Anda di halaman 1dari 33

Gas Turbine Driven Generators

What To Do When 2 Giant


Kangaroos Fight In The
Neighborhood? Grab A Beer
And Enjoy The Fight. |
BuzzWok.com | The Best
Buzzing Stories Frying In One
Place (Buzzwok)
Posted by Muhamad zevni Kurniadi on April 28, 2013

Gas Turbine Driven Generators


Pernahkah membayangkan jika kita berada di tempat terpencil, namun tak
ada pasokan listrik dari PLN?. Pernahkah membayangkan jika hal itu
terjadi pada industri minyak dan gas yang harus mengeksploitasi
lapangannya jauh di pedalaman ataupun berada di lapangan
laut(offshore)? Hal itulah yang akan dibahas pada bagian ini, bagaimana
bisa sebuah industry bisa memasok daya energinya sendiri di tempet
tempat terpencil dengan menggunakan generator.
Generator yang akan digunakan oleh industry sendiri membutuhkan tenaga
pemutar ataupun pendorong yang dihasilkan oleh turbin. Turbin inilah yang
akan menghasilkan suatu tenaga pemutar generator yang nantinya akan
menghasilkan energi.

Gas Turbine
Untuk generator di Industri perminyakan yang menghasilkan daya diatas
1000 KW , biasanya digunakan gas turbine sebagai mesin penggerak
turbin. Gas turbine ini diibaratkan bagai sebuah mesin jet yang dipasang
untuk menggerakkan genertor.

Gas turbine dapat diklasifikasikan sebagai berikut


Aeroderivative fas turbine
Light Industrial Gas turbine
Heavy Industrial gas turbine
Aero derivative gas turbine
Keuntungan
Kerugian
Mudah dalam pemeliharaan dikarenakan gas
generator bersifat modular dan dapat diboongkar
pasang

Biaya dalam pemeliharaan cukup besar, k


turbin ini yang hanya mampu untuk beker
waktu yang cukup singkat

High Power Ratio

Gas generator cukup mahal jika ingin diga

Mudah dalam pengoperasian

Bahan bakar yang bisa digunakan hanya u


beberapa jenis hidrokarbon

Menggunakan lahan yang minimalis


Light Industrial Gas Turbines
Turbin jenis ini merupakan modifikasi dari aeroderivative gas turbine.
Keuntungan yang dimiliki dari aeroderivative gas turbine dikembangkan
dan kekurangan yang dimiliki jenis turbin sebelumnya diminimalisir.
Keuntungan
Kerugian
Haigh Power Ratio

Output yang dihasilkan terbatas sampai 10

Mudah dalam pemelihaaraan

Perawatan yang dilakukan harus cukup se

Heavy Industrial Gas Turbines


Turbin jenis ini biasa ditemukan pada industri kilang minyak dan chemical
plants. Turbin ini digunakan karena sifat turbin yang memiliki daya tahan
yang lama dan mampu melakukan proses yang cukup panjang dengan
sedikit pengaturan awal.
Keuntungan
Kerugian
Output yang dihasilkan sangat besar

power to weight ratio yang buruk

Bisa membakar hinnga heavy crude oil

Siklus termodinamika yang buruk

Daya tahan Cukup lama

Bahan Bakar untuk gas Turbines


Bahan bakar untuk turbin gas harus memenuhi persyaratan tertentu
sebelum digunakan pada proses pembakaran. Persyaratan tersebut yaitu
bahan bakar mempunyai kadar abu yang tidak tinggi. Dengan alasan,
bahan bakar yang mempunyai kadar abu yang tinggi, pada proses
pembakaran dihasilkan gas pembakaran yang mengandung banyak

