Anda di halaman 1dari 58

1

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

SUDAH TIBA WAKTUNYA UNTUK


BERHENTI MEMPERLAKUKAN
MUSLIM BAGAIKAN ANAk

Eksklusif:
Buku Baru Robert Spencer Memberi Nasehat Terbaik
Bagaimana Caranya Menghormati Pengikut Islam.
Oleh:
Robert Spencer

uku baruku, Did Muhammad Exist? An Inquiry Into Islams


Obscure Origins, (Apakah Muhammad Benar Ada? Penyelidikan
Tentang Asal-Usul Islam Yang Tidak Jelas) terbit minggu ini, dan telah
membuat murka para Muslim: penulis Muslim bernama Hussein Rashid,
yang adalah dosen di Center for Spiritual Inquiry di Park Avenue Christian
Church, menulis kecaman di Religion Dispatches bahwa buku
Muhammad-ku itu hanya akan mendatangkan pujian dari industri
Islamofobia saja karena buku ini hanyalah wujud dari kebencian dan
kefanatikan.
Mendengar komentarnya, aku jadi ingat perkataan pembuat film dari
Belanda, Theo van Gogh, sewaktu Muslim bernama Mohammed Bouyeri
mulai menggorok lehernya karena dia berani membuat film Submission
tentang nasib Muslimah. Theo berkata, Dapatkah kita diskusi tentang hal
ini? Tidak, Muslim ogah membicarakan hal itu. Di Amerika, bicara jujur
tentang Islam tidak akan membuatmu mati dibunuh, tapi kau bisa dijauhi
orang. Banyak orang yang tak berani menulis (atau membaca) buku yang
berjudul Apakah Muhammad Benar Ada? karena takut membuat Muslim
ngamuk dan khawatir dijuluki berbagai kata ejekan.
Di lain pihak, aku bertekad untuk menghormati Muslim dan memperlakukan
mereka sebagai orang dewasa. Malahan itulah sebabnya aku menulis buku

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

ank

"Apakah Muhammad Benar Ada?" karena aku percaya bahwa bahkan


dalam budaya politically correct (pembenaran karena alasan
politis. -Selanjutnya disingkat, PC) Amerika Serikat tahun 2012 ini, kita
seharusnya bisa diskusi secara dewasa tentang bukti sejarah yang
menyangkal keberadaan Muhammad. Kitab suci dan figur relijius Yudaisme
dan Kristen telah diselidiki habisan sejak abad ke-18. Semua penyelidikian
ini tidak pernah menimbulkan amuk massa, ancaman bunuh, atau kematian
tidak ada tuh yang namanya industri Yudeofobia atau industri
Kristianofobia. Malahan ada sebagian kritikus sejarah yang terangan
bermotivasi melakukan penyelidikan karena kebencian terhadap Kristen atau
Yudaisme, tapi tiada satu pun pihak Barat yang berusaha merampas hak
mereka untuk melakukan penyelidikan. Hanya terhadap Islam saja kalangan
intelek bersikap maha hati, bagaikan berjalan di atas kulit telur.
Sudah saatnya kita berhenti bersikap seperti itu. Tidak hanya usaha
mengamati sejarah Muhammad harus dilakukan di universitas AS, tapi kita
juga harus berani memperlakukan Muslim sebagai orang dewasa pula.
Sebagai ganti dari sikap PC terhadap Islam politik dan supremasi, kita harus
menyelenggarakan debat publik terbuka untuk menunjukkan bahwa Syariah
Islam tidaklah sesuai dengan nilai demokrasi pluralistik, dan aturan Islam
sangat berlawanan dengan azas kemanusiaan dalam budaya Barat.
Terlebih lagi, sebagai orang dewasa, kita tidak boleh menggunakan istilah
muluk yang sok santun seperti Masyarakat Afghanistan yang Terhormat
seperti yang diucapkan Jendral John Allen dalam ucapan minta maafnya yang
sangat memalukan gara kejadian bakar Quran di pangkalan NATO. Sebagai
orang dewasa, kita tak usah berpura-pura bahwa Arab Spring (Kebangkitan
Negara Arab yang akhir ini tampaknya terjadi) bagaikan kebangkitan akan
kemerdekaan manusia Arab, padahal sebenarnya yang terjadi hanyalah
pengambil-alihan kekuasaan oleh para supremasis Islam yang pro-Syariah.
Jika kita memperlakukan Muslim sebagai orang dewasa, dan bukan sebagai
kanak, kita tidak akan mengalihkan pandangan dan pura tidak melihat
tatkala para Muslim Nigeria membakari gereja dan bersikap brutal terhadap
umat Kristen di sana. Kita tak akan pura tidak tahu penindasan yang
dilakukan umat Muslim terhadap umat Kristen Koptik di Mesir, Irak, Iran,
Iran,Pakistan, Indonesia, Syiria dan berbagai dunia Islam lainnya. Jika kita
memperlakukan umat Muslim sebagai orang dewasa, kita tak akan pura
buta ketika negara Saudi Arabia memancungi wanita dengan tuduhan
melakukan sihir. Kita tidak akan mengalihkan pandangan, seakan tak melihat
bagaimana negara Muslim membunuhi para homosex. Kita tak akan pura
menganggap tidak ada para Muslimah yang jadi korban honor-killing
(pembunuhan anak perempuan atau saudara perempuan sendiri yang
dianggap mempermalukan keluarga Muslim). Kita juga tak akan pura

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

tak mendengar ancaman Iran membumi-hanguskan Israel.


Jika kita memperlakukan umat Muslim dengan terhormat, maka kita akan
menerapkan standard yang sama pada mereka sebagaimana yang kita
terapkan pada orang dewasa terhormat lainnya. Kita tak akan tunduk
karena mereka ngamuk dan mata gelap, atau membungkam ucapan dan
pikiran kita sendiri karena menghadapi keluh-kesah dan tuduhan kemarahan
mereka. Kita akan menganggap mereka mengerti bahwa di masyarakat
pluralis Barat seperti di Amerika Serikat, kita harus bisa hidup dengan
segala ketidaksenangan dalam hidup kita tanpa melakukan pembunuhan
atau mengancam bunuh atau memfitnah orang lain.
Buku Apakah Muhammad Benar Ada? merupakan buku yang mengajukan
pertanyaan sejarah yang sah, dan sebenarnya beberapa ahli sejarah
pemberani telah menyelidiki hal ini dalam jangka waktu yang cukup lama.
Mari kita tunjukkan pada Muslim rasa hormat yang sama yang secara
otomatis juga kita terapkan pada orang dewasa lainnya, dan perlakukan
Muslim sebagai orang dewasa yang mampu menghadapi pertanyaan
sejarah keberadaan Muhammad dengan bijak dan bukannya bersikap
seperti anak kecil cengeng. Hal ini penting karena jika kita tidak bersikap
begitu atau tunduk di bawah ancaman fisik Muslim, maka kita sudah
membunuh kemerdekaan berpikir kita sendiri.

==============

Buku ini dipersembahkan


Bagi mereka yang tak takut
untuk menuju ke mana pun
kebenaran membimbing mereka

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

APAKAH MUHAMMAD
BENAR PERNAH ADA?
Penyelidikan Terhadap
Asal-Usul Islam Yang Tak Jelas
Oleh: Robert Spencer

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

Daftar Isi

Kata Pengantar dari Johannes J.G. Jansen

ix

Kronologi Peristiwa

xiii

Muhammad dan Keluarganya, menurut ahadis

xvi

Pendahuluan Sejarah yang Sangat Jelas?


Bab 1 Orang yang Sebenarnya Tidak Ada
Bab 2 Yesus, sang Muhammad
Bab 3 Menciptakan Muhammad
Bab 4 Meneliti Kebenaran Sejarah
Bab 5 Mempermalukan Muhammad
Bab 6 Perubahan Quran yang Tetap Ada
Bab 7 Quran Arab versi non-Arab
Bab 8 Bagaimana Sebenarnya Quran
Bab 9 Siapakah yang Menyusun Quran?
Bab 10 Memahami Semuanya

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

Kata Pengantar
Oleh Johannes J.G. Jansen

uhammad, sang Nabi Islam, hadir nyata sekali dalam benak jutaan
Muslim. Karena itu, sungguh sukar membayangkan kemungkinan dia
bukan orang yang nyata senyata sosok tokoh Barack Obama.

Muslim punya ingatan yang kuat dan jelas sekali akan pendiri agama Islam.
Ingatan ini begitu kuat sehingga bahkan para cendekiawan akademis yang
menyelidiki keberadaan Muhammad seringkali berpikir bahwa penyelidikan
intelek mereka sungguh tak masuk akal.
Memang sebenarnya lebih mudah bagi kita untuk membayangkan bahwa
Muhammad itu benar ada, sama seperti kakek moyang kita benar hidup di
jaman dulu, hanya karena sosok Muhammad hidup dalam benak Muslim.
Tapi penelaahan bukti sejarah yang mendalam ternyata meragukan hal ini.
Para ahli logika berulang-kali mengatakan bahwa ketidakberadaan tidak bisa
dibuktikan. Ketika filsuf Inggris Bertrand Russel mengatakan tidak ada
badak di ruang kuliah, mahasiswa Austria bernama Ludwig Wittgenstein
mulai mencari badak di bawah bangku, meja, dan kursi ruang kuliah. Dia
tidak yakin dengan keterangan dosennya. Pelajaran yang diambil dari kisah
ini adalah sederhana saja: Untuk membuktikan sesuatu benar ada
kadangkala sulit, tapi untuk membuktikan ketidakberadaan adalah tak
mungkin.
Meskipun begitu, adalah masuk akal untuk meragukan kisah sejarah
Muhammad. Pertama, tak ada bukti arkeologi apapun yang meyakinkan
tentang kebenaran kisah Muhammad dan sejarah awal Islam. Para ahli dan
juru tulis Islam telah mengetahui berbagai agama di jaman itu tapi apa
yang mereka ketahui bukanlah berdasarkan bukti fisik, melainkan dari
cerita yang mereka dengar.
Sama seperti cerita tersebut, latar belakang cerita karir kenabian
Muhammad juga tidak menunjukkan bukti fisik apapun. Kita tidak banyak
tahu keadaan lingkungan Arabia di abad ke-7M, tapi keadaan yang
dijelaskan dalam hadis Islam seringkali tidak selaras dengan apa yang kita
ketahui. Malahan penemuan arkeologi seringkali bertentangan dengan
keterangan hadis. Contohnya, peninggalan prasasti menunjukkan
masyarakat kuno Arab bukanlah masyarakat pagan, seperti yang dikatakan
Islam, tapi mereka adalah masyarakat monotheis yang menyembah satu

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

Tuhan saja, sang Pencipta langit dan bumi.


Penyelidikan arkeologi lebih menyeluruh di Arabia dan Syria modern
tentunya bisa sangat membantu memecahkan dilema sejarah Muhammad,
tapi para pemimpin modern daerah ini tidak memberi ijin dengan mudah
karena mereka khawatir hasil penemuan para ahli mungkin bertentangan
dengan keterangan Islam. Jika hasil penyelidikan telah ditentukan terlebih
dahulu oleh para pemuka Islam, tentunya para ilmuman tidak percaya akan
kesimpulan mereka.
Ahli sejarah Irak, Ibn Ishaq (760M), menulis buku tentang riwayat hidup
Muhammad. Tiada satu pun buku riwayat hidup Muhammad yang tidak
bergantung pada keterangan Ibn Ishaq. Jika penelaahan ilmiah atas buku
Ibn Ishaq ternyata tidak bisa dilihat sebagai sumber sejarah yang
meyakinkan, maka semua pengetahuan kita tentang Muhammad bisa
menguap tanpa makna. Jika buku Ibn Ishaq yang telah dikutip habisan itu
ternyata hanyalah sekedar kisah fiksi belaka, maka kita harus mengakui
dengan jujur bahwa kita tidak mungkin bisa mengetahui kebenaran kisah
hidup Muhammad.
Selain buku Ibn Ishaq, Quran juga tampaknya bisa dianggap sebagai bukti
tentang Muhammad dan karirnya. Tapi lagi kita akan menghadapi masalah
jika kita ingin menyusun kehidupan dan ajaran Muhammad dari Quran,
karena buku Quran jaman sekarang kemungkinan besar bukanlah buku asli
Arab yang diimlakan Muhammad di abad ke 7M. Ada alasan meyakinkan
bahwa Quran jaman sekarang bukanlah Quran di abad ke 7M, tapi di jaman
berikutnya. Huruf Arab di masa Quran ditulis untuk dibukukan ternyata
tidak ada di abad ke 7M, dengan begitu para juru tulis Muhammad tentunya
tidak akan mengenal Quran modern sebagai Quran asli yang diimlakan
Muhammad kepada mereka itu pun kalau pengimlaan tersebut memang
pernah terjadi.
Koleksi hadis bisa jadi sumber ketiga untuk mengetahui riwayat hidup
Muhammad. Koleksi hadis itu berbagai macam, dengan kualitas yang
berbeda-beda. Sebagian koleksi hadis dianggap lebih akurat dibandingkan
yang lain, begitu anggapan para Muslim ahli Islam. Mereka mengakui bahwa
sebagian hadis ada yang tidak bisa dipercaya dan hanya karangan Muslim
saja. Sangatlah mungkin untuk memalsukan kisah tentang seseorang, tapi
untuk mendapatkan keterangan jelas tentang tokoh sepenting Muhammad,
tentunya kita tidak bisa menggunakan kisah yang mungkin telah
dipalsukan.
Untuk mengetahui kebenaran tentang Richard Nixon (mantan presiden
Amerika) adalah sukar, dan tak mungkin dicapai tanpa rekaman suaranya.

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

Dalam kasus Muhammad, tak ada rekaman suara apapun. Karena sedikitnya
bukti fisik yang ada, maka sudah lumrah untuk bersikap sangat curiga
tentang kebenaran keberadaannya.

Johannes J.G. Jansen bekerja sebagai Houtsma Profesor bagi


Contemporerary Islamic Thought (Pemikiran Islam Kontemporer) di
Universitas Utrecht (Belanda) sampai dia pensiun di tahun 2008. Dia adalah
pengarang sejumlah buku, termasuk The Dual Nature of Islamic
Fundamentalism dan The Interpretation of the Koran in Modern Egypt, dan
dia menerjemahkan Quran ke dalam bahasa Belanda.

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

10

Kronologi Peristiwa
Dalam kronologi ini, kejadian sejarah yang tampaknya meragukan ditulis
dengan huruf miring/italik.
610 Muhammad menerima wahyu pertama Quran dari Allah, melalui
malaikat Jibril
610-632 Muhammad terus menerima wahyu Quran
632 Muhammad mati
632-634 Pemerintahan Kalifah pertama Abu Bakr
632-633 Perang Murtad (Perang Ridda)
632 Desember: Perang Yamama, kematian banyak Muslim yang hafal
Quran; menurut hadis Islam, inilah penyebab pembukuan Quran yang
pertama
633 Invasi Arab terhadap Iraq
634-644 Pemerintahan Kalifah Umar
636-637 Penaklukan Arab terhadap Syria dan Palestina
Akhir 630-an Dokumen Kristen diterbitkan dan isinya menyebut nabi Arab
yang tak bernama, masih hidup, yang bersenjata pedang
639 Penaklukan Arab terhadap Armenia dan Mesir
Awal 640-an Pendeta Kristen bernama Thomas menyebut perang antara
Byzantium dan tayyay d-Mhmt di Gaza Timur tahun 634
644 Penaklukan Arabia terhadap Persia
644-656 Pemerintahan Kalifah Uthman
640-an-650-an Uang logam Palestina terdapat tulisan Muhammad tapi
menunjukkan sosok manusia memegang sebuah salib
650-an-660-an Penaklukan Arabia terhadap Afrika Utara

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

11

651 Muawiya, penguasa Syria, menulis pada Kaisar Byzantium Konstantin


dan memintanya untuk meninggalkan Yesus dan menyembah tuhannya
Abraham
653 Uthman mengumpulkan Quran, menyamakan tulisannya, membakar
versi Quran lainnya, dan menyebarkan Quran versinya ke seluruh wilayah
kekuasaan Islam
654 Penaklukan Arabia terhadap Cyprus dan Rhodes
656-661 Pemerintahan Kalifah Ali
661-680 Pemerintahan Kalifah Muawiya
660-an/670-an Uang logam yang menggambarkan Muawiya memegang
salib dengan bulan sabit di atasnya
660-an/670-an Uskup Armenia bernama Sebeos menulis tokoh setengahsejarah, setengah-legenda bernama Mahmet, yang adalah pengkhotbah
Arab yang mengajarkan umatnya untuk menyembah tuhannya Abraham dan
yang memimpin 12.000 Yahudi dan Arab untuk menyerang Palestina
662 Rumah pemandian di Palestina yang berprasasti resmi menggambarkan
tokoh Muawiya memegang sebuah salib
674 Pengepungan Arab pertama terhadap kota Konstantinopel (sekarang
adalah Islamabad, ibukota Turki)
680 Penulis sejarah tak bernama menyebut Muhammad sebagai pemimpin
putra Ismael yang dikirim Tuhan datang bagaikan banyaknya pasir di
pantai untuk melawan orang Persia
680-683 Pemerintahan Kalifah Yazid I
Awal 680-an Uang logam menggambarkan Yazid memegang salib
685 Abdullah ibn Az-Zubair, ketua pemberontak Arabia, Iraq, dan Iran,
mencetak uang logam yang menyebut Muhammad sebagai nabi Allah
685-705 Pemerintahan Kalifah Abd al-Malik
690 Sejarawan Kristen Nestoria bernama John bar Penkaye menulis
kekuasaan Muhammad dan kebrutalan orang Arab

