SKENARIO
Seorang pasien datang ke dokter gigi dengan keluhan kesulitan dalam mengunyah dan
merasakan makanan. Pasien juga merasa tidak nyaman ketika menggerakkan sendi
rahang. Dokter gigig melakukan pemeriksaan seluruh bagian oral cavity pasien tersebut
kemudian menginstruksikan membuka dan menutup mulut untuk memeriksa sendinya.
Dokter gigi membutuhkan bahan untuk mencetak rahang yang akan dibuat model studi.
Model studi digunakan untuk merencanakan perawatan pasien tersebut.
BAB II
LEARNING ISSUES
1. Cavum Oris
a. Definisi Cavum Oris
b. Batasan-Batasan Cavum Oris
c. Bagian-Bagian Cavum Oris
d. Tulang, Otot, Sendi, Saraf dan Vaskularisasi Cavum Oris
e. Fisiologi Cavum Oris
f. Lidah
2. Sendi Rahang
a. Anatomi Sendi Rahang
b. Fisiologi Sendi Rahang ( Macam gerakan, Cara gerak)
3. Model Rahang
a. Fungsi Model Rahang
b. Macam-macam Model Rahang
c. Cara Pembuatan Model Rahang
4. Bahan Cetak
a. Macam-Macam Bahan Cetak
b. Karakteristik Bahan Cetak
c. Komponen Bahan Cetak
d. Sifat-Sifat Bahan Cetak
e. Biokompatibilitas Bahan Cetak
BAB III
LEARNING OUTCOMES
A. CAVUM ORIS
Definisi Cavum Oris
Cavum oris adalah rongga mulut, tempat masuk saluran pencernaan dan
pernafasan, terdiri atas tolang maxilla, zygomaticum, dan mandibula.
Cavum oris (rongga oral) adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi
organ aksesoris yg berfungsi dalam proses awal pencernaan.
Batas-batas Cavum Oris
Dinding
Atap
palatum mole
Corpus mandibula.
Procecessus zygomaticus.
3
Processus frontalis.
Processus palatina.
Processus alveolaris
Capitulum mandibulae.
Collum mandibulae.
Foramen mandibularis.
Lingula mandibularis.
Angulus andibulae
Tuberositas masseterica
4. os hyoid
terletak di sebelah inferior cranium dan tidak berhubungan dengan tulang
yang lain
Fungsi
Saraf
:mandibula/bibir bawah
Fungsi
Saraf
Fungsi
Saraf
Fungsi
Saraf
5. M. orbikularis Mulut
Origo/insersi
Fungsi
Saraf
6. M. Mentale
Origo/insersi
Fungsi
Saraf
7. M. Bucinator
Origo/insersi
Fungsi
Saraf
Kelenjar Salvatorius:
Glandula submandibularis.
a. Glandula Parotis
Berada di fossa parotis. Fossa ini dibatasi disebelah
Posterior : m. sternocleidomastodeus.
Anterior : ramus mandibulae.
Superior : meatus acustius externus.
Secresinya disalurkan melalui ductus parototidicus, ductus ini menyilang
m.
untuk
membawa
serabut-serabut sekreto
motorik dari
Keluar
dari
cavum
orbitae
melalui
canalis
infraorbitalis
dan
Portio minor (divisi posterior); bersifat (sebagian besar) motoris untuk otot-otot
pengunyah.
Sebelum pecah menjadi dua divisi, n. mandibularis memberikan 2 cabang yaitu:
a. N. spinosus, berjalan bersama a. meningica media masuk kembali kedalam cavum
cranii melalui foramen spinosum.
b. N. pterygoideus internus; selain memberi innervasi untuk m. pterygoideus internus
juga memberikan cabang n. tensor veli palatini yang menginnervasi m. tensor veli
palatini, dan n. tensor tympani untuk m. tensor tympani.
Cabang-cabang divisi anterior:
a. N. buccinatorius (n. buccalis).
Berjalan diantara kedua caput m. pterygodeus externus kemudian ditepi ventral
m. temporalis lalu menyebar pada permukaan lateral m. buccinatorius dan memberikan
innervasi pada kulit dan mucosa pipi dan gusi, juga untuk premolar dan molar 1,2.