partikel abu yang keras dan korosif. Gas pembakaran dengan karakteristik
tersebut, akan mengenai dan merusak sudu-sudu turbin pada waktu
proses ekspansi pada temperatur tinggi.
Dengan persyaratan tersebut, bahan bakar yang memenuhi persyaratan
adalah bahan bakar cair dan gas. Bahan bakar cair dan gas cenderung
mempunyai kadar abu yang rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar
padat, sehingga lebih aman digunakan sebagai bahan bakar turbin gas.
Bahan bakar yang digunakan turbin gas pesawat terbang, persyaratan
yang haus dipenui adalah lebih ketat, hal ini karena menyangkut faktor
keamanan dan keberhasilan selama turbin gas beroperasi. Adapun
persyaratannya adalah :
1. Nilai kalor per satuan berat dari bahan bakar harus tinggi. Dengan
jumlah bahan bakar yang sedikit dan ringan dengan tetapi nilai kalornya
tinggi sangat menguntungkan karena mengurangi berat pesawat terbang
secara keseluruhan.
2. Kemampuan menguap (volatility) dari bahan bakar tidak terlalu tinggi,
oleh karena pada harga volatility yang tinggi bahan bakar akan mudah
sekali menguap, terutama pada ketinggian tertentu. Hal
membahayakan karena bahan bakar menjadi mudah terbakar. Disamping
itu, saluran bahan bakar mudah tersumbat karena uap bahan bakar
3. Kemurnian dan kestabilan bahan bakar harus terjamin, yaitu bahan
bakar tidak mudah mengendap, tidak banyak mengandung zat-zat seperti
air, debu, dan belerang. Kandungan zat zat tersebut apabila terlalu banyak
akan sangat membahayakan pada proses pembakaran. Khusus untuk
belerang, zat ini akan korosif sekali pada material sudu turbin.
4. Flash point dan titik nyala tidak terlalu rendah, sehingga penyimpanan
lebih aman.
5. Gradenya harus tinggi, bahan bakar harus mempunyai kualitas yang
bagus, tidak banyak mengandung unsur-unsur yang merugikan seperti
dyes dan tretaetyl lead.
Dengan karakteristik bahan bakar untuk turbin gas pesawat terbang seperti
yang disebutkan di atas, terlihat bahwa bahan bakar tersebut adalah
bermutu tinggi, untuk menjamin faktor keamanan yang tinggi pada operasi
turbin gas selama penerbangan. Kegagalan operasi berakibat sangat fatal
yaitu turbin gas mati, pesawat terbang kehilangan gaya dorong, kondisi ini
dapat dipastikan pesawat terbang akan jatuh. Bahan bakar pesawat yang
biasa digunakan adalah dari jenis gasolin dan kerosen atau campuran
keduanya, tentunya sudah dimurnikan dari unsur-unsur yang merugikan.
Sebagai contoh, standar yang dikeluarkan American Society for Tinting
Material Spesification (ASTM) seri D-

1655, yaitu Jet A, Jet A1, Jet B. Notasi A, A, dan B membedakan titik
bekunya.
Bahan bakar yang digunakan pada gas turbin umumnya berupa
hidrokarbon bisa berupa fasa liquid ataupun gas. Namun pada beberapa
kasus, zat non hidrokarbon dapat digunakan akan tetapi dibutuhkan
modifikasi dari mesin turbin untuk mengatur temperatur di combustion
chamber dan komposisi kimia pada bahan bakar.
bahan bakar yang umum digunakan
low heating value gas
Natural Gas
High Heating Value Gas
Distilate Oil
Crude Oil
Residual oil

Komponen Gas Turbine


Komponen- Komponen Utama Gas Turbine

1. Air Inlet Section. Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang
terbawa dalam udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana
didalamnya terdapat peralatan pembersih udara.
Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau
partikel yang terbawa bersama udara masuk.
Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada
inlet house.
Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian
dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke
dalam kompresor aksial.

Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada


saat memasuki ruang kompresor.
Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur
jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan
2. Compressor Section. Komponen utama pada bagian ini adalah aksial
flow compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal
dari inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi
pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang
dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor
terdiri dari dua bagian yaitu:
Compressor Rotor Assembly, Merupakan bagian dari kompresor
aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat
sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm
menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi.
Bagian ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt, dan sudu-sudu
yang disusun kosentris di sekelililng sumbu rotor
Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang
terdiri dari
a. Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan
udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide
vane. b. Forward Compressor Casing, bagian casing yang
didalamnya terdapat empat stage kompresor blade.c. Aft Casing,
bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade tingkat 510.
3. Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai
tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.
4. Combustion Section. Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara
bahan bakar dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan
bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa energi panas yang diubah
menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke
transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari
keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin.
Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang
jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas
Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya
pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan
bakar yang masuk.
Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke
dalam combustion liner

Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke


dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan
udara dapat terbakar.
Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk
aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu
turbin gas.
Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi
proses pembakaran terjadi
5. Turbin Section. Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi
energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak
compresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari daya total yang
dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya sendiri,
dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
6. Exhaust Section. Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang
berfungsi sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari
turbin gas. Exhaust section terdiri dari beberapa bagian yaitu : Exhaust
Frame Assembly, dan Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust
diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum
dan kemudian didifusikan dan dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack,
sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut diukur dengan
exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga untuk
data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust
area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol
dan 6 buah untuk temperatur trip.
Komponen komponen Penunjang pada Gas Turbine
1. Starting Equipment
berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis jenis
starting equipment yang digunakan di unit unit turbin gas pada umumnya
adalah
Diesel Engine
Induction Motor
Gas Expansion turbine
2. Coupling dan Accessory Gear
Berfungsi untuk memindahkan daya dari putaran poros yang bergerak ke
poros yang akan digerakkan. Ada 3 jenis Coupling yang digunakan, yaitu
Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear
dan HP turbin rotor
Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan
HP turbin Rotor

