Anda di halaman 1dari 21

BAB III

PENDEKATAN PENGKAJIAN TERHADAP ASPEK MANAJEMEN


RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

A. Pengkajian
Rangkaian kegiatan pengkajian aspek manajemen yang dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin dimulai
tanggal

23 Juni 2014 sampai dengan 12 Juli 2014 dilantai 3 dan 4 ruang

perawatan VIP, kelas I dan kelas II-III Rumah Sakit Universitas penerapan
asuhan keperawatan model MPKP. Pengkajian awal yang kami lakukan
menggunakan metode wawancara, diskusi, observasi dan kajian literatur yang
melibatkan , kepala ruangan, bagian bidang keperawatan, kepala instalasi rawat
inap serta kepala bidang pendidikan dan pelatihan yang berdasarkan hasil laporan
kelompok sebelumnya.

B. Hasil pengkajian dan analisa data


1. Ruang Perawatan Kelas I (Sandeq)
a. Ketenagaan
1) Tenaga Perawat
Ruang Sandeq memiliki jumlah perawat 24 orang dan 1 orang tenaga
administrasi. Perawat Sandeq memiliki latar belakang pendidikan
S.Kep 17 orang dan D3 keperawatan 7 orang. Tenaga administrasi
berlatar pendidikan D3 keperawatan. Seluruh perawat sudah mengikuti
pelatihan MPKP.
2) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat
Kebutuhan tenaga perawat di Ruang sandeq dari hasil pengkajian
tanggal 24 Juni 2014.
Klasifikasi
pasien
Total care

Jumlah
pasien
7

Partial care

21

Minimal care 3

Kebutuhan tenaga perawat


Pagi
Sore
Malam
7x0,36
= 7x0,3= 2,1 7x0,2= 1,4
2,52
21x0,27=
21x0,15= 21x0,10=
5,67
3,15
2,1
3x0,17= 0,51 3x0,14=
3x0,07=
0,42
0,21
8,7
5,67
3,71

Total
Total tenaga perawat:
Pagi : 9 orang
Sore : 6 orang
Malam : 4 orang
Total : 19 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari:
= 5 orang

3) Kepuasan pasien terhadap kinerja perawat


Hasil pengkajian kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat
sejumlah 31 responden yang dilakukan pada tanggal 24 juni 2014
menunjukkan sebanyak 90% menyatakan sangat puas, dan 10 %
menyatakan puas dengan kinerja perawat.
Kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat didukung dari hasil
observasi selama praktek manajemen, perawat kelas I sangat ramah
dan selalu memberikan informasi kepada pasien setiap tindakan yang
akan dilakukan maupun informasi lain yang dibutuhkan klien.

