Anda di halaman 1dari 33

BAB I

SKENARIO
Seorang pasien datang ke dokter gigi dengan keluhan kesulitan dalam mengunyah dan
merasakan makanan. Pasien juga merasa tidak nyaman ketika menggerakkan sendi
rahang. Dokter gigig melakukan pemeriksaan seluruh bagian oral cavity pasien tersebut
kemudian menginstruksikan membuka dan menutup mulut untuk memeriksa sendinya.
Dokter gigi membutuhkan bahan untuk mencetak rahang yang akan dibuat model studi.
Model studi digunakan untuk merencanakan perawatan pasien tersebut.

BAB II
LEARNING ISSUES
1. Cavum Oris
a. Definisi Cavum Oris
b. Batasan-Batasan Cavum Oris
c. Bagian-Bagian Cavum Oris
d. Tulang, Otot, Sendi, Saraf dan Vaskularisasi Cavum Oris
e. Fisiologi Cavum Oris
f. Lidah

2. Sendi Rahang
a. Anatomi Sendi Rahang
b. Fisiologi Sendi Rahang ( Macam gerakan, Cara gerak)

3. Model Rahang
a. Fungsi Model Rahang
b. Macam-macam Model Rahang
c. Cara Pembuatan Model Rahang

4. Bahan Cetak
a. Macam-Macam Bahan Cetak
b. Karakteristik Bahan Cetak
c. Komponen Bahan Cetak
d. Sifat-Sifat Bahan Cetak
e. Biokompatibilitas Bahan Cetak

BAB III
LEARNING OUTCOMES

A. CAVUM ORIS
Definisi Cavum Oris
Cavum oris adalah rongga mulut, tempat masuk saluran pencernaan dan
pernafasan, terdiri atas tolang maxilla, zygomaticum, dan mandibula.
Cavum oris (rongga oral) adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi
organ aksesoris yg berfungsi dalam proses awal pencernaan.
Batas-batas Cavum Oris

Dinding

: mukosa pipi yang diperkuat oleh m.buccinator

Atap

: palatum yang terbagi menjadi palatum durum dan

palatum mole

Dasar : m.mylohyoid, m.geniohyoid, lingua, dan kelenjar


saliva

Depan : labium oris

Belakang : pharynx/ Cavum oris berhubungan dengan pharynx melalui isthmus


oropharyngeal ( isthmus faucium). Isthmus ini dapat membuka dan
menutup karena diatur pergerakan lidah dan palatum molle.

Bagian-Bagian Cavum Oris

Vestibulum oris : merupakan wilayah yang terletak di antara


arcus Dentis,pipi dan bibir.

Cavum oris proper : merupakan bagian yang dibatasi arcus dentis.

Tulang Cavum Oris


Os yang terdapat di cavum oris :
1. os maxillae dapat dibagi menjadi :

Corpus mandibula.

Procecessus zygomaticus.
3

Processus frontalis.

Processus palatina.

Processus alveolaris

2. os mandibulae dapat dibagi menjadi:


Corpus mandibulae
Margo superior : arcus alveolaris
Margo Inferior : basis mandibulae.
Facies externa: protuberance mentalis, foramen mentalis
Facies interna: spine mentalis, fossa digastricus.
Ramus, terdapat dua processus yang dipisahkan incisura mandibularis
yaitu :
Processus coronoideus
Processus Condylaris :

Capitulum mandibulae.

Collum mandibulae.

Foramen mandibularis.

Lingula mandibularis.

Angulus andibulae

Tuberositas masseterica

3. os palatum, terdapat bagian :


Processus Palatinus
Kecil dan berbentuk L, Membentuk dasar orbita, Kedua processus palatina
bersama-sama membentuk palatum durum

4. os hyoid
terletak di sebelah inferior cranium dan tidak berhubungan dengan tulang
yang lain

merupakan tempat perlekatan otot yang berhubungan dengan lidah dan


pharynx
os hyoid memiliki bagian-bagian :
- Corpus
- Cornu major yang merupakan :
Fiksasi larynx dan Tempat perlekatan otot penggerak lidah.
- Cornu minus yang merupakan :
Tempat perlekatan ligament stylohyoid.
Otot- otot cavum oris dan sekitarnya :
1. M. Levator Bibir Atas
Origo/insersi

:Margin inferior orbital/otot dan kulit bibir atas

Fungsi

:elevasi bibir atas, ekspresi sedih, serius, dan marah.

Saraf

:saraf facial (VII)

2. M. Depressor Bibir Bawah


Origo/insersi

:mandibula/bibir bawah

Fungsi

:depresi bibir bawah, ekspresi sinis, atau cemberut.

Saraf

:saraf facal (VII)

3. M. Levator Sudut Mulut


Origo/insersi

:maxilla di bawa foramen infraorbital/sudut mulut.

Fungsi

:elevasi sudut mulut, menyebabkan kerut antara hidung dan bibir


atas.

Saraf

:saraf facial (VII)

4. M. Depressor Sudut Mulut


Origo/insersi

:badan mandibula di bawah foramen mental/sudut mulut.

Fungsi

:elevasi sudut mulut ke bawah (saat membuka mulut dan ekspresi


sedih)

Saraf

:saraf facial (VII)


5

5. M. orbikularis Mulut
Origo/insersi

:serabut otot di sekita mulut/sudut mulut, secara superfisial

Fungsi

:mengatupkan, mengerutkan, dan memajukan bibir

Saraf

:saraf facial (VII)

6. M. Mentale
Origo/insersi

:mandibula medial anterior dagu

Fungsi

:mengangkat dan memajukan bibir bawah

Saraf

:saraf facial (VII)

7. M. Bucinator
Origo/insersi

:regia molar maksila dan mandibula, otot orbikularis mulut (sekitar


mulut)

Fungsi

:menekan pipi ke gigi, mengisap pipi, seperti saat meniup

Saraf

:saraf facial (VII)

Kelenjar Salvatorius:

Sepasang glandula parotis.

Sepasang glandula sublingualis.

Glandula submandibularis.

a. Glandula Parotis
Berada di fossa parotis. Fossa ini dibatasi disebelah
Posterior : m. sternocleidomastodeus.
Anterior : ramus mandibulae.
Superior : meatus acustius externus.
Secresinya disalurkan melalui ductus parototidicus, ductus ini menyilang

m.

masseter kemudia bermuara di cavum oris setinggi molar 2 atas.


