Anda di halaman 1dari 18

BAB II

METODE ENDOSKOPI TORAKS SIMPATEKTOMI SEBAGAI TERAPI


HIPERHIDROSIS DITINJAU DARI KEDOKTERAN
2.1 HIPERHIDROSIS
DEFINISI
Hiperhidrosis adalah suatu kondisi

yang ditandai dengan

meningkatnya produksi keringat yang tidak sesuai dengan jumlah yang


diperlukan untuk beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan atau
kebutuhan terhadap pengaturan suhu tubuh (Solish et al, 2007).
2.1.2 KLASIFIKASI
Hiperhidrosis Neural
Hiperhidrosis Kortikal ( hiperhidrosis Emosional )
Hiperhidrosis kortikal bisa terjadi akibat

pengaruh

emosi,

meliputi rangasangan mental dan sensorik. Hiperhidrosis emosional


biasanya terjadi sesudah ada rangsangan yang kuat dan
Hiperhidrosis emosional biasanya terjadi sesudah
pascaorgasme. Lokasi tersering yang

rangsangan

mengalami

dramatis.
seksual,

hiperhidrosis

yaitu
kortikal

adalah telapak tangan, telapak kaki dan ketiak, namun sering juga timbul pada
bibir atau dahi, tetapi telapak

tangan telapak

kaki

dan

ketiak

lebih

mencolok. Mekanisme

hiperhidrosis belum jelas, mungkin disebabkan

oleh adanya

rangsangan

kenaikan

saraf

dan

otak

yang

disertai

dengan

pelepasan

sehingga,menaikan

asetilkonilyang

berlebihan,

rangsangan berkeringat.

Hiperhidrosis pada telapak tangan dan kaki


Hiperhidrosis emosional pada telapak tangan /

kaki, terjadi

pada semua ras dan seks. Ini meripakan masalah klinik yang

penting

dan bisa terjadi sejak bayi dan anak-anak. Penyakit ini sangat
mengganggu penderita, baik dalam penampilan maupun pekerjaan,
terutama

pada

pekerjaan-pekerjaan

yang

membutuhkan

kebersihan (misalnya memegang kertas, memegang logam), juga olahraga


yang menggunakan alat tertentu.
Hiperhidrosis ketiak
Hiperhidrosis ini biasanya timbul pasca pubertas, antara umur 15-18
tahun. Tidak ada faktor predisposisi ras atau jenis kelamin pada hiperhidrosis
ketiak. Banyak penderita hiperhidrosis ketiak yang menderita hiperhidrosis pada
telapak tangan dan kaki. Wanita biasanya berkeringat lebih sedikit dibandingkan
laki-laki, karena wanita sering berpakaian tipis. Keringat pada ketiak sebelah
kanan lebih banyak, dan tidak ada hubungan dengan pemakai tangan kanan
(bukan kidal).
Gangguan-gangguan

lain

dari

hiperhidrosis

kortikal

antara

lain

keratorderma telapak tangan dan kaki, sindrom Jadasshon-Lewandowsky, bentuk


resesif epidermolisis bulosa, bentuk iktiosis kongential dengan eritroderma.

