Anda di halaman 1dari 4

Tentang bahan-bahan pencemaran air, Srikandi Fardiaz mengelompokan atas

sembilan group berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya, yaitu : (1) padatan, (2) bahan buangan
yang membutuhkan oksigen, (3) mikroorganisme, (4) komponen organik sintetik, (5) nutrien
tanaman, (6) minyak, (7) senyawa anorganik dan mineral (8) bahan radioaktif, (9) panas.[39]
Kesembilan bahan pencemar air diatas dapat digabungkan menjadi lima kelompok
besar yaitu : (1) pencemar organik, (2) pencemar anorganik, (3) sedimen, (4) bahan radioaktif
dan (5) panas.
a) Pencemar Organik
Kelompok pencemar ini terdiri dari bahan organik sintetik, minyak, limbah yang
mengandung oksigen dan mikroorganisme penyebab penyakit. Bahan-bahan organik
pencemar organik diukur dengan menghitung dan pengurangan dari air sampel. Dengan
melihat kandungan oksigen yang terlarut dalam air dapat dikatakan seberapa jauh tingkat
pencemaran air. Indikator yang sering digunakan untuk melihat kandungan oksigen yang
terlarut di dalam air adalah dengan DO, COD dan BOD Oksigen terlarut (DO) merupakan
syarat yang sangat penting untuk kehidupan akuatik. DO yang optimum pada air tawar
adalah 4 6 ppm. Kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi disebut COD Sementara
itu BOD adalah kebutuhan oksigen biologis untuk memecahkan bahan buangan didalam air
oleh mikroorganisme. Makin banyak polutan dalam air, BOD-nya makin tinggi.
Pencemaran organik oleh mikroorganisme menyebabkan penyakit-penyakit yang dapat
menular dengan perantaraan air. Penyakit-penyakit tersebut dikenal dengan sebutan water
borne diseases, diantaranya adalah kolera, tipus, disentri dan penyakit karena cacing.
Indikator yang sering digunakan untuk menentukan pencemaran air oleh mikroorganisme
dengan menggunakan bakteri E. Coli.
b) Pencemar Anorganik
Kelompok pencemaran anorganik diantaranya adalah asam mineral, logam dan campuran
logam. Logam-logam berat berbahaya yang sering mencemari lingkungan air adalah mercuri

(Hg), Kadmiun (Cd) dan Seng (Zn).[41]


Logam-logam ini banyak digunakan pada industri elektronika dan industri kimia. Bahan
buangan kedua macam industri ini tidak dapat membusuk dan sulit diuraikan oleh
mikroorganisme. Oleh sebab itu apabila bahan buangan ini masuk ke lingkungan air maka
akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air. Ion logam ini memiliki keburukan
yaitu apabila masuk ke dalam tubuh organisme maka logam ini selamanya akan berada
didalam jaringan tubuh organisme tersebut. Menumpuknya logam berat pada organisme
dapat menyebabkan penyakit bahkan kematian. Beberapa penyakit yang disebabkan
menumpuknya logam berat pada tubuh manusia adalah kelahiran prematur, cacat sejak lahir
dan keterbelakangan mental disamping terjadinya mutasi gen yang sangat merugikan.
Di Teluk Jakarta pencemaran oleh mercuri telah melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) yaitu
batas yang masih aman untuk manusia. Kadar Merkuri di Teluk Jakarta rata-rata mencapai
0.0270 ppm. Angka ini lebih besar dari nilai ambang batas merkuri yang diizinkan di
Indonesia yaitu 0,005 ppm.
Nilai pH suatu larutan memiliki rentangan 1 sampai 14 Nilai pH air yang normal berada di
daerah netral antara pH 6 sampai pH 8. Sementara itu air yang terpolusi memiliki pH yang
berbeda-beda. Semakin jauh letak pH air buangan dari daerah netral berarti air tersebut
semakin tercemar.
Turunnya nilai pH suatu larutan menyebabkan sifat keasamannya semakin meningkat. Nilai
keasaman air dapat meningkat bila sisa buangan industri yang banyak mengandung asam
mineral langsung dibuang ke alam tanpa proses lebih dahulu. Sebagai contoh, bila air sisa
buangan mengandung komponen Besi Sulfur (FeS2) maka komponen Besi Sulfur ini dapat
bereaksi dengan udara dan air sehingga membentuk H2SO4 dalam air yang menyebabkan air
bersifat asam. Begitu juga sebaiknya bila air sisa buangan banyak mengandung Alkali
menyebabkan pH air menjadi tinggi dan air bersifat basa. Pergeseran pH air dari keadaan
netral (pH naik maupun turun) akan mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya.
Selain itu air lingkungan yang memiliki pH sangat rendah, bersifat sangat korosif sehingga
sering menyebabkan perkaratan pada pipa-pipa besi.

