Anda di halaman 1dari 25

Oleh: Gracia Fensynthia

1061050089

HEPATITIS B
PADA ANAK

Definisi
Hepatitis B (HBV) adalah suatu proses

nekroinflamatorik yang mengenai sel-sel hati


yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB)

Epidemiologi
Di seluruh dunia, daerah prevalensi infeksi

HBV tertinggi adalah Afrika subsahara, Cina,


bagian-bagian Timur Tengah, lembah
Amazone dan kepulauan Pasifik.
Jumlah kasus baru pada anak adalah rendah
tetapi sukar diperkirakan karena sebagian
besar infeksi pada anak tidak bergejala.

Morfologi
Virus Hepatitis B merupakan virus DNA yang

termasuk golongan Hepadnaviridae.


Genome virus ini mempunyai empat buah
open reading frame: inti, kapsul, polimerase,
dan X.

Gen inti mengkode protein

nukleokapsid yang penting


dalam membungkus virus
dan HBeAg.
Gen permukaan mengkode

protein pre-S1, pre-S2, dan


protein S.
Gen X mengkode protein X
yang berperan penting
dalam proses karsinogenesis.

Genotipe
Sampai saat ini terdapat delapan genotipe virus

Hepatitis B: genotype A, B, C, D, E, F, G,H.


Genotipe B dan C paling banyak ditemukan di
Asia.

Replikasi HBV terjadi terutama dalam hati

tetapi juga terjadi dalam limfosit, limpa,


ginjal dan pankreas.

Penularan
Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi
dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B
kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat

persalinan atau segera setelah persalinan.

Secara horisontal, dapat terjadi akibat

penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik


telinga, tusuk jarum, transfusi darah,
penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara
bersama-sama (Hanya jika penderita
memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi
berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan
darah) serta hubungan seksual dengan
penderita.

Hepatitis B dapat menular melalui pasien

dengan HBsAg yang negatif tetapi anti-HBc


positif, karena adanya kemungkinan DNA
virus Hepatitis B yang bersirkulasi, yang
dapat dideteksi dengan PCR (10-20% kasus).

HEPATITIS B AKUT
1. Masa Inkubasi

merupakan waktu antara saat penularan infeksi


dan timbulnya gejala/ikterus, berkisar 1-6
bulan. Panjang masa inkubasi tergantung dari
virulensi virus hepatitis B tersebut.
2. Fase Prodromal
waktu antara timbulnya keluhan-keluhan
pertama dan timbulnya gejala/ikterus. Keluhan
seperti malaise, lemas, lelah, mual, muntah,
meriang, nyeri kepala terjadi antara 1-5 hari
sebelum timbul ikterus. Fase prodromal
berlangsung antara 3-14 hari.

3. Fase ikterus
keluhan prodromal berkurang, muncul ikterus
sekitar 1-6 minggu

4. Fase Penyembuhan
ikterus dan keluhan-keluhan berkurang,
berkisar 2-21 minggu.

HEPATITIS B KRONIS
Definisi: inflamasi pada hepar yang berlanjut
lebih dari enam bulan sejak timbul keluhan
dan gejala penyakit.
Tiga fase:
1. Fase Imunotoleransi
pada anak0anak, sistem imun tubuh toleran
terhadap VHB sehingga konsentrasi virus
tinggi dalam darah, tetapi tidak terjadi
peradangan hepar yang berarti. VHB berada
dalam fase replikatif dengan titer HBsAg
yang amat tinggi.

2. Fase Imunoaktif/ Clearance


Akibat replikasi VHB yang terus-menerus,
toleransi imun menurun aehingga terjadi proses
nekroinflamasi yang ditandai peningkatan
Alanine Amino Transferase (ALT)
3. Fase Residual
Tubuh berusaha menghancurkan virus dan
menimbulkan pecahnya sel-sel hati yang
terinfeksi VHB. Pada fase ini titer HBsAg rendah
dengan HbeAg (-) dan anti Hbe (+), konsentrasi
ALT normal

Penularan Vertikal
Merupakan infeksi HBV dari ibu hamil yang

terinfeksi HBV kepada bayinya.


Infeksi dapat terjadi pada masa prenatal,
perinatal, maupun postnatal.
Sebagian besar terjadi pada masa perinatal

Bayi yang tertulari HBV akibat penularan

vertikal hampir sepertiganya akan menderita


penyakit hati kronis yang akan menjurus
kearah sirosis hepatis atau karsinoma hati
primer (KHP) pada masa akhir hidupnya.
Penyembuhan sempurna dari HBV pada bayi
yang tertulari secara vertikal umumnya
rendah bila dibanding dengan orang dewasa.
Penularan vertikal ini sebenarnya dapat
dicegah dengan vaksinasi atau pemberian
HBIg pada bayi yang dilahirkan.

PEMERIKSAAN
FUNGSI HEPAR
SGOT/SGPT
Bilirubin
Prothrombin Time

SEROLOGI VIRUS

HBs Ag, anti HBs, anti HBc, HBeAg, anti HBe, DNA
HBV
Biopsi

ground-glass hepatosit, granular dengan sitoplasma


eosinofilik,

TATALAKSANA
Tujuan utama terapi Hepatitis B adalah untuk
mencapai supresi DNA virus.
Jenis terapi yang diberikan dapat berupa
imunomodulator berupa interferon alfa,
maupun analog nukleosida seperti
lamivudin, entecavir, telbivudin, adefovir,
tenovovir).

PENCEGAHAN
Pencegahan non imunisasi dapat dilakukan

dengan cara, menghindari kontak dengan


darah maupun cairan tubuh pasien yang
terinfeksi
virus
Hepatitis
B,
tidak
menggunakan jarum suntik dan alat
kedokteran yang tidak steril, menghindari
hubungan seksual yang tidak aman.

IMUNISASI
Pasif

Imunisasi pasif dilakukan dengan pemberian


imunoglobulin. Diberikan baik sebelum
terjadinya paparan (preexposure) maupun
setelah terjadinya paparan (postexposure).
Dapat dilakukan dengan memberikan IG/ISG
(Immune Serum Globulin) atau HBIG
(Hepatitis B Immune Globulin).
Harus diberikan <48 jam 0,5 ml
intramuskular.

Imunisasi aktif dapat diberikan dengan

pemberian partikel HBsAg yang tidak


infeksius. Dikenal 3 jenis vaksin hepatitis B
yaitu,
Vaksin yang berasal dari plasma
Vaksin yang dibuat dengan teknik rekombinan
(rekayasa genetik)
Vaksin polipeptida

Vaksin yang beredar di Indonesia:

1. Evvac-B (Aventis Pasteur), dosis anak 2,5 ug


pada ibu HbeAg (+) dosis 2 kali lipat.
2. Hepaccine (Cheil Sugar) dosis anak 1,5 ug
3. B-Hepavac II (MSD) dosis anak 5 ug
4. Hepa-B (Korean Green Croos) dosis anak 10 ug
5. Engerix-B (GSK) dosis anak 10 ug
Penyuntikan diberikan intramuskular, dilakukan
di daerah deltoid atau paha anterolateral

Imunisasi gabung antara pasif dan aktif, yaitu

pemberian HBIG, dan dilanjutkan dengan


vaksin hepatitis B
Vaksinasi awal (primer), diberikan 3 kali. Jarak
antara suntikan I dan ke II 1-2 bulan,
sedangkan suntikan ke III diberikan 6 bulan
dari suntikan I. Pemeriksaan Anti-HBsAg
pasca imunisasi dianjurkan setelah 3 bulan
dari suntikan terakhir.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai