Anda di halaman 1dari 15

KULIAH

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo
Divisi Tropik & Infeksi
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FK Unair RSU Dr. Soetomo Surabaya

Continuing Education XXXVI

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo
Bagian / SMF Ilmu Kesehatan Anak
F.K.Unair/RSU Dr.Soetomo
Korepondensi :

Abstrak :
Infeksi virus dengue telah melanda seluruh daerah di Indonesia, sehingga semua profider
kesehatan harus mampu melakukan diagnosis dan penetalaksanaan yang benar. Penampilan
klinis infeksi virus dengue dapat sebagai dengue fever, dengue hemorrhagic fever dan dengue
shock syndrome. Perbedaan prinsipial dengue fever dengan dengue hemorrhagic fever /
dengue shock syndrome adalah ada / tiadak adanya kebocoran plasma. Akhir-akhir ini ada
sebagian kecil penderita infeksi virus dengue yang tampil klinis unusual , berupa gangguan
faal hati dan encephalopaty. Diagnosis infeksi virus dengue secara klinis dibuat berdasarkan
kriteria WHO, sedangkan diagnosis etiologis dibuat berdasar pemeriksaan serologis, berupa
hemaglutinasi inhibisi dan elisa .Penatalaksanaan infeksi virus dengue meliputi saat masih
febris dan saat sudah tidak febris, dimana ada penderita yang didiagnosis sebagai dengue
fever diberikan cairan rumatan per oral / intravena, sedangkan yang didiagnosis sebagai
dengue hemorrhagic fever / dengue shock syndrome diberikan cairan kristaloid / koloid
dengan pengamatan setiap jam, sampai keadaannya stabil.

Kata kunci : infeksi virus dengue, diagnosis, tatalaksana


Abstract :
Dengue viral infection is a real public health problem in Indosia, so the health
provider should be able to do the diagnosis and treatment properly. Clinical
manifestation of dengue viral infection are dengue fever, dengue hemorrhagic fever /
dengue shock syndrome. Plasma leakage is a parameter that differentiate between
dengue fever and dengue hemorrhagic fever / dengue shock syndrome. In a last year
few cases of dengue viral infection have an unusual clinical manifestation as a
hepatic involvement and encephalopathy cases. The clinical diagnosis is made based
on WHOs citeria, while etiological diagnosis are confirmed by serologic examination
as a hemaglutination inhibition and elisa test. The treatment of dengue viral
infection depend on the clinical manifestation of the disease. In dengue fever,
meintenance fluid by oral or intravenous are given, but in dengue hemorhagic fever /
dengue shock syndrome kristaloid / koloid, followed by closed observation are
mandatory.
Key words : dengue viral infection, diagnosis, management

Pendahuluan :
Di Indonesia infeksi virus dengue pertama kali di curigai di Surabaya pada
tahun 1968, tetapi konfirmasi virologi baru diperoleh pada tahun 1970. Setelah itu
berturut-turut dilaporkan kasus dari kota di Jawa maupun dari luar Jawa, dan pada
tahun 1994 telah menyebar keseluruh propinsi yang ada. Pada saat ini infeksi virus
2

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI


dengue sudah endemis di banyak kota besar, bahkan sejak 1975 penyakit ini telah
berjangkit didaerah pedesaan.
Oleh karena itu sudah seharusnya semua tenaga medis yang bekerja di
Indonesia untuk mampu mengenali dan mendiagnosisnya, kemudian dapat melakukan
penatalaksanaan dengan benar, sehingga angka kematian akibat infeksi virus dengue
dapat ditekan serendah mungkin
Penampilan klinis Infeksi Virus Dengue1,2
Penampilan

klinis

Infeksi

Virus

Dengue

dapat

Asymptomatic,

Undifferentiated Fever, Dengue Fever atau Dengue Hemorrhagic Fever yang disertai
dengan kebocoran plsma dengan akibat dapat timbul shock (Dengue Shock
Syndrome).
Apabila dibuat diagram tampak sebagai berikut :
Asypmtomatic
Symptomatic
Undifferentiated Fever
Dengue Fever
Tanpa Perdarahan
Dengan Perdarahan
Dengue Hemorrhagic Fever
Tanpa Shock
Dengue Shock Syndrome
Bagaimana mengenali Dengue Fever / Dengue Hemorrhagic Fever1,2
Dengue Fever
Adalah penyakit akut yang ditandai oleh panas 2 7 hari, disertai 2 atau lebih gejala
klinik berikut :
Sakit kepala
Nyeri retro orbital
Myalgia / Arthralgia
Ruam
Manifestasi perdarahan, tourniquet test dan petechiae
3

