri, dan dia berlutut di belakangku. Dia mencium kemudian menggigit dengan
lembut pantatku, membuatku terkesiap. Dia berdiri dan menatapku sekali lagi di cermin. Aku berusaha
keras untuk diam, mengabaikan kecenderungan alamiku untuk menutupi tubuhku. Dia melebarkan
tangannya diatas perutku, merentangkan tangannya menyusuri dari pinggul ke pinggul.
787
"Lihat dirimu. Kau begitu cantik," bisiknya. "Lihat bagaimana kamu merasakan." Dia menggenggam
kedua tanganku, jari-jarinya masuk di antara jari-jariku yang terentang. Dia menempatkan tangan kami
di perutku. "Rasakan betapa halus kulitmu."
Suaranya lembut dan rendah. Dia menggerakkan tangan kami membuat lingkaran lambat ke atas
menuju dadaku. "Rasakan bagaimana penuh payudaramu." Dia terus mengarahkan tanganku hingga
menangkup payudaraku.
Dengan lembut membelai putingku dengan ibu jarinya berulang-ulang.
Aku mengerang diantara bibirku yang terbuka dan punggungku melengkung hingga payudaraku mengisi
telapak tanganku. Dia meremas putingku diantara ibu jari kami, menarik lembut hingga bertambah
keras. Aku mengawasi dengan terpesona pada makhluk binal yang menggeliat di depanku. Oh terasa
nikmat. Aku merintih dan memejamkan mata, tidak lagi ingin melihat wanita di cermin dengan libido
yang berantakan di bawah tangannya sendiri ...
keahlian tangannya ... merasakan kulitku saat dia mengarahkan caranya bagaimana membangkitkan
gairah itu - hanya dengan sentuhannya, dan perintahnya yang tenang dan lembut.
"Benar, sayang," bisiknya.
788
Dia menuntun tanganku ke sisi tubuhku, menyusuri dari pinggang ke pinggulku, dan menyeberang ke
pangkal pahaku. Dia menggeser kakinya di antara kedua kakiku, mendorong untuk membuka kakiku,
dan mengarahkan secara bergantian kedua tanganku, mengikuti irama. Sangat erotis. Sesungguhnya aku
adalah bonekanya dan dia dalangnya.
"Lihat dirimu bercahaya, Anastasia," bisiknya sambil mencium dan menggigit lembut di sepanjang
bahuku.
Aku mengerang. Tiba-tiba dia melepaskan tangannya.
"Lanjutkan sendiri," dia memerintah, dan berdiri kembali menontonku.
Aku mengelus diriku sendiri. Tidak. Aku ingin dia yang melakukan. Rasanya tak sama. Aku tersesat
tanpa dia. Dia menarik kemejanya ke atas kepalanya dan dengan cepat melepas celana jinsnya.
"Kamu lebih suka aku yang melakukannya?" Mata abu-abunya terbakar menatapku di cermin.
"Oh ya ... kumohon," Aku mengambil napas.
Dia melingkarkan tangannya di sekitarku lagi dan mengambil tanganku sekali lagi, melanjutkan
belaian sensual di atas daerah paling sensitifku. Rambut dadanya menggesek punggungku, bagian
tubuhnya yang mengeras menekanku. Oh... tolong sekarang. Dia menggigit tengkukku, dan aku
memejamkan mata, menikmati segudang sensasi; leher, pangkal pahaku 789
... nuansa dia di belakangku.
Tiba-tiba dia berhenti dan memutar tubuhku, memegang kedua pergelangan tanganku dengan satu
tangan, memegang kedua tanganku di belakangku, dan menarik kuncirku dengan tangan satunya.
Mukaku memerah melihatnya, dan dia menciumku dengan liar, memporak-porandakan mulutku dengan
bibirnya. Menahanku diam di tempat.
Napasnya terengah-engah, begitu juga denganku.
"Kapan kamu mulai menstruasi, Anastasia?"
Tanyanya tiba-tiba saat menatap ke arahku.
"Err ... kemarin," gumamku dalam kondisi sangat terangsang.
"Bagus." Dia melepaskanku dan memutarku.
"Pegangan pada wastafel," dia memberi perintah dan menarik pinggulku kebelakang lagi, seperti yang
dia lakukan di ruang bermain, jadi aku membungkuk.
Dia menarik perekat diantara kakiku ... apa! Dan ...
dengan lembut menarik tamponku keluar dan melemparkan ke toilet terdekat. Sialan. Ya ampun ...
Astaga.
Kemudian dia dalam diriku ... ah! Langsung antara kulit dengan kulit ... pada awalnya bergerak
perlahan... dengan mudah, mengujiku, mendorongku 790
... oh. Aku pegangan diatas wastafel, terengah-engah, memaksa diri kembali pada dirinya, merasakan
dia dalam diriku. Oh siksaan yang terasa nikmat ...
tangannya menggenggam pinggulku. Dia membuat irama, masuk-keluar, dan tangannya menemukan
daerah paling sensitifku, memijatku ... oh ya ampun.
haruskah? Tidak, tidak. Aku bersandar dan menatapnya, dan dia menatap ke arahku, mata abu-abunya
lembut berawan.
"Tidak, tidak sama sekali."
Dia menyeringai.
"Bagus. Mari kita mandi."
Dia meluruskan tubuhnya di sekitarku,
menempatkanku di lantai saat dia bersiap untuk berdiri. Aku melihat lagi, bulat kecil, bekas luka
warna putih di dadanya. Itu bukan cacar air, aku merenung melamun. Grace pernah mengatakan, dia
tak pernah kena cacar air. Sialan ... itu pasti bekas luka bakar.
793
Luka bakar dari apa? Aku pucat karena sadar, shock dan rasa muak mengalir dalam diriku.
Dari rokok? Mrs. Robinson, ibu kandungnya, atau siapa? Siapa yang melakukan ini padanya? Mungkin
ada penjelasan yang masuk akal, dan aku beraksi secara berlebihan - harapan yang liar berkembang di
dalam dadaku semoga saja aku salah.
"Ada apa?" Mata Christian terbelalak seperti alarm.
"Bekas lukamu," bisikku. "Itu bukan dari cacar air."
Aku melihat dalam hitungan detik dia menutup ke bawah, sikapnya berubah dari santai, tenang, dan
santai, menjadi defensif - bahkan marah. Dia mengerutkan kening, wajahnya gelap dan mulutnya
menekan ke dalam garis keras menipis.
"Bukan, memang bukan bekas cacar air," bentak dia, tapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut. Dia
berdiri, memegang tanganku, dan menariku untuk berdiri.
"Jangan menatapku seperti itu." Suaranya dingin dan memarahi saat dia melepaskan tanganku.
Mukaku memerah, ditegur, dan menatap jari-jariku di bawah, dan aku tahu, aku tahu itu bekas rokok
seseorang yang di matikan ke dada Christian. Aku merasa mual.
"Apa dia melakukan itu?" Aku berbisik sebelum aku 794
bisa menahan diri.
Dia tak mengatakan apa-apa, jadi aku terpaksa menatapnya. Dia melotot padaku.
"Dia? Mrs. Robinson? Dia bukan binatang, Anastasia.
Tentu saja dia tak melakukan itu. Aku tak mengerti mengapa kau merasa harus menjelek-jelekkan dia."
Dia berdiri di sana, telanjang, telanjang bulat, dengan darahku pada tubuhnya ... dan kami akhirnya
melakukan percakapan ini. Dan aku telanjang juga
kami tak memiliki tempat untuk bersembunyi, kecuali mungkin bak mandi. Aku menarik napas dalam,
berjalan melewatinya, dan masuk ke dalam air.
Terasa nyaman dan hangat, menenangkan sekali.
Aku tenggelam dalam busa yang wangi dan menatap ke arahnya, bersembunyi di antara gelembung.
"Aku hanya ingin tahu apa kamu akan menjadi seperti itu jika kau tak bertemu dengannya. Jika dia tak
memperkenalkan ... um gaya hidupnya padamu."
Dia menghela napas dan masuk ke bak mandi diseberangku, rahangnya mengatup dengan ketegangan,
matanya dingin. Saat dia anggun menenggelamkan tubuhnya di bawah air, dia berhati-hati untuk tak
menyentuhku. Astaga apa aku telah membuatnya menjadi marah?
Dia menatap tanpa ekspresi padaku, wajahnya tak terbaca, tidak mengatakan apa-apa. Sekali lagi 795
kesunyian membentang diantara kami, tapi aku menahan pembicaraanku. Itu giliranmu Grey - Aku tak
mengalah kali ini. Bawah sadarku gugup, cemas menggigit kukunya - ini bisa berjalan dengan baik.
Christian dan aku saling menatap, tapi aku tidak mundur. Akhirnya, setelah apa yang terlihat seperti
satu milenium, dia menggelengkan kepala, dan dia menyeringai.
"Aku mungkin akan mengikuti jalan ibu kandungku, kalau bukan karena Mrs. Robinson."
Oh! Aku berkedip padanya. pecandu narkoba atau pelacur? Mungkin keduanya?
"Dia mencintaiku dengan cara aku anggap ...
diterima," tambahnya sambil mengangkat bahu.
Sialan, apa artinya itu?
"Diterima?" Bisikku.
"Ya." Dia menatap tajam padaku. "Dia mengalihkan perhatianku dari jalan yang rusak. Aku
menemukan diriku untuk mengikutinya. Ini sangat sulit untuk tumbuh dalam keluarga yang sempurna
ketika kamu tidak sempurna."
Oh tidak. Mulutku kering saat aku mencerna kata-katanya. Dia menatap kearahku, ekspresinya tak
terduga. Dia tak memberitahuku lagi. Betapa frustasinya. Di sisi yang paling dalam, aku 796
terguncang nada suaranya begitu benci pada dirinya sendiri. Dan Mrs. Robinson mencintainya.
Sialan ...
apakah dia masih mencintainya? Perutku terasa seperti sehabis ditendang.
"Apakah dia masih mencintaimu?"
"Ku pikir tidak, bukan seperti itu." Dia mengerutkan kening seolah dia tak pernah memikirkan gagasan
seperti itu. "Aku berkali-kali mengatakan itu terjadi sudah lama. Itu bagian dari masa lalu. Aku tak
bisa mengubahnya meskipun aku ingin. Dia
menyelamatkanku dari diriku sendiri." Dia jengkel dan tangannya mengacak-acak rambutnya yang
basah. "Aku tak pernah membahas ini dengan siapa pun." Dia berhenti sejenak, "Kecuali Dr. Flynn,
tentu saja. Dan satu-satunya alasan aku membicarakan ini padamu sekarang, adalah karena aku ingin
kau percaya padaku."
"Aku percaya padamu, tapi aku ingin tahu kamu lebih banyak lagi, dan setiap kali aku mencoba untuk
berbicara denganmu, kamu selalu mengalihkan perhatianku. Ada begitu banyak yang ingin aku
ketahui."
"Oh demi Tuhan, Anastasia. Apa yang ingin kau ketahui? Apa yang harus aku lakukan," matanya
terbakar, Dan meskipun dia tidak menaikkan suaranya, aku tahu dia berusaha untuk
mengendalikan amarahnya. Aku melirik cepat ke bawah pada tanganku, di bawah air jelas gelembung
797
sudah mulai menyebar.
"Aku hanya mencoba untuk memahami, kamu seperti misteri. Tidak seperti orang yang aku temui
sebelumnya. Aku senang kau bilang apa yang ingin aku ketahui."
Astaga - mungkin kosmopolitan itu yang membuatku semakin berani, tapi tiba-tiba aku merasa tidak
tahan berjauhan dengannya. Aku bergerak melalui air ke sisinya dan bersandar padanya jadi kita bisa
bersentuhan, kulit dengan kulit. Matanya tegang saat melihatku dengan hati-hati, seakan aku akan
menggigitnya. Yah, itu bisa memperbaiki keadaan.
Dewi batinku menatap padanya dengan tenang, merenung dengan heran.
"Tolong jangan marah padaku," bisikku.
"Aku tak marah padamu, Anastasia. Aku hanya tak terbiasa berbicara seperti ini - ini seakan
menyelidiki.
Aku hanya membicarakan ini dengan Dr Flynn dan dengan....." Dia berhenti dan mengerutkan kening.
"Dengan dia. Mrs. Robinson. Kamu berbicara dengannya?" Kataku cepat, mencoba untuk
mengendalikan emosiku sendiri.
meskipun pernikahannya kacau - tapi hubungan kami pada sisi itu sudah berakhir."
Astaga - bagian lain aku tak bisa mengerti. Dia juga sudah menikah. Bagaimana mereka bisa
melakukan itu begitu lama?
"Dan orang tuamu tak pernah tahu?"
"Tidak," geram dia. "Aku sudah bilang ini padamu."
Dan aku sudah tahu tentang hal itu. Aku tak bisa meminta pertanyaan lebih lanjut tentang dia karena
dia akan meninggalkan aku.
800
"Apa sudah selesai?" Bentak dia.
"Untuk sekarang ya."
Dia mengambil napas panjang dan tampak santai di depanku, seperti sebuah beban berat atau
semacamnya diangkat dari pundak.
"Baik sekarang giliranku," dia bergumam, dan tatapannya berubah seperti baja, spekulatif. "Kamu
tak menanggapi emailku."
Mukaku langsung memerah. Oh, aku benci sorotan ditujukan padaku, dan tampaknya dia akan marah
setiap kali kita berdiskusi. Aku menggelengkan kepala. Mungkin seperti itu bagaiman perasaanya
tentang tentang pertanyaanku, dia tidak terbiasa ditantang. Maksudnya adalah pengungkapannya sangat
mengganggu, dan mengerikan.
"Aku akan menjawab. Tapi sekarang kau di sini."
"Apa kau lebih senang aku tidak disini?" Dia bernafas, ekspresinya tenang lagi.
"Tidak, aku senang," bisikku.
"Bagus." Dia merasa lega, memberikan senyum dengan tulus. "Aku juga senang di sini terlepas dari
interogasimu. Jadi, sementara aku boleh diinterograsi olehmu, kau pikir kau bisa mengklaim
kekebalan 801
diplomatik hanya karena aku sudah terbang jauh-jauh untuk menemuimu? Aku tak percaya itu, Miss
Steele. Aku ingin tahu bagaimana perasaanmu."
Oh tidak ...
"Sudah kubilang. Aku senang kau di sini. Terima kasih telah datang sejauh ini," kataku lemah.
"Dengan senang hati, Miss Steele." Matanya bersinar saat dia membungkuk dan menciumku dengan
lembut. Aku merasa diriku menanggapi secara otomatis. Airnya masih hangat, kamar mandi masih
beruap. Dia berhenti dan menjauh sedikit, menatap ke arahku.
"Tidak. Aku pikir aku ingin beberapa jawaban terlebih dahulu sebelum kita melakukan lagi."
Lagi? Ada kata itu lagi. Dan dia ingin jawaban ...
jawaban untuk apa? Aku tak punya rahasia masa lalu
- aku tak memiliki masa kecil yang mengerikan. Apa yang dia ingin tahu tentangku yang dia belum
ketahui?
Aku menghela napas, pasrah.
"Apa yang ingin kau tahu?"
"Nah, bagaimana perasaanmu tentang kesepakatan yang akan kita jalani, sebagai pertanyaan awal."
802
Aku berkedip padanya. Saatnya permainan truth or dare - bawah sadar dan dewi batinku melirik
dengan gugup satu sama lain. Sialan, mari kita jujur saja.
"Kupikir aku tak bisa melakukan untuk jangka waktu yang lama. Sepanjang akhir pekan aku menjadi
seseorang yang bukan diri sendiriku." Mukaku memerah dan menatap tanganku.
Dia mengangkat daguku, dan dia menyeringai ke arahku, geli.
"Tidak, aku juga berpikir kau tak bisa menjadi orang lain."
Dan sebagian dari diriku merasa sedikit tersinggung dan tertantang.
"Apa kau menertawakanku?"
"Ya, tapi dengan cara yang baik," katanya dengan sedikit tersenyum.
Dia membungkuk dan menciumku dengan lembut, dengan singkat.
"Kau bukan seorang submisif yang hebat," dia mengambil nafas sambil memegang daguku, matanya
menari-nari dengan humor.
Aku menatapnya terkejut, kemudian aku tertawa dan dia bergabung denganku.
803
"Mungkin aku tidak memiliki guru yang baik."
Dia mendengus.
"Mungkin. Mungkin aku harus lebih tegas denganmu." Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi.
Dan memberiku senyum licik.
Aku menelan ludah. Astaga, tidak. Tapi pada saat yang sama, ototku mengencang nikmat jauh di dalam
sana.
Ini adalah cara dia menunjukkan bahwa dia peduli
Aku menyadari itu. Dia menatapku, mengukur reaksiku.
"Apa terasa sakit saat pertama kali aku memukulmu?"
Aku memandang ke arahnya, berkedip. Apakah terasa sakit? Aku ingat merasa bingung dengan
reaksiku.
Sakit, tapi tidak banyak saat mengingat itu kembali.
Dia mengatakan berulang-ulang di kepalaku. Dan kedua kalinya ... Yah, itu nggak apa-apa... panas.
"Tidak, tidak juga," bisikku.
"Punya pemikiran lebih dari itu?" Dia meminta.
"Kukira. merasa nikmat, saat seseorang tidak seharusnya merasakan seperti itu."
804
"Aku ingat merasakan hal yang sama. Perlu waktu untuk mendapatkan pemikiran seputar itu."
Sialan. Ini adalah berkaitan saat dia masih anak-anak.
"Kau selalu bisa menggunakan kata aman, Anastasia.
Jangan lupakan itu. Dan, selama kau mengikuti semua aturan, yang mana memuaskan kebutuhan
mendalamku untuk mengontrol dan agar membuatmu jadi aman, mungkin kita bisa menemukan jalan ke
depan."
"Mengapa kau perlu untuk mengontrolku?"
"Karena itu bisa memenuhi kebutuhan dalam diriku yang tak terpenuhi pada masa pertumbuhanku
dulu."
"Jadi itu seperti bentuk terapi?"
"Aku tidak memikirkannya seperti itu, tapi ya, aku kira itu bisa."
Aku mengerang, menutup mataku, dan aku menyukai sensasi ini, perasaan diregangkan karena penuh.
Dia melenturkan pinggulnya, dan aku terkesiap, bersandar ke depan, beristirahat sejenak, dahiku
menempel ke dahinya.
"Tolong biarkan tanganku lepas," bisikku.
"Jangan menyentuhku," dia memohon, dan melepaskan pergelangan tanganku, dia meraih pinggulku.