Load Copling, Menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor


beban
3. Lube Oil system
Lube Oil System berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu
pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube Oil disirkulasikan pada
bagian bagian utama turbin gas dan trush bearring juga untuk accessory
gear dan yang lainnya. Lube Oil System terdiri dari
Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
Oil Quantity.
Pompa.
Filter System.
Valving System.
Piping System.
Pada Turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk
mensuplai lube oil guna keperluan lubrikasi, yaitu :
Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh
HP shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil
Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan
oleh tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun
Emergency Lube OIl Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika
kedua pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
4. Cooling System
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara .
Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan
bearing. Komponen komponen utama dari cooling system adalah
Offbase Water Cooling Unit
Lube Oil Cooler
Main Cooling Water Pump
Temperatur Regulation Valve
Auxilary Water Pump
Low Cooling Water Pressure Swich

Klasifikasi Gas Turbine


Gas Turbine dapat diklasifikasikan berdasarkan siklusnya, konstruksi poros
dan lain lain.
Berdasarkan Siklusnya, Gas Turbine terbagi menjadi
1. Gas turbine Siklus terbuka
Sebuah turbin gas siklus terbuka sederhana terdiri dari kompresor, ruang bakar
dan turbin. Kompresor mengambil udara ambien dan menaikkan tekanannya.
Panas ditambahkan pada udara di ruang bakar dengan membakar bahan bakar
dan meningkatkan suhunya

Gas-gas yang dipanaskan keluar dari ruang pembakaran yang kemudian


diekspan ke turbin membuat mekanik bekerja. Selanjutnya daya yang dihasilkan
oleh turbin digunakan untuk mendorong kompresor dan aksesoris lainnya dan
sisanya digunakan untuk pembangkit listrik. Karena udara ambien masuk ke
kompresor dan gas yang keluar dari turbin di buang ke atmosfer, media kerja
harus digantikan terus-menerus. Jenis siklus ini dikenal sebagai siklus turbin gas
terbuka dan umum digunakan di sebagian besar pembangkit listrik turbin gas
karena memiliki banyak kelebihan.
Sangat penting mencegah debu memasuki kompresor untuk meminimalkan erosi
dan deposisi pada bilah dan bagian-bagian kompresor dan turbin yang dapat
merusak profil dan efisiensinya. Pengendapan karbon dan abu pada bilah turbin
sama sekali tidak diinginkan karena akan mengurangi efisiensi turbin.

Gambar Gas Turbine Siklus terbuka


2. Gas Turbine Siklus tertutup
Siklus gas turbin tertutup yang berasal dan dikembangkan di Swiss. pada tahun
1935, J. Ackeret dan C. Keller pertama kali diusulkan jenis mesin dan pabrik
pertama selesai pada tahun 1944 di Zurich
Dalam turbin gas siklus tertutup, fluida kerja (udara atau gas) keluar dari
kompresor dipanaskan dalam pemanas dengan sumber eksternal pada tekanan
konstan. Suhu tinggi dan tekanan udara tekanan tinggi keluar dari pemanas
eksternal dilewatkan melalui turbin. Cairan yang keluar dari turbin didinginkan ke
suhu aslinya dalam pendingin menggunakan sumber pendingin eksternal
sebelum diteruskan ke kompresor. Fluida kerja terus digunakan dalam sistem

tanpa fase dan panas yang dibutuhkan diberikan kepada fluida kerja dalam
penukar panas.

Gambar Gas Turbine Siklus Tertutup


Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada
turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang
ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida
kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Berdasarkan kostruksi porosnya, Gas Turbine terbagi menjadi dua
1. Gas Turbine Poros Tunggal (Single Shaft)
Pada sistem poros tunggal, Seluruh komponen rotasi berada dalam satu
poros. Komponen yang umumnya ada didalam Gas Turbine Poros Tunggal
ini adalah kompressor udara, compressor turbin, dan Power Turbine.
Power Turbine inilah yang akan menggerakan generator. Turbin jenis ini
digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang menghasilkan energi
listrik untuk keperluan proses di industri.
Berikut ini adalah ilustrasi Gas Turbine Poros Tunggal

2. Gas Turbine Poros Ganda (Two Shaft)


Pada Sistem Poros Ganda, kompresor digerakan oleh turbin dengan
tekanan tinggi yang disebut Turbin Kompresor, sementara itu Generator
digerakkan secara terpisah oleh turbin bertekanan rendah yang disebut
Power turbine.
Berikut ini adalah ilustrasi Gas Turbine Poros ganda

Beberapa pertimbangan dalam penggunaan sistem poros ganda

1. rotasi dengan kecepatan tinggi untuk meningkatkan efisiensi dari

kompresor dan gas turbine. Oleh karena itu dengan poros yang
terpisah, performa terbaik dari kompresor dan turbin dapat dicapai.
2. Menggunakan mesin Aeroderivatice menandakan, dapat mengganti
Power Turbine dan disesuaikan dengan desain dan output yang kita
inginkan.
3. Mesin dengan poros ganda ini buruk dalam hal respon dibandingkan
dengan Gas Turbine Poros Tunggal. Karena respon yang lambat
akan berakibat pada performa mesin pada saat penggunaanya, akan
ada energi yang hilang dari lambatnya respons.
Berdasarkan kapasitas, turbin gas diklasifikasikan dalam dua jenis,
yaitu :
Medium-range gas turbine
Kapasitas berkisar antara 5000 15000 hp (3,7 11,2 MW).
Memiliki efisiensi yang cukup tinggi.
Pada kompresor terdapat 10 16 tingkat sudu, dengan rasio tekanan
sekitar 5 11.
Biasanya menggunakan regenerator untuk meninggkatkan efisiensi.
Small gas turbine
Kapasitas dibawah 500 hp (3,7 MW).
Biasanya menggunakan kompresor sentrifugal.
Memiliki efisiensi sekitar 20 %, karena :
Efisiensi kompresor sentrifugal yang digunakan memiliki efisiensi lebih
rendah disbanding kompresor aksial.
Temperatur masuk pada turbin diusahakan tidak melebihi
1700 F (927 C).

