Infeksi Virus Dengue
Infeksi Virus Dengue
Abstrak :
Infeksi virus dengue telah melanda seluruh daerah di Indonesia, sehingga semua profider
kesehatan harus mampu melakukan diagnosis dan penetalaksanaan yang benar. Penampilan
klinis infeksi virus dengue dapat sebagai dengue fever, dengue hemorrhagic fever dan dengue
shock syndrome. Perbedaan prinsipial dengue fever dengan dengue hemorrhagic fever /
dengue shock syndrome adalah ada / tiadak adanya kebocoran plasma. Akhir-akhir ini ada
sebagian kecil penderita infeksi virus dengue yang tampil klinis unusual , berupa gangguan
faal hati dan encephalopaty. Diagnosis infeksi virus dengue secara klinis dibuat berdasarkan
kriteria WHO, sedangkan diagnosis etiologis dibuat berdasar pemeriksaan serologis, berupa
hemaglutinasi inhibisi dan elisa .Penatalaksanaan infeksi virus dengue meliputi saat masih
febris dan saat sudah tidak febris, dimana ada penderita yang didiagnosis sebagai dengue
fever diberikan cairan rumatan per oral / intravena, sedangkan yang didiagnosis sebagai
dengue hemorrhagic fever / dengue shock syndrome diberikan cairan kristaloid / koloid
dengan pengamatan setiap jam, sampai keadaannya stabil.
Pendahuluan :
Di Indonesia infeksi virus dengue pertama kali di curigai di Surabaya pada
tahun 1968, tetapi konfirmasi virologi baru diperoleh pada tahun 1970. Setelah itu
berturut-turut dilaporkan kasus dari kota di Jawa maupun dari luar Jawa, dan pada
tahun 1994 telah menyebar keseluruh propinsi yang ada. Pada saat ini infeksi virus
2
klinis
Infeksi
Virus
Dengue
dapat
Asymptomatic,
Undifferentiated Fever, Dengue Fever atau Dengue Hemorrhagic Fever yang disertai
dengan kebocoran plsma dengan akibat dapat timbul shock (Dengue Shock
Syndrome).
Apabila dibuat diagram tampak sebagai berikut :
Asypmtomatic
Symptomatic
Undifferentiated Fever
Dengue Fever
Tanpa Perdarahan
Dengan Perdarahan
Dengue Hemorrhagic Fever
Tanpa Shock
Dengue Shock Syndrome
Bagaimana mengenali Dengue Fever / Dengue Hemorrhagic Fever1,2
Dengue Fever
Adalah penyakit akut yang ditandai oleh panas 2 7 hari, disertai 2 atau lebih gejala
klinik berikut :
Sakit kepala
Nyeri retro orbital
Myalgia / Arthralgia
Ruam
Manifestasi perdarahan, tourniquet test dan petechiae
3
Clinical
Hemorrhage **
Laboratory*
Undifferentiated Fever
plt NL
Dengue Fever
hct NL
usually rash.
plt or NL
hct NL
plt
hct
Grade II
plt
hct
plt
hct
unobtainable.
plt
hct
plt = platelet count. Abnormal value = 100.000 platelets per cubic milimeter.
Hct = hematocrit. Abnormal value = 20 percen higher than recovery value.
**
T.T. = tourniquet test, performed using blood pressure cuff inflated midway between systolic and diastolic for 5 min.
***
(Dikutip dari WHO. Guidelines for treatment of dengue fever / dengue hemorrhagic
Hemaglutinasi Inhibisi
Sampai sekarang ini uji H.I. masih menjadi patokan baku WHO untuk
konfirmasi dan klasifikasi jenis infeksi virus Dengue. Dilakukan berdasarkan metode
Clark & Cassal , yang memerlukan serum sepasang, dimana serumnya diambil saat
akut, yaitu pada waktu penderita datang dan saat konfalesence, yaitu 2 sampai 3
minggu dari saat sakit, dengan interval minimal 1 minggu dari pengambilan serum
yang pertama. Karena harus melakukan pemeriksaan serum sepasang ini, maka dalam
praktek sehari-hari sering menimbulkan kesulitan. Prinsip metode ini adalah
mengukur kadar IgM dan IgG melaluiprinsip adanya kemampuan antibodi antidengue
menghambat reaksi hemaglutinasi darah angsa .