Bertumpu pada pinggiran bak mandi, aku 807
bergerak ke atas dan kemudian turun perlahan-lahan, membuka mataku untuk menatapnya. Dia
memperhatikanku. Mulutnya sedikit terbuka, nafasnya terhenti, kaku - lidahnya diantara giginya.
Dia terlihat begitu ... panas. Kami basah dan licin dan bergerak terhadap satu sama lain. Aku
membungkuk dan menciumnya. Dia menutup matanya. Sementara, aku membawa tanganku hingga
kepalanya dan jariku meremas-remas rambutnya, tak melepas bibirku dari mulutnya. Hal ini masih
dibolehkan. Dia menyukai ini. Aku juga suka. Dan kita bergerak bersama. Aku menarik rambutnya,
mendorong kepalanya ke belakang dan memperdalam ciuman, menaiki dia lebih cepat, mempercepat irama. Aku mengerang pada mulutnya. Dia mulai mengangkatku lebih cepat,
lebih cepat lagi... memegang pinggulku. Membalas ciumanku. Kita adalah mulut dan lidah yang basah,
rambut kusut, dan pinggul bergerak. Semua sensasi ...
semua menyita lagi.
Aku sudah dekat ... aku mulai menyadari rasa mengencang nikmat ini... bertambah cepat. Dan air ...
berputar-putar di sekitar kita, pusaran air kita sendiri, seperti pusaran yang diaduk karena gerakan
kami menjadi lebih gila-gilaan... air tumpah di mana-mana, mencerminkan apa yang terjadi di dalam
diriku ... dan aku tak peduli.
Aku mencintai pria ini. Aku suka gairahnya, efek yang aku miliki atas dirinya. Aku suka bahwa dia
terbang sejauh ini untuk menemuiku. Aku suka bahwa dia peduli padaku ... dia sangat peduli. Ini 808
sangat tidak terduga, begitu menyenangkan.
Dia adalah milikku, dan aku adalah miliknya.
"Benar, sayang," dia mengambil nafas.
Dan aku ke;uar, orgasme merobek melaluiku, penuh gejolak, penuh gairah, puncak yang menelanku
secara keseluruhan. Dan tiba-tiba Christian memelukku sanagt erat ... kedua lengannya memeluk
punggungku saat dia menemukan pelepasannya.
"Ana, sayang!" Dia berteriak, dan itu panggilan liar, mengharukan yang menyentuh kedalaman jiwaku.
***
Kami berbaring saling menatap, mata abu-abunya menjadi biru, bertatap muka, di atas ranjang super
king, kami berdua memeluk bantal, kami saling berhadapan. Telanjang. Tidak menyentuh. Hanya
melihat dan mengagumi, ditutupi oleh selimut.
"Apa kamu ingin tidur?" Christian bertanya, suaranya lembut. Dia sangat tampan, perpaduan warna
rambutnya sangat jelas terhadap sarung bantal katun Mesir warna putih, mata abu-abu membara,
ekspresif.
Dia kelihatan khawatir.
"Tidak, aku tak lelah." Aneh aku merasa berenergi.
Saat yang tepat untuk bicara - Aku tak boleh berhenti.
809
"Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya dia.
"Bicara."
Dia tersenyum.
"Tentang apa?"
"Sesuatu."
"Sesuatu apa?"
"Kamu."
"Ada apa denganku?"
"Apa film favoritmu?"
Dia menyeringai.
"Hari ini adalah 'The Piano'."
Senyumnya menular.
"Tentu saja. Bodohnya aku. Demikian menyedihkan, skor yang menarik, tak diragukan lagi karena kau
bisa memainkannya? Begitu banyak prestasi, Mr.
Grey."
"Dan yang terbesar salah satunya adalah kamu, Miss Steele."
810
Aku menyeringai.
"Yah, aku mungkin membiarkanmu melakukannya itu lagi."
"Oh, aku harap begitu, Miss Steele. Akhir pekan ini?"
"Oke," Aku setuju, malu-malu.
"Oke?"
"Ya. Aku akan pergi ke Red Room of Pain lagi."
"Kamu memanggil namaku."
"Itu membuatmu terkejut?"
814
"Fakta bahwa aku menyukai keterkejutanku."
"Christian."
Dia menyeringai.
"Aku ingin melakukan sesuatu besok." Matanya bersinar penuh kegembiraan.
"Apa?"
"Sebuah kejutan. Untukmu." Suaranya pelan dan lembut.
Aku mengangkat alis dan menahan keinginan menguap pada saat yang sama.
"Apa aku membuatmu bosan, Miss Steele?" Nadanya tajam.
"Tidak pernah."
Dia membungkuk dan mencium lembut bibirku.
"Tidurlah," perintahnya, kemudian mematikan lampu.
Suasana tenang, aku memejamkan mata, kehabisan tenaga dan merasa puas, aku pikir aku di tengah
cuaca yang buruk. Dan meskipun semua yang dikatakan, dan apa yang tidak dikatakan dia, kupikir 815
aku belum pernah merasa begitu bahagia seperti saat ini.
816
Christian berdiri di sangkar baja. Mengenakan celana jins robek yang lembut, dada dan kakinya
telanjang, dan dia menatapku. Tersenyum karena leluconnya sendiri, terukir di wajah tampannya dan
mata abu-abunya meleleh. Di tangannya, dia memegang semangkuk stroberi.
Dia berjalan seenaknya dengan postur tubuh atletis yang anggun menuju bagian depan sangkar,
menatap tajam padaku. Sambil mengangkat stroberi yang sudah matang, dia mengulurkan tangannya
melalui jeruji.
"Makan," katanya, lidahnya membelai bagian depan langit-langit mulutnya sambil mengucapkan 'n'.
Aku mencoba bergerak ke arahnya, tapi aku terikat, ditahan oleh beberapa kekuatan yang tak terlihat
di sekitar pergelangan tanganku, menahanku. Lepaskan aku.
"Ayo, makan," katanya dengan senyum miringnya.
Aku menarik dan menarik ... Lepaskan aku! Aku ingin menjerit dan berteriak, tapi tak ada suara yang
muncul. Aku jadi bisu. Ia mengulurkan lebih jauh lagi, dan stroberi sampai dibibirku.
"Makan, Anastasia." Mulutnya menyebut setiap suku kata namaku dengan sensual.
Aku membuka mulut dan menggigit, sangkarnya tiba-817
tiba menghilang, dan tanganku bebas. Aku mengulurkan tangan untuk menyentuhnya, jari-jariku
menyentuh rambut dadanya.
"Anastasia."
Tidak, aku mengerang.
"Ayo, Sayang."
Tidak. Aku ingin menyentuhmu.
"Bangun."
Tidak. Tolong. Mataku berkedip dengan enggan membuka untuk sekian detik. Aku di tempat tidur dan
seseorang mengendus telingaku.
"Bangun, sayang," dia berbisik, dan pengaruh suaranya yang merdu menyebar seperti karamel hangat
meleleh melalui pembuluh darahku.
Ini Christian. Astaga, masih gelap, dan bayangan dia di mimpiku terus berlanjut, meresahkan dan
menggoda di kepalaku.
"Oh ... tidak," erangku. Aku ingin kembali ke dadanya, kembali ke mimpiku. Mengapa dia
membangunkan aku?
Sepertinya masih tengah malam. Sialan. Apa dia ingin seks - sekarang?
818
"Waktunya bangun, sayang. Aku akan menyalakan lampu samping." Suaranya tenang.
"Tidak," aku mengerang.
"Aku ingin mengejar fajar denganmu," katanya, dia mencium wajahku, kelopak mataku, ujung
hidungku, mulutku, dan aku membuka mata. Lampu samping menyala. "Selamat pagi, cantik," bisiknya.
Aku mengeluh, dan dia tersenyum.
"Kau bukan orang yang suka bangun pagi," bisiknya.
Melalui cahaya yang redup, aku memicingkan mata dan melihat Christian membungkuk, tersenyum.
Geli.
Geli melihatku. Sudah berpakaian! Warna hitam.
"Aku pikir kau menginginkan seks," aku menggerutu.
"Anastasia, aku selalu menginginkan seks denganmu.
Rasanya menyenangkan mengetahui bahwa kau merasakan hal yang sama," katanya datar.
Aku memandang dia saat mataku sudah bisa menyesuaikan dengan cahaya, tapi dia masih terlihat geli
... syukurlah.
"Tentu saja aku menginginkannya, hanya saja tidak pada waktu yang masih terlalu larut."
819
"Ini bukan masih larut, ini sudah pagi. Ayo kau harus bangun. Kita akan jalan-jalan keluar. Nanti aku
akan menagih seksnya nanti."
"Aku tadi bermimpi menyenangkan," aku merengek.
"Mimpi tentang apa?" Tanyanya dengan sabar.
"Kamu." Aku tersipu.
"Apa yang aku lakukan kali ini?"
"Mencoba menyuapiku dengan buah stroberi."
Bibirnya berkedut bekas tanda tersenyum.
"Dr. Flynn mungkin senang mendengar itu. Cepat berpakaian. Tak usah mandi, kita bisa melakukannya
nanti."
Kita!
Aku duduk, dan selimutnya turun di pinggangku, memperlihatkan sebagian tubuhku. Dia berdiri untuk
memberiku ruang, matanya gelap.
"Jam berapa sekarang?"
"5:30 pagi."
"Terasa seperti masih jam 03:00 pagi."
820
"Kita tak punya banyak waktu. Aku sudah membiarkan kau tidur selama mungkin. Ayolah."
"Tidak bisakah aku mandi?"
Dia mendesah.
"Jika kau mandi, aku ingin mandi bersamamu, kau dan aku tahu apa yang akan terjadi setelahnya kita
harus berangkat pagi-pagi ini. Ayolah."
Dia begitu semangat. Seperti anak kecil, dia menjadi penuh harap dan semangat.Yang membuatku
tersenyum.
"Apa yang akan kita lakukan?"
"Ini kejutan. Seperti yang sudah aku katakan."
Aku tak tahan untuk tak tersenyum ke arahnya.
"Oke." Aku merangkak keluar dari tempat tidur dan mencari pakaianku. Tentu saja semuanya sudah
terlipat rapi di kursi samping tempat tidurku. Dia menata sepasang celana boxer jersey Ralph Laurennya juga. Aku mengenakan boxernya, dan dia nyengir melihatku. Hmm, sepotong pakaian dalam
Christian Grey yang lain sebuah piala untuk menambah koleksiku - beserta dengan mobil,
BlackBerry, Mac, jaket hitam, dan satu set novel tua edisi pertama yang sangat berharga. Aku
menggeleng kepala pada kemurahan hatinya, dan aku mengerutkan kening 821
mengingat adegan dari Tess melintasi pikiranku: adegan stroberi. Itu muncul dalam mimpiku. Persetan
dengan Dr. Flynn - Freud akan senang menelitinya dan mungkin dia sudah meninggal mencoba menangani masalah Fifty Shades.
"Aku akan memberimu ruang sekarang karena kau sudah bangun." Christian Keluar menuju ruang
tamu, dan aku masuk ke kamar mandi. Aku punya kebutuhan untuk mencuci dengan segera. Tujuh menit
kemudian, Aku sudah berada di ruang tamu, menggosok badan, menyikat gigi dan memakai jeans,
kamisolku, dan celana dalam Christian Grey.
Christian melirik ke atas dari meja makan kecil di mana dia sedang sarapan. Sarapan! Astaga, saat
ini.
"Makanlah," katanya.
Ya ampun ... mimpiku. Aku melongo padanya, memikirkan lidahnya di langit-langit mulutnya.
Hmm, lidahnya yang ahli.
"Anastasia," katanya dengan tegas, menarikku keluar dari lamunan.
Ini benar-benar masih terlalu pagi bagiku. Bagaimana aku bisa makan?
"Aku akan minum teh. Bisakah aku mendapatkan croissant untuk nanti?"
Matanya curiga menatapku, dan aku tersenyum 822
sangat manis.
"Jangan memperagakan pertunjukan didepanku, Anastasia," dia memperingatkan dengan lembut.
"Aku akan makan nanti saat perutku sudah bangun.
Sekitar 07:30 ... oke?"
"Oke." Dia menatap kearahku.
Sejujurnya. Aku harus berkonsentrasi keras untuk tak mencibir ke arahnya.
"Aku ingin memutar mata padamu."
"Silahkan saja, lakukan, dan kamu akan membuat hariku jadi lengkap," katanya tegas.
Aku menatap langit-langit.
"Yah, kukira pukulan dipantat bisa membangunkanku." Aku mengerutkan bibir dengan tenang.
Mulut Christian menganga.
"Di sisi lain, aku tak ingin kau jadi panas dan terganggu, karena cuaca di sini sudah cukup hangat."
Aku mengangkat bahu acuh tak acuh.
Christian menutup mulutnya dan berusaha sangat keras untuk tak terlihat senang, tapi usahanya sia-823
sia, Aku bisa melihat humor yang bersembunyi di belakang matanya.
"Kau, seperti biasa, suka menantang, Miss Steele.
Minum tehmu."
Aku melihat label Twinings, dan didalam hatiku bernyanyi. Lihat, dia sangat peduli, alam bawah
sadarku menyeringai padaku. Aku duduk berhadapan dengannya, minum sambil melihat keindahannya.
Apakah aku akan merasa cukup dari pria ini?
Saat kami meninggalkan ruangan, Christian melempar sweter padaku.
"Kau akan membutuhkan itu."
Aku menatapnya, bingung.
"Percayalah." Dia menyeringai, membungkuk dan mencium bibirku dengan cepat, kemudian meraih
tanganku dan kami berjalan keluar.
Di luar, relatif dingin, belum begitu terang masih menjelang fajar, petugas valet memberikan pada
Christian satu set kunci mobil sport mengkilat dengan warna lembut. Aku mengangkat alis pada
Christian, dan dia menyeringai ke arahku.
"Kau tahu, kadang-kadang sangat menyenangkan untuk menjadi diriku sendiri," katanya dengan senyum
konspirasi tapi puas bahwa aku hanya tak 824
bisa membantu menyamai. Dia begitu mudah dicintai pada saat dia berkelakar dan santai. Dia
membuka pintu mobil untukku dengan cara membungkuk secara berlebihan, dan aku naik. Dia sedang
dalam suasana hati yang bagus.
"Kita mau kemana?"
"Nanti kau akan tahu." Dia menyeringai saat dia mengendarai mobil, dan kami keluar menuju
Savannah Parkway. Dia memprogram GPS dan menekan sebuah tombol di roda kemudi dan suara
orkestra klasik menggema didalam mobil.
"Apa ini?" Aku bertanya dengan manis, suara yang merdu dari ratusan senar biola assails.
"Ini dari La Traviata. Sebuah opera karya Verdi."
Oh, ... itu sangat indah.
"La Traviata? Aku sudah pernah mendengar itu. Aku lupa dimana pernah mendengar itu. Apa
maksudnya?"
Christian melirikku dan nyengir.
"Yah, secara harfiah, wanita yang disesatkan. Berasal dari buku Alexander Dumas, La Dame aux
Camelias."
Elena! Brengsek. Setan satu ini memiliki nama dan terdengar sangat asing. Sebuah bayangan
menggoda, perempuan nakal berkulit pucat dengan rambut hitam lurus dan bibir merah ruby terlintas
masuk ke dalam pikiran, dan aku tahu bahwa dia cantik. Aku tak boleh diam. Aku tak boleh diam.
"Apa yang terjadi dengan empat lainnya?" Aku bertanya untuk mengalihkan perhatianku.
"Begitu ingin tahu, begitu bersemangat mendapat informasi, Miss Steele," dia menegur dengan
bercanda.
"Oh, Mr. Kapan Kamu Menstruasi?"
829
"Anastasia seorang pria perlu mengetahui hal itu."
"Benarkah begitu?"
"Aku harus melakukan itu."
"Kenapa?"
"Karena aku tak ingin kau hamil."
"Aku juga tidak! Yah, tidak untuk beberapa tahun lagi."
Christian berkedip kaget, kemudian tampak santai.
Oke. Christian tak menginginkan anak.
Sekarang atau tidak pernah sama sekali? Aku tiba-tiba terguncang, belum pernah ada yang menyerang
sebelumnya dari keterbukaannya. Mungkin masih terlalu pagi? Ada sesuatu dengan air Georgia?
Udara Georgia? Apa lagi yang ingin ketahui? Carpe Diem.
"Jadi empat lainnya, apa yang terjadi?" Aku bertanya.
"Salah satu bertemu dengan orang lain. Tiga lainnya ingin lebih. Aku belum mengnginkan lebih."
"Dan yang lainnya?" Aku mendesaknya.
Dia melirikku sebentar dan hanya menggeleng.
"Hanya tidak berhasil."
830
Wah, seember-beban informasi untuk diproses. Aku melirik cermin di samping mobil, dan aku melihat
lingkaran lembut warna merah jambu dan warna biru laut diatas langit di belakang. Fajar mengikuti
kita.
"Kita akan menuju kemana?" Aku bertanya, bingung, menatap keluar pada I-95. Kami menuju selatan,
itu saja yang aku tahu.
"Lapangan terbang."
"Kita tak akan kembali ke Seattle, kan?" Aku terkesiap, terkejut. Aku belum mengatakan selamat
tinggal pada ibuku. Astaga, dia mengharapkan kita untuk makan malam.
Dia tertawa.
"Tidak, Anastasia, kita akan menikmati hobi favorit keduaku."
"Kedua?" Aku mengerutkan kening padanya.
"Yap. Aku sudah bilang favoritku pagi ini."
Aku melirik profilnya yang hebat, mengerutkan kening, aku memeras otak.
"Memanjakan dirimu, Miss Steele, harus menjadi puncak dari daftarku. Dengan cara apapun aku bisa
mendapatkanmu."
831
Oh,
"Yah itu cukup tinggi di daftar pengalihanku, prioritas ganjil juga." Gumamku, memerah.
"Aku senang mendengarnya," gumamnya datar.
"Jadi, lapangan udara?"
Dia nyengir.
"Membubung."
Istilah itu seperti lonceng samar-samar berbunyi. Dia pernah menyebutkan sebelumnya.
"Kita akan mengejar fajar, Anastasia." Dia berbalik dan menyeringai padaku saat GPS menunjukkan
arah untuk berbelok ke kanan menuju tempat seperti sebuah kompleks industri. Dia berhenti di depan
bangunan besar bercat putih dengan papan tulisan Brunswick Soaring Association.
Gliding! Kita akan terbang layang?
Dia mematikan mesin.
"Kamu siap untuk ini?" Tanya dia.
"Kau terbang?"
832
"Ya."
"Ya, aku mau!" Aku tak ragu. Dia menyeringai dan membungkuk ke depan dan menciumku.
"Pertama kali lainnya, Miss Steele," katanya sambil keluar dari mobil.
Pertama? Jenis pertama apa? Pertama kali terbang glider ... sial! Tidak - dia mengatakan sudah
pernah melakukan sebelumnya. Aku rileks. Dia jalan memutar dan membuka pintuku. Langit telah
berubah seperti batu opal yang halus, berkilau dan bersinar lembut di balik awan yang sporadis
kekanak-kanakan. Fajar diatas kita.
Mengambil tanganku, Christian membawaku memutari bangunan besar yang permukaannya dilapisi
dengan aspal di mana ada beberapa pesawat yang diparkir. Di samping sebuah pesawat ada seorang
pria dengan rambut dicukur rapi dan matanya tampak liar, ditemani Taylor.
Taylor! Bisakah Christian pergi kemana-mana tanpa pria itu? Aku tersenyum padanya, dan dia
tersenyum ramah membalasku.
"Mr. Grey, ini pilot penarik anda, Mr. Mark Benson,"
kata Taylor. Christian dan Benson berjabat tangan dan memulai percakapan, yang terdengar masalah
teknis mengenai kecepatan angin, arah, dan sejenisnya.
833
"Halo, Taylor," gumamku malu-malu.
"Miss Steele." Dia mengangguk memberi salam padaku, dan aku mengerutkan kening. "Ana," dia
mengoreksi. "Dia seperti berada di neraka beberapa hari terakhir ini. Rasanya senang kita berada
disini,"
katanya penuh rahasia.
Oh, ini adalah berita baru - Kenapa? Tentu saja bukan karena aku! Pengungkapan hari Kamis! Pasti
ada sesuatu didalam air Savannah yang membuat pria-pria ini agak sedikit santai.
"Anastasia," Christian memanggilku. "Ayo." Dia mengulurkan tangannya.
"Sampai nanti." Aku tersenyum pada Taylor, dan memberiku homat dengan cepat, dia kembali menuju
tempat parkir.
"Mr. Benson, ini pacarku Anastasia Steele."
"Senang bertemu denganmu," bisikku saat kami berjabat tangan.
Aku mengangguk.
"Kau ingin aku mengikat rambutku ke keatas?"
"Ya."
Aku segera melakukan apa yang dia katakan.
"Kau naik dulu," perintah Christian. Dia masih sangat bossy. Aku segera naik ke belakang.
"Jangan, yang di depan. Pilot duduk di belakang."
836
"Tapi kau tak akan bisa melihat."
"Aku akan bisa melihat banyak." Dia menyeringai.
Kupikir aku belum pernah melihat dia begitu gembira, sangat bossy, begitu bahagia. Aku naik, dan
duduk di kursi yang terbuat dari kulit. sangat mengejutkan ternyata rasanya nyaman. Christian
membungkuk, menarik harness diatas bahuku, menjangkau sabuk yang dibawah kedua kakiku, dan
memasukkan ke dalam pengikat yang terletak diatas perutku. Dia mengencangkan semua tali
penahannya.
"Hmm, dua kali terjadi di satu pagi, aku seorang pria yang sangat beruntung," bisiknya dan menciumku
dengan cepat.
"Tak akan lama kurang lebih dua puluh sampai tiga puluh menit. Thermal tak terlalu bagus pada pagi
hari, tapi sangat menakjubkan di atas sana pada jam seperti ini. Aku harap kau tak gugup."
"Terlalu bersemangat." Kataku berseri-seri.
Darimana senyum konyol ini berasal? Sebenarnya, bagian dalam diriku sangat ketakutan. Dewi
batinku berada di bawah selimut di belakang sofa.
"Bagus." Dia menyeringai kembali, membelai wajahku, lalu menghilang dari pandanganku.
Aku mendengar dan merasakan gerakannya saat dia 837
memanjat naik di belakangku. Tentu saja dia mengikatku begitu erat agar aku tak bisa menengok
kebelakang untuk melihatnya ... seperti biasanya!
Kami masih di-apron. Di depanku ada beberapa tombol diatas panel dan tuas dan stick yang besar.
Aku membiarkan saja dan tak berani menyentuh.
Mark Benson muncul dengan senyum ceria sambil memeriksa taliku dan mencondongkan tubuhnya dan
ini dia ... hanya setelah fajar, dan aku di dalamnya, dengan Christian.
Tiba-tiba, aku teringat dengan pameran Jos itu.
Hmm. Aku perlu untuk memberitahu Christian. Aku ingin tahu sekilas bagaimana dengan reaksinya.
Tapi aku tak ingin khawatir tentang itu, tidak sekarang Aku ingin menikmati pengalaman ini. Telingaku berdengung saat kita berada di ketinggian, dan
semakin jauh dari daratan. Begitu damai. Aku benar-benar mengerti mengapa dia suka berada di sini.
Jauh dari BlackBerry-nya dan semua tekanan dari pekerjaannya.
Radio berbunyi, dan Mark menyebutkan 3.000 kaki.
Astaga, kedengarannya sangat tinggi. Aku cek kebawah, dan aku tak bisa lagi melihat secara jelas apa
saja yang ada di sana.
"Lepaskan," kata Christian ke radio, dan tiba-tiba Piper menghilang, dan tarikan sensasi pesawat
kecil itu tiba-tiba sudah tak ada lagi. Kami melayang, melayang di atas Georgia.
Astaga ini sangat menarik. Pesawat miring saat sayapnya dibawah kami berbelok, dan berputarputar menuju matahari. Seperti Icarus. Ini dia. Aku terbang mendekati matahari, tapi dia bersamaku,
840
memimpinku. Aku terkesiap saat menyadari. Kami berputar-putar dan berputar-putar, pemandangan
sinar pagi yang spektakuler.
"Pegang erat-erat!" Dia berteriak, dan kita menukik lagi - hanya saja kali ini dia tidak berhenti. tibatiba, aku terbalik, melihat tanah melalui bagian atas kanopi kokpit.
Aku menjerit keras, tanganku secara otomatis tak terkontrol, tanganku secara otomatis terentang pada
Perspex menahan supaya aku tak jatuh. Aku bisa mendengarnya tertawa. Brengsek! Tapi
kegembiraannya menular, dan aku tertawa saat dia membalikan pesawat lagi.
"Aku senang aku tidak sarapan!" Teriakku padanya.
"Ya, bisa dipikir-pikir, ada baiknya kau tak makan, karena aku akan melakukannya lagi."
Dia memiringkan pesawat sekali lagi sampai kita terbalik. Kali ini, karena aku sudah siap, aku
bertahan pada harnessku, dan itu membuatku tersenyum dan tertawa seperti orang bodoh. Dia
membalikkan pesawat sekali lagi.
"Indah, bukan?" Dia berteriak.
"Ya."
Kami melayang, menukik dengan anggun di udara, 841
mendengarkan angin dan kesunyian, dalam cahaya pagi hari. Siapa yang bisa meminta lebih?
"Lihat joy-stick di depanmu?" Dia berteriak lagi.
Aku melihat stick yang bergerak sedikit di antara kedua kakiku. Oh tidak, Apa yang dia inginkan
dengan ini?
"Ambil dan tahan."
Oh sial. Dia akan membuatku menerbangkan pesawat. Tidak!
"Ayo, Anastasia. Ambil," dia mendesakku lebih keras.
Untuk sementara, aku memahaminya dan merasakan terempas dan oleng dari apa yang aku anggap
pengaruh dari kemudinya dan tongkat atau apapun yang membuat ini tetap di udara.
"Pegang erat-erat ... pertahankan supaya tetap stabil.
Lihat tombol tengah di depan? Jaga jarumnya tetap ditengah."
Hatiku berada di mulutku. Sialan. Aku
menerbangkan glider ... aku membubung.
"Gadis pintar." Christian kedengaran senang.
"Aku kagum kau membiarkanku memegang kontrol,"
aku berteriak.
842
"Kau akan menjadi kagum bagaimana aku membiarkan kau melakukan itu, Miss Steele.
Kembalikan padaku sekarang."
Tiba-tiba aku merasakan gerakan pada joystick, dan aku melepaskan saat kita berputar-putar turun
beberapa kaki, telingaku mulai berdengung lagi.
Daratan semakin dekat, dan rasanya kita akan menghantam tanah tak lama lagi. Astaga, sangat
menakutkan.
"BMA, ini BG N Papa 3 Alpha, memasuki arah angin kiri runway 7 menuju landasan, BMA."
Christian terdengar otoriter seperti biasa. Menara menjawab dia melalui radio, tapi aku tak mengerti
apa yang mereka katakan. Kami melayang berputar lagi dalam lingkaran yang melebar, turun perlahanlahan ke landasan. Aku bisa melihat bandara, lajur pendaratan, dan kami terbang kembali ke I-95.
"Pegangan yang erat, sayang. Ini akan terasa seperti melonjak-lonjak."
Setelah berputar lagi kami miring, dan tiba-tiba kami sudah berada di landasan dengan suara
dentuman singkat, melaju sepanjang landasan - Astaga. Gigiku gemertak saat kami berbenturan dengan
kecepatan yang mengejutkan di landasan, sampai akhirnya kami berhenti. Pesawat bergoyang sedikit
kemudian miring ke kanan.
843
Aku mengambil nafas dalam-dalam sedangkan Christian membungkuk dan membuka tutup kokpit,
memanjat keluar dan meregangkaan tubuhnya.
"Bagaimana rasanya?" tanyanya, dan mata abu-abunya bersinar perak menyilaukan. Dia membungkuk
dan melepaskanku.
"Luar biasa. Terima kasih," bisikku.
"Apa itu artinya lagi?" Dia bertanya, suaranya diwarnai dengan harapan.
"Lebih dari cukup," aku mengambil napas, dan dia menyeringai.
"Ayo." Dia mengulurkan tangannya padaku, dan aku memanjat keluar dari kokpit.
Begitu aku keluar, dia menarikku dan memelukku, aku memerah. Tiba-tiba tangannya di rambutku,
menarik kepalaku miring kebelakang, dan tangan satunya turun ke punggungku. Dia menciumku, lama,
keras, dan penuh gairah, lidahnya di dalam mulutku.
Napasnya meningkat, gairahnya ... Sialan bagian tubuhnya mengeras ... kami masih di apron. Tapi
aku tak peduli. Tanganku memutar di rambutnya, aku menahannya. Aku menginginkan dia, di sini,
sekarang, di-apron. Dia menjauh dan menatap ke arahku, matanya sekarang gelap dan berkilau di
dalam cahaya pagi hari, penuh gairah, sensualitas 844
penuh kesombongan. Wow. Dia mengejutkanku.
"Sarapan," bisiknya, suaranya terdengar erotis penuh kenikmatan.
Bagaimana dia bisa membuat bacon dan telur terdengar seperti buah terlarang? Ini adalah
keterampilan luar biasa. Dia berbalik, menggenggam tanganku, dan kami kembali menuju mobil.
"Bagaimana dengan glidernya?"
"Seseorang akan mengurus itu?", Katanya acuh. "Kita akan makan sekarang." Nada suaranya tegas.
Makanan! Dia berbicara makanan, meski yang aku inginkan adalah dia.
"Ayo." Dia tersenyum.
Aku belum pernah melihat dia seperti ini, sangat menyenangkan untuk dilihat. Aku merasakan diriku
berjalan di sampingnya, bergandengan tangan, dengan senyum bodoh dan konyol yang terpampang di
wajahku. Semua ini mengingatkan aku saat aku berumur sepuluh tahun dan menghabiskan seharian di
Disneyland dengan Ray. Itu merupakan hari yang sempurna, dan hari ini aku yakin rasanya sama.
Kembali ke mobil, dan kita kembali kearah I-95
menuju Savannah, alarm ponselku berbunyi. Oh ya ...
pilku.
845
"Apa itu?" tanya Christian, penasaran, melirikku.
Aku merogoh kedalam tasku untuk mengambilnya.
"Alarm untuk minum pilku," aku bergumam hingga pipiku merah.
Bibirnya senyum naik keatas.
"Bagus, senang sekali. Aku benci kondom."
Mukaku memerah lagi. Dia sok menggurui seperti biasa.
"Aku suka saat kau memperkenalkanku pada Mark sebagai pacarmu," bisikku.
"Bukankah itu benar?" Dia mengangkat alis.
"Benarkah? Kupikir kau menginginkan seorang submisif."
"Ya, Anastasia, dan aku menginkan itu. Tapi aku sudah bilang, aku ingin lebih juga."
Oh. Dia datang seperti berputar-putar, dan harapan melonjak dalam diriku, meninggalkanku terengahengah.
"Aku sangat senang bahwa kau ingin lebih," bisikku.
846
"Kami bertujuan untuk menyenangkan, Miss Steele."
Dia menyeringai saat kami berhenti di International House of Pancakes.
"IHOP." Aku tersenyum ke arahnya. Aku tak percaya.
Siapa sangka ... Christian Grey berada di IHOP.
847
"Anastasia?" Dia menanyakan padaku, mengabaikannya, dan aku tak pernah berpikir bahwa ada
seseorang yang bisa meremas-remas gairahku seperti yang dilakukannya pada saat memanggil
namaku.
Aku menelan ludah, berdoa agar mukaku tidak 849
berwarna sama dengan Leandra yang malang.
"Aku sudah bilang, aku menginginkan apa yang kau inginkan." Aku menjaga agar suaraku lembut,
pelan, dan dia menatapku dengan kelaparan. Astaga, dewi batinku tak sadarkan diri. Apakah aku akan
mengikuti permainan ini?
Leandra melihat padaku dan kembali menatapnya lagi. Mukanya hampir sama dengan warna rambut
merah mengkilapnya.
"Haruskah aku memberi waktu kalian satu menit untuk memutuskan?"
"Tidak. Kita tahu apa yang kita inginkan." Mulut Christian berkedut dengan senyum kecil, yang sangat
seksi.
"Kami pesan dua porsi pancake buttermilk original dengan sirup maple dan bacon di sampingnya, dua
gelas jus jeruk, satu kopi hitam dengan susu skim, dan secangkir English breakfast tea, jika kau
punya,"
kata Christian, tak mengalihkan pandangan dariku.
"Terima kasih Sir. Apakah itu sudah semua?" bisik Leandra, pandangannya mencari-cari di antara
kita.
Kami berdua bergantian menatapnya, dan dia memerah lagi dan meninggalkan kami.
"Kau tahu itu benar-benar tak adil." Aku memperhatikan permukaan meja berlapis Formika, 850
menelusuri pola di atasnya dengan jari telunjukku, berusaha terdengar acuh tak acuh.
"Apa maksudnya tak adil?"
"Bagaimana kamu memperdaya orang-orang. Wanita.
Aku."
"Apa aku memperdayamu?"
Aku mendengus.
"Sepanjang waktu."
gumamku malu-malu.
"Aku tahu."
"Bagaimana kau tahu?"
"Percayalah. Aku baru saja melakukan." Dia menyeringai ke arahku. Dia menyembunyikan sesuatu.
Apa?
Pada saat itu, Leandra datang membawa sarapan dan pembicaraan kami langsung berhenti. Perutku
keroncongan, mengingatkanku bagaimana aku sangat kelaparan. Christian menonton dengan setuju saat
aku melahap semua yang ada di piringku.
"Bisakah aku mentraktirmu?" Aku meminta Christian.
"Mentraktirku bagaimana?"
"Membayar makanan ini."
Christian mendengus.
"Kuberpikir tidak." Dia mencemooh.
"Kumohon. Aku ingin membayar ini."
853
Dia mengerutkan kening padaku.
"Apa kau benar-benar mencoba untuk mengebiriku?"
"Mungkin disini satu-satunya tempat yang aku mampu membayar."
"Anastasia, Aku menghargai pemiikiran itu. Aku setuju. Tapi tidak."
Aku mengerutkan bibirku.
"Jangan cemberut," dia mengancam, matanya berkilauan tak senang.
***
Tentu saja dia tak bertanya alamat ibuku. Dia pasti sudah tahu, pria ini seorang penguntit. Saat
berhenti di depan rumah, aku tak berkomentar. Apa gunanya?
"Kau mau masuk?" Aku bertanya malu-malu.
"Aku harus bekerja, Anastasia, tapi aku akan kembali malam ini. Jam berapa?"
Aku mengabaikan tikaman kekecewaan yang tak diundang. Mengapa aku ingin menghabiskan setiap
menit dengan dewa seks yang suka mengontrol ini?
Oh ya, aku sudah jatuh cinta padanya, dan dia bisa terbang.
854
"Terima kasih ... untuk yang lebih itu."
"Sama-sama, Anastasia." Dia menciumku, dan aku menghirup bau Christian yang seksi.
"Sampai ketemu nanti."
"Cobalah menghentikanku," bisiknya.
Aku melambaikan selamat tinggal saat dia mengendarai mobilnya dengan cuaca cerah Georgia.
Aku masih mengenakan sweter dan celana dalamnya, dan aku merasa terlalu hangat.
Di dapur, ibuku sedang sibuk. Tidak setiap hari dia harus menjamu seorang multi milyuner, dan itu
membuatnya stres.
"Apa kabarmu, Sayang?" Tanya dia, dan mukaku memerah karena dia sudah tahu apa yang kulakukan
tadi malam.
"Baik. Christian mengajakku gliding tadi pagi." Aku harap informasi baru ini bisa mengalihkan
perhatiannya.
"Gliding? Seperti dalam pesawat kecil tanpa mesin?
Semacam meluncur?"
Aku mengangguk.
"Wow."
855
Dia termangu suatu gagasan yang luar biasa untuk ibuku. Dia melongo padaku, tapi akhirnya pulih
dengan sendirinya dan melanjutkan kembali pertanyaan pokoknya.
"Bagaimana tadi malam? Apa kau bicara?"
Astaga. Aku bertambah merah terang.
"Kami berbicara - semalam dan hari ini. Jadi semakin baik."
"Bagus." Ia mengalihkan perhatiannya kembali pada empat buku masakan yang terbuka di meja dapur.
"Ma ... jika kau mau, aku yang akan memasak malam ini."
"Oh, Sayang, kau baik sekali, tapi aku ingin mengerjakannya sendiri."
"Oke." Aku meringis, menyadari sepenuhnya bahwa masakkan ibuku ini kadang enak dan kadang
tidak.