Sebagian cabangnya beranastomose dengan ramus buccalis n. facialis.
N. buccinatorius bersifat sensoris.
b. N. massetericus.
Berjalan disebelah cranial m.pterygoideus externus, dibelakang m. temporalis dan
melalui incisura mandibularis untuk menginnervasi m. masseter.
c. Nn. temporalis profundus; memberikan innervasi untuk m. temporalis.
9
berhubungan)
kemudian
berjalan
diantara
ramus
mandibulae
dan
m.pteygoideus internus dan dibawah mucosa mulut. Saraf ini di raba kira-kira 1 cm
caudal dan dorsal dari molar 3.
Kemudian n. lingualis berjalan menyilang permukaan lateral m.hyoglossus, profundus
terhadap m.mylohyoideus dan glandula submandibularis dan terletak diatas ductus
submandibularis Whartoni kemudian melingkarinya dan berjalan pada m. genioglossus.
Selanjutnya berjalan ke ventral sepanjang sisi lidah dan memberikan innervasi untuk
mucosa lidah 2/3 bagian ventral. Cabang terminal n. lingualis mempunyai hubungan
dengan cabang terminal n. hypoglossus. Karena hubungannya dengan chorda tympani,
n.lingualis juga memberikan cabang-cabang untuk isthmus faucium, mucosa mulut,
gingiva serta premolar dan molar I.
Chorda tympani adalah cabang n. facialis yang mengandung:
1. Serabut-serabut untuk sekresi glandula submandibularis dan glandula sublingualis.
2. Serabut-serabut pengecap untuk 2/3 bagian ventral lidah.
c. N. alveolaris inferior.
Mula-mula terletak medial dari m. pterygoideus externus dan a.maxillaris interna, lalu
diantara lig. sphenomandibulare dan ramus mandibulae, kemudian menuju ke foramen
mandibulae masuk kedalam canalis mandibulae.
Cabang-cabangnya adalah:
a. N. mylohyoideus.
b. Rami dentales inferiores
c. Rami gingivalis, untuk gingiva.
d. N. mentalis.
10
e. Ramus incisivus
2. N. facialis.
Dari fossa cranii posterior saraf ini masuk ke os temporale melalui meatus custicus
mernus bersama n. vestibulocochleare kemudian berjalan didalam canalis facialis,
dimana
dikeluarkan
beberapa
cabang,
sebelum
keluar
melalui
foramen
stylomastokleum.
Cabang-cabangnya:
1. N. auricularis posterior
2. Ramus muscularis; untuk m. digastricus venter posterior dan m. stylohyoideus.
3. Plexus parotidicus.
Merupakan suatu anyaman didalam glandula parotis yang membagi glandula
parotis menjadi bagian luar dan dalam.
Plexus parotidicus mengeluarkan cabang-cabang:
a. Ramus temporalis.
b. Ramus zygomaticus.
c. Ramus buccalis (ramus buccinatorius).
d. Ramus marginalis mandibulae
e. Ramus colli (ramus cervicalis).
3.N. glossopharyngeus
Saraf ini adalah afferent untuk lidah dan pharynx dan efferent untuk m. stylopharyngeus
dan glandula parotis.
Keluar dari cavum cranii melalui bagian medial foramen jugulare, dimana n.
glossopharyngeus mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superius (jugulare) dan
ganglion inferius (ganglion petrosum).
Saraf ini kemudian terletak diantara a. carotis interna dan v. jugularis interna, berjalan
ke caudal ventral terhadap a. carotis interna ditutup oleh processus styloideus dan otototot yang melekat disitu. Kemudian berbelok ke ventral mengitari stylopharyngeus,
terletak dibawah tepi dorsal m. hyglossus dan selanjutnya berjalan diantara
m.constrictor pharyngis superior dan medius. N. glossopharyngeus mengeluarkan
cabang-cabang:
11
a. N. tympanicus.