Innervasi dilakukan oleh n.glossopharyngeal (IX).
b. Glandula Sublingualis

Berada di fossa sublingualis di sebelah medial permukaan inerna mandibulae.


Kelenjar ini megeluarkan secesinya ke cavum oris melalui banyak ductus kecil2
yang bermuar ke crista plica sublingualis.
Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).
c. Glandula Submandibularis
Terletak di fossa submandibularis pada sisi medial mandibulae disebelah inferior
m. mylohyoid. Salurannya bermuara di dasar cavum oris disebelah kanan kiri
frenlum lingue.
Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).

Inervasi Cavum Oris :


1. N. trigeminus (N. V).

N. trigeminus merupakan saraf cranial yang terbesar, mempunyai serat-serat


sensoris (portio major) untuk kulit muka dan kepala, serta serat-serat motoris
(portio minor) untuk otot-otot pengunyah.
Saraf ini mempercabangkan:
N. ophthalmicus
i. N. lacrimalis.
ii. N. frontalis.
iii. N. nasociliare.
N. maxillaris.
Saraf ini keluar dari cavum crani melalui foramen rotundum dan melalui
fossa pterygo-palatina, cranial terhadap a. maxillaris interna, kemudian
menuju sulcus dan canalis orbitalis masuk ke cavum orbitae melalui fissura
orbitalis inferior.
Saraf ini mengeluarkan cabang-cabang:
N. zygomaticus; masuk ke bagian lateral cavum orbitae melalui fissura
orbitalis inferior dan bercabang menjadi:
a. Ramus zygomaticotemporale, yang menembus os zygomaticus dan
memberikan innervasi untuk kulit kening.
b. Ramus zygomaticofaciale, juga menembus os zygomaticus dan
memberikan innervasi untuk kulit disekitarnya.
Saraf ini beranastomose dengan n. lacrimalis didalam cavum orbitae.
Nn. alveolares superiores dengan cabang-cabang:
a. Ramus alveolaris superior posterior, untuk molar atas 1-3.
b. Ramus alveolaris superior medius, untuk premolar atas 1-2.
c. Ramus alveolaris superior anterior, untuk caninus dan incicivus atas.
Nn. sphenopalatini, sebagian kecil berhubungan dengan ganglion sphenopalatina

untuk

membawa

serabut-serabut sekreto

motorik dari

ganglion tersebut ke glandula lacrimalis.


N. infraorbitalis

Keluar

dari

cavum

orbitae

melalui

canalis

infraorbitalis

dan

memberikan cabang-cabang rami palpebralis inferior, rami nasals dan


rami labiales superiores.
N. mandibularis.
Saraf ini keluar ke fossa infratemporalis melalui foramen ovale, berjalan di
basis cranii sedemikian rupa sehingga disebelah dorsalnya terdapat a.
meningica media, disebelah lateralnya terdapat m.pterygoideus lateralis dan
disebelah medialnya terdapat m. tensor veli palatini. N. mandibularis dapat
dibedakan menjadi:
1. Portio major (divisi anterior); yang bersifat sensoris dan memberikan innervasi untuk
kulit daerah temporal, auricula, meatus acusticus externus, pipi, bibir bawah, mucosa
mulut dan articulatio temporomandibularis.
2.

Portio minor (divisi posterior); bersifat (sebagian besar) motoris untuk otot-otot

pengunyah.
Sebelum pecah menjadi dua divisi, n. mandibularis memberikan 2 cabang yaitu:
a. N. spinosus, berjalan bersama a. meningica media masuk kembali kedalam cavum
cranii melalui foramen spinosum.
b. N. pterygoideus internus; selain memberi innervasi untuk m. pterygoideus internus
juga memberikan cabang n. tensor veli palatini yang menginnervasi m. tensor veli
palatini, dan n. tensor tympani untuk m. tensor tympani.
Cabang-cabang divisi anterior:
a. N. buccinatorius (n. buccalis).
Berjalan diantara kedua caput m. pterygodeus externus kemudian ditepi ventral
m. temporalis lalu menyebar pada permukaan lateral m. buccinatorius dan memberikan
innervasi pada kulit dan mucosa pipi dan gusi, juga untuk premolar dan molar 1,2.
Sebagian cabangnya beranastomose dengan ramus buccalis n. facialis.
N. buccinatorius bersifat sensoris.
b. N. massetericus.
Berjalan disebelah cranial m.pterygoideus externus, dibelakang m. temporalis dan
melalui incisura mandibularis untuk menginnervasi m. masseter.
c. Nn. temporalis profundus; memberikan innervasi untuk m. temporalis.
9

d. N. pterygoideus externus; memberikan innervasi m. pterygoideus externus.


Cabang-cabang divisi posterior:
a. N. auriculotemporalis.
b. N. lingualis.
Berjalan turun disebelah medial dari m. pteygoideus externus, disini bergabung dengan
chorda tympani, cabang dari n. faciali yang mengandung serabut-serabut rasa
pengecapan. Saraf ini terletak disebelah ventral dari n. alveolaris inferior (kadangkadang

berhubungan)

kemudian

berjalan

diantara

ramus

mandibulae

dan

m.pteygoideus internus dan dibawah mucosa mulut. Saraf ini di raba kira-kira 1 cm
caudal dan dorsal dari molar 3.
Kemudian n. lingualis berjalan menyilang permukaan lateral m.hyoglossus, profundus
terhadap m.mylohyoideus dan glandula submandibularis dan terletak diatas ductus
submandibularis Whartoni kemudian melingkarinya dan berjalan pada m. genioglossus.
Selanjutnya berjalan ke ventral sepanjang sisi lidah dan memberikan innervasi untuk
mucosa lidah 2/3 bagian ventral. Cabang terminal n. lingualis mempunyai hubungan
dengan cabang terminal n. hypoglossus. Karena hubungannya dengan chorda tympani,
n.lingualis juga memberikan cabang-cabang untuk isthmus faucium, mucosa mulut,
gingiva serta premolar dan molar I.
Chorda tympani adalah cabang n. facialis yang mengandung:
1. Serabut-serabut untuk sekresi glandula submandibularis dan glandula sublingualis.
2. Serabut-serabut pengecap untuk 2/3 bagian ventral lidah.
c. N. alveolaris inferior.
Mula-mula terletak medial dari m. pterygoideus externus dan a.maxillaris interna, lalu
diantara lig. sphenomandibulare dan ramus mandibulae, kemudian menuju ke foramen
mandibulae masuk kedalam canalis mandibulae.
Cabang-cabangnya adalah:
a. N. mylohyoideus.
b. Rami dentales inferiores
c. Rami gingivalis, untuk gingiva.
d. N. mentalis.
10

