Anda di halaman 1dari 14

Daftar Isi

Daftar Isi ............ i


Pendahuluan
1.1

Latar Belakang ..... 1

1.2

Tujuan ....... 1

Isi dan Pembahasan


2.1

Paradigma sehat ....................... 2

2.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang .......................... 5

Penutup
3.1

Kesimpulan .....14

3.2

Saran ..14

Daftar Pustaka ............... 15

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan dalam dunia kedokteran yang semakin pesat banyak
memunculkan pandangan dan perepsi baru akan dunia kesehatan. Sekarang ini, pada
kenyataannya, paradigma sehat masih sering tidak diketahui oleh masyarakat.
Kesehatan yang mempunyai peran penting dalam kehidupan masih sering dianggap
sepele. Masyarakat cenderung baru mencari pertolongan hanya ketika sakit yang
diderita orang tersebut sudah parah. Hal tersebut tentu saja akan memperkecil
kemungkinan seseorang untuk dapat kembali ke keadaan sehatnya seperti sedia kala.
Paradigma sehat mengandung pengertian bahwa semua hal tergantung pada sehat, atau
dengan kata lain kesehatan adalah segala-galanya. Seseorang tentu tidak bisa
melakukan sesuatu secara produktif atau maksimal ketika ia sedang sakit. Oleh karena
itu, seseorang yang sudah sehat diharapkan mampu mempertahankan dan selalu
menjaga kesehatannya, sedangkan yang sakit akan berusaha untuk kembali sehat baik
itu melalui usahanya sendiri maupun dengan bantuan.
Kesehatan seseorang ternyata dipengaruhi oleh beberapa aspek, seperti faktor
genetika (keturunan), lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan (Blum). Hal ini
tentunya sering kita alami dalam kegiatan sehari-hari, tetapi masih jarang disadari
bahwa faktor-faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi
kesehatan tiap-tiap individu. Perlakuan promotif dan preventif dalam aspek kesehatan
dalam suatu masyarakat sangat penting untuk terus ditingkatkan, tentunya dengan
tidak melupakan perlakuan kuratif dan rehabilitatif. Peranan lembaga kesehatan
seperti puskesmas sangat berpengaruh dalam pelayanan kesehatan di wilayahnya
terutama di desa atau suatu kecamatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan memberdayakan masyarakat itu sendiri.

Tujuan
Memahami konsep sehat dan sakit dalam kaitannya dengan paradigma sehat
dengan

menganalisa

kasus

A,

serta

lebih

mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kesehatan seseorang khususnya dari aspek gizi, tujuan dan manfaat
dari mengetahui arti sehat, dan cara yang digunakan untuk menjaga kesehatan.
2

Isi dan Pembahasan

Skenario A - Balita Gizi Buruk


Pada laporan evaluasi tengah tahun ditemukan adanya sekitar 25 % anak balita yang
menderita gizi buruk (marasmic kwashiorkor). Berdasarkan survei sebaran jumlah anak
(paritas) >4 anak sebesar 80%. Program Keluarga Berencana (KB) kurang berjalan dengan
baik. Tingkat pendidikan rata-rata hanya lulus Sekolah Dasar. Puskesmas Kelurahan Lebak
Raya mempunyai wilayah kerja seluas 12 km2. Kelurahan ini memiliki 7 desa. Wilayah
geografis meliputi dataran rendah dan dilalui 1 sungai yang berfungsi sebagai alat
transportasi, irigasi, dan sumber air bagi sebagian besar penduduk. Populasi penduduk 5150
jiwa.

Identifikasi Istilah
Dalam kasus/skenario A terdapat beberapa istilah yang masih asing atau kurang umum
digunakan dalam masyarakat sehari-hari. Berikut ini adalah keterangan dan penjelasan
mengenai istilah-istilah tersebut,
1. Paritas
Paritas adalah Kondisi pada saatatau pernah melahirkan anak, hidup atau meninggal.
Selain itu, paritas juga berarti

kesamaan harga atau nilai; kemiripan; kesepadanan;

keseimbangan keadaan kelahiran; partus (KBBI, 2010).


Paritas juga berhubungan dengan mortalitas, dalam arti semakin banyak paritas ibu semakin
tinggi kemungkinan terjadinya kematian bayi yang dilahirkan kemudian.
Selain itu, paritas juga berarti banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita
(BKKBN, 2006). Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah wanita yang pernah
melahirkan bayi. Secara umum, paritas dapat berarti jumlah kehamilan yang menghasilkan
janin yang mampu hidup diluar rahim (dilahirkan).

Marasmic Kwashiorkor
Marasmic kwashiorkor atau marasmus kwashiorkor adalah suatu bentuk kekurangan gizi yang
parah. Marasmus dan kwashiorkor merupakan suatu kombinasi marasmus dan kwashiorkor
ditandai oleh edema (bengkak). Paling sering, anak menderita efek dari kekurangan gizi dan
infeksi. Beberapa peneliti percaya kwashiorkor dan marasmus adalah dua tahap dari penyakit
yang sama. Marasmic Kwashiorkor juga dapat berarti suatu penyakit kekurangan gizi, pada
3

umumnya banyak diderita oleh anak-anak, merupakan hasil dari kekurangan kalori (energi) dan
protein. Karakteristik dari kondisi ini ditandai dengan beberapa jaringan yang rusak, dehidrasi,
kehilangan lemak di bawah kulit, dan gangguan pertumbuhan.

Marasmic Kwashiorkor adalah suatu kondisi di mana terdapat kekurangan kalori (energi) dan
protein, dengan terbuangnya jaringan yang parah, hilangnya lemak di bawah kulit, dan
biasanya dehidrasi.

Kwashiorkor
Suatu bentuk KEP (kekurangan energi protein) yang dihasilkan baik dari asupan protein yang
tidak memadai atau, lebih umum, dari infeksi.
Kekurangan protein muncul dari baik energi dan protein kurang, dan mengarah pada penyakit
yang kompleks dari masing-masing marasmus dan kwashiorkor. Bersama-sama, penyakit ini
dikenal sebagai KEP (kekurangan energi protein-), bentuk utama dari gizi buruk yang
menyebabkan banyak kematian pada anak di seluruh dunia.

bentuk malnutrisi protein-energi yang dihasilkan oleh kekurangan protein yang parah; asupan
kalori biasanya juga mengalami kekurangan. Gejalanya seperti pertumbuhan yang lamban,
perubahan pigmen kulit dan rambut, edema, defisiensi imun, dan perubahan patologis dalam
hati.Para pakar mengemukakan bahwa kwarshiorkor merupakan keadaan defisiensi protein
dari makanan dan terjadi karena kehilangan antioksidan yang menyertai defisiensi dari
makanan. Secara umum kwashiorkor adalah suatu penyakit gangguan keseimbangan protein.
Akibat lanjut dari kwashiorkor adalah defisiensi zat besi, hiperpigmentasi kulit, edema
anarsaka

Marasmus
Marasmus adalah suatu penyakit kekurangan energi pada makanan, menyebabkan cadangan
protein tubuh terpakai sehingga anak menjadi kurus kering. Selain itu, marasmus adalah
bentuk kekurangan energi protein terutama karena defisit kalori berkepanjangan parah,
terutama yang terjadi pada tahun pertama kehidupan, dengan retardasi pertumbuhan dan
membuang lemak subkutan dan otot. Marasmus merupakan adaptasi fisiologis terhadap
keterbatasan energi dari makanan. Para penderita marasmus lebih rentan pada infeksi daripada
orang yang sehat.
Paradigma sehat
4

Definisi Paradigma Sehat


Paradigma sehat merupakan suatu konsep pengembangan pola pikir yang berkaitan
dengan upaya kesehatan. Paradigma sehat yang terdiri dari dua kata yaitu paradigma dan
sehat tentunya mempunyai arti yang luas. Hal ini disebabkan masing-masing kata
mempunyai beragam makna

sehingga diperlukan penyimpulan arti yang tepat untuk

paradigma sehat itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa pengertian mulai dari paradigma,
sehat, dan paradigma sehat yang diharapkan akan membantu dalam memahami paradigma
sehat.
Paradigma
1. Teori, Model, Cara pandang, Pola Pendekatan, Konsep, Kerangka, Referensi,
Hipotesis, Penjelasan, Metodologi, Alat, Instrumen, Sist. Formal, Klarifikasi,
Asumsi, Tema, Standar, Contoh, Suatu aturan, Prototipe Ses. Yang mirip
pandangan politik atau diterimanya suatu putusam hukum (Azwar A. ,
mengutip Wendell Bell, 1999)
2. Model, Teori, Konsep, Orientasi, Persepsi atau Kerangka Referensi atau
kerangka referensi (Azwar A. mengutip Stephen R Covey, 1999)

Sehat
Adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup proaktif secara sosial ekonomis. (UU Kesehatan RI no. 23 th 1992)

Paradigma sehat adalah suatu cara pandang dan/atau suatu konsep dalam
menyelenggarakan pembangunan nasional, yang dalam pelaksanaannya sepenuhnya
menerapkan pengertian dan/atau prinsip-prinsip pokok kesehatan (Azwar 1999).
Paradigma sehat secara umum dapat dikatakan sebagai suatu pandangan yang dimiliki oleh
individu atau masyarakat mengenai kesehatan atau pun aspek-aspek lain yang berkaitan
dengan kesehatan itu sendiri. Para ahli kesehatan menyimpulkan, upaya kuratif
(pengobatan) ternyata tidak lebih baik dibandingkan upaya pencegahan. Tindakan
pencegahan lebih murah dibandingkan pengobatan. Seseorang yang mengetahui dan
memahami mengenai paradigma sehat tentu akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari
dalam menjaga kesehatan yaitu perilaku sehat. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang
berpegang pada paradigma sakit. Dalam paradigma sakit tentunya seseorang akan
menganggap sakit sebagai sesuatu yang hanya bisa diobati saja, sehingga ketika ia terserang
5

penyakit barulah ia akan pergi memeriksakan dirinya ke dokter atau diantar ke rumah sakit.
Hal ini sebenarnya kurang efektif dalam mengurangi kejadian suatu penyakit. Seseorang yang
sudah berobat dan sembuh belum tentu akan menjaga pola hidupnya (pola hidup dan/atau
perilaku sehat), yang memungkinkan dirinya akan terkena penyakit tersebut dikemudian hari
karena tidak menjaga kesehatannya.
Mengubah pola hidup atau kebiasaan seseorang berarti harus mengubah cara
pandang seseorang, mengubah paradigma seseorang. Selama ini kita lebih banyak
menggunakan paradigma sakit daripada paradigma sehat. Ini adalah paradigma yang
salah. Kenapa tidak pada saat sehat kita datang ke rumah sakit untuk melakukan
general check up. Paradigma sehat itu sendiri lebih menitikberatkan pada aspek
promotif dan preventif, bukan pada aspek kuratif dan rehabilitatif. Preventif adalah
tindakan penncegahan yang dilakukan baik dengan perilaku sehat, pemeliharaan lingkungan
yang sehat ataupun dengan memeriksakan kesehatannya. Sedangkan promotif merupakan
segala tindakan yang pada umumnya dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk memperkenalkan
suatu cara untuk menjaga kesehatan atau tindakan-tindakan pencegahan penyakit yang
berguna bagi masyarakat serta pengetahuan-pengetahuan lainnya mengenai kesehatan yang
menunjang seseorang untuk berperilaku sehat. Hal ini juga dapat dikatakan sebagai
memberdayagunakan masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat dapat menerapkan pola
hidup sehat.