b. sarana dan prasarana


Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di ruang Kelas I, didapatkan
peralatan yang tersedia di ruang Sandeq sudah mencukupi untuk
kebutuhan pasien di ruangan. Perawat juga sudah mengetahui cara
menggunakan alat yang ada di ruangan.
Gambaran umum jumlah tempat tidur kelas 1 berdasarkan jumlah pasien
pada tanggal 24 Juni 2014:
Jumlah Bed: 35
Jumlah bed kosong: 1
Jumlah Pasien 34
BOR: 34/35 x 100%= 97,14%
c. Penerapan MPKP
Dari hasil wawancara dan pengamatan mulai tanggal 24 25 juni 2014
dapat dituliskan bahwa model keperawatan yang dilakukan di Ruang
Sandeq/Kelas 1 adalah model Tim Modifikasi. Seluruh perawat sudah
memahami dan melakukan MPKP yang diterapkan di ruangan, dan tidak
menyulitkan perawat dalam pelaksanaannya. Sudah tercipta Komunikasi
yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lain. Perawat sudah
mengetahui job descriptionnya masing-masing. Orientasi ruangan pada
pasien baru sudah dilakukan dengan menggunakan format yang telah
tersedia sebagai acuan informasi, tetapi dirasa belum efektif. Masih ada
beberapa pasien yang melanggar peraturan ruangan, misalnya menggelar
karpet pada siang hari, atau banyaknya barang pasien yang disimpan
diluar lemari pasien.
d. Operan keperawatan
setiap operan dihadiri oleh perawat yang bertugas dan kepala ruangan,
kecuali untuk shift malam tanpa kepala ruangan. Menurut hasil
pengamatan kami, pelaksanaan operan dilakukan berfokus pada masalah
medis dan yang sudah didokumentasikan. Pelaksanaan operan mencakup
penyampaian tentang kondisi pasien, terapi medis yang sudah dilakukan
sesuai instruksi dokter serta rencana terapi pasien pada hari itu.
Pelaksanaan operan dilakukan secara lisan tanpa menggunakan format dan
buku operan. Operan sudah dilakukan namun isi dan substansi dari
kegiatan tersebut belum menyentuh aspek asuhan keperawatan.
Mekanisme operan belum sesuai dengan standar baku misalnya lebih
difokuskan pada planning tindakan kolaboratif.
e. Ronde Keperawatan
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa ronde keperawatan sudah
dilakukan diruangan tetapi belum dilakukan secara berkala. Menurut
Kepala Ruangan salah satu kendala tidak rutinnya dilakukan ronde
keperawatan karena kurangnya waktu CCM untuk mengikuti pelaksanaan
ronde.

f. Sentralisaasi obat
Sentraisasi obat di ruang Sandeq sudah dilakukan untuk seluruh pasien
baik obat oral maupun injeksi. Sudah ada informed concent tentang
setralisasi obat dari ruangan ke pasien. obat disimpan dilemari depo
farmasi yang ada diruangan. Pelaksanaan sentralisai obat tidak
membebani pekerjaan perawat.
g. Supervisi perawat.
Berdasarka hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat
diruangan didapatkan bahwa pelaksanaan supervise diruangan Sandeq
sudah dilakukan untuk tingkat ruangan namun tidak secara periodic.
Selain itu masih kurangnya pengetahuan pengetahuan PA terhadap
supervise yang dilakukan oleh PP ke PA karena tidak adanya format
penilaian yang baku dalam pelaksanaan supervise. Kepala ruangan selalu
memberikan teguran kepada perawat yang tidak melaksanakan tugasnya
dengan baik sebagai contoh setiap pelanggaran yang dilakukan perawat
akan diberikan sanksi dengan pemotongan uang jasa. Hasil pemotongan
tersebut dimasukkan dalam kas ruangan yang akan diperlukan untuk
kepentingan bersama
h. Pendidikan kesehatan
berdasarkan hasil wawancara kegiatan pendidikan kesehatan pada klien
dan keluarga di ruang sandeq sudah dilakukan secara rutin oleh perawat
primer setiap minggu. Media yang digunakan dalam pelaksanaan
pendidikan kesehatan adalah leaflet yang disediakan oleh rumah sakit,
namun jumlah dan pokok bahasannya masih terbatas.
i. Perencanaan pulang
Tidak terdapat discharge planning keperawatan yang ada hanya resume
keperawatan yang dilakukan setiap pasien pulang berisi tentang kondisi
pasien selama perawatan keadaan pasien saat pulang, hal-hal yang
diberikan saat pulang (hasil laboratorium, obat, dan surat istirahat).
j. Dokumentasi
Pendokumentasian yang berlaku di ruangan sandeq daalah sistem POR
(Problem Oriented Record) yaitu pencatatan atau pendekomentasian klien
disusun menurut masalah klien dan mengintegrasikan semua data
mengenai masalah yang dikumpulkan oleh semua disiplin ilmu yang ada
di ruangan antara lain dokter, perawat, ahli gizi dan semua yang terlibat
dalam pemberian layanan pada klien. Berdasarkan hasil observasi
terhadap seluruh status pasien tanggal 24 juni 2012 didapatkan masih
kurangnya penggunaan SAK mengenai masalah psikososial (8,6%) yang
melakukan pengkajian masalah psikososial.