Dalam menafsirkan hasil pemeriksaan uji Hemaglutinasi Inhibisi, WHO
(1997) memberikan pedoman pada tabel 2
INTERVAL
TITER
ANTIBODI
S1 dan S2
KONVALESEN
Kenaikan 4 x
7 hari
1 / 1280
Infeksi primer
Kenaikan 4 x
Berapa saja
1 / 2560
Infeksi sekunder
Kenaikan 4 x
7 hari
1 / 1280
Kenaikan -
Berapa saja
1 / 2560
Kenaikan -
7 hari
1 / 1280
Kenaikan -
7 hari
1 / 1280
Hanya 1 serum
1 / 1280
INTERPRETASI
Keterangan :
S1 dan S2 adalah Serum pengambilan pertama dan pengambilan kedua
(Dikutip dari WHO. Dengue Hemorrhagic Fever: diagnosis, treatment, prevention and
control. Geneva, 1997
didapatkan angka 1.09 sebagai cut off value infeksi primer dan sekunder. Dimana
ratio IgM / IgG 1.09 adalah infeksi sekunder, sedangkan ratio IgM / IgG > 1.09
adalah infeksi primer4
Total
28
22
65
16.7
42.9
54.5
77.8
49.2
83.3
92.9
86.4
100
90.8
83.3
96.4
95.5
100
95.4
sekunder melalui penetapan rasio IgM / IgG pada penderita demam berdarah dengue.
Seminar penatalaksanaan demam berdarah dengue. Tropical Disease Center Unair, 12
mei 2001: 12 26)
Manifestasi Unusual dari Infeksi Virus Dengue5,6 :
Akhir-akhir ini muncul kasus-kasus infeksi virus dengue yang tidak lazim,
baik dengue fever maupun dengue hemorrhagic fever yang disertai gangguan faal hati
dan encephalopaty.
Sebagian besar kasus infeksi virus dengue dengan encephalopati dikaitkan
penyebabnya dengan gangguan faal hati dan hiponatremia . Tetapi sebagian kecil
dapat dibuktikan bahwa ada extensi langsung terhadap susunan syaraf pusat oleh virus
dengue, dengan bukti PCR dan IgM virus dengue positip pada cairan serebro spinal.
Penatalaksanaan Infeksi Virus Dengue2,7
Periode febris
Apabila penderita infeksi Virus Dengue datang pada periode febris, dimana
belum / tidak dapat dibedakan apakah Dengue Fever / Dengue Hemorrhagic Fever,
maka pengobatan yang dapat diberikan adalah sbb :
Antipiretik
Parasetamol sebagai pilihan, dengan dosis 10 mg / BB / kali tidak lebih
dari 4 kali sehari
Jangan
10
100 CC / Kg BB
10 20
1000 CC + 50 CC / Kg BB diatas 10 Kg
> 20
1500 CC + 20 CC / Kg BB diatas 20 Kg
Periode afebris
Demam Dengue
Kebanyakkan penderita Demam Dengue, setelah panas turun, penderita
merasa / tampak lebih segar, timbul nafsu makan dan akan segera sembuh tanpa
disertai komplikasi, sehingga tidak ada pengobatan khusus . Kadang timbul gejala
klinis confalescence petechial rash pada tangan atau kaki dengan memberi kesan
seperti sarung tangan atau kaus kaki. Dalam prosentase yang kecil periode
konfalesence ini membutuhkan waktu agak panjang.
11
MEMBAIK
MEMBAIK
MEMBAIK
24-48 JAM
STOP
PCV ?
PCV ?
KOLOID / PLASMA
10 cc/ kg BB / 10-20 mnt
TRANSFUSI
WHOLE BLOOD
10 cc/kg BB / 10-20 mnt
MEMBAIK
12
KRISTALOID / KOLOID
10 cc/kgBB/ 10-20 mnt
KRISTALOID
10 cc/kgBB/1 JAM
MEMBAIK
KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM
MEMBAIK
KOLOID
10 cc/kgBB/10-20 mnt
KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM
MEMBAIK
TETAP BURUK/
RESPON (-)
KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM
PERDARAHAN
(+)
PERDARAHAN
(-)
KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM
TRANSFUSI
WHOLE BLOOD
10-20 cc/ kg BB/
10-20 mnt
KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM
13
INOTROPIK
KOLOID
10 cc/kgBB / 10-20 mnt
KRISTALOID
10 cc/kgBB / 10-20 mnt
MEMBAIK
KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM
MEMBAIK
KRISTALOID
10 cc/kgBB/ 10-20 mnt
KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM
MEMBAIK (+)
KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM
KOLOID
10 cc/kgBB/ 10-20 mnt
MEMBAIK
TETAP BURUK/
RESPON (-)
KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
7 cc/kgBB/1 JAM
KRISTALOID
5 cc/kgBB/1 JAM
PERDARAHAN
(+)
TRANSFUSI
WHOLE
BLOOD
10-20 cc/kg BB
/ 10-20 mnt
KRISTALOID
3 cc/kgBB/1 JAM
Catatan :
Pada penatalaksanaan DHF grade III / IV, jangan lupa melakukan koreksi gas darah
dan elektrolit.
Dikutip Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag / SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga / Rumah Sakit Umum Dr Soetomo. Infeksi VirusDengue (
Revisi tahun 2006, belum di publikasikan )
14
PERDARAHAN
(-)
INOTROPIK
15