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

12

690-an Uskup Kristen Koptik bernama John dari Nikiou menyebut pertama
kalinya istilah Muslim (meskipun edisi tulisannya yang terawal yang masih
ada sekarang bertanggal tahun 1602 dan kemungkinan telah diganti dalam
proses penerjemahan)
691 Kubah Batu (Dome of Rock) mengandung prasasti yang menyebut
Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya dan sang Mesiah, Yesus
putra Maryam, hanyalah utusan Tuhan, dan kutipan ayat Quran
696 Uang logam pertama yang tak menggambarkan tokoh penguasa, tapi
mencantumkan kalimat syahadah
690-an Menurut berbagai hadis Islam, Hajjaj ibn Yusuf, penguasa Iraq,
mengumpulkan Quran, menyamakan isinya, membakar berbagai versi
Quran lainnya, dan menyebarkan versinya ke berbagai daerah kekuasaan
Islam
690-an Hajjaj ibn Yusuf memperkenalkan kegiatan membaca Quran di
mesjid, berdasarkan keterangan hadis Islam yang lebih baru
690-an Hajjaj ibn Yusuf menambahkan tanda baca pada Quran, yang
membantu pembaca membedakan berbagai konsonan Arab sehingga
tulisannya jadi masuk akal
711-718 Tentara Muslim menaklukkan Spanyol
730 Penulis Kristen John dari Damaskus menulis theologia Islam dengan
terperinci, tentang isi Surat dalam Quran, meskipun tidak menyebut nama
Quran
732 Tentara Muslim menyerbu Eropa Barat dan dihentikan di Perang Tours
750-an-760-an Malik ibn Anas menyusun koleksi Hadis yang pertama
760 Ibn Ishaq mengumpulkan bahan tulisan dan menerbitkan buku
riwayat hidup Muhammad untuk pertama kali
830-an-860-an Enam koleksi Hadis disusun dan diterbitkan, berisi banyak
keterangan tentang perkataan dan perbuatan Muhammad

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

13

Muhammad dan Keluarganya,


Menurut Keterangan Hadis

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

14

Muhammad adalah putra Abdullah dan Amina


Kakek Muhammad adalah Abd al-Muttalib, dan dia memiliki putra-putera
bernama:
1) Abdullah, ayah Muhammad
2) Abbas, ayah Abdullah ibn Abbas, saudara sepupu Muhammad. Banyak
hadis bersumber utama dari Abdullah ibn Abbas: rantai penyampai cerita
bersumber dari dia sebagai saksi peristiwa.
3) Abu Talib, yang merupakan paman Muhammad yang mengurusnya
setelah kematian Abdullah dan Amina. Abu Talib adalah ayah dari Ali ibn Abi
Talib, yang merupakan saudara sepupu Muhammad dan tokoh utama dalam
Islam Syiah.
Muhammad dan istri pertamanya, Khadija, punya tiga orang putri: Fatima,
Zaynab, dan Ruqayya (Rokhayah).
Fatima menikah dengan Ali ibn Abi Talib dan punya lima anak, termasuk
pahlawan Syi'ah yakni Hasan dan Husein. Husein dibunuh di Perang
Karbala, 680M, dan peristiwa ini menyebabkan terpecahnya Islam Sunni dan
Syi'ah.
Ruqayya menikah dengan Usman, yang menjadi Kalifah ketiga setelah Abu
Bakr dan Umar.
Ali menjadi Kalifah keempat setelah Usman dibunuh. Setelah Ali dibunuh,
Muawiya, yang adalah saudara sepupu Usman, menjadi Kalifah berikutnya.

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

15

PENDAHULUAN
Sejarah yang Sangat Jelas?
Tatkala agama lain menutupi asal-usulnya yang misterius, Islam muncul
dengan sejarah yang sangat jelas; akarnya bisa dilihat dari luar. Kehidupan
pendiri Islam kita ketahui dengan jelas, sama seperti tokoh reformasi di
abad 16M. Kita bisa ikuti tahun-tahun gejolak pemikirannya, kontradiksinya,
dan kelemahannya.
- Ernest Renan, Muhammad and the Origins of Islam
Gelap dan Terang

Apakah Muhammad benar pernah ada?

Hanya segelintir orang saja yang berani mempertanyakan atau memikirkan


hal ini.
Selama 1400 tahun setelah sang nabi Islam dianggap pernah berjalan
(hidup) di muka bumi, tanpa pikir panjang hampir semua orang mengakui
keberadaannya. Bukankah ajarannya berbekas besar pada sejarah manusia?
Encyclopedia Britannica menyebut Muhammad sebagai tokoh yang paling
sukses dari seluruh Nabi dan pemimpin agama. Di bukunya yang
berjudul The 100: A Ranking of The Most Influential Persons in History yang
terbit di tahun 1978, Michael H. Hart menempatkan Muhammad di urutan
pertama, dan ini penjelasannya: Keputusanku memilih Muhammad sebagai
orang yang paling berpengaruh tentunya telah membuat banyak pembaca
heran dan bertanya-tanya, tapi Muhammad adalah satunya orang dalam
sejarah yang sukses dalam hal agama dan sekuler. [1]
Sejarawan lain mencatat cepatnya perluasan kekalifahan Arabia setelah
Muhammad mati. Para penakluk dari Arab, yang rupanya mendapat inspirasi
menyerang dari ajaran Muhammad, menciptakan kekalifahan yang luasnya
mencakup Jazirah Iberia sampai India, dalam waktu 100 tahun saja. Tidak
hanya ini merupakan daerah kekuasaan yang sangat besar, tapi pengaruh
budaya Islam yang berdasarkan ajaran Muhammad juga tersebar luas di
daerah itu.
Terlebih lagi, literatur Islam mengandung begitu banyak keterangan tentang
sejarah hidup Muhammad. Dalam kedua bukunya yang berjudul Muhammad
at Mecca (1953) dan Muhammad at Medina (1956), sejarawan Inggris W.

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

16

Montgomery Watt menulis dengan terperinci keterangan Islam tentang


Muhammad, lengkap dengan pembahasan tentang sisi negatifnya, dan
semua ini membuat keterangannya jadi masuk akal. [2]
Bagaimanapun perbedaan pendapat tentang baik dan jahatnya Muhammad,
benar atau tidaknya kenabiannya, tampaknya tiada yang meragukan bahwa
dia adalah orang yang benar pernah hidup di waktu dan tempat tertentu,
dan menciptakan salah satu agama terbesar dunia.

Apakah mungkin orang ini ternyata tidak pernah ada?

Sebenarnya banyak alasan untuk mempertanyakan riwayat sejarah


Muhammad. Meskipun sejarah Muhammad, Quran, dan jaman Islam awal
banyak diterima kalangan luas, penelaahan mendalam sebagian keterangan
sejarah ternyata tidak mengandung bukti apapun. Semakin dalam kita
menelaah sejarah asal-usul Islam, semakin sedikit pula bukti yang kita
temukan.
Buku ini menyelidiki pertanyaan yang diajukan beberapa ahli sejarah
tentang keaslian sejarah hidup Muhammad dan karirnya sebagai nabi.
Pengamatan menyeluruh catatan sejarah menunjukkan bahwa Muhammad
itu ternyata adalah sekedar tokoh legenda saja, dan bukan fakta sejarah.
Penyelidikan seksama yang serupa juga menunjukkan bahwa Quran
bukanlah koleksi wahyu yang diterima Muhammad dari Tuhan yang maha
esa, tapi adalah gabungan berbagai materi tulisan yang bersumber dari
literatur Yahudi dan Kristen.
Sejarawan abad 19 Ernest Renan dengan yakin menyebut Islam muncul dari
sejarah yang sangat jelas. Tapi sebenarnya, kisah asli Muhammad, Quran,
dan awal Islam terkubur jauh dalam kegelapan. Sudah saatnya kita
membawanya ke tempat terang.
Penelitian Sejarah yang Cermat

Mengapa perlu melakukan pengamatan sejarah seperti ini?

Agama, apapun agama tersebut, merupakan kepercayaan yang dijunjung


tinggi pengikutnya. Karena itu, banyak Muslim yang menganggap
penyelidikan asal-usul Islam seperti ini sebagai penghinaan. Penyelidikan
seperti ini tampaknya mempertanyakan fondasi kepercayaan umat Muslim
yang berjumlah lebih dari semilyar.
Tapi pertanyaan sejarah yang diajukan di buku ini tidak dimaksudkan untuk

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

17

menyerang Muslim. Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengerti data


sejarah yang ada, membandingkan apa yang ditulis dalam literatur Islam
dengan fakta catatan sejarah.
Islam adalah kepercayaan yang berakar dari sejarah. Islam mengajukan
berbagai klaim (pernyataan tanpa bukti) sejarah. Dikatakan bahwa
Muhammad hidup di jaman tertentu dan berkhotbah doktrin tertentu yang
katanya diwahyukan Tuhan padanya. Klaim seperti ini terbuka bagi
pengamatan sejarah. Perihal apakah Muhammad itu benar menerima
wahyu dari malaikat Jibril merupakan pertimbangan iman, tapi apakah dia
benar pernah hidup merupakan penilaian sejarah.
Islam seringkali menyatakan klaim sebagai sejarah Islam, tapi Islam belum
mengalami penelitian sejarah secara kritis dalam skala apapun. Agama
Yahudi dan Kristen telah jadi bahan penyelidikan berbagai ilmuwan dan
sejarawan selama lebih dari dua abad.
Ilmuwan Alkitab abad 19 bernama Julius Wellhausen yang menulis
Prolegomena zur Geschichte Israels (Mukadimah Sejarah Israel), menulis
penyelidikan tentang sejarah dan isi Taurat, dan ini mempengaruhi secara
luas bagaimana umat Yahudi dan Kristen menilai asal-usul kitab suci dan
tradisi kepercayaan mereka. Saat Wellhausen menerbitkan bukunya di tahun
1882, ktirik sejarah Yahudi dan Kristen telah berlangsung lebih dari 100
tahun.
Penyelidikan ilmiah mencari sejarah Yesus telah dimulai sejak abad ke 18,
tapi kritik sejarah Kristen berkembang lebih jauh di abad ke 19. Teolog
Jerman bernama David Friedrich Strauss (1808-1874) menulis di bukunya
yang berjudul Das Leben Jesu, kritisch bearbeitet (Riwayat Hidup Yesus,
Penelitian Kritis) pada tahun 1835 menyatakan bahwa muzizat dalam Injil
tak lebih daripada kejadian natural yang dilihat pengikut Yesus sebagai
ajaib. Ernest Renan (1823-1892) dalam bukunya Vie de Jesus (Riwayat
Hidup Yesus) pada tahun 1863 mengatakan bahwa kehidupan Yesus, sama
seperti kehidupan orang lain, harus bisa diselidiki secara kritis. Sejarawan
lain yakni Rudolf Bultmann (1884-1976) meragukan nilai sejarah Injil.
Sebagian sejarawan lain mengatakan bahwa Injil di Alkitab Perjanjian Baru
merupakan tulisan yang dibuat di abad 2M dan karenanya tidak punya nilai
sejarah yang cukup. Sejarawan lain mengatakan Yesus dari Nazareth tidak
pernah ada. [3]
Akhirnya, pengritik sejarah yang mengatakan Injil ditulis di abad 2M menjadi
kelompok sejarawan minoritas. Kesimpulan sejarah yang lebih diakui
menunjukkan bahwa Injil ditulis sekitar 40 sampai 60 tahun setelah
kematian Yesus Kristus. Dari kurun waktu tersebut, banyak sejarawan yang

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

18

menyimpulkan bahwa Injil bercampur dengan materi legenda. Mereka lalu


berusaha menunjukkan dari bukti yang ada siapakah Yesus dan apa yang
benar dia katakan dan lakukan.
Reaksi dari dunia Kristen berbeda-beda. Banyak umat Kristen yang tak
menanggapi kritik sejarah Kristen karena menganggapnya sebagai usaha
untuk melemahkan iman mereka. Sebagian umat menuduh para sejarawan
tersebut melakukan kritik sejarah untuk membenarkan ketidakpercayaan
mereka akan Yesus. Tapi sebagian umat Kristen lain lebih bisa menerima
keterangan kritik sejarah tersebut. Gereja Prostestan besar seperti
Episkopal, Presbitarian, dan Methodis akhirnya meninggalkan dogma Kristen
yang kaku, dan lebih berkonsentrasi pada penerapan pelayanan sosial.
Denominasi Protestan lainnya bersikap lebih fundamental, sebagai sikap
perlawanan terhadap tantangan kritik sejarah Kristen, sejarah Yesus lahir
dari seorang perawan, kebangkitannya, dll.
Paus Leo XIII mengutuk kritik sejarah Kristen dalam tesisnya yang
berjudul Providentissimus Deus (1893), tapi 9 tahun kemudian dia
menetapkan Pontifical Biblical Commission, yang menerapkan kritik sejarah
yang cermat untuk menyelidiki ktiab suci dalam konteks yang berhubungan
dengan iman Katolik. Di tahun 1943, Paus Pius XII mendukung dilakukannya
kritik sejarah dalam tulisannya yang berjudul Divino Afflante Spiritu. Gereja
Katolik berkeputusan bahwa karena iman Katolik merupakan fakta sejarah,
maka penelitian sejarah tidak bisa menjadi musuh iman, selama
penyelidikan sejarah bukan hanya sekedar topeng yang menyembunyikan
sikap tak percaya yang radikal.
Kritik sejarah Kristen sudah jelas mengubah dunia Kristen, mengubah
beberapa aliran utama Kristen dan secara radikal mengubah sikap umat
Kristen menyatakan kepercayaannya. Hal yang sama juga terjadi pada
penyelidikan asal-usul Yudaisme dan materi sejarah dalam kitab suci
Yudaisme yang telah mengubah tradisi Yahudi. Dalam Yudaisme, sama
seperti dalam Kristen, tradisi kepercayaan berkembang dan menolak
pemahaman harafiah dan melakukan peninjauan ulang berbagai unsur
dalam tradisi kepercayaan ortodox. Yudaisme yang telah direformasi, sama
seperti denominasi Kristen liberal, akhirnya menolak pemahaman tradisional
kaku dan harafiah yang mendasari kepercayaan tersebut.
Baik Yudaisme dan Kristen sampai sekarang masih tetap ada (eksis), dan
keduanya malahan berkembang pesat di berbagai bidang. Kepercayaan ini
tetap bisa bertahan dalam menghadapi kritik dan tantangan. Nah, dapatkah
Islam bertahan dalam menghadapi tantangan kritik sejarah yang sama?
Tiada yang tahu jawabannya, karena Islam belum pernah menghadapi

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

19

perlakuan seperti ini dalam skala yang jauh lebih kecil sekalipun.
Mengapa Islam dan Nabinya tidak boleh diselidiki seperti yang telah
dilakukan terhadap agama lain?
Kekuatan Legenda
Sebagai seorang tokoh, Muhammad muncul dari halaman literatur Islam.
Tangan dan mata apa yang bisa membingkai tokoh yang menakutkan
seperti ini? Siapakah yang berani menciptakan tokoh yang begitu besar
dalam membuat klaim, menunjukkan apa yang disukai dan dibencinya?
Terlebih lagi, tak banyak yang meragukan bahwa persatuan politik Arabia
memang terjadi di waktu yang diperkirakan Muhammad hidup. Para
sejarawan setuju bahwa tentara Arab menyerbu dari Arabia dimulai pada
pertengahan abad ke 7M dan dalam waktu seratus tahun mereka telah
menaklukkan Timur Tengah, Afrika Utara, Persia dan masuk ke India dan
Spanyol.
Akhirnya, tentu saja Muhammad telah menimbulkan bekas besar sebagai
guru dan contoh teladan dunia Islam.
Mengingat ketiga hal di atas penggambaran detail sosok Muhammad
dalam literatur Islam, sosok yang tampak mendorong para penerusnya
untuk mendirikan kekuasaan yang besar, dan warisannya sebagai pendiri
Islam yang diakui oleh lebih dari satu milyar Muslim hanya sedikit orang
yang mempertanyakan keberadaannya. Muslim dan non-Muslim menerima
begitu saja bahwa dia pernah hidup dan dialah yang mempelopori Islam.
Aku mengerti pengaruh tradisi Islam, karena aku menghabiskan waktu 20
tahun mempelajari teologi, sejarah dan hukum Islam secara mendalam
sebelum memikirkan kredibilitas sumber sejarah awal Islam yang menulis
apa yang dikatakan dan dilakukan Muhammad.
Tapi semakin lama aku mengamati bukti yang dikumpulkan para ahli yang
menerapkan metoda kritik-sejarah terhadap asal-usul Islam, semakin aku
sadar bahwa tidak banyak bukti yang membenarkan sejarah Islam. Dalam
bukuku The Truth About Muhammad (2006), aku menulis biografi
Muhammad berdasarkan sumber literatur Islam pertama, yang kusebut
sebagai sumber yang bisa dipercaya dan mengamati bahwa dari
pengamatan sejarah saja, tidaklah mungkin bisa menentukan secara pasti
bahwa manusia bernama Muhammad ini benar pernah ada, atau jikalau dia
memang pernah ada, apakah dia memang benar berbuat apa yang ditulis
tentang dirinya. Akan tetapi di saat itu aku menulis bahwa karena berbagai

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

20

alasan, maka tampaknya dia memang pernah ada.

