PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Planning
menunjukkan
beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk
mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,2001). Perawat
adalah salah satu anggota tim Discharge Planner, dan sebagai discharge planner perawat
mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan
untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial, menentukan tujuan dengan atau
bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan
mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi
pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.
Merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk mencegah dan
meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim kesehatan, perawat
berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi
dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien memperoleh tujuan utamanya
dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
Pemberian informasi kepada pasien diberikan agar pasien mampu mengenali
tanda bahaya untuk dilaporkan kepada tenaga medis. Sebelum pemulangan pasien dan
keluarganya harus mengetahui bagaimana cara memanajemen pemberian perawatan di
rumah dan apa yang diharapkan di dalam memperhatikan masalah fisik yang
berkelanjutan karena kegagalan untuk mengerti pembatasan atau implikasi masalah
kesehatan (tidak siap menghadapi pemulangan) dapat menyebabkan pasien meningkatkan
komplikasi (Perry & Potter, 2006).
4
Oleh karena itu pasien perlu dipersiapkan untuk menghadapi pemulangan. Orem
(1985 dalam Alligood & Tomey, 2006) mengatakan bahwa intervensi keperawatan
dibutuhkan karena adanya ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri sebagai
akibat dari adanya keterbatasan. Salah satu bentuk intervensi keperawatan yang dapat
dilakukan
adalah
discharge
planning
(perencanaan pemulangan
pasien)
untuk
C. Tujuan Penulisan
Tujuannya agar mahasiswa keperawatan mampu memahani proses Discharge Planning
atau proses pemulangan pasien,yang sesuai prosedur pemulangan pasien yang benar dan
sesuai dengan tahapannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Suatu proses dimulainya pasien mendapat pelayanan kesehatan yang diikuti
dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya (Rosdahl dan Kowalski, 2008).
pemulangan
atau
koordinator
asuhan
berkelanjutan (Continuing Care Coordinator) adalah staf rumah sakit yang berfungsi
sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan fasilitas kesehatan,
menyediakan pendidikan kesehatan, dan memotivasi staf rumah sakit untuk
merencanakan dan mengimplementasikan discharge planning (Discharge Planning
Association, 2008).
C. Penerima Layanan Discharge Planning
Semua pasien yang dihospitalisasi memerlukan discharge planning (Discharge
Planning Association, 2008). Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan pasien
beresiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan
setelah pasien pulang, seperti pasien yang menderita penyakit terminal atau pasien
dengan kecacatan permanen (Rice, 1992 dalam Perry & Potter, 2005). Pasien dan seluruh
fisik dan psikologis untuk di transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat
disetujui, menyediakan
1. Pasien adalah fokus dari perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan dari
pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang
mungkin muncul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
muncul dirumah dapat segera diatasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan
pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap pasien
masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
6. Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus dipertimbangkan ketika
menyusun discharge planning.
G. Jenis-jenis Discharge Planning
Chesca (2009) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien sebagai berikut :
1. Pemulangan sementara atau cuti (Conditioning Discharge)
Keadaan pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat
komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan
dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
2. Pulang mutlak atau selamanya (Absolute Discharge)
Cara ini merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila
klien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3. Pulang paksa (Judicial Discharge)
Kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak
memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja
sama dengan perawat puskesmas terdekat.
Pasien MRS
RS
Pasien Selama
Dirawat
RS
Pasien KRS
Penyelesaian
RS
Administrasi
- Perawat
-Dokter
-Tim Kesehatan
Lain
Perencanaan PULANG
PROGRAM HEALTH EDUCATION :
Kontrol dan Obat/Perawatan
Nutrisi
Aktivitas dan Istirahat
Perawatan Diri
MONITOR :
Petugas Kesehatan
Keluarga
Keperawatan,
Nursalam, Ferry
Lain-Lain
Medika,2007
Keterangan :
1. Tugas Kepala Ruangan :
Menerima pasien baru
Menentukan estimasi lama perawatan
2. Tugas Perawat Primer :
Membuat perencanaan pulang (Discharge Planning)
Membuat leaflet
Memberikan konseling
Memberikan pendidikan kesehatan
Melakukan tindakan berupa diskusi dan demonstrasi
Melakukan evaluasi
Mendokumentasikan Discharge Planning
Melakukan follow up
3. Tugas Perawat Asosiate :
10
keperawatan
didasarkan
pada
pengkajian
discharge
planning,
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien
juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kelanjutan
perawatannya.
c. Treatment (pengobatan)
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain
f.
12
umum terjadi.
3. Kebutuhan akan hasil test laboratorium yang dianjurkan, dan pemeriksaan
lain-lain).
6. Kapan dan bagaimana perawatan atau pengobatan selanjutnya yang akan dihadapi
setelah dipulangkan. Nama pemberi layanan, waktu, tanggal, dan lokasi setiap janji
untuk kontrol.
7. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon yang bisa
dihubungi untuk melakukan peninjauan ulang petunjuk pemulangan.
8. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan (jadwal pelayanan di rumah, perawat yang
menjenguk, penolong, pembantu jalan; walker , kanul, oksigen, dan lain-lain) beserta
dengan nama dan nomor telepon setiap institusi yang bertanggung jawab
untuk menyediakan pelayanan.
13
dari
kemampuan
dan
keinginan
yang
berbeda
yang
ditunjukkan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu proses dimulainya pasien mendapat pelayanan kesehatan yang diikuti
dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya (Rosdahl dan Kowalski, 2008).
15