Anda di halaman 1dari 4

Apa itu BIOREMEDIASI ? ?

Penggunaan organisme hidup untuk membersihkan tumpahan minyak atau menghilangkan


polutan lainnya dari tanah, air, atau air limbah, penggunaan organisme seperti non-serangga
berbahaya untuk menghapus hama pertanian atau melawan penyakit pohon, tanaman, dan
tanah kebun.

Definisi
Bioremediasi adalah proses degradasi biologis dari sampah organik pada kondisi
terkontrol menjadi suatu bahan yang tidak berbahaya atau konsentrasinya di bawah batas
yang ditentukan oleh lembaga berwenang.
Sedangkan menurut United States Environmental Protection Agency, bioremediasi adalah
suatu proses alami untuk membersihkan bahan-bahn kimia berbahaya. Ketika mikroba
mendegradasi bahan berbahaya tersebut,akan dihasilkan air dan gas tidak berbahaya seperti
CO2.

Prinsip Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses yang memanfaatkan makhluk hidup terutama
mikroorganisme. Mikroorganisme yang umumnya digunakan sebagai agen bioremediasi
adalah bakteri, jamur, atau tanaman. Mikroorganisme yang digunakan dapat berupa
indigenus mikroorganisme yang berasal dari daerah yang terkontaminasi yang kemudian
dikembangkan sebagai biostimulasi atau bioaugmentasi.
Bioremediasi menjadi efektif jika mikroorganisme harus kontak secara enzimatis pada
polutan dan merubahnya menjadi bahan yang didak berbahaya. Efektifitas bioremediasi
tercapai jika kondisi lingkungan mendukung pertumbuhan dan aktivitas mikroba.
Bioremediasi memiliki keterbatasan antara lain tidak bisa mendegradasi senyawa
organik terklorinasi dan hidrokarbon aromatik dalam jumlah tinggi. Namun, pemanfaatan
bioremediasi ini lebih murah dari pada jika menggunakan penanganan secara fisik dan
kimia. Bioremediasi juga dapat menurunkan kontaminan secara efektif walaupun prosesnya
membutuhkan waktu yang lama. Kelebihan Bioremediasi:
1.Lebih murah dibandingkan metode remediasi laiinya
2.Dapat dikombinasikan dengan tekologi laiinya
3.Tidak menghasilkan waste product
Faktor-Faktor Bioremediation
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi bodegradasi adalah faktor mikrobial,
temperatur, nutrien, tipe tanah, pH, kadar air/kelembaban, dan potensial redoks.
Mikroba untuk Proses Bioremediasi
Berdasarkan kemampuan untuk mendegradasi atau meremediasi, mikroorganisme
dikelompokkan menjadi:
1. Aerobik
mikroorganisme yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Misal: Pseudomonas,
Alcaligenes, Sphingomonas, Rhodococcus, dan Mycobacterium. Mikroba ini dapat
mendegradasi pestisida, hidrokarbon, alkana dan senyawa poliaromatik.
2. Anaerobik
Mikroorganisme yang tidak membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, biasanya
digunakan untuk mendegradasi Polychorinated biphenyls (PCBs).
3. Jamur Ligninolitik

Umumnya digunakan untuk meremediasi polutan yang bersifat toksik dan presisten.
Misalnya: Phanaerochaete chrysosporium
4. Metilotrop
Merupakan bakteri aerobik yang mengunakan metan sebagai sumber karbon dengan
menggunakan enzim methane monooxygenase.
Faktor Lingkungan
Agar dapat melakukan bioremediasi pada lingkungan yang terpolusi, mikroorganisme
harus distimulasi pertumbuhan dan aktivitasnya. Biostimulasi umumnya berupa nutrien
yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Nutrien tersebut meliputi nitrogen, karbon dan
fosfor. Penambahan senyawa tertentu dapat menstimulasi dan mempertahankan aktivitas
mikroorganisme dalam mendegradasi seperti penambahan reseptor elektron (nitrat, oksigen),
nutrien (nitrogen, fosfor) dan sumber energi (karbon). Karbon umumnya berperan sebagai
faktor pembatas bagi pertumbuhan mikroorganisme dalam berbagai sistem natural.
Selain itu, pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan meliputi pH, temperatur, dan kelembaban. Walaupun mikroorganisme tersebut
diisolasi dari daerah dengan kondisi ekstrim, tetapi mikroba tersebut tetap memiliki kondisi
optimum pertumbuhan.
Metabolisme Miroorganisme dalam Bioremediasi
Berdasarkan model metabolisme mikroorganisme dalam mendegradasi, terdiri atas:
1. Aerobik
Transformasi terjadi ketika terdapat molekul oksigen sebagai aseptor elektron
2. Anaerobik
Reaksi yang terjadi apabila tidak ada molekul oksigen, dapat meliputi respirasi anaerobik,
fermentasi, dan fermentasi methane.
Respirasi anaerobik: nitrat, sulfat, dan thiosulfat sebagai aseptor elektron. Nitrat
terdenitrifikasi oleh organisme pereduksi nitrat, sedangkan sulfat oleh organisme pereduksi
sulfat.
Fermentasi: komponen organik berperan sebagai donor dan aceptor elektron.
Fermentasi methane: pemecahan komponen organik secara biokimia menjadi CH 4 dan CO2.