Saraf ini mempunyai serabut-serabut sekretomotorik dan vasodilator untuk
glandula parotis. Keluar dari ganglion inferior, melalui canaliculi tympanici
masuk ke cavum tympani dan bercabang-cabang membentuk plexus
tympanicus untuk menginnervasi mucosa cavum tympani, cellulae mastoidea
dan canalis auditorius. Beberapa serabut plexus tympanicus bergabung
membentuk n. petrossus minor yang mengandung serat-serat sekretomotorik
untuk glandula parotis.
b. Ramus communicans, yang bergabung dengan ramus auricularis n. vagus.
c. Ramus sinus caroticus.
Berjalan ke caudal pada permukaan anterolateral a. carotis interna membawa
serat-serat afferent dari pressoreceptor dan chemoreceptor
d. Ramus pharyngicus.
Bersama ramus pharyngicus n. vagus dan cabang truncus sympathicus
membawa serat-serat general sensoris untuk rnucosa pharynx.
e. Ramus stylopharyngicus; motorik untuk m. stylopharyngeus.
f. Rami tonsillaris; mengandung serat-serat general sensoris untuk mucosa dari
tonsil dan palatum molle.
g. Rami lingualis; Untuk pengecapan dan sensoris lidah 1/3 bagian dorsal dan
papilla vallatae.
4. N. vagus.
Ganglion sphenopalatini.
Ganglion Submandibulare.
12
Linguae
Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Fungsi lidah antara lain
Menggerakkan makanan dalam rongga mulut dan juga Menghasilkan cairan yang berisi
enzym yang disebut lingual lipase.
Lidah terdiri dari beberapa bagian, 1/3 bagian posterior disebut pars pharyngeal atau
basis lidah sedangkan 2/3 bagian anterior disebut body of the tongue.
Linguae terdiri otot ekstrinsik dan intrinsik . Otot intrisik adalah otot - otot yang ada
daIam lidah, terdiri dari m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferior, m.
transversus dan m. verticakli. M. longitudinalis superior dan inferior, masing - masing
adalah sepasang dan berjalan memanjang sepanjang lidah. Bila kedua pasang lidah
berkerut maka lidah memendek dan rnenebal. Bila kedua m. longitudinalis superior
berkerut, lidah membelok ke atas. Sebaliknya bila kedua lidah m. longitudinalis inferior
berkerut maka lidah membelok ke bawah. Bila salah satu lidah m. longitudinalis yang
berkerut maka lidah membelok ke lateral.
13
M. transversus berjalan transversal diantara atas dan bawah mm. longitudinalis. Bila
berkerut, lidah menjadi sempit dan memanjang.
M. verticalis berjalan vertikal disebelah lateral dan diantara mm. Longitudinalis. Bila
berkerut lidah menjadi besar dan lebar.
Otot ekstrinsik adalah otot otot yang menghubungkan lidah dengan tulang tulang
disekitarnya dan dengan palatum molle, terdiri dari m. genioglossus, m. hyoglossus, m
styloglossus dan m. palatoglossus. M. genioglossus berorigo dispina mentalis dan
insersinya dilidah, dimana serabutnya menyebar ke arah occipital. Muskulus ini
berfungsi menarik lidah keluar M. hyoglossus berorigo di corpus ossis hyoidei dengan
insersinya di lidah. Serabutnya berjalan dari dorsokaudal ke ventrokranial. Muskulus ini
berfungsi menarik lidah ke bawah dan ke belakang. M. styloglossus origonya di
processus styloideus sementara insersinya pada tepi lidah serabut serabutnya pergi
14
ke arah frontal. Fungsi muskulus ini untuk menarik lidah ke belakang dan ke atas. M.
palatoglossus berfungsi untuk menarik lidah ke belakang.
Pada lidah dapat dibagi menjadi apex linguae, dorsum linguae, dan radix linguae.
Dorsum linguae dibagi menjadi sulcus terminalis yang berbentuk huruf V, terbuka ke
frontal dalam bagian anterior dan bagian posterior. Di puncak huruf V terdapat foramen
cecum ialah sisa ductus thyreoglossus. Arcus palatoglossus membagi lidah dalam pars
pharyngea yang ada pharynx, dan pars oralis yang ada di dalam cavum oris propium.