Semuanya dapat menunjukan hiperhidrosis pada telapak tangan dan telapak kaki,
seolah-olah kelainan ini berasal dari kortikal.
Hiperhidrosis hipotalamik
Pusat yang mempengaruhi pengatur panas ada didalam sistem saraf pusat,
yaitu hipotalamus. Rangsang terhadap pusat hipotalamus adalah suhu darah yang
naik. Kemudian timbul respons untuk berkeringat. Sumber panas bisa eksogen
(misalnya lingkungan atau kontak luar dengan suhu panas) atau endogen seperti
dari suatu penyakit yang menaikkan suhu tubuh. Pada demam yang tinggi,
umumnya keringat tidak ada, karena pusat hipotalamus dihambat, tetapi ketika
suhu turun, keringat mengikuti dan mengusir panas yang berlebihan.
Penyakit kronis seperti TBC, malaria, brucellois dan limfoma dapat menimbulkan
hiperhidrosis karena menimbulkan panas. Sering hiperhidosis timbul pada malam
hari sebagai keringat fisiologis karena suhu lingkungan panas. Obat-obatan
tertentu dan pengaruh toksis zat tertentu cepat dapat menimbulkan keringat. Pada
penderita DM, dalam keadaan hipoglikemi berat dengan neuropati perifer, dapat
terjadi kompensasi hiperhidrosis yang khas. Hiperhidrosis terjadi pada badan
bagian atas, dengan anhidrosis badan bagian bawah.
Hiperhidrosis Medular (Hiperhidrosis Gustatorik)
Hiperhidrosis jenis ini biasanya melibatkan reseptor rasa (taste),sehingga
disebut hiperhidrosis gustatorik. Secara klinik hiperhidrosis medular dibagi
menjadi dua yaitu fisiologik dan patologik.

Hiperhidrosis medular yang fisiologik


Hiperhidrosis ini timbul secara lokal dan biasanya pada daerah muka,

seelah makan atau minum yang makanan/minuman memiliki rasa tajam atau
pedas. Ini sering terjadi pada orang-orang muda. Timbulnya keringat terjadi
beberapa

menit

setelah

masuknya

buah-buahan

yang

asam,

makanan

pedas,alkohol atau sesuatu yang merangsang ujung-ujung saraf perasa. Keringat


timbul dibagian muka terutama dahi,bibir atas dan pipi.
Hiperhidrolisis medular yang patologik
Ada 3 bentuk klinik hiperhidrosis medular yang patologik. Kondisi itu bisa
mengikuti trauma lokal atau penyakit kenjar parotis,gangguan tertentu pada sistem
saraf pusat sperti siringomielia atau ensefalitis atau ada trauma pada saraf simpatis
toraks. Nukleus medulla dapat berlaku dalam 3 bentuk, tetapi arkus (busur)
afferent dan afferent menunjukan beberapa variasi yang menghasilkan gambaran
klinik yang berbeda. Bentuk parotis bisa berkembang sampai beberapa minggu
sampai beberapa bulan bahkan tahun. Yang mengikuti perlukaan,trauma, abses
atau penyakit lain dari kelenjar parotis yang mengganggu safar simpatis
paskaganglion dan serabut saraf para simpatis di daerah tersebut.
Hiperhirosis Spinal
Penyakit medulla spinalis seperti tabes dorsalis, siringomielia dan
perlukaan yang menghasilkan potongan melintang sebagian atau seluruh
penampang medulla spinalis, bisa memisahkan bagian distal sel-sel kornu
intermediolateral dan neuron perifer dari pusat anatomi yang lebih tinggi.

Anhidrosis terhadap panas akan tampak ada di bawah potongan lintang tersebut.
Rangsang untuk keringat adalah bervariasi dengan pusat reflek yang terletak di
dalam sel-sel kornu intermediolateral dan medul spinalis.
Hiperhidrosis reflek akson
Berkeringat lokal yang akibat rangsang elemen paling perifer akson
simpatis terjadi sesudah ada rangsang fisik, elektrik dan farmakologi. Kedua
reflek otonom akson (misalnya berkeringat dan gerakan rambut) juga reflek akson
sensoris (vasodilatasi) mungkin tidak ada dalam neuropati perifer khususnya
adalah lepra tipe tuberkuloid
2.

