Anda di halaman 1dari 17
oO Menimbang Mengingat GUBERNUR LAMPUNG ‘PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 ‘TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, ‘batwa setiap beyi berhale mendapatken Air Susu Ibu Eksklusit Yang merupakan makanan terbalk dan sempurna Karena Tiemgandung, zat eizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayis bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 128 Undang- Pinieag Nomor 36 Tahun 2009 tentang Keschatan dan Pentttan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susi Ibu Bkstusif, maka periu diatur tentang Pemberian Air Susu Bkskusif, pbahwa berdasarkan pertimbangan seBagainana. dimekeud Qalam huraf a, hurul & dan fhuruf c. perl membentule erettiran Daerah tentang Pemberian Aiy Susu Tou Eksiusif; Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; . Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Penetapan Porturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 eet ig0# tentang Pembentukan Dacral Tingkat I Lampung Zengnn raengubsh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah {tambaran Negara Republi ind ‘Tingkat 1 Sumatera Selatan jopnesia Tahun 1964 Nomor 8) enba Gedang-Undang (Lerberan Negara Republi Taare a Tenn 1964 Nomar 95, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 2688); Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Waban Penyakit Menular (Lembaran ‘Negara Republic Indonesia Penal ges Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 3273), Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungae Under Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Konsumey Crambehan Lembaran Negara Republik Tadonesia, ‘nomor 2821); oO 5, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manuaia (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer 3886); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan ‘Anaic (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Romer 109, Tambahan Lembsran Negara Republik Indonesia ‘omor 4235); 7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praitile Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia omer 4434); 8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4497}, sebagaimana telah dirubah beberapa kali, teralchir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perabahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 ‘Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); ¥. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesi ‘omar 5038); 10, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5063); 11, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Ingonesia nomor 5072); 12, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5234); 19,Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Sambaban Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5360); MaPeraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga ‘Keschatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia snomor 2637); 1s.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label ten Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik indonesia Taliun $999 Nomor. 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867}; 16.Peraturan Pemerintah Nemor 28 Tahun 2004 tentang ‘Keamanan, Mutu, dan Giai Pangan (Lembaran Negara Republik Nudonesia "Tabun 2004 Nomor 107, Tambshan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia nomor 4424); 17, Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Pedoman” Pembinaan dan Pengawasan. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republic Indenes Thun 2005 Nomor 165, ‘Tambahen Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 18, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tent Pembagian Urisen "Pemerintahan antarnPemerintane Pemerintahan Daerah Provinsl, dan Pemerintahan Daerah ebupaten/KotLembaran Negra Replicndone's Tan iomor 8, embaran Negara Republic Indonesia nemer 4787} ore 19, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas den Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai’ Wald! Pemerintah ei Wilayah Provinsl (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia nomor 5107) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas den Wevenang serta Kedudukan Kewangan Gubernur Sebagai Wald! Pemerintah di Wilayah Proving (Lembara Negara. Republi Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambehan tembaran Negara Nomor 5209), 20, Peraturan Pemerintah Nomor $8 Tahun 2010 tentang Disipin. Pengawal Negart Sipil (Lembaran Negara Republic indonesia Taltun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia nomer 5130} 21. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu ElaidusifLembaran Negara Republic Indonesia, Tahun 2012 Nomor 56, Tambahan Lembaren Negara Republik indonesia nomor $291); 22, Peraturan Menteri Kesehatan Repubille indonesia Nomor '5329/Menkes/Per/ 1/1976 tentang, Produlsl dan Peredaran Makanan; 23, Peraguran Menteri Kesthatan Republi Indonesla. Nomor 5352/ Menkes Per/ Xl] 1989 tentang Pendaftaran Makanan, 24, Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Menteri Tenaga Kerja dan ‘Trarsmigrasi Republie Indonesia, “dan Menteri Kesehatan» Republik Indonesia Nomer 48/Men.PP/XI1/2008, Nomor PDR 27 / MEN /XI1/2008; dan mines) 1177] Menkes/PB/X/2008 tentang Peningkatan Pembcrian ‘ie Suau Ibu Selamna Walets Kero di Tempat Kero; 28. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Fehnia 2019 tentang Tata Cava Penyediaan Pasiltus Knusus Menyusul dan/atas Memerah Air Susu Tou (Berta Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 441) 26. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 ‘Tahun 2019 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 ‘Namor 750); i 27. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesio, Nomor 23/Menkes/SK/1/1978 tentang Cara Produksi yaig Baik Untuk Malcanan; $ ant Kept Mean | Roatan” Repeal eae 257 Mentes/Sk1V/1997 tentang. Pemasaran Peng Alt Seat - 29. Keputssen Mente Kevehatan Republic Indonesia, Nomor ‘seb/Mentea/SKIV/200¢ tentang Pomberan mir Sun Tat Secara Blo Pan Bayi Indonesia 40, Peraturn Daerah Provinsi Lampung Nomor 9 Tahun 2009 ieee Urases camel Dasa Peete canoe tfemttean Decrah Provine Lampung Tahun 2009 Nomor 3 ‘Sanchan Lombaran Daerah Provan Lampung Nemo? 389), 31-Perarran Daerah Prove! Lampung Nomor 18 Tahun 2009 Tcoang.Orgariea Gan Taine Dinas’ Daerah Prone! tSinpabg (ecabaran Daerah Provnal Larspung Tah 2009 None tol fanbehan Lenbaran, Darah Prova Lampung Nomor 343) sebapuisanatlah ube beberapa kal rit aspen ROE Rag Preval Lamping ee 4 Ta le Soi perang: Pacheten Kaien Ais Peasinent Dea Pena! Lampang Noor 18 Tanun 2000 tentang Orgacieas Son Rtuerh Dis Deerah Previa, Lampung embers Sttcah ror tarpung Tahun 2014 Nomor 4; ambehan Pemieren Dacean Previa Lampung Wamor 403) 2 Perataran Daerah Prvinl Lampung Nomar 6 Tabun 2014 TSnuang"Reneane Pombungunan Jangea Menengah Daerah (RUNS) Provt Lampung. Tahun 015-2070" flembaran Heh prernn Lampung tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Pesinta Dacean Previn! Lampung Noor 404) Dengan Persetujuan Bersama a DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI LAWPUNG dan fe OQ GUBERNUR LAMPONG MEMUTUSKAN: ‘Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB KETENTUAN UMUM Pasal 1 nm Peraturan Daerah ii yang imaleud dengan Delatincintah Poss, selanjarya,eisebut.Pemerintah adalah POaies Repub Indonesia yang. temegang_ Kelcnssan Peeetmeanan Negara, Republic Indonesia sebagemana Testud ‘dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tan 1945, 2, Daerah adalah Provinsi Lampung. oO 3, Pemeri pene me ali Daerah adalah Gubernur dan Perangleat Ducrah sebagai uns ‘ajgira pemerintalian dacrnly Provinel Lampung. Ivernur adalah Gubernue Lampung, 5, Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota dalam Provinsi Lampung, 6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adaloh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Lampung. +7. Saruan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah lingktup Pemerintah Provinsi Lampung yang ‘melaksanakan tges dan fungsi i bidang keschatan ‘8, Kabupaten, Kota adalah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung 9.Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan dirt dibideng Kesehatan) seria, memiliki pengetahuan dan/atau Keterampilan melalui pendidikan ci bidang Kesehatan yang untuk jenis tertentu memertukan Rewenangan untuk melakukan upaya keschatan. 10.Air susu Tou Eksklusif selanjutaya disebut ASI Bksklusif adalah ASI yang Qiberikan kepada bayi sejaie lahir sampai usia 6 (enam) bulan, tampa Gnenamabah dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lai. 1.Susu formula bayi adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai ‘pengganti ASI untuk bayi sampai berusia 6 (enam) bulan. 12.Produik bayi lainaya adalah produk bay, yang terkait langsung dengan kegiatan “mrenyusui meliput segala bentuk susu dan pangan bayi lainnya, botol sust, dot ddan empens. Ps 13.Institusi pelayanan adalah institust Kesehatan bail negeri maupun swesta yang Inemberiian pelayanan persalinan, pengobatan, rawat inap Kesehatan ibu dan hak meliputl bidan praktek swasta, polindes, puskesmas, rumah bersalin, balai pengobatan dan rumah sakit \4.tnisiasi menyusui dint selanjutnya disebut IMD adalah bayi mulai menyusy sendiri segera setclah lahir selama minimal % (setengah) sampai 1 (satu) jam. 18.Waktu menvusui adalah walctu diterikan kepada ibu untuk memberikan ASI — ckskdusf. “ {e.Fasilitas khhusus menyusui dan/atau memerah ASI selanjutnya disebut dengan Rusng ASC adalah ruengan yang dilengkapi dengan prasarana menyusui dan Reene AITAST yang digunan untuk menyusui bayl, memerah ASI, menyimpan [ASI perah, dan/atau konseling menyusui/ ASI. 17-Ketuarga adalah evami, anak, atau keluargn sedarah dalam garis lurus ke atas an ke bawah sampai dengan derajat ketiga. 16.Badan adalah badan ussha den/atau non Usaha yang berbentuk badan hukur cacrtau Uda berbadan buikum yang menjalankan jenis usehe/kegiatan date ap, terug menerus dan didiikan seauai dengan peraturan perundang ‘undangan. pat -MAKSUD DAN TUSUAN Pasat2 Pe petberian ASI Ekolgusfdimakesudean untae Feogatiygestian Kalins keaehatan fu dan anal cmeningkatean nubungan batniah dan Kasih aayang ibu dan anal e © fexpenutinya kebutiha dar anak mendapakan pi; dan A. perturataiise san perkombsngan bay Paral 3 Pengaturan pesnberian ASI Bksdusif bertujuan untule ‘8, menjamin terpenu .ya halk bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif, >. menjamin pelaksanaan kewajiban ibu untuk memberikan ASI Eksklusif; dan cc. mendorong peran keluarga, masyarakat, badan usaha dan pemerintah daerah dalam pemberian ASI Ekskusif, oy @ 4) 6 © a 0 oe BABI ASI EKSKLUSIF Pasal 4 Setiap Lyi berhak mendapatkan ASI ekskiusif sejak dilahirkan. selama 6 (ena) bulan, Tou berkewajiban memberikan ASI eksklusif kepada bayi sejak melahirkan ‘sampai dengan bay! berusia 6 (enam) bulan. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan atas indikasi medis dan kondisi khusus, Indikasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan berdasarkan diagnosis dan keputusan dokter eesuai standar profesi,standar pelayanan dan Sstandar prosedur profesional. Dalam hal daerah tertentu tidal terdapat dokter, penentu ada atau tidaknya indikasi medis dapat dilakukan oleh bidan atau perawat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaleu Indikasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi: fa. ibu menderita penyakit menular; >. ibu yang menderita penyakit ganas pada payudaranya; ¢, bai yang mengalami kondisi: 1 galaletosemia Klas; 2, penyakit kemih beraroma sirup mapel/mapel syrup urine disease; atats 3. fenitketonuria. . Kondisi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada kondisi ‘Bari tidaie memungkinkian mendapatian AS! Exekiusf karena: a. ibu meninggal dunia; bs, ibu cacat mental; c. bayi terpisah dari ibu; atau 4, mengidap penyakit tertentu. Pasal i Dalam hal ibu kandung tidak dapat memberikan AS! bagi bayinys Scbegaimana dimakestid dalam Pasal $ ayat 2), pemsberian ASI dapat