BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi pulmonal adalah suatu penyakit yang jarang didapat namun
progresif
oleh
karena
peningkatan
resistensi
vaskuler
pulmonal
yang
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama
: Kartono Rawa
Umur
: 72 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku
: Aceh
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pensiunan
Alamat
: Pidie
No CM
: 0-91-54-11
Tanggal Masuk
: 12 Novmber 2014
napas.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah dirawat di rumah sakit dengan PPOK eksaserbasi
: Sedang
: Composmentis
Tekanan Darah
Nadi
Respiratory rate
Temperatur
b. Status General
Kulit
Warna
Turgor
Ikterus
Pucat
Kepala
Rambut
Mata
: 130/80
: 84 x / menit
: 25 x / menit
: 36.6C
: sawo matang
: Kembali cepat
: (-)
: (-)
: Hitam
: Konjungtiva pucat (- /-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-/-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
Telinga
Hidung
Mulut
: Serumen (-/-)
: Sekret (-/-), NCH (-/-)
: Bibir
: Pucat (-), Sianosis (-)
Lidah
: Beslag (-)
Geligi
: Karies (-)
Faring
: Hiperemis (-)
Leher
Inspeksi
Palpasi
Thorax
Inspeksi
: Simetris
: Pembesaran KGB (-)
: Simetris,inspirasi memanjang, sela iga melebar, eetraksi,
bentuk dada normal, pernafasan, horakoabdominal
Paru Paru
Depan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Belakang
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Kanan
Fremitus (N)
Sonor
Vesikuler (+)
Rhonchi (-)
Wheezing (-)
Kanan
Fremitus (N)
Sonor
Vesikuler (+)
Rhonchi (-)
Wheezing (-)
Kiri
Fremitus (N)
Sonor
Vesikuler (+)
Rhonchi (-)
Wheezing (-)
Kiri
Fremitus (N)
Sonor
Vesikuler (+)
Rhonchi (-)
Wheezing (-)
Auskultasi
midclavicula sinistra
: Batas batas jantung :
Atas : ICR II
Kiri
: 1 cm linea midclavicula sinistra
Kanan : Linea parasternalis dekstra
: BJ I > BJ II, Reguler, Bising (-)
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
- Lien
- Hepar
Perkusi
Auskultasi
Perkusi
Genetalia
: laki-laki, tidak ada kelainan
Anus
: Tidak ada kelainan
Kelenjar Limfe: Pembesaran KGB (-)
Ekstrimitas
:
Superior
Inferior
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Sianosis
(-)
(-)
(-)
(-)
Edema
(-)
(-)
(-)
(-)
Globulin
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorida (Cl)
: 2,8 g/dl
: 131 mmol/L
: 3,8 mmol/L
: 94 mmol/L
Elektrokardiografi
2.4.3
Imaging
Foto toraks 12 november 2014
2.5 Resume
Pasien dating ke IGD dengan keluhan sesak napas yang dirasakan saat
subuh saat salat, pasien juga merasakan nyeri dada sebelah kiri yang dirasakan
seperti ditusuk tusuk. Nyeri tidak menjalar ke daerah lain. Nyeri berkurang bila
beristirahat. Pasien juag mengeluhkan batuk batuk.. Dari pemeriksaan fisik di
dapatkan keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/80
mmHg, nadi 84 x/menit, respiratory rate 25 x/menit dan suhu 36.6C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan denyut jantung terlihat dan pemeriksaan fisik lain
dalam batas normal.
2.6 Diagnosa
Hipertensi Pulmonal
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Suportif
O2 3-4 L/menit
2.7.2 Medikamentosa
Injeksi furosemid 1 amp/24 jam
ISDN 2x2,5 mg
Azithromycin 1x500 mg
Nebule combiven 4x/hari
2.8 Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo Sanactionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Follow up harian
13-11-2014
S/ Sesak nafas, sakit dada
O/
VS/ Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
RR
: 26 x/menit
Suhu
: 36,5oC
PF/
Mata
T/H/M
Leher
Thorak
: dbn
: pembesaran kelenjar getah bening (-), TVJ sdn
: simetris,sela ia melebar, retraksi (-), sf kanan=sf kiri,
P/ echo
O2 3-4 L/menit
Spironolakton 1x25 mg (pagi)
Azithromycin 1x500 mg
Nebule combiven 4x/hari
14-11-2014
S/ sesak, sakit dada
O/
VS/ Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
RR
: 26 x/menit
Suhu
: 36,5oC
PF/
Mata
T/H/M
Leher
Thorak
: dbn
: pembesaran kelenjar getah bening (-), TVJ sdn
: simetris,sela ia melebar, retraksi (-), sf kanan=sf kiri,
O2 3-4 L/menit
Spironolakton 1x25 mg (pagi)
Azithromycin 1x500 mg
Nebule combiven 4x/hari
P/ echo
19-11-2014
S/ VS/ Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
RR
: 26 x/menit
Suhu
: 36,5oC
PF/
Mata
10
T/H/M
Leher
Thorak
: dbn
: pembesaran kelenjar getah bening (-), TVJ sdn
: simetris,sela ia melebar, retraksi (-), sf kanan=sf kiri,
O2 3-4 L/menit
Spironolakton 1x25 mg (pagi)
Dorner 2x1 tab
Azithromycin 1x500 mg
Nebule combiven UDV 4x/hari
23-11-2014
S/ VS/ Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
RR
: 26 x/menit
Suhu
: 36,5oC
PF/
Mata
T/H/M
Leher
Thorak
: dbn
: pembesaran kelenjar getah bening (-), TVJ sdn
: simetris,sela ia melebar, retraksi (-), sf kanan=sf kiri,
11
O2 3-4 L/menit
Spironolakton 1x25 mg (pagi)
Dorner 2x1 tab
Azithromycin 1x500 mg
Nebule combiven 4x/hari
BAB III
ANALISA KASUS
12
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Khas parenkim paru pada hipertensi pulmonal bersih. Foto torak dapat
membantu diagnosis atau membantu menemukan penyakit lain yang mendasari
hipertensi pulmonal. Gambaran khas foto toraks pada hipertensi pulmonal
ditemukan bayangan hilar, bayangan arteri pulmonalis dan pada foto toraks lateral
pembesaran ventrikel kanan. Pada gambaran foto toraks pasien didapatkan
adanya hiperaeated dan emphysema pulmonale
2. Pemeriksaan laboratorium
Pada pasien pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan sebagai evalusi bisa
terhadap perjalanan penyakit.
Hipertensi Pulmonal
Hipertensi
pulmonal
merupakan
penyakit
vaskular
paru
yang
13
Tatalaksana
Pengobatan hipertensi pulmonal bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi
jantung kiri dengan menggunakan obat-obatan seperti : diuretik, beta-bloker dan
ACE inhibitor atau dengan cara memperbaiki katup jantung mitral atau katup
aorta (pembuluh darah utama). Pada hipertensi pulmonal pengobatan dengan
perubahan pola hidup, diuretik, antikoagulan dan terapi oksigen merupakan suatu
terapi yang lazim dilakukan, tetapi berdasar dari penelitian terapi tersebut belum
pernah dinyatakan bermanfaat dalam mengatasi penyakit tersebut. 1
Beberapa kemungkinan pengobatan untuk hipertensi pulmonal tercantum
dalam Tabel. Pengobatan hipertensi pulmonal primer adalah rumit, kontroversial
dan berpotensi berbahaya. 1 Pasien manfaat dari rujukan ke pusat-pusat yang
mengkhususkan diri dalam pengelolaan masalah biasa ini.2
Calcium channel blockers dapat mengurangi vasokonstriksi paru dan
memperpanjang hidup pada sekitar 20 persen pasien dengan hipertensi pulmonal
primer. Sayangnya, tidak ada cara untuk meramalkan mana pasien akan merespon
vasodilators dikelola secara lisan, dan obat-obatan ini biasanya memiliki efek
yang signifikan. Akibatnya, akan sangat membantu untuk mengevaluasi paru
vasoreactivity selama kateterisasi, sebelum jangka panjang terapi yang dipilih.
Obat yang paling cocok untuk pengujian respon akut yang kuat, pendek bertindak
dan titratable. Pada pasien yang menunjukkan bukti adanya respon hemodinamik
akut, pengobatan jangka panjang dengan calcium channel blockers, diberikan
secara lisan dalam dosis tinggi, dapat menghasilkan respon hemodinamik yang
berkelanjutan dan meningkatkan kelangsungan hidup. Epoprostenol (Flolan), atau
prostasiklin, adalah satu kemajuan yang paling penting dalam pengobatan
hipertensi paru primer. ini Ampuh bertindak pendek vasodilator dan penghambat
agregasi trombosit yang dihasilkan oleh endotelium vaskularDalam sebuah
penelitian, kontinu infus intravena epoprostenol latihan peningkatan kapasitas,
kualitas hidup, hemodynamics dan kelangsungan hidup jangka panjang pada
pasien dengan kelas III atau IV fungsi. Meskipun sistem pengiriman infus kontinu
adalah kompleks, sebagian besar pasien dapat belajar bagaimana mempersiapkan
dan memasukkan obat.
14
Vasodilators
Oksigen
15
Digoxin
Diuretics
16
dan kegagalan ventrikel kanan. Karena hati yang tepat tergantung pada preload,
perawatan harus dilakukan untuk menghindari diuresis berlebihan dan
pengurangan lebih lanjut dari curah jantung.
Pasien dengan hipertensi pulmonal persisten meskipun pengelolaan agresif
penyakit yang mendasari harus dirujuk untuk evaluasi di sebuah pusat yang
mengkhususkan diri dalam pengelolaan kondisi ini. Unik epoprostenol protokol
yang melibatkan 23 dan obat lainnya mungkin tersedia bagi pasien dengan
hipertensi pulmonal sekunder yang belum menanggapi tindakan lebih
konvensional.
Terapi bedah
Pembedahan sekat antar serambi jantung (atrial septostomy) yang dapat
menghubungkan antara serambi kanan dan serambi kiri dapat mengurangi tekanan
pada jantung kanan tetapi kerugian dari terapi ini dapat mengurangi kadar oksigen
dalam darah (hipoksia). Transplantasi paru dapat menyembuhkan hipertensi
pulmonal namun komplikasi terapi ini cukup banyak dan angka harapan hidupnya
kurang lebih selama 5 tahun.1
Transplantasi paru-paru
Hipertensi pulmonal primer biasanya progresif dan akhirnya berakibat
fatal. Paru-paru transplantasi adalah suatu pilihan pada beberapa pasien lebih
muda dari 65 tahun yang memiliki hipertensi pulmonal yang tidak merespon
manajemen medis. Menurut AS tahun 1997 transplantasi laporan registri, 24
penerima transplantasi paru-paru dengan hipertensi pulmonal primer memiliki
tingkat ketahanan hidup dari 73 persen pada satu tahun, 55 persen di tiga tahun
dan 45 persen pada lima tahun. Pengurangan langsung tekanan arteri paru-paru
dikaitkan dengan perbaikan dalam fungsi ventrikel kanan. Kambuhnya hipertensi
pulmonal primer setelah transplantasi paru-paru belum dilaporkan.2
17
DAFTAR PUSTAKA
Available
at
URL
http//www.American
family
18