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI


Leukopenia
Pada penderita anak Dengue Fever biasanya tampil klinis ringan, sedang pada orang
dewasa dapat disertai nyeri berat pada tulang dan persendian serta otot, dan pada saat
confalescence melalui periode prolong fatique, bahkan kadang disertai depresi.

Dengue Hemorrhagic Fever


Adalah Infeksi Virus Dengue yang dengan gejala seperti diatas, disertai :
Manifestasi perdarahan yang lebih nyata, seperti :
Test Tourniquet positif.
Petechiae, echimosis atau purpura.
Perdarahan mukosa, epistaksis atau perdarahan gusi .
Trombocytopenia ( 100.000 / cu mm ).
Kebocoran plasma disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas kapiler,
dengan ditandai oleh :
Meningkatnya PCV 20 %
Effusi pleura dan atau ascites.
Dengue Shock Syndrome ( DSS )
Adalah penampilan klinis Dengue Hemorrhagic Fever yang disertai tanda-tanda
kegagalan sirkulasi berupa :
Penyempitan tekanan nadi ( 20 mm Hg ).
Nadi cepat dan kecil.
Hipotensi.
Akral dingin.
Tabel berikut berisi tanda / gejala klinis dan laboratorium untuk membuat diagnosis
Undifferentiated Fever / Dengue Fever / Dengue Hemorrhagic Fever3
( WHO system for classifying dengue syndromes ).

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI


Tabel 1. Tanda klinis dan laboratories infeksi virus dengue
Syndrome

Clinical

Hemorrhage **

Laboratory*

Undifferentiated Fever

Fever, mild respiratory or GI symptoms

T.T. + or -; bleeding signs + or -

plt NL

Dengue Fever

Fever, headache, myalgia, leukopenia,

T.T. + or -; bleeding signs + or -

hct NL

usually rash.

plt or NL
hct NL

Dengue Hemorrhagic Fever


Grade I

Fever, mild respiratory or GI symptoms

T.T. +; bleeding signs -

plt
hct

Grade II

Fever, mild respiratory or GI symptoms

T.T. +; bleeding signs +

plt
hct

Dengue Shock Syndrome


Grade III

As in grade I or II. Cool, clammy skin,

T.T. + or -; bleeding signs + or -

plt
hct

enlarged liver, hypotension or narrow


pulse pressure ***
Grade IV

As in grade III. Blood pressure

T.T. usually -; bleeding signs + or -

unobtainable.

plt
hct

plt = platelet count. Abnormal value = 100.000 platelets per cubic milimeter.
Hct = hematocrit. Abnormal value = 20 percen higher than recovery value.

**

T.T. = tourniquet test, performed using blood pressure cuff inflated midway between systolic and diastolic for 5 min.

***

Narrow pulse pressure = systolic diastolic 20 mm Hg.

(Dikutip dari WHO. Guidelines for treatment of dengue fever / dengue hemorrhagic

fever in small hospitals. New Delhi, 1999).


Semua rincian tanda / gejala klinis dan laboratorium di atas sangat membantu
para dokter untuk membuat diagnosis secara klinik, kemudian melakukan terapi
cairan, yang harus segera diberikan. Sedangkan untuk kepentingan pelaporan di
lapangan, tanda / gejala klinik dan laboratorium diatas hanya dapat membuat
diagnosis sebatas Suspect Undifferentiated Fever / Dengue Fever / Dengue
Hemorrhagic Fever / Dengue Shock Syndrome, masih diperlukan pemeriksaan
serologi / virologi, yang akhirnya dibuat diagnosis Probable dan Confirmed.
Dalam praktek di klinik, dapat saja pada awalnya penderita Infeksi Virus
Dengue didiagnosis sebagai Dengue Fever, kemudian dalam perjalanan berubah
menjadi Dengue Hemorrhagic Fever, sebab baru terbukti ada kebocoran plasma pada
saat dalam perjalanan sakitnya. Begitu juga dapat terjadi penderita didiagnosis
awalnya sebagai Dengue Hemorrhagic Fever, dalam perjalanan berubah menjadi
Dengue Shock Syndrome sebab kegagalan sirkulasi baru terjadi kemudian. Akan
tetapi kalau penanganan penderita dilakukan secara sistematis dan benar maka hal-hal
diatas akan dapat diatasi di rumah sakit.
5