Di linea mediana facies Iidah terdapat frenulum linguae. Frenulum adalah lipatan
selaput lendir yang menghubungkan facies inferior linguae dengan dasar mulut.
Disebelah lateral frenulum di bawah selaput lendir kelihatan v. profunda linguae dan
disebelah Iateralnya lagi terdapat plica fembriata. Plica fembriata ialah lipatan selaput
lendir yang tepinya berumbai umbai tempat muara gl. Lingualis inferior. Pada dorsum
linguae terdapat tonjolan tonjolan yang disebut papillae, yang dapat dibedakan
- papilla simplex, yang dibedakan menjadi papilla conica berbentuk konus dan papilta
lenticularis yang berbentuk lensa
- papilla filliformis berbentuk benang
- papilla foliata berbentuk lembaran atau daun, terletak berderet deret ditepi lidah
dimuka linea terminalis.
- papilla fungiformis berbentuk cendawan
- papilla vallata yang berbentuk tonjolan dikehlingi oleh sulkus dan diluarnya oleh krista.
Papifla ini terletak berderet deret dimuka
linea terminalis.
15
Vaskularisasi Lidah
Arteri:
o Arteri lingual (lidah) yang bersumber dari a. carotis externa di dalam segitiga
carotis
o Arteri submental (ludah) yang bersumber dari cabang arteri fascia yang
berasal dari a. carotis externa
Vena:
o Vena lingual
o Vena submental
Inervasi Lidah
a. Sensoris
- 2/3 anterior :
16
Fungsi Lidah
1. Menggerakkan makanan dalam rongga mulut.
2. Membantu proses menelan makanan.
3. Menghasilkan cairan yg berisi enzyme yg disebut lingual lipase untuk
mempermudah dalam mencerna makanan.
Gingiva
Ginggiva adalah mucosa sekitar gigi yag menutupi proc. Alveolaris, yang mendapat
vaskularisasi sebagai berikut :
ginggivabuccal gigi bawah mendapat darah dari cabang a. alveolaris inferior
sedangkan sisi lingual mendapat darah dari a. lingualis.
ginggivabuccal gigi atas mendapt darah dari a. alveolaris superior anterior dan
posterior.
gingiva palatalmendapat darah dari a. nasopalatinus dan a. palatina major.
B. TEMPOROMANDIBULAR JOINT
Komponen TMJ:
1. Squamosa os. Temporalis
Memiliki permukaan artikulasi avascular yang tersusun dari jaringan ikat
fibrosa kartilago hyaline
Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral
2. Ligament
Macam macam ligament pada TMJ:
- Ligamen collateral atau ligament discal. Terdiri dari jaringan ikat kolagen
sehingga tidak dapat meregang. Terdiri dari 2 ligamen yaitu ligament
collateral medial yang menghubungkan medial articular disc dengan kutub
medial condyle dan ligament collateral lateral yang menghubungkan aspek
lateral articular disc dengan kutub lateral condyle
- Ligament temporomandibular (lateral) yaitu ligament tebal pada lateral
kapsul. Mencegah kesalahan letak pada condyle lateral dan posterior
- Ligament stylomandibular. Memanjang dari styloid process ke margin
posterior sudut dan ramus mandibula. Membantu membatasi tonjolan
anterior mandibula
- Ligament sphenomandibular merupakan sisa kartilago Meckel.
Memanjang dari os. Sphenoidalis ke lingual os. Mandibula. Berperan
sebagai poros mandibula dengan mempertahankan tekanan yang sama
selama mulut membuka dan menutup.
