Regenerasi Rambut
Regenerasi Rambut
KOSMETOLOGI
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Indah Nunik N
1111102000101
1111102000104
Rifda Nailil M
1111102000130
Pada folikel yang tidak mengalami kerusakan, rambut baru membutuhkan waktu 3 minggu
untuk mencapai permukaan kulit kepala. Kecepatan pertumbuhan rambut yang bergenerasi
mencapai 2,8 mm perminggu pada masa aktif pertumbuhan. Pertumbuhan dan pergantian rambut
mengikuti suatu siklus. Setiap folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulangulang. Faktor yang mempengaruhi siklus partumbuhan rambut tidak diketahui dengan jelas
(Sagarin, 1957). Siklus pertumbuhan rambut seseorang terjadi pada 3 tahap, yaitu :
a) Fase Anagen
Fase anagen merupakan awal pertumbuhan aktif, rambut yang terdapat pada fase ini
pada kulit kepala normal dengan rambut sehat mencapai usia antara 2 6 tahun. Lebih
kurang 85% keseluruhan rambut pada kulit kepala pada suatu saat akan terdapat pada fase ini
(Ditjen POM, 1985).
Pada fase ini terjadi beberapa tahap proses perkembangan. Tahap I-V disebut tahap
pronagen dan tahap VI disebut tahap metanagen. Pada tahap I, selsel dermal papila
bertambah besar dan menunjukkan peningkatan sintesis RNA; secara stimulan selsel
germinal pada dasar kantung menunjukkan aktivitas mitosis yang tinggi. Pada tahap II,
bagian folikel berkembang ke bawah menutupi dermal papila. Pada tahap III, ketika folikel
mencapai panjang maksimum, perkembangan selsel matriks berakibat pada naiknya
contong selubung akar internal. Pada tahap IV, melanosit yang melewati papila
meningkatkan jumlah dendrit dan mulai membentuk melanin; pada fase ini rambut sudah
terbentuk tetapi belum disertai contong selubung akar internal. Pada tahap V, ujung rambut
telah muncul dari selubung akar internal. Tahap VI dimulai segera setelah rambut muncul
pada permukaan kulit dan berlangsung hingga mencapai fase katagen. Kecepatan tumbuh dan
lamanya fase ini menentukan panjang maksimum rambut. Berdasarkan variasi kedua ciri ini
rambut seseorang dapat tumbuh lebih lebat atau lebih panjang dibandingkan dengan yang
lain. Di samping itu fase ini tidak dipengaruhi oleh pemotongan rambut (Rook and Dawber,
1991).
b) Fase Katagen
Fase katagen merupakan fase perkembangan rambut yang kedua. Lebih kurang 1%
keseluruhan rambut pada kulit kepala pada suatu saat akan terdapat dalam fase ini, yang
merupakan fase transisi (Ditjen POM, 1985).
Fase katagen diawali dengan berkurangnya mitosis pada matriks hingga berhenti yang
terjadi dalam beberapa hari. Sejak proses mitosis berhenti, bagian yang terletak lebih rendah
dari folikel memendek dan selubung jaringan penghubung terutama membran vitreous
menjadi menebal dan mengerut. Selubung akar yang lebih dalam akan hancur dan
menghilang. Sel sel pada selubung akar eksternal membentuk kantung pada dasar akar
rambut yang berfungsi sebagai tempat sel-sel benih folikel.Folikel sekarang memasuki fase
telogen. Masih tidak diketahui dengan jelas faktor faktor yang menginisiasi terjadinya fase
katagen secara spontan (Rook and Dawber, 1991).
c) Fase Telogen
Fase telogen merupakan fase istirahat pada siklus rambut. Folikel rambut akan
mengkerut dan rambut yang terbentuk akan tertahan di tempat oleh massa seperti tongkat
hingga fase metanagen dibangun dengan baik pada siklus selanjutnya. Fase telogen
berlangsung singkat atau lama tergantung pada kesehatan seseorang.Fase telogen dapat
diinduksi untuk bekerja secara prematur sekali jika rambut bentuk batang yang beristirahat
dicabut. Setelah periode istirahat pada fase ini, folikel rambut akan kembali tumbuh lagi ke
bawah yang akhirnya mencapai panjang sebelumnya dan mendorong melintas melalui
rambut yang tua (Rook and Dawber, 1991).
Kebanyakan folikel rambut manusia berada pada fase anagen yang dapat bertahan
hingga bertahun-tahun dan berada pada fase katagen dengan singkat (1-2 minggu), kemudian
diikuti dengan fase telogen.80-85% foikel rambut manusia berada pada fase anagen, 2% fase
katagen atau 10-15% fase telogen (Anne, 2009).
Sedangkan tirosin mempercepat aktivitas anagen, dan kortison justru memperlambat aktifitas
anagen (Rook and Dawber, 1991).
b. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik meliputi kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi kulit kepala.
Faktor lingkungan tersebut meliputi perubahan cuaca yang ekstrim, paparan ultraviolet,
sinar-X, radioaktif, iritasi zat kimia atau penutupan dan penekanan rambut serta kulit kepala.
Apabila faktor lingkungan ini terjadi terus menerus, maka kulit kepala dapat mengalami
degenerasi kronik pada sel-sel epidermis yang menyebabkan kulit kepala menjadi kasar,
terjadi depigmentasi, gangguan keratinisasi, dan kerontokan rambut (Ditjen POM, 1985).
Daftar Pustaka
Anne, Valerie Randall dan Natalia V. Botchkareva. 2009. The Biology of Hair Growth.
University of Bradford. UK.
Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetik Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Harrison S, Bergfeld W. 2009. Diffuse Hair Loss: Its Triggers and Management. Clave Clin
JMed.76: 361-67.
Kambayashi H, Yamashita M. Odake Y, Takada K, Funasaka Y, Ichihashi M. 2001. Epidermal
Changes Caused By Chronic Low-Dose UV Irradiation Induce Wrinkle Formation In
Hairless Mouse. J Dermatol Sci. vol. 27 Suppl 1 : S19-25.
Ohnemus U, Uenalan M, et al. 2006. The Hair Follicle as an Estrogen Target and Source. The
Endrocrine Society. 27(6): 677-706.
Rook, A. dan R. Dawber. 1991. Diseases of the Hair and Scalp.Wiley & Sons, Incorporated,
John.
Starcher, B, Pierce, R, Hinek, A. 1999.UVB Irradiation Stimulates Deposition Of New Elastic
Fibers By Modified Epithelial Cells Surrounding The Hair Follicles And Sebaceous
Glands In Mice. J Invest Dermatol Sci. vol. 112, no. 4, pp. 450-5.
Takema, Y, Hattori M, Aizawa, K. 1996. The Relationship Between Quantitative Changes In
Collagen And Formation Of Wrinkles On Hairless Mouse Skin After Chronic UV
Irradiation 1999. J Dermatol. Apr, vol. 12, no. 1, pp. 56-63.