C. Analisa SWOT di Lantai 4 ruang rawat kelas 1, 2, 3 dan VIP RS Universitas


Hasanuddin

Tabel 2.1
Analisa SWOT

No

Indikator

Analisis SWOT

Ketenagaan

Strength
1. Terdapatnya struktur organisasi yang berjalan sesuai
fungsinya
2. Seluruh perawat sudah mengikuti pelatihan MPKP,
BTCLS
3. Jenis ketenagaan:
Master Keperawatan: 1 orang
Ners : 17 orang
D3 Keperawatan :7 orang
Tenaga administrasi: 1
Weakness
1. Beban kerja diruangan belum sesui dengan jumlah
perawat jaga
2. Belum tersedianya tenaga evakuator tiap ruangan
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 yang sedang praktik
manajemen
2. Adanya kerja sama yang baik antar mahasiswa PSIK
dengan perawat klinik
Threatened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih professional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum
3. Makin tingginya kesdaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
4. Persaingan RS yang semakin kuat
5. Kebijakan pemerintah tentang BPJS

No

Indikator

Sarana dan
prasarana

Analisis SWOT
Strength
1. Mampu menggunakan dan memelihara sarana dan
prasarana yang ada
2. Terdapat administrasi penunjang (misalnya: buku
injeksi, SAK, laporan inventaris) yang memadai
3. Tersedianya Nurse Station
4. Lingkungan yang kondusif
5. RS pendidikan tipe B
Weakness
1. Belum tersedianya ruangan untuk Kepala Ruangan
2. Ruang tindakan belum berfungsi semestinya
3. Linen kadang tidak mencukupi kebutuhan pasien
Opportunity
1. Sudah termanfaatkannya system admnistrasi
secara optimal
2. Adanya format SAK
3. Adanya akreditasi RS mengenai penyediaan sarana
dan prasana
Threatened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pengadaan alat yang canggih dalam penunjang
diagnostic
2. Ada tuntutan tinggi dar masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum

Penerapan
MPKP

Strength
1. RS memiliki visi, misi dan moto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan pelayanan
2. Sudah ada model MPKP yang digunakan yaitu
Modifikasi Tim-Primer
3. Mempunyai SAK
4. Pelaksanaan MPKP memudahkan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien
5. Terlaksananya komunikasi yang adekuat: perawat
dengan tim kesehatan lain
6. Adanya kepuasan pasien atas kinerja perawat

No

Indikator

Analisis SWOT
7. Seluruh perawat sudah mengetahui dan
menggunakan MPKP di ruangan
8. Perawat sudah mengetahui job desciptionya
9. Adanya pertemuan/rapat ruangan secara rutin tiap
bulan sekali
10. Perawat selalu melakukan Orientasi ruangan tiap
pasien baru
Weakness
1. MPKP belum dilaksanakan secara optimal
2. Isi dan materi timbang terima belum berfokus pada
masalah keperawatan
3. Pendokumentasian proses keperawatan belum
optimal
4. Belum tersedianya media yang efektif untuk
mengorientasikan pasien baru
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan praktik
manajemen keperawatan
2. Ada kerjasama yang baik antara mahasiswa PSIK
dengan perawat ruangan
3. Ada kerjasama antara institusi PSIK dengan RS
4. Ada kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi
perawat

Operan

Threatened
1. Persaingan antara Rumah Sakit yang semakin ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi
terhadap peningkatan pelayanan keperawatan yang
lebih professional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum
4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan
Strength
1. Kepala Ruangan memimpin operan setiap pagi
2. operan sudah merupaka kegiatan rutin yang telah
dilaksanakan
3. adanya kemauan perawat untuk melakukan timbang
terima
4. tidak ada kesulitan dalam melakukan operan