Mungkin dia bertambah baik sejak dia pindah ke Savannah dengan Bob. Ada saat aku tak bisa
ditaklukkan siapapun bahkan dengan masakannya ...
siapa yang harus aku benci? Oh ya - Mrs. Robinson Elena. Yah, mungkin dia. Mungkinkah aku akan bertemu dengan wanita sialan itu?
856
Aku memutuskan segera mengirim ucapan terima kasih singkat untuk Christian.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Soaring sebaliknya malah sore(sakit)-ing Tanggal: 2 Juni 2011 10:20 EST
Untuk: Christian Grey
Kadang-kadang, Kau benar-benar tahu bagaimana menunjukkan pada seorang gadis cara bersenangsenang.
Terima kasih
Ana x
Dari: Christian Grey
Perihal: Soaring vs Sore(sakit)-ing Tanggal: 2 Juni 2011 10:24 EST
Untuk: Anastasia Steele
Aku akan membawa salah satu dari itu, selama
snoring(dengkuran)mu. Aku juga menikmatinya.
Tapi aku selalu menikmati saat aku bersamamu.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
Perihal: MENDENGKUR
857
Tanggal: 2 Juni 2011 10:26 EST
Untuk: Christian Grey
AKU TIDAK MENDENGKUR. Dan jika aku
mendengkur, kau sangat tak sopan untuk mengatakannya.
Kau bukan seorang gentleman Mr. Grey! Dan kau sedang berada di wilayah selatan amerika juga!
Ana
Dari: Christian Grey
Perihal: Menggigau
Tanggal: 2 Juni 2011 10:28 EST
Untuk: Anastasia Steele
Aku tak pernah mengaku menjadi seorang gentleman, Anastasia, dan kupikir aku sudah menunjukkan
itu padamu di berbagai kesempatan. Aku tak terintimidasi oleh huruf kapital TERIAKAN-mu. Tapi
aku akan mengakui kebohongan kecil: Tidak - Kamu tak mendengkur, tetapi kau berbicara. Dan itu
sangat menarik.
Apa yang terjadi dengan ciumanku?
Christian Grey
Cad & CEO, Grey Enterprises Holdings Inc Sialan. Aku tahu aku suka berbicara dalam tidurku.
Kate sering kali mengatakannya padaku. Apa yang 858
sudah aku katakan? Oh tidak.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Membuka rahasia
Tanggal: 2 Juni 2011 10:32 EST
Untuk: Christian Grey
Kau adalah orang yang tak senonoh dan brengsek pasti bukan seorang gentleman.
Jadi, apa yang aku katakan? Tak ada ciuman untukmu sampai kau berbicara!
Dari: Christian Grey
Perihal: Sleeping Beauty menggigau Tanggal: 2 Juni 2011 10:35 EST
Untuk: Anastasia Steele
Sangat tak sopan kalau aku mengatakan, dan aku sudah dimarahi untuk hal itu.
Tapi jika kamu berkelakuan baik, aku mungkin mengatakan padamu malam ini. Aku harus pergi rapat
sekarang.
Sampai ketemu, sayang.
Christian Grey
CEO, Orang yang tidak senonoh & Brengsek, Grey Enterprises Holdings Inc
Benar! Aku harus mempertahankan keheningan 859
suara hingga malam ini. Aku mengomel. Astaga.
Seandainya aku bilang aku membenci dia, atau lebih buruk lagi, bahwa aku mencintainya, dalam
tidurku.
Oh, aku harap tidak. Aku belum siap untuk mengatakan itu padanya, dan aku yakin dia belum siap
mendengarnya, apa dia ingin mendengarnya.
Aku cemberut di komputerku dan memutuskan apa yang aku masak, aku akan membuat roti.
Ibuku telah memutuskan akan memasak sup Gazpacho dan barbekyu dengan steak direndam minyak
zaitun, bawang putih, dan lemon. Christian suka daging, dan itu mudah membuatnya. Bob telah
mengajukan diri menjadi pria pemanggang BBQ. Ada apa dengan para pria dan api, aku merenungkan
saat aku mengikuti ibuku di supermarket membawa kereta belanja?
Saat kita menelusuri kabinet daging mentah, teleponku berdering. Aku segera mengambilnya, berpikir
mungkin saja Christian. Aku tak mengenali nomor tersebut.
"Halo?" Aku menjawab dengan menahan nafas.
"Anastasia Steele?"
"Ya."
"Aku Elizabeth Morgan dari SIP."
"Oh - Hai"
860
"Aku menelepon untuk menawarkan pekerjaan sebagai asisten Mr. Jack Hyde. Kami ingin kamu mulai
bekerja pada hari Senin."
"Wow. Bagus sekali. Terima kasih!"
"Kamu setuju dengan rincian gajinya?"
"Ya. Ya ... itu - Maksudku, aku menerima tawaranmu.
Aku ingin datang dan bekerja untukmu."
"Bagus. Kita akan bertemu pada hari Senin pagi jam 8:30?"
"Sampai ketemu lagi. Selamat tinggal. Dan terima kasih."
Aku tersenyum pada ibuku.
"Kau mendapat pekerjaan?"
Aku mengangguk dengan gembira, dan dia menjerit dan memelukku di tengah-tengah Publix
supermarket.
"Selamat, Sayang! Kita harus membeli sampanye!"
Dia bertepuk tangan dan melompat-lompat. Apakah dia berumur empat puluh dua atau masih dua
belas?
Aku melirik telepon dan cemberut, ada panggilan tak terjawab dari Christian. Dia tak pernah
meneleponku.
861
Aku langsung menelepon balik.
"Anastasia," jawab dia langsung.
"Hai," gumamku malu-malu.
"Aku harus kembali ke Seattle. Ada sesuatu yang mendadak. Sekarang aku dalam perjalanan ke Hilton
Head. Tolong mintakan maaf pada ibumu - aku tak bisa datang untuk makan malam," Dia terdengar
sangat resmi.
"Aku harap tak ada yang serius?"
"Aku punya situasi dimana aku harus menanganinya.
Sampai bertemu hari Jumat. Aku akan mengirim Taylor untuk menjemputmu dari bandara jika aku tak
bisa datang sendiri." Nadanya terdengar dingin.
Bahkan seperti marah. Tapi untuk pertama kalinya, aku tak langsung berpikir itu karena aku.
"Oke. Aku harap kau bisa menyelesaikan situasimu.
Semoga penerbanganmu aman."
"Kau juga, sayang," dia mengambil nafas, dan mendengar kata-kata itu, Christianku sejenak telah
kembali. Lalu dia menutup telepon.
Oh tidak. 'Situasi' terakhir yang dia miliki adalah keperawananku. Astaga, aku harap bukan seperti
itu.
Aku menatap ibuku. Sorak kegirangan sebelumnya telah berubah menjadi keprihatinan.
862
"Dari Christian, dia harus kembali ke Seattle. Dia meminta maaf."
"Oh! Sayang sekali, Sayang. Kita masih bisa makan barbekyu, dan sekarang kita memiliki sesuatu
untuk dirayakan - pekerjaan barumu! Kau harus memberitahuku semua tentang hal itu."
***
Sudah sore, Aku dan Ibuku berbaring di samping kolam renang. Ibuku benar-benar sangat santai
sekarang karena Mr. Jutawan tak jadi datang untuk makan malam. Saat aku berbaring di bawah sinar
matahari, berusaha untuk menghilangkan kulit pucatku. Aku berpikir tentang kemarin malam dan
sarapan hari ini. Aku berpikir tentang Christian, dan senyum konyolku tak mau mereda. Dan itu terus
menjalar di wajahku, tanpa diminta dan membingungkan, saat aku ingat percakapan kami yang
beragam dan apa yang kami lakukan ... apa yang dia lakukan.
Sepertinya ada perubahan pasang surut dalam sikap Christian. Dia membantah tapi - dia mengakui dia
berusaha untuk lebih. Apa yang bisa merubahnya?
Apa yang telah mengubahnya sejak dia mengirimkan email yang panjang dan saat aku melihatnya
kemarin? Apa yang dilakukannya? Aku tiba-tiba duduk, hampir menumpahkan minuman Dr. Pepperku. Dia makan malam dengan ... Dia. Elena.
863
Brengsek!
Kulit kepalaku seperti ditusuk-tusuk saat menyadari.
Apa Elena mengatakan sesuatu padanya? Oh ... harus menjadi seekor lalat yang menempel di dinding
selama makan malam mereka. Aku bisa mendarat di sup atau gelas anggur dan mencekiknya.
"Ada apa, Ana, sayang?" Ibu bertanya, terkejut dari keheningannya.
"Aku hanya mengingat sesuatu sejenak, Ma. Jam berapa sekarang?"
"Sekitar 6:30, Sayang."
Hmm ... dia pasti belum mendarat. Bisakah aku bertanya padanya? Haruskah aku bertanya padanya?
Atau mungkin Elena tak ada hubungannya dengan itu. Aku sangat berharap begitu. Apa yang aku
katakan dalam tidurku? Sial ... beberapa komentar ngawur saat bermimpi tentang dia, aku yakin? Apa
pun itu, aku berharap pasang surut perubahan berasal dari dalam dirinya dan bukan karena Elena.
Aku merasa teriknya panas menyengat. Aku perlu satu kali lagi berenang di kolam renang ini.
Saat aku bersiap-siap untuk tidur, aku menyalakan komputerku. Aku tidak mendengar kabar dari
Christian. Bahkan tak ada sebuah kata yang 864
mengabarkan bahwa dia sudah sampai dengan selamat.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Tiba dengan Aman?
Tanggal: 2 Juni 2011 22:32 EST
Untuk: Christian Grey
Dear Sir
Tolong beritahu padaku bahwa kau telah sampai dengan selamat. Aku mulai khawatir.
Memikirkanmu.
Ana mu. x
Tiga menit kemudian, aku mendengar suara ping dari email in-box ku.
Dari: Christian Grey
Perihal: Maaf
Tanggal: 2 Juni 2011 19:36
Untuk: Anastasia Steele
Dear Miss Steele
Aku telah sampai dengan selamat, dan terimalah permintaan maafku karena tidak memberitahumu.
Aku tak ingin membuatmu khawatir, itu
menghangatkan hatiku tahu bahwa kau peduli padaku. Aku juga memikirkanmu dan seperti biasa 865
aku menantikan untuk bertemu denganmu besok.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Aku menghela napas, Christian kembali ke formalitas.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Situasi
Tanggal: 2 Juni 2011 22:40 EST
Untuk: Christian Grey
Dear Mr. Grey
Aku pikir sangat jelas bahwa aku sangat peduli padamu. Bagaimana mungkin kau meragukan itu?
Aku harap 'situasi' mu sudah bisa ditangani.
Ana mu X
PS: Apa kau akan memberitahuku apa yang kukatakan dalam tidurku?
Dari: Christian Grey
Perihal: Pembelaan Kelima
Tanggal: 2 Juni 2011 19:45
Untuk: Anastasia Steele
pengalaman hidup, hanya biarkan saja itu mengalir. Kau layak mendapatkan yang terbaik." Dia katakata tulusnya sangat menghibur di telingaku.
Dia mencium rambutku.
"Oh, Ma." Air mata yang panas tak diinginkan menusuk mata saat aku memeluk erat padanya.
"Sayang, kau tahu apa yang mereka katakan. Kau harus banyak mencium kodok sebelum kau
menemukan pangeranmu."
Aku memberi senyum pahit padanya.
"Kupikir aku sudah mencium seorang pangeran, Ma.
Aku berharap dia tak berubah menjadi seekor kodok."
Dia memberikan padaku senyuman yang paling menawan, cinta seorang ibu yang absolut tanpa syarat,
dan aku mengagumi cinta yang kurasakan untuk wanita ini saat kami berpelukan lagi.
"Ana - mereka sudah memanggil penerbanganmu,"
Suara Bob dengan cemas.
"Ma, maukah kamu mengunjungiku?"
871
"Tentu saja sayang - segera. Aku mencintaimu."
"Aku juga."
Matanya merah dengan air mata yang tertahan saat dia melepaskanku. Aku benci meninggalkannya.
Aku memeluk Bob, dan berbalik, menuju gerbang - Aku tak punya waktu untuk masuk ruang tunggu
kelas satu hari ini. Aku menahan diriku untuk tidak menengok kebelakang. Tapi aku tak bisa
menahannya... dan Bob sedang memeluk ibuku, dan air mata mengaliri wajahnya. Aku tak bisa
menahan air mataku lagi. Aku menunduk ke bawah dan berjalan menuju gerbang, menahan mataku
tetap pada lantai putih mengkilap, mataku jadi kabur tertutup air mata.
Setelah berada di dalam pesawat dengan kemewahan kelas satu, aku meringkuk di kursiku dan
mencoba untuk menenangkan diri. Hal ini selalu menyakitkan yang merenggut diriku saat berada jauh
dari Ibuku ...
dia seorang yang ceroboh, berantakan, tapi baru saja berwawasan, dan dia mencintaiku. Cintanya tak
bersyarat - apa yang setiap anak layak dapatkan dari orang tuanya. Aku mengerutkan kening dengan
pikiran bandelku, dan mengeluarkan BlackBerry-ku, memandangnya dengan sedih.
Apa Christian tahu tentang cinta? Sepertinya dia tak mendapatkan cinta tanpa syarat yang seharusnya
Sekali lagi aku duduk nyaman di kelas satu, untuk ini aku ucapkan terima kasih. Aku mulai menghitung
tiap menit sampai kita bisa bertemu sore ini, dan mungkin akan menyiksamu sampai mendengar
kebenaran darimu tentang pengakuanku pada malam itu.
874
Ana-mu x
Dari: Christian Grey
Perihal: Dalam perjalanan pulang Tanggal: 3 Juni 2011 09:58
Untuk: Anastasia Steele
Anastasia, Aku menunggu untuk bisa bertemu denganmu.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Jawabannya membuat aku mengerutkan kening.
Kedengarannya terpotong dan formal, tidak seperti biasanya lucu, penuh arti.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Dalam perjalanan pulang Tanggal: 3 Juni 2011 13:01 EST
Untuk: Christian Grey
Dearest Mr. Grey
Aku harap semuanya baik-baik saja perihal 'situasi.'
Nada dari emailmu sangat mengkhawatirkan.
Ana x
Dari: Christian Grey
875
Perihal: Dalam perjalanan pulang Tanggal: 3 Juni 2011 10:04
Untuk: Anastasia Steele
Anastasia
Situasinya mungkin bisa jadi lebih baik. Apa kau sudah take-off atau belum? Jika sudah kau tak boleh
mengirim email.
Kau menempatkan dirimu penuh dengan risiko, bertentangan langsung dengan aturan mengabakan
keselamatan pribadimu. Maksudku apa yang kukatakan mengenai hukuman.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Sialan. Oke. Astaga. Apa yang sedang mengganggunya? Mungkin 'situasi'? Mungkin Taylor pergi
tanpa alasan, mungkin dia jatuh beberapa juta di pasar saham apapun alasannya.
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Reaksi Yang Berlebihan Tanggal: 3 Juni 2011 13:06 EST
Untuk: Christian Grey
Dear Mr. Pemarah
Pintu-pintu pesawat masih terbuka. Kami delay tapi hanya sepuluh menit. Keselamatanku dan
penumpang di sekitarku masih dijamin aman.
876
Mungkin sekarang kau harus menghentikan telapak tanganmu yang berkedut.
Miss Steele
Dari: Christian Grey
Perihal: Permintaan maaf Telapak Tangan Sudah Berhenti Berkedut
Tanggal: 3 Juni 2011 10:08
Untuk: Anastasia Steele
Aku merindukanmu dan mulut cerdasmu Miss Steele.
Aku ingin kau pulang dengan selamat.
Christian Grey
CEO, Grey Enterprises Holdings Inc
Dari: Anastasia Steele
Perihal: Permintaan Maaf Sudah Diterima Tanggal: 3 Juni 2011 13:10 WIB
Untuk: Christian Grey
Mereka sudah menutup pintu. Kau tak akan mendengar lagi suaraku, terutama mengingat keadaanmu
yang tuli.
Sampai ketemu nanti.
Ana x
Aku matikan BlackBerry, tak bisa membuang kegelisahaanku. Ada sesuatu dengan Christian.
877
Mungkin 'situasi' diluar kendali. Aku duduk kembali, sambil menatap loker di mana tasku disimpan.
Dengan bantuan ibuku, pagi ini aku berhasil membelikan Christian hadiah kecil tanda ucapan terima
kasih untuk kelas satu dan untuk gliding. Aku tersenyum pada memori tentang membubung bahwa itu adalah sesuatu yang lain. Aku belum tahu apa aku akan memberikan hadiah konyolku
padanya.
Dia mungkin berpikir itu kekanak-kanakan - dan jika dia dalam suasana hati yang aneh, mungkin tidak.
Aku berada di dua sisi, bersemangat untuk kembali dan gelisah mengenai apa yang menungguku di
akhir perjalananku. Secara mental aku membolak-balik semua skenario yang bisa menjadi 'situasi',
aku menjadi sadar bahwa sekali lagi, satu-satunya kursi kosong ada di sebelahku. Aku menggelengkan
kepala dengan pemikiran yang melintasi pikiranku bahwa Christian mungkin telah membeli dua kursi
yang bersebelahan sehingga aku tak bisa berbicara dengan siapa pun. Aku menolak pemikiran yang
konyol itu Tak seorangpun bisa jadi terkontrol, itu pasti cemburu. Aku menutup mataku saat pesawat berjalan
pelan-pelan menuju runway.
***
Aku keluar terminal kedatangan Sea-Tac delapan jam kemudian menemukan Taylor yang sudah
menunggu dan memegang sebuah papan yang bertuliskan Miss A Steele. Jujur! Tapi ada baiknya bisa
langsung melihatnya.
878
"Halo, Taylor."
"Miss Steele," dia menyapaku dengan formal, tapi aku melihat sedikit senyum di mata coklatnya yang
tajam.
Dia terlihat seperti biasa, dirinya tampak rapi - jas yang pas dibadannya berwarna arang, kemeja
putih, dan dasi warna arang.
"Aku sudah tahu kau seperti apa Taylor, Kamu tak perlu membawa papan, dan aku berharap kau
memanggilku, Ana."
"Ana. Bisakah saya membawa tasmu, kumohon?"
"Tidak, aku bisa bisa membawa sendiri. Terima kasih."
Bibirnya terlihat mengencang.
"Tapi, jika kamu merasa lebih nyaman, bawalah," aku tergagap.
"Terima kasih." Dia mengambil ranselku dan koper beroda baruku yang isinya pakaianku yang
dibelikan oleh ibuku. "Lewat sini, maam."
