Anda di halaman 1dari 5

1.

Pada kondisi istirahat rata-rata aliran saliva berkisar 0,3 ml/menit, nilai dibawah 0,1
ml/menit disebut hiposalivasi sedangkan nilai diantara 0,1-0,25 ml/menit rendah, dan meningkat
hingga sekitar 2,5-5 ml/menit bila ada stimulasi.

Nilai normal untuk laju aliran saliva yang ditimulasi adalah 1,0-3,0 ml/menit. Nilai dibawah 0,7
ml/menit disebut hiposalivasi dan nilai 0,7-1,0 ml/menit dikatakan rendah.

Nilai normal viskositas saliva manusia adalah 2,75-15,51 centipoise

Untuk hipersalivasi viskositas lebih rendah karena bersifat cair sedangkan hiposalivasi kekentalan
lebih padat.

2. Mulut kering atau xerostomia adalah suatu kondisi medis ditandai dengan rasa kering dalam
mulut yg menetap karena kurang produksi saliva. Kondisi medis ini dapat terjadi pada semua usia.
Meskipun diketahui ada berbagai macam penyebab terjadinya kondisi medis seperti ini contohnya
pemakaian obat2an, bernafas melalui mulut, alcohol dll.

Tabel 3. Obat-obatan yang menyebabkan mulut kering (Kidd dan Bechal,1992; Amerongan, 1991; Glass dkk,1984)
Analgesic mixtures Cold medications Anticonvulsants Diuretics Antiemetics Decongentans Antihistamins Expectorants
Antihypertensives Muscle relaxants Antinauseants Psycho tropics drugs Antiparkinsons Sedatives Antipruritics
Antispasmodics

3. radioterapi pada area kelenjar saliva mayor dapat mengakibatkan xerostomia. Bahkan
kerusakan kelenjar saliva mayor akan bersifat permanen jika dosis total radiasi mencapai 60 Gy.
Produksi saliva berkurang secara cepat dan dapat berkurang sampai 50% setelah satu minggu
radioterapi yang difraksinasi. Sel asinar serous terpengaruh lebih dulu daripada sel mukous
selama radioterapi sehingga saliva akan lebih kental dan lengket. Kapasitas buffer juga akan
menurun sebanyak 67% setelah pemberian radioterapi selama satu tahun sehingga seluruh
saliva yang distimulasi menjadi asam.

kelenjar saliva mukus (AI-Saif, 1991; Regezi dan Sciubba,1995; Amerongan, 1991). Tingkat
perubahan kelenjar saliva setelah radiasi yaitu: untuk beberapa hari, terjadiradangkelenjar
saliva,setelah satu minggu terjadipenyusutan parenkimsehingga terjadi pengecilankelenjar saliva dan
penyumbatan (Lukman, 1992). Selainberkurangnyavolume saliva,terjadi perubahanlainnya pada
saliva,dimana viskositas menjadilebih kentaldan lengket, pH menjaditurun dan sekresi Ig A
berkurang (Amerongan, 1991; Sonis dkk,1995; Rege7:i dan Sciubba,1995

Dipilih dosis total 20 Gy karena efek akut akan mulai terjadi setelah pemberian radioterapi dosis
total 20-35 Gy.
4. Radiasi Dada daerah leher dan keoala.

Terapi radiasi pada daerah leher dan kepala untuk perawatan kanker telah terbukti dapat
mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan berbagai derajatkerusakanpada kelenjar
saliva yang terkena radioterapi. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya volume saliva (AI-Saif,
1991; Glass dkk,1980; Amerongan, 1991; Sonis dkk,1995). Jumlah dan keparahan kerusakan jaringan
kelenjar saliva tergantung pada dosis dan lamanya penyinaran (tabel 2) (Amerongan, 1991).

Tabel 2. Hubungan antara dosis penyinaran dan sekresi saliva

(Amerongan, 1991).

Dosis gejala
<10 Gray Reduksi tidaktetap sekresi saliva

10 -15 Gray Hiposialia yangjelas dapat ditunjukkan

15 -40 Gray Reduksi masih terus berlangsung, reversibel

> 40 Gray Perusakan irreversibel jaringan kelenjar

Hiposialia irreversibel

Pengaruh radiasi lebihbanyak mengenai sel asini dari kelenjar saliva serous dibandingkan dengan
kelenjar saliva mukus (AI-Saif, 1991; Regezi dan Sciubba,1995; Amerongan, 1991). Tingkat
perubahan kelenjar saliva setelah radiasi yaitu: untuk beberapa hari, terjadiradangkelenjar
saliva,setelah satu minggu terjadipenyusutan parenkimsehingga terjadi pengecilankelenjar saliva dan
penyumbatan (Lukman, 1992). Selainberkurangnyavolume saliva,terjadi perubahanlainnya pada
saliva,dimana viskositas menjadilebih kentaldan lengket, pH menjaditurun dan sekresi Ig A
berkurang (Amerongan, 1991; Sonis dkk,1995; Rege7:i dan Sciubba,1995

5. Jelaskan patogenesis mulut kering menyebabkan karies servikal dan faktorfaktor


pendukungnya !

patogenesa mulut kering menyebabkan karies servikal: saliva berguna sebagai system buffer, saat
mulut kering, makanan yang pada umumnya memiliki PH asam akan membuat PH mulut berada di
bawah PH 5,5, saat PH berada di bawah 5,5 terjadi demineralisasi dengan cepat karena
hidroksiapatit bereaksi cepat dengan asam (H+) beberapa jenis enzim antimikrobial terkandung
dalam saliva seperti lisozim, laktoferin dan peroksidase (Amerongan, 1991) jika dalam kondisi medis
mulut kering, maka bakteri akan lebih cepat masuk sebagai contoh streptokokus mutan akan
memfermentasikan asam laktat dan membuat suasana mulut semakin asam.

8. Kelenjar liur
diinervasi, baik secara
langsung maupun tidak, oleh
sistem saraf otonom simpatis dan parasimpatis. Keduanya menghasilkan kenaikan output
amilase.

Inervasi parasimpatis kelenjar liur dibawa oleh saraf kranial. Kelenjar parotis menerima input
parasimpatisnya dari nervus glossopharingeus (N IX) melalui ganglion otikum, sedangkan
kelenjar submandula dan sublingua menerima input parasimpatisnya dari nervus facialis (N VII)
melalui ganglion submandibula. Saraf ini melepaskan asetilkolin dan substansi P, yang masing-
masing mengaktifkan jalur IP3 dan DAG.
Inervasi langsung simpatis kelenjar liur terjadi melalui nervus preganglion di segmen thorak TI-III
yang bersinap di ganglion servikalis superior dengan neuron postganglion yang melepaskan
norepinefrin, yang kemudian diterima oleh reseptor -adrenergic di sel duktus dan asiner kelenjar
lir. Efeknya adalah peningkatan sekresi air liur.
Perlu diperhatikan bahwa stimulus simpatis maupun parasimpatis berakibat pada peningkatan sekresi
kelenjar liur. Sistem saraf simpatis juga memengaruhi sekresi kelenjar liur secara tidak langsung
dengan menginervasi pembuluh darah kelenjar.

Anda mungkin juga menyukai