Anda di halaman 1dari 44

1. Budaya adalah(Nadjib, 1988:25).

2. Menurut Nadjib (1988:25) budaya adalah..


3. Menurut Nadjib budaya adalah (1988:25)
Nadjib, Emha Ainun. 1988. Budaya Tanding. Jakarta: Gramedia.
________________. 1988. Perang Tanding. Jakarta: Gramedia.

RENCANA KULIAH
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
1. Sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia
Komponen penunjang/7,5 %
2. Bahasa Indonesia ragam ilmiah
Komponen penunjang/7,5%
3. Membaca kritis untuk menulis
Komponen utama/10%
4. Menulis akademik
Komponen utama/30 %
5. Menyusun proposal
Komponen utama/15%

6. Presentasi ilmiah
Komponen utama/10%
7. Berpidato dalam situasi akademik
Komponen utama/10%
8. Menulis surat dinas
Komponen penunjang/10%

BAB II
SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN
FUNGSI BAHASA INDONESIA
2.1. PENGANTAR
- Materi ini bertujuan memperluas wawasan dan
kesadaran mahasiswa akan pentingnya bahasa
Indonesia dalam kehidupan berbangsa.
- Ingat: bahasa Indonesia merupakan identitas
nasional.
2.2. BAHASA INDONESIA SEBELUM DAN
SESUDAH KEMERDEKAAN
2

SEBELUM KEMERDEKAAN
- Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan
hari lahirnya bahasa Indonesia.
- Ini tercermin dalam butir ketiga Sumpah
Pemuda: Kami putra dan putri dan Indonesia
menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa
Indonesia yang berarti penobatan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional.
- Bahasa Indonesia kemudian digunakan dalam
pergerakan untuk mencapai kemerdekaan
dalam berbagai penerbitan (media massa dan
karya sastra).
- Angkatan Pujangga Baru dengan tegas
menggunakan nama Indonesia dan
bersemboyan untuk mewujudkan suatu
kebudayaan baru Indonesia.
SESUDAH KEMERDEKAAN
- Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
secara resmi melahirkan negara Indonesia.
- Hal penting dari negara baru adalah suatu
bahasa yang bisa menghubungkan pemerintah
dengan rakyat (biasa disebut bahasa resmi).

- Semangat anti-Belanda turut memantapkan


kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.
- Sesudah proklamasi, bahasa Indonesia
digunakan sebagai:
1.alat menyatukan suku bangsa di wilayah RI
2.bahasa administrasi negara
3.bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
4.bahasa pengantar dalam dunia perdagangan
5.bahasa pergaulan
- Tonggak penting pada awal kemerdekaan:
penetapan Ejaan Republik (Ejaan Suwandi)
tahun 1947.
- Lembaga Bahasa (sekarang Pusat Bahasa)
membentuk Komisi Istilah untuk menyusun
Kamus Istilah pada berbagai bidang ilmu.
- Bahasa ilmu (ragam bahasa ilmiah)
menggunakan bahasa baku yang berciri:
konsisten dalam ejaan, istilah, dan tata bahasa.
- Untuk keperluan itu, sejak tahun 1966 dirintis
ejaan baru untuk menyempurnakan Ejaan
Suwandi.
- Hasil rintisan itu, Menteri P dan K tahun 1975
menetapkan:

Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia yang Disempurnakan (Edisi
kedua berdasarkan Kepmendikbud RI
No. 0543a/U/1987, tgl. 9 September
1987).
2. Pedoman Umum Pembentukan Istilah
(Edisi kedua berdasarkan
Kepmendikbud RI No. 0389/U/1988,
tgl. 11 Agustus 1988).
3. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(Edisi ketiga 2003)
2.3. BAHASA SEBAGAI SAKAGURU
KEBUDAYAAN
- Bahasa adalah hasil ciptaan manusia yang
berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan
perasaan dan pikiran.
- Sebagai hasil ciptaan manusia, bahasa
merupakan suatu unsur sakaguru dari tiap
kebudayaan.
1.