Aku menghela napas. Dia begitu sopan. Aku ingat, meskipun aku ingin menghapusnya dari ingatanku,
bahwa orang ini telah membelikanku pakaian dalam.
Kenyataannya - pikiran itu meresahkanku - dia satu-879
satunya orang yang pernah membelikan aku pakaian dalam. Bahkan Ray tak pernah harus menanggung
penderitaan seperti itu.
Kami berjalan keluar dalam diam menuju Audi SUV
hitam di tempat parkir bandara, dan dia menahan pintu terbuka untukku. Aku merangkak naik kedalam,
bertanya-tanya apakah memakai semacam rok pendek untuk kembali ke Seattle adalah ide yang baik.
Itu keren dan bisa diterima di Georgia. Disini aku merasa terekspos. Setelah Taylor menyimpan tasku
di bagasi, kami berangkat menuju Escala.
Perjalanan melambat, terjebak lalu lintas pada jam sibuk. Mata Taylor fokus ke jalan. Sifat
pendiamnya tidak bisa menggambarkan tentang dirinya.
Aku tidak bisa lama menahan keheningan ini.
"Bagaimana kabarnya Christian, Taylor?"
"Mr. Grey sangat sibuk, Miss Steele."
Oh, ini pasti masalah 'situasi'. Aku seperti menggali lapisan emas.
"Sibuk?"
"Ya, maam."
Aku mengerutkan kening ke Taylor, dan dia melirikku melalui kaca spion, mata kami bertemu.
880
Dia tak banyak bicara. Astaga, dia menjadi bungkam sama halnya dengan si gila kontrol itu.
"Apakah dia baik-baik saja?"
"Aku yakin begitu, maam."
"Apa kau lebih nyaman memanggilku Miss Steele?"
"Ya, maam."
"Oh, oke."
Yah, itu percakapan terbatas kami, dan kami terus di keheningan. Aku mulai berpikir bahwa waktu
kemarin Taylor tak sengaja membuka mulutnya, saat dia mengatakan bahwa Christian berada di
neraka, adalah diluar kebiasaannya. Mungkin dia malu tentang hal itu, khawatir bahwa dia sudah tak
setia.
Keheningan yang menyesakkan.
"Aku minta tolong, bisakah kamu menyalakan musiknya?"
"Tentu saja, maam. Apa yang ingin anda dengar?"
"Sesuatu yang menyejukkan."
Aku melihat senyuman di bibir Taylor saat mata kita kembali bertemu sekilas di cermin.
"Ya, maam."
881
Dia menekan tombol pada roda kemudi, dan alunan lembut lagu Canon dari Pachelbel langsung
terdengar didalam mobil. Oh, ... ya inilah apa yang aku butuhkan.
"Terima kasih." Aku duduk kembali saat mobil kami meluncur perlahan sepanjang I-5 menuju Seattle.
Dua puluh lima menit kemudian dia menurunkan aku di depan fasad yang mengagumkan yang
merupakan pintu masuk ke Escala.
"Sudah sampai, maam," katanya, menahan pintu terbuka untukku. "Aku akan membawa barang
bawaan Anda." Ekspresinya sangat lembut, hangat, bahkan layaknya seorang paman.
Astaga ... Paman Taylor, pikiran apa ini.
Dia menarik pengikat rambut agak menyakitkan dari rambutku, tapi aku tak peduli. Seperti ada rasa
keputusasaan dari ciumannya. Dia membutuhkan aku, apa pun alasannya, pada saat ini, dan aku tak
pernah merasa begitu diinginkan dan didambakan.
Ini gelap dan sensual dan menggelisahkan semuanya pada waktu yang sama. Aku membalas ciumannya
dengan semangat yang sama, jari-jariku memutar dan menggenggam rambutnya. Lidah kami melilit,
gairah dan hasrat meledak diantara kami. Dia rasanya seperti surgawi, panas, seksi, dan semua aroma
dari sabun mandi Christian begitu menggairahkan. Dia melepas mulutnya dariku, dan dia menatapku,
mencengkeram emosi yang tidak bisa disebutkan namanya.
"Apa ada yang salah?" Aku menarik napas.
"Aku sangat senang kau sudah kembali. Ayo mandi 884
bersamaku sekarang."
Aku tak bisa memutuskan apa itu sebuah permintaan atau perintah.
"Ya," bisikku, dan dia menggenggam tanganku, membawaku keluar dari ruangan besar masuk kamar
menuju kamar mandinya.
Sesampai di sana, dia melepaskanku dan mengatur suhu air di kamar mandinya yang sangat mewah.
Memutar kran dengan perlahan, dia menatap ke arahku, matanya sedikit tertutup.
"Aku suka rokmu. Sangat pendek," katanya dengan suaranya rendah." Kau memiliki kaki yang sangat
indah."
Dia melepas sepatu dan tangannya ke bawah untuk melepas setiap kaus kakinya, tidak pernah
mengalihkan pandangan dariku. Aku menjadi terdiam melihat matanya seperti kelaparan. Wow ...
merasa diinginkan oleh dewa Yunani ini. Aku mengikuti tindakannya dan melangkah keluar dari
sepatu hitamku. Tiba-tiba, dia mendekatiku, mendorongku ke dinding. Menciumku, wajahku, leherku,
bibirku ...
menjalankan tangan ke rambutku. Aku merasakan dinding ubin halus yang dingin di punggungku saat
dia mendorong dirinya terhadapku agar aku menempel diantara panas dan dinginnya keramik.
Aku mencoba menempatkan tanganku pada lengan atasnya, dan dia mengerang saat aku meremas erat.
885
"Aku menginginkan kau sekarang. Disini ... cepat, keras," dia mengambil nafas, dan tangannya di
pahaku, mendorong keatas rokku. "Apa kau masih berdarah?"
"Tidak." Mukaku memerah.
"Bagus."
Saat ibu jarinya terkait di atas celana dalamku warna putih terbuat dari katun, tiba-tiba dia merosot
kebawah sambil berlutut menariknya. Rokku sekarang didorong keatas sedemikian rupa sehingga aku
telanjang dari pinggang ke bawah dan aku terengah-engah, menginginkannya. Dia meraih pinggulku,
mendorongku ke dinding lagi, dan mencium puncak pahaku. Meraih pangkal pahaku, dia memaksa
kakiku meregang. Aku merintih keras, merasa lidahnya mengitari bagian paling intimku.
Oh. Tanpa sadar kepalaku mendongak ke belakang, aku mengerang saat jari-jariku meremas
rambutnya.
Lidahnya tanpa henti, kuat dan mendesak, membasahiku - berputar-putar, lagi dan lagi tanpa henti.
Sangat indah, Rasanya bertambah kuat seperti menyiksa. Tubuhku mulai hidup, dan dia melepaskanku. Apa? Tidak! Napasku tak karuan saat
aku terengah-engah, menatap dia menantikan suatu kenikmatan. Dia meraih wajahku dengan kedua
tangan, memelukku erat, dan dia menciumku dengan keras, mendorong lidahnya ke mulutku jadi aku
bisa 886
merasakan gairahku.
Menurunkan retsletingnya, dia membebaskan dirinya sendiri, meraih bagian belakang pahaku, dan
mengangkatku.
"Lingkarkan kakimu di pinggangku, sayang," perintah dia, suaranya mendesak, tegang.
Aku melakukan apa yang dia katakan dan melingkarkan lenganku di lehernya, dan dia bergerak dengan
cepat dan tajam, mengisiku. Ah! Dia terengah-engah, dan aku mengerang. Memegang pantatku, jarijarinya masuk ke dalam organ intimku, dia mulai bergerak, awalnya sangat perlahan - temponya
terjaga ... tapi saat kontrolnya menjadi kacau, dia mempercepat ... dan lebih cepat. Ahhh! Aku
berusaha kembali menuju keatas dan berkonsentrasi pada serangannya yang menyiksa, terasa seperti
sensasi surgawi ... mendorongku, mendorongku ... maju, lebih tinggi, naik ... dan ketika aku tak bisa
bertahan lagi, aku meledak di sekitarnya, berputar-putar dengan kenikmatan yang intens, orgasme yang
sempurna. Dia melepaskan dirinya dengan menggeram dalam-dalam, dan membenamkan kepalanya di
leherku saat dia mengubur dirinya di dalam diriku, mengerang keras dan tak jelas saat dia menemukan
pembebasannya.
Napasnya tak menentu, tapi dia menciumku dengan lembut, tak bergerak, masih di dalam diriku dan
aku berkedip, pandangannya kosong. Saat ia mulai fokus, dengan lembut menarik keluar dariku,
memegangku 887
kuat-kuat sementara aku menurunkan kakiku di lantai. Kamar mandi sekarang penuh dengan uap ...
dan panas. Aku merasa memakai baju yang berlebihan.
"Sepertinya kau senang melihatku," gumamku sambil tersenyum malu.
Bibirnya membentuk senyuman yang khas.
"Oh, salah satu penerbit yang kecil itu, bagus. Bagus sekali." Ia membungkuk ke depan dan mencium
keningku.
"Gadis pintar. Kapan kau mulai?"
"Senin."
"Berarti itu artinya segera, eh? Lebih baik aku mengambil keuntungan darimu sementara aku masih
bisa. Berbaliklah."
Aku senang melakukannya karena dia memintanya dengan santai, dan dia melepaskan bra-ku dan
menarik ritsleting rokku. Dia mendorong rokku, lalu menangkup bokongku, dan mencium bahuku. Dia
mencondongkan tubuhnya padaku dan hidungnya mengendus rambutku, menghirup dalam-dalam. Dia
meremas pantatku.
"Kau memabukkanku, Miss Steele, dan Kau membuatku tenang. Benar-benar kombinasi yang
memabukkan." Dia mencium rambutku. Meraih tanganku, dia menarikku masuk ke bak mandi.
"Ow," aku menjerit. Airnya bisa dibilang masih mendidih. Christian menyeringai ke arahku saat
airnya mengalir di atasnya.
"Airnya hanya sedikit panas."
890
Dan sebenarnya dia benar. Rasanya nyaman sekali, membasuh tubuhku yang lengket dari Georgia tadi
pagi dan dari percintaan kami juga.
"Berbaliklah," dia memerintah, dan aku menuruti, berbalik menghadap dinding. "Aku ingin
membasuhmu," bisiknya dan mengambil sabun mandi. Dia menyemprotkan sedikit ke tangannya.
"Aku punya sesuatu yang lain untuk memberitahumu," bisikku saat tangannya mulai berada di
pundakku.
"Oh, ya?" Katanya pelan.
Aku menguatkan diri dengan mengambil napas panjang.
"Temanku fotografer Jos itu akan mengadakan pameran, dan dibuka pada hari Kamis di Portland."
Dia diam, tangannya melayang di atas payudaraku.
Aku menekankan kata 'teman'.
"Ya, Ada apa dengan itu?" Tanya dia tegas.
"Aku bilang aku akan datang. Apa kau ingin datang denganku?"
Kemudian kami duduk di bar sarapan, mengenakan jubah mandi, setelah mengkonsumsi pasta alle
vongole yang lezat buatan Mrs. Jones.
"Anggur lagi?" Tanya Kristen, mata abu-abu bercahaya.
"Segelas kecil, tolong." Sancerre ini terasa segar dan nikmat. Christian menuangkan satu untukku dan
satu untuk dirinya sendiri.
"Bagaimana kabar um ... situasi yang membawamu kembali ke Seattle?" Aku bertanya ragu-ragu.
Dia mengernyit.
"Diluar kendali," bisiknya sedih. "Tapi kau tak usah khawatir, Anastasia. Aku memiliki rencana
untukmu sore ini."
"Oh?"
"Ya. Aku ingin kau siap dan menunggu di ruang bermainku dalam lima belas menit." Dia berdiri dan
menatap ke arahku.
"Kau bisa bersiap-siap di kamarmu. Kebetulan, lemari pakaian sekarang sudah penuh dengan
pakaianmu.
Aku tak ingin ada argumen tentang itu." Dia menyempit matanya, Saat aku terdiam ingin mengatakan
sesuatu, dia masuk ke ruang kerjanya.
894
Aku! Berdebat? Denganmu, Fifty Shades? pantatku lebih berharga dibanding ini. Aku duduk di kursi
bar, tertegun sejenak, mencoba menyerapi sepotong informasi ini. Dia membelikanku pakaian. Aku
memutar mata dengan cara yang berlebihan dan tahu benar dia tak bisa melihatku. Mobil, telepon,
komputer ... pakaian, dan mungkin kondominium berikutnya, lalu aku benar-benar akan menjadi
simpanannya.
Pelacur! Bawah sadarku menjadi sinis. Aku mengabaikannya dan berjalan ke lantai atas menuju
kamarku, yang masih menjadi milikku ... mengapa?
Aku pikir dia setuju untuk membiarkanku tidur dengannya. Aku merasa dia tak terbiasa berbagi ruang
pribadinya, tapi juga tidak. Aku menghibur diri berpikiran bahwa setidaknya aku punya tempat untuk
melarikan diri dari dia.
Memeriksa pintunya, aku menemukan itu tak ada kuncinya. Aku berpikir jika Mrs. Jones mungkin
memiliki cadangan. Aku akan memintanya. Aku membuka pintu lemari dan menutupnya kembali
dengan cepat. Sialan - dia menghabiskan banyak uang. Ia sama persis dengan Kate mempunyai
banyak pakaian yang tergantung rapi di gantungan baju. Jauh di lubuk hati, aku tahu bahwa semuanya
akan pas dengan ukuranku. Tapi aku tak punya waktu untuk berpikir tentang itu aku harus berlutut di
Red Room of Pain... atau Ruang Kenikmatan - mudah-mudahan sore ini.
895
Berlutut di dekat pintu, aku telanjang kecuali celana dalam yang masih kupakai. Hatiku berada di
mulutku. Astaga, aku pikir setelah d kamar mandi tadi dia sudah merasa cukup. Pria itu tak pernah
puas, atau mungkin semua pria seperti dia. Aku tak tahu, tak ada orang lain untuk membandingkannya.
Menutup mataku, aku mencoba untuk menenangkan diri, untuk menghubungkan dengan sub batinku,
yang ada di suatu tempat, bersembunyi di balik dewi batinku.
Gelembung harapan mengalir seperti soda melalui pembuluh darahku. Apa yang akan dia lakukan?
Aku menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, tapi aku tidak bisa menyangkalnya, aku
senang, terangsang, basah. Ini begitu ... aku ingin berpikir ini salah, tapi entah kenapa tidak. Ini tepat
untuk Christian. Apa yang dia inginkan - dan setelah beberapa hari terakhir ... setelah semua yang dia
lakukan, Aku harus mengimbangi pria ini dan melakukan apa saja yang dia inginkan, apa pun
menurutnya yang dia butuhkan.
Kenangan tentang pandangannya saat aku datang tadi sore, kerinduan di wajahnya, melangkah pasti ke
arahku seperti aku adalah sebuah oasis di padang pasir. Aku akan melakukan apa saja untuk melihat
pandangannya seperti itu lagi. Aku menekan kedua pahaku bersama-sama saat mengenang kenikmatan
itu muncul, dan itu mengingatkan aku bahwa aku harus membentangkan kedua lututku. Aku membuka
kedua lututku terpisah. Berapa lama dia membuatku 896
menunggu? Menunggu adalah melumpuhkanku dengan sebuah keinginan gelap yang menggoda. Aku
melirik cepat di sekeliling ruangan dengan cahaya redup; Ada kayu salib, meja, sofa, bangku ... tempat
tidur. Yang terlihat jelas begitu besar, dan ditutupi dengan seprei satin merah. Peralatan mana yang
akan dia gunakan?
Pintu terbuka dan hembusan angin mengikuti Christian masuk, sepenuhnya mengabaikan diriku.
Aku melirik cepat, menatap tanganku, menempatkan dengan hati-hati di kedua pahaku yang terpisah.
Meletakkan sesuatu di atas lemari yang besar di samping pintu, dia berjalan dengan santai ke arah
tempat tidur. Aku memandang sekilas ke arahnya, dan jantungku hampir copot. Dia telanjang kecuali
memakai jins robek yang lembut, kancing paling atas sengaja dilepas. Astaga, dia tampak begitu
panas.
Bawah sadarku panik mengipasi dirinya sendiri, dan dewi batinku begitu siap bergoyang dan
menggeliat dengan beberapa irama duniawi yang primitif. Secara naluri aku menjilat bibirku. Darahku
berpacu melalui tubuhku, serak dan kasar dengan kelaparan yang tidak senonoh. Apa yang akan dia
lakukan padaku?
Dia berbalik dengan santai berjalan kembali ke lemari laci. Membuka salah satu, ia mulai
mengeluarkan sesuatu dan meletakkan di atasnya. Rasa ingin tahuku semakin membara, bahkan
semakin berkobar, tapi aku menahan godaan yang luar biasa atas keinginanku untuk mengintip sikilas.
Saat dia sudah selesai dengan apa yang dia lakukan, dia datang dan 897
berdiri di depanku. Aku bisa melihat kaki telanjangnya , dan aku ingin mencium setiap inci dari
mereka ... menjalankan lidahku di kakinya, menghisap setiap jari-jari kakinya. Sialan.
"Kau terlihat cantik," dia mengambil nafas.
Aku terus menunduk, sadar bahwa dia menatapku sementara aku hampir telanjang. Mukaku bertambah
merah karena secara perlahan terasa menyebar di wajahku. Dia membungkuk dan menangkup daguku,
memaksa wajahku untuk membalas tatapannya.
"Kau adalah seorang wanita yang cantik, Anastasia.
Dan kau milikku," bisiknya. "Ayo berdiri."
Perintahnya lembut penuh dengan janji yang sensual.
Dengan gemetar, aku berusaha berdiri.
"Lihat aku," dia mengambil nafas, dan aku menatap ke dalam tatapan mata abu-abunya yang membara.
Ini adalah pandangan Dominan miliknya - dingin, keras, dan sangat seksi sekali, tujuh nuansa pendosa
dalam satu tampilan yang menarik. Mulutku jadi kering, dan aku tahu aku akan melakukan apa pun
yang dia katakan. Sebuah senyum hampir terlihat kejam dimainkan di bibirnya.
"Kita belum memiliki kontrak yang ditandatangani, Anastasia. Tapi kita harus mendiskusikan masalah
batasan. Dan aku ingin menegaskan kembali kembali, kita memiliki kata aman, oke?"
898
Sialan ... apa yang dia rencanakan kalau aku membutuhkan kata aman?
"Apa itu?" Tanya dia berwibawa.
Aku mengerutkan kening sedikit pada
pertanyaannya, dan wajahnya nampak mengeras.
