I.
Judul Praktikum
II.
Tanggal Praktikum
31 Oktober 2013
III.
Tujuan Praktikum
Mengetahui
konstanta
kesetimbangan
dan
Dasar Teori
Dalam perhitungan kimia, seringkali dianggap bahwa suatu reaksi berlangsung secara
Setelah campuran dibiarkan beberapa lama akan diperoleh susunan yang tetap.
Berdasarkanstoikiometri reaksi, 1 mol H2 bereaksi dengan 1 mol I2 menghasilkan 2 mol HI.
Jika reaksi ini diikuti dari dengan analisis komponenkomponennya (selama waktu
berlangsungnya) makadapat dilihat bahwa konsentrasi H2 dan I2 makin lama makin
berkurang (terjadi penguranganreagen menjadi produk), sedangkan konsentrasi HI makin
bertambah. Pada arah reaksisebaliknya terjadi penguraian HI, tiap 2 mol HI terurai menjadi
masingmasing satu mol H2dan I2. Proses ini akan berlangsung demikian dengan
perbandingan tiap pengurangan satu mol masingmasing reagen, menghasilkan dua mol
produk, pada kondisi yang sama, atausebaliknya sampai terjadi kesetimbangan reaksi.
Kesetimbangan ini akan terjadi jika jumlah pembentukan HI sama dengan jumlah yang
terurai.
Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan kimia dinamis tercapai pada saat dua reaksi kimia yang berlawanan
terjadi pada tempat dan waktu yang sama dengan laju reaksi yang sama. Ketika sistem
mencapai kesetimbangan, jumlah masing-masing spesi kimia menjadi konstan (tidak perlu
sama).
Sering kali, terdapat banyak produk (spesi kimia yang ada di sisi kanan tanda panah
bolak-balik) ketika reaksi mencapai kesetimbangan. Tetapi, kadang-kadang, produknya justru
Kc
C + D <> E + F
Kc
A + B <> E + F
Kc = Kc x Kc
2. Jika reaksi ditulis dalam bentuk kebalikan dari reaksi semula, nilai konstanta
kesetimbangan menjadi kebalikan dari nilai konstanta kesetimbangan semula.
A + B <> C + D
C + D <> A + B
3. Jika suatu reaksi kesetimbangan dikalikan dengan faktor n, nilai konstanta kesetimbangan
menjadi nilai konstanta kesetimbangan semula dipangkatkan dengan faktor n.
A + B <> C + D
2A + 2B D 2C + 2D
(Kc)2
Salah satu kegunaan konstanta kesetimbangan kimia adalah memprediksi arah reaksi. Untuk
mempelajari kecenderungan arah reaksi, digunakan besaran Qc, yaitu hasil perkalian
konsentrasi awal produk dibagi hasil perkalian konsentrasi awal reaktan yang masingmasing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Jika nilai Qcdibandingkan dengan nilai Kc,
terdapat tiga kemungkinan hubungan yang terjadi, antara lain :
1. Qc< Kc
Sistem reaksi reversibel kelebihan reaktan dan kekurangan produk. Untuk mencapai
kesetimbangan, sejumlah reaktan diubah menjadi produk. Akibatnya, reaksi cenderung ke
arah produk (ke kanan).
2. Qc = Kc
3. Qc > Kc
Sistem reaksi reversibel kelebihan produk dan kekurangan reaktan. Untuk mencapai
kesetimbangan, sejumlah produk diubah menjadi reaktan. Akibatnya, reaksi cenderung ke
arah reaktan (ke kiri).
Pengaruh Tekanan, Suhu, Konsentrasi pada Kesetimbangan dan Katalis
Pada setiap kasus, kesetimbangan reaksi kimia akan terganggu dan berubah dengan
adanya pengaruh beberapa faktor dari luar sistem reaksi. Suatu contoh sederhana, larutan
gula yang jenuh , jika ditambahkan lagi gula maka dengan pengadukan yang lamapun tidak
akan melarut, kecuali jika terjadi transfer energi. Namun kristal gula (dalam larutan
jenuhnya)akan segera larut jika sistem larutan dinaikkan suhunya sistem pelarutan seperti
ini akanmenghasilkan larutan lewat jenuh/super jenuh setelah didinginkan kembali.
Dalam penjelasan Le Chateleur, yang sering dikenal dengan prinsip atau azas Le
Chateleur, jika suatu sistem dalam kesetimbangan, diganggu dari luar (sistem) maka sistem
tersebut akan berusaha menghilangkan gangguan sampai dicapai kesetimbangan baru.