e. Ramus incisivus

2. N. facialis.
Dari fossa cranii posterior saraf ini masuk ke os temporale melalui meatus custicus
mernus bersama n. vestibulocochleare kemudian berjalan didalam canalis facialis,
dimana

dikeluarkan

beberapa

cabang,

sebelum

keluar

melalui

foramen

stylomastokleum.
Cabang-cabangnya:
1. N. auricularis posterior
2. Ramus muscularis; untuk m. digastricus venter posterior dan m. stylohyoideus.
3. Plexus parotidicus.
Merupakan suatu anyaman didalam glandula parotis yang membagi glandula
parotis menjadi bagian luar dan dalam.
Plexus parotidicus mengeluarkan cabang-cabang:
a. Ramus temporalis.
b. Ramus zygomaticus.
c. Ramus buccalis (ramus buccinatorius).
d. Ramus marginalis mandibulae
e. Ramus colli (ramus cervicalis).
3.N. glossopharyngeus
Saraf ini adalah afferent untuk lidah dan pharynx dan efferent untuk m. stylopharyngeus
dan glandula parotis.
Keluar dari cavum cranii melalui bagian medial foramen jugulare, dimana n.
glossopharyngeus mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superius (jugulare) dan
ganglion inferius (ganglion petrosum).
Saraf ini kemudian terletak diantara a. carotis interna dan v. jugularis interna, berjalan
ke caudal ventral terhadap a. carotis interna ditutup oleh processus styloideus dan otototot yang melekat disitu. Kemudian berbelok ke ventral mengitari stylopharyngeus,
terletak dibawah tepi dorsal m. hyglossus dan selanjutnya berjalan diantara
m.constrictor pharyngis superior dan medius. N. glossopharyngeus mengeluarkan
cabang-cabang:
11

a. N. tympanicus.
Saraf ini mempunyai serabut-serabut sekretomotorik dan vasodilator untuk
glandula parotis. Keluar dari ganglion inferior, melalui canaliculi tympanici
masuk ke cavum tympani dan bercabang-cabang membentuk plexus
tympanicus untuk menginnervasi mucosa cavum tympani, cellulae mastoidea
dan canalis auditorius. Beberapa serabut plexus tympanicus bergabung
membentuk n. petrossus minor yang mengandung serat-serat sekretomotorik
untuk glandula parotis.
b. Ramus communicans, yang bergabung dengan ramus auricularis n. vagus.
c. Ramus sinus caroticus.
Berjalan ke caudal pada permukaan anterolateral a. carotis interna membawa
serat-serat afferent dari pressoreceptor dan chemoreceptor
d. Ramus pharyngicus.
Bersama ramus pharyngicus n. vagus dan cabang truncus sympathicus
membawa serat-serat general sensoris untuk rnucosa pharynx.
e. Ramus stylopharyngicus; motorik untuk m. stylopharyngeus.
f. Rami tonsillaris; mengandung serat-serat general sensoris untuk mucosa dari
tonsil dan palatum molle.
g. Rami lingualis; Untuk pengecapan dan sensoris lidah 1/3 bagian dorsal dan
papilla vallatae.
4. N. vagus.

Ganglion sphenopalatini.

Ganglion Submandibulare.

Fungsi Cavum Oris


1. Merupakan pintu masuk ke saluran cerna, dan berperan dalam pencernaan awal
makanan yang dibantu kelenjar saliva.
2. Memanipulasi suara yang dihasilkan larynx sehingga bentuk bicara jadi sempurna.
3. Dapat digunakan sebagai jalan nafas.

12

Linguae
Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Fungsi lidah antara lain
Menggerakkan makanan dalam rongga mulut dan juga Menghasilkan cairan yang berisi
enzym yang disebut lingual lipase.
Lidah terdiri dari beberapa bagian, 1/3 bagian posterior disebut pars pharyngeal atau
basis lidah sedangkan 2/3 bagian anterior disebut body of the tongue.
Linguae terdiri otot ekstrinsik dan intrinsik . Otot intrisik adalah otot - otot yang ada
daIam lidah, terdiri dari m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferior, m.
transversus dan m. verticakli. M. longitudinalis superior dan inferior, masing - masing
adalah sepasang dan berjalan memanjang sepanjang lidah. Bila kedua pasang lidah
berkerut maka lidah memendek dan rnenebal. Bila kedua m. longitudinalis superior
berkerut, lidah membelok ke atas. Sebaliknya bila kedua lidah m. longitudinalis inferior
berkerut maka lidah membelok ke bawah. Bila salah satu lidah m. longitudinalis yang
berkerut maka lidah membelok ke lateral.

13

M. transversus berjalan transversal diantara atas dan bawah mm. longitudinalis. Bila
berkerut, lidah menjadi sempit dan memanjang.
M. verticalis berjalan vertikal disebelah lateral dan diantara mm. Longitudinalis. Bila
berkerut lidah menjadi besar dan lebar.
Otot ekstrinsik adalah otot otot yang menghubungkan lidah dengan tulang tulang
disekitarnya dan dengan palatum molle, terdiri dari m. genioglossus, m. hyoglossus, m
styloglossus dan m. palatoglossus. M. genioglossus berorigo dispina mentalis dan
insersinya dilidah, dimana serabutnya menyebar ke arah occipital. Muskulus ini
berfungsi menarik lidah keluar M. hyoglossus berorigo di corpus ossis hyoidei dengan
insersinya di lidah. Serabutnya berjalan dari dorsokaudal ke ventrokranial. Muskulus ini
berfungsi menarik lidah ke bawah dan ke belakang. M. styloglossus origonya di
processus styloideus sementara insersinya pada tepi lidah serabut serabutnya pergi
14