2.4. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA


INDONESIA
KEDUDUKAN

- Yang dimaksud kedudukan bahasa: status


relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai
budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial
yang dihubungkan dengan bangsa yang
bersangkutan.
- Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah
sebagai bahasa nasional.
- Juga berkedudukan sebagai bahasa negara
sesuai yang tertera dalam UUD 1945, Bab XV
pasal 36.
FUNGSI
- Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1.lambang kebanggan nasional
2.lambang identitas nasional
3.alat pemersatu berbagai masyarakat yang
berbeda latar belakang social budaya dan
bahasanya
4.alat perhubungan antarbudaya dan
antardaerah
- Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
6

1.bahasa resmi kenegaraan


2.bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
3.alat perhubungan pada tingkat nasional
4.alat pengembangan kebudayaan, IP, dan
teknologi.
2.5. BAHASA SEBAGAI ALAT
PEMERSATU
- Bahasa yang sama mengandung rasa
keakraban antarpemiliknya.
- Disamping sebagai alat komunikasi, bahasa
mempunyai daya untuk menyatakan
keakraban, solidaritas, dan mengandung
kesatuan dalam rasa seni, rasa kesopanan, rasa
satu dalam kelompok, satu dalam keluarga,
bahkan rasa satu sebagai bangsa.
2.6. BAHASA INDONESIA SEBAGAI
BAHASA KEDUA
- Bahasa daerah bagian sebagain besar
masyarakat Indonesia adalah bahasa pertama,
yakni bahasa yang pertama kali dikenalnya.
- Setelah masuk sekolah kemudian berkenalan
dengan bahasa Indonesia.

- Jadi, kebanyakan orang Indonesia adalah


dwibahasawan.
2.7. BAHASA SELALU BERUBAH
- Bahasa selalu berubah karena adanya interaksi
antardaerah dan antarbangsa.
- Tersebarnya konsep baru perlunya
penambahan perbendaharaan kata, baik dari
bahasa daerah, bahasa asing, maupun
pembentukan kata baru.
- Perubahan bisa terjadi dalam kosakata, system
bunyi dan ejaan, maupun semantik.
- Sejalan dengan perkembangan masa, suatu
kata juga bisa mengalami:
1.perluasan makna (generalization)
2.penyempitan makna (specialization)
3.peningkatan makna (amelioration)
4.penurunan makna (pejoration)

BAB III
BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
3.1. PENGANTAR
- Bahasa Indonesia digunakan oleh penutur dari
berbagai wilayah, lapisan masy dan usia, dg
tujuan dan konteks berbeda-beda.
- Hal ini melahirkan corak / ragam bahasa
Indonesia yang berbeda, misal: ucapan dan
intonasi (lisan), kosakata dan susunan kalimat.
- Berdasar situasi pemakaiannya, dibedakan
bahasa Indonesia:

1. baku: dalam situasi resmi, seperti pidato,


diskusi ilmiah, dan tulisan ilmiah.
2. nonbaku: dalam situasi tidak resmi, seperti
antarteman, sendau gurau, di pasar.
Dialek termasuk ragam nonbaku.
- Berdasar tujuan dan konteks pemakaiannya,
bahasa Indonesia memperlihatkan ciri yang
berbeda:
1. bahasa iklan
2. bahasa sastra
3. bahasa kepariwisataan
4. bahasa hukum
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
PENGERTIAN
- Ragam ilmiah: ragam bahasa kelimuan.
- Ragam ilmiah: digunakan untuk memaparkan
fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan
dari keempatnya.
- Contoh: karya ilmiah, skripsi, tesis, dll.
KARAKTERISTIK
- Karakteristik ragam bahasa ilmiah:
10

1. cerminan sikap ilmiah


2. transparan
3. lugas
4. eksposisi
5. meminimalisasi majas
6. penulis sbg orang ketiga
7. definisi, klasifikasi, analisis
8. ringkas dan padat
9. sesuai format
10. bahasa Indonesia baku
BAHAN PUSTAKA DAN SISTEM
RUJUKAN
- Sumber rujukan digunakan untuk
memperkuat, menunjang, atau membuktikan
pernyataan.
BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
DALAM PRESENTASI
- Aspek intonasi, artikulasi, ritme, motivasi
pendengar harus diperhatikan.
- Sekuat tenaga gunakan ragam bahasa ilmiah,
termasuk pelafalan.
- Contoh: /Bandung/ bukan /mBandung/.
11