Hiperhidrosis non Neural


Hiperhidrosis dapat ditimbulkan oleh rangsang langsung dari kelenjar

keringat melalui panas lokal atau obat-obatan tertentu misalnya kolinergik dan
adrenergik. Keringat langsung terjadi sesudah paparan panas, sekali pun pada
kulit yang tidak mempunyai saraf, tetapi penyebab keringat akibat obat akan
segera hilang setelah simpatektoni pascaganglion atau ganglionektiomi. Kenaikan
keringat lokal bisa timbul pada organoid nevi nevoid angiomatous yang disebut
angioma sudoriporus.
Hiperhidrosis Kompensasi
Sifat khusus kelenjar keringat adalah kemampuannya untuk menjadi hiperaktif
bila kelenjar keringat di daerah lain tidak aktif. Hiperhidrosis kompensasi adalah

sifat yang penting dari hiperhidrosis secara klinik. Tiga penyebab besar
hiperhidrosis kompensasi adalah :

Diabetes Melitus (DM)

Dua tipe hiperhidrosis kompensasi bisa dilihat pada penderita DM, karena
anhidrosis atau hipohidrosis sebagian tubuh adalah sekunder terhadap neuropati
perifer pada DM. Tipe pertama adalah hiperhidrosis terhadap panas pada sebagian
tubuh bagian atas, dan yang lain adalah hiperhidrosis medular karena DM yang
terjadi pada individu yang hiperhidrosis medular fisiologik yang subklinik naik
menjadi level klinik ketika kelenjar keringat dari bagian muka dan leher mencoba
mengganti berkurangnya keringat pada badan bagian bawah secara sekundr
terhadap DM.

Pascasimpatektomi

Simpatektonik servikotoraks atau lumbal, hiperhidrosis medular dan macammacam hiperhidrosis medular atau hiperhidrosis pengatur panas yang patologik
pada kulit bisa dilihat. Ironinya simpatektonik kadang-kadang dilakukan umtuk
mengontrol kelebihan keringat dari telapak tangan, kaki dan ketiak.

Miliaria

Miliaria

yang

luas

atau

miliaria

profunda

akan

banyak

sekali

mengurangi aktivitas kelenjar keringat dan sering menimbulkan keringat khusus


ialah hiperhidrosis muka karena panas,secara normal berkeringat pada muka
karena panas, kurang aktif dibanding dengan badan. Jadi output yang berat

kelenjar keringat muka di bawah rangsang eksogen,endogen dan panas memberi


kesan kelnjar keringat non fungsional badan, suatu situasi klinik yang menhadapi
miliaria rubra dan profunda yang luas dan lama.
Keadaan sangat jarang yang menimbulkan hiperhidrosis lokal ialah sindroma
maffuci,fistula arteriovenosa congenital,sindroma Klipel Trenaunay, tomor
Glomus dan sindroma blue Rubber Bleb Nevus. Mekanismenya belum jelas,
tetapi mungkin berhubungan dengan perubahan aliran darah pada bagian kulit
yang terkena.

2.1.3 EPIDEMIOLOGI
2.1.4 ETIOLOGI

2.1.5 PATOFISIOLOGI
2.1.6 GEJALA DAN TANDA KLINIK
Tanda dan gejala hiperhidrosis meliputi :
Terlihat sering berkeringat, bahkan tergolong berlebihan, sehingga dapat terlihat
melalui pakaian yang basah
Abnormal yang berlebihan dan keringat mengganggu di kaki, ketiak, kepala atau
wajah

Tetesan keringat pada telapak tangan atau telapak kaki bersifat lebih lengket

2.1.7 DIAGNOSIS
Diagnosis hiperhidrosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Didapatkan keluhan penderita mengeluarkan keringat yang berlebihan, yang bisa
menghambat aktivitasnya sehari-hari. Hal ini kadang dipicu oleh stress, emosi
atau olah raga, tetapi juga bisa terjadi secara spontan.
Pada pasien dengan kecurigaan hipoglikemia, gejala awalnya adalah berkeringat,
badan gemetaran, lemah, lapar dan mual. Hipoglikemia juga bisa terjadi setelah
makan, terutama pada orang-orang yang telah menjalani pembedahan lambung
atau usus. Pada pasien demam juga dapat terjadi keringat yang berlebihan. Pada
saat suhu tubuh mulai turun kembali, bisa disertai dengan keringat yang
berlebihan.
Untuk mengetahui penyebab dari hiperhidrosis, perlu dilakukan anamnesis yang
lebih

mendalam

untuk

mencari

penyebab

yang

mendasarinya

seperti

hipoglikemia, hipertiroidisme (penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat


atau tidak teratur, gelisah dan keringat yang berlebihan), tuberkulosis paru
(berkeringat di malam hari), dan malaria (pada awalnya penderita menggigil, sakit

kepala, mual dan muntah, ketika suhu tubuh mulai turun, akan keluar banyak
keringat).
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya keringat berlebihan pada telapak
tangan, ketiak, telapak kaki. Adapun pada pemeriksaan tanda vital dapat
ditemukan takikardi (kasus hipertiroidisme), hipertermi (saat demam), dyspneu
jika penyebabnya tuberkulosis paru.
Pemeriksaan penunjang
Beberapa

pemeriksaan

penunjang

yang

dapat

dilakukan

yaitu

1. Tes fungsi tiroid, untuk menyatakan kemungkinan hipertiroidisme atau


tirotoksikosis.
2. Kadar glukosa darah, untuk menyatakan kemungkinan hipoglikemia.
3.

Pemeriksaan

katekolamin

urin,

untuk

menyatakan

kemungkinan

pheochromocytoma.
4.

Kadar

asam

urat,

untuk

menyatakan

kemungkinan

gout.

5. Tes purified protein derivative (PPD) sebagai screening untuk tuberkulosis.


6. Rontgen dada (chest radiography), untuk menyingkirkan kemungkinan
tuberkulosis atau penyebab neoplastik.
7. Thermoregulatory sweat test, sebelum tes dilakukan kulit ditaburi oleh bubuk
yang dapat berubah warna jika terkena basah. Tes ini dilakukan di ruangan

dengan suhu normal dan kemudian suhu dinaikkan menjadi 38 derajat C. Pada
penderita hiperhidrosis bubuk tersebut dapat berubah menjadi warna ungu.

2.1.8 KOMPLIKASI
Komplikasi hiperhidrosis mencakup :
Infeksi jamur kuku
Orang yang berkeringat rentan terhadap berbagai jenis infeksi jamur. Jamur
berkembang dalam lingkungan lembab, seperti sepatu. Itulah sebabnya lebih
mungkin mendapatkan infeksi di kuku kaki daripada di kuku tangan.Sebuah
infeksi kuku biasanya dimulai dengan gejala bintik putih atau kuning di bawah
ujung kuku. Saat terjadi infeksi jamur, kuku akan menghitam, menebal dan
cenderung melebar. Kadang-kadang kuku akan terpisah dari tempatnya, dan kulit
di sekitarnya menjadi merah dan bengkak. Bahkan dapat mendeteksi sedikit bau
pada kuku.
Infeksi bakteri dan kutil
Hiperhidrosis dapat berkontribusi terhadap infeksi bakteri, terutama di sekitar
folikel rambut atau antara jari-jari kaki.Ini juga terkait dengan kutil. Bila memiliki
hiperhidrosis, kutil akan hilang dalam jangka waktu yang lama meski setelah
perawatan dan memiliki kecenderungan untuk kembali kambuh.
Konsekuensi sosial dan emosional

Orang-orang dengan hiperhidrosis biasanya memiliki keringat yang berlebihan


dari yang dapat menghasilkan tangan basah dan bau kaki yang tidak
menyenangkan. Akibatnya, mereka dapat pengalaman yang signifikan psikologis,
sosial, konsekuensi pendidikan dan pekerjaan yang terbatas.
Kondisi kulit lainnya :
Kondisi kulit tertentu seperti eksim dan ruam kulit, terjadi lebih sering pada orang
dengan hiperhidrosis.Tidak mustahil juga berkeringat berlebihan memperburuk
peradangan kulit.
PENATALAKSANAAN
1. Anti respiran
Selalu direkomendasikan sebagai penilaian terapi yang pertama. Agen
yang paling efektif adalah alluminium chlorida (20-25%) dalam alkohol
70-90%, diberikan pada malam hari 2-3 kali/hari. Secara umum,
pengobatan ini cukup pada kasus-kasus dengan hiperhidrosis yang ringan
sampai yang berat tetapi harus diulang secara teratur.Untuk hiperhidrosis
aksila konsentrasi yang digunakan alumunium klorida 10-35%.Untuk
mengurangi iritasi sebaiknya memulai dengan konsentrasi yang lebih
rendah.Untuk hiperhidrosis palmaris konsentrasi alumunium klorida yang
diberikan dapat mencapai >50%.

2. Iontoforesis

Dapat dicoba bila anti respiran tidak membawa kepada hasil yang
menguntungkan. Metode ini terdiri dari penggunaan arus listrik intensitas
rendah (15-18 mA), dihasilkan oleh generator DC, telapak tangan dan/atau
telapak kaki dicelupkan ke dalam suatu larutan elektrolit. Prosedur ini
harus diulang secara teratur, dimulai dengan 20 sesi beberapa kali/minggu,
berangsur-angsur diperpanjang interval antara pengobatan menjadi 1-2
minggu.

Hasilnya

bervariasi

beberapa

pasien,

yang

menderita

hiperhidrosis ringan atau berat, senang dengan metode ini, beberapa ada
yang menganggap ini terlalu membutuhkan waktu atau tidak efisien dan
dapat dikatakan mahal sangat sulit untuk menggunakannya pada axilla dan
tidak mungkin digunakan pada hiperhidrosis difus pada wajah atau
badan/paha. Hal ini diduga untuk memblokir sementara kelenjar
keringat.Pengobatan berlangsung sekitar 15 sampai 30 menit sehari sekali
dalam satu minggu.Lontoforesis umumnya aman dan akhirnya terapi
pemeliharaan dapat dilakukan di rumah.

3. Obat-obatan
Tak ada obat-obatan yang spesifik tersedia melawan keringat sebesarbesarnya psikotropik (kebanyakan sedatif) dan/obat-obat antikolinergik
sering dicoba tetapi selalu menunjukkan begitu banyak efek samping
sebelum suatu hasil yang nyata dapat diterima. Pada sedikit kasus yang
menderita keringat yang besar-besar di badan (tapi tidak di ekstremitas,
suatu dosis rendah agen anti kolinergik dapat mengurangi simptom yang

ringan tanpa membawa kehidupan yang tidak dapat didukung dari efek
samping (mulut kering, kesulitan akomodasi mata dan lain-lain) tetapi
dosis penting untuk menormalkan jumlah keringat akan jarang ditoleransi.
Pengobatan sistemik yang ada mempunyai kekurangan sehingga terdapat
kesulitan didalam penyembuhan penyakit ini.Penggunaan antikolinergik
seperti

atropine

dikombinasi

dengan

scopolamine,

prantal,

atau

probanthine adalah lebih baik daripada atropine sendiri.Dosisnya


tergantung pada toleransi dan respon penderita. Efek samping berupa
mulut kering.
4. Pembedahan
Eksisi kelenjar keringat axilla
Pasien dengan hiperhidrosis axilla yang tidak responsif terhadap terapi
medis dapat dengan efektif diobati dengan eksisi kelenjar keringat axilla.
Jika keringat meluas melewati daerah yang ditumbuhi rambut di axilla,
incisi beberapa kulit mungkin diperlukan, kadang-kadang menghasilkan
suatu bentuk kelenjar parut hipertrofi dan/atau konstriktif
Simpathectomy
Prinsip simpatektomi adalah untuk memutus jalur saraf dan nodus
(ganglia) yang mengirim sinyal ke kelenjar keringat. Secara mendasar, ini
dapat diterima untuk semua lokasi tubuh, tetapi hanya nodus saraf dapat
merespon kelenjar keringat telapak tangan dan wajah dapat diterima tanpa
membutuhkan prosedur pembedahan mayor. Hari ini, pilihan terapi untuk
hiperhidrosis telapak tangan dan wajah dari yang cukup sampai yang parah