Prinsip Kerja Gas Turbin


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa, gas turbine sseperi
memasang sebuah mesin jet sebagai tenaga penggerak turbin. Ilustrasi
kerja gas turbine dapat dilihat dari gambar berikut

Proses kerja pada gas turbine dimulai dari Udara yang masuk kedalam
kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk
menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur
udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam
ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan
cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses
pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan
sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur.
Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin.
Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik,
dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui
saluran buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah
sebagai berikut:
Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang
bakar dengan udara kemudian di bakar.
Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir
ke luar melalui nozel (nozzle).
Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.
Proses Pembakaran pada Gas Turbines
Pada gambar, dapat dilihat dari konstruksi komponen ruang bakar, apabila
digambarkan ulang dengan proses pembakaran adalah sebagai berikut:

Gamber Proses Pembakaran

Proses pembakaran dari turbin gas mirip dengan pembakaran mesin


diesel, yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya
adalah sebagai berikut, udara mampat dari kompresor masuk ruang bakar,
udara terbagi menjadi dua, yaitu udara primer yang masuk saluran primer,
berada satu tempat dengan nosel, dan udara mampat sekunder yang lewat
selubung luar ruang bakar. Udara primer masuk ruang bakaer melewati
swirler, sehingga alirannya berputar. Bahan bakar kemudian disemprotkan
dari nosel ke zona primer, setelah keduanya bertemu. terjadi
pencampuran, hal ini menyebabkan campuran lebih homogen,
pembakaran lebih sempurna. Udara sekunder yang masuk melalui lubang
lubang paa selubung luar ruang bakar akan membantu proses pembakaran
pada zona sekunder. Jadi, zona sekunder akan menyempurnakan
pembakaran dari zona primer
Disamping untuk membantu proses pembakaran pada zona sekunder, udara
sekunder juga membantu pendinginan ruang bakar. Ruang bakar harus
didinginkan, karena dari proses pembakaran dihasilkan temperatur yang tinggi
yang merusak material ruang bakar. Maka, dengan cara pendinginan udara
sekunder, tempeatur ruang bakar menjadi terkontrol dan tidak melebihi dari yang
diizinkan. pada gambar diatas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran
(dillute zone) adalah zona pencampuran gas pembakaran bertemperatur tinggi
menjadi temperatur yang aman apanila mengenai sudu-sudu turbin ketika gas
pembakaran berekspansi. Disamping itu, udara sekunder juga akan menambah
massa dari gas pembakaran sebelum masuk turbin, dengan massa yang lebih
besar energi potensial pembakaran juga bertambah. Apabila Wkinetik adalah
energi kinetik gas pembakaran dengan kecepatan V, massa sebelum dtambah
udara sekunder adalah m1 maka energi kinetiknya adalah sebagai berikut:

Proses pembakaran pada gas turbin memerlukan udara yang berlebih, biasanya
sampai 30% dari kondisi normal untuk proses pembakaran dengan jumlah bahan
bakar tertentu. Kondisi ini akan berkebalikan, apabila udara pembakaran terlalu
berlimpah (lebih 30%), udara justru akan mendinginkan proses pembakaran dan
mati, karena panas banyak terbuang ke luar melalui gas bekas yang bercampur

udara dingin sekunder. Dengan pemikiran yang sama, apabila jumlah udara
kurang dari normal, yaitu terjadi overheating, material ruang bakar dan
sudu0sudu turbin bekerja melampaui kekuatannnya dan ruang bakar dapat
pecah, hal ini berarti gas turbin bekerja atau proses pembakaran terhenti.

Persamaan persamaan yang digunakan


pada gas Turbine
Adiabatic Compression
Work Done in Compressor
Work Done in Turbine

Ideal Cycle Efficiency

Practical Cycle Efficiency

Effect of inefficient Compressor and turbine

Maximum Work

Variasi dari Kalor Jenis


Seperti yang disebutkan pada penggunaan persamaan persamaan gas

Turbine, terdapat penggunaan kalor jenis (Cp). Kalor jenis


sendiri (Cp) merupakan dungsi dari temperatur. Untuk pencarian nilai Kalor
jenis dapat diaproksimasi dengan qubic equation pada rentang tempertur
300 K hingga 1300 K.