[4]

Penilaian tersebut ternyata terlalu optimistik. Bahkan pilar yang


mendukung keterangan tradisi Islam akan runtuh berantakan jika diamati
secara cermat. Memang benar bahwa bala tentara Arabia menyerbu keluar
Jazirah Arab dan mendirikan kekuasaan yang sangat besar di abad ke 7M.
Tapi seperti yang nanti dijabarkan di buku ini, catatan sejarah dan arkeologi
sangat meragukan bahwa mereka melakukan serangan ini atas dorongan
Islam, berdasarkan Quran sebagai sumber agama dan dengan mencontoh
pada Nabi sebagai teladan tindakan mereka.
Dampak Muhammad yang sangat besar dalam sejarah juga tidak lalu begitu
saja menunjukkan bukti yang sangat tepat tentang sosoknya seperti yang
ditulis dalam literatur Islam awal. Banyak tokoh legenda atau separuh
legenda yang menjadi dorongan banyak orang untuk meraih prestasi besar.
Contohnya dalam literatur Crusader (Pahlawan Salib), yang berjudul The
Song of Roland dan The Poem of El Cid, yang menulis figur sejarah dengan
muluk dan membesar-besarkan figur pahlawan ini jauh dari kenyataan, dan
akhirnya mempengaruhi para pejuang lain untuk bersikap berani bak
pahlawan. Pengaruh besar Muhammad dalam mendorong meluasnya budaya
kuat Islam tidak perlu bergantung pada dirinya sebagai figur sejarah, karena
figur legenda/dongeng yang sangat dipercaya juga bisa menimbulkan efek
yang sama.
Jelasnya gambaran Muhammad yang muncul dari sumber Islam juga
bukanlah jaminan bahwa dia memang benar pernah ada. Banyak karya
tulis yang sarat dengan penjelasan sosok orang yang meyakinkan , yang
sebenarnya tidak pernah ada tapi personalitas mereka sangat utuh muncul
dalam halaman tulisan, sehingga jikalau karangan tersebut dianggap fakta
sejarah, banyak orang yang tidak menganggapnya sebagai hal yang keliru.
Contohnya sosok Macbeth, raja Skotlandia, dalam drama karangan
Shakespeare tampil sama menyakinkan dan utuhnya seperti sosok Nabi
Islam. Macbeth sebenarnya adalah raja sesungguhnya, tapi catatan sejarah
mengenai dirinya sangatlah berbeda dengan keterangan Shakespeare
tentang sosoknya sebagai anti-pahlawan yang punya banyak masalah. Novel
sejarah karangan Sir Walter Scott berjudul Ivanhoe menggambarkan
berbagai kejadian sejarah dengan tepat, tapi kisah utamanya adalah fiksi.
Robin Hood bisa jadi adalah orang yang benar pernah ada, tapi kebenaran
tentang dirinya tercampur dengan berbagai dongeng rakyat. Coba lucuti
keterangan Robin Hood merampok orang kaya bagi kaum miskin dan
anggaplah para pengikutnya, Friar Tuck, Hutan Sherwood, dan lainnya
hanyalah sekedar legenda saja, lalu apa yang tersisa dari kisah ini? Mungkin
hanyalah inti pesannya saja, atau mungkin tiada pesan apapun. Kita
mungkin tak akan pernah tahu.

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

21

Pengamatan cermat bukti sejarah yang ada menunjukkan, atau setidaknya


menunjukkan kemungkinan, bahwa kasus yang sama juga terjadi pada
tokoh Muhammad. Catatan sejarah awal memang menyebut seseorang
bernama Muhammad, tapi yang mereka katakan tentang dia sungguh
berbeda dengan sang Nabi Muslim, yang menjadi suluh pelopor dan sumber
inspirasi para tentara Arab nomad yang menyerbu keluar dari Arabia di
tahun 630-an dan berhasil melakukan berbagai penaklukkan. Catatan
sejarah tertua yang mengisahkan tentang pria ini, itu pun jikalau memang
pasti menerangkan tentang dirinya, sangatlah berbeda dengan kisah yang
ditulis di literatur Islam awal, yang ditulis berpuluh-puluh tahun setelah
Muhammad dilaporkan mati.
Terlebih lagi, catatan sejarah yang ada mengandung begitu banyak teka-teki
dan anomali yang menyiratkan bahwa kisah Muslim tentang Muhammad
lebih mendekati legenda daripada fakta. Muhammad tampaknya sangat
berbeda dengan sosok manusia sempurna dalam hagiografi (karangan
tentang kehidupan orang suci) Islam itu pun jika dia memang pernah ada.
Berdiri di atas Pundak Para Raksasa
Dalam menulis buku ini, aku tidak bertujuan untuk mendobrak gelanggang
baru. Tapi tujuanku adalah membawa perhatian publik yang lebih luas
terhadap hasil penelitian sejumlah kecil ilmuwan yang berani, yang
mempertaruhkan nyawa dan jabatan mereka, dalam menyelidiki data
sejarah yang ada tentang asal-usul Islam.
Buku ini merupakan buah dari penelitianku terhadap tulisan para cendekia
dari generasi terdahulu, seperti Ignaz Goldziher, Arthur Jeffery, Henri
Lammens, David S. Margoliouth, Alphonse Mingana, Theodor Noldeke, Aloys
Sprenger, Joseph Schacht dan Julius Wellhausen, juga sejarawan modern
seperti Suliman Bashear, Patricia Crone, Michael Cook, Ibn Warraq, Judith
Koren, Christopher Luxenberg, Gunter Luling, Yehuda Nevo, Volker Popp,
Ibn Rawandi, David S. Powers dan John Wansbrough.
Sebagian dari cendekia pemberani tersebut yang meneliti sejarah awal Islam
telah menerima ancaman pembunuhan. Akibatnya, sebagian menerbitkan
laporan penelitian dengan nama samaran, termasuk cendekia terkemuka
seperti Christopher Luxenberg dan Ibn Warraq. Ancaman terhadap jiwa
penulis seperti ini merupakan rintangan bagi riset ilmiah yang tidak pernah
dihadapi peneliti Alkitab Perjanjian Baru yang paling radikal sekalipun.
Penelitian asal-usul Islam, meskipun hasilnya jarang didengar, sebenarnya

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

22

telah berusia setua penelitian tentang Yudaisme dan Kristen. Ilmiawan


Jerman bernama Gustav Weil (1808-1889) menulis usaha penelitiannya
yang pertama kali tentang asal-usul Islam dalam bukunya yang
berjudul Mohammed der prophet, sein Leben und sein Lehre (Muhammad
sang Nabi, Riwayat Hidupnya dan Ajarannya) [1843], tapi dia tak punya
banyak akses pada bahan penelitian. Weil menulis dibukunya yang lain
bahwa Islam bergantung pada tradisi oral, pada masa dimana penyampaian
keterangan didasarkan pada ingatan saja dan setiap hari menghasilkan
perpecahan baru diantara para profesor Islam, sehingga membuka banyak
kemungkinan pemalsuan dan distorsi keterangan. [5]
Ernest Renan, meskipun bersemangat membahas sejarah Muhammad,
sebenarnya meneliti sumber Islam dengan mata yang kritis. Dalam menulis
tentang Quran, dia menunjukkan bahwa keterangan yang berdasarkan
daya ingat untuk waktu yang lama saja tidak bisa menjaga keutuhan
keasliannya; tidak mungkinkah adanya tambahan sisipan dan perubahan
terjadi pada penulisan berikutnya? Tapi anehnya, Renan tidak menyelidiki
kemungkan itu. Dia lebih memilih mengambil kesimpulan tanpa bukti bahwa
kebenaran sejarah awal Islam, Quran, tetaplah terjaga dan cukup untuk
menunjukkan kepada kita tentang Muhammad. [6]
Sejarawan Scott yakni William Muir (1819-1905) menerbitkan bukunya A
Life of Mahomet and History of Islam to the Era of the Hegira (Riwayat Hidup
Muhammad dan Sejarah Islam sampai Masa Hijrah) dalam empat volume
sekitar tahun 1858 dan 1862. Muir menunjukkan keraguannya tentang
keterangan Muhammad dalam hadis, dengan mengatakan bahwa hadis
yang paling dipercaya sekalipun seringkali mengandung keterangan yang
berlebihan dan dibuat-buat. [7] Meskipun begitu, dalam bukunya tentang
biografi Muhammad, dia tetap memakai keterangan dari literatur awal Islam
tanpa membuang hal yang berlebihan dan dibuat-buat.
Ilmiawan lain yang juga bersikap ragu adalah Wellhausen (1844-1918),
yang penelitiannya tentang buku Taurat oleh Musa menyebabkan dia
menyimpulkan bahwa kelima buku itu tidak ditulis oleh satu orang yang
sama, tapi empat orang yang berbeda dan sudah di-edit pula oleh orang
lain. Hadis, yang makna harafiahnya adalah laporan-laporan, merupakan
koleksi perkataan dan perbuatan Muhammad yang membentuk fondasi
hukum dan praktek Islam. Wellhausen berusaha menggolongkan penyampai
hadis yang bisa dipercaya dengan yang meragukan. [8]
Ilmiawan Austria bernama Aloys Sprenger (1813-1893) memberikan
sumbangan besar pada penelitian asal-usul Islam dengan menggali tulisan
Islam yang dahulu dikira hilang, termasuk tulisan Ibn Hisyam di abad 9M
tentang biografi Muhammad. Sprenger juga meragukan kebenaran

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

23

keterangan sebagian hadis.


Ilmiawan pionir dari Hungaria yakni Ignaz Goldziher (1850-1921) melakukan
penelitian lebih jauh. Dia berkesimpulan bahwa koleksi hadis yang ditulis
jauh setelah saat Muhammad dianggap mati, juga kecenderungan besar
umat Muslim dalam mengganti cerita tentang Muhammad demi alasan politik
dan agama, maka sangatlah tak mungkin untuk menganggap hadis yang
begitu banyak jumlahnya sebagai sumber sejarah yang bisa dipercaya.
Perlu diingat bahwa Goldziher sangat mencintai agama Islam, meskipun dia
tidak pernah menjadi Muslim. Sebagai pemuda, dia mengunjungi Damaskus
dan Kairo dan dia begitu mengagumi Islam sehingga dia menulis di buku
hariannya: Aku yakin sekali bahwa aku adalah Muslim. Di Kairo, dia
memasuki sebuah mesjid dan solat sebagaimana Muslim: Di tengah ribuan
umat Muslim, aku menyentuhkan keningku ke lantai mesjid. Tidak pernah
sebelumnya dalam hidupku aku begitu khusuk, benar khusuk, daripada
saat di hari Jumat itu. [9]
Karena itu, tentunya aneh jika Goldziher tidak bisa mempercayai secara
ilmiah kebenaran sejarah hadis. Tapi kesimpulannya itu tidak
dimaksudkannya untuk merusak iman Islam. Sebaliknya, dia berharap
pengamatan sejarahnya bisa membantu untuk melihat hadis sebagai apa
adanya: bukan sebagai sumber sejarah, yang sering dianggap orang awam
pada umumnya, tapi sebagai indikasi bagaimana hukum dan praktek ritual
Islam berkembang. Dia berharap penyelidikannya bisa memberi pengertian
lebih lengkap tentang asal-usul Islam dan memberi pengaruh positif bagi
Islam.
Sejarawan lain yang meragukan kebenaran sejarah literatur awal Islam
adalah ilmiawan di bidang Timur Tengah dari Italia bernama Pangeran Leone
Caetani, Duke/bangsawan dari Sermoneta (1869-1935). Caetani
menyimpulkan bahwa kita hampir tak bisa menemukan apapun yang benar
tentang Muhamad di hadis, kita bisa menganggap semua isi materi hadis
yang ada meragukan kebenarannya. [10] Ilmiawan lain sejamannya yang
bernama Henri Lammens (1862-1937), seorang Yesuit Flemish (BelgiaBelanda), melakukan penyelidikan terperinci akan hadis tentang
Muhammad, meragukan berbagai keterangan berbagai hal, terutama masa
kelahiran dan kematian Muhammad. Lammens menulis tentang Muhammad
yang ditulis di biografi awal Islam sebagai tokoh karangan dan tidak masuk
akal, meskipun dia juga memperingatkan agar tidak menolak semua
keterangan yang ada.[11]
Joseph Schacht(1902-1969), ahli hukum Islam terkemuka dari Barat,
menulis penelitian tentang asal-usul hukum Islam dan menyimpulkan bahwa

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

24

bahkan hadis klasik juga mengandung banyak keterangan yang tidak


mungkin asli. Semua usaha untuk mengambil keterangan asli dari hadis
yang saling berkontradiksi ini telah gagal. Dia juga setuju dengan
kesimpulan Goldziher bahwa sebagian besar hadis dari Nabi ditulis bukan di
masa yang diakui sebelumnya, tapi di masa selanjutnya sewaktu doktrin
berkembang di abad pertama Islam. Tapi Schacht menyimpulkan lebih
jauh, dengan mengatakan bahwa sejumlah besar hadis klasik dan koleksi
hadis lain baru beredar setelah jaman ShafiI (Muslim ahli Islam ash-Shafii
wafat tahun 820]; kumpulan hadis sahih dari Muhammad muncul di
pertengahan abad ke-2; dan bukti menunjukkan bahwa hadis sahih itu
baru ditulis sekitar tahun 100 Hijriah dan ini adalah awal abad ke 8 M,
yang jauh dari perkiraan masa hidup Muhammad. [12]
John Wansbrough (1928-2002), sejarawan Amerika yang mengajar di
Universitas London, mengumpulkan tulisan para ilmiawan yang meragukan
nilai sejarah literatur Islam awal. Melalui penelitiannya yang melakukan
terobosan dan komplex, Wansbrough menyimpulkan bahwa Quran terutama
disusun untuk mendirikan asal-usul Islam di Arabia dan Hadis dikarang guna
memberi Kekaisaran Arabia agama khusus yang memperkuat stabilitas dan
persatuan.
Sejarawan Patricia Crone, murid Wansbrough, Michael Cook, dan Bernard
Lewis (sejarawan Timur Tengah terkemuka), terpengaruh akan kesimpulan
Wansbrough dan menulis buku kontroversial berjudul Hagarism: The Making
of the Islamic World (1977). Sama seperti pendahulu mereka, Crone dan
Cook mencatat bahwa literatur Islam awal tentang Muhammad dan asal-usul
Islam ditulis lama setelah Muhammad mati dan keterangan itu tidak bisa
dipertanggungjawabkan. Karena itu mereka melakukan penyelidikan tentang
kelahiran dan perkembangan awal Islam dengan mengamati catatan sejarah
yang lain, penemuan arkeologi yang ada dan catatan filologikal tentang
Islam awal, termasuk uang logam di daerah Arabia di abad ke 7 dan 8 dan
prasasti resmi yang dibuat di masa itu. Kami melalukan penelitian dengan
nekad untuk menyusun pengertian di bidang asing yang fondasinya masih
harus digali para ahli. [13]
Crone dan Cook mengajukan fakta bahwa Islam muncul sebagai gerakan
dalam kepercayaan Yudaisme yang berpusat pada Abraham dan putranya
Ishmael, hasil hubungan Abraham dengan selirnya, Hagar sebagaimana
banyak sumber non-Muslim awal yang tidak menyebut orang Arab sebagai
Muslim tapi sebagai Hagarian (atau Hagarin). Gerakan ini, karena
berbagai alasan, terpecah dari Yudaisme di akhir abad ke 7M dan mulai
berkembang sampai akhirnya menjadi Islam.
Di tahun 1987, Crone menerbitkan Meccan Trade and the Rise of

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

25

Islam (Perdagangan Mekah dan Kebangkitan Islam), dimana dia


menunjukkan bahwa fondasi utama biografi Muhammad dalam Islam dengan Mekah sebagai pusat perdagangan, berlatarbelakang Arabia
ternyata tidak didukung catatan sejarah jaman modern. Catatan sejarah,
katanya, menunjukkan bahwa Mekah bukanlah pusat perdagangan sama
sekali. Crone, sama seperti Wansbrough, melihat latar belakang Arabia bagi
Islam sebagai keterangan yang ditambahkan dalam literatur Islam di jaman
kemudian demi kepentingan politik.
Akan tetapi Crone kemudian menulis, Bukti bahwa seorang nabi aktif
berperan diantara masyarakat Arab di awal abad 7M, di awal masa
penaklukkan Arab di Timur Tengah, harus diakui sangat tepat. Dia
menambahkan bahwa kita bisa yakin bahwa Quran merupakan koleksi
ucapan Muhammad yang dipercaya umatnya disampaikan padanya oleh
Tuhan. Meskipun pernyataan ini bertentangan dengan pernyataannya
sebelumnya tentang asal-usul Islam, Crone tidak menawarkan penemuan
atau bukti apapun untuk menerangkan perubahan pendapatnya; sebaliknya
dia meninggalkan begitu saja pemikirannya yang pertama dan tidak
menampilkan bukti apapun. Crone masih mengakui bahwa segala hal lain
tentang Muhammad tidaklah pasti, dengan menunjukkan bahwa sumber
Islam awal tentang kehidupan Muhammad baru ditulis sekitar empat atau
lima generasi setelah kematiannya, dan hanya sedikit ilmiawan yang
menganggap sumber literatur ini mengandung kebenaran sejarah. [14]
Ketidakpastian ini, ditambah dengan bukti provokatif yang ditampilkan
Crone dalam bukunya, mendorong sejumlah ilmiawan lainnya untuk terus
meneliti sejarah Muhammad.
Di lain pihak, ilmiawan modern telah melakukan pemeriksaan kritis akan
Quran. Ahli theologia Jerman, Gnter Lling, berkesimpulan bahwa Quran
yang asli bukanlah tulisan Islam tapi dokumen Kristen pra-Islam. Penelitian
seksama terhadap keanehan dan anomali dalam Quran menunjukkan
banyaknya tanda fondasi Kristen. Lling yakin bahwa Quran mencerminkan
theologi sekte Kristen non-Trinitas yang meninggalkan jejak pada theologi
Islam, terutama dalam penggambarannya akan Kristus dan doktrin keesaan
Tuhannya yang mutlak.
Ilmiawan yang memakai nama samaran sebagai Christoph Luxenberg,
meskipun berbeda metoda dan kesimpulan dengan Lling, setuju bahwa
Quran mengandung dasar Kristen. Luxenberg mengatakan bahwa
banyaknya kata dan kalimat membingungkan dalam Quran menjadi jelas
jika membacanya dengan bahasa Syriak, yang merupakan dialek bahasa
Aramaik yang merupakan bahasa yang dipakai di daerah di mana Quran
disusun. Melalui metoda baca ini, dia menghasilkan kesimpulan yang sangat
mengejutkan. Sebagian penemuannya telah menarik perhatian