ke arah frontal. Fungsi muskulus ini untuk menarik lidah ke belakang dan ke atas. M.
palatoglossus berfungsi untuk menarik lidah ke belakang.
Pada lidah dapat dibagi menjadi apex linguae, dorsum linguae, dan radix linguae.
Dorsum linguae dibagi menjadi sulcus terminalis yang berbentuk huruf V, terbuka ke
frontal dalam bagian anterior dan bagian posterior. Di puncak huruf V terdapat foramen
cecum ialah sisa ductus thyreoglossus. Arcus palatoglossus membagi lidah dalam pars
pharyngea yang ada pharynx, dan pars oralis yang ada di dalam cavum oris propium.
Di linea mediana facies Iidah terdapat frenulum linguae. Frenulum adalah lipatan
selaput lendir yang menghubungkan facies inferior linguae dengan dasar mulut.
Disebelah lateral frenulum di bawah selaput lendir kelihatan v. profunda linguae dan
disebelah Iateralnya lagi terdapat plica fembriata. Plica fembriata ialah lipatan selaput
lendir yang tepinya berumbai umbai tempat muara gl. Lingualis inferior. Pada dorsum
linguae terdapat tonjolan tonjolan yang disebut papillae, yang dapat dibedakan
- papilla simplex, yang dibedakan menjadi papilla conica berbentuk konus dan papilta
lenticularis yang berbentuk lensa
- papilla filliformis berbentuk benang
- papilla foliata berbentuk lembaran atau daun, terletak berderet deret ditepi lidah
dimuka linea terminalis.
- papilla fungiformis berbentuk cendawan
- papilla vallata yang berbentuk tonjolan dikehlingi oleh sulkus dan diluarnya oleh krista.
Papifla ini terletak berderet deret dimuka
linea terminalis.

Otot- otot pada lidah dibagi


menjadi 2 macam, yaitu Otot ekstrinsik dan
instrinsik.
a. Otot Ekstrinsik
Otot Ekstrinsik adalah otot yang
berinsertio ke lidah tapi berorigo diluar
lidah.Otot ekstrinsik ada empat yaitu

15

M.genioglossus, m.hyoglossus, m.styloglosus, dan m.palatoglossus.


Semua otot ini di inervasi motoris oleh n. hypoglossus(XII), kecuali m.
palatoglossus diinnervasi oleh n.vagus (X). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis.
b. Otot Instrinsik
Otot Instrinsik adalah otot yang berorigo dan berinsertio di lidah. Otot insrinsic
ada empat yaitu m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferior, m transversalis
dan m. vertical.
Otot intrinsik berfungsi mengubah bentuk lidah dengan jalan memendekkan atau
menjulurkan lidah, menekuk ujung lidah, memipihkan dan membulatkan lidah. Semua
otot ini diinnervasi secara motoris oleh n.hypoglossus (XII). Vascularisasi dilakukan
oleh a.lingualis.

Vaskularisasi Lidah

Arteri:
o Arteri lingual (lidah) yang bersumber dari a. carotis externa di dalam segitiga
carotis
o Arteri submental (ludah) yang bersumber dari cabang arteri fascia yang
berasal dari a. carotis externa

Vena:
o Vena lingual
o Vena submental

Inervasi Lidah
a. Sensoris
- 2/3 anterior :
16

o Umum : N.lingualis (V3)


o Pengecapan : N. facialis (VII)
- 1/3 posterior
o Umum : N.glossopharyngeus (IX)
o Pengecapan : N.glossopharyngeus (IX)
b. Motoris
-

N.hypoglossus (XII) : gerakan mengunyah dan menelan makanan serta


gerakan bicara

N.trigeminus N.mandibularis (V3) : gerakan mengunyah

Fungsi Lidah
1. Menggerakkan makanan dalam rongga mulut.
2. Membantu proses menelan makanan.
3. Menghasilkan cairan yg berisi enzyme yg disebut lingual lipase untuk
mempermudah dalam mencerna makanan.

Gingiva
Ginggiva adalah mucosa sekitar gigi yag menutupi proc. Alveolaris, yang mendapat
vaskularisasi sebagai berikut :
ginggivabuccal gigi bawah mendapat darah dari cabang a. alveolaris inferior
sedangkan sisi lingual mendapat darah dari a. lingualis.
ginggivabuccal gigi atas mendapt darah dari a. alveolaris superior anterior dan
posterior.
gingiva palatalmendapat darah dari a. nasopalatinus dan a. palatina major.

B. TEMPOROMANDIBULAR JOINT

Temporo Mandibular Joint adalah persendian diantara squamosa os. Temporalis


dan condyle os. Mandibula.
17

Komponen TMJ:
1. Squamosa os. Temporalis
Memiliki permukaan artikulasi avascular yang tersusun dari jaringan ikat
fibrosa kartilago hyaline
Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral
2. Ligament
Macam macam ligament pada TMJ:
- Ligamen collateral atau ligament discal. Terdiri dari jaringan ikat kolagen
sehingga tidak dapat meregang. Terdiri dari 2 ligamen yaitu ligament
collateral medial yang menghubungkan medial articular disc dengan kutub
medial condyle dan ligament collateral lateral yang menghubungkan aspek
lateral articular disc dengan kutub lateral condyle
- Ligament temporomandibular (lateral) yaitu ligament tebal pada lateral
kapsul. Mencegah kesalahan letak pada condyle lateral dan posterior
- Ligament stylomandibular. Memanjang dari styloid process ke margin
posterior sudut dan ramus mandibula. Membantu membatasi tonjolan
anterior mandibula
- Ligament sphenomandibular merupakan sisa kartilago Meckel.
Memanjang dari os. Sphenoidalis ke lingual os. Mandibula. Berperan
sebagai poros mandibula dengan mempertahankan tekanan yang sama
selama mulut membuka dan menutup.
3. Condyle of mandibular
Berartikulasi dengan mandibular disc
Permukaan artikularnya adalah jaringan ikat fibrosa avascular dari kartilago
hyaline
Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral
4. Artikular disc (lempengan sendi)
Tersusun dari jaringan ikat fibrosa padat
Terletak diantara squamosa os. Temporalis dan condyle os. Mandibular
Pada pusatnya bersifat avascular dan aneural, pada peripheralnya bersifat
vascular dan terinnervasi
18

