Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

2.1 SIFAT BIOLOGIS


2.1.1 Non-Iritatif
Iritasi dapat diartikan sebagai suatu radang yang terjadi tanpa campur
tangan antibody dan system imun. Contoh iritasi diantaranya adalah lesi,
ruam/kemerahan, pembengkakan, dan rasa sakit. Dalam pengaplikasian
material kedokteran gigi, material harus non-iritatif, tidak menyebabkan iritasi
baik pada pasien maupun pada tenaga medis.
Resin akrilik sampai yang sering digunakan pembuatan basis gigi
tiruan lepasan, karena harganya relatif murah, mudah direparasi, proses
pembuatannya mudah dan peralatan yang digunakan sederhana. Salah satu
jenis dari resin akrilik adalah resin akrilik rapid heat cured. Berdasarkan
petunjuk pabrik, jenis resin akrilik ini hanya memerlukan waktu selama 20
menit untuk polimerisasinya. Proses polimerisasi yang singkat tersebut akan
menyebabkan kandungan monomer sisa tinggi. Proses polimerisasi yang tidak
tepat dan benar yaitu dilakukan dalam waktu singkat akan menyebabkan
proses polimerisasi tidak sempurna, sehingga kandungan monomer sisa tinggi.
Tingginya kandungan monomer sisa tersebut karena faktor proses kuring yang
tidak adekuat Apabila monomer sisa tersebut terlepas dalam saliva akan
menyebabkan iritasi jaringan mulut, yang berupa kemerahan, pembengkakan
serta rasa sakit pada mukosa.
Pemakaian gigi tiruan / denture, memungkinkan terjadinya iritasi.
Denture yang tidak pas lagi dengan mukosa rongga mulut anda akan
menyebabkan iritasi dan keradangan pada daerah sekitar gusi dan bisa jadi
menyebabkan sumber masalah pada waktu berbicara dan ketika dipakai waktu
makan. Oleh karena itu, denture harus diperiksakan secara rutin untuk
memastikan bahwa denture dalam kondisi yang baik dan tidak menyebabkan
iritasi bagi pemakai. lebih disarankan untuk menggunakan valplast, karena
iritasi yang mungkin disebabkan oleh valplast jauh lebih minimal daripada
denture lainnya.

Pada penggunaan perangkat orthodontic, juga dapat menyebabkan


iritasi terutama pada awal pemakaiannya. Biasanya pasien akan mengalami
lesi seperti sariawan pada mukosa. Hal ini disebabkan sifat iritatif perangkat
akibat proses adaptasi jaringan periodontal. Iritasi dapat berkurang seiring
dengan kemampuan adaptasi jaringan periodontal terhadap benda asing
(perangkat orhodontic). (Wordpress, 25/03/2010: 06.30PM)

2.1.2

Sensitivitas
Sensitivitas adalah suatu respons radang yang memerlukan partisipasi
suatu system antibodi tertentu terhadap bahan alergen yang dipertanyakan.
Kesensitifan gigi terhadap material dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin,
umur gigi, jumlah sklerosis yang ada, jarang terhadap pulpa, kedalam lesi
karies vs ketebalan dentin reperatif yang terbentuk.
Sensitivitas dapat diantisipasi dan diminimalkan dengan pemberian
pasta gigi desensitizing yang mengandung potassium nitrat dengan berbagai
metode pemakaian tergantung kondisi gigi dan gusinya. Efek dari pemakaian
pasta gigi ini baru dapat dirasa setelah pemakaian 4-6 minggu. Contohnya,
pada semen kalsium fosfat sebagai isolator pada tumpatan amalgam. Semen
kalsium fosfat mengurangi efek dari panas dan dingin yang tersalurkan lewat
amalgam.

2.1.3

Alergi
Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh
di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara
imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik)atau
dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh
manusia berkasi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh
tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orangorang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan
hipersensitivitas tersebut disebut alergi. (Anusavice, 2004)
Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap masuknya
sebuah "benda asing". Ketika sebuah substansi tak dikenal masuk, antigen,
tubuh serta merta akan meningkatkan daya imunitasnya untuk bekerja lebih
giat.

Alergi adalah reaksi tubuh yang berlebihan terhadap benda asing


tertentu atau yang disebut alergen.
Apabila alergen masuk ke dalam tubuh seseorang, melalui berbagai cara, baik
terhisap, tertelan, ataupun kontak dengan kulit, maka sistem kekebalan tubuh
seseorang yang memiliki alergi akan aktif dan menimbulkan reaksi yang
berlebihan. Tidak demikian halnya dengan orang yang tidak memiliki alergi,
alergen tersebut tidak memiliki pengaruh yang bermakna.
Pada bahan kedokteran gigi yang mengandung banyak komponen yang
disebut sebagai allergen, seperti kromium, kobal, merkuri, eugenol, komponen
dari bahan dasar resin, colophonioum, dan formaldehid (gigi tiruan).
(drgdondy.blogspot.com, 27/03/2010:04.00AM)
Contoh: alergi terhadap lateks
Hipersentivitas pada produk yang menggunakan lateks bisa mencerminkan
alergi pada lateks yang sebenarnya atau reaksi terhadap bahan aselerator dan
antioksidan yang digunakan dalam proses pembuatan lateks.Sarung tangan
karet lateks yang dipakai oleh dokter gigi merupakan bahan penyebab reaksi
alergi.
Selama ini, kasus alergi terbanyak adalah stomatitis, pada rongga
mulut akan timbul luka kecil dalam jumlah yang banyak. Faktor pemicu alergi
bermacam-macam, antara lain komposisi bahan, komponen toksik, produk
degradasi, konsentrasi komponen yang diserap dan itimbun, serta factor lain
yang berkaitan dengan kebocoran substansi bahan-bahan dasar.
Dari pemeriksaan, sering diketahui adanya kasus alergi bahan tambal
gigi yang bervariasi, dapat menyebabkan gusi menjadi kemerahan dan terasa
perih hingga panas seperti terbakar. Alergi ini tergantung pada kekebalan tiap
individu. (Wordpress, 25/03/2010: 06.30PM)
Anusavice, Kenneth J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC
Combe, E.C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta: Balai Pustaka
Van Noort, Richard. 2007. Introduction to Dental Materials. London: Elsevier
http://www.instron.us/wa/home/default_en.aspx

Hutagalung, Michael. 2008. Mengapa Begini Mengapa Begitu ala Teknik Kimia.
http//michaelhutagalung.com/2008/05/mengapa-begini-mengapa-begitu-ala-teknik-kimia/.
28/03/2010

Anda mungkin juga menyukai