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

26

internasional. Yang paling terkenal adalah pasal Quran yang menjanjikan


perawan di surga bagi Muslim syahid. Menurutnya, terjemahan sebenarnya
kata dalam Quran itu tidak bermakna perawan tapi adalah kismis atau
anggur.
Di buku ini, aku terutama menggunakan keterangan dari penulis modern,
terutama karya awal Crone, Luxenberg, Lling, Popp, dan Powers, juga dari
beberapa penulis terdahulu, terutama Goldziher.
Reaksi para Muslim terhadap penyelidikan sejarah Islam berbeda-beda.
Sebagian berusaha membantah berbagai penemuan penelitian sejarawan.
[15]
Contohnya, Professor Ahmad Ali al-Imam menerbitkan buku mengamati
perbedaan variasi dalam Quran. Dia menjelaskan variasi melalui
keterangan dari hadis yang menjelaskan bahwa Quran disampaikan dalam 7
gaya pengimlaan; dia menyimpulkan bahwa kelengkapan dan kelayakan
Quran telah nyata.[16] Di lain pihak, Professor Muhammad Sven
Kalisch, orang Jerman yang memeluk Islam dan profesor theologia Islam
pertama di Jerman, mengamati sejarah Islam dengan kritis dan
berkesimpulan bahwa Muhammad sebenarnya tidak pernah ada dalam
wujud yang dijelaskan di literatur Islam.[17] Dia akhirnya meninggalkan
Islam.[18] Sebaliknya, Khaled Abou El Fadl, profesor hukum dari Universitas
California di Los Angeles, bersikap sangat marah terhadap penelitian sejarah
asal-usul Islam dan menyebutnya sebagai tidak toleran. Abou El Fadl
menyebut Ibn Warraq sebagai orang yang patut dikasihani yang ngawur
dan sangat membosankan. Abou El Fadl menuduh ilmiawan Daniel Pipes
hanya melampiaskan rasa bersalahnya sebagai orang kulit putih. (banyak
orang kulit putih liberal/sayap kiri yang merasa bersalah dengan masa lalu
orang kulit putih yang menjajah orang kulit berwarna di dunia ketiga. -red).
El Fadl bahkan menyebut bahwa penelitian asal-usul sejarah Islam, sama
seperti tindakan atoleran lainnya, bersandar pada beberapa anggapan aneh.
Anggapan pertama adalah bahwa Muslim berbohong dalam berbagai cara
dan tidak sanggup membedakan fiksi dengan fakta.[19]
Masalahnya bukan begitu. Penyelidikan ilmiah tentang asal-usul Islam tidak
bergantung pada dugaan bahwa Muslim tak bisa membedakan fiksi dengan
fakta. Masalahnya adalah apakah legenda bercampur dengan catatan
sejarah sampai tidak bisa lagi dibedakan mana yang legenda dan mana yang
sejarah. Tambahan keterangan legenda ini bukan hanya terjadi pada Muslim
saja; penambahan keterangan legenda terjadi dari berbagai kehidupan
tokoh sejarah masa lalu yang perbuatan telah dilupakan tapi mereka
menjadi pahlawan dalam dongeng/legenda yang terus disampaikan kisahnya
berulang kali sampai hari ini.
Ilmiawan yang menyelidiki asal-usul Islam tidak bermotivasi kebencian,

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

27

atoleransi atau rasisme, tapi didorong oleh keinginan untuk menemukan


kebenaran. Mereka inilah para ahli yang meletakkan fondasi bagi
penyelidikan dalam buku ini.

-|-

Footnote:

[1] Michael H. Hart, The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in
History (New York: Hart Publishing, 1978), 33.
[2] W. Montgomery Watt, Muhammad at Mecca (Oxford: Oxford
University Press, 1953); Muhammad at Medina (Oxford: Oxford University
Press, 1956).
[3] Untuk membaca berbagai diskusi mencerahkan tentang bagaimana
efek kritik sejarah pada kepercayaan Kristen, silakan baca tulisan
Jaroslav Pelikan, Christian Doctrin and Modern Culture (sejak tahun
1700) (Chicago: University of Chicago Press, 1989).
[4] Robert Spencer, The Truth about Muhammad (Washington, DC:
Regnery, 2006), 9, 31. the-truth-about-muhammad-t33436/
[5] Gustav Weil, Geschichte der Chalifen, vol. 2 (Mannheim, 1846-51),
290, terjemahan. William Muir, The Life of Mahomet, edisi volume
pertama (London, 1894), xli-xlii (dikutip oleh Ibn Warraq, ed., The Quest
for the Historical Muhammad (Amherst, NY: Prometheus, 2000), 44).
[6] Dikutip dalam Ibn Warraq, The Quest for the Historical Muhammad,
16.
[7] Muir, The Life of Mahomet, xli-xlii, (dikutip oleh Ibn Warraq, ed., The
Quest for the Historical Muhammad, 44).
[8] Kata Arab jamak/plural bagi hadis adalah ahadis, dan kata ini
ditemukan di banyak literatur Muslim Inggris. Tapi agar lebih
memudahkan, aku menggunakan kata hadis untuk bentuk plural.
[9] Dikutip di Raphel Patai, Ignaz Goldziher and His Oriental
Diary (Detroit: Wayne State University Press, 1987), 28 (dikutip di Martin
Kramer, Introduction, dalam The Jewish Discovery of Islam: Studies in
Honor of Bernard Lewis, ed. Martin Kramer [Syracuse: Syracuse
University Press, 1999] I-48, diterbitkan online
di http://www.martinkramer.org/sandbox/rea ... islam/#n38).
[10] Dikutip di Ibn Warraq, The Quest for the Historical Muhammad, 46.
[11] Henri Lammens, The Age of Muhammad and the Chronology of the

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

28

Sira, dikutip dalam Ibn Warraq, The Quest for the Historical Muhammad,
206.
[12] Joseph Schacht, The Origin of Muhammadan Jurisprudence (Oxford:
Oxford University Press, 1950), 4-5.
[13] Patricia Crone dan Michael Cook, Hagarism: The Making of the
Islamic World (Cambridge: Cambridge University Press, 1977), vii.
[14] Patricia Crone, What Do We Actually Know About
Muhammad?, Open Democracy, 31 Agustus,
2006,http://www.opendemocracy.net/faith-euro ... d_3866.jsp
[15] Contoh reaksi ini bisa dilihat di Amaal Muhammad Al-Roubi, A
Response to Patricia Crones Book (Meccan Trade and the Rise of
Islam),http://www.sultan.org/books/Patricia_cr ... _reply.pdf
[16] Ahmad Ali Al-Imam, Variant Readings of the Quran: A Critical Study
of Their Historical and Linguistic Origins (Washington, DC: International
Institute of Islamic Thought, 2006), 112.
[17] Andrew Higgins, Professor Hired for Outreach to Muslims Delivers a
Jolt, Wall Street Journal, November 15, 2008.
[18] Islam Scientist Kalisch No Longer Muslim, Politically Incorrect, 22
April, 2010, http://www.pi-news.org/2010/04/islam-sc ... er-muslim/
[19] Khaled Abou El Fadl, On Revising Bigotry, Scholar of the House,
n.d., http://www.scholarofthehouse.org/onrebit.html

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

29

Bab 1
ORANG YANG SEBENARNYA TIDAK ADA
Sumber Keterangan

rang seringkali beranggapan bahwa sumber pertama dan utama


tentang kehidupan Muhammad adalah Quran, kitab suci Islam. Tapi
Quran sebenarnya hanya menerangkan sedikit sekali tentang
kehidupan tokoh utama Islam ini. di Quran, Allah berkali-kali berkata pada
nabinya dan memerintahkan untuk mengatakan pesan pada umat yang
percaya dan tidak percaya. Para pemberi komentar dan pembaca umumnya
menduga bahwa Muhammadlah yang dimaksud Allah dalam berbagai
kejadian, tapi sama seperti banyak kasus lain dalam Islam hal ini tidaklah
jelas.
Nama Muhammad sebenarnya muncul dalam Quran sebanyak empat kali
saja, dan tiga diantaranya disebut dengan julukan yang terpuji atau yang
dipilih dan bukannya disebut dengan namanya. Tidak begitu dengan Musa
yang disebut namanya 136 kali, dan Abraham 79 kali. Bahkan Firaun disebut
sebanyak 74 kali. Di lain pihak, julukan Rasul Allah muncul dalam berbagai
bentuk sejumlah 300 kali, dan nabi muncul 43 kali.[1] Apakah julukan ini
ditujukan pada Muhammad, sang Nabi Arab di abad 7M? Mungkin begitu.
Sudah jelas para Muslim pembaca Quran menganggapnya begitu sepanjang
jaman. Tapi jikalau pun anggapannya memang begitu, tetap saja tak
menunjukkan kejadian dan keadaan kehidupannya.
Dalam seluruh Quran tidak ada keterangan tentang Rasul Allah selain dari
statusnya sebagai utusan Allah dan menuntut umatnya untuk taat padanya.
Tiga dari empat kali nama Muhammad disebut, tiada keterangan apapun
yang mengungkapkan kehidupannya.
Sebutan pertama dari empat kali penyebutan nama Muhammad terdapat di
Sura 3 dalam Quran: Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul,
sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. (3:144). Quran
lalu berkata, Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang
sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul (5:75).[2]
Kesamaan kalimat tersebut menyiratkan bahwa dalam 3:144, Yesus adalah
tokoh yang disebut sebagai yang terpuji yakni, sang muhammad.
Dalam sura 33, kita baca bahwa Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

30

dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan
penutup nabi-nabi. (33:40).[3] Keterangan ini hampir pasti ditujukan bagi
nabi Islam dan bukan nabi yang dinubuatkan sebagai yang terpuji. Ini juga
merupakan ayat yang sangat penting bagi teologi Islam: ilmiawan Muslim
mengenal status Muhammad sebagai Penutup para Nabi yang berarti
Muhammad adalah nabi terakhir dari Allah dan siapapun yang mengaku
sebagai nabi setelah Muhammad adalah nabi palsu. Doktrin ini
menyebabkan Muslim bersikap memusuhi, kadangkala dengan kekerasan,
terhadap segala cabang Islam selanjutnya yang memiliki nabi lain, seperti
BahaI dan Qadiani Ahmadiyah.
Pernyataan yang serupa juga dinyatakan di Quran 47:2 : Dan orang-orang
mu'min dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan
kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah
menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan
mereka. Dalam ayat ini, Muhammad adalah orang yang diberi wahyu oleh
Allah, tapi ini bisa bermakna siapa pun dari berbagai nabi dalam Quran,
juga bisa bermakna bagi satu orang Muhammad tertentu saja.
Quran 48:29 tampaknya merujuk pada sang Nabi Islam saja: Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.
Meskipun istilah yang terpuji di sini bisa berarti nabi lain, tapi gelar
Muhammad adalah utusan Allah (Muhammadun rasulu Allahi) dalam
syahadah Islam memberi pengertian bahwa Q 48:29 menyebut langsung
tentang sang Nabi Islam.
Hanya sampai di situ saja Quran menyebut nama Muhammad. Berbagai
sebutan Rasul Allah dalam Quran tidak menyebutkan nama utusan itu, dan
hanya sedikit keterangan tentang perbuatannya. Karena itu, kita tidak
mendapatkan banyak keterangan tentang riwayat hidup Muhammad dalam
Quran. Bahkan tidaklah jelas apakah pasal Quran yang menyebut Rasul
Allah itu merujuk pada Muhammad pada khususnya, atau Quran versi
aslinya memang begitu.
Begitu banyak detail tentang perkataan dan perbuatan Muhammad dalam
hadis, yang koleksinya sangat banyak dan merupakan fondasi hukum Islam.
Hadis menerangkan secara terperinci latar belakang turunnya ayat dalam
Quran. Tapi (sebagaimana yang nanti bisa dibaca di bab berikutnya)
terdapat alasan untuk yakin bahwa sebagian besar hadis tentang
perkataan dan perbuatan Muhammad ditulis lama setelah masa di
mana Muhammad diperkirakan mati di tahun 632M.
Selain Hadis, terdapat pula Sira, yakni kisah riwayat hidup (biografi) sang

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

31

Nabi Islam. Biografi terawal Muhammad ditulis oleh Ibn Ishaq (wafat
tahun 773 M), yang menulis buku itu di abad 8M, setidaknya 125
tahun setelah kematian Nabi Islam, dengan kondisi di mana materi
dongeng tentang Muhammad telah berkembang biak. Naskah asli
biografi karya Ibn Ishaq sudah tidak ada lagi, dan yang masih ada bagi kita
sekarang adalah sebagian dari tulisannya yang diedit ulang oleh Ibn Hisham,
di kuartal pertama abad 9, dan oleh sejarawan lain yang menerbitkan
kembali dan melestarikan bagian lain tulisan Ibn Ishaq lainnya.
Biografi ini merupakan sumber utama yang disebut Ernest Renan sebagai
sejarah yang sangat jelas tentang kehidupan dan pekerjaan Muhammad.
Tapi sebenarnya bisa dikatakan bahwa tiada biografi yang memperinci
dengan jelas tanggal masa karir kenabian Muhammad.
Catatan Paling Awal tentang Nabi Arab
Tentunya banyak keterangan yang ditulis oleh para sahabat dan musuh
orang ini yang kehidupan dan pekerjaannya ditulis di sejarah yang sangat
jelas.
Setidaknya begitulah tentunya perkiraan banyak orang. Apalagi orang ini
katanya telah mempersatukan berbagai suku yang saling berperang di
Arabia. Dia mengubah mereka semua menjadi mesin perang, yang dalam
beberapa tahun saja setelah kematiannya, berhasil mengejutkan dan
melukai sampai berdarah dua kekaisaran besar yakni Romawi Byzantium
dan Persia, lalu dengan memperluas kekuasaan sampai ke wilayah kedua
kekaisaran tersebut. Sudah masuk akal jika catatan sejarah Byzantium dan
Persia, dan juga Muslim, mengandung keterangan akan pengaruh dan
prestasi orang ini.
Tapi ternyata catatan awal malah menawarkan lebih banyak pertanyaan
daripada jawaban. Salah satu tulisan terawal yang menyebut tentang
Muhammad adalah dokumen yang dikenal sebagai Doctrina Jacobi, yang
kemungkinan ditulis oleh seorang Kristen Palestina sekitar tahun 634-640,
ini adalah masa penaklukkan awal Arabia dan tak lama setelah Muhammad
dilaporkan mati di tahun 632. Dokumen ini ditulis dalam bahasa Yunani dari
sudut pandang orang Yahudi yang percaya bahwa sang Mesiah Kristen
merupakan juru selamat yang sebenarnya dan dia mendengar tentang nabi
lain yang muncul di Arabia:
Ketika sang kandidatus (yakni anggota pengawal istana Byzantium) dibunuh
oleh orang Sarasen (Sarakenoi = sebutan bagi orang Arab), aku berada di
Caesaria dan pergi dengan perahu ke Sykamina. Orang berkata sang

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

32

kandidatus telah dibunuh, dan kami para Yahudi merasa sangat senang.
Dan mereka berkata bahwa seorang nabi telah muncul, bersama kaum
Sarasen, dan dia mengumumkan tentang kedatangan orang yang diurapi,
yakni Kristus. Setiba di Sykamina, aku dihentikan oleh seorang tua yang
mengerti kitab suci, dan aku berkata padanya: Apakah yang bisa kau
ceritakan padaku tentang nabi yang telah muncul bersama orang Sarasen?
Dia menjawab, dengan keluhan mendalam: Dia itu palsu, karena para
nabi tidak datang dengan bersenjata pedang. Ini sudah jelas
merupakan tipu daya pengacau saat ini dan aku khawatir bahwa Kristus
pertama yang disembah umat Kristen, adalah orang yang dikirim Tuhan, tapi
sebaliknya kita malahan akan menerima Anti Kristus. Memang
sesungguhnya, Yesaya berkata bahwa kaum Yahudi akan tetap sesat dan
keras hati sampai semua bumi binasa. Tapi kau, tuan Abraham, pergilah dan
cari tahulah tentang nabi ini yang katanya telah muncul. Maka aku,
Abraham, menyelidiki dan mendengar dari mereka yang telah bertemu
dengannya bahwa tiada kebenaran yang ditemukan dari orang yang disebut
sebagai nabi ini, yang dilakukan hanyalah menumpahkan darah
banyak orang. Dia juga berkata bahwa dia memegang kunci surga, dan
ini adalah pengakuan yang luar biasa (keterlaluan).[4]
Dalam kasus ini, istilah luar biasa bermakna tak dapat dipercaya. Satu
hal yang bisa dilihat dari keterangan ini adalah bahwa para penyerang
Arabia yang menaklukkan Palestina di tahun 635 (kaum Sarasen/Arab)
datang dengan membawa berita tentang munculnya nabi baru, yakni orang
yang bersenjata pedang. Tapi di Doctrina Jacobi diterangkan bahwa nabi
tak bernama ini masih hidup, pergi bersama tentaranya, sedangkan
Muhammad katanya sudah mati di tahun 632. Terlebih lagi, nabi Sarasen ini,
tidak mengumumkan bahwa dia adalah nabi terakhir Allah (Q 33:40), tapi
mengumumkan kedatangan orang yang diurapi, yakni Kristus yang akan
datang. Ini merupakan referensi tentang juru selamat versi Yahudi yang
sedang ditunggu-tunggu kaum Yahudi, dan bukan Yesus Kristus dari
kepercayaan Kristen (Kristus berarti yang diurapi atau Mesiah dalam
bahasa Yunani).
Quran menerangkan bahwa Yesus mengumumkan kedatangan tokoh yang
dalam hadis disebut sebagai Muhammad: Hai Bani Israil, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu
Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul
yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Q 61:6). Ahmad
adalah yang terpuji, dan ilmiawan Muslim menganggap ahmad adalah
Muhammad: Nama Ahmad merupakan variasi dari Muhammad (karena
mengandung tiga akar huruf yang sama h-m-d). Mungkin baik Doctrina
Jacobi dan Quran 61:6 mengingatkan dengan cara yang berbeda bahwa
nabi yang akan datang dikenal sebagai orang yang terpuji atau yang

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

33

terpilih ahmad atau muhammad.


