Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DISKUSI MODUL REUMATHO MUSKULOSKELETAL

Ny. Winny Jatuh Terduduk


KELOMPOK 4
03008064 CALVINDRA LEENESA
03008274 IZZUL AKMAL BIN KADARUSMA
03009180 PENNY NASTITI R.L.
03010014 AHMAD RUDIANSAH
03010024 AMANDA FITRIADHIANTI K.
03010034 ANITA DAMAR RIYANTI
03010044 AYESHA RIANDRA
03010054 BERNAD NAULI
03010064 CINDY HERNO CHRYSELA
03010074 DENOK KOSASI
03010084 DION RUKMINDAR
03010094 ETIKA TUNJUNG KENCANA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI


JAKARTA, 28 OKTOBER 2011

BAB I
PENDAHULUAN

Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan


densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi
rapuh dan mudah patah. Pada tahun 2001, National Institute of Health (NIH)
mengajukan definisi baru osteoporosis sebagai penyakit tulang sistemik yang ditandai
oleh compromised bone strength sehingga tulang mudah patah. (1)
Osteoporosis menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Semua
orang dapat mengalami osteoporosis, namun penyakit ini lebih sering dialami oleh
wanita usia lanjut. Sekitar 50% dari seluruh wanita dan 25 % dari seluruh pria usia
lanjut mengalami patah tulang akibat dari osteoporosis. (2)
Jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dari data terakhir
Departemen Kesehatan, yang mematok angka 19,7% dari seluruh penduduk dengan
alasan perokok di negeri ini urutan ke-2 dunia setelah China. Prevalensi osteoporosis
di Indonesia untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%,
sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%.(3)
Ada 200 juta penderita osteoporosis di seluruh dunia. Satu diantara tiga wanita
di atas usia 50 tahun dan satu diantara lima pria di atas 50 tahun menderita
osteoporosis. Menurut data statistik National Osteoporosis Foundation, lebih dari 44
juta orang Amerika mengalami osteopenia dan osteoporosis. Di wanita usia 50
tahun, terdapat 30% osteoporosis, 3754% osteopenia, dan 54% beresiko terhadap
fraktur osteoporotik. Penderita osteoporosis di Eropa, Jepang, Amerika sebanyak 75
juta penduduk, sedangkan China 84 juta penduduk. (4)

BAB II
LAPORAN KASUS

Seorang wanita Ny. Winny, usia 67 tahun datang ke Unit Gawat Darurat suatu
Rumah Sakit Daerah jam 10 malam, diantar anaknya dengan keluhan nyeri pinggang.
Pasien masih mampu berjalan tanpa alat Bantu.
Anamnesis
Identitas Pasien
Nama

: Ny. Winny

Usia

: 67 tahun

Pekerjaan

: Pensiunan karyawati Departemen Pendidikan

Alamat

: JL. Tawakal Jakarta Barat

Anak

: 5 orang

Cucu

: 13 orang

Keluhan Utama : Nyeri pinggang


Riwayat Penyakit Sekarang:
o Sekitar 2 jam yang lalu saat akan masuk ke mobil, pasien terpeleset
dan jatuh terduduk di aspal dari posisi berdiri, namun benturan yang
terjadi tidak keras.
o Pada saat berusaha berdiri, pasien merasa nyeri pada pinggang tetapi
masih sanggup berdiri dan berjalan, walaupun harus berpegangan
karena menahan sakit pada pinggang.
o Beberapa waktu kemudian nyeri pinggang dirasakan semakin berat
namun kedua anggota gerak bawah dapat digerakkan, tidak ada rasa
kesemutan atau kebas pada kedua anggota gerak bawah.
o Buang air besar dan air kecil dirasa normal dan terkontrol.
o Pasien mengaku sudah tidak mengalami menstruasi sejak 17 tahun
yang lalu.
o Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak minum alcohol, tidak
minum obat anti alergi.

o Pasien tidak melakukan olah raga teratur dan aktivitas paling banyak
adalah menonton TV di kamar.
Riwayat Penyakit Dahulu:
o
o

Tidak ada riwayat penyakit ; darah tinggi, jantung, dan kencing manis.
Belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

Riwayat Sosial-Ekonomi:
o Pensiunan karyawati Departemen Pendidikan.
o Memiliki ASKES Pegawai Negeri Sipil.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata

Kesadaran Compos mentis.