"Apa kata amannya, Anastasia?" Dia berkata perlahan dengan sengaja.
"Kuning," gumamku.
"Dan?" Dia menunggu, mulutnya dibuat dengan garis keras.
"Merah," Aku mengambil napas.
"Ingat itu."
Dan aku tak tahan lagi ... Aku mengangkat alis padanya dan aku mengingatkan dia tentang nilai IP-ku,
tiba-tiba kilatan dingin mata abu-abunya berhenti di mataku.
"Jangan memulai dengan mulut cerdasmu di sini, Miss Steele. Atau aku akan menyetubuhimu saat kau
berutut. Apakah kamu mengerti?"
Aku menelan ludah secara naluri. Oke. Aku berkedip cepat, saat ditegur. Sebenarnya, nada suaranya,
899
bukan mengancam, itu mengintimidasiku.
"Bagaimana?"
"Ya, Sir," gumamku buru-buru.
"Gadis pintar," dia berhenti sejenak sambil menatapku. "Maksudku bukannya kau harus menggunakan
kata aman karena kau merasa kesakitan. Apa yang aku ingin lakukan untukmu akan menjadi intens.
Sangat intens, dan kau harus mengarahkan aku. Apakah kau mengerti?"
Tidak juga. Intens? Wow.
"Ini adalah tentang sentuhan, Anastasia. Kau tak akan bisa melihatku atau mendengarku. Tapi kau akan
bisa merasakanku."
Aku mengerutkan kening - tak bisa mendengar dia?
Bagaimana caranya itu? Dia berbalik, dan aku tak menyadari bahwa di atas lemari ada sebuah kotak
hitam ramping rata, kusam. Saat tangannya menggeser bagian depannya, ternyata kotak terbagi menjadi
dua: dua pintu gesernya terbuka memperlihatkan CD player dan sejumlah tombol.
Christian menekan beberapa tombol ini secara berurutan. Tak ada yang terjadi, tapi tampaknya puas.
Aku bingung. Saat dia kembali memandangku, dia membawa kotak kecil, aku melihat senyum
rahasianya.
900
"Aku akan mengikatmu ke tempat tidur, Anastasia.
Tapi pertama tama aku akan menutup matamu dulu,"
dia menunjukkan iPod di tangannya. "Kau tak akan bisa mendengarku. Yang kau dengar adalah musik
yang akan kumainkan untukmu."
Oke. Sebuah selingan musik, bukan seperti yang kuharapkan. Apa dia pernah melakukan apa yang aku
harapkan?
Astaga, aku berharap itu bukan musik rap.
"Ayo." Mengambil tanganku, dia membawaku ke tempat tidur antik bertiang empat. Ada belenggu
yang terpasang di setiap sudut, rantai logam halus dengan manset terbuat dari kulit, tampak berkilauan
"Sentuh saja," dia berbisik, dan Suaranya seperti menggoda. Tubuhku menjadi terbakar. Secara
tentatif, aku meraih dan mengelus setiap helainya.
Bentuknya seperti daun yang panjang, semua kulitnya lembut dengan manik-manik kecil di ujungnya.
"Aku akan menggunakan ini. Tak akan sakit, tapi akan membawa darahmu naik ke permukaan kulitmu
dan membuatmu merasa sangat sensitif."
Oh, dia mengatakan tak akan terasa sakit.
"Apa kata amannya, Anastasia?"
"Um ... kuning dan merah, Sir," bisikku.
"Gadis pintar. Ingat, sebagian besar rasa takutmu hanya ada dalam pikiranmu sendiri."
903
Dia menjatuhkan flogger di tempat tidur, dan tangannya bergerak ke pinggang.
"Kau tak akan membutuhkan ini," bisiknya dan mengait jari-jarinya ke dalam celana dalamku dan
menurunkan ke kakiku. Aku melangkah gontai keluar dari celana dalamku, aku bertumpu pada tiang
ukir tempat tidur.
"Berdiri dan tetap diam," perintahnya, dan dia mencium pantatku kemudian dengan lembut
menggigitku dua kali, membuatku meregang.
"Sekarang berbaring. Menghadap keatas," tambahnya saat ia memukulku dengan keras di pantat,
membuatku melompat.
Buru-buru, aku merangkak ke tempat tidur yang keras dan berbaring, menatap dia. Sprei satin di
bawahku terasa lembut dan dingin di kulitku.
Tatapannya tanpa ekspresi, kecuali matanya yang bersinar dengan kegembiraan yang berkobar.
"Letakkan tanganmu di atas kepala," perintahnya, dan aku melakukannya seperti yang dia katakan.
Astaga, tubuhku lapar akan dirinya. Aku benar-benar menginginkannya.
Dia berbalik dan aku melihatnya berjalan ke arah lemari laci, mengambil lagi iPod dan seperti sebuah
penutup mata, mirip dengan yang kupakai pada penerbanganku ke Atlanta. Pikiran itu membuatku 904
ingin tersenyum, tapi aku tak bisa membuat bibirku untuk bekerja sama. Pikiranku juga terpecah
dengan antisipasi. Aku hanya tahu wajahku benar-benar tak bergerak, mataku membesar, saat aku
menatap dia.
Sambil duduk di tepi tempat tidur, dia menunjukkan iPod padaku. Sebuah perangkat antena aneh
diheadsetnya. Bagaimana anehnya. Aku mengernyit saat aku mencoba untuk memikirkan hal ini.
"Ini mentransmisikan apa yang dimainkan di iPod ke sistem di dalam ruangan." Christian menjawab
pertanyaanku yang tak terucapkan saat ia menarik antena kecil. "Aku bisa mendengar apa yang kamu
dengar, dan aku punya remote control untuk itu." Dia menyeringai dengan tersenyum dengan
leluconnya sendiri dan mengangkat sebuah alat kecil yang datar yang terlihat seperti kalkulator sangat
modern. Dia diatasku, memasukkan earphone yang lembut ke telingaku, dan menempatkan iPod di
tempat tidur di atas kepalaku.
"Angkat kepalamu," dia memerintahkan, dan aku langsung melakukannya.
Perlahan, dia memasang penutup mata di mukaku, menarik karet di belakang kepalaku, dan aku tak
bisa melihat apa-apa. karet maskernya diantara daun telingaku. Aku masih bisa mendengarnya,
meskipun suara itu tertahan saat ia turun dari tempat tidur.
Pendengaranku terganggu oleh pernapasanku sendiri yang terengah-engah dan tak menentu,
905
mencerminkan kegembiraanku. Christian mengambil lengan kiriku, menarik dengan lembut ke sudut
kiri, dan mengikat dengan kulit manset di sekitar pergelangan tanganku. Jarinya membelai sepanjang
tanganku begitu dia selesai. Oh! Sentuhannya membuatku bergetar, menandakan kenikmatan. Aku
mendengar dia berputar perlahan ke sisi lain, mengambil tangan kananku dan manset itu. Sekali lagi,
jari-jarinya berlama-lama membelai sepanjang tanganku. Oh ... aku siap meledak. Mengapa ini begitu
erotis?
Dia bergerak ke bagian bawah tempat tidur dan meraih kedua pergelangan kakiku.
"Angkat kepalamu lagi," perintahnya.
Aku menurut, dan dia menarikku di tempat tidur hingga tanganku terentang dengan tegang dan
borgolnya hampir tegang. Sialan, aku tak bisa menggerakkan tanganku. Sebuah getaran dari kegelisaan
dicampur dengan kegembiraan yang menggoda melanda seluruh tubuhku, membuatku lebih basah. Aku
mengerang. Kakiku dipisahkan, dia memasang manset pertama pergelangan kaki kananku dan
kemudian kiriku jadi aku menjadi telentang, dan benar-benar rentan terhadap dia.
Sangat mengerikan karena aku tidak bisa melihatnya.
Aku sulit mendengar ... apa yang dia lakukan? Dan aku tak mendengar apapun, hanya suara nafas dan
debar jantungku saat darah berdenyut penuh amarah ke gendang telingaku.
906
Tiba-tiba, kesunyian berganti suara mendesis yang lembut dan muncul suara musik dari iPod. Dari
dalam kepalaku, suaranya panjang seperti malaikat bernyanyi sendirian tanpa ditemani, dan segera
bergabung dengan suara lain, dan kemudian lebih banyak suara - sialan paduan suara selestial
dinyanyikan secara acapella di kepalaku, lagu kuno, himne kuno. Ya ampun lagu apa ini? Aku tak
pernah mendengar lagu seperti itu. Sesuatu yang lembut hampir tak tertahankan menyentuh leherku,
pelan-pelan menyusuri tenggorokanku, turun melintasi dadaku, di atas payudaraku, membelaiku...
menarik-narik putingku, begitu lembut, meluncur ke bawah.
Sangat tak terduga. Ini bulu!
Sebuah sarung tangan bulu?
Perlahan dan tenang tangan Christian menyusuri sampai ke perutku, melingkari pusarku, lalu dengan
perlahan dari pinggul ke pinggul, dan aku mencoba untuk mengantisipasi ke mana dia pergi berikutnya
...
tapi musiknya ... di kepalaku ... membawaku ... ke pangkal pahaku...
di antara kedua kakiku, sepanjang pahaku, turun ke salah satu kaki ... naik ke kaki yang lain ... rasanya
seperti digelitik ... tapi tidak sama ... suara yang bergabung lebih banyak ... paduan suara yang sangat
indah, semua menyanyikan bagian yang berbeda, suara mereka sangat indah menyatu penuh
kebahagiaan bersama-sama dalam harmoni yang 907
merdu melebihi apapun yang pernah kudengar. Aku menangkap satu kata - ' deus' - dan aku menyadari
bahwa mereka bernyanyi dalam bahasa Latin. Dan tiba-tiba diam, bulunya bergerak ke bawah tangan
dan pinggangku ... kembali melintasi payudaraku.
Putingku mengeras di bawah sentuhan yang lembut
... dan aku terengah-engah ... bertanya-tanya selanjutnya ke mana arah tangannya. Tiba-tiba, bulunya
menghilang, dan aku bisa merasakan kulit flogger menyusuri di atas kulitku, mengikuti jalan yang sama
seperti bulu tadi, dan begitu sulit untuk berkonsentrasi dengan musik di kepalaku kedengarannya seperti dinyanyikan dengan seratus suara, layaknya menenun sebuah permadani halus
yang sangat indah, terbuat dari sutra emas dan perak melewati kepalaku, bercampur dengan nuansa
kulit lembut dari flogger di kulitku ... tertinggal di atasku
... oh ... tiba-tiba, menghilang. Lalu tiba-tiba, terasa pedih, seperti menggigit di bawah perutku.
"Aagghh!" Aku berteriak. Hal ini membuatku terkejut, dan sebenarnya tak terasa sakit, tapi seperti
digelitik, dan dia memukulku lagi. Lebih keras.
"Aaah!"
Aku ingin bergerak, menggeliat ... melarikan diri, atau menyambut, masing-masing pukulan... aku tak
tahu begitu luar biasa ... aku tak bisa menarik lenganku ... kakiku terjebak ... Posisiku benar-banar
terikat ... dan ia memukul lagi payudaraku - aku berteriak. Dan itu adalah penderitaan yang terasa 908
nikmat masih bisa ditahan, hanya ...tidak secara langsung, rasanya tidak nyaman, tapi karena tubuhku
bernyanyi di setiap pukulan yang didiringi dengan musik yang sempurna di dalam kepalaku, aku
diseret ke bagian gelap gelap dari jiwaku dan menyerah pada sensasi yang paling erotis. Ya - aku
mendapatkan ini. Dia memukul menyilang pinggangku. Kemudian, pukulan berpindah cepat di atas
pangkal pahaku, di pahaku, dan turun ke bagian dalam pahaku ... dan kembali tubuhku ... melintasi di
pinggangku. Dia terus memukul sampai musik mencapai klimaks, kemudian tiba-tiba - musik berhenti.
Begitu juga dengannya. Kemudian musiknya mulai lagi ... keras dan bertambah keras, dan ia mulai
menghujaniku pukulan lagi ... dan aku merintih dan menggeliat. Sekali lagi, berhenti dan semua
menjadi tenang ... kecuali pernapasanku menjadi liar ... dan keinginan liar. Untuk ... oh ...
apa yang terjadi? Apa yang akan dia lakukan sekarang? Gairah ini hampir tak tertahankan. Aku sudah
masuk ke dunia yang sangat gelap.
Tempat tidur bergerak dan bergeser saat aku merasakan tubuhnya merangkak di atasku, dan musik
mulai lagi. Dia mengulangi lagi ... kali ini hidung dan bibirnya yang menggantikan bulu ...
menyusuri leher dan tenggorokan, mencium, mengisap ... turun menuju payudaraku ... Ah!
Menggoda setiap putingku menunggu gilirannya ...
lidahnya berputar-putar sekeliling salah satunya sementara jari-jarinya tanpa henti menggoda yang
909
lain ... aku merintih, kupikir sangat keras, meskipun aku tidak bisa mendengar. Aku tersesat. Tersesat
dalam dirinya ... tersesat dalam, suara astral seperti bidadari ... kalah pada semua sensasi ini. Aku
tidak bisa lolos ... Aku benar-benar dibawah kekuasaan sentuhannya.
Dia bergerak turun ke perutku - lidahnya mengelilingi pusarku - mengikuti jalan flogger dan bulu
tadi... aku mengerang. Dia mencium dan mengisap dan menggigit ... bergerak kebawah ...
dan kemudian lidahnya ada di sana. Pada sebuah pangkal pahaku. Aku menjatuhkan kepalaku kembali
dan berteriak saat aku hampir meledak menuju orgasme ... aku di tepi jurang, dan dia berhenti.
Tidak! Tempat tidur bergeser, dan dia berlutut di antara kedua kakiku. Dia membungkuk ke arah tiang
ranjang, dan manset pada pergelangan kakiku tiba-tiba hilang. Aku menarik kakiku ke tengah tempat
tidur ... beristirahat terhadap dirinya. Dia membungkuk ke tiang satunya dan membebaskan kakiku
yang lain. Tangannya segera memegang kedua kakiku, meremas dan memijat, membawa kehidupan
kembali ke dalamnya. Kemudian, memegang pinggangku, dia mengangkatku agar punggungku tak lagi
di tempat tidur. Aku melengkung, bertumpu pada bahuku. Apa? Dia berlutut di antara kakiku ... dan
dalam satu gerakan cepat, dia memasuki diriku ... oh sial ... dan aku berteriak lagi. Getaran
orgasmeku sebentar lagi akan datang, dan dia langsung diam.
910
Getaran ikut berhenti ... oh tidak ... dia akan menyiksaku lebih jauh.
"Aku mohon!" Aku meratap.
Dia mencengkeramku lebih keras ...
memperingatkan? Aku tak tahu, jari-jarinya mencengkeram pantatku saat aku berbaring terengah-engah
... jadi aku sengaja diam. Sangat perlahan, ia mulai bergerak lagi ...
keluar lalu masuk... sangat menyiksa. Sial Kumohon! Aku berteriak didalam hati ... Dan pada saat suara dari paduan suara semakin meningkat...
demikian juga dengan kecepatannya semakin bertambah, dia begitu terkontrol ... jadi seirama dengan
musiknya. Dan aku tak bisa lagi menanggungnya.
"Kumohon," Aku meratap, dengan satu gerakan cepat, dia menurunkanku kembali ke tempat tidur, dan
dia berbaring di atasku, tangannya di atas tempat tidur di samping dadaku untuk menumpu tubuhnya,
dan dia mendorongku, saat musiknya mencapai puncaknya, aku jatuh .... jatuh bebas ... ke dalam
orgasme, paling intens yang pernah aku dapatkan, dan Christian mengikutiku ... mendorongku lebih
keras, tiga kali lagi ... akhirnya hilang, lalu ambruk di atasku.
Saat kesadaranku sudah kembali, Christian menarik keluar dariku. Musik telah berhenti, dan aku bisa
911
merasakan dia melintasi tubuhku saat ia melepaskan manset pada pergelangan tangan kananku. Aku
mengerang saat tanganku dibebaskan. Dia segera membebaskan tanganku yang satunya, dengan lembut
menarik penutup mataku, dan melepas earphone di telinga. Aku berkedip melihat cahaya redup yang
lembut dan menatap ke dalam tatapan intens mata abu-abunya.
"Hai," bisiknya.
"Hai, juga," aku mengambil napas dengan malu-malu padanya. Bibirnya dengan senyum khasnya, dan
ia membungkuk lalu menciumku dengan lembut.
"Kau melakukan dengan baik," bisiknya.
"Berbaliklah."
Sialan - apa yang akan dia lakukan sekarang?
Matanya melunak.
"Aku hanya akan mengusap bahumu."
"Oh ... oke."
Aku berguling dengan kaku untuk telentang. Aku merasa sangat lelah. Christian duduk
mengangkangiku dan mulai memijat bahuku. Aku merintih keras - dia memiliki jari yang kuat. Miring
ke bawah, ia mencium kepalaku.
"Musik apa itu?" Gumamku hampir tidak jelas.
912
"Itu disebut Spem in Alium, atau the Forty Part Motet, oleh Thomas Tallis."
"Sungguh ... luar biasa."
"Aku selalu ingin berhubungan seks dengan musik itu."
"Bukan untuk pertama yang lainnya, Mr. Grey?"
"Memang, Miss Steele."
Aku mengerang lagi saat jari-jarinya yang terlatih memijat pundakku.
"Yah, ini pertama kalinya aku berhubungan seks dengan lagu itu juga," bisikku mengantuk.
"Hmm ... kau dan aku, kita saling memberi banyak pengalaman pertama lainnya." Suaranya terdengar
biasa saja.
"Apa yang aku katakan dalam tidurku, Ch - err, Sir?"
Tangannya berhenti memijat sejenak.
"Kau bicara banyak hal, Anastasia. Kamu berbicara tentang sangkar dan stroberi ... bahwa kau ingin
lebih
... dan bahwa kau merindukanku."
Oh, terima kasih Tuhan untuk itu.
913
"Apa cuma itu?" Kelegaan dalam suaraku tampak jelas.
Christian menghentikan pijatan yang menyenangkan itu dan bergeser hingga dia berbaring
disampingku.
Kepalanya bersandar pada sikunya. Dia mengerutkan kening.
"Apa yang kau pikir sudah kau katakan?"
Oh sial.
"Bahwa aku pikir kamu jelek, sombong, dan kau adalah tak mampu di atas tempat tidur."
Dia mengerutkan keningnya sampai dalam.
