PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit flu burung merupakan penyakit baru yang banyak menarik perhatian berbagai pihak
karena penularanya yang sangat cepat dengan angka kematian yang tinggi. Flu burung juga
melibatkan sektor perternakan, khususnya unggas, yang memepunyai dampak besar terhadap
ketersedian daging (gizi) di masyarakat, dan sektor ekonomi para perternaknya.
B.
Epidemiologi
Sampai bulan juni 2007 sebanyak 313 orang diseluruh dunia telah terjangkit virus AI dengan 191
deantarnya meninggal dunia ( CFR= 61 %). Khasus penyakit ini meningkat cepat dari tahun
ketahun. Pada tahun 2003 tercatat terdapat empat kasus, kemudian berkembang menjadi 46 kasus
(2004), 97 kasus (2005), 116 kasus ( 2006), dan pada tahun 2007 per tanggal 15 juni telah
dilaporkan terjadi 50 kasus dengan angka kematian 66% . Negara yang terjangkit sebagian besar
adalah negara-negara diasia ( thailand, vietnam, kamboja, cina, dan indonesia), tetapi saat ini
sudah menyebar ke irak dan turki.
Kasus AI diindonesia bermula dari ditemukanya kasus pada unggas dipekalongan, jawa tengah
pada bulan agustus 2003. Sampai tahun 2006, penyakit ini sudah menyerang unggas di 29
provinsi yang mencakup 291 kabupaten/kota. Daerah yang memiliki populasi unggas yang padat
dan diikuti populasi penduduk yang padat yang akan mengalami banyak kasus pada manusia.
Di indonesia, sejak juli 2005 sampai dengan pertengahan juni 2007 tercatat terdapat 100
kasus dengan 80 kematian (CFR= 80%). Sebagian besar kasus berasal dari jawa dan sumatera.
Provinsi terbanyak yang terjangkit penyakit ini adalah jawa barat, DKI jakarta dan banten.
Penyakit ini sudah berjangkit di 11 provinsi dan 37 kabupaten/kota.
C.
1.
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
Mahasiswa mampu memahami penyebab, gejala dan penatalaksanaan penyakit Flu Burung
D.
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Apabila badan terasa panas atau demam, batuk, pilek, serta memiliki kontak langsung
dengan ayam/unggas sakit atau mati mendadak 2 minggu sebelumnya, atau berada di
tempat/wilayah yang terinfeksi flu burung, segera berobat ke tempat pelayanan kesehatan
baik puskesmas atau rumah sakit. Bila terkena penyakit flu burung maka akan cepat
menjadi sesak nafas karena terjadi radang paru paru
4. Apabila terdapat kematian ayam atau unggas mendadak, segera bangkainya dibakar atau
dikubur. Pada saat membakarnya, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan atau
kantung plastik. Mulut, hidung, harus ditutup dengan masker atau sapu tangan. Setelah
itu mencuci tangan dengan desinfektan, sabun atau detergen.
5. Melaporkan kasus ayam atau unggas yang mati mendadak atau sakit kepada Dinas
Peternakan atau Pertanian setempat.
6. Berperan aktif dalam gerakan Tumpas Flu Burung dan rela berkorban demi memutus
rantai penularan flu burung dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia.
TERAPI
Terapi pencegahan:
a. Pada Unggas :
Virus flu burung yang dapat menyerang pada hewan saat ini belum diketahui obat
maupun vaksin yang tepat untuk mengobatinya. Pemberian obat maupun vaksin dilakukan lebih
ke arah pencegahan supaya tidak menular kepada hewan lain maupun manusia di sekitarnya.
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam penanggulangan pengobatan flu burung antara lain
sebagai berikut:
1.
Biosekuriti
Disebut juga keamanan hayati, yaitu perlakuan yang ditujukan untuk menjaga keamanan
hayati demi pemeliharaan kesehatan dan memperkecil ancaman terhadap individu yang
dilindungi. Usaha ini antara lain:
a. Membatasi secara ketat lalu lintas unggas atau ternak, produk unggas, pakan, kotoran,
bulu, dan alas kandang.
b. Membatasi lalu lintas pekerja atau orang dan kendaraan keluar masuk peternakan.
c. Peternak dan orang yang hendak masuk peternakan harus memakai pakaian pelindung
seperti masker, kaca mata plastik, kaos tangan, dan sepatu.
d. Mencegah kontak antara unggas dengan burung liar.
2.
Depopulasi
Depopulasi adalah tindakan pemusnahan unggas secara selektif di peternakan yang tertular
virus flu burung. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih luas.
Cara pemusnahan unggas yang terinfeksi virus flu burung adalah menyembelih semua
unggas yang sakit dan yang sehat dalam satu kandang (peternakan). Selain itu, dapat juga
dilakukan dengan cara disposal, yaitu membakar dan mengubur unggas mati, sekam dan
pakan yang tercemar, serta bahan dan peralatan yang terkontaminasi.
3.
Vaksinasi
Dilakukan pada semua jenis unggas yang sehat di daerah yang telah diketahui ada virus flu
burung. Vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif (killed vaccine) yang resmi dari
pemerintah.
Pada Manusia :
1. Kelompok berisiko tinggi ( pekerja peternakan dan pedagang)
Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinsfeksiflu burung.
Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaiankerja).
Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
Imunisasi.
2. Masyarakat umum
a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup.
b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu :
- Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada
tubuhnya)
- Memasak daging ayam sampai dengan suhu 800C selama 1 menit dan pada telur
sampai dengan suhu 640C selama 4,5 menit.
