Anda di halaman 1dari 4

10. Al Khawarizmi Bapak Matematika (Aljabar).

Patung perunggu Al
Khawarizmi di Uzbekistan.

Nama lengkapnya, Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al Khawarizmi, lahir di Khawarizm
(Kheva, sekarang Usbekistan) sekitar 780 M. Menjelang dewasa ia pindah ke Bagdad-Irak untuk
menuntut ilmu pengetahuan. Pada masa itu kota Bagdad Irak berada dalam masa cemerlang
sebagai pusat ilmu penetahuan.
DI mata sejarah, Baghdad adalah kota yang luar biasa berharga bagi umat manusia. Sebab, tak
hanya molek dan menyimpan kekayaan peradaban masa silam, Baghdad juga menjadi saksi
tingginya kebudayaan dan semangat keilmuan yang membawa umat manusia ke era kemajuan
sains dan filsafat. Puncaknya, boleh dikata, terjadi pada saat khalifah kelima dinasti ini, Khalifah
Harun ar-Rasyid berkuasa, .seorang khalifah Abbasiyah yang terkenal.
Tak berapa lama setelah naik tahta, Harun ar-Rasyid mendirikan Bait al-Hikmah. Bait al-Hikmah
ini merupakan lembaga yang berfungsi sebagai pusat pendidikan tinggi. Dalam kurun dua abad,
Bait al-Hikmah ternyata berhasil melahirkan banyak pemikir dan intelektual Islam. Di antaranya,
nama-nama ilmuwan seperti Al-Khwarizmi dan Al-Battani.
Dengan meninggalkan karya-karya besarnya sebagai ilmuwan terkemuka dan terbesar pada
zamannya, Al-Khwarizmi meninggal pada tahun 262 H/846 M di Bagdad.
Al Khawarizmi adalah penulis kitab aljabar (matematika) pertama di muka bumi.

Al Khawarizmi adalah seorang ilmuan jenius pada masa keemasan Baghdad yang sangat besar
sumbangsihnya terhadap ilmu aljabar dan aritmetika. Karyanya, Kitab Aljabr Wal Muqabalah
(Pengutuhan Kembali dan Pembandingan) merupakan pertama kalinya dalam sejarah dimana
istilah aljabar muncul dalam kontesk disiplin ilmu. Nama aljabar diambil dari bukunya yang
terkenal tersebut. Karangan itu sangat populer di negara-negara barat dan diterjemahkan dari
bahasa Arab ke bahasa Latin dan Italia. Bahasan yang banyak dinukil oleh ilmuwan barat dari
karangan Al-Khawarizmi adalah tentang persamaan kuadrat.
Sumbangan Al-Khwarizmi dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa. Tabel ilmu ukur sudutnya
yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen telah membantu para ahli
Eropa memahami lebih jauh tentang ilmu ini. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang
memuat fungsi sinus, kosinus dan kotangen serta konsep diferensiasi.
Selain mengarang Al-Maqala fi Hisab-al Jabr wa-al-Muqabilah, ia juga diketahui telah menulis
beberapa buku dan banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin pada awal abad ke-12, oleh dua
orang penerjemah terkemuka yaitu Adelard Bath dan Gerard Cremona. Risalah-risalah
aritmetikanya, satu diantaranya berjudul Kitab al-Jam'a wal-Tafreeq bil Hisab al-Hindi
(Menambah dan Mengurangi dalam Matematika Hindu), hanya dikenal dari translasi berbahasa
latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh
universitas-universitas di Eropa.
Kedua karya tersebut banyak menguraikan tentang persamaan linier dan kuadrat; penghitungan
integrasi dan persamaan dengan 800 contoh yang berbeda; tanda-tanda negatif yang sebelumnya
belum dikenal oleh bangsa Arab. Dalam Al-Jama' wa at-Tafriq, Al-Khwarizmi menjelaskan
tentang seluk-beluk kegunaan angka-angka, termasuk angka nol dalam kehidupan sehari-hari.
Karya tersebut juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin

Al Khawarizmi bapak algoritma.


Dalam bidang aritmetika, Al-Khawarizmi menulis kitab Al-Jam wal Tafriq bi Hisab al-Hid (Book
of Addition Substraction by the Methode Calculation). Edisi asli berbahasa Arab telah hilang,
tapi versi lainnya ditemukan pada tahun 1857 di perpustakaan Universitas Cambridge. Karya AlKhawarizmi itu dikenal sebagai buku pelajaran pertama yang ditulis dengan menggunakan
sistem bilangan desimal. Meskipun masih bersifat dasar, ini merupakan titik awal
penyeimbangan ilmu matematika dan sains. Terminologi algoritma, mungkin bukan sesuatu yang
asing bagi kita Di Eropa, karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai Alchwarizmi,
Alkarismi, Algorithmi, Algorismi. Di literatur barat beliau lebih terkenal dengan sebutan
Algorizm. Panggilan inilah yang kemudian dipakai untuk menyebut konsep algoritma yang
ditemukannya. Para pelajar Eropa mengaitkan Al-Khawarizmi ini dan New Arithmetic yang pada
akhirnya menjadi basis notasi angka, dimana notasi penulisan angka Arab dikenal dengan
Algorism atau Algoritma. Dalam sejarah ilmu pengetahuan, kelak Al-Khwarizmi dikenal sebagai
pengembang aritmetika dan geometri. Perhitungan logaritma yang dewasa ini digunakan secara
luas di bidang komputer (sains & engineering), diketahui berasal dari hasil pemikirannya.
Al Khawarizmi adalah orang pertama memperkenalkan angka 0 (nol) dalam dunia ilmu
pengetahuan (bilangan/hitungan).