3. Condyle of mandibular
Berartikulasi dengan mandibular disc
Permukaan artikularnya adalah jaringan ikat fibrosa avascular dari kartilago
hyaline
Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral
4. Artikular disc (lempengan sendi)
Tersusun dari jaringan ikat fibrosa padat
Terletak diantara squamosa os. Temporalis dan condyle os. Mandibular
Pada pusatnya bersifat avascular dan aneural, pada peripheralnya bersifat
vascular dan terinnervasi
18
Fungsi :
- membantu proses bicara
- mengunyah
- saat menguap
- melakukan berbagai macam gerakan rahang bawah seperti maju, mundur, ke kiri,
kanan, membuka dan menutup
Rata-rata pembukaan mulut maksimal pada manusia normal (tidak termasuk stress,
emosi, trauma pada TMJ) adalah 50-60 mm, lateral 10-12 mm (lateral kiri lebih besar
sedikit dibandingkan lateral kanan), protraksi 8-11 mm, gerakan retraksi 1-3 mm.
Depresi,
gerakan
rahang
kebawah.
Dibantu
oleh
m.
Digastricus,
m.
- Menutup
[Penggerak utamanya adalah : M. Maseter , M. Temporalis, M. Pterigoideus
Medialis]
Rahang dapat menutup pada berbagai posisi.Mulai dari menutp pada
posisi protusi penuh sampai menutup pada keadaan processus condilaris berada
pada posisi paling posterior dalam fossa mandibula . Pada posisi protusi
memerlukan kontraksi M. Pterigoideus Lateralis\yang dibantu M. Pterigoideus
Medialis. Caput mandibula akan tetap pada posisi ke depan eminentia articularis
. Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior M. Temporalis akan
bekerjasama dengan M.Maseter untuk mengembalikan processus condilaris ke
dalam fossa mandibula. Sehingga gigi geligi dapat saling kontak pada oklusi
normal. Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot
pengunyahan akan diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah
bagian atas. M. Pterigoideus Lateralis dan serabut posterior M. Temporalis
cenderung menghilangkan tekanan dari caput mandibula pada saat otot-otot ini
berkontraksi. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi
mandibula akan melintas di sekitar ramus.
C. MODEL RAHANG
Model Rahang terdiri dari 3 jenis yaitu :
21
1. Model studi, adalah model yang dihasilkan dari cetakan awal (preliminary
impression). Kegunaannya:
a. Komponen penting dalam ortodonti.
b. Titik awal dimulainya perawatan.
c. Untuk kepentingan presentasi.
d. Data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaan klinis.
e. Dapat mengetahui bentuk dan ukuran rahang, ukuran mesiodistal gigi, bentuk dan
ukuran lengkung gigi, penentuan malposisi gigi, dan adanya kelainan bentuk gigi
(malformasi).
2. Model diagnostic, adalah model yang dihasilkan dari cetakan kedua dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil cetakan yang lebih detail.
3. Model kerja, adalah cetakan awal yang dihasilkan sebelum model studi, model ini
biasanya untuk dikirim ke laboratorium gigi.
D. BAHAN CETAK
Bahan Cetak Hidrokoloid
1) AGAR (hidrokoloid reversibel)
Komposisi
Koloid hidrotilik organic yang diekstrak dari rumput laut tertentu. Kandungan utama
air (>80%). Untuk memperkuat gel biasanya ditambah boraks. Namun boraks
merupakan jenis retander terbaik untuk pengerasan gypsum. Kandungan air
berlebih dalam agar dapat memperlambat pengerasan gypsum. Maka ditambahkan
kalium sulfat untuk menyeimbangkan keduanya. Kalium sulfat merupakan zat
pemercepat pengerasan gypsum. Zat pengisi lain: tanah diatoma, tanah liat, silica,
malam, karet dan serbuk kakuk serupa. Timol dan gliserin untuk bakterisit dan
bahan pembuat plastic.
Proses Gelasi
Adalah proses pengerasan hidrokoloid reversible. Perubahan sol-gel dipengaruhi
suhu. Perubahan gel-sol diperlukan suhu lebih tinggi. Biasanya sol jadi gel pada
suhu 37-50 derajat celcius. Temperature gelasi dipengaruhi oleh berat molekul,
22
Kekentalan sol
Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting dalam keberhasilan
memanipulasi bahan. Bahan tidak boleh terlalu encer sehingga mengalir
keluar sendok cetak, terutama saat mencetak rahang bawah. Sebaliknya,
bahan tidak boleh terlalu kental, sehingga sulit menembus semua detail
gigi-geligi dan jaringan lunak.