RAGAM ILMIAH DALAM VARIAN


BAHASA INDONESIA
- Berdasarkan pemakai:
1.dialek regional
2.dialek sosial
3.dialek temporal
4.idiolek
- Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan:
1.ragam bahasa UU
2.ragam bahasa jurnalistik
3.ragam bahasa ilmiah
4.ragam bahasa sastra
- Ragam bahasa menurut media pembicaraan:
1.ragam bahasa lisan (bahasa cakapan, pidato,
kuliah, bahasa panggung)
2.ragam bahasa tulis
- Ragam bahasa menurut hubungan
antarpembahasa Indonesia:
1.ragam bahasa resmi
2.ragam bahasa agak resmi
3.ragam bahasa akrab
4.ragam bahasa santai
ETIKA DALAM TULISAN ILMIAH
12

a. Penulis karya ilmiah harus akurat


b.Penulis karya ilmiah harus jujur
c. Penulis karya ilmiah harus menjunjung
tinggi tanggung jawabnya
d.Penulis karya ilmiah tidak boleh mengganti
fakta dengan dugaan
e. Penulis karya ilmiah tidak boleh
menyembunyikan kebenaran
f. Penulis karya ilmiah tidak boleh
menggunakan ide orang lain tanpa
keterangan jelas
g.Penulis karya ilmiah tidak boleh melanggar
hak cipta
h.Penulis karya ilmiah tidak boleh berbohong
dengan data statistik
i. Penulis karya ilmiah tidak boleh
memasukkan dugaan pribadi

13

BAB IV
MEMBACA KRITIS
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa dapat menemukan informasi penting
melalui membaca kritis berbagai wacana untuk
menulis akademik.
4.1. PENGERTIAN MEMBACA
Membaca berarti:
(a)melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis, dengan melisankan dalam hati;
(b)mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.

14

- Jadi, tujuan membaca adalah upaya


pemerkayaan pengetahuan guna
pengembangan daya nalar. Hal ini merupakan
modal pokok untuk penulisan ilmiah.
- Kegiatan membaca berhubungan dengan
pemahaman kata, kalimat, dan alinea dalam
tulisan. Alinea merupakan satuan gagasan
terkecil dalam sebuah karangan.
- Membaca merupakan kegiatan penunjang bagi
seorang penulis. Jadi, penulis yang
menghasilkan karya tulis berkualitas tentu
melalui proses membaca.
4.2. PENGERTIAN MEMBACA KRITIS
- Membaca kritis adalah kegiatan membaca
sumber bacaan dengan cermat dan teliti.
- Bisa juga diartikan:
(a)membaca dengan cepat dan tepat untuk
mendapatkan berbagai informasi.
(b)kegiatan membaca dengan memberikan
penilaian terhadap sumber bacaan.
- Jadi, membaca kritis adalah kegiatan
membaca sumber bacaan untuk mendapatkan
informasi sebanyak-banyaknya dengan
memberikan penilaian atau pertimbangan
15

tertentu terhadap akurasi sumber bacaan yang


dilakukan dengan cepat, tepat, dan teliti.
4.3. RAGAM MEMBACA KRITIS
- Sumber bacaan untuk menulis bisa berasal
dari sumber yang tersaji dalam bentuk cetakan
(buku, laporan penelitian, jurnal ilmiah,
makalah, dan artikel ilmiah populer dari
majalah dan koran. Bisa juga berasal dari
internet yang berasal dari berbagai situs web
yang kebanyakan berupa informasi aktual.
- Hal tersebut menyebabkan munculnya
beberapa ragam dan teknis membaca kritis:
(1)membaca cepat/sekilas
- membaca cepat untuk menemukan topik
sumber bacaan
- membaca cepat untuk menemukan
informasi khusus dari sumber bacaan
(b)membaca intensif/teliti. Hal ini digunakan
untuk mencari informasi rinci dari sumber
bacaan.
4.4. MEMBACA KRITIS
TULISAN/ARTIKEL ILMIAH
16