Fisiologi Temporo Mandibular Joint (TMJ)

Fungsi :
- membantu proses bicara
- mengunyah
- saat menguap
- melakukan berbagai macam gerakan rahang bawah seperti maju, mundur, ke kiri,
kanan, membuka dan menutup

Gerakan yang dapat dihasilkan TMJ :


- protrusi : memajukan mandibula, dibantu oleh m. Pterygoideus lateral dan medial
- retraksi : memundurkan mandibula, dibantu bagian posterior dari m. Temporalis, m.
Masseter bagian dalam dan sedikit dari m. Geniohyoid dan m. Digastricus
- depresi : rahang ke bawah, dibantu oleh m. Digastricus, m. Geniohyoideus, m.
Mylohyoid serta gravitasi
- elevasi : rahang ke atas, dibantu oleh m. Temporalis, m. Masseter, m. Pterygoideus
medial

Rata-rata pembukaan mulut maksimal pada manusia normal (tidak termasuk stress,
emosi, trauma pada TMJ) adalah 50-60 mm, lateral 10-12 mm (lateral kiri lebih besar
sedikit dibandingkan lateral kanan), protraksi 8-11 mm, gerakan retraksi 1-3 mm.

Gerakan-gerakan yang dapat terjadi pada TMJ adalah:


Protrusi, gerakan memajukan mandibula. Dibantu oleh m. pterygoideus lateral
dan media
Retraksi, gerakan memundurkan mandibula. Dibantu oleh bagian posterior dari
m. Temporalis, m. Masseter bagian dalam dan sedikit dari m. Geniohyoid & m.
Digastricus
19

Depresi,

gerakan

rahang

kebawah.

Dibantu

oleh

m.

Digastricus,

m.

Geniohyoideus, m. Mylohyoid serta Gravitasi.


Elevasi, gerakan rahang keatas. Dibantu oleh m. Temporalis, m. Masseter dan
m. Pterygoideus media.

Rata-rata pembukaan mulut maksimal pada manusia normal (tidak termasuk


adanya stress, emosi atau trauma pada TMJ) adalah 50-60 mm, gerakan lateral
kira-kira 10-12 mm dimana gerakan lateral ke kiri lebih besar sedikit daripada yang
ke kanan, gerakan protraksi 8-11 mm dan gerakan retrusi kira-kira 1-3 mm
Selain musculus-musculus, terdapat ligament-ligament yang juga membantu
gerakan TMJ, yaitu Sphenomandibular Ligament,, Stylomandibular Ligament dan
Lateral Ligament.
Karena ada TMJ, mandibula dapat bergerak dengan mudah.

Posisi yang terjadi karena pergerakan mandibula :


- centric occlusion : gigi geligi mengalami oklusi secara penuh dan maksimal
- centric relation : saat kepala dari processus condyloideus pada mandibula
berada pada posisi paling superior dari fossa mandibularis

PROSES MEMBUKA dan MENUTUP MULUT


- Membuka
20

[Penggerak utamanya adalah : M. Pterygoideus lateralis]


M. Pterigoideus lateralis menarik processus condilaris ke depan menuju
eminentia articularis.Pada saat bersamaan,serabut posterior M. Temporalis
harus relaks dan keadaan ini diikuti dengan relaksasi M. Maseter,serabut
anterior M. Temporalis, dan M. Pterigoideus medialis yang berlangsung cepat
dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di sekitar
sumbu horizontal sehingga processus condilaris akan bergerak ke depan sedang
angulus mandibula begerak ke belakang. Dagu akan terdepresi , keadaan ini
dibantu dengan gerak membuka yang kuat oleh M. Digastricus,M.
Geniohyoideus , dan M. Mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os hyoid .

- Menutup
[Penggerak utamanya adalah : M. Maseter , M. Temporalis, M. Pterigoideus
Medialis]
Rahang dapat menutup pada berbagai posisi.Mulai dari menutp pada
posisi protusi penuh sampai menutup pada keadaan processus condilaris berada
pada posisi paling posterior dalam fossa mandibula . Pada posisi protusi
memerlukan kontraksi M. Pterigoideus Lateralis\yang dibantu M. Pterigoideus
Medialis. Caput mandibula akan tetap pada posisi ke depan eminentia articularis
. Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior M. Temporalis akan
bekerjasama dengan M.Maseter untuk mengembalikan processus condilaris ke
dalam fossa mandibula. Sehingga gigi geligi dapat saling kontak pada oklusi
normal. Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot
pengunyahan akan diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah
bagian atas. M. Pterigoideus Lateralis dan serabut posterior M. Temporalis
cenderung menghilangkan tekanan dari caput mandibula pada saat otot-otot ini
berkontraksi. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi
mandibula akan melintas di sekitar ramus.

C. MODEL RAHANG
Model Rahang terdiri dari 3 jenis yaitu :
21

1. Model studi, adalah model yang dihasilkan dari cetakan awal (preliminary
impression). Kegunaannya:
a. Komponen penting dalam ortodonti.
b. Titik awal dimulainya perawatan.
c. Untuk kepentingan presentasi.
d. Data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaan klinis.
e. Dapat mengetahui bentuk dan ukuran rahang, ukuran mesiodistal gigi, bentuk dan
ukuran lengkung gigi, penentuan malposisi gigi, dan adanya kelainan bentuk gigi
(malformasi).
2. Model diagnostic, adalah model yang dihasilkan dari cetakan kedua dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil cetakan yang lebih detail.
3. Model kerja, adalah cetakan awal yang dihasilkan sebelum model studi, model ini
biasanya untuk dikirim ke laboratorium gigi.