(tetapi juga axilla, khususnya jika dikombinasikan dengan keringat telapak


tangan), dibuat dari suatu prosedur pembedahan yang dikenal sebagai
simpatektomi thorax dengan endoskopi. Tehnik endoskop invasive
minimal ini dikembangkan tahun-tahun belakangan ini pada beberapa
rumah sakit di Eropa, menggantikan simpatektomi thorax konvensional.
Suatu prosedur yang sangat traumatic yang dilakukan di waktu lalu.
Tehnik endoskopi sangat aman, jika dilakukan oleh seorang ahli bedah
yang sangat pengalaman pada tipe prosedur ini dan membawa kepada
pengobatan definitif yang hampir 100% pasien meninggalkan hanya
sedikit jaringat parut di ketiak.
Orang-orang dengan hiperhidrosis kombinasi dari telapak tangan dan telapak
kaki memiliki kesempatan yang baik untuk memperbaiki keringat kaki mereka
setelah sebuah operasi ditujukan untuk menekan keringat pada tangan.
Hiperhidrosis tangan terisolasi dapat bagaimanapun hanya diobati dengan
simpatektomi lumbal. Suatu prosedur membuka abdomen.
Hiperhidrosis difus dari tubuh atau keringat umum dari seluruh tubuh tidak
dapat diobati dengan pembedahan.
5. Metode Pengobatan Lain
Toxin Botulinum (Botox)
Sebuah famili toxin yang diproduksi oleh suatu bakteri yang dikenal
sebagai Clostridium botulinum. Toxin ini adalah salah satu dari racunracun yang mematikan yang pernah dikenal, dicampuri efek substansi

transmitter asetil kolin pada synaps (tempat hubungan dari suatu akhiran
syaraf dengan sel syaraf lain atau suatu otot) dan membawa paralisis
progresif dari semua otot-otot di tubuh, termasuk otot-otot pernafasan.
Pada dosis yang sangat rendah, toxin botulinum telah digunakan pada
kasus-kasus dimana terlokalisasi hiperaktivitas otot (spasme kelopak mata,
torticolli dan sebagainya) dihasilkan pada suatu penurunan dalam
transmisi impuls ke otot. Laporan awal telah dipublikasikan berkenaan
penggunaan toxin botulinum pada hiperhidrosis. Ini terlihat berhasil
dengan adekuat pada hiperhidrosis axilla, habis selama 6-12 bulan
tergantung dosis (0,5 1,0 unit/cm2).
Para peneliti telah menemukan bahwa suntikan Botox, yang biasa
digunakan untuk membantu mengurangi kerutan wajah halus, merupakan
cara yang efektif untuk mengobati hiperhidrosis berat oleh memblokir
saraf yang memicu kelenjar keringat.
Botox memang tidak menyembuhkan, namun untuk mencapai hasil yang
diinginkan, perawatan dapat dilakukan meski menimbulkan rasa sakit, dan
hasilnya dapat terasa sekitar empat bulan.Botox juga memiliki efek
samping seperti kelemahan otot tangan, saat disuntikkan ke dalam telapak
tangan, dan sakit kepala, yang jarang terjadi.