Nabi yang disebut di Doctrina Jacobi berkata bahwa dia memegang kunci
surga, dan katanya ini adalah pengakuan yang luar biasa. Ini bukan
hanya luar biasa, tapi juga aneh karena hadis Islam tak pernah menyatakan
bahwa Muhammad mengaku memegang kunci surga. Sebaliknya, Yesus
menganugerahkan kunci surga kepada Petrus di Injil menurut Matius 16:19,
dan ini menandakan bahwa tokoh yang mengaku punya kunci surga punya
hubungan dengan tradisi Kristen, dan juga dengan nubuat datangnya Juru
Selamat dalam kepercayaan Yudaisme. Ucapan tentang kunci surga lebih
mirip dengan kunci Kerajaan Surga yang diberikan kepada Petrus daripada
ajaran Muhammad yang manapun, sehingga nabi yang disebut di Doctrina
Jacobi kemungkinan beragama Kristen atau orang yang dipengaruhi
kepercayaan Kristen dan bukannya nabi Islam yang digambarkan dalam
literatur utama Islam.
Siapakah Muhammad itu?
Apakah bisa dikatakan bahwa Doctrina Jacobi merujuk pada Muhammad?
Sungguh sukar untuk membayangkan orang lain, karena nabi yang
mengacungkan pedang untuk menaklukkan Tanah Suci (Palestina) dan
tentara yang didorong oleh nabi seperti itu tidak ada di tahun 630-an.
Dokumen yang ditulis berdasarkan keterangan hadis Islam tentang tahun
kematian Muhammad dan isi ajarannya bisa dilihat sebagai kesalahpahaman
dari penulis Byzantium dalam meneliti Islam dari jarak jauh, dan bukan
sebagai bukti bahwa Muhammad dan Islam di jaman dulu berbeda dari
jaman sekarang.
Selain itu, tak ada satu pun keterangan dalam Doctrina Jacobi tentang kisah
Muhamad dan asal-usul Islam. Kemungkinan nabi tak bernama di Doctrina
Jacobi merupakan satu dari beberapa tokoh, yang atribut sejarahnya lalu
dimasukkan ke dalam tokoh nabi Islam yang diberi nama salah seorang dari
mereka, yakni Muhammad. Hal ini karena tak ada catatan apapun di masa
hidupnya yang menerangkan tokoh seperti apakah dia atau apa yang
diperbuatnya.
Satu bukti yang menyebut namanya adalah berbagai tulisan Syriak (dialek
Aramaik yang dipakai luas di wilayah itu pada jaman itu) yang mengacu
pada seorang pendeta Kristen bernama Thomas dan ditulis di awal tahun
640-an. Tapi bukti lain menunjukkan bahwa tulisan telah direvisi di
pertengahan abad ke 8, sehingga ini mungkin bukan keterangan awal
tentang Muhammad.[5] Meskipun begitu, Thomas disebut dalam
pertempuran antara tentara Romawi dan tayyaye d-Mhmt di Gaza timur di

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

34

tahun 634.[6] Kata tayyaye atau tiyaye berarti orang nomad; naskah
sejarah awal menggunakan kata ini sebagai kaum penakluk.
Sejarawan Robert G. Hoyland menerjemahkan tayyaye d-Mhmt sebagai
orang Arab Muhammad; terjemahan ini relatif lumrah. Bahasa Syriak
membedakan huruf t dan d, sehingga tidaklah jelas apakah Mhmt, Thomas
itu sebenarnya maksudnya adalah Mhmd, Muhammad. Bahkan jika orang
Arab Muhammad itu adalah terjemahan sebenarnya dari tayyaye d-Mhmt,
kita tetap tidak bisa tahu dengan tepat apakah Muhammad yang dimaksud
adalah Nabi Islam, yakni nabi perang yang berpoligami, yang menerima
Quran, yang mengayunkan pedang terhadap kafir.
Tiada satu pun tulisan orang Arab atau orang yang ditaklukan
Arab di pertengahan abad 7 yang menyebut tentang biografi
Muhammad. Di puncak penyerbuan tentara Arab, sumber tulisan
non-Muslim dan Muslim tidak mencantumkan keterangan
apapun tentang nabi dan kitab sucinya yang katanya mendorong
tentara Arab melakukan berbagai penyerangan.
Ada kemungkinan Thomas yang disebut dengan kata Mhmt bukanlah nama
sebenarnya, tapi hanya gelar bagi orang yang terpuji atau yang terpilih
tanpa mengacu pada siapapun. Kalau pun benar demikian, Thomas yang
mengacu pada nama Muhammad itu tidak memiliki persamaan apapun
dengan Nabi Islam, kecuali persamaan nama.
Sophronius dan Umar
Dari orang yang telah berhubungan dengan para penyerang Arab
yang menaklukkan Timur Tengah di pertengahan abad 7, tidak ada
satu pun yang menulis keterangan apapun tentang seorang nabi
yang bernama Muhammad, yang pengikutnya menyerbu keluar Arabia
dengan membawa kitab suci atau kepercayaan baru, di belakang segala
penaklukkan yang mereka lakukan.[7]

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

35

St. Sophronius, pemimpin agama Kristen Yerusalem, 639M

Coba simak tulisan orang Kristen di abad 7 tentang penaklukkan Yerusalem,


yang ditulis beberapa tahun setelah penaklukkan tersebut (aslinya ditulis
dalam bahasa Yunani dan lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Georgia).
Menurut tulisan ini, Orang Sarasen (Arab) yang tak bertuhan masuk ke
kota suci Kristus Tuhan kita, Yerusalem, dengan ijin Tuhan dan sebagai
hukuman atas kelalaian kita.[8] Tulisan khotbah Koptik dari jaman yang
sama menyebut orang Sarasen sebagai penjajah, yang menyerahkan diri
pada pelacuran, pembantaian, dan menangkapi orang, sambil berkata:
Kami puasa dan sembahyang. [9]
Sophronius, ketua masyarakat Yerusalem yang menyerahkan kota itu
kepada Kalifah Umar setelah penaklukan Arabia di tahun 637, mengeluh
tentang kedatangan orang Sarasen yang, karena dosa kami, telah
memerangi kami secara tiba dan menjarahi dengan keji dan liar, dengan
kelancangan yang tak bermoral dan tak berTuhan.[10] Dalam khotbah Natal
di tahun 634, Sophronius mengumumkan bahwa kita, karena melakukan
dosa besar dan kesalahan serius, tidak melihat kemungkinan ini, dan
sekarang kita dilarang masuk kota Betlehem.
Bertentangan dengan harapan kita, kita sekarang dikurung tidak boleh
meninggalkan di rumah, tubuh kita tidak tidak terikat, tapi kita terikat akan
rasa takut terhadap kaum Sarasen. Dia mengeluh bahwa sama seperti
kaum Filistin dulu, sekarang tentara Sarasen yang tak berTuhan menguasai
kota suci Betlehem dan melarang kita masuk ke sana, mengancam mau

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

36

membunuh dan menghancurkan jika kita meninggalkan kota suci ini dan
berani mendekati kota Betlehem suci yang kita cintai.[11]
Tak mengherankan jika orang Kristen abad 7 seperti Sophronius menyebut
pihak penyerang sebagai orang yang tak berTuhan. Bahkan jikalau para
penyerang itu mengacung-acungkan kitab suci tuhan mereka sebagai
pencipta tunggal apapun, Sophronius tetap saja menyangkal keberadaan
tuhan para penyerang. Tapi anehnya, dalam tulisannya yang membara,
dia tidak menyebut sama sekali tentang nama tuhan pihak
penyerang, nabi mereka, dan juga kitab suci mereka.
Dalam tulisannya tentang kaum Sarasen, Sophronius menerangkan
bahwa mereka menghina salib dan doktrin Kristus dalam Kristen
orthodox, tapi tidak sekalipun dia menyebut mereka sebagai
Muslim dan tidak pernah menyebut tentang Muhammad, Quran,
atau Islam. Dalam khotbahnya di bulan Desember tahun 636 atau 637,
Sophronius berbicara panjang lebar tentang kebrutalan pihak penyerang,
dan dalam hal ini dia menyinggung sedikit tentang kepercayaan mereka:
Tapi keadaan sekarang memaksa aku untuk berpikir berbeda tentang cara
hidup kami, karena mengapa begitu banyak peperangan yang terjadi
diantara kami? Mengapa begitu banyak orang barbar yang menyerang?
Mengapa tentara Sarasen menyerang kami? Mengapa begitu banyak terjadi
penghancuran dan penjarahan? Mengapa terjadi begitu banyak
pertumpahan darah? Mengapa burung di angkasa memakani tubuh
manusia?
Pihak penyerang tidak hanya buas tapi rupanya punya kebencian khusus
pada agama Kristen:
Mengapa gereja kami diruntuhkan? Mengapa salib kami dihina? Mengapa
Kristus, yang memberikan segala yang baik dan menyediakan sukacita bagi
kami, dihujat oleh mulut orang pagan (ethnikois tois stomasi) sehingga dia
dengan tepat menangis pada kami: Karena kamu maka namaku dihujat
diantara kaum pagan, dan inilah hal yang terjelek yang terjadi pada kami.
Khotbah Sophronius ini sesuai dengan sikap Islam yang menolak salib
penolakan yang juga ditulis di Quran, yang mengatakan bahwa orang
Yahudi tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya (Q 4:157). Dan
berbicara tentang orang pagan yang menghina Kristus, Sophronius
mungkin merujuk pada penyangkalan ketuhanan Yesus dan pengorbanannya
penyangkalan ini juga termasuk dalam doktrin Islam.
Sophronius melihat orang Sarasen sebagai alat kemarahan Tuhan bagi
orang Kristen yang mulai berdosa, meskipun dia menyebut orang Sarasen

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

37

sebagai pembenci Tuhan dan penentang Tuhan, dan pemimpin mereka


yang tak bernama sebagai setan. Tidaklah jelas apakah Sophronius
merujuk pada setan yang sebenarnya atau pada Kalifah Umar, yang
menaklukkan Yerusalem, atau pada Muhammad atau orang lain. Sophronius
menyatakan:
Inilah sebabnya orang Sarasen yang sarat dendam dan pembenci Tuhan,
pembinasa yang keji yang dinubuatkan dengan jelas pada kita oleh para
Nabi, menghancurkan tempat yang terlarang bagi mereka, menjarah
kota, menghancurkan ladang, membakar desa, membakar gereja
suci, menghancurkan biara suci, memerangi tentara Byzantium, dan
berperang sambil mengacungkan piala perang dan terus menambah
kemenangan atas kemenangan. Terlebih lagi, mereka semakin bangkit
melawan kita dan meningkatkan hujatan terhadap Kristus dan gereja, dan
mengucapkan hujatan keji terhadap Tuhan. Para pelawan Tuhan itu
membuat dapat mengalahkan segalanya, meniru pemimpin mereka, yakni si
setan, dan menyamai kesombongannya yang menyebabkan dirinya
dikeluarkan dari surga dan ditempatkan di tempat gelap.
Tapi orang keji ini tidak akan bisa melakukan hal ini atau tidak akan bisa
jadi begitu kuat dalam melakukan semua kekacauan ini, jika saja kita tidak
menolak anugerah pembaptisan dan penyucian, yang membuat Kristus
sedih dan marah terhadap kita, meskipun dia baik dan tidak suka berbuat
jahat, karena dia sumber kebaikan dan tidak ingin melihat keruntuhan dan
kehancuran manusia. Kitalah yang bertanggungjawab atas semua ini dan
tiada kata bagi pembelaan diri kita. Kata atau keterangan apa yang bisa
membela diri kita jika kita mengambil semua pemberiannya pada kita,
mengotori dan menajiskan semuanya dengan perbuatan kita yang jahat? [12]
Penjelasan kekerasan dan kebrutalan di atas jauh berbeda dengan berbagai
tulisan tentang penaklukan Arabia terhadap Yerusalem yang sering kita
dengar. Tulisan itu menjelaskan Umar bertemu dengan Sophronius dan
memperlakukannya dengan hormat, bahkan menolak sholat di Gereja
Makam Suci agar umat Muslim tidka bisa merampas gereja dan
mengubahnya menjadi mesjid.[13] Umar dan Sophronius membuat
persetujuan yang melarang orang Kristen membangun gereja baru,
menyandang senjata, atau naik kuda, dan mereka harus bayar pungutan
jizya pada Muslim; tapi umumnya orang Kristen diperbolehkan beribadah
dan relatif bisa hidup dengan damai.[14] Ini adalah struktur sah Islam bagi
dhimmi (masyarakat kelas dua, yakni non-muslim atau kafir), yang menolak
persamaan hak bagi non-Muslim di negara Islam dan menindas dalam
berbagai hal dalam standard modern, tapi di abad ke 7 hal tersebut
dianggap masih bertoleransi.

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

38

Akan tetapi Perjanjian Umar ini diragukan kebenaran sejarahnya.[15]


Keterangan tertulis tertua akan perjanjian ini ditulis oleh sejarawan
Muslim bernama Tabari, yang wafat di tahun 923, tiga abad setelah
pakta Umar dibuat. Menurut Tabari, Umar menulis pada propinsi sekitar
tentang bagaimana dia memperlakukan masyarakat Yerusalem yang baru
ditaklukkannya:
Dalam nama Allah, yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Ini
merupakan jaminan keamanan yang diberikan hamba Allah, Umar,
Pemimpin Umat yang Setia, bagi masyarakat Yerusalem. Dia telah memberi
jaminan keamanan bagi mereka, bagi harta mereka, gereja mereka, salib
mereka, orang sakit dan sehat di kota itu, dan semua ibadah agama
mereka. Gereja mereka tak akan diduduki Muslim dan tak akan
dihancurkan. Mereka atau tanah mereka di mana mereka berpijak, atau
salib mereka atau kekayaan mereka tidak akan dirampas. Mereka tidak
akan dipaksa berubah kepercayaan. Tiada Yahudi yang akan hidup dengan
mereka di Yerusalem.
Masyarakat Yerusalem harus bayar pungutan jizya sama seperti masyarakat
lain di kota lain, dan mereka harus mengusir Byzantin dan para perampok.
Bagi mereka yang meninggalkan kota, nyawa dan harta mereka akan tetap
aman sampai mereka mencapai tempat yang terlindung; dan bagi mereka
yang tinggal di kota, mereka akan aman. Mereka harus bayar jizya sama
seperti masyarakat Yerusalem. Masyarakat Yerusalem yang ingin bergabung
bersama Byzantin, yang mengambil harta mereka dan meninggalkan
gereja dan salib mereka akan tetap aman sampai mencapai tempat yang
terlindung Jika mereka bayar jizya menurut kewajiban, maka isi surat ini
di bawah persetujuan Allah, dan merupakan tanggungjawab Nabinya,
kalifahnya, dan umatnya yang setia.[16]
Isi surat Umar yang ditulis Tabari sangatlah berbeda dengan tulisan
Sophronius. Umar berjanji menjaga keutuhan gereja dan mempersilakan
umat Kristen bepergian dengan bebas dan bahkan boleh membawa harta
mereka dan meninggalkan rumah mereka, meskipun dia tidak begitu toleran
karena melarang kaum Yahudi tinggal di Yerusalem. Sebaliknya, Sophronius
menangisi penghancuran gereja dan pelarangan terhadap umat Kristen
untuk bepergian. Perbedaan paling jelas adalah surat Umar diawali dengan
pernyataan iman Islam dengan menyebut Allah sebagai Maha Pengampun
dan Penyayang, dan menyebut pula Nabi Allah. Sebaliknya, keterangan
Sophronius yang ditulis saat Umar menaklukkan Yerusalem, tidak
menunjukkan apapun bahwa tentara Arab memiliki nabi dan tidak
menyebut mereka sebagai Muslim.