Tidak tampak pucat, ekspresi wajah kesakitan.
Datang dengan berjalan digandeng anak dan posisi badan sedikit
membungkuk.

Tanda Vital

TD
: 130/85 mmHg
BB/TB
: 58 kg / 160 cm
Nadi
: 100x / menit
Suhu
: 36,5o C
Pernapasan : 16x / menit
Mata : tidak ikterik, tidak pucat
THT : dalam batas normal
Thorax
o Cor
: tidak ada kelainan
o Paru : tidak ada kelainan
Abdomen : dalam batas normal

Status Lokalis Panggul

Look / Inspeksi :

Postur tubuh membungkuk, merasa nyeri saat diminta menegakkan badan.

Feel / Palpasi :
Nyeri tekan dan spasme otot pada area vertebra lumbal.
Move/Gerak :
Gerak aktif thoracolumbal terbatas karena nyeri.

BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan laporan kasus diatas,maka kelompok kami menyimpulkan beberapa


masalah pada pasien ini:

nyeri pinggang

usia 67 tahun dan berjenis kelamin perempuan


usia dan jenis kelamin merupakan faktor risiko dari penyakit tertentu

Pensiunan karyawati Departemen Pendidikan

Ini menunjukan bahwa,Ny. Wini memiliki ASKES,sehingga apabila kita


membutuhkan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis,maka tidak ada masalah
dalam administrasinya

Memiliki 5 orang anak


Hipotesis
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas,maka kami memiliki beberapa
hipotesis,antara lain:
1. Fraktur os vertebra
2. Low back pain
3. Chronic thoraco lumbar pain
Anamesis tambahan
Fraktur os vertebra
Apakah sebelum terjadinya nyeri terjadinya trauma?
Bila ada trauma,bagaimana posisi terjadinya trauma?
Jatuh pada tempat yang lunak atau keras?
Setelah terjatuh,apakah adanya keterbatasan gerakan?

Low back pain


Bagian yang paling nyeri dimana?
Kegiatan apa yang dilakukan sebelum terjadinya nyeri?

Chronic thoracolumbar pain


Bagian yang paling nyeri dimana?
Kegiatan apa yang dilakukan sebelum terjadinya nyeri?
Apakah memiliki kebiasaan mengangkat beban yang berat?
Diagnosis kerja : berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan,maka diagnosis kerja kelompok kami adalah fraktur os vertebra pada regio
thoracolumbar.

Hasil Bone Mass Densitometry Femur Dextra


Region

BMD

T-score

Z-score

Neck
Upper Neck
Lower Neck
Wards
Troch
Shaft
Total

(g/cm2)
0.631
0.537
0.724
0.412
0.464
0.719
0.615

-2.4
-3.0
-2.4
-2.7

-0.9
-1.1
-1.5
-1.4

Pemeriksaan Foto Rontgen Vertebra Lumbal AP-L

Pembacaan Foto:
1. Keterangan pada foto tidak jelas karena tidak mencantumkan seperti identitas
pasien, tanggal pengambilan foto.
2. Pada foto lateral, kontras pada foto tidak terlalu baik.
3. Terlihat fraktur kompresi os vertebra lumbalis 5.
Diagnosis pasti pada pasien ini adalah fraktur kompresi os vertebra lumbalis
5 et causa trauma.
Dasar penegakkan diagnosis ini ialah karena pada pemeriksaan BMD pasien
ini menunjukkan osteoporosis berat dan pada foto rontgen terlihat adanya fraktur
kompresi di lumbal 5.

Penatalaksanaan pada pasien ini adalah pemberian obat analgesic untuk


mengilangkan nyeri pasien, sedangkan untuk fraktur kompresi untuk sementara bisa
diimobilisasi dengan menggunakan brace dan dirujuk ke bagian orthopedic.

Prognosis:
o Ad Vitam
o Ad Fungsionam
o Ad Sanationam

: Ad Bonam
: Dubia Ad Bonam
: Dubia Ad Bonam

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi
Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan


densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi
rapuh dan mudah patah. Pada tahun 2001, National Institute of Health (NIH)
mengajukan definisi baru osteoporosis sebagai penyakit tulang sistemik yang ditandai
oleh compromised bone strength sehingga tulang mudah patah. (1)

Etiologi :
Osteoporosis merupakan penyakit dengan etiologi multifaktorial.