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI


Sebelum kita menetapkan terapi pada penderita Infeksi Virus Dengue, maka kita
harus menetapkan apa diagnosisnya, Dengue Fever / Dengue Hemorrhagic Fever atau
Dengue Shock Syndrome, baru setelah itu kita berikan terapi (terutama terapi cairan)
sesuai dengan diagnosis yang kita buat.
Pemeriksaan Serologi1
Pemeriksaan serologi adalah salah satu alat untuk membantu membuat
konfirmasi diagnosis infeksi virus dengue. Yang dibahas kali ini hanya 2 macam
pemeriksaan serologi yang banyak dipakai dalam praktek sehari-hari yaitu
Hemaglutinasi Inhibisi dan Eliza. Sayang pada era krisis moneter ini pemeriksaan
serologi jenis ini masih sangat mahal.

Hemaglutinasi Inhibisi
Sampai sekarang ini uji H.I. masih menjadi patokan baku WHO untuk
konfirmasi dan klasifikasi jenis infeksi virus Dengue. Dilakukan berdasarkan metode
Clark & Cassal , yang memerlukan serum sepasang, dimana serumnya diambil saat
akut, yaitu pada waktu penderita datang dan saat konfalesence, yaitu 2 sampai 3
minggu dari saat sakit, dengan interval minimal 1 minggu dari pengambilan serum
yang pertama. Karena harus melakukan pemeriksaan serum sepasang ini, maka dalam
praktek sehari-hari sering menimbulkan kesulitan. Prinsip metode ini adalah
mengukur kadar IgM dan IgG melaluiprinsip adanya kemampuan antibodi antidengue
menghambat reaksi hemaglutinasi darah angsa .
Dalam menafsirkan hasil pemeriksaan uji Hemaglutinasi Inhibisi, WHO
(1997) memberikan pedoman pada tabel 2

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI

Tabel 2. Interpretasi Uji Hemaglutinasi Inhibisi


RESPONSE

INTERVAL

TITER

ANTIBODI

S1 dan S2

KONVALESEN

Kenaikan 4 x

7 hari

1 / 1280

Infeksi primer

Kenaikan 4 x

Berapa saja

1 / 2560

Infeksi sekunder

Kenaikan 4 x

7 hari

1 / 1280

Infeksi primer / sekunder

Kenaikan -

Berapa saja

1 / 2560

Diduga infeksi sekunder

Kenaikan -

7 hari

1 / 1280

Bukan infeksi dengue

Kenaikan -

7 hari

1 / 1280

Tidak dapat dinilai

Hanya 1 serum

1 / 1280

Tidak dapat dinilai

INTERPRETASI

Keterangan :
S1 dan S2 adalah Serum pengambilan pertama dan pengambilan kedua
(Dikutip dari WHO. Dengue Hemorrhagic Fever: diagnosis, treatment, prevention and
control. Geneva, 1997

Uji Elisa anti dengue


Dikatakan bahwa uji Elisa anti dengue ini mempunyai sensitivitas yang sama
dengan uji HI, bahkan ada yang mengatakan bahwa uji Elisa lebih sensitif dari pada
uji HI. Prinsip dari metode ini adalah mendeteksi adanya antibodi IgM dan IgG dalam
serum penderita dengan cara menangkap antibodi yang beredar dalam darah
penderita. Uji Elisa ini tidak mengadakan reaksi silang dengan golongan flavi virus
yang lain, sehingga metode ini lebih spesifik dibandingkan dengan metode Hi.
Pemeriksaan IgM dan IgG dapat untuk menentukan jenis infeksi virus dengue
apakah primer atau sekunder. Pada anak diatas 1 tahun infeksi primer biasanya terkait
dengan penampilan klinis ringan, sedang infeksi sekunder dapat tampil klinis berat.
Pada penelitian yang

diadakan di Surabaya, melalui penetapan ratio IgM / IgG

didapatkan angka 1.09 sebagai cut off value infeksi primer dan sekunder. Dimana
ratio IgM / IgG 1.09 adalah infeksi sekunder, sedangkan ratio IgM / IgG > 1.09
adalah infeksi primer4

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI


Tentang positivitas hasil pemeriksaan IgM dan IgG dihubungkan dengan hari sakit,
penelitian yang kami lakukan di Surabaya memberi hasil pada tabel 3.