D. BAHAN CETAK
Bahan Cetak Hidrokoloid
1) AGAR (hidrokoloid reversibel)
Komposisi
Koloid hidrotilik organic yang diekstrak dari rumput laut tertentu. Kandungan utama
air (>80%). Untuk memperkuat gel biasanya ditambah boraks. Namun boraks
merupakan jenis retander terbaik untuk pengerasan gypsum. Kandungan air
berlebih dalam agar dapat memperlambat pengerasan gypsum. Maka ditambahkan
kalium sulfat untuk menyeimbangkan keduanya. Kalium sulfat merupakan zat
pemercepat pengerasan gypsum. Zat pengisi lain: tanah diatoma, tanah liat, silica,
malam, karet dan serbuk kakuk serupa. Timol dan gliserin untuk bakterisit dan
bahan pembuat plastic.
Proses Gelasi
Adalah proses pengerasan hidrokoloid reversible. Perubahan sol-gel dipengaruhi
suhu. Perubahan gel-sol diperlukan suhu lebih tinggi. Biasanya sol jadi gel pada
suhu 37-50 derajat celcius. Temperature gelasi dipengaruhi oleh berat molekul,
22

kemurnian AGAR dan rasio komposisinya. Ketidaksamaan temperature gelasi dan


temperature pendinginan inilah menyebabkan AGAR dapat digunakan sebagai
bahan cetak kedokteran gigi.
Keakuratan
Bahan Cetak Reversibel adalah bahan cetak paling akurat. Untuk mencapai keakuratan
tersebut perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya :
-

Kekentalan sol
Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting dalam keberhasilan
memanipulasi bahan. Bahan tidak boleh terlalu encer sehingga mengalir
keluar sendok cetak, terutama saat mencetak rahang bawah. Sebaliknya,
bahan tidak boleh terlalu kental, sehingga sulit menembus semua detail
gigi-geligi dan jaringan lunak.

Sifat Viskoelastik
Hubungan tegangan regangan dari bahan hidrokoloid berubah begitu
besarnya beban berubah. Sifat ini menunjukkan perlunya mengeluarkan
cetakan dari dalam mulut dengan cepat. Karena apabila pengeluaran
cetakan dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau diungkit akan
menyebabkan terjadi distorsi.

Distorsi selama gelasi

Daya reproduksi
Sifat ini mewakili kemampuan untuk membuat die duplikat dari
serangkaian cetakan. Untuk teknik die gandi, dibuat satu cetakan dan
kemudian dipotong-potong menjadi die individual untuk gigi yang akan
dipreparasi.

Manipulasi bahan agar


Secara umum ada 3 tahapan, yaitu:
a. Persiapan bahan
Tahapan pertama adalah mengubah gel hidrokoloid menjadi sol. Cara
yang paling efektif adalah dengan menggunakan air panas. Sebaiknya
bahan dibiarkan dalam tempertur ini selama 10 menit. Setelah dilelehkan,
bahan dapat disimpan dalam keadaan sol sampai waktunya diinjeksikan
23

ke dalam preparasi kevitas atau diisikan ke sendok cetak. Temperatur


yang terlalu rendah dapat menghasilkan bahan cetak dengan kekentalan
yang lebih tinggi dan tidak mampu mereproduksi detail halus dengan
tepat.
b. Kondisioning atau pendinginan
Suhu penyimpanan 65 derajat terlalu tinggi untuk rongga mulut. Oleh
karena itu, bahan perlu didinginkan terlebih dahulu (ditempered). Untuk
tahap preparasi, sebuah tube dikeluarkan dari kompartemen
penyimpanan dan dimasukkan ke sendok cetak, sepotong kasa diletakkan
diatas bahan yang terletak di sendok cetak, kemudian diletakkan lagi di
kompertemen pendingin 45 derajat selama 3-10menit. Waktu yang
berbeda-beda tergantung pada jenis hidrokoloid dan keenceran yang
diinginkan oleh dokter gigi. Sebagai tambahan, selain menurunkan
temperature, pendinginan juga dapat meningkatkan kekentalan bahan
hidrokoloid sehingga bahan tidak mengalir keluar sendok cetak.
c. Membuat cetakan
Sebelum proses pendinginan bahan cetak terselesaikan, bahan semprit
diambil dari kompartemen penyimpanan dan diaplikasikan pada kavitas
yang direparasi. Mula-mula diaplikasikan pada dasar preparasi, kemudian
pada bagian lain yang belum tertutup. Ujung semprit diletakkan di dekat
gigi, dibawah permukaan bahan semprit untuk mencegah gelembung
udara. Begitu kavitas yang akan dipreparasi telah tertutup bahan cetak,
sendok cetak yang telah sempurna didinginkan siap untuk dimasukkan
kedalam rongga mulut. Proses gelasi dapat dipercepat dengan
mengalirkan air dingin sekitar 18-21 derajat selama 3-5menit.

2) Bahan Cetak Alginat


Komposisi
Alginat merupakan hidrokoloid ireversibel yang komponen utamanya adalah salah satu
alginate larut air seperti natrium, kalium, atau alginate trietanolamin. Alginate yang
dicampur air akan membentuk sol dengan cepat. Besar berat molekul alginate
24

bervariasi, semakin besar berat molekul maka kekentalan sol akan bertambah.
Biasanya ditambahkan bahan pengisi seperti tanah diatoma yang berfungsi sebagai
penambah kekerasan dan kekuatan gel alginate. Oksida seng juga merupakan bahan
pengisi yang mempengaruhi sifat fisik serta waktu pengerasan gel.
Lama Penyimpanan
Temperatur dan kontaminasi kelembaban udara merupakan 2 faktor utama yang
mempengaruhi lama penyimpanan bubuk alginate. Bahan cetak alginate dikemas
dalam kantung tertutup secara individual dengan berat bubuk yang sudak ditakar untuk
membuat satu cetakan, atau dalam kaleng besar yang tertutup rapat.
Proses gelasi
Reaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana sebagai reaksi alginate larut
air dengan kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginate yang tidak larut.
Kalsium sulfat cepat bereaksi untuk membentuk kalsium alginate tak larut air dari
kalium atau natrium alginate dalam larutan cair. Produk kalsium alginate sangat cepat,
oleh karena itu tidak tersedia waktu yang cukup untuk bekerja. Oleh karena itu perlu
ditambahkan garam pemerlambat (retarder) seperti trinatrium untuk memperpanjang
waktu kerja.
Manipulasi bahan alginate
-

Mempersiapkan pengadukan

Campurkan bubuk alginate yang telah ditakar dengan air sesuai takaran pada bowl.
Gerakan pengadukan yang salah dapat merusak bahan alginate. Cara
pengadukan yang benar adalah dengan menggunakan spatula logam, awali
dengan gerakan angka delapan, dan lanjutkan dengan menekan bahan ke
dinding bowl searah 180derajat. Waktu pengadukan terlalu lama juga dapat
merusak alginate. Biasanya 45 detik sampai 1 menit adalah waktu yang pas
untuk mengaduk alginate.
-

Membuat cetakan

Bahan harus mencapai konsistensi tertentu sehingga tidak mengalir keluar sendok
cetak dan menyebabkan tersedak. Bahan cetak juga harus menempel pada
sendok cetak agar dapat ditarik dari sekitar gigi. Ketebalan cetakan alginate
antara sendok cetak dan jaringan harus sekurang-kurangnya 3mm.
25

Kekuatan gel maksimal diperlukan untuk mencegah fraktur dan menjamin


bahwa cetakan cukup elastic ketika dikeluarkan dari mulut.

