KRISTAL LOGAM
Wijo Kongko K. Y. S
KIMIA B 2012
(123234018)
Ruwanti Dewi C. N
KIMIA B 2012
(123234216)
KIMIA B 2012
(123234021)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2012
KRISTAL LOGAM
Kisi kristal logam terdiri atas atom logam yang terikat melalui ikatan logam. Elektron
valensi dalam atom logam mudah dikeluarkan (karena energi ionisasinya yang kecil)
menghasilkan kation. Bila dua atom logam saling mendekat, orbital atom terluarnya akan
tumpang tindih membentuk orbital molekul. Semakin banyak atom logam yang saling
berinteraksi, maka akan semakin banyak terjadi tumpang tindih orbital sehingga membentuk
suatu orbital molekul baru. Terjadinya tumpang tindih orbital yang berulang-ulang
menyebabkan elektron-elektron pada kulit terluar setiap atom dipengaruhi oleh atom lain
sehingga dapat bergerak bebas di dalam kisi.
Karena orbital atom bertumpang tindih berulang-ulang, elektron-elektron di kulit
terluar setiap atom akan dipengaruhi oleh banyak atom lain. Elektron semacam ini tidak harus
dimiliki oleh atom tertentu, tetapi akan bergerak bebas dalam kisi yang dibentuk oleh atomatom ini. Jadi, elektron-elektron ini disebut dengan elektron bebas.
Elektron valensi tidak terikat pada salah satu ion logam atau pasangan ion logam,
melainkan terdelokasi terhadap semua ion logam. Teori awan elektron inilah yang juga dapat
menjelaskan berbagai sifat fisika dari logam diantaranya:
1.
Sifat mengkilap
Mengapa logam megkilap? Kilap logam diakibatkan oleh sejumlah besar orbital
molekul kristal logam. Karena sedemikian banyak orbital molekul, celah energi antara
tingkat-tingkat energi itu sangat kecil. Bila permukaan logam disinari, elektron akan
mengabsorbsi energi sinar tersebut dan tereksitasi(elektron berpindah dari tingkat energi yang
lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi). Akibatnya, rentang panjang gelombang
cahaya yang diserap sangat lebar. Bila elektron yang tereksitasi melepaskan energi yang
diterimanya dan kembali ke keadaan dasar, cahaya dengan rentang panjang gelombang yang
lebar akan dipancarkan, yang akan kita amati sebagai kilap logam.
2.
disebabkan adanya elektron valensi yang mudah bergerak. Elektron-elektron itu bebas
bergerak dalam medan listrik yang ditimbulkan sumber arus sehingga listrik dapat mengalir
melalui logam. Bila beda tegangan diberikan pada kedua ujung logam, elektron akan
mengalir ke arah muatan yang positif.
3.
adanya elektron valensi yuang bergerak bebas. Jika bagian tertentu dari logam dipanaskan,
maka elektron-elektron pada bagian logam itu menerima sejumlah energi sehingga energi
kinetiknya bertambah dan gerakannya makin cepat. Elektron-elektron yang bergerak dengan
cepat itu menyerahkan sebagian energi kinetiknya kepada elektron lain sehingga seluruh
bagian logam menjadi panas dan naik suhunya.
4.
sebab dalam kisi kristal logam tidak terdapat ikatan yang terlokalisasi. Karena gaya tarik
setiap ion logam yang bermuatan positif terhadap elektron valensi sama besarnya, maka suatu
lapisan ion logam yang bermuatan kisi kristal mudah bergeser. Jika sebuah ikatan logam
putus, maka segera terbentuk ikatan logam baru. Oleh karena itu, logam dapat ditempa
menjadi lempeng yang sangat tipis dapat ditarik menjadi kawat yang halus atau
dibengkokkan.
5.
Pada suhu kamar berwujud padat, kuat, keras, kecuali raksa (Hg) berwujud cair.
Kekerasan dan kekuatan logam dapat ditingkatkan dengan cara mencampurkan logam
dengan logam yang lain atau dengan non logam yang disebut aliase (alloy) misalnya aliase
aluminium dengan magnesium yang dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan,
jembatan dankendaraan bermotor.
6.
empat atom pada lapisan atas dan empat atom pada lapisan bawah dan empat atom pada
lapisannya.