No

Indikator

Analisis SWOT
Weakness
1. Beban kerja yang tinggi yang memungkinkan
kurang optimalnya pendokumentasian
2. Respon pasien yang kurang terpantau dalam lembar
evaluasi
3. SAK belum digunakan dalam pendokumentasian
keperawatan.
4. Format pengkajian yang belum disederhanakan.
5. Operan belum sesuai SAK
6. Intervensi keperawatan yang sudah dan belu
dilakukan belum maksimal dimunculkan dalam
timbang terima
Opportunity
1. Adanya Mahasiswa S1 keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan
2. Ada kerjasama yang baik antara mahasiswa PSIK
dengan perawat ruangan
3. Ada kebijakan pemerintah tentang timbang terima

Ronde
Keperawatan

Threatened
1. Akreditasi ISO rumah sakit mencakup sistem
pendokumentasian.
Strength
1. Ronde keperawatan sudah dilakukan dalam ruangan
2. Tersedianya CCM yang memiliki pengetahuan yang
memadai dalam bidang medical bedah
Weakness
1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum
dilaksanakan secara berkala di ruang perawatan.
2. Kurangnya waktu CCM
Opportunity
1. Sudah dilaksanakannya seminar dan pelatihan
tentang Model Praktik Keperawatan Profesional di
RS.
2. Adanya kesempatan dari Karu untuk mengadakan
ronde keperawatan pada perawat dan mahasiswa
praktik.
Threatened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat

No

Indikator

Sentralisasi
obat

Analisis SWOT
untuk mendapatkan pelayanan yang lebih profesional.
Strength
1. tersedianya sarana dan prasarana untuk pengelolaan
sentralisasi obat
2. kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi
obat
3. dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat di ruangan
perawatan
4. adanya kemauan perawat untuk melakukan
sentralisasi obat
5. seluruh perawat berperan serta dalam sentralisasi
obat
6. adanya lembar pengisian pemberian obat pasien
Weakness
1. tidak ada supervisi terhadap sentralisasi obat
Opportunity
1. adanya mahasiswa PSIK yang praktik manajemen
keperawatan
2. kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa

Supervisi

Threatened
1. adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan
pelayanan yang professional
2. kurangnya pemahaman pasien terhadap pengelolaan
sentralisasi obat
Strength
1. Rumah Sakit UNHAS adalah rumah sakit
pendidikan.
2. Kepala ruangan mendukung dan melaksanakan
supervisi.
3. Adanya kemauan perawat untuk berubah
4. Adanya pendokumentasian dalam supervise

Weakness
1. Belum mempunyai format yang baku dalam
pelaksanaan supervisi.
2. Kurangnya sosialisasi tentang supervise PP ke PA.

No

Analisis SWOT

Indikator
Opportunity

1. Adanya mahasiswa Fakultas Keperawatan yang


praktik menejemen keperawatan.
2. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat
yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
Treatened
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk
mendapatkan pelayanan yang professional.
2. Mahasiswa S1 keperawatan praktek manajemen
3. Kerja sama yang baik antar perawat dan mahasiswa.
8

Dokumentasi
Keperawatan

Strength
1. Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi
untuk tenaga kesehatan (sarana administrasi
penunjang).
2. Sudah ada system pendokumentasian SOAP
3. Format asuhan keperawatan sudah ada.
4. Adanya kesadaran perawat tentang tanggung jawab
dan tanggung gugat.
Weakness
1. Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi
belum lengkap, perencanaan keperawatan belum
dicantumkan
2. SAK belum maksimal digunakan
3. Pengawasan terhadap sistematika pendokumnetasian
belum dilaksanakan secara optimal.
Opportunity
1. Adanya program pelatihan
2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM)
3. Mahasiswa S1 keperawatan praktik manajemen
untuk menggembangkan system dokumentasi PIE.
4. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa.
5. Sistem MPKP yang diterapkan dirumah sakit.
Threatened
1. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga)

No

Analisis SWOT

Indikator

akan tanggung jawab dan tanggung gugat.


2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan
keperawatan.