Hari sakit saat pengambilan sampel

Total

28

22

65

Positivitas Rate IgM (%)

16.7

42.9

54.5

77.8

49.2

Positivitas Rate IgG (%)

83.3

92.9

86.4

100

90.8

Positivitas Rate ELISA (%)*

83.3

96.4

95.5

100

95.4

Jumlah kasus diperiksa

*= gabungan IgM & IgG


(Dikutip dari Darmowandowo W, Faizi M. Identifikasi Jenis infeksi primer dan

sekunder melalui penetapan rasio IgM / IgG pada penderita demam berdarah dengue.
Seminar penatalaksanaan demam berdarah dengue. Tropical Disease Center Unair, 12
mei 2001: 12 26)
Manifestasi Unusual dari Infeksi Virus Dengue5,6 :
Akhir-akhir ini muncul kasus-kasus infeksi virus dengue yang tidak lazim,
baik dengue fever maupun dengue hemorrhagic fever yang disertai gangguan faal hati
dan encephalopaty.
Sebagian besar kasus infeksi virus dengue dengan encephalopati dikaitkan
penyebabnya dengan gangguan faal hati dan hiponatremia . Tetapi sebagian kecil
dapat dibuktikan bahwa ada extensi langsung terhadap susunan syaraf pusat oleh virus
dengue, dengan bukti PCR dan IgM virus dengue positip pada cairan serebro spinal.
Penatalaksanaan Infeksi Virus Dengue2,7
Periode febris
Apabila penderita infeksi Virus Dengue datang pada periode febris, dimana
belum / tidak dapat dibedakan apakah Dengue Fever / Dengue Hemorrhagic Fever,
maka pengobatan yang dapat diberikan adalah sbb :
Antipiretik
Parasetamol sebagai pilihan, dengan dosis 10 mg / BB / kali tidak lebih
dari 4 kali sehari
Jangan

memberikan aspirin dan brufen / ibuprofen, sebab dapat

menimbulkan gastritis dan atau perdarahan.


Antibiotika tidak diperlukan
8

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI


Makan disesuaikan dengan kondisi napsu makannya.
Apabila penderita ditetapkan rawat jalan, maka kalau dalam perjalanan
didapat keluhan dan tanda klinis seperti dibawah ini dianjurkan untuk
segera datang ke rumah sakit untuk pengobatan selanjutnya.
Gejala dan tanda yang dimaksud adalah :
? Nyeri abdomen
? Tanda perdarahan dikulit, petekiae dan ekimosis
? Perdarahan lain seperti epistaksis dan perdarahan gusi
? Penderita tampak loyo dan pada perabaan terasa dingin
Kebutuhan cairan harus dipenuhi. Pemberian cairan dapat diberikan per
oral, akan tetapi apabila penderita tidak mau minum, muntah terus, atau
panas yang terlalu tinggi maka pemberian cairan intravena menjadi
pilihannya.
Apabila cairan intravena dijadikan pilihan terapi, maka dikenal formula
untuk memenuhi cairan rumatan yaitu formula Halliday Segar dengan
rincian sbb :
Berat Badan ( Kg )

Cairan Rumatan ( Volume )/ 24 jam

10

100 CC / Kg BB

10 20

1000 CC + 50 CC / Kg BB diatas 10 Kg

> 20

1500 CC + 20 CC / Kg BB diatas 20 Kg

* Setiap derajat C kenaikan temperatur, cairan dinaikkan 12 % dari


kebutuhan rumatan .
Untuk cairan rumatan ini dapat dipakai solutio D5 Saline untuk anak
usia > 3 tahun atau D5 Saline untuk penderita berumur = 3 tahun..
Lakukan observasi secara cermat setiap 6 jam atas tanda vitalnya, dengan
tujuan untuk mendeteksi adakah tanda-tanda kebocoran plasma ( plasma
leakage ), yang mengarah ke dengue haemorhagic fever.

