Bab-08-94-95-Cek 20090130074347 0
Bab-08-94-95-Cek 20090130074347 0
BUKU
II
REPUBLIK INDONESIA
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Menetapkan :
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEENAM (REPELITA VI) 1994/95 - 1998/99.
Pasal 1
Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam
1994/95 - 1998/99 sebagaimana termuat dalam
Pasal 5
Keputusan Presiden ini mulai
berlaku pada
tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 22 Maret 1994
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
ttd.
SOEHARTO
Salinan Sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Kepala Biro Hukum
dan Perundang-undangan
u.b.
Kepala Bagian Penelitian
Perundang-undangan I
cap/ttd.
Lambock V. Nahattands, S.H.
RENCANA
PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEENAM
1994/95 - 1998/99
LAMPIRAN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 1994
tentang
RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEENAM
(REPELITA VI)
BUKU
II
REPUBLIK INDONESIA
1 Pendahuluan
2 Hasil Pembangunan Dalam Pembangunan
Jangka Panjang Pertama
Bab 3 Sasaran dan Kebijaksanaan Pokok Dalam
Pembangunan Jangka Panjang Kedua dan
Pembangunan Lima Tabun Keenam
Bab 4 Kerangka Rencana dan Pembiayaan Pembangunan
Bab 5 Keuangan Negara
Bab 6 Kebijaksanaan Moneter dan Lembaga-lembaga
Keuangan
Bab 7 Neraca Pembayaran Internasional
Daftar Singkatan dan Akronim
BUKU II
Bab 8 Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Bab 9 Pemerataan Pembangunan dan Penanggulangan
Kemiskinan
Bab 10 Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
Bab 11 Pangan dan Perbaikan Gizi
Bab 12 Pengembangan Usaha Nasional
Bab 13 K o p e r a s i
Bab 14 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Bab 15 Kelautan dan Kedirgantaraan
Bab 16 Pembangunan Daerah
Bab 17 Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan
Bab 18 Lingkungan Hidup
Bab 19 Penataan Ruang dan Pertanahan
Daftar Singkatan dan Akronim
9
BUKU III
Bab 20 Industri
Bab 21 Pertanian
Bab 22 Pengairan
Bab 23 Perdagangan
Bab 24 Transportasi
Bab 25 Pertambangan
Bab 26 Kehutanan
Bab 27 Pariwisata
Bab 28 Pos dan Telekomunikasi
Bab 29 Transmigrasi
Bab 30 Energi
Daftar Singkatan dan Akronim
BUKU IV
Bab 31 A g a m a
Bab 32 Pendidikan dan Olahraga
Bab 33 Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Bab 34 Kesejahteraan Sosial dan Penanggulangan Bencana
Bab 35 Kesehatan
Bab 36 Kependudukan dan Keluarga Sejahtera
Bab 37 Peranan Wanita, Anak dan Remaja, dan Pemuda
Bab 38 Perumahan dan Permukiman
Bab 39 H u k u m
Bab 40 Politik Dalam Negeri
Bab 41 Hubungan Luar Negeri
Bab 42 Aparatur Negara
Bab 43 Penerangan, Komunikasi dan Media Massa
Bab 44 Pertahanan Keamanan
Bab 45 Sistem Informasi dan Statistik
Bab 46 Sistem Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan
Daftar Singkatan dan Akronim
10
BUKU V
Bab 47
Pembangunan Daerah
Tingkat I
1. Daerah Istimewa Aceh
2. Sumatera Utara
3. Sumatera Barat
4. R i a u
5. J a m b i
6. Sumatera Selatan
7. Bengkulu
8. Lampung
9. DKI Jakarta
10. Jawa Barat
11. Jawa Tengah
12. Daerah Istimewa Yogyakarta
13. Jawa Timur
14. Bali
Daftar Singkatan dan Akronim
BUKU VI
Bab 47
Pembangunan Daerah
Tingkat I
15. Kalimantan Barat
16. Kalimantan Tengah
17. Kalimantan Selatan
18. Kalimantan Timur
19. Sulawesi Utara
20. Sulawesi Tengah
21. Sulawesi Tenggara
22. Sulawesi Selatan
23. Nusa Tenggara Barat
24. Nusa Tenggara Timur
25. Maluku
26. Irian Jaya
27. Timor Timur
Daftar Singkatan dan Akronim
11
BAB 8
PENINGKATAN
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
BAB 8
PENINGKATAN
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
I.
PENDAHULUAN
dan
negara
untuk
melaksanakan
tugas
mewujudkan tujuan nasional yang termaktub
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)
1945, antara lain memajukan
kehidupan
dirinya.
Keberhasilan
membangun
manusia sebagai
insan seutuhnya akan
menentukan keberhasilan membangun manusia
pada sisi lainnya, yakni pelaku yang tangguh
dalam
membangun
diri
dan
lingkungannya.
Pengetahuan, keterampilan, dan keahlian harus
ditegakkan di atas dasar etika moral dan akhlak
yang baik. Pembangunan manusia sebagai insan tidak
terbatas pada kelompok umur tertentu, tetapi
berlangsung dalam seluruh
kehidupan manusia
sejak janin sampai usia lanjut. Setiap tahap dari
pertumbuhan tersebut terutama tahap awal sangat
mempengaruhi kualitasnya sehingga perhatian yang
sungguh-sungguh akan
membentuk manusia yang
tangguh, baik dalam sikap mental, daya
pikir
maupun daya ciptanya, serta sehat jasmani dan
rohaninya.
Pembangunan manusia sebagai sumber daya
pembangunan menekankan manusia sebagai pelaku
pembangunan yang memiliki
etos kerja
produktif,
keterampilan,
kreativitas,
disiplin,
profesiona-lisme,
serta
memiliki
kemampuan
memanfaatkan, mengembangkan, dan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
yang berwawasan lingkungan maupun kemampuan
manajemen. Kualitas manusia sebagai insan dan
sumber daya pembangunan seperti itu
akan
membawa Indonesia tumbuh dan maju menjadi
bangsa besar yang sejajar dengan bangsa maju
lainnya.
Selain
merupakan
perwujudan
pelaksanaan
amanat UUD 1945
dan pengamalan Pancasila,
peningkatan kualitas sumber daya
manusia
juga merupakan tuntutan yang tumbuh dengan
perkembangan pembangunan yang makin cepat
dan
kompleks.
Perkembangan
ekonomi,
industrialisasi, arus informasi, dan perkembangan
19
nasional,
pembangunan
manusia
Indonesia
diwujudkan dengan kebijaksanaan dan program
pembangunan yang dilakukan secara saksama, dan
di atas landasan kekuatan budaya bangsa. Kualitas
manusia ditentukan oleh ketangguhan budaya
sehingga membangun manusia pada dasarnya
adalah membangun akhlak, watak
dan perilaku
budaya yang mendukung kemajuan bangsa. Dalam
proses tersebut, terjadi perubahan dari pola pikir
lama ke pola
pikir baru yang lebih maju dan
dinamis. Dengan ketangguhan
budaya, suatu
bangsa dapat meraih kemajuan dan mendukung
pencapaian ketahanan nasional.
Kualitas manusia yang dilandasi oleh disiplin
yang tinggi merupakan faktor dominan bagi
pembangunan. Disiplin pribadi, sebagai pembentuk
disiplin nasional yang merupakan perwujudan
kepatuhan dan ketaatan kepada hukum dan normanorma yang berlaku dalam masyarakat, menuntut
kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang
menghayati
dan
mengamalkan
nilai-nilai
agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Manusia dan masyarakat Indonesia memiliki jiwa
kekeluargaan dan semangat gotong
royong
yang dilandasi oleh pandangan untuk mendahulukan
kepentingan masyarakat dan negara daripada
kepentingan pribadi.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, potensi, inisiatif, dan daya kreasi
setiap warga negara dikembangkan
sepenuhnya
dalam
batas-batas
yang
tidak
merugikan kepentingan umum. Seluruh upaya yang
dilakukan dalam pemanfaatan
iptek harus
dapat meningkatkan kecerdasan dan nilai tambah
serta meningkatkan kehidupan masyarakat.
22
II.