Strategi Bioremediasi
Berdasarkan tingkat kejenuhan dan aerasi area, bioremediasi dibagi menjadi 2 yaitu
teknik in situ dan ex situ
a.
Bioremediasi In Situ
Merupakan metode dimana mikroorganisme diaplikasikan langsung pada tanah atau
air dengan kerusakan yang minimal. Bioremediasi (In situ bioremidiation) juga terbagi atas:
Biostimulasi/Bioventing: dengan penambahan nutrient (N, P) dan aseptor elektron
(O2) pada lingkungan pertumbuhan mikroorganisme untuk menstimulasi
pertumbuhannya.
Bioaugmentasi: dengan menambahkan organisme dari luar (exogenus microorganism)
pada subpermukaan yang dapat mendegradasi kontaminan spesifik.

Biosparging: dengan menambahkan injeksi udara dibawah tekanan ke dalam air


sehingga dapat meningkatkan konsentrasi oksigen dan kecepatan degradasi.

b.

a.

b.

Bioremediasi Ex Situ
Merupakan metode dimana mikroorganisme diaplikasikan pada tanah atau air
terkontaminasi yang telah dipindahkan dari tempat asalnya. Teknik ek situ terdiri atas:
Landfarming: teknik dimana tanah yang terkontaminasi digali dan dipindahkan pada
lahan khusus yang secara periodik diamati sampai polutan terdegradasi.
Composting: teknik yang melakukan kombinasi antara tanah terkontaminasi dengan
tanah yang mengandung pupuk atau senyawa organik yang dapat meningkatkan
populasi mikroorganisme.

Biopiles: merupakan perpaduan antara landfarming dan composting.

Bioreactor: dengan menngunakan aquaeous reaktor pada tanah atau air yang
terkontaminasi.

Aplikasi Bioremediasi
Degradasi Plastik
Saat ini plastik dan polimer sintetik semakin meluas penggunaan dan produksinya.
Plastik ini dibuat dari senyawa petrokimia yang bersifat persisten pada lingkungan dan
merupakan salah satu penyebab polusi yang paling tinggi. Plastik petrokimia ini
membutuhkan waktu ratusan tahun untuk didegradasi. Beberapa usaha mengurangi polusi
akibat plastik tersebut dengan:
Photobiodegradable plastics. Polimer yang berubah strukturnya ketika diberi
perlakuan dengan radiasi UV membentuk material yang biodegradable
Starch-linked biodegradable plastics. Pati yang digabungkan pada struktur plastik
sehingga dapat didegradasi oleh mikroba

Bacterial plastics. Sejumlah mikroba yang secara natural memproduksi polimer


biodegradable yang sesuai untuk industri plastik. Misalnya bakteri Alcaligenes
eutrophus memproduksi polyester poly-beta-hydroxybutyrate (PHB) sebagai
simpanan sisa karbon. Unit monomer dari PHB adalah beta-hydroxybutyrate.
Kekuatan, fleksibilitas, dan kristalinitas dari polimer tersebut dipengaruhi oleh
jumlah unit penyusunya, media, dan tipe bakteri yang digunakan untuk
memproduksi polimer tersebut. Faktor utama yang membatasi penggunaan PHB
adalah sifatnya yang rapuh.

GMO yang memproduksi plastik. Dengan memasukkan gen dari bakteri penghasil
PHB ke tanaman sehingga diharapkan menghasilkan tanaman transgenik penghasil
plastik. Namun hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengatahui
dampak tingginya PHB terhadap lingkungan. Masih terlalu dini dan beresiko
menumbuhlan PHB dalam skala besar.

Degradasi Hidrokarbon Alifatik


Hidrokarbon alifatik didegradasi secara aerobik oleh bakteri, fungi atau yeast. Reaksi
degradasinya meliputi oksidasi pada ujung metil: alkana alkohol asam lemak keton
CO2 dan H2O. Hidrokarbon rantai pendek, hidrokarbon dengan rantai cabang atau
berbentuk cincin lebih sulit untuk didegradasi.
c. Degradasi Hidrokarbon Aromatik
Mikroorganisme mampu mendegradasi hidrokarbon aromatis cincin tunggal secara
aerobik. Hidrokarbon aromatik dengan dua atau tiga cincin seperti naphthalene, anthracene,

dan phenanthrene dapat didegradasi secara lambat ketika terdapat oksigen. Sedangkan
hidrokarbon aromatik dengan emat cicin sulit didegradasi da bersifat presistent.
d. Degradasi Hidrokarbon Alifatik Terklorinasi
Degradasi dapat berlangsung secara kimiawi atau biologis. Degradasi dengan
menggunakan mikroorganisme hanya menghasilkan degradasi parsial. Hanya sedikit karbon
terklorinasi yang dapat digunakan sebagai substrat primer untuk sumber energi dan
pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai