Anda di halaman 1dari 6

Uji validitas dan reliabilitas model

Tabel III memberikan deskripsi dan masing-masing komponen dalam membangun manajemen rantai
pasokan. Untuk menguji konstruksi validitas dan reliabilitas dari model pengukuran yang dipakai,
eksplorasi analisis faktor (EFA) menggunakan pendekatan komponen dan varimax dilakukan pada tahap
pertama untuk memeriksa apakah faktor-faktor yang diusulkan memang konsisten dengan data survei
yang digunakan. Hasil EFA menunjukkan adanya sepuluh faktor dalam data, dan struktur faktor yang
cocok dengan data yang ditentukan dalam model penelitian. Alpha Cronbach dihasilkan untuk masingmasing model dalam menguji konsistensi internal. Pada Tabel IV, nilai-nilai Cronbach alpha
menghasilkan nilai yang berkisar paling sedikit 0,74 sampai 0,94, yang membuktikan reliabilitas model.
Selanjutnya,
pengujian masing-masing konvergen dan validitas diskriminan dilakukan untuk
membuktikan validitas model. Nilai t untuk semua faktor loading menunjukkan hasil yang signifikan,
menunjukkan pengukuran model memenuhi validitas konvergen (Gefen et al., 2000).

Selain itu, semua nilai eigenvalues dari model lebih besar dari 1,0 juga mengkonfirmasi validitas
konvergen (Hair et al.,1998). Penulis kemudian menggunakan uji beda sequential x2 untuk mengevaluasi
validitas diskriminan (Anderson dan Gerbing, 1988; Chau, 1997). Penulis memperkirakan sebanyak 45
Structural Equation Model (SEM) yang terpisah, di mana masing-masing model mewakili model yang
terbatas dan tak terbatas oleh dua dari sepuluh konstruksi. Perbedaan yang signifikan pada uji statistik x2
antara model tak terbatas dan terbatas menunjukan bahwa untuk masing-masing pasangan menegaskan
adanya validitas diskriminan.
Validitas model
Peneliti menguji seberapa baik model tertentu menjelaskan data yang diamati dalam hal
goodness-of-fit (ketepatan model). P-value sebesar 0,24 untuk uji statistik x2 menyiratkan ketepatan
model. Selain itu, rata-rata error pada pengukuran (root mean square error of approximation RMSEA)
sebesar 0,06 menunjukkan tingkat yang dapat diterima pada konsistensi internal (Hu dan Bentler,
1999). Pengujian lain dengan mengambil beberapa pada uji indeks fit komparatif (CFI) sebesar 0,91,
menyiratkan bahwa ketepatan model diterima (Hu dan Bentler, 1995). Hasil tambahan untuk ketepatan
model, seperti goodness of fit index disesuaikan pada adjusted for degrees of freedom (AGFI) = 0,97,
normed fit index (NFI) =0,89, Tucker-Lewis Indeks (TLI), salah satu indeks fit kurang dipengaruhi oleh
ukuran sampel = 0,90, dan strandardized root mean residual (SRMR) =0,04 juga menunjukkan ketepatan
model (Chatterjee et al, 2002;. Hu et al, 1992) (Tabel V dan VI).
Estimasi model
Setelah melakukan uji reliabilitas dan validitas,peneliti menggunakan prosedur SEM, dan
mengimplimentasikan pada software AMOS untuk mengukur model dan menguji hipotesis secara
empisis. Peneliti memperkirakan kooefisien jalur (path) dalam struktutal model menggunakan metode

pengukuran maksimum kemungkinan. Hasil empiris ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2