Gambar (2a) menunjukkan model bola pejal sel satuan FCC, Gambar (2b) menunjukkan pusat-pusat atom
digambarkan dengan bola padat kecil
Sel satuan FCC yang berulang dalam padatan kristalin sama seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 1. Struktur FCC mempunyai sebuah atom pada pusat semua sisi kubus dan
sebuah atom pada setiap titik sudut kubus. Beberapa logam yang memiliki struktur kristal
FCC yaitu tembaga, aluminium, perak, dan emas (lihat Tabel 1). Sel satuan FCC mempunyai
empat (4) buah atom, yang diperoleh dari jumlah delapan seperdelapan-atom pada delapan
titik sudutnya plus enam setengah-atom pada enam sisi kubusnya (8 1/8 + 6 1/2). Atom-atom
atau inti ion bersentuhan satu sama lain sepanjang diagonal sisi. Hubungan panjang sisi
kristal FCC, a, dengan jari-jari atomnya, R, ditunjukkan oleh persamaan berikut:
Tiap atom dalam sel satuan FCC ini dikelilingi oleh duabelas (12) atom tetangga, hal
ini berlaku untuk setiap atom, baik yang terletak pada titk sudut maupun atom dipusat sel
satuan (lihat Gambar 2a). Jumah atom tetangga yang mengelilingi setiap atom dalam struktur
kristal FCC yang nilainya sama untuk setiap atom disebut dengan bilangan koordinasi
(coordination number). Bilangan koordinasi struktur FCC adalah 12.
Faktor tumpukan atom (atomic packing factor, APF) adalah fraksi volum dari sel
satuan yang ditempati oleh bola-bola padat, seperti ditunjukkan oleh persamaan berikut:
(a) gambaran model bola pejal sel satuan BCC, (b) Sel satuan BCC digambarkan dengan bola padat
kecil, (c) Sel satuan BCC yang berulang dalam padatan kristalin
Logamlogam dengan struktur BCC mempunyai sebuah atom pada pusat kubus dan
sebuah atom pada setiap titik sudut kubus. Sel satuan BCC mempunyai dua (2) buah atom,
yang diperoleh dari jumlah delapan seperdelapan atom pada delapan titik sudutnya plus satu
atom pada pusat kubus (8 1/8 + 1). Atom-atom atau inti ion bersentuhan satu sama lain
sepanjang diagonal ruang.
Hubungan panjang sisi kristal BCC, a, dengan jari-jari atomnya, R, diberikan sebagai
berikut:
Tiap atom dalam sel satuan BCC ini dikelilingi oleh delapan (8) atom tetangga (lihat
Gambar 3a), sebagai akibatnya bilangan koordinasi struktur BCC adalah 8.Karena struktur
BCC mempunyai bilangan koordinasi lebih kecil dibandingkan dengan bilangan koordinasi
FCC, maka faktor tumpukan atom struktur BCC, yang bernilai 0.68, adalah juga lebih kecil
dibandingkan dengan faktor tumpukan atom FCC.
(a) sel satuan HCP digambarkan dengan bola padat kecil, (b) sel satuan HCP yang berulang dalam padatan
kristalin.
Ciri khas logamlogam dengan struktur HCP adalah setiap atom dalam lapisan
tertentu terletak tepat diatas atau dibawah sela antara tiga atom pada lapisan berikutnya. Sel
satuan HCP mempunyai enam (6) buah atom, yang diperoleh dari jumlah dua-belas
seperenam-atom pada dua belas titik sudut lapisan atas dan bawah plus dua setengah-atom
pada pusat lapisan atas dan bawah plus tiga atom pada lapisan sela/tengah (12 1/6 + 2 1/2 +
3). Jika a dan c merupakan dimensi sel satuan yang panjang dan pendek (lihat Gambar 4),
maka rasio c/a umumnya adalah 1.633. Akan tetapi, untuk beberapa logam HCP, nilai rasio
ini berubah dari nilai idealnya.
Bilangan koordinasi struktur HCP dan faktor tumpukannya sama dengan struktur
FCC, yaitu 12 untuk bilangan koordinasi dan 0.74 untuk faktor tumpukan.
DAFTAR PUSTAKA
Day, M. Clyde. 1984. Theoritical Inorganic Chemistry. Wisnu Susetyo dan H. Johanes, ed.
1993. Kimia Anorganik Teori. Jakarta: Gajah Mada University Press
Atkins, P. W. 1990. Physical Chemistry. Irma I. Kartohadiprodjo dan Ir. Purnomo W. I.
Kimia Fisika. Jilid 2. Edisi 4. Jakarta: Erlangga
Takeuchi,
Yoshito,
2008,
Berbagai
Kristal,
(http://www.chem-is-