dialtakan Pemberian ASI yang dilakcukan oleh Pendonor ASI sebagaimana dimaksud pada ny aSaterbnn demean persvaratan’ Q 6) a a a a a. permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangleutan; bridentitas, agama, dan alamat pendonor ASI diketahui dengan jelas oleh iba atau Keluarga dari bayi penerima ASI; ¢. persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayi yang diberi ASI; d.pendonor AS! dalam kondisi keschatan yang bail dan tidak mempunyai indikasi medis sebagaimana dimalsud dalam Pasal 4 ayat (3) berdasarican iagnosis dan keputusan dokter; dan , ASI tidak diperjualbelikan. Pemberian ASI sebagsimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib Gilaksanakan berdasarkan norma agama dan mempertimbangkan aspek sosial ‘budaya, mura, dan keamanan ASI. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian ASI oleh pendonor ASI akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur. BAB IV DUKUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Pasal 6 Dukungan pemberian AS! Bkskusif, wajib dilalzukan oleh: a keluarga c-badan hs 4: pmecnah Prva an a: peer Kabupaten Nt Dung egninane ima ae (0) mela pene «vai meas a : amie eter! Peat penguin tempat koje dan ponent tempat sana uum Boece eran i Skat 'b, pemberian kesempatan kepada ibu yang bekerja untule ‘memberikan ASI meme Sse Gi tk tem Ab ela waa Kee met c pritusiah tran inal yang mendokung teetaslan poem FERRE a cadens ann 4. emuloin enga tah penbran AST untuk menberkan Kinsiag dan manfaat menyusui kepada pekerja di ruang ASI. Pees Cijsetap pengrus tempat kee dan penpelenggtre tpn erana um ris Seley Penge Tepe bagi ibu yang bere di dalam ruangan dan/stat di emer seine menyuoul dan/ata memerah ASI (roang lakias) pada @ Qo (2) Pemberian kesempatar bagi ibu yang bekerja di datum dan di War ruangan sebagumenn dimaksud apt (0, dapat beripa penyediann ranng AS! esta (@)Standar persyaratan keeehatan ruangan ASI sebagaimana dimaksud ayat (2) hharus memenuhi syarat sebagai bericat: ca. tersedianya ruangan Khusus dengan ukuran minimal 3 X 4 m2 dan/atau ___ disesuaikan dengan jumlah pekerja perempuan yang sedang menyusui; ‘adanya pintu yang dapat diane! yang mudah dibuka/ditutup; Jantai keamik/semen/karpet; ‘memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang culeup; bbebas potensi bahaya di tempat Kerja termasuk bebas polusi; Tingkungan cakup tenang jeuh dari kebisingan; penerangan dalam ruangan cuiup dan tidale menyilaukean; | Kelembabapan berkisar antara 30-50 %, inaksimum 60%: dan tersedia westafel dengan air mengalir untuk cuci tangan dan mencuct peralatan, . Pasal 9 (0) Peralatan ruang ASI di tempat kerja sekurang-Kurangnya terdiri dari peralstan penyimpangan ASI dan peralatan pendulcung lainnys sesuai standar, (2) Peralaian menyimpan AST sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain Tr lmari pendingin (eftigeraton untuk menyimpan ASI; : b. get pendingin (foe pack}, tas untuk membawa ASI pershan (cooler bag; dan 4, sterilizer botol ASL {ay Peraletan penduikung lainnya scbagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lin ineliput % a meja tals, by kursi dengan sandaran untuleibu memerah ASI; ce konseling menyusui kit yang terdiri dari inodel payudara, bones, cangicr ‘minum ASI Spuit Sce, spuit 10cc, dan spuit 20cc; ‘d. media KIE tentang ASI dan inisiasl menyusui ini yang terdiri dari poster, {foto left, booklet, dan buku konseling menyusu ‘e. lemari menyimpan lat; f. dispenser dingin dan panas; g. alat cuci botol, spot soups 2am FeMUEPS i. penyejulke ruangan (AC/kipas engin}; jj nursing opron/lain pembatas/pakai krey untuk memerahs AST ie. waslap untuk kompres payudara; 1, tisu/lap tangan; dan Pasal 10 (1) Penyediaan ruang ASH di tempat sarang umum haris sesini standar untuk. aon ASI (2)Standar untuk ruang ASI sebagaimana dimalksud pada ayat (1) seluran Furaangiya weliputi fa. feursi dan mej; b, westafe; dan get cue ang, bap v PROSHDUR TETAD PERGALINAN DAN KONSELING win (1 tani ptayanen pratinan way melakannan progedus tetap persalinan (2) Peralinay normal aebugsimana dimakeud pada wyat (1) dlakulin wetetal 1. observast persalinan; C= Bebe bea dala roangan peat selama 2 (dua) jar «. ibu diobservasi pada perkembangan kesehatan; atait 4. ibu dibawa ke ruang nifss bersama anak. Pasal 12 (2). Instiust pelayan persalinan wajib menyelenggerakean dan menyediakan tenage Kesehatan terlatih sntule konseling ASI Bkesleulsif secara berkala. (2) Konseling scbagaimana dimaksud ayat (1) diberikan kepada: a.ibu hamil; b.ibw bersaling dan/atau ibu nifas, ) Materi Konseling sebagaimana dimaksud ayat (2) tentang manfaat Kolostrum dan ASI Eksklusif (a) Dalam rangia menunjang pelaksanaan konseling Ast Bkskiusif, penysia - pelayanan persalinan wajib menyediakan tenaga konselor menyUsti fg) ‘Tatacara.penyelenggaraan konseling ASI Ekaklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (ij; ayat (2) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur BAB VI INISIASI MENYUSUI DINT Pasal 13 (0) nates. pelayanan Kesehatan dan tenaga eschatan walle emperors rae: an edukasi (KIE) ASI Ekskiusif kepada ibu dan/ateu anggot informe ce? payi yang Dersangleatan sejake pemeriksanan kehamilan saznpal engan periode pemberian ASI Ekeskeusif selesat {2 Informasi dan edukasi ASI ekskhusfsebagnimana dimaksud pala aya (1) paling sedilet mengensi se qeuntungan dan Keunggulan pemberian ASI Eksklusif; bial (bu, persiapan dan mempertahankan menyusui «,alibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial terhadap ASI; dan state mecnboeiienn ABIL (3) Pemberian informa’ chu eduknel AS Rlakulaif seboysinana diwaksud pala ayat (1) don ayat 2) dapat dilakutean melalui penyuluban, konseling dan pendam}. pan, (@) Pembcrian informast dan edukasi ASI eksidusif sebegaimana dimaleud ayat (1) ilakukan oleh tenaga terlati. Pasal 14 (1) Tenaga iceschatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan \ceschatan wajib ‘melalcukan inisiasi menyusui dini terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya | + paling singkat selama 1 (eatu) jam. (2) Insisi mengusui dni sebagnimana dimaknud pan aya (1) dakukan dengan cara melotalekan bayi secara tengleurap di dada atau diperut ibunya sehingga Jeulit bayi melekat pada luli ibu. 2 (3) Institusi pelayan dan /atau penolong persaling wajib membantu ibu melakukan pemberian lcolostrum pada bayi (4) Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) dikecualiken apabila adanya indikasi medis dan kondisi Kinasus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) Pasal 15 (2) Tenaga Kesehatan dan penyelenggara’fasilitas pelaysnan lesehatan wajib menempatican ibu dan bayi dalam 1 (satu) ruangan atau rawat gabung lecuali tas indiliasi medis dan indikasi khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) (@)*Penempatan dalam 1 (satu) ruangan atau rawat gabung sebagaimana dimaksud peda ayat (1) dimaksudkan untuk memudahian ibu setiap saat memberikan ASI Eksklusif kepada bayi. BAB VII PEMBERIAN SUSU FORMULA PRODUK BAYI LAINNYA Pasal 16 (1) Dalam hal pemberian ASI Bksklusif tidak dimungkinkan berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimalceud dalam Pasal 4"ayat (3), bayi dapat Giberikan susu formula bayi atas diagnosis/keputusan dokter yang tepat setelah mendapat persetujuan dari ibu bayi dan/atau keluargannya. (2) Tenaos kesehotan harus memberikan peragasn dan penjelasan ates Y penggunaan dan penyajian susu formula bayi kepada ibu dan/atau keluarga Yang memeclukan susu formula bey. (@) Susu fo-mula bayi selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya, dapat Gilakulean setelah bayi berusia paling sedikit 6 (enam) bulan, Pasal 17 (i). Pemberian susu formula bayi dan produk bayi lainnya harus disesuaitan Gengan umur, kondisi bayi dan sesuai dengan takeran yong dianjurkan ddan/atau standar yang ditetaplan. (2) Penggunaan susu formula bayi dan produk bayi lainnya harus dilakukan ‘dengan memenuhi syarat higiene dan sanita pasal 18 1) ‘Seap tenga Keschatan dan penjlongare falta pelayanan keschatan Oe ensbesian sueu formula bay dan/atau