Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindugi
kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang bagian makanan
yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk
keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadai sampah agar
tidak dibuang sembarangan Sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Higiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat
kaitannya. Misalnya Higienenya sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi
sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedianya air bersih, maka mencuci
tangan tidak sempurna.
Kebersihan badan harus mendapat perhatian yang utama, badan yang kotor dan tidak
terpelihara kebersihannya akan langsung merusak pelayanan yang diberikan kepada
tamu. Untuk itu seseorang pramusaji harus mandi 3 kali sehari dan diusahakan
menggunakan air hangat.
Pemeliharaan hygiene dan sanitasi perorangan atau penjamah makanan merupakan
kunci dalam pemeliharaan hygiene dan sanitasi makanan. Sebagian besar kejadian
pencemaran makanan disebabkan oleh tidak terpeliharanya hygiene dan sanitasi pekerja
yang terlibat dalam proses pengolahan, pemasakan dan penyediaan makanan. Tindakan
ini harus dilakukan dalam upaya pemeliharaan hygiene dan sanitasi pekerja atau
pengelolah makanan.
Manfaat hygiene dan sanitasi menjamin tempat kerja yang bersih, melindungi para
pasien dan karyawan dari faktor lingkungan pengolahan dapur rumah sakit yang dapat
merugikan kesehatan, fisik maupun mental, mencegah timbulnya penyakit menular,
mencegah kecelakaan dalam bekerja.
Kesehatan Kerja adalah Suatu usaha-usaha pencegahan ( Preventif ) dan pengobatan
(Kuratif) terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh pekerja dan lingkungan kerja.
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.Sanitasi
makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya

yang dapat menganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan di prosuksi selama
dalam proses pengolahan, penyimpanan pengangkutan sampai pada saat dimana
makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi kepada konsumen. Sanitasi
bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian konsumen dari penyakit, dan
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli dan juga Mengurangi
kerusakan makanan.
B. Tujuan

Malakukan identifikas adanya kontaminasi mikroba yang berasal dari


udara, maupun ruangan, densitas atau jumlah mikroba diudara dan
ruangan.

Melakukan identifikasi adanya kontaminasi mikroba pada rambut.

BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sanitasi Penanganan Pangan
Penangan pangan dapat menyebabkan menimbulkan penyakit.fakta anusia sebagai
sumber

kontaminasi

pangan.Tangan

rambut,

keringat,

pernapasan,

dapat

mengkontaminasi makanan.dapat juga dari batuk dan bersin dapat menyebarkan


mikrooragnisme penyebab penyakit.penyebaran melalui kotoran hewan dan manusia
oleh pekerja sebagai

sumber yang potensial untuk menyebarkan bakteri

patogen

terhadap pangan.
1. Kesehatan Pekerja
Tidak semua pekerja dapat kontak dengan pangan atau alat alat yang digunakan dalam
prosesing, persiapan, dan penyajian pangan. Pemyakit saluran

pernapasan pada

manusia dapat di sebarkan melalui melalui pangan seperti demam. Ada beberapa
penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari manusia yang baru
sembuh sakit orang tersebut disebut carier.
2. Sanitasi Rambut Pekerja
Bakteri terutama staphylococcus sealu hadir pada rambut pekerja , sehingga para
pekerja diwajibkan menggunakan penutup kepala

sebelum penanganan pangan.

Rambut dari kepala, muka atau lengan walaupun kadang-kadang terkontaminasi oleh
stapylococcus aureus dan bakteri lain, bukan merupakan sumber kontaminasi utama
mikroba pada makanan. Penanganan , menyisir dan penyikatan rambut mungkin akan
meemindahkan mikroba lebih banyak pada makanan melalui tangan daripada rambut
yang jatuh ke dalam makanan. Akan tetapi, adanya rambut dalam makanan tidak di

sukai , oleh karena itu penggunaan tutup kepala (topi atau jala) dianjurkan kepada
pekerja .
Rambut adalah mahkota bagi diri dan harus dijaga kebersihannya, kesehatan dan
kerapiannya. Cara perlindungan rambut yang baik untuk pekerja antara lain :
a. Cuci rambut dengan shampoo yang serasi dalam waktu tertentu
untuk menjaga kebersihan rambut.
b. Pergunakan minyak rambut, sisir dengan rapi. Rambut yang
acak-acakan mencerminkana pribadi yang acak-acakan juga.
c. Bebaskan rambut dari kutudan ketombe, jaga agara jangan
sampai menimbulkan aroma atau bau yang tidak sedap.
d. Pria tidak dibenarkan memanjangkan rambut.
e. Dilarang menyisir rambut atau menggaruk-garuk kepala
ditempat umum terutama didekat dapur, meja makan dan
peralatan makan.
f. Dilarang memegang rambut atau kepala pada saat melayani
tamu.
g. Bagi wanita dibenarkan memanjangkan rambut hingga atas
bahu. Teteapi jika dipanjangkan lebih dari sebatas bahu dengan
alasan pribadi maka rambut harus ditutup dengan hair nett.
Untuk uji kontaminasi dari rambut diperlukan dua agar cawan untuk setiap pekerja
yang akan diuji, masing-masing cawan berisi Nutrien Agar (NA). Salah seorang pekerja
mencabut dua helai rambutnya mengguanakn pinset, dan meletakkan setiap helai
rambut pada NA. Rambut yang digunakan yaitu rambut yang dicuci hari ini dan rambut
yang dicuci pada waktu kemaren. Setelah diinkubasi pada posisi terbalik selama 2-3
hari pada suhu 30 0C, diamati pertumbuhannya.
Pertumbuhan bakteri pada NA. Dari pertumbuhan koloni yang diperoleh dapat
dievaluasi kemungkinan rambut tersebut sebagai salah satu sumber kontaminasi dalam
pengolahan pangan. Salah satu cara pencegahan kontaminasi dari rambut adalah
menggunakan topi bagi pekerja-pekerja pengolahan pangan.
3. Sampho yang digunakan
Untuk kedua sampel menggunakan sampo pantene, formula sampo pantene telah di
rancang secara spesifik untuk membersihkan kotoran pada rambut dan kulit kepala
agar