D. Pengkajian
Rangkaian kegiatan pengkajian aspek manajemen yang dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin dimulai
tanggal 24 Juli 2014 sampai dengan 26 Juli 2014 dilantai 4 ruang perawatan
kelas I sandeq Rumah Sakit Universitas Hasanuddin. Pengkajian tersebut
meliputi fungsi-fungsi
pengorganisasian,

manajemen

pengarahan

dan

yang

mencakup

pengawasan

perencanaan,

penerapan

asuhan

keperawatan model MPKP. Pengkajian awal yang dilakukan menggunakan


metode wawancara, diskusi dan observasi yang melibatkan kepala ruangan
dan perawat diruangan.
E. Hasil Pengkajian dan Analisa masalah
1.

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan
data fungsi-fungsi manajemen keperawatan menggunakan beberapa
metode antara lain wawancara, pengamatan langsung (observasi
partisipatif) dan tinjauan dokumentasi laporan kelompok sebelumnya.

a. Fungsi Perencanaan
1) Visi, Misi dan Filosofi ruang rawat
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan mengenai visi, misi dan filosofi ruangan, setiap ruang
rawat inap RS Unhas telah memiliki visi, misi dan filosofi
ruangan.
Observasi : Berdasarkan hasil pengamatan, di ruang perawatan
terlihat visi misi dan filosofi keperawatan yang ditempel di
dinding ruangan.
2) Standar Kinerja
Wawancara : menurut kepala ruangan dan ketua tim, standar
kinerja yang meliputi standar operasional prosedur (SOP) dan
standar asuhan keperawatan. Standar asuhan keperawatan
(SAK) sudah dibuat dan telah disatukan dalam sebuah map
bundel. Sedangkan SOP, berdasarkan saat ini masih berada di
pihak direksi dan sementara dalam proses pengesahan.
Observasi : hasil pengamatan di ruang perawatan terlihat SAK
secara tertulis yang berada dalam sebuah map bundel yang
diletakkan di meja ruangan ners station yang dapat dibaca
dengan mudah oleh semua perawat di ruang ini.
3) Penyusunan Kebijakan pengambilan keputusan
Wawancara : berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan dan PP, kebijakan tertulis yang menjadi acuan dalam

pengambilan keputusan dan melakukan berbagai penilaian


seperti, aturan dinas, aturan rotasi, jenjang karir dan
kedisiplinan sudah disusun dan telah dipedomani.
Observasi : hasil pengamatan di ruang perawatan terlihat
beberapa aturan kebijakan tersebut dalam pengambilan
keputusan.
4) Rencana kerja harian, bulanan dan tahunan
Wawancara : berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala
ruangan dan PP, bahwa penyusunan rencana kerja harian,
bulanan dan tahunan sudah dibuat dan dilaksanakan
Observasi : hasil pengamatan di ruang perawatan terlihat
dokumen tertulis rencana kerja harian bagi perawat pelaksana
dan rencana kerja harian, bulanan dari para PP. Serta rencana
kerja harian, bulanan dan tahunan khusus kepala ruangan.
b. Fungsi Pengorganisasian
1) Struktur organisasi
Wawancara : menurut kepala ruangan, Pengorganisasian
diruangan

MPKP

menggunakan

pendekatan

metode

modifikasi tim-primer. SDM perawat diorganisasikan dengan


menggunakan metode penugasan perawat primer, perawat
assosiatte dan tim keperawatan yang dimodifikasi. Perawat
dibagi dalam 3 tim sesuai dengan jumlah pasien diruangan
dengan jumlah pasien untuk tiap tim 9 orang dimana setiap tim

dibagi lagi dalam penanggung jawab shif dan perawat


assosaite yang menangani masing-masing 4 dan 5 ruang rawat
inap. Struktur organisasi yang telah disusun dan telah
beroperasi serta telah mendapat rekomendasi dari pihak yang
berwenang
Observasi : hasil pengamatan di ruang perawatan belum ada
alur masuk pasien baru dan alur pulang pasien. Sementara job
descirption secara tertulis dari kapala ruangan, ketua tim dan
perawat pelaksana sudah terlihat di ruang rawat.
2) Daftar Dinas dan Daftar Pasien
Wawancara : menurut kepala ruangan daftar dinas disusun
berdasarkan tim, yang dibuat dalam 1 bulan sehingga perawat
sudah