Heat rate dan Konsumsi bahan bakar

Speed Governor
Governor digunakan sebagai interface antara turbin penggerak dan generator.
Pengaturan putaran turbin sejak turbin mulai bergerak sampai steady state
dilakukan oleh governor, jadi bukan diambil alih oleh governor. Fungsi utama
pengaturan putaran ini adalah untuk menjaga kestabilan sistem secara
keseluruhan terhadap adanya variasi beban atau gangguan pada sistem.

Jenis-jenis governor:
Isochronous Governor

Isochronous governor dapat diartikan sebagai governor kecepatan tetap.


Governor tipe ini akan mengatur bukaan valve agar frekuensi keluaran
generator kembali pada nilai awal atau nilai settingnya. Jika terjadi
kenaikan beban listrik, maka frekuensi keluaran generator akan turun.
Besarnya penurunan ini akan direspon oleh governor dengan cara
memerintahkan valve untuk membuka lebih lebar agar jumlah uap yang
masuk ke turbin bertambah. Berikut adalah contoh respon dari isochronous
governor:

Gambar 2. Respon Isochronous Governor


Governor tipe ini bekerja baik pada:
Sistem terisolasi generator tunggal / (islanded/isolated-single generator)
Sistem multigenerator dengan 1 generator sebagai pengontrol frekuensi
Governor dengan karakteristic Speed-droop (Speed-droop
characteristic governor)
Isochronous governor tidak dapat digunakan pada sistem interkoneksi
karena setiap generator akan berusaha untuk mengontrol frekuensi sistem
(fight each other). Maka, governor dengan karakteristik speed-droop harus
digunakan.
Jika terjadi kenaikan/penurunan frekuensi pada sistem, maka generator
yang memiliki governor tipe Speed-droop akan mengurangi/menambah
bukaan valve sesuai dengan daya maksimum generator dan setting
governornya. Setting governor untuk keperluan ini disebut dengan speeddroop atau regulation characteristic. Lebih umum lagi, istilah tersebut
disebut dengan Droopsaja (bukan drop).

Sistem Pembagi Beban antara droop


Governing Gas Turbine
Alat pembagi beban (Load Sharing) merupakan peralatan otomatis yang
menyeragamkan operasi governor dalam menaikkan atau menurunkan
power mesin atau daya generator pembangkit listrik sesuai dengan
perubahan bebannya, dan sangat diperlukan bila memiliki lebih dari dua
generator dengan karakteristik yang berbeda yang beroperasi secara
paralel.
Dengan alat pembagi beban generator, maka setiap generator mempunyai
faktor penggunaan (beban maksimum dibagi kapasitas generator) yang
sama dan kecil yang berarti bagus. Perubahan beban akibat pemasukan
atau pengeluaran generator dari sistem paralel generator-generator akan
dirasakan sama oleh setiap generator dalam sistem tersebut, tanpa
overload atau overspeed. Alat pembagi beban generator hanya bisa
diterapkan pada generator set-engine yang mempunyai governor dan bisa
dikembangkan untuk sistem kontrol yang lebih lanjut seperti kontrol dengan
distributed control system (DCS).
Singkatnya Load Sharing merupakan suatu sistem dalam pengoperasian
pembangkit yaitu pembagian beban secara bersama oleh beberapa
generator atau lebih, adapun tujuan dari system load sharing ini adalah
untuk menjaga kontinuitas (kelancaran) tenaga listrik dan sebagai proteksi
untuk pengamanan dari generator itu sendiri apabila terjadi penurunan atau
kenaikan beban. Atau dapat juga dikatakan Fungsi dari Load Sharing ini
yaitu Agar Generator pada saat sinkron dapat mensupply beban dengan
seimbang dengan generator lain maka masing masing generator
dianjurkan untuk memiliki load sharing terutama untuk sistem automatic.
Prinsip Alat Pembagi Beban Generator (Load Sharing)

Governor beroperasi pada mesin penggerak sehingga generator


menghasilkan keluaran arus yang dapat diatur dari 0 persen sampai
dengan 100 persen kemampuannya. Jadi masukan ke mesin penggerak