1. PENGERTIAN
Flu burung atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan avian flu atau avian influenza (AI)
adalah penyakit menular yang disebabkan virus influenza A sub tipe H5N1 yang biasanya
menyerang unggas tetapi juga dapat menyerang manusia. Virus ini termasuk family
Orthomyxoviridae dan memiliki diameter 90-120 nanometer. Virus avian influenza ini
menyerang alat pernapasan, pencernaan dan system saraf pada unggas.
2.
ETIOLOGI
Virus penyebab Flu Burung di Indonesia adalah Virus Influenza A subtipe H5N1. Virus
Influenza A subtipe H5N1 adalah salah satu virus tipe A yang dikenal sebagai virus influenza
unggas yang sangat patogen (Highly Pathogenic Avian Influenza -HPAI). Virus influenza ini
termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan
Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung
yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Depkes RI 2) terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7.
Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9.. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air
sampai 4 hari pada suhu 22o C dan lebih dari 30 hari pada 0o C. Virus akan mati pada
pemanasan 60o C selama 30 menit atau 56o C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan
misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodine.
3.
GEJALA KLINIS
Pada Manusia :
- demam (suhu badan diatas 380 C)
- batuk dan nyeri tenggorokan
- radang saluran pernafasan atas
- pneumonia
- infeksi mata
- nyeri dada
- muntah, diare
- anoreksia
Pada Unggas :
- jenggernya berwarna biru
- borok di kaki
-
dalam waktu 2
Masa Inkubasi
Masa Inkubasi flu burung pada unggas 1 minggu dan pada manusia 1 - 3 hari (Depkes
RI, 2008).
1. ASPEK LEGAL
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1372/Menkes/SK/IX/2005 tentang Penetapan
Kondisi Kejadian LuarBiasa (KLB) Flu Burung.
2. PENATALAKSANAAN MEDIS
a)
5.
terjadi malformasi atau kematian janin pada ibu yang mengkonsumsi oseltamivir.
Karena itu penggunaan oseltamivir pada wanita hamil hanya dapat diberikan bila
potensi manfaat lebih besar dari potensi risiko pada janin.
c)
Profilaksis
Profilaksis 1x75 mg diberikan pada kelompok risiko tinggi terpajan
d)
Pengobatan lain
Metilprednisolon 1-2 mg/kgBB IV diberikan pada pneumonia berat, ARDS atau
pada syok sepsis yang tidak respons terhadap obat-obat vasopresor.
Terapi lain seperti terapi simptomatik, vitamin, dan makanan bergizi.
Rawat di ICU sesuai indikasi.
keseluruhan respon "bunuh diri" dalam sistem imunitas tubuh manusia. Makin banyak virus itu
tereplikasi, makin banyak pula produksi sitokin-protein dalam tubuh yang memicu peningkatan
respons imunitas dan berperan penting dalam peradangan. Sitokin yang membanjiri aliran darah
karena virus yang bertambah banyak, justru melukai jaringan tubuh (efek bunuh diri).
Gejalanya yang ditunjukkan pada kasus seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala,
nyeri otot dan sendi, sampai infeksi selaput mata ( conjunctivitis). Bila keadaan memburuk, dapat
juga terjadi severe istress yang ditandai dengan sesak nafas hebat, rendahnya kadar oksigen darah
serta meningkatnya kadar CO.
Keadaan ini umumnya terjadi karena infeksi flu yang menyebar ke paru dan menimbulkan
pneumonia. Radang paru (pneumonia) ini dapat disebabkan oleh virus itu sendiri atau juga oleh
bakteri yang masuk dan menginfeksi paru yang memang sedang sakit akibat flu burung ini.
yang melaporkan
kasus Flu Burung H5N1 berdasar konfirmasi laboratorium."Negara-negara tersebut antara lain
Kamboja dengan 9 kasus, Mesir 2 kasus, Indonesia 2 kasus, Vietnam 2 kasus, dan China 2
kasus," ujar Prof. Tjandra Yoga Aditama, Kamis (19/6/2014).Karena itu, sejak April 2014, hanya
ada 2 kasus baru di Indonesia, yakni satu di Jawa Tengah pada April 2014 dan satu lagi di Jakarta
pada Juni 2014 Total ada 666 kasus flu burung H5N1 yang terkonfirmasi laboratorium di dunia
dari 15 negara, 393 di antaranya (59 persen) meninggal dunia. .(liputan6.com)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Flu burung (avian influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa
yang ditularkan oleh unggas. Virus influensa terdiri dari beberapa tipe, antara lain tipe A, tipe B dan tipe
C. Influensa tipe A terdiri dari beberapa strain, antara lain H1N1, H3N2, H5N1 dan lain-lain. Influensa A
(H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung di Hongkong, Vietnam, Thailand, dan Jepang. Di
Vietnam dan Thailand juga menyerang pada manusia dengan delapan kasus diantaranya meninggal.
DAFTAR PUSTAKA
# Akoso, Budi Tri. 2006. Waspada Flu Burung. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
# Irianto, K., 2007. Mikrobiologi, Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid I,Yrama Widya. Jakarta.
# Soejoedono, D. Retno. 2006. Flu Burung. Penerbit Swadaya : Depok.
# Pustaka Internet
: DI SUSUN OLEH :
NAMA : TRI ROEYHAN NOOR
NIM
:11.113082.3.0340