- Tulisan atau artikel ilmiah adalah sejenis esai


yang membahas masalah berdasarkan logika,
pustaka, atau fakta yang biasanya dimuat
dalam majalah atau jurnal ilmiah.
- Dalam membaca kritis artikel ilmiah, pembaca
harus memperhatikan hal berikut:
(1) Mengenali tesis/ pernyataan masalah
(2) Meringkas butir-butir penting setiap
artikel
(3) Menyitir konsep-konsep penting
(4) Menentukan bagian yang akan dikutip
(5) Menentukan implikasi dari bagian/
sumber yang akan dikutip
4.5. MEMBACA KRITIS
TULISAN/ARTIKEL POPULER
- Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel populer
umumnya dimuat di surat kabar atau majalah
populer.
- Artikel populer tidak menggunakan kaidah
ilmiah dengan ketat. Isi biasanya hal aktual
yang sedang menjadi isu besar
- Artikel jenis ini banyak mengungkap fakta
yang dikupas tanpa metodologi dan landasan

17

teori yang jelas karena yang lebih


dipentingkan adalah pandangan penulis.
- Dalam membaca kritis artikel populer
pembaca harus memperhatikan hal berikut:
(1) Mengenali persoalan atau isu yang
dibahas dalam artikel populer
(2) Menentukan signifikansi/relevansi
isu dengan tulisan yang akan
dihasilkan
(3) Memanfaatkan isu artikel populer
untuk bahan/inspirasi dalam menulis
(4) Membedakan isi artikel populer
dengan isi artikel ilmiah dan buku
ilmiah
4.6. MEMBACA KRITIS BUKU ILMIAH
- Buku ilmiah mengandung konsep-konsep
yang mendalam, kompleks, dan digunakan
istilah-istilah teknis yang mempunyai
pengertian khusus.
- Dalam membaca kritis buku ilmiah
memerlukan teknik membaca yang tepat.
- Di antara teknik-teknik membaca buku ilmiah
itu adalah sebagai berikut:

18

(1) Memanfaatkan indeks untuk


menemukan konsep penting
(2) Menemukan konsep-konsep penting
untuk bahan menulis
(3) Menentukan dan menandai bagianbagian buku yang akan dikutip
(4) Menentukan implikasi dari
bagian/sumber yang dikutip
(5) Menentukan posisi penulis sebagai
pengutip
4.6. MEMBACA KRITIS BAHAN YANG
TERSAJI DALAM JARINGAN INTERNET
- Jaringan internet adalah dunia luas tanpa batas
yang bisa diakses tanpa dibatasi ruang dan
waktu.
- Mengingat luasnya informasi maka sumber
bacaan yang ada di dalamnya harus dibaca
secara kritis, terlebih untuk bahan penulisan
karya ilmiah.
- Di antara beberapa hal yang perlu diperhatikan
jika kita memanfaatkan sumber bacaan dari
jaringan internet:

19

(1) Kiat praktis mencari dan menemukan


bahan-bahan dalam jaringan internet
(2) Memilih dan mengevaluasi bahanbahan
(3) Menentukan isi/gagasan penting
dalam bahan-bahan yang tersedia di
internet
(4) Memanfaatkan secara kritis bahanbahan dalam jaringan internet

BAB V
MENULIS PROPOSAL
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa memiliki kemampuan menulis
proposal akademik (ilmiah) yang memenuhi
kriteria penulisan proposal akademik yang baik.
5.1. PENGERTIAN DAN JENIS PROPOSAL
- Kegiatan yang bersifat formal, baik
interlembaga maupun antarlembaga selalu
didahului usulan atau proposal kegiatan.
20

- Contoh: penulisan tugas akhir (skripsi, tesis,


disertasi), pengabdian kepada masyarakat,
KKL, seminar, pelatihan, dsb.
- Proposal menjelaskan apa, kapan, di mana
kegiatan dilaksanakan, siapa yang berperan,
dan berapa dana yang
dibutuhkan. Akan tetapi, proposal tidak harus
berisi uraian untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Hal ini karena spesifikasi proposal
berbeda-beda.

- Dilihat dari sifatnya, proposal dibedakan:


(1) proposal akademik (ilmiah): dalam
bidang pendidikan, pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat.
(2) proposal nonakademik: di luar bidang
akademik, seremonial, pengadaan
barang dan jasa, dsb.
- Pembicaraan proposal ini akan difokuskan
pada proposal penelitian akademik (ilmiah).