Pembangunan
di
bidang
agama
telah
meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan umat
beragama terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Tata
nilai
keagamaan
yang
mendukung
pembangunan telah mulai tumbuh dan berkembang,
serta kehidupan keagamaan makin semarak
seirama dengan kemajuan pembangunan nasional.
Pembangunan
di
bidang
kebudayaan
memperlihatkan hasil
yang berarti, antara lain
dengan makin berkembangnya kebudayaan nasional
yang dijiwai nilai-nilai luhur Pancasila disamping
melembaganya budaya membangun di kalangan
masyarakat, serta makin mantapnya semangat
kebangsaan yang berwawasan nasional.
Jumlah penduduk yang buta aksara telah
menurun dan yang memperoleh kesempatan belajar
makin banyak, seperti terlihat dari peningkatan
jumlah peserta didik di semua jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan. Jumlah pekerja terdidik makin
banyak, yang
berarti kualitas tenaga kerja
makin meningkat. Peningkatan kualitas tenaga kerja
juga tercermin dari meningkatnya produktivitas ratarata pekerja. Walaupun relatif masih terbatas
dibandingkan dengan negara maju dan negara
industri di Asia Pasifik, peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan
memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai
iptek
dalam
PJP
I
terus
menunjukkan
perkembangannya. Lembaga pendidikan tinggi,
yang berorientasi pada pengembangan iptek tumbuh
dalam jumlah
yang makin besar. Kemajuan di
bidang pendidikan yang amat mendasar adalah
ditetapkannya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional berikut
peraturan
pelaksanaannya,
sehingga
penyelenggaraan pendidikan dalam PJP II diharapkan dapat lebih mantap dan terarah.
Pembangunan
di
bidang
kependudukan
dan
23
24
Tantangan
Menjelang
akhir
abad
ke-20
terjadi
transformasi yang mendasar dalam kehidupan
manusia dan hubungan antarbangsa di dunia. Makin
meluasnya arus informasi sebagai salah satu produk
pengembangan iptek, di samping membuka berbagai
peluang dan sekaligus tantangan baru, juga dapat
menimbulkan berbagai permasalahan atau dampak
negatif terhadap kualitas manusia, terutama kualitas
akhlaknya. Hal itu menimbulkan tuntutan untuk
memperkuat kualitas keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, dengan
memperkuat kualitas keluarga. Kualitas akhlak serta
moral, khususnya pada anak dan remaja merupakan
dasar untuk pengembangan diri pada tahap
selanjutnya. Masalah yang dihadapi sebagian anak
dan remaja pada saat ini seperti kenakalan remaja,
penyalahgunaan obat terlarang, perkelahian anak
sekolah, masalah kriminal muda, dan perilaku
menyimpang lainnya meskipun masih terbatas
gejalanya di kota besar, dapat merupakan masalah
dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia yang
tangguh di masa mendatang. Semangat belajar tekun
dan cita-cita untuk meraih
prestasi sulit
ditegakkan di atas landasan akhlak dan moral yang
lemah. Oleh karena itu, pada PJP II agama
ditempatkan sebagai
salah satu bidang
pembangunan, sementara asas keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
merupakan asas pembangunan yang pertama. Itu
berarti bahwa agama memegang peranan sangat
penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, khususnya kualitas akhlak dan moral.
Dengan demikian, menyiapkan sumber daya manusia
25
banyak anak
usia sekolah, khususnya yang
berusia 10-14 tahun, yang terpaksa bekerja.
Berbagai hal tersebut menimbulkan tantangan,
yaitu mengembangkan sistem pendidikan dan
pelatihan yang tepat,
yang mampu memenuhi
tuntutan pembangunan dan kebutuhan pasar tenaga
kerja.
Di samping itu, pesatnya arus informasi, yang di
antaranya
tidak selalu sesuai dengan
kepribadian bangsa, dapat membawa dampak
berupa memudarnya semangat kejuangan, idealisme,
dan patriotisme di kalangan generasi muda
sebagai generasi penerus.
26
31
Peluang
ditingkatkan kemampuannya
serta ditingkatkan
mobilitasnya,
merupakan
tenaga
kerja
yang
produktif
dan
potensi
yang
besar
bagi
pembangunan.