"Yah, tentu saja aku akui semua itu, dan sekarang kau telah membuat aku benar-benar tertarik. Apa
Di kegelapan, Christian duduk memainkan piano dengan diterangi cahaya, dan rambut tembaganya
berkilau mengkilap. Dia seperti telanjang, meskipun aku tahu dia memakai celana piyamanya.
Dia berkonsentrasi, bermain sangat syahdu, hanyut dalam musik yang melankolis. Aku ragu, menonton
dari bayang-bayang, tidak ingin mengganggunya. Aku ingin memeluknyanya.
Dia tampak hanyut, bahkan sedih, pedih dan kesepian
- atau mungkin itu hanya musik penuh kesedihan 916
yang menyentuh. Dia telah selesai dengan lagunya, berhenti sebentar, kemudian mulai bermain lagi.
Aku bergerak dengan hati-hati ke arahnya, menggambarkan seperti ngengat mendekati api ... ide itu
membuatku tersenyum.
Dia melirik ke arahku dan mengerutkan kening sebelum pandangannya kembali ke tangannya. Oh sial,
apa dia marah bahwa aku mengganggunya?
"Kau seharusnya tidur," tegurnya ringan.
Aku tahu dia sedang memikirkan sesuatu.
"Seharusnya kau juga," balasku tidak begitu lembut.
Dia melirik ke atas lagi, bibirnya berkedut dengan sedikit senyuman.
"Apakah kau memarahiku, Miss Steele?"
"Ya, Mr. Grey."
"Sebenarnya, aku tak bisa tidur." Dia mengernyit lagi berkedip kesal atau marah di wajahnya.
Denganku?
Yang pasti tidak.
Aku mengabaikan ekspresi wajahnya dan dengan sangat berani duduk di sampingnya di bangku piano,
menempatkan kepala di bahunya yang telanjang untuk menonton jari-jarinya yang lincah menekan 917
turts piano. Dia berhenti sejenak, dan kemudian melanjutkan sampai selesai.
"Apa itu?" Aku bertanya pelan.
"Chopin. Opus 28, no4. Di E minor, jika kau tertarik,"
bisiknya.
"Aku selalu tertarik apa yang kau lakukan."
"Bagus, teringat," gumamnya, dan aku bisa membuatnya terkesan. Bibirnya yang khas setengah
tersenyum.
"Hanya kau minum pil KB pada jam khusus di zona waktu yang berbeda. Mungkin kau harus menunggu
setengah jam dan kemudian satu jam setengah besok pagi. Jadi akhirnya kau dapat minum pada waktu
yang wajar."
"Rencana bagus," aku bernapas. "Jadi apa yang harus kita lakukan selama setengah jam?" Aku
mengedip polos padanya.
"Aku bisa memikirkan beberapa hal," ia menyeringai, mata abu-abunya bersinar Aku menatap balik
tanpa ekspresi dan tubuhku langsung meleleh dan mencair di bawah tatapannya.
"Disisi lain, kita bisa bicara," saranku berusaha tenang.
Alisnya berkerut.
"Aku lebih suka apa yang ada dalam pikiranku." Dia membawaku ke pangkuannya.
"Kau selalu lebih suka berhubungan seks dari pada bicara," Aku tertawa,menenangkan diri dengan
memegang lengan atasnya.
920
"Benar. Terutama denganmu." Dia mencium rambutku dan berpindah dari bawah telingaku ke
tenggorokanku. "Mungkin diatas pianoku," dia berbisik.
Oh. Seluruh tubuhku mengencang memikirkan hal itu. Piano. Wow.
"Aku ingin mendapatkan sesuatu kejelasan dulu,"
bisikku saat denyut nadiku mulai cepat, dan dewi batinku memejamkan mata, bibirnya memperlihatkan
padaku rasa kenikmatan.
Dia berhenti sejenak sebelum melanjutkan serangan sensual itu.
"Selalu begitu bersemangat untuk informasi, Miss Steele. Kejelasan mengenai apa? Dia menyentuh
kulitku di dasar leherku, mencium dengan lembut.
"Kita," bisikku sambil memejamkan mata.
"Hmm. Bagaimana dengan kita ?" Dia berhenti sejenak dari ciumannya sepanjang bahuku.
"Perjanjian."
Dia mengangkat kepalanya untuk menatap ke arahku, sedikit geli di matanya, dan mendesah. Ia
mengusap ujung jarinya di pipiku.
921
"Yah, aku pikir perjanjian sudah dibicarakan, bukankah begitu?" Suaranya rendah dan serak, matanya
lembut. "Sudah dibicarakan?"
"Sudah dibicarakan." Dia tersenyum. Aku ternganga dengan bingung.
"Tapi dulu kau begitu antusias."
"Yah, itu dulu sebelum ini. Tapi, Aturan tak perlu diperbincangkan, tapi masih berlaku." Ekspresinya
sedikit mengeras.
"Sebelum? Sebelum apa?"
"Sebelum," ... Dia diam sebentar, dan ekspresinya kembali waspada, "lebih." Dia mengangkat bahu.
"Oh."
"Selain itu, kita sudah pernah berada di ruang bermain dua kali sekarang, dan kau belum lari menjerit
ketakutan."
"Apakah kau kira aku seperti itu?"
"Tidak ada satupun yang kau lakukan bisa dikira, Anastasia," katanya datar.
"Jadi, biarkan aku menjadi jelas. Kau hanya ingin aku mengikuti semua aturan perjanjian sepanjang
waktu tetapi tidak perlu menandatangani perjanjian itu?"
922
"Kecuali di ruang bermain. Aku ingin kau mengikuti semangat dari perjanjian itu pada saat di ruang
bermain, dan ya, aku ingin kau untuk mengikuti aturan - sepanjang waktu. Dan aku tahu kau akan aman,
dan aku akan bisa memilikimu kapanpun aku mau."
"Dan jika aku melanggar salah satu aturan?"
"Kalau begitu aku akan menghukummu."
"Bukankah kau perlu persetujuanku?"
"Ya, aku akan melakukannya."
"Dan jika aku mengatakan tidak?"
Ia menatap padaku selama beberapa saat, dengan ekspresi bingung.
"Jika kau mengatakan tidak, Kau harus mengatakan tidak. Aku akan menemukan cara untuk
membujukmu."
Aku menjauhkan diri darinya dan berdiri. Aku butuh jarak tertentu. Dia mengernyit saat aku menatap
ke arahnya. Dia tampak bingung dan waspada lagi.
"Jadi, aspek hukuman masih tetap ada."
"Ya, tapi hanya jika kau melanggar aturan."
923
"Aku harus kembali membacanya," kataku, berusaha mengingat detail.
"Aku akan mengambilnya untukmu." Nada bicaranya tiba-tiba berubah jadi seperti bisnis.
Whoa. Pembicaraan ini jadi serius begitu cepat. Dia bangkit dari piano dan berjalan dengan gesit ke
ruang kerjanya. Aku merasa kulit kepalaku seperti ditusuk-tusuk. Astaga, aku butuh minum teh.
Membahas hubungan masa depan kami pada jam 5:45 pagi saat dia belum sibuk dengan pekerjaan
yang lain
- apakah ini bijaksana? Aku masuk dapur yang masih gelap. Di mana lampunya? Aku menyalakannya,
dan menuangkan air ke dalam ketel. Pilku! Aku mencari di tasku yang kutinggalkan di bar sarapan dan
dengan cepat menemukannya. Kutelan satu. Pada saat aku selesai menelan pilku, Christian sudah
kembali, duduk di salah satu kursi bar, mengamatiku dengan penuh perhatian.
"Ini dia." Dia memberikan selembar kertas diketik ke arahku, dan aku melihat bahwa dia mencoret
beberapa hal.
ATURAN
Yang harus di patuhi:
924
Submisif akan mematuhi setiap instruksi yang diberikan oleh dominan langsung tanpa ragu atau
hambatan dan dengan cara yang cepat.
Submisif akan menyetujui pada semua aktivitas seksual yang dianggap cocok dan menyenangkan
dengan dominan kecuali aktivitas yang diuraikan dalam batasan yang keras (Lampiran A). Dia akan
melakukannya dengan penuh semangat dan tanpa ragu.
Tidur:
Submissive akan memastikan dia mendapatkan minimal delapan tujuh jam tidur malam ketika ia tidak
dengan Dominan.
Makanan:
Submisif makan secara teratur untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan dari daftar resep makanan
(Lampiran 4). Submisif tidak akan makan camilan di antara waktu makan, kecuali buah.
Pakaian:
Saat bersama dominan, Submisif akan mengenakan pakaian yang hanya disetujui oleh Dominan.
Dominan akan menyediakan anggaran pakaian untuk Submisif, Submisif akan memakainya. Dominan
akan menemani Submisif membeli pakaian atas persetujuannya.
Latihan kebugaran:
Dominan harus menyediakan Submisif dengan pelatih pribadi empat tiga kali seminggu setiap sesi
selama 925
satu jam pada waktu yang disepakati bersama antara pelatih pribadi dan Submisif. Pelatih pribadi
akan melaporkan kepada yang Dominan tentang kemajuan Submisif.
Kebersihan Pribadi / Kecantikan:
Submisif akan menjaga kebersihan diri dan mencukur dan atau wax setiap waktu. Submisif akan
mengunjungi salon kecantikan yang dominan pilih dan waktunya yang akan ditentukan oleh dominan,
dan menjalani perawatan apa pun yang anggap cocok oleh dominan.
Keselamatan Pribadi:
Submisif tidak akan minum berlebihan, merokok, menggunakan obat-obatan terlarang atau
"Yah ... tidak juga," aku meyakinkan dia. Astaga itu bagaimana perasaannya ketika orang yang
menyentuhnya?
931
"Tidak aku merasa seperti bermuka dua tentang hal itu. Aku tak menyukainya, tapi aku juga tak
membencinya."
"Tapi tadi malam, di ruang bermain, kau ..." dia tidak melanjutkan.
"Aku melakukannya untukmu, Christian, karena kau membutuhkannya. Tapi aku tidak suka. Kau tak
menyakitiku tadi malam.
Itu dalam konteks yang berbeda, dan secara internalaku bisa membenarkan, dan aku percaya padamu.
Tetapi bila kau ingin menghukumku, aku khawatir bahwa kau akan menyakitiku."
Mata abu-abunya berkilau seperti badai bergejolak.
Waktu berjalan, dan berkembang dan hilang sebelum ia menjawab pelan.
"Aku ingin menyakitimu. Tapi tak melebihi apa yang tidak bisa kau tahan."
Sialan!
"Kenapa?"
Dia mengangkat tangannya ke rambutnya, dan ia mengangkat bahu.
"Aku hanya membutuhkannya." Dia berhenti sejenak, menatapku dengan kesedihan, dan ia menutup
932
matanya dan menggeleng. "Aku tak bisa mengatakannya padamu," bisiknya.
"Tak bisa atau tak mau?"
"Tak mau."
"Jadi kau tahu kenapa."
"Ya."
"Tapi kau tak akan memberitahuku."
"Jika aku melakukannya, kau akan lari berteriak ketakutan dari ruangan ini, dan kau tak akan pernah
ingin kembali." Dia menatapku hati-hati. "Aku tak bisa mengambil risiko itu, Anastasia."
"Kau ingin aku tinggal."
"Lebih dari yang kau tahu. Aku tak tahan kehilangan dirimu."
Oh...
Dia menatap ke arahku, dan tiba-tiba, dia menarikku ke dalam pelukannya dan dia menciumku,
menciumku penuh gairah. Membuatku benar-benar terkejut, dan aku merasakan panik dan sangat
membutuhkan ciumannya.
933
"Jangan tinggalkan aku. Kau bilang kau tak akan meninggalkanku, dan kau memintaku untuk tak
meninggalkanmu, dalam tidurmu," bisiknya di bibirku.
Oh ... pengakuanku saat tidur malam.
"Aku tak ingin pergi." Dan hatiku mantap, berubah terbalik.
Orang ini membutuhkan. Ketakutannya terlihat jelas, tapi dia tersesat ... di suatu tempat dalam
kegelapan.
Matanya melebar dan suram dan tersiksa. Aku bisa menenangkannya. Bergabung dengannya sebentar
di kegelapan dan membawanya ke tempat terang.
"Tunjukkan padaku," bisikku.
"Tunjukkan padamu?"
"Tunjukkan padaku seberapa besar sakitnya."
"Apa?"
"Hukum aku. Aku ingin tahu seberapa buruk yang bisa kutahan."
Christian melangkah mundur dariku, benar-benar bingung.
"Kau akan mencoba?"
934
"Ya." Tapi aku memiliki motif tersembunyi. Jika aku melakukan ini untuknya, mungkin dia akan
membiarkanku menyentuhnya.
Dia berkedip padaku.
"Ana, kau begitu membingungkan."
"Aku juga bingung. Aku sedang berusaha memecahkannya. Kau dan aku akan tahu, sekali dan untuk
selamanya, jika aku bisa melakukan ini. Jika aku bisa menangani hal ini, maka mungkin kau - "
kata-kataku gagal, dan matanya melebar lagi. Dia tahu aku mengacu untuk bisa menyentuhnya. Untuk
beberapa saat, dia tampak terkoyak, tapi kemudian tekad baja menempel di wajahnya, dan ia
menyempit matanya, menatapku penuh pertimbangan seolah begitu beratnya untuk memilih ini.
Mendadak, dia menggenggam sekaligus
mencengkeram tanganku dan berbalik, membawaku keluar dari ruangan besar, menaiki tangga, dan
menuju ruang bermain. Kenikmatan dan rasa sakit, hadiah dan hukuman - kata-katanya sudah lama
bergema dalam pikiranku.
"Aku akan menunjukkan padamu seberapa buruk bisa terjadi, dan kau bisa membuat pikiranmu jadi
terbuka." Dia berhenti dekat pintu. "Apa kau siap untuk ini?"
935
Aku mengangguk, pikiranku sudah bulat, dan aku merasa agak pusing, lemah karena semua darah
meninggalkan wajahku. Dia membuka pintu, dan masih memegang tanganku, meraih apa yang tampak
seperti sabuk dari rak di samping pintu, lalu membawaku ke bangku kulit merah di pojok ruangan.
936
"Membungkuklah di atas bangku," bisiknya lembut.
Oke. Aku bisa melakukan ini. Aku membungkuk di atas kulit lembut halus. Dia mengangkat jubah
mandiku.
Diam-diam dalam pikiranku, aku agak terkejut karena dia tak menyuruhku melepasnya. Gila, aku tahu
ini akan terasa sakit .... Bawah sadarku telah pingsan, dan dewi batinku berusaha untuk terlihat
berani.
"Kita di sini karena kau mengatakan ya, Anastasia.
Dan kau berlari dariku. Aku akan memukulmu enam kali, dan kau akan menghitung denganku."
Kenapa sih dia tak langsung menyelesaikannya? Dia selalu membuat seperti makanan untuk
menghukumku. Aku memutar mata, menyadari sepenuhnya ia tak dapat melihatku.
Dia mengangkat ujung jubah mandiku, dan untuk beberapa alasan, ini terasa lebih intim daripada
telanjang. Dengan lembut dia membelai pantatku, tangannya hangat membelai kedua pantatku dan turun
ke bagian atas pahaku.
"Aku melakukan ini supaya kau ingat untuk tidak lari dariku, dan meskipun menyenangkan, aku tak
ingin kau lari dariku," bisiknya.
Dan ironisnya aku tidak lupa. Aku berlari untuk 937
menghindari ini. Jika dia membuka tangannya, aku akan lari ke dia, bukan menjauh darinya.
"Dan kau memutar mata padaku. Kau tahu bagaimana perasaanku tentang itu." Tiba-tiba, hilanglah
ketakutan, gelisah,gugup dalam nada suaranya. Dia sudah kembali dari manapun dia berada. Aku
mendengar dalam nada suaranya, caranya dia menempatkan jemarinya di pantatku, memegangku - dan
perubahan suasana di dalam kamar.
Aku memejamkan mata, menguatkan diri menerima pukulan. Tiba-tiba pukulannya datang sangat keras,
bunyi keras melintas pantatku, dan pukulan dengan sabuk ini yang aku takutkan. Aku berteriak tanpa
sadar, dan mengambil udara banyak- banyaknya.
"Hitung, Anastasia!" Perintahnya.
"Satu!" Aku berteriak padanya, dan kedengarannya seperti sebuah sumpah serapah.
Dia mencambukku lagi, dan denyut rasa sakit dan sangat terasa di sepanjang garis sabuk. Sialan ... itu
sangat cerdas
"Dua!" Aku berteriak. Rasanya begitu lega bisa menjerit.
Napasnya tak teratur dan kasar. Sementara napasku hampir tak terdengar karena aku merasa putus asa,
938
seluruh jiwaku berusaha sekuat tenaga mencari beberapa kekuatan batin. Sabuknya kembali melukai
bokongku.
"Tiga!" Air mata yang tak diinginkan jatuh ke luar dari mataku. Astaga - rasanya lebih sakit daripada
yang kupikirkan jauh lebih sakit dibanding dengan telapak tangan. Dia tidak menahannya lagi.
"Empat!" Aku berteriak saat sabuk dilecutkan lagi, dan sekarang air mengalir di pipiku.
Sebenarnya aku tak ingin menangis. Ini membuatku marah bahwa aku menangis. Dia mencambukku
lagi.
"Lima." Suaraku terdengar seperti tersedak, tertahan oleh isakan, dan pada saat ini, aku pikir aku
membencinya. Sekali lagi, aku bisa melakukan satu lagi. Pantatku terasa seolah-olah terbakar.
"Enam," aku berbisik karena sengatan seperti melepuh sangat sakit, dan aku mendengar dia
menjatuhkan sabuk di belakangku, dan menarikku ke dalam pelukannya, dengan terengah-engah dan
penuh kasih ... dan aku tak ingin bersama dia.
"Lepaskan ... tidak ... "Dan aku menemukan diriku berusaha untuk melepaskan dari pelukannya,
mendorong menjauhinya. Melawannya.
939
"Jangan sentuh aku!" Aku mendesis. Aku berdiri tegak dan menatapnya, dan dia menonton seolah-olah
aku mau meledak, mata abu-abunya melebar, geli.
Dengan marah aku menghapus air mata yang keluar dari mataku dengan punggung tanganku,
memelototinya.
"Jadi inikah yang benar-benar kau sukai? Aku, seperti ini?" aku menggunakan lengan jubah mandi
untuk membersihkan hidungku.
Dia menatap ke arahku dengan waspada.
"Yah, kau anak orang brengsek."
"Ana," dia memohon, terkejut.