Katahanan terhadap sobekan pada alginate akan meningkat bila cetakan


dikeluarkan dengan sentakan secara tiba-tiba.

Keakuratan cetak alginate kurang, karena dia tidak dapat menembus detail
kecil yang ada pada gigi.

Bahan Cetak Elostomerik Tanpa Air


Secara kimia terdapat 4 jenis : polisulfida, slikon polimerisasi kondensasi, silikon
polimerisasi tambahan, polieter. Merupakan sistem 2 komponen yang dikemas dalam
bentuk pasta. Kedua pasta yang berbeda warna dikeluarkan dalam panjang yang sama
pada kertas pengaduk dan diaduk dengan spatula sampai terbentuk warna homogen.
1. Bahan cetak polisulfid
Komposisi
Pasta basis mengandung polimer polisulfid, bahan pengisinya yang
cocok(seperti lithopone dan titanium dioksida) untuk memberikan kekuatan
yang diperlukan, bahan pembentuk sifat plastik(seperti dibutil phtlat) untuk
menghasilkan kekentalan yang tepat bagi pasta, sulfur 0,5%. Untuk
menungkatka reaksi yang disebut sebagai pasta katalis atau aselator reaksi
mengandung timah dioksid yang menghasilkan sifat warna cokelat gelap.
Manipulasi
Pasta katalis dan pasta basis dikeluarkan denagn panjang yang sama
pada lembaran kaca pengaduk. Pasta katalis mula- mula dikumpulkan pada
spatula tahan karat dan kemudian diistribusikan di atas pasta basis, diaduk di
lembar pengadukan.
Polisulfid
Yaitu bahan cetak elastomerik yang paling sedikit kekakuannya.
Kelenturan ini denagn tekanan minimal, memiliki ketahanan tertinggi terhadap
robekan.
Biokompatibilitas
26

Polisulfid mempunyai hasil hitung kematian sel yang terendah (kurang


memiliki efek pada kehidupan sel).
Keuntungan
Waktu kerja lama
Tebukti akurat
Ketahanan robek tinggi
Sedikit hidrofibik
Harga tidak mahal
Wakktu penyimpanan lama
Kerugian
Memerlukan sendok cetak perseorangan
Harus diisi dengan stone secepatnya
Berpotensi terhadap distorsi yang nyata
Aroma mengganggu pasien
Kotor dan menimbulakan noda pada pakaian
Hasil pengisian berikutnya kurang akurat

2. Bahan Cetak Silikon Kondensasi


Dikemas sebagai pasta basis dan katalis atau cairan dengan kekentalan
rendah. Karena polimer silikon merupakan suatu cairan,silikon koloidal / logam
oksida ukuran mikro ditambahkan sebagai pengisi untuk membetuk suatu pasta.
Pengaruh pengisi terhadap kekuatan adalah hal yang lebih penting untuk suatu
elastomer silikon dibanding cetakan yang lainnya. Bhan denagn kekentalan
tinggi(putty, seperti dempulan) dikembangkan untuk mengatur pengerutan
polimerisasai yang besar dari bahan cetak silikon kondensasi
Manipulasi
Panjang basis yang sesuai dikeluarkan dari dalam tubepada lembar
pengaduk. Lalu satu tetes cairan katalis ditambahkan untuk tiapa unit panjang
basis. Bhan ini agak sulit diaduk karena perbedaan- perbedaan komponen
Elastisitas

27

Lebih ideal daripada polisulfid. Menunjukkan deformasi permanen


minimal dan dapat kembali ke bebtuk semula dengan cepat bila
direnggangkan. Bila terlalu kaku.
Biokompatibilitas
Silkon dapat diterima secara biologis sehingga tidak menyebabkan
masalah
Keuntungan
Tersedia waktu kerja dan waktu pengerasan yang cukup
Aroma menyenangkan dan tidak menimbulkan bercak
Memiliki ketahan robek yang cukup
Memiliki sifat elastik yang dikeluarkan
Distorsi lebih sedikit ketika dikeluarkan
Kerugian
Cukup akurat jika langsung dituang
Kestabilan dimensi buruk
Berpotensi pada distorsi yag nyata
Metode puttywash merupakan teknik yang sensitif
Sedikit lebih mahal

3. Bahan Cetak Silikon dengan Reaksi Tambahan


Manipulasi
Vinyl polysiloxane encer dan agak kental dikenas dalam dua pasta, bahan
putty dikemas dalam dua toples yang terdiri dari bahan basis denagn
kekentalan tinggi dam bahan katalis. Bahan havy, body dan putty telah
dimodifikasi untuk menggunakan alat pengaduk otomatis, dengan
menggunakan alat mekanis tersebut, terdapat keseragaman dalam membagi
danmengaduk bahan, semakin kecil kemungkiana masuknya udara ke dalam
adukan, waktu pengadukan menjadi lebih singkat, kontaminasi bahan lebih
sedikit. Bahan cetak yang telah diaduk dimasukkan langsung ke dalam
sendok cetak yang dilapisi adhesi. Waktu kerja dan pengerasan, dapat
28