menunjukkan hubungan struktural antara tujuh praktek manajemen rantai pasokan dan tiga pengukuran
kinerja perusahaan.
4. Hasil dan diskusi
Peneliti membagi model penelitian menjadi tiga subbagian untuk dapat dijelaskan secara rinci. Penting
untuk diingat bahwa keberadaan hubungan hulu-hilir merupakan prasyarat bagi perusahaan untuk
melaksanakan manajemen rantai pasokan yang efektif. Tahap pertama dilakukan untuk menguji hubungan
antara fokus pelanggan, manajemen kepemimpinan, dan manajemen pemasok (pengujian H1a dan H1b).
Kemudian membahas hubungan antara variabel-variabel kontekstual pada faktor struktural penelitian
pada tahap kedua (pengujian H2a, H2b, H3, H4a-H4c, H5a-H5c, H6a, H7a, dan H7b). Yang terakhir,
tahap ketiga dilakukan pembahasan hubungan antara kinerja operasional, kepuasan pelanggan, dan
kinerja keuangan (pengujian H7a, H7b, dan H8a-H8c). Pada sisi kiri dari Gambar 1, H1a bahwa strategi
berorientasi pelanggan (Fokus pelanggan) memiliki dampak positif pada efektivitas kepemimpinan
manajemen. Hasil menunjukkan yang fokus pelanggan berhubungan positif dengan kepemimpinan
manajemen dengan koefisien 0,731 pada tingkat signifikansi 0,01. Saat tekanan persaingan meningkat,
perusahaan harus memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan pelanggan untuk mempertahankan
atau memperluas pangsa pasar mereka saat ini. Tujuan utama dari Manajemen rantai pasokan adalah
untuk bekerjasama dengan pelanggan dan pemasok untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Tujuan ini
menyarankan bahwa strategi berorientasi pelanggan dapat membantu perusahaan agar fokus oada
kepemimpinan manajemen untuk dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Selanjutnya, Hasil
menunjukkan korelasi positif antara kepemimpinan manajemen dan manajemen pemasok, dengan
koefisien 0,215 pada tingkat signifikansi 0,1. Karena besarnya alokasi sumber daya dibuat oleh
manajemen tingkat atas, kepemimpinan manajemen yang kuat membantu perusahaan memobilisasi
sumber daya untuk meningkatkan manajemen pemasok. Dalam tahap berikutnya, peneliti membahas
hubungan antara variabel kontekstual. Pertama, pelaporan efek kepemimpinan management pada
manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasok dan desain manajemen menunjukkan bahwa
koefisien kepemimpinan manajemen dan manajemen sumber daya manusia adalah 0,745 pada tingkat
signifikansi 0,01. Koefisien kepemimpinan manajemen dan manajemen pemasok adalah 0,215 pada 0,1
tingkat signifikansi, sedangkan koefisien kepemimpinan manajemen dan desain manajemen adalah 0.387
pada tingkat signifikansi 0,01.Hal ini membuktikan kepemimpinan manajemen secara signifikan dapat
mempengaruhi manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasok, dan kinerja manajemen desain
dalam lingkungan Manajemen Rantai Pasokan.Kedua, hasil menunjukkan bahwa manajemen sumber
daya manusia memiliki hasil signifikan danefek positif pada kualitas data dan pelaporan dengan koefisien
0,738 pada tingkat signifikansi 0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah kekuatan pendorong dibalik kualitas data dan fungsi pelaporan. Ketiga, kami membahas hasil
empiris kualitas data dan uji hipotesis pelaporan(H4a-H4c). Hasil memperlihatkan bahwa efek dari
kualitas data dan pelaporan pada proses manajemen (koefisien 0,564 pada tingkat signifikansi 0,01),
desain manajemen (koefisien 0,571 pada tingkat signifikansi 0,01), dan manajemen pemasok (koefisien
0,441 pada tingkat signifikansi 0,01) semua memiliki pengaruh positif dan signifikan. Hasil ini
menunjukkan bahwa peningkatan kualitas data dan fungsi pelaporan dapat memastikan kinerja
berkelanjutan pada seluruh proses produksi, mulai darimanajemen pemasok dan manajemen desain
sampai manajemen proses pembuatan. Penulis selanjutnya melaporkan hasil empiris pengujian
manajemen pemasok terkait hipotesis (H5a-H5c). Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen

pemasok memiliki hubungan positif dengan manajemen proses (koefisien 0,172 pada tingkat signifikansi
0,1) dan hubungan positif dengan manajemen desain (koefisien 0,607 pada tingkat signifikansi 0,01).
Hubungan manajemen pemasok dengan kinerja operasional juga memiliki nilai positif, dengan koefisien
0.382 pada tingkat signifikansi 0,01.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pemasok merupakan pendorong penting untuk
meningkatkan kinerja manajemen desain, manajemen proses, dan kinerja operasional. Dengan demikian,
membangun hubungan kerja sama yang baik dengan pemasok akan memenuhi syarat
untuk
meningkatkan
ketahanan
dan
perluasan
keunggulan
kompetitif
perusahaan.
Hasil menunjukkan bahwa meningkatkan manajemen pemasok dapat membantu perusahaan mendapatkan
bahan berkualitas dan lebih memenuhi persyaratan pembeli dan dengan demikian
berkontribusi pada proses manajemen yang lebih baik secara keseluruhan. Selain itu, meningkatkan
manajemen pemasok juga dapat meningkatkan manajemen desain dengan cara terus bekerja sama dengan
pemasok dan pembeli selama tahap proses desain produk. Karena kerjasama yang baik antara
pemasok dan pembeli memiliki efek positif baik pada proses manajemen dan desain
manajemen, manajemen pemasok juga meningkatkan kinerja operasional perusahaan.
Akhirnya, peneliti membahas interaksi antara manajemen proses, manajemen desain, dan kinerja
operasional. Hubungan antara manajemen desain dan manajemen proses; atau manajemen desain dan
operasional kinerja tidak signifikan. Satu penjelasan yang mungkin dapat menjelaskan hal ini adalah
manajemen desain masih belum ditekankan secara kuat pada sebagian besar perusahaan IT di Taiwan
karena manajemen desain bertanggung jawab untuk pelanggan mereka di luar negeri, seperti HewlettPackard atau Dell. Perusahaan Taiwan pada bidang informasi utamanya bekerja sebagai agen manufaktur
untuk
pelanggan
mereka.
Perusahaan
terlibat
dalam
manajemen
desain
untuk
memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan mereka. Salah satu karakteristik unik dari perusahaan
Taiwan bahwa arah desain dan keputusan desain dikendalikan oleh pelanggan mereka,
pemimpin IT global seperti Apple dan Intel. Keuntungan utama pada manajemen desain
menekankan pemenuhan kebutuhan pelanggan dalam hal mendapat keahlian teknologi yang cukup pada
produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, manajemen desain tidak menjadi faktor signifikan dalam
meningkatkan manajemen proses dan kinerja operasional. Sebaliknya, Hasil penelitian menunjukkan
hubungan signifikan positif antara manajemen proses dan kinerja operasional, dengan koefisien 0,598
pada tingkat signifikansi 0,01. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa proses manajemen yang unggul
adalah kekuatan pendorong untuk meningkatkan kinerja operasional bagi perusahaan-perusahaan IT di
Taiwan.
Tahap ketiga peneliti membahas hubungan antara kinerja operasional internal, kepuasan pelanggan
eksternal, dan kinerja keuangan perusahaan. Hasil menunjukkan bahwa kinerja operasional secara positif
dan signifikan terkait dengan kepuasan pelanggan (dengan koefisien 0,809 pada signifikansi 0,01
tingkat) dan kinerja keuangan (dengan koefisien 0,397 pada tingkat signifikansi 0,01).
Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan kinerja operasional dapat meningkatkan kepuasan pelanggan
dengan menyediakan produk-produk berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Koefisien
kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan adalah 0,350 pada tingkat signifikansi 0,01, yang menunjukkan
bahwa meningkatkan kepuasan pelanggan bermanfaat bagi pertumbuhan perusahaan,melalui pendalaman
hubungan dengan pelanggan yang sudah ada dan menghasilkan pelanggan baru juga akan meningkatkan
kinerja keuangan.