21

5.2. BAGIAN-BAGIAN PROPOSAL


(1) bagian awal
a. cover luar
b. cover dalam
c. halaman pengesahan,
d. daftar isi
e. abstrak
(2) bagian isi/batang tubuh
a. latar belakang masalah
dikemukakan alasan pentingnya
penelitian itu dilaksanakan
bahan pertimbangan masalah layak
diteliti: orisinalitas, filosofis keilmuan,
manfaat (teoritis dan praktis), aktualitas,
dana yang disediakan
masalah bisa didapat dari: bacaan,
pertemuan ilmiah, pernyataan pemegang
otoritas, pengamatan sepintas,
pengalaman empiris peneliti, intuitif.

contoh: Kesempatan Pengembangan


Karier bagi Dosen Perempuan.
b. perumusan masalah
lebih rinci dari latar belakang masalah
yang perlu diperhatikan dalam
perumusan masalah: hendaklah padat
22

dan jelas, menghubungkan 2 variabel


atau aspek, memberi petunjuk
bagaimana cara pengumpulan data,
dalam kalimat tanya, dapat didahului
latar belakang singkat
contoh:
Bagaimanakah pengaruh keluarga dan
aktivitas domestik dalam pengembangan
karier dosen perempuan?
Bagaimanakah pengaruh lingkungan kerja
dan aktivitas sosial dalam pengembangan
karier dosen perempuan?
Bagaimanakah pengaruh tingkat pendidikan
dalam pengembangan karier dosen
perempuan?
Bagaimanakah pengaruh tingkat
produktivitas dalam pengembangan karier
dosen perempuan?
Bagaimanakah strategi pengembangan
karier dosen perempuan berbasis gender
and development (GAD)?
c. Tujuan
Paralel dengan perumusan masalah,
pembahasan, dan penyimpulan
Jelas, tegas, dan spesifik
23

Menggunakan kalimat deklaratif (berita)


Tujuan umum dan khusus
contoh:
Mengidentifikasi pengaruh keluarga dan
aktivitas domestik dalam pengembangan
karier dosen perempuan?
Mengidentifikasi pengaruh lingkungan kerja
dan aktivitas sosial dalam pengembangan
karier dosen perempuan?
Mengidentifikasi pengaruh tingkat
pendidikan dalam pengembangan karier
dosen perempuan?
Mengidentifikasi pengaruh tingkat
produktivitas dalam pengembangan karier
dosen perempuan?
Merumuskan strategi strategi pengembangan
karier dosen perempuan berbasis gender
and development (GAD)?
d. manfaat (teoritis dan praktis)
e. hipotesis
f. landasan teori dan tinjauan pustaka
g. metodologi penelitian (pengumpulan data,
analisis data)
h. jadwal kegiatan
i. simpulan
24

j. daftar pustaka
(3) bagian akhir
a. rencana anggaran/biaya
b.lampiran-lampiran

BAB VI
MENULIS AKADEMIK
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa memiliki kemampuan
menerapkan kriteria penulisan karya ilmiah
dalam menyusun berbagai karya ilmiah yang
sesuai dengan kriteria akademis.
6.1. PENDAHULUAN

25

- Menulis akademik merupakan kegiatan yang


bertujuan menghasilkan tulisan akademik.
- Contoh: skripsi, tesis, disertasi, makalah untuk
seminar/simposium/diskusi, dan laporan
penelitian.
- Menulis akademik membutuhkan modal.
6.2. TAHAP-TAHAP MENULIS
- Ada 3 tahap proses menulis:
1.Tahap prapenulisan
a. pemilihan/penentuan topik
b. merumuskan masalah dan tujuan
c. penyusunan outline
d. penentuan dan pengadaan bahan
e. penyusunan kuesioner
2.Tahap penulisan
- Diawali dengan pengolahan dan
analisis data.
- Ditujukan kepada siapa?
- Seberapa penting topik itu dibahas
3.Tahap revisi
- Revisi: ejaan, tanda baca, diksi,
susunan kalimat, susunan alinea,
susunan wacana. Diperhatikan pula
format, layout, dan topografi.
26

6.3. MENULIS MAKALAH


a. Pengertian makalah/paper/kertas kerja:
karya tulis yang membahas suatu masalah
berdasarkan logika, pustaka, atau fakta
untuk disajikan dalam diskusi, lokakarya,
simposium, atau seminar.
b.Jenis makalah
- Makalah biasa (common paper)
- Makalah posisi (position paper)
c.Sistematika makalah
1. Judul dan identitas penulis
2. Abstrak dan kata kunci (key words)
3. Pendahuluan
4. Isi
5. Simpulan
6. Daftar pustaka
d.Praktik menulis makalah
6.4. PRAKTIK MENULIS MAKALAH
- Setelah mempelajari aspek teoritis, tidak serta
merta dapat langsung mempraktikkan
pembuatan makalah.

27

- Pemahaman tentang tema, tujuan,


pengungkapan maksud, dan topik harus
disegarkan kembali.
- Praktik penulisan makalah, tetapi tidak
menguasai infrastruktur (alur berpikir
penulisan akademik) ibarat praktik tidak
menguasai teori.
- Dalam bagian ini, kita akan bicara hal yang
bersifat semioperasional, yakni pembatasan
topik.
- Pembatasan topik dilakukan melalui lima
langkah:
1. Tetapkan topik dalam posisi sentral
2. Apakah topik dapat diperinci
3. Tetapkan perincian yang dipilih
4. Apakah hasil perincian dapat diperinci lagi
5.Lakukan berulang sampai topik
sempit/terbatas
- Contoh pembatasan topik: Perdagangan
menjadi Tema: Pengembangan usaha
perdagangan skala kecil bagi perempuan
pedagang pasar di Banyumanik
- Tips/kiat menulis makalah:
1.Penguasaan masalah

28

2.Buatlah skema atau kerangka karangan


skematis
3.Analisislah hal yang paling detil tsb. dari
berbagai sisi
4.Ketrampilan menarasikan ide, gagasan,
pikiran, dan pendapat
5.Sabar, tekun, telaten, dan produktif
6.5. MENULIS LAPORAN
- Pengertian: dokumen yang menyampaikan
informasi mengenai suatu masalah yang
telah/sedang diteliti.
- Dasar laporan: bertolak dari dasar yang pasti,
yaitu pihak yang memberi laporan, pihak yang
menerima laporan, serta tujuan dan sifat
laporan.
- Tujuan: memerikan secara lengkap dan
objektif proses/hasil kegiatan yang
sedang/telah dilaksanakan agar dapat
dipahami, dimanfaatkan, dan ditindaklanjuti
oleh seseorang/badan/lembaga lain.
Tujuan laporan umumnya:
1.Mengambil keputusan
2.Mengatasi/memecahkan masalah
3.Mengetahui perkembangan/keadaan
29

4.Menentukan langkah/strategi/memperbaiki
5.Menemukan gejala/fenomena keadaan
sehingga diperoleh cara mengatasi keadaan
- Sifat laporan: baik-buruk bergantung pada
pemenuhan fungsi, yakni memberi kejelasan
dan mempersuasi pembaca.
Kriteria:
1.Bahasa baik
2.Isi sistematis
3.Fakta, data, dan bahan terpercaya
4.Mengandung imajinasi
5.Isi sesuai ruang lingkupnya
6.Proses dan hasil harus objektif
7.Pemerian laporan disajikan menarik
- Macam laporan:
1.Berbentuk formulir isian
2.Berbentu surat
3.Berbentuk memorandum
4.Laporan perkembangan/keadaan
5.Laporan berkala
6.Laporan laboratoris
7.Laporan hasil penelitian ilmiah
8.Laporan praktik kerja
30

- Bentuk laporan:
1.Laporan formal
2.Laporan semiformal
3.Laporan prosiding
4.Laporan antara
5.Laporan akhir
- Struktur laporan:
1.Cover
2.Daftar penyerahan
3.Daftar isi
4.Abstrak
5.Pendahuluan
6.Isi
7.Simpulan dan saran
8.Apendiks
9.Bibliografi
- Format laporan:
1.Bagian awal
- halaman sampul (cover)
- halaman judul
- halaman pernyataan
- halaman persetujuan
- halaman pengesahan
- halaman prakata
- halaman daftar isi
31