mengetahui

dan

mempersiapkan

dirinya

untuk

melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan


oleh kepala ruang sekali sebulan. Setiap tim mempunyai
anggota yang berdinas pada pagi, sore dan malam, dan yang
lepas dari dinas malam hari dan yang libur. Sedangkan daftar
pasien

ruangan

dikasifikasikan

berdasarkan

tingkat

ketergantungan minimal, partial dan total


Observasi : hasil pengamatan di ruang perawatan terlihat
daftar dinas berdasarkan tim yang dibuat oleh kepala ruangan.
Sedangkan daftar pasien tidak terlalu dipublikasikan dengan

beberapa pertimbangan, diantaranya untuk menjaga privasi


klien dan keluarga.
3). Fungsi koordinasi/pengarahan
Merupakan fungsi manajemen yang kegiatannya menggerakan
orang-orang/staf agar mau bekerja, menciptakan suasana bekerja
yang kondusif, bukan hanya karena perintah tetapi harus dengan
kesadaran

sendiri

atau termotivasi

secara internal dalam

melakukan tugas.
a) Pendelegasian Tugas
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan di
ruang

perawatan

sandeq

diperoleh

informasi

bahwa

pendelegasian tugas biasa dilakukan secara secara tertulis,


yaitu untuk kepentingan pelayanan keperawatan. Tugas-tugas
yang didelegasikan umumnya merupakan fungsi dan tanggung
jawab kepala ruangan kepada perawat primer atau penanggung
jawab shif. Dan pendelegasian tugas perawat primer kepada
perawat pelaksana
Observasi : Hasil pengamatan, diruang sandeq ada format
pendelegasian tugas yang diketahui oleh bidang diklat dan
bidang SDM.
b) Program Motivasi
Wawancara : menurut Kepala ruangan didapatkan informasi
bahwa peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh

ruangan baik secara langsung maupun tidak langsung.


Misalnya pemberian reinforcement sosial verbal, insentif tiap
bulan yang didasarkan pada keaktifan pegawai dan beban
kerja. Berdasarkan laporan kelompok sebelumnya, para
perawat juga menyatakan bahwa kepala ruangan sering
memberi pujian jika perawat mampu menyelesaikan tugas, dan
sering memberi teguran bila ada yang salah.
Observasi : peraturan secara tertulis mengenai kegiatan
motivasi belum ada, termasuk pemberian reward atau THR
dan sejenisnya.

c) Manajemen konflik
Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan bahwa tidak ada
masalah yang serius terkait hubungan perawat diruangan baik
itu:
(1) Hubungan perawat dengan tim kesehatan lain
(2) Hubungan perawat dengan keluarga pasien.
(3) Hubungan perawat dengan klien
Saat ini masalah yang sering timbul adalah kedisiplinan
keluarga di ruang klien, pendekatan dan komunikasi yang
dilakukan oleh kepala ruangan, perawat primer maupun
perawat asosiate cukup membantu sehingga hubungan masih
terjaga. Namun demikian bahwa dengan budaya Indonesia
yang ketimuran terkadang peraturan dilanggar dan menjadi
kendala yang sehari-hari bisa terjadi.
d) Supervisi
Wawancara : Menurut Kepala ruangan didapatkan informasi
bahwa supervisi diruangan pernah dilaksanakan dan ada
jadwal supervisi untuk setiap bulannya, tetapi tidak rutin
dikarenakan masalah format supervisi yang belum memadai.
Observasi : Jadwal pelaksanaan supervisi sudah ada
e) Komunikasi efektif
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan dan ketua tim,
bahwa pelaksanaan operan sudah berjalan secara rutin setiap