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

39

Orang Arab Pagan?


Arabia sebelum jaman Muhammad adalah daerah pagan; orang Arab dulu
merupakan polytheis (penyembah banyak tuhan). Islam sudah tentu
mengakhiri semua ini. Muhammad, menurut keterangan umum, menyatukan
dan mengislamkan Arabia. Tak lama setelah kematiannya, sebagian
masyarakat Arab memberontak, mengakibatkan terjadinya Perang Ridda
(Perang Murtad) di tahun 632 dan 633, tapi kaum Muslim menang dalam
peperangan ini. Orang Arab polytheis dan pagan dengan cepat musnah dan
hanya menjadi catatan sejarah saja.
Akan tetapi, lagi keterangan fakta sejarah menunjukkan hal yang sangat
berbeda. Di tahun 676, sinode Nestoria mengumumkan pada umat Kristen
Syria di pulau di selatan yakni Arabia bahwa wanita yang pernah
percaya pada Kristus dan ingin hidup dalam cara hidup Kristen harus
berusaha sebaik mungkin untuk tidak bersatu bersama orang pagan
[hanpe]. Wanita Kristen harus sepenuhnya menghindari hidup bersama
orang pagan. [17]
Banyak penulis Kristen kemudian yang merujuk pada Muslim sebagai kaum
pagan, dan sebagian sejarawan telah menganggap hal itu sebagai contoh
penggunaan istilah pagan. Meskipun begitu, terdapat indikasi kuat bahwa
ketika para penulis Kristen di abad 7 merujuk pada kata umat pagan,
mereka memang benar merujuk pada umat pagan dan bukan umat Muslim.
Sinoda Nestoria menentukan bahwa mereka yang terdaftar sebagai umat
yang setia harus menjauhkan diri dari kebiasaan pagan mengambil dua
istri. Islam tentu saja mengijinkan Muslim memiliki sampai 4 istri, dan juga
budak wanita sebagai gundik (Q4:3). Perintah sinoda/gereja ini tampaknya
tidak berhubungan dengan poligami Islam tapi pada kebiasaan poligami
pagan. Sebagai tambahan, sinoda memerintahkan langsung bahwa jenazah
Kristen harus dikubur berdasarkan aturan Kristen, dan bukan aturan pagan.
Sudah jadi aturan pagan untuk membungkus jenazah dengan hiasan dan
pakaian mewah, dan untuk menangisi keras orang yang wafat. Orang
Kristen tidak diijinkan untuk mengubur jenazah yang dibungkus kain sutra
atau baju mewah.[18] Keterangan ini tak ada hubungannya dengan Islam,
yang memang tidak mengijinkan penguburan mayat dengan memakai baju
mewah, kain sutra, dan menangisi jenazah keras.
Dengan begitu, sinoda Nestoria tampaknya memang membicarakan orang
pagan sebenarnya, empat puluh tahun setelah kaum pagan seharusnya,
berdasarkan keterangan literatur Islam, telah lenyap dari Arabia.
Indikasi lain datang dari Athanasius II, kepala monofisit (Kristen yang
mengutamakan keesaan Tuhan) dari Antiokhia (683-686), kota di Syria yang

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

40

merupakan daerah keempat terpenting dari kerajaan Kristen. Athanasius


mengeluh bahwa orang Kristen mengambil bagian dalam perayaan umat
pagan dan sebagian wanita Kristen bersatu dengan kaum pagan. Dia
menjabarkan kegiatan perayaan yang memang bagian dari kepercayaan
pagan dan bukan Islam: Singkatnya, mereka semua makan, tanpa
membedakan apapun korban binatang persembahan pagan, dengan begitu
melupakan aturan dan nasihat para Rasul untuk menolak percabulan,
daging dari binatang yang dicekik, darah dan makanan korban binatang
kaum pagan. [19]
Larangan ini berhubungan dengan perintah Rasul pada umat non-Yahudi
Kristen yang baru saja meninggalkan kepercayaan pagan mereka agar
mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhalaberhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari
darah. (Kisah Para Rasul 15:20), tapi Athanasius tidak mengatakan
peringatan karena mereka melakukan semua ini. Tampaknya yang
dikhawatirkannya adalah umat pagan melakukan salah satu dari praktek
tersebut, seperti yang lalu dijelaskan Athanasius: Nasehati mereka,
peringatkan mereka, tegur mereka, dan terutama kaum wanita agar tidak
bersatu dengan pria semacam mereka, agar mereka menjauhi diri dari
makanan korban binatang, yang dicekik, dan berasal dari jemaat
terlarang.[20]
Umat Muslim memang mengorbankan binatang setahun sekali, di perayaan
Idul Adha, sebagai tanda akhir ibadah haji di Mekah; akan tetapi mereka
tidak mencekik binatang untuk dikurbankan. Dengan begitu, Athanasius
tidak membicarakan tentang Idul Adha, tapi ucapara kurban umat pagan di
tempat tertentu, yang menurut sejarah Muslim seharusnya Islam telah
menghapus umat pagan lima puluh tahun sebelumnya.
Kemungkinan pihak penakluk Arabia itu sendiri adalah lebih pagan daripada
Muslim ini bukan karena mereka baru saja memeluk Islam dan masih
mempertahankan kebiasaan ibadah pagan mereka, tapi karena Islam
sebenarnya tidak ada.[21] Terlepas apakah Islam saat itu sudah atau
belum ada, literatur sejarah masa tersebut menunjukkan bahwa tiada satu
pun orang Arab atau masyarakat yang ditaklukkan Arab saat itu yang
menyebut apapun tentang Islam.
Tak Ada Orang Muslim
Di tahun 639 ketua Kristen Monofisit yakni John I Antioch mengadakan
musyawarah dengan komandan tentara Arab yakni Amr ibn al-As;
pertemuan ini ditulis di naskah di tahun 874.[22] Dalam naskah ini penulis

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

41

menyebut orang Arab tidak sebagai Muslim tapi sebagai Hagarin


(mhaggraye) yang berarti orang Hagar, gundiknya Abraham dan ibunya
Ishmael. Tokoh dari Arab itu tidak percaya ketuhanan Kristus, dan ini sesuai
dengan ajaran Islam, tapi kedua belah pihak tidak menyebut apapun
tentang Quran, Islam, dan Muhammad.[23]

John I Antioch
Hal yang sama juga terjadi pada tahun 647 ketika Ishoyahb III, pemimpin
Kristen di Seleucia, menulis surat tentang Tayyaye dan Hagarin Arab
yang tidak menolong mereka yang sengsara dan mati terhadap Tuhan,
sang Pencipta segalanya.[24] Dengan kata lain, umat Hagarin menolak
ketuhanan Kristus. Surat ini juga tidak menyebutkan apapun tentang
Muslim, Islam, Quran, atau Muhammad sang Nabi Islam. Surat Ishoyahb
seusai dengan perbedaan pandangan 8 tahun sebelumnya dengan
mengatakan bahwa penjajah Arabia tidak mengakui ketuhanan Yesus, tapi
tidak menyebut doktrin kepercayaan apapun yang dibawa orang Arab ke
tanah jajahan mereka yang baru.
Ketika sumber literatur awal non-Muslim menyebut tentang Muhammad,
tulisan mereka, sama seperti Doctrina Jacobi, berbeda dalam menerangkan

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

42

berbagai hal penting dengan kisah standard Islam. Naskah yang ditulis
uskup Armeina Sebeos di tahun 660-an atau 670-an menggambarkan
Mahmet sebagai seorang pedagang dan pendakwah dari masyarakat
Ishmaelit yang mengajarkan pengikutnya untuk menyembah satu Tuhan
saja, yakni Tuhannya Abraham. Keterangan itu masih sesuai dengan Islam,
tampaknya Mahmet ini adalah sang Nabi Islam. Akan tetapi tulisan Sebeos
lainnya tidak menunjukkan tradisi Islam apapun. Naskah Sebeos dimulai dari
kisah pertemuan antara pengungsi Yahudi dan kaum Ishmaelit di Arabia,
setelah Byzantium menaklukkan kembali Edessa di tahun 628:
Mereka pergi ke gurun pasir dan datang ke Arabia, diantara para anak
Ishmael; mereka meminta bantuan, dan menerangkan bahwa mereka
merupakan saudara berdasarkan keterangan dari Alkitab. Meskipun mereka
(kaum Ishmaelit) siap menerima hubungan persaudaraan yang dekat ini,
mereka (kaum Yahudi) tidak merasa yakin, karena aliran kepercayaan
mereka berbeda.
Pada saat itu terdapat seorang Ishmaelit bernama Mahmet, seorang
pedagang; dia memperkenalkan diri pada mereka bahwa dia ditunjuk Tuhan
sebagai pendakwah, sebagai jalan kebenaran, dan mengajarkan mereka
untuk mengenal Tuhannya Abraham, karena dia sangat berpengetahuan,
dan sangat mengenal kisah Musa. Karena perintahnya datang dari Tuhan,
maka mereka semua bersatu di bawah perintah satu orang, satu hukum,
dan meninggalkan aliran kepercayaan sesat, kembali pada Tuhan yang hidup
yang telah memperkenalkan diri pada ayah mereka yakni Abraham. Mahmet
melarang mereka untuk makan bangkai binatang, minum anggur,
berbohong dan berzinah. Dia menambahkan: Tuhan telah menjanjikan
tanah ini bagi Abraham dan kemakmurannya baginya untuk selamanya; dia
berlaku sesuai dengan janjiNya karena dia mencintai Israel. Kalian adalah
putra Abraham dan Tuhan memenuhi dalam dirimu janji yang dibuatnya
dulu pada Abraham dan kemakmurannya. Hanya cinta pada Tuhan Abraham
saja, pergi dan ambil kekayaan negerimu yang telah Tuhan berikan pada
ayahmu Abraham, dan tiada orang yang mampu menahan kalian dalam
peperangan, karena Tuhan bersamamu.
Lalu mereka berkumpul bersama dari Havilah sampai ke Shur dan sebelum
mencapai Mesir (Kejadian 25:18); mereka keluar dari gurun Pharan terbagi
dalam 12 suku sesuai dengan urutan kepemimpinan mereka. Mereka
membagi 12.000 orang Israel, seribu orang per suku, untuk membawa
mereka masuk ke Israel. Mereka keluar, perkemahan demi perkemahan,
sesuai dengan urutan keturunan mereka: Nebayot, Kedar, Adbeel, Mibsam,
Mishma, Dumah, Massa, Hadar, Tema, Jetur, Nafish, dan Kedma. (Kejadian
25:13-15). Inilah suku Ishmael Sisa bangsa Israel datang untuk
bergabung bersama mereka, dan mendirikan pasukan yang kuat. Lalu

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

43

mereka mengirim utusan kepada Kaisar Yunani, dengan pesan: Tuhan telah
memberikan tanah ini sebagai warisan pada ayah kami Abraham dan
kemakmurannya; kami adalah keturunan Abraham; kau telah menjajah
negera kami cukup lama; serahkan kembali kepada kami dengan damai, dan
kami tak akan menyerang daerahmu; jika tidak, maka kami akan
mengambil kembali dengan bunga yang telah kau ambil. [25]
Sungguh luarbiasa bahwasanya salah satu tulisan tertua tentang Muhammad
sebagai nabi malahan mengandung keterangan terperinci bahwa dia
bersikeras mempertahankan hak bangsa Yahudi akan Tanah Suci
meskipun dalam konteks merebut tanah bagi umat Ismaelit, yang bekerja
sama dengan bangsa Yahudi. Banyak keterangan hadis yang menunjukkan
Muhammad mengaku sebagai nabi keturunan Yahudi dan menganut aturan
ibadah Yahudi bagi umatnya. Dia juga pernah menyuruh Muslim sholat
berkiblat ke Yerusalem, sebelum Allah mewahyukan bahwa mereka harus
berkiblat ke Mekah. Anehnya, surat ini tidak menunjukkan indikasi
permusuhan apapun terhadap bangsa Yahudi, padahal permusuhan
terhadap Yahudi merupakan karakter Muhammad dan Muslim; Quran
menyebut Yahudi sebagai musuh Muslim yang terjahat (Q 5:82).
Tentu saja surat dari Sebeos bukanlah surat berisi keterangan sejarah
akurat.
Tidak ada catatan sejarah yang menulis bahwa 12.000 Yahudi bekerja sama
dengan orang Arab untuk menyerang daerah kekuasaan Byzantium.
Meskipun begitu, surat ini merupakan catatan pertama yang menyebut
tentang Muhammad, dan sesuai dengan hadis Islam dalam menggambarkan
Muhammad sebagai pedagang dan dalam bersekutu dengan Yahudi,
setidaknya sekali dalam karirnya. Tapi dari tulisan Sebeo ini terdapat kesan
bahwa di tahun 660-an, Muslim dan Yahudi merupakan bangsa yang
bersaudara secara spiritual dan merupakan sekutu politik.
Jika surat ini menerangkan kejadian sejarah, sudah jelas bahwa bangsa
Yahudi yang bersekutu dengan bangsa Arab tidak melakukannya seperti
hubungan Muslim-Yahudi di jaman sekarang. Surat itu tak menyebut
apapun tentang Muslim dan Islam. Seperti yang sudah dijelaskan, naskah
dari bangsa di daerah jajahan Arab menyebut bangsa Arab sebagai orang
Hagarian, Saresen, atau Taiyaye. Bangsa Arab penjajah menyebut diri
mereka sebagai Muhajirun, artinya kaum imigran istilah yang akhirnya
menjadi penting dalam Islam tapi di saat itu tak ada penjelasan atau
sebutan Islam apapun. Penulis berbahasa Yunani kadangkala menyebut
penjajah Arab sebagai Magaritai, yang merupakan kata lain dari
Muhajirun. Tapi yang terus-menerus tak disebut oleh bangsa yang dijajah
Arab adalah julukan bagi penjajah Arab yakni Muslim.[26]

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

44

Sebeos juga mencatat keterangan bahwa Muawiya, penguasa Syria dan


kalifah selanjutnya, menulis surat kepada Kaisar Byzantium yakni Konstantin
Yang Berjenggot di tahun 641. Surat itu meminta Konstantin untuk
meninggalkan agama Kristen dan tidak beralih memeluk Islam tapi
menganut kepercayaan monotheisme Abraham:
Jika kau berharap untuk bisa hidup damai tinggalkan kepercayaanmu
yang sia, yang kau peluk sejak masih kanak. Tinggalkan Yesus dan
sembahlah Tuhan yang kusembah, Tuhan ayah kami Abraham Jika tidak,
bagaimana Yesus ini yang kau panggil sebagai Kristus, yang tak bisa
menyelamatkan dirinya sendiri dari bangsa Yahudi, bisa mampu
menyelamatkanmu dari tanganku? [27]
Dari surat di atas, sudah jelas tampak penolakan Islam terhadap Yesus, tapi
sekali lagi, tak ada sebutan apapun tentang Muhammad, Quran, dan Islam.
Ajakan Muawiya pada Konstantin untuk memeluk agama Tuhan dari ayah
kami Abraham mengingatkan pada rumusan iman semu Islam: Kami
beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang
diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan
apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada
nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun
diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya" (Q 2:136). Tapi
pasal Quran ini tidak menyebut turunnya wahyu baru yang katanya
disampaikan pada Nabi yang melafalkan Quran, yang disebut membenarkan
pesan yang dibawa para nabi sebelumnya.
Sangat aneh bahwasanya Sebeos tidak menyebut hubungan pedagang
Ishmaelit bernama Mahmet dalam surat Muawiya; mungkin pemimpin Arab
misterius ini saat itu belum menjadi pemimpin utama agama Abraham dan
di kemudian hari dia berhasil mencapai kedudukan tersebut.
Jadi tulisan sejarah tertua menggambarkan bangsa Arab monotheis,
kadangkala menyebut nabi bernama Muhammad yang mengaku beragama
sesuai dengan agama Abraham, tapi tak ada penjelasan lebih jauh. Naskah
non-Muslim tak bernama di tahun 680 menyebut Muhammad sebagai
pemimpin putra Ishmael, yang dikirim Tuhan untuk melawan bangsa
Persia bagaikan pasir di pantai. Dia menyebut tentang Kabah tempat
keramat berbentuk kotak di Mekah sebagai pusat ibadah bangsa Arab,
yang mengaku bahwa Abraham adalah bapak suku mereka. Tapi tak ada
keterangan tentang ajaran Muhammad, dan sama seperti naskah tua
lainnya, dia tak pernah menyebut Quran atau menggunakan kata Muslim
atau Islam.[28]
Sepuluh tahun berikutnya, di tahun 690, sejarawan Kristen Nestoria
bernama John bar Penkaye menulis kekuasaan Muhammad dan kebrutalan