- halaman daftar tabel


- halaman daftar gambar
- halaman daftar lampiran
- halaman abstrak
2.Bagian isi
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 3 Metode
Bab 4 Hasil/pembahasan
Bab 5 Simpulan dan saran
3.Bagian akhir
- Daftar pustaka (Ingat: cara penulisan daftar
pustaka untuk: buku, majalah/koran,
makalah, artikel dalam kumpulan
karangan, dan internet).
- Lampiran

32

BAB VII
PRESENTASI ILMIAH
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa memiliki kemampuan
mempresentasikan karya ilmiah dalam forum
diskusi dengan baik
7.1. PENGANTAR
- Kegiatan ilmiah seperti seminar, lokakarya,
semiloka, diskusi, dan ujian/sidang adalah
bentuk-bentuk presentasi yang biasa kita
kenal.
- Sedangkan dalam kegiatan nonilmiah seperti
pertemuan bisnis, rapat perusahaan, dan
bahkan kegiatan pramuniaga menawarkan
barang/jasa pun dapat dikategorikan sebagai
bentuk presentasi.
- Persoalannya, tidak setiap orang mampu
menyampaikan presentasi dengan baik. Oleh
karena itu, diperlukan pengetahuan konsepkonsep dasar presentasi dan kiat-kiat.

33

7.2. DASAR-DASAR PRESENTASI


- Untuk kegiatan presentasi diperlukan
pemahaman tentang dasar-dasar presentasi
- Hal dasar yang perlu diketahui:
1.Bahan
2.Topik
3.Tujuan presentasi
4.Outline/kerangka karangan
5.Pembicara/penyaji
6.Pendengar
7.Teknisi
8.Alat bantu
9.Refleksi diri
7.3. TUJUAN PRESENTASI
- Beberapa tujuan presentasi:
1.Mendorong/memotivasi
2.Meyakinkan
3.Mengajak berbuat/bertindak
4.Menjelaskan/memberitahukan
5.Menyenangkan/humor

34

7.4. MACAM-MACAM PRESENTASI


- Berdasarkan sifatnya,
1.Presentasi Formal
- Situasinya formal
- Struktur kalimat/bahasanya lengkap dan
baku
- Materi berat dan ilmiah
- Cara penyajiannya serius
2.Presentasi Nonformal
- Situasinya cenderung tidak formal/santai
- Struktur kalimat/bahasanya cenderung
tidak lengkap
- Diksinya lebih mengarah pada bahasa
percakapan dan tidak baku
- Materi cenderung yang ringan-ringan
- Cara penyajiannya santai dan diselingi
humor
3.Presentasi Semiformal
- Situasinya tidak terlalu formal, juga tidak
terlalu santai
- Struktur kalimat/bahasanya cenderung
lengkap
- Diksinya bersifat ilmiah populer
- Materi cenderung aktual

35

- Cara penyajiannya ringan dan santai, tetapi


serius
- Berdasarkan jumlah pendengar,
1.Presentasi pada kelompok besar
- Jumlah peserta/pendengar relatif banyak
- Biasanya di tempat umum, terbuka, atau
gedung berkapasitas besar
- Dilakukan oleh orang terkenal/pakar/tokoh
agama/tokoh pemerintah
- Biasanya topik bersifat umum
- Cenderung bersifat memotifasi
- Biasanya dalam: rapat umum, musyawarah
kerja, pidato kenegaraan, dan kampanye
2.Presentasi pada kelompok terbatas
- Jumlah peserta/pendengar cenderung
terbatas
- Biasanya di gedung berkapasitas terbatas
- Dilakukan oleh pakar/tokoh/praktisi
- Topik terbatas pada bidang (ilmu) tertentu,
seperti kedokteran, kebudayaan, dsb.
- Cenderung bersifat meyakinkan/persuasif
3.Presentasi personal
- Jumlah peserta/pendengar
- Tempatnya
- Penyajian bersifat perorangan
36