Kecen-derungan
tumbuhnya
keluarga
kecil,
merupakan
peluang
untuk
menjadikan keluarga sebagai wahana peningkatan
kualitas sumber
33
GBHN
1993
memberikan
arahan
bagi
peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam
Repelita VI, yang dilihat dari berbagai aspek.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
dilakukan secara berkesinambungan sehingga dapat
mendukung
pembangunan
ekonomi
rnelalui
peningkatan
produktivitas
dengan
pendidikan
34
Pembinaan
kehidupan
beragama
dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
diarahkan pada peningkatan kualitas
keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
serta meningkatkan kesadaran dan peran serta aktif
umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa akan
tanggung jawabnya
untuk secara bersama-sama memperkukuh landasan
spiritual, moral, dan etik bagi pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila.
Perlu dikembangkan sumber daya manusia
sebagai tenaga ahli
dan tenaga terampil yang
mampu melaksanakan alih berbagai jenis teknologi,
termasuk mampu memilih teknologi yang tepat, serta
menerapkan, menguasai, dan mengembangkannya
sebagai teknologi hasil sendiri yang serasi dengan
perkembangan budaya
masyarakat agar dapat
lebih mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional dan pendapatan masyarakat. Selain itu,
perlu dikembangkan kemampuan sumber daya
manusia, baik untuk perencanaan, pelaksanaan, dan
penguasaan teknologi maupun
untuk
tumbuhnya profesionalisme dan kewiraswastaan,
menuju terwujudnya masyarakat industri Indonesia.
Kebijaksanaan pemerataan dan peningkatan
kesempatan kerja
serta pelatihan tenaga kerja
terus dilanjutkan dan ditingkatkan agar menjangkau
setiap warga negara dan terarah pada terwujudnya
angkatan kerja yang terampil dan tangguh.
Kesempatan kerja
terbuka bagi setiap orang
sesuai dengan kemampuan, keterampilan,
dan
keahliannya, serta didukung oleh kemudahan
memperoleh pendidikan dan pelatihan, penguasaan
3
Sasaran
a. Sasaran PJP II
3.
Kebijaksanaan
desa
pendidikan aparatur.
Keluarga sebagai wahana pertama pendidikan
anak dan remaja, harus dapat membekali anak
untuk maju dan mandiri. Selain
bekal ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
pendidikan di sekolah, kepada anak, remaja, dan
pemuda dibekali
pula dengan pendidikan budi
pekerti. Selain itu, nilai-nilai agama
dan nilainilai luhur budaya bangsa, serta jiwa kemandirian
dan kejuangan ditanamkan melalui pendidikan
pendahuluan bela
masyarakat;
memupuk
kesadaran
keluarga
berencana sejak dini; meningkatkan keseimbangan
kepadatan dan persebaran penduduk antara lain
melalui transmigrasi dan industri di perdesaan yang
umumnya adalah industri pertanian; meningkatkan
pelayanan kesehatan dan budaya hidup sehat
terutama pada daerah yang
padat
penduduknya; meningkatkan keterampilan dan
memberikan
kesempatan
kerja;
serta
memasyarakatkan norma keluarga kecil, bahagia,
dan sejahtera.
informal,
peran
koperasi
dan
organisasi
kemasyarakatan serta
lembaga kemasyarakatan
lainnya, sebagai suatu dinamika baru dan merupakan
potensi di dalam masyarakat, ditingkatkan dalam
pelaksanaan program peningkatan kualitas hidup
manusia, sesuai dengan bidang perhatian utamanya.
Kebijaksanaan berikutnya adalah mendorong
badan usaha,
baik milik swasta maupun
Pemerintah untuk berperan serta dalam peningkatan
mutu dan pemerataan pendidikan, kesehatan,
dan
PROGRAM PEMBANGUNAN
Sebagai
pelaksanaan
operasional
dari
kebijaksanaan peningkatan kualitas sumber daya
manusia, disusun berbagai program
yang
dilaksanakan, baik oleh Pemerintah, maupun oleh
masyarakat termasuk dunia usaha, organisasi
49
50