Meski ia bukan penemu angka 0 (nol), namun Al-Khawarizmi orang pertama di dunia yang
memperkenalkan angka nol sebagai suatu bilangan dalam ranah ilmu pengetahuan.
'Kosong', atau 0, bukan sebarang angka, penemuannya merevolusikan pemikiran matematik dan
sains moden. Angka nol ini sudah digunakan di dunia Arab-Islam pada kurun kesembilan. Angka
0 baru diperkenalkan di Eropah pada awal abad ke-13, dibawa oleh pemikir Itali, Fibonacci,
dalam tahun 1202 melalui karya popularnya Liber Abaci. Sifar adalah kata arab untuk angka 0.
Perkataan sifar ini juga membentuk perkataan cipher dalam bahasa Inggeris yang membawa
masud "tiada apa-apa", "simbol", "kod" atau "mesej rahsia".
Sebelum dipopularkan al-Khwarizmi, Ifrah menyebut, beberapa nombor kosong di tulisantulisan pada batu ditemui antaranya prasasti tembaga Sankheda di India pada 594, Trapaeng Prei
di Kemboja (683), Kedukan Bukit, Sumatera (683), Kota Kapor, Sumatera (686), Dinaya, Jawa
(793), Po Nagar, Vietnam (813) dan Bakul, Vietnam (829).
Di wilayah Indonesia angka 0 ditemukan pada tiga perkataan pembilangan duaratus (200),
sariwu tluratus sapulu dua (1312) dan dualaksa (20,000) pada prasasti Kedukan Bukit pada tahun
683, perkataan sapuluh dua (12) dan dua laksa (20,000) di prasasti Telaga Batu (Sumatera) pada
683.
Al Khawarizmi seorang ahli astronomi & geografi.
Al-Khwarizmi juga dikenal sebagai ahli astronomi yang mendasarkan diri pada pemikiran
Ptolemaeus, astronom Iskandariyah yang hidup di abad ke-2 (100-178 M).
Sumbangan pemikiran penting Al-Khwarizmi di bidang astronomi adalah pedoman penentuan
garis lintang dan garis bujur untuk membuat peta, yang lebih akurat dibandingkan dengan
temuan Ptolemaeus. Pada tahun wafatnya Al-Khwarizmi (850 M), lahirlah Al-Battani --bernama
lengkap Abu Abdallah Mohammad ibn Jabir ibn Sinan al-Raqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani.
Di bawah Khalifah Ma'mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan
ukuran dan bentuk bundaran bumi. Penelitian ini dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya
hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah perhitungan
luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Al-Khwarizmi juga menyusun buku tentang
penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari.
Buah pikir Khwarizmi di bidang geografi juga sangat mengagumkan. Dia tidak hanya merevisi
pandangan Ptolemeus dalam geografi tapi malah memperbaiki beberapa bagiannya. Tujuh puluh
orang geografer pernah bekerja dibawah kepemimpina Al khwarizmi ketika membuat peta dunia
pertama di tahun 830. Ia dikisahkan pernah pula menjalin kerjasama dengan Khalifah Mamun
Al-Rashid ketika menjalankan proyek untuk mengetahui volume dan lingkar bumi.
Buku geografinya berjudul Kitab Surat-al-Ard (bentuk rupa bumi) yang memuat peta-peta dunia
dan menjadi dasar geografi Arab. Karya tersebut masih tersimpan di Strassberg, Jerman.
Bukunya ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris.

Eropah Berhutang Kepada Islam.

Sebelum mengenal peradaban Islam, keadaan negeri-negeri Barat sungguh memprihatin-kan.


Dalam bu-ku Sejarah Umum karya Lavis dan Rambon dije-laskan bahwa Inggris Anglo-Saxon
pada abad ke-7 M hingga sesu-dah abad ke-10 M merupakan negeri yang tandus, terisolir,
kumuh, dan liar. Tempat kediaman dan keamanan manusia tidak lebih baik daripada hewan.
Eropa masih penuh dengan hutan-hutan belantara. Mereka tidak mengenal kebersihan. Kotoran
hewan dan sampah dapur dibuang di depan rumah sehingga menyebarkan bau-bau busuk. Dan
kota terbesar di Eropa penduduk-nya tidak lebih dari 25.000 orang.
Kondisi di atas jauh banget bedanya ama keadaan kota-kota besar Islam pada waktu yang sama.
Seperti di kota Cordoba, ibukota Andalus di Spanyol. Cordoba dikelilingi taman-taman hijau.
Penduduknya lebih dari satu juta jiwa. Terdapat 900 tempat pemandian, 283.000 rumah
penduduk, 80.000 gedung-gedung, 600 masjid, 50 rumah sakit, dan 80 sekolah. Semua
penduduknya terpelajar. Karena orang-orang miskin pun menuntut ilmu secara cuma-cuma.
Selain ketinggian peradaban Islam, para ilmuwan Muslim juga punya peran besar dalam
memajukan ilmu pengetahuan dunia.

Semua tinggal sejarah?.


Islam punya sejarah hebat . Akankah islam akan berjaya lagi?, apakah hadis nabi di bawah ini
akan terbukti terulang kembali?
Islam pasti akan mencapai wilayah yang diliputi siang dan malam. Allah tidak akan
membiarkan rumah yang megah maupun yang sederhana, kecuali akan memasukkan agama ini
ke dalamnya, dengan memuliakan orang yang mulia dan dengan menghinakan orang yang hina.
Mulia karena Allah akan memuliakannya dengan Islam; hina karena Allah akan menghinakannya
akibat kekafirannya. (HR. Ahmad dalam Musnad-nya, jld. IV/103).

Anda mungkin juga menyukai