diperpanjang 100% dengan penambahan retarder yang dipasok oleh masingmasing pabrik dan dengan pendinginan alas pengaduk. Silikan dapat
disimpan di lemari es.
Elastisitas
Merupakan bahan bersifat elastis paling ideal. Distorsi ketiak
mengeluarkan melalui underkut umumnya tidak terjadi.
Biokompatibilatas
Bahaya tertinggalnya sebagian bahan sirna mengeluarkan cetakan dapat
dihindari dengan penanganan bahan yang tepat dan pemeriksaan tepi
cetakan secara cermat untuk tidak ada daerah yang sobek. Benda asing dari
bahan cetak dapat menyebabkan inflamasi gingiva yang parah dan mungkin
salah diagnosis pada kunjungan berikutnya.
Keuntungan
Waktu pengerasan lebih pendek
Mudah diaduk alat otomatis
Kekuatan robek sedang
Kakuratan amat tinggi
Distorsi tidak terdeteksi ketika dibuka
Bila hidrofilik, amat sesuai dengan gypsum
Kerugian
Terbentuknya gas hidrogen pada beberapa bahan
Bahan hidrofilik tetap memerlukan penanganan hati- hati dan lingkungan
amat -kering
Lebih mahal, khususnya alat pengaduk otomatis.
4. Bahan Cetak Polieter
Komposisi
Karet polieter dipasok berupa dua pasta
Basis
Polimer polieter, suatu silika koloidal sebagai pengisi, dan suatu bahan
pembuat plastik seperti glikoeter/ ftalat.

29

Pasta aselator
Alkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan pengisi, waktu
kerja dan pengerasan, kecepatan pengerasan polieter kurang sensitif
terhadap perubahan temperatur.
Elastisitas
Bahan yang paling keras tidak termasuk bahan puty viskositas tinggi kurang
elastik dibanding vinyl polysixane
Biokompatibilitas
Dermatitis kontak akibat polieter. Namun penelitian akhir- akhir ini
menunjukkan tidak ada efek sitoksik yang berhubungan dengan katalis imin
yang terjadi berasal dari bagia bahan cetak yang tertinggal di dalam sulkus.
Keuntungan
Waktu kerja dan pengerasan cepat
Terbukti akurat
Ketahanan sobek cukup
Kurang hidrofibik
Distorsi kurang
Waktu penyimpanan lama
Kerugian
Cukup akurat jika dituangkan langsung
Kestabilan dimensi buruk
Bersih, tetapi rasa tidak enak
Keras, sehingga meliputi permukaan undecut
Sedikit lebih mahal
Dapat diisi ulang

Bahan Gips
Gypsum merupakan salah satu jenis bahan pengisi. Kriteria pemilihan produk gypsum
tertentu bergantung pada penggunaannya serta sifat fisik tertentu untuk penggunaan
tertentu. Misalnya, stone kedokteran gigi merupakan materi yang buruk untuk
30

digunakan sebagai bahan cetak karena bila ada gigi geligi, tidaklah mungkin
mengeluarkan cetakan melalui undercut gigi tanpa melukainya (karena besarnya
kekuatan stone ). Macam-macam gypsum :

1. Plaster cetak (tipe I)


Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan zat
tambahan untuk mengatur waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan. Plaster
cetak jarang digunakan lagi untuk mencetak dalam kedokteran gigi karena telah
digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti hidrokoloid dan elastomer .
plaster terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash, dalam pembuatan
gigi tiruan penuh.
2. Plaster model (tipe II)
Plaster model ini atau plaster laboratorium tipe II sekarang digunakan
untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan
tidaklah penting dan kekuatan cukup, suatu batasn yang disebutkan dalam
spesifikasi. Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami, jadi terlihat kontras
dengan stone yang umumnya berwarna.
3. Stone Gigi (tipe III)
Stone tipe III lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan pada
konstruksi protesa, karena stone tersebut memiliki kekuatan yang cukup untuk
tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai.
Tanpa melihat jenis stone yang digunakan, terdapat sedikitnya 2 metode
untuk membuat model. Dalam salah satu metode, mold untuk pengecoran dibuat
dengan membungkus sekitar cetakan dengan lembaran malam lunak sehingga
melebihi kurang lebih 12 mm di luar sisi jaringan pada cetakan. Basis untuk
model dibentuk pada daerah ini. Proses ini disebut boxing. Adukan stone dan air
kemudian dituang ke dalam cetakan di bawah vibrator. Adukan dibiarkan
mengalir perlahan dalam aliran yang terkendali sepanjang cetakan, sehingga
aliran tersebut dengan sendirinya mendorong udara keluar begitu adukan
mengisi semua cetakan gigi tanpa adanya gelembung udara yang terjebak.
31

Metode lain adalah dengan mengisi cetakan seperti yang telah dijabarkan.
Sisa adukan stone-air dituang pada lempeng kaca. Stone gigi, kekuatan tinggi
(tipe IV)
4. Stone gigi, kekuatan tinggi, ekspansi tinggi ( tipe V)
Ini merupakan produk gipsum yang dibuat akhir-akhir ini, dan memiliki
kekuatan kompresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi tipe IV. Kekuatan
yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P.
Sebagai tambahan, ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10%0,30%. Alasan peningkatan batasan ekspansi pengerasan disebabkan karena
logam campur yang baru, seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran
yang lebih besar dibandingkan logam campur mulia konvensional. Jadi,
dibutuhkan ekspansi lebih tinggi pada stone yang digunakan untuk die untuk
mengimbangi pengerutan pemadatan logam campur.
5. Gypsum sintetik
-hemihidrat dan -hemihidrat juga dapat dibuat sebagai produk
sampingan atau produk sisa dalam pembuatan asam fosforik. Produk sintetik
biasanya lebih mahal dibandingkan yang dibuat dari gipsum alami tetapi bila
produk tersebut dibuat dengan tepat, sifatnya sebanding atau melebihi stone
alami. Kendala dalam prosesnya cukup banyak dan hanya sedikit yang berhasil.
Metode yang digunakan adalah rahasia perusahaan. Sumber hemihidrat tidaklah
sepenting sifat dari penggunaan produk akhir yang pada dasarnya sama.
Terlepas dari manapun asalnya.

32

DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, J. Kenneth. 2003. Phillips : Buku Ajar Ilmu Material Kedokteran Gigi.
Jakarta : EGC
Ash, Major M. and Stanley J. Nelson. Wheelers Dental Anatomy, Physiology and
Occlusion
Drake, Richard L, et al. Grays Anatomy for Student.
Harty, F.J, and R. Ogston. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC
Harshanur, Itjiningsih W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC
repository.usu.ac.id/bitstream//4/chapter%2011.pdf

33

Anda mungkin juga menyukai