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI

Periode afebris

Demam Dengue
Kebanyakkan penderita Demam Dengue, setelah panas turun, penderita
merasa / tampak lebih segar, timbul nafsu makan dan akan segera sembuh tanpa
disertai komplikasi, sehingga tidak ada pengobatan khusus . Kadang timbul gejala
klinis confalescence petechial rash pada tangan atau kaki dengan memberi kesan
seperti sarung tangan atau kaus kaki. Dalam prosentase yang kecil periode
konfalesence ini membutuhkan waktu agak panjang.

Demam Berdarah Dengue


Pada saat temperatur turun, pada penderita Demam Berdarah Dengue terjadi 2
phenomena yang dapat membawa penderita pada keadaan kritis bahkan dapat
berakhir dengan kematian apabila tidak tertangani secara benar, yaitu adanya
gangguan hemostatik berupa penurunan jumlah dan kwalitas trombosit , gangguan
faktor beku darah, bahkan dapat timbul diseminated intravascular coagulation dan
adanya kebocoran plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
Proses kebocoran plasma dari pembuluh darah ini akan menimbulkan defisit plasma
didalam pembuluh darah.
Apabila diurut tahapan klinis defisit plasma dalam pembuluh darah akan didapat
urutan sbb
1. Peningkatan hematokrit 20 %, tanpa disertai gejala gangguan sirkulasi
2. Peningkatan hematokrit 20 %, disertai munculnya gejala penyempitan
tekanan nadi
3. Peningkatan hematokrit 20 %, disertai dengan timbulnya gejala shock,
yang ditandai dengan tekanan darah sistole dan diastole menurun, nadi
kecil dan cepat serta pada perabaan akral dingin.
4. Peningkatan hematokrit 20 %, disertai gejala nadi tak teraba dan tekanan
darah tak terukur.( profound shock ) .
Kalau dihadapkan pada penderita Demam Berdarah Dengue yang termasuk
kelompok 3 dan 4, akan dengan mudah mengenalinya, sehingga segera dapat
diberikan penatalaksanaannya. Akan tetapi untuk kasus jenis kelompok 2, untuk
10

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI


mendeteksi penyempitan tekanan nadi

memerlukan ketelitian dari dokter yang

memeriksanya. Apabila menemukan kasus dari kelompok 1 agak sukar untuk


menetapkan penderita tersebut tanpa / disertai kebocoran plasma, sebab hematokrit
penderita saat sehat tidak diketahui.
Setelah diagnosis Demam Berdarah Dengue dibuat oleh seorang dokter, maka
tetapkan terlebih dahulu derajatnya, apakah grade I / II yang tidak disertai gangguan
sirkulasi, ataukah grade III / IV yang sudah disertai shock.
Perlu ditegaskan bahwa untuk penatalaksanaan penderita Demam Berdarah Dengue
yang harus dikuasai oleh seorang dokter adalah pemberian cairan intravena,sebatas
cukup untuk mempertahankan sirkulasi yang efektif selama periode plasma leakage,
disertai pengamatan yang teliti dan cermat secara periodik seperti terpampang dalam
diagram dibawah ini.
Cairan yang dipakai dapat berupa kristaloid seperti D5 Normal Saline, Ringer
Laktat , D5 Ringer Laktat, D5 Ringer Asetat dan koloid yang mempunyai berat
molekul yang tinggi seperti Plasma, Plasma pengganti ( Dextran, Haess dll ) Berikut
algoritme pemberian cairan pada penderita Demam Berdarah Dengue.

11

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI

DEMAM BERDARAH DENGUE DERAJAT I / II


RLD5% 7 cc/kgBB/1 JAM
PCV, VS

MEMBAIK

TETAP BURUK/RESPON (-)

PCV ?, N ?, PP =20 mmHg


DIURESIS (-)

PCV ?, T/N STABIL


DIURESIS (+)

RLD5% 5 cc/kgBB/1 JAM

MEMBAIK

RL 10 cc/kgBB/ 10-20 mnt

TETAP BURUK/RESPON (-)


RLD5% 3 cc/kgBB/1 JAM
RL 10 cc/kgBB/ 10-20 mnt

MEMBAIK
24-48 JAM

PCV ?, T/N STABIL


DIURESIS (+)

STOP

TETAP BURUK/RESPON (-)

PCV ?