Sifat Viskoelastik
Hubungan tegangan regangan dari bahan hidrokoloid berubah begitu
besarnya beban berubah. Sifat ini menunjukkan perlunya mengeluarkan
cetakan dari dalam mulut dengan cepat. Karena apabila pengeluaran
cetakan dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau diungkit akan
menyebabkan terjadi distorsi.
Daya reproduksi
Sifat ini mewakili kemampuan untuk membuat die duplikat dari
serangkaian cetakan. Untuk teknik die gandi, dibuat satu cetakan dan
kemudian dipotong-potong menjadi die individual untuk gigi yang akan
dipreparasi.
bervariasi, semakin besar berat molekul maka kekentalan sol akan bertambah.
Biasanya ditambahkan bahan pengisi seperti tanah diatoma yang berfungsi sebagai
penambah kekerasan dan kekuatan gel alginate. Oksida seng juga merupakan bahan
pengisi yang mempengaruhi sifat fisik serta waktu pengerasan gel.
Lama Penyimpanan
Temperatur dan kontaminasi kelembaban udara merupakan 2 faktor utama yang
mempengaruhi lama penyimpanan bubuk alginate. Bahan cetak alginate dikemas
dalam kantung tertutup secara individual dengan berat bubuk yang sudak ditakar untuk
membuat satu cetakan, atau dalam kaleng besar yang tertutup rapat.
Proses gelasi
Reaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana sebagai reaksi alginate larut
air dengan kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginate yang tidak larut.
Kalsium sulfat cepat bereaksi untuk membentuk kalsium alginate tak larut air dari
kalium atau natrium alginate dalam larutan cair. Produk kalsium alginate sangat cepat,
oleh karena itu tidak tersedia waktu yang cukup untuk bekerja. Oleh karena itu perlu
ditambahkan garam pemerlambat (retarder) seperti trinatrium untuk memperpanjang
waktu kerja.
Manipulasi bahan alginate
-
Mempersiapkan pengadukan
Campurkan bubuk alginate yang telah ditakar dengan air sesuai takaran pada bowl.
Gerakan pengadukan yang salah dapat merusak bahan alginate. Cara
pengadukan yang benar adalah dengan menggunakan spatula logam, awali
dengan gerakan angka delapan, dan lanjutkan dengan menekan bahan ke
dinding bowl searah 180derajat. Waktu pengadukan terlalu lama juga dapat
merusak alginate. Biasanya 45 detik sampai 1 menit adalah waktu yang pas
untuk mengaduk alginate.
-
Membuat cetakan
Bahan harus mencapai konsistensi tertentu sehingga tidak mengalir keluar sendok
cetak dan menyebabkan tersedak. Bahan cetak juga harus menempel pada
sendok cetak agar dapat ditarik dari sekitar gigi. Ketebalan cetakan alginate
antara sendok cetak dan jaringan harus sekurang-kurangnya 3mm.
25
Keakuratan cetak alginate kurang, karena dia tidak dapat menembus detail
kecil yang ada pada gigi.
27
diperpanjang 100% dengan penambahan retarder yang dipasok oleh masingmasing pabrik dan dengan pendinginan alas pengaduk. Silikan dapat
disimpan di lemari es.
Elastisitas
Merupakan bahan bersifat elastis paling ideal. Distorsi ketiak
mengeluarkan melalui underkut umumnya tidak terjadi.
Biokompatibilatas
Bahaya tertinggalnya sebagian bahan sirna mengeluarkan cetakan dapat
dihindari dengan penanganan bahan yang tepat dan pemeriksaan tepi
cetakan secara cermat untuk tidak ada daerah yang sobek. Benda asing dari
bahan cetak dapat menyebabkan inflamasi gingiva yang parah dan mungkin
salah diagnosis pada kunjungan berikutnya.
Keuntungan
Waktu pengerasan lebih pendek
Mudah diaduk alat otomatis
Kekuatan robek sedang
Kakuratan amat tinggi
Distorsi tidak terdeteksi ketika dibuka
Bila hidrofilik, amat sesuai dengan gypsum
Kerugian
Terbentuknya gas hidrogen pada beberapa bahan
Bahan hidrofilik tetap memerlukan penanganan hati- hati dan lingkungan
amat -kering
Lebih mahal, khususnya alat pengaduk otomatis.