implikasi manajerial
Untuk senior eksekutif di industri IT terkait, penelitian empiris ini menyediakan bukti untuk
mengkonfirmasi dampak positif dari manajemen rantai pasokan pada faktor-faktor kontekstual
perusahaan dan kinerja perusahaan. Peneliti menemukan bahwa manajemen rantai pasokan membantu
meningkatkan kinerja manajemen sumber daya manusia, kualitas data dan pelaporan, manajemen proses,
dan manajemen desain. Selain itu, manajemen rantai pasokan memberikan kontribusi positif untuk
meningkatkan kinerja operasional internal, kepuasan pelanggan eksternal, dan kinerja keuangan
perusahaan. Selain itu, manajemen kepemimpinan memainkan peran kunci baik dalam melaksanakan
manajemen rantai pasokan dan menjadi pendorong bagi faktor kontekstual yang lain. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa manajemen rantai pasokan yang efektif dapat meningkatkan pengelolaan sumber
daya manusia, manajemen pemasok, dan manajemen desain secara langsung, dan dapat meningkatkan
faktor ontekstual lain seperti kualitas data dan pelaporan dan proses manajemen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa manajemen hubungan eksternal pelanggan perusahaan-pemasok memiliki efek
positif pada faktor-faktor kontekstual internal perusahaan, yang akhirnya memiliki efek positif pada
fkinerja perusahaan. Pimpinan Senior Managemenseharusnya memiliki kemampuan pendorong dari
pengimplementasian manajemen rantai pasokan. Kepemimpinan Manajemen yang efektif tidak hanya
mengkomunikasikan pentingnya manajemen rantai pasokan pada pemasok dan pelanggan, tetapi juga
menyampaikan tujuan dan filosofi dari implementasi manajemen rantai pasokan kepada karyawan.
Dengan kata lain, keberhasilan pelaksanaan manajemen rantai pasokan tergantung pada kepemimpinan
manajemen yang efektik untuk memberikan dan mengkomunikasikan manajemen rantai pasokan dalam
hubungan pelanggan-perusahaan-pemasok, menginstruksikan karyawan dibawah manajemen puncak
untuk meningkatkan kinerja pada faktor kontekstual yang berhubungan dengan manajemen rantai
pasokan.
5.Kesimpulan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji integrasi interaksi eksternal pada
pelanggan-perusahaan-pemasok, faktor kontekstual internal dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini
memberikan kontribusi untuk pengembangan teori manajemen rantai pasokan dengan mengeksplorasi
model struktural yang menghubungkan hubungan antara integrasi hubungan pelanggan perusahaanpemasok eksternal, faktor-faktor kontekstual internal dan kinerja perusahaan. Agar mampu bersaing
secara sukses, manajer harus memperpanjang visi mereka melampaui perusahaan mereka sendiri dan
berfokus pada rantai suplai untuk meningkatkan kinerja operasional internal, kepuasan pelanggan
eksternal, dan kinerja keuangan. Model struktural mengidentifikasi hubungan antara praktek manajemen
rantai pasokan dan menegaskan pentingnya mengintegrasikan dengan anggota rantai suplai dalam rangka
meningkatkan variabel kontekstual internal perusahaan dan kinerja perusahaan. Hasil yang penelitan dari
hubungan positif yang didapat dari kesuksesan manajemen rantai pasokan menunjukkan bahwa
manajemen rantai pasokan meningkatkan kinerja operasional yang pada akhirnya akan menghasilkan
kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan yang lebih baik Kinerja keuangan yang lebih baik juga
disebabkan nilai pelanggan yang lebih baik dihasilkan dari pencapaian kepuasan pelanggan yang lebih
baik. Hasil penelitian ini berkontribusi bagi literatur manajemen rantai pasokan sebelumnya dengan
membentuk model struktural untuk menguji hubungan antara komponen-komponen seperti kemitraan
eksternal pembeli-pemasok,variabel kontekstual internal dan berbagai tingkat kinerja perusahaan.
Beberapa keterbatasan penelitian ini harus diperhatikan. Keterbatasan pertama tulisan ini terletak dalam
metodologinya. Analisis empiris dari makalah ini didasarkan pada survei Data, dimana dalam penelitian

ini adalah cross-sectional dan karena itu tidak dapat memeriksa interaksi longitudinal antara hubungan
pelanggan-perusahaan-pemasok, faktor internal kontekstual perusahaan, dan kinerja perusahaan. Dampak
dari praktek manajemen rantai pasokan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor kontekstual, seperti jenis
industri, ukuran perusahaan, posisi strategis perusahaan dalam rantai pasokan dan jenis dari rantai
pasokan. Oleh karena itu, keterbatasan kedua dari makalah ini adalah ruang lingkup. Sampel Penelitian
ini terbatas pada perusahaan-perusahaan IT di Taiwan. Karena industri IT di Taiwan memainkan peranan
penting dalam bisnis global, penerapan umum temuan kami perlu ditingkatkan. Keterbatasan lain dari
penelitian ini adalah bahwa penelitian ini tidak menyelidiki keluasan dan kedalaman berbagai praktik
manajemen rantai pasokan secara individu. Karena tujuan utama dari makalah ini adalah untuk menguji
interaksi manajemen rantai pasokan eksternal dan faktor kontekstual internal, peneliti tidak
mempertimbangkan berbagai berbagai praktek manajemen rantai pasokan dipakai oleh perusahaan
individual. Penelitian selanjutnya dapat menggabungkan faktor-faktor kontekstual, seperti Ukuran
organisasi dan struktur rantai pasokan, dan memeriksa dampaknya terhadap SCM dan keunggulan
bersaing.

Anda mungkin juga menyukai