Gambar 1. Struktur peranan paradigma sehat di Indonesia

Konsep Sehat-sakit
Konsep mengenai sehat dan sakit tidak lepas kaitannya dengan paradigma sehat. Untuk
memahami paradigma sehat diperlukan pengetahuan mengenai konsep sehat dan sakit sebagai
6

dasarnya. Sehat dan sakit mempunyai beberapa definisi yang sebenarnya mempunyai inti atau
pemahaman yang sama hanya berbeda dalam tingkatan kejelasan pendeskripsiannya dengan
keadaan tersebut dalam kenyataannya.
Sehat
Konsep mengenai kesehatan adalah dinamis. Konsep tersebut menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman. Kata sehat selalu diperbaharui pengertiannya sampai
mendapatkan arti yang sesuai dengan gambaran sehat pada kenyataan. Para ahli dan
juga lembaga kesehatan mengemukakan arti sehat, yakni sebagai berikut,
Parkins (1938)
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
dan beberapa faktor yang berusaha mempengaruhinya.
WHO (1957)
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar
dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki.
WHO (1974)
Sehat adalah keadaan sempurna fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan.
White (1977)
Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai
keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.

Sakit
Konsep mengenai sakit juga beragam, berikut pendapat beberapa ahli mengenai sakit,
Perkins (1937)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani
dan sosial.
Reverlly
Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan dengan individu.
Konsep sehat dan sakit sendiri sangat penting peranannya dalam peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat. Dengan mengetahui konsep sehat dan sakit, seseorang akan dapat
mengetahui keadaannya sehingga ia dapat menjaga dan meningkatkan kesehatannya.
Mengenai cara peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit cukup berkaitan dengan
7

pengetahuan mengenai sehat dan sakit, karena dengan mengetahui keadaannya seseorang
akan terdorong untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, penyebab
terjadinya suatu penyakit, serta cara-cara atau perilaku untuk menjaga kesehatan. Sehingga
dikemudian hari diharapkan orang tersebut akan dapat terhindar dari penyakit.

Promosi kesehatan
Promosi kesehatan sangat berperan dalam menjalankan atau menanamkan paradigma
sehat dalam masyarakat. Akan tetapi dewasa ini, meskipun sudah banyak promosi kesehatan
yang dilakukan, dampak atau timbal baliknya bagi peningkatan kesehatan masyarakat masih
belum menyeluruh. Hal tersebut dapat disebabkan dari suatu faktor penting tertentu yang
sering kali dilupakan oleh para tenaga medis. Aspek atau faktor yang perlu ditanamkan dalam
pelaksanaan promosi kesehatan adalah,
1. Mengenal masyarakat
Variabel masyarakat yang perlu diketahui adalah sebagai berikut,
Jumlah penduduk
Keadaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat
Pola komunikasi di masyarakat
Sumber daya
2. Mengenal wilayah
Hal-hal yang perlu diketahui berhubungan dengan wilayah adalah lokasinya
(apakah terpencil, daerah datar atau pegunungan, dan jalur transportasi
umum) dan sifatnya (yaitu periode penghujan atau kemarau, daerah kering
atau cukup air, daerah banjir, dan daerah perbatasan).
Suatu promosi kesehatan yang dilaksanakan, selain memperhatikan aspek-aspek
diatas, juga diperlukan dukungan dan kerjasama dari kedua belah pihak, yaitu tenaga
medis yang menjelaskan mengenai kesehatan dan masyarakat. Promosi Kesehatan ini
juga merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang sudah ditanamkan oleh
pemerintah yang dalam penerapannya dilakukan melalui organisasi-organisasi ataupun
pihak-pihak terkait dalam bidang kesehatan dalam suatu wilayah tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang


Kesehatan seseorang, dalam perkembangannya dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu. Jika terdapat salah satu dari faktor tersebut yang tidak seimbang atau terganggu,
8

status kesehatan seseorang dapat terganggu atau berubah. Orang yang sedang rentan
cenderung akan terserang penyakit. Apakah yang membuat orang tersebut menjadi rentan
terhadap penyakit? Banyak kemungkinan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Misalnya saja
dari faktor lingkungan. Lingkungan yang kurang sehat dapat menyebabkan seseorang yang
tadinya tidak rentan menjadi rentan. Hal ini dikarenakan keadaan lingkungan yang tidak sehat
dapat menginduksi atau menyebabkan seseorang menjadi rentandan terkena penyakit baik itu
secara cepat maupun lama.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah
kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat juga
dari seluruh segi yang ada pengaruhnya dengan masalah sehat-sakit atau kesehatan tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat, untuk itu Hendrick L Blum menggambarkan secara ringkas dalam gambar
1 (Notoatmodjo S, 1997).
Keempat faktor kesehatan tersebut (lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan)
berpengaruh langsung kepada kesehatan, disamping itu juga saling berpengaruh satu-sama
lainnya. Terlihat bahwa perilaku mempunyai pengaruh yang paling besar diikuti oleh
lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan.

LINGKUNGAN

PELAYANAN

STATUS

KESEHATAN

KESEHATAN

KETURUNAN

PERILAKU
Gambar 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan menurut Blum

Sumber: Notoatmodjo,S, 1997

Lingkungan
Lingkungan dapat digolongkan menjadi, lingkungan fisik (atau yang biasa dikenal
dengan geografis) dan lingkungan kepadatan penduduk (demografi). Demografi sendiri
9

adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan-perubahan penduduk, seperti
kelahiran, kematian, dan migrasi. Dalam skenario, faktor lingkungan ini sangat berperan
sebagai ekspose dari masalah yang ada.
Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Penduduk adalah makhluk hidup yang aktif dan senantiasa mencari ruang tempat hidupnya
yang sesuai dengan persyaratan hidup organisme. Salah satunya ketersediaan sumber daya
alam sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara maksimal. Oleh karena itu,
manusia tersebar secara tidak merata di atas permukaan bumi.
Persebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan perbedaan tingkat kepadatan
penduduk. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah penduduk dalam
satuan wilayah tertentu.
Kepadatan penduduk kasar
adalah angka yang menunjukkan jumlah penduduk dalam satuan wilayah tertentu.
Rumusnya adalah:
KP= P/L
Ket:
KP = Kepadatan Penduduk kasar (orang/ha atau orang/km2)
P= Jumlah penduduk
L= Luas lahan
Dalam kasus A dapat dihitung kepadatan penduduk, yaitu 5150/12 = 429,167 jiwa/km2
Menurut WHO, kepadatan penduduk normal adalah 9.600 jiwa per km2. Sehingga dapat
dikatakan kepadatan penduduk masih normal. Akan tetapi, jika program KB terus menerus
kurang berhasil secara otomatis kepadatan penduduk akan meningkat di kemudian hari. Selain
kelahiran, perubahan jumlah penduduk juga dipengaruhi oleh kematian dan perpindahan
penduduk (migrasi).
Selain dilihat dari demografinya, pengaruh lingkungan fisik (geografis) juga sangat
penting. Untuk kepentingan masyarakat sehari-hari, persedian air harus memenuhi standar air
minum dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Dalam kasus A tertulis bahwa,
kelurahan tersebut hanya dilalui 1 sungai yang dipergunakan untuk transportasi, irigasi dan
sumber air bagi sebagian penduduk. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kebersihan air yang
digunakan sebagai sumber air. Air sungai yang tercampur dengan limbah akan membuat
sumber air yang akan digunakan menjadi tidak sehat apalagi untuk dikonsumsi.

10

Manusia dan lingkungannya.


Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat kegiatan
manusia atau akibat proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai ke tingkatan
tertentu yang mennyebabkan lingkungan menjadi kurang berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya. Contoh: pembuangan limbah industri ke sungai dan laut akan menyebabkan
perubahan ekosistem pada perairan.

Perilaku
Perilaku masyarakat turut mempengaruhi kesehatan di masayarakat. Perilaku sehat
yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tentunya akan berperan dalam meningkatkan
kualitas kesehatan sehingga terhindar dari penyakit. Akan tetapi, masih banyak masyarakat
yang belum melakukan perilaku sehat. Perilaku sehat erat kaitannya dengan upaya promosi
kesehatan. Promosi kesehatan yang berhasil akan meningkatkan penerapan perilaku sehat di
kalangan masyarakat itu sendiri. Perilaku masyarakat untuk menjaga kesehatannya tentunya
juga dipengaruhi beberapa aspek, seperti tingkat pendidikan, sikap tertutup dan masa bodoh
dari masing-masing individu dan juga dari budaya serta tingkat ekonomi seseorang. Dalam
kasus A, diketahui bahwa rata-rata pendidikan masyarakat di desa itu adalah SD. Tingkat
pendidikan yang rendah tersebut dapat menyebabkan perilaku masyarakat menjadi tidak
sehat. Perilaku yang tidak sehat secara berkelanjutan akan membuat keadaan kesehatan di
desa tersebut semakin parah, karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki para orang tua bayi
dan lingkungan yang kurang mendukung, anak mereka akan terus terancam kekurangan gizi.

Keturunan (genetika)
Faktor keturunan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan
seseorang. Dari riwayat keturunannya, dapat diketahui apakah seseorang terkena penyakit
yang menurun, tidak terkena, ataupun sebagai carrier (pembawa penyakit namun tampak
normal). Dalam kasus A, dikatakan bahwa banyak balita yang menderita gizi buruk. Hal ini
juga dapat disebabkan dari faktor keturunan. Bisa saja ada anak yang menderita penyakit
menurun dimana penyakit tersebut melibatkan organ pencernaannya. Misalnya ada anak yang
menderita sumbing, dengan keterbatasannya tersebut ia akan menjadi susah makan. Susah
makan yang terus menerus dapat menyebabkan ia hanya mengkonsumsi sedikit makanan
sehingga pada akhirnya anak tersebut menjadi kekurangan gizi. Contoh lainnya adalah
11

seorang anak yang menderita kelainan pada lambungnya, yakni ditandai dengan tidak bisanya
anak tersebut mencerna makanan tertentu. Hal tersebut juga dapat menyebabkan anak pada
akhirnya menjadi kekurangan gizi, dan jika dibiarkan dapat berdampak menjadi penyakit gizi
buruk (marasmic kwashiorkor).

Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan merupakan tindak lanjut dari penerapan/penanaman paradigma
sehat dalam masyarakat. Dengan adanya pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas masyarakat secara menyeluruh. Pelayanan kesehatan yang sampai sekarang
diterapkan dapat digolongkan menjadi 2, yaitu pelayanan kesehatan individual dan pelayanan
kesehatan menyeluruh. Pelayanan kesehatan individual menyangkut aspek kuratif dan
rehabilitatif (pengobatan dan pemulihan) sedangkan pelayanan kesehatan menyeluruh
berpusat pada preventif dan promotif. Usaha preventif dan promotif ini menjadi program
pokok dalam pelayanan kesehatan, tetapi juga tidak mengabaikan kedua aspek lainnya.
Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan tersebut dapat ditemukan dalam setiap organisasi
kesehatan secara menyeluruh di tiap bagian atau wilayah tertentu. Salah satu cara pelayanan
kesehatan dapat diberikan di wilayah desa (seperti dalam kasus A) adalah melalui puskesmas.
Puskesmas
Berikut ini adalah pengertian puskesmas,
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan pusat kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
(DepKes RI, 1991)
Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka mengingatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3.Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.

Beberapa kegiatan pokok dari 18 kegiatan pokok puskesmas terkait dengan


skenario/kasus A
12

1. Upaya kesehatan ibu dan anak


2. Upaya keluarga berencana
3. Upaya peningkatan gizi
4. Upaya kesehatan lingkungan

Pelaksanaan kegiatan pokok diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat


terkecil. Oleh karena itu, kegiatan pokok puskesmas ditujukan untuk kepentingan
keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Dalam kasus A,
puskesmas yang hanya ada satu dengan penduduk yang cukup banyak, akan membuat
pelayanan kesehatan di desa itu menjadi tidak optimal, sehingga gizi buruk akan dapat
sangat lama hilang dari desa tersebut. Pelayanan kesehatan yang kurang optimal, juga
ditandai dengan program KB yang kurang berhasil dilaksanakan di desa tersebut.
Tujuan pendidikan kesehatan yang paling pokok adalah, tercapainya perubahan
perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku
sehat di lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.

Penutup
Berdasarkan Studi literatur dan dari analisa kasus mengenai balita gizi buruk (kasus
A) yang berkaitan dengan paradigma sehat, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut, Skenario/kasus A adalah tentang pemahaman sehat dan sakit serta faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Kesehatan seseorang juga dapat dilihat dari status
gizinya. Dalam hal ini, gizi balita (yang berkaitan dengan kesehatannya) dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetika.
Kepadatan penduduk pada wilayah yang kecil juga berpengaruh terhadap kesehatan, baik
dari sanitasi, gizi, dan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang menyeluruh sangat
diperlukan pada desa dengan banyak kasus gizi buruk seperti dalam kasus. Meskipun
kepadatan penduduk dalam kelurahan tersebut dapat dikatakan normal, masih diperlukan
tenaga ekstra dalam bidang kesehatan untuk menangani balita gizi buruk di desa tersebut
sekaligus meningkatkan kesehatan masyarakat. Paradigma sehat sangat perlu ditanamkan
dalam masyarakat, sehingga peningkatan kualitas kesehatan dapat terjadi dan kasus seperti
gizi buruk dapat dihindarkan.

13

DAFTAR PUSTAKA

Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Ed.2. Jakarta: EGC; 1998


Utoyo

B.

Geogra:

membuka

cakrawala

dunia

untuk

kelas

XII

sekolah

menengah atas/madrasah aliyah program ilmu pengetahuan sosial. Jakarta: PT Setia


Purna Inves; 2009.
Dorland's Medical Dictionary for Health Consumers. 2007 by Saunders, an imprint of
Elsevier, Inc. All rights reserved.
Mosby's Medical Dictionary, 8th edition. 2009, Elsevier.

http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/marasmic+kwashiorkor
http://www.artikata.com/arti-343815-paritas.html
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Dalam: Gibney MJ, Margetts BM,
Widyastuti P, Hartono A, penyunting. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC; 2005.
http://kamus.landak.com/cari/parity
Airlangga University Press, 2002. Protection and solution on child abuse victims in Indonesia.
Hal. 97.

Rolfes SR, Pinna K, Whitney E. Understanding normal and clinical nutrition. 8th ed.
Wadsworth: Cengage Learning; 2009.
Chandra B. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: EGC; 2005.
Syawal A, Asnawi C, Halim FH, Soenarto F, Santoso H, Asnawi H, et al. Gaya hidup
dan penyakit modern. Yogyakarta: Kanisius; 2008.
Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2007.

Wanananda A. Paradigma Sehat. 2005. Diunduh dari: www.docstoc.com Education


Medical School, 26 November 2011.

Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2006, I (1)


Strategi Pencegahan penyakit dan promosi kesehatan untuk penyakit perlemakan hati
Rizanda Machmud * Staf Pengajar PSIKM FK Unand
Dorland's Medical Dictionary for Health Consumers. 2007 by Saunders, an imprint of
Elsevier, Inc. All rights reserved.
14

Anda mungkin juga menyukai