Peristiwa ini sangat nampak terutama jika sistem reaksi berfasa gas. Gangguangangguan dari
luar yang dimaksud di sini adalah berubahnya tekanan, berubahnya suhu, berubahnya
kuantitas komponenkomponen reaksi (konsentrasi), .
Dengan sederhana akan dapat dijelaskan, bahwa naiknya tekanan (khusus pada
sistem reaksi berfasa gas) akan menggeser kesetimbangan ke arah jumlah mol yang lebih
kecil (reaktan ataupun produk). Sedangkan dinaikkannya suhu reaksi akan menggeser
kesetimbangan ke arah reaksi endotermis (kapan suatu reaksi dikatakan endotermis atau
eksotermis, bisa dipelajari dalam bab termidinamika kimia) atau ke arah reaksi yang
menyerap panas.
Yang ketiga adalah pengaruh perubahan konsentrasi. Penambahan konsentrasi
(zat) dalam ruas kiri (reagen) akan menggeser kesetimbangan ke arah ruas kanan (produk),
dan sebaliknya penambahan kuantitas produk akan memperlambat reaksi pembentukannya,
atau bahkan akan menggeser arah reaksi menuju reaktan. Seberapa besar pergeseran reaksi
V.
1. Alat
ALAT
UKURAN
JUMLAH
Buret
50 mL
Pipet volume
5 mL
Erlenmeyer berturup
250 mL
5 mL HCl 2N+
5 mL HCl 2N+
5 mL HCl 2N+
1 mL Etanol +
2 mL Etanol +
3 mL Etanol +
4 mL Asam
Asetat
3 mL Asam
Asetat
2 mL Asam
Asetat
2. Bahan
NaOH 2N
Indikator PP
Etanol absolut
HCl
2N
Asam asetat
VI.
Alur Kerja
5 mL HCl 2N+
4 mL Etanol +
1 mL Asam
Asetat
Volume NaOH
HCl 5 mL
(larutan blanko)
- Ditambah 2 tetes indikator PP
- Dititrasi dengan NaOH 2N
Volume NaOH
Nb : di tentukan mol etanol absolut dan mol asam asetat berdasarkan massa jenis dan
kadarnya (dilihat dibotol)
VII.
Hasil Pengamatan
No. Prosedur
(Larutan Blanko)
Hasil Pengamatan
Dugaan/ Reaksi
(aq)
5 mL HCl 2N
1.
dititrasi
dengan
basa
Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer
+ 2 tetes indikator PP
Dititrasi dengan larutan
NaOH 2N
Kesimpulan
jernih
tak (l)
berwarna
indikator
pp
menghasilkan
warna
larutan
Setelah ditambah PP =
berubah
tak berwarna
jernih
menjadi
ke
merah
muda (menandakan
Volume NaOH (mL)
titik
ke merah muda
tercapai)
V NaOH = V2= V3 =
5 mL
akhir
telah
Larutan
HCl:
tak
berwarna
1 mL Etanol +
4 mL Asam Asetat
Larutan etanol:
tak
H3COOH(aq)
C2H5OH(aq)
2.
esterifikasi )
CH3CH2OH(aq)
pada
tak
berwarna
Ditambah PP :
Volume NaOH (mL)
CH3COONa(aq)+
erlenmeyer I :
tak
berwana
V NaOH : 32.5 mL
H3COOH(aq)
V NaOH : 20.5 mL
C2H5OH(aq)
CH3COOC2H5
5 mL HCl 2N+
2 mL Etanol +
3.
3 mL Asam Asetat
Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditutup
dengan rapat
Disimpan selama + 1
minggu (min. 3 hari)
Dicatat suhu tempat
penyimpanan
+ 2 tetes indikator PP
Dititrasi dengan larutan
NaOH 2N
Volume NaOH (mL)
asam
HCl menghasilkan
CH3COOCH2(aq)+
Larutan
CH3COOC2H5
berwarna
Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditutup
dengan rapat
Disimpan selama + 1
minggu (min. 3 hari)
Dicatat suhu tempat
penyimpanan
+ 2 tetes indikator PP
Dititrasi dengan larutan
NaOH 2N
Etanol
CH3COOCH2(aq)+
NaOH(aq)
CH3COONa(aq)+
CH3CH2OH(aq)
C2H5OH(aq)
merah muda
CH3COOC2H5
5 mL HCl 2N+
2 mL Etanol +
3 mL Asam Asetat
4.
Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditutup
dengan rapat
Disimpan selama + 1
minggu (min. 3 hari)
Dicatat suhu tempat
penyimpanan
+ 2 tetes indikator PP
Dititrasi dengan larutan
NaOH 2N
CH3COONa(aq)+
CH3CH2OH(aq)
H3COOH(aq)
C2H5OH(aq)
ke merah muda
CH3COOC2H5
5 mL HCl 2N+
4 mL Etanol +
1 mL Asam Asetat
5.
Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditutup
dengan rapat
Disimpan selama + 1
minggu (min. 3 hari)
Dicatat suhu tempat
penyimpanan
+ 2 tetes indikator PP
Dititrasi dengan larutan
NaOH 2N
Volume NaOH (mL)
CH3COONa(aq)+
CH3CH2OH(aq)
][
Setelah dilakukan langkah praktikum dan perhitungan sesuai dengan yang tertulis di
atas didapat nilai Kc untuk erlenmeyer
IX.
Diskusi
Setelah dilakukan langkah praktikum dan perhitungan sesuai dengan yang di atas
didapat
nilai
Kc
untuk
erlenmeyer
I,
II,
III,
IV,
berturut
turut
adalah
X.
Kesimpulan
Dari praktikum konstanta kesetimbangan yang telah dilakukan didapat nilai Kc untuk
Nilai Kc
praktikum tidak sesuai dengan Kc secara teori yaitu 4,2 x 10-2 . Namun nilai Kc pada setiap
erlenmeyer memiliki nilai yang hampir sama, maka terbukti jika nilai Kc tidak dipengaruhi
oleh konsentrasi awal larutan.
Tugas
1. Buatlah tabel hasil pengamatan dan hasil perhitungan konsentrasi masingmasing komponen dalam campuran diatas.
Tabel ada pada halaman depan
Konstanta Kesetimbangan
a
Larutan Blanko :
xv
r
xv
r
Mol ekivalen H+
= N NaOH x V NaOH
= 2 mol/L x 32,5.10-3 L = 65.10-3 mol
Mol H+sisa
CH3COOH(aq)+ C2H5OH(aq)
M : 0,070 mol
CH3COOC2H5(aq) +
0,017 mol
H2O(l)
R : 0,015 mol
0,015 mol
0,015 mol
0,015 mol
S : 0,055 mol
0,002 mol
0,015
0,015 mol
[
[
Erlenmeyer 2
]
][
mol
]
][
[
]
]
][
xv
r
xv
r
Mol ekivalen H+
= N NaOH x V NaOH
= 2 mol/L x 20,5 . 10-3 L = 41 x 10-3 mol
Mol H+sisa
= molekuivalen H+ - molblanko
= 41 x 10-3 mol 0,01 mol = 0,031 mol
CH3COOH(aq)+ C2H5OH(aq)
CH3COOC2H5(aq)
+ H2O(l)
M : 0,052 mol
0,034 mol
R:
0,021 mol
0,021 mol
0,021 mol
0,021 mol
S:
0,031 mol
0,013 mol
0,021 mol
0,021 mol
]
][
]
][
[
[
]
][
Erlenmeyer 3
g
xv
r
g
g
xv
r
Mol ekivalen H+
= molekivalen OH-
x
o
x
o
= N NaOH x V NaOH
= 2 mol/L x 12,2.10-3 L = 24,4 x 10-3 mol
Mol H+sisa
CH3COOH(aq)+ C2H5OH(aq)
CH3COOC2H5(aq)
-
+ H2O(l)
M : 0,035 mol
0,034 mol
R:
0,021 mol
0,021 mol
0,021 mol
0,021 mol
S:
0,014 mol
0,013 mol
0,021 mol
0,021 mol
][
][
]
][
Erlenmeyer 4
g
xv
r
x
o
g
g
xv
r
Mol ekivalen H+
x
o
= N NaOH x V NaOH
= 2 mol/L x 6,4 .10-3 L = 12,8 x 10-3 mol
Mol H+sisa
CH3COOH(aq)+ C2H5OH(aq)
CH3COOC2H5(aq)
M:
0,017 mol
0,069 mol
R:
0,014 mol
0,014
S:
0,003 mol
[
[
][
mol
0,014 mol
0,014 mol
]
][
[
]
0,014 mol
]
][
Kc rata-rata =
=
H2O(l)
0,014 mol
0,055 mol
[
[
]
][
]
][
Kc rata-rata =
=
[
]
]
][
kimia
Percobaan.
http://laporan-aprilia.blogspot.com/2012/02/kimia-
laporan
Praktikum
Kimia
http://choliellike.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum0kimia-fisika-iii-html,
Fisika.
dikases
Anggota :
1. Ika lailatul k
2. Rizya fitrotun n
3. Meita k
4. Putri mayan u
5. Fitria dewi n