sebanding dengan keluaran arus generatornya atau dengan kata lain


pengaturan governor 0 persen sampai dengan 100 persen sebanding
dengan arus generator 0 persen sampai dengan 100 persen pada
tegangan dan frekuensi yang konstan.
Governor bekerja secara hidrolik/mekanis, sedangkan sinyal masukan dari
keluaran arus generator berupa elektris, sehingga masukan ini perlu
diubah ke mekanis dengan menggunakan elektric actuator untuk
menggerakkan motor listrik yang menghasilkan gerakan mekanis yang
diperlukan oleh governor.
Pada beberapa generator yang beroperasi paralel, setelah sebelumnya
disamakan tegangan, frekuensi, beda phasa dan urutan phasanya,
perubahan beban listrik tidak akan dirasakan oleh masing-masing
generator pada besaran tegangan dan frekuensinya selama beban masih
dibawah kapasitas total paralelnya, sehingga tegangan dan frekuensi ini
tidak digunakan sebagai sumber sinyal bagi governor.
Untuk itu digunakan arus keluaran dari masing-masing generator sebagai
sumber sinyal pembagian beban sistem paralel generator-generator
tersebut. Saat diparalelkan pembagian beban generator belum
seimbang/sebanding dengan kemampuan masing-masing generator. Alat
pembagi beban generator dipasang pada masing-masing rangkaian
keluaran generator, dan masing-masing alat pembagi beban tersebut
dihubungkan secara paralel satu dengan berikutnya dengan kabel untuk
menjumlahkan sinyal arus keluaran masing-masing generator dan
menjumlahkan sinyal kemampuan arus masing-masing generator.
Arus keluaran generator yang dideteksi oleh alat pembagi beban akan
merupakan petunjuk posisi governor berapa persen , atau arus yang lewat
berapa persen dari kemampuan generator. Hasil bagi dari penjumlahan
arus yang dideteksi alat-alat pembagi beban dengan jumlah arus
kemampuan generator -generator yang beroperasi paralel dikalikan 100 (
persen ) merupakan nilai posisi governor yang harus dicapai oleh setiap
mesin penggerak utama sehingga menghasilkan keluaran arus yang
proprosional dan sesuai dengan kemampuan masing-masing generator.
Bila ukuran generator sama maka jumlah arus yang dideteksi oleh masingmasing alat pembagi beban dibagi jumlah generator merupakan arus
beban yang harus dihasilkan oleh generator setelah governornya diubah
oleh electric actuator yang menerima sinyal dari alat pembagi beban
sesaat setelah generator diparalelkan .
Jenis-jenis Sistem Load Sharing
Ada beberapa jenis system Load sharing yaitu:
1. APS (Automatic Power Sharing)
Digunakan untuk pembagian beban saat beban bertambah.

Sistem ini digunakan bila terjadi penambahan beban-beban pada kilang


dimana antara satu generator dengan generator turbin membagi beban
secara bersama-sama agar tidak tidak terjadi pembebanan yang berlebih
pada salah satu generator.
2. APC (Automatic Power Constant)
Digunakan saat operasi biasa
3. AFC (Automatic Frequency Control)
Digunakan untuk pengaturan frekuensi (ditetapkan konstan 50 Hz).
Sistem ini digunakan untuk mempertahankan frekuensi 50 Hz (cycle per
second) dan tidak boleh melebihi atau kurang dari nilai tersebut,sistem ini
digunakan untuk suplai-suplai beban tertentu yang memerlukan frekuensi
tetap.

SIKLUS BRAYTON

Merupakan siklus daya gas yang


ditemukan oleh GeorgeBrayton pada tahun 1870 untuk mesin pembakaran minyak
bolak-balik. Pada saat ini banyak digunakan pada mesin turbin gas dengan siklus
terbuka. Tetapi untuk memudahkan perhitungan termodinamika dalam perancangan
maka dapat dimodelkan sebagai sistem tertutup dengan asumsi standar udara dan
penambahan panas dari sumber luar & pembuangan panas ke lingkungan terjadi pada
tekanan yang konstan.

Siklus
Brayton terbuka terdiri dari tiga komponen utama. Pertama kompresor yang berfungsi
untuk menaikkan tekanan udara yang diambil dari lingkungan. Kedua adalah ruang
bakar (combustion chamber) tempat terjadinya pembakaran dan pada pemodelan
dinyatakan dengan penukar kalor (heat exchanger). Komponen ketiga adalah turbin gas
yang berfungsi menurunkan tekanan dan menghasilkan kerja berupa putaran poros.
Ada penambahan satu komponen lagi untuk memudahkan perhitungan termodinamika
pada pemodelan siklus yaitu ditambahkan lagi dengan penukar kalor yang membuang
panas ke lingkungan.

Siklus brayton ideal terdiri dari 4 proses reversibel yang bisa dilihat pada gambar
berikut ini:

1-2 Kompresi isentropik (in a compressor).


2-3 Penambahan panas pada tekanan konstan
3-4 Ekspansi isentropik (in a turbine).
4-1 Pembuangan panas pada tekanan konstan

Sedangkan untuk menghitung efisiensi termal dari siklus brayton ideal dapat
menggunakan rumus:

Untuk perhitungan siklus brayton aktual kita harus memperhatikan kerja


kompresor dan turbin, karena kedua komponen tersebut tidak akan mempunyai efisiensi
mencapai 100%. Sehingga dapat digunakan rumus:

Pada keadaan di lapangan, temperatur keluaran turbin bisa menjadi lebih tinggi
dari temperatur keluaran kompresor. Sehingga hal ini dapat digunakan untuk
meningkatkan efisiensi dari siklus dengan menambahkan komponen counter-flow heat
exchanger yang biasa dikenal dengan regeneratoratau recuperator. Untuk siklus dan
perhitungannya ditambah menjadi:

Selain menggunakan regenerator, efisiensi siklus brayton dapat ditingkatkan


dengan menambah intercooler dan reheater.

Aplikasi untuk siklus brayton saat ini banyak digunakan pada pembangkit listrik
tenaga gas dan pada mesin pesawat turbo-fan.

PHILOSOPHY OF GAS
TURBINE THERMODYNAMICS

February 13, 2010

Posted by arya1984 in Uncategorized.


trackback

5 Votes

Turbin

gas

adalah

salah

satu

alat

yang

pembangkit

listrik

yang

mengkonversienergi kalor menjadi energi gerak (mekanik), yang dapat menghasilkan


energi yang sangat besar berdasarkan ukuran dan beratnya. Atau sebuah mesin dimana

bahan bakar dikompresi terus dibakar dengan udara untuk menghasilkan aliran panas,
gas yang bergerak cepat. Aliran gas ini digunakan untuk menyalakan kompresor yang
memasok udara ke mesin serta menyediakan kelebihan energi yang dapat digunakan
untuk mengerjakan pekerjaan lain.
Dimana tahapan-tahapan pengkonversian energi dari turbin gas adalah :
1. Kecepatan hot gas meningkat karena melalui nozel (Koversi energi kalor menjadi energi
kinetik)
2. Hot gas memutar blade (sudu) turbin sehingga terjadi pengkonversian dari energi
kinetik menjadi energi mekanik.

Analisa Turbin Gas berdasarkan Siklus Brayton :

Pada Siklus Brayton, turbin gas dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Siklus Terbuka (Open Cycle Gas Turbine)

Udara segar pada kondisi ambien (atmosfir) disedot


masuk ke dalam kompresor, dimana terjadi peningkatan suhu dan tekanan . Udara
bertekanan tinggi diproses di dalam ruang pembakaran, dimana bahan bakar dibakar
pada tekanan konstan. Gas temperatur tinggi yang dihasilkan kemudian masuk turbin,
di mana gas temperatur tinggi dan bahan bakar dibakar pada tekanan atmosfer
sehingga

menghasilkan

tenaga.

Gas buang yang dihasilkan turbin dibuang keluar (tidak disirkulasikan kembali),
menyebabkan siklus harus diklasifikasikan sebagai siklus terbuka.
2. Siklus Tertutup (Closed Cycle Gas Turbine)

Cara kerja turbin gas siklus tertutup, secara keseluruhan hampir sama dengan siklus

terbuka,

yaitu

di

sini

proses

kompresi dan ekspansi tetap sama, akan tetapi proses pembakaran digantikan oleh
masukan kalor tekanan konstan dari sumber eksternal, dan proses pembuangan
digantikan oleh pembuangan kalor tekanan konstan pada suhu ambien.
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saat
ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh manufactur turbin gas dalam
menganalisa up-grading performance. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi
isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan. Pada
siklus Bryton terjadi 4 proses reversible internal diantaranya :

Proses 12, (IsentropicCompression); Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor

Proses 23, (PressureConstant Inlet) dalam pemasukan bahan bakar

Proses 34, (Expansion Compression); Daya yang dibutuhkan turbin

Proses 41, (Pressure Constant Outlet); Jumlah kalor yang dilepas


Untuk diagram P-v dan diagram T-s pada siklus Brayton dapat dianalisa pada keadaan
aliran tunak (steady flow). Ketika perubahan energi kinetik dan potensial diabaikan,
keseimbangan energi untuk proses aliran tunak dapat dinyatakan, pada unit-dasar
massa, yaitu

Oleh karena itu, untuk transfer kalor dari dan ke fluida kerja adalah

Kemudian efisiensi termal ideal siklus Brayton di bawah udara dingin dengan asumsi
standar menjadi

Proses 1-2 dan 3-4 adalah isentropik, dan P2 P3 dan P4 P1. Menjadi

dari hasil rumus-rumus diatas dapat disederhanakan sebagai berikut :

dimana rp adalah rasio tekanan dan k


adalah rasio kalor spesifik. Efisiensithermal ideal siklus Brayton tergantung pada rasio

tekanan

turbin

gas

dan

rasio

panas

spesifik

fluida

kerja.

Sebuah plot efisiensi termal terhadap rasio tekanan ditunjukkan pada gambar
disamping, dimana untuk k 1.4, yang merupakan spesifik-panas-nilai rasio udara
pada suhu kamar. Suhu tertinggi dalam siklus terjadi pada akhir proses pembakaran
(keadaan 3), dan dibatasi oleh temperatur maksimum untuk sudu turbin. Hal ini juga
membatasi rasio tekanan yang dapat digunakan dalam siklus. Untuk Suhu masuk turbin
tetap (T3), output usaha bersih per siklus meningkat dengan rasio tekanan mencapai
maksimum, dan kemudian mulai menurun.
Oleh karena itu, harus ada pendekatan antara rasio tekanan (efisiensi thermal) dan
output daya bersih. Dengan kerja lebih sedikit keluaran per siklus, yang lebih besar laju
aliran massa (sistem yang lebih besar) diperlukan untuk mempertahankan output daya
yang sama, yang mungkin tidak ekonomis. Dalam desain paling umum, rasio tekanan
turbin gas berkisar dari sekitar 11 sampai 16. Udara dalam turbin gas melakukan dua
fungsi penting; yaitu fungsi pertama adalah pasokan oksidan yang diperlukan untuk
pembakaran bahan bakar juga dapatberfungsi sebagai pendingin untuk menjaga suhu
dari berbagai komponen di dalam batas-batas yang aman. Fungsi kedua dilakukan
dengan cara menarik lebih banyak udara daripada yang dibutuhkan untuk pembakaran
yang sempurna dari bahan bakar.
Oleh karena itu, dalam analisis siklus, memperlakukan pembakaran gas sebagai udara
tidak menyebabkan kesalahan cukup besar. Selain itu, laju aliran massa melalui turbin
lebih besar daripada bahwa melalui kompresor, perbedaan yang sama dengan laju
aliran massa bahan bakar. Jadi, dengan asumsi laju aliran massa konstan selama siklus
konservatif menghasilkan hasil untuk turbin gas loop terbuka. Dua aplikasi besar untuk

turbin gas adalah sebagai Tenaga Penggerak Mesin Pesawat ( Aircraft Propulsion) dan
Pembangkit Listrik (Electric Power Generation). Ketika digunakan untuk penggerak
pesawat, turbin gas cukup menghasilkan kekuatan untuk menggerakkan kompresor
dan generator kecil untuk menyalakan peralatan bantu. Kecepatan tinggi gas buang
bertanggung

jawab

untuk

menghasilkan

daya

dorong

yang

diperlukan

untuk

menggerakkan pesawat.
Turbin gas juga digunakan sebagai pembangkit listrik stasioner untuk menghasilkan
listrik sebagai unit yang berdiri sendiri atau bersama dengan pembangkit listrik tenaga
uap pada suhu tinggi sisi. Dalam bentuk ini, gas buang dari turbin gas yang berfungsi
sebagai sumber panas uap. Turbin gas juga dapat dijalankan sebagai siklus tertutup
yang digunakan di pembangkit listrik tenaga nuklir. Hanya saja fluida kerja tidak
terbatas pada udara dan gas, akan tetapi dapat digunakan karakteristik yang lebih
diinginkan (seperti helium).

The intercooled, reheated and regenerated gas


turbine

A significant efficiency increase can be realized if the gas


turbine combines intercooling, regeneration and reheat; the
efficiency can reach over 45%.
The high efficiency comes from following effects:
Intercooling lowers the temperature out from the second
compressor, T4, so that the temperature T10 after heat
recovery also can be minimized resulting in thatmore heat is
recovered to the cycle in the regenerator.

Reheat gives a higher the temperature in


the turbine outlet (compared to a single expansion), T9, so
that a higher temperature out from the regenerator on the
air side, T5, can be obtained. This results both in that
less fuel needs to be added in the first combustion chamber
and in a better heat recovery in the regenerator.
Increased guide-vane turning resulted in poorer overall performance, the decrease being
greatest at the highest rotor speed. Rotating stall originating at the tips of the first stage
correlated with the knee in the stall-limit line. Increasing guide-vane turning shifted the
first-stage stall-free performance and the knee in the stall-limit line to a
lower engine speed. Opening the interstage bleed reduced the minimum rotor speed at
which stall-free performance of the first stage was possible and tended to eliminate the
knee in the stall-limit line.

In axial flow compressors, the primary purpose of IGVs (fixed or variable) is to


guide the airflow onto the first stage rotor blades at an appropriate or required
angle of attack.

Combined heat and power (CHP) integrates the production of usable heat and power
(electricity), in one single, highly efficient process.
CHP generates electricity whilst also capturing usable heat that is produced in this
process. This contrasts with conventional ways of generating electricity where vast
amounts of heat is simply wasted. In todays coal and gas fired power stations, up to
two thirds of the overall energy consumed is lost in this way, often seen as
a cloud of steam rising from cooling towers.

More Videos
Their relative sophistication means that the overall efficiency of CHPplants can reach
in excess of 80% at the point of use. This compares with the efficiency of CCGTs,
which in the UK which range between 49% and 52%. Coal-fired plant fare less well
with an efficiency of around 38%.

Click to enlarge.

As an energy generation process, CHP is fuel neutral. This means that a CHP process
can be applied to both renewable and fossil fuels. The specific technologies
employed, and the efficiencies they achieve will vary, but in every situation CHP
offers the capability to make more efficient and effective use of valuable primary
energy resources.
CHP plants provide local heat, electricity and sometimes even cooling to
various

types of users. Because the energy is produced locally, CHP has the

added benefit of avoiding efficiency losses incurred through transmission and

distribution of electricity through the National Grid and local distribution networks.
Around 7% of energy would usually be lost when the network is used to transport
energy from the generation source to the user. When taking account of these losses,
the respective efficiencies of both coal and CCGT plant fall further at the point of
use.
Read more about the benefits of choosing CHP.

Anda mungkin juga menyukai