- Topik cenderung hal-hal yang bersifat


pribadi
- Cenderung bersifat mendorong melakukan
tindakan
7.5. BERDASARKAN SUBSTANSI
- Presentasi ilmiah: dalam dunia akademik
- Presentasi nonilmiah
7.6. PELAKSANAAN PRESENTASI
1. Tahap Persiapan
- Memilih, menganalisis, dan
menyajikan topik
- Menganalisis pendengar
- Kesiapan teknis di lapangan (cahaya,
formasi, kapasitas ruang, dsb.)
2. Tahap Pelaksanaan
- Mengurangi gangguan komunikasi
secara antisipatif
- Memaksimalkan efektivitas proses
presentasi

37

7.7. MODEL PRESENTASI


1. Model Shannon & Weaver (SW)
- Menyoroti problem penyampaian
berdasarkan tingkat kecermatannya
2. Model Gudykunst & Kim (GK)
- Komunikasi antarbudaya, 2 orang yang
berbeda latar belakang kebudayaan
7.8. HAL UTAMA DALAM PRESENTASI
1. Persiapan
2. Berlatih
3. Penyajian
- 10 hal agar presentasi berkesan:
1. Kontak mata
2. Buka saluran
3. Ciptakan irama
4. Energi lewat gesture (bahasa tubuh)
5. Petanyaan/dialog
6. Jangan gampang panik
7. Mengalir
8. Menyatu dengan perlengkapan
9. Jangan pernah menghafalkan presentasi
10. Evaluasi diri

38

7.9. PELAKSANAAN PRESENTASI


1. Menjadi pembicara yang efektif
- Memberanikan diri berbicara
- Berbicara dengan penuh keyakinan
- Mengenali pendengar
- Energi ketika presentasi
- Kontak mata
- Ciptakan kesan
- Gunakan alat peraga dengan maksimal
2. Tata cara dan etika
- Bahan memadai
- Menaati panduan moderator
- Menaati etika
3. Bentuk presentasi
- Presentasi mendadak
- Presentasi dengan persiapan
- Presentasi manuskrip

39

BAB VIII
PENYAJIAN LISAN
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa memiliki kemampuan menyusun
teks pidato dan menyampaikannya sesuai
kriteria teks dan berpidato yang baik.
8.1. PENGERTIAN
- Praktik berbahasa dapat dilakukan dengan
ragam lisan dan ragam tulis.
- Salah satu kemahiran ragam lisan adalah
berpidato.
- Istilah berpidato sejajar dengan berceramah,
berkhotbah, dan berorasi.Perbedaannya
terletak pada ada tidaknya penciptaan teknik
style dan houding.
- Dapat dikemukakan definisi pidato adalah
berpraktik bahasa dalam ragam lisan yang
dilakukan oleh pembicara demi
penyebarluasan informasi mengenai sesuatu
hal kepada orang banyak/pendengar.

40

8.2. KRITERIA PIDATO YANG BAIK


1.Faktor Internal (berhubungan dengan
aspek kebahasaan, baik dari sisi keindahan
maupun kesantunan.
Kriteria pidato yang baik dari faktor
internal:
a. Isi pidato mengandung nilai manfaat
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Jelas, padat, bermutu, dan objektif.
b. Memperhatikan diksi dan kesantunan
dalam berbahasa sehingga mudah
dpahami dan tidak menyinggung perasaan
pendengar.
c. Pendengar dibuat terpesona isi pidato
sehingga suasana menarik dan
menyenangkan.
2.Faktor Eksternal (berhubungan dengan
upaya penciptaan houding).
Penciptaan houding:
a. Membangun jiwa berkarakter.
b. Tampilan dan vokal selaras dengan isi
pidato.
c. Menciptakan penilaian positif.

41

8.3. TATA CARA DAN ETIKA


BERPIDATO
1. Pembukaan: penghormatan dan sapaan.
2. Pengembangan: tidak kaku
3. Penutup: simpulan
8.4. MENULIS NASKAH PIDATO
1. Pendahuluan: orientasi apa yang akan
diuraikan.
2. Materi uraian: ditonjolkan bagian yang
penting.
3. Akhir uraian: simpulan uraian
8.5. MENYUNTING NASKAH PIDATO
1. Isi
2. Bahasa
3. Pernalaran
8.5. MENYAMPAIKAN PIDATO
1. Tanpa teks
2. Menghafal teks
3. Membaca teks
4. Membuat kisi-kisi teks

42

43

44

Anda mungkin juga menyukai