preduk bay sina yang dapat menghambat program pemberian ASI ekldusif Kecuali delam hal yang See ne grape deimone Amalcaud dalam Pasal 16 avat (1). ae 2) Setiap tengya Keschatan dan penyetenggara tnsilitas pelayanan Kesehatan dlilarany menerina danfatau mempromosiiean saint formiin Wuyi dan/ata prada bagi innye yung dapat menghuunbet prugrans -pemberiun ALL ckskiusif (©) Tenaga Kesehatan dan penyelenggarafaaitns pelayanan kesehatan darn menyediakan pelayanan di bidang keachatan alas biaya yang disediakan oleh produsen sta attr sus formola bay anata produ bay aianya, (9) Dalam hal teat Beneana atau darurat, enaga keschatan dan 20 tallns pean ioecaten pat men bento eu eta nae produle by! linnya untul tujuon kemanusiaansetelah mendapat persetuan Gan Kepala. Dinas’ Kesehatan belle dinget Provina, dan atau Kabupaten Kota Pasal 19 Produsen atau distributor gusu formula dan/atau produl bayi lainnya dilarang melalcukan Kegiatan yang dapat menghambat program pemberian ASI Ekskiusif sebagaimane diatur dalam Peraturan Daerah ini, BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Passi 20 Pemerintah daerah bertugas dan bertanggungjawab atas: a peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnva pemenuhan giai pada bayi dengan memberikan ASI Eksklusif; .pelaksanaan Koordinasi, advokasi, monitoring dan evaluasi dalam penggunann ‘Susu formula bay! dan/atau produle bayi lainnys; ce. pembinaan dan pengawasan promosi susu formula bayi dan/atau produle bayi Jainnya dan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya; dan d.pengawasan terhadap penggunaan eusu formula bayi dan/atau produk bayi {ainnya di masyarakat dan dalam situasi darurat dan/ atau bencana, Pasal 21 * (1) Gubernur yang dilaksanakan oleh SKPD terkait melalcukan pembinaan dan Pengawasan terhadap penyelenggaraan penyediaan ruang AS! seauai dengan ftugas dan fungsinya, (@yDalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimans dimaksud pada ayat (1), Gubernur berwenang: ‘a, dapat melibatkan unsur tripartit dan organisasi profesi terkait; b, memfasilitasi dan menyelenggarakan penelitian dan pengembangan program PRsberan 8! Blokiell yang menduleang perumussn kebakan; de, «. mengembanglan kerja sama dengen pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturen perandang undangan ‘(@) Pembinaan dan pengawasan sebagsimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanaiean melalui: ac advokasi, 8 Bksklusif bs. pelatihan dan peningkatan lualites tenaga Kesehatan den tenaga terath; dan c. monitoring dan evaluasi b (4) Pengaturan ich lanjut pelaksanaan pembinaan dan pengawasan diatur dalain jaisasi, dan bimbingan teknik peningkatan pemberian AS! Bra pan 1x PERAN SERTA MASYARAKAT Paral 22 at dapat beeperan serta bale perorangat ipa terorganiis da ‘mendukung pemberian ASI Eksklusif. a a @ Dalungan mxyrakntsebguimann dinskaud pa apt (1) dlaksnaan "'pemberian sumbangan pemikiran trait dengan penentuan kebjakan dan, au peaisanaan program AST Seka b. penyebariiaan informas! kepada masyarakat lua terkait dengan pembevian Ast Bese «. pemantavan dan evaluasipelaksannan program pemberian ASI Elaldusi dan/atau me % 4. penyediaan waktu dan tempat bagi dalam pomberian ASI iui (8) Media massa bai cota maupun letronie dapat Serperen sera menduleang pomboran ASI Ekle (@) Tata Cara pelaksanaan peran serta masyarakst alan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur. s BaBX PENDANAAN Pasal 23, (1) Pelaksanaan program pemberian ASI Bkskdusif yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah pendanaannya dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja ‘Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ‘berlaleu. | (2) Tempat kerja dan tempat-tempat sarana umum wajio menyediakan dana untuk Mouniuauig peniaghuian pemberian AS] Eksktusi cS (@) Pendanaan untuk ruang ASI di tempat kerja dan tempat. sarana_umum ‘Sebagaimena dimaksud pada ayat (2) dilarang bersumber dari produsen atau. istributor eusur Formula bayi dan/atau produ bay’ lainnya. ‘BAB XI SANKSI