c) Pencemar Padatan
Pencemar padatan sering dikenal dengan sebutan pencemar sedimen. Srikandi Fardiaz
membedakan empat kelompok berdasarkan besar partikelnya yaitu: (1) padatan terendap (2)
padatan tersuspensi dan koloid, (3) padatan terlarut (4) minyak dan lemak.
Padatan terendap terdiri dari partikel-partikel padatan yang memiliki ukuran yang relatif
lebih besar dan berat. Dengan demikian partikel-partikel tersebut dapat langsung
mengendap jika air didiamkan dan tidak diganggu. Sering terjadi adanya padatan terendap
dalam air sangat mengganggu kehidupan didalam air. Padatan terendap ini menutupi dasar
air yang mungkin mengandung telur ikan sehingga menyebabkan telur ikan tersebut tidak
dapat menetas. Adanya padatan terendap juga menghalangi sumber makanan yang ada di
dasar sungai dan menghalangi penetrasi sinar matahari.
Padatan tersuspensi dan koloid terdiri dari partikel-partikel yang ukuran dan
beratnya lebih ringan dari sedimen. Padatan tersuspensi menyebabkan kekeruhan air tetapi
tidak terlarut dan tidak mengendap langsung.
Padatan terlarut terdiri dari senyawa organik dan anorganik yang larut dalam air. Padatan
terlarut memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dan ringan dibanding padatan sedimen
dan padatan tersuspensi. Contoh padatan terlarut adalah kesadahan air yang disebabkan
adanya ion Kalsium (Ca) dan ion Magnesium (Mg) didalam air. Air sadah sangat merugikan
karena menimbulkan korosi pada alatalat yang terbuat dari logam, menyebabkan sabun
kurang berbusa dan menimbulkan endapan di dalam wadah.
d) Bahan-bahan Radioaktif
Aktivitas manusia yang merupakan sumber potensial bahan radioaktif adalah; (1) proses
pengolahan bijih Uranium, (2) kegiatan laboratorium dimana radioisotop digunakan, (3)
limbah hasil penelitian laboratorium, (4) limbah rumah sakit yang menggunakan radioisotop
untuk melaksanakan diagnosa dan terapi, (5) proses elemen-elemen bahan bakar yang
berasal dari bijih Uranium, (6) limbah yang menghasilkan dari energi nuklir, (7) sisa-sisa tes
senjata nuklir.[45]
e) Pencemar Suhu.
Pencemar suhu pada umumnya disebabkan oleh kegiatan industri yang menggunakan mesin-

mesin besar. Dalam proses produksinya mesin-mesin tersebut menghasilkan panas yang
timbul sebagai hasil reaksi kimia maupun panas dari kegiatan mesin-mesin tersebut. Untuk
menjaga agar proses produksi berikut dengan peralatannya tetap memiliki suhu yang
konstan, maka digunakan air untuk merendam panas akan mengambil panas yang terjadi.
Apabila air yang telah berubah panas tersebut dibuang ke lingkungan dalam hal ini sungai,
maka suhu air sungai juga akan meningkat.
Meningkatnya suhu air sungai membahayakan kehidupan organisme air. Beberapa
mokroorganisme air tidak tahan dengan adanya perubahan suhu tersebut meskipun hanya
dalam beberapa derajat Celcius saja.[46] Meningkatnya suhu air juga akan berpengaruh
terhadap penurunan kandungan oksigen air. Karena kandungan oksigen sangat diperlukan
oleh seluruh bentuk kehidupan, maka menurunnya oksigen di air berarti ancaman bagi
makhluk hidup yang terdapat di air.
Menyadari dampak yang diakibatkan oleh pencemaran air, oleh sebab itu upaya-upaya untuk
penyelamatan atau penghematan air bersih harus terus dilakukan seperti tidak membuang
limbah rumah tangga yang berbahaya seperti tiner cat atau minyak kotor ke tanah,
memperbaiki saluran pembuangan kotoran yang berasal dari toilet atau kamar mandi,
menggunakan mesin cuci jika mencuci pakaian yang banyak dengan memilih fitur
penghematan air pada mesin cuci tersebut.

Anda mungkin juga menyukai