4. Bahan Cetak Polieter
Komposisi
Karet polieter dipasok berupa dua pasta
Basis
Polimer polieter, suatu silika koloidal sebagai pengisi, dan suatu bahan
pembuat plastik seperti glikoeter/ ftalat.
29
Pasta aselator
Alkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan pengisi, waktu
kerja dan pengerasan, kecepatan pengerasan polieter kurang sensitif
terhadap perubahan temperatur.
Elastisitas
Bahan yang paling keras tidak termasuk bahan puty viskositas tinggi kurang
elastik dibanding vinyl polysixane
Biokompatibilitas
Dermatitis kontak akibat polieter. Namun penelitian akhir- akhir ini
menunjukkan tidak ada efek sitoksik yang berhubungan dengan katalis imin
yang terjadi berasal dari bagia bahan cetak yang tertinggal di dalam sulkus.
Keuntungan
Waktu kerja dan pengerasan cepat
Terbukti akurat
Ketahanan sobek cukup
Kurang hidrofibik
Distorsi kurang
Waktu penyimpanan lama
Kerugian
Cukup akurat jika dituangkan langsung
Kestabilan dimensi buruk
Bersih, tetapi rasa tidak enak
Keras, sehingga meliputi permukaan undecut
Sedikit lebih mahal
Dapat diisi ulang
Bahan Gips
Gypsum merupakan salah satu jenis bahan pengisi. Kriteria pemilihan produk gypsum
tertentu bergantung pada penggunaannya serta sifat fisik tertentu untuk penggunaan
tertentu. Misalnya, stone kedokteran gigi merupakan materi yang buruk untuk
30
digunakan sebagai bahan cetak karena bila ada gigi geligi, tidaklah mungkin
mengeluarkan cetakan melalui undercut gigi tanpa melukainya (karena besarnya
kekuatan stone ). Macam-macam gypsum :
Metode lain adalah dengan mengisi cetakan seperti yang telah dijabarkan.
Sisa adukan stone-air dituang pada lempeng kaca. Stone gigi, kekuatan tinggi
(tipe IV)
4. Stone gigi, kekuatan tinggi, ekspansi tinggi ( tipe V)
Ini merupakan produk gipsum yang dibuat akhir-akhir ini, dan memiliki
kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe IV. Kekuatan
yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P.
Sebagai tambahan, ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10%0,30%. Alasan peningkatan batasan ekspansi pengerasan disebabkan karena
logam campur yang baru, seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran
yang lebih besar dibandingkan logam campur mulia konvensional. Jadi,
dibutuhkan ekspansi lebih tinggi pada stone yang digunakan untuk die untuk
mengimbangi pengerutan pemadatan logam campur.
5. Gypsum sintetik
-hemihidrat dan -hemihidrat juga dapat dibuat sebagai produk
sampingan atau produk sisa dalam pembuatan asam fosforik. Produk sintetik
biasanya lebih mahal dibandingkan yang dibuat dari gipsum alami tetapi bila
produk tersebut dibuat dengan tepat, sifatnya sebanding atau melebihi stone
alami. Kendala dalam prosesnya cukup banyak dan hanya sedikit yang berhasil.
Metode yang digunakan adalah rahasia perusahaan. Sumber hemihidrat tidaklah
sepenting sifat dari penggunaan produk akhir yang pada dasarnya sama.
Terlepas dari manapun asalnya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, J. Kenneth. 2003. Phillips : Buku Ajar Ilmu Material Kedokteran Gigi.
Jakarta : EGC
Ash, Major M. and Stanley J. Nelson. Wheelers Dental Anatomy, Physiology and
Occlusion
Drake, Richard L, et al. Grays Anatomy for Student.
Harty, F.J, and R. Ogston. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC
Harshanur, Itjiningsih W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC
repository.usu.ac.id/bitstream//4/chapter%2011.pdf
33