pada

bahan-bahan

pada

rangkaian

pantenedapat

terserap

dengan

maksimal.Karena kandungan dari sampo pantene terdapat provitamin B5 yang


berfungsi menguatkan rambut. Vitamin memberi lapisan pelindung tambahan bagi
kutikula yang mengalami kerusakan akibat faktor cuaca, kimia dan metabolisme tubuh.

kandungan dari sampo pantene terdapat provitamin B5 yang berfungsi menguatkan


rambut. Vitamin memberi lapisan pelindung tambahan bagi kutikula yang mengalami
kerusakan akibat faktor cuaca, kimia dan metabolisme tubuh.

BAB 111
METEDEOLOGI

A. Alat dan Bahan

Pipet tetes

Serbet

2 agar cawan PDA

2 agar cawan NA

Petridis

Bunsen

Pinset

Kertas buram

kompor listrik.

B. Prosedur
Dengan menggunakan pinset,di ambil dua helai rambut dan di letak kan masingmasing pada cawan agar NA dan PDA

Semua cawan diinkubasi pada suhu 300 C selama 2 hari

Uji kontaminasi rambut dilakukan terhadap : rambut yang baru dicuci dan
rambut dicuci kemarin

Diamati adanya oertumbuhan mikroba; NA (bakteri), PDA (kapang atau kamir )

Dari pertumbuhan mikroba tersebut dapat dievaluasi kemungkinan rambut


tersebut sebagai asal sumber kontaminasi dalam pengolahan pangan

BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL.

Rambut baru di keramas

Rambut kemarin di keramas

+ (cukup banyak )

++ ( banyak )

C. Pembahasan.
Pada parkitum kali ini akan membahas tentang hegiene dan sanitasi pada rambut
pekerja. Rambut diuji dengan menggunakan media NA sehingga dapat diketahui jumlah
bakteri dan kapang yang dapat mengontaminasi bahan pangan. Uji ini dilakukan dengan
cara meletakkan sehelai rambut dengan perlakuan proses pengambilan rambut secara
aseptis. Kemudian di inkubasi pada posisi terbalik selama 2-3 hari pada suhu 30oC.
Amati pertumbuhan bakteri pada Nutrient Agar, Sampel yang digunakan dalam
parktikum ini dalah rambut yang hari ini dikeramas dan rambut yang hari kemarin di
keramas. Dari hasil di atas diperoleh bahwa rambut yang baru dikeramas mengandung
bakteri atau kapang yang cukup banyak sedangkan rambut yang di keramas kemarin
mengandung

bakteri

atau

kapang

sangat

banyak,

terjadinya

pertumbuhan

mikroorganisme tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor yaitu, seperti pekerja yang
tida berkerudung sehingga kemungkinan terjadi kontaminasi dari polusi udara selama
perjalanan dari tempat kerja menuju kampus walupun hari itu melakukan pencucian
rambut atau keramas. Sampo yang di gunakan dalam kedua sampel tersebut sama yaitu,
menggunakan sampo pantene yang mimiliki kandungan provitamin B5 yang berfungsi
menguatkan rambut. Vitamin memberi lapisan pelindung tambahan bagi kutikula yang
mengalami kerusakan akibat faktor cuaca, kimia dan metabolisme tubuh. Bakteri
terutama staphylococcus selalu hadir pada rambut pekerja, sehingga para pekerja
diwajibkan menggunakan penutup kepala sebelum penanganan pangan.

B. Kesimpulan

Sampel yang digunakan dalam parktikum ini dalah rambut yang hari ini
dikeramas dan rambut yang hari kemarin dikeramas.

rambut yang baru dikeramas mengandung bakteri atau kapang yang


cukup banyak sedangkan rambut yang di keramas kemarin mengandung
bakteri atau kapang sangat banyak.

terjadinya pertumbuhan mikroorganisme pada rambut bisa disebabkan


oleh banyak faktor yaitu, seperti pekerja yang tida berkerudung sehingga
kemungkinan terjadi kontaminasi dari polusi udara selama perjalanan
dari tempat kerja menuju kampus walupun hari itu melakukan pencucian
rambut atau keramas.

Bakteri terutama staphylococcus selalu hadir pada rambut pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro,

1989. Dasar-Dasar

Mikrobiologi.

Djambatan.

UNBRA.

Malang.

Fitriani Santi, S.P., M.Sc. 2013. Sanitasi Pekerja. Fakultas Pertanian


UniversitasPekanbaru. Riau.

Fardiaz, S. dan Jenie B. S. L., 1989.Uji Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU
Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

Jenie, B. S.L., 1989.Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi
IPB.Bogor.

Anda mungkin juga menyukai