hari diawal shif. Begitupun dengan kegiatan pre dan post


comference.
Observasi: pada saat observasi pelaksanaan operan sudah
dilakukan dan waktu pelaksanaan rata-rata 10-15 menit tetapi
dari segi substansi dan teknis belum sesuai dengan panduan
karena isi dari operan lebih ke masalah kolaborasi medis tidak
berfokus ke SAK.
c. Fungsi Pengendalian
1) Indikator mutu umum
Wawancara : Menurut kepala ruangan sudah ada tim
pengendalian mutu, dan pelaksanaannya dilakukan oleh tim
tersebut yang meliputi pengukuran BOR, LOS, TOI.
Termasuk pemantauan kejadian infeksi nosokomial dan
kejadian cedera dilakukan oleh tim pengendali infeksi
HE kepada pasien jarang dilakukan meskipun sudah ada
kesepakatan jadwal yaitu tiap hari kamis dengan alasan
kesibukan dan minimnya alat dan media HE
Observasi : belum didapatkan diruang rawat feed back hasil
pemantauan dari tim pengendali mutu dan pengendali infeksi.
media edukasi yang digunakan untuk pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga baik dalam bentuk leaflet masih
minim dan lembar edukasi yang ada di status pasien tidak ada
yang terisi

2) Pemantauan kondisi klien


(a) Audit dokumentasi asuhan keparawatan
Kepala

ruangan

melakukan

Audit

dokumentasi

keperawatan yang dilakukan pada rekam medik yang


pulang

atau

yang

sedang

dirawat

lalu

dibuat

rekapitulasinya untuk ruangan.Survey masalah pasien


yang diambil dari pasien baru yang dirawat pada bulan
yang bersangkutan untuk menganalisa apakah ada
masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya.
Observasi: pada saat pengamatan didapatkan/ditemukan
hampir setiap hari dilakukan audit dokumentasi asuhan
keperawatan diruangan
(b) Kepuasan klien dan keluarga
Menurut kepala ruangan dan ketua tim, setiap pasien yang
akan pulang diberikan formulir pengukuran kepuasaan
pelayanan yang telah diberikan. Dalam bentuk kuisioner
dengan 5 pilihan jawaban dan kemudian kuisioner
tersebut akan dikumpulkan ke bagian manajemen untuk
dianalisa
Observasi : lembar pemantauan kepuasan klien dan
keluarga terlihat diruangan dan diberikan kepada setiap
pasien yang akan pulang.

1. Rumusan masalah
Tabel 3.8
Rumusan Masalah Ruang Perawatan Kelas II dan II (Katinting)
No

Masalah

Ruang Perawatan
Vip

1.

2.

VVip

Kelas
I

a. Perencanaan
Sudah ada struktur organisasi
ruangan dalam bentuk nyata
yang dapat dilihat diruangan
katinting
namun
belum
disahkan oleh direktur RS
Universitas
Hasanuddin
Makassar

Kelas
II &III

b. Pengendalian
Survey kepuasan perawat
Manajemenobat
(depoparmacy)
Media edukasi

2. Prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah


a. Identifikasi

Masalah

dan

kebutuhan

penerapanmanajemen

keperawatan
Walaupun hasil pengkajian fungsi manajemen keperawatan
dengan lembar observasi di ruang kelas II &III dengan hasil baik,
namun berdasarkan tinjauan dokumentasi, diskusi dan catatan

lapangan masih terdapat beberapa kebutuhan-kebutuhan yang terkait


dengan pelaksanaan

manajemen keperawatan,

yang diuraikan

berdasarkan fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut :


1) Fungsi perencanaan
tidakadamasalah
2) Fungsi pengorganisasian

Tidak masalah

3) Fungsi koordinasi /pengarahan

Tidak ada masalah

4) Fungsi pengendalian

Penyusunan jadwal rencana tindak lanjut (RTL) pembahasan


survey kepuasan perawat dengan melibatkan kepala ruangan
dan perawat primer.

Penyusunan kuesionerdanjadwal pembagian


pengukuran

penilaian kepuasan perawat

penjenjangan karir tenaga perawat.

Manajemenobat (depo pharmacy)

Media edukasi

kuesioner
dalam rangka

Anda mungkin juga menyukai