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

45

orang Arab dalam memaksakan kekuasaan itu, tapi dia tak menyebut
apapun tentang kitab suci para penjajah Arab. Dia juga menerangkan
tentang agama baru yang dianut bangsa Arab, dan praktek agama ini lebih
dekat ke Yudaisme dan Kristen daripada Islam yang akhirnya terbentuk:
Orang Arab memiliki perintah tertentu dari pemimpin mereka, dan
memihak orang Kristen dan para biarawan; di bawah pimpinan orang ini,
mereka menyembah satu Tuhan, sesuai dengan aturan Perjanjian Lama;
awalnya mereka sangat terikat dengan tradisi Muhammad yang merupakan
guru mereka, sedemikian rupa sehingga mereka akan menyakiti sampai
mati siapapun yang berbeda pendapat dengan tradisinya Diantara mereka
terdapat banyak orang Kristen, sebagian bidah, dan sebagian lagi berasal
dari kami. [29]
Penyebutan istilah Muslim yang Pertama Kali?
Juga di tahun 690-an, seorang uskup Kristen Koptik bernama John dari
Nikiou menyebut istilah Muslim untuk pertama kali.
Dan sekarang banyak orang Mesir yang Kristen bidah menolak iman
Kristen orthodox suci dan anugrah pembaptisan, dan memilih memeluk
agama kaum Muslim, musuh Tuhan, dan menerima doktrin binatang yang
memuakkan, yakni doktrin Muhammad, dan mereka bergabung bersama
para pagan, dan mengambil senjata untuk memerangi orang Kristen. Dan
salah satu dari mereka memeluk Islam dan menindas orang Kristen.[30]
Akan tetapi, tampaknya tulisan ini bukanlah tulisan asli Jon Nikiou. Naskah
ini merupakan naskah Ethiopik satunya yang diterjemahkan dari bahasa
Arab, pada tahun 1602. Naskah bahasa Arabnya sendiri merupakan
terjemahan dari naskah terdahulu dalam bahasa Yunani atau bahasa
lainnya. Tak ada naskah lainnya yang menggunakan nama Muslim dan Islam
baik oleh orang Arab maupun masyarakat yang dijajah orang Arab di tahun
690-an, selain dari prasasti di mesjid Kubah Batu (Dome of Rock), dan itu
pun mengundang banyak pertanyaan yang akan dibahas di bab berikut.
Dengan begitu, tampaknya John Nikou menggunakan sebutan lain bagi para
penjajah Arab kemungkinan adalah Hagarian, Sarasen,Ismaelit dan
penerjemah lalu menerjemahkannya sebagai Muslim. [31]
Jika julukan Muslim memang sudah digunakan di tahun 690-an, maka
julukan ini tidak begitu luas dipakai seperti julukan Hagarian, Sarasen,
Muhajirun, dan Ishmaelit. Di tahun 708, penulis Kristen bernama Jacob dari
Edessa masih menyebut bangsa Arab sebagai Mahgraye yakni kata Syria
bagi Mujahirun atau kaum imigran:

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

46

Bahwa sang Mesiah merupakan keturunan Daud, diakui oleh kaum Yahudi,
Mahgraye, dan Kristen Kaum Mahgraye juga mengakui meskipun mereka
tidak mau mengatakan bahwa sang Mesiah sejati, yang telah datang dan
yang diakui umat Kristen, adalah Tuhan dan Putra Tuhan, meskipun
demikian mereka mengakui bahwa dialah Mesiah sejati yang nanti akan
datang lagi [Tapi] mereka tidak memanggil sang Mesiah sebagai Tuhan
atau Putra Tuhan. [32]
Tulisan Jacob ini menunjukkan bahwa di dekade pertama abad ke 8 M, kaum
Muhajirun terkenal mengakui Yesus, tapi menyangkal ketuhanannya dan
ini sama dengan penjelasan tentang Yesus (Isa) dalam Quran, sebagai nabi
Islam tapi bukan Tuhan.
John dari Damaskus tentang kaum Hagarian, Ishmaelit, atau
Sarasen
Di sekitar tahun 730, ahli agama Kristen terkenal yakni John dari Damaskus
menerbitkan tulisan berjudul On the Heresies (Tentang Kaum Bidah/Sesat),
yang merupakan koleksi ajaran Kristen versi orthodox Byzantium. Dia
menulis satu bab tentang keanehan agama baru yang dianut orang Arab
yang disebutnya dengan tiga nama: Hagarian, Ishmaelit, dan Sarasen. John
menulis tentang nabi palsu bernama Muhammad (Mamed), yang
kebetulan membaca Alkitab Perjanjian Lama dan Baru dan rupanya dia
telah berbicara dengan seorang biarawan Aria, lalu mengarang sendiri
ajaran bidahnya. Dan setelah berdalih mengajarkan kerohaniawan, dia
mulai menyebarkan kabar angin bahwa sebuah kitab suci diturunkan dari
surga baginya. Maka, setelah menulis doktrin menggelikan di bukunya, dia
menyerahkan buku ini pada para pengikutnya sebagai tatacara ibadah. [33]
John menerangkan dengan jelas kepercayaan bangsa Sarasen yang
berhubungan dengan doktrin Islam terutama pada pertentangannya
dengan Kristen. Mereka menyebut kami, tulisnya, sebagai para
penyekutu, karena menurut mereka kami mempersekutukan Tuhan karena
menyebut Kristus sebagai Putra Tuhan dan Tuhan Mereka menuduh kami
sebagai kaum pagan karena kami bersujud di depan salib, yang mereka
sangat benci. Dia juga menulis hal lain yang berhubungan dengan praktek
ibadah Islam: Dan kami katakan pada mereka, Bagaimana dengan kalian
sendiri yang menggosokkan diri pada sebuah batu di Kabah (Chabatha)
kalian dan memuliakan batu dengan ciuman penuh sayang? [34]
John lagi menunjukkan persamaan dengan sebagian isi Quran, meskipun
tanpa sebutan nama Sura. Sura Wanita merupakan Sura keempat dalam

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

47

Quran, dan John menulis: Muhammad ini, seperti yang telah kusebut,
menyusun berbagai cerita ngawur, dan setiap cerita dia beri nama, seperti
pada tulisan tentang Wanita, di mana dia dengan jelas mengijinkan beristri
empat wanita dan seribu gundik, jika memang mungkin. Sura ini memang
menyebut lelaki boleh memiliki empat istri dan juga berhubungan sex
dengan budak wanita, yang dimiliki tangan kanan (Q 4:3), meskipun
tidak dengan jelas menyebut seribu atau angka apapun. John mungkin
hanya melebihkan angka tersebut untuk menjelaskan tiadanya batas jumlah
gundik yang boleh dimiliki.
John juga menyebut teks/tulisan tentang Onta dari Tuhan, di mana dia
(Muhammad) berkata bahwa ada seekor onta yang dikirim Tuhan kisah
ini muncul dua kali dalam Quran, yakni di Q 7:77, 91:11-14. Lebih jauh
lagi, John menulis bahwa Muhammad menyebut tentang teks Meja, kisah
yang berasal dari Eukharis Kristen yang tercantum dalam Quran 5:112-115,
dan teks tentang Onta, yang merupakan nama Sura kedua dalam Quran,
dan beberapa hal yang **** dan ngawur di dalamnya, karena jumlahnya,
aku lebih tak membacanya saja. [35]
John menunjukkan pengetahuan lengkap akan ajaran Quran akan
Yesus/Isa, yang ditulis Muhammad. Perhatikan bahwa keterangan di dalam
tanda kurung di bawah telah ditambahkan oleh penerjemah, sebagian besar
adalah ayat Quran, dan bukan tulisan asli John. John menulis:
Dia (yakni Muhammad) berkata bahwa Kristus adalah Firman Tuhan dan Roh
Tuhan (Quran 9:171), diciptakan (3:59) dan pelayan Tuhan (4:172, 9:30,
43:59), dan dia lahir dari Maryam (3:45 dan Isa ibn Maryam), saudara
perempuan Musa dan Harun (19:28), tanpa sperma (3:47, 19:20, 21:91,
66:120. Karena, katanya, Firman Tuhan dan Roh Tuhan masuk ke dalam
Maryam (19:17, 21:91, 66:12) dan Maryam lalu melahirkan Yesus, yang
adalah seorang Nabi (9:30, 33:7) dan pelayan Tuhan. Dan (dia berkata)
bahwa orang Yahudi melawan hukum dan ingin menyalibnya, tapi saat
mereka menangkapnya, mereka -(hanya)- bisa menyalibkan bayangannya;
Kristus sendiri tidaklah disalib, katanya, dan dia tak mati (4:157). Karena
Tuhan mengangkatnya ke surga untuk jadi bersamaNya Dan Tuhan
bertanya padanya: Yesus, apakah kau berkata bahwa Aku adalah Putra
Tuhan dan Tuhan? Dan Yesus menjawab, Ampuni aku, Tuhan, Kau tahu
bahwa aku tidak mengatakan begitu (5:116). [36]
Ini merupakan kesimpulan lengkap akan ajaran Quran tentang Yesus, tapi
harap ingat bahwa ayat Quran di atas merupakan sisipan dari pihak
penerjemah ke bahasa Inggris; John sendiri tidak mengutip Sura dan ayat,
dan kesimpulannya mengandung sedikit perbedaan dengan isi Quran
sekarang. Contohnya, di Q 5:116, Allah tidak bertanya pada Yesus apakah

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

48

dia menyebut dirinya sendiri sebagai Putra Tuhan dan Tuhan, tapi Allah
bertanya, "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada
manusia: Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah? Dan
Yesus tidak menjawab: Ampuni aku, Tuhan, Kau tahu bahwa aku tidak
mengatakan begitu, tapi menjawab begini: Maha Suci Engkau, tidaklah
patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku
pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada
diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.
Perbedaan ini, dan juga fakta bahwa John tidak menerangkan keterangan
penting Quran tentang Yesus yang seharusnya merupakan keterangan
menarik baginya sebagai ahli agama Kristen (terutama tentang nubuat
Yesus tentang kedatangan Muhammad di 61:6), menunjukkan kemungkinan
bahwa John mengetahui Quran bukan dari membacar Quran versi jaman
modern tapi dari keterangan oral atau tulisan yang kemudian dimasukkan ke
dalam Quran.
Alasan lain yang menunjukkan bahwa John tidak membaca buku Quran di
hadapannya adalah karena dia tidak pernah menyebut nama buku tersebut.
Dia hanya menyebut tulisan tentang Wanita dan tulisan tentang Onta
dari Tuhan dan tulisan tentang Sapi yang merupakan dokumen yang
terpisah dan bukan kumpulan satu buku. Wanita-wanita (dan bukan
singular Wanita seperti yang disebut John) dan Sang Sapi merupakan
nama dua Sura Quran yang keempat dan kedua; sedangkan Onta dari
Tuhan bukanlah judul Sura apapun. Tampaknya John mendengar
keterangan ini dari kaum Hagarian yang bertemu dengannya, dan bukan
membaca dari keterangan tertulis, atau setidaknya bukan tulisan dalam
buku Quran yang kita kenal sekarang.
Kemungkinan lain adalah John memang tidak tepat dalam mengutip. Tapi
bagaimana pun juga, John telah menyampaikan keterangan yang lebih
lengkap dan lebih tepat akan ajaran Islam yang sebenarnya daripada semua
tulisan para non-Muslim sebelumnya yang menyusun keterangan tentang
agama bangsa Arab yang menjajah mereka. Tapi perlu diingat bahwa tulisan
John ini dibuat sekitar seabad setelah Quran katanya diterbitkan dan Islam
katanya terwujud.
Sampai di jaman John yang hampir seratus tahun setelah kematian
Muhammad, sosok sang Nabi Islam ini tetap saja tak jelas. Keterangan
tentang Muhammad yang menerima wahyu dari Allah untuk menyusun
Quran, yang hidup dan berkarir berdasarkan keterangan sejarah yang
sangat jelas, ternyata baru muncul beberapa puluh tahun kemudian.

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

49

Footnote:
[1] Yehuda D. Nevo dan Judith Koren, Crossroads to Islam (Amherst, NY:
Prometheus, 2003), 265.
[2] Ibid., 265-66.
[3] Kutipan dari Quran, dari A.J. Arberry, The Koran Interpreted (New York:
George Allen & Unwin, Ltd., 1955)
[4] Doctrina Jacobi vol. 16, 209 (dikutip di Robert G. Hoyland, Seeing Islam
as Others Saw It: A Survey and Evaluation of Christian, Jewish, and
Zoroastrian Writings on Early Islam [Princeton: Darwish Press, 1997], 57).
[5] Sejarawan Robert G. Hoyland mencatat bahwa editor pertama tulisan ini
menerangkan bahwa tulisan ini merupakan terusan dari sejarah gerejawi
dari Eusebius dan lalu diperbaharui seabad kemudian setelah keterangan ini
ditulis: Di pertengahan abad 7 penulis Jacobit telah menulis terusan dari
Eusebius dan tulisan ini telah diperbaharui hampir seabad kemudian
ketika daftar sinoda dan kalifah dan lainnya ditambahkan (Hoyland, Seeing
Islam, 119).
[6] Thomas sang Presbiter, Chronicle, 147-48 (dikutip di buku
Hoyland, Seeing Islam, 120).
[7] Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 264.
[8] John Moschus, Pratum spirituale, 100-102, terjemahan Georgia, Gerard
Garitte, terjemahan., Histoires edificantes georgiennes, Byzantion 36
(1966): 414-16 (dikutip di Hoyland, Seeing Islam, 63).
[9] Homily on the Child Saints of Babylon, 36 (terjemahan. De Vis, 99-100)
(dikutip di Hoyland, Seeing Islam, 69).
[10] Sophronius, Ep. Synodica, Patrologia Greca 87, 3197D-3200A (dikutip
di Hoyland, Seeing Islam, 69).
[11] Sophronius, Christmas Sermon, 506 (dikutip di Hoyland, Seeing Islam,
70).
[12] Sophronius, Holy Baptism, 162 (dikutip di Hoyland, Seeing Islam, 7273).
[13] Steven Runciman, A History of the Crusaders, vol. 1 (Cambridge:
Cambridge University Press, 1951), 3.
[14] Ibid., 1:4
[15] Dalam Pakta Umar, lihat tulisan Mark Cohen, What Was the Pact of
Umar? A Literary-Historical Study, Jerusalem Studies in Arabic and Islam 23
(1999), 100-158.
[16] Muhammad ibn Jarir at-Tabari, The History of al-Tabari, vol. XII, The
Battle of al-Qadisiyyah and the Conquest of Syria and Palestine,
diterjemahkan oleh Yohanan Friedmann (Albany: State University of New
York Press, 1992), 191-92.
[17] Dikutip di J.B. Chabot, terjemahan dan editor, Synodicon Orientale, 3
volume (Paris: Imprimerie Nationale, 1902), text Syria, 1:224, terjemahan
Perancis, 2:488 (dikutip oleh Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 218).

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

50

[18] Dikutip di Chabot, Synodicon Orientale, Syriac text, vol. 1, 224,


terjemahan bahasa Perancis, 2:488, Sinoda Nestoria, 676 SM, Canon 16
(dikutip di Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 219).
[19] Dikutip di F.M. Nau, Literature Canonique Syriaque Ineditee, Ruveu
de lOrient Chretien 14 (1909): 128-30 (dikutip di Nevo dan
Koren,Crossroads to Islam, 217).
[20] Dikutip di Nau, Litterature Canonique Syriaque Ineditee, 128-30
(dikutip di Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 217-18).
[21] Untuk melihat ini dari sudut pandang yang berbeda, lihat Fred M.
Donner, Muhammad and the Believers: At the Origins of Islam(Cambridge,
MA: The Belknap Press of Harvard University Press, 2010).
[23] Alphonse Mingana, The Transmission of the Koran, di buku Ibn
Warraq, ed., The Origins of the Koran (Amherst, NY: Prometheus, 1998),
105.
[24] Duval, ed., Corp. Script. Christ. Orient, tomus LXIV, 97 (dikutip di
Mingana, The Transmission of the Koran, 106).
[25] Sebeos, Histoire dHeraclius par lEfeque Sebeos, terjemahan Frederic
Macler (Paris: 1904), 94-96 (dikutip di Patricia Crone dan Michael
Cook, Hagarism: The Making of the Islamic World [Cambridge: Cambridge
University Press, 1977], 6-7).
[26] Lihat Donner, Muhammad and the Believers.
[27] Dikutip di Sebeos, Histoire, 139-40 (diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris dan dikutip di Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 229).
[28] Chronica Minora, tomus IV, 30, 38, di Duval, ed., Corp. Script. Christ.
Orient (dikutip di Mingana, The Transmission of the Koran, 106-7).
[29] Dikutip di Alphonse Mingana, Sources Syriaques, vol. 1, pt. 2, 146ff.
(dikutip di Mingana, The Transmission of the Koran, 107).
[30] The Chronicle of John (c. 690 A.D.) Coptic Bishop of Nikiu, terjemahan
dan edit oleh Robert H. Church (London: 1916; dicetak ulang oleh Philo
Press), bab 121, hal. 10-11, 201 (dikutip di Nevo dan Koren, Crossroads to
Islam, 233).
[31] Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 234.
[32] F.Nau, Lettre de Jacques dEdesse sur la genealogie de la sainte
Vierge, Revue de lOrient Chretien (1901): 518-23 (dikutip di Nevo dan
Koren, Crossroads to Islam, 235).
[33] John dari Damaskus, De haeresibus C/CI, 60-61 (= Patrologia Greca
94, 764A-765A) (dikutip dalam Hoyland, Seeing Islam, 486).
[34] Ibid., 63-64 (= Patrologia Greca 94, 765C-769B) (dikutip dalam
Hoyland, Seeing Islam, 486-87).
[35] Ibid., 63-64 (= Patrologia Greca 94, 769B-772D) (dikutip dalam
Hoyland, Seeing Islam, 487).
[36] Ibid., 61 (= Patrologia Greca 94, 765A-B) (dikutip dalam Hoyland,
Seeing Islam, 488-89).