(1)

Faktor risiko : (1)


o

Usia

: Setiap peningkatan umur 1 dekade berhubungan dengan


peningkatan risiko 1,4-1,8

Genetik

: - Etnis ( Kaukasus / Oriental > orang hitam / Polinesia )


- Gender ( Perempuan > Laki-laki )
- Riwayat keluarga

Lingkungan

: - Makanan, defisiensi kalsium


- Aktifitas fisik dan pembebanan mekanik
- Obat-obatan,misalnya kortikosteroid,antikonvulsan,heparin
- Merokok
- Alkohol
- Jatuh ( trauma )

Hormon endrogen dan penyakit kronik

- Defisiensi estrogen
- Defisiensi androgen
- Gastrektomi, sirosis, tirotoksikosis, hiperkortisolisme
o

Sifat fisik tulang

:
- Densitas massa tulang
- Ukuran dan geometri tulang
- Mikroarsitektur tulang
- Komposisi tulang

Penatalaksanaan (5)
- Medikamentosa :
Sejumlah obat yang tersedia untuk membantu memperlambat penurunan densitas
tulang dan mempertahankan massa tulang, termasuk :
Bifosfonat. Seperti estrogen, golongan obat ini dapat menghambat kerusakan
tulang, menjaga massa tulang, dan bahkan meningkatkan kepadatan tulang di

tulang belakang dan panggul, mengurangi risiko patah tulang. Contoh dari obatobat ini termasuk alendronate (Fosamax), ibandronate (Boniva), risedronate
(Actonel) dan asam zoledronic (Reclast).

Raloxifene (Evista). Obat ini termasuk dalam kelas obat yang disebut
modulator reseptor estrogen selektif (SERM). Raloxifene meniru efek
menguntungkan estrogen terhadap kepadatan tulang wanita postmenopause,
tanpa beberapa risiko yang terkait dengan estrogen, seperti peningkatan risiko
kanker rahim dan, mungkin, kanker payudara. Hot flashes merupakan efek
samping yang umum dari raloxifene.
Kalsitonin. Sebuah hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid Anda,
kalsitonin mengurangi resorpsi tulang dan dapat memperlambat keropos tulang.
Hal ini juga dapat mencegah patah tulang belakang, dan bahkan merupakan
pain relief dari fraktur kompresi.
Teriparatide (Forteo). Obat ini cukup kuat, merupakan analog dari hormon
paratiroid, Obat ini bekerja dengan merangsang pertumbuhan tulang baru,
sementara obat lain mencegah keropos tulang lebih lanjut
- Terapi Hormon
Estrogen, terutama ketika dimulai segera setelah menopause, dapat membantu
mempertahankan kepadatan tulang. Namun, penggunaan terapi hormon dapat
meningkatkan risiko penggumpalan darah, kanker endometrium, kanker payudara dan
kemungkinan penyakit jantung. Karena kekhawatiran tentang keamanan dan karena
perawatan lainnya yang tersedia, terapi hormon umumnya bukan merupakan
pengobatan utama.
- Terapi Fisik
Selain obat-obatan atau hormon, program terapi fisik dapat membantu Anda
membangun kekuatan tulang dan memperbaiki postur tubuh, keseimbangan dan
kekuatan otot,

- Edukasi
BAB V
KESIMPULAN
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan
densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi
rapuh dan mudah patah. Pada pasien ini sudah terjadi osteoporosis berat dengan
melihat T-score pada BMD <-2,5 disertai dengan adanya fraktur.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1. Perkumpulan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Ilmu Penyakit


Dalam. Jilid III. 3rd ed. Jakarta: Interna Publishing. p. 2650-75. 2010.
2. Medline Plus. Osteoporosis. Available at :
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/osteoporosis.html. . [update : October 6th 2011].
Accessed on October 25th 2011.
3. International Osteoporosis Foundation. Facts and Statistics. Available at :
http://www.iofbonehealth.org/policy-advocacy/asia.html. [update : January 2011].
Accessed on October 27th 2011.
4. National Osteoporosis Foundation. Prevalence Report. Available at :
http://www.nof.org/advocacy/resources/prevalencereport. [update : 2002 ]. Accessed
on October 27th 2011.
5. Mayo Clinic. Osteoporosis. Available at :
http://www.mayoclinic.com/health/osteoporosis/DS00128/DSECTION=treatments
%2Dand%2Ddrugs. [update : November 20th 2010]. Accessed on October 27th 2011.

Anda mungkin juga menyukai