PCV ?

KOLOID / PLASMA
10 cc/ kg BB / 10-20 mnt

TRANSFUSI
WHOLE BLOOD
10 cc/kg BB / 10-20 mnt

MEMBAIK

12

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Continuing Education XXXVI

DEMAM BERDARAH DENGUE DERAJAT III

KRISTALOID 10 - 20 cc/kgBB/ 10-20 mnt


MEMBAIK

TETAP BURUK / RESPON (-)

KRISTALOID / KOLOID
10 cc/kgBB/ 10-20 mnt

KRISTALOID
10 cc/kgBB/1 JAM

MEMBAIK

KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM

MEMBAIK

TETAP BURUK / RESPON (-)

KOLOID
10 cc/kgBB/10-20 mnt

KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM

KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM

MEMBAIK

TETAP BURUK/
RESPON (-)

KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM

KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM

PERDARAHAN
(+)

PERDARAHAN
(-)

KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM

TRANSFUSI
WHOLE BLOOD
10-20 cc/ kg BB/
10-20 mnt

KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM

13

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

INOTROPIK

Continuing Education XXXVI

DEMAM BERDARAH DENGUE DERAJAT IV


KOLOID 20 cc/kgBB / 10-20 mnt
MEMBAIK +

TETAP BURUK/RESPON (-)

KOLOID
10 cc/kgBB / 10-20 mnt

KRISTALOID
10 cc/kgBB / 10-20 mnt

MEMBAIK

KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM

MEMBAIK

KRISTALOID
10 cc/kgBB/ 10-20 mnt

KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM

TETAP BURUK/RESPON (-)

MEMBAIK (+)

KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM

KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM

KOLOID
10 cc/kgBB/ 10-20 mnt

MEMBAIK

TETAP BURUK/
RESPON (-)

KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM

KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM

KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM

KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM

KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM

PERDARAHAN
(+)

TRANSFUSI
WHOLE
BLOOD
10-20 cc/kg BB
/ 10-20 mnt

KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM

Catatan :
Pada penatalaksanaan DHF grade III / IV, jangan lupa melakukan koreksi gas darah
dan elektrolit.
Dikutip Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag / SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga / Rumah Sakit Umum Dr Soetomo. Infeksi VirusDengue (
Revisi tahun 2006, belum di publikasikan )

14

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

PERDARAHAN
(-)

INOTROPIK

Continuing Education XXXVI


DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. WHO. Dengue Hemorrhagic Fever: diagnosis, treatment, prevention and control.
Geneva, 1997.
2. WHO. Guidelines for treatment of dengue fever / dengue hemorrhagic fever in
small hospitals. New Delhi, 1999.
3. Halstead S.B. Dengue. In: Warren S.K, Mahmoud A.A.F eds. Tropical and
geographical medicine, 2nd ed New York Mc Graw-Hill Information Services Co
1990 ; 675-85
4 .Darmowandowo W, Faizi M. Identifikasi Jenis infeksi primer dan sekunder melalui
penetapan rasio IgM / IgG pada penderita demam berdarah dengue. Seminar
penatalaksanaan demam berdarah dengue. Tropical Disease Center Unair, 12 mei
2001: 12 26
5. Cam B.V, Fonsmark L, Hue B.N, Phuong N.T, Poulsen A, Heegard E.D.
Prospective case control study of encephalopathy in children with dengue
hemorrhagic fever. Am. J. Trop. Med. Hyg. 2001; 656: 848-51
6. Innis B.L Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever In : Porterfield J.S. ed Kass
Handbook Of Infectious Diseases Exotic Viral Infections 1st ed Chapman & Hall
Medical London 1995 ; 103-46
7 .Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag / SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga / Rumah Sakit Umum Dr Soetomo. Infeksi Virus
Dengue ( Revisi tahun 2006, belum di publikasikan )

15

INFEKSI VIRUS DENGUE


Widodo Darmowandowo

Anda mungkin juga menyukai