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

51

Bab 2
Yesus, Sang Muhammad
Muhammad: Muncul Terlambat di Tempat Kejadian

atatan sejarah non-Muslim yant ditulis di jaman awal penjajahan


Arab tidak pernah menyebut tentang Quran, Islam, Muslim, dan
hanya sedikit sekali menyebut tentang Muhammad.

Catatan sejarah Islam yang ditulis Muslim di jaman itu juga tidak
mencantumkan keterangan tersebut. Dikabarkan bahwa para penjajah Arab
yang menyerbu di Afrika Utara di tahun 650-an dan 660-an dan mengepung
Konstantinopel di tahun 670-an, disulut semangatnya oleh Quran dan
ajaran dan perbuatan Muhammad. Tapi tak pernah disebutkan bahwa Quran
dan Muhammad merupakan inspirasi utama serangan Arab. Referensi ayat
Quran dan Islam tidak muncul sampai di akhir abad ke 7 M, dan saat para
penjajah Arab menyebut tentang Muhammad, yang mereka sampaikan
ternyata adalah sosok yang sangat berbeda dengan yang disebut dalam
Islam.
Contohnya, di tahun 677 atau 678, saat pemerintahan kalifah Umayyad
yang pertama yakni kalifah Muawiya (661-680), sebuah bendungan dibuat
sebagai peringatan di dekat Taif di Arabia. (Bani Umayyad merupakan
dinasti yang memimpin daerah Timur Dekat dari tengah abad 7 tengah
abad 8.) Prasasti di bendungan itu berkata:
Bendungan ini adalah milik Pelayan Tuhan yakni Muawiya, Pemimpin Umat
yang Setia. Abdullah bn Sazr[1] membangunnya dengan ijin Tuhan di tahun
58.
Allah! Ampuni Pelayan Tuhan Muawiya,
Pemimpin Umat yang Setia, teguhkan kedudukannya dan tolong dia dan
biarkan umatnya yang setia bersukacita dalam dirinya. Amr bn Habbab/Jnab
menulis ini.[2]
Muawiya adalah Pemimpin Umat yang Setia, tapi tidak dijelaskan
bagaimana sifat dasar kepercayaannya, selain percaya pada Allah. Tiada
sedikit pun petunjuk tentang budaya agama Islam yang tersirat dalam
prasasti resmi serupa di jaman itu.[3] Tidaklah jelas apa sebenarnya yang
diimani Muawiya, dan tidak pula tampak bahwa dia percaya bahwa
Muhammad adalah Rasul Allah dan Quran adalah buku dari Allah bagi umat
manusia yang diturunkan melalui seorang Nabi.

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

52

Prasasti resmi yang sama di saluran bendungan di Fustat, Mesir, yang


dibangun di tahun 688 menunjukkan keterangan ini: Ini adalah kubah di
mana Abd al-Aziz bn Marwan, sang Emir, memerintahkan untuk dibangun.
Allah! Berkati dia dalam segala perbuatannya, tegakkan kekuasaannya
seperti yang Kau kehendaki, dan puaskan dia dengan dirinya dan rumah
tangganya, Amen! Sad Abu Uthman membangun ini dan Abd ar-Rahman
menulis ini di bulan Safar di tahun 69.[4] Lagi prasasti tua ini tak menyebut
tentang Muhammad, Quran, atau Islam.
Salah satu bukti sejarah terbaik yang tentang pihak penjajah terdapat pada
uang logam yang mereka buat. Uang logam mengandung keputusan resmi
dan prasasti yang mencerminkan prinsip dasar politik pemerintah yang
membuat uang logam itu. Di jaman Islam modern, sukar untuk menemukan
benda resmi pemerintah yang tidak menyebut tentang Islam, Muhammad,
dan Quran. Misalnya, kalimat syahadah tercantum pada bendera Saudi
Arabia. Uang logam modern di seluruh dunia Islam mengandung unsur
Islam. Aspek yang paling jelas dan paling dibanggakan oleh dunia Islam
adalah penampilan unsur Islam itu sendiri. Tapi di jaman awal Islam,
ternyata justru unsur Islam inilah yang tidak ditemukan.
Uang logam tertua yang dicetak oleh para penjajah Arab mengandung
perkataan bism Allah, yang artinya adalah dalam nama Allah. Allah adalah
kata Arab bagi Tuhan, dan kata Allah ini digunakan juga oleh orang Yahudi
dan Kristen yang berbahasa Arab, dan juga Muslim. Tapi uang logam yang
dibuat di tahun 650-an dan mungkin akhir 670-an hanya mencantumkan
kalimat itu saja, tanpa ada referensi tentang Muhammad sebagai Rasul Allah
atau unsur apapun yang berhubungan dengan Islam. Ini adalah masa
penaklukkan pertama terbesar oleh bangsa Arab, ketika orang tentunya
menduga bahwa bangsa Arab sudah pasti akan sangat menekankan sifat
agama Islamnya, yang mereka anggap sebagai agama pembawa
kemenangan di tanah jajahan, dan Islam akan bersaing melawan agama
asli daerah itu.
Uang logam lain dari jaman yang sama menampilkan tulisan seperti bism
Allah rabbi (Dalam nama Allah Tuhanku),rabbi Allah (Tuhanku adalah
Allah), dan bism Allah al-malik (dalam nama Allah sang Raja).[5] Yang juga
tampak mencolok adalah tiadanya referensi yang menyebut tentang
Muhammad sebagai rasul Allah.
Uang logam yang dibuat penjajah Arab di Palestina tahun 647 dan 658
mengandung kata muhammad. Tapi gambar pada uang logam itu jelas
bertentangan dengan pandangan Muslim tentang Nabi Islam, karena uang
logam itu menggambarkan sesosok tubuh manusia, tampaknya adalah
pemimpin bangsa dan ini merupakan pelanggaran terhadap hukum Islam

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

53

yang melarang penggambaran makhluk hidup. Yang lebih aneh adalah fakta
bahwa sosok ini ternyata memegang salib, simbol musuh Islam. [6]
Pengumpul mata uang (numismatis) Clive Foss menjelaskan bahwa uang
logam ini menunjukkan sosok manusia yang berdiri dengan mahkota yang
terpisah, diapit oleh salib panjang, dan kata muh[ammad]. [7]

Muhammad, sang Nabi Islam, seharusnya merupakan sosok utama dalam


budaya Islam berdasarkan kitab suci yang mencela umat Kristen dengan
mengatakan Yesus tidak dibunuh dan juga tidak disalib: mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya (Quran 4:157). Apakah
mungkin sang Kalifah, pemimpin umat agama yang mencela anggapan
Yesus adalah Putra Tuhan, bisa digambarkan dengan memegang salib, yang
merupakan simbol dari agama saingan, dalam uang logam resminya?
Apakah mungkin pemimpin umat suatu agama yang Nabinya mengatakan
bahwa Yesus akan kembali lagi ke bumi untuk mematahkan salib ternyata
mengijinkan pencetakan lambang salib di uang logam resmi di daerah
kekuasaannya? [8]
Apakah mungkin para pengikut sang Nabi baru, yang agama barunya dan
perintah politiknya sangat bertentangan dengan agama para penyembah
salib, malahan mencetak sosok manusia memegang salib di uang
logamnya? Mungkin ini adalah bentuk toleransi Islam, atas dasar banyaknya
umat Kristen yang hidup di daerah baru jajahan kekalifahan Arab. Tapi
hukum Islam di abad ke 9 dan 10 melarang orang Kristen untuk

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

54

menunjukkan salib secara terbuka bahkan di bagian luar gedung gereja


sekalipun dan tak ada keterangan apapun bahwa hukum ini tidak
diterapkan di abad terdahulu.[9] Dengan begitu, sungguh sangat menarik
untuk diamati bahwasanya penjajah Muslim terhadap umat Kristen malahan
membuat uang logam yang menggambarkan sosok utama Kristen, agama
yang paling dibenci, dimusuhi, dan harus dilenyapkan Muslim. [10]
Uang logam lain dari masa kuno itu juga mengadung gambar salib dan
kata Muhammad.[11] Numismatis Volker Popp menunjukkan bahwa uang
logam Syria yang berasal dari tahun 686 atau 687 mencantumkan
semboyan sang muhammad pada sisi belakang (lihat gambar logam di
sebelah kanan).[12] Sisi lain logam itu menunjukkan gambar seorang
pemimpin bermahkota salib dan memegang sebuah salib lain.[13]

Penjelasan yang paling masuk akal adalah muhammad yang disebut di


uang logam itu bukanlah Muhammad sang Nabi Islam. Kemungkinan lain
adalah sosok dalam uang logam itu nantinya berkembang menjadi sosok
Muhammad pendiri Islam, tapi itu bukanlah sosok asli saat uang logam itu
dibuat. Kata muhammad di uang logam itu kemungkinan adalah sebuah
gelar, dan bukan nama orang. Muhammad berarti orang yang terpuji atau
orang yang terpilih. Popp mengatakan bahwa beberapa uang logam lain
dari abad ke 7 mengandung kata bismillah (dalam nama Tuhan), dan juga
kata muhammad, dan ini tampaknya menjelaskan bahwa sosok pemimpin
pada uang logam itu sebagai Dia yang dipilih dalam nama Tuhan, atau
Pujilah dia dalam nama Tuhan. [14]
Penjelasan ini diambil dari istilah liturgi Kristen yang lazim dipakai untuk
menjelaskan kedatangan Kristus: Diberkatilah dia yang datang dalam nama
Tuhan. Dalam kasus ini, sang muhammad, orang yang terpuji atau yang

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

55

diberkati, adalah Yesus sendiri.


Hal ini tampak semakin jelas jika kita melihat kenyataan bahwa Quran
hanya menyebut Muhammad beberapa kali saja, dan referensinya tidak
merujuk tepat pada sang Nabi Islam, tapi pada orang yang terpuji dan ini
bisa jadi tokoh/nabi lain. Kemungkinan terbesar tokoh lain adalah Yesus,
karena seperti yang telah kita lihat, Quran memberitahu umat Muslim
bahwa Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah
berlalu beberapa orang rasul sebelumnya. (3:144). Quran juga
menggunakan kalimat yang serupa untuk menjabarkan Yesus: Al Masih
putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu
beberapa rasul sebelum dia (5:75).[15] Kesamaan ini menunjukkan
kemungkinan di ayat itu, dan juga ayat lainnya, bahwa sebenarnya Yesuslah yang disebut sebagai orang yang terpuji, yakni sang muhammad.
Penulis biografi pertama Muhammad, Ibn Ishaq, menulis keterangan yang
mendukung kemungkinan ini. Ingatlah bahwa di Quran 61:6, Yesus
diterangkan bernubuat tentang kedatangan rasul Allah yang baru, yang
namanya Ahmad. KarenaAhmad orang yang terpuji merupakan variasi
dari kata Muhammad, para ahli Islam menganggap ayat ini ditujukan bagi
sang Nabi Islam. Ibn Ishaq memperkuat pandangan ini dalam biografi
Muhammad, dengan mengutip Injil di Alkitab Perjanjian Baru, di mana
Yesus mengatakan tatkala penghibur [Munahhemana] telah datang dikirim
oleh Tuhan bagimu melalui kehadiran Tuhan, dan roh kebenaran yang
datang dari kehadiran Tuhan, dia akan bersaksi bagimu dan bagiku juga,
karena kau telah berada bersamaku dari awal. Aku telah berkata padamu
tentang hal ini agar kau tidak merasa ragu. Ibn Ishaq menjelaskan:
sang Munahhemana (Allah memberkati dan menjaganya!) dalam bahasa
Syria adalah Muhammad; dalam bahasa Yunani dia disebut sebagai
paraclete. [16]
Penerjemah buku Ibn Ishaq ke bahasa Inggris yakni Alfred Guillaume
menulis bahwa kata Munahhemana dalam literatur gereja kuno
ditujukan bagi Tuhan sendiri dengan begitu bukan pada Muhammad
tapi pada Yesus. Orang yang bergelar sebagai yang terpuji adalah Yesus,
dan gelar ini dan nubuat yang berkenaan dengannya telah dimanipulasi
dengan cerdiknya guna menyusun isi buku biografi Muhammad karangan
Ibn Ishaq dan juga Quran. [17]
Dari semua kemungkinan di atas, hypothesa (praduga) yang terlemah
adalah anggapan bahwa muhammad di uang logam kuno adalah Nabi Islam
yang disebut di Quran dan Hadis.[18] Tiada catatan sejarah apapun di
jaman itu tentang Muhammad sang Nabi Islam, dan bukti catatan
sejarah pertama tentang Muhammad dicatat lama setelah uang

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

56

logam kuno itu dibuat.


Lambang Salib dan Bintang Sabit Berdampingan
Fakta yang juga menarik tampak pada sebuah uang logam dari Palestina
utara atau Yordania di masa pemerintahan Kalifah Muawiya. Sosok manusia
yang tampak di uang logam itu (tidak jelas apakah dia adalah Muawiya atau
orang lain) tidak tampak dengan lambang salib di atas bumi, yang merupaan
ciri khas uang logam Byzantium di jaman itu, tapi dengan lambang salib di
atas lambang bulan sabit di bagian sebelah kanan vertikal.[19] (lihat gambar
uang logam sebelah kiri)

Lambang bulan sabit tampak di sebelah figur manusia. Apakah gambar ini
menjelaskan tentang sisa kombinasi dua kepercayaan? Apakah gambar ini
menunjukkan bahwa di jaman dulu tak banyak perbedaan antara agama
Kristen dan agam Islam monotheistik dari Arab, tapi lalu berkembang
menjadi dua kepercayaan yang bertolak belakang? Apapun kasusnya,
sungguh sukar dibayangkan bahwa uang logam itu bisa dicetak jikalau
pemerintahan Islam yang sangat membenci salib sudah terbentuk di jaman
itu, dan itu pun jika memang benar Islam telah resmi terbentuk saat para
tentara Arabia menyerang daerah luar Arabia. [20]

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

57

Footnote:
[1] X mewakili huruf Arab yang berbunyi kh.
[2] Dikutip di Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 409.
[3] Bandingkan ini dengan prasasti di mesjid di Medina, tahun 752 (dikutip
di Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 421): Dalam nama Allah, yang
Maha Pengampun, Maha Penyayang! Tiada tuhan selain Allah saja, Dia tidak
punya sarik (sekutu). Muhammad adalah pelayan Allah dan rasulNya.
Dia yang mengirim rasulNya dengan Bimbingan dan agama Kebenaran,
sehingga agama ini akan menang di atas semua agama lain, bahkan di
hadapan muka kebencian kaum musrikun (pagan)! Rasul Allah, Pemimpin
Kaum yang Setia, telah memerintahkan untuk takut pada Allah dan tunduk
padaNya dengan cara berbuat sesuai dengan kitab Allah dan sunnah Nabi
[4] Dikutip di Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 411.
[5] Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 250.
[6] Clive Foss, Arab-Byzantine Coins: An Introduction, with a Catalogue of
the Dumbarton Oaks Collection (Washington, DC: Dumbarton Oaks Research
Library and Collection, 2008), 34.
[7] Ibid.
[8] Hadis yang disampaikan oleh Abu Huraira pada kami: Rasul Allah
berkata, Demi Dia yang TanganNya memegang jiwaku, sebenarnya Isa
putra Maryam akan segera datang diantara kalian (Muslim) dan akan
menghakimi umat manusia dengan adil dengan Hukum Quran (sebagai
penguasa yang adil) dan akan mematahkan salib dan membunuh babi dan
menghapuskan Jizya (pungutan uang keamanan bagi non-Muslim untuk
pemerintah Islam). Jizya tak akan diterima Isa (Yesus). Maka akan ada
harta berlimpah dan tiada yang perlu menerima sedekah. Dikutip di
Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Sahih al-Bukhari: The Translation of the
Meanings, diterjemahkan oleh Muhammad M. Khan (Riyadh: Darussalam,
1997), vol. 3, buku 34, no. 2222.
[9] Ahmed ibn Naqib al-Misri, Reliance of the Traveller (Umdat al Salik): A
Classic Manual of Islam Sacred Law, diterjemahkan oleh Nuh Ha Mim Keller
(Beltsville, MD: Amana Publications, 1999), 011.5(6).
[10] Tentang hal ini dilihat dari sudut pandang lain, lihat
Donner, Muhammad and The Believers.
[11] Voker Popp, The Early History of Islam, Following Inscriptional and
Numismatic Testimony, di Karl-Heinz Ohlig dan Gerd-R. Puin, editor,The
Hidden Origins of Islam (Amherst, NY: Prometheus, 2010), 55.
[12] Popp, The Early History of Islam, 113
[13] Ibid., 55,56.
[14] Ibid., 55.
[15] Nevo dan Koren, Crossroads to Islam, 265-66. Terjemahan teks Quran
oleh Nevo dan Koren.

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

58

[16] Ibn Ishaq, The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaqs Sirat
Rasul Allah, terjemahan oleh Alfred Guillaume (Oxford: Oxford University
Press, 1955), 104; Ibn Warraq, Virgins? What Virgins? And Other
Essays (Amherst, NY: Prometheus, 2010), 50.
[17] Alfred Guillaume, The Version of the Gospels Used in Medina Circa 700
A.D., Al-Anadlus 15 (1950): 289-96 (dikutip di Ibn Warraq, Virgins?, 50).
[18] Foxx, Arab-Byzantine Coins, 34.
[19] Ibid., 47.
[20] Lihat Donner, Muhammad and the Believers.

Sumber:
http://indonesia.faithfreedom.org/forum/buku-apakah-muhammad-benar-ada-t48516/

Adadeh
Translator

Diselaraskan oleh:

Email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose

Anda mungkin juga menyukai