2.2 METODE ENDOSKOPI TORAKS SIMPATEKTOMI


2.2.1

DEFINISI
Endoskopi toraks simpatektomi merupakan prosedur bedah menggunakan

kamera teropong (endoskop) dengan membuat insisi yang sangat kecil pada
daerah aksila, kemudian memotong rantai saraf simpatis pada torak yang berperan
mengirimkan sinyal ke kelenjar keringat dengan menggunakan elektrokauter
(Park, et al 2014).
Selama beberapa tahun yang lalu, International Society on Sympathetic
Surgery (ISSS) dan The Society of Thoracic Surgeons (STS) General Thoracic
Task

Force

on

internasional

Hyperhidrosis

tentang

mengharuskan

nomenklatur

untuk

rantai simpatik yang

memutuskan bahwa telah


pada

disertakannya

dilakukan

operasi

metode

disepakati secara

ETS.

Nomenklatur ini

dan

lokasi mana dari

apa

intervensi. Komite konsensus ISSS

dan

STS

menggunakan tulang rusuk sebagai orientasi nomenklatur. Keputusan ini


didasarkan karena terlalu banyak pasien yang memiliki lemak pada daerah
mediastinum yang dapat menyulitkan identifikasi ganglia secara spesifik serta
banyaknya

variasi

anatomi

saraf

yang

ditemukan.

Dokter

bedah

dapat menambahkan ganglia mana yang terganggu di catatan operasi. Di samping


itu, komite juga menyetujui bahwa diperlukan deskripsi jenis gangguan sehingga
dapat menunjukkan apakah rantai saraf tersebut dipotong, dikauter, atau ada
segmen yang

dihilangkan.

Oleh

karena

itu

maka

digunakan singkatan,

sebagai contoh R2 atau R3 (R mengacu pada tulang rusuk, dan angka mengacu
pada nomor tulang rusuk). Jika rantai dijepitkan di atas tulang rusuk kelima, maka

singkatan untuk catatan operasi "clipped R5, top. Jika saraf yang dikauter pada
bagian atas dan bawah dari tulang rusuk keempat, maka catatan operasi akan
menjadi "cauterized top R4, bottom R4. Penggunaan nomenklatur ini sebagai
standarisasi

yang

memungkinkan

ahli

bedah

dari

seluruh

dunia dapat

berkomunikasi efektif satu sama lain (STS, 2011).


2.2.2

PROSEDUR

2.2.3

INDIKASI
Jumlah besar dari uji acak dan nonrandomized

perbandingan identied "calon ideal" ETS sebagai


mereka yang memiliki onset hyperhidrosis pada usia dini
(biasanya sebelum usia 16 tahun), masih muda pada saat
operasi (biasanya kurang dari 25 tahun), telah appropriate indeks massa tubuh (28), laporan tidak berkeringat selama
tidur, relatif sehat (tidak lain signicant comorbidities), dan tidak memiliki bradikardia (istirahat denyut jantung
55 denyut per menit).
Hanya sebagian kecil pasien harus dipermenerbitkan suatu untuk perawatan bedah. Bedah konsultasiharus
termasuk diagnosis aman fokus utama hyperhidrosis, lokasi anatomi yang terlibat dan jumlah
hyperhidrosis, dan diskusi penuh pilihan untuk
komplikasi bedah dan potensi. Pasien harus
dibuat sadar bahwa yang paling satised pasien adalah mereka
dengan palmar atau palmar aksilaris hyperhidrosis, ataukeduanya.
Akhirnya, pasien harus juga mengatakan keberhasilan dan
tingkat kegagalan, dan hasil jangka panjang [30]. Sering
kali, kamimenawarkan
pasien dapat mendiskusikan prosedur dan
efek samping dengan satu pasien yang sudah di bawahpergi operasi. Hal ini dilakukan dengan panggilan konferensi di bawah
Asuransi kesehatan dan akuntabilitas portabilitas Act
Pedoman (HIPPA), atau wajah wajah di pasien

permintaan

2.2.4

KOMPLIKASI

METODE ENDOSKOPI TORAKS SIMPATEKTOMI SEBAGAI TERAPI


HIPERHIDROSIS

Anda mungkin juga menyukai