ADMINISTRAST Pasal 24 [t) Setiap orang atau badan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5, Pasal 7 ayat (2), Pagal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 18, Pasal 15, Pasal 18 dan Pasal 19 dikenakan sanksi administrasi (2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. teguran tertulis; », peringatan tertulis; fe. denda; dan/atau. 4, pencabutan izin usaha. (6) Sanksi diberikan oleh Gubernur yang dilaksanakan oleh SKPD terkait. aD xIt KRTRNTUAN PENUTUP anal 25 Peraturan Daeral ini mulai berlaku pada tanggal diundanglean dan berlake efektif paling lambat 6 (enam) bulan setelah diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinei Lampung Ditetapkan di Telukbetung pada tanggal 12 Septent @ Diundangkan di Telukbetung pada tanggall” Septenber 2014 LEMBARAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014 NOMOR.1? NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG (.15..../2034.) a oO PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR /TAHUN 2014 ‘TENTANG PEMMERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIP 4. unum Dalam pembuleaan UD 1945 menyatakan habwa salah sary yi Aion yang trientine orlaloh mencipiakan keaejehternin masyarakat. Kesehatan -Rerupakan solal satu unsur Kesehatan yang hrs di capatkae oleh setinp trang karena Kesehatan meruipakan hak aaah manna, lly aren, eli feegiaton dan upaya utile meningkatkan derajat_keacho tingginys dilaiesmakan berdasarkanprinsiondishi partisipati, perlindungsn, day evkechanjatan yang eangat penton ating bal peiietika umber day manisia Indonesia, peninjeatan Ketalionan dan day sing basa serta pembangunannasional Peningkatan Kesehatan masyarakat merupakan aspek penduikung kebesbasilan pembangunan. Peningkatan derajat keschatan masyarakat dilakukan melalvi Peneleanan pola Kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi Setiap orang, Pemeliharaan Kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta enuirankan angka kematian bayi dan anak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya pemeliharaan kesehstan analc dlilakukan sejale anake masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, Gan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun, hal tersebut merupakan tanggungjawab dan kewajiban bersama bagi crang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah Upaya untuk mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan bayi harus dilaicukan sejake dilahirkan dengan memberikan Air Susu Ibu Eks(tusif paling lambat 1 (atu) jam sejake kelabirannya hingga bayi tersebut berusia 6 (enam) bulan dan pemberian ASI terus berlangsung sampai anak berusia 2 (dua) tahun, oleh kkarenanya inisiasi menyusu dini (MD) harus dilaksanakan. rates ieee Sy ar erg ere et eee pe are a a ee aaa eae je i Cadre bt sag ft eee ered ee So cee 6 tt hs ft eon Se fe tn aye ad Se en feta le San hance ne algo a oes poe emo man, So. a lm ree ar ae fas et pee reps ee cea ere ig bese ee ea ree ar ge or aioe ee Sane See nae Aare ace home Ss Me dun ree tage eee eee oe ceo na oan a Bese Ee, Melindung, mendulung dan mempromositan pemberan Ast Pemeritan , diaculain”“upaya. untae meninges abies” AS! Hera ,amanah Pasal 129 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang teaanaan, menindaldanjuti Peraturan Pemerintah Nomor ao Rees ee pa aarkan alasen-alasan toeebut diatas, maka Pemerintah Provinsl Lampung Eipu imembentuk dan menetapkan Perattiran Daerah mengenal Pesbenee ne ‘Susu Ibu (ASI) Estes 1 asa DEM pasa pu jo Cat Jets, asa? Cup ela Pisal3 Culp Jas, = Coup Jl. Pasal 6 Chap Js Pasal 6 A © Pasai7 Avett ‘Tempat sarana umum terdiri dari: fasilitaa pelayanan keschatan, hotel dan penginapan, tempat rekreasi, terminal angletan dara, stasion Kereta api, bander udara, pelabuhan laut, pusat-pusat perbelanjaan, gedung olahraga, lokasi penampungan pengungsl, dan tempat aeraria Yang dimanfaatlcan oleh umum pada umumnya, ‘Ayat(2) Culeup Jelas. Pasal 8 Cleup Jes. t Pasal 9 i Culeup Jelas, Pasal 10 Culkup Jelas

Anda mungkin juga menyukai