"Jangan coba-coba menyebut Ana ku! Kau harus bisa memilah kemarahanmu, Grey!" Setelah itu, aku
berbalik dengan kaku, dan keluar dari ruang bermain, menutup pintu dengan pelan di belakangku.
Aku memegang hendel pintu di belakangku dan kembali bersandar sebentar di pintu. Pergi kemana?
Apa aku akan lari? Apa aku akan tinggal? Aku sangat marah, air mata panas mendidih marah tumpah
di pipiku, dan aku mengusap dengan geram kesamping.
Aku hanya ingin meringkuk. Meringkuk dan memulihkan diri dengan beberapa cara.
Menyembuhkan keyakinanku yang sudah hancur berantakan. Bagaimana mungkin aku sebodoh itu?
940
Tentu saja rasanya akan terasa sakit.
Dengan ragu-ragu, aku menggosok pantatku. Aah!
sakit. Ke mana aku akan pergi? Tak mungkin kekamarnya. Kamarku, atau ruang yang akan menjadi
milikku, tidak, itu adalah milikku ... milikku.
Inilah sebabnya mengapa dia ingin aku memilikinya.
Dia tahu aku akan membutuhkan jarak darinya.
Aku berjalan kaku sendirian ke kamar, sadar bahwa Christian dapat mengikutiku. Masih gelap di
kamar tidur, fajar menyingsing masih redup di cakrawala.
Aku naik ke tempat tidur dengan canggung, hati-hati untuk tidak duduk karena pantatku terasa sakit dan
perih Aku menarik jubah mandi, membungkus tubuhku, dan meringkuk dan benar-benar melepaskan menangis keras ke bantalku.
Apa yang kupikirkan? Mengapa aku membiarkan dia melakukan itu padaku? Aku ingin kegelapan,
untuk menjelajahi bagaimana itu bisa menjadi buruk - tapi itu terlalu gelap untukku. Aku tak bisa
melakukan ini. Namun, ini yang dia lakukan, beginilah cara dia menyukainya.
Peringatan itu membuatku sadar. Dan menjadi jelas tentang dia, dia memperingatkanku dan
memperingatkanku sekali lagi. Dia tak normal. Dia memiliki kebutuhan yang tak bisa aku penuhi. Aku
menyadari itu sekarang. Aku tak ingin dia memukulku seperti itu lagi. Aku berpikir dia memukulku
sudah dua kali, dan betapa mudahnya 941
dia melakukan perbedaan itu padaku. Apa itu cukup baginya? Aku menangis lebih keras ke bantal.
Aku akan kehilangan dia. Dia tak akan mau bersamaku jika aku tak bisa memberikan yang ia inginkan.
Mengapa, mengapa, mengapa aku jatuh cinta dengan Fifty Shades? Mengapa? Kenapa aku tidak
mencintai Jos, atau Paul Clayton, atau seseorang seperti aku?
Oh, dia terlihat bingung saat aku meninggalkannya.
Aku begitu kejam, sangat terkejut dengan kekejaman itu ... maukah dia memaafkanku ... Maukah aku
memaafkannya? Pikiranku jadi kacau semua dan campur aduk, bergema dan memantul dari bagian
dalam kepalaku. Bawah sadarku menggeleng sedih, dan dewi batinku sama sekali tak terlihat. Oh, ini
adalah pagi yang gelap bagi jiwaku. Aku sendirian.
Aku menginginkan Ibuku. Aku ingat kata-kata perpisahannya di bandara, Ikuti kata hatimu, sayang,
tolong - cobalah untuk tak berpiikir terlalu berlebihan.
Relaks dan nikmati dirimu sendiri. Kau masih begitu muda, sayang. Kau punya banyak waktu
untuk mencari pengalaman hidup, hanya biarkan itu mengalir saja.
Kau layak mendapatkan yang terbaik dari segalanya.
Aku mengikuti kata hatiku, dan yang aku dapatkan adalah pantat yang sakit dan menderita, jadi patah
semangat untuk menunjukkan itu. Aku harus pergi.
Itu saja ... Aku harus meninggalkannya. Dia tidak baik untukku, dan aku tidak baik untuknya.
942
Bagaimana mungkin kita bisa membuat ini berjalan?
Dan membayangkan tak melihat dia lagi praktis membuatku sesak napas ... Fifty Shades-ku.
Aku mendengar suara klik pintu dibuka. Oh tidak dia ke sini. Dia menempatkan sesuatu di atas meja samping tempat tidur, dan tempat tidur terasa
bergerak saat ia berbaring di belakangku.
"Sst," dia mengambil nafas, dan aku ingin menarik diri dari dia, pindah ke sisi lain tempat tidur, tapi
aku seperti lumpuh. Aku tak bisa bergerak dan berbaring kaku, tak bisa digerakkan sama sekali.
"Jangan menolakku, Ana, kumohon," bisiknya. Dengan lembut, dia menarikku ke dalam pelukannya,
membenamkan hidungnya di rambutku, mencium leherku.
"Jangan membenciku," dia bernafas lembut di kulitku, suaranya terdengar sangat sedih. Hatiku
membeku dan menangis terisak. Dia terus menciumku dengan lembut, penuh kasih, tapi aku tetap
menjaga jarak dan waspada.
Kami berbaring bersama seperti ini, tidak berkata apa-apa sampai lama. Dia hanya memelukku, dan
perlahan-lahan, aku menjadi tenang dan berhenti menangis. Fajar telah datang, dan cahaya lembut
menjadi terang berganti pagi, dan kami masih berbaring dengan tenang.
"Aku membawa beberapa Advil dan beberapa krim arnica," katanya setelah lama dalam diam.
943
Aku berbalik sangat pelan-pelan dalam pelukannya hingga aku bisa berhadapan dengannya. Kepalaku
bertumpu di lengannya. Matanya abu-abu keras dan hati-hati.
Aku menatap wajah yang tampan. Dia memberi jarak, tapi matanya terus menatapku, hampir tidak
berkedip. Oh, dia terlihat begitu mendebarkan. Dalam waktu singkat, dia menjadi begitu, terlihat
sangat sayang padaku. Aku mengulurkan tangan, membelai pipinya dan menjalankan ujung jariku ke
janggutnya.
Dia menutup matanya dan sedikit menghembuskan napas.
"Maafkan aku," bisikku.
Dia membuka matanya dan menatapku bingung.
"Untuk apa?"
"Untuk apa yang sudah aku katakan."
"Kau tak mengatakan apapun yang tak aku tahu."
Dan matanya melunak lega. "Maaf aku menyakitimu."
Aku mengangkat bahu.
"Aku yang minta." Dan sekarang aku tahu. Aku menelan ludah. Ini dia. Aku perlu mengatakan
bagianku. "Kupikir aku tak bisa menjadi segalanya seperti yang kau inginkan," bisikku. Matanya
melebar 944
sedikit, dan ia berkedip, ekspresi kembali ketakutan.
Ya ampun. Inilah faktanya. Inilah intinya ketidakcocokan - dan semua yang ada didalam pikirannya.
"Kita tak akan bisa melewati itu, ya kan?" Bisikku, 946
kepalaku berdenyut ketakutan.
Dia menggeleng muram. Aku menutup mataku. Aku tak sanggup melihatnya.
"Yah ... lebih baik aku pergi," bisikku, mengernyit saat aku duduk.
"Tidak, jangan pergi." Suaranya seperti panik.
"Tak ada gunanya aku tinggal." Tiba-tiba, aku merasa lelah, benar-benar kelelahan, dan aku ingin
pergi sekarang. Aku turun dari tempat tidur, dan Christian mengikuti.
"Aku akan berpakaian. Aku ingin sedikit privasi,"
kataku, suaraku datar dan kosong saat aku meninggalkan dia berdiri di kamar tidur.
Menuju lantai bawah, aku melirik ruangan besar, berpikir bagaimana hanya beberapa jam sebelumnya
aku menyandarkan kepala di bahunya saat ia memainkan piano. Begitu banyak yang terjadi sejak itu.
Aku membuka mataku dan melihat sekilas sejauh mana kerusakan moralnya, dan sekarang aku tahu dia
tak sanggup mencintai seseorang - tak mampu untuk memberi atau menerima cinta. Ketakutan
terburukku telah terwujud. Dan anehnya, itu sangat melegakan.
Rasanya sangat menyakitkan hingga aku menolak untuk mengakuinya. Aku merasa mati rasa. Entah 947
bagaimana aku seakan keluar dari tubuhku dan aku sekarang menjadi pengamat biasa untuk
mengungkap tragedi. Aku mandi dengan cepat dan sistematis, hanya berpikir setiap detik di
hadapanku. Sekarang menekan botol sabun mandi. Mengembalikan botol sabun mandi di rak.
Menggosokkan di wajah, di bahu
... dan terus, semuanya mudah, tindakan yang mekanis, membutuhkan pengalaman mekanis yang
sederhana.
Aku selesai mandi dan karena aku tidak mengeramas rambutku, aku dapat mengeringkan diri dengan
cepat. Aku berpakaian di kamar mandi, mengambil jeansku dan t-shirt dari koper kecilku.
Jeansku terasa melukai pantatku, tapi terus terang, aku menyambut rasa sakit itu karena mengalihkan
pikiranku dari apa yang terjadi pada patah hatiku.
Aku membungkuk untuk menutup koperku, dan bungkusan hadiah untuk Christian menarik perhatianku,
pesawat model kit glider Blahnik L23, dia harus merakit dulu. Air mata mengancam. Oh tidak ...
harusnya lebih bahagia, bila ada harapan untuk lebih.
Aku mengeluarkan persoalan ini, mengetahui bahwa aku perlu memberikan ini padanya. Segera, aku
merobek sepotong kertas kecil dari notebookku, buru-buru menulis catatan untuknya, dan biarkan di
atas kotak.
Ini mengingatkanku saat-saat bahagia.
948
Terima kasih.
Ana
Aku menatap diriku di cermin. Sebuah tatapan seperti hantu yang pucat dan angker ke arahku. Aku
meraup rambutku mengikat menjadi ekor kuda dan mengabaikan kondisi kelopak mataku yang
membengkak karena tangisan. Bawah sadarku mengangguk setuju. Bahkan dia tahu untuk tidak menjadi
pemarah saat ini. Aku tak percaya bahwa duniaku telah runtuh di sekitarku menjadi tumpukan abu,
semua harapan dan impian secara kejam menghilang. Tidak, tidak tidak jangan berpikir tentang hal itu.
Jangan sekarang, belum. Ambil napas dalam-dalam, aku mengambil koperku, dan setelah
menempatkan kit glider dan catatanku di atas bantal, aku menuju ruang besar.
Christian sedang menelpon. Dia memakai jeans hitam dan t-shirt. Kakinya telanjang.
"Dia bilang apa!" Ia berteriak, membuatku melompat.
"Yah, dia bisa memberitahu kita kebenaran itu.
Nomornya berapa, aku akan menelponnya... Welch, ini benar-benar kacau." Dia melirik. Dan tidak
mengalihkan matanya yang gelap dan murung dariku.
"Cari dia," bentak dia dan menekan tombol off.
Aku berjalan ke sofa dan mengambil ranselku, berusaha sebisa mungkin mengabaikannya. Aku 949
mengambil Mac dari ransel dan berjalan kembali ke dapur, menempatkannya hati-hati di bar sarapan,
bersama dengan BlackBerry dan kunci mobil. Saat aku berbalik menghadapi dia, dia menatapku,
tertegun dengan ketakutan.
"Aku butuh uang dari Beetle-ku yang dijual Taylor."
Suaraku jelas dan tenang, tanpa emosi ... luar biasa.
"Ana, aku tidak ingin barang-barang ini, semuanya milikmu," katanya tak percaya. "Tolong, ambil
semuanya."
"Tidak Christian Aku semata-mata menerima semua itu di bawah kesabaran dan aku tidak
menginginkan ini lagi."
"Ana, yang rasional dong," dia menegurku, bahkan setelah sekarang.
"Aku tak ingin sesuatu yang akan mengingatkanku padamu. Aku hanya perlu uang dari mobilku yang
dijual Taylor." Suaraku cukup monoton.
Dia terkesiap.
"Apa kau benar-benar mencoba melukaiku?"
"Tidak." Aku mengerut menatapnya. Tentu saja tidak
... aku mencintaimu. "Jelas tidak. Aku mencoba untuk menjaga diriku sendiri," bisikku. Karena kau tak
menginginkanku sebesar aku menginginkanmu.
950
"Tolong, Ana, ambil barang-barang itu."
"Christian, aku tak ingin bertengkar - aku hanya perlu uang."
Dia menyempit matanya, tapi aku tak lagi terintimidasi olehnya. Yah, hanya sedikit. Aku balik
memandang tanpa ekspresi, tak berkedip atau mundur.
"Maukah kau menerima cek?" Katanya ketus.
"Ya. Aku pikir tak apa."
Dia tak tersenyum, ia hanya berjalan ke ruang kerjanya. Aku melihat yang masih tersisa lalu melihatlihat apartemennya - lukisan di dinding semua abstrak, tenang, sejuk ... bahkan dingin. Pas sekali, aku pikir tanpa sadar. Mataku berkeliaran
ke piano. Astaga - jika aku menjaga mulutku, kami akan bercinta di atas piano. Tidak, sialan, kita akan
berhubungan intim di atas piano.
Yah, aku lebih suka bercinta. Kebohongan besar dan sedih dalam pikiranku. Dia tak pernah bercinta
denganku, kan? selalu hanya berhubungan intim dengannya.
Christian kembali dan menyerahkan amplop.
"Taylor mendapat harga yang bagus. Itu adalah mobil 951
klasik. Kau bisa bertanya padanya. Dia akan mengantarmu pulang." Dia mengangguk ke arah belakang
bahuku. Aku berbalik, dan Taylor sedang berdiri di ambang pintu, mengenakan setelan, sempurna
seperti biasa.
"Tak perlu, aku bisa pulang sendiri ke rumah, terima kasih."
Aku berbalik untuk menatap Christian, dan aku melihat kemarahan hampir-terkandung di matanya.
"Apa kau akan menentangku setiap ada kesempatan?"
"Mengapa harus mengubah kebiasaan seumur hidup?"
Aku mengangkat bahu untuk minta maaf.
Dia menutup matanya dengan frustrasi dan berjalan tangannya ke rambutnya.
"Aku mohon, Ana, biar Taylor mengantarmu pulang."
"Aku akan mengambil mobil, Miss Steele," kata Taylor berwibawa. Christian mengangguk padanya,
dan saat aku melihat sekeliling, Taylor telah pergi.
Aku berbalik kembali untuk berhadapan dengan Christian. Kami berjarak empat kaki. Dia melangkah
ke depan, dan secara naluri aku melangkah mundur.
Dia berhenti, dan penderitaan dalam ekspresinya jelas terlihat, mata abu-abunya menyala.
952
"Aku tak ingin kau pergi," bisiknya, suaranya penuh kerinduan.
"Aku tak bisa tinggal. Aku tahu apa yang aku inginkan dan kau tak bisa memberikannya padaku, dan
aku tak bisa memberikan apa yang kau butuhkan."
Dia melangkah maju, dan aku mengangkat tanganku keatas.
"Tolong jangan." Aku mundur dari dia. Tak mungkin aku bisa mentolerir sentuhannya sekarang, itu
akan membunuhku. "Aku tak bisa melakukan ini."
Meraih koper dan ranselku, aku menuju serambi. Dia mengikutiku, menjaga jarak hati-hati. Dia
menekan tombol lift, dan pintu terbuka. Aku masuk.
"Selamat tinggal, Christian," bisikku.
"Ana, selamat tinggal," katanya lembut, dan dia terlihat benar-benar hancur, seperti orang yang
kesakitan, mencerminkan betapa aku bisa merasakan di dalamnya. Aku membuang muka darinya
sebelum aku berubah pikiran dan mencoba untuk
menghiburnya.
Pintu lift menutup, dan membawaku turun ke ruang bawah tanah dan ke neraka pribadiku sendiri.
Taylor menahan pintu terbuka untukku, dan aku naik 953
ke belakang mobil. Aku menghindari kontak mata.
Jengah dan malu menyapu wajahku. Aku gagal total.
Aku berharap bisa menyeret Fifty Shades-ku menuju cahaya, tapi terbukti tugas itu sedikit di luar
kemampuanku. Putus asa, aku mencoba untuk menjaga meredam emosiku. Saat kami berjalan keluar
menuju 4th Avenue, aku menatap kosong keluar jendela, dan betapa besarnya apa yang telah aku
lakukan secara perlahan terlintas dipikiranku.
Sial - Aku telah meninggalkannya. Satu-satunya pria yang pernah aku cintai. Satu-satunya pria yang
pernah tidur denganku.
Aku terkesiap, dan tangisku pecah. Air mata tanpa diminta dan tak diinginkan turun di pipiku, dan aku
buru-buru menyekanya dengan jemariku, kurogoh tasku mencari kacamataku. Saat kami berhenti di
traffic lights, Taylor mengulurkan saputangan linen untukku. Dia tak mengatakan apa-apa dan tak
melihat ke arahku, dan aku merasa bersyukur.
"Terima kasih," gumamku, dan kebaikan kecil ini merupakan tindakan bijaksana yang membuatku
hancur. Aku duduk kembali di kursi kulit mewah dan menangis.
Apartemen kosong menyedihkan dan terasa asing.
Aku belum tinggal di sini cukup lama untuk untuk merasa seperti di rumah. Aku langsung menuju
kamarku, dan di sana, menggantung lemas di ujung tempat tidurku, menyedihkan, sebuah balon, 954
helikopter kempes. Charlie Tango, terlihat dan terasa persis sepertiku. Dengan marah aku melempar
dari ranjangku, memutuskan talinya, dan memeluknya.
Oh - apa yang telah kulakukan?
Aku jatuh diatas tempat tidur, sepatu dan semua, dan menangis. Rasa sakit ini tak terlukiskan ... fisik,
mental ... metafisika ... itu ada dimana-mana, menyusup ke dalam sumsum tulangku. Kesedihan.
Ini adalah kesedihan - dan aku telah membawanya pada diriku sendiri. Jauh di lubuk hati, pikiran keji
tanpa diminta berasal dari dewi batinku, bibirnya melengkung sambil menggeram ... rasa sakit fisik
dari sabetan sabuk tak terasa apa-apa, tidak bisa dibandingkan dengan kerusakan ini. Aku meringkuk,
putus asa menggenggam balon foil datar dan sapu tangan Taylor, dan menyerahkan diri untuk
kesedihanku.
End Untuk Novel Trilogy yang pertama.
955